word 2003 omsk benigna

33
BAB I PENDAHULUAN Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) atau yang biasa disebut “congek” adalah radang kronis telinga tengah dengan adanya lubang (perforasi) pada gendang telinga (membran timpani) dan riwayat keluarnya cairan (sekret) dari telinga (otorea) lebih dari 2 bulan, baik terus menerus atau hilang timbul. Sekret mungkin serous, mukous, atau purulen. Otitis media supuratif kronik merupakan penyakit THT yang paling banyak ditemukan di negara sedang berkembang. Secara umum, insiden OMSK dipengaruhi oleh ras dan faktor sosioekonomi. Prevalensi OMSK di Indonesia adalah 3,8% dan termasuk dalam klasifikasi tinggi dibandingkan dengan beberapa negara lain. Berdasarkan Survei Nasional Kesehatan Indera Penglihatan dan Pendengaran oleh Departemen Kesehatan R.I tahun 1994-1996, angka kesakitan (morbiditas) Telinga, Hidung, dan Tenggorok (THT) di Indonesia sebesar 38,6% dengan prevalensi morbiditas tertinggi pada kasus telinga dan gangguan pendengaran yaitu sebesar 38,6% dan prevalensi otitis media supuratif kronis antara 2,1-5,2%. OMSK dapat terbagi atas 2, yaitu otitis media supuratif kronik tubotimpani dan otitis media supuratif kronik atikoantral. OMSK atikoantral

Upload: anisah-noviariyanti

Post on 12-Jan-2016

8 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

AHHSA

TRANSCRIPT

Page 1: Word 2003 Omsk Benigna

BAB I

PENDAHULUAN

Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) atau yang biasa disebut “congek”

adalah radang kronis telinga tengah dengan adanya lubang (perforasi) pada

gendang telinga (membran timpani) dan riwayat keluarnya cairan (sekret) dari

telinga (otorea) lebih dari 2 bulan, baik terus menerus atau hilang timbul.

Sekret mungkin serous, mukous, atau purulen.

Otitis media supuratif kronik merupakan penyakit THT yang paling

banyak ditemukan di negara sedang berkembang. Secara umum, insiden

OMSK dipengaruhi oleh ras dan faktor sosioekonomi. Prevalensi OMSK di

Indonesia adalah 3,8% dan termasuk dalam klasifikasi tinggi dibandingkan

dengan beberapa negara lain. Berdasarkan Survei Nasional Kesehatan Indera

Penglihatan dan Pendengaran oleh Departemen Kesehatan R.I tahun 1994-

1996, angka kesakitan (morbiditas) Telinga, Hidung, dan Tenggorok (THT) di

Indonesia sebesar 38,6% dengan prevalensi morbiditas tertinggi pada kasus

telinga dan gangguan pendengaran yaitu sebesar 38,6% dan prevalensi otitis

media supuratif kronis antara 2,1-5,2%.

OMSK dapat terbagi atas 2, yaitu otitis media supuratif kronik

tubotimpani dan otitis media supuratif kronik atikoantral. OMSK atikoantral

merupakan bentuk yang paling berbahaya karena sifatnya yang dapat

mendestruksi jaringan sekitar sehingga dapat menimbulkan komplikasi yang

lebih berat.

OMSK merupakan salah satu penyakit yang sering ditemukan di

poliklinik, maka dari itu penulis akan membahas laporan kasus mengenai

OMSK.

Page 2: Word 2003 Omsk Benigna

BAB II

STATUS PASIEN

2.1. Identitas

Nama anak : An. F

Umur anak : 3,9 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Kp jembatan-Penggilingan

2.2. Anamnesis : Autoanamnesis (Orang tua An. F)

Keluhan Utama :

Keluar cairan lengket berwarna putih pada telinga sebelah kiri sejak ± 3 hari

yang lalu

Riwayat Perjalanan Penyakit :

Sejak ± 3 hari yang lalu telinga sebelah kiri mengeluarkan cairan lengket

berwarna putih tapi tidak disertai darah, cairan keluar setiap hari, cairan yang

keluar tidak terlalu banyak. 5 hari yang lalu pasien mengeluh telinganya sakit,

tidur pasien menjadi gelisah, dan badan sedikit demam. Selain itu ibu pasien

juga mengatakan bahwa dahulu telinga kiri pasien juga pernah mengeluarkan

cairan yang sama namun sekarang sudah tidak lagi.

Pada saat ini pasien sedang mengalami batuk dan pilek. Pasien tidak

mengalami mimisan. Nafsu makan pasien mengalami penurunan.

Riwayat Penyakit Dahulu

- Pasien mempunyai keluar cairan sebelumnya

- Pasien mempunyai riwayat sering batuk pilek

- Riwayat trauma kepala tidak ada.

Riwayat Alergi

Tidak ada

Page 3: Word 2003 Omsk Benigna

PEMERIKSAAN Fisik

Keadaan umum : Sakit ringan

Kesadaran : Composmentis

Tanda vital

Nadi : 88 x / menit, kuat, reguler.

Pernapasan : 22 x/menit

Suhu : 36,9 °C

Kepala : normocephal

Mata : sklera ikterik (-/-)

Mulut : bibir kering (-), sianosis (-), pucat (-)

Thorax : simetris, retraksi (-/-), massa (-/-), scar (-/-)

Abdomen : cembung (-), massa (-), scar (–)

Ekstremitas : udem (-/-)

Kulit : scar (-)

Status Lokalis THT

1. Telinga

Tabel 2.1 pemeriksaan telinga

Dextra Aurikula Sinistra

Normotia, helix sign (-),

tragus sign (-)

AurikulaNormotia, helix sign (-), tragus

sign (-)

Preaurikula appendege (-)

tanda radang(-), pus(-),

nyeri tekan(-), fistula(-)

PreaurikulaPreaurikula appendege (-)

tanda radang(-), pus(-), nyeri

tekan(-), fistula(-)

Tenang, udem(-), fistel(-),

sikatriks(-), nyeri tekan(-)Retroaurikula

Tenang, udem(-), fistel(-),

sikatriks(-), nyeri tekan(-)

Hiperemis(-), udem(-),

sekret(-), serumen (-),

massa(-)

MAE Hiperemis(-), udem(-),

serumen(+), sekret(+)

berwarna putih sedikit

kekuningan dan tidak berbau

Page 4: Word 2003 Omsk Benigna

busuk, massa (-)

Intak, reflek cahaya (-),

perforasi (-), hiperemis (+)

Membran timpanireflek cahaya(-), perforasi(-),

hiperemis (+)

Tidak diuji Uji Rinne Tidak diuji

Tidak diuji Uji Weber Tidak diuji

Tidak diuji Uji Schwabach Tidak diuji

Interpretasi : Membran timpani telinga kanan hiperemis, refleks cahaya

negatif. Membrane timpani kiri mengalami perforasi pada pars tensa

2. Hidung

Tabel 2.2 Pemeriksaan hidung

Dextra Rhinoskopi anterior Sinistra

Sedikit hiperemis Mukosa Sedikit hiperemis

(+) Sekret (+)

Eutrofi Konka inferior Eutrofi

Deviasi (-) Septum Deviasi (-)

(-) Massa (-)

(+) Passase udara (+)

a. Sinus paranasal

1) Inspeksi : pembengkakan pada wajah (-), sudut medial mata (-),

dahi (-)

2) Palpasi : nyeri tekan kedua pipi (-), dahi (-), sudut medial mata

(-)

b. Rinoskopi posterior : tidak dilakukan

3. Tenggorok

cc

Page 5: Word 2003 Omsk Benigna

Tabel 2.3 Pemeriksaan Orofaring

Dextra Pemeriksaan Orofaring Sinistra

Mulut

Tenang Mukosa mulut Tenang

Bersih, basah Lidah Bersih, basah

Tenang Palatum molle Tenang

Karies (-) Gigi geligi Karies (-)

Simetris Uvula Simetris

Tonsil

Tenang Mukosa Tenang

T1

Besar

T1

tidak melebar Kripta tidak melebar

- Detritus -

- Perlengketan -

Faring

Tenang Mukosa Tenang

- Post nasal drip -

Tabel 2.4 Pemeriksaan Nasofaring

Nasofaring (Rhinoskopi posterior)

Konka superior Tidak dilakukan

Torus tubarius Tidak dilakukan

Fossa Rossenmuller Tidak dilakukan

Muara tuba eustachius Tidak dilakukan

Page 6: Word 2003 Omsk Benigna

Tabel 2.5 Pemeriksaan Laringofaring

Laringofaring (Laringoskopi indirect)

Epiglotis Tidak dilakukan

Plika ariepiglotika Tidak dilakukan

Plika ventrikularis Tidak dilakukan

Plika vokalis Tidak dilakukan

Rima glotis Tidak dilakukan

Diagnosis kerja

Otitis Media Supuratif Kronik Benigna Aurikularis Sinistra .

2.4 Penatalaksanaan

Larutan H202 3% diberikan untuk 3-5 hari

Setelah sekret berkurang diberikan tetes telinga yang mengandung antibiotik

dan kortikosteroid selama1-2 minggu.

Jika sudah tenang diberikan antibiotika oral Ampicilin atau Eritromisin bila

pasien alergi terhadap Penicillin. Jika dicurigai resisten maka diberikan

ampicilin asam klavulanat. Namun cara pemilihan antibiotika yang paling

baik ialah berdasarkan kultur kuman penyebab dan uji resistensi.

Bila sekret telah kering, tetapi perforasi masih ada setelah diobservasi selama

2 bulan maka dilakukan miringoplasti atau timpanoplasti.

Edukasi :

Hindari air masuk ke telinga ketika mandi

Hindari aktivitas yang berhubungan dengan air yang memungkinkan air

masuk ke telinga seperti berenang

Nutrisi yang cukup dan seimbang untuk mencegah penyakit ISPA

2.5 Prognosis

Quo ad vitam : bonam

Quo ad fungsionam : dubia ad bonam

Page 7: Word 2003 Omsk Benigna

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 ANATOMI

Gambar. Anatomi Telinga Manusia

Telinga Luar

Telinga luar terdiri dari auricula atau daun telinga dan meatus

acusticus externus atau liang telinga sampai membrana timpani.

Page 8: Word 2003 Omsk Benigna

Daun telinga terdiri dari tulang rawan elastin dan kulit.Liang telinga

berbentuk huruf S, dengan rangka tulang rawan pada sepertiga bagian luar,

sedangkan dua pertiga bagian dalam rangkanya terdiri dari tulang.

Panjangnya kira-kira 2 ½ - 3 cm.Pada sepertiga bagian luar kulit liang

telinga terdapat banyak kelenjar serumen(modifikasi kelenjar keringat =

kelenjar serumen) dan rambut. Kelenjar keringat terdapat pada seluruh

kulit liang telinga.Pada duapertiga bagian dalamnya sedikit dijumpai

kelenjar serumen.

Membrana timpani adalah suatu bangunan berbentuk kerucut dengan

puncaknya, umbo, mengarah ke medial. Membrana timpani umumnya

bulat. Penting untuk disadari bahwa bagian dari rongga telinga tengah

yaitu epitimpanum yang mengandung korpus maleus dan inkus, meluas

melampauibatas atas membrana timpani, dan bahwa ada bagian hipo

timpanum yang meluas melampaui batas bawah membrana timpani.

Membrana timpani tersusun oleh suatu lapisan epidermis di bagian luar,

lapisan fibrosa di bagian tengah di mana tangkai maleus dilekatkan dan

lapisan mukosa bagian dalamlapisan fibrosa tidak terdapat diatas prosesus

lateralis maleus dan ini menyebabkan bagian membrana timpani yang

disebut membrana Shrapnell menjadi lemas (flaksid).

Bayangan penonjolan bagian bawah maleus pada membrane timpani

disebut sebagai umbo.Dari umbo bermula suatu refleks cahaya (cone of

light) kearah bawah, yaitu pada pukul 7 untuk membran timpani kiri dan

pukul 5 untuk membrane timpani kanan.Refleks cahaya ialah cahaya dari

luar yang dipantulkan oleh membran timpani.Pada membrane timpani

terdapat 2 macam serabut, yaitu sirkuler dan radier.Serabut inilah yang

menyebabkan timbulnya refleks cahaya yang berupa kerucut.

Gambar. Membran timpani sinistra

Page 9: Word 2003 Omsk Benigna

Telinga tengah yang terisi udara dapat dibayangkan sebagai suatu

kotak dengan enam isi. Dinding posteriornya lebih luas daripada dinding

anterior sehingga kotak tersebut berbentuk baji. Promontorium pada

dinding medial meluas ke lateral ke arah umbo dari membran timpani

sehingga kotak tersebut lebih sempit pada bagian tengah.

Telinga tengah berbentuk kubus dengan:

Batas luar : membran timpani

Batas depan : tuba eustachius

Batas bawah : vena jugularis (bulbus jugularis)

Batas belakang : auditus ad antrum, kanalis fasialis pars vertikalis

Batas atas : tegmen timpani (meningen/ otak)

Batas dalam : berturut-turut dari atas ke bawah, kanalis semi

sirkularis horizontal, kanalis fasialis, tingkap lonjong (oval window),

tingkap bundar (round window), dan promontorium.

Dinding superior telinga tengah berbatasan dengan lantai fossa kranii

media. Pada dinding bagian atas dinding posterior terdapat auditus ad

antrum tulang mastoid dan dibawahnya adalah saraf fasialis. Otot

stapedius timbul pada daerah saraf fasialis dan tendonnya menembus

melalui suatu piramid tulang menuju ke leher stapes. Saraf korda timpani

timbul dari saraf fasialis di bawah stapedius dan berjalan ke lateral depan

menuju inkus tetapi di medial maleus, untuk keluar dari telinga tengah

lewat sutura petrotimpanika. Korda timpani kemudian bergabung dengan

saraf lingualis dan menghantarkan serabut-serabut sekretomotorik ke

ganglion submandibularis dan serabut-serabut pengecap dari duapertiga

anterior lidah.

Dasar telinga tengah adalah atap bulbus jugularis yang berada di

sebelah superolateral menjadi sinus sigmoideus dan lebih ke tengah

menjadi sinus transversus. Keduanya adalah aliran vena utama rongga

tengkorak. Cabang aurikularis saraf vagus masuk ke telinga tengah dari

dasarnya. Bagian bawah dinding anterior adalah kanalis karotikus. Di atas

kanalis tersebut, muara tuba eustakius dan otot tensor timpani yang

Page 10: Word 2003 Omsk Benigna

menmpati daerah superior tuba kemudian membalik, melingkari prosesus

kokleariformis dan berinsersi pada leher maleus.

Bangunan yang paling menonjol pada dinding medial adalah

promontorium yang menutup lingkaran koklea yang pertama. Saraf

timpanikus berjalan melintas promontorium. Kanalis falopii bertulang

yang dilalui saraf fasialis terletak di atas fenestra ovalis mulai dari

prosesus kokleariformis di anterior hingga piramid stapedius di posterior.

Rongga mastoid berbentuk seperti piramid dengan puncak mengarah ke

kaudal. Atap mastoid adalah fossa kranii media. Dinding medial adalah

dinding lateral fossa kranii posterior. Sinus sigmoideus terletak di bawah

dura mater pada daerah tersebut. pada dinding anterior mastoid terdapat

aditus ad antrum. Tonjolan kanalis semi sirkularis lateralis menonjol ke

dalam antrum. Di bawah ke dua patokan ini berjalan saraf fasialis dalam

kanalis tulangnya untuk keluar dari tulang temporal melalui foramen

stilomastoideus di ujung anterior krista yang dibentuk oleh insersio otot

digastrikus. Dinding lateral mastoid adalah tulang subkutan yang dengan

mudah dapat dipalpasi di posterior aurikula.

Page 11: Word 2003 Omsk Benigna

Tuba eustachius menghubungkan rongga telinga tengah dengan

nasofaring. Bagian lateral tuba eustakius adalah bagian yang bertulang.

Sementara duapertiga bagian medial bersifat kartilaginosa. Origo otot

tensor timpani terletak di sebelah atas bagian bertulang, sementara kanalis

karotikus terletak di bagian bawahnya. Bagian bertulang rawan berjalan

melintasi dasar tengkorak untuk masuk ke faring di atas otot levator

palatinum dan tensor palatinum yang masing-masing disarafi pleksus

faringeal dan saraf mandibularis. Tuba eustakius berfungsi untuk

menyeimbangkan tekanan udara pada kedua sisi membrana timpani.

Telinga Dalam

Telinga dalam terdiri dari: koklea( rumah siput ) yang berupa dua

setengah lingkaran dan vestibuler yang terdiri dari tiga buah kanalis

semisirkularis). Dan Labyrinthus membranaseus (labirin membran)

terdiri dari utrikulus dan sakulus, 3 duktus semisirkularis dan duktus

koklearis.Ujung atau puncak koklea disebut helikotrema, menghubungkan

perilimfa skala timpani dengan skala vestibuli.

Gambar. Labirin

Kanalis semisirkularis saling berhubungan secara tidak lengkap dan

membentuk lingkaran yang tidak lengkap.Pada irisan melintang koklea

tampak skala vestibule di sebelah atas, skala timpani di sebelah bawah dan

skala media (duktus koklearis) diantaranya.Skala vestibuli dan skala

timpani berisi perilimfa, sedangkan skala media berisi endolimfa. Ion dan

garam yang terdapat di perilimfa berbeda dengan endolimfa. Hal ini

penting untuk pendengaran. Dasar skala vestibule disebut sebagai

Page 12: Word 2003 Omsk Benigna

membranevestibule ( Reissner’s membrane ) sedangkan dasar skala media

adalah membran basalis. Pada membrane ini terletak organ corti.

Pada skala media terdapat bagian yang berbentuk lidah yang disebut

membrane tektoria, dan pada membrane basalis melekat sel rambut yang

terdiri dari sel rambut dalam, sel rambut luar dan kanalis corti, yang

membentuk organ corti.

3.2 Otitis Media Supuratif Kronik

a. Definisi OMSK

Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) dahulu disebut dengan Otitis

Media Perforasi (OMP), yaitu infeksi kronis di telinga tegah dengan

perforasi membran timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah

terus-menerus atau hilang timbul. Sekret mungkin encer atau ketal, bening

atau berupa nanah.

b. Letak Perforasi

Letak perforasi di membran timpani penting untuk menentukan tipe/jenis

OMSK. Perforasi membran timpani dapat ditemukan di daerah sentral,

marginal atau atik. Pada perforasi sentral, perforasi terdapat di pars tensa,

sedangkan di seluruh tepi perforasi masih ada sisa membran timpani. Pada

perforasi marginal sebagian tepi perforasi langsung berhubungan dengan

anulus atau sakulus timpanikum. Perforasi atik ialah perforasi yang terletak

di pars flaksida.Jenis-Jenis Perforasi dapat dibagi menjadi:

1) Perforasi Sentral kecil 2) Perforasi Sentral (Sub Total)

3) Perforasi Atik 4) Perforasi Postero Superior

Page 13: Word 2003 Omsk Benigna

c. Klasifikasi OMSK

Jenis OMSK terbagi atas 2 jenis:

1. OMSK tipe Benigna

Proses peradangannya terbatas pada mukosa saja dan biasanya

tidak mengenai tulang.Perforasi terletak di sentral. Umumnya OMSK

tipe benigna jarang menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Pada

OMSK tipe benigna tidak terdapat kolesteatoma.

2. OMSK tipe Maligna

Merupakan OMSK yang disertai dengan kolesteatoma.

Kolesteatoma adalah suatu kista epitelial yang berisi deskuamasi

epitel (keratin). Kolesteatom dapat dibagi atas 2 tipe yaitu kongenital

dan didapat.OMSK tipe maligna dikenal juga dengan OMSK tipe

berbahaya atau OMSK tipe tulang. Perforasi pada OMSK tipe

maligna letaknya di atik atau marginal, kadang-kadang terdapat juga

kolesteatoma pada OMSK dengan perforasi yang berbahaya atau fatal

timbul pada OMSK tipe maligna.

d. Epidemiologi

Prevalensi OMSK pada beberapa negara antara lain dipengaruhi

kondisi sosial, ekonomi, suku, tempat tinggal yang padat, higienis dan

nutrisi yang jelek. Kebanyakan prevalensi OMSK dilaporkan pada anak

termasuk anak yang mempunyai kolesteatom, tetapi tidak mempunyai data

yang tepat, apalagi insiden OMSK saja, tidak ada data yang tersedia.

e. Etiologi

Terjadi OMSK hampir selalu dimulai dengan otitis media berulang

pada anak, jarang dimulai setelah dewasa.Faktor infeksi biasanya berasal

dari nasofaring (adenoiditis, tonsilitis, rinitis, sinusitis), mencapai telinga

tengah melalui tuba Eustachius.

f. Patogenesis dan Patologi

Page 14: Word 2003 Omsk Benigna

Karena OMSK didahului OMA, maka penjelasan tentang

patofisiologi OMSK, akan dijelaskan dengan patofisiologi terjadinya

OMA. OMA biasanya disebabkan oleh Infeksi di Saluran Nafas Atas

(ISPA), umumnya terjadi pada anak karena keadaan tuba eustakius , yang

sangat berperan penting dalam patofisiologi OMA pada anak berbeda

dengan orang dewasa. Tuba eustakius pada anak lebih pendek, lebih

horizontal dan relatif lebih lebar daripada dewasa.

g. Gejala Klinis

1. Telinga Berair (Otorrhoe)

Sekret bersifat purulen atau mukoid tergantung stadium

peradangan.Pada OMSK tipe jinak, cairan yang keluar mukopus yang

tidak berbau busuk yang sering kali sebagai reaksi iritasi mukosa

telinga tengah oleh perforasi membran timpani dan infeksi.Keluarnya

sekret biasanya hilang timbul.Pada OMSK stadium inaktif tidak

dijumpai adannya sekret telinga.Pada OMSK tipe ganas unsur mukoid

dan sekret telinga tengah berkurang atau hilang karena rusaknya

Page 15: Word 2003 Omsk Benigna

lapisan mukosa secara luas.Sekret yang bercampur darah

berhubungan dengan adanya jaringan granulasi dan polip telinga dan

merupakan tanda adanya kolesteatom yang mendasarinya.Suatu sekret

yang encer berair tanpa nyeri mengarah kemungkinan tuberkulosis.

2. Gangguan Pendengaran

Biasanya dijumpai tuli konduktif namun dapat pula bersifat

campuran.Beratnya ketulian tergantung dari besar dan letak perforasi

membran timpani serta keutuhan dan mobilitas sistem pengantaran

suara ke telinga tengah.Pada OMSK tipe maligna biasanya didapat

tuli konduktif berat.

3. Otalgia (Nyeri Telinga)

Pada OMSK keluhan nyeri dapat karena terbendungnya

drainase pus.Nyeri dapat berarti adanya ancaman komplikasi akibat

hambatan pengaliran sekret, terpaparnya durameter atau dinding sinus

lateralis, atau ancaman pembentukan abses otak.Nyeri merupakan

tanda berkembang komplikasi OMSK seperti Petrositis, subperiosteal

abses atau trombosis sinus lateralis.

4. Vertigo

Keluhan vertigo seringkali merupakan tanda telah terjadinya

fistel labirin akibat erosi dinding labirin oleh kolesteatom. Vertigo

yang timbul biasanya akibat perubahan tekanan udara yang mendadak

atau pada panderita yang sensitif keluhan vertigo dapat terjadi hanya

karena perforasi besar membran timpani yang akan menyebabkan

labirin lebih mudah terangsang oleh perbedaan suhu. Penyebaran

infeksi ke dalam labirin juga akan meyebabkan keluhan vertigo.

Vertigo juga bisa terjadi akibat komplikasi serebelum.

Tanda-tanda klinis OMSK tipe maligna yang perlu

diperhatikan mengingat OMSK tipe ini seringkali menimbulkan

Page 16: Word 2003 Omsk Benigna

komplikasi yang berbahaya, maka perlu ditegakkan diagnosis dini

yang menjadi pedoman yaitu adanya perforasi pada marginal atau

pada atik.Sedangkan pada kasus yang lanjut dapat terlihat adanya

Abses atau fistel retroaurikular, jaringan granulasi atau polip diliang

telinga yang berasal dari kavum timpani, pus yang selalu aktif atau

berbau busuk (aroma kolesteatom) dan foto rontgen mastoid adanya

gambaran kolesteatom.

h. Diagnosis OMSK

1. Anamnesis

Gejala yang dikeluhkan diantaranya adalah otorrhoe dan

supurasi kronik telinga tengah yang umumnya bersifat purulen

(kental, putih) atau mukoid (seperti air dan encer). Sekret yang sangat

bau, berwarna kuning abu-abu kotor memberi kesan kolesteatoma dan

produk degenerasinya. Bakteri penginfasi sekunder, seperti

stafilokokus, Proteus vulgaris, dan Pseudomonas aeruginosa, serta

sejumlah bakteri anaerob yang merupakan bagian dari flora campuran,

selalu ditemukan dalam sekret telinga kronik. Jika sekret encer berbau

busuk dan bercampur darah, maka perlu dipertimbangkan

kemungkinan keganasan.

Gejala penting lainnya adalah gangguan pendengaran, yang

biasanya konduktif namun dapat pula bersifat campuran. Nyeri tidak

lazim dikeluhkan, namun jika ada mungkin akibat hambatan

pengaliran sekret, terpaparnya duramater, atau dinding sinus lateralis

atau adanya pembentukan abses otak.

Vertigo juga merupakan gejala serius pada OMSK. Memberi

kesan adanya fistula, akibat erosi pada labirin tulang paling sering

pada kanalis semisirkularis horizontal.

Pedoman klinik OMSK tipe bahaya adalah perforasi pada

marginal atau pada atik. Sedangkan pada kasus lanjut dapat terlihat,

abses atau fistel retroaurikuler, polip atau jaringan granulasi diliang

Page 17: Word 2003 Omsk Benigna

telinga luar yang berasal dari dalam serta terlihat kolesteatoma pada

telinga tengah.

2. Pemeriksaan otoskopi

Ototskopi dilakukan untuk melihat perforasi, letaknya dan

jenisnya, sekret yang keluar, serta ada tidaknya komplikasi

kolesteatoma.

3. Pemeriksaan audiologi

Untuk memeriksa fungsi pendengaran yakni dengan : (1) tes

penala, (2) tes berbisik, (3) Audiometri nada murni.

4. Pemeriksaan radiologi

Radiologi konvensional, foto polos radiologi, posisi Schüller

berguna untuk melihat struktur-struktur telinga tengah. Dan

pemeriksaan CT scan dapat lebih efektif menunjukkan anatomi tulang

temporal dan kolesteatoma.

i. Penatalaksanaan

Terapi OMSK

Terapi OMSK sering memerlukan waktu yang lama serta harus

berulang-ulang, karena sekret yang keluar tidak cepat kering atau selalu

kambuh lagi. Keadaan ini antara lain disebabkan oleh satu atau beberapa

keadaan, yaitu:

a. Adanya perforasi membran timpani yang permanen, sehingga telinga

tengah berhubungan dengan dunia luar.

b. Terdapat sumber infeksi di faring, nasofaring, hidung, dan sinus

paranasal.

c. Sudah terbentuk jaringan patologik yang ireversibel dalam rongga

mastoid.

Page 18: Word 2003 Omsk Benigna

d. Gizi dan higiene yang kurang.

Tipe Benigna

Prinsip terapinya ialah konservatif atau dengan medikamentosa. Bila

sekret yang keluar terus menerus, maka diberikan obat pencuci telinga,

berupa larutan H2O2 3 % selama 3-5 hari. Setelah sekret berkurang, maka

terapi dilanjutkan dengan memeberikan obat tetes telinga yang

mengandung antibiotika dan kortikosteroid. Karena semua obat tetes yang

mengandung antibiotik bersifat ototoksik. Sehingga dianjurkan

penggunaan obat tetes telinga jangan diberikan terus menerus lebih dari 1

atau 2 minggu atau pada OMSK yang sudah tenang. Secara oral diberikan

antibiotika dari golongan ampisilin, atau eritromisin (bila pasien alergi

terhadap penisilin). Pada infeksi yang dicurigai karena penyebabnya telah

resistensi terhadap ampisilin, dapat diberikan ampisilin asam klavulat.

Bila sekret telah kering, tetapi perforasi masih ada setelah observasi

selama 2 bulan, maka idealnya dilakukan miringoplasti atau timpanoplasti.

Operasi ini bertujuan untuk menghentikan infeksi secara permanen,

memperbaiki membran timpani yang perforasi, mencegah terjadinya

komplikasi atau kerusakan pendengaran yang lebih berat, serta

memperbaiki pendengaran.

Bila terdapat sumber infeksi yang menyebabkan sekret tetap ada, atau

terjadinya infeksi berulang, maka sumber infeksi harus diobati terlebih

dahulu, mungkin juga perlu melakukan pembedahan, misalnya

adenoidektomi dan tonsilektomi.

Tipe Maligna

Prinsip terapi ialah pembedahan, yaitu mastoidektomi dengan atau

tanpa timpanoplasti. Terapi konservatif dengan medikamentosa hanyalah

merupakan terapi sementara sebelum dilakukan pembedahan. Bila terdapat

abses subperiosteal retroaurikuler, maka insisi abses sebaiknya dilakukan

tersendiri sebelum kemudian dilakukan mastoidektomi.

Jenis Pembedahan pada OMSK

Page 19: Word 2003 Omsk Benigna

Ada beberapa jenis pembedahan atau teknik operasi yang dapat

dilakukan pada OMSK dengan mastoiditis kronik, baik tipe benigna atau

maligna, antara lain:

1) Mastoidektomi sederhana

Indikasi : Dilakukan pada OMSK tipe benigna yang dengan

pengobatan konservatif tidak sembuh. Dengan operasi ini dilakukan

pembersihan ruang mastoid dari jaringan patologik. Tujuan : Agar

infeksi tenang dan telinga tidak berair lagi. Pada operasi ini fungsi

pendengaran tidak diperbaiki.

2) Mastoidektomi radikal

Dilakukan pada OMSK maligna dengan infeksi atau kolesteatom yang

sudah meluas. Pada operasi ini rongga mastoid dan kavum timpani

dibersihkan dari semua jaringan patologik. Dinding batas antara liang

telinga luar dan telinga tengah dengan rongga mastoid diruntuhkan,

sehingga ketiga daerah anatomi tersebut menjadi satu ruangan.

Tujuan operasi ini ialah membuang semua jaringan patologik dan

mencegah komplikasi ke intrakranial. Fungsi pendengaran tidak

diperbaiki.

Kerugian operasi ini ialah pasien tidak diperbolehkan berenang

seumur hidupnya. Pasien harus datang dengan teratur untuk kontrol,

supaya tidak terjadi infeksi kembali.

3) Mastoidektomi radikal dengan modifikasi

Dilakukan pada OMSK dengan kolesteatom di daerah atik, tetapi

belum merusak kavum timpani. Seluruh rongga mastoid dibersihkan

dan dinding posterior liang telinga direndahkan. Tujuan operasi ialah

membuang semua jaringan patologik dari rongga mastoid, dan

mempertahankan pendengaranyang masih ada.

4) Miringoplasti

Merupakan jenis operasi timpanoplasti paling ringan, dikenal juga

dengan nama timpanoplasti tipe I. Rekonstruksi hanya dilakukan pada

membran timpani.

Page 20: Word 2003 Omsk Benigna

Tujuannya adalah mencegah berulangnya infeksi telinga tengah pada

OMSK tipe benigna dengan perforasi menetap. Dilakukan pada

OMSK benigna yang sudah tenang dengan ketulian ringan yang hanya

disebabkan oleh perforasi membran timpani.

Komplikasi : Infeksi, Kegagalan graft, Kondroitis, Trauma nervus

korda timpani, Tuli sensorineural dan vertigo, Peningkatan tuli

konduksi, Stenosis kanal auditori eksternal.

5) Timpanoplasti

Indikasi : Dilakukan pada OMSK benigna dengan kerusakan lebih

berat atau OMSK benigna yang tidak bisa ditenangkan dengan

pengobatan medikamentosa.

Tujuan : Untuk menyembuhkan penyakit serta memperbaiki

pendengaran. Pada operasi ini selain rekonstruksi membran timpani

sering kali harus dilakukan juga rekonstruksi tulang pendengaran.

Berdasarkan bentuk rekonstruksi tulang pendengaran yang dilakukan

maka dikenal istilah timpanoplasti tipe II, III, IV, V.

Sebelum rekonstruksi dikerjakan, lebih dahulu dilakukan eksplorasi

kavum timpani dengan atau tanpa mastoidektomi, untuk

membersihkan jaringan patologis. Tidak jarang pula operasi ini

terpaksa dilakukan dua tahap dengan jarak waktu 6 sampai dengan 12

bulan.

6) Timpanoplasti dengan Pendekatan ganda (Combined approach

tympanoplasty)

Merupakan teknik operasi yang dilakukan pada kasus Maligna dan

Benigna dengan jaringan granulasi yang luas. Tujuan operasi untuk

menyembuhkan penyakit serta memperbaiki pendengaran tanpa

melakukan teknik mastoidektomi radikal (tanpa meruntuhkan dinding

posterior liang telinga).

Membersihkan kolesteatoma dan jaringan granulasi di kavum timpani,

dikerjakan melalui dua jalan (cobined approach), yaitu melalui liang

telinga dan rongga mastoid dengan melakukan timpanotomi posterior.

Page 21: Word 2003 Omsk Benigna

Teknik operasi ini dilakukan pada OMSK maligna belum disepakati

oleh para ahli, karena sering terjadi kekambuhan kolesteatoma.

j. Komplikasi

Otitis media supuratif mempunyai potensi untuk menjadi serius

karena komplikasinya yang dapat mengancam kesehatan dan

menyebabkan kematian.Tendensi otitis media mendapat komplikasi

tergantung pada kelainan patologik yang menyebabkan otore. Walaupun

demikian organisme yang resisten dan kurang efektifnya pengobatan, akan

menimbulkan komplikasi. biasanya komplikasi didapatkan pada pasien

OMSK tipe maligna, tetapi suatu otitis media akut atau suatu eksaserbasi

akut oleh kuman yang virulen pada OMSK tipe benigna pun dapat

menyebabkan komplikasi.

Komplikasi intra kranial yang serius lebih sering terlihat pada

eksaserbasi akut dari OMSK berhubungan dengan kolesteatom. Adams

dkk (1989) mengemukakan klasifikasi sebagai berikut :

1. Komplikasi telinga tengah

a. Perforasi persisten membrane timpani

b. Erosi tulang pendengaran

c. Paralisis nervus fasial  

2. Komplikasi telinga dalam

a. Fistel labirin

b. Labirinitis supuratif

c. Tuli saraf ( sensorineural)

3. Komplikasi ekstradural

a. Abses ekstradural

b. Trombosis sinus lateralis

c. Petrositis

4. Komplikasi ke susunan saraf pusat

a. Meningitis

b. Abses otak

c.Hindrosefalus otitis

Page 22: Word 2003 Omsk Benigna

DAFTAR PUSTAKA

Page 23: Word 2003 Omsk Benigna

1. Adam, Boies, Higler.Boies Buku Ajar Penyakit THT.Edisi 6.Jakarta: EGC. 1997.

2. Helmi.Otitis Media Supuratif Kronis. Edisi Pertama. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

2005.

3. Paparella MM, Adams GL, Levine SC. Penyakit Telinga Tengah Dan Mastoid.

Dalam: Effendi H, Santoso K, Ed. BOIES Buku Ajar Penyakit THT. Edisi 6. Jakarta:

EGC. 1997.

4. Soepardi, Efiaty Arsyad dkk.Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung

Tenggorok Kepala Leher edisi 6.Jakarta: FKUI. 2007.