laporan pendahuluan hipertiroidisme

13
LAPORAN PENDAHULUAN “ HIPERPARATIROIDISME” A. Konsep Medis 1. Pengertian Hiperparatiroid didefinisikan sebagai hiperfungsi kelenjar paratiroid yang mengakibatkan peningkatan peningkatan kadar PTH dalam darah yang bersirkulasi. 2. Etiologi Hyperthyroid disebabkan oleh hypersekresi dari hormon-hormon thyroid. Adanya gangguan fungsional dalam pembentukan hormon tiroid merupakan faktor penyebab pembesaran kelenjar tiroid antara lain : a. Defisiensi iodium Pada umumnya, penderita penyakit struma endemik sering terdapat didaerah yang kondisi kondisi air minum dan tanahnya kurang mengandung yodium, misalnya daerah pegunungan. b. Kelainan metabolik kongenital yang menghambat sintesa hormon tiroid 1) Penghambatan sintesa hormon oleh zat kimia (seperti substansi dalam koloid, lobak, kacang kedelai). 2) Penghambatan sintesa hormon oleh obat-obatan (seperti thiocarbamide, sulfanolurea, dan litium).

Upload: zulvikar-matike

Post on 09-Aug-2015

356 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

LP Hipertiroidisme

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTIROIDISME

LAPORAN PENDAHULUAN

“ HIPERPARATIROIDISME”

A. Konsep Medis

1. Pengertian

Hiperparatiroid didefinisikan sebagai hiperfungsi kelenjar paratiroid yang mengakibatkan

peningkatan peningkatan kadar PTH dalam darah yang bersirkulasi.

2. Etiologi

Hyperthyroid disebabkan oleh hypersekresi dari hormon-hormon thyroid. Adanya

gangguan fungsional dalam pembentukan hormon tiroid merupakan faktor penyebab

pembesaran kelenjar tiroid antara lain :

a. Defisiensi iodium

Pada umumnya, penderita penyakit struma endemik sering terdapat didaerah yang

kondisi kondisi air minum dan tanahnya kurang mengandung yodium, misalnya daerah

pegunungan.

b. Kelainan metabolik kongenital yang menghambat sintesa hormon tiroid

1) Penghambatan sintesa hormon oleh zat kimia (seperti substansi dalam koloid,

lobak, kacang kedelai).

2) Penghambatan sintesa hormon oleh obat-obatan (seperti thiocarbamide,

sulfanolurea, dan litium).

c. Hiperplasia dan involusi kelenjar tiroid

Pada umumnya ditemui pada masa pertumbuhan, pubertas, menstruasi, kehamilan,

laktasi, menopause, infeksi dan stres lainnya. Dimana dapat menimbulkan nodularitas

kelenjar tiroid serta kelainan arsitektur yang dapat berkelanjutan dengan berkurangnya

aliran darah didaerah tersebut.

Page 2: LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTIROIDISME

3. Manifestasi klinik

a. Secara klinis

keadaan umum lemah

kurus meskipun banyak makan

bola mata exopthalmus

kulit basah , terus keluar keringat

muka merah

b. Gejala pada kardiovaskuler

palpitasi

takikardi

hipotensi sistolik

c. Gejala pada system persyarafan

emosi labil, cepat marah dan tersinggung

tremor

4. Patofisiologi

Iodium merupakan semua bahan utama yang dibutuhkan untuk pembentukan hormon

tiroid. Bahan yang mengadung iodium diserap usus, masuk kedalam sirkulasi darah dan

ditangkap paling banyak oleh kelenjar tiroid. Dalam kelenjar, iodium dioksida menjadi bentuk

yang aktif yang distimuler oleh TSH kemudian disatukan menjadi molekul tiroksin yang

terjadi pada fase sel koloid. Senyawa yang terbentuk dalam molekul diodotironin membentuk

tiroksin (T4) dan molekuil yoditironin (T3). tiroksin (T4) menunjukkan pengaturan umpan

balik negatif dari sekresi tiroid SH (TSH) dan bekerja langsung pada tirotropihypofisis sedang

T3 merupakan hormon metabolik tidak aktif. Beberapa obat dan keadaan dapat dipengaruhi

sintesis, pelepasan dan metabolisme tiroid sekaligus menghambat sintesis tiroksin (T4)

melalui rangsangan umpan balik negatif meningkatkan pelepasan TSH oleh kelenjar hipofisis.

Keadaan ini menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid.

5. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan umum

Pada umumnya keadaan penderita lemah dan kesadarannya composmentis dengan tanda-

tanda vital yang meliputi tensi, nadi, pernafasan dan suhu yang berubah.

Page 3: LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTIROIDISME

b. Kepala dan leher

Pada klien dengan post operasi thyroidectomy biasanya didapatkan adanya luka operasi

yang sudah ditutup dengan kasa steril yang direkatkan dengan hypafik serta terpasang

drain. Drain perlu diobservasi dalam dua sampai tiga hari.

c. Sistem pernafasan

Biasanya pernafasan lebih sesak akibat dari penumpukan sekret efek dari anestesi, atau

karena adanya darah dalam jalan nafas.

d. Sistem Neurologi

Pada pemeriksaan reflek hasilnya positif tetapi dari nyeri akan didapatkan ekspresi wajah

yang tegang dan gelisah karena menahan sakit.

e. Sistem gastrointestinal

Komplikasi yang paling sering adalah mual akibat peningkatan asam lambung akibat

anestesi umum, dan pada akhirnya akan hilang sejalan dengan efek anestesi yang hilang.

6. Komplikasi

Hipokalesmia sehubungan dengan kekurangan kelenjar, meski kelenjar lain masih

tersisa,karena edema dapat mengurangi fungsinya.

Distres pernapasan berhubungan baik dengan hemoragik atau kekambuhan kerusakan saraf

larenggeal.

7. Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan laboratorium

Peningkatan kadar serum kadar serum fosfat anorganik menurun, sementara kadar

kalsium dan fosfat urine meningkat.

Pemeriksaan Radiologi

Tampak penipisan tulang dan terbentuk kista dan trabekula pada tulang.

8. Penatalaksanaan/ pengobatan

Memperbaiki kelainan matabolik yang menyebabkan hipersekresi PTH.

Bedah eksplorasi leher dan reseksi kelenjar yang mengalami hiperfungi atau tumor.

Page 4: LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTIROIDISME

B. KONSEP KEPERAWATAN

1. Pengkajian

a) Anamnesa

a. PRE OP

Data subjektif

  Pasien mengatakan takut akan di operasi

  Pasien mengatakan dadanya berdebar debar

  Pasien mengatakan malu dengan adanya benjolan di lehernya

Data objektif

  Takikardi

  Bola mata exopthalmus

  Kulit basah, terus keluar keringat

  Muka merah

  Tremor

  Terdapat benjolann di lehernya

b.      Post OP

Data subjektif

  Pasien mengeluh nyeri pada area luka operasi

Data objektif

  Pasien tampak terpasang drain di area luka operasi

b) Riwayat penyakit sekarang

Biasanya didahului oleh adanya pembesaran nodul pada leher yang semakin membesar sehingga

mengakibatkan terganggunya pernafasan karena penekanan trakhea eusofagus sehingga perlu

dilakukan operasi.

Aktivitas/istirahat : insomnia, otot lemah, gangguan koordinasi, kelelahan berat, atrofi

otot.

Eliminasi : urine dalam jumlah banyak, perubahan dalam faeces, diare.

Integritas ego : mengalami stres yang berat baik emosional maupun fisik, emosi labil,

depresi.

Makanan/cairan : kehilangan berat badan yang mendadak, nafsu makan meningkat,

makan banyak, makannya sering, kehausan, mual dan muntah, pembesaran tyroid.

Page 5: LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTIROIDISME

Rasa nyeri/kenyamanan : nyeri orbital, fotofobia.

Keamanan : tidak toleransi terhadap panas, keringat yang berlebihan, alergi terhadap

iodium (mungkin digunakan pada pemeriksaan), suhu meningkat di atas 37,40C,

diaforesis, kulit halus, hangat dan kemerahan, rambut tipis, mengkilat dan lurus,

eksoptamus : retraksi, iritasi pada konjungtiva dan berair, pruritus, lesi eritema (sering

terjadi pada pretibial) yang menjadi sangat parah.

Seksualitas : libido menurun, perdarahan sedikit atau tidak sama sekali, impotensi.

c) Riwayat penyakit dahulu

Perlu ditanyakan riwayat penyakit dahulu yang berhubungan dengan penyakit gondok, misalnya

pernah menderita gondok lebih dari satu kali, tetangga atau penduduk sekitar berpenyakit gondok.

d) Riwayat kesehatan keluarga

Dimaksudkan barangkali ada anggota keluarga yang menderita sama dengan klien saat ini.

e) Riwayat psikososial

Akibat dari bekas luka operasi akan meninggalkan bekas atau sikatrik sehingga ada kemungkinan

klien merasa malu dengan orang lain.

2. Diagnosa Keperawatan

Adapun diagnosa yang sering timbul pada penderita post operasi theroidectomy adalah :

a. Gangguan jalan nafas yang berhubungan dengan obstruksi trakhea secunder

terhadap perdarahan, spasme laring yang ditandai dengan sesak nafas, pernafasan

cuping hidung sampai dengan sianosis.

Tujuan : Jalan nafas klien efektif

Kriteria : Tidak ada sumbatan pada trakhea

Intervensi :

1) Kaji pernafasan dan kedalaman serta kecepatan nafas.

R/ Mengetahui adanya gangguan pernafasan

2) Dengarkan suara nafas catat adanya ronchi

R/ Ronchi bisa sebagai indikasi adanya sumbatan jalan nafas

3) Observasi kemungkinan adanya stridor, sianosis.

R/ Indikasi adanya sumbatan pada trakhea atau laring

4) Atur posisi semifowler

R/ Memberikan suasana yang lebih nyaman

5) Perhatikan klien dalam hal menelan apakah ada kesulitan

Page 6: LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTIROIDISME

R/ Mungkin ada indikasi perdarahan

b. Gangguan rasa nyaman (nyeri) sehubungan dengan dampak pembedahan, udema

otot, terputusnya jaringan syaraf, yang ditandai ekspresi wajah tampak tegang.

Tujuan : Rasa nyeri berkurang

Kriteria hasil : Dapat menyatakan nyeri berkurang, tidak adanya perilaku uyg

menunjukkan adanya nyeri.

Intervensi :

1) Kaji respon verbal /non verbal lokasi, intensitas dan lamanya nyeri.

R/ Mengevaluasi nyeri, menentukan rencana tindakan keefektifan terapi

2) Atur posisi semi fowler, ganjal kepala /leher dengan bantal kecil

R/ Mencegah hyperekstensi leher dan melindungi integritas pada jahitan pada luka

dan mengurangi ketegangan otot..

3) Anjurkan pasien untuk menggunakan teknik relaksasi, seperti imajinasi, musik

yang lembut, relaksasi progresif.

R/ Membantu untuk memfokuskan kembali perhatian dan membantu pasien untuk

mengatasi nyeri/rasa tidak nyaman secara lebih efektif.

4) Lakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgesik.

R/ Memutuskan transfusi SSP pada rasa nyeri.

c. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan cedera pita suara/kerusakan

saraf laring, edema jaringan, nyeri, ketidaknyamanan.

Tujuan : Mampu menciptakan metode komunikasi dimana kebutuhan dapat dipahami.

Intervensi :

1) Kaji fungsi bicara secara periodik.

Rasional : Suara serak dan sakit tenggorok akibat edema jaringan atau kerusakan

karena pembedahan pada saraf laringeal yang berakhir dalam beberapa hari

kerusakan saraf menetap dapat terjadi kelumpuhan pita suara atau penekanan pada

trakea.

2) Pertahankan komunikasi yang sederhana, beri pertanyaan yang hanya memerlukan

jawaban ya atau tidak.

Rasional : Menurunkan kebutuhan berespon, mengurangi bicara.

Page 7: LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTIROIDISME

3) Memberikan metode komunikasi alternatif yang sesuai, seperti papan tulis, kertas

tulis/papan gambar.

Rasional : Memfasilitasi ekspresi yang dibutuhkan.

4) Antisipasi kebutuhan sebaik mungkin. Kunjungan pasien secara teratur.

Rasional : Menurunnya ansietas dan kebutuhan pasien untuk berkomunias.

5) Pertahankan lingkungan yang tenang.

Rasional : Meningkatkan kemampuan mendengarkan komunikasi perlahan dan

menurunkan kerasnya suara yang harus diucapkan pasien untuk dapat didengarkan.

d. Gangguan citra tubuh b/d perubahan dalam penampilan sekunder akibat

penyakitnya

Tujuan : Dapat meningkatkan tingkat kepercyaan diri

Intervensi :

1) Dorong pasien untuk mengekspresikan perasaan, khususnya mengenai pikiran,

perasaan, pandangan dirinya

Rasional : Pasien mampu berkomunikasi dengan orang lain

2) Dorong pasien untuk bertanya mengenai masalah, penanganan, perkembangan,

prognosa kesehatan

Rasional : Membeikan keyakinan pada pasien tentang penyakitnya

3) Berikan informasi yang dapat dipercaya dan perkuat informasi yang telah diberikan

Rasional : Membina hubungan saling percaya

e. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi, prognosis dan

kebutuhan tindakan berhubungan dengan tidak mengungkapkan secara

terbuka/mengingat kembali, setelah menginterpretasikan konsepsi.

Tujuan : Adanya saling pengertian tentang prosedur pembedahan dan penanganannya,

berpartisipasi dalam program pengobatan, melakukan perubahan gaya

hidup yang perlu.

Intervensi :

1) Tinjau ulang prosedur pembedahan dan harapan selanjutnya.

Rasional : Memberi pengetahuan dasar dimana pasien dapat membuat keputusan

sesuai informasi.

Page 8: LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTIROIDISME

2) Diskusikan kebutuhan diet yang seimbang, diet bergizi dan bila dapat mencakup

garam beriodium.

Rasional : Mempercepat penyembuhan dan membantu pasien mencapai berat badan

yang sesuai dengan pemakaian garam beriodium cukup.

3) Hindari makanan yang bersifat gastrogenik, misalnya makanan laut yang

berlebihan, kacang kedelai, lobak.

Rasional : Merupakan kontradiksi setelah tiroidiktomi sebab makanan ini menekan

aktivitas tyroid.

4) Identifikasi makanan tinggi kalsium (misalnya : kuning telur, hati)

Rasional : Memaksimalkan suplay dan absorbsi jika fungsi kelenjar paratiroid

terganggu.

5) Dorong program latihan umum progresif

Rasional : Latihan dapat menstimulasi kelenjar tyroid dan produksi hormon yang

memfasilitasi pemulihan kesejahteraan.

Page 9: LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTIROIDISME

DAFTAR PUSTAKA

Doenges E. Marylnn, et all, (1999), Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi Ketiga, Penerbit Buku

Kedokteran, EGC, Jakarta.

Engram Barbara, (1998), Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, Vol. 3, Penerbit : Buku

Kedokteran, EGC, Jakarta.

Henderson M. A, Ilmu Bedah Untuk Perawat, Yayasan Essentia Medica, Yogyakarta.

Junadi Burnawan, (1982), Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Kedua, Media Aeusculapius, FKUI,

Jakarta.

Moelianto Djoko R, (1996), Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I, Edisi Ketiga, Balai Penerbit

FKUI Jakarta.