kepatuhan diet dm
TRANSCRIPT
-
8/20/2019 kepatuhan diet DM
1/11
Faridatun Nikmah | Stikes Ngudi Waluyo Ungaran | 2016 1
HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN OPTIMISME DENGAN
KEPATUHAN PASIEN TERHADAP DIET DM TIPE 2 DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS PRINGAPUS
Faridatun Nikmah*)
Raharjo Apriyatmoko, S.KM., M.Kes **), Zumrotul Choiriyah, S.Kep., Ns.,
M.Kes **)
*) Mahasiswa Prodi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran
**) Dosen Prodi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran
ABSTRAK
Diabetes melitus tipe 2 merupakan penyakit kompleks yang tidak bisadisembuhkan. Kepatuhan diet merupakan salah satu permasalahan dalam
penatalaksanaan diet DM tipe 2. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis
Hubungan Dukungan Sosial Dan Optimisme Dengan Kepatuhan Pasien Terhadap
Diet DM Tipe 2 Di Wilayah Kerja Puskesmas Pringapus.
Desain penelitian ini adalah deskriptif korelasional dan rancangan
penelitian adalah cross sectional. Populasi sebanyak 80 pasien DM tipe 2 yang
berkunjung ke Puskesmas Pringapus dan sampel sebanyak 60 pasien dengan
tekhnik simple random sampling . Instrumen yang digunakan yaitu Social Support
Questionare 6 (SSQ6S), Life Orientation Revised (LOT-R) dan Kuesioner
Kepatuhan Diet DM Tipe 2. Uji statistik menggunakan uji chi-Square.
Hasil penelitian menunjukkan dukungan sosial kategori baik yaitu sebesar
70,0%. Untuk optimisme kategori optimis yaitu sebesar 58,3%. Serta kepatuhan
diet kategori patuh yaitu sebesar 61,7%. Hasil uji chi-Square menunjukkan ada
hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dan optimisme dengan
kepatuhan pasien terhadap diet DM Tipe 2 dengan p-value 0,008 < (0,05).
Kesimpulan dalam penelitian ini diharapkan dengan adanya dukungan
sosial yang baik oleh keluarga maupun orang-orang terdekat dan optimisme pada
pasien DM tipe 2 dapat meningkatkan kepatuhan pasien terhadap diet DM tipe 2.
Kata Kunci : dukungan sosial, optimisme, kepatuhan diet, diabetes melitus tipe 2
Kepustakaan : 41 (2002-2014)
-
8/20/2019 kepatuhan diet DM
2/11
Faridatun Nikmah | Stikes Ngudi Waluyo Ungaran | 2016 2
ABSTRACT
Diabetes mellitus type 2 is a complex disease that can not be cured.Dietary
compliance is one of the problems in the dietary management of diabetes mellitustype 2. The objective of this study is to analyze the correlation between Social
Support And Optimism With Patient Compliance Toward Type 2 diabetes Diet In
Puskesmas Pringapus.
This was a descriptive-correlative study with cross-sectional approach.
The population in this study was 80 patients with type 2 diabetes mellitus who
visited Puskesmas Pringapus and the samples were 60 patients that sampled by
using simple random sampling technique. The instrument in this study used the
Social Support Questionnaire 6 (SSQ6S), Life Orientation Revised (LOT-R) and
Questionnaires about Diet Compliance for Type 2 diabetes. The statistical
analysis used chi-square test.
The results of this study indicate that social support of respondents in thecategory of good as many as 70.0%. For optimism, most respondents have in the
category of optimistic as many as 58.3%. And for dietary compliance, most
respondents (61.7%) are obedient. The results of chi-square test indicate that there
is a significant correlation between social support and optimism toward dietary
compliance of patients with type 2 diabetes mellitus with p-value of 0.008 < α
(0.05).
It is recommended to provide good social support either by family or the
closed related person and boosting optimism in patients with type 2 diabetes
mellitus in order to improve the dietary compliance of patients with type 2
diabetes mellitus.
Keywords : Social support, optimism, diet compliance, diabetes mellitus type 2
Bibliographies : 41 (2002-2014)
PENDAHULUAN
Diabetes Melitus (DM)
merupakan salah satu penyakit yang
kompleks yang tidak bisa
disembuhkan. Penyakit ini ditandai
dengan peningkatan glukosa darah(hiperglikemia) yang disebabkan
karena ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan insulin.
Menurut American Diabetes
ssociation dalam PERKENI (2011),
diabetes melitus merupakan suatu
kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia
yang terjadi karena kelainan sekresi
insulin, kerja insulin, atau kedua-
duanya..
Bahaya penyakit diabetes
melitus juga dapat dilihat pada
tingginya angka kejadian diabetes
melitus oleh International Diabetes
Federation (IDF) pada tahun 2014
dengan penderita diabetes melitus diseluruh dunia mencapai 387 juta
orang dan diperkirakan pada tahun
2035 penderita diabetes melitus di
dunia mencapai 592 juta orang.
Prevalensi angka kematian akibat
penyakit diabetes melitus di
Indonesia masuk kedalam urutan ke
tiga dari semua negara di dunia
setelah negara China dan India.
Bahkan menurut Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Tengah (2014),
-
8/20/2019 kepatuhan diet DM
3/11
Faridatun Nikmah | Stikes Ngudi Waluyo Ungaran | 2016 3
prevalensi penyakit diabetes melitus
di Provinsi Jawa Tengah menduduki
peringkat kedua penyakit tidakmenular terbanyak setelah hipertensi
dengan jumlah penderita diabetes
melitus yaitu sebanyak 31.624 jiwa
(15,87%).
Meskipun diabetes melitus
merupakan salah satu penyakit
berbahaya dan tidak dapat
disembuhkan, namun dengan
penatalaksanaan diabetes melitus
pasien tersebut masih dapat hidup
sehat seperti orang lain yang tidakmenderita penyakit diabetes melitus.
Salah satu penatalaksanaan
diabetes melitus yang menjadi
penatalaksanaan dasar yaitu diet.
Diet diabetes melitus ini lebih
penting dan utama pada diabetes
melitus tipe 2. Diet pada pasien
diabetes melitus tipe 2 merupakan
upaya untuk mempertahankan
konsistensi jumlah kalori dan
karbohidrat, hal ini sangat penting
untuk pengendalian kadar glukosa
darah, membantu mencegah
hipoglikemia, menghindari
komplikasi jangka panjang maupun
pendek, juga dapat meningkatkan
derajat kesehatan secara keseluruhan
melalui gizi yang optimal.
Upaya meningkatkan
kepatuhan diet pada pasien diabetes
melitus terutama pasien diabetesmelitus tipe 2 merupakan hal yang
sulit bagi para tenaga kesehatan.
Menurut Smeltzer & Bare (2013),
upaya untuk meningkatkan
kepatuhan diet dapat dengan
mengikutsertakannya dalam terapi
perilaku serta dukungan sosial.
Pendapat lain menurut Hadjam, dkk
(2014), juga mengatakan kepatuhan
dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor psikologis antara lain depresi,
optimisme, relisiensi, harga diri dan
dukungan sosial.
Upaya lain yang dapatmeningkatkan kepatuhan diet adalah
optimisme. Optimisme adalah cara
berpikir yang positif dan realistis
dalam memandang suatu masalah
dan segera bangkit dari permasalahan
yang dihadapi. Optimisme berarti
memiliki harapan yang tinggi untuk
menjadi lebih baik. Sehingga dengan
optimisme dapat dipastikan
membawa individu kearah kebaikan
kesehatan karna adanya keinginanmenggebu untuk tetap sehat serta
keinginan untuk mencapai tujuan
yang dinginkan. Dengan demikian
pasien diabetes melitus yang
memiliki sikap optimis akan patuh
terhadap diet diabetes melitus
meskipun mengetahui penyakitnya
tidak bisa disembuhkan.
Berdasarkan hasil penelitian
Maghirah (2013), menunjukkan 21
responden (70%) mengalami
optimisme sedang dan 26 responden
(86,7%) tingkat stres normal dan
setelah diuji chi-square didapatkan
hasil ada hubungan antara optimisme
dengan stres pada pasien Diabetes
Melitus dengan p value: 0,032.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah
ada hubungan antara optimisme
dengan stres pada pasien Diabetes
Melitus. Serta hasil penelitianSenuk, Supit & Onibala (2013),
dengan pengujian hubungan melalui
Chi-Square, didapatkan hasil yaitu
ada hubungan antara dukungan sosial
keluarga dengan kepatuhan
menjalani diet diabetes melitus.
Berdasarkan hasil studi
pendahuluan terhadap 6 pasien
diabetes melitus tipe 2 di wilayah
kerja Puskesmas Pringapus
didapatkan 4 dari 6 pasien sudah
-
8/20/2019 kepatuhan diet DM
4/11
Faridatun Nikmah | Stikes Ngudi Waluyo Ungaran | 2016 4
mendapatkan dukungan
informasional namun tidak patuh
karna tidak ada dukunganinstrumental dan dukungan
emosional serta pasien juga tidak
optimis. 1 dari 6 pasien DM pasien
tersebut tidak patuh karena meskipun
pasien sudah optimis dan mendapat
dukungan emosional namun pasien
tidak mendapat dukungan
instrumental, dukungan penghargaan
dan dukungan informasional. 1
diantaranya patuh terhadap diet DM
karena optimis, mendapatkandukungan informasional, dukungan
instrumental, namun tidak mendapat
dukungan penghargaan dan
dukungan emosional.
Berdasarkan fenomena di atas
maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan
mengambil judul, “Hubungan
dukungan sosial dan optimisme
dengan kepatuhan pasien terhadap
diet diabetes mellitus tipe 2 di
wilayah kerja Puskesmas Pringapus”.
METODOLOGI
Desain penelitian yang
digunakan yaitu deskripti
korelasional dengan rancangan
penelitian menggunakan cross
sectional. Populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh pasien diabetesmelitus tipe 2 yang berobat di
Puskesmas Pringapus. Teknik
sampling yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan simple
random sampling . Besar sampel
dalam penelitian ini adalah 60
responden.
Penelitian ini dilaksanakan
pada pada tanggal 17 sampai 21
Januari 2016 di wilayah kerja
Puskesmas Pringapus. Alat
pengumpulan data dengan
menggunakan kuesioner Social
Support Questionare 6 (SSQ6S)untuk dukungan sosial , kuesioner
Life Orientation Revised (LOT-R)
untuk optimisme dan Kuesioner
Kepatuhan Diet DM Tipe 2 yang
sudah dilakukan uji validitas dan
reliabilitas.
Analisis univariat dalam
penelitian ini digunakan untuk
menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteristik variabel dukungan
sosial , optimisme, dan kepatuhandiet. Uji statistik yang digunakan
pada analisis bivariat adalah chi
square untuk mengetahui hubungan
dukungan sosial dan optimisme
dengan kepatuhan pasien terhadap
diet DM tipe 2.
HASIL
1. Analisis Univariat
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi
Berdasarkan Dukungan Sosial
pada Pasien DM Tipe 2 di
Wilayah Kerja Puskesmas
Pringapus
Dukungan Sosial Frekuensi ersentase (%)
Tidak Baik 18 30,0
Baik 42 70,0
Total 60 100,0
Berdasarkan tabel 4.1, dapat
diketahui bahwa dukungan sosial
pasien DM tipe 2 di wilayah kerja
Puskesmas Pringapus paling banyak
adalah kategori baik yaitu sejumlah
42 responden (70,0%) dan paling
sedikit kategori tidak baik yaitu
sejumlah 18 responden (30,0%).
-
8/20/2019 kepatuhan diet DM
5/11
Faridatun Nikmah | Stikes Ngudi Waluyo Ungaran | 2016 5
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi
Berdasarkan Optimisme pada Pasien
DM Tipe 2 di Wilayah KerjaPuskesmas Pringapus
Optimisme Frekuensi ersentase (%)
Kurang optimis 25 41,7
Optimis 35 58,3
Total 60 100,0
Berdasarkan tabel 4.4 dapat
diketahui bahwa optimisme pasien
DM tipe 2 di wilayah kerja
Puskesmas Pringapus paling banyak
kategori optimis yaitu sejumlah 35responden (58,3%) dan paling sedikit
kategori kurang optimis yaitu
sejumlah 25 responden (41,7%).
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi
Berdasarkan Kepatuhan Diet pada
Pasien DM Tipe 2 di Wilayah Kerja
Pringapus
Kepatuhan Diet DM Frekuensi ersentase (%)
Tidak Patuh 23 38,3
Patuh 37 61,7
Total 60 100,0
Berdasarkan tabel 4.5,
menunjukkan bahwa kepatuhan diet
DM pada pasien DM tipe 2 di
wilayah kerja Puskesmas Pringapus
paling banyak adalah kategori patuh
yaitu sejumlah 37 responden (61,7%)
dan paling sedikit kategori tidak
patuh yaitu sejumlah 23 responden
(38,3%).
2. Analisis Bivariat
Tabel 4.9 Hubungan Dukungan
Sosial dengan Kepatuhan Pasien
terhadap Diet DM Tipe 2 di Wilayah
Kerja Puskesmas Pringapus
Dukungan
Sosial
Kepatuhan Diet
DMTotal
p
value
Tidak
PatuhPatuh
F % F % f %
Tidak
baik
Baik
12
11
66,7
26,2
6
31
33,3
73,8
18
42
100
1000,008
Total 23 38,3 37 61,7 60 100
Berdasarkan uji statistik
menggunakan Chi Squar e didapatkan
value 0,008≤0,05, maka
disimpulkan bahwa ada hubungan
yang signifikan antara dukungan
sosial dengan kepatuhan pasien
terhadap diet DM Tipe 2 di Wilayah
Kerja Puskesmas Pringapus.
Tabel 4.10 Hubungan Optimisme
dengan Kepatuhan Pasien terhadap
Diet DM Tipe 2 di Wilayah Kerja
Puskesmas Pringapus
OptimismeKepatuhan Diet
DMTotal
p
value
Tidak
PatuhPatuh
F % F % F %
Kurang
optimis
Optimis
15
8
60,0
22,9
10
27
40,0
77,1
25
35
100
1000,008
Total 23 38,3 37 61,7 60 100
Berdasarkan uji statistik
menggunakan Chi Square didapatkan
value 0,008≤0,05, maka
disimpulkan bahwa ada hubungan
yang signifikan antara optimisme
dengan kepatuhan pasien terhadap
diet DM Tipe 2 di Wilayah KerjaPuskesmas Pringapus.
PEMBAHASAN
Gambaran Dukungan Sosial di
Wilayah Kerja Puskesmas
Pringapus
Berdasarkan hasil penelitian
diketahui bahwa dukungan sosial
pasien DM Tipe 2 di wilayah kerja
Puskesmas Pringapus paling banyak
-
8/20/2019 kepatuhan diet DM
6/11
-
8/20/2019 kepatuhan diet DM
7/11
-
8/20/2019 kepatuhan diet DM
8/11
Faridatun Nikmah | Stikes Ngudi Waluyo Ungaran | 2016 8
maupun tidak diperbolehkan
dikonsumsi oleh penderita diabetes.
Berdasarkan hasil peneltiianuga diketahui bahwa kepatuhan
responden yang baik tentang diet
DM tipe 2 dapat dilihat dari jumlah
makanan yang dikonsumsi responden
dalam kategori patuh yaitu sejumlah
28 responden (46,7%). Hal tersebut
menunjukkan bahwa sebagian
responden mentaati tentang jumlah
asupan makanan yang sesuai dan
diperbolehkan oleh penderita
diabetes mellitus. Menurut Waspadji(2007) menyatakan bahwa jumlah
makanan yang diberikan disesuaikan
dengan status gizi penderita DM,
bukan berdasarkan tinggi rendahnya
gula darah. Jumlah kalori yang
disarankan berkisar antara 1100-
2900 KKal.
Kepatuhan yang tergolong baik
tentang diet makanan pada sebagian
besar responden juga dapat dilihat
adwal konsumsi makanan yang
diterapkan oleh responden.
Berdasarkan hasil penelitian
diketahui bahwa sebagian besar
responden telah mengerti dan
mematuhi jadwal yang telah
ditentukan dan di jadwalkan oleh
dokter maupun keluarga responden.
Hal tersebut sesuai dengan hasil
penelitian yang menunjukkan bahwa
kepatuhan diet DM Tipe 2 untukadwal makan pada pasien DM Tipe
2 di wilayah kerja Puskesmas
Pringapus paling banyak adalah
kategori patuh yaitu sejumlah 37
responden (61,7%). Namun hasil
tersebut masih tergolong rendah
dibanding penelitian penelitian
Susanti, M & Sulistyarini, T (2013)
pada pasien DM di Ruang Rawat
Inap RS. Baptis Kediri yang
menunjukkan 80% pasien patuh
terhadap diet DM
Hubungan Dukungan Sosial
dengan Kepatuhan Pasien
terhadap Diet DM Tipe 2 di
Wilayah Kerja Puskesmas
Pringapus
Berdasarkan tabel 4.4 dapat
diketahui bahwa responden dengan
dukungan sosial kategori buruk
didominasi oleh responden yang
tidak patuh terhadap diet DM Tipe 2
yaitu sejumlah 12 responden (66,7%)dan responden dengan dukungan
sosial kategori baik didominasi oleh
responden yang patuh terhadap diet
DM Tipe 2 yaitu sejumlah 31
responden (73,8%).
Berdasarkan uji statistik
menggunakan Chi Squar e didapatkan
value 0,008≤0,05, maka
disimpulkan bahwa ada hubungan
yang signifikan antara dukungan
sosial dengan kepatuhan pasien
terhadap diet DM Tipe 2 di Wilayah
Kerja Puskesmas Pringapus.
Hasil penelitian diatas juga
sejalan dengan hasil penelitian
Susanti, M & Sulistyarini, T (2013)
menunjukkan bahwa terbukti
dukungan keluarga dapat
meningkatkan kepatuhan diet pasien
Diabetes Mellitus di Ruang Rawat
Inap RS. Baptis Kediri berdasarkantaraf kemaknaan ά≤0,05 didapatkan
ρ=0,00 dan ρ≤ά.
Kepatuhan diet penderita DM
Tipe 2 sangat dipengaruhi oleh
dukungan sosial terutama dukungan
dari keluarga. Dukungan sosial
dipercaya dapat membantu para
penderita DM Tipe 2 untuk
menghadapi penyakit yang
dideritanya (Yusra, 2010). Menurut
Pratita (2012), dukungan yang
-
8/20/2019 kepatuhan diet DM
9/11
Faridatun Nikmah | Stikes Ngudi Waluyo Ungaran | 2016 9
diberikan oleh sosial bukan hanya
sekedar memberi bantuan, namun
yang penting adalah membangun persepsi penderita DM Tipe 2 dalam
menerima makna dukungan yang
diberikan untuk membantu penderita
dalam mematuhi serangkaian diet
yang harus dijalani.
Hubungan Optimisme dengan
Kepatuhan Pasien terhadap Diet
DM Tipe 2 di Wilayah Kerja
Puskesmas Pringapus
Berdasarkan tabel 4.5 dapatdiketahui bahwa, responden dengan
optimisme kategori tidak baik
didominasi oleh responden yang
tidak patuh terhadap diet DM Tipe 2
yaitu sejumlah 15 responden (60,0%)
dan responden dengan optimisme
kategori baik didominasi oleh
responden yang patuh terhadap diet
DM Tipe 2 yaitu sejumlah 27
responden (77,1%).
Berdasarkan uji statistik
menggunakan Chi Square didapatkan
value 0,008≤0,05, maka
disimpulkan bahwa ada hubungan
yang signifikan antara optimisme
dengan kepatuhan pasien terhadap
diet DM Tipe 2 di Wilayah Kerja
Puskesmas Pringapus.
Hasil penelitian diatas juga
sejalan dengan hasil penelitian
Maghfirah, S (2013) yangmenunjukkan bahwa ada hubungan
antara optimisme dengan stress pada
pasien diabetes melitus di Puskesmas
Ponorogo Utara dengan p value;
0,032 ≤ 0,05.
Mayo Clinic (2011) berpendapat
bahwa pemikiran positif yang
biasanya ada pada sikap optimisme
adalah bagian penting dari
manajemen diet yang efektif.
Dimana manajemen diet yang efekti
sering dikaitkan dengan banyak
manfaat kesehatan. Memiliki
pandangan yang positimemungkinkan orang untuk
mengatasi situasi dengan lebih baik.
Hal ini dapat mengurangi efek
kesehatan berbahaya yang
ditimbulkan oleh penyakit DM.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa
orang yang positif dan optimis
cenderung bergaya hidup sehat.
Adanya sikap optimis yang dimiliki
pasien Diabetes Mellitus akan
memungkinkan orang tersebut bereaksi secara positif dan adapti
terhadap penyakit yang dihadapi.
KESIMPULAN
1. Dukungan sosial pasien DM
Tipe 2 di wilayah kerja
Puskesmas Pringapus paling
banyak adalah kategori baik
yaitu sejumlah 42 responden
(70,0%) dan paling sedikit
kategori tidak baik yaitu
sejumlah 18 responden (30,0%).
2. Optimisme pasien DM Tipe 2 di
wilayah kerja Puskesmas
Pringapus paling banyak
kategori optimis yaitu sejumlah
35 responden (58,3%) dan
paling sedikit kategori kurang
optimis yaitu sejumlah 25
responden (41,7%).
3. Kepatuhan diet DM pada pasienDM Tipe 2 di wilayah kerja
Puskesmas Pringapus paling
banyak adalah kategori patuh
yaitu sejumlah 37 responden
(61,7%) dan paling sedikit
kategori tidak patuh yaitu
sejumlah 23 responden (38,3%).
4. Ada hubungan yang signifikan
antara dukungan sosial dengan
kepatuhan pasien terhadap diet
DM Tipe 2 di Wilayah Kerja
-
8/20/2019 kepatuhan diet DM
10/11
Faridatun Nikmah | Stikes Ngudi Waluyo Ungaran | 2016 10
Puskesmas Pringapus dengan p
value 0,008.
5. Ada hubungan yang signifikanantara optimisme dengan
kepatuhan pasien terhadap diet
DM Tipe 2 di Wilayah Kerja
Puskesmas Pringapus dengan p
value 0,008.
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian
yang telah dilakukan dan mengingat
keterbatasan peneliti dalam
penelitian ini, maka ada beberapasaran yang akan disampaikan adalah
sebagai berikut:
1. Bagi Keluarga dan Pasien DM
Keluarga hendaknnya berperan
penting dalam masalah ini
dikarenakan dukungan sosial
terutama dari keluarga sangat
mempengaruhi kepatuhan pasien
terhadap diet DM tipe 2 , dengan
adanya dorongan dari keluarga
dan orang-orang terdekat maka
pasien akan lebih percaya diri
dan mampu mematuhi diet DM
tipe 2. Keluarga diharapkan juga
untuk menemani pasien untuk
melaksanakan diet DM tipe 2
supaya pasien yang menjalani
diet ini terasa ringan jika
ditemani oleh keluarga.
2. Bagi Perawat
Bagi perawat atau tenagakesehatan lain agar dapat
mengkaji lebih dalam lagi
mengenai faktor yang membuat
pasien menjadi lebih optimis dan
faktor yang membuat pasien
tidak patuh terhadap diet DM
tipe 2 ini. Dengan mengetahui
faktor tersebut perawat dapat
mengetahui masalah dan
meminimalisir masalah tersebut
sehingga kepatuhan diet pada
pasien DM tipe 2 ini meningkat.
3. Bagi Peneliti Yang LainBagi peneliti selanjutnya
diharapkan dapat menggunakan
penelitian ini sebagai acuan
untuk penelitian selanjutnya,
peneliti lain diharapkan juga
dapat mengembangkan lebih
lanjut tentang faktor lain yang
berhubungan dengan kepatuhan
pasien terhadap diet DM tipe 2
yang dalam penelitian ini tidak
membahas tentang faktor lainsecara spesifik seperti
pengetahuan, depresi, relisiensi,
dan harga diri.
DAFTAR PUSTAKA
Adilia, Muharnia, Dewi. (2010).
Hubungan Self Esteem dengan
Optimisme Meraih Kesuksesan
Karir pada Mahasiswa Fakultas
Psikologi UIN Syari Hidayatullah Jakarta. Retrieved
October 29, 2015, from
http://uinjkt.ac.id.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah. (2014). Buku Saku
Kesehatan Triwulan 3 Tahun
2014. Semarang: Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah.
Hadjam, M., Hidayat, R., & Asdie,
A. (2014). Peran Faktor-faktor
Psikologis terhadap Depresi
ada Pasien Diabetes Melitus
Tipe 2. Jurnal Psikologi, Vol. 41,
No.1. Yogyakarta: Politeknik
Kesehatan Kementrian
Kesehatan Yogyakarta.
International Diabetes Federation.
(2014). IDF Diabetes Atlas,
http://uinjkt.ac.id/
-
8/20/2019 kepatuhan diet DM
11/11
Faridatun Nikmah | Stikes Ngudi Waluyo Ungaran | 2016 11
Sixth edition. Retrieved
September 24, 2015, from
http://www.idf.org/diabetesatlas.
Maghfirah, Sholihatul (2013).
Optimisme dan Streess pada
Pasien Diabetes Melitus. Jurnal
Florence, Vol. IV No.2,
Ponorogo : Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Ponorogo
PERKENI. (2011) Konsensus
Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di
Indonesia. Jakarta: Departemen
Kesehatan.
Smeltzer & Bare. (2013).
Keperawatan Medikal Bedah.
Jakarta: EGC.
Southwick, S. M., et al . 2005. The
Psychobiology of Depression
and Resilience to Stress:Implications for Prevention and
Treatment. Annu. Rev. Clin.
Psychol. 1: 255–291
Susanti, M & Sulistyarini, T. (2013).
Dukungan Keluarga
eningkatkan Kepatuhan Diet Pasien Diabetes Mellitus di
Ruang Rawat Inap Rs. Baptis
Kediri. Jurnal Stikes, Vol. 6, No.
1. Kediri: Stikes RS. Baptis
Kediri.
Tang. T.S. et al. 2008. Social
Support, Quality of Life, and
Self-Care Behaviors Among
African Americans With Type 2
Diabetes. Diabetes Educations,(Online), Volume 34, No. 2,
(http://tde.sagepub.com/content/
34/2/266.short, diakses 12
Januari 2012).
Waspadji,S. (2007).
Penatalaksanaan Diabetes
ellitus Terpadu. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.