kepatuhan diet dm

Upload: farida

Post on 07-Aug-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/20/2019 kepatuhan diet DM

    1/11

    Faridatun Nikmah | Stikes Ngudi Waluyo Ungaran | 2016 1

    HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN OPTIMISME DENGAN

    KEPATUHAN PASIEN TERHADAP DIET DM TIPE 2 DI WILAYAH

    KERJA PUSKESMAS PRINGAPUS

    Faridatun Nikmah*)

    Raharjo Apriyatmoko, S.KM., M.Kes **), Zumrotul Choiriyah, S.Kep., Ns.,

    M.Kes **)

    *) Mahasiswa Prodi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran

    **) Dosen Prodi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran

    ABSTRAK 

    Diabetes melitus tipe 2 merupakan penyakit kompleks yang tidak bisadisembuhkan. Kepatuhan diet merupakan salah satu permasalahan dalam

     penatalaksanaan diet DM tipe 2. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis

    Hubungan Dukungan Sosial Dan Optimisme Dengan Kepatuhan Pasien Terhadap

    Diet DM Tipe 2 Di Wilayah Kerja Puskesmas Pringapus.

    Desain penelitian ini adalah deskriptif korelasional   dan rancangan

     penelitian adalah cross sectional. Populasi sebanyak 80 pasien DM tipe 2 yang

     berkunjung ke Puskesmas Pringapus dan sampel sebanyak 60 pasien dengan

    tekhnik simple random sampling . Instrumen yang digunakan yaitu Social Support

    Questionare 6 (SSQ6S), Life Orientation Revised (LOT-R) dan Kuesioner

    Kepatuhan Diet DM Tipe 2. Uji statistik menggunakan uji chi-Square.

    Hasil penelitian menunjukkan dukungan sosial kategori baik yaitu sebesar

    70,0%. Untuk optimisme kategori optimis yaitu sebesar 58,3%. Serta kepatuhan

    diet kategori patuh yaitu sebesar 61,7%. Hasil uji chi-Square menunjukkan ada

    hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dan optimisme dengan

    kepatuhan pasien terhadap diet DM Tipe 2 dengan p-value 0,008 <  (0,05).

    Kesimpulan dalam penelitian ini diharapkan dengan adanya dukungan

    sosial yang baik oleh keluarga maupun orang-orang terdekat dan optimisme pada

     pasien DM tipe 2 dapat meningkatkan kepatuhan pasien terhadap diet DM tipe 2.

    Kata Kunci : dukungan sosial, optimisme, kepatuhan diet, diabetes melitus tipe 2

    Kepustakaan : 41 (2002-2014)

  • 8/20/2019 kepatuhan diet DM

    2/11

    Faridatun Nikmah | Stikes Ngudi Waluyo Ungaran | 2016 2

    ABSTRACT

    Diabetes mellitus type 2 is a complex disease that can not be cured.Dietary

    compliance is one of the problems in the dietary management of diabetes mellitustype 2. The objective of this study is to analyze the correlation between Social

    Support And Optimism With Patient Compliance Toward Type 2 diabetes Diet In

    Puskesmas Pringapus.

    This was a descriptive-correlative study with cross-sectional approach.

    The population in this study was 80 patients with type 2 diabetes mellitus who

    visited Puskesmas Pringapus and the samples were 60 patients that sampled by

    using simple random sampling technique. The instrument in this study used the

    Social Support Questionnaire 6 (SSQ6S), Life Orientation Revised (LOT-R) and

    Questionnaires about Diet Compliance for Type 2 diabetes. The statistical

    analysis used chi-square test.

    The results of this study indicate that social support of respondents in thecategory of good as many as 70.0%. For optimism, most respondents have in the

    category of optimistic as many as 58.3%. And for dietary compliance, most

    respondents (61.7%) are obedient. The results of chi-square test indicate that there

    is a significant correlation between social support and optimism toward dietary

    compliance of patients with type 2 diabetes mellitus with p-value of 0.008 < α

    (0.05).

    It is recommended to provide good social support either by family or the

    closed related person and boosting optimism in patients with type 2 diabetes

    mellitus in order to improve the dietary compliance of patients with type 2

    diabetes mellitus.

    Keywords : Social support, optimism, diet compliance, diabetes mellitus type 2

    Bibliographies : 41 (2002-2014)

    PENDAHULUAN

    Diabetes Melitus (DM)

    merupakan salah satu penyakit yang

    kompleks yang tidak bisa

    disembuhkan. Penyakit ini ditandai

    dengan peningkatan glukosa darah(hiperglikemia) yang disebabkan

    karena ketidakseimbangan antara

    suplai dan kebutuhan insulin.

    Menurut  American Diabetes

     ssociation dalam PERKENI (2011),

    diabetes melitus merupakan suatu

    kelompok penyakit metabolik

    dengan karakteristik hiperglikemia

    yang terjadi karena kelainan sekresi

    insulin, kerja insulin, atau kedua-

    duanya..

    Bahaya penyakit diabetes

    melitus juga dapat dilihat pada

    tingginya angka kejadian diabetes

    melitus oleh International Diabetes

    Federation (IDF) pada tahun 2014

    dengan penderita diabetes melitus diseluruh dunia mencapai 387 juta

    orang dan diperkirakan pada tahun

    2035 penderita diabetes melitus di

    dunia mencapai 592 juta orang.

    Prevalensi angka kematian akibat

     penyakit diabetes melitus di

    Indonesia masuk kedalam urutan ke

    tiga dari semua negara di dunia

    setelah negara China dan India.

    Bahkan menurut Dinas Kesehatan

    Provinsi Jawa Tengah (2014),

  • 8/20/2019 kepatuhan diet DM

    3/11

    Faridatun Nikmah | Stikes Ngudi Waluyo Ungaran | 2016 3

     prevalensi penyakit diabetes melitus

    di Provinsi Jawa Tengah menduduki

     peringkat kedua penyakit tidakmenular terbanyak setelah hipertensi

    dengan jumlah penderita diabetes

    melitus yaitu sebanyak 31.624 jiwa

    (15,87%).

    Meskipun diabetes melitus

    merupakan salah satu penyakit

     berbahaya dan tidak dapat

    disembuhkan, namun dengan

     penatalaksanaan diabetes melitus

     pasien tersebut masih dapat hidup

    sehat seperti orang lain yang tidakmenderita penyakit diabetes melitus.

    Salah satu penatalaksanaan

    diabetes melitus yang menjadi

     penatalaksanaan dasar yaitu diet.

    Diet diabetes melitus ini lebih

     penting dan utama pada diabetes

    melitus tipe 2. Diet pada pasien

    diabetes melitus tipe 2 merupakan

    upaya untuk mempertahankan

    konsistensi jumlah kalori dan

    karbohidrat, hal ini sangat penting

    untuk pengendalian kadar glukosa

    darah, membantu mencegah

    hipoglikemia, menghindari

    komplikasi jangka panjang maupun

     pendek, juga dapat meningkatkan

    derajat kesehatan secara keseluruhan

    melalui gizi yang optimal.

    Upaya meningkatkan

    kepatuhan diet pada pasien diabetes

    melitus terutama pasien diabetesmelitus tipe 2 merupakan hal yang

    sulit bagi para tenaga kesehatan.

    Menurut Smeltzer & Bare (2013),

    upaya untuk meningkatkan

    kepatuhan diet dapat dengan

    mengikutsertakannya dalam terapi

     perilaku serta dukungan sosial.

    Pendapat lain menurut Hadjam, dkk

    (2014), juga mengatakan kepatuhan

    dapat dipengaruhi oleh beberapa

    faktor psikologis antara lain depresi,

    optimisme, relisiensi, harga diri dan

    dukungan sosial.

    Upaya lain yang dapatmeningkatkan kepatuhan diet adalah

    optimisme. Optimisme adalah cara

     berpikir yang positif dan realistis

    dalam memandang suatu masalah

    dan segera bangkit dari permasalahan

    yang dihadapi. Optimisme berarti

    memiliki harapan yang tinggi untuk

    menjadi lebih baik. Sehingga dengan

    optimisme dapat dipastikan

    membawa individu kearah kebaikan

    kesehatan karna adanya keinginanmenggebu untuk tetap sehat serta

    keinginan untuk mencapai tujuan

    yang dinginkan. Dengan demikian

     pasien diabetes melitus yang

    memiliki sikap optimis akan patuh

    terhadap diet diabetes melitus

    meskipun mengetahui penyakitnya

    tidak bisa disembuhkan.

    Berdasarkan hasil penelitian

    Maghirah (2013), menunjukkan 21

    responden (70%) mengalami

    optimisme sedang dan 26 responden

    (86,7%) tingkat stres normal dan

    setelah diuji chi-square didapatkan

    hasil ada hubungan antara optimisme

    dengan stres pada pasien Diabetes

    Melitus dengan p value: 0,032.

    Kesimpulan dari penelitian ini adalah

    ada hubungan antara optimisme

    dengan stres pada pasien Diabetes

    Melitus. Serta hasil penelitianSenuk, Supit & Onibala (2013),

    dengan pengujian hubungan melalui

    Chi-Square, didapatkan hasil yaitu

    ada hubungan antara dukungan sosial

    keluarga dengan kepatuhan

    menjalani diet diabetes melitus.

    Berdasarkan hasil studi

     pendahuluan terhadap 6 pasien

    diabetes melitus tipe 2 di wilayah

    kerja Puskesmas Pringapus

    didapatkan 4 dari 6 pasien sudah

  • 8/20/2019 kepatuhan diet DM

    4/11

    Faridatun Nikmah | Stikes Ngudi Waluyo Ungaran | 2016 4

    mendapatkan dukungan

    informasional namun tidak patuh

    karna tidak ada dukunganinstrumental dan dukungan

    emosional serta pasien juga tidak

    optimis. 1 dari 6 pasien DM pasien

    tersebut tidak patuh karena meskipun

     pasien sudah optimis dan mendapat

    dukungan emosional namun pasien

    tidak mendapat dukungan

    instrumental, dukungan penghargaan

    dan dukungan informasional. 1

    diantaranya patuh terhadap diet DM

    karena optimis, mendapatkandukungan informasional, dukungan

    instrumental, namun tidak mendapat

    dukungan penghargaan dan

    dukungan emosional.

    Berdasarkan fenomena di atas

    maka peneliti tertarik untuk

    melakukan penelitian dengan

    mengambil judul, “Hubungan

    dukungan sosial dan optimisme

    dengan kepatuhan pasien terhadap

    diet diabetes mellitus tipe 2 di

    wilayah kerja Puskesmas Pringapus”.

    METODOLOGI

    Desain penelitian yang

    digunakan yaitu deskripti

    korelasional   dengan rancangan

     penelitian menggunakan cross

     sectional. Populasi dalam penelitian

    ini adalah seluruh pasien diabetesmelitus tipe 2 yang berobat di

    Puskesmas Pringapus. Teknik

    sampling yang digunakan dalam

     penelitian ini menggunakan  simple

    random sampling . Besar sampel

    dalam penelitian ini adalah 60

    responden.

    Penelitian ini dilaksanakan

     pada pada tanggal 17 sampai 21

    Januari 2016 di wilayah kerja

    Puskesmas Pringapus. Alat

     pengumpulan data dengan

    menggunakan kuesioner Social

    Support Questionare 6 (SSQ6S)untuk dukungan sosial , kuesioner

     Life Orientation Revised (LOT-R)

    untuk optimisme  dan Kuesioner

    Kepatuhan Diet DM Tipe 2 yang

    sudah dilakukan uji validitas dan

    reliabilitas.

    Analisis univariat dalam

     penelitian ini digunakan untuk

    menjelaskan atau mendeskripsikan

    karakteristik variabel dukungan

    sosial , optimisme, dan kepatuhandiet. Uji statistik yang digunakan

     pada analisis bivariat adalah chi

     square untuk mengetahui hubungan

    dukungan sosial dan optimisme

    dengan kepatuhan pasien terhadap

    diet DM tipe 2.

    HASIL

    1. Analisis Univariat

    Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi

    Berdasarkan Dukungan Sosial

     pada Pasien DM Tipe 2 di

    Wilayah Kerja Puskesmas

    Pringapus

    Dukungan Sosial Frekuensi ersentase (%)

    Tidak Baik  18 30,0

    Baik  42 70,0

    Total 60 100,0

    Berdasarkan tabel 4.1, dapat

    diketahui bahwa dukungan sosial

     pasien DM tipe 2 di wilayah kerja

    Puskesmas Pringapus paling banyak

    adalah kategori baik yaitu sejumlah

    42 responden (70,0%) dan paling

    sedikit kategori tidak baik yaitu

    sejumlah 18 responden (30,0%).

  • 8/20/2019 kepatuhan diet DM

    5/11

    Faridatun Nikmah | Stikes Ngudi Waluyo Ungaran | 2016 5

    Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi

    Berdasarkan Optimisme pada Pasien

    DM Tipe 2 di Wilayah KerjaPuskesmas Pringapus

    Optimisme Frekuensi ersentase (%)

    Kurang optimis 25 41,7

    Optimis 35 58,3

    Total 60 100,0

    Berdasarkan tabel 4.4 dapat

    diketahui bahwa optimisme pasien

    DM tipe 2 di wilayah kerja

    Puskesmas Pringapus paling banyak

    kategori optimis yaitu sejumlah 35responden (58,3%) dan paling sedikit

    kategori kurang optimis yaitu

    sejumlah 25 responden (41,7%).

    Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi

    Berdasarkan Kepatuhan Diet pada

    Pasien DM Tipe 2 di Wilayah Kerja

    Pringapus

    Kepatuhan Diet DM Frekuensi ersentase (%)

    Tidak Patuh 23 38,3

    Patuh 37 61,7

    Total 60 100,0

    Berdasarkan tabel 4.5,

    menunjukkan bahwa kepatuhan diet

    DM pada pasien DM tipe 2 di

    wilayah kerja Puskesmas Pringapus

     paling banyak adalah kategori patuh

    yaitu sejumlah 37 responden (61,7%)

    dan paling sedikit kategori tidak

     patuh yaitu sejumlah 23 responden

    (38,3%).

    2. Analisis Bivariat

    Tabel 4.9 Hubungan Dukungan

    Sosial dengan Kepatuhan Pasien

    terhadap Diet DM Tipe 2 di Wilayah

    Kerja Puskesmas Pringapus

    Dukungan

    Sosial

    Kepatuhan Diet

    DMTotal

     p

    value

    Tidak

    PatuhPatuh

    F % F % f %

    Tidak

    baik 

    Baik 

    12

    11

    66,7

    26,2

    6

    31

    33,3

    73,8

    18

    42

    100

    1000,008

    Total 23 38,3 37 61,7 60 100

    Berdasarkan uji statistik

    menggunakan Chi Squar e didapatkan

    value  0,008≤0,05, maka

    disimpulkan bahwa ada hubungan

    yang signifikan antara dukungan

    sosial dengan kepatuhan pasien

    terhadap diet DM Tipe 2 di Wilayah

    Kerja Puskesmas Pringapus.

    Tabel 4.10 Hubungan Optimisme

    dengan Kepatuhan Pasien terhadap

    Diet DM Tipe 2 di Wilayah Kerja

    Puskesmas Pringapus

    OptimismeKepatuhan Diet

    DMTotal

     p

    value

    Tidak

    PatuhPatuh

    F % F % F %

    Kurang

    optimis

    Optimis

    15

    8

    60,0

    22,9

    10

    27

    40,0

    77,1

    25

    35

    100

    1000,008

    Total 23 38,3 37 61,7 60 100

    Berdasarkan uji statistik

    menggunakan Chi Square didapatkan

    value  0,008≤0,05, maka

    disimpulkan bahwa ada hubungan

    yang signifikan antara optimisme

    dengan kepatuhan pasien terhadap

    diet DM Tipe 2 di Wilayah KerjaPuskesmas Pringapus.

    PEMBAHASAN

    Gambaran Dukungan Sosial di

    Wilayah Kerja Puskesmas

    Pringapus

    Berdasarkan hasil penelitian

    diketahui bahwa dukungan sosial

     pasien DM Tipe 2 di wilayah kerja

    Puskesmas Pringapus paling banyak

  • 8/20/2019 kepatuhan diet DM

    6/11

  • 8/20/2019 kepatuhan diet DM

    7/11

  • 8/20/2019 kepatuhan diet DM

    8/11

    Faridatun Nikmah | Stikes Ngudi Waluyo Ungaran | 2016 8

    maupun tidak diperbolehkan

    dikonsumsi oleh penderita diabetes.

    Berdasarkan hasil peneltiianuga diketahui bahwa kepatuhan

    responden yang baik tentang diet

    DM tipe 2 dapat dilihat dari jumlah

    makanan yang dikonsumsi responden

    dalam kategori patuh yaitu sejumlah

    28 responden (46,7%). Hal tersebut

    menunjukkan bahwa sebagian

    responden mentaati tentang jumlah

    asupan makanan yang sesuai dan

    diperbolehkan oleh penderita

    diabetes mellitus. Menurut Waspadji(2007) menyatakan bahwa jumlah

    makanan yang diberikan disesuaikan

    dengan status gizi penderita DM,

     bukan berdasarkan tinggi rendahnya

    gula darah. Jumlah kalori yang

    disarankan berkisar antara 1100-

    2900 KKal.

    Kepatuhan yang tergolong baik

    tentang diet makanan pada sebagian

     besar responden juga dapat dilihat

    adwal konsumsi makanan yang

    diterapkan oleh responden.

    Berdasarkan hasil penelitian

    diketahui bahwa sebagian besar

    responden telah mengerti dan

    mematuhi jadwal yang telah

    ditentukan dan di jadwalkan oleh

    dokter maupun keluarga responden.

    Hal tersebut sesuai dengan hasil

     penelitian yang menunjukkan bahwa

    kepatuhan diet DM Tipe 2 untukadwal makan pada pasien DM Tipe

    2 di wilayah kerja Puskesmas

    Pringapus paling banyak adalah

    kategori patuh yaitu sejumlah 37

    responden (61,7%). Namun hasil

    tersebut masih tergolong rendah

    dibanding penelitian penelitian

    Susanti, M & Sulistyarini, T (2013)

     pada pasien DM di Ruang Rawat

    Inap RS. Baptis Kediri yang

    menunjukkan 80% pasien patuh

    terhadap diet DM

    Hubungan Dukungan Sosial

    dengan Kepatuhan Pasien

    terhadap Diet DM Tipe 2 di

    Wilayah Kerja Puskesmas

    Pringapus

    Berdasarkan tabel 4.4 dapat

    diketahui bahwa responden dengan

    dukungan sosial kategori buruk

    didominasi oleh responden yang

    tidak patuh terhadap diet DM Tipe 2

    yaitu sejumlah 12 responden (66,7%)dan responden dengan dukungan

    sosial kategori baik didominasi oleh

    responden yang patuh terhadap diet

    DM Tipe 2 yaitu sejumlah 31

    responden (73,8%).

    Berdasarkan uji statistik

    menggunakan Chi Squar e didapatkan

    value  0,008≤0,05, maka

    disimpulkan bahwa ada hubungan

    yang signifikan antara dukungan

    sosial dengan kepatuhan pasien

    terhadap diet DM Tipe 2 di Wilayah

    Kerja Puskesmas Pringapus.

    Hasil penelitian diatas juga

    sejalan dengan hasil penelitian

    Susanti, M & Sulistyarini, T (2013)

    menunjukkan bahwa terbukti

    dukungan keluarga dapat

    meningkatkan kepatuhan diet pasien

    Diabetes Mellitus di Ruang Rawat

    Inap RS. Baptis Kediri berdasarkantaraf kemaknaan ά≤0,05 didapatkan

    ρ=0,00 dan ρ≤ά.

    Kepatuhan diet penderita DM

    Tipe 2 sangat dipengaruhi oleh

    dukungan sosial terutama dukungan

    dari keluarga. Dukungan sosial

    dipercaya dapat membantu para

     penderita DM Tipe 2 untuk

    menghadapi penyakit yang

    dideritanya (Yusra, 2010). Menurut

    Pratita (2012), dukungan yang

  • 8/20/2019 kepatuhan diet DM

    9/11

    Faridatun Nikmah | Stikes Ngudi Waluyo Ungaran | 2016 9

    diberikan oleh sosial bukan hanya

    sekedar memberi bantuan, namun

    yang penting adalah membangun persepsi penderita DM Tipe 2 dalam

    menerima makna dukungan yang

    diberikan untuk membantu penderita

    dalam mematuhi serangkaian diet

    yang harus dijalani.

    Hubungan Optimisme dengan

    Kepatuhan Pasien terhadap Diet

    DM Tipe 2 di Wilayah Kerja

    Puskesmas Pringapus

    Berdasarkan tabel 4.5 dapatdiketahui bahwa, responden dengan

    optimisme kategori tidak baik

    didominasi oleh responden yang

    tidak patuh terhadap diet DM Tipe 2

    yaitu sejumlah 15 responden (60,0%)

    dan responden dengan optimisme

    kategori baik didominasi oleh

    responden yang patuh terhadap diet

    DM Tipe 2 yaitu sejumlah 27

    responden (77,1%).

    Berdasarkan uji statistik

    menggunakan Chi Square didapatkan

    value  0,008≤0,05, maka

    disimpulkan bahwa ada hubungan

    yang signifikan antara optimisme

    dengan kepatuhan pasien terhadap

    diet DM Tipe 2 di Wilayah Kerja

    Puskesmas Pringapus.

    Hasil penelitian diatas juga

    sejalan dengan hasil penelitian

    Maghfirah, S (2013) yangmenunjukkan bahwa ada hubungan

    antara optimisme dengan stress pada

     pasien diabetes melitus di Puskesmas

    Ponorogo Utara dengan p value;

    0,032 ≤ 0,05.

    Mayo Clinic (2011) berpendapat

     bahwa pemikiran positif yang

     biasanya ada pada sikap optimisme

    adalah bagian penting dari

    manajemen diet yang efektif.

    Dimana manajemen diet yang efekti

    sering dikaitkan dengan banyak

    manfaat kesehatan. Memiliki

     pandangan yang positimemungkinkan orang untuk

    mengatasi situasi dengan lebih baik.

    Hal ini dapat mengurangi efek

    kesehatan berbahaya yang

    ditimbulkan oleh penyakit DM.

    Sehingga dapat disimpulkan bahwa

    orang yang positif dan optimis

    cenderung bergaya hidup sehat.

    Adanya sikap optimis yang dimiliki

     pasien Diabetes Mellitus akan

    memungkinkan orang tersebut bereaksi secara positif dan adapti

    terhadap penyakit yang dihadapi.

    KESIMPULAN

    1. Dukungan sosial pasien DM

    Tipe 2 di wilayah kerja

    Puskesmas Pringapus paling

     banyak adalah kategori baik

    yaitu sejumlah 42 responden

    (70,0%) dan paling sedikit

    kategori tidak baik yaitu

    sejumlah 18 responden (30,0%).

    2. Optimisme pasien DM Tipe 2 di

    wilayah kerja Puskesmas

    Pringapus paling banyak

    kategori optimis yaitu sejumlah

    35 responden (58,3%) dan

     paling sedikit kategori kurang

    optimis yaitu sejumlah 25

    responden (41,7%).

    3. Kepatuhan diet DM pada pasienDM Tipe 2 di wilayah kerja

    Puskesmas Pringapus paling

     banyak adalah kategori patuh

    yaitu sejumlah 37 responden

    (61,7%) dan paling sedikit

    kategori tidak patuh yaitu

    sejumlah 23 responden (38,3%).

    4. Ada hubungan yang signifikan

    antara dukungan sosial dengan

    kepatuhan pasien terhadap diet

    DM Tipe 2 di Wilayah Kerja

  • 8/20/2019 kepatuhan diet DM

    10/11

    Faridatun Nikmah | Stikes Ngudi Waluyo Ungaran | 2016 10

    Puskesmas Pringapus dengan  p 

    value 0,008.

    5. Ada hubungan yang signifikanantara optimisme dengan

    kepatuhan pasien terhadap diet

    DM Tipe 2 di Wilayah Kerja

    Puskesmas Pringapus dengan  p

    value 0,008.

    SARAN

    Berdasarkan hasil penelitian

    yang telah dilakukan dan mengingat

    keterbatasan peneliti dalam

     penelitian ini, maka ada beberapasaran yang akan disampaikan adalah

    sebagai berikut:

    1. Bagi Keluarga dan Pasien DM

    Keluarga hendaknnya berperan

     penting dalam masalah ini

    dikarenakan dukungan sosial

    terutama dari keluarga sangat

    mempengaruhi kepatuhan pasien

    terhadap diet DM tipe 2 , dengan

    adanya dorongan dari keluarga

    dan orang-orang terdekat maka

     pasien akan lebih percaya diri

    dan mampu mematuhi diet DM

    tipe 2. Keluarga diharapkan juga

    untuk menemani pasien untuk

    melaksanakan diet DM tipe 2

    supaya pasien yang menjalani

    diet ini terasa ringan jika

    ditemani oleh keluarga.

    2. Bagi Perawat

    Bagi perawat atau tenagakesehatan lain agar dapat

    mengkaji lebih dalam lagi

    mengenai faktor yang membuat

     pasien menjadi lebih optimis dan

    faktor yang membuat pasien

    tidak patuh terhadap diet DM

    tipe 2 ini. Dengan mengetahui

    faktor tersebut perawat dapat

    mengetahui masalah dan

    meminimalisir masalah tersebut

    sehingga kepatuhan diet pada

     pasien DM tipe 2 ini meningkat.

    3. Bagi Peneliti Yang LainBagi peneliti selanjutnya

    diharapkan dapat menggunakan

     penelitian ini sebagai acuan

    untuk penelitian selanjutnya,

     peneliti lain diharapkan juga

    dapat mengembangkan lebih

    lanjut tentang faktor lain yang

     berhubungan dengan kepatuhan

     pasien terhadap diet DM tipe 2

    yang dalam penelitian ini tidak

    membahas tentang faktor lainsecara spesifik seperti

     pengetahuan, depresi, relisiensi,

    dan harga diri.

    DAFTAR PUSTAKA

    Adilia, Muharnia, Dewi. (2010).

     Hubungan Self Esteem dengan

    Optimisme Meraih Kesuksesan

     Karir pada Mahasiswa Fakultas

     Psikologi UIN Syari Hidayatullah Jakarta. Retrieved

    October 29, 2015, from

    http://uinjkt.ac.id.

    Dinas Kesehatan Provinsi Jawa

    Tengah. (2014).  Buku Saku

     Kesehatan Triwulan 3 Tahun

    2014. Semarang: Dinas

    Kesehatan Provinsi Jawa

    Tengah.

    Hadjam, M., Hidayat, R., & Asdie,

    A. (2014).  Peran Faktor-faktor

     Psikologis terhadap Depresi

    ada Pasien Diabetes Melitus

    Tipe 2. Jurnal Psikologi, Vol. 41,

     No.1. Yogyakarta: Politeknik

    Kesehatan Kementrian

    Kesehatan Yogyakarta.

    International Diabetes Federation.

    (2014).  IDF Diabetes Atlas,

    http://uinjkt.ac.id/

  • 8/20/2019 kepatuhan diet DM

    11/11

    Faridatun Nikmah | Stikes Ngudi Waluyo Ungaran | 2016 11

    Sixth edition. Retrieved

    September 24, 2015, from

    http://www.idf.org/diabetesatlas.

    Maghfirah, Sholihatul (2013).

    Optimisme dan Streess pada

     Pasien Diabetes Melitus. Jurnal

    Florence, Vol. IV No.2,

    Ponorogo : Fakultas Ilmu

    Kesehatan Universitas

    Muhammadiyah Ponorogo

    PERKENI. (2011)  Konsensus

     Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di

     Indonesia. Jakarta: Departemen

    Kesehatan.

    Smeltzer & Bare. (2013).

     Keperawatan Medikal Bedah. 

    Jakarta: EGC.

    Southwick, S. M., et al . 2005. The

    Psychobiology of Depression

    and Resilience to Stress:Implications for Prevention and

    Treatment.  Annu. Rev. Clin.

     Psychol. 1: 255–291

    Susanti, M & Sulistyarini, T. (2013).

     Dukungan Keluarga

    eningkatkan Kepatuhan Diet Pasien Diabetes Mellitus di

     Ruang Rawat Inap Rs. Baptis

     Kediri. Jurnal Stikes, Vol. 6, No.

    1. Kediri: Stikes RS. Baptis

    Kediri.

    Tang. T.S. et al. 2008. Social

    Support, Quality of Life, and

    Self-Care Behaviors Among

    African Americans With Type 2

    Diabetes.  Diabetes Educations,(Online), Volume 34, No. 2,

    (http://tde.sagepub.com/content/

    34/2/266.short, diakses 12

    Januari 2012).

    Waspadji,S. (2007).

     Penatalaksanaan Diabetes

    ellitus Terpadu. Jakarta:

    Fakultas Kedokteran Universitas

    Indonesia.