asuhan keperawatan pada pasien dengan respiratory distress sindrom

29
Halaman BAB III ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI DENGAN RESPIRATORY DISTRESS SINDROM Proses asuhan keperawatan RDS dilakukan sama seperti asuhan keperawatan secara umum, yakni dimulai dari pengkajian, analisa data, diagnosa dan rancangan pelaksanaan asuhan atau intervensi. 3.1 PENGKAJIAN Penkajian dilakukan dengan melakukan anmnesa dan pemeriksaan fisik. Adapun anamnesa yang dilakukan adalah mengenai : a. Biodata Biodata terdiri dari nama, usia, alamat, diagnosa medis, tanggal dikaji dan penanggung jawab pasien. Khusus pada BBL yang mengalami RDS biodata dikaitkan dengan biodata orang tua, karena bayi masih berada di rumah sakit, kecuali jika RDS ini terjadi pada anak. b. Keluhan utama Menanyakan kepada keluarga mengenai alasan keluarga membawa bayi ketempat pelayanan kesehatan Adapun yang menjadi keluhan keluarga biasanya yaitu; bayi / anak sulit bernafas, nafas cepat, pucat, suhu tubuh menurun dan bayi terlihat lelah. Halaman 11 11

Upload: rudyalfiyansah

Post on 01-Jan-2016

246 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Respiratory Distress Sindrom

Halaman

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA BAYI DENGAN RESPIRATORY DISTRESS SINDROM

Proses asuhan keperawatan RDS dilakukan sama seperti asuhan

keperawatan secara umum, yakni dimulai dari pengkajian, analisa data, diagnosa

dan rancangan pelaksanaan asuhan atau intervensi.

3.1 PENGKAJIAN

Penkajian dilakukan dengan melakukan anmnesa dan pemeriksaan fisik.

Adapun anamnesa yang dilakukan adalah mengenai :

a. Biodata

Biodata terdiri dari nama, usia, alamat, diagnosa medis, tanggal dikaji dan

penanggung jawab pasien. Khusus pada BBL yang mengalami RDS

biodata dikaitkan dengan biodata orang tua, karena bayi masih berada di

rumah sakit, kecuali jika RDS ini terjadi pada anak.

b. Keluhan utama

Menanyakan kepada keluarga mengenai alasan keluarga membawa bayi

ketempat pelayanan kesehatan

Adapun yang menjadi keluhan keluarga biasanya yaitu; bayi / anak sulit

bernafas, nafas cepat, pucat, suhu tubuh menurun dan bayi terlihat lelah.

c. Riwayat kesehatan

Riwayat kesehatan sekarang

Keluhan pasien / keluarga di jabarkan dalam bentuk PQRST. Penilaian ini

disesuaikan dengan kondisi pasien. Pada bayi dengan RDS kemungkina

hanya dapat dikaji mengenai provokatif-paliatif, region, dan skala yang

berhubungan dengan sianosis dan time / waktu terjadinya RDS. Adapun

pengkajian tersebut:

P = Provokatif atau paliatif (apa yang meperberat dan meringankan

terjadinya penyakit atau gejala penyakit)

Halaman 11

11

Page 2: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Respiratory Distress Sindrom

Halaman

Gejala RDS mungkin terjadi pada saat bayi atau anak mengalami

hipotermi (kedinginan) yang ekstrem, dimana pembuluh darah

perifer vasokontriksi sehingga semakin mengurangi perfusi

oksigen jaringan, yang selanjutnya memperberat gejala RDS

karena bayi melakukan kompensasi dengan berusaha

meningkatkan pernafasan.

Bayi lahir dengan praterm dan asfiksia, merupakan bayi resiko

tinggi terjadinya RDS, karena pembentukan organ paru abyi

yangbelum sempurna.

R = Region / radiasi (penyebaran )

Pada RDS radiasi mungkin dihubungkan dengan tingkat sianosis

atau kepucatan tubuh. Apakah tubuh bayi mengalami sianosis

keseluruhan atau sebagian. Ini merupakan salah satu hal yang

mengindikasikan tingkat keparahan penyakit yang dialami bayi.

T = Time (waktu)

Kemungkinan terjadi pada pagi atau malam hari (berkaitan dengan

penurunan suhu tubuh)

Riwayat kesehatan masa lalu

Dalam riwayat kesehatan masa lalu, dapat dikaji dengan menanyakan

kemungkinan adanya penyakit genetik yang diturunkan, misalnya ibu

mengalami DM, Hipertensi atau hipotensi atau mungkin mengalami

gangguan pernafasan seperti asma. Kemudian disusun genogram dari 3

generasi. Selain itu perlu juga dikaji mengenai riwayat kehamilan dan

persalinan. Apakah bayi lahir preterm atau premature, bagaimana proses

kelahiran apakah normal atau SC, dan adakah perdarahan antepartum.

Halaman 12

12

Page 3: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Respiratory Distress Sindrom

Halaman

d. Pemeriksaan fisik

Penampilan umum bayi

Inspeksi keadaan umum, bayi terlihat lemah, kulit pucat, bayi mengalaim

kesulitan bernafas (nafas dangkal dan tampak terjadi pernafasan cuping

hidung). Tampak terlihat retraksi dinding dada, bayi tampak merintih dan

bayi mengalami penurunan suhu tubuh.

Kesadaran

Bayi dengan dengan RDS mungkin mengalami penurunan kesadaran

karena perfusi oksigen ke otak mengalami penurunan (letargi).

Tanda-tanda vital

Tensi : tekanan darah bayi mengalami hipotensi

Nadi : nadi bayi teraba lemah, bayi mengalami bradikardi

Respirasi : pernafasan meningkat > 60 kali / menit

Suhu : bayi biasanya mengalami hipotermia (suhu tubuh <

36,50C).

Kepala

Inspeksi

Bagaimana ukuran dan bentuk kepala proporsional atau tidak, warna

dan distribusi rambut (terutama pada pasien anak). Hal ini berguna

salah satunya untuk mengetahui status gizi anak. Pada bayi baru lahir

inspeksi adanya hematom.

Palpasi

Palapasi kulit kepala, apakah ada masa atau tidak. Setelah itu sambil

dinsfeksi keadaan atau hygiene dari kulit kepala, distribusi rambut dan

warna rambut

Mata

Ispeksi

Amati kesimetrisan kedua mata, amati konjungtiva mata (pada bayi

dengan RDS kemungkinan mengalami anemia, hal ini berhubungan

dengan hipoksia. Sehingga kemungkinan anak dengan RDS

konjungtiva matanya berwarna pucat). Insfeksi bentuk pupil bola mata

Halaman 13

13

Page 4: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Respiratory Distress Sindrom

Halaman

termasuk didalamnya tes raflek pupil, dan amati pula scelera mata

(ikterik atau tidak).

Palpasi

Palapasi kedua mata apakah ada masa atau tidak, tanyakan pada anak

apakah mengalami nyeri pada saat palpasi, dan amati reaksi anak saat

dipalpasi.

Telinga

Inspfeksi

Amati kesimetrisan kedua telinga, amti kebersihan kedua telinga.

Palpasi:

Palpasi kedua daun telinga dan tanyakan apakah anak mengalami sakit

saat dipalpasi.

Hidung

Inspeksi

Amati kedua lubang hidung, apakah septum simetris atau tidak, lihat

adanya sektret (Kebersihan) atau polip pada hidung. Pada bayi dengan

RDS terlihat adanya pernafasan cuping hidung.

Palpasi

Pada saat dipalpasi tanyakan apakah mengalami sakit atau tidak.

Sinusitis mungkin dapat menyebabkan timbulnya gejala RDS.

Mulut

Inspeksi :

Amati keadaan, lidah, mukosa mulut (biasnya mulut terluhat pucat /

sianosis sirkumoral), gigi (meliputi jumlah gigi, kebersihan gigi) dan

gusi (bagaimana kondisi gusi apakah terjadi lesi atau tidak), lihat juga

dengan kaca mulut kemungkinan adanya masa yang menutupi jalan

nafas.

Leher

Insfeksi

Amati poisi dari leher, dan juga kebersihannya.

Palpasi

Halaman 14

14

Page 5: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Respiratory Distress Sindrom

Halaman

Lakukan palpasi pada leher untuk mengidentifikasi: ada atau tidak

pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar getah, dan juga amati dan palpasi

ada atau tidaknya peningkatan JVP (Jugularis Venus Presure), pada

pasien dengan RDS kemungkinan terjadi peningkatan JVP.

Dada

Insfeksi

Amati kesimetrisan bentuk dada dan pergerakan dinding dada antara

dada kanan dengan dada kiri. Pada pasien dengan RDS kemungkinan

dada terlihat sinosis tampak retraksi dinding dada (suprasternal

epigastrium dan interkostal).

Palpasi

Bagaimana pergerakan dinding dada, kemungkinan pada pasien RDS

bisa terjadi atelektasis sehingga pergerakan dinding dada tidak

simetris.

Paru-paru

Pada saat dilakukan auskultasi terdengar snoring / suara mendengkur, dan

kemugnkinan pada satu susu paru tidak terdengar karena paru mengalami

atelektasis.

Jantung

Pada pemeriksaan jantung kemungkinan terjadi kadiomegali atau

pembesaran jantung, dan saat dilakukan auskultasi terdenganr bunyi mur-

mur.

Abdomen

Gangguan perfusi jaringan juga mengganggu organ organ abdominal, pada

pasien dengan RDS kemungkinan perjadi menurunan bising usus.

Genitalia

Inspeksi apakah ada lesi atau tidak, dan bagaimana kebersihan dari

genitalia. Pencatatan urine output perlu untuk dilakukan untuk kemudian

dilakukan pemeriksaan kemungkinan adanya gangguan pada system renal.

Ekstermita

Halaman 15

15

Page 6: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Respiratory Distress Sindrom

Halaman

Pada pengkajian ekstermitas bayi tampak lemah, kekuatan otot menurun

dan ekstermitas tampak terlihat sianosis. Pada pemeriksaan CRT

didapatkan CRT > 3 detik.

Kulit

Kulit bayi tampak sianosis dan terjadi penurunan suhu tubuh (akral teraba

dingin).

e. Pemeriksaan penunjang / laboratorium

Pemeriksaan penunjang yang dilakukan antara lain : Pemeriksaan darah

yakni AGD untuk menentukan kadar oksigen dalam darah, dan pada bayi

dengan RDS didapatkan kadar oksigen rendah (PaO2 < 80, dan sat O2 <

90), ini merupakan tanda hipoksia. Pemeriksaan lain yakni rontgen dan

radiografi serta pemeriksaan amnion pada bayi baru lahir.

3.2 ANALISA DATA

Setelah dilakukan pengkajian dan didapatkan data-data pasien, maka langkah

selanjutnya adalah melakukan analisis dari data yang menyimpang untuk

kemudian ditentukan masala keperawatan yang mungkin timbul, dan akan

digunakan dalam penentuan diagnosa keperawatan sebagai dasar untuk

melakukan intervensi selanjutnya. Analisa data dapat ditegakan dalam bentuk

problem (masalah) dan etiologi (penyebab) saja, atau juga ditambahkan symptom

(gejala penyakit) yang diderita. Adapun contoh analisa data dari pasien (bayi)

dengan hiperbilirubin adalah sebagi berikut:

Halaman 16

16

Page 7: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Respiratory Distress Sindrom

Halaman

NO. DATA ETIOLOGI MASALAH

1. Do :

- Berat bayi lahir rendah

/ prematur

- Bayi / anak tampak

lemah

- Bayi tampak sianosis

- Adanya pernafasan

cuping hidung

- Terlihat restraksi

dinding dada

- CRT > 3 detik.

Berat bayi lahir rendah / premature

Pembentukan surfaktan kurang /

tidak terbentuk

Ekspansi paru tidak optimum

Kompensasi tubuh memenuhi

kekurangan oksigen dalam tubuh

(PCH + dan retraksi dinding dada)

Gangguan pertukaran

gas / pemenuhan

oksigen.

NO. DATA ETIOLOGI MASALAH

2. Do :

- Tekanan darah bayi /

anak rendah

(hipotensi)

- Nadi lemah

(bradikardi)

- Pernafasan menururn

- Penggunaan ventilator

- Keluarga cemas

Surfaktan tidak terbentuk

Atelaktasis

Kondisi bayi drop (RR, TD, Nnadi

menurun)

Terapi dengan menggunakan

ventilator

Stress psikologis keluarga

Perubahan proses

keluarga

NO. DATA ETIOLOGI MASALAH

3. Do :

- Bayi / anak malas

minum / makan

Kadar oksigen dalam tubuh

berkurang / rendah

Gangguan

pemenuhan

kebutuhan nutrisi

Halaman 17

17

Pemenuhan O2 tubuh terganggu

Akumulasi karbondiok-

sidaHipoksia Perangsan

gan pusat nafas

Page 8: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Respiratory Distress Sindrom

Halaman

- Terjadi penurunan

berat badan (pada

anak).

- Pada pemeriksaan,

kadar gula darah

turun

- Bayi atau anak tampak

lemah

- Kemungkinan terjadi

muntah saat diberikan

makanan peroral

Hipoksemia (oksigen dalam darah

rendah)

Supply darah dan nutrisi ke jaringan

berkurang (termasuk organ

pencernaa)

Motilitas organ menurun

Makanan lama didalam lambung dan

usus

Peningkatan sekresi HCL dan rasa

penuh pada organ pencernaan

Sekresi asam lambung akan

merangsang thalamus bagian distal

sebagai pusat yang menimbulkan

mual

Nafsu makan berkurang

Intake nutrisi kurang

NO. DATA ETIOLOGI MASALAH

4. Do :

- Akral teraba dingin

- Suhu tubuh < 36,5

Ventilasi paru menurun

Hipoksia

Gangguan

termoregulasi

(hipotermi)

Halaman 18

18

Page 9: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Respiratory Distress Sindrom

Halaman

- Ekstremitas pucat

- Bayi tampak lemahSupply darah jaringan menurun

Metabolisme sel menurun +

termoregulasi bayi belum sempurna

Merangsang pengiriman impuls ke

hypothalamus bagian

thermoregulator melalui duktus

thoraticicus

Hipotermia (bayi / anak mengalami

kedinginan)

3.3 DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas yang mungkin timbul pada bayi

dengan respiratory distress sindrom berdasarkan analisa yang ada antara lain :

a. Gangguan pertukaran gas / pemenuhan oksigen berhubungan dengan

surfaktan paru yang tidak adekuat

b. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan motilitas

usus yang menurun

c. Gangguan termoregulasi (hipotermi) berhubungan dengan fungsi

termoregulasi bayi belum sempuna

d. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan krisis keluarga,

kurangnya pengetahuan keluarga mengenai kelahiran bayi preterm dan

gangguan kedekatan keluarga.

Selain diagnosa diatas yang diambil dari analisa data yang telah dibuat

sebelumnya, itu terdapat beberapa diagnosa lain yang mungkin timbul pada bayi

dengan RDS, diantaranya :

Halaman 19

19

Page 10: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Respiratory Distress Sindrom

Halaman

a. Tidak efektif bersihan jalan nafas berhubungan dengan obstruksi atau

pemasangan intubasi trakhea yang kurang tepat dan adanya sekret pada

jalan nafas

b. Tidak efektif pola nafas berhubungan dengan ketidaksamaan nafas bayi

dan ventilasi tidak berfungsinya ventilator dan posisi bantuan ventilator

yang kurang tepat.

c. Resiko injury berhubungan dengan ketidakseimbangan asam-basa, 02 dan

co2 dan baro-trauma (perlukaan dinding mukosa) dari alat bantu nafas

d. Resiko tinggi cedera karena peningkatan tekanan intra kranial (TIK),

berhubungan dengan maturitas sistem saraf pusat dari respon stress

fisiologis

e. Resiko kurangnya volume cairan berhubungan dengan hilangnya cairan

yang tanpa disadari (insendisibble water loss).

3.4 INTERVENSI KEPERAWATAN

Rancangan intervensi keperawatan merupakan acuan bagi perawatan dalam

melakukan pelayanan keperawatan. Rancangan ini terdiri dari diagnosa

keperawatan yang akan dilakukan intervensi, tujuan dari intervensi, rencana

intervensi, rasionalisasi dan evaluasi.

Berikut ini contoh rancangan intervensi asuhan keperawatan pada pasien

dengan respiratory distress sindrom.

Halaman 20

20

Page 11: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Respiratory Distress Sindrom

Halaman

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN RESPIRATORY DISTRESS SINDROM

No. Dx Keperawatan Tujuan Intervensi Keperawatan Rasionalisasi Evaluasi

1. Gangguan

pertukaran gas

yang berhubungan

dengan surfaktan

paru tidak adekuat

Tujuan jangka panjang

Pemenuhan kebutuhan

oksigen terpenuhi

Tujuan jangka pendek

- Tidak ada kesulitan

pernafasan

- PAO2 dalam batas

normal

- Frekuensi pernafasan

dalam batas normal

- Bayi tidak sianosis

- CRT max. 3 detik

- Tidak terjadi retraksi

dinding dada

- Tentukan dasar-dasar

upaya pernafasan, pengerahan

dinding dada, warna kulit dan

selaput membran (perkirakan

tingkat dan keseimbangan

udara dalam paru dengan

auskultasi, gas darah arteri dan

keasamannya )

- Pertahankan pernafasan

dan pantau jantung, catat

setiap 30 menit, frekuensi

lebih dari 60X/.menit

mengiindikasikan bahwa bayi

dalam keadaan gawat nafas.

- Periksa dan kalibrasi

semua alat dan pantau setiap 8

jam cocokan kosentrasi O2 21-

100%

- Alveoli bayi normal

yang tetap stabil selama

ekspirasi karena adanya

surfaktan, alveoli bayi RDS

kurang surfaktan dan kolaps

saat ekspirasi.

- Nilai yang digunakan

untuk menetukan kecukupan

oksigen PAO2 normal 50-70

mm Hg.

- Kecukupan ventilasi

normal PACO2 35-45 mm

Hg.

- Normal keseimbangan

asam basa dengan PH 7,35-

7,45.

- Atelektasis alveoli dan

shunting intrapulmonary

menyebabkan kekurangan

pertukaran gas hipoksemia,

- Respiras

i bayi 30-

50X/menit

tanpa apnea.

- PAO2

antara 50-70

mm hg

Halaman

21

21

Page 12: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Respiratory Distress Sindrom

Halaman

hiperkarbia, dan kekacauan

asam-basa.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN RESPIRATORY DISTRESS SINDROM

No. Dx Keperawatan Tujuan Intervensi Keperawatan Rasionalisasi Evaluasi

Pantau :

Warna kulit : merah muda, sianosis

(sentral atau akrosianosis), prekunsi

pernafasan, pola (apnea, pernapasan

periodik), auskultasi (suara nafas setiap 1-2

jam)

Aktivitas : tidak ada aktivitas, letargi,

tidak responsif, peningkatan aktivitas, tidak

mampu menoleransi pengerahan tenaga,

menangis mengisap atau aktivitas

perawatan.

- Meningkatkan tekanan

permukaan tinggi, mencegah

atelektasis dan memungkinkan

perbaikan oksigenasi dan

peningkatan PAO2

- Observasi kondisi klinis akan

memberi perbandingan dan

perubahan yang terus menerus

- Setiap kemunduran gejala

klinis dengan kontrol oksigen

mengidentifikasi ketidakmampuan

neonatus untuk berkompensasi

terhadap hipoksia

- Akurasi arteri penting

ditentukan dalam manajemen setiap

bayi yang menerima oksigen sebab

ada tidaknya diagnosis tidak

reliable. Menangis dapat

Halaman

22

22

Page 13: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Respiratory Distress Sindrom

Halaman

menyebabkan hiperventilasi dan

dapat meningkatkan shunting dalam

darah

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN RESPIRATORY DISTRESS SINDROM

No. Dx Keperawatan Tujuan Intervensi Keperawatan Rasionalisasi Evaluasi

Kembalikan konsentrasi O2 pada kadar

sebelumnya juga ada kemunduran kondisi

bayi atau kadar O2 TCM (trancutaneous

oxygen monitor), menurun dibawah yang

ditetapkan

Ulangi analisa gas darah arteri

(pertahankan paO2 50-70 mm hg ). Analisa

gas darah ini dikerjakan antara 15-20 menit

setelah

Terjadi perubahan dalam konsentrasi

O2 atau setelah perubahan tekanan inspirasi

atau ekspirasi

Pertahankan stabilitas lingkungan

sebelum mengambil sampel darah arteri

Pertahankan konsentrasi O2 konstan

paling sedikit 15-20 menit sebelumnya

- Aplikasi CPAP dan PPE

menghasilkan kekuatan yang sama

sama stabil terhadap alveoli seperti

grunting dan menghasilkan efek

yang sama yaitu perbaikan

oksigenasi dan kenaikan dalam

PAO2. penghantaran CPAP atau

PEEP hanya dapat dikerjakan

dengan menggunakan nasal prongs,

selang naso faring atau intubasi oral.

- Oksigen yang lembap

mencegah kekeringan pada mukosa

- Konsentrasi oksigen yang

stabil diperlukan untuk

mempertahankan PAO2 dalam batas

normal (50-70 mm Hg).

Halaman

23

23

Page 14: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Respiratory Distress Sindrom

Halaman

Hindari setiap gangguan pada bayi 15

menit sebelum dilakukan pemeriksaan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN RESPIRATORY DISTRESS SINDROM

No. Dx Keperawatan Tujuan Intervensi Keperawatan Rasionalisasi Evaluasi

Kaji kebutuhan terhadap bantuan tindakan

ventilasi. Kriteria untuk bantuan ventilasi :

Apnea

Hipoksia

Hiperkabnia (pao2>60mm Hg)

Asidosis respiratorik (pH 7,20)

- Lakukan perawatan ventilasi,

sediakan air hangat 31,7-33,90C dan

lembapkan oksigen 40% sampai 60%

- Pantau konsentrasi O2 setiap

jam

- Berikan oksigen dengan kap

oksigen

- Peningkatan /

penurunan konsentrasi O2 yang

mendadak dapat menghasilkan

peningkatan atau penurunan PAO2

yang tidak proporsional sehubungan

dengan vasokontriksi (respon

terhadap hipoksemia ).

- Antibiotik diberikan

untuk mencegah kemungkinan

infeksi sekunder. Vitamin e

digunakan untuk menurunkan

produksi radikal bebas, sedangkan

metilksantin untuk mengobati apnea

dan terapi pasca pemakaian

Halaman

24

24

Page 15: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Respiratory Distress Sindrom

Halaman

- Hindari kap oksigen

menyentuh wajah bayi

- Pertahankan stabilitas

konsentrasi oksigen dengan peningkatan

atau penurunan 5-10%

- Kolaborasi dengan dokter

untuk pemberian antibiotik, penobarbital,

vitamin e dan metilksantin

ventilator mekanik.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN RESPIRATORY DISTRESS SINDROM

No. Dx Keperawatan Tujuan Intervensi Keperawatan Rasionalisasi Evaluasi

2. Gangguan

pemenuhan

kebutuhan nutrisi

berhubungan

dengan motilitas

usus yang menurun

Tujuan jangka panjang

Kebutuhan nutrisi bayi / anak

terpenuhi

Tujuan jangka pendek:

- Berat badan bayi /

anak ideal

- Tidak terjadi mual

- Bayi mau minum asi

- Motilitas usus normal

- Kadar glukosa tubuh

rendah

- Evaluasi abdomen

(motilitas usus)

- Jika bayi mampu minum,

tetap berikan ASI secara

bertahap

- Jika tidak pasang NGT

dan pastikan tepat di lambung

- Berikan makanan /

minuman secara bertahap

- Pantau residual makanan /

minuman sebelum epmberian

selanjutnya

- Motilitas usus yang

normal mengindikasikan siap

untuk bekerja secara optimal

- Komposisi zat dalam asi,

sangat diperlukan untuk

pemulihan kondisi bayi

- Pemberian amkanan

secara bertahap dimungkinkan

agar tidak terjadi penumpukan

makanan dalam lambung yang

akan menyebabkan mual dan

kemungkinan terjadi muntah

- Berat

badan

berangsur

meningkat

- Bayi

mampu

untuk

minum

- Motili

tas usus

normal

- Kadar

Halaman

25

25

Page 16: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Respiratory Distress Sindrom

Halaman

- Tinggikan kepala saat

makan / minum

- Tempatkan bayi pada

posisi miring kanan setelah

pemberian minum selama 1

jam

- Jika tidak bisa melalui

NGT, pasang IV kateter,

berikan nutrisis parenteral total

(NPT)

- Posisi bayi diatur untuk

mencegah terjadinya aspirasi

- NPT adalah cara

alternatif masukan gizi jika

bising usus tidak terdengar

dan bayi dalam kondisi stress

akut..

glukosa

normal

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN RESPIRATORY DISTRESS SINDROM

No. Dx Keperawatan Tujuan Intervensi Keperawatan Rasionalisasi Evaluasi

- Pertahankan kecepatan

infus pada tingkat yang

dianjurkan, biasanya 65-80

ml/kg BB/ hr. catat tioe dan

jumlah cairan yang masuk,

gunakan pompa infus.

- Observasi tanda vital

untuk mendeteksi infus terlalu

cepat.

- Kelabihan beban system

sirkulasi karena terlalu banyak

atau terlalu cepat pemberian

cairan dapat menyebabkan

edema paru dan jantung yang

berakibat fatal.

- Hipokalsemi dan

hipoglikemi merupakan hasil

dari keterlambatan masukan

Halaman

26

26

Page 17: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Respiratory Distress Sindrom

Halaman

- Timbang berat badan

setiap hari

- Pantau kadar kalsium dan

kadar gula darah

kalori dan stress.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN RESPIRATORY DISTRESS SINDROM

No. Dx Keperawatan Tujuan Intervensi Keperawatan Rasionalisasi Evaluasi

3. Gangguan

termoregulasi

(hipotermi)

berhubungan

dengan fungsi

termoregulasi bayi

belum sempuna

Tujuan jangka panjang

Fungsi termoregulasi bayi

bekerja dengan baik

Tujaun jangka pendek:

- Suhu tubuh bayi

dalam batas normal 36,5 –

37, 20C

- Bayi tidak mengalami

hipoksia

- Lakukan pengukuran

suhu, dan dianjurkan

pengukuran dilakukan pada

area ketiak, lipatan paha atau

lutut.

- Rawat bayi dalam

incubator yang dapat

mempertahankan suhu bayi

36,5 – 37, 20C

- Pengukuran dilakukan

untuk mengakji kemungkinan

peningkatan suhu bayi yang

ekstrem.

- Incubator merupakan alat

yang efektif untuk perawatan

bayi dengan hipotermi, selain

memiliki kemampuan untuk

terapi sinar juga memiliki

Halaman

27

27

Page 18: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Respiratory Distress Sindrom

Halaman

- Akral hangat - Tingkatan suhu dengan

mengganti lampu incubator

dengan suhu yang lebih tinggi

jika masih terjadi hipotermi

- Untuk bayi yang dirawat

diluar gunakan botol atau

kantong air panas dengan suhu

kira-kiar 600C.

pengaturan suhu (humidifier)

untuk menjaga kelembaban.

- Penggunaan botol air

hangat digunakan sebagai

prinsip konduksi sehingga

terjadi perpindahan kalor dan

memungkinkan suhu menjadi

stabil.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN RESPIRATORY DISTRESS SINDROM

No. Dx Keperawatan Tujuan Intervensi Keperawatan Rasionalisasi Evaluasi

4. Perubahan proses

keluarga

berhubungan

dengan krisis

keluarga,

kurangnya

pengetahuan

keluarga mengenai

kelahiran bayi

Tujuan jangka panjang

Peran dan fungsi keluarga

kembai normal

Tujuan jangka pendek :

- Kondisi bayi

membaik

- Kecemasan keluarga

menurun

- Berikan penjelasan pada

keluarga mengenai semua alat

bantu (monitor, ETT,

ventilator, dll)

- Anjurkan orangtua untuk

selalu berkunjung

- Jika tidak menggunakan

oksigen, ajarkan orangtua

untuk bercakap, menyentuh

- Adanya penignkatan

engetahuan orangtua

mengenai cara perawatan dan

keperluan penggunaan alat

bantu.

- Kunjungan, sentuhan,

belaian akan meningkatkan

proses bounding attachment

antara bayi dan orangtua, dan

- Adan

ya

perbaikan

kondisi

bayi

- Tingk

at stress

keluarga

berkurang

Halaman

28

28

Page 19: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Respiratory Distress Sindrom

Halaman

preterm dan

gangguan

kedekatan

keluarga.

bayi dan mencurahkan rasa

kasih sayang

- Ajarkan keluarga untuk

berpartisipasi dalam perawatan

- Instruksikan pada ibu

untuk tetepa memberikan ASI

dan ajarkan pada ibu cara

merangsang pengeluaran ASI.

orangtua mengetahui betul

kondisi anaknya.

- Partisipasi orangtua

diharapkan dapat menurunkan

tingkat stress psikologis

- ASI merupakan zat

makanan penting bagi bayi.

- Peran

dan fungsi

keluarga

berjalan

normal

Halaman

29

29