asuhan keperawatan sistem persepsi sensori omsk
TRANSCRIPT
ASUHAN KEPERAWATANPADA An. P DENGAN GANGGUAN
SISTEM PERSEPSI SENSORIOTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK
(OMSK) BENIGNA
BY : TIM A
Latar Latar BBelakangelakang
OMSK termasuk penyakit yang paling sering terjadi pada anak-anak dan sering menyebabkan ketulian, bahkan kematian (Roland et al., 2002 cit. Lee et al., 2009).
Di dunia, OMSK diketahui menjadi salah satu penyakit yang paling banyak terjadi di negara-negara berkembang, salah satunya Indonesia (Ajalloueyan, 2006 cit. Ganie, 2008).
(Pravelensi OMSK pada tahun 2012 menurut Mahadevan et al., 2012)
DefinisiDefinisi
Otitis media adalah suatu peradangan telinga tengah, otitis media dapat terjadi akibat infeksi bakteri, biasanya oleh bakteri streptococcus, pneumonia, haemophillus influenza, atau staphylococcus aureus.
(Elizabeth J. Corwin 2002: 220 dalam Hetharia P & Mulyani S, 2011).
a. Pendapat dari beberapa ahli
Otitis media kronik adalah kondisi yang berhubungan dengan patologi jaringan irreversibel dan biasanya disebabkan karena episode berulang otitis media akut
(Brunner & Suddarth, 2002: 220 dalam Hetharia P & Mulyani S, 2011).
Next...Next...
Otitis media supuratif kronik (OMSK) adalah infeksi kronik telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan keluarnya sekret dari telinga tengah lebih dari 2 bulan secara terus menerus atau hilang timbul sekret mungkin encer atau kental, bening atau nanah yang biasanya disertai dengan gangguan pendengaran
(Utami, T.F., dkk. 2010).
Next...Next...
Simpulan dari beberapa pengertian :
Otitis media supuratif kronik (OMSK) merupakan infeksi kronik telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan keluarnya sekret dari telinga tengah lebih dari 2 bulan secara terus menerus atau hilang timbul sekret mungkin encer atau kental, bening atau nanah yang biasanya disertai dengan gangguan pendengaran.
Next...Next...
Anatomi Anatomi
EtiologiEtiologi
a.Lingkunganb.Pernah mengalami otitis media
sebelumnyac. Alergid. Infeksie.Autoimunf. Gangguan fungsi tube eustachius
Pathway go to word
Manifestasi klinisManifestasi klinis
Menurut Rospa Hetharia (2011), yaitu:
a.Adanya Abses atau fistel retroaurikularb.Jaringan Granulasi atau polip di liang telinga yang berasal dari kavum timpanic.Pus yang selalu aktif berbau busuk (aroma kolesteatom)d.Foto rontgen mastoid adanya gambaran kolesteatom
KomplikasiKomplikasi
Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan Penunjang
a. Audiometrik untuk mengetahui tuli konduktif
b. Foto Rontgen untuk mengetahui patologi mastoid
c. Otoskop untuk melihat perforasi membran timpan
d. Pemeriksaan Radiologi
PPenatalaksanaanenatalaksanaan
a.Konservatif : Penanganan konservatif bertujuan untuk mengontrol proses infeksi yang berupa pembersihan telinga dan pemberian antibiotik topikal atau sistemik.
b.Operatif : Penanganan operatif dilakukan untuk eradikasi jaringan patologi yang terdapat di dalam rongga mastoid dan kavum timpani, dapat berupa mastoidektomi sederhana, mastoidektomi radikal, dan mastoidektomi radikal modifikasi.
OMSK Benigna Tenang
Keadaan ini tidak memerlukan pengobatan, dan dinasehatkan untuk jangan mengorek telinga, air jangan masuk ke telinga sewaktu mandi, dilarang berenang dan segera berobat bila menderita infeksi saluran nafas atas.
Next...Next...
OMSK Benigna Aktif
1.Pembersihan liang telinga dan kavum timpani (aural toilet) yaitu membuat lingkungan yang tidak sesuai untuk perkembangan mikroorganisme,
a. Aural toilet secara kering (dry mopping).b. Aural toilet secara basah (syringing).c. Aural toilet dengan pengisapan (suction
toilet)
Next...Next...
2. Pemberian antibiotik topikal Pemberian antibiotik secara topikal pada
telinga dengan secret yang banyak tanpa dibersihkan dulu, adalah tidak efektif. Bila sekret berkurang/tidak progresif lagi diberikan obat tetes yang mengandung antibiotik dan kortikosteroid. Dianjurkan irigasi dengan garam faal agar lingkungan bersifat asam dan merupakan media yang buruk untuk tumbuhnya kuman.
Next...Next...
3. Pemberian antibiotika sistemik Pemilihan antibiotika sistemik untuk OMSK
juga sebaiknya berdasarkan kultur kuman penyebab. Pemberian antibiotika tidak lebih dari 1 minggu dan harus disertai pembersihan sekret profus. Bila terjadi kegagalan pengobatan, perlu diperhatikan faktor penyebab kegagalan yang ada pada penderita tersebut(Sutiono W, 2012).
Next...Next...
4. Test BERA (Brainstem Evoked Response Audiometry) Test BERA adalah penilaian obyektif yang berguna pada pendengaran. Keuntungan utama dari prosedur ini adalah kemampuannya untuk menguji meskipun bayi di antaranya Audiometri konvensional mungkin tidak berguna. Penelitian ini dapat digunakan sebagai tes skrining untuk tuli pada bayi berisiko tinggi. Diagnosis dan rehabilitasi awal akan mengurangi kecacatan pada anak-anak ini.(Balasubramanian Thiagarajan, 2015)
Next...Next...
4. Test BERA (Brainstem Evoked Response Audiometry)
Test BERA adalah penilaian obyektif yang berguna pada pendengaran. Keuntungan utama dari prosedur ini adalah kemampuannya untuk menguji meskipun digunakan pada bayi. Audiometri konvensional mungkin tidak berguna. Penelitian ini dapat digunakan sebagai tes skrining untuk tuli pada bayi berisiko tinggi. Diagnosis dan rehabilitasi awal akan mengurangi kecacatan pada anak-anak ini.(Balasubramanian Thiagarajan, 2015)
Next...Next...
4. Test ACSR (Auditory Steady-State Responses)
Auditory Evoked Potentials (AEPs) sering digunakan dalam audiologi klinis untuk memperkirakan perilaku ambang nada murni pada populasi tertentu termasuk bayi, anak-anak, dan individu dengan cacat intelektual. Sebuah AEP merupakan respon yang dapat direkam dari otak setelah presentasi dari rangsangan pendengaran, seperti klik, semburan nada, dan / atau pidato. (Balasubramanian Thiagarajan, 2015)
Next...Next...
Konsep Asuhan KeperawatanKonsep Asuhan Keperawatan
2. Identitas penanggung jawab yaitu :•Nama•Umur•Jenis kelamin•Agama•Pendidikan•Pekerjaan•Hubungan dengan klien•Alamat
Pengkajian1. Identitas :•Meliputi identitas klien yaitu :•Nama lengkap•Tempat tanggal lahir•Jenis kelamin•Agama•Pendidikan•Pekerjaan•Status perkawinan•Sukubangsa•Golongan darah•Tanggal masuk RS•Tanggal pengakajian•Nomor rekam medic•Diagnosa medik•Alamat
•Keluhan utama•Riwayat kesehatan sekarang (OPQRST)•Riwayat penyakit dahulu•Riwayat kesehatan keluarga•Riwayat psikososial•Lingkungan dan tempat tinggal
Next...Next...
Keadaan umumAdakah cairan yang keluar dari telingaBagaiamana warna, bau, jumlahApakah tanda tanda radangPemeriksaan dengan otoskop tentang stadium
Pemeriksaan FisikInspeksi
Next...Next...
• Pemeriksaan diagnostik• Tes audiometri : AC menurun• X-rey : terhadap kondisi patologiMisal : cholesteatoma, kekaburan mastoid
• Pemeriksaan Pendengaran• Tes suara bisikan• Tes garputala
Next...Next...
•Diagnosa Keperawatan
•Risiko keterlambatan pengembangan berhubungan dengan gangguan pendengaran.•Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan kurangnya stimulasi.•Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi.
Next...Next...
Pembahasan Kasus
1. Identitas
a. Identitas Klien
Nama : An. P
Umur : 26 bulan 7 hari
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Cirebon
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. An. P
Umur :
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Cirebon
A. PengkajianA. Pengkajian
• Keluhan Utama
Ibu klien mengatakan, “Anak saya mengalami kurangnya pendengaran”
• Riwayat Kesehatan• Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu klien mengatakan “Pada tanggal 10 Maret 2016, An. P dibawa oleh orang tuanya ke Polilinik Anak RS X didaerahnya. An. P pernah demam tinggi pada usia 9 bulan dan memiliki masalah perilaku sejak berusia 11 bulan. Hal ini tidak pernah disampaikan pada siapapun dan belum pernah diperiksa kemanapun karena saya malu. An. P tidak pernah merespon suara saya dan bahkan tidak melihat saya ketika saya memanggil dan berbicara dengannya. An. P tidak berbicara sepanjang waktu saat bermain dengan teman-temannya”
Next...Next...
• Riwayat Kesehatan Dahulu
Ibu klien mengatakan “An. P pernah demam tinggi pada usia 9 bulan dan memiliki masalah perilaku sejak berusia 11 bulan. An. P dan adiknya mengalami periode berulang otitis media selama bayi, meskipun infeksi yang dialami telah berkurang”.
• Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu klien mengatakan “Kami tinggal di pedesaan dengan padat penduduk, suami saya adalah pekerja pabrik makanan dan saya hanya menjadi ibu rumah tangga. Saya dan suami adalah perokok sejak sebelum menikah. Adik An. P juga mengalami episode otitis media selama bayi”.
Next...Next...
• Riwayat Psikososial, Spiritual dan Budaya
Ibu klien mengatakan “An. P tidak pernah merespon suara saya dan bahkan tidak melihat saya ketika saya memanggil dan berbicara dengannya. An. P tidak pernah berbicara sepanjang waktu saat bermain bersama teman-temannya. Budaya kami dan situasi keuangan tidak mendorong”.
•
Next...Next...
• Riwayat Perkembangan
Ibu klien mengatakan “Bicara An. P tidak dimengerti meskipun ia mengoceh terus-menerus. An. P tidak pernah mendengarkan saya dan bahkan tidak melihat saya ketika saya memanggil dan berbicara dengannya. Bahkan meskipun bermain bersama teman-temannya, An. P tidak berbicara sepanjang waktu. An. P duduk an mengoceh di pangkuan saya selama pengkajian.”
Next...Next...
• Penampilan umum• Kondisi umum
Klien terlihat bersih, menggunakan pakaian yang bersih dan rapih kooperatif dengan perawat
• Tingkat kesadaran: Baik (Composmentis)• Berat badan : -• Tinggi badan: -• TTV ( Tanda-tanda Vital)
Suhu : -
Tekanan darah : -
Respirasi : -
Nadi : -
Pemeriksaan FisikPemeriksaan Fisik
• Sistem Indera
Mata: simetris, pupil bulat isokor, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, kornea jernih.
Hidung: simetris, bersih, tidak terdapat sekret, tidak ada napas cuping hidung, tidak mengalami epistaksis.
Telinga: daun telinga simetris, kotor , mengeluarkan cairan, klien tidak mengalami gangguan pendengaran.
Next...Next...
• Analisa Data• Diagnosa
Keperawatan• NCP
Next...Next...
Go to the word
• Menurut buku KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan) umur 2 tahun seorang anak sudah mampu mengeluarkan kata-kata yang berarti seperti “mama”, “papa” dan sebagainya dan sangat lincah sedangkan pada kasus tersebut An. P telihat jarang berbicara bahkan saat bersama teman-temannya sehingga dengan demikian pada kasus tersebut An. P menunjukkan kesenjangan dalam proses perkembangan bahasanya.
Kesenjangan Antara Teori dan KasusKesenjangan Antara Teori dan Kasus
• Pada pemeriksaan pendengaran Audiometrik klien dengan OMSK biasanya didapati tuli konduktif tapi dapat pula dijumpai adanya tuli sensotineura, beratnya keltulian tergantung besar dan letak perforasi membran ttimpani serta keutuhan dan mobilitas klien dengan OMSK juga biasanya dilakukan pemeriksaan otoskop untuk memeriksa adanya otoore ataupun serumen yang kerap ditemukan pada liang telinga klien dan kasus ini pemeriksaan tersebut tidak dilakukan
Next...Next...
• Menurut Rospa, Hetharia (2011), tanda dan gejala OMSK dapat ditemui adanya abses atau fistel retroaurikular, jaringan granulasi atau polif di liang telinga yang berasal dari kavum timpani, pus yang aktif dan berbau busuk (aroma kolesteaton), hasil photo rontgen adanya gambaran kolesteatom. Sedangkan pada kasus diatas, tanda dan gejala yang tampak pada An. P belum spesifik dan hanya tampak demam, ganggungan mendengar dan gangguan berbicara
Next...Next...
•Terimakasih
Next...Next...