laporan pendahuluan kwashiorkor

Upload: vinda-astri-permatasari

Post on 11-Oct-2015

260 views

Category:

Documents


17 download

DESCRIPTION

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK KWASHIORKOR

TRANSCRIPT

MAKALAHASUHAN KEPERAWATANPADA ANAK KWASHIORKORDisusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak

Disusun oleh :Anggih Shulchan Yoga KusumaP07120112044Dwi Ratna WidyastutiP07120112054Effi MuharyatiP07120112055Febrianti Eka WulandariP07120112059Putri Aprilia RiantiP07120112070Vinda Astri PermatasariP07120112080

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTAJURUSAN KEPERAWATAN2013LAPORAN PENDAHULUAN KWASHIORKOR

A. DefinisiKwashiorkor adalah suatu sindrom klinik yang timbul sebagai akibat adanya kekurangan protein yang parah dan pemasukan kalori yang kurang dari yang dibutuhkan (Behrman, RE. 1994).Kwashiorkor adalah defisiensi protein yang disertai defisiensi nutrien lainnya yang biasa dijumpai pada bayi masa disapih dan anak prasekolah (balita) (Ngastiyah, 2005).Penyakit kwashiorkor pada umumnya terjadi pada anak dari keluarga dengan status sosial ekonomi yang rendah karena tidak mampu menyediakan makanan yang cukup mengandung protein hewani seperti daging, telur, hati, susu dan sebagainya. Makanan sumber protein sebenarnya dapat dipenuhi dari protein nabati dalam kacang-kacangan tetapi karena kurangnya pengetahuan orang tua, anak dapat menderita defisiensi protein.

B. EtiologiSelain oleh pengaruh negatif faktor sosio-ekonomi-budaya yang berperan terhadap kejadian malnutrisi umumnya, keseimbangan nitrogen yang negatif dapat pula disebabkan oleh diare kronik, malabsorpsi protein, hilangnya protein melalui air kemih (sindrom nefrotik), infeksi menahun, luka bakar dan penyakit hati.

C. PatofisiologiPada defisiensi protein murni tidak terjadi katabolisme jaringan yang sangat berlebihan karena persediaan energi dapat dipenuhi oleh jumlah kalori dalam dietnya. Kelainan yang mencolok adalah gangguan metabolik dan perubahan sel yang disebabkan edema dan perlemakan hati. Karena kekurangan protein dalam diet akan terjadi kekurangan berbagai asam amino dalam serum yang jumlahnya yang sudah kurang tersebut akan disalurkan ke jaringan otot, makin kurangnya asam amino dalam serum ini akan menyebabkan kurangnya produksi albumin oleh hepar yang kemudian berakibat timbulnya odema. Perlemakan hati terjadi karena gangguan pembentukan beta liprotein, sehingga transport lemak dari hati ke depot terganggu dengan akibat terjadinya penimbunan lemak dalam hati.

D. Manifestasi Klinis1. Secara umum anak tampak sembab, letargik, cengeng dan mudah terangsang, pada tahap lanjut anak menjadi apatis dan koma.2. Pertumbuhan terlambat3. Edema4. Anoreksia dan diare5. Jaringan otot mengecil, tonus menurun, jaringan subkuts tipis dan lembek6. Rambut berwarna pirang, berstruktur kasar dan kaku serta mudah dicabut7. Kelainan kulit, tahap awal kulit kering, bersisik dengan garis-garis kulit yang dalam dan lebam, disertai defesiensi vitamin B kompleks, defesiensi eritropoitin dan kerusakan hati8. Anak mudah terjangkit infeksi9. Pertumbuhan terganggu (berat badan dan tinggi badan kurang dari standar)10. Terjadi defisiensi vitamin dan mineral.

Menurut Soetjiningsih, 1998 gejalaklinis Kwashiokor antara lain:1. Pertumbuhan terganggu (merupakan gejala terpenting). Selain berat badan badan juga tinggi badan kurang di banding anak sehat2. Perubahan mental, biasanya pasien cengeng atau apatis3. Ditemukan odema ringan maupun berat4. Terjadi gangguan gastrointestinal. Anoreksia yang hebat hingga cara pemberian makannya harus personde, diare dan muntah karena terjadinya intoleransi makanan5. Perubahan rambut, tampak kusam, kering, halus, jarang dan berubah warna6. Kulit mengalami perubahan yaitu hiperplementasi, bersisik, menunjukkan garis kulit yang dalam dan lebar, kelainan khas pada Kwashiorkor ini di sebut Crazy Payment Dermatosis7. Pembesaran hati karena adanya perlemakan hati8. Anemia juga selalu ditemukan9. Kelainan kimia darah: Kadar albumin serum rendah, kadar globulin normal atau sedikit lebih tinggi, kadar kolesterol serum rendah10. Hampir semua organ mengalami perubahan seperti: degenerasi otot jantung, osteoporosis tulang dan sebagainya.

E. KomplikasiAnak dengan kwashiorkor akan lebih mudah untuk terkena infeksi dikarenakan lemahnya sistem imun. Tinggi maksimal dan kemampuan potensial untuk tumbuh tidak akan pernah dapat dicapai oleh anak dengan riwayat kwashiorkor. Bukti secara statistik mengemukakan bahwa kwashiorkor yang terjadi pada awal kehidupan (bayi dan anak-anak) dapat menurunkan IQ secara permanen. Komplikasi lain yang dapat ditimbulkan dari kwashiorkor adalah:1.Defisiensi zat besi2.Hiperpigmentasi kulit3.Edema anasarka.F. PrognosisDengan pengobatan adekuat, diperlukan waktu 2-3 bulan untuk tercapainya berat badan yang idel. Pertumbuhan fisis hanya terpaut sedikit dengan anak sebayanya. Namun perkembangan intelektualnya akan mengalami keterlambatan yang menetap, khususnya kelainan mental dan defisiensi persepsi.Beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu :1. Umur2. Asupan gizi anak3. Pengobatan4. Ada tidaknya komplikasi

G. PenatalaksanaanPrinsip pengobatan kwashiorkor adalah:1. Memberikan makanan yang mengandung banyak protein bernilai biologi tinggi, tinggi kalori, cukup cairan, vitamin dan mineral2. Makanan harus mudah dicerna dan diserap3. Makanan diberikan secara bertahap, karena toleransi terhadap makanan sangat rendah4. Penanganan terhadap penyakit penyerta5. Tindak lanjut berupa pemantauan kesehatan penderita dan penyuluhan gizi terhadap keluarga (A.H. Markum, 1991).

Pemberian terapi :1. Dalam keadaan dehidrasi dan asidosis pedoman pemberian perenteral adalah sebagai berikut :a. Jumlah cairan adalah : 200 ml / kgBB/ hari untuk kwashiorkor atau marasmus kwashiorkorb. 250 ml/kgBB/ hari untuk marasmusc. Makanan tinggi kalori tinggi protien 3,0-5,0 g/kgBBd. Kalori 150-200 kkal/ kgBB/harie. Vitamin dan mineral, asam folat peroral 3x 5 mg/hari pada anak besarf. KCL oral 75-150mg /kgBB/hari. Bila hipoksia berikan KCL intravena 3-4 mg/KgBB/hari.2. Perbaiki diit:Formula harus mudah dicerna, murah, pekat kalori atau protein: Modisco I, II, dan III memenuhi syarat-syarat tertentu.Bila ada intoleransi, mulailah dengan susu skim yang diencerkan (2,5-5-7,5) + glukosa 5%, disusul dengan modisco . I, II, III.3. Vitamin A 100.000-200.000 IUIM 1 kali.Vitamin B komplek, C, A, D tetes per oral.4. Bila perlu beri transfusi sel darah merah padat (PRC) atau plasma.5. Pengobatan penyakit penyerta/penyebab. Bila lemah, ada hipotermi, hipertensi dan gangguanpembekuan darah ada kemungkinan infeksi kuman gram negatif serta endotoksemia. Resiko meningkat bila disertai kekurangan vitamin A.6. Terapi gentamicin 6-7,5 mg/kg perhari dibagi 2 kali Amikin 15 mg/kg/hari dibagi 2 kali.7. Penyuluhan pada ibu disertai demonstrasi cara membuat modisco.8. Kontrol di poliklinik anak.(Ratna Indrawati, 1994).

H. Konsep asuhan keperawatan1. PengkajianPengkajian adalah pendekatan sistemik untuk mengumpulkan data dan menganalisa sehingga dapat diketahui kebutuhan pasien tersebut. Langkah-langkah dalam pengkajian meliputi pengumpulan data, analisa dan sintesa data serta perumusan diagnosa keperawatan. Pengumpulan data akan menentukan kebutuhan dan masalah kesehatan dan keperawatan yang meliputi kebutuhan fisik, psikososial dan lingkungan pasien, sumber data diperoleh dari pasien, keluarga, teman, team kesehatan lain, catatan pasien dan hasil pemeriksaan laboratorium.Metode pengumpulan data melalui observasi (yaitu dengan cara inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi) wawancara (yaitu berupa percakapan guna memperoleh data yang diperlukan), catatan (berupa catatan klinik, dokumen yang baru maupun yang lama).a. Anamnesa1) Identitas pasienMeliputi: nama, umur, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan saat pengkajian, nama orang tua, pekerjaan orang tua, pendidikan orang tua, umur orang tua, agama, jumlah saudara kandung, jumlah anggota keluarga, alamat rumah.2) Riwayat penyakit sekarangKapan anak mulai menampakkan tanda-tanda penyakit kwashiorkor ini, seperti mulai kapan kulit anak mengelupas, rambut berubah warna, tampak adema seluruh tubuh, diare dan bagaimana nafsu makan anak.3) Riwayat kesehatanRiwayat pre natal selama masa hamil, riwayat natal, keadan saat persalinan, dengan menolong persalinan, berat badan dan panjang badan saat lahir, keadaan setelah lahir, riwayat neonatal, riwayat imunisasi dan riwayat tumbang.4) Riwayat penyakit dahuluApakah anak menderita penyakit sampai diopname, penyakit apa dan berapa lama dirawat serta bagaimana pengobatannya.5) Riwayat keluargaApakah ada anggota keluarga lain yang menderita penyakit yang sama dengan pasien, atau menderita penyakit seperti asma, TBC, jantung dan DM.6) Pola-pola fungsi kesehatana) Pola nutrisi : Bagaimana pola makan sehari-hari anak, jenis makanan yang dikonsumsi dan bagaimana nafsu makan.b) Pola Eliminasi : Bagaimana aktivitas eliminasi alvi dan miksi sehari-hari, apakah ada keluhan, adakah diare, berapa lama.c) Pola aktivitas : Kebiasaan aktivitas kegiatan yang dilakukan sehari-hari, apakah ada gangguan aktivitas setelah sakit.d) Pola istirahat dan tidur : berapa lama anak biasa tidur, apakah ada gangguan atau tidak.

b. Pengkajian fisik1) Keadaan umum yang meliputi: kesadaran composmentis, lemah, rewel, kebersihan kurang, berat badan, tinggi badan, nadi, suhu dan pernapasan.2) Kepala: lingkar kepala, warna rambut, UUB sudah menutup atau belum 3) Muka : sembab karena edema, tampak moonface4) Mata : apakah ada ikterus, anemia ataupun infeksi pada mata5) Telinga : apakah ada tanda-tanda infeksi6) Hidung : apakah ada sekret, bagaimana pernapasannya, terpasang sonde7) Mulut : stomatitis, lesi, mukosa bibir, gigi tumbuh8) Tenggorokan : apakah ada tanda pembesaran tonsil, tanda-tanda peradangan.9) Leher : apakah ada pembesaran kelenjar tiroid, kaku kuduk, pembesaran kelenjar limfe.10) Torax : apakah ada lingkar dada, adakah tarikan dinding dada, wheezing, ronchi.11) Abdomen : apakah ada meteorismus, asites, bising usus, apakah ada pembesaran hepar.12) Extremitas atas: lingkar lengan atas, akral hangat, odema13) Extremitas bawah : edema14) Kulit : adakah crazy pavement dermatosis, keadaan turgor kulit, edema.

c. Pemeriksaan Penunjang1) Pada pemeriksaan laboratorium, anemia selalu ditemukan terutama jenis normositik normokrom karena adanya gangguan sistem eritropoesis akibat hipoplasia kronis sum-sum tulang di samping karena asupan zat besi yang kurang dalam makanan, kerusakan hati dan gangguan absorbsi. Selain itu dapat ditemukan kadar albumin serum yang menurun.2) Pemeriksaan radiologis juga perlu dilakukan untuk menemukan adanya kelainan pada paru.3) Pemeriksaan urinPemeriksaan urin meliputi urin lengkap dan kultur urin a) Uji faal hatib) EKGc) X foto parud) Konsul THT : adanya otitis medisSetelah dilakukan pengkajian, kemudian data dikelompokan yang meliputi data subyektif dan obyektif. Selanjutnya data dianalisa dengan mengkaitkan, menghubungkan data yang diperoleh dengan konsep, teori, prinsip yang relevan untuk mengetahui masalah kesehatan pasien. Selanjutnya diidentifikasi sesuai dengan prioritas masalah-masalah yang mengancam jiwa, merusak sistem jaringan maupun merusak fungsi organ.2. Diagnosa keperawatanDiagnosa keperawatan adalah pernyataan yang jelas, singkat dan pasti tentang masalah klien serta penyebabnya yang dapat dipecahkan atau diubah melalui tindakan keperawatan.Diagnosa keperawatan yang mungkin dapat ditemukan pada anak dengan Kwashiorkor adalah:a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d asupan protein yang tidak adekuat, anoreksia dan diare.b. Kekurangan volume cairan b/d penurunan asupan peroral dan peningkatan kehilangan akibat diare.c. Gangguan penurunan berat badan berhubungan dengan asupan protein yang tidak adekuat.d. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan defisiensi protein, dehidrasi dan posisi klien.3. Intervensi keperawatanPenentuan apa yang akan dilakukan untuk membantu klien memenuhi kebutuhan kesehatannya dan mengatasi masalah keperawatan yang telah ditentukan. Rencana ini disusun dengan melibatkan klien secara maksimal dan dengan petugas lain yang melayani klien. Unsur tahap pelayanan ada 4, yaitu: memprioritaskan masalah, perumusan tujuan, penentuan tindakan keperawatan dan penentuan kriteria evaluasi.a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d asupan yang tidak adekuat, anoreksia dan diare.Tujuan: Klien akan menunjukkan pening-katan status gizi.Kriteria hasil: Keluarga klien dapat menjelaskan penyebab gangguan nutrisi yang dialami klien,kebutuhan nutrisi pemulihan, susunan menu dan pengolahan makanan sehat seimbang.Dengan bantuan perawat, keluarga klien dapat mendemonstrasikan pemberian diet (per sonde/per oral) sesuai program dietetik.

INTERVENSIRASIONAL

1. Jelaskan kepada keluarga tentang penyebab malnutrisi, kebutuhan nutrisi pemulihan, susunan menu dan pengolahan makanan sehat seimbang, tunjukkan contoh jenis sumber makanan ekonomis sesuai status sosial ekonomi klien.2. Tunjukkan cara pemberian makanan per sonde, beri kesempatan keluarga untuk melakukannya sendiri.

3. Laksanakan pemberian roborans sesuai program terapi.4. Timbang berat badan, ukur lingkar lengan atasdan tebal lipatan kulit setiap pagi.1. Meningkatkan pemahaman keluarga tentang penyebab dan kebutuhan nutrisi untuk pemulihan klien sehingga dapat meneruskan upaya terapi dietetik yangtelah diberikan selama hospitalisasi.

2. Meningkatkan partisipasi keluarga dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi klien, mempertegas peran keluarga dalam upaya pemulihan status nutrisi klien.3. Roborans meningkatkan nafsu makan, proses absorbsi dan memenuhi defisit yang menyertai keadaan malnutrisi.4. Menilai perkembangan masalah klien.

b. Kekurangan volume cairan tubuh b/d penurunan asupan peroral dan peningkatan kehilangan akibat diare.Tujuan: Klien akan menunjukkan keadaan hidrasi yang adekuat.Kriteria hasil: Asupan cairan adekuat sesuai kebutuhan ditambah defisit yang terjadi.Tidak ada tanda/gejala dehidrasi (tanda-tanda vital dalam batas normal, frekuensi defekasi 1 x/24 jam dengan konsistensi padat/semi padat).

INTERVENSIRASIONAL

1. Lakukan/observasi pemberian cairan per infus/sonde/oral sesuai program rehidrasi.

2. Jelaskan kepada keluarga tentang upaya rehidrasi dan partisipasi yang diharapkan dari keluarga dalam pemeliharan patensi pemberian infus/selang sonde. 3. Kaji perkembangan keadaan dehidaras iklien. 4. Hitung balance cairan.1. Upaya rehidrasi perlu dilakukan untuk mengatasi masalah kekurangan volume cairan.2. Meningkatkan pemahaman keluarga tentang upaya rehidrasi dan peran keluarga dalam pelaksanaan terpirehidrasi.

3. Menilai perkembangan masalah klien. 4. Penting untuk menetapkan program rehidrasi selanjutnya.

c. Gangguan penurunan berat badan berhubungan dengan asupan protein yang tidak adekuat.Tujuan: Klien akan mencapai pertumbuhan dan perkembangan sesuai standar usia.Kriteria Hasil : Pertumbuhan fisik (ukuran antropometrik) sesuai standar usia. Perkembangan motorik, bahasa/kognitif dan personal/sosial sesuai standar usia.

INTERVENSIRASIONAL

1. Ajarkan kepada orang tua tentang standar pertumbuhan fisik dan tugas-tugas perkembangan sesuai usia anak.2. Lakukan pemberian makanan/minuman sesuai program terapi diet pemulihan.

3. Lakukan pengukuran antropometrik secara berkala.4. Lakukan stimulasi tingkat perkembangan sesuai dengan usia klien.

5. Lakukan rujukan ke lembaga pendukung stimulasi pertumbuhan dan perkembangan (Puskesmas/Posyandu)1. Meningkatkan pengetahuan keluarga tentang keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan anak.

2. Diet khusus untuk pemulihan malnutrisi diprogramkan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan anak dan kemampuan toleransi sistem pencernaan.3. Menilai perkembangan masalah klien.

4. Stimulasi diperlukan untuk mengejar keterlambatan perkembangan anak dalam aspek motorik, bahasa dan personal/sosial.5. Mempertahankan kesinambungan program stimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak dengan memberdayakan sistem pendukung yang ada.

d. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan defisiensi protein, dehidrasi dan posisi klien.Tujuan: Integritas kulit kembali normal.Kriteria hasil: Gatal hilang/berkurang, kulit kembali halus, kenyal dan utuh.

INTERVENSIRASIONAL

1. Anjurkan pada keluarga tentang pentingnya merubah posisi sesering mungkin2. Anjurkan keluarga lebih sering mengganti pakaian anak bila basah atau kotor dan kulit anak tetap kering3. Anjurkan kepada klien makan makanan yang bergizi khususnya yang mengandung protein1. Mencegah ulkus dekubitus

2. Mencegah iritasi kulit dan mengurangi gatal

3. Agar kebutuhan nutrisi terpenuhi

4. EvaluasiTahap evaluasi dalam proses keperawatan menyangkut pengumpulan data obyektif dan subyektif yang akan menunjukan apakah tujuan pelayanan keperawatan sudah dicapai atau belum, masalah apa yang sudah dipecahkan dan apa yang perlu dikaji, direncanakan, dilaksanakan dan dinilai kembali. Evaluasi yang diharapkan dari kasus ini adalah: a. Kebutuhan nutrisi terpenuhib. Diare dan muntah teratasi serta adekuatnya masukan makanan dan cairan sehingga tidak terjadi kekurangan volume cairan tubuh.c. Kebutuhan protein dapat terpenuhi secara adekuat sehingga tidak mengganggu pertumbuhan dan perkembangannya.d. Kulit kembali halus dan utuh serta terbebas dari kerusakan integrasi kulit.

DAFTAR PUSTAKA

A.H. Markum, dkk. 1991. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: FKUIArisman. 2010. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGCBehrman, RE. dkk. 1994. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: EGCDjaeni, SA. 2010. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa Dan Profesi. Jakarta: EGCNgastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit. Edisi 2. Jakarta: EGCSoetjiningsih. 1998. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGCYulianni Rita & Suriyadi. 2006. Askep Pada Anak. Jakarta: Sagung Seto