laporan dkp4 sarji fix
TRANSCRIPT
7/23/2019 Laporan DKP4 Sarji FIX
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-dkp4-sarji-fix 1/59
LAPORAN HASIL DISKUSI
SARAF DAN JIWA
PEMICU 4
KELOMPOK DISKUSI 2
1. Gusti Angri Ang!n I11112""4
2. D#$i N#%ri$i I11112"14
&. Sis' I11112"1(
4. )urrtu! Aini I11112"21
*. An$+ni Prti,i I11112"&1
-. Hn$ri S/utr I11112"4&
0. u$ Lut3i Wi#,# I11112"--
5. Putri U6gi Dri!n I11112"-0
(. N#%i R#sit Mringg I11112"04
1". J6!!u$in I111"5"01
PROGRAM S7UDI PENDIDIKAN DOK7ER
FAKUL7AS KEDOK7ERAN
UNI8ERSI7AS 7ANJUNGPURA
PON7IANAK
2"14
9A9 I
PENDAHULUAN
1.1 P6i:u
7/23/2019 Laporan DKP4 Sarji FIX
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-dkp4-sarji-fix 2/59
Tn D, 35 tahun, seorang pegawai pertambangan tembaga, datang ke IGD, dibawa oleh
keluarganya. Mereka berasal dari Timika. Tn D mengalami demam tinggi yang hilang timbul
disertai keringat banyak sejak 2 minggu yang lalu. ejak 2 hari yang lalu ia berbi!ara ka!au,
mudah marah, dan memukul orang"orang di dekatnya. Teman"temannya berusaha
menenangkan namun ia tetap gelisah, berbi!ara mera!au, dan tampak tidak mengenali teman"
temannya. Temannya merasa bingung karena Tn D biasanya sopan dan tidak pernah
berperilaku kasar. Mereka bertambah kaget setelah Tn D berulang kali mengatakan bahwa
orang"orang di sekitarnya berbuat jahat kepadanya dan Ia yakin ada orang yang akan
membunuhnya.
aat masuk IGD, Tn D tampak gelisah, mudah menjadi marah, berulangkali turun dari
tempat tidur periksa, bi!ara ka!au. Ia berulang kali menyatakan bahwa ia melihat bayangan
putih yang menakutkan, kemudian Ia tampak ketakutan dan bersembunyi dibalik meja
periksa.
Dalam pemeriksaan #isik didapatkan tekanan darah $%&'(& mm)g, denyut nadi $$&
kali'menit, dan suhu 3(,5&*.
1.2 K!ri3i'si $n D3inisi Ms!
"
1.& Kt Kun:i
$. Demam tinggi hilang timbul +3(,5o*2. -erbi!ara ka!au
3. Tn. D 35 tahun berasal dari Timika
%. )alusinasi5. erubahan perilaku
1.4 Ru6usn Ms!
Tn. D 35 tahun berasal dari Timika mengalami demam tinggi yang hilang timbul,
perubahan kepribadian, paranoid, dan halusinasi /isual.
1.* An!isis Ms!
1
Tn. D 35 tahun
0eluhan 1tama
Demam tinggi )ilang
timbul +2 minggu
aktor redisposisi
"4sal Timika
"egawai tambang tembaga
em. 1mum
"- $%&'(& mm)g
") $$&6'menit
"uhu 3(,5o*
4namnesis
"erubahan kepribadian
"-erbi!ara ka!au
")alusinasi
"aranoid
"Disorientasi wajah
"Gelisah +4gitasi
7/23/2019 Laporan DKP4 Sarji FIX
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-dkp4-sarji-fix 3/59
1.- Hi/#tsis
Tn. D 35 tahun mengalami gangguan mental organik berupa delirium et causa malaria
serebral.
1.0 Prtn+n Dis'usi
$. Gangguan mental organik
a. De#inisi b. 0lasi#ikasi!. Gejala klinis
d. 7tiologi
e. 7pidemiologi
#. ato#isiologig. Diagnosish. Tata laksana
i. rognosis
2. Malaria erebral
a. De#inisi b. 7pidemiologi
!. 7tiologi
d. ato#isiologi
e. Mani#estasi klinis#. Diagnosis
g. Tatalaksana
h. rognosis
3. -agaimana proses terjadinya gelisah8%. 4pa saja kelainan organik yang menyebabkan gelisah8
5. -agaimana tata laksana gelisah 8
9. :bat untuk mengatasi gelisah8;. iklus hidup plasmodium #al!iparum8
<. enjelasan tentang ski=o#renia dan ense#alitis8
(. -agaimana pemeriksaan #isik dan penunjang dari kasus8$&. -agaimana hubungan pekerjaan dan tempat tinggal dengan keluhan pasien8
2
DD
" Malaria erebral
" ki=o#renia
" 7nse#alitis
Gangguan Mental :rganik
"Delirium
"Demensia
emeriksaan isik dan enunjang
Diagnosis
Tata laksana
7/23/2019 Laporan DKP4 Sarji FIX
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-dkp4-sarji-fix 4/59
$$. >elaskan mengenai halusinasi8
$2. 4pa penyakit gangguan mental pada pasien ini dan bagaimana prognosisnya8
$3. -agaimana !ara membedakan gangguan mental organik dan non"organik8
$%.
$5.
$9.10.
15. 9A9 II
1(. PEM9AHASAN
2.1 Gnggun 6nt! #rgni'
. D3inisi
2&. Gangguan mental organik merupakan gangguan mental yang berkaitan
dengan penyakit'gangguan sistemik atau otak yang dapat di diagnosis tersendiri.
Termasuk, gangguan mental simtomatik, dimana pengaruh terhadap otak merupakan
akibat sekunder dari penyakit'gangguan sistemik di luar otak +e6tra!erebral.$
$. Delirium
2$. Delirium merupakan suatu sindroma bukan suatu penyakit. Delirium
diketahui mempunyai banyak penyebab, semuanya menyebabkan pola gejala yang
sama yang berhubungan dengan tingkat kesadaran pasien da gangguan kogniti#.
ebagian besar penyebab delirium terletak di luar sistem sara# pusat +!ontoh, gagal
ginjal atau hati. Delirium kurang dikenali dan kurang didiagnosis, hal ini
dikarenakan banyaknya sinonim atau nama sebutan untuk delirium, seperti keadaan
kon#usional akut, sindroma otak akut, ense#alopati metaboli!, psikosis toksik, dan
gagal otak akut. Maka dari itu penting untuk mengenali delirium dengan tujuan
untuk kebutuhan klinis dalam mengidenti#ikasi dan mengobati penyebab dasar dan
kebutuhan untuk men!egah perkembangan komplikasi yang berhubungan dengan
delirium.2
2. Demensia22.Demensia merupakan sindrom yang ditandai oleh berbagai gangguan #ungsi
kogniti# tanpa gangguan kesadaran. ungsi kogniti# yang dapat dipengaruhi pada
demensia adalah inteligensia umum, belajar dan ingatan, bahasa, meme!ahkan
masalah, orientasi, persepsi, perhatian, dan konsentrasi, pertimbangan, dan
kemampuan sosial. 0epribadian pasien juga terpengaruhi.2
23.
. K!si3i'si
1
7/23/2019 Laporan DKP4 Sarji FIX
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-dkp4-sarji-fix 5/59
2%. Menurut DG> III, klasi#ikasi gangguan mental organik adalah sebagai berikut$
25. l. Demensia pada penyakit 4l=heimer
29. $.$ Demensia pada penyakit 4l=heimer dengan onset dini.2;. $.2.Demensia pada pen/akit 4l=heimer dengan onset lambat.
2<. $.3.Demensia pada penyakit 4l=heimer, tipe tak khas atau tipe !ampuran.
2(. $.%. Demensia pada penyakit 4l=heimer ?ang tidak tergolongkan + ?TT.3&. 2. Demensia @askular
3$. 2.$.Demensia @askular onset akut.
32. 2.2. Demensia multi"in#ark 33. 2.3 Demensia @askular subkortikal.
3%. 2.%. Demensia @askular !ampuran kortikal dan subkortikal
35. 2.5. Demensia @askular lainnya
39. 2.9. Demensia @askular ?TT3;. 3. Demensia pada penyakit lain yang diklasi#ikasikan di tempat lain +?D0
3<. 3.$. Demensia pada penyakit i!k.
3(. 3.2. Demensia pada penyakit *reut=#eldt A >akob.
%&. 3. 3. Demensia pada penyakit huntington.%$. 3.%. Demensia pada penyakit arkinson.
%2. 3.5. Demensia pada penyakit human immunode!ien!y /irus +)I@.%3. 3.9. Demensia pada penyakit lain yang ditentukan +?DT dan ?D0
%%. %. Demensia ?TT.
%5. 0arakter kelima dapat digunakan untuk menentukan demensia pada $"%
sebagai berikut$
%9. $. Tanpa gejala tambahan.
%;. 2. Gejala lain, terutama waham.%<. 3. Gejala lain, terutama halusinasi
%(. %. Gejala lain, terutama depresi
5&. 5. Gejala !ampuran lain.5$. 5. indrom amnestik organik bukan akibat alkohol dan =at psikoakti# lainnya52. 9. Delirium bukan akibat alkohol dan psikoakti# lain nya
53. 9.$. Delirium, tak bertumpang tindih dengan demensia
5%. 9.2. Delirium, bertumpang tindih dengan demensia55. 9. 3. Delirium lainya.
59. 9.% Delirium?TT.
5;. ;. Gangguan mental lainnya akibat kerusakan dan dis#ungsi otak dan penyakit
#isik.
5<. ;.$. )alusinosis organik.
5(. ;.2. Gangguan katatonik organik.9&. ;.3. Gangguan waham organik +lir"ski=o#renia
9$. ;.%. Gangguan suasana perasaan +mood, a#ekti# organik.
92. ;.%.$. Gangguan manik organik.93. ;.%.2. Gangguan bipolar organik.
9%. ;.%.3. Gangguan depresi# organik.
95. ;.%.%. Gangguan a#ekti# organik !ampuran.
99. ;.5. Gangguan an6ietas organik
2
7/23/2019 Laporan DKP4 Sarji FIX
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-dkp4-sarji-fix 6/59
9;. ;.9. Gangguan disosiati# organik.
9<. ;.;. Gangguan astenik organik.
9(. ;.<. Gangguan kopniti# ringan.;&. ;.(. Gangguan mental akibat kerusakan dan dis#ungsi otak dan penyakit
#isik lain ?DT.
;$. ;.$&. Gangguan mental akibat kerusakan dan dis#ungsi otak dan penyakit
#isik ?TT.
;2. <. Gangguan keperibadian dan prilaku akibat penyakit, kerusakan dan #ungsi otak ;3. <.$. Gangguan keperibadian organik
;%. <.2. indrom pas!a"ense#alitis
;5. <.3. indrom pas!a"kontusio
;9. <.%. Gangguan kepribadian dan perilaku organik akibat penyakit,
kerusakan dan dis#ungsi otak lainnya.
;;. <.5. Gangguan kepribadian dan perilaku organik akibat penyakit,
kerusakan dan dis#ungsi otak ?TT.;<. (. Gangguan mental organik atau simtomatik ?TT
;(.<&. Menurut Maramis, klasi#ikasi gangguan mental organik adalah sebagai berikut3
$. Demensia dan Delirium
2. indrom otak organik karena rudapaksa kepala.3. 4terosklerosis otak
%. Demensia senilis
5. Demensia presenilis.
9. Demensia paralitika.;. indrom otak organik karena epilepsi.
<. indrom otak organik karena de#isiensi /itamin, gangguan metabolisme dan
intoksikasi.(. indrom otak organik karena tumor intra kranial.
<$.
<2. Menurut DM I@, klasi#ikasi gangguan mental organik sebagai berikut2<3. $. Delirium
<%. $.$. Delirium karena kondisi medis umum.
<5. $.2. Delirium akibat =at.<9. $.3. Delirium yang tidak ditentukan +?TT
<;. 2. Demensia.
<<. 2.$. Demensia tipe 4l=heimer.
<(. 2.2. Demensia /askular.(&. 2.3. Demensia karena kondisi umum.
($. 2.3.$. Demensia karena penyakit )I@.
(2. 2.3.2. Demensia karena penyakit trauma kepala.(3. 2.3.3. Demensia karena penyakit arkinson.
(%. 2.3.%. Demensia karena penyakit )untington.
(5. 2.3.5. Demensia karena penyakit i!k (9. 2.3.9. Demensia karena penyakit *reut=#eldt A >akob
3
7/23/2019 Laporan DKP4 Sarji FIX
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-dkp4-sarji-fix 7/59
(;. 2.%. Demensia menetap akibat =at
(<. 2.5. Demensia karena penyebab multipel
((. 2.9. Demensia yang tidak ditentukan +?TT$&&. 3. Gangguan amnestik
$&$. 3.$.Gangguan amnestik karena kondisi medis umum.
$&2. 3.2 Gangguan amnestik menetap akibat =at$&3. 3.3 Gangguan amnestik yang tidak ditentukan + ?TT
$&%. %. Gangguan kogniti# yang tidak ditentukan.
1"*.
:. G;! '!inis
$. Delirium
$&9. Gejala utama dari delirum adalah gangguan kesadaran, yang dalam DM"
I@ digambarkan sebagai penurunan kejernihan kesadaran terhadap lingkungan,
dengan penurunan kemampuan untuk memusatkan, mempertahankan, atau
mengalihkan perhatian. ada beberapa pebelitian juga menyatakan bahwa gejala
utama lainnya yang tampak pada pasien delirium adalah ketidakmampuan dalam
mempertahankan perhatian. 0eadaan delirium juga biasanya diawali dengan
perkembangan ke!emasan, mengantuk, insomnia, halusinasi transien, mimpi
menakutkan di malam hari, dan kegelisahan.2
$. 0esadaran + Arousal
$&;. Dua pola umum kelainan kesadaran telah ditemukan pada pasien
dengan delirium. ertama, ditandai oleh hiperakti/itas yang berhubungan
dengan peningkatan kesiagaan. 0edua, ditandai dengan penurunan kesiagaan.
asien dengan delirium yang berhubungan dengan putus =at seringkali
mempunyai delirium hiperakti#, yang juga dapat disertai dengan tanda
otonomik, seperti kemerahan kulit, pu!at, berkeringat, takikardia, pupil
berdilatasi, mual, muntah, dan hipertermua. asien dengan gejala hipoakti#
kadang"kadang diklasi#ikasikan sebagai sedang depresi, katatonik, atau
mengalami demensia. ola !ampuran juga ditemukan dalam klinis. 2
2. :rientasi$&<. :rientasi terhadap waktu, tempat, dan orang harus diuji pada
seorang pasien dengan delirium. :rientasi terhadap waktu seringkali hilang,
bahakan pada kasus delirium yang ringan, orientasi terhadap tempat dan
kemampuan untuk mengenali orang lain mungkin juga terganggu pada kasus
4
7/23/2019 Laporan DKP4 Sarji FIX
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-dkp4-sarji-fix 8/59
yang berat. asien delirium jarang kehilangan orientasi terhadap dirinya
sendiri.2
3. -ahasa dan 0ognisi
$&(. asien dengan delirum seringkali mempunyai kelainan dalam
bahasa. 0elainan dapat berupa bi!ara melantur, tidak rele/an, ataumembingungkan dan kemampuan untuk mengerti pembi!araan. ungsi kogniti#
lainnya yang mungkin terganggu pda pasien delirium adalah #ungsi ingatan dan
kogniti# umum. 0emampuan untuk menyusun, mempertahankan, dan
mengingat kenangan mungkin terganggu, walaupun ingatan kenangan yang jauh
mungkin dipertahankan. asien juga dapat mengalami penurunan perhatian,
gangguan kemampuan meme!ahkan masalah dan mungkin mempunyai waham
yang tidak sistematik, kadang"kadang paranoid.2
%. ersepsi$$&. asien dengan delirium seringkali mempunyai ketidakmampuan
umum untuk membedakan stimulus sensorik dan untuk mengintegrasikan
persepsi sekarang dengan pengalaman masa lalu mereka. Dengan demikian,
pasien lebih tertarik oleh stimulus yang tidak rele/an atau menjadi teragitasi jika
dihadapkan dengan in#ormasi baru. )alusinasi juga telati# sering pada pasien
delirium. )alusinasi yang paling sering adalah /isual atau auditoris.2
5. Mood
$$$. asien dengan delirium juga mempunyai kelainan dalam
pengaturan mood. Gejala yang paling sering adalah kemarahan, kegusaran, dan
rasa takut yang tidak beralasan. 0elainan mood ini dapat berupa apatis, depresi,
dan euphoria.2
9. Gejala penyerta
$$2. Gangguan tidur"bangun artinya tidur pasien sering terputus"putus
disertai mimpi menakutkan yang mengakibatkan pengalamanan halusinasi.2
;. Gejala neurologis$$3. asien dengan delirium seringkali mempunyai gejala neurologis
yang menyertai, termasuk dis#asia, tremor, asteriksis, inkoordinasi, dan
inkontinensia urin. Tanda neurologis #okal juga ditemukan sebagai bagian pola
gejala pasien delirium.2
$$%.
2. Demensia$$5. Gejala klinis dari gangguan demensia antara lain adalah2
5
7/23/2019 Laporan DKP4 Sarji FIX
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-dkp4-sarji-fix 9/59
$. Gangguan Daya Ingat
$$9. Gangguan ingatan biasanya merupakan !iri yang awal don
menonjol pada demensia, khususnya pada demensia yang mengenai korteks,
seperti demensia tipe 4l=heimer. ada awal perjalanan demensia, gangguan
daya ingat adalah ringan dan paling jelas untuk peristiwa yang baru terjadi.2
2. :rientasi
$$;. 0arena daya ingat adalah penting untuk orientasi terhadap orang,
waktu dan tempat, orientasi dapat terganggu se!ara progresi# selama perialanan
penyaki Demensia. ebagai !ontohnya, pasien dengan Demensia mungkin lupa
bagaimana kembali ke ruangannya setelah pergi ke kamar mandi. tetapi, tidak
masalah bagaimana beratnya disorientasi, pasien tidak menunjukkan gangguan
pada tingkat kesadaran.2
3. Gangguan -ahasa$$<. roses demensia yang mengenai korteks, terutama demensia tipe
4l=heimer dan demensia /askular, dapat mempengaruhi kemampuan berbahasa
pasien. 0esulitan berbahasa ditandai oleh !ara berkata yang samar"samar,
stereotipik tidak tepat, atau berputar"putar.2
%. erubahan 0epribadian
$$(. erubahan kepribadian merupakan gambaran yang paling
mengganggu bagi keluarga pasien yang terkena. asien demensia mempunyai
waham paranoid. Gangguan #rontal dan temporal kemungkinan mengalami
perubahan keperibadian yang jelas, mudah marah dan meledak A ledak.2
5. sikosis
$2&. Diperkirakan 2& "3&B pasien demensia tipe 4l=heimer, memiliki
halusinasi, dan 3& A %&B memiliki waham, terutama dengan si#at paranoid atau
persekutorik dan tidak sistematik.2
9. Gangguan Cain
$2$. sikiatrik
$22. asien demensia juga menunjukkan tertawa atau menangis yang
patologis yaitu, emosi yang ekstrim tanpa pro/okasi yang terlihat.2
$23. eurologis
$2%. Disamping a#asia, apraksia dan a#mosia pada pasien demensia
adalah sering. Tanda neurologis lain adalah kejang pada demensia tipe
4l=heimer !lan demensia /askular.2
$25. asien demensia /askular mempunyai gejala neurologis tambahan
seperti nyeri kepala, pusing, pingsan, kelemahan, tanda neurologis #okal, dan
6
7/23/2019 Laporan DKP4 Sarji FIX
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-dkp4-sarji-fix 10/59
gangguan tidur. alsi serebrobulbar, disartria, dan dis#agia lebih sering pada
demensia /askular.2
$29. eaksi yang katastropik
$2;. Ditandai oleh agitasi sekunder karena kesadaran subjekti# tentang
de#isit intelektualnya di bawah keadaan yang menegangkan, pasien biasanya berusaha untuk mengkompensasi de#ek tersebut dengan menggunakan strategi
untuk menghindari terlihatnya kegagalan dalam daya intelektual, seperti
mengubah subjek, membuat lelu!on, atau mengalihkan pewawan!ara dengan
!ara lain.2
$2<. indroma undowner $2(. Ditandai oleh mengantuk, kon#usi, ataksia, dan terjatuh se!ara
tidak disengaja. 0eadaan ini terjadi pada pasien lanjut usia yang mengalami
sedasi berat dan pada pasien demensia yang bereaksi se!ara menyimpang bahkan terhadap dosis ke!il obat psikoakti#.2
$3&.
3. Gangguan 4mnestik
$3$. usat gejala dan gangguan amnestik adalah perkembangan gangguan daya
ingat yang ditandai oleh gangguan pada kemampuan untuk mempelajari in#ormasi
baru +amnesia anterograd dan ketidakmampuan untuk mengingat pengetahuan
yang sebelumnya diingat +amnesia retrograd. eriode waktu dimana pasien terjadi
amnesia kemungkinan dimulai langsung pada saat trauma atau beberapa saat
sebelum trauma. Ingatan tentang waktu saat gangguan #isik mungkin juga hilang.
Daya ingat jangka pendek +short"term memory dan daya ingat baru saja +re!ent
memory biasanya terganggu. Daya ingat jangka jauh +remote post memory untuk
in#ormasi atau yang dipelajari se!ara mendalam +o/erlearned seperti pengalaman
maka anak"anak adalah baik, tetapi daya ingat untuk peristiwa yang kurang lama
+lewat dart $& tahun adalah terganggu.%
$32.$33.
$3%.
$. Eti#!#gi
$. Delirium
$35. enyebab utama dari delirium adalah penyakit sistem sara# pusat, penyakit
sistemik, dan intoksikasi maupun putus dari agen #armakologis atau toksik.
7
7/23/2019 Laporan DKP4 Sarji FIX
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-dkp4-sarji-fix 11/59
eurotransmitter utama yang diduga berperan pada delirium adalah asetilkolin, dan
daerah neuroanatomis utama adalah #ormasi retikularis, dimana merupakan daerah
utama yang mengatur perhatian dan kesadaran. >alur utama pada #ormasi retikularis
yang berperan dalam delirium adalah tegmental dorsalis, yang keluar dari #ormasi
retikularis mesense#alik ke tektum dan thalamus. -eberapa jenis penelitian telah
melaporkan bahwa berbagai #aktor yang menginduksi delirium menyebabkan
penurunan akti/itas asetilkolin di otak. Di samping itu, penyebab delirium yang
paling sering adalah toksisitas dari banyak sekali medikasi yang diresepkan yang
mempunyai akti/itas antikolinergik, !ontoh obat antikolinergik adalah, amitriptylin
+7la/il, do6epin +sineEuan, nortriptilin +4/entyl, imipramine +to#ranil,
thiorida=ine +mellaril, dan !hlorproma=ine +thora=ine.2
$39. Mekanisme pato#isiologi lain telah diajukan untuk delirium. 0hususnya,delirium yang berhubungan dengan putus alkohol telah dihubungakan dengan
hiperakti/itas lokus sereleus dan neuron nonadrenergiknya. eurotransmitter lain
yang berperan adalah serotonin dan glutamat.2
$3;. asien dengan konsentrasi lithium serum lebih besar dari $,5 m7E'C
berada dalam resiko delirium. :nset delirium pada pasien tersebut mungkin
ditandai oleh letargi umum, kegagapan, dan #asikulasi otot yang berkembang
selama perjalanan beberapa hari sampai minggu.2
$3<.2. Demensia
$3(. enyebab"penyebab terjadinya demensia antara lain adalah2
$. enyakit 4l=heimer 2. Demensia @askular
3. In#eksi
%. Gangguan nutrisional
5. Gangguan metabolik 9. Gangguan peradangan kronis
;. :bat dan toksin +termasuk demensia alkoholik kronis
<. Massa intrakranial tumor, massa subdural, abses otak (. 4noksia
$&. Trauma +!edera kepala, demensia pugilistika +pun!h"drunk syndrome
$$. )idrose#alus tekanan normal
$%&.
3. Gangguan 4mnestik
$%$. enyebab"penyebab terjadinya gangguan amnestik antara lain adalah2
8
7/23/2019 Laporan DKP4 Sarji FIX
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-dkp4-sarji-fix 12/59
$%2. $. 0ondisi medis sistemik
$%3. a. De#isiensi tiamin +indroma 0orsako##
$%%.b. )ipoglikemia$%5. 2. 0ondisi otak primer
a. 0ejang
b. Trauma kepala +tertutup dan tembus!. Tumor serebro/askular +terutama thalamik dan lobus temporalis
d. rosedur bedah pada otak
e. 7nse#alitis karena herpes simpleks#. )ipoksia +terutama usaha pen!ekikan yang tidak mematikan dan kera!unan
karbonmonoksida
g. 4mnesia global transienh. Terapi elektrokon/ulsi#
i. klerosis multipel
$%9. 3. enyebab berhubungan dengan =at$%;.a. Gangguan pengguanan alkohol
$%<.b. eurotoksin$%(. !. -en=odia=epin +dan sedati#" hipnotik lain
$5&. d. -anyak preparat yang dijual bebas.
1*1.
1*2.
1*&.
. E/i$6i#!#gi
$. Delirium
$5%. Delirium adalah gangguan yang umum, kira"kira $& sampai $5 B
pasien di bangsal bedah umum dan $5 sampai 25 B pasien di bangsal medis
umum mengalami delirium selama meraka tinggal di rumah sakit. 0ira"kira 3& B
pasien di unit perawatan intensi# dan unit perawatan jantung intensi# dan %&
sampai 5& B pasien dalam pemulihan setelah pembedahan #raktur panggul
mempunyai suatu episode delirium. Diperkirakan 2&B pasein dengan luka bakar
berat dan 3& B pasien dengan sindroma imunode#isiensi didapat +4ID
mempunyai episode delirium saat dirwat di rumah sakit. enyebab delirium
pas!aoperasi adalah stres pembedahan, jalur pas!aoperasi, insomnia, medikasi
nyeri, ketidakseimbangan elektrolit, in#eksi, demam, dan kehilangan darah.2
$55. 1sia lanjut adalah #aktor resiko utama umtuk perkembangan
delirium. 0ira"kira 3& sampai %& B pasien rawat di rumah sakit yang berusia
lebih dari 95 tahun mempunyai suatu episode delirium. aktor predisposisi
lainnya untuk perkembangan delirium adalah usia yang muda, !edera otak yang
9
7/23/2019 Laporan DKP4 Sarji FIX
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-dkp4-sarji-fix 13/59
telah ada sebelumnya, riwayat delirium, ketergantungan al!ohol, diabetes, kanker,
gangguan sensoris, dan malnutrisi.2
$59. 4danya delirium merupakan tanda prognostik yang buruk. 4ngka
mortalitas tiga bulan pada pasien yang mempunyai suatu episode delirium
diperkirakan adalah 23 sampai 33 B. 4ngka mortalitas satu tahun untuk pasien
yang mempunyai suatu episode delirium mungkin sampai 5&B.2
$5;.2. Demensia
$5<. Demensia sebenarnya adalah penyakit penuaan. Dan semua pasien
demensia, 5& A 9&B menderita demensia tipe 4l=heimer yang merupakan ripe
demensia yang paling sering. Kira-kira 5% dari semua orang yang mencapai usia
65 tahun menderita demensia tipe Alzhermer , dibandingkan $5 A 25B dan semua
orang yang berusia <5 tahun atau lebih. Tipe demensia yang paling sering kedua
adalah demensia /askular yaitu demensia yang se!ara kausati# berhubungan
dengan penyakit serebro/askular, berkisar antara $5 A 3&B dari semua kasus
demensia, sering pada usia 9& A ;& tahun terutama pada laki"laki. )ipertensi
merupakan #aktor predisposisi terhadap penyakit demensia /askular.2
$5(.3. Gangguan 4mnestik
$9&. -eberapa penelitian melaporkan insiden atau pre/alensi gangguan
ingatan pada gangguan spesi#ik +sebagai !ontohnya sklerosis multipel. 4mnesia
paling sering ditemukan pada gangguan penggunaan alkohol dan !edera kepala.2
$9$.
3. Pt#3isi#!#gi
$. Delirium
$92. Tanda dan gejala delirium merupakan mani#estasi dari gangguan neuronal,
biasanya melibatkan area di korteks serebri dan reti!ular a!ti/ating sistem. Dua
mekanisme yang terlibat langsung dalam terjadinya delirium adalah pelepasan
neurotransmiter yang berlebihan +kolinergik muskarinik dan dopamin serta
jalannya impuls yang abnormal. 4kti/itas yang berlebih dari neuron kolinergik
muskarinik pada reti!ular a!ti/ating sistem, korteks, dan hipokampus berperan pada
gangguan #ungsi kognisi +disorientasi, berpikir konkrit, dan inattention dalam
delirium. eningkatan pelepasan dopamin serta pengambilan kembali dopamin yang
10
7/23/2019 Laporan DKP4 Sarji FIX
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-dkp4-sarji-fix 14/59
berkurang misalnya pada peningkatan stress metabolik. 4danya peningkatan
dopamin yang abnormal ini dapat bersi#at neurotoksik melalui produksi oksiradikal
dan pelepasan glutamat, suatu neurotransmiter eksitasi. 4danya gangguan
neurotransmiter ini menyebabkan hiperpolarisasi membran yang akan menyebabkan
penyebaran depresi membran.5,9
$93. -erdasarkan tingkat kesadarannya, delirium dapat dibagi tiga5,9
$. Delirium hiperakti# $9%. Ditemukan pada pasien dalam keadaan penghentian alkohol yang
tiba"tiba, intoksikasi hen!y!lidine +*, am#etamin, dan asam lisergi!
dietilamid +CD.5,9
2. Delirium hipoakti#
$95. Ditemukan pada pasien )epati! 7n!e#alopathy dan hiperkapnia.5,9
$99.3. Delirium !ampuran
$9;. Mekanisme delirium belum sepenuhnya dimengerti.
Delirium dapat disebabkan oleh gangguan struktural dan #isiologis. )ipotesis
utama adalah adanya gangguan yang irre/ersibel terhadap metabolisme
oksidati# otak dan adanya kelainan multipel neurotransmiter.5,9
$9<. 4setilkolin$9(. :bat"obat anti kolinergik diketahui sebagai penyebab keadaan
a!ute !on#usional states dan pada pasien dengan gangguan transmisi
kolinergik seperti pada penyakit 4l=heimer. ada pasien dengan post"
operati/e delirium, akti/itas serum anti!holonergi! meningkat.5,9
$;&. Dopamin$;$. Diotak terdapat hubungan re!ipro!al antara akti/itas kolinergi! dan
dopaminergi!. ada delirium, terjadi peningkatan akti/itas dopaminergik.5,9
$;2. eurotransmitter lain$;3. erotonin ditemukan peningkatan serotonin pada pasien hepati!
en!ephalopathy dan sepsis delirium. 4gen serotoninergi! seperti CD dapat
pula menyebabkan delirium. *ortisol dan beta"endorphins pada delirium
yang disebabkan glukokortikoid eksogen terjadi gangguan pada ritme
!ir!adian dan beta"endorphin.5,9
$;%. Mekanisme in#lamasi
11
7/23/2019 Laporan DKP4 Sarji FIX
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-dkp4-sarji-fix 15/59
$;5. Mekanisme in#lamasi turut berperan pada pato#isiologi delirium,
yaitu karena keterlibatan sitokoin seperti intereukin"$ dan interleukin"9,
tress psy!hososial dan angguan tisur berperan dalam onset delirium.5,9
$;9. Mekanisme struktural
$;;. ormatio retikularis batang otak adalah daerah utama yangmengatur perhatian kesadaran dan jalur utama yang berperan dalam delirium
adalah jalur tegmental dorsalis yang keluar dari #ormatio reti!ularis
mesen!ephali! ke tegmentum dan thalamus. 4danya gangguan metabolik
+hepati! en!ephalopathy dan gangguan struktural +stroke, trauma kepala
yang mengganggu jalur anatomis tersebut dapat menyebabkan delirium.5,9
105.
g. Dign#sis
$. Delirium$;(. Delirium biasanya didiagnosis pada sisi tempat tidur pasien +bedside dan
ditandai oleh onset gejala yang tiba"tiba. enggunaan status pemeriksaan mental
bedside"seperti Mini"Mental tate 76amination +MM7, Mental tatus
76amination, atau Tes Fajah"Tangan, dapat berguna dalam men!atat gangguan
kogniti# dan memberikan suatu dasar yang digunakan untuk mengukur perjalanan
klinis pasien . pemeriksaan #isik seringkali menunjukkan pada penyebab delirium.
4danya penyakit #isik yang diketahui atau riwayat trauma kepala atau
ketergantungan alkohol atau =at lain meningkatkan kemungkinan diagnosis.2
$<&. emeriksaan labortorium untuk seorang pasien dengan delirium harus
termasuk tes"tes standar dan pemeriksaan tambahan yang diindikasikan oleh situasi
klinis. 7lektroense#alogram +77G pada delirium se!ara karakteristik menunjukkan
perlambatan umum pada akti/itas dan dapat berguna dalam membedakan delirium
dari depresi atau psikosis. 77G dari seorang pasien yang delirium seringkali
menunjukkan daerah #okal hiperakti/itas. ada kasus yang jarang, mungkin sulit
untuk membedakan delirium yang berhubungan dengan epilepsy dari delirium yang
berhubungan dengan penyebab lain.2
$<$.
$<2. 0riteria diagnosti k delirium berdasar DM I@$<3. 1ntuk Delirium karena kondisi medis umum;
$. Gangguan kesadaran disertai berkurangnya kemampuan untuk memusatkan
perhatian, mempertahankan perhatian, atau perubahan atensi.
12
7/23/2019 Laporan DKP4 Sarji FIX
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-dkp4-sarji-fix 16/59
2. erubahan kognisi atau gangguan persepsi, yang tidak terkait demensia.
3. Gangguan yang berkembang dalam periode yang pendek +jam ke hari, dan
ber#luktuasi sepanjang hari.
%. 4danya bukti"bukti dari riwayat penyakit, pemeriksaan #isik atau temuan
laboratorium bahwa gangguan disebabkan oleh pengobatan umum, atau obat"obatan, atau gejala putus obat.
$<%. 1ntuk Delirium Intoksikasi at;
$. Gangguan kesadaran disertai berkurangnya kemampuan untuk memusatkan
perhatian, mempertahankan perhatian, atau perubahan atensi.
2. erubahan kognisi atau gangguan persepsi, yang tidak terkait demensia.
3. Gangguan yang berkembang dalam periode yang pendek +jam ke hari, dan
ber#luktuasi sepanjang hari.
%. 4danya bukti"bukti dari riwayat penyakit, pemeriksaan #isik atau temuan
laboratorium +4 atau +-4. Gejala dalam kriteria $ dan 2 berkembang selama intoksikasi =at
-. emakaian medikasi se!ara etiologi berhubungan dengan gangguan.$<5. 1ntuk Delirium utus at;
$. Gangguan kesadaran disertai berkurangnya kemampuan untuk memusatkan
perhatian, mempertahankan perhatian, atau perubahan atensi.2. erubahan kognisi atau gangguan persepsi, yang tidak terkait demensia.
3. Gangguan yang berkembang dalam periode yang pendek +jam ke hari, dan
ber#luktuasi sepanjang hari.%. 4danya bukti"bukti dari riwayat penyakit, pemeriksaan #isik atau temuan
laboratorium bahwa gejala dalam kriteria +$ dan +2 berkembang selama ,
atau segera setelah suatu sindroma putus
$<9. 1ntuk Delirium 0arena enyebab Multipel;
$. Gangguan kesadaran disertai berkurangnya kemampuan untuk memusatkan
perhatian, mempertahankan perhatian, atau perubahan atensi.
2. erubahan kognisi atau gangguan persepsi, yang tidak terkait demensia.
3. Gangguan yang berkembang dalam periode yang pendek +jam ke hari, dan
ber#luktuasi sepanjang hari.
%. 4danya bukti"bukti dari riwayat penyakit, pemeriksaan #isik atau temuan
laboratorium bahwa delirium telah memiliki lebih dari satu penyebab
+misalnya lebih dari satu penyebab kondisi medis umum, suatu kondisi medis
umum ditambah intoksikasi =at atau e#ek samping medikasi.$<;. 1ntuk Delirium ?ang Tidak Ditentukan 0ategori ini harus digunakan
untuk mendiagnosis suatu delirium yang tidak memenuhi kriteria salah satu tipe
delirium yang dijelaskan pada bagian ini.;
13
7/23/2019 Laporan DKP4 Sarji FIX
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-dkp4-sarji-fix 17/59
$<<.
2. Demensia
$<(. 0riteria Diagnostik untuk Demensia Tipe 4l=heimer ;
$(&. a. erkembangan de#isit kogniti# multipel yang dimani#estasikan oleh baik
$($.$. Gangguan daya ingat +gangguan kemampuan untuk mempelajari
in#ormasi baru dan untuk mengingat in#ormasi yang telah dipelajari
sebelumnya.;
$(2. 2. atu +atau lebih gangguan kognti# berikut;$(3. a. 4#asia +gangguan bahasa
$(%. b. 4praksia +gangguan kemampuan untuk melakukan akti/itas
motorik walaupun #ungsi motorik adalah utuh$(5. !. 4gnosia +kegagalan untuk mengenali atau mengidentitikasi
benda walaupun #ungsi sensorik adalah utuh$(9. d. Gangguan dalam #ungsi eksekuti# +yaitu, meren!anakan,
mengorganisasi, mengurutkan, dan abstrak
$(;. b. De#isit kogniti# dalam kriteria al dan a2 masing"masing menyebabkan
gangguan yang bermakna dalam #ungsi sosial atau pekerjaan dan menunjukkan
suatu penurunan bermakna dari tingkat #ungsi sebelumnya.;
$(<. !. De#isit tidak terjadi semata"mata hanya selama perjalanan suatu
delirium dan menetap melebihi lama yang la=im dari intoksikasi atau putus
=at.;
$((. d. Terdapat bukti dari riwayat penyakit, pemeriksaan #isik, atau temuan
laboratorium bahwa de#isit se!ara etiologis berhubungan dengan e#ek menetap
dari pemakaian =at +misalnya suatu obat yang disalahgunakan.;
2&&.
2&$. 0ondisi akibat =at2&2. De#isit tidak lebih baik diterangkan oleh gangguan 4ksis I lainnya
+misalnya, gangguan depresi# berat, ski=o#renia. 0ode didasarkan pada tipe onset
dan !iri yang menonjol;$. Dengan onset dini jika onset pada usia 95 tahun atau kurang
2. Dengan delirium jika delirium menumpang pada demensia
3. Dengan waham jika waham merupakan !iri yang menonjol$. Dengan suasana perasaan terdepresi jika suasana perasaan terdepresi
+termasuk gambaran yang memenuhi kriteria gejala lengkap untuk
episode depresi# berat adalah !iri yang menonjol. uatu diagnosis
terpisah gangguan suasana perasaan karena kondisi medis umum tidak
diberikan.;
14
7/23/2019 Laporan DKP4 Sarji FIX
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-dkp4-sarji-fix 18/59
2. Tanpa penyulit jika tidak ada satupun diatas yang menonjol pada
gambaran klinis sekarang.;
2&3. ebutkan jika Dengan gangguan perilaku.
2&%. *atatan penulisan juga tuliskan penyakit 4l=heimer pada aksis III.;
2&5.
2&9. 0riteria Diagnostik untuk Demensia @askular ;2&;. a. erkembangan de#isit kogniti# multipel yang dimani#estasikan oleh
baik,$. Gangguan daya ingat +ganguan kemampuan untuk mempelajari in#ormasi
baru dan untuk mengingat in#ormasi yang telah dipelajari sebelumnya
2. 4#asia +gangguan bahasa3. 4praksia +gangguan untuk mengenali atau melakukan akti/itas motorik
ataupun #ungsi motorik adalah utuh
%. 4gnosia +kegagalan untuk mengenali atau mengidenti#ikasi benda
walaupun #ungsi sensorik adalah utuh5. Gangguan dalam #ungsi eksekuti# +yaitu, meren!anakan, mengorganisasi,
mengurutkan, dan abstrak
9. atu +atau lebih gangguan kogniti# berikut.
2&<. b. De#isit kogniti# dalam kriteria 4$ dan 42 masing"masing menyebabkan
gangguan yang bermakna dalam #ungsi sosial atau pekerjaan dan menunjukkan
suatu penurunan bermakna dan tingkat #ungsi sebelumnya.;
2&(. !. Tanda dan gejala neurologis #okal +misalnya, peninggian re#leks tendon
dalam, respon ekstensor plantar, palsi pseudo bulbar, kelainan gaya berjalan,
kelemahan pada satu ekstremitas atau tanda"tanda laboratorium adalah indikati#
untuk penyakit serebro/askular +misalnya, in#ark multipel yang mengenai korteks
dan substansia putih di bawahnya yang berhubungan se!ara etiologi dengan
gangguan.;
2$&. d. De#isit tidak terjadi semata"mata selama perjalanan delirium.;
2$$. 0ode didasarkan pada !iri yang menonjol;
$. Dengan delirium jika delirium menumpang pada demensia
2. Dengan waham jika waham merupakan !iri yang menonjol
3. Dengan suasana perasaan terdepresi jika suasana perasaan terdepresi
+termasuk gambaran yang memenuhi kriteria gejala lengkap untuk
episode depresi# berat adalah !iri yang menonjol. uatu diagnosis
terpisah gangguan suasana perasaan karena kondisi medis umum tidak
diberikan.
15
7/23/2019 Laporan DKP4 Sarji FIX
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-dkp4-sarji-fix 19/59
%. Tanpa penyulit jika tidak ada satupun di alas yang menonjol pada
gambaran klinis sekarang.2$2. ebutkan jika Dengan gangguan perilaku
2$3. *atalan penulisan juga tuliskan kondisi serebro/askular pada 4ksis III.;
2$%.
2$5. emeriksaan lengkap3
$. emeriksaan #isik termasuk pemeriksaan neorologis lengkap
2. Tanda /ital
3. Mini A mental state e6emenation + MM7 %. emeriksaan medikasi dan kadar obat
5. krining darah dan urin untuk alkohol
9. emeriksaan #isiologis$. 7lektrolit, glukosa, *a , Mg.
2. Tes #ungsi hati, ginjal
3. M4 "$2 atau kimia serum yang ekui/alen%. 1rinalisa
5. )it sel darah lengkap dan sel de#erensial9. Tes #ungsi tiroid
;. T4 A 4-<. -$2
(. 0adar #olat
$&. 0ortikosteroid urine$$. Caju endap eritrosit
$2. 4ntibodi antinuklear, *3*%, anti DD4
$3. Gas darah 4rterial$%. krining ) I @
$5. orpobilinogen 1rin.
2$9. ;. inar"H dada2$;. <. 7lektrokardiogram +70G2$<. (. emeriksaan neurologis
2$(. a. *T atau MI kepala
22&. b. 7*T22$. !. ungsi lumbal
222. d. 77G
223. $&. Tes neuropsikologis
22%.
3. Gangguan 4mnestik
225. 0riteria Diagnosis untuk Gangguan 4mnestik 0arena 0ondisi Medis
1mum.2
$. erkembangan gangguan daya ingat seperti yang dimani#estasikan oleh
gangguan kemampuan untuk mempelajari in#ormasi baru atau ketidak
mampuan untuk mengingat in#ormasi yang telah dipelajari sebelumnya.
16
7/23/2019 Laporan DKP4 Sarji FIX
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-dkp4-sarji-fix 20/59
2. Ganguan daya ingat menyebabkan gangguan bermakna dalam #ungsi sosial
atau pekerjaan dan merupakan penurunan bermakna dan tingkat #ungsi
sebelumnya.
3. Gangguan daya ingat tidak terjadi semata"mata selama perjalanan suatu
delirium atau suatu demensia.%. Terdapat bukti dari riwayat penyakit, pemeriksaan #isik, atau temuan
laboratorium bahwa gangguan adalah akibat #isiologis langsung dari kondisi
medis umum +termasuk trauma #isik
229. ebutkan jika2
22;. Transien jika gangguan daya ingat berlangsung selama $ bulan atau
kurang
22<. 0ronis jika gangguan daya ingat berlangsung lebih dari $ bulan.
22(. *atatan penulisan Masukkan juga nama kondisi medis umum pada 4ksis
I, misalnya, gangguan amnestik karena trauma kepala, juga tuliskan kondisi pada
4ksis III.2
2&".
. 7t !'sn
$. Delirium
23$. engobatan se!ara langsung baik identi#ikasi dari underlying physical
cause maupun menilai pengobatan dari an6ietas, distress, dan problem perilaku.2,5,9
" pasien perlu penentraman hati, dan reorientasi untuk mengurangi an6ietas,
!ara ini perlu dilakukan dengan sering.
" 0eluarga pasien perlu diberitahukan dan diterangkan se!ara jelas mengenai
penyakit pasien agar mengurangi ke!emasannya sehingga keluarga pasien
dapat menolong pasien dalam perawat menjadi lebih tentram." ada perawatan di rumah sakit pasien sebaiknya dirawat di ruangan yang
tenang juga !ukup !ahaya agar pasien dapat tahu dimana dia berada namun
dengan penerangan dimana tidak mengganggu tidur pasien." 0eluarga maupun teman perlu menemani dan menjenguk pasien.
" enting untuk memberi sedapat mungkin sejak terjadi perburukan dari
delirium." Dosis yang ke!il dari ben=odia=epin atau obat hypnoti! lain sangat berguna
untuk membut pasien tidur saat malam. -en=odia=epin harus dihindari saat
siang dimana e#ek sedasinya dapat meningkatkan disorientasi.
" 0etika pasien dalam keadaan yang menderita dan gangguan prilaku, monitor
pengobatan antipsikotik se!ara hati"hati dapat sangat berharga. Ikuti dengan
17
7/23/2019 Laporan DKP4 Sarji FIX
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-dkp4-sarji-fix 21/59
dosis inisial yng !ukup untuk mengobati situasi akut, dosis obat oral se!ara
reguler dapat diberikan se!ara adekuat agar pasien tidak mengantuk
berlebihan. )aloperidal dapat diberikan dimana dosis harian $&"9&mg. >ika
perlu dosis pertama antara 2"5mg dapat diberikan intramuskular.2,5,9
232.
233.
23%.
235. engobatan armakologis Delirium239. Dua gejala utama dari delirium yang mungkin memerlukan pengobatan
#armakologis adalah psikosis dan insomnia. :bat yang terpilih untuk psikosis
adalah )aloperidol. Droperidol +Inapsine adalah suatu butyrophenone yang
tersedia sebagai suatu #ormula intra/ena alternati/e , walaupun monitoring
elektrokardiogram adalah sangat penting pada pengobatan ini. Golongan
phenothia=ine harus dihindari pada pasien delirium karena obat tersebut disertai
dengan akti#itas antikolinergik yang bermakna.Insomnia paling baik diobati dengan
golongan ben=odia=epine dengan waktu paruh pendek atau dengan hydro6y=ine
+@istaril, 25 sampai $&&mg.2,5,9
$. engobatan termasuk pengobatan pada penyakit yang mendasari dan
identi#ikasi medikasi yang mempengaruhi derajat kesadaran.
2. :lan=apine +ypre6a adalah obat neurolepti! atipikal, dengan e#ek
ekstrapiramidal yang ringan, e#ekti# untuk pengobatan delirium yang disertai
agitasi. Dosisnya dimulai dengan 2,5mg, dan meningkat sampai 2& mg po jika
dibutuhkan. :lan=epine dapat menurunkan ambang kejang, namun sisanya
dapat ditoleransi dengan !ukup baik.3. isperidone +risperidal, juga e#ekti# dan dapat ditoleransi dengan baik,
dimulai dengan &,5 mg dua kali sehari atau $mg sebelum waktu tidur,
meningkat sampai 3 mg 2 kali sehari jika dibutuhkan.%. )aloperidol +haldol, dpat digunakan dengan dosis yang rendah +&.5 mg
sampai dengan 2 mg 2 kali sehari, jika dibutuhkan se!ara intra/ena. 7#ek
samping ekstra pyramidal dapat terjadi, dapat ditambahkan sedati/e, misalnya
lora=epam diawali &,5 mg sampai $ mg setiap 3 sampai < jam jika
dibutuhkan.2,5,9
23;.
2. Demensia
18
7/23/2019 Laporan DKP4 Sarji FIX
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-dkp4-sarji-fix 22/59
23<. endekatan pengobatan umum adalah untuk memberikan
perawatan medis suportit, bantuan emosional untuk pasien dan keluarganya, dan
pengobatan #armakologis untuk gejala spesi#ik +perilaku yang mengganggu.
engobatan #armakologis dengan obat yang mempunyai akti/itas antikolinergik
yang tinggi harus dihindari. Falaupun thiorida=ine +Mellaril, yang mempunyai
akti/itas antikolinergik yang tinggi, merupakan obat yang e#ekti# dalam
mengontrol perilaku pasien demensia jika diberikan dalam dosis ke!il.
-en=odia=epim kerja singkat dalam dosis ke!il adalah medikasi an6iolitik dan
sedati# yang lebih disukai untuk pasien demensia. olpidem +4mbient dapat
digunakan untuk tujuan sedati#. Tetrahidroamino0ridin +Ta!rine sebagai suatu
pengobatan untuk penyakit 4l=heimer, obat ini merupakan inhibitor akti/itas
antikolinesterase dengan lama kerja yang agak panjang.2
23(.
3. Gangguan 4mnestik
2%&. endekatan utama adalah mengobati penyebab dasar dari
gangguan amnestik etelah resolusi episode amnestik, suatu jenis psikoterapi
+sebagai !ontohnya, kogniti#, psikodinamika, atau suporti# dapat membantu
pasien menerima pangalaman amnestik kedalam kehidupannya.2,3
241.
i. Pr#gn#sis$. Delirium
2%2. :nset delirium biasanya mendadak, gejala prodromal +kegelisahan dan
ketakutan dapat terjadi pada hari sebelum onset gejala yang jelas. Gejala delirium
biasanya berlangsung selama #aktor penyebab yang rele/an ditemukan, walaupun
delirium biasanya berlangsung kurang dari I minggu setelah menghilangnya #aktor
penyebab, gejala delirium menghilang dalam periode 3 A ; hari, walaupun beberapa
gejala mungkin memerlukan waktu 2 minggu untuk menghilang se!ara lengkap.
emakin lanjut usia pasien dan semakin lama pasien mengalami delirium, semakin
lama waktu yang diperlukan bagi delirium untuk menghilang. Terjadinya delirium
berhubungan dengan angka mortalitas yang tinggi pada tahun selanjutnya, terutama
disebabkan oleb si#at serius dan kondisi medis penyerta.2
2%3.
19
7/23/2019 Laporan DKP4 Sarji FIX
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-dkp4-sarji-fix 23/59
2. Demensia2%%. erjalanan klasik dan demensia adalah onset pada pasien usia 5& A 9&
tahun dengan pemburukan bertahap selama 5 A $& tahun, yang akhirnya
menyebabkan kematian. usia saat onset dan ke!epatan pemburukannya adalah
ber/ariasi diantara tipe demensia yang berbeda dan dalam kategori diagnostik
indi/idual.2
2%5.3. Gangguan 4mnestik
2%9. :nset mungkin tiba"tiba atau bertahap gejala dapat sementara atau
menetap dan hasil akhir dapat terentang dari tanpa perbaikan sampai pemulihan
lengkap.2
2%;.
2.2 M!ri Srr!. D3inisi
2%<. Malaria serebral adalah suatu komplikasi berat dari in#eksi Plasmodium
falciparum yang ditandai demam yang sangat tinggi, gangguan kesadaran, kejang yang
terutama terjadi pada anak, hemiplegi dan berakhir pada kematian jika tidak se!epatnya
mendapatkan perawatan yang tepat. ada malaria #al!iparum, $&B kasus akan
mengalami komplikasi malaria serebral, dan jumlah ini memenuhi <&B kematian pada
malaria. Malaria serebral merupakan penyebab utama ense#alopati non"traumatik di
dunia, sehingga merupakan penyakit parasitik terpenting pada manusia.<
24(.
. E/i$6i#!#gi
25&. Terjadi kira"kira 2B pada penderita non"imun, walaupun demikian masih
sering dijumpai pula didaerah endemik seperti di >epara + >awa Tengah, ulawesi
1tara, Maluku, dan Irian >aya.(
25$. ada daerah endemik 4#rika, malaria serebral terutama banyak pada anak
umur 9 bulan sampai 5 tahun. )ampir $&B anak yang sembuh dari malaria serebral
menderita sekuele neurologi yang penting. ekuele ini adalah hemiparesis pada lebih
dari 5&B, kebutaan kortikal dan gejala lain yang di#us. amun, penyembuhan
sempurna terjadi dalam kira"kira 9 bulan pada separuh anak yang pulang dengan
masalah neurologi pas!a malaria serebral. Di daerah endemis, anemia berat sering
20
7/23/2019 Laporan DKP4 Sarji FIX
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-dkp4-sarji-fix 24/59
menjadi komplikasi malaria berat pada anak, dengan kematian yang sering disebabkan
oleh anemia +yaitu kegagalan !urah jantung tinggi.$&
252. erbedaan pre/alensi menurut umur dan jenis kelamin lebih berkaitan
dengan perbedaan derajat kekebalan tubuh. -eberapa penelitian menunjukkan bahwa
perempuan mempunyai respon imun yang lebih kuat dibandingkan dengan laki"laki,
namun kehamilan dapat meningkatkan resiko malaria. 4da beberapa #aktor yang turut
mempengaruhi seseorang terin#eksi malaria adalah$$$. as atau suku bangsa
253. ada penduduk benua 4#rika pre/alensi )emoglobin +)b !ukup tinggi
sehingga lebih tahan terhadap in#eksi P. falciparum karena )b dapat
menghambat perkembangbiakan P. falciparum.$$
2. 0ekurangan en=im tertentu
25%. 0ekurangan terhadap en=im Glukosa 9 hosphat Dehidrogenase +G9Dmemberikan perlindungan terhadap in#eksi P. falciparum yang berat. De#isiensi
terhadap en=im ini merupakan penyakit genetik dengan mani#estasi utama pada
wanita.$$
3. 0ekebalan pada malaria terjadi apabila tubuh mampu mengan!urkan Plasmodium
yang masuk atau mampu menghalangi perkembangannya.$$
2**.
:. Eti#!#gi
259. enyebab malaria serebral adalah akibat sumbatan pembuluh darah kapiler
di otak karena menurunnya aliran darah e#ekti# dan adanya hemolisa sel darah. selain
itu, beberapa #aktor yang juga mempengaruhi mani#estasi neurologi pada malaria,
antara lain<,(
• Demam derajat tinggi, akan mengganggu kesadaran, kejang demam +pada anak,
dan psikosis. Mani#estasi tersebut akan menurun bila derajat panas diturunkan.
4pabila kesadaran tidak mengalami gangguan setelah serangan kejang atau
demam, maka prognosis penderita umumnya baik • :bat"obat antimalaria, seperti klorokuin, kuinin, me#lokuin, dan halo#antrin juga
dapat menyebabkan gangguan perilaku, kejang, halusinasi, dan psikosis. -ila
tidak terdapat demam tinggi atau parasitemia yang menyertai mani#estasi
neurologis, maka kemungkinan penyebabnya adalah obat antimalaria.
21
7/23/2019 Laporan DKP4 Sarji FIX
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-dkp4-sarji-fix 25/59
• )ipoglikemia, pada in#eksi malaria berat , dapat terjadi hipoglikemia. 0ejadian
hipoglikemia lebih sering terjadi pada ibu hamil. erlu adanya pertimbangan
pemberian in#us de6trose 25"5&B untuk mengatasi hal ini.
• )iponatremia, hampir selalu terjadi pada kasus yang dialami orang tua
danseringkali akibat muntah berlebih.
• 4nemia berat dan hipoksemia dapat menyebabkan dis#ungsi serebral padapasien
dengan malaria.
2*0.
$. Pt#3isi#!#gi
25<. ato#isiologi malaria serebral yang terkait dengan in#eksiusitas parasit
masih belum diketahui se!ara pasti. Meskipun dasar kelainan adalah adanya sumbatan
mikrosirkulasi serebral yang disebabkan parasit, namun mekanisme pastinya masih
merupakan hipotesis.(
25(. etelah sporo=oit dilepas sewaktu nyamuk anopeles betina menggigit
manusia, akan masuk kedalam sel hati dan terjadi ski=ogoni ektsra eritrosit. ki=on hati
yang matang akan pe!ah dan selanjutnya mero=oit akan mengin/asi sel eritrosit dan
terjadi ski=ogoni intra eritrosit, menyebabkan eritrosit mengalami perubahan seperti
pembentukan knob, sitoadherens, sekuestrasi dan rosseting.(
29&.
2-1. G6r 1. Cingkaran )idup Plasmodium falciparum(
292. 7ritrosit arasit +7
293. 7 memulai proses patologik in#eksi malaria #alsiparum dengan
kemampuan adhesi dengan sel lain yaitu endotel /askular, eritrosit dan menyebabkan
sel ini sulit melewati kapiler dan #iltrasi limpa. )al ini berpengaruh terjadinya
sitoadherens dan sekuestrasi.(
29%. itoadherens295. Sitoadherens adalah melekatnya 7 matang di permukaan endotel
/askular. Sitoaherens merupakan proses spesi#ik yang hanya terjadi di kapiler dan
/enula post kapiler. enumpukan 7 di mikro/askular menyebabkan gangguan aliran
mikro/askular sehingga terjadi anoksia'hipoksia jaringan.(
299. ekuestrasi29;. Sitoadherens menyebabkan 7 bersekuestrasi dalam mikro/askular organ
/ital. arasit yang bersekuestrasi menumpuk di otak, paru, usus, jantung, limpa, hepar,
otot dan ginjal. ekuestrasi menyebabkan ketidak sesuaian antara parasitemia di peri#er
dan jumlan total parasit dalam tubuh.(
29<. osetting
22
7/23/2019 Laporan DKP4 Sarji FIX
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-dkp4-sarji-fix 26/59
29(. osetting adalah perlekatan antara satu buah 7 matang yang diselubungi
oleh sekitar $& atau lebih eritrosit non parasit sehingga berbentuk seperti bunga.
osetting berperan dalam terjadinya obstruksi mikro/askular. Meskipun demikian
peranan rosetting dalam patogenesis malaria berat masih belum jelas.(
2;&. itokin2;$. 0adar T"al#a di daerah peri#er meningkat se!ara nyata pada penderita
malaria terutama malaria berat. 0adar I"gamma, IC"$, IC"9, CT dan IC"3 juga
meningkat pada malaria berat. itokin"sitokin ini saling berinteraksi dan menghasilkan
e#ek patologi Meskipun demikian peranan sitokin dalam patogenesis malaria berat
masih dalam perdebatan.(
2;2. 7ritrosit yang terin#eksi P. !i!a" tidak berikatan dengan endotel, sehingga
merupakan satu alasan mengapa malaria /i/a6 tidak bisa menyebabkan malaria serebral
walaupun kadar T"J dalam plasma sangat tinggi. Meskipun demikian, peran T"J
dalam patogenesis penyakit malaria lebih bersi#at #isiologis dibanding patologis. >ika
di!apai kadar optimal dari T"J akan memberikan proteksi, tetapi jika kadarnya
terlalu tinggi akan menimbulkan reaksi patologis.(
. Mni3stsi '!inis
2;3. Gejala malaria serebral dapat ditandai dengan koma yang tidak bisa
dibangunkan, bila dinilai dengan G* +#lasgo$ oma Scale& ialah di bawah ; atau
eEual dengan keadaan klinis soporous. ebagian penderita terjadi gangguan kesadaran
yang lebih ringan seperti apatis, somnolen, delirium, dan perubahan tingkah laku
+penderita tidak mau bi!ara. Dalam praktek keadaan ini harus ditangani sebagai
malaria serebral setelah penyebab lain dapat disingkirkan. enurunan kesadaran
menetap unuk waktu lebih dari 3& menit, tidak sementara panas atau hipoglikemi
membantu meyakinkan keadaan malaria serebral. 0ejang, kaku kuduk dan hemiparese
dapat terjadi walaupun !ukup jarang. ada pemeriksaan neirologi reaksi mata di/ergen,
pupil ukuran normal dan reakti#, #unduskopi normal atau dapat terjai pendarahan.
apiledema jarang re#lek kornea normal pada orang dewasa, sedangkan pada anal
re#lek dapat hilang. e#lek abdomen dan kremaster normal, sedang babinsky abnormal
pad 5&B penderita. ada keadaan berat penderita dapat mengalami dekortikasi +lengan
#leksi dan tungkai ekstensi, decere'rasi +lengan dan tungkai ekstensi, opitotonus,
23
7/23/2019 Laporan DKP4 Sarji FIX
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-dkp4-sarji-fix 27/59
de/iasi mata keatas dan lateral. 0eadaan ini sering disrtai dengan hiper/entilasi. Cama
koma pada orang dewasa dapat 2"3 hari, sedang pada anak satu hari.(
2;%.
2;5. G6r 2. Mani#estasi Malaria -erat pada 4nak dan Dewasa(
2;9. -iasanya gejala"gejala neurologi timbul pada minggu kedua atau ketiga
in#eksi, tapi gejala"gejala tersebut bisa menjadi tanda"tanda mani#estasi. 4nak"anak di
daerah endemik satu dari banyak kemunginan terjangkit malaria serebral. Di antara
orang dewasa, hanya ibu hamil, dan indi/idual dengam imunitas rendah yang tidak di
ikuti dengan medikasi prophyla!ti! yang dapat menimbulkan penyakit pada *.
emeriksaan laboratorium sangat diperlukan untuk menemukan anemia dan parasit
pada sel darah merah. Tekanan * bisa naik dan terkadang berisi beberapa sel darah
putih dan kandungan glukosa.$2
2;;.2;<. aktor ptedisposisi terjadinya malaria berat antara lain(
$. 4nak"anak usia balita2. Fanita hamil
3. enderita dengan daya tahan tubuh rendah
%. :rang yang belum pernah tinggaldi daerah malaria
20(.
3. Dign#sis
2<&. Diagnosis malaria se!ara umum ditegakkan seperti diagnosis penyakit
lainnya berdasarkan anamnesis, pemeriksaan #isik dan laboratorium yang berupa test
mikroskopis darah berdasarkan tebal dan tipisnya darah menggunakan Giemsa atau
Fright, dengan tes immuno!hromatographi! yang !epat, atau dengan *. Tes
serologis tidak digunakan, sebagai antibodi hanya bisa dideteksi hari ke <"$& setelah
onset, dan hasilnya tisak bisa dibedakan apakah ini in#eksi lama atau baru. 0ematian
merupakan kemunkgkinan terbesar jika diagnosis dan terapi terlambat.<
2<$. $. 4namnesis2<2. ada anamnesis sangat penting diperhatikan<
• 0eluhan utama Demam, menggigil, berkeringat dan dapat disertai sakit kepala,
mual, muntah, diare, nyeri otot dan pegal"pegal.
• iwayat berkunjung dan bermalam $"% minggu yang lalu ke daerah endemik
malaria.
• iwayat tinggal di daerah endemik malaria.
• iwayat sakit malaria.
• iwayat minum obat malaria satu bulan terakhir.
24
7/23/2019 Laporan DKP4 Sarji FIX
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-dkp4-sarji-fix 28/59
• iwayat mendapat trans#usi darah.
2<3.
2<%. 2. emeriksaaan isik<
• Demam +T K 3;,5L*.
• 0onjun!ti/a atau telapak tangan pu!at.• embesaran limpa +splenomegali.
• embesaran hati +hepatomegali.
ada tersangka malaria berat ditemukan tanda"tanda klinis sebagai berikut<
• Temperatur rektal K %&L*.
• adi !epat dan lemah'ke!il.
• Tekanan darah sistolik ;&mm)g.
• rekuensi na#as N 35 kali per manit pada orang dewasa atau N%& kali per
menit pada balita, anak dibawah $ tahun N5& kali per menit.
• enurunan derajat kesadaran dengan G* $$.
• Mani#estasi perdarahan ptekie, purpura, hematom.
• Tanda dehidrasi mata !ekung, turgor dan elastisitas kulit berkurang, bibir
kering, produksi air seni berkurang.
• Tanda"tanda anemia berat konjunkti/a pu!at, telapak tangan pu!at, lidah
pu!at.
• Terlihat mata kuning atau ikterik.
• 4danya ronkhi pada kedua paru.
• embesaran limpa dan atau hepar.
• Gagal ginjal ditandai dengan oliguria sampai dengan anuria.
• Gejala neurologik kaku kuduk, re#lek patologis.
Mani#estasi neurologis +$ atau beberapa mani#estasi berikut ini dapat ditemukan<
2<5. $. 7nse#alopati di#us simetris
2<9.2. 0ejang umum atau #okal
2<;. 3. Tonus otot dapat meningkat atau turun
2<<. %. e#leks tendon ber/ariasi2<(. 5. Terdapat plantar #leksi atau plantar ekstensi
2(&. 9. ahang mengatup rapat dan gigi kretekan +seperti mengasah
2($.;. Mulut men!ebil + pouting atau timbul re#leks men!ebil bila sisi mulut
dipukul2(2. <. Motorik abnormal seperti deserebrasi rigidity dan dekortikasi rigidity
2(3. (. Tanda"tanda neurologis #okal kadang"kadang ada2(%.$&. Mani#estasi okular pandangan di/ergen +dys!onjugate ga=e dan
kon/ergensi spasme sering terjadi. erdarahan sub konjun!ti/e dan retina
serta papil udem kadang terlihat
25
7/23/2019 Laporan DKP4 Sarji FIX
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-dkp4-sarji-fix 29/59
2(5.$$. 0ekakuan leher ringan kadang ada. Tetapi tanda rank +rank sign
meningitis, 0ernigs +O dan photo#obia jarang ada. 1ntuk itu adanya
meningitis harus disingkirkan dengan pemeriksaan punksi lumbal +C
2(9. $2. *airan serebrospinal +C* jernih, dengan $& lekosit'ml, protein sering
naik ringan2(;.
2(<. Meskipun mani#estasi klinis malaria serebral sangat beragam, namun
hanya terdapat 3 gejala terpenting, baik pada anak dan dewasa, yaitu<
2((. $. Gangguan kesadaran dengan demam non"spesi#ik
3&&. 2. 0ejang umum dan sekuel neurologik
3&$. 3. 0oma menetap selama 2% A ;2 jam, mula"mula dapat dibangunkan,
kemudian tak dapat dibangukan.
0riteria diagnosis lainnnya, yaitu menurut Cubis dkk +2&&5 dalam de6amedia
2&&5, yaitu harus memenuhi lima kriteria berikut<
3&2. $. enderita berasal dari daerah endemis atau berada di daerah malaria.3&3. 2. Demam atau riwayat demam yang tinggi.
3&%. 3. Ditemukan parasit malaria #alsiparum dalam sediaan darah tipis'tebal.
3&5. %. 4danya mani#estasi serebral berupa kesadaran menurun dengan atau
tanpa gejala"gejala neurologis yang lain, sedangkan kemungkinan penyebab
yang lain telah disingkirkan.3&9. 5. 0elainan !airan serebro spinal yang berupa onne positi#, andi positi#
lemah, hipoglikemi ringan.
&"0.3&<. 3. emeriksaan Caboratorium
3&(. emeriksaan dengan mikroskop
3$&. ebagai gold standar pemeriksaan laboratoris demam malaria pada
penderita adalah mikroskopik untuk menemukan parasit di dalam darah tepi.
emeriksaan darah tebal dan tipis untuk menentukan< 4da'tidaknya parasit malaria.
pesies dan stadium Plasmodium
0epadatan parasit
3$$. " emi kuantitati#
3$2. +" tidak ditemukan parasit dalam $&& C-3$3. +O ditemukan $"$& parasit dalam $&& C-
3$%. +OO ditemukan $$"$&& parasit dalam $&& C-3$5. +OOO ditemukan $"$& parasit dalam $ C-
3$9. +OOOO ditemukan N$& parasit dalam $ C-
3$;. " 0uantitati#
26
7/23/2019 Laporan DKP4 Sarji FIX
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-dkp4-sarji-fix 30/59
3$<. >umlah parasit dihitung permikroliter darah pada sediaan darah
tebal atau sediaan darah tipis.
&1(.
32&. emeriksaan dengan tes diagnostik !epat + apid (iagnostic )est
32$. Mekanisme kerja tes ini berdasarkan deteksi antigen parasit malaria,
dengan menggunakan metoda immunokromatogra#i, dalam bentuk dipstik.<
&22.
323. Tes serologi32%. Tes ini berguna untuk mendeteksi adanya antibodi spesi#ik terhadap
malaria atau pada keadaan dimana parasit sangat minimal. Tes ini kurang berman#aat
sebagai alat diagnostik sebab antibodi baru terjadi setelah beberapa hari parasitemia.
Man#aat tes serologi terutama untuk penelitian epidemiologi atau alat uji saring donor
darah. Titer N$2&& dianggap sebagai in#eksi baru, dan tes N$2& dinyatakan positi#.<
325.329.
32;.32<. 7! 1. Indikasi Caboratorium dalam malaria serebral$3
&2(. In$i:t#r Ni!i
&&". H6t#!#gi
33$. Ceukositosis N $2.&&&'Pl
332. 4nemia ringan *@ $5B
333. 0oagulopati Trombosit 5&.&&&'Pl
33%. erpanjangan T N 3 detik
335. rolonged partial thromboplastin time
339. ibrinogen 2&& mg'dl
&&0. 9!##$ Fi!6
33<. )iperparasitemia N 5&&.&&&'Pl
33(. N2&B dari parasit mengandung pigmen tropho=oit dan ski=on
3%&. N5B neutro#il termasuk yang /isible pigment
3%$.
&42. 9i#'i6i
3%3. )ipoglikemia 2,2 mmol'l
3%%. )iperlaktatemia N5 mmol'l
3%5. 4sidosis p) 4rteri ;,3, serum )*:3 $5 mmol'l
3%9. erum kreatinin N 295 Pmol'lQ
27
7/23/2019 Laporan DKP4 Sarji FIX
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-dkp4-sarji-fix 31/59
3%;. Total bilirubin N 5& Pmol'l
3%<. 7n=im li/er sG:T + 4T 6 3 upper limit o# normal
3%(. 7n=im :tot sGT + 4CT 6 3 upper limit o# normal
35&. 4sam urat N 9&& Pmol'l Pl
35$. 5"u!leotidase ↑
352. *0 ↑
353. Myoglobin ↑
35%. *0, kreatinin phosphokinase *@, a!ked *ell @olume sG:T +4T,
erum Glutami! :6aloa!eti! Trans#erase + aspartate aminotrans#erase sGT +4CT,
serum glutami! pyru/i! transaminase +alanine aminotrans#erase.
355. QMerupakan kriteria untuk orang dewasa. edikit peningkatan nilai ditemukan
pada beberapa anak dengan malaria
g. 7t!'sn
359. Ruinine, !hlorokuine, dan obat"obat yang berhubungan yang dapat
menyembuhkan jika gejala"gejala !erebral tidak berat , tapi jika koma dan gejala"gejala
serebral yang timbul berat, 2&"3&B dari pasien tidak bisa bertahan.$%
35;.
35<. 7! 2. Dosis obat menurut kelompok umur $%
&*(.
Hr
i
&-". J
nis #t
&-1. Ju6! t!t /r ri 6nurut
'!#6/#' u6ur
&-4. 1
< 4 t
&-*.
* < ( t
&--.
1" < 14
t
&-0.
= 1* t
&-5.
H1
&-(. >A
rtsunt&0". 1
&01.
2
&02.
&
&0&.
4
&0*. >>
A6#$i?
uin
&0-. 1&00.
2
&05.
&
&0(.
4
&51. Pr
i6?uin&52. @
&5&.
1
&54.
2
&5*.
2 < &
&5-.
H2
&50. >A
rtsunt
&55. 1 &5(.
2
&(".
&
&(1.
4
28
7/23/2019 Laporan DKP4 Sarji FIX
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-dkp4-sarji-fix 32/59
&(&. >>
A6#$i?
uin
&(4. 1&(*.
2
&(-.
&
&(0.
4
&(5.
H&
&((. >A
rtsunt 4"". 1
4"1.
2
4"2.
&
4"&.
4
4"*. >>
A6#$i?
uin
4"-. 14"0.
2
4"5.
&
4"(.
4
$. ertahankan #ungsi /ital sirkulasi, kebutuhan oksigen, !airan dan nutrisi
2. )indarkan trauma jatuh dari tempat tidur
3. )ati"hati komplikasi kateterisasi, de#ekasi, edema paru karena o/er hidrasi%. Monitoring temperatur, nadi, tensi, dan respirasi tiap S jam. erhatikan timbulnya
ikterus dan perdarahan.5. Monitoring ukuran dan reaksi pupil, kejang dan tonus otot.
9. -aringkan 'posisi tidur sesuai dengan kebutuhan
;. ertahankan sirkulasi
<. *egah hiperpireksi(. emberian !airan oral, in#us, maksimal $5&& ml bila tidak ada dehidrasi
$&. Diet porsi ke!il dan sering, !ukup kalori, karbihidrat dan garam
$$. erhatikan kebersihan mulut$2. erhatikan diuresis dan de#ekasi, asepti! kateterisasi
$3. 0ebersihan kulit mandikan tiap hari dan keringkan
$%. erawatan mata
$5. erawatan anak hati"hati aspirasi, hisap lendir sesering mungkin, letakkan posisikepala sedikit rendah, posisi dirubah !ukup sering dan pemberian !airan dan obat
harus hati"hati.$%
41".
. Pr#gn#sis
%$$. ada malaria serebral mortalitas tergantung pada, diagnosis dini dan
pengobatan tepat prognosis sangat baik. ada koma dalam, tanda"tanda herniasi, kejang
berulang, hipoglikemia berulang dan hiperparasitemia resiko kematian tinggi. >uga
prognosis tergantung dari jumlah dan berat kegagalan #ungsi organ.(
1ntuk prognosismalaria berat menurut D707 I adalah sebagai berikut$5
$. rognosis malaria berat tergantung pada ke!epatan dan ketepatan diagnosis serta
pengobatan.2. ada malaria berat yang tidak ditanggulangi, maka mortalitas yang dilaporkan pada
anak"anak $5B, dewasa 2&B dan pada kehamilan meningkat sampai 5&B.
29
7/23/2019 Laporan DKP4 Sarji FIX
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-dkp4-sarji-fix 33/59
3. rognosis malaria berat dengan gangguan satu #ungsi organ lebih baik daripada
gangguan 2 atau lebih #ungsi organ. Mortalitas dengan gangguan 3 #ungsi organ adalah 5&B.
Mortalitas dengan gangguan % atau lebih #ungsi organ adalah ;5B.
4danya korelasi antara kepadatan parasit dengan mortalitas yaitu
− 0epadatan parasit $&&.&&&'PC, maka mortalitas $B.
− 0epadatan parasit N$&&.&&&'PC, maka mortalitas N$B.
− 0epadatan parasit N5&&.&&&'PC, maka mortalitas N5B.
412.
2.& Pr#ss 7r;$in+ G!is
%$3. -eberapa literatur menyebutkan tentang mekanisme biologis yang mendasari
agitasi sebagai sindrom terpisah dan spesi#ik. Gangguan pada neurotransmiter tertentu
terlibat dalam pato#isiologi agitasi.$9
%$%.
415.
416.
417.
418.
419.
420.
421.
422.
423.
4. Depresi dan 4gitasi
%2%. ato#isiologi pada depresi dan agitasi melibatkan dua mekanisme yaituterjadi akti/itas berlebihan pada aksis hipotalamus"piuitari"adrenal +)4 a6is dan
peningkatan respon terhadap serotonin.eningkatan terhadap akti/itas transmisi
serotonin dapat menjadi pen!etus ansietas dan agitasi pada indi/idu yang rentan.
0elainan regulasi neurotransmitter lain yang dapat menyebabkan agitasi pada depresi
yaitu penurunan #ungsi dari asam "aminobutirat +G4-4 dan peningkatan akti/itas
noradrenergik. ada keadaan ini, Diperlukan obat yang dapat meningkatkan #ungsi
G4-4"ergik dan menurunkan transmisi nonadrenergik.:bat yang digunakan ber#ungsi
sebagai agonis G4-4"ergik +!ontoh asam /alproate, ben=odia=epine.$9
-. Demensia dan 4gitasi
%25. Terdapat tiga sistem yang berhubungan dengan agitasi pada dimensia,
yaitu penurunan G4-4"ergik, peningkatan sensiti/itas terhadap norepine#rin dan
penurunan #ungsi serotonin.4sam /alproate, agonis G4-4"ergik dilaporkan e#ekti#
ber#ungsi sebagai antiagitasi pada pasien dimensia dengan agitasi.4ntagonis dopamine
30
7/23/2019 Laporan DKP4 Sarji FIX
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-dkp4-sarji-fix 34/59
digunakan pada pasien dengan peningkatan sensiti#itas terhadap norepine#rin.4ntagonis
dopamine diindikasikan sebagai antipisikotik dengan dampak minimal 7
+ekstrapiramidal sindrom.$9
*. sikosis dan 4gitasi
%29. 4gitasi sering terjadi pada episode akut psikosis dan terkai dengan gejala positi#.>alur dopaminergik merupakan jalur utama pada pato#isiologi dari gejala positi#
dan diikuti oleh gangguan #ungsi pada serotonergik, G4-4"ergik dan
glutamatergik.ada psikotik akut menggambarkan sindrom gangguan mesokortikal
yang disebabkan oleh akti/itas dopaminergik yang berlebihan dan gangguan
glutamatergik pada neurotansmisi dopaminergi! dan penurunan inhibisi G4-4"
ergik.)al tersebut mengakibatkan penurunan akti/itas pada !orti!al pre#rontal dan
menimbulkan gejala negati#, positi# dan kogniti#.Gangguan #ungsi pada jalur
serotonergi! juga dapat menjadi pato#isiologi psikosis.>alur serotonin 24 +5")T24
berhubungan dengan akti/itas dopaminergik.4ntagonis 5")T24 meningkatkan
neurotransmitter dopamine.$9
420.
2.4 K!innBK!inn Orgni' +ng Mn+'n G!is
%2<. Delirium
%2(. Delirium adalah perubahan akut pada status mental, atau #luktuasi mood, yang
dihubungkan dengan pemikiran yang tidak terorganisasi, bingung, dan perubahan le/el dari
kesadaran. enomena ini sering dihubungkan dengan kebingungan akut dan gejala yang
banyak ditemui di I*1 berupa kondisi akut. Terjadi perubahan kogniti# yang ber/ariasi dari
hari kehari dan men!apai pun!aknya pada saat malam hari. ymptom ini biasanya bersi#at
re/ersible yang berlangsung beberapa hari atau beberapa minggu meskipun pada beberapa
pasien dapat terjadi kegagalan otak permanen. Ilusi dan halusinasi juga terjadi pada pasien.
lorid delirium dengan agitasi yang parah pada pasien delirium akti# sangat mudah
diidenti#ikasi. 4kan tetapi, delirium dapat menampakkan gejala diam dan tenang +delirium
hipoakti#. 0eduannya hampir sama #rekuensi ditemukannya pada I*1.$;,$<
%3&.
%3$. Dementia +seperti 4l=heimerUs disease
%32. enyakit ini biasanya mengenai umur 9& tahun. 4l=heimer merupakan salah satu
kondisi demensia yang !epat memburuk se!ara gradual. enyebabnya adanya gangguan
pada memori, berpikir, dan tingkah laku. 0ehilangan memori seperti masalah lupa pada
31
7/23/2019 Laporan DKP4 Sarji FIX
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-dkp4-sarji-fix 35/59
bahasa sendiri, ketidakmampuan memutuskan sesuatu, adil dan bekripribadian merupakan
bagian dari diagnosisnya. $;,$<
%33.
%3%.
%35. 0elainan metabolik
%39. ada beberapa kasus, mekanisme pasti penyebab masalah mental ini belum
memiliki karakteristik, ke!uali yang berhubungan dengan penyebab metabolik seperti
adanya tanda hipoglikemia atau hypo6emia yang memiliki dasar penyebab organik. ada
pemeriksaan 77G, terlihat abnormalitas pada otak yang mengarah pada dis#ungsi neurologi
di#us. $;,$<
4&0.
2.* 7t !'sn G!is3
0etika pertama kali melihat keadaan gaduh gelisah oleh sebab apapun, tindakan
pertama yang harus dilakukan adalah menguasai keadaan lingkungan terutama
keadaan pasien yang biasanya menggunakan ikatan pada anggota tubuh yang akti#
+#iksasi.3
Tindakan ini amat diperlukan karena pasien dengan gaduh gelisah tidak dapat
melukai orang lain disekitar dan dapat melukai dirinya sendiri. Tindakan untuk
menenangkan pasien diperlukan agar dokter dapat melakukan pengamatan atau
obser/asi, pemeriksaan #isik dan pemeriksaan status mental.3
%3<. enatalaksanaan3
Terapi terhadap 1nderlying disease merupakan tatalaksana saat ini yang menentukan
pendekatan apa yang kita gunakan. erawatan terhadap keadaan gaduh gelisah
termasuk delirium dan gangguan mental organik 3
iksasi pada tempat tidur dan dibuat ruangan tersendiri adalah tindakan yang sangat
membantu. Campu yang !ukup terang, orientasi dipertahankan dengan adanya jam
dan kalender, serta didampingi oleh kerabat terdekat merupakan lingkungan yang
memper!epat perbaikan.3
%3(. endekatan 1mum asien dengan Gaduh3
elalu dalam keadaan rendah hati dan tenang 1sahakan tidak menentang pasien
ampaikan pada pasien tentang siapa dan apa tugas kita sebagai dokter
-i!ara dengan jelas, dan hindari kontak mata yang lama
elalu menjaga jarak
-ersikap empati
)ati"hati karena wawan!ara yang dilakukan dapat memi!u perilaku kekerasan
32
7/23/2019 Laporan DKP4 Sarji FIX
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-dkp4-sarji-fix 36/59
Disarankan mendapatkan in#ormasi
Gunakan waktu se!ara e#isien
-angun keper!ayaan dengan pasien
44".
2.- 7r/i Fr6'#!#gi untu' Mngtsi G!is
%%$. ebelum dikenalnya antipsikotik, penanganan psikosis akut dilakukan dengan
estrain +pengekangan #isik. Dengan dikenalnya antipsikotik klorproma=in, pengekangan
#isik mengalami perubahan menjadi kimiawi. enanganan psikosis akut dengan agitasi
dengan pengobatan antipsikotik sekarang dihubungkan dengan e#ek yang merugikan yang
membuat pasien menghindari proses"proses penatalaksanaan jangka panjang.
-erkembangnya #ormulasi obat antipsikotik kerja !epat menjanjikan suatu penatalaksanaan
psikosis akut yang re/olusioner melalui kee#ekti#annya dan toleransi yang baiknya sebagai
alternati# dari obat"obat antipsikotik yang kon/ensional.$(
%%2. :bat antipsikotik dapat dibagi kedalam dua kelompok utama, yaitu antipsikotik
kon/ensional yang sering disebut juga #irst"generation antipsy!hoti!s +G4 atau
dopamine re!eptor antagonist dan antipsikotik golongan kedua yang sering disebut juga
se!ond"generation antipsy!hoti!s +G4 atau serotonin"dopamine antagonist +D4.2&
%%3. Istilah G4 dan G4 berdasarkan pada teori bahwa e#ek antipsikotik dari obat
antagonis reseptor dopamin dihasilkan dari blokade reseptor dopamin tipe 2 +D2
sedangkan pada G4 berbeda, terkait rasio blokadenya sebagai antagonis D2 dan 5"
hydro6ytryptamine type 24 +5")T24. 4ntagonis reseptor dopamin selanjutnya lagi dapat
dibagi dengan yang berpotensi rendah, sedang dan tinggi terhadap reseptor D2. :bat yang
mempunyai a#initas yang lebih tinggi terhadap reseptor D2 mempunyai tendensi
menimbulkan e#ek samping ekstrapiramidal yang lebih besar pula. edangkan obat yang
potensi rendah akan menimbulkan e#ek samping ekstrapiramidal yang lebih ke!il tetapi
lebih sering pula menyebabkan hipotensi postural, sedasi dan e#ek antikolinergik.2&
%%%. Meskipun semua antipsikotik tersedia dalam #ormulasi oral, hanya beberapa saja
yang tersedia dalam bentuk injeksi. 0linisi sebaiknya memilih pemberian obat se!ara
injeksi apabila pasien tersebut agitasi yang akan lebih menguntungkan jika obat men!apai
kadar plasma dengan lebih !epat. ebagai !ontoh, kebanyakan antipsikotik intramuskular
men!apai kadar maksimum plasma dalam 3& sampai 9& menit. asien biasanya tenang
dalam waktu $5 menit.2&
%%5.
33
7/23/2019 Laporan DKP4 Sarji FIX
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-dkp4-sarji-fix 37/59
$. )aloperidol
%%9. )aloperidol merupakan butyrophenonepertama dari antipsikotik utama.2$
0erja terapeutik obat"obat antipsikotik kon/ensional adalah memblok reseptor D2
khususnya di pathway mesolimbik. )al ini menimbulkan e#ek berkurangnya
hiperakti/itas dopamin pada pathway ini yang didalilkan sebagai penyebab simtom
positi# pada psikosis.22
%%;. emberian se!ara intramuskular dalam dosis 2"5 mg diperlukan untuk
mengontrol dengan !epat pasien ski=o#renik akut yang agitasi dengan gejala"gejala
yang sedang"berat sampai sangat berat. Tergantung terhadap respons pasien, dosis
ulangan dapat juga diberikan dalam setiap jam walaupun dengan inter/al %"< jam sudah
memuaskan. 7#ek samping ekstrapiramidal sering dilaporkan terjadi selama beberapa
hari pertama pengobatan. 7#ek samping ekstrapiramidal se!ara umum dapat dibagi atasgejala"gejala mirip arkinson, akatisia atau distonia +termasuk opistotonus dan
okulogirik krisis.2$
%%<. Dalam penelitian yang dilakukan oleh 4lan -rairer menunjukkan tidak ada
perbedaan antara haloperidol ;,5 mg intramuskular dengan olan=apin ;,5 mg dan $& mg
intramuskular dalam menurunkan skor ositi/e and egati/e yndrome !ale"
76!itement !ale +4"7* dalam 2 jam setelah injeksi pertama dan haloperidol
mempunyai e#ekti/itas yang sama dibandingkan risperidon, olan=apin dan Euetiapin
oral dalam meredakan agitasi pada psikotik.23,2%
%%(.
2. :lan=apin
%5&. :lan=apin adalah sebuah antipsikotik atipikal kelompok kelas
thienoben=odia=epine.25 :lan=apin obat yang aman dan e#ekti# dalam penatalaksanaan
gejala"gejala ski=o#renia, termasuk simtom positi# dan negati#, dengan pro#il e#ek
samping yang lebih ringan. :lan=apin se!ara spesi#ik memblok reseptor 5")T24 dan
D2 dan sebagai tambahannya lagi memblok reseptor"reseptor muskarinik +M$,
histaminik +)$, 5")T2*, 5")T3, 5")T9, α$, D$dan D%.2&
%5$. ediaan olan=apin intramuskular yang tersedia adalah dengan dosis $& mg
dan hanya digunakan se!ara intramuskular dengan pemberian yang lambat dan otot
yang dalam +deep into the mus!le mass.25
%52. :lan=apin intramuskular absorbsinya !epat dengan konsentrasi plasma
pun!ak terjadi dalam waktu $5 sampai %5 menit.25 ediaan intramuskular diindikasi kan
34
7/23/2019 Laporan DKP4 Sarji FIX
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-dkp4-sarji-fix 38/59
untuk pengobatan agitasi akut berhubungan dengan ski=o#renia. 0emanjuran olan=apin
intramuskular dalam mengendalikan agitasi pada gangguan ini telah didemonstrasikan
pada kisaran dosis 2,5 mg sampai $& mg. Dosis yang dianjurkan pada pasien adalah $&
mg. >ika agitasi memerlukan dosis intramuskular tambahan tetap mengikuti dosis awal,
dosis berikutnya hingga $& mg dapat diberikan. amun, kemanjuran dosis ulangan
untuk injeksi intramuskular olan=apin pada pasien agitasi belum se!ara sistematis
die/aluasi dalam uji klinis. Dosis maksimal olan=apin intramuskular +misalnya 3 dosis
$& mg yang diberikan dalam 2"% jam dapat berhubungan dengan terjadinya hipotensi
ortostatik yang signi#ikan. Dengan demikian, disarankan bahwa pasien yang
memerlukan suntikan olan=apin intramuskular selanjutnya akan dinilai untuk hipotensi
ortostatik sebelum administrasi suatu dosis berikutnya olan=apin untuk injeksi
intramuskular.25
%53. :lan=apin telah menunjukkan hasil yang dengan !epat mengurangi
simtom"simtom positi# dan agitasi pada pasien"pasien dengan ski=o#renia akut,29 agitasi
pada pasien dengan bipolar mania2;,2< dan demensia2(
4*4.
2.0 Si'!us Hi$u/ Plasmodium falciparum
%55. erkembangan P. falciparum merupakan spesies yang paling berbahaya karena
penyakit yang ditimbulkannya dapat menjadi berat. erkembangan aseksual dalam hati
hanya menyangkut #ase praeritrosit saja tidak ada #ase eksoeritrosit yang dapat
menimbulkan relaps seperti pada in#eksi P. !i!a" dan P. o!ale yang mempunyai hipno=oit
dalam sel hati.3&
%59. tadium dini yang dapat dilihat dalam hati adalah ski=on yang berukuran kurang
lebih 3& mikron pada hari keempat setelah in#eksi. >umlah mero=oit pada ski=on matang
+matur kira"kira %&.&&& buah. Dalam darah bentuk !in!in stadium tro#o=oit muda P.
falciparum sangat ke!il dan halus dengan ukuran kira"kira seperenam diameter eritrosit.
ada bentuk !in!in dapat dilihat dua butir kromatin bentuk pinggir +marginal dan bentuk
accole sering ditemukan. -eberapa bentuk !in!in dapat ditemukan dalam satu eritrosit
+in#eksi multipel. Falaupun bentuk marginal, accole, !in!in dengan kromatin ganda dan
in#eksi multipel dapat juga ditemukan dalam eritrosit yang terin#eksi spesies P. falciparum.
)al ini penting untuk membantu diagnosis spesies. -entuk !in!in P. falciparum kemudian
menjadi lebih besar, berukuran seperempat dan kadang"kadang hampir setengah diameter
35
7/23/2019 Laporan DKP4 Sarji FIX
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-dkp4-sarji-fix 39/59
eritrosit dan mungkin dapat disangka P. malariae. itoplasmanya dapat mengandung satu
atau dua butir pigmen. tadium perkembangan daur aseksual berikut pada umumnya tidak
berlangsung dalam darah tepi, ke!uali pada kasus berat +pernisiosa. 4danya ski=on muda
dan ski=on matang P. falciparum dalam sediaan darah tepi berarti keadaan in#eksi berat,
sehingga merupakan indikasi untuk tindakan pengobatan !epat. tadium ski=on muda P.
falciparum dapat dikenal dengan mudah oleh adanya satu atau dua butir pigmen yang
menggumpal. ada spesies parasit lain terdapat 2& atau lebih butir pigmen pada stadium
ski=on yang lebih tua.3&
%5;. -entuk !in!in dan tro#o=oit tua menghilang dari darah tepi setelah 2% jam dan
tertahan di kapiler alat dalam, seperti otak, jantung, plasenta, usus, atau sum"sum tulang,
ditempat ini parasit berkembang lebih lanjut. Dalam waktu 2% jam parasit didalam kapiler
berkembang biak se!ara ski=ogoni. -ila ski=on sudah matang, akan mengisi kira"kira dua pertiga eritrosit dan membentuk <"2% buah mero=oit, dengan jumlah rata"rata $9 buah
mero=oit. ki=on matang P. falciparum lebih ke!il daripada ski=on matang parasit malaria
yang lain. Derajat in#eksi pada jenis malaria ini lebih tinggi daripada spesies lainnya,
kadang"kadang melebihi 5&&.&&&'mikroliter darah. Dalam badan manusia parasit tidak
tersebar rata di kapiler alat dalam sehingga gejala klinis malaria #al!iparum dapat berbeda"
beda. ebagian besar kasus berat dan #atal disebabkan eritrosit yang dihinggapi parasit
menggumpal dan menyumbat kapiler.3&
%5<. 7ritrosit yang mengandung tro#o=oit tua dan ski=on mempunyai titik"titik kasar
yang tampak jelas +titik Maurer tersebar pada dua pertiga bagian eritrosit. embentukan
gametosis juga berlangsung di kapiler alat"alat dalam, tetapi kadang"kadang stadium muda
dapat ditemukan di darah tepi. Gametosit muda mempunyai bentuk agak lonjong,
kemudian menjadi lebih panjang atau berbentuk elips akhirnya men!apai bentuk khas
seperti sabit atau pisang sebagai gametosit matang. Gametosit untuk pertama kali tampak di
darah tepi setelah beberapa generasi mengalami ski=ogoni biasanya $& hari setelah parasit
pertama kali tampak dalam darah. Gametosit betina atau makrogametosit biasanya lebih
langsing dan lebih panjang dari gametosit jantan atau mikrogametosit dan sitoplasmanya
lebih biru dengan pulasan omanowsky'Giemsa. Intinya lebih ke!il dan padat, berwarna
merah tua dan butir"butir pigmen tersebar di sekitar inti. Mikrogametosit berbentuk lebih
lebar dan seperti sosis. itoplasmanya biru pu!at atau agak kemerah"merahan dan intinya
berwarna merah muda, besar dan tidak padat butir"butir pigmen tersebar di sitoplasma
36
7/23/2019 Laporan DKP4 Sarji FIX
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-dkp4-sarji-fix 40/59
sekitar inti. >umlah gametosit pada in#eksi P. falciparum berbeda"beda, kadang"kadang
sampai 5&.&&&"$5&.&&&'mikroliter darah jumlah ini tidak pernah di!apai oleh spesies
Plasmodium lain pada manusia.3&
%5(. Falaupun ski=ogoni eritrosit pada P. falciparum selesai dalam wktu %< jam dan
periodisitasnya khas tersiana, seringkali terdapat dua atau lebih kelompok parasit, dengan
sporulasi yang tidak sinkron, sehingga periodisitas gejala menjadi tidak teratur, terutama
pada permulaan serangan malaria. iklus seksual P. falciparum dalam nyamuk umumnya
sama seperti plasmodium yang lain. iklus berlangsung 22 hari pada suhu 2&o* $5"$; hari
pada suhu 25o* dan $&"$$ hari pada suhu 25"2<o*. igmen pada ookista berwarna agak
hitam dan butir"butirnya relati# besar, membentuk pola pada kista sebagai lingkaran ganda
sekitar tepinya, tetapi dapat tersusun sebagai lingkaran ke!il di pusat atau sebagai garis
lurus ganda. ada hari ke"< pigmen tidak tampak, ke!uali beberapa butir masih dapatdilihat.3&
%9&.
2.5 S'i#3rni $n Ens3!itis
$. ki=o#renia
a. De#inisi%9$. uatu deskripsi sindrom dengan /ariasi penyebab +banyak belum
diketahui dan perjalanan penyakit +tak selalu bersi#at kronis atau VdeterioratingW
yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada perimbangan pengaruh
genetik, #isik, dan sosial budaya.$
%92. ada umumnya ditandai oleh penyimpangan yang #undamental dan
karakteristik dari pikiran dan persepsi, serta oleh a#ek yang tidak wajar
+inappropriate atau tumpul +'lunted . 0esadaran yang jernih +clear consciousness
dan kemampuan intelektual biasanya tetap terpelihara, walaupun kemunduran
kogniti# tertentu dapat berkembang kemudian.$
%93. b. 7tiologi
%9%. Menurut model stress"diathesis, ada integrasi dari #aktor biologis,
psikososial, dan lingkungan yang membuat seseorang memiliki kerentanan spesi#ik
terhadap stres. 0ondisi stres dapat memi!u berkembangnya gejala ski=o#renia
dalam diri seseorang. umber stres dapat berupa biologis seperti in#eksi, lingkungan
seperti kondisi stres keluarga, ataupun gabungan keduanya.2
%95. ki=o#renia merupakan suatu gangguan yang menyerang jiwa manusia.
Tapi walaupun demikian, #aktor neurologist juga turut berpengaruh terhadap
37
7/23/2019 Laporan DKP4 Sarji FIX
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-dkp4-sarji-fix 41/59
timbulnya ski=o#renia. Di bawah ini terdapat beberapa sebab timbulnya ski=o#renia,
yaitu2%99. $ ebab organis, yaitu adanya perubahan"perubahan pada struktur system
syara# sentral.
%9;. 2 Tipe pribadi yang s!hi=othyme +pikiran yang ka!au balau atau jasmaniah yang asthenis, dan mempunyai ke!enderungan menjadi ski=o#renia.
%9<. 3 Gangguan kelenjar"kelenjar adanya dis#ungsi pada endokrin seks,
kelenjar adrenal dan kelenjar pituitary +kelenjar di bawahotak. 4tau akibat dari
masa klimakterik atau menstruasi.
%9(. % 4danya degenerasi pada energi mental. )al ini didukung dengan lebih
dari separuh dari jumlah penderita ski=o#renia mempunyaikeluarga yang psikotis
atau sakit mental.%;&. 5 ebab"sebab psikologis kebiasaan"kebiasaan yang buruk dan salah.
Indi/idu tidak mempunyai adjustment terhadap lingkungannya. 4da kon#lik"
kon#lik antara uperego dan id.%;$.
!. Gejala 0linis
%;2. Tidak ada gejala yang spesi#ik pada pendeita ski=o#renia karena semua
gejala penyakit ini juga dapat ditemukan pada gangguan otak lainnya dan gejala
dapat berubah sepanjang waktu. ki=o#renia dikarakteristikkan dengan gejala positi#
yakni halusinasi pendengaran, delusi, dan gangguan berpikir, serta gejala negati#
seperti demoti!ation, self neglect, dan redue emotion.3$
%;3. ki=o#renia adalah gangguan jiwa yang penderitanya tidak mampu menilai
realitas +eality Testing 4bility'T4 dengan baik dan pemahaman diri +sel#
insight buruk. Gejala"gejala ski=o#renia dapat dibagi dalam 2 kelompok yaitu
gejala positi# dan gejala negati#.3$
%;%. $ Gejala positi# ski=o#renia
%;5.a Delusi atau waham, yaitu suatu keyakinan yang tidak rasional +tidak
masuk akal. Meskipun telah dibuktikan se!ara obyekti# bahwa keyakinannya
itu tidak rasional, namun penderita tetap menyakini kebenarannya.3$
%;9.b )alusinasi, yaitu pengalaman pan!a indera tanpa ada rangsangan
+stimulus. Misalnya penderita mendengar suarasuara atau bisikan"bisikan
ditelinganya padahal tidak ada sumber dari suara atau bisikan itu. 3$
%;;.! 0eka!auan alam pikiran, yaitu dapat dilihat dari isi pembi!araannya.
Misalnya bi!aranya ka!au, sehingga tidak dapat diikuti alur pikiranya. 3$
38
7/23/2019 Laporan DKP4 Sarji FIX
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-dkp4-sarji-fix 42/59
%;<.d Gaduh, gelisah, tidak dapat diam, mondar"mandir, agresi#, bi!ara
dengan semangat dan gembira berlebihan. 3$
%;(.e Merasa dirinya Vorang besarW, merasa serba mampu, serba hebat dan
sejenisnya. 3$
%<&.# ikirannya penuh dengan ke!urigaan atau seakan"akan ada an!amanterhadap dirinya. 3$
%<$.g Menyimpan rasa permusuhan. Gejala"gejala positi# ski=o#renia
sebagaimana diuraikan dimuka amat menggangu lingkungan +keluarga dan
merupakan salah satu moti/asi keluarga untuk membawa penderita berobat. 3$
%<2. 2 Gejala egati# ki=o#renia%<3. Gejala"gejala negati# yang diperlihatkan pada penderita ski=o#renia
adalah sebagai berikut3$
%<%. a 4lam perasaan +a##e!t VtumpulW dan VmendatarW. Gambaran
alam perasaan ini dapat terlihat dari wajahnya yang tidak menunjukan
ekspresi.%<5. b Menarik diri atau mengasingkan diri +with drawn tidak mau
bergaul atau kontak dengan orang lain, suka melamun +day dreaming.
%<9. ! 0ontak emosional amat VmiskinW, sukar diajak bi!ara, pendiam.%<;. d asi# dan apatis, menarik diri dari pergaulan sosial.
%<<. e ulit dalam berpikir abstrak
%<(. # ola pikir streotip.%(&. g Tidak ada atau kehilangan dorongan kehendak +a/olition dan
tidak ada inisiati#, tidak upaya dan usaha, tidak ada spontanitas monoton,
serta tidak ingin apa"apa dan serba malas +kehilangan na#su.%($. 3 Gejala"gejalanya yang penting antara lain3$
%(2.a Dingin perasaan, tak ada perhatian pada apa yang terjadi disekitarnya.
Tidak terlihat padanya reaksi emosional terhadap orang yang terdekat
kepadanya, baik emosi marah, sedih dan takut. egala sesuatu dihadapinya
dengan a!uh tak a!uh.%(3.b -anyak tenggelam dalam lamunan yang jauh dari kenyataan, sangat
sukar bagi orang untuk memahami pikiranya. Dan penderita lebih suka
menajuhi pergaulan dengan orang banyak, dan suka menyendiri.
%(%. ! Mempunyai prasangka"prasangka yang tidak benar dan tidak beralasan.
%(5. d ering terjadinya salah tanggapan atau terhentinya pikiran.%(9.e )alusinasi pendengaran, pen!iuman atau penglihatan, seakanakan
penderita mendengar orang lain membi!arakanya.
39
7/23/2019 Laporan DKP4 Sarji FIX
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-dkp4-sarji-fix 43/59
%(;.# enderita banyak putua asa dan merasa bahwa penderita adalah korban
kejahatan orang banya dan masyarakat.%(<. g 0einginan menjauhkan diri dari masyarakat, tidak mau bertemu dengan
orang dan sebagainya.
%((. espon emosional yang terjadi pada penderita ski=o#renia dapat berupakesulitan dalam pemberian nama dan penguraian emosi +alekstamia, kurang
memiliki perasaan, emosi, minat, atau kepedulian, dan ketidakmampuan atau
menurunnya kemampuan untuk mengalami kesenangan, kebahagiaan, keakraban,
dan kedekatan. enderita ski=o#renia tampak adanya gerakan dan perilaku
abnormal. Gerakan abnormal seperti katatonia, kelenturan seperti lilin +wa6y
#leksibility, e#ek samping ekstrapiramidal dari pengobatan antipsikotik, gerakan
mata abnormal, meringis, kesulitan melaksanakan tugas yang kompleks +apraksia,
sengaja meniru gerakan orang lain +ekopraksia, langkah yang tidak normal, dan
manerisme. erilaku abnormal pada penderita ski=o#renia ditunjukkan dengan
adanya deteriaorasi penampilan, agresi'agitasi, perilaku stereotipik atau berulang,
kurang energi dan dorongan, serta kurang tekun dalam bekerja'sekolah.32
5&&. Menurut DM I@ !it. 0aplan et al , seseorang dikatagorikan sebagai
penderita ski=o#renia apabila sekurangkurangnya selama 9 bulan telah menunukkan
gejala"geala gangguan. eriode 9 bulan tersebut dibagi menjadi 3 periode
berdasarka gejala yang tampak, yaitu periode akti# selama sekurang"kurangnya $
bulan, periode prodormal'periode sisa sebelum periode akti#, dan periode
residual'periode sisa setelah periode akti#. eriode prodormal ditandai dengan
indi/idu menunjukkan gangguan"gangguan #ungsi sosial dan interpersonal yang
progresi#. erubahan yang terjadi dapat berupa penarikan sosial, ketidakmampuan
bekerja se!ara produkti#, eksentrik, pakaian yang tidak rapi, emosi yang tidak sesuai
perkembangan pikiran dan bi!ara yang aneh, keper!ayaan yang tidak biasa,
pengalaman persepsi yang aneh, dan hilangnya inisati# dan energi. eriode akti#
dimana paling sedikit selama satu bulan, indi/idu mengalami simptom psikotik,
yaitu halusinasi, delusi, pembi!araan dan tingkah laku yang tidak teratur, dan
terdapat tanda"tanda penarikan diri. edangkan pada periode residual terdapat
simptom seperti periode sebelumnya tetapi tidak parah dan tidak mengganggu.2
5&$.d. 0lasi#ikasi ki=o#renia
40
7/23/2019 Laporan DKP4 Sarji FIX
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-dkp4-sarji-fix 44/59
5&2. Tipe"tipe ski=o#renia menurut DM I@ !it. 0aplan et al . antara lain2
5&3. $ Tipe aranoid
5&%. ki=o#renia tipe paranoid memiliki kriteria preokupasi dengan satu
atau lebih waham'halusinasi dengar yang menonjol dan tidak ada gejala berikut
ini yang meonjol seperti bi!ara terdisorganisasi, perilaku terdisorganisasi ataukatatonik, atau a#ek datar'tidak sesuai.2
5&5.
5&9.5&;.
5&<.
5&(. 2 Tipe Terdisorganisasi5$&. ki=o#renia tipe terdisorganisasi memiliki kriteria bi!ara
terdisorganisasi, perilaku terdisorganisasi, dan a#ek datar atau tidak sesuai yang
menonjol serta tidak memenuhi kriteria untuk tipe katatonik. 2
5$$. 3 Tipe 0atatonik 5$2. ki=o#renia tipe katatonik memiliki gambaran klinis yang
didominasi oleh dua dari gambaran berikut ini2
5$3.a Imobilitas motorik seperti yang ditunjukkan oleh katalepsi +termasuk
#leksibilitas lilin atau stupor 5$%. b 4kti/itas motorik yang berlebihan +yang tampaknya tidak bertujuan dan
tidak dipengaruhi oleh stimuli eksternal
5$5.! egati/isme yang ekstrim +suatu resistensi yang tampaknya tanpa
moti/asi terhadap semua intruksi atau mempertahankan postur yang kaku
menentang semua usaha untuk digerakkan atau mutisme5$9. d Gerakan /olunter yang aneh seperti mengambil postur yang tidak la=im
atau aneh se!ara disengaja +posturing, gerakan stereotipik, manerisme yang
menonjol
5$;. e 7kolalia'ekopraksia merupakan dorongan kuat yang tidak terkendalikan
dari penderita gangguan jiwa untuk meniru u!apan atau perbuatan yang
dilakukan orang lain.
5$<. % Tipe Tidak Tergolongkan
5$(. ki=o#renia tidak tergolongkan menunjukkan gejala yang tidak
memenuhi kriteria untuk tipe paranoid, terdisorganisasi atau katatonik. 2
52&. 5 Tipe esidual
52$. ki=o#renia tipe residual memiliki kriteria tidak adanya waham,
halusinasi, bi!ara terdisorganisasi, dan perilaku katatonik terdisorganisasi atau
katatonik yang menonjol dan terdapat gangguan seperti gejala negati#, ditemukan
41
7/23/2019 Laporan DKP4 Sarji FIX
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-dkp4-sarji-fix 45/59
dalam bentuk yang lebih lemah +misalnya keyakinan yang aneh dan pengalaman
persepsi yang tidak la=im.2
522.
523.
e. enatalaksanaan ki=o#renia
52%. ki=o#renia diyakini merupakan interaksi dari tiga #aktor +biogenik"
psikogenik"sosiogenik maka pengobatan gangguan ski=o#renia juga diarahkan pada
ketiga #aktor tersebut yaitu somatoterapi, psikoterapi, dan sosioterapi. Dengan kata
lain, tidak ada pengobatan tunggal yang dapat memperbaiki keanekaragaman gejala
dan disabilitas berkaitan dengan ski=o#renia, tetapi harus dilakukan se!ara
komprehensi#.2,3
525. $ omatoterapi
529. asaran utama somatoterapi adalah tubuh manusia dengan harapan
pasien akan sembuh melalui reaksi holistik. omatoterapi yang umum dilakukan
adalah psiko#armaka dan 7*T +7le!tro!on/ulsi/e Therapy. siko#armaka atau
disebut obat neuroleptika'antipsikotika dibedakan menjadi dua golongan tipikal
+kon/ensional dan golongan atipikal +generasi kedua. Dasar pemilihan suatu
jenis psiko#armaka adalah atas pertimbangan man#aat dan resiko se!ara
indi/idual yang men!akup #armakokinetik dan #armakodinamik. emua
antipsikotik yang saat ini tersedia +tipikal maupun atipikal adalah bersi#at
antagonis reseptor dopamni D2 dalam mesokortikal. -lokader reseptor D2 ini
!enderung menyebabkan symptom ekstrapiramidal walaupun se!ara umum
golongan atipikal mempunyai resiko e#ek samping neurologik yang lebih rendah
+dibandingkan antipsikotik tipikal. 4ntipsikotik golongan atipikal dengan e#ek
samping neuromotorik relati# sedikit tersebut merupakan suatu kemauan terapi
terhadap ski=o#renia. Meskipun demikian tetap harus dipertimbangkan bahwa
e#ek samping lain yang tidak diinginkan dari golongan atipikal tersebut yaitu
peningkatan berat badan, hiperprolaktinemia, hiperglikemia, dan dislipidemia.
4kibat kurang baik lainnya seperti dislipidemia, ketoasidosis diabetika, diabetes
melitus, dan perubahan elektrokardiogra#i +70G serta resiko kanker payudara
akibat hiperprolaktinemia juga telah di!atat pada penggunaan antipsikotik
atipikal.2
42
7/23/2019 Laporan DKP4 Sarji FIX
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-dkp4-sarji-fix 46/59
52;. >enis inter/ensi somatogenik selain psiko#armaka adalah 7*T.
-agaimana sebenarnya !ara kerja 7*T sehingga dapat menyembuhkan penderita
gangguan jiwa sampai sekarang belum diketahui pasti walaupun beberapa teori
telah diajukan dimana ada yang berorientasi se!ara organik tetapi ada juga yang
tidak berorientasi organik.2
52<. 2 sikoterapi52(. Terapi psikososial dimaksudkan agar pasien ski=o#renia mampu kembali
beradaptasi dengan lingkungan sosial sekitarnya dan mampu merawat diri,
mandiri, serta tidak menjadi beban bagi keluarga dan masyarakat +yamsulhadi,
2&&%. Termasuk dalam terapi psikososial adalah terapi perilaku, terapi
berorientasi keluarga, terapi kelompok, dan psikoterapi indi/idual.2
53&.
2. 7nse#alitisa. De#inisi
53$. 7nse#alitis adalah radang jaringan otak.39,3;
532.
b. 7tiologi
533. 7nse#alitis disebabkan oleh33,3%,35,39,3;
53%. " -akteri
535. " @irus539. " arasit
53;. " ungus
53<. " iketsia53(.
!. 0lasi#ikasi
5%&. 7nse#alitis upurati/a5%$. -akteri penyebab ense#alitis supurati/a adalah staphylo!o!!us aureus,
strepto!o!!us, 7.!oli dan M.tuber!ulosa.3%,35,39,3;
" atogenesis
5%2. eradangan dapat menjalar ke jaringan otak dari otitis
media,mastoiditis,sinusitis,atau dari piema yang berasl dari radang, abses di
dalam paru, bron!hiektasi, empiema, osteomeylitis !ranium, #raktur terbuka,
trauma yang menembus ke dalam otak dan trombo#lebitis. eaksi dini
jaringan otak terhadap kuman yang bersarang adalah edema, kongesti yang
disusul dengan pelunakan dan pembentukan abses. Disekeliling daerah yang
43
7/23/2019 Laporan DKP4 Sarji FIX
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-dkp4-sarji-fix 47/59
meradang berproli#erasi jaringan ikat dan astrosit yang membentuk kapsula.
-ila kapsula pe!ah terbentuklah abses yang masuk /entrikel.3%,35,39,3;
" Mani#estasi klinis
5%3. e!ara umum gejala berupa trias ense#alitis3%,35,39,3;
5%%. $.Demam5%5. 2.0ejang
5%9. 3.0esadaran menurun
5%;. -ila berkembang menjadi abses serebri akan timbul gejala"gejala
in#eksi umum, tanda"tanda meningkatnya tekanan intra!ranial yaitu nyeri
kepala yang kronik dan progresi#,muntah, penglihatan kabur, kejang,
kesadaran menurun, pada pemeriksaan mungkin terdapat edema papil.Tanda"
tanda de#i!it neurologist tergantung pada lokasi dan luas abses.3%,35,39,3;
5%<.
5%(. 7nse#alitis i#ilis
- atogenesis
55&. Disebabkan oleh Treponema pallidum. In#eksi terjadi melalui
permukaan tubuh umumnya sewaktu kontak seksual. etelah penetrasi melalui
epithelium yang terluka, kuman tiba di sistim lim#atik, melalui kelenjar lim#e
kuman diserap darah sehingga terjadi spiroketemia. )al ini berlangsung
beberapa waktu hingga mengin/asi susunansara# pusat. Treponema pallidum
akan tersebar diseluruh korteks serebri dan bagianbagian lain susunan sara# pusat.3%,35,39
- Mani#estasi klinis
55$. Gejala ense#alitis si#ilis terdiri dari dua bagian3%,39,3;552. $. Gejala"gejala neurologist
553. 0ejang"kejang yang datang dalam serangan"serangan, a#asia,
apraksia, hemianopsia, kesadaran mungkin menurun,sering dijumpai pupil
4gryll"obertson,ner/us opti!us dapat mengalami atro#i. ada stadium akhir
timbul gangguanan"gangguan motorik yang progresi#. 3%,39,3;
55%. 2. Gejala"gejala mental
555. Timbulnya proses dimensia yang progresi#, intelgensia yang
mundur perlahan"lahan yang mula"mula tampak pada kurang e#ekti#nya kerja,
daya konsentrasi mundur, daya ingat berkurang, daya pengkajian terganggu.
3%,39,3;
559.
44
7/23/2019 Laporan DKP4 Sarji FIX
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-dkp4-sarji-fix 48/59
55;. 7nse#alitis @irus
55<. @irus yang dapat menyebabkan radang otak pada manusia33,3%,35,39,3;
55(. $. @irus 459&. aramikso /irus /irus parotitis, /irus morbili
59$. abdo/irus /irus rabies
592.Toga/irus /irus rubella #la/i/irus +/irus ense#alitis >epang -, /irusdengue
593. i!orna/irus entero/irus +/irus polio, !o6sa!kie 4,-,e!ho/irus
59%. 4rena/irus /irus koriomeningitis lim#ositoria595. 2. @irus D4
599.)erpes /irus herpes =oster"/arisella, herpes simpleks, sitomegali/irus,
/irus 7pstein"barr 59;. o6/irus /ariola, /aksinia
59<. etro/irus 4ID
59(. " Mani#estasi klinis
5;&. Dimulai dengan demam, nyeri kepala, /ertigo, nyeri badan,nausea, kesadaran menurun, timbul serangan kejang"kejang, kaku kuduk,
hemiparesis dan paralysis bulbaris.33,3%,35,39,3;
5;$.
5;2. 7nse#alitis 0arena arasit5;3. a. Malaria serebral
5;%. lasmodium #alsi#arum penyebab terjadinya malaria serebral. Gangguan
utama terdapat didalam pembuluh darah mengenai parasit. el darah merah yang
terin#eksi plasmodium #alsi#arum akan melekat satu sama lainnya sehingga
menimbulkan penyumbatan"penyumbatan. )emorrhagi! pete!hia dan nekrosis
#okal yang tersebar se!ara di#us ditemukan pada selaput otak dan jaringan otak.
Gejala"gejala yang timbul demam tinggi.kesadaran menurun hingga koma.
0elainan neurologik tergantung pada lokasi kerusakan"kerusakan.3%,39
5;5. b. To6oplasmosis
5;9. To6oplasma gondii pada orang dewasa biasanya tidak menimbulkan
gejalagejala ke!uali dalam keadaan dengan daya imunitas menurun. Didalam tubuh
manusia parasit ini dapat bertahan dalam bentuk kista terutama di otot dan jaringan
otak.3%,39
5;;. !. 4mebiasis
5;<. 4muba genus aegleria dapat masuk ke tubuh melalui hidung ketika
berenang di air yang terin#eksi dan kemudian menimbulkan meningoen!e#alitis
akut. Gejala"gejalanya adalah demam akut, nausea, muntah, nyeri kepala, kaku
kuduk dan kesadaran menurun.3%,39
45
7/23/2019 Laporan DKP4 Sarji FIX
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-dkp4-sarji-fix 49/59
5;(. d. istiserkosis
5<&. ysticercus cellulosae ialah stadium lar/a taenia. Car/a menembus
mukosa dan masuk kedalam pembuluh darah, menyebar ke seluruh badan. Car/a
dapat tumbuh menjadi sistiserkus, berbentuk kista di dalam /entrikel dan parenkim
otak. -entuk rasemosanya tumbuh didalam meninges atau tersebar didalam sisterna.
>aringan akan bereaksi dan membentuk kapsula disekitarnya. Gejaja"gejala
neurologik yang timbul tergantung pada lokasi kerusakan.3%,39
5<$.
5<2. 7nse#alitis 0arena ungus
5<3. ungus yang dapat menyebabkan radang antara lain !andida
albi!ans,m*rypto!o!!us neo#ormans,*o!!idiodis, 4spergillus, umagatus dan
Mu!or my!osis. Gambaran yang ditimbulkan in#eksi #ungus pada sistim sara# pusat
ialah meningo"ense#alitis purulenta. aktor yang memudahkan timbulnya in#eksiadalah daya imunitas yang menurun.3%,39
5<%.5<5. iketsiosis erebri
5<9. iketsia dapat masuk ke dalam tubuh melalui gigitan kutu dan dapat
menyebabkan 7nse#alitis. Di dalam dinding pembuluh darah timbul noduli yang
terdiri atas sebukan sel"sel mononu!lear, yang terdapat pula disekitar
pembuluhdarah di dalam jaringan otak. Didalam pembuluh darah yang terkena akan
terjadi trombosis. Gejala"gejalanya ialah nyeri kepala, demam, mula"mula sukar
tidur, kemudian mungkin kesadaran dapat menurun. Gejala"gejala neurologik
menunjukan lesi yang tersebar.3%,39
5<;.
d. emeriksaan enunjang33,3%,35,39,3;
5<<. " emeriksaan !airan serobrospinal
5<(. " emeriksaan darah lengkap5(&. " emeriksaan #eses
5($. " emeriksaan serologik darah +@DC, T)4
5(2. " emeriksaan titer antibody
5(3. " 77G5(%. " oto thora6
5(5. " oto roentgen kepala
5(9. " *T"!an5(;. " 4rteriogra#i
5(<.
e. Diagnosa -anding
46
7/23/2019 Laporan DKP4 Sarji FIX
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-dkp4-sarji-fix 50/59
5((. ada kasus ense#alitis supurati/a diagnosa bandingnya adalah39,3;
9&&. " eoplasma
9&$. " )ematoma subdural kronik 9&2. " Tuberkuloma
9&3. " )ematoma intraserebri.
9&%.#. enatalaksanaan
9&5. $. 7nse#alitis supurati/a35,39,3;
9&9. " 4mpisillin % 6 3"% g per oral selama $& hari.
9&;. " *lorampheni!ol % 6 $g'2% jam intra /ena selama $& hari.
9&<. 2. 7nse#alitis syphilis39,3;
9&(. " enisillin G $2"2% juta unit'hari dibagi 9 dosis selama $% hari9$&. " enisillin prokain G 2,% juta unit'hari intra muskulat O probenesid % 6
5&&mg oral selama $% hari.9$$. -ila alergi peni!illin
9$2. " Tetrasiklin % 6 5&& mg per oral selama 3& hari9$3. " 7ritromisin % 6 5&& mg per oral selama 3& hari
9$%. " *loram#eni!ol % 6 $ g intra /ena selama 9 minggu9$5. " e#tria6on 2 g intra /ena'intra mus!ular selama $% hari.
9$9. 3. 7nse#alitis /irus35,39,3;
9$;. " engobatan simptomatis9$<. 4nalgetik dan antipiretik 4sam me#enamat % 6 5&& mg
9$(. 4nti!on/ulsi henitoin 5& mg'ml intra/ena 2 6 sehari.
92&. " engobatan anti/irus diberikan pada ense#alitis /irus dengan penyebab
herpes =oster"/ari!ella. 4!y!lo/ir $& mg'kg-- intra /ena 3 6 sehari selama $&
hari atau 2&& mg peroral tiap % jam selama $& hari.92$. %. 7nse#alitis karena parasit39
922. " Malaria serebral
923. 0inin $& mg'0g-- dalam in#us selama % jam, setiap < jam hingga tampak
perbaikan.
92%. " To6oplasmosis
925. ul#adiasin $&& mg'0g-- per oral selama $ bulan, irimetasin $
mg'0g-- per oral selama $ bulan, piramisin 3 6 5&& mg'hari
929. " 4mebiasis
92;. i#ampi!in < mg'0g--'hari.
92<. 5. 7nse#alitis karena #ungus39
92(. " 4m#oterisin &,$" &,25 g'0g--'hari intra/ena 2 hari sekali minimal 9
minggu93&. " Mikona=ol 3& mg'0g-- intra /ena selama 9 minggu.
93$. 9. iketsiosis serebri39
932. " *lorampheni!ol % 6 $ g intra /ena selama $& hari
933. " Tetrasiklin %6 5&& mg per oral selama $& hari.
47
7/23/2019 Laporan DKP4 Sarji FIX
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-dkp4-sarji-fix 51/59
93%.
g. rognosis
935. 7nse#alitis supurati/a angka kematian dapat men!apai 5&B.39,3;
939.
93;.
2.( P6ri'sn Fisi' $n Pnun;ng untu' Ksus
93<. Delirium adalah suatu gangguan dalam atensi +perhatian yang berkembang
dengan !epat dan ber#luktuasi dari waktu ke waktu. Falaupun tampilan klinis delirium
berbeda antara satu pasien dengan pasien lainnya, ada beberapa !iri khas yang membantu
untuk membuat diagnosis3<
• Ks$rn r'ut asien tidak waspada seperti biasanya dan dapat tampak
bingung dan ka!au. Cakukan obser/asi terhadap pasien, dapat terjadi penurunan
kesadaran +bertahap sampai stupor atau hiper"alert +waspada berlebihan.• Atnsi r'urng -iasanya pasien sangat mudah teralih perhatiannya dan tidak
dapat memusatkan perhatian dengan baik atau !ukup lama untuk mengikuti
rangkaian isi pikir atau mengerti apa yang sedang terjadi di sekelilingnya. Cakukan
tes serial pengurangan tujuh atau tes huru# a!ak pada pasien.
• Gnggun /rs/si )al ini la=im terjadi, misal, salah interpretasi terhadap kejadian
di sekitarnya, ilusi +misal, gorden tertiup angin dan pasien yakin ada seseorang
sedang memanjat di jendela dan halusinasi +biasanya /isual. asien bisa atau
mungkin juga tidak mengenali kesalahan persepsinya yang dianggapnya sebagai tidak
nyata.
• Prun /#! ti$urBngun Insomnia hampir selalu ada +semua gejala biasanya
memburuk di waktu malam hari dan pada keadaan gelap dan kantuk berat juga dapat
terjadi.
• Dis#rintsi yang paling sering adalah disorientasi terhadap waktu dan tempat,
situasi dan +terakhir orang. Tanyakanlah pada pasien hari, tanggal dan waktu saat ini.
XTempat apakah ini8X dll.
• Gnggun 66#ri asien terutama mengalami de#isit Ure!ent memoryU dan biasanya
menyangkalnya +ia daapat berkon#abulasi dan !enderung ingin berbi!ar mengenai hal
lampau. Tanyakan pada pasien kejadian lampau yang baru terjadi, misal, Xiapa yang
membawa anda ke rumah sakit8X, X4pakah anda mengerjakan tes"tes kemarin8X,.
X4pa sarapan anda tadi pagi8X, dll. ebutkan empat benda dan dua kata lainnya dan
48
7/23/2019 Laporan DKP4 Sarji FIX
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-dkp4-sarji-fix 52/59
mintalah pasien untuk menyebutkannya 5 menit kemudian. 4pakah ia mengingat
nama anda8
• In'#rn asien men!oba untuk berkomunikasi, tetapi pembi!araannya ka!au,
bahkan tidak dapat dimengerti. Terjadi pengulangan /erbal +perse/erasi.
• 4kti/itas psikomotor yang berubah ebagian besar pasien delirium dalam keadaan
gelisah dan agitasi, serta dapat menunjukkan pengulangan gerakan, ada pula yang
mengantuk berlebihan +somnolen dan ada juga yang ber#luktuasi dari satu bentuk ke
bentuk lainnya +biasanya kegelisahan terjadi malam hari dan mengantuk sepanjang
hari.
• luktuasi ebagian besar !iri"!iri tersebut di atas ber/ariasi keparahannya dari jam
ke jam dan hari ke hari.
93(. Delirium biasanya berkembang dalam beberapa hari dan dapat mendahului tanda"
tanda kondisi organik yang menyebabkannya. 77G +walalupun sebenarnya tidak
diperlukan untuk membuat diagnosis memberikan gambaran khas berupa perlambatan
di#us yang sebanding dengan beratnya delirium. )al ini dapat membantu apabila ada
keraguan akan adanya psikosis #ungsional, penyalahgunaan=at atau suatu kondisis
disosiati#. emeriksaan status mental di bangsal rawat" !ontohnya Mini Mental tate
76amination +MM7" dapat digunakan untuk mendokumentasikan hendaya kogniti# serta
untuk memberikan landasan untuk mengukur perjalanan klinis pasien. Delirium dapat
disertai juga oleh tremor, asteriksis, dia#oresis ,takikardi, tekanan darah meninggi, takipnea
dan kemerahan pada wajah dan leher.3<
-4".
2.1" Huungn P'r;n $n 76/t 7ingg! $ngn K!un Psin
6*+. ada kasus disebutkan bahwa pasien berasal dari timika dan pekerja tambang.
Timika merupakan daerah endemik malaria, berdasarkan data dari dinas kesehatan pro/insi
papua tahun 2&$$ terdapat 4ngka 0esakitan Malaria + Annual Parasit nscidence sebanyak
5< orang per $&&& penduduk.3( elain itu, pekerja tambang yang tinggal di barak juga
identik dengan tempat tinggal yang kumuh yang memungkinkan bagi perkembangan
nyamuk Anopheles sp.
-42.
2.11 H!usinsi
9%3. ersepsi adalah proses trans#er stimulus #isik menjadi in#ormasi psikologis proses
mental yang membawa stimulus sensorik ke alam sadar. 4da dua tipe gangguan persepsi,
49
7/23/2019 Laporan DKP4 Sarji FIX
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-dkp4-sarji-fix 53/59
yaitu halusinasi dan ilusi. )alusinasi adalah persepsi sensorik palsu yang tidak dikaitkan
dengan stimulus eksternal yang nyata mungkin terdapat interpretasi berupa waham atas
pengalaman tersebut namun mungkin pula tidak. Ilusi adalah persepsi atau interpretasi
yang salah akan stimulus sensorik eksterna yang nyata. 4da beberapa jenis halusinasi,
yaitu%&
• )alusinasi hipnagogik persepsi palsu yang terjadi saat akan jatuh tertidur, umunya
dianggap sebagai #enomena yang tidak patologis.
• )alusinasi hipnopompik persepsi palsu yang terjadi saat bangun tidur, biasanya
dianggap tidak patologis.
• )alusinasi auditorik persepsi palsu akan bunyi, biasanya berupa suara"suara namun
dapat pula berupa bunyi"bunyian lain, !ontohnya musi!.
• )alusinasi /isual persepsi palsu yang melibatkan penglihatan baik suatu !itra yang
berbentuk +misalnya orang dan !itra tak berbentuk +misalnya kilatan !ahaya.
• )alusinasi ol#aktorik persepsi palsu akan bau.
• )alusinasi gustatorik persepsi palsu akan rasa.
• )alusinasi taktil persepsi palsu akan sentuhan atau sensasi permukaan, !ontohnya
pada ekstremitas yang diamputasi + phantom lim' sensasi merayap pada atau di
bawah kulit +#ormikasi.
• )alusinasi somatik persepsi palsu akan adanya sesuatu yang terjadi pada atau
ditujuka ke tubuhnya.
•
)alusinasi liliput persepsi palsu bahwa ukuran obyek terlihat menge!il.• )alusinasi yang kongruen"mood halusinasi yang isinya konsisten dengan mood
depresi# atau manik.
• )alusinasi yang tidak kongruen"mood halusinasi yang isinya tidak konsisten
dengan mood depresi# atau manik.
• )alusinosis halusinasi, paling sering auditorik, akibat penyalahgunaan alkohol
kronik dan yang terjadi pada kesadaran yang jernih.
• inestesia sensasi atau halusinasi yang ditimbulkan oleh sensasi lain.
• enomena trailing abnormalitas persepsi terkait obat halusinogenik berupa obyek
bergerak terlihat sebagai rangkaian !itra yang terpisah dan terputus.
• )alusinasi perintah persepsi palsu akan perintah yang membuat seseorang merasa
wajib mematuhi atau tak kuasa menolak.
9%%. Ilusi adalah persepsi yang tidak sesuai dengan kenyataan yang objekti#. Delusi
adalah pemikiran yang keliru telah berakar dan tidak dapat diubah walaupun telah
50
7/23/2019 Laporan DKP4 Sarji FIX
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-dkp4-sarji-fix 54/59
diberikan in#ormasi yang objekti# yang bertentangan dengan pemikiran tersebut. )alusinasi
adalah pengamatan tanpa stimulus'perangsang objekti#. :rang yang menderita halusinasi
akan mendengar atau melihat sesuatu +suara"suara atau kejadian walaupun perangsangnya
tidak ada.%$
-4*.
2.12 Pn+'it Gnggun Mnt! /$ Psin ini $n Pr#gn#sisn+
9%9. Delirium9%;. Gejala utama dari delirum adalah gangguan kesadaran, yang dalam DM"I@
digambarkan sebagai penurunan kejernihan kesadaran terhadap lingkungan, dengan
penurunan kemampuan untuk memusatkan, mempertahankan, atau mengalihkan perhatian.
ada beberapa pebelitian juga menyatakan bahwa gejala utama lainnya yang tampak pada
pasien delirium adalah ketidakmampuan dalam mempertahankan perhatian. 0eadaan
delirium juga biasanya diawali dengan perkembangan ke!emasan, mengantuk, insomnia,
halusinasi transien, mimpi menakutkan di malam hari, dan kegelisahan.2
9%<. :nset delirium biasanya mendadak, gejala prodromal +kegelisahan dan ketakutan
dapat terjadi pada hari sebelum onset gejala yang jelas. Gejala delirium biasanya
berlangsung selama #aktor penyebab yang rele/an ditemukan, walaupun delirium biasanya
berlangsung kurang dari I minggu setelah menghilangnya #aktor penyebab, gejala delirium
menghilang dalam periode 3 A ; hari, walaupun beberapa gejala mungkin memerlukan
waktu 2 minggu untuk menghilang se!ara lengkap. emakin lanjut usia pasien dan semakin
lama pasien mengalami delirium, semakin lama waktu yang diperlukan bagi delirium untuk
menghilang. Terjadinya delirium berhubungan dengan angka mortalitas yang tinggi pada
tahun selanjutnya, terutama disebabkan oleb si#at serius dan kondisi medis penyerta.2
-4(.
2.1& Pr$n Gnggun Mnt! Orgni' $n N#nBOrgni'
95&. Gangguan mental organik dide#inisikan sebagai gangguan dimana terdapat suatu
patologi yang dapat diidenti#ikasi +!ontohnya tumor otak. penyakit !erebro/askuler,
intoksi#ikasi obat.2,%2,%3 edangkan gangguan non"organik +#ungsional adalah gangguan
otak dimana tidak ada dasar organik yang dapat diterima se!ara umum +!ontohnya
ki=o#renia dan depresi Dari sejarahnya, bidang neurologi telah dihubungkan dengan
pengobatan gangguan yang disebut organik dan sikiatri dihubungkan dengan pengobatan
gangguan yang disebut #ungsional atau non"organik.%3
95$.
51
7/23/2019 Laporan DKP4 Sarji FIX
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-dkp4-sarji-fix 55/59
-*2.
953.
95%.955.
959.
95;.95<.
95(.
99&.99$.
992.
993.
99%.995.
999.
99;.
99<.99(.
9;&.9;$.
9;2.
9;3.9;%.
9;5.
9;9.
-00. 9A9 III
-05. PENU7UP
-0(.
&.1 Ksi6/u!n
9<&. )ipotesis diterima dengan perbaikan
9<$. VTn. D 35 tahun mengalami gangguan mental organik berupa delirium et causa
suspect malaria serebral.W
-52.
-5&.
-54.
-5*.
-5-.
-50.
-55.
-5(.
-(".
-(1.
-(2.
-(&.
-(4.
52
7/23/2019 Laporan DKP4 Sarji FIX
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-dkp4-sarji-fix 56/59
-(*.
-(-.
-(0.
-(5.
-((.
0"".0"1.
0"2.
0"&.
0"4.
0"*.
0"-. DAF7AR PUS7AKA
0"0.
$. Maslim . -uku aku Diagnosis Gangguan >iwa ujukan ingkas dari DG> III dan
DM 5 ki=o#renia, Gangguan ki=otipal dan Gangguan Faham. >akarta -agian Ilmu
0edokteran >iwa 1nika 4tmajaya 2&$3. h. %9"5(.2. 0aplan )I, ado!k ->, Grebb >4. inopsis sikiatri Ilmu engetahuan erilaku sikiatri
0linis, 7disi $&. >ilid $. >akarta -inarupa 4ksara 2&$&. h. 5$9";&.
3. Maramis F. *atatan Ilmu 0edokteran >iwa. *etakan ke @I. urabaya 4irlangga
1ni/ersity ress $((2. h. $;("2$$.%. Ingram IM, Timbury G*, Mowbray M. *atatan 0uliah sikiatri. 7disi 9. *etakan ke
dua. >akarta enerbit -uku kedokteran 7G* $((5. ). 2<"%2.
5. My!ek M>, )ar/ey 4, *hampe *. Cipin!ott Illustrated e/iews. 2nd 7dition.
hildeaphia Cippin!ott Filliams Y Filkins $((;.
9. Gelder M, Mayou , Geddes >. sy!hiatry. 2nd 7dition. ew ?ork :6#ord 1ni/ersity
$(((.
;. Direktorat >endral elayanan Medis. edoman enggolongan dan Diagnosis Gangguan
>iwa di Indonesia III. *etakan ertama. >akarta Departemen 0esehatan I $((3.
<. >ohn -. Cange *urrrent Diagnosis and Treatment. 1nites tates o# 4meri!a M! Graw
)ill 2&&;. p. %%&"$.
(. Iskandar , dkk. Ilmu enyakit Dalam Malaria -erat. >ilid 3. 7disi 5. >akarta Interna
ublishing 2&&(.
$&. udolph, 4braham M, et al . udolphZs ediatri!. 2&th 7dition. 1nited tates o# 4meri!a
4ppleton Y Cange $((9.
$$. Gunawan . 7pidemiologi Malaria Dalam )arijanto +editor Malaria, 7pidemiologi,
atogenesis, Mani#estasi 0linis dan enanganan. >akarta 7G* 2&&&. h. $"$5.
53
7/23/2019 Laporan DKP4 Sarji FIX
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-dkp4-sarji-fix 57/59
$2. )a#alla, >ulius *, et al . *erebral malaria Fhy 76perimental Murine Models are
eEuired to 1nderstand the athogenesis o# Disease. 1nited 0ingdom *ambridge
1ni/ersity 2&&(.
$3. *harles F. The Can!et )andbook o# Treatment in eurology. pain 7lse/ier 2&&9. p.
3$3"9.
$%. Departemen 0esehatan I. edoman enatalaksanaan 0asus Malaria di Indonesia.
>akarta D707 I 2&&9. h. $"$2, $5"23, 9;"<.
$5. 4llen M). 7mergen!y sy!hiatry. Fashington 4meri!an sy!hiatry ublishing 2&&5. p.
$(("222.
$9. *loud *>, hillip >. *lini!al e/iew 4gitation and Delirium in the *riti!ally"
igni#i!an!e and Management. >ournal o# *riti!al *are. 2&&; $$ 2$%.$;. Moore D, >e##erson >F. )andbook o# Medi!al sy!hiatry. 2nd 7dition. hiladelphia a
Mosby 2&&%. p. $55.
$<. Daniel DG. e!ent De/elopments in harma!otherapy #or the 4!utely sy!hoti! atient.
> 7merg urs. 2&&2 2< $2"2&.
$(. 0ane >M, troup T, Marder . !hi=ophrenia. In 0aplan Y ado!k[s, editors.
*omprehensi/e Te6tbook o# sy!hiatry. (th ed. hiladhelphia Cippin!ott
FilliamsYFilkins 2&&(. p.$5%;"59, 3$&5"29, 32&9"%&.
2&. )adol +)aloperidol Inje!tion +res!ribing In#ormation. -elgium >anssen
harma!euti!a 2&&5.
2$. tahl M. 7ssential sy!hopharma!ology. euros!ienti#i! -asis and ra!ti!al
4ppli!ations. 2nd 7dition. 10 *ambridge 1ni/ersity ress 2&&&. p. 39<";3.22. -reier 4, Meehan 0, -irkett M, Da/id , er!hland I, utton @, et al. 4 Double"-lind,
la!ebo"*ontrolled Dose"esponse *omparison o# Intramus!ular :lan=apine and
)aloperidol in the Treatment o# 4!ute 4gitation in !hi=ophrenia. 4r!h Gen sy!hiatry.
2&&2 5( %%$"<.
23. @illari @, o!!a , on=o @, Montemagni *, andullo , -ogetto . :ral isperidone,
:lan=apine and Ruetiapine @ersus )aloperidol in sy!hoti! 4gitation. rogress in euro"
sy!hopharma!ology and -iologi!al sy!hiatry. 2&&< 32 %&5"$3.2%. ypre6a Intramus!ular +:lan=apine #or Inje!tion +res!ribing In#ormation.
Indianapolis 7li Cilly and *ompany 2&$&.
25. 0inon ->, tau##er @C, Falker 0, Cie *, niade!ki >. :lan=apine @ersus 4ripipra=ole
#or the Treatment o# 4gitation in 4!utely Ill atients with !hi=ophrenia. >ournal o#
*lini!al sy!hopharma!ology. 2&&< 2< 9&$";.
54
7/23/2019 Laporan DKP4 Sarji FIX
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-dkp4-sarji-fix 58/59
29. Meehan 0, hang , ta!y D, Mauri!io T, hilip >, >oy!e , et al. 4 double blind,
randomi=ed !omparison o# the e##i!a!y and sa#ety o# intramus!ular inje!tions o#
olan=apine, lora=epam or pla!ebo in treating agitated patiens diagnosed with bipolar
mania. >ournal o# !lini!al psy!hopharma!ology. 2&&$ 2$ 3<("(;.
2;. Tullo!h 0>, ed >. Intramus!ular olan=apine in the management o# a!ute agitation. 4nn
harma!other. 2&&% 3< 2$2<"35.
2<. Meehan 0M, )uei F, Da/id , isi/o!!ia >, >ones -, -easley *M, et al. *omparison
o# rapidly a!ting intramus!ular olan=apine, lora=epam and pla!ebo 4 double"blind,
randomi=ed study in a!utely agitated patients with dementia, europsy!hopharma!ology.
2&&2 29 %<%"5&%.
2(. utanto I, Ismid I, jari#uddin 0, ungkar . -uku 4jar arasitologi 0edokteran. 7disi
0eempat. >akarta -adan enerbit 01I 2&$$. h. 2$$"35.
3&. )awari D. endekatan )olistik pada Gangguan >iwa ki=o#renia. >akarta -alai enerbit01I 2&&;.
3$. tuart, undeen. o!ket Guide to sy!hiatri! ursing. hiladelphia Mosby year $((<.32.
33. *husid >G. euroanatomi 0orelati# dan eurologi ungsional. -agian Dua. ?ogyakarta
Gajah Mada 1ni/ersity ress $((&. h. 5;("<3.
3%. Mahar M, riguna . eurologi 0linis Dasar. >akarta Dian akyat 2&&3. )al. 3$3"%,
%2$, 32;"33.35. Mahar M, riguna . eurologi 0linis dalam raktek 1mum. >akarta Dian akyat
$(((. h. 39"%&.
39. oemarmo M. 0apita elekta eurologi. 7disi 0e Dua. ?ogyakarta Gajah Madah
1ni/ersity ress 2&&3. h. $55"92.
3;. 4ri# M, uprohaita, Fardhani, Ika F, Fiwiek . 0apita elekta 0edokteran. >ilid 2.
7disi 0etiga. >akarta Media 4es!ulapius akultas 0edokteran 1ni/ersitas Indonesia
2&&&. h.$%"9.
3<. Tomb D4. -uku aku sikiatri. 7disi 9. >akarta 7G* 2&&3.3(. Dinas 0esehatan apua. Data dan In#ormasi Tahun 2&$3. apua Departemen 0esehatan
ro/insi apua 2&$3.
%&. 0aplan )I, ado!k ->, Grebb >4. inopsis sikiatri Ilmu engetahuan erilaku sikiatri
0linis, 7disi $&. >ilid 2. >akarta -inarupa 4ksara 2&$&.
%$. emiun . 0esehatan Mental andangan 1mum Mengenai enyesuaian Diri dan
0esehatan Mental serta Teori"Teori yang Terkait. 7disi $. ?ogyakarta 0anisius 2&&9.
%2. Ingram IM, Timbury G*, Mowbray M. *atatan 0uliah sikiatri. 7disi keenam. *etakan
0edua. >akarta enerbit -uku kedokteran 7G* $((5. h. 2<"%2.
55
7/23/2019 Laporan DKP4 Sarji FIX
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-dkp4-sarji-fix 59/59
%3. 4ri# M, uprohaita, Fardhani, Ika F, Fiwiek . 0apita elekta 0edokteran. 7disi
ketiga. >ilid $. >akarta enerbit Media 4es!ulapsius akultas 0edokteran 1ni/ersitas
Indonesia 2&&$. ). $<("(2.708.