laporan pendahuluan waham.docx

Upload: muliana-musibo

Post on 13-Apr-2018

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/27/2019 LAPORAN PENDAHULUAN WAHAM.docx

    1/16

    1

    LAPORAN PENDAHULUAN

    WAHAM

    A.

    Pengertian

    Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan

    yang tetap dipertahankan dan tidak dapat dirubah secara logis oleh orang lain.

    Keyakinan ini berasal dari pemikiran klien yang sudah kehilangan control

    Waham adalah suatu keyakinan kokoh yang salah dan tidak sesuai

    dengan fakta dan keyakinan tersebut mungkin aneh (misal mata saya adalah

    komputer yang dapat mengontrol dunia )atau bisa pula tidak aneh hanya sangat

    tidak mungkin (misal FBI mengikuti saya) dan tetap dipertahankan bukti-bukti

    yang jelas untuk mengoreksinya .Waham sering ditemui pada gangguan jiwa

    berat dan beberapa bentuk waham yang spesifik sering ditemukan pada

    skizophrenia.Semakin akut psikosis semakin sering ditemui waham

    disorganisasi dan waham tidak sistematis .

    Waham (dellusi)adalah keyakinan individu yang tidak dapat divalidasi

    atau dibuktikan dengan realitas. Haber (2005) keyakinan individu tersebut

    tidak sesuai dengan tingkat intelektual dan latar belakang budayanya. Rawlin

    (2008) dan tidak dapat digoyahkan atau diubah dengan alasan yang logis

    (Cook and Fontain 2007)serta keyakinan tersebut diucapkan berulang -ulang.

    2. Jenis-Jenis Waham

    Jenis-jenis waham antara lain,

    a.Waham Kebesaran

    Penderita merasa dirinya orang besar, berpangkat tinggi, orang yang

    pandai sekali, orang kaya.b. Waham Berdosa

    Timbul perasaan bersalah yang luar biasa dan merasakan suatu dosa

    yang besar. Penderita percaya sudah selayaknya ia di hukum berat.

    c. Waham Dikejar

    Individu merasa dirinya senantiasa di kejar-kejar oleh orang lain atau

    kelompok orang yang bermaksud berbuat jahat padanya.

  • 7/27/2019 LAPORAN PENDAHULUAN WAHAM.docx

    2/16

    2

    d. Waham Curiga

    Individu merasa selalu disindir oleh orang-orang sekitarnya. Individu

    curiga terhadap sekitarnya. Biasanya individu yang mempunyai waham

    ini mencari-cari hubungan antara dirinya dengan orang lain di

    sekitarnya, yang bermaksud menyindirnya atau menuduh hal-hal yang

    tidak senonoh terhadap dirinya. Dalam bentuk yang lebih ringan, kita

    kenal Ideas of reference yaitu ide atau perasaan bahwa peristiwa

    tertentu dan perbuatan-perbuatan tertentu dari orang lain (senyuman,

    gerak-gerik tangan, nyanyian dan sebagainya) mempunyai hubungan

    dengan dirinya.

    e.

    Waham Cemburu

    Selalu cemburu pada orang lain.

    f. Waham Somatik atau Hipokondria

    Keyakinan tentang berbagai penyakit yang berada dalam tubuhnya

    seperti ususnya yang membusuk, otak yang mencair.

    g. Waham Keagamaan

    Waham yang keyakinan dan pembicaraan selalu tentang agama.

    h.

    Waham Nihilistik

    Keyakinan bahwa dunia ini sudah hancur atau dirinya sendiri sudah

    meninggal.

    i. Waham Pengaruh

    Yaitu pikiran, emosi dan perbuatannya diawasi atau dipengaruhi oleh

    orang lain atau kekuatan.

    3.Proses terjadinya waham (delusi)

    Faktor yang mempengaruhi terjadinya waham adalah :1. Gagal melalui tahapan perkembangan dengan sehat

    2. Disingkirkan oleh orang lain dan merasa kesepian

    3. Hubungan yang tidak harmonis dengan orang lain

    4.

    Perpisahan dengan orang yang dicintainya

    5. Kegagalan yang sering dialami

    6. Keturunan, paling sering pada kembar satu telur

  • 7/27/2019 LAPORAN PENDAHULUAN WAHAM.docx

    3/16

    3

    7. Sering menggunakan penyelesaian masalah yang tidak sehat, misalnya

    menyalahkan orang lain

    Waham adalah anggapan tentang orang yang hypersensitif, dan

    mekanisme ego spesifik, reaksi formasi dan penyangkalan. Klien dengan

    waham menggunakan mekanisme pertahanan reaksi formasi, penyangkalan

    dan proyeksi. Pada reaksi formasi, digunakan sebagai pertahanan melawan

    agresi, kebutuhan, ketergantungan dan perasaan cinta. Kebutuhan akan

    ketergantungan ditransformasikan mejadi kemandirian yang kokoh.

    Penyangkalan, digunakan untuk menghindari kesadaran akan

    kenyataan yang menyakitkan. Proyeksi digunakan untuk melindungi diri

    dari mengenal impuls yang tidak dapat di terima dari dirinya sendiri.

    Hypersensitifitas dan perasaan inferioritas telah dihipotesiskan telah

    menyebabkan reaksi formasi dan proyeksi waham dan suporioritas.

    Waham juga dapat muncul dari hasil pengembangan pikiran rahasia

    yang menggunakan fantasi sebagai cara untuk meningkatkan harga diri

    mereka yang terluka. (kalpan dan Sadock 1997)

    B.Klasifikasi Waham

    1.

    Waham Agama yaitu keyakinan klien terhadap suatu agama secara

    berlebihan.

    2. Waham Kebesaran yaitu keyakinan klien yang berlebihan tentang kebesaran

    dirinya atau kekuasaan.

    3. Waham Somatik yaitu klien yakin bahwa bagian tubuhnya tergannggu,

    terserang penyakit atau didalam tubuhnya terdapat binatang.

    4. Waham Curiga yitu klien yakin bahwa ada orang atau kelompok orang yang

    sedang mengancam dirinya.5. Waham Nihilistik yaitu klien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada lagi di

    dunia atau sudah meninggal dunia.

    6. Waham Sisip pikir yaitu klien yakin bahwa ada pikiran orang lain yang

    disisipkan./dimasukan kedalam pikiranya.

    7. Waham Siar pikir yaitu klien yakin bahwa orang lain megetahui isi

    pikiranya, padahal dia tidak pernah menyatakan pikiranya kepada orang

    tersebut.

  • 7/27/2019 LAPORAN PENDAHULUAN WAHAM.docx

    4/16

    4

    8. Waham Kontrol pikir yaitu klien yakin bahwa pikiranya dikontrol oleh

    kekuatan dari luar.

    C.Tanda-tanda dan Gejala

    1.

    Kognitif :

    a. Tidak mampu membedakan nyata dengan tidak nyata

    b.

    Individu sangat percaya pada keyakinannya

    c. Sulit berfikir realita

    d. Tidak mampu mengambil keputusan

    2.

    Afektif

    a. Situasi tidak sesuai dengan kenyataan

    b.

    Afek tumpul

    3. Prilaku dan Hubungan Sosial

    a) Hipersensitif

    b) Hubungan interpersonal dengan orang lain dangkal

    c)

    Depresi

    d) Ragu-ragu

    e) Mengancam secara verbal

    f)

    Aktifitas tidak tepat

    g) Streotif

    h) Impulsive

    i) Curiga

    4. Fisik

    a. Higiene kurang

    b. Muka pucat

    c.

    Sering menguapd. BB menurun

    5. Peran Serta Keluarga

  • 7/27/2019 LAPORAN PENDAHULUAN WAHAM.docx

    5/16

    5

    Asuhan yang dapat dilakukan keluarga terhadap klien dengan waham :

    1. Bina hubungan salng percaya keluarga dengan klien

    a.

    Sikap keluarga yang bersahabat, penuh perhatian, hangat dan lembut

    b.

    Berikan penghargaan terhadap perilaku positif yang

    dimiliki/dilakukan

    c.

    Berikan umpan balik yang tidak menghakimi dan tidak menyalahkan

    2. Kontak sering tapi singkat

    Tingkatkan hubungan klien dengan lingkungan sosial secara bertahap,

    seperti membicarakan masalah-masalah yang berkaitan dengan diri klien,

    orang lain dan lingkungan

    3.

    Bimbing klien untuk melakukan kegiatan sesuai dengan kemampuan dan

    kinginanya, ajak klien untuk melakukan kegiatan sehari-hari dirumah

    seperti : menyapu, mengepel dan membersihkan tempat tidur.

    a. Hindarkan berdebat tentang waham

    b.

    Jika ketakutan katakan Anda aman disini, saya akan bantu anda

    mempelajari sesuatu yang membuat anda takut .

    c. Berikan obat sesuai dengan peratuaran

    d.

    Jangan lupa kontrol.

  • 7/27/2019 LAPORAN PENDAHULUAN WAHAM.docx

    6/16

    6

    Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Waham (Delusi)

    A.Pengkajian

    Menurut tim Depkes RI (2008), pengkajian adalah langkah awal dan

    dasar proses keperawatan secara menyeluruh. Pada tahap ini pasien yang

    dibutuhkan dikumpulkan untuk menentukan masalah keperawatan.

    Patricia A Potter et al (2005) dalam bukunya menyebutkan bahwa

    pengkajian terdiri dari 3 kegiatan yaitu: pengumpulan data, pengelompokan

    data atau analisa data dan perumusan diagnosa keperawatan. Data dapat

    dikumpulkan dari berbagai sumber data yaitu sumber data primer (klien) dan

    sumber data sekunder seperti keluarga, teman terdekat klien, tim kesehatan,

    catatan dalam berkas dokumen medis klien dan hasil pemeriksaan. Untuk

    mengumpulkan data dilakukan dengan berbagai cara, yaitu: dengan observasi,

    wawancara dan pemeriksaan fisik.

    Beberapa faktor yang perlu dikaji:

    a.

    Faktor predisosisi

    - Genetik : diturunkan

    - Neurobiologis : adanya gangguan pada konteks pre frontal dan konteks

    limbik

    - Neurotransmiter : abnormalitas pada dopamin ,serotonin ,dan glutamat.

    - Virus : paparan virus influinsa pada trimester III

    - Psikologi : ibu pencemas ,terlalu melindungi ,ayah tidak peduli.

    b. Faktor presipitasi

    - Proses pengolahan informasi yang berlebihan

    - Mekanisme penghantaran listrik yang abnormal

    - Adanya gejala pemicuSetiap melakukan pengkajian, tulis tempat klien dirawat dan tanggal

    dirawat. Isi pengkajiannya meliputi:

    D. Identifikasi klien

    1.

    Perawat yang merawat klien melakukan perkenalan dan kontrak dengan

    klien tentang: Nama klien, panggilan klien, Nama perawat, tujuan, waktu

    pertemuan, topik pembicaraan.

  • 7/27/2019 LAPORAN PENDAHULUAN WAHAM.docx

    7/16

    7

    2. Keluhan utama / alasan masuk

    3. Tanyakan pada keluarga / klien hal yang menyebabkan klien dan keluarga

    datang ke Rumah Sakit, yang telah dilakukan keluarga untuk mengatasi

    masalah dan perkembangan yang dicapai.

    4. Riwayat Penyakit Sekarang

    5.

    Tanyakan pada klien / keluarga, apakah klien pernah mengalami gangguan

    jiwa pada masa lalu, pernah melakukan, mengalami, penganiayaan fisik,

    seksual, penolakan dari lingkungan, kekerasan dalam keluarga dan

    tindakan kriminal.

    6. Dapat dilakukan pengkajian pada keluarga faktor yang mungkin

    mengakibatkan terjadinya gangguan:

    7. Psikologis

    8. Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon

    psikologis dari klien.

    1.

    Biologis

    Gangguan perkembangan dan fungsi otak atau SSP, pertumbuhan dan

    perkembangan individu pada prenatal, neonatus dan anak-anak.

    2.

    Sosial Budaya

    Seperti kemiskinan, konflik sosial budaya (peperangan, kerusuhan,

    kerawanan), kehidupan yang terisolasi serta stress yang menumpuk.

    a) Aspek fisik / biologis

    b) Mengukur dan mengobservasi tanda-tanda vital: TD, nadi, suhu,

    pernafasan. Ukur tinggi badan dan berat badan, kalau perlu kaji fungsi

    organ kalau ada keluhan.

    c)

    Aspek psikososial1) Membuat genogram yang memuat paling sedikit tiga generasi yang

    dapat menggambarkan hubungan klien dan keluarga, masalah yang

    terkait dengan komunikasi, pengambilan keputusan dan pola asuh.

    2)

    Konsep diri

    a) Citra tubuh: mengenai persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian yang

    disukai dan tidak disukai.

  • 7/27/2019 LAPORAN PENDAHULUAN WAHAM.docx

    8/16

    8

    b) Identitas diri: status dan posisi klien sebelum dirawat, kepuasan klien

    terhadap status dan posisinya dan kepuasan klien sebagai laki-laki /

    perempuan.

    c) Peran: tugas yang diemban dalam keluarga / kelompok dan masyarakat

    dan kemampuan klien dalam melaksanakan tugas tersebut.

    d) Ideal diri: harapan terhadap tubuh, posisi, status, tugas, lingkungan dan

    penyakitnya.

    e) Harga diri: hubungan klien dengan orang lain, penilaian dan penghargaan

    orang lain terhadap dirinya, biasanya terjadi pengungkapan kekecewaan

    terhadap dirinya sebagai wujud harga diri rendah.

    3) Hubungan sosial dengan orang lain yang terdekat dalam kehidupan,

    kelompok yang diikuti dalam masyarakat.

    4) Spiritual, mengenai nilai dan keyakinan dan kegiatan ibadah.

    f. Status mental

    Nilai penampilan klien rapi atau tidak, amati pembicaraan klien,

    aktivitas motorik klien, alam perasaan klien (sedih, takut, khawatir), afek

    klien, interaksi selama wawancara, persepsi klien, proses pikir, isi pikir,

    tingkat kesadaran, memori, tingkat konsentasi dan berhitung, kemampuan

    penilaian dan daya tilik diri.

    g. Kebutuhan persiapan pulang

    1) Kemampuan makan klien, klien mampu menyiapkan dan membersihkan

    alat makan.

    2) Klien mampu BAB dan BAK, menggunakan dan membersihkan WC serta

    membersihkan dan merapikan pakaian.

    3) Mandi klien dengan cara berpakaian, observasi kebersihan tubuh klien.4) Istirahat dan tidur klien, aktivitas di dalam dan di luar rumah.

    5) Pantau penggunaan obat dan tanyakan reaksi yang dirasakan setelah

    minum obat.

    h. Masalah psikososial dan lingkungan

    Dari data keluarga atau klien mengenai masalah yang dimiliki klien.

    i. Pengetahuan

  • 7/27/2019 LAPORAN PENDAHULUAN WAHAM.docx

    9/16

    9

    Data didapatkan melalui wawancara dengan klien kemudian tiap

    bagian yang dimiliki klien disimpulkan dalam masalah.

    j. Aspek medik

    Terapi yang diterima oleh klien: ECT, terapi antara lain seperti terapi

    psikomotor, terapi tingkah laku, terapi keluarga, terapi spiritual, terapi

    okupasi, terapi lingkungan. Rehabilitasi sebagai suatu refungsionalisasi dan

    perkembangan klien supaya dapat melaksanakan sosialisasi secara wajar

    dalam kehidupan bermasyarakat.

    2.Diagnosa Keperawatan

    Diagnosa keperawatan adalah penilaian atau kesimpulan yang

    diambil dari pengkajian (Gabie, dikutip oleh Carpernito, 1983).

    Diagnosa keperawatan adalah masalah kesehatan aktual atau

    potensial dan berdasarkan pendidikan dan pengalamannya perawat mampu

    mengatasinya (Gordon dikutip oleh Carpernito, 1983).

    Masalah keperawatan yang sering muncul yang dapat disimpulkan

    dari hasil pengkajian adalah:

    1. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan

    waham.

    2. Perubahan proses pikir : waham berhubungan dengan harga diri rendah.

    B..Intervensi Keperawatan

    1. Diagnosa 1: Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berubungan

    dengan waham.

    Tujuan umum :

    Klien tidak menciderai diri, orang lain, dan lingkungan.

    2.

    Tujuan khusus :

    3. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.

    4. Rasional : Hubungan saling percaya merupakan dasar untuk kelancaran

    hubungan interaksinya.

    Tindakan :

  • 7/27/2019 LAPORAN PENDAHULUAN WAHAM.docx

    10/16

    10

    Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, perkenalkan diri, jelaskan

    tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas

    (topik, waktu, tempat).

    Jangan membantah dan mendukung waham klien : katakan perawat

    menerima keyakinan klien "saya menerima keyakinan anda" disertai

    ekspresi menerima, katakan perawat tidak mendukung disertai ekspresi ragu

    dan empati, tidak membicarakan isi waham klien.

    Yakinkan klien berada dalam keadaan aman dan terlindungi : katakan

    perawat akan menemani klien dan klien berada di tempat yang aman,

    gunakan keterbukaan dan kejujuran jangan tinggalkan klien sendirian.

    Observasi apakah wahamnya mengganggu aktivitas harian dan perawatan

    diri.

    2.

    Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki.

    Rasional : Dengan mengetahui kemampuan yang dimiliki klien, maka akan

    memudahkan perawat untuk mengarahkan kegiatan yang bermanfaat bagi

    klien dari pada hanya memikirkannya.

    Tindakan :

    Beri pujian pada penampilan dan kemampuan klien yang realistis.

    Diskusikan bersama klien kemampuan yang dimiliki pada waktu lalu dan

    saat ini yang realistis.

    Tanyakan apa yang biasa dilakukan kemudian anjurkan untuk

    melakukannya saat ini (kaitkan dengan aktivitas sehari hari dan perawatan

    diri).

    Jika klien selalu bicara tentang wahamnya, dengarkan sampai kebutuhan

    waham tidak ada. Perlihatkan kepada klien bahwa klien sangat penting.

    3. Klien dapat mengidentifikasikan kebutuhan yang tidak terpenuhi.

    Rasional : Dengan mengetahui kebutuhan klien yang belum terpenuhi

    perawat dapat merencanakan untuk memenuhinya dan lebih memperhatikan

    kebutuhan klien tersebut sehingga klien merasa nyaman dan aman.

  • 7/27/2019 LAPORAN PENDAHULUAN WAHAM.docx

    11/16

    11

    Tindakan :

    Observasi kebutuhan klien sehari-hari.

    Diskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi baik selama di rumah

    maupun di rumah sakit (rasa sakit, cemas, marah).

    Hubungkan kebutuhan yang tidak terpenuhi dan timbulnya waham.

    Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan klien dan

    memerlukan waktu dan tenaga (buat jadwal jika mungkin).

    Atur situasi agar klien tidak mempunyai waktu untuk menggunakan

    wahamnya.

    4. Klien dapat berhubungan dengan realitas.

    Rasional : Menghadirkan realitas dapat membuka pikiran bahwa realita itu

    lebih benar dari pada apa yang dipikirkan klien sehingga klien dapat

    menghilangkan waham yang ada.

    Tindakan :

    Berbicara dengan klien dalam konteks realitas (diri, orang lain, tempat

    dan waktu).

    Sertakan klien dalam terapi aktivitas kelompok : orientasi realitas.

    Berikan pujian pada tiap kegiatan positif yang dilakukan klien.

    5. Klien dapat menggunakan obat dengan benar.

    Rasional : Penggunaan obat yang secara teratur dan benar akan

    mempengaruhi proses penyembuhan dan memberikan efek dan efek

    samping obat.

    Tindakan :

    Diskusikan dengan klien tentang nama obat, dosis, frekuensi, efek dan

    efek samping minum obat.

    Bantu klien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (nama pasien,

    obat, dosis, cara dan waktu).

    Anjurkan klien membicarakan efek dan efek samping obat yang

    dirasakan.

  • 7/27/2019 LAPORAN PENDAHULUAN WAHAM.docx

    12/16

    12

    Beri reinforcement bila klien minum obat yang benar.

    6. Klien dapat dukungan dari keluarga.

    Rasional : Dukungan dan perhatian keluarga dalam merawat klien akan

    mambentu proses penyembuhan klien.

    Tindakan:

    Diskusikan dengan keluarga melalui pertemuan keluarga tentang : gejala

    waham, cara merawat klien, lingkungan keluarga dan follow up obat.

    Beri reinforcement atas keterlibatan keluarga

    Strategi Pelaksanaan untuk Pasien Waham

    1. SP I Pasien

    a. Membantu orientasi realita

    b. Mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi

    c. Melatih pasien memenuhi kebutuhannya

    d. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

    Contoh komunikasi yang dapat di praktekkan pada pasien:

    ORIENTASI:

    Assalamualaikum, perkenalkan nama saya Ani, saya perawat yang dinas

    pagi ini di ruang melati. Saya dinas dari pk 07-14.00 nanti, saya yang akan

    merawat abang hari ini. Nama abang siapa, senangnya dipanggil apa?

    Bisa kita berbincang-bincang tentang apa yang bang B rasakan sekarang?

    Berapa lama bang B mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15

    menit?

    Dimana enaknya kita berbincang-bincang, bang?

    KERJA:

    Saya mengerti bang B merasa bahwa bang B adalah seorang nabi, tapi sulit

    bagi saya untuk mempercayainya karena setahu saya semua nabi sudah

    tidak adalagi, bisa kita lanjutkan pembicaraan yang tadi terputus bang?

    Tampaknya bang B gelisah sekali, bisa abang ceritakan apa yang

    bang B rasakan?

    O... jadi bang B merasa takut nanti diatur-atur oleh orang lain dan tidak

    punya hak untuk mengatur diri abang sendiri?

  • 7/27/2019 LAPORAN PENDAHULUAN WAHAM.docx

    13/16

    13

    Siapa menurut bang B yang sering mengatur-atur diri abang?

    Jadi ibu yang terlalu mengatur-ngatur ya bang, juga kakak dan adik abang

    yang lain?

    Kalau abang sendiri inginnya seperti apa?

    O... bagus abang sudah punya rencana dan jadual untuk diri sendiri

    Coba kita tuliskan rencana dan jadual tersebut bang

    Wah..bagus sekali, jadi setiap harinya abang ingin ada kegiatan diluar

    rumah karena bosan kalau di rumah terus ya

    TERMINASI

    Bagaimana perasaan B setelah berbincang-bincang dengan saya?

    Apa saja tadi yang telah kita bicarakan? Bagus

    Bagaimana kalau jadual ini abang coba lakukan, setuju bang?

    Bagaimana kalau saya datang kembali dua jam lagi?

    Kita bercakap-cakap tentang kemampuan yang pernah Abang miliki? Mau

    di mana kita bercakap-cakap? Bagaimana kalau di sini lagi?

    Strategi Pelaksanaan untuk Keluarga Pasien Waham

    1. SP I Keluarga

    a. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien

    b. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala waham, dan jenis waham yang

    dialami pasien beserta proses terjadinya.

    c. Menjelaskan cara-cara merawat pasian waham.

    Contoh komunikasi yang dapat di terapkan pada keluarga klien

    ORIENTASI

    Assalamualaikum pak, bu, perkenalkan nama saya Ani, saya perawat yang

    dinas di ruang melati ini. Saya yang merawat bang B selama ini. Namabapak dan ibu siapa, senangnya dipanggil apa?

    Bagaimana kalau sekarang kita membicarakan tentang masalah bang B dan

    cara merawat B di rumah?

    Dimana kita mau berbicara? Bagaimana kalau di ruang wawancara?

    Berapa lama waktu bapak dan ibu? Bagaimana kalau 30 menit

  • 7/27/2019 LAPORAN PENDAHULUAN WAHAM.docx

    14/16

    14

    KERJA

    Pak, bu, apa masalah yang Bpk/Ibu rasakan dalam merawat bang B? Apa

    yang sudah dilakukan di rumah?Dalam menghadapi sikap anak ibu dan

    bapak yang selalu mengaku-ngaku sebagai seorang nabi tetapi nyatanya

    bukan nabi merupakan salah satu gangguan proses berpikir. Untuk itu akan

    saya jelaskan sikap dan cara menghadapinya. Setiap kali anak bapak dan ibu

    berkata bahwa ia seorang nabi bapak/ ibu dengan mengatakan pertama:

    Bapak/Ibu mengerti B merasa seorang nabi, tapi sulit bagi bapak/ibu untuk

    mempercayainya karena setahu kami semua nabi sudah meninggal.

    Kedua: bapak dan ibu harus lebih sering memuji B jika ia melakukan hal-

    hal yang baik.

    Ketiga: hal-hal ini sebaiknya dilakukan oleh seluruh keluarga yang

    berinteraksi dengan B

    Bapak/Ibu dapat bercakap-cakap dengan B tentang kebutuhan yang

    diinginkan B, misalnya: Bapak/Ibu percaya B punya kemampuan dan

    keinginan. Coba ceritakan kepada bapak/ibu. B khan punya kemampuan

    ............ (kemampuan yang pernahdimiliki oleh anak)

    Keempat: Bagaimana kalau dicoba lagi sekarang?(Jika anak mau

    mencoba berikan pujian) Pak, bu, B perlu minum obat ini agar pikirannya

    jadi tenang, tidurnya juga tenang

    Obatnya ada tiga macam, yang warnanya oranye namanya CPZ gunanya

    agar tenang, yang putih ini namanya THP guanya supaya rileks, dan yang

    merah jambu ini namanya HLP gunanya agar pikiran tenang semuanya ini

    harus diminum secara teratur 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam

    7 malam, jangan dihentikan sebelum berkonsultasi dengan dokter karenadapat menyebabkan B kambuh kembali (Libatkan keluarga saat

    memberikan penjelasan tentang obat kepada klien). Bang B sudah

    mempunyai jadwal minum obat. Jika dia minta obat sesuai jamnya, segera

    beri pujian.

  • 7/27/2019 LAPORAN PENDAHULUAN WAHAM.docx

    15/16

    15

    TERMINASI

    Bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang

    cara merawat B di rumah?

    Setelah ini coba bapak dan ibu lakukan apa yang sudah saya jelaskan tadi

    setiap kali berkunjung ke rumah sakit.

    Baiklah bagaimana kalau dua hari lagi bapak dan ibu datang kembali kesini

    dan kita akan mencoba melakukan langsung cara merawat B sesuai dengan

    pembicaraan kita tadi

    Jam berapa bapak dan ibu bisa kemari?

    Baik saya tunggu, kita ketemu lagi di tempat ini ya pak, bu

  • 7/27/2019 LAPORAN PENDAHULUAN WAHAM.docx

    16/16

    16

    DAFTAR PUSTAKA

    Stuart GW, Sundeen, Principles and Practice of Psykiatric Nursing (5 thed.).

    St.Louis Mosby Year Book, 2005

    Keliat Budi Ana, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi I, Jakarta : EGC,

    2008

    Keliat Budi Ana, Gangguan Konsep Diri, Edisi I, Jakarta : EGC, 2007

    Aziz R, dkk, Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang : RSJD Dr. Amino

    Gonohutomo, 2003

    Tim Direktorat Keswa, Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi 1, Bandung,

    RSJP Bandung, 2014

    http://yoedhasflyingdutchman.blogspot.com/2014/04/asuhan-keperawatan-

    pasien-dengan-waham.html

    http://yoedhasflyingdutchman.blogspot.com/2014/04/asuhan-keperawatan-pasien-dengan-waham.htmlhttp://yoedhasflyingdutchman.blogspot.com/2014/04/asuhan-keperawatan-pasien-dengan-waham.htmlhttp://yoedhasflyingdutchman.blogspot.com/2014/04/asuhan-keperawatan-pasien-dengan-waham.htmlhttp://yoedhasflyingdutchman.blogspot.com/2014/04/asuhan-keperawatan-pasien-dengan-waham.html