bab iv dan bab v
DESCRIPTION
Perencanaan Dinding Penahan TanahTRANSCRIPT
-
PERANCANGAN IRIGASI BANGUNAN AIR
73
BAB IV
BANGUNAN PENGAMBILAN (INTAKE) DAN
BANGUNAN PEMBILAS
4.1 Bangunan Pengambilan (Intake Gate)
Bangunan pengambilan berfungsi untuk mengambil air dari sungai dalam
jumlah yang diinginkan.Pengambilan dibuat dekat dengan pembilas dan as bendung.
Pembilas pengambilan dilengkapi dengan pintu dan bagian depannya terbuka untuk
menjaga jika terjadi muka air tinggi selama banjir. Besarnya bukaan pintu bergantung
kepada kecepatan aliran masuk yang dizinkan. Kecepatan ini bergantung kepada ukuran
butir bahan yang dapat diangkut.
Elevasi ambang bangunan pengambilan ditentukan dari tinggi dasar sungai.
Tinggi Ambang (p) intake tergantung jenis endapannya, dan direncanakan diatas dasar
dengan ketentuan sebagai berikut:
p = 0,50 m jika sungai hanya mengangkut lanau atau Lumpur
p = 0,50 ~ 1,00 m jika sungai juga mengangkut pasir dan kerikil
p = 1,00 ~ 1,50 m jika sungai juga mengangkut batu-batuan dan bongkahan
Hal tersebut di atas dimaksudkan agar sedimen-sedimen seperti lanau, pasir, kerikil, dan
batu tidak ikut terbawa ke dalam saluran pengambilan.
Gambar 4.1 Perencanaan Pintu Pengambilan
-
PERANCANGAN IRIGASI BANGUNAN AIR
74
Ketentuan:
Kecepatan aliran adalah 0,6 m/dtk sampai 1 m/dtk
c = 0,6 untuk b < 1 m...(1)
c = 0,7 0,72 untuk 1,5 < b < 2,0 ...(2)
Ukuran penampang
b : h = 1 : 1
b : h = 1,5 : 1
b : h = 2 : 1
Dipilih perbandingan 1 : 1
Tinggi ambang intake tergantung jenis endapannya, yaitu untuk endapan
lumpur (t = 0,5 m), pasir + kerikil (t = 0,5 ~ 1 m) dan bebatuan ( t = 1~1,5 m)
Gambar 4.2 Perencanaan Pintu Pengambilan
Debit pengambilan rencana (Qpr) = 3,0 m3/dt
Kecepatan air diambil (v) = 1 m/dtk
A =
=
3,0
1 = 3,0 m2
A = b . h = (h).h = h2
h = (A)0,5 = (3,0) 0,5 = 1,732 m
Dimana, b = h = 1,732 m
Maka, di pakai lebar pintu = 1,732 m
-
PERANCANGAN IRIGASI BANGUNAN AIR
75
Yang lebih menentukan disini adalah lebar pintu. Diambil lebar pintu 2 m
Koefisien debit (c) = 0,70 ............untuk b > 1 m
v = c zg..2
z = .2gc
v2
2
z = .2(9,81)0,70
12
2
= 1,104 m
Kontrol :
Q = z g. . 2.c.A
= z g. . 2. c.(bh)
= 1,104 9,81. . 2. 1,732) 0,70.(2.
= 11,285 m3/dt ...........................> Q. (OK)
Keterangan :
z = kehilangan tinggi energi pada bukaan (m)
b = lebar bukaan (m)
h = tinggi bukaan (m)
Q = debit pengambilan (m3/dt)
Gambar 4.3 Perencanaan Pintu Sekat Balok
-
PERANCANGAN IRIGASI BANGUNAN AIR
76
a ab
Tinggi ambang pengambilan 0,5 sampai 1 m (pasir dan kerikil), diambil 1 m dari dasar
bendung.
Elevasi dasar bendung : + 165,00 m
Elevasi ambang : + 166,00 m
Elevasi muka air banjir : + 170,701 m
Karena syarat maksimum lebar pintu intake adalah 1 m, maka perencanaan pintu intake
harus menggunakan 2 pintu dan 1 pilar (digunakan ukuran pilar = 0,7 m).
Ukuran 1 pintu: b = 1,732/2 = 0,866 m 0,90 m
h = 1,732 m
Lebar saluran pada bangunan intake = 2 x 0,90 + 0,7 = 2,5 m
4.2 Bangunan Pengambilan (Intake Gate)
- Tinggi M.A.B dari elevasi dasar bendung = 5,701 m
- Tinggi ambang dibawah pintu pengambilan diambil = 1,0 m (untuk material yang
hanyut berupa batu batu kerikil)
h2 = 5,701 1 = 4,701 m
- Pintu intake digunakan baja dengan lebar 30 cm = 0,3 m
h1 = 4,701 0,3 = 4,401 m
Tekanan yang diterima papan masing - masing papan :
P = h).hw.(h.2
121
= 3,0).401,4.(4,7011.2
1
= 1,365 t/m
L = b + a2
1a
2
1 = b + a ; a = 0,15 m
= 0,9 + 0,15
= 1,05 m
Momen Lentur :
M = .8
1P . L 2 = .
8
11,365 . 1,05 2 = 0,188 tm
= w
M=
Iy
xM.
-
PERANCANGAN IRIGASI BANGUNAN AIR
77
= 3 th. . 1/12
t)(1/2 M.=
2 t.h . 1/6
M.
t 2 = .h
M 6
t = 1700 . 0,3
0,188 . 6
t = 0,047 m = 4,7 cm 5 cm
Untuk keamanan & antisipasi karat, tebal pelat ditambah 3 cm, maka t = 8 cm
Keterangan :
P = tekanan air di depan pintu (t/m)
L = panjang pintu pengambilan (m)
M = momen lendutan pada pintu (tm)
t = tebal pintu pengambilan (cm)
Perencanaan pintu pengambilan air (baja) dengan data:
Lebar pintu : 0,90 m
Tinggi Pintu : 1,732 m
Muka air banjir : 5,701 m
Muka air di atas pintu : 5,701 1,732 m = 3,969 m
Direncanakan:
2 kerangka horisontal
2 kerangka vertikal
Gambar 4.3 Potongan melintang perencanaan pintu pengambilan
-
PERANCANGAN IRIGASI BANGUNAN AIR
78
P1
K1
P2 a1
b1L1
Gambar 4.4 Penempatan Balok Baja
Kerangka Horisontal
Akibat Tekanan Air (air = 1 t/m)
P1 = air . h1 = 1 . 1,9000 = 1,9000 t/m
P2 = air . h 2 = 1 . 3,1660 = 3,1660 t/m
P3 = air . h 3 = 1 . 4,8287 = 4,8287 t/m
P4 = air . h = 1 . 5,7000 = 5,7000 t/m
Gaya-gaya yang bekerja (K)
1 =1 + 2
2(2 1) =
1,9000 + 3,1660
2(3,1660 1,9000) = 3,207
2 =2 + 3
2(3 2) =
3,1660 + 4,8287
2(4,8287 3,1660) = 6,646
3 =4 + 3
2( 3) =
5,7000 + 4,8287
2(5,7000 4,8287) = 4,587
Lengan Kerja K
Tinjau segmen berupa bidang trapesium
Rumus:
)P (P 3
L ) P P (2 1 a
21
121
)P (P 3
L ) P P (2 1 b
21
11 2
Sehingga didapat:
)P (P 3
L ) P P (2 1 b
21
11 2
-
PERANCANGAN IRIGASI BANGUNAN AIR
79
=(2 . 3,1660 + 1,9000)1,2660
3(1,9000 + 3,1660)= 0,686
y1 = h1 + b1 = 1,9000 + 0,686 = 2,586 m
)P (P 3
L ) P P (2 2 b
32
22 3
=(2 . 4,8287 + 3,1660)1,6627
3(3,1660 + 4,8287)= 0,890
y2 = h2 + b2 = 3,1660 + 0,890 = 4,056 m
)P (P 3
3L ) P P (2 3 b
43
3 4
=(2 . 5,7000 + 4,8287)0,8713
3(4,8287 + 5,7000)= 0,448
y3 = h3 + b3 = 4,8287 + 0,448 = 5,277 m
Akibat Tekanan Sedimen
Diambil: s = 1,75 t/m dan sudut gesek dalam () = 30 Ka = tan(45-30/2) = 1/3
P1 = 0
P2 = Ka.s.L1 = 1/3 . 1,75 . 1,2660 = 0,7385 t/m
P3 = Ka.s.(L1+L2) = 1/3 . 1,75 . (1,2660 + 0,890) = 1,2577 t/m
P4 = Ka.s.(L1+L2+L3) = 1/3 . 1,75 . (1,2660 + 0,890 + 0,448) = 1,5190 t/m
Gaya yang bekerja:
1 =1 + 2
21 =
0 + 0,7385
21,2660 = 0,467
2 =2 + 3
22 =
0,7385 + 1,2577
20,890 = 0,888
3 =3 + 4
23 =
1,2577 + 1,5190
20,448 = 0,622
Kombinasi Beban
Kt1 = K1 + K1 = 3,207 + 0,467 = 3,674 t/m
Kt2 = K2 + K2 = 6,646 + 0,888 = 7,534 t/m
Kt3 = K3 + K3 = 4,587 + 0,622 = 5,209 t/m
Diambil nilai yang terbesar yaitu Kt2 = 7,534 t/m
-
PERANCANGAN IRIGASI BANGUNAN AIR
80
Beban tersebut diasumsikan sebagai beban merata yang bekerja pada lebar pintu dengan
perletakan dianggap sendi roll.
Mmax = 1/8 . q . L = 1/8 . 7,534 . 0,90 = 0,76282 tm 76282 kg.cm
=
=
=
76282
1700= 44,87 3
Dari Tabel Profil Konstruksi Baja (H_rolled) dengan bentuk baja I diperoleh besarnya Wx
lebih besar dari nilai Wx yang di dapat, maka Wprofil adalah 66,1 cm3 dengan spesifikasi:
Wx = 66,1 cm3
Berat = 13,2 kg/m
h = 125 mm
b = 60 mm
Kerangka Vertikal
do = 1,9000 + 0,6298/2 = 2,2149 m
d1 = 1,9000 + 0,6298 + 1,4676/2 = 3,2636 m
-
PERANCANGAN IRIGASI BANGUNAN AIR
81
d2 = 1,9000 + 0,6298 + 1,4676 + 1,2670/2 = 4,6309 m
d3 = 1,9000 + 0,6298 + 1,4676 + 1,2670 + 0,4356/2 = 5,4822 m
Akibat Tekanan Hidrostatis dan Sedimen
Qo= Po + Po
= air.do + Ka.s.(do 1,9000)
= 1 . 2,2149 + 1/3 . 1,75 . (2,2149 1,9000) = 2,399 t/m2
Q1= P1 + P1
= air.d1 + Ka.s.(d1 1, 9000)
= 1 . 3,2636 + 1/3 . 1,75 . (3,2636 1, 9000) = 4,059 t/m2
Q2= P2 + P2
= air.d2 + Ka.s.(d2 1, 9000)
= 1 . 4,6309 + 1/3 . 1,75 . (4,6309 1, 9000) = 6,224 t/m2
Q3= P3 + P3
= air.d3 + Ka.s.(d3 1, 9000)
= 1 . 5,4822 + 1/3 . 1,75 (5,4822 1, 9000) = 7,572 t/m2
Perataan Beban
Mmax = . q . l . .l q l . l
= 1/8 q l2 .........................(1)
Beban = 2 L q
= 2 . . l . h .q
= l . h .q
Reaksi = . q . l .h
Mmax = . q . l . .l q l .1/3. l/2
= 1/4. q . l2.h 1/12 . q .l2 h
= 1/6 . q . l2 . h .................(2)
Dari persamaan 1 dan 2, diperoleh :
1/8 . q . l2 = 1/6 .q .l2 . h
q = 8/6 q . h
= 4/3 . q . h
Dimana: q = tekanan hidrostatis + sedimen
h = b = . (0,90/2) = (0,45) = 0,225 m
Maka:
qo = 4/3 . Qo . h = 4/3 . 2,399 . 0,225 = 0,7197 t/m
-
PERANCANGAN IRIGASI BANGUNAN AIR
82
q1 = 4/3 . Q1 . h = 4/3 . 4,059 . 0,225 = 1,2177 t/m
q2 = 4/3 . Q2 . h = 4/3 . 6,224 . 0,225 = 1,8672 t/m
q3 = 4/3 . Q3 . h = 4/3 . 7,572 . 0,225 = 2,2716 t/m
diambil nilai qmax yaitu: 2,3228 t/m
Mmax = 1/8 . qmax . L = 1/8 . 2,2716 . 0,90 = 0,22999 tm 22999 kg.cm
=
=
=
22999
1700= 13,53 3
Dari Tabel Profil Konstruksi Baja (H_rolled) dengan bentuk baja I diperoleh besarnya Wx
lebih besar dari nilai Wx yang di dapat, maka Wprofil adalah 37,5 cm3 dengan spesifikasi:
Wx = 37,5 cm3
Berat = 9,30 kg/m
h = 100 mm
b = 50 mm
Perhitungan Tebal Pelat
Rumus Bach :
Dipakai q terbesar = 2,2716 t/m2 = 0,22716 kg/cm2 ;
qt
b
ba
akf
2
22
2
2
; dimana f a' = 1700 kg/cm2, k = 0,8
qt
b
ba
akult
2
22
2
.2
22716,050
50100
100.
2
8,01700
2
22
2
t
2
728,1811700
t
t = 0,327 cm = 3,27 mm 3 mm
Untuk keamanan dan antisipasi karat, tebal pelat ditambah 1 mm, maka t = 4 mm
4.2.1 Dimensi Sluran Primer
Data data perencanaan :
Debit Pengambilan (Q) = 3,0 m3/dt
Kemiringan Talud (m) = 1 : 1
V (kecepatan pengambilan) = 1 m/dt
Kemiringan Saluran = 0,0030
-
PERANCANGAN IRIGASI BANGUNAN AIR
83
Luas saluran (A) = (b + b + 2.h).h
= (1,732 + 1,732 + 2.h).h
= 1,732.h + h2
Q = A.v
3,0 = (1,732.h + h2).1 h2 + 1,732.h 3,0 = 0
Dengan menggunakan rumus ABC = 2 4
2
maka didapatkan : h = 1,07 m
Tinggi jagaan diambil = 0,6 m (untuk Q = 1,0 5 m3/dt, dari tabel 3.4 KP-03)
Tinggi saluran (h) = 1,07 + 0,60 = 1,67 m
Keterangan :
Q = debit pengambilan (m3/dt)
b = lebar dasar saluran (m)
h = tinggi air (m)
1,07 m 1,07 m
1,07 m
1,75 m
0,60 m
Gambar 4.5 Dimensi Saluran Primer
4.3 Bangunan Pembilas (Flushing Gate)
Bangunan pembilas berfungsi untuk mengurangi sebanyak mungkin benda benda
terapung dan fraksi fraksi sedimen kasar yang masuk ke jaringan saluran irigasi. Lantai
pembilas merupakan kantong tempat mengendapnya bahan-bahan kasar di depan
pembilas pengambilan. Sedimen yang terkumpul dapat dibilas dengan membuka pintu
pembilas secara berkala guna menciptakan aliran terkonsentrasi tepat di depan
pengambilan.
Rumus kecepatan yang dipakai pada pintu pembilas :
= 1,5 . .
dimana: vc = Kecepatan Krits yang diperlukan untuk pengurasan/pembilasan ( m/dt)
c = Koefisien pengaliran (tergantung dari bentuk endapan).
Harga koefisien 3,2 ~ 5,5
d = Diameter butir / endapan meksimum
-
PERANCANGAN IRIGASI BANGUNAN AIR
84
H
1/2y
H
y
Jadi, kecepatan pembilasan sangat ditentukan oleh diameter butir maksimum yang lewat,
dimana dianggap diameter material adalah 0,3 dan c yang diambil adalah 4,0.
= 1,5 . . = 1,5 . 4,0. 0,3 = 3,286
4.3.1 Pintu Terbuka Sebagian
H = MAN = 3,75 m; c = 0,7 (tergantung dari lebar pintu)
= . 2. . = . 2. . ( 1 2 )
Tinggi kecepatan () = 1 2 atau
=
2
2. 2=
3,2862
0,72. 2(9,81)= 1,123
1 2 = = 3,75 1,123 = 2,627
y = 5,254 m
Karena tinggi pintu terbuka (y) > H, maka pintu pembilas tidak dapat terbuka
sebagian.
Gambar 4.6 Pintu Pembilas Terbuka Sebagian
4.3.2 Pintu Terbuka Seluruhnya
Bukaan penuh (tinggi bukaan untuk pengurasan):
= 0,75
z = H/3
Q = bd . z . g . 2
= A . z . g . 2
A
z . g . 2 . A
A
QVc
3,286 = 0,732 3/.81,9.2 H
-
PERANCANGAN IRIGASI BANGUNAN AIR
85
H
d
H
a ab
H = 3,04 m 3,0 m (Tinggi minimum untuk pengurasan/pembilasan)
z = 1/3. 3 = 1,0 m
d = H z = 3,0 1,0 = 2,0 m
Keterangan :
vc = kecepatan pembilasan (m/dt)
c = koefisien pengaliran
y = tinggi bukaan (m)
H = tinggi minimum bukaan untuk pengurasan (m)
Gambar 4.7 Pintu Pembilas Terbuka Penuh
4.3.3 Pembebanan dan Perencanaan Dimensi Pintu Pembilas
Diambil, tinggi sekat balok yang menerima beban paling besar (h) = 0,25 m
w = 1 t/m
s = 0,6 t/m
= 30
Ka = tan(45- /2) = 1/3
Akibat Tekanan Air Banjir
h1 = MAB = 5,701 m
h2 = h1 b = 5,701 0,25 = 5,451 m
P1 = q1 = . w. (h1 + h2).b = . 1.(5,701 + 5,451).0,25 = 1,394 t/m
Akibat Tekanan Lumpur
h1 = tinggi bendung = 3,5 m
h2 = h1 b = 3,5 0,25 = 3,25 m
P2 = q2 = . s. (h1 + h2).b= . 0,6.(3,5 + 3,25).0,25 = 0,5062 t/m
-
PERANCANGAN IRIGASI BANGUNAN AIR
86
Tekanan Total yang terjadi pada pintu:
Ptotal = P1 + P2 = 1,394 + 0,5062 = 1,9002 t/m
Momen Lendutan:
L = b + a + a = b + a = 1,732 + 0,15 = 1,9 m
M = 1/8. PL = 1/8. 1,9002 . 1,9 = 0,8575 tm
=
=
16 .
2
1700 =0,8575
16 0,25.
2
= 0,8575
1700.0,25. (1 6 )= 0,1100 = 11
Jadi tebal pelat t = 11 cm
Keterangan :
P = tekanan air di depan pintu pembilas (t/m)
L = panjang pintu pembilas (m)
M = momen lentur pada pintu pembilas (tm)
t = tebal pintu pembilas (cm)
Perencanaan Pintu Pembilas (Baja)
Gambar 4.8 Penempatan Balok Baja
-
PERANCANGAN IRIGASI BANGUNAN AIR
87
P1
K1
P2 a1
b1L1
Kerangka Horisontal
Akibat Tekanan Air (air = 1 t/m)
P1 = air . h1 = 1 . 1,1667 = 1,1667 t/m
P2 = air . h 2 = 1 . 2,0207 = 2,0207 t/m
P3 = air . h 3 = 1 . 2,8577 = 2,8577 t/m
P4 = air . h = 1 . 3,5 = 3,5 t/m
Gaya-gaya yang bekerja (K)
1 =1 + 2
2(2 1) =
1,1667 + 2,0207
2(2,0207 1,1667) = 1,3610
2 =2 + 3
2(3 2) =
2,0207 + 2,8577
2(2,8577 2,0207) = 2,0416
3 =3 + 4
2( 3) =
2,8577 + 3,5
2(3,5 2,8577) = 2,0417
Lengan Kerja K
Tinjau segmen berupa bidang trapesium
Rumus:
)P (P 3
L ) P P (2 1 a
21
121
)P (P 3
L ) P P (2 1 b
21
11 2
Sehingga didapat:
1 =(2 . 2,0207 + 1,1667)0,854
3(1,1667 + 2,0207)= 0,4651
y1 = h1 + b1 = 1,1667 + 0,4651 = 1,6318 m
2 =(2 . 2,8577 + 2,0207)0,837
3(2,0207 + 2,8577)= 0,4424
y2 = h2 + b2 = 2,0207 + 0,4424 = 2,4631 m
3 =(2 . 3,5 + 2,8577)0,644
3(2,8577 + 3,5)= 0,3318
y3 = h3 + b3 = 2,8577 + 0,3318 = 3,1895 m
-
PERANCANGAN IRIGASI BANGUNAN AIR
88
Akibat Tekanan Sedimen
Diambil: s = 1,75 t/m dan sudut gesek dalam () = 30 Ka = tan(45-30/2) = 1/3
P1 = 0
P2 = Ka.s.L1 = 1/3 . 1,75 . 0,854 = 0,498 t/m
P3 = Ka.s.(L1+L2) = 1/3 . 1,75 . (0,854 + 0,837) = 0,986 t/m
P4 = Ka.s.(L1+L2+L3) = 1/3 . 1,75 . (0,854 + 0,837 + 0,644) = 1,362 t/m
Gaya yang bekerja:
1 =1 + 2
21 =
0 + 0,498
20,854 = 0,212
2 =2 + 3
22 =
0,498 + 0,986
20,837 = 0,621
3 =3 + 4
23 =
0,986 + 1,362
20,644 = 0,756
Kombinasi Beban
Kt1 = K1 + K1 = 1,3610 + 0,212 = 1,573 t/m
Kt2 = K2 + K2 = 2,0416 + 0,621 = 2,662 t/m
Kt3 = K3 + K3 = 2,0417 + 0,756 = 2,797 t/m
Diambil nilai yang terbesar yaitu Kt3 = 2,797 t/m
Beban tersebut diasumsikan sebagai beban merata yang bekerja pada lebar pintu dengan
perletakan dianggap sendi roll.
L
Mmax
Mmax = 1/8 . q . L = 1/8 . 2,797 . 1,750 = 1,07072 tm 107072 kgcm
=
=
=
107072
1700= 62,98 3
-
PERANCANGAN IRIGASI BANGUNAN AIR
89
Dari Tabel Profil Konstruksi Baja (H_rolled) dengan bentuk baja I diperoleh besarnya Wx
lebih besar dari nilai Wx yang di dapat, maka Wprofil adalah 77 cm3 dengan spesifikasi:
Wx = 77 cm3
Berat = 17,19 kg/m
h = 100 mm
b = 50 mm
Kerangka Vertikal
do = 1,2 + 0,3126/2 = 1,3563 m
d1 = 1,2 + 0,3126 + 0,8882/2 = 1,9567 m
d2 = 1,2 + 0,3126 + 0,8882 + 0,7790/2 = 2,7903 m
d3 = 1,2 + 0,3126 + 0,8882 + 0,7790 + 0,3536/2 = 3,3566 m
Akibat Tekanamn Hidrostatis dan Sedimen
Qo= Po + Po
= air.do + Ka.s.(do 1,10)
= 1 . 1,3563 + 1/3 . 1,75 . (1,3563 1,10)
= 1,5058 t/m2
Q1= P1 + P1
= air.d1 + Ka.s.(d1 1,10)
= 1 . 1,9567 + 1/3 . 1,75 . (1,9567 1,10)
= 2,4564 t/m2
Q2= P2 + P2
-
PERANCANGAN IRIGASI BANGUNAN AIR
90
= air.d2 + Ka.s.(d2 1,10)
= 1 . 2,7903 + 1/3 . 1,75 . (2,7903 1,10)
= 3,7763 t/m2
Q3= P3 + P3
= air.d3 + Ka.s.(d3 1,10)
= 1 . 3,3566 + 1/3 . 1,75 (3,3566 1,10)
= 4,6729 t/m2
Perataan Beban
Mmax = . q . l . .l q l . l
= 1/8 q l2 .........................(1)
Beban = 2 L q
= 2 . . l . h .q
= l . h .q
Reaksi = . q . l .h
Mmax = . q . l . .l q l .1/3. l/2
= 1/4. q . l 2.h 1/12 . q .l2 h
= 1/6 . q . l2 . h .................(2)
Dari persamaan 1 dan 2, diperoleh :
1/8 . q . l2 = 1/6 .q .l2 . h
q = 8/6 q . h
= 4/3 . q . h
Dimana: q = tekanan hidrostatis + sedimen
h = b = . (1,750/3) = 0,292 m
Maka:
qo = 4/3 . Qo . h = 4/3 . 1,5058 . 0,292 = 0,586 t/m
q1 = 4/3 . Q1 . h = 4/3 . 2,4564 . 0,292 = 0,956 t/m
q2 = 4/3 . Q2 . h = 4/3 . 3,7763 . 0,292 = 1,470 t/m
q3 = 4/3 . Q3 . h = 4/3 . 4,6729 . 0,292 = 1,819 t/m
diambil nilai q max yaitu: 1,819 t/m
Mmax = 1/8 . qmax . l = 1/8 . 1,819 . 1,750 = 0,69633 tm 69633 kgcm
=
=
=
69633
1700= 40,960 3
Dari Tabel Profil Konstruksi Baja (Rudy Gunawan, 1988, hal. 22) diperoleh besarnya Wx yang
mendekati Wprofil adalah 66,1 cm3 dengan spesifikasi:
-
PERANCANGAN IRIGASI BANGUNAN AIR
91
Wx = 66,1 cm3
Berat = 13,2 kg/m
h = 125 mm
b = 60 mm
Terhitungan Tebal Pelat
Rumus Bach :
Dipakai q terbesar = 1,819 t/m2 = 0,1819 kg/cm2 ;
qt
b
ba
akf
2
22
2
2
; dimana f a' = 1700 kg/cm2, k = 0,8
qt
b
ba
akult
2
22
2
.2
1819,060
60125
125.
2
8,01700
2
22
2
t
2
886,2121700
t
t = 0,353 cm = 3,53 mm 4 mm
Untuk keamanan dan antisipasi karat, tebal pelat ditambah 2 mm, maka t = 6 mm
-
PERANCANGAN IRIGASI BANGUNAN AIR
92
BAB V
PERENCANAAN KANTONG LUMPUR
Debit pengambilan (Q1) = 3,0 m3/dt
Lebar saluran (b) = 1,732 m
Kecepatan pengambilan (v) = 1 m/dt
Koefisien kekerasan dinding saluran (k) = 45
Kemiringan saluran (m) = 1:1
Slope dasar sungai (I) = 0,0035
A = 0,31
0,3
v
Qm2
Luas tampang basah (A)
A = . h . (2b + 2h)
3,0 = . h . (2 . 1,732 + 2 . h)
2h2 + 3,464 h 6,0 =0 (menggunakan rumus a
cabb
.2
..42 )
h = 1,0705 m
Keliling Basah (P)
P = b + 2h 2
= 1,732 + 2 . 1,0705 2
= 4,76 m
Jari Jari Hidraulis (R)
R = mP
A6303,0
76,4
0,3
Kemiringan Saluran (In)
In =
2
3
2
.
Rk
V
-
PERANCANGAN IRIGASI BANGUNAN AIR
93
= m000914,0
6303,0.45
1
2
3
2
Dimensi Kantong Lumpur
= 0,00856 T 0,00022 T 0,0377 1
0,01782
cc
w =
g
wsD
2
18
1
=
9.80.00856
1 -2,7 10 x 6
18
1 5-
= 0,00649 m/dt
Keterangan :
w = kecepatan jatuh (m/dt)
= koefisien viskositas (t/m3)
Tc = 25o
D = diameter sedimen = 0,06 mm = 6 x 10-5 m
s = berat jenis sedimen = 2,7 t/m3
w = berat jenis air = 1,0 t/m3
Lebar kantong lumpur (b) = 1,732 m x 5
= 8,66 m
Lebar kantong lumpur diasumsikan 4 5 kali lebih besar dari lebar saluran untuk
memperkecil panjang kantong lumpur.
h = 1,0705 m
Luas penampang basah :
A = (b + m.h) h
= (8,66 + 1.1,0705) 1,0705 = 10,417 m2
v = A
Q
= 417,10
0,3 = 0,288 m/dt
-
PERANCANGAN IRIGASI BANGUNAN AIR
94
Panjang Kantong Lumpur
Berdasarkan diameter butiran ( d= 0,06 mm )
L =
. =
0,288
0,00649. 1,0705 = 47,50 = 48
Maka, panjang kantong lumpur (L) = 48 m
Menentukan Aliran Kritis
Luas aliran kritis (Ac) = (b+m.Yc).Yc
Permukaan Kritis (Tc) = b + 2m. Yc
Kedalaman hidrolis (dc) = c T
Ac
vc =
= (1)
vc = Ac
Qc=
Ac
Q 0,75 (2)
Persamaan (1) dan (2)
2
Ac
Q 0,75
2m.Ycb
Yc mYc)(bg
Syarat Kritis FR = 1
Tinggi aliran kritis :
Tinggi aliran kritis dicari dengan Trial and Error dengan mengontrol Fr syarat dengan
Fr karena Yc yang dicoba :
Bagian Perkiraan Yc
Keterangan 0.100 0.150 0.180 0.185 0.18751
(b+m.Yc).Yc 0,885 1,335 1,607 1,653 1,676
Fr = 1 g((b+m.Yc).Yc)3 6,800 23,341 40,742 44,307 46,173
0,5625Q2(b+2.m.Yc) 45,309 45,816 46,119 46,170 46,195
Fr 0.150 0,509 0,883 0,960 1.000
Dari perhitungan tabel di atas diperoleh tinggi aliran kritis (Yc) = 0,18751 m
(g.dc)
2m.Ycb
m.Yc).Yc(bg.
)mY2b(Q 5625,0
YmYbg
c
2
3
cc
-
PERANCANGAN IRIGASI BANGUNAN AIR
95
Kecepatan aliran kritis :
Vc = cmYb
Ycg
2
)mY(b c
= 0,18751 1 266,8
0,18751 0,18751) 1(8,66 81,9
= 1,342 m/dt
Luas penampang basah pada aliran kritis :
Ac = (b + mYc) Yc
= (8,66 + 1 . 0,18751) 0,18751
= 1,659 m2
Keliling basah penampang pada aliran kritis :
Pc = (b + 2Yc)
= (8,66+ 2 .0,18751) 112
= 12,632m
Jari jari hidrolis pada aliran kritis :
Rc =Pc
Ac
= 632,12
659,1 = 0,1313 m
Kemiringan Memanjang
Rumus Strickler
Untuk kondisi menurut gambar :
Gambar 5.1. Penampang Kantong Lumpur
1m2
-
PERANCANGAN IRIGASI BANGUNAN AIR
96
Kc = 1/n dimana n = 0,02
= 1/0,02 = 50
Kemiringan kritis (Ic)
=
2
3
2
0,1313 .50
342,1
= 0,0108 Ic =
Kedalaman kantong :
Dc = Ic . L
= 0,0108 . 48
= 0,5184 m
Gambar 5.1 Potongan Memanjang Kantong Lumpur
Gambar 5.2 Potongan A - A
2
3
2
cR .
c
c
K
v