keluarga dm

88
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN DIABETES MELLITUS DISUSUN OLEH: Andika Ria Ambriyani Supini Utami Bania PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES RI

Upload: andhyka-kiyoshi

Post on 20-Oct-2015

40 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

keluarga

TRANSCRIPT

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

DENGAN DIABETES MELLITUS

DISUSUN OLEH:

Andika

Ria Ambriyani

Supini

Utami Bania

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES RI

PANGKALPINANG

2014/2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat-Nya maka kami

dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Keluarga

Dengan Diabetes Mellitus” ini.

Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas untuk menyelesaikan tugas mata

kuliah Keperawatan Keluarga I di Poltekkes Kemenkes RI Pangkalpinang.

Dalam penulisan makalah ini kami menyadari bahwa penulisan makalah ini belum

mencapai tingkat kesempurnaan dan masih banyak kekurangan baik dari segi materi maupun

segi teori penyajiannya, karena itu dengan segala kerendahan hati kami mengharapkan saran

dan kritik yang bersifat membangun guna penyempurnaan makalah ini selanjutnya.

Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi

para pembacanya.

Wassalam.

Pangkalpinang, Februari 2014

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan kemajuan teknologi di dunia kesehatan, telah terjadi pola

pergeseran penyakit di dunia. Salah satunya adalah jumlah penyakit yang diakibatkan

pola hidup semakin bertambah dibandingkan dengan jumlah penyakit infeksi atau

penyakit lainnya. Salah satu penyakit yang diakibatkan karena pola hidup adalah

diabetes mellitus. Berbagai penelitian epidemiologi menunjukkan adanya

kecenderungan peningkatan angka insidensi dan prevalensi diabetes mellitus tipe 2 di

berbagai penjuru dunia (Perkeni, 2011).

Menurut perkiraan WHO, jumlah orang yang terdiagnosa diabetes mellitus di

dunia akan menjadi 366 juta pada tahun 2030 (Wild, Roglic, Green et al, 2004).

Di Indonesia, pada tahun 2030 diperkirakan mencapai 21,3 juta orang

(Wildetal, 2004; Departemen Kesehatan RI, 2009). Selanjutnya Depkes RI (2010)

melaporkan bahwa di Indonesia saat ini jumlah orang yang terdiagnosa diabetes

melitus sebanyak 8,4 juta jiwa dan menempati urutan terbesar keempat di dunia

setelah India, China dan Amerika. Diabetes mellitus juga merupakan penyebab

kematian nomor 6 di Indonesia (Depkes RI, 2010).

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang kami ambil adalah:

1. Bagaimana konsep keluarga sebenarnya?

2. Bagaimana profil keperawatan kesehatan keluarga?

3. Bagaimana konsep teori diabetes mellitus?

4. Bagaimana asuhan keperawatan teoritis diabetes mellitus?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui konsep keluarga sebenarnya.

2. Untuk mengetahui profil keperawatan kesehatan keluarga.

3. Untuk mengetahui konsep teori diabetes mellitus.

4. Untuk mengetahui asuhan keperawatan teoritis diabetes mellitus.

D. Manfaat

Adapun manfaat dari makalah ini adalah:

1. Agar kita dapat mengetahui konsep keluarga sebenarnya.

2. Agar kita dapat mengetahui profil keperawatan kesehatan keluarga.

3. Agar kita dapat mengetahui konsep teori diabetes mellitus.

4. Agar kita dapat mengetahui asuhan keperawatan teoritis diabetes mellitus.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Keluarga

1. Definisi

Menurut departemen kesehatan RI, keluarga adalah unit terkecil dari

masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang

berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan

saling ketergantungan.

Menurut Salvicion G Bailon dan Aracelis Maglaya, keluarga adalah

dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah,

hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu

rumah tangga, berinteraksisatu sama lain, dan di dalam perannnya masing –

masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan.

2. Struktur Keluarga

a. Patrilineal: adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara

sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun

melalui jalur garis ayah.

b. Matrilineal: adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara

sedarah dalam berapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui

garis ibu

c. Matrilokal: adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga

sedarah istri.

d. Patrilokal: adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga

sedarah suami.

e. Keluarga kawinan: adalah hubungan suami istri swebagai dasar bagi

pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian

keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.( Effendy,

N.1988 : 33).

Ciri-ciri struktur keluarga menurut Anderson Carter:

a. Terorganisasi: Saling berhubungan, saling ketergantungan

antara anggota keluarga.

b. Ada keterbatasan: Setiap anggota memiliki kebebasan tetapi

mereka juga mempunyai keterbatasan dalam menjalani fungsi

dan tugasnya masing-masing.

c. Ada perbedaan dan khususan: Setiap anggota keluarga

mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing. (Effendy,

1988)

3. Tipe/Bentuk keluarga

a. Keluarga inti ( Nuclear Family ), adalah keluarga yang terdiri dari

ayah, ibu, dan anak – anak.

b. Keluarga Besar ( Exstended Family ) adalah keluarga initi ditambah

dengan sanak saudar,misalnya, nenek, kakek, keponakan, saudara

sepupu, paman, bibi dan sebagainya.

c. Keluarga Berantai ( Serial Family ) adalah keluarga yang terdiri dari

wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu

keluarga inti.

d. Keluarag duda / janda :( Single Family ) adalah keluarga yang terjadi

karena perceraian atau kematian.

e. Keluarga berkomposisi ( composite ),adalah keluarga yang

perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.

f. Keluarga Kabitas ( cahabitation ), adalah dua orang menjadi satu tanpa

pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.(Effendy,N.1988 :33-34).

4. Pemeggang Kekuasaan dalam Keluarga

a. Patriakal, yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga

adalah dari pihak ayah.

b. Matriakal, yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga

adalah dari pihak ibu.

c. Equalitarian, yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga

ada;lah dari pihak ayah dan ibu.(Effendy,N.1988:34 ).

5. Peranan Keluarga

Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal,

sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan kondisi

tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola

perilaku dari keluarga, kelmpok dan masyarakat.

Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai

berikut :

a. Peranan Ayah : Ayah sebagai suami dari istri dan anak – anak,

berperanan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan

pemberi rasa aman, swebagai kepala keluarga, sebagai anggota

dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari

lingkungannya.

b. Peranan Ibu : Sebagai istri dan ibu dari anak – anaknya, ibu

mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai

pengasuh dan pendidik anak – anaknya, pelindung dan sebagai

salah asatu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai

anggota masyarakat dari lingkungannya, disamoing itu juga ibu

ibu dapatberperan sebagi pencari nafkah tambahan dalam

keluarganya.

c. Peranan Anak : Anak – anak melaksanakan peranan psiko –

soaial sesuai dengantingkat perkembangannya baik fisik,

mental, sosial dan spiritual.(Effendy, N.1988 : 34 ).

6. Fungsi Keluarga

Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga sebagai berikut :

a. Fungsi Biologis

Untuk meneruskan keturunan

Memelihara dan membesarkan anak.

Memenuhi kebutuhan gizi keluarga.

Memelihara dan merawat anggota keluarga

b. Fungsi psikologis

Memberikan kasih sayang dan rasa aman

Memberikan perhatian diantara anggota keluarga

Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga

Memberikan identitas keluarga

c. Fungsi sosialisasi

Membina sosialisasi pada anak

Membentuk norma – norma tingkah laku sesuai dengan tingkat

perkembangan anak

Meneruskan nilai – nilai budaya keluarga

d. Fungsi ekonomi

Mencari sumber – sumber penghasilan untuk memennuhi

kebutuhan keluarga

Pengaturan penggunaan penghasilan keluargauntuk

memenuhikebutuhan keluarga

Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa yang

akan dating misalnya pendidikan anak –anak , jaminan hari

tua dan sebagainya.

e. Fungsi pendidikan

Menyekolahkan anak untukmemberikan pengetahuan,

keterampilan dan membentuk prilaku anak sesuaibakat dan

minat yang dimilikinya.

Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan

dating dalam memennuhi peanya sebagai orang dewasa

Mendidik anak sesuai dengan tingkat–tingkat

perkembangannya. (Effendy, N.1988: 35)

Ada 3 fungsi pokok keluarga yaitu:

a. Asih, adalah memberikan kasih saying, perhatian, rasa aman,

kehangatan kepada anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka

tumbuh dan berkembang sesuai usia dan kebutuhanya.

b. Asuh adalah menuju kehidupan pemeliharaan dan perawatan anak agar

kesehatannya selalu terpelihara, sehingga diharapkan menjadikan

mereka anak- anak yang sehat baik fisik, mental, sosial dan spiritual.

c. Asah adalah memenuhi kebutuhan [pendidikan anak, sehingga siap

menjadi manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa

depannya.(Effendy,N.1988 :35-36)

7. Tugas – Tugas keluarga

Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut :

a. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya

b. Pemeliharaan sumber - sumber daya yang ada dalam keluarga

c. Pembagian tuga masing – masing anggotanya sesuai dengan

kedudukannya masing – masing

d. Sosialisasi antar anggota keluarga

e. Pengaturan jumlah anggota keluarga

f. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga

g. Penempatan anggota – anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih

luas

h. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga.

(Effendy,N.1988:37)

8. Ciri – Ciri Keluarga

Adapun ciri-ciri keluarga menurut Effendy (1988) ialah:

a. Diikat dalam suatu tali perkawinan.

b. Ada hubungan darah

c. Ada ikatan batin

d. Ada tanggung jawab masing – masing anggotanya

e. Ada pengambil keputusan

f. Kerjasama diantara anggota keluarga

g. Tinggal dalam suatu rumaH.

B. Keperawatan Kesehatan Keluarga

Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat

yang ditujukan atau dipusatkanpada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang

dirawat.dengan sehat sebagai tujuan melaluiperawatansebagai saran / penyalur.

(Salvicion G. Bailon dan Aracelis Maglaya ( 1978 ).

1. Keluarga sebagai Pasien

Dalam melihat keluarga sebagai pasien ada beberapa karekteristik yang perlu

diperhatikan oleh perawat,diantaranya adalah ;

a. Setiap keluarga mempunyai cara yang unik dalam menghadapi masaalh

kesehatan para anggotanya

b. Memperhatikan perbedaan dari tiap – tiap keluarga, dari berbagai segi:

Pola komunikasi

Pengambilan keputusan

Sikap dan nilai – nilai dalam keluarga

Kebudayaan

Gaya hidup

c. Keluarga daerah perkotaan akan berbeda dengan keluarga di daerah

pedesaan

d. Kemandirian dari tiap – tiap keluarga.(Effendy,N.1988:39).

2. Pengambilan Keputusan dalam Perawatan Kesehatan Keluarga

Dalam mengatasi masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga, yang

mengambil keputusan dalam pemecahannya adlah tetap kepal keluarga atau

anggota keluarga yang dituakan, merekalah yang menentukan masalah dan

kebutuhan keluarga. Dasar pengambil keputusan tersebut adalah :

a. Hak daN tanggung jawabnyggota keluarga sebagai kepala keluarga

b. Kewenangan dan otoritas yang telah diakui oleh masing – masing anggota

Keluarga

c. Hak dalam menentukan masalah dan kebutuhan pelayanan terhadap

keluarga anggota keluarga yang bermasalah.(Effendy,N.1988:40)

3. Keluarga Kelompok Risiko Tinggi

Dalam melaksanakan asuhan perawatan kesehatan keluarga, yang menjadi

prioritas utama adalah keluara – keluarga yang tergolong risiko tinggi dalam

bidang kesehatan, meliputi :

a. Keluarga dengan anggota keluarga dalam masa usia subur dengan masalah

sebagai berikut:

tingkat sosial ekonomi keluarga rendah

Keluarga kurang atau tidak mampu mengatasi masalah kesehatan

sendiri

Keluarga dengan keturunan yang kurang abik/ keluarga dengan

penyakit keturunan

b. Keluarga dengan ibu dengan risiko tinggi kebidanan. Waktu hamil;

Umur ibbu ( 16 tahun atau lebih 35 tahun )

menderita kekurangan gizi/anemia

menderita hipertensi

primipara atau multipara

riwayat persalinan dengan komplikasi

c. Keluarga di mana anak m,enjadi risiko tinggi, karena :

Lahir premature / BBLR

Berat badan sukar naik

Lahir dengan cacat bawaan

ASI ibu kurang sehingga tidak mencukupi kebutuhan bayi.

Ibu menderita penyakit menular yang dapat mengancam bayi atau

anaknya

d. Keluarga mempunyai masalah dalam hubungan antara anggota keluarga :

Anak yang tidak dikehendaki dan pernah dicoba untuk digugurkan

Tidak ada kesesuaian pendapat antara anggota keluarga dan sering

timbul cekcok dan ketegangan

Ada anggota keluarga yang sering sakit

Salah satu orang tua ( suami / istri ) meninggal, cerai, atau lari

meninggalkan keluarga.( Effendy,N.1988 : 41 )

4. Tujuan perawatan kesehatan keluarga

Tujuan umum :

Untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara kesehatan keluarga

mereka sehingga dapat meningkatkan status kesehatan keluarga.

Tujuan khusus :

a. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi masalah

kesehatan yang dihadapi oleh keluarga.

b. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah –

masalah kesehatan dasar dalam keluarga

c. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambilo keputusan yang

tepat dalam mengatasi masalah kesehatan para anggotanya.

d. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan

keperawatan terhadap anggota keluarga yang sakit dalam mengatasi

masalah kesehatan anggota keluarganya.

e. Meningkatkan produktivitas keluarga dalam meningkatkan mutu

hidupnya. ( Effendy,N.1988 : 42)

5. Tugas – tugas keluarga dalam bidang kesehatan

Untuk dapat mencapai tujuan asuhan keperawatan kesehatan keluarga,

keluarga mempunyai tugas dalam p[emeliharaan kesehatan para anggotanya dan

saling memelihara.Freeman ( 1981 ) membagi 5 tugas kesehatan yang harus

dilakukan oleh keluarga, yaitu :

a. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggotanya.

b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat.

c. Memberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit, dan

yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang

terlalu muda.

d. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan

perkembangan kepribadian anggota keluarga.

e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga –

lembaga kesehatan, yang menunjukan pemanfaatan dengan baik fasilitas –

fasilitas kesehatan yang ada.( Effendy,N.1988 :42 )

6. Peranan Perawat Dalam Memberikan Asuhan Perawatan Kesehatan Keluarga

Dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga, ada beberapa

peranan yang dapat dilakukan oleh perawat antara lain adalah:

a. Memberikan asuhan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit.

b. Pengenal/pengamat masalah dan kebutuhan kesehatan keluarga.

c. Koordinator pelayanan kesehatan dan keperawatan kesehatan keluarga.

d. Fasilitator, menjadikan pelayanan kesehatan itu mudah dijangkau dan

perawat dengan mudah dapat menampung permasalahan yang dihadapi

keluarga dan membantu mencarikan jalan pemecahannya.

e. Pendidik kesehatan, perawat dapat berperan sebagai pendidik untuk

merubah perilaku keluarga dari perilaku tidak sehat menjadi perilaku

sehat.

f. Penyuluh dan konsultan, perawat dapat berperan dalam memberikan

petunjuk tentang asuhan perawatan dasar terhadap keluarga disamping

menjadi penasehat dalam mengatasi masalah-masalah kesehatan keluarga

(Effendy, N. 1998 : 43).

7. Hambatan – hambatanyang sering dihadapi dalam memecahkan masalah

kesehatan keluarga

Hambatan yang paling besar dihadapi perawat dalm memberikan asuhan

perawatan kesehatan keluarga adalah :

a. Hambatan dari keluarga N

Pendidikan keluarga yang rendah

Keterbatasan sumber – sumber daya keluarga ( keuangan, sarana

dan prasarana

Kebiasan – kebiasan yang melekat

Sosial budaya yang tidak menunjang

b. Hambatan dari perawat

Sarana dan prasarana yang tidak menunjang dan mencukupi,

seperti : PHN kit, transportasi

Kondisi alam ( geografi yang sulit )

Kesulitan dalam berkomunikasi ( bahasa )

Keterbatasannya pengetahuanperawat tentang kultur keluarga.

(EFfendy,N.1988 : 43 )

8. Prinsip – prinsip Perawatan Keluarga

Ada beberapa prinsip penting yang perlu diperhatikandalam memberikan

asuhan keperawatan kesehatan keluarga, adalah :

a. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan

b. Dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga, sehat sebagai

tujuan utama

c. Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai

peningkatan kesehatan keluarga.

d. Dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga, perawat

melibatkan peran serta aktif seluruh keluarga dalam merumuskan masalah

dan kebutuhan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya.

e. Lebih mengutamakan kegiatan – kegiatan yang bersifat promotif dan

preventif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitative.

f. Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga

memanfaatkan sumber daya keluarga semaksimal mungkin untuk

kepentingan kesehatan keluarga.

g. Sasaran asuhan perawatan kesehatan keluarga adalah keluarga secara

keseluruhan.

h. Pendekatan yang digunakan dalam memberikan asuhan perawatan

kesehatan keluarga adalah pendekatan pemecahan masalah denngan

menggunakan proses keperawatan.

i. Kegiatan utama dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan

keluarga adalah penyuluhan kesehatan dan asuhan perawatankesehatan

dasar / perawatan di rumah.

j. Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk risiko tinggi.

(Effendy,N.1988 : 44)

9. Langkah-Langkah Dalam Perawatan Kesehatan Keluarga

Dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga, ada beberapa

langkah yang harus dilakukan oleh perawat, sebagai berikut;

a. Membina hubungan kerjasama yang baik dengan keluarga.

b. Melaksanakan pengkajian untuk menentukan adanya masalah kesehatan

keluarga.

c. Menganalisa data keluarga untuk menentukan masalah-masalah kesehatan

dan perawatan keluarga.

d. Menggolongkan masalah kesehatan keluarga, berdasarkan sifat masalah

kesehatan keluarga:

Ancaman kesehatan

Keadaan sakit atau kurang sehat

Situasi krisis

e. Menentukan sifat dan luasnya masalah dan kesanggupan keluarga untuk

melaksanakan tugas-tugas keluarga dalam bidang kesehatan.

f. Menentukan/menyusun skala prioritas masalah kesehatan dan keperawatan

keluarga, dengan mempertimbangkan:

Sifat masalah

Kemungkinan masalah untuk diubah

Potensi menghindari masalah

Persepsi keluarga terhadap masalah

g. Menyusun rencana asuhan perawatan kesehatan dan perawatan keluarga

sesuai dengan urutan prioritas:

Menentukan tujuan yang realistis

Merencanakan pendekatan dan tindakan

Menyusun standar dan kriteria evaluasi

h. Melaksanakan asuhan perawatan kesehatan keluarga sesuai dengan

rencana yang disusun

i. Melaksanakan evaluasi keberhasilan tindakan keperawatan yang dilakukan

j. Meninjau kembali masalah keperawatan dan kesehatan yang belum dapat

teratasi dan merumuskan kembali rencana asuhan keperawatan yang baru

(Effendy, N. 1998 : 45-46).

C. Konsep Teori Diabetes Mellitus

1. Pengertian

a. Diabetes mellitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetis

dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya

toleransi karbohidrat. (Silvia Anderson Price)

b. Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang

ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.

(Brunner & Suddarth)

c. Diabetes mellitus adalah suatu penyakit kronik yang komplek yang

melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak serta

berkembangnya komplikasi makro vaskuler, mikro vaskuler dan

neurologis. (Barbara C. Long)

d. Diabetes mellitus adalah sindrom kronik gangguan metabolisme

karbohidrat, protein dan lemak akibat sekresi insulin yang tidak

mencukupi atau adanya resistensi insulin di jaringan target. (Dorland)

2. Etiologi

Faktor penyebab terjadinya diabetes mellitus menurut Sjaifoellah (1996) yaitu:

a. Faktor keturunan

Karena adanya kelainan fungsi atau jumlah sel-sel β pankreas yang

bersifat genetik dan diturunkan secara autosom dominan sehingga

mempengaruhi sel β serta mengubah kemampuannya dalam mengenali

dan menyebarkan rangsang yang merupakan bagian dari sintesis

insulin.

b. Kebiasaan makan yang mengandung terlalu banyak glukosa

c. Fungsi sel pankreas dan sekresi insulin berkurang

Jumlah glukosa yang diambil dan dilepaskan oleh hati dan yang

digunakan oleh jaringan perifer tergantung keseimbangan fisiologis

beberapa hormon. Hormon yang menurunkan glukosa darah yaitu

insulin yang dibentuk sel β pulau Langerhans.

d. Kegemukan atau obesitas

Terjadi karena hipertrofi sel β pankreas dan hiperinsulinemia serta

intoleransi glukosa kemudian berakhir dengan kegemukan dengan

diabetes mellitus dan insulin insufisiensi relatif.

e. Perubahan pada usia lanjut berkaitan dengan resistensi insulin

Pada usia lanjut terjadi penurunan maupun kemampuan insulin

terutama pada post reseptor.

Ada bukti yang menunjukkan bahwa etiologi diabetes mellitus

bermacam-macam. Meskipun berbagai lesi dengan jenis yang berbeda

akhirnya akan mengarah pada infusiensi insulin, tetapi determinan genetik

biasanya memegang peranan penting pada mayoritas penderita diabetes

mellitus. (Price & Wilson)

Penyebab diabetes mellitus berdasarkan klasifikasi menurut WHO (1995)

adalah:

a. DM Tipe I (IDDM: DM tergantung insulin)

1. Faktor genetik / herediter

Faktor herediter menyebabkan timbulnya DM melalui

kerentanan sel-sel β terhadap penghancuran oleh virus atau

mempermudah perkembangan antibodi  autoimun melawan sel-

sel β, jadi mengarah pada penghancuran sel-sel β.

2. Faktor infeksi virus

Berupa infeksi virus coxakie dan gondogen yang merupakan

pemicu yang menentukan proses autoimun pada individu yang

peka secara genetik.

b. DM Tipe II (DM tidak tergantung insulin = NIDDM)

Terjadi paling sering pada orang dewasa, dimana terjadi

obesitas pada individu obesitas dapat menurunkan jumlah resoptor

insulin dari dalam sel target insulin diseluruh tubuh. Jadi membuat

insulin yang tersedia kurang efektif dalam meningkatkan efek

metabolik yang biasa.

c. DM Malnutrisi

1. Fibro Calculous Pancreatic DM (FCPD)

Terjadi karena mengkonsumsi makanan rendah kalori

dan rendah protein sehingga klasifikasi pangkreas melalui

proses mekanik (Fibrosis) atau toksik (Cyanide) yang

menyebabkan sel-sel β menjadi rusak.

2. Protein Defisiensi Pancreatic Diabetes Mellitus (PDPD)

Karena kekurangan protein yang kronik menyebabkan

hipofungsi sel β pancreas.

d. DM Tipe Lain

1. Penyakit pankreas, seperti: pancreatitis, Ca Pancreas, dll.

2. Penyakit hormonal, seperti: acromegali yang meningkat GH

(growth hormon) yang merangsang sel-sel β pankeras yang

menyebabkan sel-sel ini hiperaktif dan rusak.

3. Obat-obatan, bersifat sitotoksin terhadap sel-sel seperti aloxan

dan streptozerin, yang mengurangi produksi insulin seperti

derifat thiazide, phenothiazine, dll.

3. Manifestasi Klinis

Menurut Price & Wilson, manifestasi klinis pada diabetes mellitus

dikaitkan dengan konsekuensi metabolik defisiensi insulin. Pasien-pasien

dengan defisiensi insulin tidak dapat mempertahankan kadar glukosa plasma

puasa yang normal, atau toleransi glukosa setelah makan karbohidrat.

Manifestasi klinis pada diabetes mellitus adalah:

a. Poliuria, polidipsia dan polipagia

Glikosuria ini diakibatkan oleh diuresis osmotik yang

meningkatkankan pengeluaran urine dan timbul rasa haus. Karena

glukosa hilang bersama urine, maka pasien mengalami keseimbangan

kalori negatif dan berat badan berkurang. Rasa lapar yang semakin

besar mungkin akan timbul sebagai akibat kehilangan kalori. Pasien

mengeluh lelah dan mengantuk.

b. Diabetes mellitus tipe 1

Pasien akan memperlihatkan gejala yang eksplosif dengan

polidipsia, poliuria, turunnya berat badan, polipagia, lemah, samnolen

yang terjadi beberapa hari atau beberapa minggu. Pasien dapat

menjadi sakit berat dan timbul ketoasidosis, serta dapat meninggal

kalau tidak mendapat pengobatan segera.

c. Diabetes mellitus tipe 2

Pasien dengan diabetes tipe 2 mungkin sama sekali tidak

memperlihatkan gejala apapun, dan di diagnosis hanya di buat

berdasarkan pemeriksaan darah di laboratorium dan melakukan tes

toleransi glukosa. Pada hiperglikemia yang lebih berat, pasien

mungkin menderita polidipsi, poliuria, lemah dan samnolen. Biasanya

mereka tidak mengalami ketoasidosis karena pasien ini tidak defisiensi

insulin secara absolut namun relatif.

4. Pathway

Kebiasaan pola makan yang mengkonsumsi terlalu banyak glukosa

Peningkatan glukosa dalam darah

Kegagalan pulau Langerhans dalam memproduksi sel β

(defisiensi insulin)

Mengakibatkan glukosa tidak dapat masuk sel melalui siklus Krebs glukagon dalam darah

Sel mengakomodasi protein & lemak dari jaringan adipose hiperglikemia

Glukoneogenesis kegagalan glomerulus dalam memfiltrasi

Protein Lemak glukosuria

Katabolisme energi ATP zat sisa urea & katabolisme osmotik diuresis

protein keton lemak poliuria

as.laktat ketoasidosis as.lemak output cairan

pH otot asidosis metabolik as.β-ketobutirat dehidrasi

fatigue resiko cedera hemokonsentrasi

intoleransi aktivitas

BUN pH lambung

Nitrogenuria mual muntah kekurangan volume cairan

Koma, kematian ketidakseimbangan nutrisi

Kurang dari kebutuhan tubuh

Peningkatan tekanan vaskular (hipertensi) Darah menjadi pekat

Sel-sel darah & platelet bersatu

Trombosis

Aterosklerosis

Ke ginjal ke jantung ke mata ke ekstremitas

Kerja ginjal kontraksi otot jantung retina saat terjadi luka

Filtrasi tidak maksimal hiperventilasi ventrikel retinopati kemampuan fagositosis

Nefropati decomcordis gangguan penglihatan terjadi luka gangren

Gagal ginjal resiko cedera perawatan yang tidak

aseptik

Resiko infeksi

5. Komplikasi

Komplikasi yang terjadi pada pasien dengan diabetes Melitus (Arief

Manjoer, dkk) adalah :

a. Akut.

Koma hipoglekimia.

Ketoasidosis.

Koma hiperosmolar nonketotik.

b. Kronik.

Makroangiopati, mengenai pembuluh darah besar, pembuluh

darah jantung, pembuluh darah tepi, pembuluh darah otak.

Mikroangiopati, mengenai pembuluh darah kecil, retinopati

diabetik, nefropati diabetk.

Neuropati diabetik.

Rentan infeksi, seperti tuberkulosis paru, dan infeksi saluran

kemih.

Kaki diabetik.

6. Penatalaksanaan

Tujuan utama terapi diabetes melitus adalah mencoba menormalkan

aktivitas insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi

komplikasi vaskuler serta neuropati. Tujuan terapeutik pada setiap tipe

diabetes adalah mencapai kadar glukosa darah normal (Price & Wilson).

Penatalasanaan diabetes melitus di dasarkan pada :

a. Rencana diet.

Rencana diet pada pasien diabetes melitus di maksudkan untuk

mengatur jumlah kalori dan karbohidrat yang di konsumsi setiap hari.

Jumlah kalori yang di rangsang bervariasi, beragntung pada kebutuhan

apakah untuk mempertahankan, menurunkan atau meningkatkan berat

badan.

b. Latihan fisik dan pengaturan aktivitas fisik.

Latihan fisik dan pengaturan aktivitas fisik berfungsi untuk :

Menurunkan kadar gula dalam darah dengan meningkatkan

metabolisme.

Mempermudah transportasi glukosa untuk masuk ke dalam sel.

Yang perlu diperhatikan pada terapi aktifitas :

Jangan mulai olahraga jika kadar gula darah rendah.

Jangan menggunakan sepatu yang sempit, karena luka sekecil

apapun menimbulkan komplikasi yang parah.

c. Terapi obat.

1. Obat hipoglikemia oral

Bekerja dengan menstimulasi sel beta pankreas untuk

melepaskan yang tersimpan.

2. Insulin

Reseptor insulin mempunyai 2 fungsi utama :

Membedakan bahan lain dengan insulin kemudian

mengikatnya dengan cepat.

Pembentukan kompleks reseptor insulin akan

merangsang rangkaian kejadian intraseluler yang

kemudian mengarah terjadinya efek insulin yang

karakteristik.

D. Asuhan Keperawatan Teoritis Diabetes Mellitus

1. Pengkajian

AKTIVITAS/ISTIRAHAT

Gejala: Lemah, letih, sulit bergerak/berjalan Kram otot, tonus otot menurun.

Gangguan tidur/istirahat.

Tanda :Takikardia dan takipnea pada keadaan istirahat atau dengan

aktivitas.Letargi/disorientasi, koma.Penurunan kekuatan otot.

SIRKULASI

Gejala :Adanya riwayat intervensi ; IM akut.Klaudikasi, kebas dan kesemutan

pada ekstremitas.Ulkus pada kaki, penyembuhan yang lama.

Tanda : Takikardia.Perubahan tekanan darah postural ; hipetensiNadi

yang menurun/tak ada.Disritmia.Crekels; DVJ (GJK)Kulit panas, kering dan

kemerahan; bola mata cekung.

INTEGRITAS EGO

Gejala : Stress; tergantung pada orang lain.Masalah financial yang

berhubungan dengan kondisi.

Tanda : Ansietas, peka rangsangan.

ELIMINASI

Gejala : Perubahan pola berkemih (poliuria), nokturia.Rasa nyeri/

terbakar, kesulitan berkemih (infeksi), ISK baru/ berulang.Nyeri tekan

abdomen.Diare.

Tanda : Urine encer, pucat, kuning; poliuri (dapat berkembang menjadi

oliguria/anuria jika terjadi hipovolemia berat)Urine berkabut, bau busuk

(infeksi).Abdomen keras, adanya asites.Bising usus lemah dan menurun;

hiperaktif (diare).

MAKANAN/CAIRAN

Gejala : Hilang nafsu makan.Mual/muntah.Tidak mengikuti diet;

peningkatan masukan glukosa/karbohidrat.Penurunan berat badan lebih dari

periode beberapa hari/minggu.Haus.Penggunaan diuretic.

Tanda : Kulit kering/bersisik, turgor jelek.Kekauan/ distensi abdomen,

muntah.Pembesaran tiroid.Bau halitosis/manis, bau buah (nafas aseto)

NEUROSENSORI

Gejala : Pusing/pening.Sakit kepala.Kesemutan, kebas kelemahan pada

otot, parestesiaGangguan penglihatan.

Tanda : Disorientasi ; mengantuk, letargi, stupor/koma (tahap lanjut).

Gangguan memori (baru, masa lalu) ; kacau mentalReflek tendon dalam

(RTD) menurun (koma).Aktivitas kejang (tahap lanjut dari DKA)

PERNAFASAN

Gejala : Rasa kekurangan oksigen, batuk dengan dengan atau tanpa

sputum purulen.

Tanda : Lapar udaraBatuk.Frekuensi pernafasan.

KEAMANAN

Gejala : Kulit kering, gatal; ulkus kulit

Tanda : Demam, diaphoresisKulit rusak, lesi/ulserasiMenurunnya

kekuatan umum/letak gerakParestesia/paralisis termasuk otot-otot pernafasan.

SEKSUALITAS

Gejala : Rabas vagina (cenderung infeksi)Masalah impoten pada pria;

kesulitan orgasme pada wanita.

PENYULUHAN

Gejala : Factor resiko keluarga; DM, penyakit jantung, stroke,

hipertensi. Penyembuhan yang lambat.Penggunaan obat seperti steroid,

diuretic; dilantin dan fenobarbital (dapat meningkatkan kadar glukosa

darah)Mungkin atau tidak memerlukan obat diabetic sesuai pesanan.

2. Diagnosa Keperawatan

a. Kekurangan volume cairan.

b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

c. Ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh.

d. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit.

e. Resiko tinggi infeksi.

f. Resiko cedera.

3. Intervensi

Dx 1 : Kekurangan volume cairan.

INTERVENSI RASIONAL

Pantau TTV, catat adanya perubahan TD. Penurunan volume cairan darah akibat diuresis

osmotik dapat dimanifestasikan oleh

hipotensi, takikardi, nadi teraba lemah.

Kaji suhu, warna, turgor kulit dan kelembaban,

pengisian kapiler dan membran mukosa.

Dehidrasi yang disertai demam akan teraba

panas, kemerahan dan kering di kulit sebagai

indikasi penurunan volume pada sel.

Pantau masukan dan pengeluaran, catat

balance cairan.

Memberikan perkiraan kebutuhan cairan tubuh

(60-70% BB adalah air).

Berikan cairan 1500-2500 ml dalam batas yang

dapat ditoleransi jantung.

Mempertahankan komposisi cairan tubuh,

volume sirkulasi dan menghindari overload

jantung.

Batasi intake cairan yang mengandung gula Menghindari kelebihan ambang ginjal dan

dan lemak misalnya cairan dari buah yang

manis.

menurunkan tekanan osmosis.

Dx 2 : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

INTERVENSI RASIONAL

Timbang berat badan. Mengkaji indikasi terpenuhinya kebutuhan

nutrisi dan menentukan jumlah kalori yang

harus dikonsumsi penderita DM.

Tentukan program diet dan pola makan pasien

sesuai dengan kadar gula.

Menyesuaikan antara kebutuhan kalori dan

kemampuan sel untuk mengambil glukosa.

Libatkan keluarga pasien dalam memantau

waktu makan Jumlah nutrisi.

Meningkatkan partisipasi keluarga dan

mengontrol masukan nutrisi.

Kolaborasi pengobatan insulin secara teratur

dan intermiten.

insulin reguler memiliki awitan cepat dan

karenanya dengan cepat pula dapat membantu

memindahkan ke dalam sel.

Kolaborasi dengan ahli diet. Kebutuhan diet penderita harus disesuaikan

dengan jumlah kalori karena kalau tidak

terkontrol akan beresiko hiperglikemia.

Dx 3 : Resiko tinggi kerusakan integritas kulit.

INTERVENSI RASIONAL

Dapatkan kultur dari drainase luka saat masuk. Mengidentifikasi patogen penyebab

disintegrasi kulit dan terapi pilihan.

Kaji area luka setiap kali merawat luka dan

mengganti balutan.

Mengidentifikasi tingkat sirkulasi pada luka.

Balut luka dengan kasa steril. Meminimalkan kontaminasi mikroorganisme.

Kolaborasi pemberian antibiotik. Pengobatan infeksi dan pencegahan

komplikasi.

Kolaborasi dengan tim medis dalam Untuk menidentifikasikan organism sehingga

melakukan pemeriksaan kultur dan

sensitivitas sesuai dengan indikasi.

dapat memilih/memberikan terapi antibiotic

yang terbaik.

Dx 5 : Resiko cedera.

INTERVENSI RASIONAL

Perhatikan klasifikasi white untuk diabetes.

Kaji derajad kontrol diabetik.

Klien dengan klasifikasi D, E atau F adalah

berisiko tinggi terhadap komplikasi kehamilan.

Kaji perdarahan pervaginam dan nyeri tekan

abdomen.

Perubahan vaskuler yang dihubungkan dengan

diabetes menandakan resiko abrupsi plasenta.

Pantau terhadap tanda dan gejala persalinan

preterm.

Distensi uterus berlebihan karena makrosomia

atau hidramnion dapat mempredisposisikan pada

persalinan awal.

Bantu untuk belajar memantau glukosa darah

di rumah yang dilakukan 6 kali sehari.

Memungkinkan keakuratan tes urin yang lebih

besar karena ambang ginjal terhadap glukosa

menurun selama kehamilan.

Periksa keton dalam urin setiap hari. Ketonuria menandakan adanya kondisi kelaparan

yang secara negatif dapat mempengaruhi

perkembangan janin

Dx 6 : Resiko tinggi infeksi.

INTERVENSI RASIONAL

Observasi tanda-tanda infeksi dan

peradangan, seperti demam, kemerahan,

adanya pus pada luka, sputum purulen, urine

warna keruh atau berkabut.

Pasien mungkin masuk dengan infeksi yang

biasanya telah mencetuskan keadaan ketoasidosis

atau dapat mengalami infeksi nosokomial.

Tingkatkan upaya pencegahan dengan

melakukan cuci tangan yang baik pada semua

orang yang berhubungan dengan paien

termasuk pasiennya sendiri.

Mencegah rimbulnya infeksi silang (infeksi

nosokomial).

Posisikan pasien pada semi-fowler. Memberikan kemudahan bagi paru untuk

berkembang, menurunkan resiko terjadinya

aspirasi.

Pasang kateter/lakukan perawatan parineal Mengurangi resiko terjadinya infeksi saluran

dengan baik. Ajarkan pasien wanita untuk

membersihkan daerah perinealnya dari depan

kearah belakang setelah eliminasi.

kemih. Pasien koma mungkin memilki resiko

yang khusus jika terjadi retensi urine pada saat

awal di rawat. Catatan: pasien DM wanita lansia

merupakan kelompok utama yang paling berisiko

terjadi infeksi saluran kemih/vagina.

BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian

A. Identitas Keluarga

1. Data Dasar

a. Kepala Keluarga

1) Nama : Ny. S

2) Umur : 56 tahun

3) Jenis Kelamin : Perempuan

4) Agama : Islam

5) Pendidikan : SD

6) Pekerjaan : Ibu rumah tangga

7) Alamat : Margodadi

b. Komposisi Keluarga

No Nama UmurJenis

KelaminAgam

a

Hubungan dengan

KKPendidikan

Pekerjaan

1 Ny. S 83 th Perempua

n

Islam Ibu Ny. S Tidak

sekolah

-

2 Tn. A 25 th Laki-laki Islam Anak SMP Wiraswas

ta

3 An. D 7 th Perempua

n

Islam Cucu SD Pelajar

c. Genogram

Keterangan:

: Laki-laki

: Perempuan

: Penderita

: Laki-laki meninggal

: Perempuan meninggal

: Menikah

: Tinggal Serumah

d. Tipe Keluarga

Keluarga klien merupakan tipe keluarga besar yang terdiri dari ibu, anak, dan

cucu.

e. Latar Belakang Budaya

Ny. S

56 th DM

1976

Stroke

1992

Suku keluarga Ny. S adalah suku Jawa, begitu pula anak dan cucunya.

Berkomunikasi sehari-hari antar keluarga menggunakan bahasa Jawa, kebiasaan

yang berpengaruh terhadap kesehatan tidak ada. Struktur keluarga banyak

dipengaruhi oleh budaya tradisional dalam masyarakat yang berpengaruh pada

keluarga yaitu suku Jawa, karena di masyarakat tempat keluarga tinggal mayoritas

suku Jawa. Keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan modern yaitu rutin

memeriksakan kesehatan ke tempat pelayanan kesehatan/Puskesmas.

f. Identifikasi Agama

Agama yang ada di keluarga Ny. S yaitu agama Islam, di dalam keluarga tidak

ada perbedaan agama, antara anggota keluarga terlihat taat dalam menjalankan

ibadahnya dan dalam keluarga agama dijadikan sebagai dasar keyakinan dalam

kehidupan.

g. Rekreasi Keluarga

Dalam keluarga Ny. S pernah melaksanakan reksreasi ke tempat wisata

(pantai, taman). Selama ini, Ny. S rekreasi 4 bulan sekali dibiayai oleh

lurah/kepala desa.

B. Riwayat Kesehatan Keluarga

1. Riwayat kesehatan keluarga dalam 6 bulan terakhir

Pada 6 bulan terakhir ini Ny. S mengatakan menderita diabetes mellitus dari

awal Januari 2008. Ny. S mengatakan saat ini yang dirasakan adalah lutut, ngilu-

ngilu, saat lapar klien mengatakan keluar keringat dingin dan merasa ingin pingsan,

Ny. S bila makan nasinya lebih sedikit dari sayurnya, kencingnya biasa, penglihatan

baik. Untuk mengatasi keluhan ini Ny. S rutin memeriksakan diri ke Puskesmas dan

saat ini masih rutin minum obat glibenklamid 1 x 1, arthrifen dan B-komplek 3 x 1

diminum saat kaki terasa capek atau ngilu-ngilu. Sebelumnya Ny. S mengatakan

kurang mengerti tentang diit dan penyakit yang dideritanya. Saat dilakukan

pemeriksaan didapatkan hasil TD: 130/80 mmHg, nadi: 78 x/menit, suhu: 36,10C,

respirasi: 20 x/menit, BB: 53 kg. Test urin negatif dan hasil terakhir GDS Ny. S pada

bulan Mei: 192 mg/dl, Juni: 209 mg/dl, dan Juli: 250 mg/dl. Sebelumnya Ny. S

mempunyai kebiasaan minum yang manis-manis (kopi). Diit yang dilakukan Ny. S

adalah hanya mengurangi porsi makan dan menghindari mengkonsumsi makanan

yang manis-manis.

2. Pemeriksaan Fisik

No Pemeriksa Fisik Ny. S Ny. Sym Tn. A An. D

1 Keadaan umum

- TD

- Nadi

- Suhu

- TB

- RR

- Berat badan

- Kesadaran

- Tes urine

- LK perut

- LK lengan

Baik

130/80

mmHg

78 x/menit

36,10C

159 cm

20 x/menit

53 kg

Composment

is

Normal

83

26

Baik

130/90

mmHg

80 x/menit

36,30C

-

22 x/menit

-

Composment

is

-

-

-

Baik

-

90 x/menit

36,10C

-

21 x/menit

16 kg

Composment

is

-

-

-

Baik

120/80

mmHg

80 x/menit

36,50C

-

20 x/menit

-

Composment

is

-

-

-

2 Kepala

- Bentuk Simetris Simetris Simetris Simetris

No Pemeriksa Fisik Ny. S Ny. Sym Tn. A An. D

- Kulit kepala

- Warna rambut

- Luka

- Nyeri tekan

Bersih

Beruban

Tidak ada

Tidak ada

Bersih

Beruban

Tidak ada

Tidak ada

Bersih

Hitam

Tidak ada

Tidak ada

Bersih

Hitam

Tidak ada

Tidak ada

3 Mata

- Penglihatan

- Bentuk

- Pupil

- Skela

- Konjungtiva

- Nyeri tekan

Jelas

Simetris

Isokor

Anikterik

Ananemis

Tidak ada

Kabur

Simetris

Isokor

Anikterik

Ananemis

Tidak ada

Jelas

Simetris

Isokor

Anikterik

Ananemis

Tidak ada

Jelas

Simetris

Isokor

Anikterik

Ananemis

Tidak ada

4 Telinga

- Bentuk

- Pengeluaran Cairan

- Ketajaman

pendengaran

Simetris

Tidak ada

Dapat

menjawab

pertanyaan

dengan baik

Simetris

Tidak ada

Dapat

menjawab

pertanyaan

dengan

diulang

Simetris

Tidak ada

Dapat

menjawab

pertanyaan

dengan baik

Simetris

Tidak ada

Dapat

menjawab

pertanyaan

dengan baik

5 Hidung

- Bentuk

- Polip

Simetris

Tidak ada

Simetris

Tidak ada

Simetris

Tidak ada

Simetris

Tidak ada

6 Mulut

- Mukosa bibir

- Gigi

- Kebersihan

Lembab

Caries

Lembab

Caries/

Lembab

Tidak caries

Lembab

caries

No Pemeriksa Fisik Ny. S Ny. Sym Tn. A An. D

Bersih ompong

Bersih

Bersih Bersih

7 Leher

- P.Kelenjar tonsil

- Peningkatan

tekanan vena

jugularis

- Lesi

- Nyeri

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

8 Paru

- Bentuk

- Suara nafas

Simetris

Vesikuler

Simetris

Vesikuler

Simetris

Vesikuler

Simetris

Vesikuler

9 Abdomen

- Bentuk dada

- Turgor

- Lesi

- Asites

- Pemb. Hepar

- Nyeri tekan

Simetris

Elastis

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Simetris

Tidak elastis

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Simetris

Elastis

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Simetris

Elastis

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

10 Ektremitas

- Turgor

- Lesi

- Capillary refill

- Sianosis

- Kaki

- Kekuatan otot

Elastis

Tidak ada

<3 detik

tidak ada

Elastis

Tidak ada

<3 detik

tidak ada

Elastis

Tidak ada

<3 detik

tidak ada

Elastis

Tidak ada

<3 detik

tidak ada

No Pemeriksa Fisik Ny. S Ny. Sym Tn. A An. D

Normal

5 5

5 5

Normal

5 5

5 5

Normal

5 5

5 5

Normal

5 5

5 5

C. Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini

Tahap perkembangan keluarga Ny. S saat ini adalah tahap keluarga dengan

usia dewasa (pelepasan) karena anak-anaknya sudah menikah dan hanya tinggal satu

anak bungsu (Tn. A) yang belum menikah dan tinggal bersama Ny. S

2. Tugas perkembangan yang belum terpenuhi

Menurut keluarga selama ini tugas perkembangan dapat terpenuhi dengan baik

meskipun selama ini yang mencari nafkah adalah anaknya atau dibantu anaknya.

Tetapi ada tugas-tugas perkembangan yang belum terpenuhi yaitu menikahkan anak

bungsunya dan meningkatkan keakraban dengan pasangan karena suami Ny. S tidak

ada.

3. Riwayat keluarga inti

Dalam mengatasi masalah-masalah yang terjadi dalam keluarga, keluarga

Ny.S mengatasinya dengan bermusyawarah untuk menyelesaikan masalah yang ada

dalam keluarga dan yang mengambil keputusan adalah anak laki-lakinya yang nomor

2. Keluarga Ny. S mengatakan mampu menyelesaikan masalah keluarganya sendiri.

4. Riwayat keluarga sebelumnya

Dalam keluarga Ny. S sebelumnya tidak ada yang menderita penyakit diabetes

mellitus seperti yang dialami Ny. S saat ini, orang tua Ny. S atau bapak Ny. S

meninggal karena stroke.

D. Lingkungan

1. Karakteristik rumah

Status kepemilihan rumah adalah milik sendiri, tipe rumah permanen dengan

lantai semen dan dinding tembok, luas rumah 6 x 9 m2, jumlah ruangan terdiri dari 3

kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 ruang TV/keluarga, 1 ruang dapur, dan setiap ruangan

mempunyai jendela yang setiap hari dibuka dan memiliki ventilasi yang cukup.

Perabot rumah tangga diletakkan sesuai pada tempatnya. Jenis WC yang digunakan

adalah bowel, dengan jarak septic tank 10 m dari sumber air dan sumber air minum

berasal dari sumur gali. Halaman dan pekarangan sekitar rumah tampak kotor oleh

sampah plastik dan daun-daunan.

Gambar 2. Denah Rumah (Skala: 1:3)

2. Karakteristik komunikasi dan tetangga

Keluarga tinggal di daerah yang tidak jauh dari pusat kota, hubungan anggota

keluarga dengan tetangga sekitar baik, mayoritas penduduk petani dan aturan atau

norma dalam lingkungan daerah tempat tinggal Ny. S ditentukan bersama-sama

dengan jalan musyawarah.

Keterangan:

A : Ruang tamu

B, C, D : Kamar tidur

E : Dapur

F : Sumur + WC

G : Ruang keluarga

H : Septic tank

: Jendela

: pintu

10 mH

A B

C

G

D

E

F

3. Mobilitas geografis keluarga

Keluarga Ny. S tinggal di daerah tersebut sejak Ny. S masih kecil dan

keluarga tidak pernah pindah-pindah tempat tinggal.

4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Keluarga melakukan sosialisasi dengan masyarakat seperti setiap malam

Jum’at secara rutin mengikuti yasinan, dan setiap Selasa siang mengikuti kegiatan

pengajian ke masjid dan klien juga mengikuti kegiatan senam lansia setiap hari Jum’at

dan minggu, keluarga sangat akrab dengan lingkungan sekitar.

E. Struktur Keluarga

1. Pola dan proses komunikasi keluarga

Pola komunikasi yang digunakan oleh keluarga yaitu pola terbuka antara Ny.

S dan anaknya yang berusia 25 tahun dan ibunya Ny. S. Keluarga yang dominant

berbicara di rumah Ny. S, dalam berkomunikasi tidak ada masalah.

2. Struktur kekuatan keluarga

Dalam mengambil keputusan biasanya dilakukan oleh anak ke-2 Ny. S dengan

jalan musyawarah untuk mencapai kesepakatan demi kepentingan keluarga.

3. Struktur peran

Keluarga tidak pernah mengeluh tentang peran masing-masing. Ny. S

menjalankan tugasnya sebagai ibu rumah tangga, dan yang bertugas sebagai pencari

nafkah anaknya yang membantu Ny. S, semenjak Ny. S sakit diabetes mellitus dan

keluarga yang lain menjalankan perannya dengan baik.

4. Nilai atau norma dalam keluarga

Di dalam keluarga tidak ada kesepakatan yang mempengaruhi kesehatan, jika ada

keluarga yang sakit keluarga selalu membawa ke pelayanan kesehatan terdekat.

F. Fungsi Keluarga

1. Fungsi afektif

Hubungan dengan keluarga harmonis, keluarga merasa nyaman dengan

keadaan saat ini, antara keluarga saling menghargai, menghormati, dan tidak saling

memaksakan kehendak.

2. Fungsi sosialisasi

Hubungan keluarga Ny. S dengan tetangga sekitar bejalan dengan baik tidak

pernah ada pertengkaran dengan tetangga sekitar, kegiatan kemasyarakatan yang

diikuti oleh anggota keluarga Ny. S adalah pengajian yang dilaksanakan Selasa

siang dan yasinan setiap malam Jum’at dan Minggu.

3. Fungsi ekonomi

Setiap anggota keluarga tidak semua mempunyai penghasilan. Semenjak

sakit, Ny. S tidak diperbolehkan bekerja oleh anak-anaknya, yang mempunyai

penghasilan adalah Tn. A. dan dibantu oleh anak ke-2 Ny. S setiap bulan Rp.

250.000 – Rp. 300.000, penghasilan tersebut belum digabung dengan penghasilan Tn.

A. Dengan uang dari pemberian anaknya tersebut, Ny. S mengatakan sudah cukup

untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

4. Fungsi reproduksi

Keluarga Ny. S tidak memiliki rencana untuk menambah keluarga baru dan

tidak ada upaya yang dilakukan untuk mengendalikan jumlah keluarga karena Ny. S

sudah menopause. Pandangan keluarga terhadap pendidikan seks yaitu keluarga

menganggap pendidikan seks pada anak-anak harus disesuaikan pada usia anak.

5. Fungsi Perawatan/Pemeliharaan Kesehatan Keluarga dalam Bidang Kesehatan

a. Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan

Keluarga menganggap kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan

karena berkaitan dengan kehidupan dan apabila salah satu anggota keluarga ada

yang sakit, keluarga segera mengatasinya dengan membawa ke Puskesmas

terdekat. Namun, karena keterbatasan pendidikan, keluarga kurang mengerti tanda

dan gejala, akibat lanjut serta perawatan bagi penderita diabetes mellitus.

b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan

Ny. S mengatakan sudah 8 bulan menderita penyakit diabetes mellitus dan

tiap tanggal 24 setiap bulannya Ny. S rutin memeriksakan diri ke Puskesmas

untuk mengetahui perkembangan penyakit dan untuk mendapatkan pengobatan

yang sesuai. Keluarga selalu memberikan dorongan kepada Ny. S untuk

memeriksakan kesehatannya dan keluarga merasa senang karena Ny. S selalu

mengikuti apa yang dianjurkan oleh keluarga.

c. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

Ny. S dan keluarga kurang mengetahui bagaimana cara merawat penderita

penyakit diabetes mellitus, Ny. S hanya mengetahui nama penyakit yang

dideritanya adalah kencing manis dimana Ny. S tidak boleh mengkonsumsi

banyak gula. Namun, keluarga Ny. S tidak mengetahui bagaimana perjalanan

penyakit, faktor penyebab dan cara merawat anggota keluarga yang menderita

penyakit diabetes mellitus. Ny. S hanya tahu cara merawat penderita diabetes

mellitus yaitu dengan memakai sandal dan mengurangi porsi makan.

d. Kemampuan keluarga memelihara lingkungan

Keluarga kurang mengerti tentang manfaat dan pemeliharaan kebersihan

lingkungan bagi kesehatan lingkungan luar rumah yang kurang terawat banyak

sampah plastik dan daun-daun, dalam rumah klien rapi, namun Ny. S tetap

menjaga faktor resiko yang menyebabkan terjadinya luka.

e. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan

Keluarga mengetahui keberadaan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada dan

juga mengetahui manfaat yang diperoleh dari fasilitas kesehatan yaitu tempat

mendapatkan pelayanan kesehatan yang efisien. Keluarga percaya terhadap

petugas kesehatan sebagai pemberi pelayanan dengan sarana fasilitas yang ada

keluarga belum pernah mengalami pengalaman yang kurang baik terhadap

petugas kesehatan dan fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga.

G. Masalah Kesehatan Spesifik

- Usia lanjut

Kegiatan sehari-hari Ny. Sym ibu dari Ny. S hanya tinggal di rumah saja dan

terkadang membantu Ny. S untuk membersihkan rumah. Sedang Ny. S selalu

mengikuti program kesehatan yang diadakan oleh Puskesmas misalnya senam lansia,

Ny. S selalu aktif mengikuti senam lansia setiap minggu 2 x (Jum’at dan Minggu), Ny.

S menderita diabetes mellitus sejak 8 bulan yang lalu.

H. Stress dan Koping Keluarga

1. Stress

Dalam kurun waktu 6 bulan terakhir, tidak terdapat permasalahan dalam

anggota keluarga kecuali Ny. S yang mengalami permasalahan yaitu menderita

penyakit diabetes mellitus sejak 8 bulan yang lalu.

2. Koping

Dalam keluarga Ny. S apabila ada permasalahan diselesaikan secara bersama-

sama seperti yang sedang dialami saat ini yakni anak-anak Ny. S selalu memberi

dorongan dan semangat terhadap Ny. S untuk selalu berobat ke Puskesmas atau

pelayanan kesehatan.

I. Harapan Keluarga

Harapan keluarga terhadap petugas kesehatan yaitu dapat memberikan pelayanan

yang lebih baik pada masyarakat.

Analisa Data

No Data Masalah Etiologi1 Ds:

- Ny. S mengatakan kurang tahu tentang penyakit

diabetes mellitus (pengertian, tanda, gejala,

akibat lanjut dan pengobatan atau perawatan)

- Ny. S mengatakan kurang begitu mengerti

tentang diit penderita diabetes mellitus.

- Ny. S mengatakan jika makan nasinya lebih

sedikit dan sayurnya banyak.

- Ny. S mengatakan takut dan stres setelah

mengetahui terkena penyakit diabetes mellitus.

- Ny. S mengatakan kurang tahu tentang penyakit

diabetes mellitus penyakit keturunan.

Kurang pengetahuan

keluarga tentang penyakit

diabetes mellitus di

keluarga Ny. S khususnya

pada Ny. S

Ketidakmampuan

keluarga dalam mengenal

penyakit diabetes mellitus

DO:

- Klien terlihat menggelengkan kepala saat

ditanya penyakit diabetes mellitus (pengertian,

penyebab, dan perawatannya).

2 DS:

- Ny. S mengatakan keluar keringat dingin bila

lapar dan rasa ingin pingsan

- Ny. S mengatakan makannya lebih sedikit dari

biasanya

- Ny. S mengatakan makanan yang dimakannya

tidak ditimbang

DO:

- Klien mengkonsumsi glibenclamid

- Klien mengkonumsi diabetasol susu

- Glucotes urine tgl 7-08-2008 hasilnya negatif

- Makan klien hanya sedikit

- Ny. S selalu beraktivitas sendiri

Resiko hipoglikemia

penyakit diabetes mellitus

di keluarga Ny. S

khususnya pada Ny. S

Ketidakmampuan

keluarga dalam merawat

anggota keluarga yang

sakit.

No Data Masalah Etiologi

3 DS:

- Ny. S mengatakan semenjak sakit klien tinggal

di rumah.

- Ny. S mengatakan selama ini berobatnya hanya

di Puskesmas

Resiko terjadi serangan

ulang penyakit diabetes

mellitus di keluarga Ny. S

khususnya pada Ny. S

Ketidakmampuan

keluarga dalam merawat

anggota keluarga yang

sakit.

No Data Masalah Etiologi

- Ny. S mengatakan kadar gulanya tidak stabil

- Ny. S mengatakan keluar keringat dingin bila

lapar, dan terasa ingin pingsan.

- Ny. S mengatakan lututnya terasa capek dan

linu-linu

- Ny. S mengatakan makanan yang dimakannya

tidak di timbang.

DO:

- Glukotes urine tgl 7-08-2008 hasilnya negatif

- GDS: 3 bulan terakhir

- Mei : 192 mg/dl

- Juni : 209 mg/dl

- Juli : 250 mg/dl

- Jumlah makanan tidak ditimbang

- BB : 53 kg

- TD : 130/80 mmHg

- TB: 162 cm

B. Prioritas Masalah Keperawatan

1. Kurang pengetahuan keluarga tentang penyakit diabetes mellitus di keluarga Ny. S khususnya pada Ny. S.

NoKriteria Bobot Skor Pembenaran

1 Sifat masalah

- Aktual

- Resiko

- Potensial

3

2

1

1

Keluarga memerlukan tindakan

segera untuk memperoleh

perawatan dan pengobatan

2 Kemungkinan masalah untuk

diubah

- Mudah

- Sebagian

- Tidak dapat

2

1

0

2

Sumber-sumber dan tindakan untuk

memecahkan masalah dapat

dijangkau oleh keluarga.

NoKriteria Bobot Skor Pembenaran

3 Potensial masalah untuk dicegah

- Tinggi

- Cukup

- Rendah

3

2

1

1

Keluarga mempunyai kemauan

dalam tindakan perawatan dan

penatalaksanaan

4 Menonjolnya masalah

- Segera

ditangani

- Masalah ada

tapi tidak perlu segera ditangani

- Masalah

tidak dirasakan

2

1

0

1 x 1=1Keluarga menyadari adanya

masalah yang harus ditangani

Total- 3

2. Resiko Hipoglikemia penyakit diabetes mellitus di keluarga Ny. S khususnya pada

Ny. S

NoKriteria Bobot Skor Pembenaran

1 Sifat masalah

- Aktual

- Resiko

- Potensial

3

2

1

1Resiko akan terjadi bila tidak

dilakukan tindakan keperawatan

2 Kemungkinan masalah untuk

diubah

- Mudah

- Sebagian

- Tidak dapat

2

1

0

2

Sumber-sumber dan tindakan untuk

memecahkan masalah dapat

dijangkau oleh keluarga

3 Potensial masalah untuk dicegah

- Tinggi

- Cukup

- Rendah

3

2

1

1 x1=

Keluarga mempunyai kemauan

dalam tindakan perawatan dan

penatalaksanaan

4 Menonjolnya masalah

- Segera

ditangani

- Masalah ada

tapi tidak perlu segera ditangani

- Masalah

tidak dirasakan

2

1

0

1 x 1=1Keluarga menyadari adanya

masalah yang harus ditangani

Total - 3

3. Resiko terjadi serangan ulang penyakit diabetes mellitus di keluarga Ny. S khususnya Ny. S

NoKriteria Bobot Skor Pembenaran

1 Sifat masalah

- Aktual

- Resiko

- Potensial

3

2

1

1Resiko akan terjadi bila tidak

dilakukan tindakan keperawatan

2 Kemungkinan masalah untuk

diubah

- Mudah

- Sebagian

- Tidak dapat

2

1

0

2

Sumber-sumber dan tindakan untuk

memecahkan masalah dapat

dijangkau oleh keluarga

3 Potensial masalah untuk dicegah

- Tinggi

- Cukup

- Rendah

3

2

1

1

Keluarga mempunyai kemauan

dalam tindakan perawatan dan

penatalaksanaan

4 Menonjolnya masalah

- Segera

ditangani

- Masalah ada

tapi tidak perlu segera ditangani

- Masalah

tidak dirasakan

2

1

0

1 x 1=1Keluarga menyadari adanya

masalah yang harus ditangani

Total- 3

C. Diagnosa Keperawatan

1. Kurang pengetahuan keluarga tentang penyakit diabetes mellitus di

keluarga Ny. S khususnya pada Ny. S b.d ketidakmampuan keluarga

dalam mengenal penyakit diabetes mellitus

2. Resiko hipoglikemia penyakit diabetes mellitus di keluarga Ny. S

khususnya pada Ny. S b.d ketidakmampuan keluarga dalam merawat

anggota keluarga yang sakit

3. Resiko terjadi serangan ulang penyakit diabetes mellitus di keluarga Ny.

S khususnya Ny. S b.d ketidakmampuan keluarga dalam merawat

anggota keluarga yang sakit

D. Intervensi

Diagnosa Keperawatan

Tujuan Umum Tujuan KhususEvaluasi

IntervensiKriteria Standar

Kurang

pengetahuan

keluarga tentang

penyakit DM di

keluarga Ny. S

khususnya pada

Ny. S

Setelah dilakukan

selama 3x kunjungan

rumah diharapkan

keluarga dapat

mengetahui penyakit

yang diderita oleh

Ny. S

Setelah dilakukan kunjungan

rumah selama 1x60menit

keluarga dapat

TUK I

Mengenal masalah kesehatan

a. Menyebutkan

pengertian DM

b. Menyebutkan

penyebab DM

Respon verbal

Respon verbal

Keluarga dapat

menyebutkan:

a. Pengertian DM

Kumpulan gejala yang

timbul pada seseorang

yang disebabkan karena

meningkatnya kadar

gula dalam darah karena

kekurangan insulin

b. Menyebutkan 3

dari 5 penyebab DM

1. Faktor

keturunan

2. Obesitas/

kegemukan

3. Faktor

lingkungan (gaya

hidup yang kurang

sehat; merokok, stress,

- Jelaskan pengertian DM

- Jelaskan tanda dan gejala DM

- Jelaskan penyebab DM

- Jelaskan komplikasi atau akibat lanjut

- Demontrasikan diit yang tepat untuk

penderita diabetes mellitus

- Demontrasikan tes urine dengan

glukotest

Diagnosa Keperawatan

Tujuan Umum Tujuan KhususEvaluasi

IntervensiKriteria Standar

c. Menyebutkan tanda

dan gejala DM

d. Menyebutkan

komplikasi atau akibat

lanjut dari DM

TUK II

Merawat anggota keluarga

yang sakit

a. Memberi diit yang

tepat untuk penderita

DM

b. Menjaga aktivitas

Respon verbal

Respon verbal

Respon verbal

dan motorik

Respon verbal

dan motorik

alkohol)

4. Makanan

5. Faktor

penuaan

c. Menyebutkan 3

dari 6 tanda dan gejala

1. Sering

BAK

2. Banyak

minum

3. Banyak

makan

4. Cepat

lelah walau aktivitas

ringan

5. Penuruna

n berat badan

6. Kesemut

an dan gatal-gatal

d. Menyebutkan 3

dari 5 komplikasi atau

akibat lanjut dari DM

1. Ganggua

n persarafan

2. Kebutaan

/rabun

Diagnosa Keperawatan

Tujuan Umum Tujuan KhususEvaluasi

IntervensiKriteria Standar

dan istirahat klien 3. Tekanan

darah tinggi

4. Luka yang

sukar sembuh

5. Ganggua

n fungsi ginjal

Keluarga dapat

menyediakan menu makanan

untuk penderita DM

Keluarga mampu menjaga

aktivitas dan istirahat bagi

klien

Resiko

hipoglikemia

penyakit

diabetes mellitus

di keluarga Ny.

S khususnya

pada Ny. S b.d

ketidakmampuan

keluarga dalam

merawat anggota

keluarga yang

Setelah

dilakukan asuhan

keperawatan

selama 3 hari

keluarga

diharapkan

hipoglikemia

penyakit diabetes

mellitus tidak terjadi

pada Ny. S

Setelah dilakukan kunjungan

rumah selama 1x60 menit

keluarga dapat:

TUK I:

Keluarga dapat mengenal

masalah kesehatan.

a.

diabetes mellitus dengan

tiga tepat.

Respon verbal

Keluarga dapat

menyebutkan:

a. Prinsip

diit diabetes mellitus:

-

waktu makan)

-

- Ucapkan salam

- Lakukan kunjungan rumah sesuai

dengan kontrak yang telah disepakati

- Jelaskan prinsip diit diabetes mellitus

- Jelaskan tentang penyebab

hipoglikimia diabetes mellitus

- Jelaskan tujuan diit diabetes mellitus

- Anjurkan klien untuk mengontrolkan

diri ke puskesmas secara rutin

- Jelaskan tentang diit diabetes mellitus

- Demontrasikan diit diabetes mellitus

Diagnosa Keperawatan

Tujuan Umum Tujuan KhususEvaluasi

IntervensiKriteria Standar

sakit

b.

hipoglikimea diabetes

mellitus

c.

diabetes mellitus

TUK II:

Mengambil keputusan

a.

ke Puskesmas

Respon verbal

Respon verbal

Respon motorik

yang boleh dimakan)

-

diberikan)

b. Menyeba

bkan 5 dari 8 penyebab

hipoglikimea diabetes

mellitus

-

yang terlalu sedikit

-

-

nutrisi dan cairan akibat

mual muntah

-

c. Menyebu

tkan 3 dari 3 tujuan diit

diabetes mellitus

-

gula darah

-

-

hidup

Klien dapat memeriksakan

diri secara rutin ke Puskesmas

- Anjurkan keluarga untuk memberi

atau menyajikan makanan sesuai diit

- Jelaskan tentang batasan aktivitas dan

istirahat untuk penderita diabetes

mellitus

Diagnosa Keperawatan

Tujuan Umum Tujuan KhususEvaluasi

IntervensiKriteria Standar

TUK III:

Merawat anggota keluarga

yang sakit

a. Menyebutkan diit diabetes

mellitus

b. Memberikan makanan

sesuai diit

c. Menjaga aktivitas dan

istirahat klien

Respon verbal

Respon verbal

Respon verbal

Keluarga dapat

menyebutkan:

a. 2 dari 3 diit DM

-

energi

-

-

dan mineral

Keluarga dapat menyajikan

menu makan untuk

penderita diabetes mellitus

Menjaga aktivitas dan

istirahat bagi klien

Resiko terjadi

serangan ulang

di keluarga

Ny. S khususnya

pada Ny. S b.d

ketidakmampuan

keluarga dalam

merawat anggota

keluarga yang

sakit

Setelah dilakukan

asuhan keperawatan

selama 3 hari

keluarga diharapkan

serangan ulang tidak

terjadi pada Ny. S

Setelah dilakukan kunjungan

rumah selama 1x60 menit

keluarga dapat:

TUK I:

Keluarga dapat mengenal

masalah kesehatan.

a.

diabetes mellitus

Respon verbal

Keluarga dapat

menyebutkan:

a. Menyebu

tkan 3 dari 4 perawatan

diabetes mellitus:

- Selalu memakai

- Ucapkan salam

- Lakukan kunjungan rumah sesuai

dengan kontrak yang telah disepakati

- Jelaskan tentang perawatan diabetes

mellitus

- Jelaskan penatalaksanaan diabetes

mellitus

- Jelaskan tentang pemeriksaan diabetes

mellitus

- Anjurkan klien untuk mengontrolkan

Diagnosa Keperawatan

Tujuan Umum Tujuan KhususEvaluasi

IntervensiKriteria Standar

b.

penatalaksanaan diabetes

mellitus

c.

pemeriksaan diabetes

mellitus

TUK II:

Mengambil keputusan

a.

rutin ke Puskesmas

TUK III:

Merawat anggota keluarga

Respon verbal

Respon verbal

Respon motorik

alas kaki di dalam/di luar

rumah

- Olahraga ringan

secara teratur

- Mematuhi diit

yang diberikan

- Biasakan pola

hidup sehat

b. Menyebutkan 2 dari 3

penatalaksanaan

diabetes mellitus

-

-

-

secara berkala

c. Menyebutkan 3 dari 4

pemeriksaan diabetes

mellitus

-

-

-

berkala

-

darah

diri ke puskesmas secara rutin

- Jelaskan pencegahan serangan ulang

- Jelaskan tindakan pengobatan

- Demontrasikan diit diabetes mellitus

- Anjurkan keluarga untuk memberi

atau menyajikan makanan sesuai diit

- Jelaskan tentang batasan aktivitas dan

istirahat untuk penderita diabetes

mellitus

Diagnosa Keperawatan

Tujuan Umum Tujuan KhususEvaluasi

IntervensiKriteria Standar

yang sakit

a.

serangan ulang diabetes

mellitus

b.

pengobatan diabetes

mellitus

Respon verbal

Respon verbal

dan respon

motorik

Klien dapat memeriksakan

diri secara rutin ke

Puskesmas

Keluarga dapat

menyebutkan:

a. Menyebu

tkan 2 dari 3

pencegahan serangan

ulang

-

diit

-

ringan

-

secara berkala

kepuskesmas

b. Menyebu

tkan 3 dari 3 tindakan

pengobatan diabetes

mellitus

- Mengatu

r makanan

Diagnosa Keperawatan

Tujuan Umum Tujuan KhususEvaluasi

IntervensiKriteria Standar

- Olahraga

- Obat-

obatan

E. Implementasi dan Evaluasi

Dx. Keperawatan Tujuan KhususTanggal/ Waktu

Implementasi Paraf Evaluasi

Kurang

pengetahuan

keluarga tentang

penyakit diabetes

mellitus di

keluarga Ny. S

khususnya pada

Ny. S

Setelah dilakukan asuhan

keperawatan selama

1x60menit keluarga dapat

TUK I

Mengenal masalah kesehatan

1. Menyebutkan

pengertian diabetes mellitus

2. Menyebutkan

penyebab diabetes mellitus

3. Menyebutkan tanda

dan gejala diabetes mellitus

4. Menyebutkan

komplikasi atau akibat

lanjut dari diabetes mellitus

TUK III

Merawat anggota keluarga

yang sakit

09-08-08

Pukul

10.30

WIB

- Mengucapkan salam dan

menjelaskan kegiatan hari

ini akan melakukan

penyuluhan tentang

diabetes mellitus

- Menjelaskan pada keluarga

dengan flip card pengertian

diabetes mellitus

- Menjelaskan pada keluarga

dengan flip card tanda dan

gejala diabetes mellitus

- Menjelaskan pada keluarga

dengan flip card penyebab

diabetes mellitus

- Mendemontrasikan diit

yang tepat untuk penderita

diabetes mellitus

S : Keluarga dan Ny. S dapat menyebutkan tanda dan

gejala dari diabetes mellitus

1. Sering BAK

2. Banyak minum

3. Banyak makan

4. Cepat lelah walau aktivitas ringan

5. Penurunan berat badan

6. Kesemutan dan gatal-gatal

O : Keluarga dan Ny. S tampak memperhatikan saat

diberikan penyuluhan dan mendemontrasikan diit

untuk penderita DM

A : Keluarga dan Ny. S telah mengerti penyakit tanda

dan gejala, akibat lanjut, penyebab, dan diit untuk

penderita diabetes mellitus

P : Anjurkan kepada keluarga untuk memeriksakan

kesehatan secara rutin ke Puskesmas

- Anjurkan kepada Ny. S untuk beristirahat yang

Dx. Keperawatan Tujuan KhususTanggal/ Waktu

Implementasi Paraf Evaluasi

1. M

emberi diit yang tepat

untuk penderita diabetes

mellitus

2. M

enjaga aktivitas dan

istirahat klien

- Mendemontrasikan test

urine dengan menggunakan

glukotest

cukup

- Anjurkan kepada keluarga dalam memberikan

makanan sesuai diit untuk penderita diabetes

mellitus

Resiko

hipoglikemia

penyakit diabetes

mellitus di keluarga

Ny. S khususnya

pada Ny. S b.d

ketidakmampuan

keluarga dalam

merawat anggota

keluarga yang sakit

Setelah dilakukan asuhan

keperawatan selama 1x60

menit keluarga dapat :

TUK I:

Keluarga dapat mengenal

masalah kesehatan dengan

cara:

a. Menyebutkan

prinsip diit diabetes

mellitus dengan tiga tepat

b. Menyebutkan

penyebab hipoglikemia

diabetes mellitus

c. Menyebutkan

tujuan diit diabetes mellitus

TUK II:

Mengambil keputusan

- Mengontrol

09-08-08

Pukul

10.30

WIB

- Mengucapkan salam dan

menjelaskan kegiatan hari

ini akan melakukan

penyuluhan tentang

diabetes mellitus

- Menjelaskan dengan flip

card pada keluarga tentang

prinsip diit diabetes

mellitus

- Menjelaskan dengan klien

dan keluarga tentang

penyebab hipoglikemia

diabetes mellitus

- Menjelaskan dengan klien

dan keluarga tentang tujuan

diit diabetes mellitus

- Menganjurkan klien untuk

memeriksakan diri secara

rutin ke Puskesmas/pusat

S: - Keluarga dapat menyebutkan 3 dari 3 prinsip diit

diabetes mellitus

1. Tepat waktu

2. Tepat macam

3. Tepat jumlah

O : - Keluarga menanyakan tentang penyakit yang

diderita oleh Ny S

- Keluarga dan Ny. S tampak memperhatikan saat

dilakukan penyuluhan

A : Keluarga dan Ny. S telah mengetahui tentang

prinsip diit diabetes mellitus dan mencegah

hipoglikemia

P : Anjurkan pada keluarga untuk memberikan

makanan sesuai diit untuk penderita diabetes

mellitus

Dx. Keperawatan Tujuan KhususTanggal/ Waktu

Implementasi Paraf Evaluasi

diri secara rutin ke

Puskesmas

TUK III:

Merawat anggota keluarga

yang sakit:

a. Menyebutkan diit diabetes

mellitus

b. Memberikan makanan

yang sesuai diit

c. Menjaga aktivitas dan

istirahat klien

pelayanan kesehatan terdekat

- Menjelaskan dan

mendemontrasikan tentang

diit untuk penderita DM

- Menganjurkan kepada

keluarga untuk menyajikan

makanan sesuai diit DM

Resiko terjadi

serangan ulang di

keluarga Ny. S

khususnya pada

Ny. S b.d

ketidakmampuan

keluarga dalam

merawat anggota

keluarga yang sakit

Setelah dilakukan asuhan

keperawatan selama 1x60

menit keluarga dapat :

TUK I:

Keluarga dapat mengenal

masalah kesehatan dengan

cara menyebutkan:

a. Menyebutkan perawatan

diabetes mellitus

b. Menyebutkan tentang

penatalaksanaan diabetes

mellitus

c. Menyebutkan tentang

09-08-08

Pukul

10.30

WIB

- Mengucapkan salam dan

menjelaskan kegiatan hari

ini akan melakukan

penyuluhan tentang

diabetes mellitus

- Menjelaskan dengan flip

card pada keluarga tentang

perawatan diabetes mellitus

- Menjelaskan tentang

pemeriksaan diabetes

mellitus

- Menjelaskan dengan klien

dan keluarga tentang

S: - Keluarga dapat menyebutkan 3 pencegahan

serangan ulang.

1. Mengatur makanan sesuai diit

2. Melakukan olahraga ringan

3. Mengontrol gula darah secara berkala

kepuskesmas

O : - Keluarga menanyakan tentang penyakit yang

diderita oleh Ny S

- Keluarga dan Ny. S tampak memperhatikan saat

dilakukan penyuluhan

A : Keluarga dan Ny. S dapat mengerti tentang

pencegahan serangan ulang diabetes melitus

P : Menganjurkan pada Ny. S untuk memeriksakan

Dx. Keperawatan Tujuan KhususTanggal/ Waktu

Implementasi Paraf Evaluasi

pemeriksaan diabetes

mellitus

TUK II:

Mengambil keputusan

- Mengontrol

diri secara rutin ke

Puskesmas

TUK III:

Merawat anggota keluarga

yang sakit

a.

serangan ulang

b.

pengobatan

pencegahan serangan ulang

diabetes mellitus

- Menjelaskan tindakan

pengobatan.

diri secara rutin ke Puskesmas

BAB IV

PENUTUP

keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga

dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap

dalam keadaan saling ketergantungan.

Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat

yang ditujukan atau dipusatkanpada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang

dirawat.dengan sehat sebagai tujuan melaluiperawatansebagai saran / penyalur

Diabetes Melitus adalah penyakit gangguan metabolik yang di pengaruhi oleh

ketidak adekuatan insulin dalam pankreas. Penyakit Diabetes Melitus dapat timbul di

akibatkan oleh faktor keturunan, obesitas, dan berbagai obat-obatan yang bersifan

endotoksin. Walaupun bermacam etiologi, namun Diabetes Melitus mengarah pada

resistensi insulin.

Manifestasi Klinis yang timbul umumnya yaitu polidipsi, poliphagi, dan

poliuri, namun gejala lain seperti mengantuk juga akan timbul karena pengaruh

hormon yang kurang baik.

Penatalaksanaan yang diberikan pada penderita Diabetes Melitus yaitu berupa

rencana diet yang teratur, latihan fisik dan aktivitas fisik, dan terapi obat termasuk

suntikan insulin yang teratur.

Rencana asuhan keperawatan yang di berikan pada penderita Diabetes Melitus

sesuai dan tegantung pada kondisi pasien.

DAFTAR PUSTAKA

Barbara C. Long . 1996. Perawatan Medikal Bedah : SuatuPendekatan Proses

Keperawatan. The C.V Mosby Company St. Louis, USA.

E. Doenges. Marylin 2000. RencanaAsuhanKeperawatan : Pedoman Untuk

Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien edisi 3.

Jakarta : EGC.

Kumala Poppy, 1998, Kamus saku kedokteran Dorland, edisi 25, Jakarta :

EGC

Mansjoer, Arief, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ke III Jilid 2.

FKUI : Media Aesculapius.

Price Sylvia, A 2005, Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jilid 2, Edisi 4, Jakarta, EGC

Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner

& Suddarth volume 3, Edisi ke 8. Jakarta : EGC