laporan pendahuluan thalasemia

25
THALASEMIA A. PENGERTIAN Thalasemia adalah suatu gangguan darah yang diturunkan yang ditandai oleh defisiensi produksi rantai globin pada hemoglobin. Macam – macam Thalasemia : 1. Thalasemia beta Merupakan anemia yang sering dijumpai yang diakibatkan oleh defek yang diturunkan dalam sintesis rantai beta hemoglobin. Thalasemia beta meliputi: a. Thalasemia beta mayor Bentuk homozigot merupakan anemia hipokrom mikrositik yang berat dengan hemolisis di dalam sumsum tulang dimulai pada tahun pertama kehidupan.Kedua orang tua merupakan pembawa “ciri”. Gejala – gejala bersifat sekunder akibat anemia dan meliputi pucat, wajah yang karakteristik akibat pelebaran tulang tabular pada tabular pada kranium, ikterus dengan derajat yang bervariasi, dan hepatosplenomegali. b. Thalasemia Intermedia dan minor satyaexcel.blogspot.com | Thalsemia 1

Upload: satya-excel

Post on 16-Apr-2015

1.375 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Laporan Pendahuluan Thalasemia ini disusun untuk memenuhi Tugas Praktik Klinik di Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara TNI AU Dr. S. Hardjolukito - LANUD Adisudjipto Yogyakarta yang dilaksanakan pada tanggal 14 Januari - 09 Februari 2013 Semester 3 Stikes Madani Yogyakarta

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PENDAHULUAN THALASEMIA

THALASEMIA

A. PENGERTIAN

Thalasemia adalah suatu gangguan darah yang diturunkan yang ditandai oleh

defisiensi produksi rantai globin pada hemoglobin.

Macam – macam Thalasemia :

1. Thalasemia beta

Merupakan anemia yang sering dijumpai yang diakibatkan oleh defek

yang diturunkan dalam sintesis rantai beta hemoglobin.

Thalasemia beta meliputi:

a. Thalasemia beta mayor

Bentuk homozigot merupakan anemia hipokrom mikrositik yang berat

dengan hemolisis di dalam sumsum tulang dimulai pada tahun pertama

kehidupan.Kedua orang tua merupakan pembawa “ciri”. Gejala – gejala

bersifat sekunder akibat anemia dan meliputi pucat, wajah yang

karakteristik akibat pelebaran tulang tabular pada tabular pada kranium,

ikterus dengan derajat yang bervariasi, dan hepatosplenomegali.

b. Thalasemia Intermedia dan minor

Pada bentuk heterozigot, dapat dijumpai tanda – tanda anemia ringan dan

splenomegali. Pada pemeriksaan darah tepi didapatkan kadar Hb

bervariasi, normal agak rendah atau meningkat (polisitemia). Bilirubin

dalam serum meningkat, kadar bilirubin sedikit meningkat.

2. Thalasemia alpa

Merupakan thalasemia dengan defisiensi pada rantai a

B. ETIOLOGI

Faktor genetik

satyaexcel.blogspot.com | Thalsemia 1

Page 2: LAPORAN PENDAHULUAN THALASEMIA

C. PATOFISIOLOGI

Hemoglobin paska kelahiran yang normal terdiri dari dua rantai alpa dan beta

polipeptide. Dalam beta thalasemia ada penurunan sebagian atau keseluruhan

dalam proses sintesis molekul hemoglobin rantai beta. Konsekuensinya adanya

peningkatan compensatori dalam proses pensintesisan rantai alpa dan produksi

rantai gamma tetap aktif, dan menyebabkan ketidaksempurnaan formasi

hemoglobin. Polipeptid yang tidak seimbang ini sangat tidak stabil, mudah

terpisah dan merusak sel darah merah yang dapat menyebabkan anemia yang

parah. Untuk menanggulangi proses hemolitik, sel darah merah dibentuk dalam

jumlah yang banyak, atau setidaknya bone marrow ditekan dengan terapi

transfusi. Kelebihan fe dari penambahan RBCs dalam transfusi serta kerusakan

yang cepat dari sel defectif, disimpan dalam berbagai organ (hemosiderosis).

satyaexcel.blogspot.com | Thalsemia 2

Page 3: LAPORAN PENDAHULUAN THALASEMIA

Pathway

Hemoglobin perinatal

(HbA)

rantai rantai

thalasemia ………

defisiensi sintesa rantai

sintesa rantai a

kerusakan pembentukan hemoglobinn

hemolisis

anemia berat

pembentukan eritrosit dan oleh sumsum tulang

dan suplai dari transfusi

hemolisis suplemen RBCs

fe meningkat

hemosiderosis

Thalasemia

Menstimulasi

eritropoesis

Hiperplasia sel darah merah hemapoesis

sumsum tulang rusak ekstramedula

Perubahan hemolisis splenomegali

skeletal limfadenopati

satyaexcel.blogspot.com | Thalsemia 3

Page 4: LAPORAN PENDAHULUAN THALASEMIA

Anemia hemosiderosis hemokromatosis

Maturasi kulit kecoklatan fibrosis

Seksual dan

Pertumbuhan

terlambat

jantung liver kandung pancreas limpa

empedu

gagal sirosis kolelitiasis diabetes splenomegali

jantung

D. MANIFESTASI KLINIS

Bayi baru lahir dengan thalasemia beta mayor tidak anemis. Gejala awal pucat

mulanya tidak jelas, biasanya menjadi lebih berat dalam tahun pertama kehidupan

dan pada kasus yang berat terjadi beberapa minggu pada setelah lahir. Bila

penyakit ini tidak ditangani dengan baik, tumbuh kembang masa kehidupan anak

akan terhambat. Anak tidak nafsu makan, diare, kehilangan lemak tubuh dan

dapat disertai demam berulang akibat infeksi. Anemia berat dan lama biasanya

menyebabkan pembesaran jantung.

Terdapat hepatosplenomegali. Ikterus ringan mungkin ada. Terjadi perubahan

pada tulang yang menetap, yaitu terjadinya bentuk muka mongoloid akibat

system eritropoesis yang hiperaktif. Adanya penipisan korteks tulang panjang,

tangan dan kaki dapat menimbulkan fraktur patologis. Penyimpangan

pertumbuhan akibat anemia dan kekurangan gizi menyebabkan perawakan

pendek. Kadang-kadang ditemukan epistaksis, pigmentasi kulit, koreng pada

tungkai, dan batu empedu. Pasien menjadi peka terhadap infeksi terutama bila

satyaexcel.blogspot.com | Thalsemia 4

Page 5: LAPORAN PENDAHULUAN THALASEMIA

limpanya telah diangkat sebelum usia 5 tahun dan mudah mengalami septisemia

yang dapat mengakibatkan kematian. Dapat timbul pensitopenia akibat

hipersplenisme.

Hemosiderosis terjadi pada kelenjar endokrin (keterlambatan dan gangguan

perkembangan sifat seks sekunder), pancreas (diabetes), hati (sirosis), otot

jantung (aritmia, gangguan hantaran, gagal jantung), dan pericardium

(perikerditis).

Secara umum, tanda dan gejala yang dapat dilihat antara lain:

1. Letargi

2. Pucat

3. Kelemahan

4. Anoreksia

5. Sesak nafas

6. Tebalnya tulang kranial

7. Pembesaran limpa

8. Menipisnya tulang kartilago

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Studi hematologi : terdapat perubahan – perubahan pada sel darah

merah, yaitu mikrositosis, hipokromia, anosositosis, poikilositosis, sel target,

eritrosit yang immature, penurunan hemoglobin dan hematrokrit.

Elektroforesis hemoglobin : peningkatan hemoglobin

Pada thalasemia beta mayor ditemukan sumsum tulang hiperaktif

terutama seri eritrosit. Hasil foto rontgen meliputi perubahan pada tulang

akibat hiperplasia sumsum yang berlebihan. Perubahan meliputi pelebaran

medulla, penipisan korteks, dan trabekulasi yang lebih kasar.

Analisis DNA, DNA probing, gone blotting dan pemeriksaan PCR

(Polymerase Chain Reaction) merupakan jenis pemeriksaan yang lebih maju.

satyaexcel.blogspot.com | Thalsemia 5

Page 6: LAPORAN PENDAHULUAN THALASEMIA

F. PENATALAKSAAN

1. Transfusi sel darah merah (SDM) sampai kadar Hb sekitar

11 g/dl. Pemberian sel darah merah sebaiknya 10 – 20 ml/kg berat badan.

2. Pemberian chelating agents (Desferal) secara intravena atau

subkutan. Desferiprone merupakan sediaan dalam bentuk peroral. Namun

manfaatnya lebih rendah dari desferal dan memberikan bahaya fibrosis hati.

3. Tindakan splenektomi perlu dipertimbangkan terutama bila

ada tanda – tanda hipersplenisme atau kebutuhan transfusi meningkat atau

karena sangat besarnya limpa.

4. Transplantasi sumsum tulang biasa dilakukan pada

thalasemia beta mayor.

G. PENGKAJIAN

1. Pengkajian Fisik

Melakukan pemeriksaan fisik.

Kaji riwayat kesehatan, terutama yang

berkaitan dengan anemia dan riwayat penyakit tersebut dalam keluarga.

Observasi gejala penyakit anemia.

2. Pengkajian Umum

Pertumbuhan yang terhambat

Anemia kronik.

Kematangan seksual yang tertunda.

3. Krisis Vaso-Occlusive

Sakit yang dirasakan

Gejala yang berkaitan dengan ischemia dan daerah yang berhubungan.

- Ekstremitas: kulit tangan dan kaki yang mengelupas

disertai rasa sakit yang menjalar.

satyaexcel.blogspot.com | Thalsemia 6

Page 7: LAPORAN PENDAHULUAN THALASEMIA

- Abdomen : sakit yang sangat sehingga dapat dilakukan

tindakan pembedahan

- Cerebrum : stroke, gangguan penglihatan.

- Pinggang : gejalanya seperti pada penyakit paru-paru

basah.

- Liver : obstruksi jaundise, koma hepatikum.

- Ginjal : hematuria.

Efek dari krisis vaso-occclusive kronis adalah:

Hati: cardiomegali, murmur sistolik

Paru-paru: gangguan fungsi paru-paru, mudah terinfeksi.

Ginjal: ketidakmampuan memecah senyawa urin, gagal ginjal.

Genital: terasa sakit, tegang.

Liver: hepatomegali, sirosis.

Mata: ketidaknormalan lensa yang mengakibatkan gangguan

penglihatan, kadang menyebabkan terganggunya lapisan retina dan dapat

menyebabkan kebutaan.

Ekstremitas: perubahan tulang-tulang terutama bisa membuat

bungkuk, mudah terjangkit virus salmonela osteomyelitis.

H. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Resiko tinggi injuri berhubungan dengan hemoglobin

abnormal, penurunan kadar oksigen , dehidrasi.

2. Nyeri berhubungan dengan anoxia membran (vaso

occlusive krisis)

3. Perubahan proses dalam keluarga berhubungan dengan

dampak penyakit anak pada fungsi keluarga; resiko penyembuhan yang lama

pada anak.

satyaexcel.blogspot.com | Thalsemia 7

Page 8: LAPORAN PENDAHULUAN THALASEMIA

I. INTERVENSI KEPERAWATAN

1. Resiko tinggi injuri berhubungan dengan

ketidaknormalan hemoglobin, penurunan oksigen, dehidrasi.

Tujuan:

a. Jaga agar pasien mendapat oksigen yang cukup

Intervensi keperawatan:

Ukur tekanan untuk meminimalkan komplikasi berkaitan dengan

eksersi fisik dan stres emosional

Rasional: menghindari penambahan oksigen yang dibutuhkan

- Jangan sampai terjadi infeksi

- Jauhkan dari lingkungan yang beroksigen

rendah.

Hasil yang diharapkan:

Hindarkan anak dari situasi yang dapat menyebabkan kekurangan

oksigen dalam otak.

b. Jaga agar anak tidak mengalami dehidasi

Intervensi keperawatan.

1) Observasi cairan infus sesuai anjuran (150ml/kg) dan

kebutuhan minimum cairan anak; infus.

Rasional: agar kebutuhan cairan ank dapat terpenuhi.

2) Meningkatkan jumlah cairan infus diatas kebutuhan

minimum ketika ada latihan fisik atau stress dan selam krisis.

Rasional: agar tercukupi kebutuhan cairan melalui infus.

3) Beri inforamasi tertulis pada orang tua berkaitan dengan

kebutuhan cairan yang spesifik.

Rasional: untuk mendorong complience.

4) Dorong anak untuk banyak minum

Rasional: untuk mendorong complience.

satyaexcel.blogspot.com | Thalsemia 8

Page 9: LAPORAN PENDAHULUAN THALASEMIA

5) Beri informasi pada keluarga tentang tanda – tanda dehidrasi

Rasional: untuk menghindari penundaan terapi pemberian cairan.

6) Pentingnya penekanan akan pentingnnya menghindari panas

Rasional: menghindari penyebab kehilangan cairan.

Hasil yang diharapkan:

Anak banyak minum dan jumlah cairan terpenuhi sehingga tidak

terjadi dehidarsi.

c. Bebas dari infeksi

Intervensi keperawatan

1) Tekankan pentingnya pemberian nutrisi; imunisasi yang

rutin, termasuk vaksin pneumococal dan meningococal;

perlindungan dari sumber – sumber infeksi yang diketahui;

pengawasan kesehatan secara berkala.

2) Laporkan setiap tanda infeksi pada yang bertanggung jawab

dengan segera.

Rasional: agar tidak terjadi keterlambatan dalam penanganan.

3) Beri terapi antibiotika

Rasional: untuk mencegah dan merawat infeksi.

Hasil yang diharapkan:

Anak terbebas dari infeksi.

d. Menurunnya resiko yang berhubungan dengan efek

pembedahan.

Intervensi keperawatan

1) Jelaskan pentingnya transfusi darah

Rasional: untuk meningkatkan konsentrasi Hb A

2) Jaga anak agar tidak dehidrasi

3) Bujuk anak agar tidak tegang.

Rasional: Kecemasan dapat meningkatkan kebutuhan oksigen.

4) Beri anlgesik

satyaexcel.blogspot.com | Thalsemia 9

Page 10: LAPORAN PENDAHULUAN THALASEMIA

Rasional: agar anak merasa nyaman dan menurunkan respon

cemas.

5) Mencegah kegiatan yang tidak perlu

Rasional: untuk mencegah penambahan kebutuhan oksigen.

6) Jaga bersihan jalan nafas postoperasi

Rasional: untuk mencegah infeksi

7) Lakukan latihan ROM pasif

Rasional: untuk memacu sirkulasi.

8) Kolaborasi untuk pemberian oksigen

Rasional: untuk menambah kadar hemoglobin.

9) Obsevasi tanda – tanda infeksi.

Rasional: agar dapat cepat ditangani.

Hasil yang diharapkan:

Ketika anak dioperasi tidak mengalami krisis.

2. Nyeri berhubungan dengan anoksia membran (krisis

vaso-occlusive)

Tujuan:

Agar terhindar dari rasa sakit atau setidaknya rasa sakit tidak terlalu

menyakitkan bagi si anak

Intervensi keperawatan:

1) Jadwalkan

medikasi untuk pencegahan secara terus – menerus meskipun tidak

dibutuhkan.

Rasional: untuk mencegah sakit.

2) Kenali macam –

macam analgetik termasuk opioid dan jadwal medikasi mungkin

diperlukan.

Rasional: untuk mengetahui sejauh mana rasa sakit dapat diterima.

satyaexcel.blogspot.com | Thalsemia 10

Page 11: LAPORAN PENDAHULUAN THALASEMIA

3) Yakinkan si anak

dan keluarga bahwa analgetik termasuk opioid, secara medis

diperlukan dan mungkin dibutuhkan dalam dosis yang tinggi.

Rasional: karena rasa sakit yang berlebihan bisa saja terjadi karena

sugesti mereka.

4) Beri stimulus

panas pada area yang dimaksud karena area yang sakit

5) Hindari

pengompresan dengan air dingin

Rasional: karena dapat meningkatkan vasokonstriksi

Hasil yang diharapkan:

Agar terhindar dari rasa sakit atau setidaknya rasa sakit tidak terlalu

menyakitkan bagi si anak.

3. Perubahan proses dalam keluarga berhubungan dengan

dampak penyakit anak terhadap fungsi keluarga; resiko penyembuhan yang

lama pada anak.

Tujuan:

a. Agar mendapatkan pemahaman tentang penyakit tersebut

Intervensi keperawatan:

1) Ajari keluarga dan anak yang lebih tua tentang karakteristik dari

pengukuran – pengukuran.

Rasional: untuk meminimalkan komplikasi.

2) Tekankan akan pentingnya menginformasikan perkembangan

kesehatan, penyakit si anak.

Rasional: untuk mendapatkan hasil kemajuan dari perawatan yang

tepat.

3) Jelaskan tanda – tanda adanya peningkatan krisis terutama demam,

pucat dan gangguan pernafasan.

Rasional: untuk menghindari keterlambatan perawatan.

satyaexcel.blogspot.com | Thalsemia 11

Page 12: LAPORAN PENDAHULUAN THALASEMIA

4) Berikan gambaran tentang penyakit keturunan dan berikan

pendidikan kesehatan pada keluargatentang genetik keluarga

mereka.

Rasional: agar keluarga tahu apa yang harus dilakukan.

5) Tempatkan orang tua sebagai pengawas untuk anak mereka.

Rasional: agar mendapatkan perawatan yang terbaik.

Hasil yang diharapkan:

Anak dan keluarga dapat benar – benar mengetahui tentang penyakit si

anak secara etiologi dan terapi – terapinya.

b. Agar menerima dorongan yang cukup.

Intervensi keperawatan:

1) Mengacu pada organisasi yang terpercaya.

Rasional: Untuk mendukung proses perawatan.

2) Daftarkan anak pada klinik anemia

Rasional: untuk mendapatkan perawatan yang tepat.

3) Selalu waspada terhadap suatu keluarga bila 2 atau

lebih anggota keluarganya terjangkit penyakit ini.

Hasil yang diharapkan:

Keluarga dapat mengambil manfaat dari layanan tersebut dan abnak

dapat menerima perawatan dari fasilitas yang tepat.

satyaexcel.blogspot.com | Thalsemia 12

Page 13: LAPORAN PENDAHULUAN THALASEMIA

CHEKLIST PENGKAJIAN SISTEM HEMATOLOGI

PADA KLIEN DENGAN THALASEMIA

A. Data umum

1. Nama :

2. Umur :

3. Jenis kelamin :

4. Latar belakang suku :

5. Latar belakang budaya :

B. Riwayat penyakit

1. Riwayat Penyakit sekarang

a. Keluhan utama :

b. Alasan masuk RS :

2. Riwayat penyakit dahulu

3. Penampilan umum

Pucat

Tanda nyeri

Bentuk tubuh abnormal

Dehidrasi

4. Tanda – tanda Vital

Tekanan darah :

Nadi :

Suhu :

Pernafasan :

Perubahan BB :

Perubahan TB :

satyaexcel.blogspot.com | Thalsemia 13

Page 14: LAPORAN PENDAHULUAN THALASEMIA

C. Pengkajian system integumen

1. Kulit dan membran mukosa

Pucat

Sianosis

Joundice

Lesi yang sulit sembuh

Pigmentasi

Koreng pada tungkai

Kulit tangan dan kaki mengelupas

2. Kuku

Cembung

Datar

Mudah patah

Clubbing

3. Rambut

Tekstur

Pertumbuhan

4. Mata

Edema

Kemerahan

Perdarahan

Ketidaknormalan lensa

Gangguan penglihatan

Kebutaan

D. Pengkajian system Gastrointestinal

1. Gangguan

Mual

Muntah

satyaexcel.blogspot.com | Thalsemia 14

Page 15: LAPORAN PENDAHULUAN THALASEMIA

Kesulitan menelan

Anoreksia

Penurunan BB

2. Mulut

Membran mukosa kemerahan

Luka

3. Lidah

Nyeri

Tekstur

Ada papil

Ada alur/garis

Warna

4. Perut

Splenomegali

Hepatomegali

Adanya nyeri

Sirosis

E. Pengkajian system kardiovaskuler

Aritmia

Murmur

Gagal jantung

Nyeri

Nafas pendek

Kelelahan

F. Pengkajian system respiratori

Sesak nafas

Perubahan suara nafas

satyaexcel.blogspot.com | Thalsemia 15

Page 16: LAPORAN PENDAHULUAN THALASEMIA

G. Pengkajian system muskuloskeletal

1. ROM

2. Tulang

Nyeri

Kaku

Bengkak

Penipisan kortek tulang panjang

Penipisan tulang kartilago

Penebalan tulang kranial

3. Jaringan lunak

Edema

Abses

H. Pengkajian system genitourinaria

Hematuri

Inkontinensia

Menstruasi yang berlebihan

Nyeri/sakit

I. Pengkajian system neurology

Pusing

Kelemahan

Sulit tidur

Perubahan perilaku

Mati rasa/kaku

satyaexcel.blogspot.com | Thalsemia 16

Page 17: LAPORAN PENDAHULUAN THALASEMIA

J. Riwayat yang berhubungan dengan latar belakang

1. Penyakit atau kondisi yang menyertai

Sakit berulang

Proses infeksi

Gangguan hati, ginjal, jantung

2. Riwayat keluarga

Anemi

3. Riwayat sosial

Orang tua yang terpapar zat radioaktif

4. Riwayat pengobatan

Penggunaan obat dalam waktu lama

K. Diagnosa penunjang

1. Laborat

Tes darah lengkap :

Tes darah putih :

Hematokrit :

Hemoglobin :

satyaexcel.blogspot.com | Thalsemia 17

Page 18: LAPORAN PENDAHULUAN THALASEMIA

DAFTAR PUSTAKA

Arif Mansjoer, dkk. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jakarta : Media Aesculapius,

2000

Sacharin, Rossa M. Prinsip Keperawatan Pediatrik. Edisi 1. Alih Bahasa R.F.

Maulany. Jakarta : EGC, 1996.

Suriadi, Rita Yuliani. Asuhan Keperawatan pada Anak. Edisi 1. Jakarta, 2001.

Wong, Donna L, Christina Algiere Kasparisin, Caryn Stoer mer Hess. Clinical

Manual Pediatric Nursing. Fourth edition. St. Louis : Mosby Year Book, 1996.

Wong, Donna L, Shannon E. Perry, Marilyn J. Hockenberry. Maternal Child Nursing

Care. St. Louis : Mosby Company, 2002.

satyaexcel.blogspot.com | Thalsemia 18