bab i.docx akhlak

Upload: kamiliaoktaviani

Post on 15-Oct-2015

29 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

AKHLAK

AKHLAKApril 10, 2014

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Setiap manusia yang lahir di dunia ini, pasti membawa naluri yang mirip dengan hewan, letak perbedaannya karena naluri manusia disertai dengan akal. Sedangkan naluri hewan tidak demikian halnya. Oleh karena itu naluri manusia dapat menentukan tujuan yang dikehendakinya. Segala sesuatu itu dinilai baik atau buruknya, terpuji atau tercela, semata-mata karena syara (al-Quran dan Sunnah) hati nurani atau fitrah dalam bahasa al Quran memang dapat menjadi ukuran baik dan buruk karena manusia di ciptakan oleh Allah Swt memiliki fitrah bertauhid, mengakui keesaannya (QS. Ar-Rum: 30-30). Hati nurani manusia selalu mendambakan dan merindukan kebenaran, ingin mengikuti ajaran-ajaran Allah Swt. Namun fitrah manusia tidak selalu terjamin dapat berfungsi dengan baik karena pengaruh dari luar misalnya pengaruh pendidikan, lingkungan, pakaian dan juga pergaulan. Masyarakat yang hati nuraninya sudah tertutup dan akal fikiran sudah di kotori oleh sikap dan perilaku yang tidak terpuji. Namun bukan Cuma perilaku yang harus diperbaiki asupan dalam tubuhpun harus dijaga agar tetap halal. Karena itulah diperlukan adanya suatu jaminan dan kepastian akan kehalalan produk pangan yang dikonsumsi umat Islam.

2.2 RUMUSAN MASALAH

Dalam kehidupan sehari-hari tentu banyak panorama-panorama dalam kehidupan sehari-hari dan yang terpenting adalah bagaimana kita hidup dalam bermasyarakat, saling menghargai dan saling menghormati di dalam kehidupan sehari-hari tentunya kita di tuntut untuk bagaimana kita dapat hidup bersosialisasi. Tentunya di dalamnya itu banyak aturan dan etika yang harus kita jaga sebab kebebasan kita dibatasi oleh kebebasan orang lain. Seperti berpakaian, kita tidak boleh berpakaian yang berlebihan, kita tetap menjaga etika dalam berpakaian, tidak boleh tampil sembrono, tampil yang berlebihan dan sebagainya. Selain dari pada itu, yang paling penting juga adalah akhlak, bagaimana kita menjaga akhlak dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga kita dapat hidup tenang. Saling menghargai dan saling menghormati.

1.3 TUJUAN DAN MANFAAT PENULISANa. Tujuan Penulisan1. Mengetahui tentang apa pengetian akhlak sesungguhnya dan pentingnya akhlak2. Menganalisis faktor lapa saja yang dapat mendorong kesadaran untuk berakhlak3. Memberikan penjelasan mengenai hubungan akhlak dan tasawuf.b. Manfaat Penulisan1. Memberikan pemahaman mengenai mengapa akhlak itu penting.1.4 METODE PENULISANDalam penulisan makalah ini untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan penulis menggunakan beberapa metode penulisan. Pernulis menggunakan metode studi dan mencari informasi di internet.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN AKHLAKSecara etimologis akhlaq adalah bentuk jamak dari khuluq yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Kata akhlaknya yang berarti menciptakan seakan dengan kata khaliq (pencipta), makhaliq yang (diciptakan) dan khalq (penciptaan).Kata di atas mengisyaratkan bahwa dalam akhlak tercakup pengertian terciptanya keterpaduan antara kehendak khaliq (Tuhan).Secara terminologis (ishthilabah) ada beberapa definisi tentang akhlaq :a) Imam Al-GhazaliAkhlaq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.b) Ibrahim AnisAkhlaq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya lahirlah macam-macam perbuatan.c) Abdul Karim ZaidanAkhlaq adalah nilai-nilai dan sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa, yang depan sorotan dan timbangannya seseorang dapat menilai perbuatannya baik atau buruk.

Dari keterangan diatas. Jelaslah bagi kita bahwa akhlaq itu haruslah bersifat konstan, spontan, tidak temporer dan tidak memerlukan pemikiran dan pertimbangan serta dorongan dari luar. Sekalipun dari beberapa definisi di atas kata akhlak bersifat netral, belum merunjuk kepada baik dan buruk, tapi pada umumnya apabila disebut sendirian, tidak dirangkai dengan sifat tertentu, maka yang dimaksud adalah akhlak yang mulia. Misalnya, bila seseorang berlaku tidak sopan kita mengatakan padanya. kamu tidak berakhlak. Padahal tidak sopan itu adalah akhlaknya.Para Ulama Ilmu Akhlak merumuskan pengertian akhlak berbeda beda, antara lain : Al Qurthuby mengatakan : , Artinya : Suatu perbuatan manusia yang bersumber dari adab - kesopanannya disebut akhlak, karena perbuatan termasuk bagian dari kejadiannya. ( Al-Qurthuby, 1973 : 6706, pada buku Mahyudin, 1999 : 2 ) Menurut Abu Hamid Al Ghazali:Akhlak adalah satu sifat yang terpatri dalam jiwa yang darinya terlahir perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa memikirkan dirinya dan merenung terlebih dahulu. Menurut Muhammad bin Ali Asy Syariif Al Jurjani:Akhlak adalah sesuatu sifat (baik atau buruk) yang tertanam kuat dalam diri yang darinya terlahir perbuatan-perbuatan dengan mudah dan ringan tanpa perlu berpikir dan merenung. Menurut Ahmad bin Mushthafa:Akhlak adalah ilmu yang darinya dapat diketahui jenis-jenis keutamaan dan keutamaan itu adalah terwujudnya keseimbangan antara tiga kekuatan; kekuatan berpikir, kekuatan marah, dan kekuatan syahwat. Menurut Ibnu Maskawaih:Akhlak adalah'hal li an-nafsi daa'iyatun lahaa ila af'aaliha min goiri fikrin walaa ruwiyatin'yakni sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.

Berdasarkan prinsip tauhid maka akhlak setiap muslim mencerminkan hal hal berikut :a. Tingkah lakunya, dimana pun dan dalam keadaan apa pun tidak luput dari pengelihatan Allah Taalab. Siapapun dapat menyembunyikan diri dari pengelihatan manusia, tetapi tidak dari pengelihatan Allah Taalac. Siapapun dapat ditipu, tetapi Allah Taala tidak.d. Siapapun dapat lari dari kejaran polisi, tetapi dari Allah Taala tidak.e. Dalam hidupnya seseorang mungkin dapat bebas dari pengadilan dunia, tetapi tidak dari pengadilan akhirat.f. Seseorang hanya dapat menilai dari segi lahirnya, tetapi Allah Taala menilai dari segala seginya, baik lahir maupun batin, termasuk niatnya ( Supan Kusumamiharja, dkk, 1971:256-259; pada buku E. Hasan Saleh, 2000 : 135 )

Akhlak dibagi menjadi dua kategori yaitu :

a. Akhlak Baik (Al-Hamidah )

1. Jujur (Ash-Shidqu )adalah suatu tingkah laku yang didorong oleh keinginan (niat) yang baik dengan tujuan tidak mendatangkan kerugian bagi dirinya maupun oranglain.2. Berprilaku baik (Husnul Khuluqi )3. Malu (Al-Haya' )4. Rendah hati (At-Tawadlu' )5. Murah hati (Al-Hilmu )6. Sabar (Ash-Shobr )

Dari 'Amr bin Syu'aib, dari ayahnya, dari kakeknya, semoga Allah merelakannya, berkata, "Rasulullah SAW. bersabda", "Ketika Allah mengumpulkan segenap makhluk pada hari kiamat kelak, menyerulah Penyeru", "Di manakah itu, orang-orang yang utama (ahlul fadhl)?". Maka berdirilah sekelompok manusia, jumlah mereka sedikit, dengan cepatnya mereka bergegas menuju syurga, para malaikat berpapasan dengan mereka, lalu menyapa mereka. "Kami lihat kalian begitu cepat menuju syurga, sipakah kalian?". Orang-orang ini menjawab, "Kamilah itu orang-orang yang utama (ahlul fadhl)". "Apa keutamaan kalian?", tanya para malaikat. Orang-orang ini memperjelas, "Kami, jika didzalimi, kami bersabar. Jika diperlakukan buruk, kami memaafkan. Jika orang lain khilaf pada kami, kamipun tetap bermurah hati". Akhirnya dikatakan pada mereka, "Masuklah ke dalam syurga, karena demikian itulah sebaik-baik balasan bagi orang-orang yang beramal". Setelah itu menyerulah lagi penyeru,:"Di manakan itu, orang-orang yang bersabar (ahlush shabr)?". Maka berdirilah sekelompok manusia, jumlah mereka sedikit, dengan cepatnya mereka bergegas menuju syurga, para malaikat berpapasan dengan mereka, lalu menyapa mereka. "Kami lihat kalian begitu cepat menuju syurga, sipakah kalian?". Orang-orang ini menjawab, "Kamilah itu orang-orang yang sabar (ahlush shabr). "Kesabaran apa yang kalian maksud?", tanya para malaikat. Orang-orang ini memperjelas, "Kami sabar bertaat pada Allah, kamipun sabar tak bermaksiat padaNya. Akhirnya Dikatakan pada mereka, "Masuklah ke dalam syurga, karena demikian itulah sebaik-baik balasan bagi orang-orang yang beramal". (Hilyatul Auliyaa'/ Juz III/ Hal. 140)b. Akhlak Buruk (Adz-Dzamimah)1. Mencuri/mengambil bukan haknya 2. Iri hati3. Membicarakan kejelekan orang lain (bergosip) 4. Membunuh 5. Segala bentuk tindakan yang tercela dan merugikan orang lain ( mahluk lain)Bagi yang imannya kuat, berbuat baik ( ihsan ) merupakan karakter ( kepribadian) nya, yang tidak dapat diganggu gugat. Sebagaimana pernyataan Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam : Seseorang tidak akan berbuat korupsi, walaupun ia punya kesempatan untuk melakukannya selama ia beriman.Dengan demikian, akhlak itu adalah hal hal yang berkaitan dengan norma norma atau nilai nilai yang baik, yang seharusnya berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan norma norma/ nilai nila buruk seharusnya tidak berlaku dalam kehidupan masyarakat. Didalam Al Quran, istilah apa yang baik itu disebut maruf atau marufat, dan istilah apa yang buruk itu disebut dengan munkar atau munkarat. Pemakaian istilah maruf / marufat dan munkar / munkarat, mempunyai arti bahwa sesuatu yang baik sebenarnya dikenal sejak kehadirannya dalam kehidupan ini, sedangkan sesuatu yang buruk dikenal sejak kehadirannya merupakan sesuatu yang dibenci dan ditolak masyarakat. Nilai nilai akhlak ini ada dan akan tetap ada, selama manusia ingin hidup dalam ketentraman dan kedamaian.

2.2 SUMBER AKHLAK

Yang dimaksud dengan sumber akhlak atau yang menjadi ukuran baik dan buruk atau mulia dan tercela.Dalam konsep akhlak segala sesuatu itu dinilai baik atau buruk, terpuji atau tercela semata-mata karya syara (Al-Quran dan Sunnah) menilainya demikian.Apakah Islam menafikan peran hati nurani, akal dan pandangan masyarakat dalam menyimpulkan baik dan buruk.Hati nurani atau fitrah dalambahasa al-Quranmemang menjadi ukuran baik dan buruk karena manusia diciptakan oleh Allah Swt. Memiliki fitrah bertauhid, mengakui keesaannya.Demikian juga halnya dengan akal pikiran. Ia hanyalah salah satu kekuatan yang dimiliki manusia untuk mencari kebaikan dan keburukan.Demikianlah bentang hati nurani dan akal pikiran. Bagaimana dengan pandangan masyarakat? Pandangan masyarakat juga bisa dijadikan ukuran baik dan buruk, tetapi sangat relatif, tergantung sejauh mana kesucian hati nurani masyarakat dan kebersihan pikiran mereka dapat terjaga.

2.3 KESADARAN BERAKHLAK

Salah satu aspek ajaran Islam adalah akhlak. Adapun akhlak adalah pola tindakan yang didasarkan atas nilai mutlak dari kebaikan (Supan Kusumamiharja: 1971:250; dalam buku E.Hasan Saleh, 2000:133). Akhlak merupakan aspek ajaran Islam yang bersifat taklifi yang berarti kewajiban yang mengajarkan cara-cara bertindak berdasarkan nilai dari kebenenaran suatu tindakan tersebut. Di sisi lainnya, kesadaran merupakan pola pemikiran manusia dalam mengetahui tindakan maupun situasi yang tengah dihadapinya. Maka, apabila dua unsur kata tersebut digabungkan, akan tercipta suatu definisi akan kesadaran berakhlak yaitu pemikiran manusia dalam mengetahui tindakan maupun keadaan dirinya ketika berhadapan dengan kebaikan atau keburukan.Kesadaran berakhlak akan menuntun manusia untuk mengetahui perbedaan antara sesuatu yang haq (benar) dan bathil (salah) yang dirumuskan dalam suatu aturan dalam Islam seperti hukum halal (boleh/diperbolehkan) dan haram (tidak boleh/dilarang). Dalam melaksanakan atau menghadapi suatu hal yang berkaitan dengan sesuatu yang haq atau bathil, manusia sebagai insan yang menghadapi sesuatu tersebut adalah yang memahami apa yang akan dilakukan ketika itu, baik sebelum, sedang atau sesudah bertindak, sehingga Ia harus mepertanggungjawabkan tindakan tersebut.Suatu tindakan didasari dengan rasa tertarik yang dimanifestasikan melalui niat sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam dalam haditsnya yang berbunyi:Sesungguhnya perbuatan itu didasarkan pada niatnya. (HR. Jamaah). Hadits tersebut memperkuat bahwa pada dasarnya, segala bentuk tindakan manusia baik yang baik atau buruk didasari dan disadari berdasarkan niat awalnya. Ketika niatnya baik, maka niscaya tindakannya pun baik, begitu pula sebaliknya. Lantas bagaimana kita menentukan baik atau buruknya suatu niat? Salah satu caranya adalah melalui Ilmu yang terkandung dalam ajaran Islam yaitu akhlak, dimana dalam merumuskan niat maka akan terlebih dahulu membedakan antara tindakan yang benar atau yang salah.Lantas bagaimana manusia mengetahui kebenaran dan kesalahan tersebut? Tentu Ilmu akhlak ini dilandasi oleh iman yang hakiki terhadaa ketentuan Allah Taala sebagaimana telah dijelaskan bahwa Allah maha mengetahui akan kebenaran dan kesalahan begitu pula menetapkan apa yang boleh dan tidak boleh manusia lakukan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kesadaran berakhlak seseorang ditentukan oleh kadar keimannannya kepada Allah SWT dan Rasulnya.Adapun beberapa Hadist yang menekankan pentingnya berakhlak adalah antara lain :1. Paling dekat dengan aku kedudukannya pada hari kiamat adalah orang yang paling baik akhlaknya dan sebaik-baik kamu ialah yang paling baik terhadap keluarganya". (HR. Ar-Ridha)

2. Tidak ada sesuatu yang diletakkan pada timbangan hari kiamat yang lebih berat daripada akhlak yang mulia, dan sesungguhnya orang yang berakhlak mulia bisa mencapai derajat orang yang berpuasa dan shalat. [HR Tirmidzi: Sahih]

3. Baginda Rasulullah SAW menyebut sejumlah keistimewaan akhlak mulia ini. Saat beliau ditanya tentang apa itu kebajikan (al-birr), misalnya, beliau langsung menjawab, "Al-Birr husn al-khulq (Kebajikan itu adalah akhlak mulia." (HR Muslim).

4. "Sesungguhnya yang terbaik di antara kalian adalah yang paling baik akhlaknya." (HR al-Bukhari dan Muslim).

5. Sesungguhnya Allah mencintai akhlak yang mulia dan membenci akhlak yang buruk. [Al-Mu'jam Al-Kabiir: Sahih]

6. Kebaikan adalah akhlak yang baik, dan keburukan adalah sesuatu yang mengganjal di dadamu (hatimu), dan kamu tidak suka jika orang lain mengetahuinya. [Sahih Muslim]

7. "Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanya untuk Allah Rabb semesta alam tiada sekutu bagi-Nya, dan demikianlah aku diperintahkan dan aku bagian dari orang Islam, Ya Allah berilah aku amalan yang terbaik dan akhlak yang paling mulia, tiada yang bisa memberi yang terbaik selain Engkau, dan lindungilah aku dari amalan dan akhlak yang buruk, tidak ada yang bisa melindungiku dari hal yang buruk selain Engkau". [Sunan An-Nasa'i: Sahih]

8. "Jauhilah segala yang haram niscaya kamu menjadi orang yang paling beribadah. Relalah dengan pembagian (rezeki) Allah kepadamu niscaya kamu menjadi orang paling kaya. Berperilakulah yang baik kepada tetanggamu niscaya kamu termasuk orang mukmin. Cintailah orang lain pada hal-hal yang kamu cintai bagi dirimu sendiri niscaya kamu tergolong muslim, dan janganlah terlalu banyak tertawa. Sesungguhnya terlalu banyak tertawa itu mematikan hati." (HR. Ahmad dan Tirmidzi)

9. "Sifat malu adalah dari iman dan keimanan itu di surga, sedangkan perkataan busuk adalah kebengisan tabi'at dan kebengisan tabi'at di neraka. (HR. Bukhari dan Tirmidzi)

10. "Ya Allah, siapa saja yang mengurus urusan umatku, kemudian ia memberatkan mereka, maka beratkanlah ia. Dan siapa saja yang mengurus urusan umatku, kemudian ia bersikap lemah lembut kepada mereka, maka lemah lembutlah Engkau kepadanya." [HR. Muslim]

2.4 RUANG LINGKUP AKHLAK a. Akhlak Pribadi (al-Fardiyah) Yang paling dekat dengan seseorang itu adalah dirinya sendiri, maka hendaknya seseorang itu menginsyafi dan menyadari dirinya sendiri, karena hanya denganinsyafdansadarkepada diri sendirilah, pangkal kesempurnaan akhlak yang utama, budi yang tinggi.Manusiaterdiri dari jasmani dan rohani, disamping itu manusia telah mempunyaifitrahsendiri, dengan semuanya itu manusia mempunyai kelebihan dan dimanapun saja manusia mempunyaiperbuatan.Akhlak Pribadi terdiri dari : 1. Kewajiban timbal balik orang tua dan akhlak, 2. Kewajiban suami istri, 3. kewajiban terhadap kerabatb. Akhlak bermasyarakat Tetanggamuikut bersyukur jika orang tuamu bergembira dan ikut susah jika orang tuamu susah, mereka menolong, dan bersam-sama mencari kemanfaatan dan menolak kemudhorotan, orang tuamucintadanhormatpada mereka maka wajib atasmu mengikuti ayah dan ibumu, yaitu cinta dan hormat padatetangga.Pendidikankesusilaan/akhlak tidak dapat terlepas dari pendidikansosialkemasyarakatan, kesusilaan/moraltimbul di dalammasyarakat. Kesusilaan/moral selalu tumbuh dan berkembang sesuai dengan kemajuan dan perkembangan masyarakat. Sejak dahulu manusia tidak dapat hidup sendirisendiri dan terpisah satu sama lain, tetapi berkelompok-kelompok, bantu-membantu, saling membutuhkan dan saling mepengaruhi, ini merupakan apa yang disebutmasyarakat Kehidupan dan perkembangan masyarakat dapat lancar dantertibjika tiap-tiapindividusebagai anggota masyarakat bertindak menuruti aturan-aturan yang sesuai dengannorma- norma kesusilaan yang berlaku.Akhlak bermasyarakat terdiri dari : 1. yang dilarang, 2. yang diperintahkan, 3. keadaan-keadaan adab.

c. Akhlak bernegaraMereka yang sebangsa denganmu adalah warga masyarakat yang berbahasa yang sama denganmu, tidak segan berkorban untuk kemuliaan tanah airmu, engkau hidup bersama mereka dengan nasib dan penanggungan yang sama. Dan ketahuilah bahwa engkau adalah salah seorang dari mereka dan engkau timbul tenggelam bersama mereka.Akhlak bernegara Terdiri dari :1. Berhubung antara pemimpin dan rakyat, 2. Hubungan luar negeri.d. Akhlak beragama yaitu kewajiban terhadap Allah SWTAkhlak ini merupakan akhlak atau kewajiban manusia terhadap tuhannya, karena itulah ruang lingkup akhlak sangat luas mencakup seluruh aspek kehidupan, baik secara vertikal denganTuhan, maupun secara horizontal dengan sesama makhluk Tuhan, yaitu kewajiban terhadap Allah SWT.e. Akhlak berkeluargaAkhlak ini meliputi kewajibanorang tua,anak, dankarib kerabat. Kewajiban orang tua terhadap anak, dalam islam mengarahkan paraorang tuadan pendidik untuk memperhatikan anak-anak secara sempurna, dengan ajaran ajaran yangbijak, setiap agama telah memerintahkan kepada setiap oarang yang mempunyaitanggung jawabuntuk mengarahkan dan mendidik, terutama bapak-bapak dan ibu-ibu untuk memiliki akhlak yang luhur, sikap lemah lembut dan perlakuan kasihsayang. Sehingga anak akan tumbuh secarasabar, terdidik untuk berani berdiri sendiri, kemudian merasa bahwa mereka mempunyaiharga diri,kehormatandankemuliaan.Seorang anak haruslah mencintai kedua orang tuanya karena mereka lebih berhak dari segalamanusia lainya untuk engkau cintai, taati dan hormati. Karena keduanya memelihara,mengasuh, dan mendidik, menyekolahkan engkau, mencintai dengan ikhlas agar engkau menjadi seseorang yang baik, berguna dalam masyarakat, berbahagia dunia dan akhirat.Dan coba ketahuilah bahwa saudaramu laki-laki dan permpuan adalah putera ayah dan ibumu yang juga cinta kepada engkau, menolong ayah dan ibumu dalam mendidikmu, mereka gembira bilamana engkau gembira dan membelamu bilamana perlu.Pamanm,bibimudan anak-anaknya mereka sayang kepadamu dan ingin agar engkau selamat dan berbahagia, karena mereka mencintai ayah dan ibumu dan menolong keduanya disetiap keperluan.

2.5 KEDUDUKAN DAN KEISTIMEWAAN AKHLAK DALAM ISLAMDalam keseluruhan ajaran Islam akhlak menempati kedudukan yang istimewa dan sangat penting. Hal itu dapat dilihat dalam beberapa nomor berikut.a. Rasulullah SAW menempatkan penyempurnaan akhlak yang mulia sebagai risalah pokok Islam.b. Akhlak merupakan salah satu ajaran pokok agama Islam.

2.6 AKHLAK DAN TASAWUFUlama Akhlak menyatakan bahwa akhlak yang baik merupakan sifat para nabi dan orang orang shalih, sedangkan akhlak yang buruk merupakan sifat syaithan dan orang orang yang tercela.Penanaman sifat sifat yang baik dilakukan melalui latihan jiwa yang dalam praktiknya dapat dilakukan melalui pendekatan yang diajarkan oleh ajaran tashawuf.Ajaran tashawuf dapat memberikan alternative untuk pemecahan masalah kejiwaan manusia dengan metode metode yang diajarkannya. Karena itu, pada masa modern ini sifat sifat yang melekat pada para nabi dan rasul dapat diketahui melalui ajaran tashawuf dengan mengenal tareqat tareqat ( metode ) yang dilakukan oleh orang orang shalih.Para ulama Tashawuf berbeda cara memandang kegiatan tashawuf sehingga dalam merumuskan definisi tashawuf terdapat perbedaan , tetapi hal tersebut tidak sampai menimbulakan pemahaman yang berbeda, diantaranya : 1. Imam Junaid dari Baghdad(m. 910),mendefinisikan tasawuf sebagai mengambil setiap sifat mulia dan meninggalkan setiap sifat rendah.2. Syekh Muhammad Al-Kurdimengatakan Tasaawwuf adalah suatu ilmu yang dengannya dapat diketahuai hal ihwal( perbuatan)kebaikandan keburukan jiwa, cara membersihakannya dari( sifat-sifat yang buruk) dan mengisinya dengan sifat-sifat terpuji, cara Melakukan suluk, melangkah menuju keridhaan allah dan meningglkan larangannya menuju larangannya.3. Imam Ghazalimegemukakan pendapat abu bakar yang mengatakan.Tasawwuf adalah budi pekerti barang siapa yang memberikan budi pekerti atasmu, berarti ia memberikan bekal atas dirimu dalam bertasawwuf, maka hamba yang jiwanya menerima (perintah) untuk beramal karena sesungguhnya mereka melakukan suluk dengan suluk dengan nur (petunjuk) islam dan ahli zuhud yang jiwanya menerima (Perintah) untuk melakukan beberapa akhlq (terpuji), karena mereka telah melakukan suluk nur dengan nur (petunjuk) imannya.4. mahmud amin An-Nawawimengemukakan pendapat Al-Junaid al-Baqhdadi yang mengemukakan.Tassawwuf adalah memelihara( menggunakan) waktu . kemudian berkata: seorang hamba tidak akan menekuni ( amalan tasawwuf ) tanpa aturan, (menganggap ) tidak tepat (ibadahnya) tanpa tertuju kepada tuhan-Nya dan merasa tidak berhubungan ( dengan tuhannya) tanpa menggunakan waktu (untuk beribadah kepada tuhan-Nya)5. As- Suhrawardymengemukakan pendapat maruf Al-Karakhy yang mengatakan tasawwduf adalah mencari hakekat dan meninggalkan sesuatu yang ada ditangan makhluk ( kesenangan duniawi)6. Harun Nasutionmengemukakan bahwa tasawwuf mengemukakan kata yang bisa dihubungkan dengan kata tasawwuf ada 4 yaitu As-habus Suffah( orang-orang yang ikut nabi pindah kemadinah) Saf( barisan) sufi ( suci ) suf ( wol) semua itu bisa dihubungkan dengan tasawwuf.As-Habus Suffah ialah orang-orangmuslimmekkah yang ikut Nabi hijrah kemadinah dan ia tidak mempunyai harta apapun terkecuali iman, mereka tidak punya rumah sehingga ia tidur di depan masjid madinah dengan mamakai selimut. Dari sinilah muncullah istilah tasawwuf yang menggambarkan hidup kepasraan para sahabat dalam menjalani hidup yang serba kekurangan7. Syekh Abul Hasan asy-Syadzili(m. 1258) syekh sufi besar dariAfrikaUtara, mendefinisikan tasawuf sebagai praktik dan latihan diri melaluicintayang dalam dan ibadah untuk mengembalikan diri kepada jalan Tuhan 3).8. Sahal al-Tustury(w 245) mendefinisikan tasawuf dengan orang yang hatinya jernih dari kotoran, penuh pemikiran, terputus hubungan dengan manusia, dan memandangantaraemas dan kerikil 4).9. Syeikh Ahmad Zorruq(m. 1494) dari Maroko mendefinisikan tasawuf sebagai berikut : Ilmu yang denganya anda dapat memperbaiki hati dan menjadikannya semata-mata bagi Allah, dengan menggunakan pengetahuan anda tentang jalan islam, khususnya fiqih dan pengetahuan yang berkaitan, untuk memperbaiki amal anda dan menjaganya dalambatas-batas syariat islam agar kebijaksanaan menjadi nyata.

Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam sebelum diangkat menjadi seorang Rasul Allah, telah terbiasa melakukan tahannuts ( menjauhkan diri dari perbuatan dosa dengan jalan beribadah ). Sejarah menunjukan bahwa selama hayatnya, Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam dengan akhlak yang melekat pada dirinya merupakan teladan yang tiada tara bandingannya. Setiap hari Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam tidak kurang dari 70 kali beristighfar, melakukan amalan amalan selain yang diwajibkan yakni amalan sunat seperti dalam sholat, puasa, shodaqoh. Beliau juga terkenal sebagai penyayang anak anak yatim, janda janda miskin, dan sifat baik lainnya. Ternyata amalan Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi wa Sallam diikuti oleh para shahabat dan para pengikutnya.Dengan demikian, ajaran taswuf ini merupakan cara untuk mencapai akhlak yang mulia ( akhlaq al karimah ). Akhlak yang mulia hanya dapat dimiliki jika selalu dekat dengan Allah Taala.Untuk mencapai kedekatan manusia kepada Allah Taala ia harus lebih dahulu menempuh latihan latihan tertentu, yang disebut maqam ( tingkat ), seperti tobat, wara, zuhud, faqir, sabar, tawakal dan ridla. Dan dalam perjalanan kea rah itu ia akan mengalami ahwal ( keadaan ) seperti khauf ( rasa takut ), tawadlu ( rendah hati ), ikhlas, ins ( rasa berteman ), wajd ( rasa gembira ), dan syukur. ( Abuddin Nata, 1993 : 153 154 : pada buku E. Hasan Saleh, 2000 : 150 ). Tasawuf pada dasarnya membahas dasar dari segala dasar. Tasawuf pada dasarnya adalah filsafat juga hanya saja kalau filsafat mencari tuhan dengan menggunakan daya nalar (akal), sedangkan tasawuf menggunakan hati (qalbu) atau keimanan.Dalam kehidupan modern, ajaran tasawuf dapat diterapkan dalam konteks situasi dan kondisi yang ada. Apalagi, dalam kehidupan yang kompleks dan kompetitif dalam arus globalisasi yang dapat menyebabkan manusia berada dalam kondisi yang labil dan kehilangan arah. Dalam kehidupan modern, teknologi manusia mencapai puncaknya, cara-cara pemeliharaan kesehatan tubuh telah dibuat dengan teknologi yang canggih, tetapi pemeliharaan kesehatan jiwa tidak ditemukan teknologinya, padahal kesehatan tubuh banyak yang disebabkan kegoncangan jiwa. Penyakit-penyakit kejiwaan banyak yang berawal dari cara pengendalian nafsu yang ada dalam diri manusia, seperti sifat rakus, pemarah, dan mau menang sendiri, suudzan dan sebagainya. Penyakit-penyakit hati dapat membawa pada penyakit fisik. Rakus akan melahirkan jiwa yang resah karena selsalu merasa tidak puas dengan apa yang telah dicapainya. Sifat pemarah akan melahirkan perasaan tidak menyenangkan baik pada dirinya maupun orang lain, sebagai akibat merasa benar dan mau menang sendiri. Mengobati penyakit jiwa yang berbahaya tersebut dalam pandangan tasawuf adalah dengan cara menimbulkan watak-watak terpendam dalam diri, seperti sifat syukur, iffah (pemaaf) dan rahmah. Syukur adalah menerima apa yang kita peroleh sebagai anugrah dari Allah Taala kepada kita, sifat syukur hanya akan dimiliki kalau ada proses penghayatan dan perenungan yang mendalam, membersihkan hati dari sikap takabur. Iffah (pemaaf adalah membuka lebar-lebar hati dan perasaan kita kepada orang lain dengan keikhlasan dan sikap ini akan tumbuh melalui proses penghayatan terhadap jatidiri bahwa manusia itu tidak mungkin selamanya benar dan sealamanya salah.Penanaman sifat-sifat tersebut dilakukan melalui latihan jiwa yang dalam praktiknya dapat dilakukan melalui pendekatan yang diajarkan oleh tasawuf. Ajaran tasawuf dapat memberikan alternatif bagi pemecahan masalah kejiwaan manusia dengan metode-metode yang diajarkannya.

BAB IIIPENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Akhlak tidak dapat dipisahkan oleh kehidupan sehari-hari karena akhlak berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari. Misalkan saja dalam pergaulan, tanpa akhlak pergaulan akan kacau, karean saling tidak menghargai dan saling meremehkan.Kemudian akhlak juga berkaitan erat dalam makanan sehari-hari karena tanpa akhlak bisa saja orang yang lapar dengan tanpa fikir panjang langsung mengambil makanan orang tanpa mengetahui makanan itu telah diberikan atau tidak.Dan yang terakhir aklak dalam berpakaian sehari-hari Adalah kewajiban yang mutlak yang harus di laksanakan oleh setiap muslimah yang beriman. Selain dari pada itu, kalau kita bepergian, lantas kita menutup aurat, kita terlepas dari segala fitnah.

3.2 SARAN

Berdasarkan posisi akhlak yang mulia dalam kehidupan seorang muslim, maka sudah sepatutnya bahwa seorang muslim harus memilki akhlak yang sesuai dengan apa yang dicantumkan dalam Al-Quran dan sesuai dengan apa yang dicontohkan oleh Rasul. Hal ini semata-mata untuk memperkokoh keimanan seorang muslim terhadap Allah karena pada dasarnya Allah menyukai kebajikan dan mengutuk kemungkaran dan akhlak yang baik adalah jalan menuju kebajikan. Semua ibadah akan sia-sia apabila tidak memilki akhlak yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

Tamyiz, Adep. 2011.Tatanan Pribadi Qurani. Bnndung : Adep Tamyiz dkkhttp://www.pengertianahli.com/2013/10/pengertian-akhlak-menurut-para-ahli.htmlhttp://id.wikipedia.org/wiki/Akhlakhttp://senyumkudakwahku.blogspot.com/2012/06/makalah-akhlak.htmlhttp://alawiyahblog2.blogspot.com/2012/09/pengertian-tasawuf-menurut-para-ahli.html

4