gerontik dm
DESCRIPTION
askep gerontikTRANSCRIPT
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
DENGAN DIABETES MELLITUS
Aisyatu Al-fina P.17420113041
Anita Dwi P. P.17420113042
Asri Masitho P.17420113044
Bella Ayu S. P.17420113045
Desy Krissanti P.17420113049
Dewi Susilowati P.17420113050
Etika Dharavina P.17420113052
Maharani Yuniar P.17420113059
Meiva Pangesti P.17420113060
Rini Sartika P.17420113067
Wanda D.A P.17420113077
Widya Habsari P.17420113078
3A2 PRODI DIII KEPERAWATAN
SEMARANGJURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
PENGERTIAN
• Diabetes mellitus merupakan penyakit kelainan metabolisme ditandai dengan peningkatan kadar gula darah yang disebabkan kurangnya hormon insulin (Mary,2009)
EPIDEMOLOGI
Prevalen diabetes pada lanjut usia. Diantara individu yang berusia lebih dari 65 tahun, 8,6% menderita diabetes tipe II. Angka ini mencakup 15% populasi pada panti lansia.
ETIOLOGIPenyebab diabetes mellitus pada lansia secara umum dapat digolongkan ke dalam dua besar:• Proses menua/kemunduran (penurunan
sensitifitas indra pengecap, penurunan fungsi pankreas, dan penurunan kualitas insulin sehingga insulin tidak berfungsi dengan baik).
• Gaya hidup(life style) yang buruk (banyak makan, jarang olahraga, minum alkohol, dll.)
KLASIFIKASIDM TIPE 1
• Mudah terjadi ketoasidosis• Pengobatan harus dengan insulin• Onset akut• Biasanya kurus• Biasanya terjadi pada umur yang masih muda• Berhubungan dengan HLA-DR3 dan DR4• Didapatkan antibodi sel islet • 10%nya ada riwayat diabetes pada keluarga
LANJUTAN..DM TIPE 2
• Sukar terjadi ketoasidosis• Pengobatan tidak harus dengan insulin• Onset lambat• Gemuk atau tidak gemuk• Biasanya terjadi pada umur > 45 tahun• Tidak berhubungan dengan HLA• Tidak ada antibodi sel islet• 30%nya ada riwayat diabetes pada keluarga• ± 100% kembar identik terkena
MANIFESTASI KLINIS
• Katarak• Glaukoma• Retinopati• Gatal seluruh badan• Pruritus vulvae• Infeksi bakteri kulit• Infeksi jamur di kulit• Dermatopati
• Neuropati perifer
• Neuropati viseral
• Amiotropi• Ulkus
neurotropik• Penyakit ginjal• Penyakit
pembuluh darah perifer
• Penyakit koroner• Penyakit
pembuluh darah otak
• Hipertensi
PATOFISIOLOGI
• Dalam proses metabolisme, insulin memegang peranan penting yaitu memasukkan glukosa ke dalam sel yang digunakan sebagai bahan bakar. Bila insulin tidak ada maka glukosa tidak dapat masuk sel dengan akibat glukosa akan tetap berada di pembuluh darah yang artinya kadar glukosa di dalam darah meningkat.
• Pada diabetes melitus tipe 1 terjadi kelainan sekresi insulin oleh sel beta pankreas. Pasien diabetes tipe ini mewarisi kerentanan genetik yang merupakan predisposisi untuk kerusakan autoimun sel beta pankreas. Respon autoimun dipacu oleh aktivitas limfosit, antibodi terhadap sel pulau langerhans dan terhadap insulin itu sendiri.
LANJUTAN..
• Pada diabetes melitus tipe 2 yang sering terjadi pada lansia, jumlah insulin normal tetapi jumlah reseptor insulin yang terdapat pada permukaan sel yang kurang sehingga glukosa yang masuk ke dalam sel sedikit dan glukosa dalam darah menjadi meningkat.
PATHWAY
PENATALAKSANAAN
• Diet• Latihan• Pemantauan• Terapi (jika diperlukan)• Pendidikan
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
• Glukosa darah sewaktu• Kadar glukosa darah puasa• Tes toleransi glukosa• Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes mellitus
pada sedikitnya 2 kali pemeriksaan:a. Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1
mmol/L)b. Glukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,8
mmol/L)c. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2
jam kemudian sesudah mengkonsumsi 75 gr karbohidrat (2 jam post prandial (pp) > 200 mg/dl
KOMPLIKASIa. Komplikasi akut : diabetes ketoasidosisb. Komplikasi kronis:• Retinopati diabetic• Nefropati diabetic• Neuropati• Displidemia• Hipertensi• Kaki diabetic• Hipoglikemia
ASUHAN KEPERAWATANA. Pengkajian1. Identitas :Nama : Ny. JUmur : 55 tahunMasalah kesehatan : Diabetes MillitusAlamat : Ds. Kali Maro Kec. Gebang
2. Pemeriksaan FisikTTVTD : 210/100 mmHgRR : 20x/mnt.S : 37,5 °CNadi : 95x/mnt.
BB sekarang : 60 kgBB dahulu : 70 kgTB : 165 cm
3. Tingkat Orientasi4. Memori 5. Pola Tidur6. Penyesuaian Psikososial7. Pengkajian Persistem8. Pengkajian Psikososial9. Pengkajian Sosial Ekonomi10. Pengkajian Spiritual
a. Sistem Persyarafanb. Sistem
Kardiovaskulerc. Sistem Pernafasand. Sistem
Gastrointestinal
e. Sistem Genitourinaria f. Sistem integumeng. Sistem muskuloskeletal
ANALISA DATA
No Simptom Etiologi
1 Ds :
Klien mengeluh sendinya
terasa kaku
Do :
- Kekuatan otot menurun
5 4
5 4
- Pergerakan sendi tampak
terbatas
Kekakuan sendi
↓
Pergerakan terbatas
↓
Gangguan mobilitas
fisik
2 Ds :
Klien mengeluh sering
terbangun pada malam hari
untuk BAK
- Klien mengatakan tidak
bisa tidur setelah BAK
Do :
Ketika sedang pengkajian
klien tampak sering ke
kamar kecil
Penurunan fungsi
ginjal
↓
Kapasitas VU
menurun
↓
Frekuensi BAK
meningkat
↓
Peningkatan BAK di
malam hari
↓
Gangguan pola tidur
3 Ds :
- Klien mengatakan
badannya lemas
Do :
BB menurun, sebelumnya
BB : 70 kg saat menderita
DM BB : 60 kg.
Konjungtiva anemis
GDS : 310 mg/dl
Penurunan insulin
tubuh
↓
Glukosa darah tidak
dapat mengalir ke
jaringan
↓
Glukosa otot menurun
↓
Stravasi (kelaparan
sel)
↓
Pemecahan lemak dan
protein
↓
Penurunan BB
↓
Nutrisi tubuh tidak
adekuat
Gangguan Nutrisi
DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS
1. HAMBATAN MOBILITAS FISIK BERHUBUNGAN DENGAN KEKAKUAN SENDI DITANDAI DENGAN KLIEN MENGELUH SENDINYA TERASA KAKU, KEKUATAN OTOT MENURUN, PERGERAKAN SENDI TERBATAS,
2. GANGGUAN POLA TIDUR BERHUBUNGAN PENURUNAN FUNGSI GINJAL DITANDAI DENGAN KLIEN MENGELUH SERING TERBANGUN PADA MALAM HARI UNTUK BAK, KLIEN MENGATAKAN TIDAK BISA TIDUR SETELAH BAK.
3. GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI BERHUBUNGAN DENGAN PERUBAHAN METABOLISME LEMAK DAN PROTEIN AKIBAT PENURUNAN INSULIN DITANDAI DENGAN KLIEN TAMPAT LEMAS.
INTERVENSI
No Tgl. Diagnosa Keperawatan
Perencanaan
Tujuan Intervensi Rasionalisasi
1 20-01-2016
Gangguan mobilitas fisik sehubungan dengan kekakuan sendi ditandai dengan :
Ds :
klien mengeluh
sendinya terasa kaku
Do :
kekuatan otot menuru
pergerakan sendi tampak terbatas.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan gangguan mobilitas fisik dapat teratasi dengan kriteria hasil :
klien dapat beraktifitas
kekakuan sendi menurun
1. kaji tingkat mobilitas fisik.
2. anjurkan untuk ganti posisi setiap 2 jam
3. lakukan latihan aktif ex: pada waktu istirahat/pada waktu-waktu tertentu
1. untuk mengidentifikasi adanya sendi atau tidak.
2. untuk melancarkan sirkulasi darah sehingga mengurangi kekakuan sendi
3. untuk mencegah terjadinya osteoporosis
2 20-01-2016
Gangguan pola tidur berhubungan dengan penurunan fungsi ginjal ditandai dengan:
Ds :
klien mengeluh sering terbangun pada malam hari untuk BAK
klien mengatakan tidak bisa tidur setelah BAK
Do :
ketika sedang pengkajian klien tampak sering ke belakang untuk BAK
wajah klien
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan gangguan pola tidur dapat teratasi dengan kriteria:
klien dapat mencukupi waktu istirahat dan tidurnya
1. kaji penyebab gangguan pola tidur
2. anjurkan untuk membatasi pemasukan cairan ketika akan tidur
3. anjurkan kepada klien untuk BAK sebelum tidur
1. dengan mengetahui penyebab gangguan pola tidur sebagai indikator untuk menentukan intervensi yang akan dilakukan
2. dengan membatasi cairan ketika akan tidur diharapkan pengeluaran pun akan berkurang
3. BAK sebelum
tidur, mengurangi untuk pengeluaran urin berikutnya
3 20-01-2016
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan perubahan metabolisme lemak, dan protein di tandai dengan :
Do :
Klien mengatakan badannya lemas.
Ds :
BB menurun, sebelumnya BB : 95 kg saat menderita DM BB : 86 kg.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi dapat teratasi dengan kriteria:
BB tetap.
1. Kaji penyebab BB menurun.
2. Berikan nutrisi yang cukup
3. Berikan therapy vitamin B complek
4. Pantau BB di puskesmas terdekat.
1. Dengan mengetahui penyebab menurunnya BB bisa menentukan intervensi yang akan dilakukan
2. Untuk meningkatkan BB
3. Untuk meningkatkan nafsu makan.
4. Dengan memantau BB, apakah ada/tidak ada perubahan setelah di berikan therapy dan untuk merencanakan tindakan selanjutnya.
IMPLEMENTASI
No Tanggal Diagnosa
Keperawatan Implementasi Paraf
1 20/01/2016
14.30 WIB 14.45 WIB
14.50 WIB
15.10 WIB
Gangguan mobilitas fisik sehubungan dengan kekakuan sendi
1. Mengkaji tingkat mobilitas fisik 2. R1
3. Menganjurkan untuk ganti
posisi setiap 2 jam sekali
4. Melakukan latihan aktif pada waktu istirahat
5. Menganjurkan keluarga klien
untuk memandirikan klien R4
2 21/01/2016 15.20 WIB
15.25 WIB
15.30 WIB
Gangguan pola tidur berhubungan dengan penurunan fungsi ginjal
1. Mengkaji penyebab gangguan pola tidur
2. R1
3. Menganjurkan klien untuk batasi pemasukan cairan ketika akan tidur
4. Menganjurkan klien untuk BAK sebelum tidur
3 22/01/2016 15.35 WIB 15.40 WIB 15.45 WIB 15.50 WIB
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan perubahan metabolisme lemak, dan protein
1. Mengkaji penyebab BB menurun.
2. Memberikan nutrisi yang cukup.
3. Berikan therapy vitamin B
complek
4. Pantau BB di puskesmas terdekat.
EVALUASI
No Tanggal Diagnosa
Keperawatan Evaluasi Paraf
1 23/01/2016 14.30 WIB
Gangguan mobilitas fisik sehubungan dengan kekakuan sendi
S : klien mengatakan kekakuan sendinya masih terasa O : tampak pergerakan sendi terbatas A : masalah teratasi sebagian P : intervensi dilanjutkan
2 23/01/2016 14.45 WIB
Gangguan pola tidur berhubungan dengan penurunan fungsi ginjal
S : klien mengatakan BAK pada malam hari mulai berkurang Klien mengatakan bisa tidur pada malam hari O : wajah klien masih tampak sedikit pucat A : masalah teratasi sebagian P : intervensi dipertahankan
3 23/01/2016
15.00 WIB
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi sehubungan dengan perubahan metabolisme lemak dan protein
S : Klien mengatakan nafsu makannya bertambah. O: Klien terlihat menghabiskan 1 porsi makan. A : Masalah teratasi sebagian. P : Intervensi dipertahankan
SIMPULAN • Diabetes mellitus pada lansia memang
tidak khas cirinya karena tanda dan gejalanya hampir sama dengan penyakit DM pada umumnya, hanya saja pada lansia dengan kasus DM berbeda cara pengkajian.