lapkas rm crs

24
BAB I PENDAHULUAN Cervical root syndrome adalah kumpulan gejala yang disebabkan oleh iritasi atau kompresi dari akar saraf cervikal yang akan menimbulkan nyeri, ngilu, kesemutan, kram-kram serta rasa tidak enak pada leher bagian belakang dan bisa menjalar ke bahu, lengan atas dan lengan bawah tergantung dari akar mana yang terkena. 1 Dipoliklinik saraf RSUP Prof Dr. Kandou Manado, insidens cervical Root Syndrome dilaporkan sejak tahun 1993 terdapat 23 kasus, 1995 terdapat 12 kasus, 1996 terdapat 103 kasus sedang tahun 1998 terdapat 33 kasus, pada tahun 1999 tidak ditemukan kasus cervical root syndrome. 1 Salah satu contoh penyakit cervical root syndrome adalah sindrom radikulopati. Radikulopati berarti radiks posterior dan anterior yang terkena proses patologik. Gangguan itu dapat setempat atau menyeluruh. 2 Radikulopati cervikalis merupakan disfungsi dari akar saraf vertebralis. Akar saraf vertebralis yang paling sering terkena adalah C7 sekitar 60% dan C6 sekitar 25%. Radikulopati cervikalis adalah kondisi neurologis yang ditandai dengan disfungsi dari saraf cervikalis, akar saraf, atau keduanya. Radikulopati cervikalis adalah 1

Upload: miako-pasinggi

Post on 25-Jul-2015

494 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Lapkas Rm Crs

BAB I

PENDAHULUAN

Cervical root syndrome adalah kumpulan gejala yang disebabkan oleh iritasi

atau kompresi dari akar saraf cervikal yang akan menimbulkan nyeri, ngilu,

kesemutan, kram-kram serta rasa tidak enak pada leher bagian belakang dan bisa

menjalar ke bahu, lengan atas dan lengan bawah tergantung dari akar mana yang

terkena.1

Dipoliklinik saraf RSUP Prof Dr. Kandou Manado, insidens cervical Root

Syndrome dilaporkan sejak tahun 1993 terdapat 23 kasus, 1995 terdapat 12 kasus,

1996 terdapat 103 kasus sedang tahun 1998 terdapat 33 kasus, pada tahun 1999 tidak

ditemukan kasus cervical root syndrome.1

Salah satu contoh penyakit cervical root syndrome adalah sindrom

radikulopati. Radikulopati berarti radiks posterior dan anterior yang terkena proses

patologik. Gangguan itu dapat setempat atau menyeluruh.2 Radikulopati cervikalis

merupakan disfungsi dari akar saraf vertebralis. Akar saraf vertebralis yang paling

sering terkena adalah C7 sekitar 60% dan C6 sekitar 25%. Radikulopati cervikalis

adalah kondisi neurologis yang ditandai dengan disfungsi dari saraf cervikalis, akar

saraf, atau keduanya. Radikulopati cervikalis adalah kerusakan atau gangguan fungsi

saraf akibat kompresi salah satu akar saraf dekat vertebra cervikalis . Kerusakan akar

saraf di daerah cervikalis dapat menyebabkan rasa sakit dan gangguan sensibilitas

pada ekstremitas atas, tergantung di mana akar yang rusak berada. 3,4

Ciri khas radikulopati cervikalis adalah rasa nyeri radikuler pada leher dan

bahu yang menyebar ke lengan, yang akan bertambah pada perubahan posisi leher

dan dapat diikuti terbatasnya gerakan leher dan rasa sakit pada penekanan tulang dan

kadang-kadang disertai parastesia pada lengan. Namun seringkali gejala nyeri

radikuler tersebut tidak terlokalisasi baik sesuai dermatom. Hal ini dikarenakan

adanya tumpang tindih daerah persarafan.4

1

Page 2: Lapkas Rm Crs

Pada usia muda, radikulopati cervikalis merupakan akibat dari herniasi diskus

intervertebralis atau cedera akut yang menyebabkan tubrukan foramen dari saraf yang

keluar. Herniasi diskus intervertebralis sekitar 20-25% dari kasus radikulopati

cervikalis. Pada pasien yang lebih tua, radikulopati cervikalis sering merupakan

akibat penyempitan foramen dari pembentukan osteofit, penurunan ketinggian diskus,

perubahan degeneratif prosesus uncinatus vertebra dari anterior dan facet dari

posterior.3

Menurut WHO, rehabilitasi adalah semua tindakan yang ditujukan untuk

mengurangi dampak disabilitas/handicap, agar memungkinkan penyandang cacat

berintegrasi dengan masyarakat. Dikenal :

1. Rehabilitasi medik yakni suatu proses pelayanan kesehatan yang bertujuan

untuk mengembangkan kemampuan fungsional dan psikis individu dan kalau

perlu mekanisme kompensasinya agar individu dapat berdikari.

2. Rehabilitasi sosial merupakan bagian dari proses rehabilitasi yang bertujuan

agar penyandang cacat dapat berintegrasi ke dalam masyarakat dengan

membantunya menyesuaikan diri pada keluarga, masyarakat dan

pekerjaannya dan juga dengan mengurangi beban sosial ekonomi yang dapat

menghambat proses rehabilitasinya.

3. Rehabilitasi kekaryaan (Vocational Rehabilitation) ialah pemberian

pelayanan kekaryaan berupa bimbingan kekaryaan, latihan kerja dan

penempatan selektif yang didesain untuk penyandang cacat.

Dalam upaya rahabilitasi medik mempunyai tujuan sebagai berikut :

1. Pemulihan penderita yang mengalami cacat kepada kondisi semula atau

setidaknya kembali mendekati keadaan sebelum sakit

2. Menghindarkan semaksimal mungkin timbulnya cacat sekunder

3. Masa/waktu perawatan dapat dipersingkat

4. Mengusahakan sedapat mungkin penderita dapat kembali ke pekerjaan semula

atau pekerjaan baru

2

Page 3: Lapkas Rm Crs

5. Psikologik lebih baik oleh karena penderita tidak terlalu menderita tekanan

jiwa berat dan lama

Tujuan Rehabilitasi Medik pada cervical root syndrome: untuk mengurangi

dan menghilangkan keluhan (nyeri) yang dialami penderita.

3

Page 4: Lapkas Rm Crs

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

ANATOMI

Leher dimana banyak terdapat jaringan yang bisa menjadi sumber nyeri.

Biasanya rasa nyeri berasal dari jaringan lunak atau ligamen, akar saraf, faset

artikular, kapsul, otot serta duramater. Nyeri bisa diakibatkan oleh proses degeneratif,

infeksi/inflamasi, iritasi dan trauma. Selain itu perlu juga diperhatikan adanya nyeri

alih dari organ atau jaringan lain yang merupakan distribusi dermatom yang

dipersarafi oleh saraf cervikal.2

Gambar Dermatom

4

Page 5: Lapkas Rm Crs

Radiks anterior dan posterior bergabung menjadi satu berkas di foramen

intervertebral dan disebut saraf spinal. Berkas serabut sensorik dari radiks posterior

disebut dermatom. Pada permukaan thorax dan abdomen, dermatom selapis demi

selapis sesuai dengan urutan radiks posterior pada segmen-segmen medula spinalis

C3-C4 dan T3-T12. Tetapi pada permukaan lengan dan tungkai, kawasan dermatom

tumpang tindih oleh karena berkas saraf spinal tidak langsung menuju ekstremitas

melainkan menyusun pleksus dan fasikulus terlebih dahulu baru kemudian menuju

lengan dan tungkai. Karena itulah penataan lamelar dermatom C5-T2 dan L2-S3

menjadi agak kabur.2

Segala sesuatu yang bisa merangsang serabut sensorik pada tingkat radiks dan

foramen interverteberal dapat menyebabkan nyeri radikuler, yaitu nyeri yang

berpangkal pada tulang belakang tingkat tertentu dan menjalar sepanjang kawasan

dermatom radiks posterior yang bersangkutan. Osteofit, penonjolan tulang karena

faktor kongenital, nukleus pulposus atau serpihannya dan tumor dapat merangsang

satu atau lebih radiks posterior.2

Pada umumnya, sebagai permulaan hanya satu radiks saja yang mengalami

iritasi terberat, kemudian yang kedua lainnya mengalami nasib yang sama karena

adanya perbedaan derajat iritasi, selisih waktu dalam penekanan, penjepitan dan lain

sebagainya. Nyeri radikuler akibat iritasi terhadap 3 radiks posterior ini dapat pula

dirasakan oleh pasien sebagai nyeri neurogenik yang terdiri atas nyeri yang tajam,

menjemukan dan paraestesia.2

Nyeri yang timbul pada vertebra cervikalis dirasakan di daerah leher dan

belakang kepala sekalipun rasa nyeri ini bisa di proyeksikan ke daerah bahu, lengan

atas, lengan bawah atau tangan. Rasa nyeri dipicu/diperberat dengan gerakan/posisi

leher tertentu dan akan disertai nyeri tekan serta keterbatasan gerakan leher.2

EPIDEMIOLOGI

Insidens dari penderita cervical root syndrome bermacam-macam tergantung

penyebabnya. Seperti jumlah penderita spondilosis cervikal digabung dengan

5

Page 6: Lapkas Rm Crs

penderita nyeri leher lainnya termasuk sindrom levator scapula, cervikobrakialgia dan

servikoosksipital menduduki urutan ke empat sesudah stroke.1

Sejumlah 45% laki-laki yang masih aktif bekerja sedikitnya pernah satu kali

menderita kaku leher (stiff neck) dan 23% sedikitnya pernah mendapat sekali

serangan brakialgia dan 51% pernah mendapat kedua serangan tadi. Kekerapan nyeri

leher hamper dua kali lipat pada umur 25-45 tahun.1

Radikulopati cervikalis terjadi pada frekuensi yang jauh lebih rendah

dibandingkan radikulopati lumbalis. Kejadian tahunan adalah sekitar 85 kasus per

100.000 penduduk.3,4

Data dari Rochester, Minnesota, menunjukkan insiden tahunan radikulopati

cervikalis sebesar 107,3 per 100.000 pada laki-laki dan 63,5 per 100.000 pada

perempuan, dengan puncaknya pada usia 50 sampai 54 tahun. Riwayat trauma dan

aktifitas fisik berlebihan mendahului timbulnya gejala sekitar 15 persen dari kasus. 5

ETIOLOGI DAN PATOGENESIS

Penyebab paling sering radikulopati cervikalis (pada 70 sampai 75 persen dari

kasus) adalah gangguan foramen saraf spinal karena kombinasi faktor-faktor di

antaranya penurunan puncak diskus dan perubahan degeneratif dari sendi

uncovertebral anterior dan zygapophyseal sendi posterior (yaitu, spondylosis

cervical). Berbeda dengan gangguan lumbal, herniasi nukleus pulposus hanya sekitar

untuk 20 sampai 25 persen dari kasus. Penyebab lainnya yang jarang yaitu tumor

tulang belakang dan infeksi tulang belakang. 3

Penelitian pada pasien dengan penyakit diskus cervikalis menemukan bahwa

kompresi akar saraf menyebabkan nyeri anggota badan, sedangkan tekanan pada

diskus menyebabkan nyeri di leher dan perbatasan medial skapula.

FAKTOR PREDISPOSISI TIMBULNYA CERVICAL ROOT SYNDROME

Bisa bermacam-macam faktor yang menimbulkan radikulopati cervikalis antara lain:1

1. Tekanan

2. Stres

3. Postur

6

Page 7: Lapkas Rm Crs

4. Bekerja dengan posisi leher yang menetap dalam waktu lama

5. Tidur dengan bantal yang tinggi

6. Berbaring dengan leher yang fleksi sementara membaca/nonton TV.

DIAGNOSIS

Anamnesis

Dalam menanggapi keluhan tentang nyeri tengkuk perlu ditanyakan lebih

lanjut mengenai ada tidaknya penjalaran nyeri serta daerah-daerah kulit yang

parestetik/hipestetik. Biasanya pertanyaan yang harus diajukan untuk melakukan

anamnesa pada penderita dengan keluhan nyeri tengkuk ialah:1

- Apakah keluhan itu didahului dengan trauma atau tidak

- Apakah datangnya mendadak atau perlahan-lahan

- Mengenai waktu dan lamanya: sudah berapa lama sakitnya

- Apakah sakitnya konstan atau intermiten

- Apakah sakitnya menjadi lebih berat atau sama seperti waktu pertama

kali terjadi

- Karakteristik sakitnya : apakah rasa terbakar, nyut-nyutan atau rasa

seperti ditusuk-tusuk

- Lokasi sakitnya : apakah menjadi hebat jika berdiri, duduk atau

berbaring

- Apakah sakitnya lebih berat kalau bergerak atau tidak bergerak

- Apakah ada gangguan sensibilitas

- Apakah ada gangguan fungsi BAB dan BAK

- Apakah penderita mempunyai problem sebelumnya

- Apakah ada keluarga penderita yang mempunyai keluhan yang sama

- Apakah sakitnya bertambah jika berada dirumah, ditempat kerja atau

dimobil

- Apakah akhir-akhir ini penderita mengalami stress fisik atau

emosional

7

Page 8: Lapkas Rm Crs

Disamping pertanyaan-pertanyaan diatas, harus ditanyakan juga riwayat

kebiasaan penderita seperti : cara tidur, bekerja pada posisi yang menetap cukup lama

dan lain-lain.1

Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik umumnya diperlukan untuk mengetahui penyakit penyerta

sedangkan pemeriksaan neurologis untuk mengetahui hal-hal yang lebih khusus.1

Pemeriksaan neurologis berupa : fungsi motorik, lingkup gerak sendi,

sensorik, dan refleks.

Pemeriksaan khusus untuk nyeri tengkuk ini yaitu :1

1. Tes Naffziger

2. Tes Distraksi

3. Tes Kompresi

4. Tes Valsava

5. Tes Adson

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan, antara lain:1

1. Foto rontgen yang perlu dibuat harus mencakup foto dengan proyeksi

anteroposterior, lateral, obique kanan dan kiri.

2. EMG

3. CT Scan

4. MRI

PROBLEM REHABILITASI1

Nyeri dan atau tanpa keterbatasan ROM leher, kekakuan otot-otot leher dan

punggung, dan kelemahan otot

PENANGANAN REHABILITASI MEDIK

Medikamentosa1 : Analgetik , Muscle relaxan. Transquilizer, dan Neuroroborantia.

Program Rehabilitasi Medik

8

Page 9: Lapkas Rm Crs

Fisioterapi: Terapi panas seperti infra red/ hot packs, diatermi ( MWD, SWD, USD),

terapi listrik / TENS, massage, traksi leher, Hidroterapi, dan latihan isometrik otot

leher.1

Okupasi Terapi: Latihan AKS, latihan prevokasional, proper body mechanism, dan

latihan dengan aktivitas.1

Ortotis Prosteti: Biasa dipakai cervical collar, apabila nyeri menetap, tapi harus

diiringi dengan latihan-latihan. Fungsinya untuk support, perlindungan, kestabilan,

imobilisasi, mengurangi nyeri dan sebagai alat pengingat.1

Psikolog: Mengadakan evaluasi dan mengobati gangguan mental akibat penyakit

untuk meningkatkan motivasi serta berusaha mengatasi penyakitnya.1

Petugas Sosial Medik: Petugas memberikan bantuan kepada penderita demi

menghadapi masalah sosial yang mempengaruhi penderita dalam hubungan dengan

penyakit dan penyembuhan.1

9

Page 10: Lapkas Rm Crs

LAPORAN KASUS

A. IDENTITAS PENDERITA

Nama : Ny. PP

Umur : 24 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Protestan

Suku : Minahasa

Pekerjaan : IRT

Alamat : Paslaten

Tanggal Periksa : 13 Februari 2012

B. ANAMNESIS

Jenis Anamnesis: Autoanamnesis

Keluhan Utama : Nyeri pada tengkuk

Nyeri pada tengkuk dialami penderita sejak ± 1 bulan yang lalu SMRS, bersifat

hilang timbul. Nyeri tengkuk dirasakan penderita seperti tertusuk-tusuk dan kaku.

Nyeri dirasakan menjalar sampai ke lengan dan jari-jari tangan kanan serta terasa

kram-kram pada lengan bawah kanan dan jari-jari tangan kanan terutama pada

malam hari. Penderita merasakan nyeri di tengkuknya menghebat bila penderita

menengok ke kiri. Nyeri terutama dirasakan pada saat beraktivitas dan kecapaian.

Nyeri berkurang pada saat penderita beristirahat.. Sakit kepala, pusing, panas, mual

dan muntah tidak dialami penderita. Riwayat minum obat penghilang rasa nyeri tidak

ada. Riwayat mengangkat alat berat tidak ada Riwayat trauma tidak ada. BAB/BAK :

biasa.

Riwayat penyakit dahulu:

Riwayat MRS 1 bulan yang lalu dengan keluhan nyeri kepala yang hebat.

Penyakit darah tinggi, penyakit gula, penyakit jantung, kolesterol, asam urat,

disangkal penderita.

10

Page 11: Lapkas Rm Crs

Riwayat penyakit keluarga :

Hanya penderita yang sakit seperti ini

Riwayat Kebiasaan :

Riwayat berbaring lama dengan posisi bantal tinggi ada. Penderita tidak

mempunyai kebiasaan merokok dan minum minuman beralkohol.

Riwayat sosial ekonomi :

Penderita tinggal bersama suami dan seorang anak. Penderita tinggal dirumah

semipermanen. WC dan kamar mandi terletak didalam rumah dengan tipe jongkok.

Sumber air minum PAM dan sumber listrik PLN.

C. PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis

Keadaan umum : Tampak sakit ringan

Kesadaran : Kompos Mentis

Tanda Vital : Tekanan darah = 120/80 mmHg Nadi = 80 x/menit

Respirasi = 20 x/menit Suhu = 36,5oC

Kepala : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik,

pupil bulat isokor kiri=kanan

Leher : Trakea letak tengah tidak ada pembesaran kelenjar getah bening

Thorax : Jantung : Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak

Palpasi : Iktus kordis tidak kuat angkat

Perkusi : batas jantung dalam batas normal

Auskultasi : SI-SII normal, bising tidak ada

Paru : Inspeksi: gerakan pernafasan simetris kiri=kanan

Palpasi : stem fremitus kiri=kanan

Perkusi : sonor kiri=kanan

Auskultasi : suara pernafasan vesikuler, Ronki

tidak ada, wheezing tidak ada.

Abdomen : Inspeks : tampak datar, lemas

11

Page 12: Lapkas Rm Crs

Palpasi : dinding perut supel, tonus otot abdomen normal

Hepar dan lien tidak teraba

Perkusi : timpani

Auskultasi : peristaltik positif normal

Ekstremitas: Akral hangat.

Pemeriksaan Status Neuromuskular

Status Ekstremitas Superior

Dextra Sinistra

Gerakan Normal Normal

Kekuatan otot 5/5/5/5 5/5/5/5

Tonus otot Normal Normal

Atrofi otot (-) (-)

Refleks fisiologis (+)Normal (+)Normal

Refleks patologis (-) (-)

Sensibilitas Hipoestesi

C4,C5,C6,C7,C8

Normal

Miotom ekstremitas superior

Miotom Dextra Sinistra

C5 5 5

C6 5 5

C7 5 5

C8 5 5

T1 5 5

12

Page 13: Lapkas Rm Crs

Status lokalis region cervikalis:

Inspeksi : edema (-), atrofi (-) deformitas (-)

Palpasi : kalor (-), krepitasi (-), nyeri tekan (+), spasme otot (+) pada

C5,C6,C7

Tes provokasi:

Kompresi : (+)

Tes Spurling : (+)

Distraksi : (+)

Nafziger : (+)

Valsava : (+)

VAS :

0 7 10

ROM Cervical :

Dekstra Sinistra Normal

Fleksi 0-300 Nyeri 450

Ekstensi 200 450

Laterofleksi 450 350 Nyeri 450

Rotasi 450 350 Nyeri 700

ROM Shoulder

Dekstra Sinistra Normal

Fleksi 1700 1700

Ekstensi 600 600

Abduksi 1700 1700 1700

Adduksi 400 400 400

External rotasi 900 900

13

Page 14: Lapkas Rm Crs

Internal rotasi 700 700

DIAGNOSIS

Klinis : Cervical Root Syndrome

Topis : susp. Cervical?

Etiologi : Entrapment Radikulopati

Fungsional : Impairment

Anjuran :

X-foto cervical AP/Lateral/Oblique

Penatalaksanaan Rehabilitasi Medik

Fisioterapi

o Evaluasi

- Kontak dan pemahaman baik

- Keterbatasan LGS pada regio cervikal

- Nyeri pada regio cervical

- Spasme otot paracervikal

o Program

- MWD Regio Cervical

- Gentle massages cervical

- TENS

- Stretching genue

Okupasi Terapi

o Evaluasi

- Kontak dan pemahaman baik

- Keterbatasan LGS

14

Page 15: Lapkas Rm Crs

- Keterbatasan AKS

o Program : Propper Neck Mechanism

Ortotik Prostetik

Saat ini belum dibutuhkan penderita.

Psikologi

o Evaluasi

- Kontak, komunikasi dan pengertian baik, motivasi untuk

berobat dan latihan baik, tidak ada masalah dalam keluarga

o Program

- Memberikan pengertian kepada pasien dan keluarga bahwa

proses rehabilitasi memerlukan waktu.

- Memberikan motivasi agar penderita rajin melakukan latihan

dirumah seperti yang telah di ajarkan dan dianjurkan untuk

control secara teratur dalam melakukan terapi

Sosial Medik

o Evaluasi

- Kontak dan pemahaman baik.

- Biaya perawatan di rumah sakit ditanggung JAMKESMAS.

o Program

- Memberikan motivasi, edukasi, bimbingan kepada penderita

untuk tetap semangat dalam berobat dan berlatih secara teratur.

PROGNOSIS

Quo ad vitam : Dubia ad bonam

Qu ad functionam : Dubia ad bonam

Quo ad sanationam : Dubia ad bonam

15

Page 16: Lapkas Rm Crs

16

Page 17: Lapkas Rm Crs

DAFTAR PUSTAKA

1. Angliadi LS, Sengkey L, Gessal J, Mogi J. Buku diktat Ilmu Kedokteran

Fisik dan Rehabilitasi. 2006. Manado. Hal 50-54

2. Anonymous. Cervical Root Syndrome. Cited: Februari, 13th 2012.

Available from:http://bimaariotejo.wordpress.con/2009/05/31/cervical-

rootsyndrome

3. Gerard A Malanga, MD. Cervical Radiculopathy. Cited: February, 13th

2012. Available from http://emedicine.medscape.com/article/94118-

clinical#showall

4. Anonymous. Pendekatan Diagnosis dan Tatalaksana pada Radikulopati

Servikal. Cited: February, 13th 2012. Available from:

http://www.fisioindonesia.com/f/8591-pendekatan-diagnosis-raralaksana-

radikulopati-servikal.

5. Simon Carette, MD, MPhil. Cervical Radiculopathy. Cited: February, 13th

2012. Available from http://enotes.tripod.com/cervical_radiculopathy.pdf

17