laporan pendahuluan ww.docx

23
LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I WETTED WALL ABSORPTION COLUMN Oleh: KELOMPOK III Arif Prasetyo 03101003003 Elisabeth S. Wau 03101003025 Anugrah Intan Jn 03101003036 Agustria Suryani 03101003042 Debby Theresia Silaban 03101003084 Yosandi Alifian 03101003110 Nama Asisten: JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

Upload: elisabeth-sonisora-wau

Post on 05-Dec-2014

158 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Praktikum OTK I

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Pendahuluan WW.docx

LAPORAN PENDAHULUAN

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I

WETTED WALL ABSORPTION COLUMN

Oleh:

KELOMPOK III

Arif Prasetyo 03101003003

Elisabeth S. Wau 03101003025

Anugrah Intan Jn 03101003036

Agustria Suryani 03101003042

Debby Theresia Silaban 03101003084

Yosandi Alifian 03101003110

Nama Asisten:

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS STRIWIJAYA

INDERALAYA

2013

Page 2: Laporan Pendahuluan WW.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Absorpsi adalah proses penyerapan gas melalui seluruh permukaan zat cair

(absorben). Definisi lainnya, Absorpsi adalah proses penyerapan pada seluruh

bahan atau zat yang berlangsung dalam suatu kolom atau absorber. Zat yang

diserap disebut fase terserap sedangkan yang menyerap disebut absorben, kecuali

zat padat. Absorben dapat pula berupa zat cair karena itu absorbsi dapat terjadi

antara zat cair dengan zat cair atau gas dengan zat cair. Terjadinya proses absorpsi

dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya yaitu:

a. kemampuan pelarut yang digunakan sebagai absorben

b. laju alir dari pelarut

c. jenis atau tipe kolom yang digunakan

d. kondisi operasi yang sesuai, dll

Absorpsi adalah proses penyerapan gas melalui seluruh permukaan zat cair

(absorben). Secara umum absorpsi dikelompokkan menjadi 2 bagian, yaitu :

1. Absorpsi fisika

Absorpsi fisika disebabkan oleh gaya Van der Wall yang ada di

permukaan absorben. Panas absorpsinya rendah dan lapisan yang

terbentuk pada permukaan absorben lebih dari satu lapis.

2. Absorpsi kimia

Absorpsi kimia terjadi karena reaksi antara zat yang diserap dengan

absorben. Panas absorpsinya tinggi dan lapisan yang terbentuk pada

permukaan absorben hanya satu lapis.

Di dalam suatu kolom absorber, gas yang akan diserap dialirkan pada

bagian bottom kolom, sedangkan liquid atau pelarut dialirkan pada bagian top

kolom. Hal ini disebabkan karena gas lebih ringan dan mudah menyebar daripada

liquid, sehingga kontak antara liquid dan gas akan berlangsung dengan baik dan

juga mempengaruhi banyaknya gas yang diserap oleh pelarut atau liquid.

Page 3: Laporan Pendahuluan WW.docx

Absorpsi gas oleh zat padat digunakan pada gas masker. Alat ini berisi

arang halus, yang berfungsi menyerap gas-gas yang tidak diinginkan, misalnya

gas racun.

Proses absorbsi di berbagai industri diikuti dengan reaksi kimia. Reaksi di

dalam komponen absorbsi dengan reagent dalam cairan absorben secara umum.

kadang-kadang reagent dan produk dari reaksi keduanya dapat larut seperti

absorbsi pada karbondioksida dalam pelarut etanol atau pelarut alkalin yan lain.

Sebaliknya pembakaran gas yang terdiri dari sulfur dioksin dapat dikontakkan

dengan batu kapur untuk membentuk kalsium sulfat yang tidak dapat larut.

Perpindahan massa merupakan perpindahan satu unsur dari konsentrasi

yang lebih tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah. Misalnya kita masukan gula

ke dalam secangkir kopi, dimana gula akan larut dan kemudian berdifusi secara

seragam ke dalam secangkir kopi tersebut.

Perpindahan massa merupakan proses penting dalam proses industri,

misalnya dalam penghilangan polutan dari suatu aliran keluaran pabrik dengan

absorpsi, pemisahan gas dari air limbah, difusi neutron dalam reaktor nuklir,

difusi bahan-bahan penyerap dalam pori-pori karbon aktif, laju katalis kimia dan

reaktor biologi serta air conditionir (AC). Absorpsi gas merupakan operasi

dimana campuran gas dikontakkan dengan liquid yang bertujuan untuk

melewatkan suatu komposisi gas atau lebih dan menghasilkan larutan gas dalam

liquid.

Pada operasi absorpsi gas terjadi perpindahan massa dari fase gas ke fase

liquid. Kecepatan larut gas dalam absorben liquid tergantung pada kesetimbangan

yang ada, karena itu diperlukan karakteristik sistem gas liquid.

1.2 Tujuan

Tujuan dari percobaan ini yaitu:

1. Mengetahui prinsip dan cara kerja Wetted Wall Absorption Column

2. Mengetahui cara menghitung kadar DO dalam air

3. Mengetahui cara menghitung koefisien perpindahan massa dalam liquid

(kL)

4. Mengetahui aplikasi dari Wetted wall Absorption Column

Page 4: Laporan Pendahuluan WW.docx

1.3 Permasalahan

Masalah yang akan terjawab melalui percobaan ini adalah :

1. Bagaimanakah pengaruh laju aliran udara pada Wetted Wall Absorption

Column terhadap Koefisien Perpindahan Massa (KL), Reynold Number

(Re) dan Sherwood Number (Sh).

2. Bagaimanakah pengaruh laju aliran air pada Wetted Wall Absorption

Column terhadap Koefisien Perpindahan Massa (KL), Reynold Number

(Re) dan Sherwood Number (Sh).

3. Bagaimanakah menentukan koefisien perpindahan massa dalam liquid?

1.4 Hipotesa

Hipotesa yang dapat ditulis adalah :

1. Semakin besar laju aliran udara pada Wetted Wall Absorption Column

maka semakin besar pula Koefisien Perpindahan Massa (KL), Reynold

Number (Re) dan Sherwood Number (Sh).

2. Semakin besar laju aliran air pada Wetted Wall Absorption Column maka

semakin besar pula Koefisien Perpindahan Massa (KL), Reynold Number

(Re) dan Sherwood Number (Sh).

3. Besarnya O2 yang terserap dipengaruhi oleh kecepatan laju alir udara dan

laju alir air itu sendiri. Hal ini disebabkan karena semakin banyak udara

yang masuk, maka makin mudah penyerapan O2, juga dengan makin

banyaknya air yang disuplai akan menyebabkan luas bidang penyerapan

bertambah sehingga memudahkan terjadiunya penyerapan.

1.5 Manfaat

Manfaat dari percobaan ini adalah kita dapat mengetahui dan

membandingkan pemakaian laju aliran udara dan air yang berbeda pada Wetted

Wall Absorption Column dan besarnya Koefisien Perpindahan Massa (KL),

Reynold Number (Re) dan Sherwood Number (Sh).

Page 5: Laporan Pendahuluan WW.docx

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Absorber dan stripper adalah alat yang digunakan untuk memisahkan satu

komponen atau lebih dari campurannya menggunakan prinsip perbedaan

kelarutan. Solut adalah komponen yang dipisahkan dari campurannya sedangkan

pelarut (solvent ; sebagai separating agent) adalah cairan atau gas yang

melarutkan solut. Karena perbedaan kelarutan inilah, transfer massa solut dari fase

satu ke fase yang lain dapat terjadi.

Absorbsi adalah operasi pemisahan solut dari fase gas ke fase cair, yaitu

dengan mengontakkan gas yang berisi solut dengan pelarut cair (solven /

absorben) yang tidak menguap. Stripping adalah operasi pemisahan solut dari fase

cair ke fase gas, yaitu dengan mengontakkan cairan yang berisi solut dengan

pelarut gas (stripping agent) yang tidak larut ke dalam cairan.

Ada 2 jenis absorbsi, yaitu kimia dan fisis. Absorbsi kimia melibatkan

reaksi kimia antara pelarut cair dengan arus gas dan solut tetap di fase cair. Dalam

absorbsi fisis, solut dalam gas mempunyai kelarutan lebih besar dalam pelarut

cairan, sehingga solut berpindah ke fase cair.

Absorbsi dengan reaksi kimia lebih menguntungkan untuk pemisahan.

Meskipun demikian, absorbsi fisis menjadi penting jika pemisahan dengan reaksi

kimia tidak dapat dilakukan. Di dalam mengevaluasi absorber atau stripper,

sesorang harus mengetahui dan menentukan :

1. kondisi bahan yang akan dipisahkan (umpan), yaitu kecepatan arus fluida

umpan, komposisi dan tekanan

2. banyak solut yang harus dipisahkan

3. jenis solven yang akan digunakan

4. suhu dan tekanan alat

5. kecepatan arus solven

6. diameter absorber

7. jenis absorber

8. jumlah stage ideal dan tinggi menara

Page 6: Laporan Pendahuluan WW.docx

Absorber dan stripper seringkali digunakan secara bersamaan. Absorber

digunakan untuk memisahkan suatu solut dari arus gas. Stripper digunakan untuk

memisahkan solut dari cairan sehingga diperoleh gas dengan kandungan solut

lebih pekat. Hubungan absorber dan stripper ditunjukkan dalam gambar 1.

Gambar 1. Diagram alir proses absorbsi-stripping

2.1 Tipe-tipe Kolom Absorpsi

Dalam perhitungan ukuran Tower Absorpsi, satu faktor yang sangat

penting adalah nilai koefisien transfer atau tinggi unit transfer. Sementara itu

kecepatan aliran total gas dan cairan akan ditentukan oleh proses, hal ini penting

untuk menentukan aliran yang cocok per unit area yang melalui column. Aliran

gas dibatasi dengan tidak boleh melebihi kecepatan flooding, dan akan ada hasil

drop jika kecepatan cairan sangat rendah. Hal ini cocok untuk menguji pengaruh

kecepatan aliran gas dan cairan pada koefisien transfer, dan juga dalam

menyelidiki pengaruh variabel, seperti: temperatur, tekanan, dan diffusitivitas.

Operasi perpindahan massa dilaksanakan di dalam tower yang di desain

untuk kotak dua fase peralatan ini diklasifikasi ke dalam 4 tipe utama yang

metodenya digunakan untuk menghasilkan kontak interfase.

1. Spray tower

Spray tower terdiri dari chamber-chamber besar dimana gas mengalir dan

masuk serta kontak dengan liquid di dalam spray nozzles. Spray nozzles didesain

untuk aliran liquid yang mempunyai bilangan pressure drop besar maupun kecil,

untuk aliran liquid yang mempunyai flow rate yang kecil maka cross area

kontaknya harus besar. Laju aliran yang mempunyai drop falls menentukan waktu

kontak dan sirkulasinya. Serta influensasi transfer massa antara dua fase dan harus

Page 7: Laporan Pendahuluan WW.docx

kontak terus-menerus. Hambatan pada transfer yaitu pada fase gas dikurangi

dengan gerakan swirling dari falling liquid droplets.

Spray tower digunakan untuk transfer massa larutan gas yang tinggi

dimana dikontrol laju perpindahan massa secara normal pada fase gas. Untuk

ketinggian yang rendah, efisiensi ruang spray kira-kira mendekati packed tower,

tetapi untuk ketinggian yang melebihi 4 ft efisiensi spray tower turun dengan

cepat. Sedangkan kemungkinan berlakunya interfase aktif yang sangat besar

dengan terjadinya sedikit penurunan, pada prakteknya ditemukan

ketidakmungkinan untuk mencegah hubungan ini, dan selama permukaan

interfase efektif berkurang dengan ketinggian, dan spray tower tidak digunakan

secara luas.

2. Bubble Tower

Pada Bubble tower ini gas terdispersi menjadi fase liquid didalam fine

bubble. Kontak perpindahan massa terjadi didalam bubble formation dan bubble

rise up melalui liquid. Gerakan bubble mengurangi hambatan fase liquid. Bubble

tower digunakan dengan sistem dimana pengontrolan laju dari perpindahan

massa pada fase liquid yang absorpsinya adalah relatif fase gas.

Gambar ini menunjukkan panjang kontak dan aliran fase mengalir didalam

bubble tower. Mekanisme dasar perpindahan massa terjadi didalam bubble tower

dan juga alirannya counter di dalam tank bubble batch dimana gas ini terdispensi

di dalam bottom tank.

Gambar 2. Buble Cap Tray pada Diameter Column yang Besar

Page 8: Laporan Pendahuluan WW.docx

3. Packed Column

Keuntungan dari penggunaan packed column:

1. Pressure drop aliran gas rendah.

2. Dapat lebih ekonomis dalam operasi cairan korosif karena ditahan untuk

packing keramik.

3. Biaya kolom dapat lebih murah dari phase column pada ukuran diameter

yang sama.

4. Cairan hold up kecil.

4. Plate column

Penggunaan plate column lebih luas bila dibandingkan dengan packed

column secara spesial untuk destilasi. Keuntungan dari plate column adalah:

1. Menyiapkan kontak lebih positif antara dua fase liquid.

2. Dapat menghandle cairan lebih besar tanpa terjadi floading.

3. Lebih mudah dibersihkan.

5. Wetted-Wall Coloumn

Dalam laboratorium, Wetted-Wall Coloum telah digunakan oleh sejumlah

pekerja dan mereka telah membuktikan pentingnya menentukan berbagai faktor,

dan mengadakan basis dari hubungan yang telah dikembangkan untuk Packed

Tower.

Gambar 3. Diagram khusus Wetted-Wall Coloumn 1 in.

Page 9: Laporan Pendahuluan WW.docx

2.2 Perpindahan Massa Pada Wetted Wall Column

Guna menelaah perpindahan massa dalam wetted wall column, perhatikan

gambar berikut ini:

Gambar 3. Penampang membujur dari watted wall column untuk bagian

dimana perpindahan massa fase diukur/ditelaah

Kita tinjau sistem setinggi dz. Neraca material komponen A yang

dilakukan terhadap segmen tersebut menghasilkan persamaan differensial sebagai

berikut:

d(W . XA) / dz = JAy D (1)

dimana, W : laju alir massa gas dalam arah z (gr mol/det)

Dengan menggunakan kenyataan bahwa penambahan laju alir massa dalam arah z

hanyalah karena adanya fluks massa JAy maka dapat dituliskan hubungan sebagai

berikut:

dWdz

=JAY

. π . D (2)

Persamaan (1) dan (2) akan menghasilkan hubungan:

Wd X A

dz=(1−X A ) J AY . π . D

Dengan menggunakan (4) maka persamaan diatas dapat diubah menjadi:

d X A

(1−X A )( X AO−X A)= kg . loc . π . D

Wdz

Dalam menyelesaikan persamaan diatas maka perlu penganggapan bahwa XA

rata-rata, maka anggapan tersebut dapat digunakan. Selanjutnya dengan

Page 10: Laporan Pendahuluan WW.docx

mengabaikan perubahan total dari W sepanjang kolom, mka integrasi persamaan

diatas untuk Z = 0 sampai Z = L menghasilkan:

∫z=0

z=L

kg .loc . π . D .dz

π . D . L= W

D . L

∫z=0

z=L

d X A

( X AO−X A ) (1−X A)

Ruas kiri adalah definisi kg,l sedang ekspansi parsial ruas kanan dapat dengan

mudah diintegrasikan

kg ,l= Wπ . D . L(1−X AO)

=ln( X AO−Z A )o(1−X A)

( X AO−Z A )1−(1−X A)

Dengan persamaan ini maka kg,l dapat ditentukan dari percobaan.

Korelasi impiris dimensi dapat diketahui bahwa kg,l dipengaruhi oleh NRe NSc dan

faktor geometris kolom (L/D). Pengaruh faktor tersebut dapat dinyatakan sebagai

berikut:

NSh=kg ,l , DX

C DAB=f (N ℜ , NSc ,

LD

)

NRe : bilangan Reynold untuk aliran gas

NSc : bilangan Schmidt untuk fasa gas

L/D : perbandingan panjang kolom terhadap diameter kolom

Suatu porses dimana terjadi suatu perpindahan suatu unsur pokok dari

daerah yang berkonsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah dinamakan perpindahan

massa. Perpindahan massa yang terjadi dari suatu unsur yang berkonsentrasi

tinggi ke konsentrasi rendah dipengaruhi oleh ciri aliran liquid, seperti pada kasus

heat transfer, mekanisme perpindahan massa terjadi dengan cepat. Jika sejumlah

campuran gas yang terdiri dari dua jenis molekul atau lebih, di mana konsentrasi

masing-masing berbeda, maka masing-masing molekul ini cenderung menuju ke

komposisi yang sama (seragam). Proses ini terjadi secara alami. Perpindahan

massa makroskopis ini tidak tergantung pada konveksi dalam sistem. Proses ini

didefinisikan sebagai difusi molekul.

Pada persamaan perpindahan massa ditunjukkan hubungan antara flux dari

substan yang terdifusi dengan gradien konsentrasi.

Page 11: Laporan Pendahuluan WW.docx

JA,Z = -DAB

dτ A

dZ

Di mana JA,Z merupakan molar flux pada Z,

dτ A

dZ merupakan perubahan

konsentrasi serta DAB adalah difusitas massa atau koefisien difusitas komponen A

yang terdifusi melalui komponen B. Karena perpindahan massa atau difusi hanya

terjadi dalam campuran, maka pengaruh dari tiap komponen harus

diperhitungkan. Misalnya untuk mengetahui laju difusi dari setiap komponen

relatif terhadap kecepatan campuran. Kecepatan campuran harus dihitung dari

kecepatan rata-rata tiap komponen.

Persamaan di atas dikenal dengan persamaan Frek’s Law, dimana DAB

adalah koefisien difusivitas. Koefisien difusivitas tergantung pada:

1) Tekanan

2) Temperatur

3) Komposisi sistem

Koefisien difusivitas masing-masing fase berbeda-beda. Koefisien difusivitas

untuk gas lebih tinggi, yaitu antara 5.10-6 – 10-5 m2/s ; untuk liquid 10-10 – 10-9 m2/s

dan untuk solid 10-14 – 10-10 m2/s.

Perpindahan massa konvektif termasuk perpindahan antara fluida yang

bergerak atau dua fluida yang bergerak yang tidak tercampur. Model ini

tergantung pada mekanisme perpindahan dan karakterisitk gerakan fluida.

Persamaan laju perpindahan massa konvektif sebagai berikut:

NA = k . A

Dimana:

NA : Perpindahan massa molar zat A

A : Perbedaan konsentrasi antara permukaan dengan konsentrasi rata-rata fluida.

k : Koefisien perpindahan massa konvektif

Mekanisme perpindahan massa antara permukaan dan fluida termasuk

perpindahan massa molekul melalui lapisan tipis fluida stagnan dan aliran

laminer.

Page 12: Laporan Pendahuluan WW.docx

Beberapa operasi perpindahan massa yang termasuk difusi suatu

komponen gas ke suatu komponen yang tidak berdifusi antara lain adalah absorpsi

dan humidifikasi. Persamaan yang digunakan untuk menggambarkan koefisien

perpindahan massa konvektif adalah :

N A ,Z=DAB .P

RT (Z2−Z1 )PA 1−PA 2

LnPB

dimana:

NAZ : laju perpindahan molar

DAB : difusivitas

P : tekanan

R : konstanta gas

T : temperatur

Z : jarak

Persamaan ini diperoleh dari teori lapisan atau teori film, di mana gas

melewati permukaan liquid. Teori lapisan ini didasarkan pada model dimana

tahanan untuk berdifusi dari permukaan liquid ke aliran gas diasumsikan terjadi

dalam suatu stagnant film atau laminer film tebal .Dengan kata lain menunjukkan

tebal lapisan liquid.

1) Transfer massa dari gas ke film falling liquid.

2) Transfer massa dalam wetted wall column

Kebanyakan data dari PM antara perm pipa dan aliran fluida telah

ditentukan dengan menggunakan wetted wall columns. Alasan mendasar untuk

menggunakan kolom-kolom ini untuk penyelidikan PM adalah untuk

mengkontakkan luas area antara 2 fase sehingga dapat dihitung dengan tepat.

Koefisien PM konvektif untuk jatuhnya liquid film dikorelasikan oleh

Vivian dan Peacemen dengan korelasi :

KL Z

DAB

=0 , 433 (sc )12 [ ρ2 gZ 3

μ2 ]16 ( Re )0,4

Dimana: Z : Panjang

DAB : Difusivitas massa antara komponen A dan B

Page 13: Laporan Pendahuluan WW.docx

: Densitas liquid B

: Viskositas liquid B

g : Percepatan gravitasi

sc : Schmidt Number (dievaluasikan pada temp film liquid)

Re : Reynold number

Koefisien film liquid lebih rendah 10 sampai 20% daripada pers secara

teoritis untuk absorpsi dalam film laminer.

Pada wetted wall columns, liquid murni yang mudah menguap dialirkan ke

bawah di dalam permukaan pipa sirkular sementara itu gas ditiupkan dari atas atau

dari bawah melalui pusat inti pengukuran kelajuan penguapan liquid ke dalam

aliran gas diatas permukaan.

Untuk menghitung koefisien PM untuk fase gas, gunakan perbedaan gas-

gas dan liquid menghasilkan variasi untuk. Untuk itu, Sherwood dan Gilland

menetapkan nilai-nilai untuk Re dari 2000 sampai 35000, sc dari 0,6 sampai 2,5

dan tekanan gas 0,1 sampai 3 atm.

Hubungan data-data tersebut secara empirik adalah:

shav=0 ,023 Re0, 83 sc13

dimana:

Sh : Sherwood number

Re : Reynold number

Sc : Schmidt number

Dalam beberapa operasi perpindahan massa, massa berubah antara dua

fase. Contohnya dalam peristiwa absorpsi. Salah satu alat yang digunakan untuk

mempelajari mekanisme yang terjadi dalam operasi perpindahan massa adalah

wetted wall column. Pada wetted-wall column, area kontak antara dua fase dibuat

sedemikian rupa. Dalam operasi ini aliran lapisan tipis liquid (Thin Liquid Film)

sepanjang dinding kolom kontak dengan gas. Dalam percobaan ini gas yang

digunakan adalah udara biasa. Lama waktu kontak dengan gas dan liquid ini

relatif singkat selama operasinya normal. Karena hanya sejumlah kecil massa

yang terabsorpsi sedangkan liquid diasumsikan konstan (tidak berubah).

Page 14: Laporan Pendahuluan WW.docx

Kecepatan jatuhnya film sebenarnya tidak dipengaruhi oleh proses difusi. Pada

proses ini terjadi perpindahan massa dan perpindahan momentum.

Persamaan differensial untuk perpindahan momentum;

dτ yx

dy+ρg=0

dimana:

: shear stress

: densitas

g : gravitasi

y : jarak

Persamaan untuk profil kecepatan;

V x=ρgδ2

μ [ y6−1

2 ( yδ )

2 ]dimana:

Vx : kecepatan arah x

: tebal film

: viskositas

Kecepatan maksimum;

V max=ρgδ 2

2 μdimana:

Vmax : kecepatan maximum

Absorpsi gas adalah operasi di mana campuran gas dikontakkan dengan

liquid untuk tujuan melewatkan suatu komposisi gas atau lebih dan menghasilkan

larutan gas dalam liquid. Pada operasi absorpsi gas terjadi perpindahan massa dari

fase gas ke liquid. Kecepatan larut gas dalam absorben liquid tergantung pada

kesetimbangan yang ada, karena itu diperlukan karakteristik kesetimbangan

sistem gas-liquid.

Page 15: Laporan Pendahuluan WW.docx

Proses absorpsi yang terjadi didalam wetted wall absorption column dapat

menggambarkan adanya perpindahan massa didalam kolom tersebut.

2.3 Persamaan Dasar Wetted Wall Absorption Column

1. Koefisien Perpindahan Massa Untuk Aliran Gas

KC⋅D

D AB

ρB⋅I M

ρ = 0,23 Re0,83 Sc

0,44

2. Koefisien Perpindahan Massa Untuk Lapisan Film (Persamaan Vivian dan

Peaceman)

k L⋅Z

DAB =

0 ,433⋅Sc0,5⋅( g⋅z3

μ2 )16⋅R

e0,4

Dimana:

Z : panjang.

DAB : difusivitas massa antara komponen A dan B.

: densitas liquid B.

: viskositas liquid B.

g : percepatan gravitasi.

Sc : schmidt number.

Re : reynold number.

Page 16: Laporan Pendahuluan WW.docx

BAB III

METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan

Bahan yang digunakan :

1. Air

2. Udara

Alat-alat yang digunakan :

1. Kolom Deoksigenerator

2. Pump

3. Compressor

4. Sensor probe

5. Bak penampung air

6. Flow meter udara

7. Flow meter air

3.2 Prosedur Percobaan

1. Tekan tombol power. Lalu tekan tombol supplay.

2. Tekan tombol pump 1 untuk mengalirkan air dari bak penampungan ke

kolom deoksigenerator.

3. Atur flowmeter untuk air sesuai dengan laju alir yang ditetapkan

4. bila kolom deoksigenator penuh dengan air, hidupkan pump 2 yang

berfungsi untuk menyedot air dan dialirkan ke flowmeter dan sensor

probe, dimana alat ini digunakan untuk menghitung laju alir air dan O2

yang terserap dari inlet.

5. Kemudian air akan mengalir ke puncak Wetted-Wall Absorption Column

dan selanjutnya akan turun dari puncak ke dasar kolom secara laminer

yang berupa lapisan tipis (film).

Page 17: Laporan Pendahuluan WW.docx

6. Bersamaan dengan itu tekan tombol compressor untuk mengalirkan udara

secara counter current ke dalam Wetted Wall Absorption Colum. Udara

yang dialirkan oleh compresor sebelumnya masuk dalam flow meter udara

untuk menghitung laju alir udara.

7. Kemudian air yang sudah bebas O2 masuk ke sensor probe untuk

menghitung O2 outlet. Dimana kedua alat ini dihubungkan dengan DO

meter.