laporan diet kva

18
LAPORAN PRAKTIKUM DIETIKA DASAR MENU UNTUK ANAK KEKURANGAN VITAMIN A (KVA) USIA 11 TAHUN Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dietika Dasar Dosen Pembimbing : Mirthasari Palupi, S.ST, M.Kes Nuzul D, U, DCN Frenky Arif Budiman, S.Gz Oleh: Eka Wahyuningsih 2013.05.014 Melisa Tri Subekti N.T 2013.05.022

Upload: renzigaluh86

Post on 01-Feb-2016

627 views

Category:

Documents


54 download

DESCRIPTION

diit

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Diet Kva

LAPORAN PRAKTIKUM DIETIKA DASAR

MENU UNTUK ANAK KEKURANGAN VITAMIN A (KVA) USIA 11 TAHUN

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dietika Dasar

Dosen Pembimbing :

Mirthasari Palupi, S.ST, M.Kes

Nuzul D, U, DCN

Frenky Arif Budiman, S.Gz

Oleh:

Eka Wahyuningsih 2013.05.014

Melisa Tri Subekti N.T 2013.05.022

AKADEMI GIZI KARYA HUSADA KEDIRI

TAHUN AKADEMIK 2014/2015

Page 2: Laporan Diet Kva

KATA PENGANTAR

Puji syukur kapada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat

dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktikum dietetika

dasar ini dengan tepat waktunya tanpa ada hambatan yang berarti.

Laporan ini disusun untuk mengetahui Diet KVA. Untuk itu kami

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Mirthasari Palupi, SST, M.Kes , Nuzul D, U, DCN dan. Frenky Arif Budiman,

S.Gz selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan dan

bimbingan selama penyusunan laporan ini.

2. Teman- teman yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini.

Akhir kata, kami menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari

sempurna. Oleh karena itu, kami mohon maaf atas segala kekurangan yang ada

dalam laporan ini. Kami berharap adanya kritik dan saran yang membangun dari

berbagai pihak guna kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat

bermanfaat bagi kita semua terutama dalam dunia pendidikan. Semoga Tuhan Yang

Mahakuasa selalu melimpahkan rahmat-Nya kita semua.

Kediri, 23 Mei 2015

Penyusun

Page 3: Laporan Diet Kva

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................i

KATA PENGANTAR.............................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.....................................................................1

1.2 Tujuan .................................................................................1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi KVA.........................................................................

2.2 Tujuan diet..........................................................................

2.3 Prinsip diet............................................................................

2.4 Susunan menu.....................................................................

BAB III HASIL

4.1 Hasil Praktikum....................................................................

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Pembahasan........................................................................

BAB VI PENUTUP

5.1 Kesimpulan ..........................................................................

5.2 Saran ...................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 4: Laporan Diet Kva

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Vitamin A dikenal sebagai vitamin penglihatan karena kekurangan

vitamin A dapat menyebabkan gangguan penglihatan yang dikenal dengan

buta senja atau xeropthalmia yang dikenal dengan “mata kering” yang dapat

berlanjut pada kebutaan. Sejak awal tahun 1980-an diketahui bahwa angka

kematian meningkat pada anak balita yang kurang vitamin A, bahkan

sebelum ada tanda-tanda xeropthalmia, KVA termasuk kedalam empat

masalah gizi utama. Penelitian yang dilakukan Organisasi Kesehatan Dunia

(WHO) tahun 1992 menunjukkan dari 20 juta balita di Indonesia yang

berumur enam bulan hingga lima tahun, setengahnya menderita kurang

vitamin A.

Sedangkan data WHO tahun 1995 menyebutkan Indonesia adalah

salah satu negara di Asia yang tingkat pemenuhan terhadap vitamin A

tergolong rendah.Sementara studi yang dilakukan Nutrition and Health

Surveillance System (NSS), Departemen Kesehatan, tahun 2001

menunjukkan sekitar 50 persen anak Indonesia usia 12-23 bulan tidak

mengonsumsi vitamin A dengan cukup dari makanan sehari-hari. Oleh

karena itu sangat penting untuk mngetahui masalah kKurang vitamin A

(KVA).

Sehingga munculnya KVA sebagai masalah kesehatan perlu

diwaspadai. Pemberian diet yang tepat serta pemahaman kepada

masyarakat harus diperhatikan supaya permasalahan gizi KVA ini dapat

berkurang.

1.2. Tujuan

Tujuan praktikum dietetik dasar ini adalah untuk mengetahui

pemberian diet pada pasien KVA (Kekurangan Vitamin A).

Page 5: Laporan Diet Kva

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi KVA

KVA merupakan suatu kondisi dimana mulai timbul gejala kekurangan

konsumsi vitamin A. Defisiensi vitamin A dapat merupakan kekurangan

primer akibat kurang konsumsi. KVA dapat pula disebut kekurangan

sekunder apabila disebabkan oleh gangguan penyerapan dan penggunaan

vitamin A dalam tubuh, kebutuhan meningkat, atau karena gangguan pada

konversi karoten menjadi vitamin A. Kekurangan vitamin A masih merupakan

masalah yang tersebar di seluruh dunia terutama di negara berkembang dan

dapat terjadi pada semua umur terutama umur pada masa pertumbuhan

(balita). Kekurangan vitamin A dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh

dan menurunkan epitelisme sel-sel kulit.

Kekurangan vitamin A dapat terjadi karena beberapa sebab antara

lain konsumsi makanan yang tidak cukup vitamin A dan provitamin A untuk

jangka waktu yang lama, bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif, menu yang

tidak seimbang (kurang lemak, protein, zink atau zat gizi lainnya) yang

diperlukan untuk penyerapan vitamin A dan penggunaan vitamin A dalam

tubuh, adanya gangguan penyerapan vitamin A dan provitamin A seperti

pada penyakit-penyakit antara lain diare kronik, KEP dan lain-lain sehingga

kebutuhan vitamin A meningkat, adanya kerusakan hati yang menyebabkan

gangguan pembentukan retinol binding protein (RBP) dan pre-albumin yang

penting untuk penyerapan vitamin.

KVA sering timbul pada balita dan anak-anak. Di Indonesia. Beberapa

penyakit akibat kekurangan vitamin A diantaranya adalah buta senja, xerosis

konjuctiva, xerosis konjunctiva disertai bercak bitot, xerosis kornea,

keratomalasia atau ulserasi kornea, jaringan parut, fundus xeraftalmia.

Xeroftalmia adalah istilah yang menerangkan gangguan akibat kekurangan

vitamin A pada mata, termasuk kelainan anatomi bola mata dan gangguan

fungsi sel retina yang berakibat kebutaan. Kata xeroftalmia (bahasa latin)

berarti “mata kering”, karena terjadi kekeringan pada selaput lendir

Page 6: Laporan Diet Kva

(konjuctiva) dan selapt bening (kornea) mata Xeroftalmia terjadi akibat tubuh

kekurangan vitamin A. Bila ditinjau dari konsumsi makanan sehari-hari orang

yang menderita KVA disebabkan oleh :

a. Konsumsi makanan yang tidak mengandung cukup vitamin A atau pro-

vitamin A untuk jangka waktu yang lama.

b. Pada masa bayi tidak diberikan ASI eksklusif

c. Menu yang tidak seimbang, yang diperlukan untu penyerapan

danpenggunaan vitamin A di dalam tubuh

d. Adanya gangguan penyerapan vitamin A atau pro-vitamin A seperti pada

penyakit-penyakit antara lain, gangguan pada pankreas, diare kronik, KEP

dan penyakit lainnya sehingga kebutuhan vitamin A meningkat

e. Adanya kerusakan hati, spert pada kwashiorkor dan hepatitis kronik yang

memyebabkan gangguan pembentukan RBP dan penyerapan vitamin A.

2.2. Tujuan Diet

Untuk meningkatkan dan mempertahankan status gizi pasien.

2.3. Prinsip dan syarat Diet

2.3.1 Prinsip diet :

• Cukup energy

• Cukup protein

• Cukup lemak

• Tinggi vitamin A

• Cukup mineral

2.3.2 Syarat diet :

• Medicamentosa : pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi 200.000 IU

peroral atau100.000 IU injeksi. Hari berikutnya 200.000 IU, 1 minggu

berikutnya 200.000 IU.

• Pemberian Diet tinggi vitamin A : hati, wortel, sayuran hijau, kuning

telur, susu, keju, margarin foortifikasi..

• Resep tepat guna tinggi vitamin A dari nabati harus diikutkan

pemakaian lemak sbg pelarutnya.

Page 7: Laporan Diet Kva

2.4. Susunan Menu

Dibawah ini adalah susunan menu untuk pasien kekurangan vitamin A. Yang

dibuat oleh kelompok yang beranggotakan Ana Nurul Wakhidah dan Yunika

Raras.

Contoh Kasus:

Seorang anak laki-laki bernama An. Sapta ,usia 11 tahun ,TB 140 cm dan BB

27 kg . Setiap magrib ia selalu menjalankan ibadah di musholla dekat

rumahnya. Setiap kali dia berjalan selalu teruntuk dan terjatuh. Sehari ia lalu di

periksa ke dokter mata ,hasil pemeriksaaan tidak dijumpai kelainan pada mata

tetapi mengalami penurunan penglihatan pada saat senja.

Riwayat nutrisi : An. Sapta mempunyai pola makan 2x sehari . Suka makan mie

dengan telur ceplok ,dia tidak suka makan buah dan sayur ,alergi terhadap

ayam . dan paling suka makan dengan lauk tahu daripada tempe.

Penyaji :

Ana Nurul Wakhidah

Ynika Raras Astikasari

Kelompok : 7

Ruang : B

Tabel 2.4 Susunan menu untuk pasien KVA

Makan pagi

(07.00)

Snack pagi

(10.00)

Makan siang

(12.00)

Snack sore

(14.00)

Makan malam

(19.00)

Nasi putih

Rolade tahu

Lele goreng

Jus tomat

Tahu

bungkus

lumpia

goreng

Nasi putih

Mangkok tahu

Perkedel hati

Jus belimbing

Susu Nasi putih

Tahu rempah

Bintang telur panir

Jus apel

Page 8: Laporan Diet Kva

BAB III

HASIL

3.1. Warna, Rasa, Tekstur Hidangan

Tabel 3.1. Hasil uji pada menu untuk pasien KVA.

Waktu Nama Hidangan Warna Rasa Tekstur

Menu

Pagi

Nasi putih Putih + +

Rolade tahu Kuning kecoklatan - +

Lele goreng Hitam kecoklatan - +

Jus tomat Merah + +

Snack

pagi

Tahu bungkus

lumpia goreng

Kuning kecoklatan - -

Menu

Siang

Nasi putih Putih + +

Mangkok tahu Putih + +

Perkedel hati Hitam + +

Jus belimbing Kuning + +

Snack

sore

Susu Putih + +

Menu

Malam

Nasi putih Putih + +

Tahu rempah Kuning - -

Bintang telur panir Coklat tua + +

Jus apel Coklat tua - +

Keterangan :

Rasa

(+) : Sesuai

(-) : kurang sesuai (misalnya terlalu asin,hambar)

Tekstur

(+) : Sesuai

(-) : kurang sesuai (misalnya terlalu keras)

Page 9: Laporan Diet Kva

3.2. Penampilan Menu dan Kesesuaian Porsi

Gambar 3.2 menu pagi,siang,malam dan snack untuk pasien KVA

Page 10: Laporan Diet Kva

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. Warna, Rasa, Tekstur Hidangan

a) Menu pagi

Dari kombinasi warna mulai dari nasi,rolade tahu,lele goring dan jus

tomat kurang menarik,karena hampir semua makanan berwarna

gelap, usahakan mencari warna yang gelap dan satu cerah, dimana

bertujuan untuk menarik selera makan dari pasien.

Dari segi rasa untuk menu pagi hampir keseluruhan tidak enak,

karena pada rolade tahu serta lele goreng rasanya hambar, kecuali

pada jus tomat rasanya sudah enak. Maka dari itu perlu penambahan

bumbu agar rasa menjadi lebih enak.

Secara keseluruhanTekstur dari olahan menu pagi ini memiliki tekstur

yang baik

b) Snack pagi

Dari snack pagi yaitu tahu bungkus lumpia goreng yang berwarna

kuning dan bagian dalamnya berwarna putih adalah perpaduan warna

yang bagus dan menarik. Namun dari segi rasa sedikit hambar,dan dari

tekstur agak sedikit lembek.

c) Menu siang

Dari kombinasi warna mulai dari nasi putih, mangkok tahu,perkedel

hati dan jus belimbing kombinasi warna sudah cocok.

Secara keseluruhan rasa dari olahan menu siang enak dan sesuai.

Secara keseluruhan dari segi tekstur dari olahan menu siang ini

memiliki tekstur yang baik.

d) Snack sore

Warna dari snack sore susu yaitu berwarna putih sudah sesuai,sedangkan

untuk rasa dan tekstur sudah baik.

Page 11: Laporan Diet Kva

e) Menu malam

Dari kombinasi warna mulai dari nasi putih, tahu rempah, bintang

telur panir dan jus apel secara keseluruhan kurang menarik, karena

hampir semua warna berwarna coklat.

Secara keseluruhan rasa dari olahan menu malam enak,kecuali pada

tahu rempah yang terlalu banyak kunyit serta rasa dari jus apel yang

sedikit asam.

Tekstur dari olahan menu siang ini memiliki tekstur yang baik kecuali

pada tahu rempah yang sedikit lembek.

4.2. Penampilan Menu

Secara keseluruhan penyajian pada menu diatas belum menarik. Dimana

cara pengolahan bahan makanan yang kurang variatif salah satu contoh pada

menu pagi ,seharusnya pengolahan ikan lele lebih bervariatif agar menarik

minat pasien terutama pasien anak. Selain itu kurangnya variasi bentuk

makanan membuat tampilan makanan menjadi kurang menarik.

4.3. Kesesuaian Menu dengan porsi dan Syarat Diet

Secara keseluruhan kesesuaian menu dengan syarat diet sudah

sesuai,meskipun anak tidak suka sayur,olahan makanan dikombinasikan

dengan sayur sumber pro vitamin A,dan cara pengolahan dengan cara digoreng

untuk membantu mengubah pro vitamin A menjadi vitamin A. sedangkan untuk

lauk hewani sudah sesuai karena mengandung tinggi vitamin A.

Page 12: Laporan Diet Kva
Page 13: Laporan Diet Kva

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Secara keseluruhan dari segi warna dan rasa belum sesuai, namun dari segi

tekstur secara keseluruhan sudah bagus. Sedangkan dari segi penampilan

menu secara keseluruhan kurang menarik,karena penyajian menu yang kurang

variatif serta cara tampilan yang biasa.namun dari segi kesesuaian menu

dengan syarat diet dan porsi sudah bagus karena sesuai dengan syarat diet

kekurangan vitamin A.

5.2. Saran

Dalam praktikum selanjutnya kami berharap agar praktikum selanjutnya lebih

baik dari praktikum sebelumnya. Dan praktikum kali ini semoga dapat menjadi

acuan untuk praktik selanjutnya.

Page 14: Laporan Diet Kva

DAFTAR PUSTAKA

Arisman. 2002. Gizi dalam Daur Kehidupan. Bagian Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Palembang. Proyek Peningkatan Penelitian Pendidikan Tinggi. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Depdiknas.

file:///E:/kurang-vitamin-kva_17.html diakses pada tanggal 24 Mei 2015

Mahdalia. 2003. Kurang Vitamin A, Bola Mata Anak Mengempis. http://www.sinarharapan.co.id/iptek/kesehatan/2003/0801/kes1.html diakses pada tanggal 24 Mei 2015.