laporan skenario a fix blok 8.doc

103
LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 8 DISUSUN OLEH : KELOMPOK 9 TUTOR : dr. Tri Suciati, M. Kes Regina Paranggian 04011281320009 R A Deta Hanifah 04011281320023 Hana Yuniko G 04011281320025 Mia Esta Poetri Afda 04011281320033 Muhammad Hadi 04011281320035 Bella Melinda 04011281320041 Rofaqo Hakki 04011281320049 Nur Haniyyah 04011381320021 Syahnas Ya Rahma 04011381320073 1

Upload: reginatoruan

Post on 29-Sep-2015

74 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 8

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 9TUTOR

: dr. Tri Suciati, M. KesRegina Paranggian

04011281320009

R A Deta Hanifah

04011281320023Hana Yuniko G

04011281320025Mia Esta Poetri Afda

04011281320033Muhammad Hadi

04011281320035Bella Melinda

04011281320041Rofaqo Hakki

04011281320049Nur Haniyyah

04011381320021Syahnas Ya Rahma

04011381320073Mentari Faisal Putri

04011181320001FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS SRIWIJAYA

TAHUN 2013KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, karena berkat limpahan rahmat dan hidayah-Nya lah penyusun bisa menyelesaikan tugas laporan tutorial ini dengan baik tanpa aral yang memberatkan.

Laporan ini disusun sebagai bentuk dari pemenuhan tugas laporan tutorial skenario B yang merupakan bagian dari sistem pembelajaran KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, khususnya pada Blok Fisiologi. Terima kasih tak lupa pula kami sampaikan kepada dr. Tri Suciati, M. Kes yang telah membimbing dalam proses tutorial ini, beserta pihak-pihak lain yang terlibat, baik dalam memberikan saran, arahan, dan dukungan materil maupun inmateril dalam penyusunan tugas laporan ini.

Penyusun menyadari bahwa laporan ini jauh dari kata sempurna. Maka, kritik yang membangun sangat kami harapkan sebagai bahan pembelajaran yang baru bagi penyusun dan perbaikan di masa yang akan datang.

Palembang, 24 April 2014Penyusun

Kelompok Tutorial IXDAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................2

DAFTAR ISI..............................................................................................3

PETUGAS KELOMPOK..........................................................................................4BAB I PEMBAHASAN............................................................................................5SKENARIO A................................................................................................5I. Klarifikasi Istilah..................................................................................................5II. Identifikasi Masalah.............................................................................................6III. Analisis Masalah..................................................................................................7IV. Keterkaitan Antar Masalah dan Kerangka Konsep

IV.1.Keterkaitan Antar Masalah......................................................................23

IV.2.Kerangka Konsep.....................................................................................24V. Identifikasi Topik Pembelajaran (Learning Issue)V.1 IDDM................................................................................................25V.2. Intoleransi Laktosa...........................................................................30V.3. Metabolisme Karbohidrat.................................................................32V.4. Metabolisme Vitamin (B1 dan B6)..................................................42V.5. Insulin dan Glukagon...............................................................46V.6. OAD dan Injeksi Insulin..................................................................54V.7. Anatomi, Fisiologi, dan Histologi Pankreas.............................58VI.KESIMPULAN.............66DAFTAR PUSTAKA.............67PETUGAS KELOMPOK Tutor

: dr. Tri Suciati, M. Kes Moderator: Bella Melinda

Sekretaris: 1. Regina Paranggian Lumban Toruan

2. Nur Haniyyah

Peserta

1. Mentari Faisal Putri

2. Mia Esta

3. Muhammad Hadi

4. Rofaqo Hakki

5. Hana Yuniko

6. Syahnas Ya Rahma

7. R.A. Deta Hanifah

BAB IPEMBAHASAN

SKENARIO A

Doni, seorang mahasiswa perguruan tinggi di Semarang berusia 20 tahun, menderita Diabetes Melitus tergantung insulin (IDDM) sejak berusia 14 tahun. Setahun lalu, Doni datang ke praktek dokter dengan BB 75 kg dengan TB 175 cm. Doni mendapatkan injeksi insulin sekali sehari dengan dosis 20 unit pada malam hari dan dikombinasi dengan obat oral anti diabetes (OAD) pagi dan malam hari. Doni tidak melakukan terapi secara rutin.

Sekarang, Doni datang berobat lagi ke dokter keluarganya di Palembang dengan keluhan setiap kali minum susu selalu mencret. Selain itu Doni mengeluh mual serta otot kaki dan badan pegal.

Pemeriksaan fisik:

BB 40 kg, TB 175 cm, TD: 110/70 mmhg, nadi: 80x/m, RR: 16x/m

Hasil Pemeriksaan Darah:

Hb 14 g/dl; WBC 4500/mm3; RBC 4.860.000/mm3; Ht 41,2%; Thrombosit 233.000/uL; MCV, MCH, dan MCHC normal. Gula darah sewaktu 335 mg/dl

HbA1c 11%; Trigliserida 96 mg/dl; total cholesterol 152 mg/dl; HDL 48 mg/dl; LDL 95 mg/dl.

Dokter mengatakan Doni mengalami intoleransi laktosa. Dokter juga memberikan vitamin B1 dan B6 pada Doni.I.KLARIFIKASI ISTILAH

NOISTILAHPENGERTIAN

1IDDMInsulin Dependent Diabetes Melitus

2Injeksi insulinPendorongan insulin ke dalam tubuh dengan menggunakan jarum suntik

3OADObat yang dapat menurunkan kadar glukosa dengan cara memicu sekresi insulin, menambah sensitivitas insulin, dan dengan menghambat glukosidase

4Dosis 20 unitJumlah obat yang diberikan kepada penderita dalam satuan berat, volume, atau satuan unit-unit lainnya

5TerapiUsaha untuk memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit

6MencretTinja yang encer dengan frekuensi 4x atau lebih dalam sehari

7Gula darah sewaktuHasil pengukuran yang dilakukan seketika pada waktu itu tanpa ada puasa

8Intoleransi laktosaKondisi dimana laktase tidak di produksi

II. IDENTIFIKASI MASALAH

Tabel identifikasi masalah

NOIDENTIFIKASI MASALAHCONCERN

1Doni, seorang mahasiswa perguruan tinggi di Semarang berusia 20 tahun, menderita Diabetes Melitus tergantung insulin (IDDM) sejak berusia 14 tahun. VVV

2Setahun lalu, Doni datang ke praktek dokter dengan BB 75 kg dengan TB 175 cm.

Pemeriksaan fisik: BB 40 kg, TB 175 cm, TD: 110/70 mmhg, nadi: 80x/m, RR: 16x/mV

3Doni mendapatkan injeksi insulin sekali sehari dengan dosis 20 unit pada malam hari dan dikombinasi dengan obat oral anti diabetes (OAD) pagi dan malam hari serta tidak melakukan terapi secara rutin.VVVV

4Doni berobat ke dokter keluarganya di Palembang dengan keluhan setiap kali minum susu selalu mencret dan mengeluh mual serta otot kaki dan badan pegal.VV

5Hasil Pemeriksaan Darah: Hb 14 g/dl; WBC 4500/mm3; RBC 4.860.000/mm3; Ht 41,2%; Thrombosit 233.000/uL; MCV, MCH, dan MCHC normal. Gula darah sewaktu 335 mg/dl

HbA1c 11%; Trigliserida 96 mg/dl; total cholesterol 152 mg/dl; HDL 48 mg/dl; LDL 95 mg/dl.V

6Dokter mengatakan Doni mengalami intoleransi laktosa dan dokter memberikan vitamin B1 dan B6 pada Doni.VV

Main Problem:

Doni, seorang mahasiswa perguruan tinggi di Semarang berusia 20 tahun, menderita Diabetes Melitus tergantung insulin (IDDM) sejak berusia 14 tahun.Hipotesis

Doni mendapatkan injeksi insulin sekali sehari dengan dosis 20 unit pada malam hari dan dikombinasi dengan obat oral anti diabetes (OAD) pada pagi dan malam hari serta tidak melakukn terapi secara rutin yang dapat menyebabkan Doni mengalami intoleransi laktosa.III.ANALISIS MASALAH

1. Doni mendapatkan injeksi insulin sekali sehari dengan dosis 20 unit pada malam hari dan dikombinasi dengan obat oral anti diabetes (OAD) pagi dan malam hari serta tidak melakukan terapi secara rutin.

a. Bagaimana proses pembentukan insulin?Diketahui ada beberapa tahapan dalam proses sekresi insulin, setelah adanya rangsangan oleh molekul glukosa. Tahap pertama adalah proses glukosa melewati membrane sel. Untuk dapat melewati membran sel beta dibutuhkan bantuan senyawa lain. Glucose transporter (GLUT) adalah senyawa asam amino yang terdapat di dalam berbagai sel yang berperan dalam proses metabolisme glukosa. Fungsinya sebagai kendaraan pengangkut glukosa masuk dari luar kedalam sel jaringan tubuh. Glucose transporter 2 (GLUT 2) yang terdapat dalam sel beta misalnya, diperlukan dalam proses masuknya glukosa dari dalam darah, melewati membran, ke dalam sel. Proses ini penting bagi tahapan selanjutnya yakni molekul glukosa akan mengalami proses glikolisis dan fosforilasi didalam sel dan kemudian membebaskan molekul ATP. Molekul ATP yang terbentuk, dibutuhkan untuk tahap selanjutnya yakni proses mengaktifkan penutupan K channel pada membran sel. Penutupan ini berakibat terhambatnya pengeluaran ion K dari dalam sel yang menyebabkan terjadinya tahap depolarisasi membran sel, yang diikuti kemudian oleh tahap pembukaan Ca channel. Keadaan inilah yang memungkinkan masuknya ion Ca sehingga menyebabkan peningkatan kadar ion Ca intrasel. Suasana ini dibutuhkan bagi proses sekresi insulin melalui mekanisme yang cukup rumit dan belum seutuhnya dapat dijelaskan. Seperti disinggung di atas, terjadinya aktivasi penutupan K channel tidak hanya disebabkan oleh rangsangan ATP hasil proses fosforilasi glukosa intrasel, tapi juga dapat oleh pengaruh beberapa faktor lain termasuk obat-obatan. Namun senyawa obat-obatan tersebut, misalnya obat anti diabetes sulfonil urea, bekerja pada reseptor tersendiri, tidak pada reseptor yang sama dengan glukosa, yang disebut sulphonylurea receptor (SUR) pada membran sel beta. Dalam keadaan fisiologis, insulin disekresikan sesuai dengan kebutuhan tubuh normal oleh sel beta dalam dua fase, sehingga sekresinya berbentuk biphasic. Seperti dikemukakan, sekresi insulin normal yang biphasic ini akan terjadi setelah adanya rangsangan seperti glukosa yang berasal dari makanan atau minuman. Insulin yang dihasilkan ini, berfungsi mengatur regulasi glukosa darah agar selalu dalam batas-batas fisiologis, baik saat puasa maupun setelah mendapat beban. Dengan demikian, kedua fase sekresi insulin yang berlangsung secara sinkron tersebut, menjaga kadar glukosa darah selalu dalam batas-batas normal, sebagai cerminan metabolisme glukosa yang fisiologis.

Sekresi fase 1 (acute insulin secretion responce = AIR) adalah sekresi insulin yang terjadi segera setelah ada rangsangan terhadap sel beta, muncul cepat dan berakhir juga cepat. Sekresi fase 1 (AIR) biasanya mempunyai puncak yang relatif tinggi, karena hal itu memang diperlukan untuk mengantisipasi kadar glukosa darah yang biasanya meningkat tajam, segera setelah makan. Kinerja AIR yang cepat dan adekuat ini sangat penting bagi regulasi glukosa yang normal karena pasa gilirannya berkontribusi besar dalam pengendalian kadar glukosa darah postprandial. Dengan demikian, kehadiran AIR yang normal diperlukan untuk mempertahankan berlangsungnya proses metabolisme glukosa secara fisiologis. AIR yang berlangsung normal, bermanfaat dalam mencegah terjadinya hiperglikemia akut setelah makan atau lonjakan glukosa darah postprandial (postprandial spike) dengan segala akibat yang ditimbulkannya termasuk hiperinsulinemia kompensatif.

Selanjutnya, setelah sekresi fase 1 berakhir, muncul sekresi fase 2 (sustained phase, latent phase), dimana sekresi insulin kembali meningkat secara perlahan dan bertahan dalam waktu relatif lebih lama. Setelah berakhirnya fase 1, tugas pengaturan glukosa darah selanjutnya diambil alih oleh sekresi fase 2. Sekresi insulin fase 2 yang berlangsung relatif lebih lama, seberapa tinggi puncaknya (secara kuantitatif) akan ditentukan oleh seberapa besar kadar glukosa darah di akhir fase 1, disamping faktor resistensi insulin. Jadi, terjadi semacam mekanisme penyesuaian dari sekresi fase 2 terhadap kinerja fase 1 sebelumnya. Apabila sekresi fase 1 tidak adekuat, terjadi mekanisme kompensasi dalam bentuk peningkatan sekresi insulin pada fase 2. Peningkatan produksi insulin tersebut pada hakikatnya dimaksudkan memenuhi kebutuhan tubuh agar kadar glukosa darah (postprandial) tetap dalam batas batas normal. Dalam prospektif perjalanan penyakit, fase 2 sekresi insulin akan banyak dipengaruhi oleh fase 1.

Biasanya, dengan kinerja fase 1 yang normal, disertai pula oleh aksi insulin yang juga normal di jaringan ( tanpa resistensi insulin ), sekresi fase 2 juga akan berlangsung normal, dengan demikian tidak dibutuhkan tambahan ( ekstra ) sintesis maupun sekresi insulin pada fase 2 diatas normal untuk dapat mempertahankan keadaan normoglikemia. Ini adalah keadaan fisiologis yang memang ideal karena tanpa peninggian kadar glukosa darah yang dapat memberikan dampak glucotoxicity, juga tanpa hiperinsulinemia dengan berbagai dampak negatifnya.

b. Apakah ada hubungan antara TB dan BB dengan pemberian dosis insulin?Tidak. karena turunnya berat badan dikarenakan oleh penyakit diabetesnya. karena glukosa tidak dapat masuk kedalam sel maka tubuh menganngap bahwa tubuh kekurangan glukosa, jadi untuk mengatasinnya tubuh menghasilkan energy dari protein dan adipose.c. Bagaimana dampak tidak terapi secara rutin terhadap penderita IDDM yang sudah menahun?Dampak tidak terapi secara rutin terhadap penderita IDDM yang sudah menahun adalah kadar glukosa dalam darah akan meningkat.

d. Organ apa yang memproduksi insulin dan bagaimana fisiologinya?Insulin merupakan hormon yang terdiri dari rangkaian asam amino, dihasilkan oleh sel beta kelenjar pankreas. Dalam keadaan normal, bila ada rangsangan pada sel beta, insulin disintesis dan kemudian disekresikan kedalam darah sesuai kebutuhan tubuh untuk keperluan regulasi glukosa darah. Secara fisiologis, regulasi glukosa darah yang baik diatur bersama dengan hormone glukagon yang disekresikan oleh sel alfa kelenjar pankreas.

e. Mengapa injeksi insulin harus diberikan pada malam hari (pada kasus)?

Menurut Ruslianti (2008), terapi insulin yang dianjurkan adalah saat pagi hari sebelum sarapan, dua jam setelah makan, dan malam hari sebelum tidur.f. Bagaimana klasifikasi dari OAD?

Klasifikasi Obat Anti Diabetes Oral yang biasa digunakana. Sulfonilurea

Obat ini merangsang sel beta pankreas untuk memproduksi insulin. terbagi menjadi berapa golongan, antara lain :

1. Kelas A: hipoglikemik kuat glibenklamid, nama merk dagangnya euglukon, daonildengan sediaan 5mg pertablet. diberikanmaksimal 3tabletdiberikan pagi dan siang klorpropamid, nama merk dagangnya diabinasedengan sediaan 100 dan 250 mg pertablet, dosis maksimal 2tablet, diberikan pagi hari2. Kelas B: untuk diabetes melitus disertai kelainan ginjal dan hepar. glikuidon, nama merk dagangnya glerenorm, glidiab, lodem, fordab,dengan sediaan 30 mg pertablet.maksimal 4 tablet/hari diberikan pagi dan siang.3. Kelas C: anti angiopati gliklazid, digunakan untuk komplikasidiabetesmelitus mikroangiopati. Nama merk dagangnya diamicron,glukolos,glucodex,glidiabet, sediaan 80 mg pertablet, maksimal 4tablet/hari diberikan pagi dan siang. glimipirid, digunakan untuk komplikasi diabetes melitus makroangiopati. Nama merk dagangnya adalah amaryl, amadiab, metrix, solosa. Sediaannya 1 mg, 2 mg, dan 4 mg dan diberikan pada pagi dan siang hari dengan maksimal dosis 8 mg/hari.4. Kelas D: hipoglikemik lemah tapi bekerja pada gangguan post reseptor insulin glipiziddosis rendah misalnya minidiab dosis 2,5-20 mg diberikan pagi dan siang.b. BiguanidObat ini berefek padareseptor insulin (uptake glukosa di perifer), menurunkanfibrinogen plasma,tidak punya efek sentral pada pancreas, antara lainmetformin, nama merk dagangnya glucophage, buformin, diabex, neodipar.Sediaannya 500 mg pertablet.dosis 500-3000 mg perhari.Obat ini dapat menyebabkan perut tidak nyaman.Sehingga pemberiannya sebaiknya sesudah makan.Hati-hati pada pasien dengan kelainan hepar dan ginjal.c. Golongan spesifik Acarbose(alfa-glukosidase inhibitor), obat ini menghambat absorbsi glukosa di usus. nama merk dagangnya glucobay, eclid sediaannya 50 mg dan 100 mg. diberikan setelah suapan pertama saat makan. Efek samping yang sering : perut terasa kembung dan sering buang angin (flatus) Sitagliptin(suatu DPP-4 inhibitor), obat ini bekerja meningkatkan dan memperpanjang hormon incretin, dengan mengnonaktifkan enzim DPP-4. Hormon incretin meningkatkan sintesis dan sekresi insulin pada sel beta pankreas dan menurunkan sekresi glukagon pada sel alfa pankreas. Nama merk dagangnya januvia. Sediaan 25 mg, 50 mg dan 100 mg. Dosis yang diberikan maksimal 400 mg/hari. Dosis disesuaikan juga terdapat gangguan ginjal. Repaglinide, obat ini bekerja meningkatkan sekresi insulin dengan menghambat ATP-potassium-channel pada sel beta pankreas sehingga meningkatkan kalsium intrasel dan merangsang pelepasan insulin dari sel beta pankreas. Nama merk dagangnya prandin, sediaan 0,5 mg, 1 mg dan 2 mg. Dosis awal 0,5 mg diberikan 15 menit sebelum makan. Dititrasi maksimal 4 mg dengan dosis maksimal tidak melebihi 16 mg/hari.2. Doni, seorang mahasiswa perguruan tinggi di Semarang berusia 20 tahun, menderita Diabetes Melitus tergantung insulin (IDDM) sejak berusia 14 tahun.

a. Bagaimana klasifikasi dari DM? Diabetes Tipe 1, DM tipe 1 atau yang dulu dikenal dengan nama Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM), terjadi karena kerusakan sel beta pankreas (reaksi autoimun). Bila kerusakan sel beta telah mencapai 80-90% maka gejala DM mulai muncul. Perusakan sel beta ini lebih cepat terjadi pada anak-anak daripada dewasa. Sebagian besar penderita DM tipe 1 mempunyai antibodi yang menunjukkan adanya proses autoimun, dan sebagian kecil tidak terjadi proses autoimun. Kondisi ini digolongkan sebagai tipe 1 idiopatik. Sebagian besar (75%) kasus terjadi sebelum usia 30 tahun, tetapi usia tidak termasuk kriteria untuk klasifikasi. Diabetes Tipe 2, DM tipe 2 merupakan 90% dari kasus DM yang dulu dikenal sebagai non insulin dependent Diabetes Mellitus (NIDDM). Pada diabetes ini terjadi penurunan kemampuan insulin bekerja di jaringan perifer (insulin resistance) dan disfungsi sel beta. Akibatnya, pankreas tidak mampu memproduksi insulin yang cukup untuk mengkompensasi insulin resistan. Kedua hal ini menyebabkan terjadinya defisiensi insulin relatif. Gejala minimal dan kegemukan sering berhubungan dengan kondisi ini,yang umumnya terjadi pada usia > 40 tahun. Kadar insulin bisa normal, rendah, maupun tinggi, sehingga penderita tidak tergantung pada pemberian insulin.

DM Dalam Kehamilan,DM dan kehamilan (Gestational Diabetes Mellitus - GDM) adalah kehamilan normal yang disertai dengan peningkatan insulin resistan (ibu hamil gagal mempertahankan euglycemia). Faktor risiko GDM: riwayat keluarga DM, kegemukan, dan glikosuria. GDM ini meningkatkan morbiditas neonatus, misalnya hipoglikemia, ikterus, polisitemia, dan makrosomia. Hal ini terjadi karena bayi dari ibu GDM mensekresi insulin lebih besar sehingga merangsang pertumbuhan bayi dan makrosomia. Frekuensi GDM kira-kira 3--5% dan para ibu tersebut meningkat risikonya untuk menjadi DM di masa mendatang.

Diabetes Tipe Lain, Subkelas DM di mana individu mengalami hiperglikemia akibat kelainan spesifik (kelainan genetik fungsi sel beta), endokrinopati (penyakit Cushings, akromegali), penggunaan obat yang mengganggu fungsi sel beta (dilantin), penggunaan obat yang mengganggu kerja insulin (b-adrenergik), dan infeksi/sindroma genetik Downs, Klinefelters).b. Bagaimana hubungan usia dan jenis kelamin terhadap IDDM?Semakin dewasa seseorang maka resikonya terkena diabetes akan semakin tinggi dan prevalensi wanita terkena diabetes lebih tinggi dibandingkan prevalensi pada pria.c. Bagaimana penatalaksanaan IDDM?

Insulin; diabetes tipe 1 memerlukan terapi insulin. Berbagai jenis insulin dengan sumber dan kejernihan yang berbeda-beda tersedia. Saat ini, insulin manusia paling banyak digunakan karena efek samping dan komplikasi yang lebih sedikit. Preparat insulin juga berbeda-beda waktu awitan kerja, waktu puncak kerja, dan lama kerja. Injeksi insulin biasanya diberikan subcutan 1-4x sehari setelah kadar glukosa darah basal diukur. Penelitian memperlihatkan manfaat yang definitive injeksi insulin yang lebih sering, individu direkomendasikan memeriksa kadar glukosa plasmanya dengan sering dan menggunakan setidaknya 3-4 injeksi sehari. Pemeriksaan kadar glukosa yang lebih sering diperlukan jika ada perubahan aktifitas, selama periode pertumbuhan, kehamilan, atau jika individu sedang sakit. Perencanaan diet;regimen diet biasanya dihitung perindividu, bergantung kebutuhan, pertumbuhan, penurunan berat badan yang diinginkan(biasanya untuk diabetes tipe 2), dan tingkat aktivitas. Olahraga;program olahraga digabung dengan penurunan berat badan telah memperlihatkan peningkatan sensitivitas insulin dan menurunkan kebutuhan terhadap intervasi farmakologi. Intervensi farmakologis lain;obat antihipertensi dipertimbangkan unutk digunakan diantara intervensi farmakologi semua pengidap diabetes. Untuk pasien diabetes, tekanan darah sebaiknya lebih rendah dari populasi non diabetic, tekanan darah sistolik diatas 105mmHg dapat dianggap tinggi.3. Dokter mengatakan Doni mengalami intoleransi laktosa dan dokter memberikan vitamin B1 dan B6 pada Doni.

a. Apa peran vitamin B1 dan B6 pada kasus?Vitamin B1:disebut juga Thiamin, bekerja sebagai koenzim dalam metabolisme karbohidrat dan rantai asam amino.

Vitamin B6: disebut juga Pyridoxine, bekerja sebagai koenzim dalam metabolisme, atau sintetis dari asam amino, glikogen, dan protein otak.

Defesiensi vitamin yaitu kegagalan metabolisme karbohidrat yang menyebabkan asam piruvat diubah menjadi asam laktat. Sehingga peran vitamin B1 membantu dalam proses metabolisme karbohidrat karena sedangkat vitamin B6 membantu dalam proses metabolisme asam amino. b. Bagaimana tatalaksana penderita intoleransi laktosa?Pengobatan intoleransi laktosa yang disebabkan defisiensi laktase primer dapat diberikan susu rendah/bebas laktosa tergantung toleransi. Hal ini akan berbeda, bila intoleransi laktosa yang disebabkan defisiensi laktase sekunder (kerusakan mukosa misalnya karena gastroenteritis) diberikan susu yang diencerkan dan susu rendah/bebas laktosa. Namun adanya intoleransi laktosa tidak menyingkirkan kemungkinan adanya cows milk protein sensitive enteropati.c. Bagaimana proses terjadinya intoleransi laktosa?Permasalahan fisiologis yang bermanifestasi sebagai intoleransi laktosa dan disebabkan karena ketidakseimbangan antara jumlah laktosa yang yang dikonsumsi dengan kapasitas laktase untuk menghidrolisa disakarida. Apabila terjadi defisiensi laktase baik primer maupun sekunder, laktosa tidak bisa dipecah menjadi bentuk yang bisa diserap, sehingga laktosa akan menumpuk. Laktosa merupakan sumber energi yang baik untuk mikroorganisme di kolon, dimana laktosa akan difermentasi oleh mikroorganisme tersebut dan menghasilka asam laktat, gas methan (CH4) dan hidrogen (H2). Gas yang diproduksi tersebut memberikan perasaan tidak nyaman dan distensi usus dan flatulensia. Asam laktat yang diproduksi oleh mikroorganisme tersebut aktif secara osmotik dan menarik air ke lumen usus, demikian juga laktosa yang tidak tercerna juga menarik air sehingga menyebabkan diare. Bila cukup berat, produksi gas dan adanya diare tadi akan menghambat penyerapan nutrisi lainnya seperti protein dan lemak.d. Apa saja gejala yang dialami seorang penderita intoleransi laktosa?Intoleransi laktosa merupakan sindroma klinis yang ditandai oleh satu atau lebih manifestasi klinis seperti sakit perut, diare, mual, kembung, produksi gas di usus meningkat setelah konsumsi laktosa atau makanan yang mengandung laktosa. Jumlah laktosa yang menyebabkan gejala bervariasi dari individu ke individu, tergantung pada jumlah laktosa yang dikonsumsi, derajat defisiensi laktosa, dan bentuk makanan yang dikonsumsi. Laktosa yang tidak tercerna akan menumpuk di usus besar dan terfermentasi, menyebabkan gangguan pada usus seperti nyeri perut, keram, kembung dan bergas, serta diare, sekitar setengah jam sampai dua jam setelah mengkonsumsi produk laktosa. Gejala-gejala ini terkadang disalahartikan sebagai gangguan saluran pencernaan. Tingkat keparahan gejala-gejala tersebut bergantung pada seberapa banyak laktosa yang dapat ditoleransi oleh masing-masing tubuh. Gejala-gejala ini mirip dengan reaksi alergi susu, namun pada kasus alergi, gejala-gejala ini timbul lebih cepat, kadangkala hanya dalam hitungan menit. Jika seseorang yang menderita defisiensi laktase dan tidak menghindari produk-produk yang mengandung laktosa, lama kelamaan orang tersebut dapat kehilangan berat badan dan menderita malnutrisi.4. Doni berobat ke dokter keluarganya di Palembang dengan keluhan setiap kali minum susu selalu mencret dan mengeluh mual serta otot kaki dan badan pegal.a. Mengapa Doni mengalami mencret, mual, otot kaki, dan badan pegal?

Bila terjadi defisiensi laktase, laktosa tidak akan digesti akibatnya tidak ada penyerapan oleh mukosa usus halus. Disakarida ini merupakan bahan osmotic yang akan menarik air ke lumen. Jumlah air yang keluar sebanding dengan jumlah laktosa yang tinggal di lumen usus. Penambahan volume lumen usus akan menyebabkan rasa mual, muntah dan peningkatan peristaltik. Peristaltik usus yang meninggi menyebabkan waktu transit usus makin pendek sehingga mengurangi waktu digesti dan absorpsi. Laktosa dan air atau eritrolit yang tidak di serap meninggalkan usus halus ke kolon. Di kolon laktosa ini akan difermentasi oleh flora normal menjadi gas (CO2, H2, dan CH4), asam lemak rantai pendek (butirat, propional dan asetat) dan asam laktat.

b. Bagaimana proses biokimiawi dari pencernaan susu dan kaitannya dengan enzim laktosa?Karbohidrat yang dimakan diserap dalam bentuk monosakarida (glukosa, galaktosa, dan fruktosa) karena itu laktosa harus dihidrolisis menjadi glukosa dan laktosa terlebih dahulu agar proses absrobsi terus berlangsung. Hidrolisa ini dilakukan oleh lactase (-galactosidase), sautu enzim yang terdapat pada brush border mukosa usus halus. Laktosa yang dalam bentuk bebas dan tidak terikat dengan molekul lainnya hanya ditemukan pada susu. Laktosa disintesa menggunakan UDP-galaktose dan glukosa sebagai substrat. Sintesa lactase terdiri dari dua subunit yaitu subunit galactosyltransferase dan -lactalbumin. -lactalbumin merupakan subunit yang menyebabkan galactosyltransferase mengubah galaktosa mejadi glukosa. Enzim lactase terdapat pada vili brush border usus halus. Laktase ditemukan pada bagian luar brush border dan diantara semua disakarida, lactase yang paling sedikit. Laktosa memiliki 2 sisi aktif, yaitu bagian luar untuk hidrolisa lactase sedangkan bagian dalamnya untuk hidrolasi pholorizin dan glicolipid.

5. Pemeriksaan Darah:

Hb 14 g/dl; WBC 4500/mm3; RBC 4.860.000/mm3; Ht 41,2%; Thrombosit 233.000/uL; MCV, MCH, dan MCHC normal. Gula darah sewaktu 335 mg/dl

HbA1c 11%; Trigliserida 96 mg/dl; total cholesterol 152 mg/dl; HDL 48 mg/dl; LDL 95 mg/dl.

a. Bagaimana interpretasi dari hasil pemeriksaan darah?

Nilai normal dari:

Hb (Hemoglobin) Wanita: 12-16 gr/dl

Pria: 14-18 gr/dl

Anak: 10-16 gr/dl

Bayi baru lahir: 12-24 gr/dl Maka dapat disimpulkan bahwa Hb Doni adalah normal.

WBC (White Blood Cell) Nilai normal: (3,5-10,0) L atau (3,5-10,0) x 103/mm3 Maka dapat disimpulkan bahwa WBC Doni adalah normal.

RBC (Red Blood Cell) Nilai normal: (3,8-5,8) L atau (3,8-5,8) x 103/mm3 Maka dapat disimpulkan bahwa RBC Doni adalah normal.

Ht (Hematokrit)

Pria: 40%-54%

Wanita: 36%-47%

Maka dapat disimpulkan bahwa Ht Doni adalah normal.

Thrombosit

Pria dan wanita: 150.000-400.000/uL

Maka dapat disimpulkan bahwa thrombosit Doni adalah normal.

Gula darah sewaktu

Kadar gula darah normal pada manusia berada pada angka antara 70-110 mg/dl setelah berpuasa selama 8 jam.

Maka dapat disimpulkan bahwa gula darah sewaktu Doni tergolong tidak normal dan termasuk hiperglikemia. HbA1c

Normal: 4%-6%

Maka dapat disimpulkan bahwa HbA1c Doni dengan 11% tergolong tidak normal dan gula darah tidak terkontrol.

Trigliserida

Normal: kurang dari 150 mg/dl

Maka dapat disimpulkan bahwa trigliserida Doni tergolong normal.

Total cholesterol

Normal: kurang dari 200 mg/dl

Maka dapat disimpulkan bahwa total cholesterol Doni tergolong normal.

HDL (High Density Lipoprotein)

Normal: lebih dari 35 mg/dl

Maka dapat disimpulkan bahwa HDL Doni tergolong normal.

LDL (Low Density Lipoprotein)

Normal: kurang dari 100 mg/dl

Maka dapat disimpulkan bahwa LDL Doni tergolong normal.

6. Setahun lalu, Doni datang ke praktek dokter dengan BB 75 kg dengan TB 175 cm.

Pemeriksaan fisik:

BB 40 kg, TB 175 cm, TD: 110/70 mmhg, nadi: 80x/m, RR: 16x/m

a. Mengapa BB Doni dapat turun secarasignifikan selama 1 tahun tersebut (pada kasus)?

Pada kasus, Doni menderita DM tipe 1 dimana terjadi insulin yang seharusnya bekerja dengan mengambil glukosa tubuh sebagai sumber energi, tidak bekerja secara efektif. Bila insulin tidak ada maka glukosa tidak dapat masuk sel dengan akibat glukosa akan tetap berada di pembuluh darah yang artinya kadar glukosa di dalam darah meningkat. Dalam proses metabolisme, insulin juga memegang peranan penting yaitu memasukkan glukosa ke dalam sel yang digunakan sebagai bahan bakar karena glukosa tidak dapat masuk kedalam sel, maka tubuh kekurangan bahan baku untuk menghasilkan ATP sehingga kompensasi tubuh terhadap hal ini adalah dengan menggunakan lipid dan protein dalam tubuh sebagai bahan baku penghasil ATP. Hal ini terus terjadi selama satu tahun, itulah sebabnya berat badan Doni turun secara signifikan.

b. Bagaimana interpretasi dari hasil pemeriksaan fisik?Doni, pria usia 20 tahun

Berat & Tinggi Badan (40kg & 175cm): UnderweightTekanan Darah (110/70 mmHg)

: NormalNadi(80 kali per menit)

: NormalRespiration Rate (16 kali per menit)

: NormalBerat ideal tubuh = (tinggi badan seseorang 100) x 90%.

Pada skenario, berat badan Doni adalah 40 kg dan tinggi badan 175 cm.

Berat badan ideal Doni adalah= (175-100)x90% = 67,5 kg

Nadi

Bayi

: 120-130 x/mnt

Anak

: 80-90 x/mnt

Dewasa: 70-80 x/mnt

Lansia

: 60-70 x/mnt

Catatan :

Takikardia (Nadi di atas normal) : Lebih dari 100 x/mnt

Bradikardia (Nadi dibawah normal) : Kurang dari 60x/mnt

Tekanan Darah

Bayi

: 70-90/50 mmHg

Anak

: 80-100/60 mmHg

Remaja: 90-110/66 mmHg

Dewasa muda: 110-125/60-70 mmHg

Dewasa tua : 130-150/80-90 mmHg

Catatan :

Hipotensi

: Kurang dari 90/60 mmHg

Normal

: 90-120/60-80 mmHg

Pre Hipertensi: 120-140/80-90 mmHg

Hipertensi Stadium 1: 140-160/90-100 mmHg

Hipertensi Stadium 2: Lebih dari 160/100 mmHg

Suhu Tubuh

Normal

: 36,6oC - 37,2 oC

Sub Febris

: 37 oC - 38 oC

Febris

: 38 oC - 40 oC

Hiperpireksis: 40 oC - 42 oC

Hipotermi

: Kurang dari 36oC

Hipertermi

: Lebih dari 40 oC

Catatan :

Oral

: 0,2 oC 0,5 oC lebih rendah dari suhu rektal

Axilla

: 0,5 oC lebih rendah dari suhu oral

Pernapasan / Respirasi

Bayi : 30-40 x/mnt

Anak

: 20-30 x/mnt

Dewasa: 16-20 x/mnt

Lansia: 14-16 x/mnt

Catatan :

Dispnea

: Pernapasan yang sulit

Tadipnea

: Pernapasan lebih dari normal ( lebih dari 20 x/menit)

Brad

Ipnea

: Pernapasan kurang dari normal ( kurang dari 20 x/menit)

Apnea

: Pernapasan terhenti

c. Apa kategori IMT Doni?Jawab :

keterangan: BBI= berat badan ideal seseorang

BB= berat badan

KTB= Kuadrattinggi Badandengan satuan hitung meter.

Berikut ini pembagian IMT berdasar standard Asia menurut IOTF, WHO (2000) :=30 = Obese II

Body Mass Index (BMI)= Berat badan (kg) : {Tinggi badan (m) x tinggi badan (m)}

= 40 : (1.75x1.75)

= 40 : 3.0625

= 13.06 Maka dapat disimpulkan bahwa IMT(BMI) Doni adalah underweight atau berat badan Doni kurang.

IV. KETERKAITAN ANTAR MASALAH DAN KERANGKA KONSEP

IV.1. KETERKAITAN ANTAR MASALAH

IV.2. KERANGKA KONSEP

V. IDENTIFIKASI TOPIK PEMBELAJARAN (LEARNING ISSUE)

1. IDDMA. Definisi

IDDM (Insulin Dependent Diabetes Mellitus) ataudiabetes mellitus JuvenilisOnset atau diabetes Tipe 1 adalah penyakit autoimun yang ditentukan secara genetic dengan gejala-gejala yang pada akhirnya menuju proses bertahap pengrusakan imunologik sel-sel yang memproduksi insulin. Keadaan ini disebabkan oleh kurangnya produksi insulin oleh sel beta pankreas, sehinggaindividu ini harus mendapatkan insulin pengganti. Sampai saat ini, IDDM masih bersifat idiopatik..

Kerusakan sel beta pankreas atau penyakit-penyakit yang menggangu produksi insulin dapat menyebabkan timbulnya diabetes tipe 1. Penyebab diabetes tipe 1 diperkirakan terjadi akibat destruksi autoimun sel-sel beta pulau Langerhans. Individu yang memiliki kecenderungan genetic penyakit ini tampaknya memiliki factor lingkungan yang menginisiasi proses autoimun. Contoh faktor pencetus antara lain; inveksi virus seperti gondongan, rubella, atau sitomegali virus atau CMV kronis. Onset diabetes tipe 1 biasanya dimulai pada umur sekitar 14 tahun di Amerika Serikat, dan oleh sebab itu, diabete ini di sebutdiabetes mellitus Juvenilis

B.EtiologiKerusakan sel beta pancreas atau penyakit-penyakit yang mengganggu produksi insulin dapat menyebabkan timbulnya diabetes tipe 1. Seperti infeksi virus, dengan memproduksi autoantibody terhadap sel-sel beta, yang akan mengakibatkan berkurangnya sekresi insulin yang dirangsang oleh glukosa. Meskipun factor herediter juga berperan penting untuk menentukan kerentanan sel beta terhadap gangguan-gangguan tersebut. IDDM murni disebabkan defisiensi insulin secara absolute.

Kelainan berupa disfungsi sel beta dan resistensi insulin merupakan factor etiologi yang bersifat bawaan (genetic). Mengapa individu membentuk antibody terhadap sel-sel pulan Langerhans sebagai respons terhadap faktor pencetus tidak diketahui? Salah satu mekanisme yang kemungkinan adalah bahwa terdapat agens lingkungan yang secara antigenis adalah mengubah sel-sel pancreas sehingga menstimulasi pembentukan autoantibodi.

Kemungkinan lain adalah para penderita diabetes ini memiliki kesamaan antigen antara sel-sel beta pancreas dan mikroorganisme atau obat tertentu, sehingga sistem imun gagal dalam mengenal sel pancreas bahwa itu diri mereka sendiri. Secara klinis, perjalanan penyakit ini bersifat progressif dan cenderung melibatkan pula gangguan metabolisme lemak ataupun protein. Peningkatan kadar glukosa darah oleh karena utilisasi yang tidak berlangsung sempurna pada gilirannya secara klinis sering memunculkan abnormalitas dari kadar lipid dalam darah.

C.Gambaran Klinis Poliuria (peningkatan pengeluaran urine) karena air mengikuti glukosa yang keluar melalui urin.

Polidipsia (peningkatan rasa haus) akibat volume urine yang sangat besar dan keluarnya air yang menyebabkan dehidrasi ekstrasel.

Rasa lemah dan kelemahan otot akibat katabolisme protein otot dan ketidakmampuan sebagian besar sel untuk menggunakan glukosa sebagai energy.

Polifagia (peningkatan rasa lapar) akibat keadaan pascaabsorbtif yang kronis, katabolisme protein dan lemak, dan kelaparan relative sel.

Peningkatan infeksi akibat peningkatan konsentrasi glukosa.

Gangguan penglihatan yang berhubungan dengan ketidakseimbangan air.

Parestesia atau abnormalitas sensasi.

Kandidiasis vagina akibat peningkatan glukosa pada secret vagina atau urin.

Penderita diabetes mellitus tipe 1 memperlihatkan kadar glukosa normal sebelum yang terkendali awitan penyakit muncul. Pada masa dahulu, diabetes tipe 1 dianggap penyakit yang secara tiba-tiba dengan sedikit gejala atau yanda. Akan tetapi, saat ini diabetes tipe 1 adalah penyakit yang biasanya berkembang secara perlahan selama beberapa tahun dengan adanya autoantibody terhadap sel-sel beta dan destruksi yang terjadi secara terus-menerus pada diagnosis lanjut.

D.Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan gula darah sewaktu

Glukosa urin

Kadar glukosa darah puasa

Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO)

Kadar glukosa darah

E.Manifestasi KlinisManifestasi klinis terjadi jika lebih dari 90% sel-sel beta menjadi rusak. Pada diabetes mellitus dalam bentuk yang lebih berat, sel-sel beta telah dirusak semuanya, sehingga terjadi insulinopenia dan semua kelainan metabolic yang berkaitan dengan defisiensi insulin.Pasien dengan diabetes mellitus tipe 1 sering memperlihatkan gejala awitan yang eksplosif dengan polidipsia, poliuria, turunnya berat badan, lemah, polifagia, somnolen yang terjadi selama beberapa hari atau beberapa minggu. Pasien dapat menjadi berat dan timbul ketoasidosis, serta dapat meninggal kalau tidak mendapatkan pengobatan segera. Terapi insulin biasanya diperlukan utnuk mengontrol metabolisme dan umumnya penderita peka terhadap insulin.

F.EpidemiologiDiduga terdapat sekitar 16 juta kasus diabetes di Amerika Serikat dan setiap tahunnya di diagnosis 600.000 kasus baru. 75% pasien panderita diabetes akhirnya meninggal karena penyakit vascular. Diabetes merupakan penyebab ketiga kematian di Amerika Serikat dan merupakan penyebab utama kebutaan pada orang dewasa akibat retinopati diabetic. Pada usia yang sama, penderita diabetes paling sering terkena serangan jantung dibanding dengan mereka yang tidak memiliki diabetes.

G.Komplikasi Ketoasidosis diabetic

Hampir selalu hanya dijumpai pada pengidap diabetes 1, ketoasidosis diabetic merupakan komplikasi akut yang ditandai perburukan semua gejala diabetes Ketoasidosis diabetic dapat terjadi setelah stress fisik seperti kehamilan atau penyakit akut atau trauma. Kadang-kadang ketoasidosis diabetic merupakan adanya gejala pada diabetes tipe 1.

Kadar glukosa pada ketoasidosis diabetic meningkat dengan cepat akibat glukoneogenesis dan peningkatan penguraian lemak yang progressif. Terjadi poliuria dan dehidrasi.

Koma nonketotik Hiperglikemia Hiperosmolar

Juga disebut diabetes nonasidotik hiperrosmolar, koma nonketotik hiperglikemik hiperrosmolar merupakan komplikasi akut yang dijumpai pada pengidap diabetes tipe 2. Kondisi ini juga merupakan petunjuk perburukan penyakit secara drastic.

Fenomena Fajar

Adalah hiperglikemia pada pagi hari (antara jam5-9 pagi) yang tampaknya disebebkan oleh peningkatan sirkadian kadar glukosa pada pagi hari. Fenomena ini dapat dijumpai pada penderita diabetes tipe 1 atau tipe 2.

Hipoglikemia

Pengidap diabetes tipe 1 dapat mengalami komplikasi akibat hipoglikemia setelah injeksi insulin. Gejala yang mungkin terjadi adalah hilangnya kesadaran, koma dapat terjadi pada hipoglikemia berat.

Efek somogyi

Efek somogyi merupakan kompolikasi akut yang ditandai penurunan uniq kadar glukosa darah di malam hari, kemudian di pagi hari kadar glukosa kembali meningkat diikuti peningkatan ribbon pada paginya. Penyebab hipoglikemia malam hari kemungkinan besar berkaitan dengan penyuntikkan insulin di sore harinya. Hipoglikemia itu sendiri kemudian menyebabkan peningkatan glukogon, katekolamin, kortisol, dan hormone pertumbuhan.

System kardiovaskular

Diabetes mellitus jangka panjang member dampak yang parah kesistem kardiovaskular, dipengaruhi oleh diabetes mellitus kronis. Terjadi kerusakan mikrovaskular di arteio kecil, dan venula. Kerusakan makrovaskular terjadi di arteri besar dan sedang. Semua organ dan jaringan di tubuh akan terkena akibat dari gangguan mikro dan makrovaskular ini.

Gangguan penglihatan

Komplikasi jangka panjang diabetes yang sering di jumpai adalah gangguan penglihatan. Ancaman paling serius pada penglihatan adalah retinopati, atau kerusakan pada retina karena tidak mendapatkan oksigen. Retina adalah jaringan yang sangat aktif bermetabolisme dan pada hipoksia kronis akan mengalami kerusakan secara progressif dalam struktur kapilernya, membentuk mikro aneurisma, dan memperlihatkan bercak-bercak pendarahan.

Kerusakan ginjal

Diabetes mellitus kronis yang menyebabkan kerusakan ginjal sering di jumpai, dan nefropati diabetic adalah penyebab nomor satu gagal ginjal. Di ginjal, yang paling parah mengalami kerusakan adalah kapiler glomerulus akibat hipertensi dan glukosa plasma yang tinggi menyebabkan penebalan membrane basal dan pelebaran glomerulus. Lesi-lesi sklerotik nodular, yang disebut nodul kimmelstiel-Wilson, terbentuk di glomerulus sehingga semakin menghambat aliran darah dan akibatnya merusak nefron.

Sistem saraf perifer

Diabetes mellitus merusak system saraf perifer, termasuk komponen sensorik dan motorik divisi somatic dan otonom. Penyakit saraf yang disebut neuropati diabetic. Neuropati diabetic disebabkan hipoksia kronis sel-sel saraf yang dilkronis serta efek hiperglikemia, termasuk hiperglikosilasi protein yang melibatkan system saraf.

H.Penatalaksanaan Insulin; diabetes tipe 1 memerlukan terapi insulin. Berbagai jenis insulin dengan sumber dan kejernihan yang berbeda-beda tersedia. Saat ini, insulin manusia paling banyak digunakan karena efek samping dan komplikasi yang lebih sedikit. Preparat insulin juga berbeda-beda waktu awitan kerja, waktu puncak kerja, dan lama kerja. Injeksi insulin biasanya diberikan subcutan 1-4x sehari setelah kadar glukosa darah basal diukur. Penelitian memperlihatkan manfaat yang definitive injeksi insulin yang lebih sering, individu direkomendasikan memeriksa kadar glukosa plasmanya dengan sering dan menggunakan setidaknya 3-4 injeksi sehari. Pemeriksaan kadar glukosa yang lebih sering diperlukan jika ada perubahan aktifitas, selama periode pertumbuhan, kehamilan, atau jika individu sedang sakit.

Perencanaan diet;regimen diet biasanya dihitung perindividu, bergantung kebutuhan, pertumbuhan, penurunan berat badan yang diinginkan(biasanya untuk diabetes tipe 2), dan tingkat aktivitas.

Olahraga;program olahraga digabung dengan penurunan berat badan telah memperlihatkan peningkatan sensitivitas insulin dan menurunkan kebutuhan terhadap intervasi farmakologi.

Intervensi farmakologis lain;obat antihipertensi dipertimbangkan unutk digunakan diantara intervensi farmakologi semua pengidap diabetes. Untuk pasien diabetes, tekanan darah sebaiknya lebih rendah dari populasi non diabetic, tekanan darah sistolik diatas 105mmHg dapat dianggap tinggi.2. Intoleransi Laktosa

Intoleransi laktosa merupakan sindroma klinis yang ditandai oleh suatu atau lebih manifestasi klinis seperti sakit perut, diare, mual, kembung, produksi gas di usus meningkat setelah konsumsi laktosa atau makanan yang mengandung laktosa. Jumlah laktosa yang menyebabkan gejala bervariasi dari individu ke individu, tergantung pada jumlah laktosa yang dikonsumsi, derajat defisiensi laktosa dan bentuk makanan yang dikonsumsi.

Terminologi yang berhubungan dengan intoleransi laktosa :

Malabsorbsi Laktosa

Permasalahan fisiologis yang bermanifestasi sebagai intoleransi laktosa dan disebabkan karena ketidakseimbangan antara jumlah lakotsa yang dikonsumsi dengan kapasitas lactase untuk menghidrolisa disakarida. Defisiensi laktosa primer

Tidak adanya lactase baik secara relatif maupun absolute yang terjadi pada anak-anak pada usia yang bervariasi pada kelompo ras tertentu dan merupakan penyebab tersering malabsorbsi laktosa dan intoleransi laktosa. Defisiensi laktosa primer juga sering disebut hipolaktasia tipe dewasa, lactase nonpersisten, dan defisiensi lactase herediter.

Defisiensi laktosa sekunder

Defisiensi laktase yang diakibatkan oleh injuri usus kecil, seperti pada gastroenteritis akut, diare persisten, kemoterapi kanker, atau penyebab lain injuri pada mukosa usus halus, dan dapat terjadi pada usia berapapun, namun lebih sering pada bayi.

Defisiensi laktosa tersier

Defisiensi ini merupakan kelainan yang sangat jarang yang disebakan karena mutasi pada gen LCT. Gen LCT ini memberikan instruksi untuk pembuatan enzim lactase. Enzim laktase yang berfungsi memecah gula susu (laktosa) terdapat di mukosa usus halus. Enzim tersebut bekerja memecah laktosa menjadi monosakarida yang siap untuk diserap oleh tubuh yaitu glukosa dan galaktosa. Apabila ketersediaan laktase tidak mencukupi, laktosa yang terkandung dalam susu tidak akan mengalami proses pencernaan dan akan dipecah oleh bakteri di dalam usus halus. Proses fermentasi yang terjadi dapat menimbulkan gas yang menyebabkan kembung dan rasa sakit di perut. Sedangkan sebagian laktosa yang tidak dicerna akan tetap berada dalam saluran cerna dan tidak terjadi penyerapan air dari faeses sehingga penderita akan mengalami diare. Frekuensi kejadian intoleransi laktosa pada ras Kaukasia lebih sedikit/jarang dibandingkan pada orang Asia, Afrika, Timur Tengah, dan beberapa negara Mediterania, dan juga pada ras Aborigin Australia. Lima persen dari ras Kaukasia dan 75% dari yang bukan ras Kaukasia yang tinggal di Australia mengalami intoleransi laktosa.

Penyebab Intoleransi Laktosa

Intoleransi laktosa sebagian besar disebabkan oleh faktor genetik, dimana penderita mempunyai laktase lebih sedikit dibanding orang normal. Beberapa faktor lain penyebab intoleransi laktosa antara lain sebagai berikut. 1. Gastroenteritis, dapat menyebabkan terjadinya penguraian enzim lactase yang dapat berlangsung sampai beberapa minggu. Setelah terjadi serangan gastritis akut, umumnya terjadi intoleransi laktosa temporer yang dapat berlangsung hingga 4 bulan. 2. Infeksi parasit, dapat menyebabkan pengurangan jumlah laktase sementara waktu. 3. Defisiensi besi, rendahnya asupan besi dapat mengganggu pencernaan dan penyerapan laktosa.

3. Metabolisme karbohidratKarbohidrat atau sakarida adalah segolongan besar senyawa organik yang tersusun dari atom karbon, hidrogen dan oksigen. Karbohidrat adalah senyawa polihidroksi aldehid atau polihidroksiketon.

Bentuk molekul karbohidrat paling sederhana terdiri dari satu molekul gula sederhana. Karbohidrat merupakan polimer yang tersusun dari molekul gula yang terangkai menjadi rantai yang panjang serta bercabang.

Karbohidrat merupakan sumber tenaga yang terdapat dalam tumbuhan dan daging hewan. Karbohidrat juga menjadi komponen penting pada makhluk hidup dalam bentuk serat (fiber). Selain itu, karbohidrat berfungsi untuk menjaga keseimbangan asam basa di dalam tubuh, berperan penting dalam proses metabolisme dalam tubuh, serta pembentuk struktur sel dengan mengikat protein dan lemak.Karbohidrat mempunyai jalur atau lintasan metabolisme tersendiri. Lintasan tersebut digolongkan menjadi 3 (tiga) kategori, yaitu:

1. Lintasan Anabolik

Sintesis enzimatik senyawa molekul besar dari senyawa yang lebih sederhana, pada umumnya diperlukan energi.

2. Lintasan Katabolik

Lintasan ini meliputi berbagai proses oksidasi yang melepaskan energi bebas. Pemecahan enzimatik dari bahan-bahan yang bermolekul besar, sehingga terbebaskan energi.3. Lintasan Amfibolik

Berfungsi sebagai penghubung antara lintasan anabolik dengan lintasan katabolik.

Terdapat beberapa jalur metabolisme karbohidrat, baik yang tergolong anabolisme maupun katabolisme. Antara lain:

a. Glikolisis

b. Oksidasi piruvat

c. Siklus asam sitrat

d. Glikogenesis

e. Glikogenolisis

f. Glukoneogenesis

Dari keenam jalur metabolism diatas, hanya akan dibahas empat diantaranya, yaitu Glukolisis, Glikogenesis, Glikogenolisis dan Glukoneogenesis.

Anaerobic Pathway atau GlikolisisStadia pertama dari produksi energi berlangsung di dalam sitoplasma sel. Proses pemecahan glukosa ini akan berlangsung tanpa adanya oksigen, disebut fase anaerobik. Pada proses ini glukosa yang mempunyai 6 atom karbon akan dipecah menjadi molekul yang mengandung 3 atom karbon gliseraldehid-3-PO4 yang akhirnya akan terbentuk 2 molekul asam piruvat. Energi yang dihasilkan/dilepas selama gikolisis berlangsung hanya sedikit yaitu sebanyak 2 molekul ATP atau 5% dari total produksi energi.

a. Piruvic Acid Pathway Kemungkinan akan diubah balik menjadi glukosa.

Kemungkinan berikatan dengan amoniak membentuk alanin (Asam amino)

Kemungkinan akan berikatan dengan CO2 membentuk asam oksaloasetat.

Kemungkinan akan berikatan dengan KoA (Ko-enzim A) membentuk Asetil-KoA.b. Asam LaktatSelama tubuh melakukan aktifitas fisik yang berat maka tubuh akan berkompensasi dengan melakukan proses respirasi yang berlangsung amat cepat, akibatnya tubuh akan kekurangan oksigen.

Pada saat ini glikogen otot akan dirombak/dipergunakan sebagai energi melalui proses yang bersifat anaerobik/glikolisis yang berakhir dengan pembentukan asam laktat. Tetapi bila tubuh telah cukup istirahat dan cukup mendapat oksigen (O2) maka hati dapat mengubah asam laktat menjadi gikogen (glikogen hati) disebut glikoneogenesis dan selanjutnya bila diperlukan dapat terjadi proses glikogenolisis (glikogen diubah menjadi glukosa darah). Keseluruhan proses yang sifatnya bolak-balik tersebut disebut siklus Cori.

GLIKOGENESISGlikogenesis adalah lintasan metabolisme yang mengkonversi glukosa menjadi glikogen untuk disimpan di dalam hati.

Lintasan diaktivasi di dalam hati, oleh hormon insulin sebagai respon terhadap rasio gula darah yang meningkat, misalnya karena kandungan karbohidrat setelah makan; atau teraktivasi pada akhir siklus Cori.

Penyimpangan atau kelainan metabolisme pada lintasan ini disebut glikogenosis.

Proses glikogenesis adalah sebagai berikut :

Glukosa mengalami fosforilasi menjadi glukosa 6-fosfat (reaksi yang lazim terjadi juga pada lintasan glikolisis). Di otot reaksi ini dikatalisir oleh heksokinase sedangkan di hati oleh glukokinase.

Glukosa 6-fosfat diubah menjadi glukosa 1-fosfat dalam reaksi dengan bantuan katalisator enzim fosfoglukomutase. Enzim itu sendiri akan mengalami fosforilasi dan gugus fosfo akan mengambil bagian di dalam reaksi reversible yang intermediatnya adalah glukosa 1,6-bifosfat.

Enz-P + Glukosa 1-fosfatEnz + Glukosa 1,6-bifosfatEnz-P + Glukosa 6-fosfat.Selanjutnya glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin trifosfat (UTP) untuk membentuk uridin difosfat glukosa (UDPGlc). Reaksi ini dikatalisir oleh enzim UDPGlc pirofosforilase.

UDPGlc + PPiUTP + Glukosa 1-fosfat

Hidrolisis pirofosfat inorganic berikutnya oleh enzim pirofosfatase inorganik akan menarik reaksi kearah kanan persamaan reaksi.

Atom C1 pada glukosa yang diaktifkan oleh UDPGlc membentuk ikatan glikosidik dengan atom C4 pada residu glukosa terminal glikogen, sehingga membebaskan uridin difosfat. Reaksi ini dikatalisir oleh enzim glikogen sintase. Molekul glikogen yang sudah ada sebelumnya (disebut glikogen primer) harus ada untuk memulai reaksi ini. Glikogen primer selanjutnya dapat terbentuk pada primer protein yang dikenal sebagai glikogenin.

UDP + (C6)n+1 UDPGlc + (C6)n

GLIKOGENOLISISGlikogenolisis adalah lintasan metabolisme yang digunakan oleh tubuh, selain glukoneogenosis, untuk menjaga keseimbangan kadar glukosa di dalam plasma darah untuk menghindari simtoma hipoglisemia.

Pada glikogenolisis, glikogen digradasi berturut-turut dengan 3 enzim, glikogen fosforilase, glukosidase, fosfoglukomutase, menjadi glukosa. Hormon yang berperan pada lintasan ini adalah glukagon dan adrenalin.

Tahap pertama penguraian glikogen adalah pembentukan glukosa 1-fosfat. Berbeda dengan reaksi pembentukan glikogen, reaksi ini tidak melibatkan UDP-glukosa, dan enzimnya adalah glikogen fosforilase. Selanjutnya glukosa 1-fosfat diubah menjadi glukosa 6-fosfat oleh enzim yang sama seperti pada reaksi kebalikannya (glikogenesis) yaitu fosfoglukomutase.

Tahap reaksi berikutnya adalah pembentukan glukosa dari glukosa 6-fosfat. Berbeda dengan reaksi kebalikannya dengan glukokinase, dalam reaksi ini enzim lain, glukosa 6-fosfatase, melepaskan gugus fosfat sehigga terbentuk glukosa. Reaksi ini tidak menghasilkan ATP dari ADP dan fosfat.

Glukosa yang terbentuk inilah nantinya akan digunakan oleh sel untuk respirasi sehingga menghasilkan energi, yang energi itu terekam / tersimpan dalam bentuk ATP

HMP SHUNT

Biasa HMP-Shunto Disebut juga jalur pentosa fosfat / heksosa monofosfat. Jalur ini menghasilkan NADPH dan ribosa di luar mitokondria. NADPH diperlukan untuk biosintesis; asam lemak,kolesterol, dan steroid lain.Ribosa untuk biosintesis asam nukleat. Kepentingan lain HMP-shunt berlangsung dalam jaringan; hepar, lemak, korteks adrenal, tiroid,eritrosit, kelenjar mammae sedang laktasi. NADPH juga penting dalam; detoksifikasi obat oleh monooksigenase, reduksiglutation. HMP-shunt terdiri dari fase:

1. Oksidatif (irreversible); glukosa 6-fosfat ---> ribulosa 5-fosfat

2. Non-oksidatif (reversible); ribulosa 5-fosfat ---> ribosa 5-fosfat

Jalur ini aktif dalam hepar, jaringan adiposa (lemak), adrenal korteks, glandula tiroid, sel darah merah, testes, dan payudara yang sedang menyusui. Dalam otot aktivitas jalur ini rendah sekali.

Fungsi utama jalur ini adalah untuk menghasilkan NADPH, yaitu dengan mereduksi NADP+. NADPH diperlukan untuk proses anabolik di luar mitokhondria, seperti sintesis asam lemak dan steroid. Fungsi yang lain adalah menghasilkan ribosa-5-fosfat untuk sintesis nukleotida dan asam nukleat. Jalannya reaksi sebagai berikut :

(-D-glukosa 6-fosfat mengalami oksidasi menjadi 6-fosfoglukonolakton. Enzimnya adalah glukosa 6-fosfat dehidrogenase (G6PD). Reaksi ini memerlukan Mg++ atau Ca++ , memakai NADP+ dan menghasilkan NADPH. Insulin meningkatkan sintesis enzim ini.

Selanjutnya 6-fosfoglukonolakton diubah menjadi 6-fosfoglukonat. Reaksi ini juga memer-lukan Mg++, Mn++ atau Ca++. Enzimnya glukono-lakton hidrolase. Satu molekul air (H2O) terpakai, ikatan cincin terlepas.

6-fosfoglukonat selanjutnya mengalami dekarboksilasi dan berubah menjadi riboluse-5-fosfat.

Sebelum dekarboksilasi 6-fosfoglukonat dioksidasi menjadi semyawa antara 3-keto 6-fosfoglukonat. Ion Mg++, Mn++ atau Ca++ diperlukan. NADP+ bertindak sebagai hidrogen ekseptor menjadi NADPH. Enzim yang mengkatalisis reaksi ini adalah 6-fosfoglukonat dehidrogenase. Aktivitas enzim ini tergantung adanya NADP+. Seperti halnya enzim G6PD enzim 6-fosfoglukonat dehidrogenase sintesisnya dirangsang oleh insulin.

Selanjutnya Ribulosa 5-fosfat dapat menjadi dua substrat dari dua enzim yaitu:

1. Ribulosa 5-fosfat epimerase, yang membentuk suatu epimer pada karbon ketiga, yaitu xylulose 5-fosfat (xylulose 5-phosphate).

2. Ribosa 5-fosfat ketoisomerase, yang merubah ribulosa 5-fosfat menjadi ribosa 5-fosfat.

Proses selanjutnya akan melibatkan suatu enzim transketolase, yang dapat memindah dua unit karbon ( C1 dan C2 ) dari suatu ketosa pada aldehida dari aldosa. Dalam reaksi ini diperlukan suatu koenzim, tiamin difosfat dan ion Mg++. Dua karbon dari xylulose 5-fosfat dipindah pada ribosa 5-fosfat, menghasilkan suatu ketosa dengan tujuh karbon yaitu sedoheptulosa 7-fosfat dan aldosa dengan tiga karbon gliseraldehida 3-fosfat.

Sedoheptulosa 7-fosfat dan gliseraldehida 3-fosfat akan bereaksi dengan bantuan enzim transaldolase dan membentuk fruktosa 6-fosfat dan eritrosa 4-fosfat.Dalam reaksi ini, transaldolase memindah tiga karbon "active dihydroxy acetone" (C1-C3) dari keto dengan tujuh karbon pada aldosa dengan tiga karbon.

Reaksi selanjutnya kembali melibatkan enzim transketolase, dimana xylulose 5-fosfat menjadi donor "active glycoaldehyde" (C1-C2). Eritrosa 4-fosfat yang terbentuk dari reaksi sebelumnya, akan bertindak sebagai akseptor (penerima) C1-C2. Reaksi ini memerlukan tiamin dan ion Mg++ sebagai ko-enzim dan menghasilkan fruktosa 6-fosfat dan gliseraldehida 3-fosfat.

Agar glukosa dapat dioksidasi secara sempurna menjadi CO2, diperlukan enzim yang dapat mengubah gliseraldehide 3-fosfat menjadi glukosa 6-fosfat. Untuk ini diperlukan enzim Embden-Meyerhof (glikolisis) yang bekerja kearah yang berlawanan. Selain itu, juga diperlukan enzim fruktosa 1,6-difosfatase. Enzim ini mengubah fruktosa 1,6-difosfat menjadi fruktosa 6-fosfat.

Secara keseluruhan proses ini dapat dianggap suatu oksidasi tiga molekul glukosa 6-fosfat menjadi tiga molekul CO2 dan tiga molekul pentosa fosfat. Tiga molekul pentosa fosfat diubah menjadi dua molekul glukosa fosfat dan satu molekul gliseraldehida 3-fosfat. Karena dua molekul gliseraldehide 3-fosfat dapat diubah menjadi satu molekul glukosa 6-fosfat melalui jalur kebalikan glikolisis, maka HMP Shunt dapat dikatakan suatu oksidasi glukosa yang komplit (sempurna).

Enzim 6-fosfoglukonat dehidrogenase mengontrol HMP Shunt. Enzim ini dapat dihambat oleh NADPH. Reaksi yang dikatalisis enzim ini tidak akan berjalan apabila NADPH tidak dipakai atau dengan kata lain konsentrasinya tidak menurun. Perlu diingat bahwa produksi ribosa 5-fosfat tidak tergantung pada oksidasi glukosa, tapi dapat melewati kebalikan jalur glikolisis.

NADPH yang terbentuk berguna dalam sintesis asam lemak, steroid dan sintesis asam amino. Sintesis asam amino melalui glutamat dehidrogenase. Adanya lipogenesis yang aktif ,maka NADPH diperlukan, hal ini mungkin akan merangsang oksidasi glukosa lewat HMP Shunt. "Fed state", suatu keadaan dimana seseorang baru saja makan, mungkin dapat menginduksi sintesis enzim-enzim glukosa 6-fosfat dehidro-genase dan 6-fosfoglukonat dehidrogenase.

HMP Shunt dalam eritrosit berguna sebagai penghasil suatu reduktor (NADPH). NADPH dapat mereduksi glutation yang telah mengalami oksidasi ( G-S-S-G ) menjadi glutation yang tereduksi (2 G-SH). Enzim yang mengkatalisis reaksi ini adalah glutation reduktase. Selanjutnya, glutation yang tereduksi dapat membebaskan eritrosit dari H2O2 dengan suatu reaksi yang dikatalisis oleh enzim glutation peroksidase.

2 G-SH + H2O2 ( G-S-S-G + 2 H2O

Reaksi ini penting sebab penimbunan H2O2 memperpendek umur eritrosit. Telah dibuktikan adanya korelasi terbalik antara aktivitas enzim glukosa 6-fosfat dehidrogenase dengan fragilitas sel darah merah. Pada beberapa orang yang mengalami mutasi dimana enzim ini berkurang, maka mereka akan lebih mudah mengalami hemolisis sel darah merah apabila diberi suatu oksidan seperti primaquin, aspirin, sulfonamid atau apabila diberi makan "fava bean".

HMP Shunt akan menghasilkan suatu pentosa untuk sintesis nukleotida dan asam nukleat. Ribosa 5-fosfat akan bereaksi dengan ATP menjadi 5-fosforibosil-1-pirofosfat (PRPP).

Dalam otot enzim glukosa 6-fosfat dehidro-genase dan 6-fosfoglukonat dehidrogenase hanya sedikit sekali, namun otot dapat membuat ribosa 5-fosfat, yaitu dengan kebalikan HMP-Shunt

GLUKONEOGENESISGlukoneogenesis adalah lintasan metabolisme yang digunakan oleh tubuh, selain glikogenolisis, untuk menjaga keseimbangan kadar glukosa di dalam plasma darah untuk menghindari simtoma hipoglisemia. Pada lintasan glukoneogenesis, sintesis glukosa terjadi dengan substrat yang merupakan produk dari lintasan glikolisis, seperti asam piruvat, asam suksinat, asam laktat, asam oksaloasetat, terkecuali:

Fosfopiruvat + Piruvat kinase + ADP Piruvat + ATP

Fruktosa-6P + Fosfofrukto kinase + ATP Fruktosa-1,6-BPt + ADP

Glukosa + Heksokinase + ATP Glukosa-6P + ADP

Enzim glikolitik yang terdiri dari glukokinase, fosfofruktokinase, dan piruvat kinase mengkatalisis reaksi yang ireversibel sehingga tidak dapat digunakan untuk sintesis glukosa. Dengan adanya tiga tahap reaksi yang tidak reversibel tersebut, maka proses glukoneogenesis berlangsung melalui tahap reaksi lain. Reaksi tahap pertama glukoneogenesis merupakan suatu reaksi kompleks yang melibatkan beberapa enzim dan organel sel (mitokondrion), yang diperlukan untuk mengubah piruvat menjadi malat sebelum terbentuk fosfoenolpiruvat.

Proses Glukoneogenesis Asam laktat yang terjadi pada proses glikolisis dapat dibawa oleh darah ke hati. Disini asam laktat diubah amenjadi glukosa kembali melalui serangkaian reaksi dalam suatu proses yang disebut glukoneogenesis (pembentukan gula baru).

Pada dasarnya glukoneogenesis ini adalah sintesis glukosa dari senyawa-senyawa bukan karbohidrat, misalnya asam laktat danbeberapa asam amino. Proses glukoneogenesis berlangsung terutama dalam hati, walaupun proses glukoneogenesis ini adalah sintesis glukosa, namun bukan kebalikandari proses glikolisis karena ada tiga tahap reaksi dalam glikolisis yang tidakreversible, artinya diperlukan enzim lain untuk kebalikannya.

Glukosa + ATP heksokinase Glukosa-6-Posfat + ADP

Fruktosa-6-posfat + ATP fosforuktokinase fruktosa 1,6 diposfat + ADP

Fosfoenol piruvat + ADP piruvatkinase asam piruvat + ATP

Dengan adanya tiga tahap reaksi yang tidak reversible tersebut, maka proses glukoneogenesis berlangsung melalui tahap reaksi lain, yaitu :

Fosfoenolpiruvat dibentuk dari asam piruvat melalui pembentukan asam oksaloasetat.(a)

asam piruvat + CO2+ ATP + H2O asam oksalo asetat +ADP + Fosfat + 2H+oksalo asetat + guanosin trifosfat fosfoenol piruvat +guanosin difosfat + CO2Reaksi (a) menggunakan katalis piruvatkarboksilase dan reaksi (b)menggunakan fosfoenolpiruvat karboksilase.

Jumlah reaksi (a) dan (b) ialah : asam piruvat + ATP + GTP + H2O fosfoenol piruvat + ADP +GDP + fosfat+ 2H+Fruktosa-6-fosfat dibentuk dari fruktosa-1,6-difosfat dengan cara hidrolisisoleh enzim fruktosa-1,6-difosfatase.

fruktosa-1,6-difosfat + H2O fruktosa-6-fosfat + fosfat.

Glukosa dibentuk dengan cara hidrolisis glikosa-6-fosfat dengan katalisglukosa-6-fosfatase.glukosa-6-fosfat + H2O glukosa + fosfat KESIMPULAN

Karbohidrat atau sakarida adalah segolongan besar senyawa organik yang tersusun dari atom karbon, hidrogen dan oksigen. Karbohidrat adalah senyawa polihidroksi aldehid atau polihidroksiketon.

Karbohidrat mempunyai 3 lintasan metabolisme, yaitu: lintasan anabolisme, lintasan katabolisme, dan lintasan amfibolik.

Jalur metabolisme karbohidrat antara lain: glikolisis, oksidasi piruvat, siklus asam sitrat, glikogenesis, glikogenolisis, dan glukoneogenesis.

Glikogenesis adalah lintasan metabolisme yang mengkonversi glukosa menjadi glikogen untuk disimpan di dalam hati. Lintasan diaktivasi di dalam hati, oleh hormon insulin sebagai respon terhadap rasio gula darah yang meningkat.

Glikogenolisis adalah lintasan metabolisme yang digunakan oleh tubuh, selain glukoneogenosis, untuk menjaga keseimbangan kadar glukosa di dalam plasma darah untuk menghindari simtoma hipoglisemia.

Glukosa yang terbentuk dari glikogenolisis nantinya akan digunakan oleh sel untuk respirasi sehingga menghasilkan energi, yang energi itu terekam / tersimpan dalam bentuk ATP

Glikoneogenesis adalah biosintesis glukosa atau glikogen dari senyawa-senyawa nonkarbohidrat. Glukoneogenesis terjadi jika sumber energi dari karbohidrat tidak tersedia lagi.

Asam laktat yang terjadi pada proses glikolisis dapat dibawa oleh darah ke hati. Disini asam laktat diubah menjadi glukosa kembali melalui serangkaian reaksi dalam suatu proses yang disebut glukoneogenesis (pembentukan gula baru).

4. Metabolisme Vitamin (B1 dan B6)VITAMIN B1Tiamin, dikenal juga dengan B1 atau aneurin, sangat penting dalam metabolisme karbohidrat. Peran utama tiamin adalah sebagai bagian dari koenzim dalam dekarboksilasi oksidatif asam alfa-keto. Gejala defisiensi akan muncul secara spontan berupa beri-beri pada manusia. Penyakit tersebut ditandai dengan penimbunan asam piruvat dan asam laktat, terutama dalam darah dan otak serta kerusakan daru sistem kardiovaskuler, syaraf dan alat pencernaan.

Struktur Kimia Tiamin

Struktur kimia tiamin, merupakan gabungan dari molekul basa pirimidin dan tiazol yang dirangkai jembatan metilen. Kokarboksilase adalah pirofosfat dari tiamin yang disintesis oleh tubuh dari kombinasi tiamin dengan ATP (Adenosisn Trifosfat) (Gambar 1.).

Sifat-sifat Tiamin

Tiamin larut dalam alkohol 70 % dan air, dapat rusak oleh panas, terutama dengan adanya alkali. Pada kondisi kering, tiamin stabil pada suhu100o C selama beberapa jam. Kelembaban akan mempercepat kerusakannya. Hal ini menunjukkan bahwa pada makanan segar, tiamin kurang stabil terhadap panas jika dibandingkan dengan makanan kering.

Fungsi Tiamin

Tiamin diperlukan dalam metabolisme semua spesies hewan dan tumbuh-tumbuhan. Pada tumbuh-tumbuhan tingkat tinggi, tiamin dapat dibuat sendiri, begitu pula halnya pada beberapa tumbuhan tingkat rendah. Pada semua hewan, tiamin diperoleh dari makanannya, kecuali bila zat tersebut disintesis oleh mikroorganisme di dalam traktus digestivus (saluran pencernaan) hewan ruminansia.

Fungsi metabolik tiamin antara lain pada reaksi oksidasi piruvat - Asetil- KoA, rekasi oksidasi - keto glutarat dan reaksi transketolasi HMP (Heksosa Monofosfat). Di dalam otak dan hati, segera diubah menjadi TPP (thiamin pyrohosphat) oleh enzim thiamin difosfotransferase, dimana reaksinya membutuhkan ATP. Berperan penting sebagai koensim dekarboksilasi senyawa asam-keto. Beberapa enzim yang menggunakan TPP sbg koensim adalah pyruvate decarboxylase, pyruvate dehydrogenase, dan transketolase.

Tiamin penting sebagai koensim pyruvate dan -ketoglutarate dehydrogenase, sehingga jika terjadi defisiensi, maka kapasitas sel dalam menghasilkan energi menjadi sangat berkurang Juga diperlukan untuk reaksi fermentasi glukosa menjadi etanol, di dalam yeast.

Sumber Tiamin

Tiamin disintesis oleh bakteri di dalam alat pencernaan hewan ruminansia. Bakteri mensintesis tiamin dalam caecum kuda, tetapi ternyata tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sumber- sumber tiamin antara lain tumbuhan biji-bijian, kacang-kacangan, daging, ikan dan susu.

Metabolisme Tiamin

Tiamin dari makanan setelah dicerna, diserap langsung oleh usus dan masuk ke dalam saluran darah. Penyerapan maksimum terjadi pada konsumsi 2,5 5 mg tiamin per hari. Pada jumlah kecil, tiamin diserap melalui proses yang memerlukan energi dan bantuan natrium, sedangkan dalam jumlah besar, tiamin diserap secara difusi pasif. Kelebihan tiamin dfikeluarkan lewat urine. Metabolit tiamin adalah 2-metil-4-amino-5-pirimidin dan asam 4-metil-tiazol-5-asetat.

Tubuh manusia dewasa mampu menyimpan tiamin sekitar 30 -70 mg, dan sekitar 80%-nya terdapat sebagai TPP (tiamin pirofosfat). Separuh dari tiamin yang terdapat dalam tubuh terkonsentrasi di otot. Meskipun tiamin tidak disimpan di dalam tubuh, level normal di dalam otot jantung, otak, hati, ginjal dan otot lurik meningkat dua kali lipat setelah terapi tiamin dan segera menurun hingga setengahnya ketika asupan tiamin berkurang. VITAMIN B6

Sintesa dari Molekul-molekul PentingSulit untuk menemukan suatu kategori kimia dari molekul-molekul di dalam tubuh yang tidak bergantung pada vitamin B6 untuk produksinya. Banyak dariproteinpondasi dasar yang disebutamino acids, itu membutuhkan persediaan yang cukup dari B6 untuk sintesa.

Nucleic acidsyang digunakan dalam pembentukan DNA di dalam gen-gen kita juga membutuhkan vitamin ini.

Karena amino acids dan nucleic acids itu adalah bagian yang begitu kritis dari pembentukancellbaru, maka vitamin B6 itu bisa dianggap sebagai suatu bagian essensial dari pembentukan hampir semua cell baru di dalam tubuh.

Heme (protein utama dari cell-cell darah merah kita) dan phospholipids (komponen selaput cell yang mengijinkan pengiriman pesan diantara cell) juga tergantung pada vitamin B6 untuk pembentukannya.

Memproses Karbohidrate

Pemrosesan karbohidrat (gula dan zat tepung) di dalam tubuh kita itu tergantung pada ketersediaan vitamin B6. Vitamin ini terutama penting dalam memfasilitasi penguraian dariglycogen(suatu bentuk khusus dari starch) yang di simpan di dalam cell-cell otot kita dan ke suatu tingkat yang lebih rendah di dalam liver kita.

Karena pemrosesan karbohidrat itu memegang suatu peranan kunci dalam jenis tertentu tertentu dari event-event atletik, maka para peneliti telah menyelidiki lebih dekat pada peranan yang dimainkan vitamin B6 dalam pemrosesan karbohidrat selama kinerja fisik.

Mendukung Aktivitas Sistem Syaraf

Peranan vitamin B6 dalam sistem syaraf kita itu sangat luas, dan melibatkan banyak aspek dari aktivitas neurological. Satu aspek difokuskan pada pembentukan dari suatu kelompok penting molekul-molekul pengirim pesan yang disebut animes.

Sistem syaraf itu bergantung pada pembentukan dari molekul-molekul tersebut untuk mengirimkan pesan dari satu syaraf ke syaraf lainnya. (Molekul-molekul bisa di kelompokkan sebagai "neurotransmitters" untuk alasan ini).

Amines itu satu jenis neurotransmitter yang penting di dalam sistem syaraf. Mereka seringkali dibuat dari bagian-bagian protein yang disebut amino acids, dan gizi kunci untuk membuat proses ini terjadi adalah vitamin B6.

Sebagian dari neurotransmitters yang berasal dari anime yang membutuhkan vitamin B6 untuk pembentukannya antara lain serotonin, melatonin, epinephrine, norepinephrine, dan GABA.

Mendukung Metabolisme Sulfur dan Methyl

Pergerakan molekul-molekul yang mengandung sulfur di dalam tubuh itu terutama penting untuk keseimbangan hormonal dan membuang zat-zat beracun melalui liver.

Karena vitamin B6 itu mampu untuk menyingkirkan kelompok-kelompok sulfur dari molekul-molekul lain, itu membantu tubuh menjaga fleksibilitas dalam mengatur zat-zat yang mengandung sulfur.

Vitamin B6 memainkan suatu peranan serupa yang menyangkut molekul-molekul yang mengandung methyl. Istilah "kelompok methyl" merujuk pada suatu struktur kimia yang hanya memiliki satu atom karbon dan tiga atom hydrogen.

Banyak event kimia penting di dalam tubuh itu jadi mungkin karena transfer dari kelompok methyl dari satu tempat ke tempat lain. Misalnya, gen-gen di dalam tubuh bisa di aktif dan non-aktifkan dengan cara ini, dan cell-cell bisa menggunakan proses ini untuk mengirim dan menerima pesan.

Pengikatan kelompok-kelompok methyl ke zat-zat beracun itu adalah satu cara untuk membuatnya jadi kurang beracun dan memacu pembuangannya dari dalam tubuh.

Itu juga adalah suatu cara untuk memastikan bahwa zat-zat misalnya homocysteine, yang bisa menumpuk secara berlebihan di dalam darah dan mengarah pada resiko penyakit cardiovascular, itu bisa dipertahankan pada suatu kisaran yang sehat.

Mencegah Peradangan yang Tidak di Inginkan

Para peneliti masih belum jelas mengenai mekanisme yang terlibat, tapi studi berulang kali menunjukkan bahwa vitamin B6 itu dibutuhkan untuk meminimalkan resiko dari peradangan yang tidak di inginkan di dalam tubuh.

Kasusnya bukan cuma bahwa asupan yang banyak dari vitamin B6 itu berhubungan dengan pengurangan resiko dari peradangan yang berlebihan; tapi juga fakta bahwa orang-orang yang mengalami peradangan kronis dan berlebihan itu perlu meningkatkan jumlah vitamin B6 di dalam diet nya.

Kecuali asupan makanan kita itu cukup untuk menjaga level-level darah dari active B6 (pyridoxal-5-phosphate) agar tetap optimal, kita jadi beresiko untuk penyakit-penyakit kronis misanya diabetes type 2, penyakit cardiovascular, dan obesitas, yang semuanya memiliki satu komponen yang sama, yaitu peradangan kronis dan tidak di inginkan.

5. Insulin dan GlukagonInsulin adalah hormon utama yang mengendalikan glukosa dari darah ke dalam sebagian besar sel (terutama sel otot dan lemak, tetapi tidak pada sel sistem saraf pusat). Oleh karena itu, kekurangan insulin atau kekurangpekaan reseptor-reseptor memainkan peran sentral dalam segala bentuk diabetes mellitus. Sebagian besar karbohidrat dalam makanan akan diubah dalam waktu beberapa jam ke dalam bentuk gula monosakarida yang merupakan karbohidrat utama yang ditemukan dalam darah dan digunakan oleh tubuh sebagai bahan bakar. Insulin dilepaskan ke dalam darah oleh sel beta (-sel) yang berada di pankreas, sebagai respons atas kenaikan tingkat gula darah, biasanya setelah makan. Insulin digunakan oleh sekitar dua pertiga dari sel-sel tubuh yang menyerap glukosa dari darah untuk digunakan sel-sel sebagai bahan bakar, untuk konversi ke molekul lain yang diperlukan, atau untuk penyimpanan. Insulin juga merupakan sinyal kontrol utama untuk konversi dari glukosa ke glycogen untuk penyimpanan internal dalam hati dan sel otot. Tingkatan insulin yang lebih tinggi menaikkan anabolic (rangkaian jalur metabolisme untuk membangun molekul dari unit yang lebih kecil), seperti proses pertumbuhan sel dan duplikasi, sintesa protein, lemak dan penyimpanan. Insulin adalah sinyal utama dalam mengkonversi banyak bidirectional proses metabolisme dari catabolic (rangkaian jalur metabolisme untuk membongkar molekul-molekul ke dalam bentuk unit yang lebih kecil dan melepaskan energi) ke anabolic, dan sebaliknya. Secara khusus, tingkatan insulin yang lebih rendah berguna sebagai pemicu masuk keluarnya ketosis (fase metabolik pembakaran lemak). Jika jumlah insulin yang tersedia tidak cukup, jika sel buruk untuk merespon efek dari insulin (kekurangpekaan atau perlawanan terhadap insulin), atau jika insulin cacat/defective, maka gula tidak akan diserap dengan baik oleh orang-orang sel-sel tubuh yang memerlukannya dan tidak akan disimpan dengan baik di hati dan otot. Efek selanjutnya adalah tingkat gula darah yang tetap tinggi , miskin sintesis protein, dan lainnya kekacauan metabolisme lainnya, seperti acidosis yaitu meningkatnya keasaman (konsentrasi ion hidrogen) dalam darah.

Insulin telah digunakan sebagai terapi pada manusia sejak awal tahun 1990. Yang dimaksud dengan durasi kerja insulin adalah lamanya waktu yang diperlukan oleh insulin untuk mencapai aliran darah dan mulai menurunkan kadar gula dalam darah sejak ia dimasukkan ke dalam tubuh penderita. Berdasarkan waktu yang diperlukan dalam bekerja, insulin terbagi dalam 4 jenis insulin yaitu reaksi pendek, reaksi panjang, reaksi menengah dan reaksi cepat.Insulin reaksi pendek disebut juga sebagai clear insulin, ia adalah jenis obat insulin yang memiliki sifat transparan dan mulai bekerja dalam tubuh dalam waktu 30 menit sejak ia dimasukkan ke dalam tubuh. Obat insulin ini bekerja secara maksimal selama 1 sampai 3 jam dalam aliran darah penderita, dan segera menghilang setalah 6-8 jam kemudian. Maka penderita diabetes harus mengulang beberapa kali dalam sehari jika menggunakan insulin jenis ini. Insulin reaksi panjang merupakan jenis insulin yang mulai bekerja 1 hingga 2 jam setelah ia disuntikkan ke dalam tubuh seseorang. Tetapi obat insulin ini tidak memiliki masa reaksi puncak, sehingga ia bekerja secara stabil dalam waktu yang lama yaitu 24 sampai 36 jam di dalam tubuh penderita diabetes. Karena pengaruhnya dapat bertahan dalam waktu yang lama, maka penderita dapat tetap memiliki energi meskipun ia tidak mengkonsumsi makanan.

Obat insulin yang termasuk jenis ini adalah Levemir dan Lantus. Sebuah studi yang dilakukan oleh Russel Jones pada tahun 2007 mengungkapkan bahwa Levemir lebih mampu ditoleransi oleh tubuh manusia dengan baik karena menimbulkan efek penambahan berat badan yang minimal. Jenis insulin reaksi menengah adalah insulin yang mulai efektif bekerja menurunkan gula darah sejak 1 sampai 2 jam setelah disuntikkan ke dalam tubuh. Obat ini bereaksi secara maksimal selama 6-10 jam, dan berakhir setelah 10-16 jam setelahnya, contohnya Humulin m3, Hypurin, dan Insuman.

Insulin reaksi cepat akan langsung bekerja 5-15 menit setelah masuk ke dalam tubuh penderita. Ia memiliki tingkat reaksi maksimal selama 30-90 menit, dan pengaruhnya akan segera menghilang setelah 3-5 jam kemudian. Contoh obat insulin ini berupa Lispro, Actrapid, Novorapid, dan Velosulin.Masa reaksi obat insulin juga dipengaruhi oleh kemampuan tubuh seseorang dalam merespon obat ini. Maka diproduksi pual jenis insulin campuran, yang merupakan kombinasi dari dua jenis-jenis insulin di atas. Selain itu penggunaanya harus dibawah pengawasan dokter untuk menentukan dosis yang sesuai dengan kebutuhan setiap penderita.Tanpa insulin, kontraksi otot dapat menyebabkan glukosa lebih banyak masuk ke dalam sel. Jadi suatu kerja fisik akan mengurangi kebutuhan insulin, sehingga mudah terjadi hipoglikemia. Itulah sebabnya maka seorang penderita DM yang bekerja lebih berat daripada biasanya, harus mendapatkan ekstrakalori atau dosis insulin yang lebih rendah. Jadi hiperglikemia dapat disebabkan oleh berbagai keadaan, demikian pula halnya dengan DM.

Secara singkat dapat dikatakn bahwa semua keadaan yang menghambat produksi dan sekresi insulin, terdapatnya zat yang bersifat anti-insulin dalam darah serta keadaan yang menghambat efek insulin pada reseptornya, semua dapat menyebabkan DM.

Insulin digunakan dalam pengobatan beberapa jenis diabetes mellitus. Pasien dengan diabetes mellitus tipe 1 bergantung pada insulin eksogen (disuntikkan ke bawah kulit/subkutan) untuk keselamatannya karena kekurangan absolut hormon tersebut; pasien dengan diabetes mellitus tipe 2 memiliki tingkat produksi insulin rendah atau kebal insulin, dan kadang kala membutuhkan pengaturan insulin bila pengobatan lain tidak cukup untuk mengatur kadar glukosa darah. Insulin adalah hormon yang dibuat oleh organ yang terletak di belakang perut yang disebut pankreas. Di sini, insulin dilepaskan ke dalam aliran darah oleh sel-sel khusus yang disebut beta-sel ditemukan di daerah pankreas disebut pulau Langerhans (istilahinsulin berasal dari bahasa Latin insula berarti pulau). Insulin juga dapat diberikan sebagai obat untuk pasien dengan diabetes karena mereka tidak membuat cukup dari mereka sendiri. Hal ini biasanya diberikan dalam bentuk suntikan.Insulin dilepaskan dari pankreas ke dalam aliran darah. Ini adalah hormon yang penting bagi kita untuk hidup dan memiliki banyak efek pada seluruh tubuh, terutama dalam mengendalikan bagaimana tubuh menggunakan karbohidrat dan lemak yang ditemukan dalam makanan. Insulin memungkinkan sel-sel otot, hati dan lemak (jaringan adiposa) untuk mengambil gula (glukosa) yang telah diserap ke dalam aliran darah dari makanan. Ini memberikan energi untuk sel. Glukosa ini juga dapat dikonversi menjadi lemak untuk menyediakan energi ketika kadar glukosa terlalu rendah. Selain itu, insulin memiliki beberapa efek metabolik lain (seperti menghentikan pemecahan protein dan lemak).Ketika kita makan makanan, glukosa diserap dari usus kita ke dalam aliran darah. Kenaikan glukosa darah menyebabkan insulin akan dirilis dari pankreas. Protein dalam makanan dan hormon lainnya yang dihasilkan oleh usus dalam menanggapi makanan juga merangsang pelepasan insulin. Namun, setelah kadar glukosa darah kembali normal, pelepasan insulin melambat. Selain itu, hormon yang dilepaskan pada saat stres akut, seperti adrenalin, menghentikan pelepasan insulin menyebabkan kadar glukosa darah yang lebih tinggi. Pelepasan insulin diatur secara ketat pada orang sehat untuk menyeimbangkan asupan makanan dan kebutuhan metabolisme tubuh.

Insulin bekerja bersama-sama dengan glukagon, hormon lain yang diproduksi oleh pankreas. Sementara peran insulin adalah untuk menurunkan kadar gula darah jika diperlukan, peran glukagon adalah untuk meningkatkan kadar gula darah jika mereka jatuh terlalu rendah. Dengan sistem ini, tubuh memastikan bahwa kadar glukosa darah tetap dalam batas-batas pengaturan, yang memungkinkan tubuh untuk berfungsi dengan baik.

Pasien diabetes diberikan obat-obatan termasuk pengobatan insulin untuk menurunkan kadar glukosa tinggi. Namun, jika seseorang sengaja menyuntikkan terlalu banyak insulin, sel-sel akan mengambil terlalu banyak glukosa dari darah. Hal ini menyebabkan kadar glukosa darah normal rendah (hipoglikemia). Tubuh bereaksi terhadap hipoglikemia dengan melepaskan glukosa yang disimpan dari hati dalam upaya untuk membawa tingkat kembali normal. Namun, kadar glukosa masih rendah dalam darah bisa membuat seseorang merasa sakit.

Tidak seperti sel-sel lain dalam tubuh, sel-sel saraf bergantung hampir sepenuhnya pada glukosa sebagai sumber energi. Ketika kadar glukosa terlalu rendah, sebagian besar gejala hasil dari saraf tersebut tidak berfungsi dengan baik. Otak sangat dipengaruhi oleh kadar glukosa rendah. Gejala termasuk pusing, kebingungan dan bahkan koma pada kasus yang berat. Selain itu, tubuh memount respon fight-back melalui serangkaian khusus saraf yang disebut sistem saraf simpatik. Hal ini menyebabkan jantung berdebar, berkeringat, lapar, kecemasan, gemetar dan kulit pucat.

Pada beberapa orang, pankreas tidak dapat membuat cukup insulin, misalnya, dalam suatu kondisi yang disebut diabetes tipe 1. Kondisi ini terjadi ketika sel-sel beta yang memproduksi insulin telah hancur. Dengan terlalu sedikit insulin, tubuh tidak bisa lagi memindahkan glukosa dari darah ke dalam sel, menyebabkan kadar glukosa darah tinggi. Jika kadar glukosa cukup tinggi, kelebihan glukosa tumpahan ke dalam urin. Ini menyeret air ekstra ke dalam urin menyebabkan lebih sering buang air kecil dan haus. Hal ini menyebabkan dehidrasi yang dapat menyebabkan kebingungan. Selain itu, dengan terlalu sedikit insulin, sel-sel tidak dapat mengambil glukosa untuk energi. Sumber energi lainnya (seperti lemak dan otot) yang diperlukan untuk menyediakan energi ini. Hal ini membuat tubuh lelah dan dapat menyebabkan penurunan berat badan. Jika ini terus berlanjut, pasien dapat menjadi sangat sakit. Hal ini karena tubuh berusaha untuk membuat energi baru dari lemak dan menyebabkan asam yang akan diproduksi sebagai produk limbah. Pada akhirnya, hal ini dapat menyebabkan koma dan kematian jika perhatian medis tidak dicari.

Diabetes tipe 2 dapat disebabkan oleh dua faktor. Pertama, sel beta pasien mungkin memiliki gangguan kemampuan untuk memproduksi insulin. Ini berarti bahwa sementara beberapa insulin diproduksi, tidak cukup untuk kebutuhan tubuh. Kedua, reseptor insulin, yang memungkinkan insulin untuk memberi efek pada sel-sel individual, menjadi tidak peka dan berhenti bereaksi terhadap insulin dalam aliran darah. Kombinasi faktor-faktor ini menyebabkan gejala yang sama seperti yang terlihat pada diabetes tipe 1.Untuk mencegah resistensi insulin dan tingginya gula darah pada diri Anda, beberapa strategi ini adalah yang paling efektif:

melakukan latihan beban 3 kali @ 20 menit per minggu

melakukan aerobik 3 x @ 40 menit per minggu

mengurangi konsumsi karbohidrat berglicemik indeks tinggi (gula, tepung, dll)

meningkatkan konsumsi serat (5 saji sayuran, 1-2 saji biji-bijian, 1 saji buah-buahan per hari)

mengkonsumsi protein berkualitas dan lemak esensial.

GlukagonGlukagon adalah antagonis dari insulin: yang disekresi pada saat kadar gula darah dalam darah rendah. Pada prinsipnya menaikkan kadar gula di dalam darah. Dia diproduksi di sel alpha dari pankreas. Glukagon melewati dalam proses sintesenya yang disebut sebagai limited proteolyse, yang artinya molekul glucagon berasal dari prohormon yang lebih tepatnya disebut sebagai prohormon. Gen untuk glukagon selain di pankreas juga terdapat di otak dan sel enteroendokrin L di sistem pencernaan (Ileum dan Kolon).

Regulasi

1. Stimulus sekresi glukagon adalah kondisi hipoglisemia atau jika konsentrasi asam amino turun di dalam darah setelah konsumsi makanan yang kaya protein. Walaupun begitu konsumsi makanan yang kaya mengandung protein tidak hanya menstimulasi pengeluaran hormon glukagon tetapi juga hormon insulin. Hormon neurotransmiter sistem saraf autonom seperti Asetilkolin dan Adrenalin lewat pencerap 2 juga menstimulasi pengeluaran hormon glukagon. Selain itu juga sederetan hormon berikut yang diciptakan di sistem pencernaan Gastrin, CCK, GIP, GH.

2. Inhibitor atau yang menghambat sekresi glukagon adalah kondisi hiperglisemia atau jika konsentrasi gula darah naik. Selanjutnya juga hormon insulin yang adalah antagonisnya, GHIH, GLP-1, GABA, Sekretin, dan waktu makan yang kaya kandungan karbohidratEfek

Glucagon mempunyai efek yang berlawanan dengan insulin, yakni

1. Lipolisis; penguraian lemak. Ini terjadi di jaringan lemak

2. Proteolisis; penguraian protein. Ini terjadi di otot

3. Gluconeogenesis dan Glykogenolisis; membuat glukosa. Ini terjadi di hati

4. NaCl-, Kalsium-, dan Magnesiumresorption. Ini terjadi di bagian yang naik dan gemuk dari Henle tubulus yakni ginjal.

Apabila hormon glukagon diikat pada sebuah reseptor (hormon-Reseptor komplex), maka dia mengakibatkan kenaikan konsentrasi cAMP atau second messenger di dalam sel reseptor. Di jaringan lemak lemak akan diuraikan lewat enzym lipase akan menjadi Gliserol selanjutnya dibawa ke hati untuk Glukoneogenesis. Di adypozyt atau sel lemak Adrenalin atau Noradrenalin juga menstimulasi lipolisis lewat 3 reseptor. Pada individu yang kekurangan hormon insulin seperti pada keadaan lapar atau Diabetes militus jaringan lemak menjadi lebih sensitif dengan rangsangan adrenerge-noradrenerg hormon dan juga hormon cortisol. Artinya jaringan lemak mengekspresikan rezeptor 3 lebih banyak di permukaan selnya begitu pula dengan reseptor buat hormon cortisol. Logikanya adalah lemak merupakan sumber energi penting bagi individu dalam keadaan lapar atau diabetes militus, jika tubuh tidak dapat menghasilkan energi dari glukosa.

Klinik

Kelebihan hormon glukagon bisa disebabkan walaupun sangat jarang oleh tumor dari sel @ pankreas. Glucagonom. Gambaran gangguan adalah tingginya rate glukosa dalam darah dan dapat menimbulkan diabetes mellitus akibat kekurangan insulin relativ.

Glukagon adalah suatu hormon protein yang dikeluarkan oleh sel alfa pulau langerhans sebagai respon terhadap kadar glukosa darah yang rendah dan peningkatan asam amino plasma. Glukagon adalah hormon utama stadium pasca absortif pencernaan, yang terjadi selama periode puasa di antara waktu makan. Fungsi hormon ini terutama adalah katabolik (penguraian). Sebagai contoh, glokagon bekerja sebagai antagonis insulin dengan menghambat perpindahan glukosa ke dalam sel. Glukagon juga menstimulusi glukoneogenesis hati dan menyababkan penguraian simpana glikogen untuk digunakan sebagai sumber energi selain glukosa. Glukagon menstimulus penguraian lemak dan pelepasan asam lemak bebas ke dalam aliran darah, untuk digunakan sebagai sumber energi selain glukosa. Fungsi-fungsi tersebut bekerja untuk meningkatkan kadar glukosa darah.1 InsulinInsulin merupakan hormon yang terdiri dari rangkaian asam amino, dihasilkan oleh sel beta kelenjar pangkreas. Dalam keadaan normal, bila ada rangsangan pada sel beta, insulin disintesis dan kemudian disekresikan ke dalam darah sesuai dengan kebutuhan untuk keperluan regulasi glukosa darah. Insulin berperan penting pada berbagai proses biologis dalam tubuh terutama menyangkut metabolisme karbohidrat. Hormon ini berfungsi dalam proses utilisasi glukosa pada hampir seluruh jaringan tubuh, terutama pada otot, lemak dan hepar.

Pada jaringan perifer seperti jaringan otot dan lemak, insulin berikatan dengan sejenis reseptor (insulin reseptor substrate = IRS) yang terdapat pada membran sel. Ikatan antara insulin dan reseptor akan menghasilkan semacam signal yang berguna bagi proses regulasi atau metabolisme glukosa di dalam sel otot dan lemak, dengan mekanismekerja yang belum begitu jelas. Beberapa hal telah diketahui, diantaranya meningkatkan kuantitas GLUT-4 (glucose transporter-4) pada membran sel, karena proses translokasi GLUT-4 dari dalam sel diaktivasi oleh adanya tranduksi signal. Regulasi glukosa tidak hanya ditentukan oleh metabolisme glukosa di jaringan perifer, tapi juga di jaringan hati. Untuk mendapatkan metabolisme glukosa normal diperlukan mekanisme sekresi insulin disertai aksi insulin yang berlangsung normal.6. OAD dan Injeksi InsulinKlasifikasi Obat Anti Diabetes Oral yang biasa digunakana. Sulfonilurea

Obat ini merangsang sel beta pankreas untuk memproduksi insulin. terbagi menjadi berapa golongan, antara lain :

1. Kelas A: hipoglikemik kuat glibenklamid, nama merk dagangnya euglukon, daonildengan sediaan 5mg pertablet. diberikanmaksimal 3tabletdiberikan pagi dan siang klorpropamid, nama merk dagangnya diabinasedengan sediaan 100 dan 250 mg pertablet, dosis maksimal 2tablet, diberikan pagi hari2. Kelas B: untuk diabetes melitus disertai kelainan ginjal dan hepar. glikuidon, nama merk dagangnya glerenorm, glidiab, lodem, fordab,dengan sediaan 30 mg pertablet.maksimal 4 tablet/hari diberikan pagi dan siang.3. Kelas C: anti angiopati Gliklazid, digunakan untuk komplikasi diabetes melitus makroangiopati. Nama merk dagangnya diamicron, glukolos, glucodex, glidiabet, sediaan 80 mg per tablet, maksimal 4tablet/hari diberikan pada pagi hari dan siang hari. Glimipirid, digunakan untuk komplikasi diabetes melitus makroangiopati. Nama merk dagangnya amaryl, amadiab, metrix, solosa. Sediaannya, 1 mg, 2 mg, dan 4 mg. Diberikan pada pagi hari dan siang hari dengan maksimal dosis 8 mg/hari.4. Kelas D: hipoglikemik lemah tapi bekerja pada gangguan post reseptor insulin Glipiziddosis rendah misalnya minidiab dosis 2,5-20 mg diberikan pagi dan siang.b. BiguanidObat ini berefek padareseptor insulin (uptake glukosa di perifer), menurunkanfibrinogen plasma,tidak punya efek sentral pada pancreas, antara lainmetformin, nama merk dagangnya glucophage, buformin, diabex, neodipar.Sediaannya 500 mg pertablet.dosis 500-3000 mg perhari.Obat ini dapat menyebabkan perut tidak nyaman.Sehingga pemberiannya sebaiknya sesudah makan.Hati-hati pada pasien dengan kelainan hepar dan ginjal.c. Golongan spesifik Acarbose(alfa-glukosidase inhibitor), obat ini menghambat absorbsi glukosa di usus. Nama merk dagangnya glucobay, eclid sediaannya 50 mg dan 100 mg. diberikan setelah suapan pertama saat makan. efek samping yang sering : perut terasa kembung dan sering buang angin