laporan pendahuluan isos

16
LAPORAN PENDAHULUAN A. Pengertian Isolasi sosial adalah suatu keadaan dimana seseorang individu mengalami penurunan bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya, pasien mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain (Budi Anna Kelliat, 2009). Isolasi sosial adalah suatu sikap dimana individu menghindari diri dari interaksi, kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai kesempatan untuk membagi perasaan, pikiran, prestasi, atau kegagalan, serta mengalami kesulitan untuk berhubungan secara spontan dengan orang lain, yang dimanifestasikan dengan sikap memisahkan diri, tidak ada perhatian (Balitbang, 2005). B. Etiologi Terjadinya faktor ini dipengaruhi oleh faktor predisposisi di antaranya perkembangan dan sosial budaya. Kegagalan perkembangan dapat mengakibatkan individu tidak percaya diri, tidak percaya dengan orang lain, ragu, takut salah, pesimis, putus asa terhadap hubungan dengan orang lain, tidak mampu merumuskan keinginan, keadaan menimbulkan perilaku tidak ingin berkomunikasi dengan orang lain. C. Tanda dan gejala

Upload: zeynmoslem6522

Post on 09-Aug-2015

63 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PENDAHULUAN ISOS

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Pengertian

Isolasi sosial adalah suatu keadaan dimana seseorang individu mengalami

penurunan bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain

disekitarnya, pasien mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak

mampu membina hubungan yang berarti dan tidak mampu membina hubungan yang

berarti dengan orang lain (Budi Anna Kelliat, 2009).

Isolasi sosial adalah suatu sikap dimana individu menghindari diri dari

interaksi, kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai kesempatan untuk

membagi perasaan, pikiran, prestasi, atau kegagalan, serta mengalami kesulitan untuk

berhubungan secara spontan dengan orang lain, yang dimanifestasikan dengan sikap

memisahkan diri, tidak ada perhatian (Balitbang, 2005).

B. Etiologi

Terjadinya faktor ini dipengaruhi oleh faktor predisposisi di antaranya

perkembangan dan sosial budaya. Kegagalan perkembangan dapat mengakibatkan

individu tidak percaya diri, tidak percaya dengan orang lain, ragu, takut salah, pesimis,

putus asa terhadap hubungan dengan orang lain, tidak mampu merumuskan keinginan,

keadaan menimbulkan perilaku tidak ingin berkomunikasi dengan orang lain.

C. Tanda dan gejala

Tanda dan gejala klien dengan isolasi sosial antara lain : kurang spontan, apatis

(acuh tak acuh), ekspresi wajah kurang berseri, tidak merawat diri dan tidak

memperhatikan kebersihan diri, tidak ada atau kurang komunikasi verbal, mengisolasi

diri, tidak sadar terhadap lingkungan sekitar, asupan makanan dan minuman

terganggu, retensi urine dan feses, aktivitas menurun, kurang energi, rendah diri, dan

postur tubuh berubah misalnya sikap fetus/janin (pada posisi tidur).

Adapun gejala klinis sebagai berikut :

1. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan terhadap penyakit

2. Rasa bersalah terhadap diri sendiri

3. Gangguan hubungan sosial

4. Percaya diri kurang

5. Menciderai diri

Page 2: LAPORAN PENDAHULUAN ISOS

D. Rentang respon

Respon Adaptif

Menyendiri

Manipulasi

Otonomi

Respon Maladaptif

Kesepian

Menarik diri

Impulsif

1. Respon adaptif

Respon adaptif adalah respon yang masih dapat diterima oleh norma-norma sosial

dan kebudayaan secara umum yang berlaku. Dengan kata lain individu tersebut

masih dalam batas normal ketika menyelesaikan masalah. Sikap yang termasuk

dalam respon adaptif antara lain : menyendiri/respon dalam merenungkan apa yang

telah terjadi di lingkungan sosialnya, otonomi/kemampuan dalam menentukan dan

menyampaikan ide dan pikiran serta perasaan, bekerja sama/kemampuan saling

membutuhkan, dan interdependen/saling ketergantungan dalam hubungan

interpersonal.

2. Respon maladaptive

Respon maladaptif adalah respon yang menyimpang dari norma sosial dan

kehidupan di suatu tempat. Yang termasuk perilaku respon maladaptif antara lain :

Menarik diri (mengalami kesulitan dalam membina hubungan secara terbuka

dengan orang lain), ketergantungan (gagal mengembangkan  rasa percaya diri

sehingga tergantung dengan orang lain), manipulasi (mengganggu orang lain

sebagai objek individu sehingga tidak dapat membina hubungan sosial secara

mendalam), dan curiga (gagal mengembangkan rasa percaya terhadap orang lain).

E. Faktor terjadinya masalah

Menurut (Stuart. G. W ; 2007 ) isolasi sosial di sebabkan oleh beberapa faktor antara

lain :

1. Faktor Predisposisi

a. Faktor tumbang

Tugas perkembangan pada fase tumbang tidak terselesaikan

b. Faktor komunikasi dalam keluarga

Komunikasi yang tidak jelas (suatu keadaan dimana seorang menerimapesan

yang saling bertentangan dlm waktu yg bersamaan), ekpresi emosi yang tinggi

dalam keluarga yg menghambat untuk berhubungan dengan lingkungan diluar

keluarga.

c. Faktor Sosial Budaya

Isolasi sosial atau mengasingkan diri dari lingkungan sosial, disebabkan norma -

norma yang salah dianut keluarga, seperti : anggota keluarga tidak produktif 

Page 3: LAPORAN PENDAHULUAN ISOS

( lansia, berpenyakit kronis dan penyandang cacat) diasingkan dari lingkungan

sosialnya.

d. Faktor biologis

Gangguan dalam otak, seperti pada skizofrenia terdapat struktur otak yang

abnormal (atropi otak, perubahan ukuran dan bentuk sel–sel dalam limbik dan

daerah kortikal).

2. Faktor presipitasi

a. Faktor eksternal

Stressor sosial budaya : stress yang ditimbulkan oleh faktor sosial budaya

keluarga.

b. Faktor Internal

Stresor psikologik : stres terjadi akibat ansietas berkepanjangan disertaiakibat

keterbatasan kemampuan mengatasinya.

F. Mekanisme koping

Mekanisme koping digunakan klien sebagai usaha mengatasi kecemasan yang

merupakan suatu kesepian nyata yang mengancam dirinya. Kecemasan koping yang

sering digunakan adalah regresi, represi dan isolasi. Sedangkan contoh sumber koping

yang dapat digunakan misalnya keterlibatan dalam hubungan yang luas dalam

keluarga dan teman, hubungan dengan hewan peliharaan, menggunakan kreativitas

untuk mengekspresikan stress interpersonal seperti kesenian, musik, atau tulisan,

(Stuart and sundeen,1998)

G. Penatalaksanaan

1. Penatalaksanaan Medis (Dalami, et.all, 2009)

Isolasi sosial termasuk dalam kelompok penyakit skizofrenia tak tergolongkan

maka jenis penatalaksanaan medis yang bisa dilakukan adalah :

a. Electro Convulsive Therapy (ECT)

Electro Convulsive Therapy (ECT) adalah suatu jenis pengobatan dimana arus

listrik digunakan pada otak dengan menggunakan 2 elektrode yang ditempatkan

dibagian temporal kepala (pelipis kiri dan kanan). Arus tersebut menimbulkan

kejang grand mall yang berlangsung 25-30 detik dengan tujuan terapeutik.

Respon bangkitan listriknya di otak menyebabkan terjadinya perubahan faal dan

biokimia dalam otak.

Page 4: LAPORAN PENDAHULUAN ISOS

Indikasi :

1) Depresi mayor

Klien depresi berat dengan retardasi mental, waham, tidak ada perhatian

lagi terhadap dunia sekelilingnya, kehilangan berat badan yang berlebihan

dan adanya ide bunuh diri yang menetap.

Klien depresi ringan adanya riwayat responsif atau memberikan respon

membaik pada ECT.

Klien depresi yang tidak ada respon terhadap pengobatan antidepresan

atau klien tidak dapat menerima antidepresan.

2) Maniak

Klien maniak yang tidak responsif terhadap cara terapi yang lain atau terapi

lain berbahaya bagi klien.

3) Skizofrenia

Terutama akut, tidak efektif untuk skizofrenia kronik, tetapi bermanfaat pada

skizofrenia yang sudah lama tidak kambuh.

4) Psikoterapi

Membutuhkan waktu yang relatif cukup lama dan merupakan bagian penting

dalam proses terapeutik, upaya dalam psikoterapi ini meliputi: memberikan

rasa aman dan tenang, menciptakan lingkungan yang terapeutik, bersifat

empati, menerima klien apa adanya, memotivasi klien untuk dapat

mengungkapkan perasaannya secara verbal, bersikap ramah, sopan dan jujur

kepada klien.

5) Terapi Okupasi

Adalah suatu ilmu dan seni untuk mengarahkan partisipasi seseorang dalam

melaksanakan aktivitas atau tugas yang sengaja dipilih dengan maksud untuk

memperbaiki, memperkuat dan meningkatkan harga diri seseorang.

2. Penatalaksanaan Keperawatan

Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)

TAK merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan perawat kepada

sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama. Tujuannya

adalah membantu anggotanya berhubungan dengan orang lain serta mengubah

perilaku yang destruktif dan maladaptif. Terapi aktivitas kelompok yang digunakan

untuk pasien dengan isolasi sosial adalah TAK Sosialisasi dimana klien dibantu

untuk melakukan sosialisasi dengan individu yang ada di sekitar klien. Sosialisasi

dapat pula dilakukan secara bertahap dari interpersonal, kelompok dan massa.

(Keliat, 2004).

Page 5: LAPORAN PENDAHULUAN ISOS

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

1. Identitas pasien

Meliputi nama klien, usia, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, tanggal

masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, diagnosa medis.

2. Alasan masuk

Tanyakan pada keluarga/klien hal yang menyebabkan klien dan keluarga datang ke

Rumah Sakit, yang telah dilakukan keluarga untuk mengatasi masalah dan

perkembangan yang dicapai.

3. Faktor presipitasi/riwayat penyakit sekarang

4. Faktor predisposisi

Gangguan jiwa sebelumnya, anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa,

pengalaman masa lalu klien yang tidak menyenangkan, riwayat gangguan tumbuh

kembang.

5. Status mental

Nilai penampilan klien rapi atau tidak, amati pembicaraan klien, aktivitas motorik

klien, alam perasaan klien (sedih, takut, khawatir), afek klien, interaksi selama

wawancara, persepsi klien, proses pikir, isi pikir, tingkat kesadaran, memori,

tingkat konsentasi dan berhitung, kemampuan penilaian dan daya tilik diri.

6. Aspek fisik

Mengukur dan mengobservasi tanda-tanda vital: TD, nadi, suhu, pernafasan. Ukur

tinggi badan dan berat badan.

7. Aspek psikososial

a. Konsep diri

1) Citra tubuh : mengenai persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian yang disukai

dan tidak disukai.

2) Identitas diri : status dan posisi klien sebelum dirawat, kepuasan klien

terhadap status dan posisinya dan kepuasan klien sebagai

laki-laki/perempuan.

3) Peran : tugas yang diemban dalam keluarga/kelompok dan masyarakat dan

kemampuan klien dalam melaksanakan tugas tersebut.

4) Ideal diri : harapan terhadap tubuh, posisi, status, tugas, lingkungan dan

penyakitnya.

5) Harga diri : hubungan klien dengan orang lain, penilaian dan penghargaan

orang lain terhadap dirinya, biasanya terjadi pengungkapan kekecewaan

terhadap dirinya sebagai wujud harga diri rendah.

Page 6: LAPORAN PENDAHULUAN ISOS

b. Genogram

c. Hubungan sosial dengan orang lain yang terdekat dalam kehidupan, kelompok

yang diikuti dalam masyarakat.

d. Spiritual, mengenai nilai dan keyakinan dan kegiatan ibadah.

8. Aktifitas sehari-hari

a. Makan

b. BAB / BAK

c. Mandi

d. Berpakaian/berhias

e. Istirahat & tidur

f. Penggunaan obat

g. Pemeliharaan kesehatan

h. Aktivitas di dlm rumah

i. Aktivitas di luar rumah

B. Analisa data

1. Isolasi sosial : menarik diri

a. Data subjektif

Klien mengatakan bingung dalam memulai pembicaraan karena menurut klien

tidak ada bahan pembicaraan untuk berinteraksi.

b. Data objektif

Klien lebih banyak berdiam diri, kontak mata kurang, klien sering menyendiri,

klien tidak pernah memulai pembicaraan, maupun perkenalan, afek tumpul

(hanya mampu tertawa saat ada simuluus perawat tertawa)

2. Gangguan konsep diri

a. Data subjektif

Klien mengatakan dirinya jelek, badannya terlalu kurus. Klien mengatakan malu

bila bertemu dengan orang yang baru dikenal. Klien mengatkan takut berbicara

banyak karena takut menyakiti hati orang lain.

b. Data objektif

Klien tidak percaya diri ketika berbicara dengan orang lain. Klien jarang

memulai pembicaraan dengan orang lain. Klien tidak mau menatap wajah lawan

bicara.

3. Koping individu tidak efektif

a. Data subjektif

Klien mengatakan bila dia marah di lebih memilih untuk menyendiri dan

berdiam diri tidak ingin berbicara degan orang lain atau terkadang dia memarahi

orng tuanya.

b. Data objektif

Page 7: LAPORAN PENDAHULUAN ISOS

Klien tampak selalu menyendiri. Klien terlihat jarang berbicara dengan orang

lain. Klien selalu diam.

C. Diagnosa keperawatan

1. Isolasi sosial : menarik diri

2. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah

3. Koping individu tidak efektif

D. Intervensi keperawatan

1. Isolasi sosial

Tujuan umum : Klien dapat berinteraksi dengan orang lain

Tujuan Khusus :

a. Tuk 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya

Kriteria evaluasi :

1) klien menunjukkan tanda-tanda percaya kepada/terhadap perawat wajah

cerah, tersenyum, mau berkenalan, ada kontak mata, bersedia menceritakan

perasaan, bersedia mengungkapkan masalahnya, bersedia mengungkapkan

masalahnya.

Intervensi :

1) Bina hubungan saling percaya dengan:

Beri salam setiap berinteraksi.

Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan perawat

berkenalan

Tanyakan dan panggil nama kesukaan klien

Tunjukkan sikap jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi

Tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi kllien

Buat kontrak interaksi yang jelas

Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi perasaan klien

b. Tuk 2 : Klien mampu menyebutkan penyebab menarik diri

Kriteria evaluasi :

1) klien dapat menyebutkan minimal satu penyebab menarik diri dari diri

sendiri, orang lain, dan lingkungan.

Intervensi :

1) Tanyakan pada klien tentang:

Orang yang tinggal serumah / teman sekamar klien

Orang yang paling dekat dengan klien di rumah/ di ruang perawatan

Apa yang membuat klien dekat dengan orang tersebut

Orang yang tidak dekat dengan klien di rumah/di ruang perawatan

Apa yang membuat klien tidak dekat dengan orang tersebut

Page 8: LAPORAN PENDAHULUAN ISOS

Upaya yang sudah dilakukan agar dekat dengan orang lain

2) Diskusikan dengan klien penyebab menarik diri atau tidak mau bergaul

dengan orang lain.

3) Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya

c. Tuk 3 : Klien mampu menyebutkan keuntungan berhubungan sosial dan

kerugian menarik diri.

Kriteria evaluasi :

1) interaksi dengan klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan sosial,

misalnya banyak teman, tidak kesepian, bisa diskusi, saling menolong, dan

kerugian menarik diri, misalnya : sendiri, kesepian dan tidak bisa diskusi.

Intervensi :

1) Tanyakan pada klien tentang manfaat hubungan sosial, Kerugian menarik

diri.

2) Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan sosial dan kerugian

menarik diri.

3) Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya.

d. Tuk 4 : Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap

Kriteria evaluasi :

1) klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap dengan perawat,

perawat lain, klien lain dan kelompok.

Intervensi :

1) Observasi perilaku klien saat berhubungan sosial .

2) Beri motivasi dan bantu klien untuk berkenalan / berkomunikasi dengan

perawat lain, klien lain dan kelompok.

3) Libatkan klien dalam Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi

4) Diskusikan jadwal harian yang dapat dilakukan untuk meningkatkan

kemampuan klien bersosialisasi

5) Beri motivasi klien untuk melakukan kegiatan sesuai dengan jadwal yang

telah dibuat.

6) Beri pujian terhadap kemampuan klien memperluas pergaulannya melalui

aktivitas yang dilaksanakan.

e. Tuk 5 : Klien mampu menjelaskan perasaannya setelah berhubungan sosial.

Kriteria evaluasi :

1) klien dapat menjelaskan perasaannya setelah berhubungan sosial dengan

orang lain dan kelompok.

Intervensi :

1) Diskusikan dengan klien tentang perasaannya setelah berhubungan sosial

dengan orang lain dan kelompok.

Page 9: LAPORAN PENDAHULUAN ISOS

2) Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya.

f. Tuk 6 : Klien mendapat dukungan keluarga dalam memperluas hubungan sosial

Kriteria evaluasi :

1) keluarga dapat menjelaskan tentang pengertian menarik diri, tanda dan gejala

menarik diri, penyebab dan akibat menarik diri, cara merawat klien menarik

diri.

2) keluarga dapat mempraktekkan cara merawat klien menarik diri.

Intervensi :

1) Diskusikan pentingnya peran serta keluarga sebagai pendukung untuk

mengatasi prilaku menarik diri.

2) Diskusikan potensi keluarga untuk membantu klien mengatasi perilaku

menarik diri

3) Jelaskan pada keluarga tentang pengertian menarik diri, tanda dan gejala

menarik diri, penyebab dan akibat menarik diri, cara merawat klien menarik

diri.

4) Latih keluarga cara merawat klien menarik diri.

5) Tanyakan perasaan keluarga setelah mencoba cara yang dilatihkan

6) Beri motivasi keluarga agar membantu klien untuk bersosialisasi.

7) Beri pujian kepada keluarga atas keterlibatannya merawat klien di rumah

sakit.

g. Tuk 7 : Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik.

Kriteria evaluasi :

1) klien menyebutkan manfaat minum obat, kerugian tidak minum obat,

nama,warna,dosis, efek terapi dan efek samping obat.

2) klien mendemontrasikan penggunaan obat dgn benar

3) klien menyebutkan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dokter

Intervensi :

1) Diskusikan dengan klien tentang manfaat dan kerugian tidak minum obat,

nama , warna, dosis, cara , efek terapi dan efek samping penggunan obat

2) Pantau klien saat penggunaan obat

3) Beri pujian jika klien menggunakan obat dengan benar

4) Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dengan dokter

5) Anjurkan klien untuk konsultasi kepada dokter/perawat jika terjadi hal-hal

yang tidak diinginkan.

Page 10: LAPORAN PENDAHULUAN ISOS

DAFTAR PUSTAKA

Kusuma, Farida dan Hartono. 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba

Medika.

Fitria, Nita. 2008. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi

Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP). Jakarta : Salemba Medika.

Townsend, M. C. 2009. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Psikiatri : Rencana Asuhan

dan Medikasi Psikotropik. Terjemahan dari Nursing Diagnosas in Psychotropic

Medications, oleh Devi Yulianti dan Ayura Yosef. 5th ed. Jakarta : EGC.

Doenges, M. E. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan (Pedoman Untuk Perencanaan dan

Pendokumentasian Perawatan Pasien), Edisi 3. Jakarta : EGC.