bab i.docx

9
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Cemas merupakan hal yang sering terjadi dalam hidup manusia. Cemas juga dapat menjadi beban berat yang dapat menyebabkan kehidupan individu tersebut selalu di bawah bayang-bayang kecemasan yang berkepanjangan dan memgangap rasa cemas sebagai ketegangan mental yang di sertai dengan ganguan tubuh yang menyebabkan rasa tidak waspada terhadap ancaman, kecemasan berhubungan dengan sterss fisiologis maupun pisikologis . artinya, cemas terjadi ketika seseorang terancam baik secar fisik maupun piskologis (Asmadi,2008) Tingkat kecemasan tergantung pada koping individu, jika individu memiliki koping yang evektif maka kecemasn akan diturunkan dan energi digunakan langsung istirahat dan penyembuhan. Jika koping tidak efektif atau gagal maka keadan tegang akan meningkat, ketidak seimbangan terjadi dan respon pikiran serta tubuh akan

Upload: muhamad-muhidin-cibungcu

Post on 19-Aug-2015

223 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUANA. LATAR BELAKANGCemasmerupakanhalyangseringterjadidalamhidupmanusia. Cemasjugadapat menjadi bebanberat yangdapat menyebabkankehidupanindividutersebut selaludi bawahbayang-bayangkecemasanyangberkepanjangandanmemgangap rasa cemas sebagai ketegangan mental yang di sertai dengan ganguantubuh yang menyebabkan rasa tidak waspada terhadap ancaman, kecemasanberhubungan dengan sterss fisiologis maupun pisikologis . artinya, cemas terjadiketika seseorang terancam baik secar fisik maupun piskologis (Asmadi,2!"#ingkat kecemasan tergantung pada koping individu, jika individumemiliki koping yang evektif maka kecemasn akan diturunkan dan energidigunakanlangsungistirahat danpenyembuhan. $ikakopingtidakefektif ataugagal maka keadan tegang akan meningkat, ketidak seimbangan terjadi dan responpikiran serta tubuh akan meningkat berupaya untuk mengaembalikankeseimbangan. %ntuk itulah perlu adanya pegembangan mekanisme kopingsebagai pertahan melawan kecemasaan. Apabila klien terus menerus mengalamikecemasanmakaakanberdampakpadapiskologisataupunpenyakinya. &lienmenjadi tidakpatuhdadal menjalani asuhankeperawatanatauterapi sehinggaakan muncul penyakit baru yang diakibatkan klien tidak patun teradap terapi sertamengakibatkan kematian. ('rahacendekia.2(". )erdasarkan laporan dari *+, (World Health Organization)tahun 2-2mencatat bahwa lebih dari ./,/.( pasien di indonesia diantaranya !.(22 pasien(2/,-0" mengalami kondisi kejiwaan dan 2, 12. pasien (20" mengalamikecemasan. 3i perkirakan jumplah pasien yang mengalami kevemasan inimencapai /0 dari jumplah pasien , dengan perbandingan antara wanita dan pria 2berbanding -. 3i perkirakan 20-10 diantara pasien dalam kehidupanya pernahmengalami ganguan kecemasan ( *iwari,2-2".&ecemasan merupakan respon individu terhadap keadaan yang tidakmenyenangkan yang dialami oleh setiak mahluk hidup dalam kehidupan sehari-hari. &ecemasanterjadi sebagai akibat ancamanterhaphargadiri yansangatmendasar bagi keberadaan individu. &ecemasan di komunikasikan secarainterpersonal danmerupakanbagiandari kehidupansehari-hari, menghasilkanperingatan yang berharga dan penting untuk memelihara keseimbangan diri danmelindungi diri. (4uliswati, 2/5-!".&ecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang terjaditergantung bagaiman individu mempersepsikan rasa cemas, stimulasi stresorbersumber dari luar (interpsonal" atau dalam diri (interpiskis". 4tersoor tersebutbila tidak dapat diatasi oleh kemampuan dan adaptasi individu dapatmenimbulkan konflik lebih lanjut dihayati sebagai kecemasan (sturat, 22".6eran perawat sangat penting dalampenangulangan kecemasan danberupaya agar pasien tidak merasa cemas melalui asuhan keprawatan koprhebshifsecara biologis, piskologis, sosial, dan spritual. 6era perawat sangat penting dalammemberiak suport atau dukungan dalam penyuluhan terhadap tingkat kecemasanpada pasien ( kantjoro dalam sylvanie, 22"&eberhasilandari pelayanankeperawatanditentukanolehkinerjaparaperawat. ,leh karena itu evaluasi terhadap kinerja perawat perlu dan harusdilaksanakan melalui suatu sistimyang bersetandar sehinga evaluasi lebihobjektif, pembinaan dan pengembangan terhadp kariawan adalah suatu kegiatanyang harus dilkukan oleh kepla bangsal untuk mendukung kinerjakariawan7perawat, dan pada ahirnya diharapkan akan meningkatkan mutupelayanankeparawatan. 8valuasi diperlukanuntukmengetahui perkembanganpelayanan kepraayan yang dilakukan. 9elalui evaluasi ini akan diperolehmengenai hasil yang dicapai faktor-faktor yang mendukung dan hambatan yangdihadapi dalam melakukan asuhan keparawatan.6elayanan yang monontoh dirumah sakit memerlukan tenaga keperawatanyang proposional memiliki kemampuan yang intelektual, teknik dan interpersoalberkerja berdasarkan standar prktek memperhatiakan kaidah etik dan moral(hamid 2". 6ada kenyataanya saat ini tenaga perawat yang berada dilapangansaaat ini belummemenuhi standar. 6elayanankeperawatanyangberkewalitassangat dipengarushi oleh faktof balas jasa yang adil dan layak, penepatan yangtepat sesuai dengankeahlianyaberat ringanyaperkerjaandansifat perkerjaanyangmenonton, suasanadanlingkunganperkerjaan, peralatanyangmenunjangserta sikap pemimpin atau supervisior dalammemberikan bimbingan danpembinaan. (4uratun, 2(".&ecerdasanemosional yangsangat jugadibutuhkandalamberinteraksidengan pasien , sesama perawat, dokter dan tim kesehatan yang merupakan prosesyang dilakukan perawat untuk kerja sama yang baik dengan pasien dan membentumemenuhi kesehatan pasien, maupun dengan tenaga kesehatan lain dalammembantu mengengatasi asalah pasien. (9udakir, 2:"6erawat mempunyai konterak paling lama dalammenangani persolanklien. 6eran perawat dalam penyembuhan klien menjadi sangat penting. 4esorangperawat dituntut mengetahui kondisi dan kebutuhan pasien. #ermasuk dalam salahsatunya dalam mengendalikan kebutuhan emosi diri (ibrahim dalam shara, 2:"9engurangi tingkat kecemasanpsienmerupakantugas perawat dalammelakukan asuhan keperawatan baik pada pasien rawat jalan ataupun pada pasienyang menjalani rawat inap untuk mengurabgi tingkat kecemasan pasien. 3i luarnegrikomunikasiterapeutikadalahmotedeyang umumdilakukandan menjaditren. 4edangkandi indonesiakomunikasi terapeutikbenlumbanyakdigunakanoleh perawat di indonesia hanya perawat yang telah lihai danmahir dalammelakukan asuhan keperawatan yang mengunakan komunikasi terapeutik sebagaicara untuk menurunkan tingkat kecemasan pasien, dan kebanyakan perawatmengunakan obat untuk menurunkan tingkat kecemasan pasien.B. Rumusan Masalah)erdasrkan latar belakang yang telah diuraiakan diatas, ditemukan masalah tinginnya tingkat kecemasan yang dialami pasien di ruang rawat;'3 +ubungankomunikasi terpaeutik dengan tingkat kecemasan pasien di ruang ;'3