laporan pendahuluan waham.docx
TRANSCRIPT
-
7/27/2019 LAPORAN PENDAHULUAN WAHAM.docx
1/16
1
LAPORAN PENDAHULUAN
WAHAM
A.
Pengertian
Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan
yang tetap dipertahankan dan tidak dapat dirubah secara logis oleh orang lain.
Keyakinan ini berasal dari pemikiran klien yang sudah kehilangan control
Waham adalah suatu keyakinan kokoh yang salah dan tidak sesuai
dengan fakta dan keyakinan tersebut mungkin aneh (misal mata saya adalah
komputer yang dapat mengontrol dunia )atau bisa pula tidak aneh hanya sangat
tidak mungkin (misal FBI mengikuti saya) dan tetap dipertahankan bukti-bukti
yang jelas untuk mengoreksinya .Waham sering ditemui pada gangguan jiwa
berat dan beberapa bentuk waham yang spesifik sering ditemukan pada
skizophrenia.Semakin akut psikosis semakin sering ditemui waham
disorganisasi dan waham tidak sistematis .
Waham (dellusi)adalah keyakinan individu yang tidak dapat divalidasi
atau dibuktikan dengan realitas. Haber (2005) keyakinan individu tersebut
tidak sesuai dengan tingkat intelektual dan latar belakang budayanya. Rawlin
(2008) dan tidak dapat digoyahkan atau diubah dengan alasan yang logis
(Cook and Fontain 2007)serta keyakinan tersebut diucapkan berulang -ulang.
2. Jenis-Jenis Waham
Jenis-jenis waham antara lain,
a.Waham Kebesaran
Penderita merasa dirinya orang besar, berpangkat tinggi, orang yang
pandai sekali, orang kaya.b. Waham Berdosa
Timbul perasaan bersalah yang luar biasa dan merasakan suatu dosa
yang besar. Penderita percaya sudah selayaknya ia di hukum berat.
c. Waham Dikejar
Individu merasa dirinya senantiasa di kejar-kejar oleh orang lain atau
kelompok orang yang bermaksud berbuat jahat padanya.
-
7/27/2019 LAPORAN PENDAHULUAN WAHAM.docx
2/16
2
d. Waham Curiga
Individu merasa selalu disindir oleh orang-orang sekitarnya. Individu
curiga terhadap sekitarnya. Biasanya individu yang mempunyai waham
ini mencari-cari hubungan antara dirinya dengan orang lain di
sekitarnya, yang bermaksud menyindirnya atau menuduh hal-hal yang
tidak senonoh terhadap dirinya. Dalam bentuk yang lebih ringan, kita
kenal Ideas of reference yaitu ide atau perasaan bahwa peristiwa
tertentu dan perbuatan-perbuatan tertentu dari orang lain (senyuman,
gerak-gerik tangan, nyanyian dan sebagainya) mempunyai hubungan
dengan dirinya.
e.
Waham Cemburu
Selalu cemburu pada orang lain.
f. Waham Somatik atau Hipokondria
Keyakinan tentang berbagai penyakit yang berada dalam tubuhnya
seperti ususnya yang membusuk, otak yang mencair.
g. Waham Keagamaan
Waham yang keyakinan dan pembicaraan selalu tentang agama.
h.
Waham Nihilistik
Keyakinan bahwa dunia ini sudah hancur atau dirinya sendiri sudah
meninggal.
i. Waham Pengaruh
Yaitu pikiran, emosi dan perbuatannya diawasi atau dipengaruhi oleh
orang lain atau kekuatan.
3.Proses terjadinya waham (delusi)
Faktor yang mempengaruhi terjadinya waham adalah :1. Gagal melalui tahapan perkembangan dengan sehat
2. Disingkirkan oleh orang lain dan merasa kesepian
3. Hubungan yang tidak harmonis dengan orang lain
4.
Perpisahan dengan orang yang dicintainya
5. Kegagalan yang sering dialami
6. Keturunan, paling sering pada kembar satu telur
-
7/27/2019 LAPORAN PENDAHULUAN WAHAM.docx
3/16
3
7. Sering menggunakan penyelesaian masalah yang tidak sehat, misalnya
menyalahkan orang lain
Waham adalah anggapan tentang orang yang hypersensitif, dan
mekanisme ego spesifik, reaksi formasi dan penyangkalan. Klien dengan
waham menggunakan mekanisme pertahanan reaksi formasi, penyangkalan
dan proyeksi. Pada reaksi formasi, digunakan sebagai pertahanan melawan
agresi, kebutuhan, ketergantungan dan perasaan cinta. Kebutuhan akan
ketergantungan ditransformasikan mejadi kemandirian yang kokoh.
Penyangkalan, digunakan untuk menghindari kesadaran akan
kenyataan yang menyakitkan. Proyeksi digunakan untuk melindungi diri
dari mengenal impuls yang tidak dapat di terima dari dirinya sendiri.
Hypersensitifitas dan perasaan inferioritas telah dihipotesiskan telah
menyebabkan reaksi formasi dan proyeksi waham dan suporioritas.
Waham juga dapat muncul dari hasil pengembangan pikiran rahasia
yang menggunakan fantasi sebagai cara untuk meningkatkan harga diri
mereka yang terluka. (kalpan dan Sadock 1997)
B.Klasifikasi Waham
1.
Waham Agama yaitu keyakinan klien terhadap suatu agama secara
berlebihan.
2. Waham Kebesaran yaitu keyakinan klien yang berlebihan tentang kebesaran
dirinya atau kekuasaan.
3. Waham Somatik yaitu klien yakin bahwa bagian tubuhnya tergannggu,
terserang penyakit atau didalam tubuhnya terdapat binatang.
4. Waham Curiga yitu klien yakin bahwa ada orang atau kelompok orang yang
sedang mengancam dirinya.5. Waham Nihilistik yaitu klien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada lagi di
dunia atau sudah meninggal dunia.
6. Waham Sisip pikir yaitu klien yakin bahwa ada pikiran orang lain yang
disisipkan./dimasukan kedalam pikiranya.
7. Waham Siar pikir yaitu klien yakin bahwa orang lain megetahui isi
pikiranya, padahal dia tidak pernah menyatakan pikiranya kepada orang
tersebut.
-
7/27/2019 LAPORAN PENDAHULUAN WAHAM.docx
4/16
4
8. Waham Kontrol pikir yaitu klien yakin bahwa pikiranya dikontrol oleh
kekuatan dari luar.
C.Tanda-tanda dan Gejala
1.
Kognitif :
a. Tidak mampu membedakan nyata dengan tidak nyata
b.
Individu sangat percaya pada keyakinannya
c. Sulit berfikir realita
d. Tidak mampu mengambil keputusan
2.
Afektif
a. Situasi tidak sesuai dengan kenyataan
b.
Afek tumpul
3. Prilaku dan Hubungan Sosial
a) Hipersensitif
b) Hubungan interpersonal dengan orang lain dangkal
c)
Depresi
d) Ragu-ragu
e) Mengancam secara verbal
f)
Aktifitas tidak tepat
g) Streotif
h) Impulsive
i) Curiga
4. Fisik
a. Higiene kurang
b. Muka pucat
c.
Sering menguapd. BB menurun
5. Peran Serta Keluarga
-
7/27/2019 LAPORAN PENDAHULUAN WAHAM.docx
5/16
5
Asuhan yang dapat dilakukan keluarga terhadap klien dengan waham :
1. Bina hubungan salng percaya keluarga dengan klien
a.
Sikap keluarga yang bersahabat, penuh perhatian, hangat dan lembut
b.
Berikan penghargaan terhadap perilaku positif yang
dimiliki/dilakukan
c.
Berikan umpan balik yang tidak menghakimi dan tidak menyalahkan
2. Kontak sering tapi singkat
Tingkatkan hubungan klien dengan lingkungan sosial secara bertahap,
seperti membicarakan masalah-masalah yang berkaitan dengan diri klien,
orang lain dan lingkungan
3.
Bimbing klien untuk melakukan kegiatan sesuai dengan kemampuan dan
kinginanya, ajak klien untuk melakukan kegiatan sehari-hari dirumah
seperti : menyapu, mengepel dan membersihkan tempat tidur.
a. Hindarkan berdebat tentang waham
b.
Jika ketakutan katakan Anda aman disini, saya akan bantu anda
mempelajari sesuatu yang membuat anda takut .
c. Berikan obat sesuai dengan peratuaran
d.
Jangan lupa kontrol.
-
7/27/2019 LAPORAN PENDAHULUAN WAHAM.docx
6/16
6
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Waham (Delusi)
A.Pengkajian
Menurut tim Depkes RI (2008), pengkajian adalah langkah awal dan
dasar proses keperawatan secara menyeluruh. Pada tahap ini pasien yang
dibutuhkan dikumpulkan untuk menentukan masalah keperawatan.
Patricia A Potter et al (2005) dalam bukunya menyebutkan bahwa
pengkajian terdiri dari 3 kegiatan yaitu: pengumpulan data, pengelompokan
data atau analisa data dan perumusan diagnosa keperawatan. Data dapat
dikumpulkan dari berbagai sumber data yaitu sumber data primer (klien) dan
sumber data sekunder seperti keluarga, teman terdekat klien, tim kesehatan,
catatan dalam berkas dokumen medis klien dan hasil pemeriksaan. Untuk
mengumpulkan data dilakukan dengan berbagai cara, yaitu: dengan observasi,
wawancara dan pemeriksaan fisik.
Beberapa faktor yang perlu dikaji:
a.
Faktor predisosisi
- Genetik : diturunkan
- Neurobiologis : adanya gangguan pada konteks pre frontal dan konteks
limbik
- Neurotransmiter : abnormalitas pada dopamin ,serotonin ,dan glutamat.
- Virus : paparan virus influinsa pada trimester III
- Psikologi : ibu pencemas ,terlalu melindungi ,ayah tidak peduli.
b. Faktor presipitasi
- Proses pengolahan informasi yang berlebihan
- Mekanisme penghantaran listrik yang abnormal
- Adanya gejala pemicuSetiap melakukan pengkajian, tulis tempat klien dirawat dan tanggal
dirawat. Isi pengkajiannya meliputi:
D. Identifikasi klien
1.
Perawat yang merawat klien melakukan perkenalan dan kontrak dengan
klien tentang: Nama klien, panggilan klien, Nama perawat, tujuan, waktu
pertemuan, topik pembicaraan.
-
7/27/2019 LAPORAN PENDAHULUAN WAHAM.docx
7/16
7
2. Keluhan utama / alasan masuk
3. Tanyakan pada keluarga / klien hal yang menyebabkan klien dan keluarga
datang ke Rumah Sakit, yang telah dilakukan keluarga untuk mengatasi
masalah dan perkembangan yang dicapai.
4. Riwayat Penyakit Sekarang
5.
Tanyakan pada klien / keluarga, apakah klien pernah mengalami gangguan
jiwa pada masa lalu, pernah melakukan, mengalami, penganiayaan fisik,
seksual, penolakan dari lingkungan, kekerasan dalam keluarga dan
tindakan kriminal.
6. Dapat dilakukan pengkajian pada keluarga faktor yang mungkin
mengakibatkan terjadinya gangguan:
7. Psikologis
8. Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon
psikologis dari klien.
1.
Biologis
Gangguan perkembangan dan fungsi otak atau SSP, pertumbuhan dan
perkembangan individu pada prenatal, neonatus dan anak-anak.
2.
Sosial Budaya
Seperti kemiskinan, konflik sosial budaya (peperangan, kerusuhan,
kerawanan), kehidupan yang terisolasi serta stress yang menumpuk.
a) Aspek fisik / biologis
b) Mengukur dan mengobservasi tanda-tanda vital: TD, nadi, suhu,
pernafasan. Ukur tinggi badan dan berat badan, kalau perlu kaji fungsi
organ kalau ada keluhan.
c)
Aspek psikososial1) Membuat genogram yang memuat paling sedikit tiga generasi yang
dapat menggambarkan hubungan klien dan keluarga, masalah yang
terkait dengan komunikasi, pengambilan keputusan dan pola asuh.
2)
Konsep diri
a) Citra tubuh: mengenai persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian yang
disukai dan tidak disukai.
-
7/27/2019 LAPORAN PENDAHULUAN WAHAM.docx
8/16
8
b) Identitas diri: status dan posisi klien sebelum dirawat, kepuasan klien
terhadap status dan posisinya dan kepuasan klien sebagai laki-laki /
perempuan.
c) Peran: tugas yang diemban dalam keluarga / kelompok dan masyarakat
dan kemampuan klien dalam melaksanakan tugas tersebut.
d) Ideal diri: harapan terhadap tubuh, posisi, status, tugas, lingkungan dan
penyakitnya.
e) Harga diri: hubungan klien dengan orang lain, penilaian dan penghargaan
orang lain terhadap dirinya, biasanya terjadi pengungkapan kekecewaan
terhadap dirinya sebagai wujud harga diri rendah.
3) Hubungan sosial dengan orang lain yang terdekat dalam kehidupan,
kelompok yang diikuti dalam masyarakat.
4) Spiritual, mengenai nilai dan keyakinan dan kegiatan ibadah.
f. Status mental
Nilai penampilan klien rapi atau tidak, amati pembicaraan klien,
aktivitas motorik klien, alam perasaan klien (sedih, takut, khawatir), afek
klien, interaksi selama wawancara, persepsi klien, proses pikir, isi pikir,
tingkat kesadaran, memori, tingkat konsentasi dan berhitung, kemampuan
penilaian dan daya tilik diri.
g. Kebutuhan persiapan pulang
1) Kemampuan makan klien, klien mampu menyiapkan dan membersihkan
alat makan.
2) Klien mampu BAB dan BAK, menggunakan dan membersihkan WC serta
membersihkan dan merapikan pakaian.
3) Mandi klien dengan cara berpakaian, observasi kebersihan tubuh klien.4) Istirahat dan tidur klien, aktivitas di dalam dan di luar rumah.
5) Pantau penggunaan obat dan tanyakan reaksi yang dirasakan setelah
minum obat.
h. Masalah psikososial dan lingkungan
Dari data keluarga atau klien mengenai masalah yang dimiliki klien.
i. Pengetahuan
-
7/27/2019 LAPORAN PENDAHULUAN WAHAM.docx
9/16
9
Data didapatkan melalui wawancara dengan klien kemudian tiap
bagian yang dimiliki klien disimpulkan dalam masalah.
j. Aspek medik
Terapi yang diterima oleh klien: ECT, terapi antara lain seperti terapi
psikomotor, terapi tingkah laku, terapi keluarga, terapi spiritual, terapi
okupasi, terapi lingkungan. Rehabilitasi sebagai suatu refungsionalisasi dan
perkembangan klien supaya dapat melaksanakan sosialisasi secara wajar
dalam kehidupan bermasyarakat.
2.Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah penilaian atau kesimpulan yang
diambil dari pengkajian (Gabie, dikutip oleh Carpernito, 1983).
Diagnosa keperawatan adalah masalah kesehatan aktual atau
potensial dan berdasarkan pendidikan dan pengalamannya perawat mampu
mengatasinya (Gordon dikutip oleh Carpernito, 1983).
Masalah keperawatan yang sering muncul yang dapat disimpulkan
dari hasil pengkajian adalah:
1. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan
waham.
2. Perubahan proses pikir : waham berhubungan dengan harga diri rendah.
B..Intervensi Keperawatan
1. Diagnosa 1: Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berubungan
dengan waham.
Tujuan umum :
Klien tidak menciderai diri, orang lain, dan lingkungan.
2.
Tujuan khusus :
3. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.
4. Rasional : Hubungan saling percaya merupakan dasar untuk kelancaran
hubungan interaksinya.
Tindakan :
-
7/27/2019 LAPORAN PENDAHULUAN WAHAM.docx
10/16
10
Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, perkenalkan diri, jelaskan
tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas
(topik, waktu, tempat).
Jangan membantah dan mendukung waham klien : katakan perawat
menerima keyakinan klien "saya menerima keyakinan anda" disertai
ekspresi menerima, katakan perawat tidak mendukung disertai ekspresi ragu
dan empati, tidak membicarakan isi waham klien.
Yakinkan klien berada dalam keadaan aman dan terlindungi : katakan
perawat akan menemani klien dan klien berada di tempat yang aman,
gunakan keterbukaan dan kejujuran jangan tinggalkan klien sendirian.
Observasi apakah wahamnya mengganggu aktivitas harian dan perawatan
diri.
2.
Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki.
Rasional : Dengan mengetahui kemampuan yang dimiliki klien, maka akan
memudahkan perawat untuk mengarahkan kegiatan yang bermanfaat bagi
klien dari pada hanya memikirkannya.
Tindakan :
Beri pujian pada penampilan dan kemampuan klien yang realistis.
Diskusikan bersama klien kemampuan yang dimiliki pada waktu lalu dan
saat ini yang realistis.
Tanyakan apa yang biasa dilakukan kemudian anjurkan untuk
melakukannya saat ini (kaitkan dengan aktivitas sehari hari dan perawatan
diri).
Jika klien selalu bicara tentang wahamnya, dengarkan sampai kebutuhan
waham tidak ada. Perlihatkan kepada klien bahwa klien sangat penting.
3. Klien dapat mengidentifikasikan kebutuhan yang tidak terpenuhi.
Rasional : Dengan mengetahui kebutuhan klien yang belum terpenuhi
perawat dapat merencanakan untuk memenuhinya dan lebih memperhatikan
kebutuhan klien tersebut sehingga klien merasa nyaman dan aman.
-
7/27/2019 LAPORAN PENDAHULUAN WAHAM.docx
11/16
11
Tindakan :
Observasi kebutuhan klien sehari-hari.
Diskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi baik selama di rumah
maupun di rumah sakit (rasa sakit, cemas, marah).
Hubungkan kebutuhan yang tidak terpenuhi dan timbulnya waham.
Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan klien dan
memerlukan waktu dan tenaga (buat jadwal jika mungkin).
Atur situasi agar klien tidak mempunyai waktu untuk menggunakan
wahamnya.
4. Klien dapat berhubungan dengan realitas.
Rasional : Menghadirkan realitas dapat membuka pikiran bahwa realita itu
lebih benar dari pada apa yang dipikirkan klien sehingga klien dapat
menghilangkan waham yang ada.
Tindakan :
Berbicara dengan klien dalam konteks realitas (diri, orang lain, tempat
dan waktu).
Sertakan klien dalam terapi aktivitas kelompok : orientasi realitas.
Berikan pujian pada tiap kegiatan positif yang dilakukan klien.
5. Klien dapat menggunakan obat dengan benar.
Rasional : Penggunaan obat yang secara teratur dan benar akan
mempengaruhi proses penyembuhan dan memberikan efek dan efek
samping obat.
Tindakan :
Diskusikan dengan klien tentang nama obat, dosis, frekuensi, efek dan
efek samping minum obat.
Bantu klien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (nama pasien,
obat, dosis, cara dan waktu).
Anjurkan klien membicarakan efek dan efek samping obat yang
dirasakan.
-
7/27/2019 LAPORAN PENDAHULUAN WAHAM.docx
12/16
12
Beri reinforcement bila klien minum obat yang benar.
6. Klien dapat dukungan dari keluarga.
Rasional : Dukungan dan perhatian keluarga dalam merawat klien akan
mambentu proses penyembuhan klien.
Tindakan:
Diskusikan dengan keluarga melalui pertemuan keluarga tentang : gejala
waham, cara merawat klien, lingkungan keluarga dan follow up obat.
Beri reinforcement atas keterlibatan keluarga
Strategi Pelaksanaan untuk Pasien Waham
1. SP I Pasien
a. Membantu orientasi realita
b. Mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi
c. Melatih pasien memenuhi kebutuhannya
d. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
Contoh komunikasi yang dapat di praktekkan pada pasien:
ORIENTASI:
Assalamualaikum, perkenalkan nama saya Ani, saya perawat yang dinas
pagi ini di ruang melati. Saya dinas dari pk 07-14.00 nanti, saya yang akan
merawat abang hari ini. Nama abang siapa, senangnya dipanggil apa?
Bisa kita berbincang-bincang tentang apa yang bang B rasakan sekarang?
Berapa lama bang B mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15
menit?
Dimana enaknya kita berbincang-bincang, bang?
KERJA:
Saya mengerti bang B merasa bahwa bang B adalah seorang nabi, tapi sulit
bagi saya untuk mempercayainya karena setahu saya semua nabi sudah
tidak adalagi, bisa kita lanjutkan pembicaraan yang tadi terputus bang?
Tampaknya bang B gelisah sekali, bisa abang ceritakan apa yang
bang B rasakan?
O... jadi bang B merasa takut nanti diatur-atur oleh orang lain dan tidak
punya hak untuk mengatur diri abang sendiri?
-
7/27/2019 LAPORAN PENDAHULUAN WAHAM.docx
13/16
13
Siapa menurut bang B yang sering mengatur-atur diri abang?
Jadi ibu yang terlalu mengatur-ngatur ya bang, juga kakak dan adik abang
yang lain?
Kalau abang sendiri inginnya seperti apa?
O... bagus abang sudah punya rencana dan jadual untuk diri sendiri
Coba kita tuliskan rencana dan jadual tersebut bang
Wah..bagus sekali, jadi setiap harinya abang ingin ada kegiatan diluar
rumah karena bosan kalau di rumah terus ya
TERMINASI
Bagaimana perasaan B setelah berbincang-bincang dengan saya?
Apa saja tadi yang telah kita bicarakan? Bagus
Bagaimana kalau jadual ini abang coba lakukan, setuju bang?
Bagaimana kalau saya datang kembali dua jam lagi?
Kita bercakap-cakap tentang kemampuan yang pernah Abang miliki? Mau
di mana kita bercakap-cakap? Bagaimana kalau di sini lagi?
Strategi Pelaksanaan untuk Keluarga Pasien Waham
1. SP I Keluarga
a. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
b. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala waham, dan jenis waham yang
dialami pasien beserta proses terjadinya.
c. Menjelaskan cara-cara merawat pasian waham.
Contoh komunikasi yang dapat di terapkan pada keluarga klien
ORIENTASI
Assalamualaikum pak, bu, perkenalkan nama saya Ani, saya perawat yang
dinas di ruang melati ini. Saya yang merawat bang B selama ini. Namabapak dan ibu siapa, senangnya dipanggil apa?
Bagaimana kalau sekarang kita membicarakan tentang masalah bang B dan
cara merawat B di rumah?
Dimana kita mau berbicara? Bagaimana kalau di ruang wawancara?
Berapa lama waktu bapak dan ibu? Bagaimana kalau 30 menit
-
7/27/2019 LAPORAN PENDAHULUAN WAHAM.docx
14/16
14
KERJA
Pak, bu, apa masalah yang Bpk/Ibu rasakan dalam merawat bang B? Apa
yang sudah dilakukan di rumah?Dalam menghadapi sikap anak ibu dan
bapak yang selalu mengaku-ngaku sebagai seorang nabi tetapi nyatanya
bukan nabi merupakan salah satu gangguan proses berpikir. Untuk itu akan
saya jelaskan sikap dan cara menghadapinya. Setiap kali anak bapak dan ibu
berkata bahwa ia seorang nabi bapak/ ibu dengan mengatakan pertama:
Bapak/Ibu mengerti B merasa seorang nabi, tapi sulit bagi bapak/ibu untuk
mempercayainya karena setahu kami semua nabi sudah meninggal.
Kedua: bapak dan ibu harus lebih sering memuji B jika ia melakukan hal-
hal yang baik.
Ketiga: hal-hal ini sebaiknya dilakukan oleh seluruh keluarga yang
berinteraksi dengan B
Bapak/Ibu dapat bercakap-cakap dengan B tentang kebutuhan yang
diinginkan B, misalnya: Bapak/Ibu percaya B punya kemampuan dan
keinginan. Coba ceritakan kepada bapak/ibu. B khan punya kemampuan
............ (kemampuan yang pernahdimiliki oleh anak)
Keempat: Bagaimana kalau dicoba lagi sekarang?(Jika anak mau
mencoba berikan pujian) Pak, bu, B perlu minum obat ini agar pikirannya
jadi tenang, tidurnya juga tenang
Obatnya ada tiga macam, yang warnanya oranye namanya CPZ gunanya
agar tenang, yang putih ini namanya THP guanya supaya rileks, dan yang
merah jambu ini namanya HLP gunanya agar pikiran tenang semuanya ini
harus diminum secara teratur 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam
7 malam, jangan dihentikan sebelum berkonsultasi dengan dokter karenadapat menyebabkan B kambuh kembali (Libatkan keluarga saat
memberikan penjelasan tentang obat kepada klien). Bang B sudah
mempunyai jadwal minum obat. Jika dia minta obat sesuai jamnya, segera
beri pujian.
-
7/27/2019 LAPORAN PENDAHULUAN WAHAM.docx
15/16
15
TERMINASI
Bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang
cara merawat B di rumah?
Setelah ini coba bapak dan ibu lakukan apa yang sudah saya jelaskan tadi
setiap kali berkunjung ke rumah sakit.
Baiklah bagaimana kalau dua hari lagi bapak dan ibu datang kembali kesini
dan kita akan mencoba melakukan langsung cara merawat B sesuai dengan
pembicaraan kita tadi
Jam berapa bapak dan ibu bisa kemari?
Baik saya tunggu, kita ketemu lagi di tempat ini ya pak, bu
-
7/27/2019 LAPORAN PENDAHULUAN WAHAM.docx
16/16
16
DAFTAR PUSTAKA
Stuart GW, Sundeen, Principles and Practice of Psykiatric Nursing (5 thed.).
St.Louis Mosby Year Book, 2005
Keliat Budi Ana, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi I, Jakarta : EGC,
2008
Keliat Budi Ana, Gangguan Konsep Diri, Edisi I, Jakarta : EGC, 2007
Aziz R, dkk, Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang : RSJD Dr. Amino
Gonohutomo, 2003
Tim Direktorat Keswa, Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi 1, Bandung,
RSJP Bandung, 2014
http://yoedhasflyingdutchman.blogspot.com/2014/04/asuhan-keperawatan-
pasien-dengan-waham.html
http://yoedhasflyingdutchman.blogspot.com/2014/04/asuhan-keperawatan-pasien-dengan-waham.htmlhttp://yoedhasflyingdutchman.blogspot.com/2014/04/asuhan-keperawatan-pasien-dengan-waham.htmlhttp://yoedhasflyingdutchman.blogspot.com/2014/04/asuhan-keperawatan-pasien-dengan-waham.htmlhttp://yoedhasflyingdutchman.blogspot.com/2014/04/asuhan-keperawatan-pasien-dengan-waham.html