crs pre-eklamsia berat

Upload: vivek-jason

Post on 14-Apr-2018

269 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

  • 7/30/2019 CRS Pre-Eklamsia Berat

    1/57

    HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

    Dokter Magang

    Fakultas KedokteranUNPAD

  • 7/30/2019 CRS Pre-Eklamsia Berat

    2/57

    Keterangan Umum

    Nama : Ny H.R

    Usia : 18 tahun

    Alamat : CilacapPendidikan : SMP

    Pekerjaan : IRT

    Agama : IslamTanggal masuk : 1 April 2013

  • 7/30/2019 CRS Pre-Eklamsia Berat

    3/57

    Anamnesa

    Rujukan dari : bidan dengan keterangan G1P0A0 hamil atermKeluhan Utama : mules-mules

    Anamnesa Khusus :

    G1P0A0 merasa hamil 9 bulan datang dengan keluhan mules-

    mules yang dirasakan semakin sering dan bertambah kuatsejak 2 jam SMRS.

    Keluhan keluar cairan disertai lendir dan darah dari jalan lahir

    dirasakan ibu.

    Keluhan keluar cairan yang banyak dari jalan lahir dirasakanibu sejak 1 jam SMRS.

    Gerakan anak dirasakan oleh ibu.

  • 7/30/2019 CRS Pre-Eklamsia Berat

    4/57

    Riwayat keluhan nyeri kepala hebat, nyeri ulu hati, pandanganyang kabur di sangkal. Riwayat kejang-kejang serta penurunan

    kesadaran disangkal.

    Riwayat penyakit dahulu : hipertensi (-), Diabetes Melitus (-),

    penyakit jantung (-), asma (-), alergi (-). Riwayat penyakit keluarga : tidak ada

  • 7/30/2019 CRS Pre-Eklamsia Berat

    5/57

    Keterangan Tambahan

    Riwayat Obstetri:

    1. Hamil ini

    Riwayat Menikah:

    , 17 tahun, SMP, IRT, 23 tahun, SMP, Swasta

    Riwayat Kontrasepsi : (-)

    Riwayat Menstruasi : HPHT : 15 Juni 2012, TP : 22 April 2013

    siklus 28 hari, durasi 6-7 hari

    PNC : bidan 8x, TT 1 dan 2 sudah diambil

  • 7/30/2019 CRS Pre-Eklamsia Berat

    6/57

    Pemeriksaan Fisik

    Status generalis

    keadaan umum : CM, sakit sedang

    Tekanan darah : 160/ 110 mmHg

    Nadi : 88x/min

    Suhu : 36.9 C

    Berat badan : 61 kg

    Peningkatan berat badan semasa hamil: 10kg

    Tinggi badan : 164cm

  • 7/30/2019 CRS Pre-Eklamsia Berat

    7/57

    Kepala : konjungtiva tidak anemis

    sklera tidak ikterik Leher : KGB tidak terasa membesar

    Thorax : Bentuk gerak simetris

    Paru : sonor, VBS ki=ka, rh -/-, wh -/-Jantung : BJ murni reguler, murmur (-)

    Abdomen : Hepar lien sulit dinilai

    Ekstremitas : akral hangat, CRT< 2detik, edematungkai +/+

  • 7/30/2019 CRS Pre-Eklamsia Berat

    8/57

    Status obstetrikus

    Pemeriksaan Luar :

    Abdomen :

    TFU : 32 cm LA : kepala, puka

    His : 2-3x10/40 BJA : 146-150 x/menit

    LP : 93 cm TBBA : 3100 gram

    Pemeriksaan Dalam :

    v/v : t.a.k

    Portio : tebal, lunakPembukaan : 3-4 cm

    Teraba :Ket: (-)

    Kepala : St 0

  • 7/30/2019 CRS Pre-Eklamsia Berat

    9/57

    Pemeriksaan Laboratorium

    Lab Lengkap Hb : 11.5gr/dL Leukosit : 13.1 ribu/mm3 Trombosit : 203 ribu/mm3

    Hematokrit : 31.4% Eritrosit : 4.18 juta/uL Masa perdarahan/BT : 220 Masa pembekuan/ CT : 710

    GDS : 122 mg/dL Ureum : 18 mg/dL Kreatinin : 0.68 mg/dL SGOT/SGPT : 12/7 u/L

  • 7/30/2019 CRS Pre-Eklamsia Berat

    10/57

    Urine lengkap

    Warna urine : kuning Kejernihan : jernih Ph : 6.0 Berat jenis : 1.010

    Protein urin : POS (++) Reduksi : (-) Urobilinogen : (+) Normal Bilirubin urine : Neg (-)

    Nitrit : Neg (-) Ketone : Neg (-)

  • 7/30/2019 CRS Pre-Eklamsia Berat

    11/57

    Mikroskopis urine Leukosit : 4-5

    Eritrosit : 1-2

    Sel epitel : (-)

    Silinder : Negatif

    Kristal : Negatif

    Bakteri : Negatif

  • 7/30/2019 CRS Pre-Eklamsia Berat

    12/57

    Diagnosa Kerja

    G1P0A0 parturien aterm kala 1 fase laten + PEB

  • 7/30/2019 CRS Pre-Eklamsia Berat

    13/57

    Penatalaksanaan

    Rencana partus pervaginam

    Pasang infus dan urine catheter

    MgSO4 20%

    Loading : 4gr dalam 100ml RL selama 10-15 minit Maintainance :10gr dalam 500ml RL 20-3-gtt/min

    Nifedipin 3x10mg oral

    Dopamet 3x250mg oral

    Ampisilin 1gr IV Observasi KU, TNRS, His, BJA dan kemajuan persalinan

  • 7/30/2019 CRS Pre-Eklamsia Berat

    14/57

    Laporan persalinan

    Jam 2045 Pembukaan lengkap

    Ibu dipimpin meneran bila ada His

    Jam 2100 Lahir bayi lelaki spontan

    BB: 3500gram, PB: 50cm, APGAR: 7/8

    Disuntikkan Oksitosin 10 IU intramuskular

    Dilakukan PL: FU setinggi pusat, kontraksi baik

    Dilakukan peregangan tali pusat terkendali

    Tampak tanda-tanda perlepasan placenta

  • 7/30/2019 CRS Pre-Eklamsia Berat

    15/57

    Jam 2105

    Placenta lahir, spontan, lengkap

    Dilakukan penjahitan perineum ruptur

    Perdarahan 250cc

    Kesimpulan

    P1A0 postpartum spontan + PEB

  • 7/30/2019 CRS Pre-Eklamsia Berat

    16/57

    Follow up post partum

    2 April 2013, Selasa

    Keadaan umum : CM, sakit sedang Nadi : 86x/min

    Tekanan darah : 130/ 90 mmHg Suhu : 36.5 C

    Kepala : konjungtiva tidak anemis

    ASI : -/-

    Abdomen : datar lembut

    :TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi baik

    Ekstremitas : akral hangat, CRT< 2detik, edema tungkai +/+

    BAK : terpasang kateter 700cc/ 6jam

    BAB : (-)

    Lochia : rubra

  • 7/30/2019 CRS Pre-Eklamsia Berat

    17/57

    Penatalaksanaan

    Aff urin kateter

    Mobilisasi

    Breast care

    Amoksisillin 3x 500mg

    SF 1x1 tablet

    Paracetamol 3x500mg

  • 7/30/2019 CRS Pre-Eklamsia Berat

    18/57

    3 April 2013, Rabu

    Keadaan umum : CM, sakit sedang Nadi : 80x/minTekanan darah : 120/ 80 mmHg Suhu : 36.5 C

    Kepala : konjungtiva tidak anemis

    ASI : +/+

    Abdomen : datar lembut

    :TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi baik

    Ekstremitas : akral hangat, CRT< 2detik, edema tungkai +/+

    BAK : (+)

    BAB : (+) Lochia : rubra

  • 7/30/2019 CRS Pre-Eklamsia Berat

    19/57

    Penatalaksanaan

    Aff infus

    Amoksisillin 3x 500mg

    SF 1x1 tablet

    Paracetamol 3x500mg Boleh pulang

    Kontrol ke poli seminggu kemudian

  • 7/30/2019 CRS Pre-Eklamsia Berat

    20/57

    Prognosis

    Quo ad vitam : ad bonam

    Quo ad functionam : dubia ad bonam

  • 7/30/2019 CRS Pre-Eklamsia Berat

    21/57

    Definisi

    Hipertensi gestasional (dulu disebutpregnancy-induced hypertension atautransient hypertension), adalah timbulnya hipertensi dalam kehamilanpada wanita yang tekanan darah sebelumnya normal dan tidak disertaiproteinuria. Gejala ini akan hilang dalam waktu kurang dari 12 minggupascasalin.

    Preeklampsia, adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria akibat

    kehamilan, setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelahpersalinan.

    Eklampsia, adalah kelainan akut pada preeklamsi, dalam kehamilan,persalinan atau nifas yang ditandai dengan timbulnya kejang dengan atautanpa penurunan kesadaran.

    Preeklampsia yang superimposedterhadap hipertensi kronis, adalah

    preeklamsi atau eklamsi yang timbul pada hipertensi kronis. Hipertensi kronis, adalah hipertensi pada ibu hamil yang sudah ditemukan

    sebelum kehamilan atau yang ditemukan pada umur kehamilan kurangdari 20 minggu, dan yang menetap setelah 12 minggu pascasalin.

  • 7/30/2019 CRS Pre-Eklamsia Berat

    22/57

    Preeklampsiatermasuk eklampsia adalahpenyakit hipertensi yang khas dalam

    kehamilan dengan gejala utama adalahhipertensi akut pada ibu hamil dan dalam

    masa nifas.

    Disamping hipertensi akut, proteinuria jugamerupakan gejala penting dan diagnosa

    preeklampsia akan sulit ditegakkan jika gejala

    ini tidak ditemukan

  • 7/30/2019 CRS Pre-Eklamsia Berat

    23/57

    Hipertensi

    didiagnosa bila terdapat tekanan darah 140/90mmHg diukur dua kali selang 4 jam setelahpenderita istirahat

    juga bisa berupa peningkatan tekanan sistolik

    setinggi 30 mmHg atau diastolik setinggi 15 mmHgdari tekanan darah biasanya

  • 7/30/2019 CRS Pre-Eklamsia Berat

    24/57

    Proteinuria

    dideskripsikan sebagai : - jumlah protein urin per

    24 jam 300 mg atau jumlah protein urin 30 mg/Ldari urin tengah, acak yang tidak menunjukkan

    tanda-tanda infeksi saluran kencing (1+ dipstick)

  • 7/30/2019 CRS Pre-Eklamsia Berat

    25/57

    Epidemiologi

    merupakan salah satu dari tiga penyebabterpenting mortalitas dan morbiditas dalamkehamilan disamping penyakit infeksi danperdarahan

    Berg dkk (1996) melaporkan bahwa hampir 18%dari 1450 kematian ibu hamil di Amerika Serikatdari tahun 1987 sampai 1990 disebabkan olehkomplikasi hipertensi yang berhubungan dengankehamilan

    RS Hasan Sadikin Bandung, pada periode 19911994 terdapat 5,8% kasus preeklampsia dan 0,6%kasus eklampsia

  • 7/30/2019 CRS Pre-Eklamsia Berat

    26/57

    Faktor Predisposisi

    Umur < 18 tahun atau 35 tahun Paritas Suku bangsa Keluarga Genetik :

    Golongan darah Konsanguitas Jenis kelamin janin

    Nutrisi Kalori dan protein Vitamin, mineral Berat badan

  • 7/30/2019 CRS Pre-Eklamsia Berat

    27/57

    Lingkungan Masa perang, kelaparan dan musim kering Iklim dan cuaca Ketinggian Perkotaan dan pedesaan

    Kebiasaan dan sosio ekonomi Merokok

    Kegiatan fisik Sosio-ekonomi

    Hiper plasentosis Kehamilan ganda

    hidropsfetalis Diabetes Melitus Mola hidatidosa

  • 7/30/2019 CRS Pre-Eklamsia Berat

    28/57

    Patofisiologi

    Hipertensi dalam kehamilan biasanya terjadipada wanita yang:

    terpapar villi chorian untuk pertama kalinya

    terpapar villi chorion yang besar seperti padagemeli atau mola hidatidosa

    sebelumnya mempunyai penyakit vaskuler

    secara genetis merupakan predisposisi untukhipertensi dalam kehamilan

  • 7/30/2019 CRS Pre-Eklamsia Berat

    29/57

    Teori terjadinya PEB

    Faktor imunologis Hal ini didasarkan pada pengamatan bahwa hipertensi

    dalam kehamilan sering ditemukan pada nulipara,kehamilan kembar, multipara dengan inseminasi donor,

    penurunan konsentrasi C4, wanita dengan fenotipe HLA-DR4, adanya aktivasi komplemen, neutrofil dan makrofag.

    Faktor genetik Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa preeklamsi

    sering ditemukan dalam keluarga tertentu. Beberapa buktiditemukan antara lain preeklamsi diturunkan oleh genresesif tunggal, penyebabnya multifaktor, diturunkan olehgen angiotensinogen.

  • 7/30/2019 CRS Pre-Eklamsia Berat

    30/57

    Faktor nutrisi Faktor hormon

    Ada yang mengemukakan bahwa penyakit ini berhubungan

    dengan adanya defisiensi kalsium, protein, kelebihangaram natrium atau kekurangn asam lemak tidak jenuh.

    Hal ini dihubungkan dengan kadar hormon progesteronyang semakin meningkat pada kehamilan normal.Progesteron bersifat diuretikum ringan, sehingga sedikit

    saja natrium yang dikeluarkan melalui urin. Bila kadarprogesteron menurun, maka natrium akan banyakdisekresikan sehingga reseptor arteiol di juxtaglomerulerakan terangsang untuk menghasilkan renin, angiotensin Idan angiotensin II yang bersifat vasokonstriktor. Aldosteronjuga akan dihasilkan sehingga akan terjadi retensi natrium

    dan cairan. Kadar renin plasma telah dibuktikan rendahpada penderita preeklamsi. Namun, kadar progesterontidak ditemukan menurun dengan jelas pada penderitapreeklamsi+eklamsi.

  • 7/30/2019 CRS Pre-Eklamsia Berat

    31/57

    Komponen vasoaktif Pada mulanya faktor ini dianggap sebagai penyebab dari

    penyakit ini karena akan bertangggung jawab langsung padakejadian vasokonstrisi dan hipertensi. Meskipun demikian,

    ternyata kemudian ada faktor lain yang mendahuluinya yangmenyebabkan dikeluarkannya zat-zat vasoaktif ini.

    Endotelin merupakan vasokonstriktor merupakan yang kuatyang dihasilkan oleh pembuluh darah. Plasma endotelin-1dilaporkan meninggi kadarnya dalam darah ibu denganpreeklamsi. Sebaliknya nirit oksida (NO) yang dulunya dikenalsebagai EDRF (endothelium derived relaxing faktor) ditemukanmenurun kadarnya atau menghilang dalam serum penderitaeklamsi

    Nitrit oksida merupakan vasodilator yang kuat yang disintesisdari L-arginine oleh endotel. Hambatan pad produksi NO akan

    menyebabkan peninggian tekanan rata-rata, penurunanfrekuensi denyut jantung dan meningkatkan kepekaanpembuluh darah pada zat zat vasokonstriktor.

  • 7/30/2019 CRS Pre-Eklamsia Berat

    32/57

    Faktor endotel dan plasenta

    Akibat defisiensi imunologis pada plasenta yang

    menyebabkan gangguan invasif trofoblas pada A.Spiralis akan terjadi gangguan perfusi unit

    uteroplasenta. Hal ini menyebabkan dilepaskan

    faktor faktor yang bersifat cytotoxic yang akan

    menyebabkan kerusakan atau jejas pada endotel.Kerusakan pada endotel pembuluh darah akan

    mengaktifkan proses pembekuan dan

    meningkatkan kepekaan pada zat zat

    vasokonstriktor, bersamaan dengan pelepasan

    komponen vasoaktif diatas.

  • 7/30/2019 CRS Pre-Eklamsia Berat

    33/57

  • 7/30/2019 CRS Pre-Eklamsia Berat

    34/57

  • 7/30/2019 CRS Pre-Eklamsia Berat

    35/57

  • 7/30/2019 CRS Pre-Eklamsia Berat

    36/57

    DIAGNOSIS

  • 7/30/2019 CRS Pre-Eklamsia Berat

    37/57

    PREEKLAMSIA

    PREEKLAMSI RINGAN Diastol antara 90-300mg/24 jam,atau 1+ dipstick).

    PREEKLAMSI BERAT

    1 atau lebih

    tekanan darah diastol 110 mmHg

    proteinuri > 2,0 gr/24 jam atau +2

    Kreatinin serum > 1,2 mg/dL,disertai oliguria (

  • 7/30/2019 CRS Pre-Eklamsia Berat

    38/57

    Tekanan darah 140/90 mmHgyang ditemukan untuk pertamakalinya pada saat kehamilan

    Proteinuria (-)

    Tekanan darah kembali normal < 12minggu post-partum

    Diagnosa akhir hanya bisaditegakkan pada masa post-partum

    Kemungkinan ditemukan gejala-gejala yang menyerupai

    preekalmpsia, seperti; nyeriepigastrium atau trombositopenia

    HIPERTENSI

    GESTASIONAL

    Hipertensi yang terdeteksi pada saatsebelum kehamilan, atau sebelumkehamilan 20 minggu

    Hipertensi yang persisten dalam waktuyang lama setelah melahirkan (hingga12 minggu pascasalin)

    HIPERTENSI

    KRONIS

  • 7/30/2019 CRS Pre-Eklamsia Berat

    39/57

    PENATALAKSAAN

  • 7/30/2019 CRS Pre-Eklamsia Berat

    40/57

    Preeklamsi Ringan

    Rawat

    inap

    Tekanan darah, protein urine

    Suplemen

    antioksidan

    roboransia

    anti-agregasi trombosit

    Kortikosteroid

    kehamilan 24-34 minggu

    Methyldopa

    3x250mg

    diastol di antara 100-110 mmHg

  • 7/30/2019 CRS Pre-Eklamsia Berat

    41/57

    USG danKTG

    Pantau kesejahteraan janin

    Diastolnormal

    Pulang, istirahat

    penjelasan tanda-tanda preeklamsi berat.

    Kontrol 2x seminggu. Bila tekanan diastol naik lagi,rawat

    > 37minggu

    terminasi kehamilan.

    Persalinan

    spontan

  • 7/30/2019 CRS Pre-Eklamsia Berat

    42/57

    Preekslampsia berat

    Indikasi perawatan aktif

    kehamilan > 37 minggu

    gejala impending ekslampsiaIbu

    adanya tanda-tanda gawat janin

    tanda-tanda PJT yang disertaihipoksia

    Janin

    HELLP syndromeLaboratori

  • 7/30/2019 CRS Pre-Eklamsia Berat

    43/57

    Medisinal

    Pemberian

    Mg SO4

    Antihipertensi

    Suportif

  • 7/30/2019 CRS Pre-Eklamsia Berat

    44/57

    Pemberian MgSO4

    Maintenance10 gram MgSO4 20%(50

    cc) dalam 500 cc RL1-2 gram/jam

    Loading

    4 gram MgSO4 20% (20cc)

    dalam 100cc RL

    15-20 menit

  • 7/30/2019 CRS Pre-Eklamsia Berat

    45/57

    Pemberian MgSO4

    Maintenance10 cc MgSO4 40 % IM tiap

    4 jam.+ 1 cc lidokain 2 %

    Loading

    4 gram MgSO4 20% (20cc)

    dalam 100cc RL

    15-20 menit

  • 7/30/2019 CRS Pre-Eklamsia Berat

    46/57

    Syarat-syarat pemberian MgSO4

    Harus tersedia Caglukonas 10 % yangdiberikan IV dalam

    waktu 3-5 menit

    Reflex patella (+)kuat

    Frekuensipernafasan >

    16x/menit

    Produksi urin > 30

    cc dalam satu jamsebelumnya(catheter)

  • 7/30/2019 CRS Pre-Eklamsia Berat

    47/57

    MgSO4 dihentikan bila:

    ada tanda-tandaintoksikasi

    setelah 24 jampasca salin

    dalam 6 jam pasca

    salin terjadiperbaikan tekanan

    darah

  • 7/30/2019 CRS Pre-Eklamsia Berat

    48/57

    Diuretik

    edema paru

    payah jantung kongestif

    edema anasarka

    A ti hi t i dib ik bil

  • 7/30/2019 CRS Pre-Eklamsia Berat

    49/57

    Anti hipertensi diberikan bila: tekanan darah : sistolik >180 mmHg

    diastole >110 mmHg

    Obat-obat hipertensi yang diberikan:

    Hidralazin - diberikan 5 mg IV pelan-pelan selama 5menit. Dosis dapat diulang dalam waktu 15-20 menitsampai tercapai TD yang diinginkan.

    Nifedipin - 10 mg, dapat diulangi setiap 30 menitsampai terjadi penurunan tekanan darah.

    Labetolol : 10 mg IV. Dapat diulangi pemberian 20 mg

    setelah 10 menit, 40 mg pada 10 menit berikutnya,diulangi 40 mg setelah 40 menit kemudian dan sampai80 mg pada 10 menit berikutnya.

  • 7/30/2019 CRS Pre-Eklamsia Berat

    50/57

    klonidin - 1 ampul dilarutkan dalam 10 cc larutan

    garam faal atau air untuk suntikan.

    Disuntikkan 5 cc IV perlahan-lahan selama 5 menit

    5 menit kemudian tekanan darah diukur, bila belum ada

    penurunan

    Diberikan lagi sisanya 5 cc IV selama 5 menit

    Kemudian diikuti dengan pemberian secara tetes

    sebanyak 7 ampul dalam 500 cc dekstrose 5 % atauMaltose 10.

  • 7/30/2019 CRS Pre-Eklamsia Berat

    51/57

    Penurunan TD yang diinginkan:Mean Arterial Pressure atau MAP sebanyak 20 % dari

    awal.

    Pemeriksaan tekanan darah dilakukan setiap 10 menit

    sampai tercapai tekanan darah yang diinginkan,

    kemudian setiap jam sampai tekanan darah stabil.

  • 7/30/2019 CRS Pre-Eklamsia Berat

    52/57

    Kardiotonika

    Indikasi : Adanya tanda-tanda payah jantung.

    Jenis kardiotonika yang diberikan : Sedilanit-DPerawatan dilakukan bersama subbagian penyakit jantung.

    Lain-lain

    obat-obat antipiretik diberikan bila suhu rektal >38,5

    dapat dibantu dengan pemberian kompres dingin.

    antibiotika diberikan atas indikasi

    antinyeri bila pasien gelisah karena kontraksi rahimdapat diberikan petidin Hcl 50-75 mg sekali saja

  • 7/30/2019 CRS Pre-Eklamsia Berat

    53/57

    Pemeriksaan obstetrik

    Cara terminasi kehamilan:

    Belum inpartu : - induksi persalinan : amniotomi + tetes

    oksitosin dengan syarat skor bishop > 6

    Jika syarat tetes oksitosin tidak dipenuhi

    Adanya kontra indikasi tetes oksitosin

    8 jam sejak dimulainya tetes oksitosin belum masuk

    fase aktif

    Seksio sesaria

  • 7/30/2019 CRS Pre-Eklamsia Berat

    54/57

    Pengelolaan Konservatif Indikasi :

    Kehamilan preterm ( kurang dari 37 minggu) tanpa disertaitanda tanda impending eklamsi dengan keaadaan janin baik.

    Pengobatan medisinal Sama dengan perawatan medisinal pengelolaan secara aktif

    Pengelolaan secara obstetrik : Selama perawatan konservatif, tindakan observasi dan evaluasi

    sama seperti perwatan aktif termasuk pemeriksaan test tanpakontraksi dan USG untuk memantau kesejahteraan janin.

    Bila setelah 2 x 24 jam tidak ada perbaikan maka keadaan inidianggap sebagai kegagalan pengobatan medisinal dan harusditerminasi. Cara terminasi sesuai denga pengelolaan aktif.

    Pengelolaan eklamsi

  • 7/30/2019 CRS Pre-Eklamsia Berat

    55/57

    Pengelolaan eklamsi

    Rawat bersana di unit perawatan intensif

    dengan bagian bagian yang terkait. Pengobatan medisinal :

    1. Obat anti kejang

    2. Obatobat supportif3. Perawatan pasian dengan serangan kejang

    4. Perawatan pasien dengan koma

    5. Pengobatan obstetri

    Penyulit

  • 7/30/2019 CRS Pre-Eklamsia Berat

    56/57

    Penyulit

    Sindrome HELLP, gagal ginjal , gagal jantung, oedem

    paru, kelainan pembekuan darah, perdarahan otak.

    Sindrom HELLP dikemukakan oleh WEINSTEIN tahun1982 yang mempunyai kepanjangan Hemolitik Eleveted

    Liver Enzym dan Low Platelet yang merupakan gejalautamanya.

    Diagonosis laboratorium :

    Hemolisis kadar bilirubin total di atas 1,2 mg persen

    Kenaikan kadar enzim hati SGOT dan LDH Trombositopeni ( trombosit kurang dari 100.000) per mm

  • 7/30/2019 CRS Pre-Eklamsia Berat

    57/57

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Cunningham, et.al. Williams Obstetrics 22ndEdition. NewYork: McGraw-Hill Companies,Inc, 2005.

    2. Bagian Obstetri & Ginekologi FKUP. Obstetri Patologi.Bandung

    3. Krisnadi S.R, et.al. Pedoman Diagnosis dan TerapiObstetridan Ginekologi RS DR Hasan Sadikin BagianPertama. Bandung: Bagian Obstetri Ginekologi Universitas

    Padjajaran Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung, 2005.