laporan fix skenario b. blok 26
TRANSCRIPT
-
8/11/2019 Laporan Fix Skenario B. Blok 26
1/62
LAPORAN TUTORIAL
SKENARIO B BLOK 26
Disusun oleh : Kelompok 11
Rizky Permata Sari 04111001013
Kardiyus Syaputra 04111001016
Putri Nilam Sari 04111001025
Meylinda 04111001028
Restya Fitriani 04111001033
!"annes #ie 04111001038
$ani%a" 04111001121
Prati&i Raisa 04111001122
Fatima" S"ellya 04111001123
R!'i!kta (l%i M!na 04111001125
(ldika (l)iani 04111001130
Riandri #in**a + 04111001132
(*un* $adi ,i'!&! 04111001135
Mu-"tar #ut%i 04111001142
Tutor: dr. Ella
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
-
8/11/2019 Laporan Fix Skenario B. Blok 26
2/62
TAHUN 2014
ii
-
8/11/2019 Laporan Fix Skenario B. Blok 26
3/62
DAFTAR ISI
Halaman judul 1
Daftar Isi 2
Kata Pengantar 3
Hasil Tutorial dan Belajar Mandiri
Skenario................................................................................................................. 4
I. Klarifikasi Istilah................................................................................................... 4
II. Identifikasi Masalah.............................................................................................. 5
III. Analisis
Masalah....................................................................................................
IV. Hipotesis................................................................................................................
6
31
V. Sintesis................................................................................................................... 32
VI. Kerangka
Konsep...................................................................................................
59
VII. Kesimpulan 59
Daftar Pustaka 60
KATA PENGANTAR
3
-
8/11/2019 Laporan Fix Skenario B. Blok 26
4/62
Puji syukur penyusun haturkan kepada Allah SWT karena atas ridho dan karunia-Nya
laporan tutorial blok 26 ini dapat terselesaikan dengan baik.
Laporan ini bertujuan untuk memaparkan hasil yang didapat dari proses belajar
tutorial, yang merupakan bagian dari sistem pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran
Universitas Sriwijaya.
Penyusun tak lupa mengucapkan terima kasih kepada pihak- pihak yang terlibat
dalam pembuatan laporan ini, mulai dari tutor pembimbing, anggota kelompok 11 tutorial,
dan juga teman- teman lain yang sudah ikut membantu dalam menyelesaikan laporan ini.
Tak ada gading yang tak retak. Penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan laporan
ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik akan sangat bermanfaat bagi
revisi yang senantiasa akan penyusun lakukan.
Palembang, 27 Agustus 2014
Penyusun
4
-
8/11/2019 Laporan Fix Skenario B. Blok 26
5/62
Skenario B Blok 26 Tahun 2014
.n/ asin 38 ta"un datan* ke d!kter karena men*elu" demam yan* "ilan* tim'ul
seak pulan* dari an*ka 6 'ulan yan* lalu/ Seak 6 "ari ini demam mun-ul setiap "ari
disertai men**i*il dan 'erkuran* setela" keluar kerin*at din*in/ .n/ asin u*a
men*elu" sakit kepala mual dan rasa penu" di perut/
Pemeriksaan Fisik
Keadaan mum Kesadaran !mp!s Mentis .ekanan 7ara" 12080 mm$* Nadi
96:menit Respirati!n Rate 24:menit .emperatur (:illa 390
Kepala Sklera ikterik ;; k!nun-ti)a pu-at
-
8/11/2019 Laporan Fix Skenario B. Blok 26
6/62
1/ .n/ asin 38 ta"un datan* ke d!kter karena men*elu" demam yan* "ilan* tim'ul
seak pulan* dari an*ka 6 'ulan yan* lalu/
2/ Seak 6 "ari ini demam mun-ul setiap "ari disertai men**i*il dan 'erkuran* setela"
keluar kerin*at din*in
3/ .n/ asin men*elu" sakit kepala mual dan rasa penu" di perut/
4/ Pemeriksaan %isik/
Keadaan umum Kesadaran !mp!s Mentis .ekanan 7ara" 12080 mm$*
Nadi 96:menit Respirati!n Rate 24:menit .emperatur (:illa 390
Kepala Sklera ikterik ;; k!nun-ti)a pu-at
-
8/11/2019 Laporan Fix Skenario B. Blok 26
7/62
P!la demam Penyakit
K!ntinyu 7emam ti%!id malaria %al-iparum mali*nan
Remitten Se'a*ian 'esar penyakit )irus dan 'akteri
Cntermiten Malaria lim%!ma end!karditis
$ektik atau septik Penyakit Ka&asaki in%eksi py!*enik
Du!tidian Malaria karena P/)i)a:
7!u'le Eu!tidian Kala azar arthritis gonococcaljuvenile rheumathoid
arthritis 'e'erapa drug fever>-!nt!" kar'amazepin?
Relapsin* atau peri!dik Malaria tertiana atau kuartana 'ru-ell!sis
7emam rekuren Familial Mediterranean fever
Penilaian p!la demam meliputi tipe a&itan >perla"an;la"an atau ti'a;ti'a? )ariasi
deraat su"u selama peri!de 24 am dan selama epis!de kesakitan siklus demam dan
resp!ns terapi/ +am'aran p!la demam klasik meliputi
&emam kontin"uatau sustained fever
ditandai !le" penin*katan su"u tu'u" yan* menetap den*an %luktuasi maksimal 04!
selama peri!de 24 am/ Fluktuasi diurnal su"u n!rmal 'iasanya tidak teradi atau tidak
si*ni%ikan/
&emam remiten
ditandai !le" penurunan su"u tiap "ari tetapi tidak men-apai n!rmal den*an %luktuasi
mele'i"i 05! per 24 am/ P!la ini merupakan tipe demam yan* palin* serin*
ditemukan dalam praktek pediatri dan tidak spesi%ik untuk penyakit tertentu/ ariasi
diurnal 'iasanya teradi k"ususnya 'ila demam dise'a'kan !le" pr!ses in%eksi/
demam intermiten
su"u kem'ali n!rmal setiap "ari umumnya pada pa*i "ari dan pun-aknya pada sian*
"ariP!la ini merupakan enis demam ter'anyak kedua yan* ditemukan di praktek
klinis/
&emam se%tik atau hektik
7
-
8/11/2019 Laporan Fix Skenario B. Blok 26
8/62
teradi saat demam remiten atau intermiten menunukkan per'edaan antara pun-ak
dan titik terenda" su"u yan* san*at 'esar/
&emam 'uotidian
dise'a'kan !le" P/ i)a: ditandai den*an par!ksisme demam yan* teradi setiap "ari/
&emam 'uotidian !anda
memiliki dua pun-ak dalam 12 am >siklus 12 am?
Undulant fever
men**am'arkan penin*katan su"u se-ara perla"an dan menetap tin**i selama
'e'erapa "ari kemudian se-ara perla"an turun menadi n!rmal/
&emam lama (prolonged fever)
men**am'arkan satu penyakit den*an lama demam mele'i"i yan* di"arapkan untuk
penyakitnya -!nt!"nya G 10 "ari untuk in%eksi saluran na%as atas/
&emam rekuren
adala" demam yan* tim'ul kem'ali den*an inter)al irre*ular pada satu penyakit yan*
meli'atkan !r*an yan* sama >-!nt!"nya traktus urinarius? atau sistem !r*an multipel/
&emam #ifasik
menunukkan satu penyakit den*an 2 epis!de demam yan* 'er'eda >camelback fever
pattern, atausaddleback fever?/ P!li!mielitis merupakan -!nt!" klasik dari p!la
demam ini/ +am'aran 'i%asik u*a k"as untuk lept!spir!sis demam den*ue demam
kunin* Colorado tick feverspirillary rat-bite fever>Spirillum minus? danfrican
hemorrhagic fever>Mar'ur* ='!la dan demam #assa?/
Relapsing feverdandemam %eriodik
o &emam %eriodik
ditandai !le" epis!de demam 'erulan* den*an inter)al re*ular atau irre*ular/ .iap
epis!de diikuti satu sampai 'e'erapa "ari 'e'erapa min**u atau 'e'erapa 'ulan
su"u n!rmal/ !nt!" yan* dapat dili"at adala" malaria >istila" tertiana di*unakan
8
-
8/11/2019 Laporan Fix Skenario B. Blok 26
9/62
'ila demam teradi setiap "ari ke;3 kuartana 'ila demam teradi setiap "ari ke;4?
dan 'ru-ell!sis/
o Relapsing fever
adala" istila" yan* 'iasa dipakai untuk demam rekuren yan* dise'a'kan !le"
seumla" spesies !rrelia dan ditularkan !le" kutu >l!use;'!rne RF? atau tick
>ti-k;'!rne RF?/
Su"u n!rmal pada tempat yan* 'er'eda
.empat
pen*ukuranenis term!meter
Rentan*H rerata
su"u n!rmal >!?
7emam
>!?
(ksila (ir raksa elektr!nik 34@ I 3@3H 364 3@4
Su'lin*ual (ir raksa elektr!nik 355 I 3@5H 366 3@6
Rektal (ir raksa elektr!nik 366 I 3@9H 3@ 38
.elin*a =misi in%ra mera" 35@ I 3@5H 366 3@6
enis demam malaria
9
-
8/11/2019 Laporan Fix Skenario B. Blok 26
10/62
Sesuda" seran*an panas pertama teradi inter)al 'e'as panas selama antara 48;@2
am lalu diikuti den*an seran*an panas 'erikutnya seperti yan* pertamaH dan
demikian selanutnya/ +eala;*eala malaria Aklasikseperti yan* tela" diuraikan
tidak selalu ditemukan pada setiap penderita dan ini ter*antun* pada spesies
parasit umur dan tin*kat imunitas penderita/
adi pada malaria )i)a: termasuk demam intermitten den*an p!la tertiana yaitu
demam teradi setiap dua "ari sekali/
#. *elaskan etiolo!i dan fatofisiolo!i demam %ada kasus ini+
&emam hilan! tim#ul (6 #ulan "an! lalu)
Penye'a' demam pada kasus ini adala" karena in%eksi parasit plasm!dium
)i)a:/
Mekanisme
(n!p"eles 'etina yan* men*andun* sp!r!z!id di dalam kelenar air luda"
men*"isap dara" manusia sp!r!z!id masuk ke "epar dan menem'us sel
"epat!sit menadi tr!p!z!id 'erkem'an* menadi skiz!n skiz!n
'erkem'an* dan pe-a" >skiz!n;skiz!n dari setiap *enerasi menadi matan*
setiap 48 am sekali? menye'ar se-ara sistemik men*in%eksi eritr!sit
meran*san* makr!%a* men*eluarkan pir!*en end!*en sekresi C#;1 C#;6
.NFa dikirim ke "ip!talamus pen*eluaran asam arakid!nat sintesis
pr!sta*landin P+=2 penin*katan t"erm!stat set p!int demam mun-ul
setiap ti*a "ari ter"itun* dari seran*an demam se'elumnya >demam "ilan*
tim'ul?/
&emam setia% hari ( 6 hari)
10
http://1.bp.blogspot.com/_Y7bXeNT3VtQ/TOts6CDedoI/AAAAAAAAAIc/m9GR2amZpmQ/s1600/malaria+pola.png -
8/11/2019 Laporan Fix Skenario B. Blok 26
11/62
Pe-a"nya sel dara" mera" yan* terin%eksi Plasm!dium dapat
menye'a'kan tim'ulnya *ealademam disertai men**i*il/ Peri!disitas demam
pada malaria 'er"u'un*an den*an &aktu pe-a"nya seumla" skiz!n matan*
dan keluarnya mer!z!it yan* masuk aliran dara" >sp!rulasi?/ Resp!n yan*
teradi 'ila !r*anisme pen*in)eksi tela" menye'ar di dalam dara" yaitupen*eluaran suatu 'a"an kimia !le" makr!%a* yan* dise'ut pir!*en end!*en
>.NF al%a dan C#;1?/
Pir!*en end!*en ini menye'a'kan pen*eluaran pr!sta*landin suatu
perantara kimia l!kal yan* dapat menaikan term!stat "ip!talamus yan*
men*atur su"u tu'u"/ Setela" teradi penin*katan titik pat!kan "ip!talamus
teradi inisiasi resp!n din*in dimana "ip!talamus mendeteksi su"u tu'u" di
'a&a" n!rmal se"in**a memi-u mekanisme resp!n din*in untuk
menin*katkan su"u/ Resp!n din*in terse'ut 'erupa men**i*il den*an tuuan
a*ar pr!duksi panas menin*kat dan )as!k!nstriksi kulit untuk se*eramen*uran*u pen*eluaran panas/
,. *elaskan hu#un!an antara demam %ada kasus ini den!an ri-a"at
#er%er!ian ke Ban!ka 6 #ulan "an! lalu
7emam yan* teradi pada kasus ini 'er"u'un*an den*an pr!ses
skiz!*!ni >pe-a"nya mer!z!itskiz!n? aki'at malaria/ Sedan*kan menurut
Peta =ndemisitas Malaria di Cnd!nesia ta"un 200@ diperkirakan sekitar 45J
masyarakat Cnd!nesia 'ertempat tin**al di l!kasi yan* 'erisik! untuk tertular
malaria/ Satu di antara &ilaya" di Cnd!nesia yan* yan* merupakan daera"endemis malaria adala" Ka'upaten an*ka di Pr!)insi Kepulauan an*ka
elitun*/ ,ilaya" terse'ut dikate*!rikan se'a*ai &ilaya" endemis sedan*
untuk malaria den*an an*ka (MC 293 per 1000 penduduk pada ta"un 200@
>7epkes RC 2008?/ Se"in**a disimpulkan 'a"&a asal in%eksi malaria pada
kasus 'er"u'un*an den*an 'eper*ian ke an*ka/
2. Se$ak 6 hari ini demam mun,ul setia% hari disertai men!!i!il dan #erkuran!
setelah keluar kerin!at din!in.
a. *elaskan hu#un!an antara demam "an! tim#ul se$ak 6 #ulan "an! lalu(hilan! tim#ul) den!an demam "an! mun,ul setia% hari
7emam "ilan* tim'ul 6 'ulan yan* lalu adala" in%eksi primer dari satu
enis strain plasm!dium )i)a:/ Se"in**a *am'aran "ilan* tim'ul terse'ut
merupakan p!la dari plasm!dium terse'ut/ Sedan*kan yan* sekaran*
merupakan in%eksi dari 2 strain yan* 'er'eda se"in**a *ealanya mun-ul
setiap "ari karena p!lanya salin* men*isi/
#. *elaskan etiolo!i dan fatofisiolo!i men!!i!il %ada kasus ini
11
-
8/11/2019 Laporan Fix Skenario B. Blok 26
12/62
,. Ba!aimana %atofisiolo!i keluar kerin!at din!in setelah demam
Pr!ses 'erkerin*at pada demam malaria merupakan termasuk *eala
.rias Malaria/ erkerin*at teradi seak tu'u" masuk ke %ase demam dimana
su"u tu'u" menin*kat/ Pen*eluaran kerin*at melalui kulit teradi se'a*ai e%ekpenin*katan su"u tu'u" terse'ut/ Pen*eluaran kerin*at diran*san* !le"
pen*eluaran impuls di area pre!ptik anteri!r "ip!talamus melalui aras sara%
simpatis ke seluru" kulit tu'u" kemudian menye'a'kan ran*san*an pada sara%
k!liner*ik kelenar kerin*at yan* meran*san* pr!duksi kerin*at/ Kelenar
kerin*at u*a dapat men*eluarkan kerin*at karena ran*san*an dari epine%rin
dan n!re%ineprin/
Pr!ses 'erkerin*at ini 'erlanut sampai ke %ase demam selesai
>memasuki %ase kerin*at? dimana su"u tu'u" turun den*an -epat kem'ali
menadi n!rmal/ Pada %ase inila" yan* dise'ut kerin*at din*in yaitu ketika
tu'u" masi" 'erkerin*at se'a*ai e%ek saat su"u tu'u" menin*kat sampai su"u
tu'u" turun den*an -epat kem'ali menadi n!rmal/
d. /en!a%a demam #erkuran! setelah keluar kerin!at din!in
7emam adala" penin*katan titik pat!kan >set;p!int? su"u di
"ip!talamus/ 7en*an penin*katkan titik pat!kan terse'ut maka "ip!talamus
men*irim sinyal untuk menin*katkan su"u tu'u"/ .u'u" 'eresp!ns den*an
men**i*il dan menin*katkan meta'!lisme 'asal/ adi keti*a sympt!m ini
se'a*ai k!mpensasi "ip!talamus akan menin*katkan titik pat!kan su"u tu'u">di atas su"u n!rmal?/ Su"u di luar tu'u" sekaran* 'erada di 'a&a" su"u
12
-
8/11/2019 Laporan Fix Skenario B. Blok 26
13/62
dalam tu'u" se"in**a teradi penin*katan su"u dalam tu'u"/ Keadaan ini
mem'erikan ketidakseim'an*an dan aki'atnya teradila" resp!n din*in
>men**i*il?/ Kemudian k!ntraksi !t!t >men**i*il? mem'erikan dampak
'erupa penurunan suplai dara" ke arin*an/ Se"in**a tu'u" akan
men*eluarkan panas 'erupa kerin*at/
erkerin*at memun*kinkan tu'u" untuk men*atur su"u/ erkerin*at
dikendalikan !le" pusat dari pre!ptik dan daera" anteri!r "ip!talamus di mana
tedapat neur!n term!sensiti%/ Fun*si pen*aturan panas dari "ip!talamus u*a
dipen*aru"i !le" input dari resept!r su"u pada kulit/ Ran*san*an area pre!ptik
di 'a*ian anteri!r "ip!talamus 'aik se-ara listrik atau !le" panas yan*
'erle'i"an akan menye'a'kan 'erkerin*at/ $al ini dise'a'kan !le" su"u yan*
tin**i pada kulit akan menurunkan p!tensial am'an* "ip!talamus untuk
'erkerin*at dan menin*katkan umpan 'alik >%eed'a-k? "ip!talamus se'a*ai
resp!n ter"adap )ariasi pada temperatur inti/ Cmpuls sara% dari area yan*menye'a'kan 'erkerin*at ini di"antarkan melalui aras !t!n!m ke medula
spinalis dan kemudian melalui aras simpatis men*alir ke kulit di seluru"
tu'u"/
Pada temperature di atas 340 pen*aturan sirkulasi panas tidak -ukup
den*an radiasi dimana pada k!ndisi ini tu'u" mendapat panas dari radiasi/
Mekanisme panas yan* dipakai dalam keadaan ini den*an -ara pen*uapan
>e)ap!rasi?/ +erakan k!ntraksi pada kelenar kerin*at 'er%un*si se-ara
peri!dik mem!mpa tetesan -airan kerin*at dari lumen permukaan kulit adi
kerin*at merupakan mekanisme pendin*in yan* palin* e%ekti%/ le" karena
itula" demam akan turun setela" 'erkerin*at/
3. Tn. Yasin men!eluh sakit ke%ala mual dan rasa %enuh di %erut.
tiolo!i dan mekanisme (sesuai kasus)
Sakit ke%ala
Cn%eksi Plasm!dium melepaskan t!ksin malaria atau +PC se"in**a
men*akti%asi makr!%a* dan mensekresikan C# 2 ;G men*akti%asi sel ." ;G
mensekresikan C#3 ;G men*akti%asi sel mast ;G mensekresikan P(F >Platelet
(-ti)atin* Fa-t!r? yaitu pem'a&a pesan kimia&i yan* menye'a'kan
in%lamasi pen*erutan pem'ulu" dara" pen**umpalan dara" dan ak"irnya
*an**uan %un*si -ere'ral ;G men*akti%kan %akt!r "a*emann >%a-t!r k!a*ulasi
atau pen**umpalan? ;G sintesis 'radikinin >'radikardin 'ersi%at )as!dilatasi
menin*katkan permea'ilitas )askuler ds'? ;G meran*san*resp!n sera'ut
sara% di !tak ;Gnyeri ;G sakit kepala/
Mual
Mekanisme mual
13
-
8/11/2019 Laporan Fix Skenario B. Blok 26
14/62
-
8/11/2019 Laporan Fix Skenario B. Blok 26
15/62
!mp!s mentis !mp!s mentis N!rmal
.ekanan dara" 12080
mm$*
.ekanan dara" 12080 mm$* N!rmal
Nadi 96:menit Nadi 60;100:menit N!rmal
RR 24:menit RR 12;20:menit .akipneu
.emperatur a:illa 39L .emperatur 365 I 3@2L 7emam
/ekanisme a#normal
1/ .akipneu
Peru'a"an set p!int "yp!t"alamus G penin*katan meta'!lism G
penin*katan perna%asan
2/ 7emam
#. Ke%ala leher dan ekstremitas
15
-
8/11/2019 Laporan Fix Skenario B. Blok 26
16/62
K!nun*ti)a pu-at
Pada pemeriksaan %isik ditemukan k!nun*ti)a yan* puat ini menandakan
teradinya anemia pada penderita malaria terse'ut/ (dapun penye'a' anemia pada
malaria adala" pen*rusakan eritr!sit !le" parasit "am'atan eritr!p!esis
sementara "em!lisis !le" karena pr!ses -!mplement mediated imun! -!mple:
eritr!%a*!sit!sis pen*"am'atan pen*eluaran retikul!sit dan pen*aru" sit!kin/
,. Thorak dan a#domen
Pemeriks
aanData Tn. Yasin Normal Interpretasi
Paru Normal
Jantung Normal
Lien Teraba !"u#ner 4 Ti$a% teraba
&lenomegali
'&embe(aran
Lien)
*e&arTeraba 1 +ari $i
ba,a" ar!u( !o(taeTi$a% teraba
*e&atomegali
'&embe(aran
*e&ar)
Pada pemeriksaan a'd!men ditemukan pem'esaran "ati dan limpa
>"epat!splen!me*ali?/ Pem'esaran kedua !r*an terse'ut adala" se'a*ai 'entuk resp!n
tu'u" ter"adap masuknya parasit Plasm!dium ke dalam tu'u" terutama ke dalam sel
"epar >"epat!sit? dan R/ $epar dan #ien merupakan !r*an R=S/ K!mp!nen sel
imun ter'anyak pada !r*an ini adala" sel;sel yan* 'ersi%at %a*!sit!sis/ Ketika R
terin%eksi Plasm!dium maka !r*an R=S akan 'erusa"a untuk men*"an-urkan R
yan* tela" Orusak terse'ut/ .etapi tidak semua R yan* 'er"asil di"an-urkan
se"in**a in%eksi Plasm!dium tetap teradi/ paya !r*an R=S untuk mendestruksi
R terse'ut adala" den*an -ara memper'anyak sel;sel imun/ Cnila" yan*
menye'a'kan #ien mem'esar/ Sementara di "epar pr!ses %a*!sit!sis meli'atkan sel
Kup%%er untuk men*eliminasi parasit Plasm!dium yan* terdapat di "epar terse'ut/
Pem'esaran "epar 'iasanya teradi pada malaria kr!nis karena adanya in%iltrasi di%us
!le" sel m!n!nukleus pada perip!rtal yan* menin*kat sealan den*an 'erulan*nya
seran*an malaria
. emeriksaan %enun$an!.
16
-
8/11/2019 Laporan Fix Skenario B. Blok 26
17/62
$' 9 *rdl R 45t , 11/000mm3 .r!m'!sit 200/000mm3
77R kuran R yan* terin%eksi mem'esar tampak *am'aran rin* %!rm
-enderun* te'al dan kasar tampak sit!plasma tidak teratur >ame'!id? dan
terdapat S-"u%%nerAs d!t/
a. *elaskan inter%retasi dan mekanisme a#normal dari
$' 9 *rdl R 45 t , 11/000mm3 .r!m'!sit 200/000mm3
$asil #a' Nilai n!rmal Cnterpretasi Mekanisme
Hb 9 gr/dl Pria 14;18
*rdl
,anita 12;16
*rdl
7eraat
(nemia
Rin*an sekali
$' 10 *rJdlI atas n!rmal
Rin*an $' 8
*rJdl I 99 *r
Jdl
Sedan* $' 6
*rJdl I @9 *r
Jdl
erat $' Q 6
*rJdl
adi pada kasus
termasuk
anemia rin*an
(nemia teradi karena
pe-a"nya sel dara" mera"
yan* terin%eksi maupun
yan* tidak terin%eksi/
Plasm!dium )i)a: dan P/
!)ale "anya men*in%eksi sel
dara" mera" muda
yan* umla"nya "anya 2J
dari seluru" umla" sel dara"
mera"
Se"in**a anemia yan*
dise'a'kan
!le" P/ )i)a: P/ !)ale dan P/
malariae umumnya teradi
pada keadaan kr!nis/ Cni
menandakan 'a"&a pasien
ini suda" menderita malaria
kr!nis seak ia pulan* dari
an*ka/
RBC 4,5 jt Pria 4@ uta;
61 uta selul
dara" &anita
42 uta ; 54
uta selul
dara"/
Masi" dalam
'atas n!rmal
adi &alaupun pasien suda"
men*alami anemia rin*an
nilai R masi" dalam 'atas
n!rmal karena mun*kin
pem'entukan R yan*
masi" terus dipr!duksi/
WBC
11./!!"5/000 ; 10/000
selul dara"/
Menin*kat Cni dise'a'kan karena adanya
in%eksi parasit malaria di
dalam tu'u" yan*
menye'a'kan sistem
perta"anan tu'u" dipa-u
17
-
8/11/2019 Laporan Fix Skenario B. Blok 26
18/62
-
8/11/2019 Laporan Fix Skenario B. Blok 26
19/62
se'a*ai -in-in den*an inti pada satu sisi/.r!p!z!it tua tampak se'a*ai -in-in
amu'!id aki'at pene'alan sit!plasma yan* tidak merata/ 7alam &aktu 36 am
parasit akan men*isi le'i" dari seten*a" sel eritr!sit yan* mem'esar/ Pr!ses
selanutnya inti sel parasit akan men*alami pem'ela"an dan menadi 'entuk
s-"iz!nt yan* 'erisi mer!z!it 'erumla" antara 16 I 18 'ua"/ +amet!sit men*isi
"ampir seluru" eritr!sit/ Mikr!*amet!sit 'erinti 'esar dalam pe&arnaan +iemsa
akan 'er&arna mera" muda sedan*kan sit!plasma 'er&arna 'iru/ Makr!*amet!sit
'erinti padat 'er&arna mera" letaknya 'iasanya di pin**ir/.erdapat 'intik;'intik
mera" yan* dise'ut titik S-"u%%ner pada eritr!sit yan* terin%eksi parasit ini/
>Sun*kar S 1994 ?
#. *elaskan ,ara %emeriksaan &&5 +
Pemeriksaan 77R >7rike 7rupple? adala" pemeriksaan apusan dara" yan*
di*unakan untuk mendia*n!sis malaria/
ara pemeriksaan mikr!sk!pis malaria (pus dara"
Pemeriksaan 7ara" .e'al
.uuan Preparat dara" te'al di*unakan untuk meli"at apaka" typeenis
malarianya#an*ka" Kera
; ersi"kan uun* ari den*an kapas al-!"!l @0J 'iarkan kerin*
; .usuk ari den*an 'l!!d lan-kep dara" pertama di"apus den*an tisu
; Kemudian am'il tetes dara" den*an -ra memutar !'ek *elas pada ari
; iarkan preparat kerin*?
; uat larutan pe&arnaan dari -ampuran *iemsasta-k 3tetes den*an 1ml larutan
P$ @2
; Setela" preparat kerin* teteskan *iemsa "in**a menutupi semua dara"
'iarkan 15menit
; ilas den*an air sulin*an; #etakan sediaan dalam sikat )erti-al dan 'iarkan m!n*erin*
19
-
8/11/2019 Laporan Fix Skenario B. Blok 26
20/62
; a-a preparat den*an mikr!sk!p rendam minyak
$asil
>
-
8/11/2019 Laporan Fix Skenario B. Blok 26
21/62
7ia*n!sis 'andin* malaria tanpa k!mplikasi adala" penyakit;penyakit den*an
demam yaitu
Cn%eksi saluran kemi"
7emam ti%!id
demam G @ "r/
sakit perut k!nstipasi diare
lida" k!t!r 'radikardi relati%
r!se!la sp!t
leuk!penia lim%!sit!sis relati%
ane!sin!%ilia
kesadaran menurun 'erka'ut apatis
CSP(
'atuk pilek 'ersin sakit menelan
sakit kepala mial*ia ineksi k!nun-ti)a %arin* "iperemis
7emam den*ue
7emam tin**i mendadak k!ntinu
sakit kepala retr!!r'ital muka mera"
ui t!rnikuet p!siti%
$t tr!m'!sit pr!tein plasma
C*M C*+ anti den*ue p!siti%
#ept!spir!sis
Masa inku'asi 2 I 26 "ari 'iasanya @;13 "ari dan rata;rata 10 "ari/
Mempunya 2 %ase yan* k"as yaitu %ase lept"!spirenia dan
)as!imun/ an* serin* 'erupa demam men**i*il sakit kepala menin*ismus
an!reksia mial*ia k!nun*ti)a supusian mual munta" nyeri
a'd!men disterus "epat!me*ali ruam kulit dan %!t!%!'ia/
an* aran* 'erupa delirium perdara"an diare edema
splen!me*ali/
7ia*n!sis 'andin* malaria 'erat den*an k!mplikasi adala"
Menin*!en-e%alitis
Str!ke
.i%!id ense%al!pati
$epatitis
#ept!spir!sis 'erat
+l!merul!ne%ritis akut atau kr!nik
Sepsis
7$F atau 7SS
7ia*n!sis 'andin* 'erdasarkan malarianya
21
-
8/11/2019 Laporan Fix Skenario B. Blok 26
22/62
8. A%a etiolo!i %ada kasus ini
Penyakit malaria dise'a'kan !le" sp!r!z!a dari *enus Plasm!dium %amily
Plasm!didae dan !rd! !--ididae/ Cn%eksi malaria san*at ditentukan !le" 4 enis
spesies Plasm!dium
a/ Plasm!dium %al-iparum >malaria tertiana mali*na? penye'a' malaria tr!pika
yan* serin* menye'a'kan malaria 'eratmalaria !tak dan kematian/'/ Plasm!dium )i)a: >malaria tertian 'eni*na? penye'a' malaria tertiana yan*
rin*an/
-/ Plasm!dium malariae penye'a' malaria kuartana/
d/ Plasm!dium !)ale >malaria tertian !)ale? enis ini aran* sekali diumpai
umumnya 'anyak di (%rika dan Pasi%ik arat
7. A%a sa$a faktor risisko %ada kasus ini
Fakt!r;%akt!r yan* menin*katkan risik! terkena malaria antara lain
a/ .in**al atau melakukan peralanan ke ne*ara atau daera" dimana terdapat
penyakit malaria/'/ erper*ian ke daera" dimana ada penyakit malaria malaria dan
.idak minum !'at untuk men-e*a" malaria se'elum selama dan setela"
peralanan atau tidak minum !'at den*an 'enar/
erada di luar terutama di daera" pedesaan pada &aktu sena dan %aar
>malam "ari? yaitu &aktu akti% dari nyamuk yan* menularkan malaria/
.idak men*am'il lan*ka" pen-e*a"an untuk melindun*i diri dari *i*itan
nyamuk/
Pada kasus ini %akt!r risik! .n/ asin terkena malaria adala" karena dia per*i ke
an*ka yan* merupakan daera" endemis malaria/
22
-
8/11/2019 Laporan Fix Skenario B. Blok 26
23/62
10. *elaskan e%idemiolo!i kasus ini
7i Cnd!nesia malaria merupakan masala" kese"atan yan* pentin* !le"
karena penyakit ini endemik di se'a*ian 'esar &ilaya" Cnd!nesia terutama di luar
a&a dan ali/ =pidemi malaria serin*kali dilap!rkan dari 'er'a*ai &ilaya"
den*an an*ka kematian yan* le'i" tin**i pada anak;anak di 'a&a" 5 ta"un
di'andin* !ran* de&asa/
Penelitian ulius >200@? den*an desain -ase series di Ka'upaten intan
Kepulauan Riau ta"un 2005;2006 terdapat 384 penderita malaria 243 !ran*
>633J? laki;laki dan 141 !ran* >36@J? perempuan kel!mp!k umur 5;14 ta"un
23 !ran* >6J? 15;44 ta"un 326 !ran* >849J? dan G45 ta"un 35 !ran*
>91J?/20 Penelitian !*a dalam Sarumpaet dan .ari*an >2006? ta"un 1999 di
Ka'upaten epara a&a .en*a" diper!le" 'a"&a dari 145 kasus malaria yan*diteliti 44J 'erasal dari pekeraan petani serta tidak ditemukan pada
PNS.NCP#RC/
Penelitian Sunarsi" dkk ta"un 2004;200@ den*an desain kasus k!ntr!l kasus
malaria di &ilaya" Puskesmas Pan*kal'alam K!ta Pan*kalpinan* 'anyak diderita
resp!nden 'erumur 21;25 ta"un >1@6J? umur 36;40 ta"un >14@J?/ Namun
se-ara keseluru"an %en!mena terse'ut menunukkan 'a"&a penyakit malaria
menyeran* "ampir seluru" kel!mp!k umur 80 !ran* mempunyai enis kelamin
laki;laki >588J? perempuan 412J >56 !ran*?/
.empat
atas dari penye'aran malaria adala" 64L# >Rusia? dan 32L#S
>(r*entina?/Ketin**ian yan* dimun*kinkan adala" 400 meter di 'a&a"
permukaan laut >#aut mati dan Kenya? dan 2600 meter di atas permukaan laut
>!li)ia?/
Penelitian ("madi dkk ta"un 2008 di di 7esa #u'uk Nipis Ke-amatan
.anun* (*un* Ka'upaten Muara =nim terli"at 'a"&a dari 54 resp!nden yan*
p!siti% malaria terdapat 53 >981 J? resp!nden yan* mempunyai tempat tin**al
den*an arak kuran* dari 200 m dari "utanke'unsemak;semaksa&a" dan 1 >19
J? resp!nden yan* mempunyai tempat tin**al yan* 'erarak le'i" dari 200 m/
7i*unakan arak 200 m adala" karena 200 m adala" arak ter'an* maksimum
nyamuk
11. Ba!aimana %ato!enesis kasus ini
.eradinya in%eksi !le" parasit Plasm!dium ke dalam tu'u" manusia dapat teradi
melalui dua -ara yaitu
1/ Se-ara alami melalui *i*itan nyamuk an!p"eles 'etina yan* men*andun*
parasit malaria
23
-
8/11/2019 Laporan Fix Skenario B. Blok 26
24/62
2/ Cnduksi yaitu ika stadium aseksual dalam eritr!sit masuk ke dalam dara"
manusia misalnya melalui trans%use dara" suntikan atau pada 'ayi yan* 'aru
la"ir melalui plasenta i'u yan* terin%eksi >-!n*enital?/
Pat!%isi!l!*i malaria san*at k!mpleks dan mun*kin 'er"u'un*an den*an "al;"al
se'a*ai 'erikut
1/ Pen*"an-uran eritr!sit yan* teradi !le" karena
;Pe-a"nya eritr!sit yan* men*andun* parasit
;Fa*!sit!sis eritr!sit yan* men*andun* dan tidak men*andun* parasit
(ki'atnya teradi anemia dan an!ksia arin*an dan "em!lisis intra)askuler
2/ Pelepasan mediat!r =nd!t!ksin;makr!%a*
Pada pr!ses skiz!ni yan* melepaskan end!t!ksin makr!%a* melepaskan 'er'a*ai
mediat!r end!t!ksin/
3/ Pelepasan .NF
Merupakan suatu m!n!kin yan* dilepas !le" adanya parasit malaria/ .NF ini
'ertan**un* a&a' ter"adap demam "ip!*likemia (R7S/
4/ Sekuetrasi eritr!sit
=ritr!sit yan* terin%eksi dapat mem'entuk kn!' di permukaannya/ Kn!' ini
men*andun* anti*en malaria yan* kemudian akan 'ereaksi den*an anti'!dy/
=ritr!sit yan* terin%eksi akan menempel pada end!tel kapiler alat dalam dan
mem'entuk *umpalan se"in**a teradi 'endun*an/
12. A%a sa$a manifestasi klinis %ada kasus ini
Se-ara klinis *eala dari penyakit malaria terdiri atas 'e'erapa seran*an demam
den*an inter)al tertentu yan* diselin*i !le" suatu peri!de dimana penderita 'e'as
sama sekali dari demam/+eala klinis malaria antara lain se'a*ai 'erikut/
a/ adan terasa lemas dan pu-at karena kekuran*an dara" dan 'erkerin*at/
'/ Na%su makan menurun/
-/ Mual;mual kadan*;kadan* diikuti munta"/
d/ Sakit kepala yan* 'erat terus menerus k"ususnya pada in%eksi den*an
plasm!dium Fal-iparum/
e/ 7alam keadaan mena"un >kr!nis? *eala diatas disertai pem'esaran limpa/
%/ Malaria 'erat seperti *eala diatas disertai kean*;kean* dan penurunan/
*/ Pada anak makin muda usia makin tidak elas *eala klinisnya tetapi yan*
men!n!l adala" men-ret >diare? dan pusat karena kekuran*an dara" >anemia?
serta adanya ri&ayat kunun*an ke atau 'erasal dari daera" malaria/
Malaria menunukkan *eala;*eala yan* k"as yaitu
a/ 7emam 'erulan* yan* terdiri dari ti*a stadium stadium kedin*inan stadium
panas dan stadium 'erkerin*at
'/ Splen!me*ali >pem'en*kakan limpa?
-/ (nemi yan* disertai malaise
Seran*an malaria 'iasanya 'erlan*sun* selama 6;10 am dan terdiri dari ti*a
tin*katan yaitu
24
-
8/11/2019 Laporan Fix Skenario B. Blok 26
25/62
a/ Stadium din*in
Stadium ini mulai den*an men**i*il dan perasaan yan* san*at din*in/ +i*i
*emeretak dan penderita 'iasanya menutup tu'u"nya den*an se*ala ma-am
pakaian dan selimut yan* tersedia nadi -epat tetapi lema"/ i'ir dan ari
emarinya pu-at ke'iru;'iruan kulit kerin* dan pu-at/ Penderita mun*kin munta"
dan pada anak;anak serin* teradi kean*/ Stadium ini 'erlan*sun* antara 15 menit
sampai 1 am/
'/ Stadium 7emam
Setela" merasa kedin*inan pada stadium ini penderita merasa kepanasan/ Muka
mera" kulit kerin* dan terasa san*at panas seperti ter'akar sakit kepala dan
munta" serin* teradi nadi menadi kuat la*i/ iasanya penderita merasa san*at
"aus dan su"u 'adan dapat menin*kat sampai 41L atau le'i"/ Stadium ini
'erlan*sun* antara 2 sampai 4 am/ 7emam dise'a'kan !le" pe-a"nya skiz!n
dara" yan* tela" matan* dan masuknya mer!z!it dara" ke dalam aliran dara"/
Pada P/ )i)a: dan P/ !)ale skiz!n;skiz!n dari setiap *enerasi menadi matan*
setiap 48 am sekali se"in**a demam tim'ul setiap ti*a "ari ter"itun* dari
seran*an demam se'elumnya/ Nama malaria tertiana 'ersum'er dari %en!mena
ini/ Pada P/ malaria %en!mena terse'ut @2 am se"in**a dise'ut malaria P/
)i)a:P/ !)ale "anya inter)al demamnya tidak elas/ Seran*an demam diikuti !le"
peri!de laten yan* lamanya ter*antun* pada pr!ses pertum'u"an parasit dan
tin*kat keke'alan yan* kemudian tim'ul pada penderita/
-/ Stadium erkerin*at
Pada stadium ini penderita 'erkerin*at 'anyak sekali sampai;sampai tempat
tidurnya 'asa"/ Su"u 'adan menin*kat den*an -epat kadan*;kadan* sampai
di'a&a" su"u n!rmal/ Penderita 'iasanya dapat tidur nyenyak/ Pada saat 'an*un
dari tidur merasa lema" tetapi tidak ada *eala lain stadium ini 'erlan*sun* antara2 sampai 4 am/
+eala;*eala yan* dise'utkan diatas tidak selalu sama pada setiap penderita
ter*antun* pada spesies parasit dan umur dari penderita *eala klinis yan* 'erat
'iasanya teradi pada malaria tr!pika yan* dise'a'kan !le" plasm!dium
%al-iparum/ $al ini dise'a'kan !le" adanya ke-enderun*an parasit >'entuk
tr!%!z!it dan skiz!n? untuk 'erkumpul pada pem'ulu" dara" !r*an tu'u" seperti
!tak "ati dan *inal se"in**a menye'a'kan tersum'atnya pem'ulu" dara" pada
!r*an;!r*an tu'u" terse'ut/ +eala 'erupa k!mapin*san kean*;kean* sampai
25
-
8/11/2019 Laporan Fix Skenario B. Blok 26
26/62
tidak 'er%un*sinya *inal/ Kematian palin* 'anyak dise'a'kan !le" enis malaria
ini/ Kadan*Ikadan* *ealanya mirip k!lera atau disentri/ la-k &ater %e)er yan*
merupakan *eala 'erat adala" mun-ulnya "em!*l!'in pada air seni yan*
menye'a'kan &arna air seni menadi mera" tua atau "itam/ +eala lain dari 'la-k
&ater %e)er adala" ikterus dan munta";munta" yan* &arnanya sama den*an &arna
empedu 'la-k &ater %e)er 'iasanya diumpai pada mereka yan* menderita in%eksi
P/ %al-i%arum yan* 'erulan* ;ulan* dan in%eksi yan* -ukup 'erat/
Se-ara klasik demam teradi setiap dua "ari untuk parasit tertiana >P/ %al-iparum
P/ )i)a: dan P/ !)ale? dan setiap ti*a "ari untuk parasit Euartan >P/ malariae?/
7 >2004? dalam Sem'el >2009? men*emukakan 'a"&a karakteristik parasit
malaria dapat mempen*aru"i adanya malaria dan dampaknya ter"adap p!pulasi
manusia/ P/ %al-iparum le'i" men!n!l di (%rika 'a*ian selatan Sa"ara den*an
umla" penderita yan* le'i" 'anyak demikian u*a yan* menin**al di'andin*kan
den*an daera";daera" tempat parasit yan* lain le'i" men!n!l/ P/ )i)a: dan P/
!)ale memiliki tin*katan "yn!z!ites yan* dapat tetap d!rman dalam sel "ati untuk
an*ka &aktu tertentu >'ulan atau ta"un? se'elum direakti)asi dan men*in)asi
dara"/ P/ %al-iparum dan P/ )i)a: kemun*kinan mampu men*em'an*kan
keta"anannya ter"adap !'at antimalaria/
13. Ba!aiman tata laksana kasus ini
Pen*!'atan malaria yan* tidak tepat dapat menye'a' resistensi se"in**a
menye'a'kan meluasnya malaria dan menin*katnya m!r'iditas/ ntuk itu ,$
tela" merek!mendasikan pen*!'atan malaria se-ara *l!'al den*an pen**unaan
re*imen !'at (. >(rtemisin !m'inati!n ."erapy? dan tela" disetuui !le"
7epkes RC seak ta"un 2004 se'a*ai !'at lini C diseluru" Cnd!nesia/ Pen*!'atan
den*an (. "arus disertai den*an kepastian ditemukannya parasit malaria se-ara
mikr!sk!pik atau sekuran*;kuran*nya den*an pemeriksaan R7. >Rapid7ia*n!sti- .est?/ Pen*!'atan (. yan* direk!mendasikan meliputi
1/ K!m'inasi artemeter < lume%antrin >(#?
2/ K!m'inasi artesunate < am!dikuin
3/ K!m'inasi artesunate < me%l!kuin
4/ K!m'inasi artesunate < sul%ad!ksin I pirimetamin
erikut ini adala" penatalaksanaan malaria rin*antanpa k!mplikasi
'erdasarkan k!nsensus 7epartemen Kese"atan rek!mendasi .im a"li Malaria
7epkes RC serta ped!man ,$ ta"un 2006
1/ Pen*!'atan Malaria P/ %al-iparum
26
-
8/11/2019 Laporan Fix Skenario B. Blok 26
27/62
#ini C (rtesunate < (m!dikuin >1 ta'let artesunate 50 m* dan 1 ta'let am!dikuin
200 m*/ 7!sis artesunate iala" 4 m*k* "ari selama 3 "ari dan d!sis
am!diakuin iala" 10 m*k* "ari selama 3 "ari/
.a'el 2/1/ Pen*!'atan #ini C Plasm!dium Fal-iparum 'erdasarkan sia
*ari Jeni( -bat Jumla" tablet menurut %elom&o% umur
o(i(
Tunggal
0/1
bulan
2/11
bulan
1/4
ta"u
n
5/9
ta"u
n
10/14
ta"un
15
ta"un
1 rte(unate 14 1 2 3 4
mo$ia%uin 14 1 2 3 4
Prima%uin / / 34 1 12 2 2/3
2 rte(unate 14 1 2 3 4
mo$ia%uin 14 1 2 3 4
3 rte(unate 14 1 2 3 4
mo$ia%uin 14 1 2 3 4
Pada kasus;kasus den*an ke*a*alan artesunate
-
8/11/2019 Laporan Fix Skenario B. Blok 26
28/62
mo$ia%uin 14 1 2 3 4
Prima%uin / / 14 12 34 1
3 rte(unate 14 12 1 2 3 4
mo$ia%uin 14 12 1 2 3 4
Prima%uin / / 14 12 34 1
4/
14
Prima%uin / / 14 12 34 1
ika teradi ke*a*alan pen*!'atan lini C maka dapat di*unakan k!m'inasi
di"idr!artemisin$ariant! 2010?
14. Ba!aiman %ro!nosis %en"akit %ada kasus ini
Pr!*n!sis malaria ter*antun* dari
Spesies penye'a'
Ke-epatan dan ketepatan dia*n!sis dan pen*!'atan
Ke*a*alan %un*si !r*an ke*a*alan %un*si !r*an dapat teradi pada malaria
'erat terutama !r*an;!r*an )ital/ Semakin sedikit !r*an )ital yan* ter*an**u dan
men*alami ke*a*alan dalam %un*sinya semakin 'aik pr!*n!sisnya/
Kepadatan parasit pada pemeriksaan "itun* parasit semakin padat atau
'anyak umla" parasit yan* didapatkan semakin 'uruk pr!*n!sisnya terle'i" la*i
'ila didapatkan 'entuk skiz!n dalam pemeriksaan dara" tepi/
Pada kasus ini du'ia ad '!nam
1. *elaskan %en,e!ahan %ada kasus ini
a/ Men*"indari *i*itan nyamuk tidur memakai kelam'u men**unakan !'at
nyamuk memakai !'at !les anti nyamuk pasan* ka&at kasa pada )entilasi
menau"kan kandan* ternak dari ruma" men*uran*i 'erada di luar ruma" pada
malam "ari/'/ Pen*!'atan pen-e*a"an 2 "ari se'elum 'eran*kat ke daera" malariaden*an
pem'erian !'at yaitu minum !'at d!ksisilin 1 : 1 kapsul "ari sampai 2 min**u
setela" keluar dari l!kasi endemis malaria/
-/ Mem'ersi"kan lin*kun*an menim'un *enan*an air mem'ersi"kan lumut
*!t!n* r!y!n* mem'ersi"kan lin*kun*an sekitar men-e*a"nya den*an
kent!n*an/
d/ Mene'arkan pemakan entik menekan kepadatan nyamuk den*an mene'arkan
ikan pemakan entik/ Seperti ikan kepala tima" nila mera" *upi muair/
28
-
8/11/2019 Laporan Fix Skenario B. Blok 26
29/62
-
8/11/2019 Laporan Fix Skenario B. Blok 26
30/62
IV. HIPOTESIS
.n/ asin 38 ta"un den*an kelu"an demam "ilan* tim'ul seak pulan*
dari an*ka 6 'ulan yan* lalu karena menderita malaria/
V. SINTESIS
MALARIA
A. Definisi
Malaria adalah penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh Plasmodium
yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual didalam
darah. Infeksi malaria memberikan gejala berupa demam, menggigil, anemia dan
hepatosplenomegali yang dapat berlangsung akut maupun kronik. Infeksi malaria
dapat berlangsung tanpa komplikasi ataupun mengalami komplikasi sistemik yang
dikenal sebagai malaria berat.
B. Epidemiologi
30
-
8/11/2019 Laporan Fix Skenario B. Blok 26
31/62
Malaria merupakan penyakit endemis atau hiperendemis di daerah tropis
maupun subtropis dan menyerang negara dengan penduduk padat. Kini malaria
terutama dijumpai di Meksiko, sebagian Karibia, Amerika Tengah dan Selatan, Afrika
Sub-Sahara, Timur Tengah, India, Asia Selatan, Indo Cina, dan pulau-pulai di PasifikSelatan. Diperkirakan prevalensi malaria di seluruh dunia berkisar antara 160-400
kasus. Plasmodium vivax mempunyai distribusi geografis yang paling luas, mulai dari
daerah yang beriklim dingin, subtropik sampai ke daerah tropis, kadang-kadang
dijumpai di Pasifik Barat. Plasmodium falciparum terutama menyebabkan malaria di
Afrika dan daerah-daerah tropis lainnya.
Di Indonesia malaria tersebar di seluruh pulau dengan derajat endemisitas
yang berbeda-beda dan dapat berjangkit di daerah dengan ketinggian sampai 1800
meter di atas permukaan laut. Angka Annual Parasite Incidence (API) malaria di
pulau Jawa dan Bali pada tahun 1997 adalah 0,120 per 1000 penduduk, sedangkan di
luar pulau Jawa angka Parasite Rate (PR) tetap tinggi yaitu 4,78% pada tahun 1997,
tidak banyak berbeda dengan angka PR tahun 1990 (4,84%). Spesies yang terbanyak
dijumpai adalah Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax. Plasmodium
malariae dijumpai di Indonesia bagian timur, Plasmodium ovale pernah ditemukan di
Irian Jaya dan Nisa Tenggara Timur. Angka kesakitan malaria untuk Jawa Bali diukur
dengan API dan untuk luar Jawa Bali diukur dengan PR. Air tergenang dan udara
panas masing-masing diperlukan untuk pembiakan nyamuk menunjang endemisitas
penyakit malaria. Pada dua puluh lima tahun terakhir ini dijumpai adanya resistensi
Plasmodium falciparum terhadap klorokuin telah menyebar ke berbagai negara
endemis malaria termasuk Indonesia. Resistensi ini mungkin karena munculnya gen
yang telah mengalami mutasi. Akhir-akhir ini juga dijumpai resistensi Plasmodium
falciparum terhadap pirimetamin-sulfadoksin meningkat di negara-negara Asia
Tenggara, Amerika Selatan dan Afrika Sub-Sahara.
C. Etiologi
Malaria disebabkan oleh protozoa dari genus Plasmodium. Pada manusia
Plasmodium terdiri dari 4 spesies, yaitu Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax,
Plasmodium malariae dan Plasmodium ovale. Plasmodium falciparfum merupakan
penyebab infeksi berat bahkan dapat menimbulkan kematian. Keempat spesies
31
-
8/11/2019 Laporan Fix Skenario B. Blok 26
32/62
Plasmodium yang terdapat di Indonesia yaitu Plasmodium falciparfum yang
menyebabkan malaria tropika, Plasmodium vivax yang menyebabkan malaria tertiana,
Plasmodium malariae yang menyebabkan malaria kuartana dan Plasmodium ovale
yang menyebabkan malaria ovale.Seorang dapat terinfeksi lebih dari satu jenis Plasmodium, dikenal sebagai
infeksi campuran atau majemuk. Pada umumnya dua jenis Plasmodium yang paling
banyak dijumpai adalah campuran antara Plasmodium falciparum dan Plasmodium
vivax atau Plasmodium malariae. Kadang-kadang dijumpai tiga jenis Plasmodium
sekaligus, meskipun hal ini jarang sekali terjadi. Infeksi campuran biasanya terdapat
di daerah dengan angka penularan tinggi. Akhir-akhir ini di beberapa daerah
dilaporkan kasus malaria yang telah resisten terhadap klorokuin, bahkan juga resisten
terhadap pirimetamin-sulfadoksin.
Penyakit ini jarang ditemui pada bulan-bulan pertama kehidupan, tetapi pada
anak-anak yang berumur beberapa tahun dapat terjadi serangan malaria tropika yang
berat, bahkan tertiana dan kuartana dan dapat menyebabkan kematian terutama pada
anak dengan gangguan gizi.
D. Daur Hidup Plasmodium
Pada tahun 1898 Ronald Ross membuktikan keberadaan Plasmodium pada
dinding perut tengah dan kelenjar liur nyamuk Culex. Atas penemuan ini ia
memenangkan Hadiah Nobel Kedokteran pada tahun 1902, meskipun sebenarnya
penghargaan itu perlu diberikan kepada profesor Italia Giovanni Battista Grassi, yang
membuktikan bahwa malaria manusia hanya bisa disebarkan oleh nyamuk Anopheles.
Siklus hidup Plasmodium amat rumit. Sporozoit dari liur nyamuk betina yang
mengigit disebarkan ke darah atau sistem limfa penerima[1]. Penting disadari bahwa
bagi sebagian spesies vektornya mungkin bukan nyamuk.
Nyamuk dalam genus Culex, Anopheles, Culiceta, Mansonia dan Aedes
mungkin bertindak sebagai vektor. Vektor yang diketahui kini bagi malaria manusia
(>100 spesies) semuanya tergolong dalam genus Anopheles. Malaria burung biasanya
dibawa oleh spesies genus Culex. Siklus hidup Plasmodium diketahui oleh Ross yang
menyelidiki spesies dari genus Culex.
32
-
8/11/2019 Laporan Fix Skenario B. Blok 26
33/62
Dalam daur hidup Plasmodium mempunyai 2 hospes, yaitu vertebrata dan
nyamuk. Siklus aseksual dalam proses hospes vertebrata dikenal sebagai skizogoni,
sedangkan siklus seksual yang membentuk sporozoit di dalam nyamuk sebagai
sporogoni. Sporozoit yang aktif dapat ditularkan ke dalam tubuh manusia melaluiludah nyamuk, kemudian menempati jaringan parenkim hati dan tumbuh sebagai
skizon (stadium eko-eritrositer atau stadium pra-eritrositer). Sebagian sporozoit tidak
tumbuh dan tetap tidur (dormant) yang disebut hipnozoit. Plasmodium falciparum
hanya terjadi satu kali stadium pra-eritrositer sedangkan spesies lain mempunyai
hipnozoit bertahun-tahun sehingga pada suatu saat dapat aktif dan terjadilah relaps.
Sel hati yang berisi parasit akan pecah dan terjadilah merozoit. Merozoit akan masuk
ke dalam eritrosit (stadium eritrositer), tampak sebagai kromatin kecil dikelilingi oleh
sedikit sitoplasma yang mempunyai bentuk cincin, disebut tropozoit. Tropozoit
membentuk skizon muda dan setelah matang, membelah menjadi merozoit. Setelah
pembelahan eritrosit akan hancur; merozoit, pigmen dan sel sisa akan keluar dan
berada di dalam plasma. Parasit akan difagositosia oleh RES. Plasmodium yang dapat
menghindar akan masuk kembali ke dalam eritrosit lain untuk mengulangi stadium
skizogoni. Beberapa merozoit tidak membentuk skizon tetapi memulai dengan bagian
gametogoni yaitu membentuk mikro dan makro gametosit (stadium seksual). Siklus
tersebut disebut masa tunas intrinsik.
Dalam tubuh nyamuk, parasit parasit berkembang secara seksual (sporogoni).
Sporogoni memerlukan waktu 8-12 hari. Dalam lambung nyamuk, makro dan
mikrogametosit berkembang menjadi makro dan mikrogamet yang akan membentuk
zigot yang disebut ookista, yang selanjutnya menembus dinding lambung nyamuk
membentuk ookista yang membentuk banyak sporozoit. Kemudian sporozoit akan
dilepaskan dan masuk kedalam kelenjar liur nyamuk. Siklus tersebut disebut masa
tunas ekstrinsik. Secara umum, pada dasarnya semua orang dapat terkena malaria;
walaupun terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi, yaitu:
1. Ras atau suku bangsa. Di Afrika, apabila prevalensi hemoglobin S (HbS)
cukup tinggi, penduduknya lebih tahan terhadap infeski P. Falciparum. Penyelidikan
terakhir menunjukkan bahwa HbS menghambat perkembangan P. Falciparum baik
sewaktu invasi maupun sewaktu berkembang biak.
33
-
8/11/2019 Laporan Fix Skenario B. Blok 26
34/62
2. Kurangnya suatu enzim tertentu. Kurangnya enzim G6PD (glucosa 6-phosphat
dehydrogenase) memberikan perlindungan terdapat infeksi P. falaciparum yang berat.
Walaupun demikian, sulfonamid dan primakuin oleh karena dapat terjadi hemolisis
darah. Definisi enzim G6PD ini merupakan penyakit genetik dengan manifestasiutama pada perempuan.
3. Kekebalan pada malaria terjadi apabila tubuh mampu menghancurkan
Plasmodium yang masuk atau menghalangi perkembangbiakannya.
E. Transmisi
Malaria dapat ditularkan melalui dua cara alamiah dan bukan alamiah.
1. Penularan secara alamiah (natural infection), melalui gigitan nyamuk
Anopheles.
2. Penularan bukan alamiah, dapat dibagi menurut cara penularannya, yaitu:
a. Malaria bawaan (kongenital), disebabkan adanya kelainan pada sawar plasenta
sehingga tidak ada penghalang infeksi dari ibu kepada bayi yang dikandungnya.
Selain melalui plasenta penularan dari ibu kepada bayi melalui tali pusat.
b. Penularan secara mekanik terjadi melalui transfusi darah atau jarum suntik.
Penularan melalui jarum suntik banyak terjadi pada para pecandu obat bius yang
menggunakan jarum suntik yang tidak steril. Infeksi malaria melalui transfusi hanya
menghasilkan siklus eritrositer karena tidak melalui sporozoit yang memerlukan
siklus hati sehingga dapat diobati dengan mudah.
c. Penularan secara oral, pernah dibuktikan pada ayam (Plasmodium
gallinasium), burung dara (Plasmodium relection) dan monyet (Plasmodium
knowlesi).
Pada umumnya sumber infeksi malaria pada manusia adalah manusia lain yang sakit
malaria, baik dengan gejala maupun tanpa gejala klinis.
Vektor Malaria
Nyamuk anophelini yang berpertan sebagai vektor malaria hanyalah genus
Anopheles. Telur anophelini yang di letakkan di satu per satu di atas permukaan air
berbentuk seperti perahu yang bagian bawahnya konveks, dan bagian atasnya konkaf
34
-
8/11/2019 Laporan Fix Skenario B. Blok 26
35/62
dan mempunyai sepasang pelampung yang terletak sebelah lateral. Larvanya tampak
sejajar mengapung di permukaan air. Pupa mempunyai tabung pernaoasan yang
bentuknya lebar dan pendek; digunakan untuk mengambil O2 di udara. Pada nyamuk
dewasa, perbedaan antara nyamuk betina dan jantan teletak pada ruas palpus bagianapikal bebentuk ganda pada jantan dan pada betina ruas tersebut mengecil.
Daur hidup
Nyamuk anophelini mengalami metamorphosis sempurna. Telur menetas
larva kulitnya mengelupas/eksoskelet sebanyak 4x pupa nyamuk dewasa
jantan dan betina. Waktu yang dibutuhkan dari telur hingga menjadi dewasa
bervariasi antara 2-5 minggu, tergantung pada spesies, makanan yang tersedia, dan
suhu udara.
Vektor penyakit malaria di Indonesia melalui nyamuk anopheles. Anopheles
dapat disebut vektor malaria disuatu daerah, apabila spesies anopheles tersebut di
daerah yang bersangkutan telah pernah terbukti positif mengandung sporosoit didalam
kelenjar ludahnya
Perilaku Anophelini
Akivitasnya sangat dipengaruhi oleh kelembapan udara dan suhu. Umumnya
anophelini aktif menghisap darah hospes pada malam hari atau sejak senja sampai
dini hari. Jarak terbang anophelini biasanya 0,5 3 km. Umur nyamuk dewasa
anophelini di alam bebas 1 2 minggu, tetapi didalam laboratorium dapat mencapai 3
5 minggu.
F. Patogenesis dan Patologi
Selama skizogoni sirkulasi perifer menerima pigmen malaria dan produk
samping parasit, seperti membran dan isi sel-sel eritrosit. Pigmen malaria tidak toksik,
tetapi menyebabkan tubuh mengeluarkan produk-produk asing dan respon fagosit
yang intensif. Makrofag dalam sistem retikuloendotelial dan dalam sirkulasi
menangkap pigmen dan menyebabkan warna agak kelabu pada sebagian besar
jaringan dan organ tubuh. Pirogen dan racun lain yang masuk ke sirkulasi saat
35
-
8/11/2019 Laporan Fix Skenario B. Blok 26
36/62
skizogoni, diduga bertanggung jawab mengaktifkan kinin vasoaktif dan kaskade
pembekuan darah.
Mengenai patogenesis malaria lebih ditekankan pada terjadinya peningkatan
permeabilitas pembuluh darah daripada koagulasi intravaskular. Oleh karenaskizogoni menyebabkan kerusakan eritrosit maka akan terjadi anemia. Beratnya
anemia yang tidak sebanding dengan parasitemia menunjukkan adanya kelainan
eritrosit selain yang mengandung parasit, pada percobaan binatang dibuktikan adanya
gangguan transportasi natrium sehingga keluar dari eritrosit yang mengandung parasit
dan tanpa parasit malaria. Diduga terdapat toksin malaria yang menyebabkan
gangguan fungsi eritrosit dan sebagian eritrosit pecah saat melalui limpa dan
keluarlah parasit. Faktor lain yang menyebabkan terjadinya anemia mungkin karena
terbentuknya antibodi terhadap eritrosit. Suatu bentuk khusus anemia hemolitik pada
malaria adalah black water fever, yaitu bentuk malaria berat yang disebabkan oleh
Plasmodium falciparum, ditandai oleh hemolosis intravaskular berat, hemoglobinuria,
kegagalan ginjal akut akibat nekrosis tubulus, disertai angka kematian yang tinggi.
Telah lama dicurigai bahwa kini dapat memprovokasi terjadinya black water fever.
Sebagai tambahan, kasus meninggal yang disebabkan malaria selalu menunjukkan
adanya perubahan yang menonjol dari sistem retikuloendotelial dan mungkin juga
melibatkan berbagai sistem organ.
Pada infeksi malaria, limpa akan membesar, mengalami pembendungan dan
pigmentasi sehingga mudah pecah. Dalam limpa dijumpai banyak parasit dalam
makrofag dan sering terjadi fagisitosis dari eritrosit yang terinfeksi maupun yang
tidak terinfeksi. Pada malaria kronis terjadi hiperplasi dari retikulum disertai
peningkatan makrofag. Pada sindrom pembesaran limpa di daerah tropis atau penyakit
pembesaran limpa pada malaria kronis biasanya dijumpai bersama dengan
peningkatan kadar IgM. Peningkatan antibodi terhadap malaria ini mungkin
menimbulkan respons imunologis yang tidak lazim pada malaria kronis.
Pada malaria juga terjadi pembesaran hepar, sel Kupffer seperti sel dalam
sistem retikuloendotelial terlibat dalam respon fagositosis. Sebagai akibatnya hati
menjadi berwarna kecoklatan agak kelabu atau kehitaman. Pada malaria kronis terjadi
infiltrasi difus oleh sel mononukleus pada periportal yang meningkat sejalan dengan
berulangnya serangan malaria. Hepatomegali dengan infiltrasi sel mononukleus
36
-
8/11/2019 Laporan Fix Skenario B. Blok 26
37/62
merupakan bagian dari sindrom pembesaran hati di daerah tropis. Nekrosis
sentrilobulus terjadi pada syok. Organ lain yang sering diserang oleh malaria adalah
otak dan ginjal. Pada malaria serebral, otak berwarna kelabu akibat pigmen malaria,
sering disertai edema dan hiperemis. Perdarahan berbentuk petekie tersebar padasubstansi putih otak dan dapat menyebar sampai ke sumsum tulang belakang. Pada
pemeriksaan mikroskopik, sebagian besar dari pembuluh darah kecil dan menengah
dapat terisi eritrosit yang telah mengandung parasit dan dapat dijumpai bekuan fibrin,
dan terdapat reaksi selular pada ruang perivaskular yang luas. Terserangnya pembuluh
darah oleh malaria tidak saja terbatas pada otak tetapi juga dapat dijumpai pada
jantung atau saluran cerna atau di tempat lain dari tubuh, yang berakibat pada
berbagai manifestasi klinik.
Pada ginjal selain terjadi pewarnaan oleh pigmen malaria juga dijumpai salah
satu atau dua proses patologis yaitu nekrosis tubulus akut dan atau
membranoproliverative glomerulonephritis. Nekrosis tubulus akut dapat terjadi
bersama dengan hemolisis masif dan hemoglobinuria pada black water fever tetapi
dapat juga tanpa hemolisis, akibat berkurangnya aliran darah karena hipovolemia dan
hiperviskositas darah Plasmodium falciparum menyebabkan nefritis sedangkan
Plasmodium malariae menyebabkan glomerulonefritis kronik dan sindrom nefrotik.
G. Patofisiologi
Gejala malaria tumbul saat pecahnya eritrosit yang mengandung parasit.
Gejala yang paling mencolok adalah demam yang diduga disebabkan oleh pirogen
endogen, yaitu TNF dan interleukin-1. Akibat demam terjadi vasodilatasi perifer yang
mungkin disebabkan oleh bahan vasoaktif yang diproduksi oleh parasit. Pembesaran
limpa disebabkan oleh terjadinya peningkatan jumlah eritrosit yang terinfeksi parasit,
teraktivasinya sistem retikuloendotelial untuk memfagositosis eritrosit yang terinfeksi
parasit dan sisa eritrosit akibat hemolisis. Juga terjadi penurunan jumlah trombosit
dan leukosit neurtofit. Terjadinya kongesti pada organ lain meningkatkan resiko
terjadinya ruptur limpa.
Anemia terutama disebabkan oleh pecahnya eritrosit dan difagositosis oleh
sistem retikuloendotelial. Hebatnya hemolisis tergantung pada jenis Plasmodium dan
status imunitas pejamu. Anemia juga disebabkan oleh hemolisis autoimun, sekuestrasi
37
-
8/11/2019 Laporan Fix Skenario B. Blok 26
38/62
oleh limpa pada eritrosit yang terinfeksi maupun yang normal, dan gangguan
eritropoiesis. Pada hemolisis berat dapat terjadi hemoglobinuria dan hemoglobinemia.
Hiperkalemia dan hiperbilirubinemia juga sering ditemukan.
Kelainan patologik pembuluh darah kapiler pada malaria tropika, disebabkan karenasel darah merah yang terineksi menjadi kaku dan lengket, sehingga perjalanannya
dalam kapiler teganggu dan mudah melekat pada endotel kapiler karena adanya
penonjolan membran eritrosit. Setelah terjadi penumpukan sel dan bahan pecahan sel,
maka aliran kapiler terhambat dan timbul hipoksia jaringan, terjadi gangguan pada
integritas kapiler dan dapat terjadi perembesan cairan bahkan pendarahan ke jaringan
sekitarnya. Rangkaian kelainan patologis ini dapat menimbulkan manifestasi klinis
sebagai malaria serebral, edema paru, gagal ginjal dan malabsorpsi usus.
Pertahanan tubuh individu terhadap malaria dapat berupa faktor yang
diturunkan maupun yang didapat. Pertahanan terhadap malaria yang diturunkan
terutama penting untuk melindungi anak kecil/bayi karena sifat khusus eritrosit yang
relatif resisten terhadap masuk dan berkembang-biaknya parasit malaria. Masuknya
parasit tergantung pada interaksi antara organel spesifik pada merozoit dan struktur
khusus pada permukaan eritrosit. Sebagai contoh eritrosit yang mengandung
glikoprotein A penting untuk masuknya Plasmodium falciparum. Individu yang tidak
mempunyai determinan golongan darah Duffy (termasuk kebanyakan negro Afrika)
mempunyai resistensi alamiah terhadap Plasmodium vivax; spesies ini mungkin
memerlukan protein pada permukaan sel yang spesifik untuk dapat masuk ke dalam
eritrosit. Resistensi relatif yang diturunkan pada individu dengan HbS terhadap
malaria telah lama diketahui dan pada kenyataannya terbatas pada daerah endemis
malaria. Seleksi yang sama juga dijumpai pada hemoglobinopati tipe lain, kelainan
genetik tertentu dari eritrosit, thalasemia, difisiensi enzim G6PD dan difisiensi
pirufatkinase. Masing-masing kelainan ini menyebabkan resistensi membran eritrosit
atau keadaan sitoplasma yang menghambat pertumbuhan parasit.
Imunitas humoral dan seluler terhadap malaria didapat sejalan dengan infeksi
ulangan. Namun imunitas ini tidak mutlak dapat mengurangi gambaran klinis infeksi
ataupun dapat menyebabkan asimptomatik dalam periode panjang. Pada individu
dengan malaria dapat dijumpai hipergamaglobulinemia poloklonal, yang merupakan
suatu antibodi spesifik yang diproduksi untuk melengkapi beberapa aktivitas opsonin
38
-
8/11/2019 Laporan Fix Skenario B. Blok 26
39/62
terhadap eritrosit yang terinfeksi, tetapi proteksi ini tidak lengkap dan hanya bersifat
sementara bilamana tanpa disertai infeksi ulangan. Tendensi malaria untuk
menginduksi imunosupresi, dapat diterangkan sebagian oleh tidak adekuatnya respon
ini. Antigen yang heterogen terhadap Plasmodium mungkin juga merupakan salahsatu faktor. Monosit/makrofag merupakan partisipan seluler yang terpenting dalam
fagositosis eritrosit yang terinfeksi.
H. Manifestasi Klinis
Secara klinis, gejala malaria tunggal pada pasien non-imun terdiri atas
beberapa serangan demam dengan interval tertentu (paroksisme), yang diselingi oleh
suatu periode (periode laten) bebas demam. Sebelum demam pasien biasanya merasa
lemah, nyeri kepala, tidak ada nafsu makan, mual atau muntah. Pada pasien dengan
infeksi majemuk/ campuran (lebih dari satu jenis Plasmodium atau satu jenis
Plasmodium tetapi infeksi berulang dalam waktu berbeda), maka serangan demam
terus menerus (tanpa interval), sedangkan pada pejamu yang imun gejala klinisnya
minimal.
Periode paroksisme biasanya terdiri dari tiga stadium yang berurutan yakni
stadium dingin (cold stage), stadium demam (hot stage) dan stadium berkeringat
(sweating stage). Paroksisme ini biasanya jelas terlihat pada orang dewasa namun
jarang dijumpai pada usia muda. Pada anak di bawah umur lima tahun, stadium dingin
sering kali bermanifestasi sebagai kejang. Serangan demam yang pertama didahului
oleh masa inkubasi (intrinsik). Masa inkubasi bervariasi antara 9-30 hari tergantung
pada spesies parasit, paling pendek pada Plasmodium falciparum dan paling panjang
pada Plasmodium malariae. Masa inkubasi ini juga tergantung pada intensitas infeksi,
pengobatan yang pernah didapat sebelumnya, dan derajat imunitas pejamu. Pada
malaria akibat transfusi darah, masa inkubasi Plasmodium faliciparum adalah 10 hari,
Plasmodium vivax 16 hari dan Plasmodium malariae 40 hari atau lebih setelah
transfusi. Masa inkubasi pada penularan secara alamiah bagi masing-masing spesies
parasit, untuk Plasmodium falaciparum 12 hari, Plasmodium vivax dan Plasmodium
ovale 13-17 hari dan Plasmodium malariae 28-30 hari. Setelah lewat masa inkubasi,
pada anak besar dan orang dewasa timbul gejala demam yang terbagi dalam tiga
stadium yaitu:
39
-
8/11/2019 Laporan Fix Skenario B. Blok 26
40/62
Stadium dingin
Stadium ini diawali dengan gejala menggigil atau perasaan yang sangat dingin. Gigi
gemeretak dan pasien biasanya menutupi tubuhnya dengan segala macam pakaian dan
selimut yang tersedia. Nadi cepat lemah, bibir dan jari-jari pucat atau sianosis, kulitkering dan pucat, pasien mungkin muntah dan pada anak-anak sering terjadi kejang.
Stadium ini berlangsung antara 15 menit sampai 1 jam.
Stadium demam
Setelah merasa kedinginan, pada stadium ini pasien merasa kepanasan. Muka merah,
kulit kering dan terasa sangat panas seperti terbakar, nyeri kepala, seringkali terjadi
mual dan muntah, nadi menjadi kuat lagi. Biasanya pasien menjadi sangat haus dan
suhu badan dapat meningkat sampai 41oC atau lebih. Stadium ini berlangsung antara
2-12 jam. Demam disebabkan oleh karena pecahnya skizon dalam sel darah merah
yang telah matang dan masuknya merozoit darah ke dalam aliran darah. Pada
Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale, skizon dari tiap generasi menjadi setiap 48
jam sekali, sehingga timbul demam setiap hari ketiga terhitung dari serangan demam
sebelumnya. Pada Plasmodium malariae, demam terjadi pada 72 jam (setiap hari
keempat), sehingga disebut malaria kuartana. Pada Plasmodium falciparum, setiap 24-
48 jam.
Stadium berkeringat
Pada stadium ini pasien berkeringat banyak sekali, tempat tidurnya basah, kemudian
suhu badan menurun dengan cepat, kadang-kadang sampai dibawah normal.
Gejala tersebut di atas tidak selalu sama pada setap pasien, tergantung pada
spesies parasit, berat infeksi dan usia pasien. Gejala klinis yang berat biasanya terjadi
pada malaria tropika yang disebabkan oleh adanya kecenderungan parasit (bentuk
tropozoit dan skizon) untuk berkumpul pada pembuluh darah organ-organ tubuh
tersebut. Gejala mungkin berupa koma, kejang sampai gangguan fungsi ginjal.
Kematian paling banyak disebabkan oleh malaria jenis ini. Black water fever yang
merupakan komplikasi berat, adalah munculnya hemoglobin pada urin sehingga
menyebabkan warna urin berwarna tua atau hitam. Gejala lain dari black water fever
adalah ikterus dan muntah berwarna seperti empedu. Black water fever biasanya
dijumpai pada mereka yang menderita infeksi Plasmodium falciparum berulang
dengan infeksi yang cukup berat.
40
-
8/11/2019 Laporan Fix Skenario B. Blok 26
41/62
Di daerah yang tinggi tingkat endemisitas (hiper atau holoendemik), pada
orang dewasa seringkali tidak dijumpai gejala klinis walaupun darahnya mengandung
parasit malaria. Hal ini disebabkan imunitas yang telah timbul pada mereka karena
infeksi berulang. Limpa biasanya membesar pada serangan pertama yang berat atausetelah beberapa serangan dalam periode yang cukup lama. Dengan pengobatan yang
baik, limpa secara berangsur-angsur akan mengecil kembali.
1. Malaria tanpa Komplikasi
Pada daerah hiper atau holoendemik, kontrol malaria tidak efektif sehingga
serangan malaria akut sering terjadi pada anak usia 6 bulan sampai 5 tahun, secara
bertahap menginduksi imunitas secara aktif. Pada anak besar yang sudah mendapat
imunitas, maka gejala klinisnya menjadi lebih ringan. Infeksi akut dapat terjadi pada
anak besar yang mendapat kemoprofilaksis yang tidak sempurna atau lupa minum
obat pada saat masuk ke daerah endemis malaria. Pada daerah hipoendemik malaria,
semua usia dapat terserang malaria. Hati biasanya lunak dan terus membesar sesuai
dengan progresifitas penyakit, namun fungsinya jarang terganggu dibandingkan
dengan orang dewasa. Ikterus dapat dijumpai pada beberapa anak, terutama
berhubungan dengan hemolisis. Kadar transaminase darah sedikit meningkat untuk
waktu singkat.
Limpa yang besar umumnya dapat diraba pada minggu kedua; pembesaran
limpa progresif sesuai dengan perjalanan penyakit. Pada anak yang telah mengalami
serangan berulang, limpa dapat sangat besar dengan konsistensi keras. Anemia
merupakan akibat penting malaria tropika pada anak. Pada infeksi akut, beratnya
anemia berhubungan langsung dengan derajat parasitemia.
Malaria ovale mempunyai gejala klinis lebih ringan daripada malaria tertiana.
Pada hari terakhir masa inkubasi, anak menjadi gelisah, anoreksia sedangkan anak
besar mengeluh nyeri kepala dan nausea. Demam periodik tiap 48 jam tetapi stadium
dingin dan menggigil jarang dijumpai pada bayi dan balita. Selama periode demam,
anak selalu merasa dingin dan menggigil dalam waktu singkat. Demam sering terjadi
pada sore hari. Pada anak jarang terjadi parasitemia berat, terdapat pada kurang dari
2%. Malaria tertania dan ovale jarang disertai anemia berat. Hati pada umumnya
41
-
8/11/2019 Laporan Fix Skenario B. Blok 26
42/62
membesar dan teraba pada akhir minggu pertama. Bilirubin total dapat meningkat
tetapi jarang disertai ikterus, sedangkan kadar transaminase sedikit meningkat untuk
waktu singkat limpa bertambah besar selama serangan dan dapat teraba pada saat
minggu kedua. Kejang dapat terjadi pada saat demam tinggi pada usia 6 bulan sampai5 tahun. Kematian pada anak sangat jarang terjadi, tetapi terjadi bila disertai penyakit
lain yang berat, gizi buruk dan anemia berat. Pada Malaria Tertiana dan ovale bentuk
dormant dari parasit dapat tetap berada dalam hati dan dapat menyebabkan relaps.
Relaps dapat terjadi pada kasus yang mendapat pengobatan hanya dengan obat
skizontosida saja.
Gambaran klinis malaria kuartana menyerupai malaria tertiana, hanya periode
demam terjadi tiap 72 jam. Sindrom nefrotik dapat terjadi pada umur 2 sampai 12
tahun dengan puncak pada usia 5-7 tahun. Dijumpai edema berat, proteinuria berat
yang menetap, hipoproteinema berat dan asites. Serum albumin kurang dari 2g/dl
bahkan pada 95% kurang dari 1 g/dL. Tekanan darah biasanya normal dan tidak jelas
adanya azotemia dan hematuria.
2. Malaria Berat
Malaria berat adalah malaria yang disebabkan oleh Plasmodium falciparum stadium
aseksual. Malaria dengan disertai satu atau lebih kelainan seperti tertera dibawah ini
merupakan malaria berat, antara lain:
- Malaria serebral dengan kesadaran menurun (delirium, stupor, koma)
- Anemia berat, kadar hemoglobin 5 g/dl atau hematokrit < 15%
- Dehidrasi, gangguan asam basa (asidosis metabolik) dan gangguan elektrolit
- Hipoglikemia berat (gula darah < 40 mg%)
- Gagal ginjal (urin < 1 ml/kgBB/jam, kreatinin serum > 3 mg%)
- Edema paru akut
- Kegagalan sirkulasi (algid malaria), tekanan nadi 20 mmHg
- Kecenderungan terjadi perdarahan
- Hiperpireksia/hiperthermia (suhu badan > 41C)
- Hemoglobinuria/Black water fever
- Ikterus (kadar bilirubin darah > 3 mg%)
- Hiperparasitemia (> 5% eritrosit dihinggapi parasit)
42
-
8/11/2019 Laporan Fix Skenario B. Blok 26
43/62
-
8/11/2019 Laporan Fix Skenario B. Blok 26
44/62
melalui pengamatan terhadap respon ransangan bunyi atau rasa nyeri yang standar,
ketukan (knucke) iga pada dada anak dan jika tidak ada respon lakukan tekanan kuat
pada kuku ibu jari dengan pensil pada posisi mendatar. Selalu singkirkan dan atasi
kemungkinan hipoglikemia. Skala koma dapat digunakan berulang kali untuk menilaiada kemajuan atau kemunduran. Kejang biasanya terjadi pada sebelum atau sesudah
timbul koma. Hal ini secara bermakna berhubungan dengan morbiditas dan gejala
sisa. Sekelompok anak-anak yang dapat bertahan hidup setelah menderita malaria
serebral kurang lebih 10% mengalami gejala sisa neurologik yang menetap. Setelah
periode penyembuhan, gejala sisa dapat berbentuk hemiparesis, ataksia serebral,
kebutuhan kortikal, hipotonia berat, retardasi mental, kekauan yang menyeluruh atau
afasia.
b. Anemia
Derajat anemia tergantung dari derajat dan lama parasitemia terjadi. Pada
beberapa pasien, serangan malaria berulang yang tidak diobati secara adekuat akan
menyebabkan anemia normokrom sebagai akibat perubahan eritopoetik di dalam
sumsum tulang. Walaupun parasitemia tidak berat, di dalam darah perifer sudah
tampak sel leukosit monosit berpigmen. Seorang anak yang mendadak menderita
anemia berat seringkali berhubungan dengan hiperparasitemia. Anemia dapat pula
terjadi akibat penghancuran eritrosit yang mengandung parasit. Anak dengan anemia
berat dapat menderita takikardia dan dispnu. Anemia turut berperan dalam
(1) gejala serebral yaitu bingung, gelisah, koma dan perdarahan retina, (2) gejala
kardiopulmonal yaitu irama derap, gagal jantung, hepatomegali dan edema paru. Pada
penelitian di RSUP Manado selama 2 tahun (1997-1998) ditemukan anemia (Hb
-
8/11/2019 Laporan Fix Skenario B. Blok 26
45/62
metabolik pada pemeriksaan urin, kadar natrium urin rendah dan sedimen normal,
merupakan tanda terjadinya dehidrasi dan bukan gagal ginjal. Pada penelitian di
RSUP Manado selama 2 tahun (1997-1998) ditemukan penderita malaria dengan
gastroenteritis dehidrasi sebanyak 0,75%.
d. Hipoglikemia Berat
Hipoglikemia dapat terjadi pada malaria berat, terutama pada anak kecil (di
bawah 3 tahun) dengan gejala kejang, hiperparasitemia, penurunan kesadaran
(profound coma) atau dengan gejala yang lebih ringan seperti berkeringat, kulit teraba
dingin dan lembab, serta napas yang tidak teratur.
Hipoglikemia berhubungan dengan hiperinsulinemia yang diinduksi oleh malaria dan
kina. Gejala hipoglikemia ini serupa dengan malaria serebal. Hipoglikemia pada anak
adalah keadaan di mana kadar glukosa darah turun menjadi 40 mg/ dL atau lebih
rendah. Pada penderita yang sadar dapat timbul hipoglikemia dengan gejala klasik
rasa cemas, berkeringat, dilatasi pupil, sesak napas, pernapasan sulit dan berbunyi,
oliguria, rasa kedinginan, takikardia dan pening. Gambaran klinis ini dapat
berkembang menjadi penurunan kesadaran, kejang umum, sikap tubuh ekstensi, syok
dan koma. Diagnosis mudah terabaikan. Penurunan tingkat kesadaran dapat menjadi
satu-satunya tanda. Jika memungkinkan pastikan melalui pemeriksaan glukosa darah.
e. Gagal Ginjal
Gagal ginjal jarang terdapat pada anak dengan malaria terutama pada anak
kecil. Demikian juga oliguria jarang dijumpai pada anak kecil bila dibandingkan
dengan anak besar. Kadar ureum serum sedikit meningkat kira-kira 10% pada anak
lebih dari 5 tahun, seringkali gagal ginjal disebabkan oleh dehidrasi yang tidak diobati
adekuat. Pada orang dewasa dapat pula disertai nekrosis tubular akut; bagaimana
mekanismenya sampai sekarang belum diketahui. Gagal ginjal pada umunya bersifat
reversibel.
f. Edema Paru Akut
Pada kasus malaria serebal dapat dijumpai anemia berat dan parasitemia berat.
Frekuensi napas meningkat dan dijumpai krepitasi serta ronki yang menyebar. Gejala
45
-
8/11/2019 Laporan Fix Skenario B. Blok 26
46/62
edema paru seringkali timbul beberapa hari setelah pemberian obat anti malaria, pada
umumnya terjadi bersamaan dengan hiperparasitemia, gagal ginjal, hipoglikemia dan
asidosis. Apabila kita menemukan peningkatan frekuensi napas, harus harus
dibedakan antara edema paru akibat pemberian cairan yang berlebihan atau akibatbronkopneumonia. Sebagai akibat edema paru dapat terjasi hipoksia yang
mengakibatkan kejang dan penurunan kesadaran serta kematian.
g. Kegagalan Sirkulasi (algid malaria)
Hipotensi lebih banyak dilaporkan pada malaria berat orang dewasa dan jarang
dijumpai pada anak. Malaria algid adalah malaria falciparum yang disertai syok oleh
karena adanya septikemia kuman gram negatif. Penderita malaria berat pada anak
dapat jatuh pada keadaan kolaps dengan tekanan darah sistolik kurang dari 50 mmHg
pada posisi berbaring, kulit teraba dingin, lembab, sianotik, konstruksi vena perifer,
denyut nadi lemah dan cepat. Di beberapa negara berkembang gambaran klinis ini
seringkali berhubungan dengan septikemia gram negatif yang berkomplikasi. Kolaps
sirkulatori juga terlihat pada penderita dengan edema paru atau asidosis metabolik dan
diikuti dengan pendarahan gastrointestinal yang hebat. Dehidrasi dengan hipovolemia
juga dapat menyebabkan hipotensi. Tempat yang mungkin berkaitan dengan infeksi
harus diperiksa misalnya paru-paru, saluran kemih, meningitis, tempat suntikan
intravena, jalur intravena.
h. Kecenderungan Terjadi Pendarahan
Pendarahan yang sering dijumpai adalah pendarahan gusi, epistakis, petekie
dan pendarahan subkonjungtiva. Apabila terjadi koagulasi intravaskular diseminata
(KID), akan timbul pendarahan yang lebih hebat yaitu melena dan hematemesis.
Koagulasi intravaskular diseminata pada umumnya terjadi pada seseorang yang tidak
mempunyai imunitas terhadap malaria, baik dia pergi ke daerah endemis atau sebagai
malaria impor. Kecenderungan terjadi pendarahan ditandai dengan perpanjangan
waktu pendarahan, trombositopenia dan menurunnya faktor koagulasi. Pendarahan
spontan dari saluran cerna terjadi pada kira-kira 10% malaria serebral.
i. Hiperpireksia / Hipertermia
46
-
8/11/2019 Laporan Fix Skenario B. Blok 26
47/62
Hiperpireksia lebih banyak dijumpai pada anak daripada dewasa dan
seringkali berhubungan dengan kejang, delirium dan koma, maka pada malaria
monitor suhu berkala sangat dianjurkan. Hiperpireksia adalah keadaan di mana suhu
tubuh meningkat menjadi 42oC atau lebih dan dapat menyebabkan gejala sisaneurologik yang menetap. Pada penelitian di RSUP selama 2 tahun (1997-1998)
ditemukan hiperpireksia pada penderita malaria sebanyak 3,75%.
j. Hemoglobinuria / Black Water Fever
Hemolisis intravaskular masif dengan hemoglobinuria merupakan komplikasi malaria
yang jarang terjadi pada anak. Hampir seluruh kasus hemoglobinuria berkaitan
dengan defisiensi G6PD pada pasien dengan infeksi malaria. Pada kasus ini, hemolisis
akan berhenti setelah pecahnya eritrosit tua. Pada penelitian di RSUP selama 2 tahun
(1997-1998) ditemukan 0,75% penderita black water fever.
k. Ikterus (Bilirubin > 3 mg %)
Manifestasi ikterus (kadar bilirubin darah > 3 mg %) sering dijumpai pada orang
dewasa, namun bila ditemukan pada anak pronogsisnya jelek.
l. Hiperparasitemia
Umumnya penderita yang non-imun, densitas parasit > 5% dan adanya
skizontaemia sering berhubungan dengan malaria berat. Penderita dengan parasitemia
berat akan meningkatkan resiko terjadinya komplikasi berat.
1. Manifestasi malaria tertiana
Inkubasi 12-17 hari, kadang-kadang lebih panjang 12-20 hari. Pada hari
pertama panas irregular, kadang-kadang remitten atrau intermitten, pada saat tersebut
perasaan dingin atau menggigil jarang terjadi. Pada akhir minggu tipe panas menjadi
intermitten dan periodic setiap 48 jam dengan gejala klasik Trias Malaria. Serangan
paroksismal biasanya terjadi waktu sore hari. Kepadatan parasit mencapai maksimal
dalam waktu 7-14 hari. Pda minggu kedua limpa mulai teraba. Parasitemia mulai
47
-
8/11/2019 Laporan Fix Skenario B. Blok 26
48/62
menurun setelah 14 hari, liumpa masih membesar dan panas masih berlangsung, pada
akhir minggu kelima panas mulai menurun secara krisis.
Pada malaria vivax manifestasi klinik dapat berlangsung secara berat tetapi kurang
membahayakan, limpa dapat membesar sampai derajat 4/5. Malaria serebral jarangterjadi. Edema tungkai terjadi karena hipoalbuminemia. Mortalitas malaria vivax
rendah tetapi morbiditas tinggi karenma seringnya terjadi relaps. Pada penderita yang
semi imun kelangsungan malaria vivax tidak spesifik dan ringan, parasitemia rendah,
serangan demam pendek dan penyembuhan lebih cepat. Relaps sering terjadi karena
keluarnya bentuk hipnozoit yang tertinggal di hati pada saat status imun tubuh
menurun.
2. Manifestasi klinis malaria Quartana/ Malariae
Banyak dijumpai di daerah Afrika, Amerika latin, dan sebagian Asia.
Penyebarannya tidak seluas P.vivax dan P.falsiparum. masa inkubasi 18-40 hari.
Manifestasi klinik seperti pada malaria vivax hanya berlangsung lebih ringan, anemia
jarang terjadi, splenomegali sering dijumpai walaupun pemeriksaan ringan. Biasanya
pada waktu sore dan parasitemia sangat rendah
-
8/11/2019 Laporan Fix Skenario B. Blok 26
49/62
prodormal yang sering dijunpai yaitu sakit kepala, nyeri belakang/tungkai, perasaan
dingin, mual, muntah dan diare. Parasit sulit ditemui dengan pengobatan supresif.
Panas biasanya ireguler dan tidak periodik, sering terjadi hiperpireksia dengan
temperatur diatas 40oC. Gejala lain berupa konvulsi, pneumonia aspirasi dan banyakkeringat walaupun temperatur normal. Apabila infeksi memberat nadi cepat, nausea,
muntah, diarea menjadi berat dan diikuti kelainan paru (batuk). Splenomegali
dijumpai lebih sering dari hepatomegali dan nyeri pada perabaan; hati membesar
dapat disertai timbulnya ikterus. Kelainan urin dapat berupa albuminaria, hialin dan
kristal yang granuler. Anemia lebih menonjol dengan leukopenia dan monositosis.
I. Gambaran Laboratorium
Anemia pada malaria dapat terjadi akut maupun kronis; pada keadaan akut
penurunan hemoglobin terjadi dengan cepat. Anemia pada malaria disebabkan
kerusakan eritrosit oleh parasit, penekanan eritropoesis dan terjadinya hemolisis oleh
proses imunologis. Pada malaria akut juga akan terjadi penghambatan eritropoesis
pada sumsum tulang, tetapi bila parasitemia menghilang, sumsum tulang menjadi
hipermik, pigmentasi aktif dengan hiperplasia dan normoblast. Pada darah tepi dapat
dijumpai poikilositosis, anisosisotis, polikromatosis dan bintik-bintik basofilik yang
menyerupai anemia pernisiosa. Dijumpai pula trombositopenia sehingga dapat
mengganggu proses koagulasi. Pada malaria tropika yang berat maka plasma
fibrinogen dapat menurun disebabkan peningkatan konsumsi fibrinogen karena
terjadinya koagulasi intravaskular. Terjadi ikterus ringan dengan peningkatan
bilirubin indirek dan tes fungsi hati yang abnormal seperti meningkatnya
transaminase, kadar glukosa dan fosfatase alkali menurun.
Plasma protein menurun terutama albumin, walaupun globulin meningkat.
Perubahan ini tidak hanya disebabkan oleh demam semata melainkan juga karena
meningkatnya fungsi hati. Hipokolesterolemia juga dapat terjadi pada malaria.
Glukosa penting untuk respirasi plasmodia, yang berakibat penurunan glukosa darah
dijumpai pada malaria tropika dan tertiana; hal ini mungkin berhubungan dengan
kelenjar suprarenalis. Kalium dalam plasma meningkat pada saat demam, mungkin
karena destruksi dari sel-sel darah merah. Laju endap darah meningkat pada malaria
namun kembali normal setelah diberi pengobatan. Dapat juga terjadi asidosis
49
-
8/11/2019 Laporan Fix Skenario B. Blok 26
50/62
walaupun sangat jarang. Nefritis akut jarang dijumpai, oleh karena perubahan pada
ginjal terutama akibat proses degeneratif bukan karena peradangan. Sering dijumpai
proteinuria dan gangguan ginjal sehingga menyebabkan terjadinya nefrosis kronik
dengan retensi air, natrium dan azotemia terutama pada malaria kuartana. Otak pasienyang meninggal karena malaria serebral mengalami edematous dengan giri yang
melebar dan pipih. Terlihat pembendungan pada daerah giri dan pada substansi kelabu
terlihat pembendungan dan petekia. Pendarahan disekeliling kapiler dan arteriol
terjadi sebagai akibat penyumbatan eritrosit yang mengandung parasit.
Plasmodium falciparum menyerang semua bentuk eritrosit mulai dari
retikulosit sampai eritrosit yang telah matang. Pada pemeriksaan darah tepi baik
hapusan maupun tetes tebal terutama dijumpai parasit muda bentuk cincin (ring form).
Juga dijumpai gametosit dan pada kasus berat yang biasanya disertai komplikasi,
dapat dijumpai bentuk skizon. Pada kasus berat parasit dapat menyerang sampai 20%
eritrosit. Bentuk seksual/gametosit muncul dalam waktu satu minggu dan dapat
bertahan sampai beberapa bulan setelah sembuh. Tanda-tanda parasit malaria yang
khas pada sediaan tipis, gametositnya berbentuk pisang dan terdapat bintik Maurer
pada sel darah merah. Pada sediaan darah tebal dapat dijumpai gametosit berbentuk
pisang, banyak sekali benuk cincin tanpa bentuk lain yang dewasa (stars in the sky),
terdapat balon merah di sisi luar gametosit.
Plasmodium vivax terutama menyerang retikulosit. Pada pemeriksaan darah
tepi baik hapusan tipis maupun tetes tebal biasanya dijumpai semua bentuk parasit
aseksual dari bentuk ringan sampai skizon. Biasanya menyerang kurang dari 2%
eritrosit. Tanda-tanda parasit malaria yang khas pada sediaan darah tipis, dijumpai sel
darah merah membesar, terdapat titik Schuffner pada sel darah merah dan sitoplasma
amuboid. Pada sediaan darah tebal dijumpai sitoplasma amuboid (terutama pada
tropozoit yang sedang berkembang) dan bayangan merah di sisi luar gametosit.
Plasmodium malariae terutama menyerang eritrosit yang telah matang. Pada sediaan
hapus darah perifer tipis maupun tebal dapat dijumpai semua bentuk parasit aseksual.
Biasanya parasit menyerang kurang dari 1% dari jumlah eritrosit. Parasit pada sediaan
darah tepi tipis berbentuk khas seperti pita (band form), skizon berbentuk bunga ros
(rosette form), tropozoit kecil bulat dan kompak berisi pigmen yang menumpuk,
kadang-kadang menutupi sitoplasma/ inti atau keduanya.
50
-
8/11/2019 Laporan Fix Skenario B. Blok 26
51/62
Gambar: Apusan darah tepi
J. Diagnosis
Pada daerah endemis diagnosis malaria tidak sulit, biasanya diagnosis
ditegakkan berdasarkan gejala serta tanda klinis. Tetapi walaupun di daerah bukan
endemis malaria, diagnosis banding malaria harus dipikirkan pada riwayat demam
tinggi berulang, apalagi disertai gejala trias yaitu demam, splenomegali dan anemia.
Perlu diingat bahwa diagnosis malaria merupakan hasil pertimbangan klinis dan tidak
selalu disertai hasil laboraturium oleh karena beberapa kendala pada pemeriksaan
laboraturium. Ditemukannya beberapa parasit dalam sediaan darah seorang anak
penduduk asli yang semi-imun menunjukkan adanya infeksi, tetapi anak tersebut tidak
selalu harus sakit; mungkin parasit ditemukan secara tidak sengaja pada saat anak
berobat untuk penyakit lain. Di lain pihak, dapat saja tidak ditemukan parasit pada
pemeriksaan darah pada anak yang sedang sakit malaria. Maka untuk menemukan
51
-
8/11/2019 Laporan Fix Skenario B. Blok 26
52/62
parasit di dalam darah harus di perhatikan waktu pengambilan spesimen darah dan
apakah pasien sedang minum obat anti malaria (yang akan mengurangi kemungkinan
ditemukannya parasit).
Pemeriksaan hapusan darah tepi tipis dengan pewarnaan Giemsa dan tes tebalmerupakan metode yang baik untuk diagnosis malaria. Pada pemeriksaan hapusan
darah tepi dapat dijumpai trombositopenia dan leukositosis. Peningkatan kadar ureum,
kreatinin, bilirubin dan enzim seperti aminotransferase dan 5-nukleitidase. Pada
penderita malaria berat yang mengalami asidosis, dijumpai pH darah dan kadar
bikarbonat rendah. Kekurangan cairan dan gangguan elektrolit (natrium, kalium,
klorida, kalsium dan fosfat) sering pula dijumpai. Kadar asam laktat dalam darah dan
likuor serebrospinal juga meningkat.
Tes serologis yang digunakan untuk diagnosis malaria adalah IFA (indirect
luorescent antibody test), IHA (indirect hemaglutination test) dan ELISA (enzyme
linked immunosorbent assay). Kegunaan tes serologis untuk diagnosis malaria akut
sangat terbatas, karena baru akan positif beberapa hari setelah parasit malaria
ditemukan dalam darah. Jadi sampai saat ini tes serologi merupakan cara terbaik
untuk studi epidemiologi. Pada daerah endemis atau pernah endemis, tes serologi
berguna untuk:
(1) menentukan berapa lama endemisitas berlangsung,
(2) menentukan perubahan derajat transmisi malaria,
(3) menentukan daerah malaria dan fokus transmisi.
Sedangkan di daerah non endemis, tes serologi digunakan untuk:
(1) skrining donor darah,
(2) menyingkirkan diagnosis malaria pada kasus demam sedangkan pada
pemeriksaan darah tidak ditemukan parasit,
(3) menentukan kasus dan mengidentifikasi spesies parasit malaria bila cara lain
tidak berhasil.
Teknik diagnostik lainnya adalah pemeriksaan QBC (quantitative buffy coat),
dengan menggunakan tabung kapiler dan pulasan jingga akridin kemudian diperiksa
di bawah mikroskop fluoresens. Teknik mutakhir lain yang dikembangkan saat ini
menggunakan pelacak DNA probe untuk mendeteksi antigen.
52
-
8/11/2019 Laporan Fix Skenario B. Blok 26
53/62
-
8/11/2019 Laporan Fix Skenario B. Blok 26
54/62
selama 3 hari. Obat ini tersedia dalam bentuk tablet kombinasi 20 mg artemeter + 120
mg lumefantrin
Artesunat + amodiakuin, dengan dosis artesunat 4 mg/kgBB/hari selama 3 hari
dan amodiakuin dosis standar 25 mg basa/kgBB selama 3 hari. Obat ini tersediadalam bentuk tablet terpisah artesunat 50 mg/tablet dan amodikuin basa 153
mg/tablet.
Artesunat + meflokuin, dengan dosis artesunat 4 mg/kgBB/hari selama 3 hari
dan meflokuin basa 15-25 mg/kgBB dosis tunggal atau dibagi dalam dosis 2 3 kali.
Artesunat + sulfadoksin-pirimetamin, dengan dosis artesunat 4 mg/kgBB/hari
selama 3 hari dan sulfadoksin-pirimetamin 25 mg/kgB dosis tunggal.
Dihidroartemisinin + piperakuin, dengan dosis dehidroartemisinin 6,4
mg/kgBB dan piperakuin 51,2 mg/kgBB dosis tunggal selama 3 hari.
Artesunat + klorokuin, dengan dosis artesunat 4 mg/kgBB/hari selama 3 hari
dan klorokuin basa dosis standar 25 mg/kgBB selama 3 hari.
Artesunat + atovokuon-proguanil (Malaron) tablet film coated untuk anak
dosis dari artesunat 4 mg/kgBB/hari dan 62,5 mg atovakuon dan 25 mg proguanil.
Artesunat + klorproguanil-dapson (Lapdop), dengan dosis artesunat 4
mg/kgBB/hari selama 3 hari dan klorproguanil-dapson.
Artemisinin + piperakuin, dengan dosi