laporan pendahuluan pneumothorax

26
HASIL ASUHAN KEPERAWATAN DAN LAPORAN PENDAHULUAN PADA KLIEN TN. A DENGAN DIAGNOSA MEDIS PNEUMOTHORAX DI RUANG AL FARABY RUMAH SAKIT ISLAM BANJARMASIN OLEH KELOMPOK V DI RUANG AL FARABY

Upload: 51120421

Post on 06-Dec-2014

1.180 views

Category:

Documents


355 download

DESCRIPTION

LAPORAN PENDAHULUAN PNEUMOTHORAX

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Pendahuluan Pneumothorax

HASIL ASUHAN KEPERAWATAN DAN LAPORAN PENDAHULUAN

PADA KLIEN TN. A DENGAN DIAGNOSA MEDIS PNEUMOTHORAX

DI RUANG AL FARABY RUMAH SAKIT ISLAM

BANJARMASIN

OLEH

KELOMPOK V

DI RUANG AL FARABY

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

MUHAMMADIYAH BANJARMASIN

PROGRAN STUDI D3 KEPERAWATAN KELAS INTERNASIONAL

TAHUN 2009/2010

Page 2: Laporan Pendahuluan Pneumothorax

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Tinjauan Teoritis Pneumothoraks

1. Pengertian

Pneumothoraks adalah pengumpulan udara dalam ruang potensial antara pleural

visceral dan parietal. ( Arief Mansjoer, 2008 : 295 )

Pneumothoraks terjadi bila udara masuk kedalam rongga pleura, akibatnya

jaringan paru terdesak seperti halnya rongga pleura kemasukan cairan. Lebih tepat kalau

dikatakan paru kolaps ( jaringan paru elastis ). ( Tambayong, 2000 : 108 )

Pneumothoraks adalah udara atau gas dalam kavum pleura yang memisahkan

pleura viseralis dan pleura parietalis sehingga jaringan paru tertekan. Pneumothorak

dapat terjadi sekunder akibat asma, bronchitis kronis, emfisema. ( Hinchllift, 1999 : 343 )

Pneumothoraks adalah kolapsnya sebagian atau seluruh paru yang terjadi sewaktu

udara atau gas lain masuk ke ruang pleura yang mengelilingi paru. ( Corwin, 2009 : 550 )

Pneumothoraks merupakan keadaan emergensi yang disebabkan oleh akumulasi

udara dalam rongga pleura, sebagai akibat dari proses penyakit atau cedera.

(http://ansharbonassilfa.wordpress.com/2009/04/17/pneumothoraks :2010)

Pneumothoraks adalah adanya udara dalam rongga pleura, dapat terjadi spontan

atau karena trauma. ( British Thoracic Society : 2003 )

Kolaps paru-paru / Pneumothorak adalah penimbunan udara atau gas dalam

rongga pleura yang terletak diantara selaput yang melapisi paru-paru dan rongga dada.

(http://medicastore.com/penyakit/148/kolaps_paru-paru_pneumothorax.html : 2010)

Pneumothorax is a medical condition and potential emergency where in air or gas

is present in the pleural cavity. (http://en.wikipedia.org/wiki/pneumothorax : 2010)

Kolaps paru-paru / pneumothoraks adalah penimbunan udara atau gas didalam

rongga pleura yang dapat mengakibatkan tekanan udara meningkat dan menurunnya

kapasitas vital paru-paru sehingga akan menyebabkan kegagalan pernapasan.

(http://whedacaine.wordpress.com/2009/11/06/pneumothorax : 2010)

Page 3: Laporan Pendahuluan Pneumothorax

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pneumothoraks adalah pengumpulan

udara didalam rongga pleura yang mengakibatkan gagal napas yang dapat terjadi secara

spontan atau karena trauma.

2. Etiologi

Masuknya udara ke dalam rongga dapat melalui luka pada dinding dada, atau

meluasnya radang paru-paru. Pada sapi bisa terjadi melalui diafragma, hal ini akibat

tusukan benda tajam. Terdapat beberapa jenis pneumothorax yang dikelompokan

berdasarkan penyebabnya :

a. Pneumothoraks Spontan

Terjadi tanpa penyebab yang jelas. Pneumothorax spontan primer terjadi jika pada

penderita tidak ditemukan penykait paru-paru. Pneumothoraks ini diduga disebabkan

pecahnya kantong kecil berisi udara di dalam paru-paru yang disebut bleb atau bulla.

Pneumothorak spontan sekunder merupakan komplikasi dari penyakit paru-paru

(misalnya penyakit paru obstruktif menahun, asma, fibrosis kistik, tuberkulosis, batuk

rejan).

b. Pneumothoraks Traumatik

Terjadi akibat cedera traumatik pada dada. Traumanya bisa bersifat menembus

(luka tusuk) atau tumpul (benturan pada kecelakaan). Pneumothoraks juga bisa

merupakan komplikasi dari tindakan medis tertentu (misalnya torakosentesis). Bila akibat

jatuh atau patah rusuk, sering akan kita temukan emfisema subkutan, karena pleura

perietalnya juga mengalami kerusakan (robek).

c. Ketegangan Pneumothoraks

Pneumothoraks progresif menyebabkan kenaikan tekanan intrapleural ketingkat

yang menjadi positif sepanjang siklus pernafasan dan menutup paru-paru, pergeseran

mediastinum, dan merusak vena kembali kejantung. Air terus masuk kedalam rongga

pleura tetapi tidak dapat keluar.

d. Pneumothoraks Iatiogenik

Disebabkan oleh intervensi medis, termasuk jarum trausthoracic aspirasi,

thoracentesis, penempatan kateter vena pusat, pentilasi mekanik dan resusitasi

cardiopulmonari.

Page 4: Laporan Pendahuluan Pneumothorax

3. Anatomi dan Fisiologi

Paru-paru merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari

gelembung hawa, alveoli. Gelembung alveoli ini terdiri dari sel-sel epitel dan endotel.

Jika dibentangkan luas permukaannya lebih kurang 90 m2. pada lapisan ini terjadi

pertukaran udara, oksigen masuk kedalam darah dan karbondioksida dikeluarkan dari

darah. Banyaknya gelembung paru-paru ini kurang lebih 700.000.000 buah (kiri dan

kanan).

Paru-paru dibagi dua, paru-paru kanan terdiri dari tiga lobus, lobus pulmo dekstra

superior, lobus media dan lobus inferior. Tiap lobus tersusun oleh lobulus. Paru-paru kiri

terdiri dari pulmo sinistra lobus superior dan inferior. Tiap lobus terdiri dari belahan yang

bernama segmen kemudian lobulus yang berisi bronkhiolus yang bercabang banyak

disebut duktus alveolus berakhir pada alveolus yang diameternya 0,2-0,3 mm.

Paru-paru terletak dirongga dada datarannya menghadap ketengah rongga dada

kavum mediastinum. Pada bagian tengah terdapat tampuk paru atau hilus. Paru-paru

dibungkus oleh selaput yang disebut pleura, terbagi dua, pleura viseral dan pleura

parietal. Antara keduanya terdapat kavum pleura. Pada keadaan normal, kavum pleura ini

vakum (hampa udara) sehingga paru-paru dapat berkembang kempis.

Proses terjasinya pernapasan terbagi dalam dua bagian yaitu inspirasi dan

ekspirasi. Bernapas berarti melakukan inspirasi dan ekspirasi secara bergantian, teratur,

berirama dan terus-menerus.

Oksigen dalam tubuh dapat diatur menurut keperluan. Manusia sangat

membutuhkan oksigen dalam hidupnya, kalau tidak mendapatkan oksigen selama 4 menit

akan mengakibatkan kerusakan pada otak yang tak dapat diperbaiki dan bisa

menimbulkan kematian. Kalau pasokan oksigen berkurang akan menimbulkan kacau

pikiran, anoksia serebialis.

Page 5: Laporan Pendahuluan Pneumothorax
Page 6: Laporan Pendahuluan Pneumothorax

Guna penapasan :

1. Mengambil oksigen yang kemudian dibawa oleh darah keseluruh tubuh (sel-

selnya) untuk mengadakan pembakaran.

2. Mengeluarkan karbon dioksida yang terjadi sebagai sisa dari pembakaran,

kemudian dibawa oleh darah ke paru-paru untuk dibuang.

3. Menghangatkan dan melembabkan udara.

4. Patofisiologi

Meningkatnya tekanan intra pleural sehingga akan menyebabkan kemampuan

dilatasi alveoli menurun dan lama-kelamaan mengakibatkan atelektasis (layuhnya paru-

paru). Apabila luka pada dinding dada tertutup dan klien masih mampu bertahan, udara

yang berlebihan dapat diserap hingga tekanan udara di dalam rongga pleura akan kembali

normal.

Karena adanya luka terbuka atau oleh pecahnya dinding paru-paru, kuman dapat

terhisap dan berkoloni di dalam pleura hingga terjadi inspeksi pleuritis. Jenis kuman

penyebab radang yang terbanyak adalah F nechrophorum, chorinebacterium Spp, dan

streptococcus spp. Oleh radang akan terbentuk exudat yang bersifat pnukopurulent,

purulent akan serosanguineus yang disertai pembentukan jonjot-jonjot fibrin.

Pada luka tembus dada, bunyi aliran udara terdengar pada area luka tembus. Yang

selanjutnya disebut “sucking chest wound” (luka dada menghisap). Jika tidak ditangani

maka hipoksia mengakibatkan kehilangan kesadaran dan koma. Selanjutnya pergeseran

mediastinum ke arah berlawanan dari area cedera dapat menyebabkan penyumbatan

aliran vena kaca superior dan inferior yang dapat mengurangi cardiac preload dan

menurunkan cardiac output. Jika ini tidak ditangani, pneumothoraks makin berat dapat

menyebabkan kematian dalam beberapa menit. Beberapa pneumothoraks spontan

disebabkan pecahnya “blebs”, semacam struktur gelembung pada permukaan paru yang

pecah menyebabkan udara masuk ke dalam kavum pleura.

Page 7: Laporan Pendahuluan Pneumothorax

Pneumathoraks. Robekan pada percabangan trakeobronkial menyebabkan kolaps

paru dan pergeseran mediastinum ke sisi yang tidak sakit.

Page 8: Laporan Pendahuluan Pneumothorax

Pecahnya blebs Trauma / cedera Luka tembus dada

IntervensiMedismedis

Pneumathoraks spontan, traumatic, iatrogenik

Meningkatkan tekanan intra pleura

Sucking chest wound Pergeseran MediastinumUdara masuk ke dalam kavum pleura

hipoksia

Kehilangan kesadaran

komaKemampuan dilatasi

alveoli menurun

Intoleransi aktivitas

Hambatan Mobilitas Fisik

atelektasis

Sesak napas

Pola Napas tidak efektif

Intoleransi aktivitas Napas tidak efektif

Nafsu makan menurun

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Penyumbatan aliran vena kava superior dan inferior

Mengurangi Cardiac Preload

Menurunkan cardiac output

kematian

Intoleransi aktivitas

Gangguan pola tidur

Page 9: Laporan Pendahuluan Pneumothorax

5. Tanda dan gejala

Gejala dan tandanya sangat bervariasi, tergantung kepada jumlah udara yang

masuk ke dalam rongga pleura dan luasnya paru-paru yang mengalami kolaps. Gejalanya

bisa berupa :

Nyeri dada kejam yang timbul secara tiba-tiba dan semakin nyeri jika

penderita menarik nafas dalam atau terbatuk.

Sesak nafas

Dada terasa sempit

Mudah lelah

Denyut jantung cepat

Warna kulit menjadi kebiruan akibat kekurangan oksigen.

Gejala-gejala tersebut mungkin timbul pada saat istirahat akan tidur.

Gejala lain yang mungkin ditemukan :

Hidung tampak kemerahan

Cemas, stress, tegang

Tekanan darah rendah (hipotensi)

6. Komplikasi

Tension pneumathoraks dapat menyebabkan pembuluh darah kolaps, akibatnya

pengisian jantung menurun sehingga tekanan darah menurun. Paru yang sehat juga dapat

terkena dampaknya.

Pneumothoraks dapat menyebabkan hipoksia dan dispnea berat. Kematian

menjadi akhir dari pneumothoraks jika tidak ditangani dengan cepat.

Gambaran ancaman terhadap kehidupan pada pasien ekstrim yaitu pertimbangan

tension pneumothoraks, nafas pendek, hypotensi, tachykardy, trachea berubah.

Diagnose banding :

Acute myocardial infarction

Emphysema

7. Prognosis

Page 10: Laporan Pendahuluan Pneumothorax

Spontaneus pneumothoraks mempengaruhi kira-kira 9.000 orang-orang setiap

tahun di Amerika yang tidak mempunyai sejarah dari penyakit paru. Tipe dari

pneumothoraks ini adalah paling umum pada pria-pria yang berumur antara 20 dan 40

tahun, terutama pada pria-pria yang tinggi dan kurus. Merokok lebih ditunjukan

meningkatkan resiko dari pneumothoraks.

Hasil dari pneumothoraks tergantung pada luasnya dan tipe dari pneumothoraks

spontaneus. Pneumothoraks akan umumnya hilang dengan sendirinya tanpa perawatan.

Bahkan ketika kecil jauh lebih serius dan membawa angka kematian sebesar 15%.

Secondary pneumothoraks memerlukan perawatan darurat dan segera mempunyai satu

pneumothoraks meningkatkan resiko terulang kembali. Angka kekambuhannya adalah

kira-kira 40%. Kebanyakan kekambuhan terjadi dalam waktu 1,5 sampai 2 tahun.

8. Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan fisik dengan bantuan sketoskop menunjukkan adanya penurunan

suara

Gas darah arteri untuk mengkaji PaO2 dan PaCO2

Pemeriksaan EKG

Sinar X dada, menyatakan akumulasi udara / cairan pada area pleural, dapat

menunjukan penyimpangan struktur mediastinal (jantung)

Torasentensis ; menyatakan darah / cairan serosanguinosa

Pemeriksaan darah vena untuk pemeriksaan darah lengkap dan elektrolit. Hb :

mungkin menurun, menunjukkan kehilangan darah

Pengkajian tingkat kesadaran dengan menggunakan pendekatan AVPU

Pulse Oximeter : pertahankan saturasi > 92 %

9. Penatalaksanaan Medis

Page 11: Laporan Pendahuluan Pneumothorax

a. Chest wound/sucking chest wound

Luka tembus perlu segera ditutup dengan pembalut darurat atau balutan

tekan dibuat kedap udara dengan petroleum jelly atau plastik bersih. Pembalut plastik

yang steril merupan alat yang baik, namun plastik pembalut kotak rokok (selofan) dapat

juga digunakan. Pita selofan dibentuk segitiga salah satu ujungnya dibiarkan tebuka

untuk memungkinkan udara yang terhisap dapat dikeluarkan. Hal ini untuk mencegah

terjadinya tension pneumothoraks. Celah kecil dibiarkan terbuka sebagai katup agar

udara dapat keluar dan paru-paru akan mengembang.

b. Blast injury or tention

Jika udara masuk kerongga pleura disebabkan oleh robekan jaringan paru,

perlu penanganan segera. Sebuah tusukan jarum halus dapat dilakukan untuk mengurangi

tekanan agar paru dapat mengembang kembali.

c. Penatalaksanaan WSD ( Water Sealed Drainage )

d. Perawatan Per-hospital

Beberapa paramedis mampu melakukan needle thoracosentesis untuk

mengurangi tekanan intrapleura. Jika dikehendaki intubasi dapat segera dilakukan jika

keadaan pasien makin memburuk. Perwatan medis lebih lanjut dan evaluasi sangat

dianjurkan segera dilakukan. Termasuk dukungan ventilasi mekanik.

e. Pendekatan melalui torakotomi anterior, torakomi poskerolateral dan

skernotomi mediana, selanjutnya dilakukan diseksi bleb, bulektonomi, subtotal

pleurektomi. Parietalis dan Aberasi pleura melalui Video Assisted Thoracoscopic Surgery

(VATS).

B. Tinjauan Teoritis Keperawatan Pneumothoraks

Page 12: Laporan Pendahuluan Pneumothorax

1. Pengkajian Fisik

a. Aktivitas / Istirahat

Gejala : Dispnea dengan aktivitas ataupun istirahat

b. Sirkulasi

Tanda : Takikardia, frekuensi tak teratur/disritmia, irama jantung gallop. Nadi

apical berpindah, hipertensi, hipotensi.

c. Integritas Ego

Tanda : Ketakutan, gelisah, bingung, ansietas

d. Makanan / Cairan

Tanda : Adanya pemasangan IV vena sentral / infuse tekanan

e. Nyeri / Kenyamanan

Gejala : Nyeri dada unilateral, meningkat karena pernapasan, batuk, tiba-tiba

gejala sementara batuk atau regangan.

Tajam dan nyeri, menusuk yang diperberat oleh napas dalam.

Tanda : Berhati-hati pada area yang sakit

Perilaku distraksi

Mengerutkan wajah

f. Pernapasan

Gejala : Kesulitan bernapas, lapar napas

Batuk

Riwayat bedah dada/trauma, inflamasi/infeksi paru

Pneumothorak spontan sebelumnya, PPOM

Tanda : Takipnea, bunyi napas menurun atau tidak ada

Peningkatan kerja napas

Fremitus menurun

Hiperresonan (udara), bunyi pekak (cairan)

Gerakan dada tidak sama

Kulit : pucat, sianosis, berkeringat, krepitasi subkutan

Terapi PEEP

g. Keamanan

Page 13: Laporan Pendahuluan Pneumothorax

Gejala : Adanya trauma dada

Radiasi / kemoterapi untuk keganasan

h. Penyuluhan / pembelajaran

Gejala : Riwayat faktor risiko keluarga : TBC, Kanker

Bukti kegagalan membaik

2. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi

a. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru

(akumulasi cairan / udara), gangguan musculoskeletal, inflamasi nyeri.

Intervensi : - Identifikasi etiologi / faktor penentu

R/ : Pemahaman penyebab kolaps perlu untuk pemasangan selang

dada yang tepat.

- Evaluasi fungsi pernapasan, observasi TTV

R/ : Distres pernapasan dan perubahan pada tanda vital dapat

terjadi sebagai akibat stress fisiologi dan nyeri.

- Awasi kesesuian pola napas

R/ : Kesulitan bernapas dengan ventilator dan/atau peningkatan

tekanan jalan napas diduga memburuknya komplikasi.

- Kaji premitus

R/ : Suara ataau taktil premitus menurun pada jaringan yang terisi

cairan / konsolidasi.

- Pertahankan posisi nyaman

R/ : Meningkatkan inspirasi maksimal

- Berikan oksigen kanul / masker sesuai indikasi

R/: Meningkatkan penghilangan distress respirasi dan sianosis.

b. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpajan pada informasi,

berulangnya masalah.

Page 14: Laporan Pendahuluan Pneumothorax

Intervensi : - Kaji patologi masalah individu

R/ : Informasi menurunkan takut karena ketidaktahuan

- Kaji ulang tanda dan gejala

R/ : Menurunkan / mencegah potensial komplikasi

- Kaji ulang praktik kesehatan yang baik, contoh nutrisi baik,

istirahat, latihan

R/: Mempertahankan kesehatan umum, meningkatkan

penyembuhan dan dapat mencegah kekambuhan.

c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, penurunan akan

ketahanan nyeri.

Intervensi : - Tingkatkan tirah baring atau duduk, jaga lingkungan tenang

R/ : meningkatkan istirahat dan ketenangan

- Tingkatkan aktivitas sesuai toleransi

R/ : Tirah baring lama nenurunkan kemampuan

- Bantu melakukan rentang gerak sendi pasif/aktif

R/ : Membantu meregangkan persendian

- Berikan obat sesuai indikasi, sedative, agen anti ansietas

R/ : Membantu dalam manajemen keterbukaan / kebutuhan tidur.

d. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia

Intervensi : - Awasi perawatan diet. Beri makan sedikit tapi sering

R/ : Makan banyak sulit untuk mengatur bila pasien anorexia

- Berikan perawatan mulut sebelum makan

R/ : Menghilangkan rasa tidak enak, meningkatkan nafsu makan

- anjurkan makan pada posisi tegak

R/ : Menurunkan rasa penuh pada abdomen

- Konsul dengan ahli diet, sesuai kebutuhan klien

R/ : Berguna untuk membuat program diet klien

Page 15: Laporan Pendahuluan Pneumothorax

- Berikan obat sesuai indikasi, antiemetik

R/ : Dapat menurunkan dan meningkatkan toleransi makanan

3. Evaluasi

Ventilasi / oksigenasi adekuat dipertahankan

Komplikasi dicegah/ diatasi

Nyeri tak ada / terkontrol

Proses penyakit / prognosis dan kebutuhan terapi dipahami

A .

Menunjukan pola pernapasan normal/efektif dengan GDA dalam rentang

normal

Bebas sianosis dan tanda/gejala hipoksia

B .

Mengatakan pemahaman penyebab masalah

Mengidentifikasi tanda /gejala yang memerlukan evaluasi medik

Mengikuti program pengobatandan menunjukan perubahan pola hidup

yang perlu untuk mencegah terulangnya masalah

C .

Menunjukan teknik atau perilaku yang memampukan kembali melakukan

aktivitas

Melaporkan kemampuan melakukan peningkatan toleransi aktivitas

D .

Menunjukan perilaku perubahan pola hidup untuk meningkatkan/

mempertahankan berat badan yang sesuai

Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai tujuan dengan nilai

laboratorium normal dan bebas tanda mal nutrisi.

DAFTAR PUSTAKA

Page 16: Laporan Pendahuluan Pneumothorax

Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofiologi Edisi Revisi 3. Jakarta : EGC

Doenges, Marylinn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk

Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC

Hinchliff, Sue. 1999. Kamus Keperawatan edisi 17. Jakarta : EGC

Mansjoer, Arif. dkk . 2008. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2 Edisi 3. Jakarta : Media

Aesculapius FKUI

Syaifuddin, H . 2006 . anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi 3.

Jakarta : EGC

Tambayong, Jan . 2000. Patofisiologi untuk Keperawatan. Jakarta : EGC

Website yang diakses di Banjarmasin, pada tanggal 25 Februari 2010 jam 07.45 pm :

http://analis-untag.blogspot.com/2009/03/kolaps-paru-paru-pneumothorax.html

http://ansharbonassilfa.wordpress.com/2009/04/17/pneumothoraks.html

http://cari-pdf.com/pdf.php?q = + pneumothorax

http://emedicine.medscape.com/article/82755/-overview

http://en.wikipidia.org/wiki/pneumothorax

http://mediastore.com/penyakit/148/kolps-paru-pari-pneumoyhorax.html

http://nursingspirit.blgspot.com/2008/06/asuhan-keperawatan-gawat-darurat

pada_8918.html

http://video.about.com/firstaid/pneumothorax.htm

http://whedacaine.wordpress.com/2009/11/06/pneumothorax

http://www.ebook-search-engine.com/pneumothorax-ebook-doc.html

http://www.klinikindonesia.com/bedah/pneumothorax.htm

http:/www.medicinenet.com/pneumothorax/article.htm

http://www.merck.com/mmhe/sec04/ch052/ch052c.html

http:/www.powerpoint-search.com/pneumothorax.ppt.html

http://www.totalkesehatananda.com/pneumothorax/html

STIKES MUHAMMADIYAH BANJARMASIN

PRODI D3 KEPERAWATAN KELAS INTERNASIONAL

Page 17: Laporan Pendahuluan Pneumothorax

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : 1. Aryo Wiradi Putra

2. Debby Yuliya Safitri

3. Fathurrahman

4. Maisa

5. Rini Masraya

6. Rusadi

7. Wahidatul Mahfuzah

Kelompok : V

Tempat Praktek : Rumah Sakit Islam Banjarmasin dan Rumah Sakit Dr. H.

Moch. Ansari Saleh

Judul Askep : Asuhan Keperawatan Pneumothorax

Di Ruang Al Faraby Rumah Sakit Islam Banjarmasin

Kelompok V

Pembimbing I Pembimbing II

Aulia Rahman, S. Kep, Ners Hj. Nurkhalilati, S. Kep, Ners

Koordinator D3 Keperawatan Koordinator PKK II

Kelas Internasional

Lettyzia, S. Kep, Ners Hanura Aprilia, S. Kep, Ners

STIKES MUHAMMADIYAH BANJARMASIN

Page 18: Laporan Pendahuluan Pneumothorax

PRODI D3 KEPERAWATAN KELAS INTERNASIONAL

Lembar Persetujuan Pembimbing

Nama : 1. Aryo Wiradi Putra

2. Debby Yuliya Safitri

3. Fathurrahman

4. Maisa

5. Rini Masraya

6. Rusadi

7. Wahidatul Mahfuzah

Kelompok : V

Menerangkan bahwa mahasiswa yang bersangkutan telah menyelesaikan tugas laporan Asuhan Keperawatan dan 100% kehadiran pada PKK II sebagai syarat mengikuti Seminar PKK II Stase KMB II

Banjarmasin, Maret 2010

Pembimbing I Pembimbing II

Aulia Rahman, S. Kep, Ners Hj. Nurkhalilati, S. Kep, Ners