asuhan keperawatan pasien osteoartritis
TRANSCRIPT
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KLIEN
OSTEOARTRITIS
A.Konsep dasar
1. Pengertian
Osteoartritis adalah penyakit degenerasi sendi atau suatu penyakit kerusakan
tulang rawan sendi yang berkembang lambat yang tidak diketahui
penyebabnya, meskipun terdapat beberapa faktor resiko yang berperan.
Keadaan ini berkaitan dengan usia lanjut, terutama pada sendi- sendi tangan
dan sendi besaryang menanggung beban dan secara klinis ditandai oleh nyeri,
deformitas, pembesaran sendi dan hambatan gerak.(Prof. Dr. Arjatmo
Tjokronegoro:1996)
2. Etiologi
Penyakit ini tidak diketahui dengan pasti . ada beberapa faktor resiko yang
diketahui berhubungan dengan penyakit ini:
a. Usia lebih dari 40 tahun
b. Jenis kelamin,wanita lebih sering
c. Suku bangsa
d. Genetik
e. Kegemukan dan penyakit metabolik
f. Cidera sendi,pekerjaan dan olahraga
g. Kelainan pertumbuhan
h. Kepadatan tulang,dll(Arif Mansjoer,Edisi 3:1999)
3. Patofisiologi
Cidera sendi, pekerjaan dan
olah raga
Perubahan makro molekul
Sifat : bio mekanis tulang
rawan sendi berubah
Tulang rawan sendi rentang terhadap beban yang biasa
Permukaan tulang sendi tak homogen
Usia
Peningkatan mentab tulang
Peningkatan aktivitas enzim
Makro molekul matriks tulang rawan sendi
(proteoalikan dan kolagen)rusak
Pemb sisaf kolagenBerkurangnya kadar
air tlng rawan sendi
obesitas
Peningkatan massa tulang sub
kondrium
Efek metabolik kartilago
Kekakuan tulang
Tulang sub kardrium kurang lentur terhadap dampak beban
Gaya yang menindas sendi
Degenerasi kartilago
Genetik
Adanya nutrisi dalam gen
prokolagen II
Protein pengikat (proteoglikau
menurun)
Osteoartritis (penyakit degenerasi sendi)
Pembesaran sendi (inflamasi)
Ggn berjalan dan *** sendi-sendi yang lain
Penemuan rentan gerakKelemahan ototNyeri saat bergerakkekakuan
Destruksi sendi↓
Nyeri
Kerusakan mobilitas fisik
Perub. Penampilan peran (ggn citra tubuh)
Mobilitas tidak seimbang
HipertensiMerokokKulit putihPsikologis yang tidak
baik
Nyeri sendi lebih
4. Manifestasi Klinis
Gejala utama ialah adanya nyeri pada sendi yang terkena, terutama pada waktu
bergerak. Umumnya timbul secara perlahan-lahan, mula- mula rasa kaku,
kemudian timbul rasa nyeri yang berkurang dengan istirahat.Terdapat hambatan
pada pergerakan sendi, kaku pagi, krepitasi, pembesaran sendi dan perubahan
gaya berjalan , lebih lan jut lagi terdapat pembesaran sendi dan krepitasi tulang.
(Arif manjoer, Edisi 3:1999)
5. Pemeriksaan penunjang
a. Pada pemeriksaan laboratorium darah tepi, imunologi dan cairan sendi
umumnya tidak ada kelainan kecuali osteoartritis yang disertai peradangan.
b. Pada pemeriksaan radiologi didapatkan penyempitan rongga sendi disertai
sklerosis tepi persendian. Mungkin terjadi deformitas , osteofitosis atau
pembentukan kista juksta artrikular. Kadang2 tampak gambaran taji (Spur
formation), liping pada tepi2 tulang dan adanya tulang yang lepas(Arif
Manjoer, edisi 3 :1999)
6. Penatalaksanaan
a. Medikamentosa
Tidak ada pengobatan yang spesifik hanya bersifat simtomatik. Obat anti
inflamasi non teroit atau oains bekerja hanya sebagai analgesik dan
mengurangi peradangan, tidak mampu menghentikan proses patologis.
1. Analgesik yang dapat di pakai adalah asetaminofen dosis 2,6-4 g/hari
atau propoksifen hcl, Asam salisilat juga cukup efektif namun
perhatikan efek samping pada saluran cerna dan ginjal.
2. Jika tidak berpengaruh, atau terdapat tanda peradangan, maka oains
seperti
3. Festoprosin, piroksikam, ibuprofen, dan sebagainya dapat digunakan.
b. Perlindungan sendi dengan koreksi postur tubuh yang baik, menghindari
aktifitas yang berlebihan pada sendi yang sakit, dan pemakaian alat2 untuk
meringankan krja sendi.
c. Diet untuk menurunkan BB dan dapat mengurangi timbulnya keluhan.
d. Dukungan psikososial
e. Personal seksual, terutama pada pasien dengan osteoartritis di tulang
belakang.
f. Fisioterapi dengan pemakaian panas dan dingin, seta program latihan kerja
yang tepat.
g. Operasi dipertmbangkan pada pasien dengan kerusakan sendi yang nyata,
dengan nyeri yang menetap dankelemahan fungsi.(Arif Manjoer, edisi 3:
1999)
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan pedekatan yang sistematis untuk mengumpulkan data
sehimgga dapat diketahui masaklah yang dihadapi oleh pasien:
A. Pengumpulan data
1. Identitas
Meliputi: Nama, jenis kel, umur, pekerjaan, pendidikan, status
pekawinan,agama, kebangsaan, suku, alamat, tanggal dan jenis MRS , No
registrasi dan diagnosa medis.
2. Keluhan utama
Pada umumnya pasien dengan osteoartritis merasa nyeri, kekakuan, dan
kerusakan sendi.
3. Riwayat kesehtan
a. Riwayat penyakit sekarang
Hal ini meliputi keluhan utama mulai sebelum ada keluhan sampai
terjadi nyeri sendi, kekakuan dan kerusakan fungsi (ketidak mampuan
pasien) sampai MRS.
b. Riwayat penyakit dahulu
Kx merasa nyeri sendi, kekakuan dan kerusakan fungsi
(ketidaknyamanan kx) apakah terdapat hubungan dengan penyakit
yang diderita kx sebelumnya.
c. Riwayat penyakit keluarga
Hal ini meliputi tentang begaimana kesehatan dalam keluarga, apakah
ada anggota keluarga yang menderita penyakit menular.
4. Pola-Pola Fungsi Kesehatan
a. Pola persepsi dan tata laksan hidup sehat
Tanggapan px mengenai kesehatan dan kebiasaan yang kurang
menjaga kebersihan meliputi : kebiasaan merokok, banyaknya rokok
yang dihabiskan. Penggunaan alkohol, tembakau dan kebiasaan olah
raga serta bagaimana tindakan kx apabila sakit.
b. Pola nutrisi dan metabolisme
Pada umumnya kx dengan osteoartritis dengan abesitas di anjurkan
untuk diet untuk menurunkan berat badan (meliputi kebiasaan
makanan dan minuman kx)
c. Pola eliminasi
Meliputi : kebiasaan eliminasi, warna, kebiasaan / konsistensi dan
bau baik sebelum dan saat MRS.
d. Pola istirahat dan tidur
Meliputi lama tidur kx sebelum MRS dan setelah MRS serta
gangguan waktu tidur
e. Pola aktifitas dan latihan
Pada kx dengan osteoartritis akan mengalami gangguan karena kx
akan merasa nyeri pada sendi, kekakuan, adanya pembesaran sendi
dan perubahan gaya berjalan sehingga akan membuat penurunan
aktivitas.
f. Pola persepsi dan konsep diri
Biasanya terjadi kecemasan terhadap keadaan penyakitnya, dampak
psikologis, kx terjadi perubahan konsep diri antara lain : Body image,
ideal diri.
g. Pola sensori dan kognitif
Daya pengelihat, pendengaran, penciuman, perabaab dengan kognitif
kx apakah baik atau tidak.
h. Pola reproduksi sexual
Meliputi : hubungan kx dengan pasangan dan udah mempunyai anak
apa belum.
i. Pola hubungan peran
Bagaimana peran dan hubungan kx dalam keluarga, teman, rekan
kerja dan masyarakat.
j. Pola penanggulangan stres
Meliputi penyebab stres, koping terhadap stres, adaptasi terhadap
stres, pertahanan diri terhadap stres dan pemecahan masalah.
k. Pola tata nilai dan kepercayaan
Adakah gangguan atau tidak dalam beribadah mulai sejak sebelum
MRS dan saat MRS
5. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Meliputi keadaan sakit kx, tingkat kesadaran dan tanda-tanda vital
b. Sistem integumen
Tidak mengalami perubahan yang menonjol seperti : warna kulit,
tekstur kulit halus atau kasar, turgor kulit baik, kulit tampak bersih.
c. Kepala dan leher
Kepala tidak ada benjolan bentuk kepala dan leher simetris, tidak
terdapat pembesar kelenjar tiroid dan tidak ada kelainan pada leher
d. Sistem respirasi
Tidak ada peruabahan yang menonjol, seperti bentuk dada, ada
tidaknya sesak nafas, suara tambahan, pernafasan cuping hidung.
e. Sistem kardiovaskuler
Pada pemeriksaan jantung iramanya teratur atau tidak dan termasuk
takikardi ataukah bradikardi.
f. Sistem gastrointestinal
Biasanya nafsu makan menurun, peningkatan peristaltik usus.
g. Sistem urinaria
Meliputi produksi urine, warna, bau urin dan kebersihan genital
h. Sistem muskuloskeletal
Adanya gangguan pada anggota gerak karena nyeri dan adanya
perubahan pada cara berjalan, terdapat bengkak, kerusakan
fungsional yang terjadi akibat nyeri pada pergerakan dan keterbatasan
gerakan sendi.
i. Sistem eliminasi
Pada sistem eliminasi urine dan alvi biasanya tidak ditemukan
kelainan.
j. Sistem endokrin
Tidak ada perubahan yang menonjol seperti : ada atau tidaknya
pembesaran kelenjar tiroid serta kelenjar limfe.
k. Sistem pernafasan
Kesadaran kx kompos mentis dengan GCS 456
B. Analisa Data
Data yang telah dikumpulkan selanjutnya dikelompokkan meliputi data
subyektif dan obyektif untuk menentukan masalah data yang telah
dikelompokkan, ditentukan masalah keperawatannya. Kemudian ditentukan
penyebabnya serta dirumuskan ke dalam diagnosa keperawatan (Lismidar,
1990)
II. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan adanya destruksi pada
sendi.
2. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan rentan gerak,
kelemahan otot dan rasa nyeri pada saat bergerak.
3. Gangguan citra tubuh (perubahan penampilan peran) berhubungan dengan
ketidakseimbangan mobilitas.
4. Kurang perawatan diri berhubungan dengan rasa nyeri pada waktu bergerak.
III. Perencanaan
1. Diagnosa Keperawatan I
Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan adanya destruksi pada
sendi.
Tujuan : nyeri berkurang / hilang
KH : - ungkapan kx terhadap
- kx tampak rileks dapat beristirahat
- kx dapat beraktifitas sesuai dengan kemampuan
Intervensi
1. Lakukan pendekatan pada kx dan keluarga
R/ dengan melakukan pendekatan diharapkan kx dan keluarga dapat
kooperatif dalam setiap tindakan yang akan dilakukan
2. Kaji skala dan sifat nyeri
R/ dengan mengkaji skala dan sifat nyeri akan mengetahui tingkat
ambang nyeri dan dapat memudahkan dalam memberikan asuhan
keperawatan
3. Jelaskan pada kx dan keluarga tentang penyebab nyeri
R/ dengan memberikan penjelasan akan menambah pengetahua tentang
nyeri
4. Berikan posisi yang nyaman pada kx
R/ diharapkan kx dapat beristirahat dan nyeri berkurang
5. Anjurkan pada kx tentang relaksasi dan distraksi
R/ agar nyeri pada kx berkurang dan kx bisa mengalihkan perhatiannya
saat nyeri timbul
6. Observasi TTV
R/ observasi TTV dapat mengetahui perkembangan kondisi kx
7. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi analgesik
R/ analgesik berfungsi sebagai obat untuk mengurangi nyeri.
2. Diagnosa Keperawatan II
Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan rentan gerak,
kelemahan otot dan rasa nyeri pada saat bergerak.
Tujuan : kx dapat melakukan latihan mobilisasi sendiri secara bertahap.
KH : - kx dapat melakukan tindakan / latihan mobilisasi sendiri secara
bertahap
- kx tidak mengalami kesulitan dalam mobilitas
- kx dapat melakukan aktivitasnya secara mandiri
Intervensi
1. Lakukan pendekatan pad kx dan keluarga
R/ dengan melakukan pendekatan diharapkan kx dan keluarga dapat
kooperatif dalam setiap tindakan yang akan dilakukan
2. Jelaskan pada kx tentang pentingnya mobilisasi dan akibatnya jika tidak
latihan mobilisasi
R/ agar pengetahuan kx tentang penyakitnya dapat bertambah
3. Kaji tingkat inflamasi / rata sakit pada sendi
R/ tingkat aktivitas / latihan tergantung dari perkembangan / resolusi dari
proses inflamasi
4. Motivasi kx untuk mempertahankan postur tegak dan duduk tinggi,
berdiri dan berjalan
R/ memaksimalkan fungsi sendi mempertahankan mobilitas
5. Berikan lingkungan yang aman bagi kx
R/ lingkungan yang aman dapat menghindari cidera akibat kecelakaan /
jatuh
6. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi mobilisasi
R/ merupakan fungsi interdependen perawat
3. Diagnosa Keperawatan III
Gangguan citra tubuh (perubahan penampilan peran) berhubungan dengan
ketidakseimbangan mobilitas.
Tujuan: citra tubuh kx meningkat secara bertahap
KH : - kx mengungkapkan peningkatan rasa percaya diri dalam kemampuan
untuk menghadapi penyakit.
- Perubahan pada gaya hidup
Intervensi :
1. Dorong pengungkapan kx mengenai masalah tentang proses penyakit,
harapan masa depan
R/ memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi rasa takut / kesalahan
konsep dan menghadapinya secara langsung
2. Diskusikan arti dari kehilangan / perubahan pada kx / orang terdekat
R/ mengidentifikasi bagaimana penyakit mempengaruhi persepsi diri dan
interaksi dengan orang lain atau menentukan kebutuhan terhadap
interaksi dengan orang lian akan menentukan kebutuhan terhadap
intervensi / konseling lebi lanjut
3. Akui dan terima perawaan berduka, bermusuhan, ketergantungan
R/ nyeri konstan akan melelahkan dan perasaan marah dan bermusuhan
umum terjadi
4. Ikut sertakan kx dalam merencanakan dan membuat jadwal aktivitas
R/ meningkatkan perasaan kompetensi / harga diri, mendorong ke
mandirian dan partisipasi dalam terapi
5. Bantu dengan kebutuhan penampilan yang dapat diperlukan
R/ mempertahankan penampilan yang dapat meningkatkan citra diri.
4. Dignosa Keperawatan IV
Kurang perawatan diri berhubungan dengan rasa nyeri pada waktu bergerak.
Tujuan : kx mampu melaksanakan aktivitas perawatan diri secara mandiri.
KH : - kx mampu merawat diri
- Memenuhi kebutuhan untuk merawat diri
Intervensi :
1. Bantu kx untuk memenuhi kebutuhan merawat diri
R/ meningkatkan rasa percaya diri untuk mandiri
2. Pertahankan mobilitas, kontrol terhadap nyeri dan program latihan
R/ mendukung kemandirian fisik / emosional
3. Kaji hambatan terhadap partisipasi dalam perawatan diri
R/ menyiapkan untuk meningkatkan kemandirian yang akan
meningkatkan harga diri
4. Kolaborasi dengan tim medis lain dalam pemberian terapi
R/ kolaborasi merupakan tugas dan fungsi interdepnden perawat
IV. Implementasi
Pelaksanaan merupakan pengelolaan dari perwujudan rencna tindakan yang
meliputi beberapa kegiatan yaitu velidasai rencana keperawatan,
mendokumentasikan rencana tindak keperawatan, memberikan asuhan
keperawatan dan mengumpulkan data. (Lismidar, 1990 : 60).
V. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap atau langkah dalam proses keperawatan yang
dilaksanakan dengan sengaja dan terus menerus yang dilakukan oleh perawat dan
anggota tim kesehatan lainnya dengan tujuan untuk memenuhi apakah tujuan dan
rencana keperawatan terapi atau tidak serta untuk melakukan pengkajian ulang.
Sehingga dapat penilaian sebagai berikut :
1. Tujuan tercapai :
Kx mampu melakukan / menunjukkan prilaku pada waktu yang telah
ditentukan sesuai dengan pernyataan tujuan yang telah ditentukan.
2. Tujuan tercapai sebagian :
Kx mampu menunjukkan prilaku tetapi hanya sebagian dari tujuan yang
diharapkan.
3. Tujuan tidak tercapai :
Bila kx tidak mampu atau tidak sama sekali menunjukkan prilaku yang
digarapkan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. (H. Lismidar, 1989).
DAFTAR PUSTAKA
Arief, Mansjoer Dkk, 1999, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga Jilid 1; Media
Aesculapius, Jakarta
Arjatmo Tjokronegoro Prof. Dr, Ph D Dan Hendra Utama Dr. Buku Ilmu Penyakit
Dalam Jilid I Tahun 1999.
Brunner Dan Suddarth, 2002, Keperawatan Medical Bedah, Edisi 8; EGC, Jakarta
Doengoes E. Marilyn, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3; EGC, Jakarta