laporan pendahuluan

15
LAPORAN PENDAHULUAN KEHAMILAN DENGAN PRESENTASI BOKONG Pembimbing Akademik : Asrining Surasmi, S.ST., S.Pd. Disusun oleh : 1. Anggi Yulianti Musyarofah ( P 27220011 163 ) 2. Bayu Cahyo Oktafian ( P 27220011 164 ) 3. Bayu Muhammad Ikhrom ( P 27220011 165 ) 4. Cahya Ari Widyaningrum ( P 27220011 166 ) JURUSAN KEPERAWATAN

Upload: bayu-cahyo-oktafian

Post on 20-Oct-2015

322 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Laporan Pendahuluan

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PENDAHULUAN

LAPORAN PENDAHULUAN

KEHAMILAN DENGAN PRESENTASI BOKONG

Pembimbing Akademik : Asrining Surasmi, S.ST., S.Pd.

Disusun oleh :

1. Anggi Yulianti Musyarofah ( P 27220011 163 )2. Bayu Cahyo Oktafian ( P 27220011 164 )3. Bayu Muhammad Ikhrom ( P 27220011 165 )4. Cahya Ari Widyaningrum ( P 27220011 166 )

JURUSAN KEPERAWATANPRODI DIII BERLANJUT DIV KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA2012

Page 2: LAPORAN PENDAHULUAN

PRESENTASI BOKONG PADA MASA KEHAMILAN

A. PengertianPresentasi bokong adalah janin letak memanjang dengan bagian terendahnya

bokong, kaki, atau kombinasi keduanya.

Presentasi bokong ( breech presentation ) adalah contoh malpresentasi yang

paling umum, terjadi pada 3 % sampai 4 % kelahiran dan 25 % kelahiran prematur.

B. Etiologi

Umumnya penyebabnya belum jelas, tetapi ada beberapa faktor predisposisi yaitu :

1. Kelainan dari Ibu

a. Kelainan Uterus

b. Tumor dari uterus yang mendesak uterus

c. Kelainan bawaan uterus, seperti uterus arkuatus yang dapat mengubah letak

janin

d. Kelainan panggul : pintu atas panggul yang terlalu luas atau terlalu sempit

dapat mengganggu fiksasi dari kepala janin.

e. Kelainan dari jumlah air ketuban Hidramnion menyebabkan terlampau

bebasnya pergerakkan janin dalam uterus sehingga fiksasi kepalaterganggu

dan pada oligohidramnion gerakan janinterbatas sehingga terhalang versi

spontan dari janin.

f. Kelainan implantasi plasenta, misalnya plasenta previa yang menghalangi

turunnya kepala ke pintu atas panggul.

2. Kelainan dari Janin

a. Bayi prematur, pada bayi prematur ukuran kepala masih kecil, fiksasi kepala

tidak sempurna

b. Kehamilan ganda, umumnya pada kehamilan kembar, janin

menyesuaikandirinya dalam rahim.

c. Bayi mati, presentasi bokong terjadi pada keadaan ini oleh karena gerakan

janin tidak ada lagi.

d. Bayi dengan kelainan bawaan, kelainan bawaan pada kepala bayi dapat

mengganggu fiksasi dari kepala bayi, misalnya hidrosefalus, ansefalus dan

mikrosefalus.

Page 3: LAPORAN PENDAHULUAN

C. Patofisiologi

letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap

ruangan dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air

ketuban relatif lebih banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak dengan leluasa.

Dengan demikian janin dapat menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak

sungsang atau letak lintang.

Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air

ketuban relatif berkurang. Karena bokong dengan kedua tungkai terlipat lebih besar

daripada kepala, maka bokong dipaksa untuk menempati ruang yang lebih luas di

fundus uteri, sedangkan kepala berada ruangan yang lebih kecil di segmen bawah

uterus. Dengan demikian dapat dimengerti mengapa pada kehamilan belum cukup

bulan, frekuensi letak sungsang lebih tinggi, sedangkan pada kehamilan cukup bulan,

janin sebagian besar ditemukan dalam presentasi kepala. Namun sebagian berada

dalam posisi sungsang.

Page 4: LAPORAN PENDAHULUAN

D. Pathway

Koping tidakefektif

Krisis situasi

Mal presentasi janin

Penurunanjanin

Tahanan jalan lahirmeningkat

Janin dalam presentasi bokong

Janin bergerakLebih bebas

Jumlah air ketubanrelatif banyak

Belum cukup bulan(<37 minggu)

Fase Antenatal

EpisiotomiObstruksiNyeriRisiko cedera

Terhadap janin

Risiko cederaTerhadap maternal

Presentasikepala

Kelainan maternal dan

fetal

Pergerakan kurangleluasa

Ruang terbatas

Jumlah air ketubanberkurang

Janin tumbuh cepat

Cukup bulan / lebih(≥37 minggu)

Page 5: LAPORAN PENDAHULUAN

E. Pemeriksaan

1. Kepala janin terpalpasi diatas umbilikus.

2. DJJ terdengar paling jelas diatas umbilikus atau apabila terdengar disuprapubis,

bunyi jantung menjadi lebih keras ketika dilanjutkan kearah fundus uterus.

3. Pergerakan janin terasa kuat jauh dari fundus.

4. Diagnosis diperkuat oleh pemeriksaan USG atau pemeriksaan per vaginam.

Pemeriksaan per vaginam : Palpasi bokong yang lunak dan tiga are yang keras :

sakrum janin dan dua tuberositas iskial.

F. Klasifikasi

Presentasi ditentukan oleh posisi ektremitas bawah. Terkadang letaknya lebih

melintang bukan longitudinal.

1. Ekstensi ( Frank ) (gambar a)

Posisi ini paling sering ditemukan yang terjadi pada 75 % presentasi bokong

primigravida dan 50 % multigravida. Penempelan yang baik terhadap serviks

mungkin dilakukan tetapi tungkai yang ekstensi dapat membebat janin yang

menghambat fleksi lateral tubuh. Pelahiran tungkai memerlukan bantuan.

2. Fleksi ( sempurna atau seluruhnya ) (gambar b)

Terjadi terutama pada ibu multiggravida dengan diameter pelvis baik atau pada

gestasi multipel. Terdapat risiko prolaps tali pusat. Pelahiran spontan atau

pelahiran ekstremitas bawah yang mudah mungkin dilakukan.

3. Footling atau knee ( tidak sempurna ) (gambar c)

Presentasi ini jarang terjadi. Terdapat penempelan yang buruk pada serviks,

sehingga memiliki risiko yang lebih tinggi terjadinya prolaps tali pusat. Presentasi

ini dapat mengindikasikan kesulitan dalam penurunan, sehingga

direkomendasikan pelahiran dengan sectio cesaria.

Page 6: LAPORAN PENDAHULUAN

G. Penanganan

Penanganan dalam kehamilan :a. Knee Chest Position ( KCP )

Greenhill menyatakan bahwa versi spontan adalah hasil yang diharapkan setelah melakukan KCP ini. Dilakukan 2 – 3 kali sehari selama 10 – 15 menit. Diharapkan bokong janin yang telah turun bebas kembali sehingga terjadi versi spontan. Usia kehamilan yang dianjurkan untuk melakukan KCP adalah pada usia kehamilan 30 – 32minggu.

Perawatan kolaboratif :Intervensi yang dilakukan meliputi versi luar (external chepalic version,ECV),

partus percobaan, induksi, amniotomi, dan prosedur operatif (bantuan forcep, ekstraksi vakum, kelahiran sc)

a. Versi Luar Versi luar adalah upaya memutar janin dari presentasi bokong ke presentasi kepala. Versi luar sebaiknya dilakukan pada kehamilan diatas 32 minggu. Pada primigravida 32 – 34 minggu dan pada multigravida 34 – 36 minggu. Sedangkan setelah 38 minggu versi luar sulit dilakukan karena janin sudah cukup besar, jumlah air ketuban sudah berkurang. Syarat-syarat versi luar :1. Janin diharapkan dapat dilahirkan pervaginam2. Bagian terendah janin masih dapat digerakkan di atas pintu atas panggul3. Ibu tidak gemuk, agar penolong dapat meraba bagian-bagian janin4. Selaput ketuban masih utuh

b. Partus percobaanSuatu periode yang bisa diterima (4-6 jam) untuk persalinan aktif. Periode ini memungkinkan pengkajian kelahiran per vaginam yang aman untuk ibu dan janin.

c. Induksi persalinanAdalah dimulainya kontraksi persalinan sebelum awitan spontannya untuk tujuan mempercepat kelahiran. Indikasinya antara lain : hipertensi akibat kehamilan, DM, dan masalah maternal lain.

d. AmniotomiDapat digunakan untuk menstimulasi persalinan bila kondisi serviks mendukung. Persalinan dimulai 12 jam setelah ketuban ruptur.

e. Prosedur operatif Bantuan forcep

Dua buah instrumen dengan bilah melengkung digunakan untuk pelahiran kepala janin

Ekstraksi vakumMetode persalinan dengan memasang sebuah mangkuk (cup) vakum dikepala janin dan tekanan negatif.

Sectio caesareaKelahiran janin melalui insisi transabdomen pada uterus.

H. Format Asuhan Keperawatan

Page 7: LAPORAN PENDAHULUAN

1. Pengkajian

Identitas pribadi

Anamnesis penyakit

Riwayat penyakit :

a. Riwayat penyakit sekarang

b. Riwayat penyakit dahulu

c. Riwayat penyakit keluarga

Kebutuhan harian :

a. Aktifitas / Istirahat :

Melaporkan keletihan, kurang energi

Letargi, penurunan penampilan

b. Sirkulasi

Tekanan darah dapat meningkat

c. Eliminasi

Distensi usus atau kandung kencing mungkin ada

d. Integritas ego

Mungkin sangat cemas dan ketakutan

e. Nyeri / Ketidaknyamanan

Dapat terjadi sebelum awitan(disfungsi fase laten primer) atau setelah

persalinan terjadi (disfungsi fase aktif sekunder).

Fase laten persalinan dapat memanjang : 20 jam atau lebih lama pada

nulipara (rata- rata adalah 8 ½ jam), atau 14 jam pada multipara (rata – rata

adalah 5 ½ jam).

f. Keamanan

Dapat mengalami versi eksternal setelah gestasi 34minggu dalam upaya

untuk mengubah presentasi bokong menjadi presentasi kepala

Pemeriksaan vagina dapat menunjukkan janin dalam malposisi (mis.,dagu

wajah, atau posisi bokong)

Penurunan janin mungkin kurang dari 1 cm/jam padanulipara atau kurang

dari 2 cm/jam pada multipara

g. Seksualitas

Dapat primigravida atau grand multipara

Uterus mungkin distensi berlebihan karena hidramnion, gestasi

multipel,janin besar atau grand multiparitas.

Page 8: LAPORAN PENDAHULUAN

Pemeriksaan fisik

Keadaan umum : cm

Tekanan darah, Nadi, Pernapasan, Suhu

Anemis, Ikterus, Cianosis, Dyspneu, Edema

Status kehamilan

TFU, Teregang, Terbawah, Gerak, DJJ, His, Ebw.

Adekuat panggul:

a. Promontorium

b. Linea innominata

c. Spina ischiadica

d. Os sacrum

e. Os coccygeus

f. Arcus pubis

Kesan : panggul adekuat

VT

Pemeriksaan penunjang

Laboratorium

USG

2. Diagnosa Keperawatan

a. Nyeri (akut) berhubungan dengan Peningkatan tahanan pada jalan lahir

b. Risiko tinggi cedera terhadap maternal berhubungan dengan obstruksi pada

penurunan janin

c. Risiko tinggi cedera terhadap janin berhubungan dengan malpresentasi janin

d. Koping individual tidak efektif berhubungan dengan krisis situasi

3. Intervensi Keperawatan

a. Nyeri ( akut ) berhubungan dengan Peningkatan tahanan pada jalan

lahir

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x20 menit nyeri berkurang.

Kriteria hasil :

Pasien tampak lebih nyaman

wajah menunjukan nyeri berkurang

Mampu melakukan teknik relaksasi

Intervensi :

Page 9: LAPORAN PENDAHULUAN

1. Buat upaya yang memungkinkan klien/pelatih untuk merasa nyaman

mengajukan pertanyaan

2. Berikan instruksi dalam tehnik pernafasan sederhana

3. Anjurkan klien menggunakan tehnik relaksasi.Berikan instruksi bila perlu

4. Berikan tindakan kenyamanan (mis. Masage,gosokan punggung, sandaran

bantal, pemberian kompres sejuk, pemberian es batu)

5. Anjurkan dan bantu klien dalam perubahan posisi

6. Kolaborasi : Berikan obat analgetik saat dilatasi dan kontraksi terjadi

b. Risiko tinggi cedera terhadap meternal berhubungan dengan obstruksi

mekanis pada penurunan janin

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x20 menit ibu bebas dari

risiko cedera pada proses pelahiran

Kriteria hasil :

Ibu akan melahirkan dengan cedera minimal atau tidak mengalami cedera

Intervensi :

1. Tinjau ulang riwayat persalinan, awitan, dan durasi

2. Evaluasi tingkat keletihan yang menyertai,serta aktifitas dan istirahat

sebelum awitan persalinan

3. Kaji pola kontraksi uterus secara manual atau secara elektronik

4. Catat penonjolan , posisi janin dan presentasi janin

5. Tempat klien pada posisi rekumben lateral dan anjurkan tirah baring dan

ambulasi sesuai toleransi

6. Gunakan rangsang putting untuk menghasilkan oksitosin endogen.

7. Kolaborasi : Bantu untuk persiapan seksio sesaria sesuai indikasi

c. Risiko tinggi cedera terhadap janin berhubungan dengan malpresentasi

janin

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x20 menit janin bebas dari

cedera pada proses pelahiran.

Kriteria hasil :

Janin lahir tanpa mengalami cedera atau distress janin

Intervensi :

Page 10: LAPORAN PENDAHULUAN

1. Kaji DDJ secara manual atau elektronik,perhatikan variabilitas,perubahan

periodik dan frekuensi dasar.

2. Perhatikan tekanan uterus selama istirahat dan fase kontraksi melalui

kateter tekanan intrauterus bila tersedia. Tekanan kontraksi lebih dari 50

mmHg menurunkan atau mengganggu oksigenasi dalam ruang intravilos

3. Kolaborasi : Perhatikan frekuenasi kontraksi uterus.beritahu dokter bila

frekuensi 2 menit atau kurang

4. Siapkan untuk metode melahirkan yang paling layak, dalam presentasi

bokong (kelahiran sectio caesarea)

d. Koping individual tidak efektif berhubungan dengan krisis situasi

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x20 menit ibu mampu

menggunakan pola koping yang efektif dan positif

Kriteria hasil :

Ibu akan memperlihatkan rasa cemasnya berkurang

Ibu akan menggunakann pola koping efektif untuk mempertahankan

konsep diri yang positif

Intervensi Keperawatan :

1. Kaji derajat nyeri dalam hubungannya dengan dilatasi atau penonjolan

2. Kenali realitas keluhan klien akan nyeri / ketidaknyamanan

3. Tentukan tingkat ansietas klien dan perhatikan adanya frustasi

4. Berikan informasi faktual tentang apa yang terjadi

5. Berikan tindakan kenyamanan dan pengubahan posisi klien.

6. Anjurkan penggunaan tehnik relaksasi dan pernafasan yang dipelajari

Daftar Pustaka

Bobak, Lowdermilk, Jensen, 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC

Page 11: LAPORAN PENDAHULUAN

Sarwono, 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka

http://www.scribd.com/doc/64443986/presentasi-bokong-baru