tugas filsafat seni

48
Beberapa definisi estetika a. Estetika adalah sains tentang pengenalan indrawi ( the science of sensory cognition ). b. Estetika merupakan ilmu pengetahuan tentng pengamatan Indrawi ( schience of sensuous knowledge ). c. Estetika adalah renungan filosofis tentang seni atau filsafat seni. d. Estetika adalah pengetahuan tentang yang indah ( science of the beautiful ) Estetika hanya berurusan dengan keindahan seni ( Luis Kattsoff ). e.Estetika adalah bagian dari ilmu nilai ( aksiologi ), tetapi hanya berurusan dengan nilai keindahan dan seni. f. Menurut American Society for aesthetics, sasaran estetika adalah seni dan berbagai ‘pengalaman’ seni. g. Estetika tidak hanya membicarakan karya-karya seni yang indah, tetapi juga membicarakan masalah ‘cita rasa’ (taste) dan patokan dalam membuat pertimbangan atau tentang nilai seni (David Hume) h.Estetika adalah telaah tentang aktivitas penciptaan dan kesenimanan; tentang apresiasi, Estetika dan Pemetaan Zaman

Upload: tedi-pusanto

Post on 29-Dec-2015

205 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

TUGAS Filsafat Seni

TRANSCRIPT

Page 1: TUGAS Filsafat Seni

Beberapa definisi estetika

a. Estetika adalah sains tentang pengenalan indrawi ( the science of sensory cognition ).

b. Estetika merupakan ilmu pengetahuan tentng pengamatan Indrawi ( schience of sensuous knowledge ).

c. Estetika adalah renungan filosofis tentang seni atau filsafat seni.

d. Estetika adalah pengetahuan tentang yang indah ( science of the beautiful ) Estetika hanya berurusan dengan keindahan seni ( Luis Kattsoff ).

e. Estetika adalah bagian dari ilmu nilai ( aksiologi ), tetapi hanya berurusan dengan nilai keindahan dan seni.

f. Menurut American Society for aesthetics, sasaran estetika adalah seni dan berbagai ‘pengalaman’ seni.

g. Estetika tidak hanya membicarakan karya-karya seni yang indah, tetapi juga membicarakan masalah ‘cita rasa’ (taste) dan patokan dalam membuat pertimbangan atau tentang nilai seni (David Hume)

h. Estetika adalah telaah tentang aktivitas penciptaan dan kesenimanan; tentang apresiasi, kritik seni, hubungan seni dengan kehidupan, dan peran seni di dalam dunia.

i. Estetika tidak hanya menyelidiki yang indah, tetapi juga yang buruk (stolnitz).

j. Estetika adalah renungan tentang objek estetis atau karya seni, disamping juga membuat analisis mengenai konsep-konsep yang digunakan dalam perenungan itu (Jhon Hospers).

k. Estetika adalah teori-teori yang mencakup: Penyelidikan tentang yang indah, Penyelidikan tentang prinsip-prinsip

Estetika dan Pemetaan Zaman

Page 2: TUGAS Filsafat Seni

landasan seni dan Pengalaman yang berkaitan dengan seni, penciptaan seni, penilaian atau refleksi terhadap karya seni.

Kata-Kata kunci setiap zaman

Yunani Klasik Abad Pertengahan

Renaisans Post Modern

Kosmosentrisme Teosentrisme Antroposentrisme Teknologi-informatika

Kosmos

macrokosmos & microkosmos

Pada zaman ini semua manusia bisa menjadi dewa, setelah melewati katharsis (pemurnian)

Anima mundi

Tuhan (Allah)

Di sebut juga sebagai dark age karena hilangnya budaya dari zaman yunani klasik menjadi ajaran gereja

Viator mundi

Manusia

Zaman kembalinya berbagai pemikiran dari zaman yunani kuno setelah sebelumnya dikuasai oleh gereja

Fabel mundi

Digital

Di zaman Yunani klasik juga di tandai dengan karya seni tentang alam dan bila ada manusia biasanya hanya pelengkap dan biasanya di gambar kecil, Sedang di Abad Pertengahan karya seni lebih di peruntukan hanya untuk yang baik-baik saja (berhubungan dengan ketuhanan), sedang di zaman modern ditandai dengan karya seni lebih menggambarkan tentang manusia.

Page 3: TUGAS Filsafat Seni
Page 4: TUGAS Filsafat Seni

Estetika yunani kuno

Page 5: TUGAS Filsafat Seni

Plato

Plato (bahasa Yunani: Πλάτων) (lahir sekitar 427 SM - meninggal sekitar 347 SM) adalah seorang filsuf dan matematikawan Yunani, penulis philosophical dialogues dan pendiri dari Akademi Platonik di Athena, sekolah tingkat tinggi pertama di dunia barat. Ia adalah murid Socrates. Pemikiran Plato pun banyak dipengaruhi oleh Socrates. Plato adalah guru dari Aristoteles. Karyanya yang paling terkenal ialah Republik (dalam bahasa Yunani Πολιτεία atau Politeia, "negeri") yang di dalamnya berisi uraian garis besar pandangannya pada keadaan "ideal". Dia juga menulis 'Hukum' dan banyak dialog di mana Socrates adalah peserta utama. Salah satu perumpamaan Plato yang termasyhur adalah perumpaan tentang orang di gua. Cicero mengatakan Plato scribend est mortuus (Plato meninggal ketika sedang menulis).

Ajaran tentang Idea

Untuk memahami pikiran plato tentang keindahan, kita harus memahami dulu pandangan Plato tentang realitas. Pengertian ini diuraikan dalam ajarannya tentang Idea-idea. Untuk memahami filafat tentang Idea, kita dapat belajar dari buku ke-tujuh Politeia, yaitu Allegory of the cave (Perumpamaan tentang Gua). Coba bayangkan sebuah gua; di dalamnya terdapat sekelompok tahanan yang duduk menghadap tembok belakang gua, dan tidak dapat memutar badan mereka. Di belakang para tahanan terdapat api besar. Di antara api dan para tahanan ada budak-budak yang membawa berbagai benda. Para tahanan hanya dapat melihat bayang-bayang benda itu. Karenanya, mereka mengira bayang-bayang itulah seluruh realitas. Tetapi, ada satu dari para tahanan dapat bebas. ia berpaling dan melihat benda-benda

Page 6: TUGAS Filsafat Seni

yang di bawa para budak dan api tersebut. Lalu ia keluar dari gua. Dan ketika ia memandang ke atas, dan melihat matahari menyinari semuanya. Akhirnya, ia mengerti bahwa apa yang dulunya dianggap sebagai realitas ternyata bukanlah realitas sebenarnya, melainkan hanyalah bayang-bayang dari benda yang merupakan tiruan dari realitas sesungguhnya di luar gua. Namun, ketika ia kembali ke dalam gua dan mengajak para tahanan untuk meninggalkan gua, mereka malah marah dan tidak mau keluar dari gua.

Bayang-bayang yang dilihat para tahanan adalah pendapat-pendapat manusia biasa tentang dunia. Benda-benda yang di bawa para budak adalah alam indrawi. Namun, benda di dunia ini belum yang sesungguhnya, kita harus keluar dari gua.

Pandangan Plato didasarkan pada ajaran tentang idea ini,yakni “Teori Dua Dunia”. Dua dunia itu adalah ‘dunia atas’ (dunia idea) dan ‘dunia bawah’ (dunia sehari hari). Menurut Plato Dunia Bawah merupakan tiruan dari Dunia Atas. Dunia atas digambarkan sebagai dunia Idea, yaitu dunia kebenaran absolut, sejati, dunia rohani, pengetahuan sejati (episteme). Sedangkan Dunia Bawah adalah dunia yang relatif, sehari-hari, fana, kebenaran relatif, tiruan, dan hanya merupakan ‘pendapat’ (doxa).

Aristoteles

Aristoteles (bahasa Yunani: ‘Aριστοτέλης Aristotélēs), (384 SM – 322 SM) adalah seorang filsuf Yunani, murid dari Plato dan guru dari Alexander yang Agung. Ia menulis tentang berbagai subyek yang berbeda, termasuk fisika, metafisika, puisi, logika, retorika, politik, pemerintahan, etnis, biologi dan zoologi. Bersama dengan Socrates dan Plato, ia

Page 7: TUGAS Filsafat Seni

dianggap menjadi seorang di antara tiga orang filsuf yang paling berpengaruh di pemikiran Barat.

Walaupun ia menjadi murid Plato selama 20 tahun, Aristoteles menolak ajaran Plato tentang Idea. Aristoteles tidak mengakui adanya idea-idea abadi. Apa yang dipahami Plato sebagai Idea, sebenarnya realitas indrawi itu sendiri. melalui realitas indrawi konkret, akal budi manusia mengabstaksikan paham-paham abstrak secara umum. Akal budi mengabstaksikan pengertian ‘manusia’ atau ‘dunia’ dari manusia atau dunia konkret yang kita lihat, dan masing-masing berbeda satu sama lainnya.

Menurut Aristoteles , ‘pembuatan karya seni’ itu berbeda dari tugas sejarah yang harus mencerminkan kejadian-kejadian partikular yang pernah terjadi. karya seni seharusnya memiliki keunggulan yang bersifat ‘universal’.

Aristoteles menguraikan secara cukup panjang lebar mengenai syarat-syarat yang harus dipenuhi, agar sebuah ‘tragedi’ dapat diangkat menjadi sebuah karya seni. masalah paling penting adalah pandangan Aristoteles tentang katharsis artinya ‘pemurnian’. Menurut Aristoteles, katharsis merupakan puncak dan tujuan karya seni drama dalam bentuk tragedi. Berhasil tidaknya subuah pementasan drama dapat diukur dari tingkat katharsis yang terjadi.

Plotinus

Plotinos adalah seorang filsuf yang mendirikan Neo-Platonisme. Plotinos menjadikan pemikiran Plato sebagai inspirasi utamanya. Akan tetapi, pemikiran Plato tersebut digabungkan dengan berbagai aliran filsafat lain, termasuk filsafat timur. Ia lahir pada tahun 204 SM dan meninggal pada tahun 270 SM.

Inti ajaran Neo-Platonisme dapat ditemukan dalam Enneadeis, yang merupakan buku berisi kumpulan

Page 8: TUGAS Filsafat Seni

karangan Plotinos. Buku tersebut diterbitkan oleh muridnya yang bernama Porphyrios (232-301 SM). Di dalam buku tersebut, pemikiran Plotinos berpusat pada konsep "Yang Esa" (dalam bahasa Yunani to hen, dan dalam bahasa Inggris the one). Terkadang "Yang Esa" disebut juga sebagai "Yang Baik". "Yang Esa" tersebut tidak dapat dibicarakan, tidak dapat dipikirkan, dan tidak dapat diidentifikasikan Ia bukan sesuatu dan juga bukan roh. Tidak ada atribut yang melekat kepadanya. Kemudian "Yang Esa" itu merupakan asal dan tujuan segala sesuatu. Teori Plotinus yang dikenal sampai sekarang adalah teori Emanasi.

Proses Emanasi – Remanasi Plotinos

Yang EsaThe One

Nous(Cosmic Intelligencce)

(Spirit)

Anima Mundi(The World-Soul

Em

anasiR

emana

si

Extatis

Contemplation

Page 9: TUGAS Filsafat Seni

Estetika Abad Pertengahan

Abad pertengahan merupakan abad gelap yang menghalangi kreativitas seniman dalam berkarya senii. Agama Nasrani (Kristen) yang mulai berkembang dan berpengaruh kuat pada masyarakat.

Gereja Kristen lama bersifat memusuhi seni dan tidak mendorong refleksi filosofis terhadap hal itu. Seni mengabdi hanya untuk kepentingan gereja dan kehidupan sorgawi (Objek seni hanya berupa yang baik). Karena memang kaum gereja beranggapan bahwa seni itu hanyalah/dan selalu mmemperjuangkan bentuk visual yang sempurna (idealisasi). Manusis merupakan pusat penciptaan. Segala sesuatu karya kembali kepada manusia sebagai subyek matternya. Hal ini dinamakan anthroposentris. Tokoh Renesans (dari kata Renaissance), Leon Battista mengatakan bahwa lukisan adalah penyajian tiga dimensi. Ia menekankan penggambaran yang setia dan konsisten dari subyek dramatik sebuah lukisan. Battista berpendapat pula bahwa seniman harus mempelajari ilmu anatomi manusia, dan kaidah-kaidah teknik senirupa yang lain. Dengan kata lain, seniman perlu mengikuti pendidikan khusus, selain mengembangkan bakat seninya. Pandangan ini pun diikuti para ahli lainnya dan para seniman di jaman initermasuk Leonardo dan Vinci. Istilah akademis dalam seni mulai tampak dirintis, karena ada usaha para seniman untuk mengembangkan ilmu seni secara rasional (teori yang berlandaskan kaidah seni klasik Yunani/Romawi).

Psyche(Soul)

Materi

Purification

Page 10: TUGAS Filsafat Seni

Thomas Aquinas

Thomas Aquinas (1225-1274) adalah seorang filsuf dan teolog dari Italia yang sangat berpengaruh pada abad pertengahan. Karya Thomas Aquinas yang terkenal adalah Summa Theologiae (1273), yaitu sebuah buku yang merupakan sintesis dari filsafat Aristoteles dan ajaran Gereja Kristen. Pada tahun 1879, ajaran-ajarannya dijadikan sebagai ajaran yang sah dalam Gereja Katolik Roma oleh Paus Leo XIII.

Ajaran Thomas Aquinas tentang allah

Thomas mengajarkan Allah dalam pandangannya yang mencerminkan pengaruh filsafat Aristoteles dari zaman Yunani klasik: sebagai "ada yang tak terbatas" (ipsum esse subsistens).-

• Allah adalah "zat yang tertinggi", yang memunyai keadaan yang paling tinggi.

• Allah adalah penggerak yang tidak bergerak.

Dosa

Ketika manusia jatuh ke dalam dosa, rahmat Allah (rahmat adikodrati) itu hilang dan tabiat kodrati manusia menjadi kurang sempurna. Manusia tidak dapat lagi memenuhi hukum kasih tanpa bantuan rahmat adikodrati. Rahmat adikodrati itu ditawarkan kepada manusia lewat gereja. Dengan bantuan rahmat adikodrati itu manusia dikuatkan untuk mengerjakan keselamatannya dan memungkinkan manusia dimenangkan oleh Kristus.

Sakramen

Mengenai sakramen, ia berpendapat bahwa terdapat tujuh sakramen yang diperintahkan oleh Kristus, dan sakramen yang terpenting adalah Ekaristi (sacramentum sacramentorum). Rahmat adikodrati itu disalurkan kepada orang percaya lewat sakramen. Dengan menerima sakramen, orang mulai berjalan menuju kepada suatu kehidupan yang baru dan melakukan perbuatan-perbuatan baik yang menjadikan ia berkenan kepada Allah. Dengan

Page 11: TUGAS Filsafat Seni

demikian, rahmat adikodrati sangat penting karena manusia tidak bisa berbuat apa-apa yang baik tanpa rahmat yang dikaruniakan oleh Allah.

Gereja dipandangnya sebagai lembaga keselamatan yang tidak dapat berbuat salah dalam ajarannya. Paus memiliki kuasa yang tertinggi dalam gereja dan Pauslah satu-satunya pengajar yang tertinggi dalam gereja. Karya teologis Thomas yang sangat terkenal adalah "Summa Contra Gentiles" dan "Summa Theologia".

Page 12: TUGAS Filsafat Seni

Ajaran Thomas Tentang Akal Budi

Page 13: TUGAS Filsafat Seni

Dalam gambaran historis singkat ini, metode untuk menghubungkan iman dan rasio yang pertama dibahas adalah filsafat Thomistik Gereja Roma Katolik. Selain persetujuan (assent) pribadi orang percaya, dalam system ini iman artinya informasi yang diwahyukan yang ada dalam Alkitab, tradisi, dan suara hidup dari gereja Roma. Akal budi artinya informasi yang dapat diperoleh melalui pengamatan inderawi terhadap alam dan diinterpretasi intelek. Rasionalis abad ketujuhbelas membedakan akal budi (reason) dengan sensasi [inderawi], Thomas membedakan akal budi (reason) dan wahyu. Kebenaran akal budi adalah kebenaran yang dapat diperoleh melalui kemampuan indera dan intelek alamiah manusia tanpa bantuan anugerah supranatural.

Definisi iman dan akal budi ini mengakibatkan wahyu hanya “tidak masuk akal” (unreasonable) secara verbal; wahyu tidak dapat disebut tidak masuk akal atau irasional dalam pengertian yang merendahkan. Kadang-kadang kita curiga kaum sekuler menggunakan verbalisme untuk memberikan kesan yang menakutkan.

Thomisme memang menekankan ketiadaan kompatibilitas antara iman dan akal budi, namun ketiadaan kompatibilitas itu bersifat psikologis semata. Kalau Alkitab mewahyukan bahwa Allah ada dan kita percaya Alkitab, maka kita memiliki kebenaran iman. Namun demikian, menurut Thomisme adalah memungkinkan untuk mendemonstrasikan keberadaan Allah melalui pengamatan terhadap alam. Aristoteles berhasil melakukannya. Namun, kalau seseorang telah secara rasional mendemonstrasikan proposisi ini, orang itu tidak lagi “percaya”, dia tidak lagi menerima proposisi itu berdasarkan otoritas; dia “mengetahui” proposisi itu. Secara psikologis tidak mungkin pada saat yang sama “percaya” dan “mengetahui” satu proposisi.

Seorang guru mungkin memberitahu siswanya bahwa segitiga memiliki 180o dan sang siswa percaya perkataan sang guru; namun setelah si siswa mempelajari buktinya, maka dia tidak lagi menerima teorema berdasarkan kata-kata guru. Si siswa sudah mengetahui sendiri. Tidak semua proposisi wahyu dapat didemonstrasikan dengan filsafat

Page 14: TUGAS Filsafat Seni

rasional; tetapi ada kebenaran-kebenaran yang dapat didemonstrasikan yang juga telah diwahyukan kepada manusia, karena Allah tahu bahwa tidak semua orang memiliki kemampuan intelektual seperti Aristotle; karena itu Allah mewahyukan beberapa kebenaran itu, walaupun dapat didemonstrasikan, demi kebanyakan umat manusia.

Muatan (content) wahyu yang tidak dapat didemonstrasikan (seperti doktrin Trinitas dan sakramen), walaupun berada di luar jangkauan akal budi seperti definisi di atas, tidaklah irasional atau nonsensical. Kaum Muhammadean (Islam) Abad Pertengahan dan kaum humanis modern dapat saja mengklaim bahwa doktrin Trinitas tidak rasional, namun akal budi cukup mampu untuk mendemonstrasikan bahwa keberatan yang dikemukakan keliru/salah (fallacious). Kebenaran iman yang lebih tinggi tidak bertentangan dengan kesimpulan akal budi manapun; sebaliknya doktrin wahyu melengkapi apa yang tidak dapat dicapai oleh akalbudi. Kedua rangkaian kebenaran ini, atau lebih tepatnya kebenaran yang diperoleh dari dua metode berbeda ini saling melengkapi. Bukannya menjadi penghalang bagi akal budi, iman berfungsi memberi peringatan kepada seorang pemikir bahwa dia melakukan kesalahan. Kita tidak boleh memandang seorang percaya sebagai seorang yang harus dibebaskan dari penjara imannya; iman hanya membatasi dari kesalahan. Dengan demikian iman dan akal budi serasi satu dengan yang lain.

Page 15: TUGAS Filsafat Seni
Page 16: TUGAS Filsafat Seni

ESTETIKA MASA RENAISANS

Renaissance atau kelahiran kembali, berasal dari kata 're' (kembali) dan 'naissance' (lahir). Artinya masa kebangkitan kembali minat pada Yunani Kuno (Neo-platonisme). Filsafat Renaisans adalah filsafat yang membenarkan zamannya dan menaruh harapannya pada masa depan, pada kemampuan manusia untuk menentukan dirinya sendiri dan menjadi penakluk serta penguasa alam.

Ilmu pengetahuan tidak berasal dari kitab suci atau dogma-dogma gereja, juga bukan berasal dari kekuasaan fuedal, melainkan dari diri manusia sendiri. Di sini manusia benar-benar ditinggikan menjadi makhluk otonomi yang menentukan dirinya sendiri. Sebagaimana, pernyataan Protagonis "Homo Mensura" (Man, the measure of all things) yang berarti "manusia adalah ukuran bagi segala-galanya",

Manusia mulai berfikir secara baru, terutama menyangkut dirinya sendiri. Manusia tidak lagi menganggap dirinya sebagai ‘peziarah’ di dunia ini (viator mundi), melainkan sebagai orang yang ‘menciptakan dunianya sendiri’ (faber mundi). Manusia mulai menetap dan menentukan dirinya sendiri, artinya manusia sendiri mulai dianggap sebagai pusat kenyataan (realitas).

Page 17: TUGAS Filsafat Seni

Tokoh-tokoh masa renaisans

Page 18: TUGAS Filsafat Seni

Francesco Petrarca

Menghendaki yang baik itu lebih berharga dari pada mengenal yang benar.

Bapak humanism Italia Ffilsuf sekarang harusnya membuat pendengar dan

pembacanya menjadi lebih baik.

Leon Battista Alberti

Perspektif linear. Sense of beauty banyak di pakai pada estetika abad

ke 18. Sumber seorang pelukis harus bersumber pada alam.

Marsilio Fiicino

Keindahan diidentifikasikan dengan proporsi matematis.

Seni pahat/patung mulai di pisahkan dari kerajinan praktis dan diperlakukan lebih tinggi.

Komposisi /tata letak. Awal mula pemikiran rasionalisme.

Leonardo Da Vinci

Dikenal karena mendesain banyak ciptaan yang mengantisipasi teknologi modern tetapi jarang dibuat semasa hidupnya.

Unsur keindahan tertinggi sebuah lukisan lebih di tentukan oleh unsur kiaroskuro, yakni terletakdi garis batas antara bagian gelap dan bagian terang.

Dua tujuan yang harus dicapai oleh seorang seniman-Ada keinginan atau usaha agar lukisan menjadi ‘dinamis-ekspresif’-Ada keinginan untuk menampilkan keindahan yang membawa ketenangan. Keduanya harus disatukan secara harmonis agar lukisan menjadi sempurna.

Kearifan adalah putri dari pengalaman.

Page 19: TUGAS Filsafat Seni

Estetika Rasionalisme Jerman

Garis besar : Estetika = Ilmu pengetahuan =  - Kebenaran

- Kemampuan kognitif                                             

Alexander Gottlieb Baumgarten

Alexander Gottlieb Baumgarten adalah pengajar filsuf pertama yang memberikan kuliah tentang estetika. Ia disebut-sebut sebagai Bapak Estetika Modern karena ia adalah pelopor estetika sebagai ilmu pengetahuan (dipelajari di pendidikan formal). Sebelum nya estetika tetap dipelajari akan tetapi tidak dalam lingkup pendidikan formal. Selain itu iya juga menerbitkan 2 buku tentang estetika volum pertama pada tahun 1750 dan yang kedua pada tahun 1758.

Menurut Baumgarten, ada kaitan antara rasionalisme / logika dengan estetika.

Dua Jenis Kemampuan Berpikir Manusia ( kognisi )

1. Inderawi  Pemikiran datang dari pengalaman inderawi. Mengecap, merasakan, melihat, mendengar, dll bukan hanya sekedar sensasi semata, tapi juga merupakan salah satu dari bentuk berpikir.

2. Intelektual    Kemampuan untuk mengerti hal-hal secara konseptual. Kita benar benar memahami konsep yang menyusun suatu hal, bukan hanya memahami secara fisiknya saja. Contoh : jika ada suatu lukisan kita harus mengetahui konsep awal pembuatan lukisannya bukan hanya sekedar dapat menilai fisiknya (warnanya bagus, sapuan kuasnya halus,dll)Dari ke dua kemampuan berpikir ini, kemampuan kognisi intelektual lah yang lebih mendalam dibandingkan dengan kognisi inderawi.

Page 20: TUGAS Filsafat Seni

Estetika dan logika saling melengkapi

Estetika bukan suatu yang abstrak tapi bisa dijelaskan secara sistematis atau logis. Akan tetapi estetika mempunyai logikanya tersendiri yang tidak sama dengan logika matematis.

Definisi Estetika Baumgarten

• Berpikir yang logis dan sistematis adalah suatu bentuk keindahan. Berpikir dapat menjadi sesuatu yang indah apabila kita berpikir secara logis.  Estetika setara dengan Sains

• Pengalaman inderawi ( kapasitas kognisi inferior ) itu terbentuk secara alamiah. Hal ini membantu kita untuk berpikir secara indah.

• Kemampuan inderawi dan bernalar itu adalah hal yang setara kedudukannya. Keduanya sangat dibutuhkan untuk berpikir secara indah. Bisa dikatakan apa yang kita lihat dan rasakan adalah apa yang kita pikirkan juga.

Tentang Kebenaran Estetika

• Estetika sebagai ilmu pengatahuan. Maka dari itu, estetika memiliki kebenaran-kebenarannya sendiri yang tentu saja berbeda dengan kebenaran logis.

• Kebenaran estetika sifatnya langsung. Hal ini karena estetika tidak terbatasi dengan ukuran-ukuran baku (panjang, lebar, dll) Misalnya, tanpa tau ukuran-ukuran pasti sebuah lagu (tempo, nada, dll) kita dapat langsung merasakan makna dan pengaruhnya dalam diri kita. Kita dapat terharu, sedih gembira dan menilai lagu itu enak saat mendengarkannya.

Page 21: TUGAS Filsafat Seni

Tolak Ukur Kebenaran Estetika, kriteria-kriterianya adalah:

• Kekayaan imajianasi  :  lebih sempurna dengan adanya banyak elemen individual

• Magnitud / besarnya imajinasi : kompleksitas yang terkait dengan suatu permasalahan

• Kejelasan, kejernihan penyampaian atau penghadiran.

Terlepas dari kerumitan kriteria di atas, seni atau sebuah karya yang disampaikan oleh seniman sebagian besar dapat di mengerti oleh orang banyak. Ini tandanya kriteria-kriteria kebenaran estetika di atas sudah terpenuhi.

Menurut Baumgarten, karya karya yang bersifat abstrak tidak memiliki kebenaran estetika. Hal ini karena karya-karya tersebut tidak memenuhi 3 kriteria tadi, entah itu kurang jelas penyampaiannya, elemen yg terlalu sederhana, dll. Tentu saja pendapat ini muncul sebelum aliran-aliran seni seperti dadaisme, kubisme, surealisme, dll lahir.

Kejelasan Ekstensif

Dimana adanya ketegangan atau tarik menarik antar suatu yang jelas dan suatu yang membingungkan. Terkadang kita saat menonton video dapat mengerti makna dari video tersebut, bahkan dapat membuat kita terpikat, terharu, dll. Akan tetapi seringkali kita tidak dapat menjelaskan video tersebut secara rinci. (menjadi bingung dan terpilah-pilah). Contoh lain adalah saat membaca Puisi.

Estetika atau seni adalah suatu yang jelas, meskipun masih memiliki sisi ambigu. Estetika mempunyai kejelasan, walaupun tidak dapat sejelas hal-hal logis seperti pada matematika, sains dll.

Page 22: TUGAS Filsafat Seni

Nilai Guna Seni

Sebagai ilmu pengetahuan, seni atau estetika harus memiliki nilai guna.

• Membantu rasionalitas• Membuat kita menjadi manusia yang lebih rasional

seni itu berguna karena sebagai teori tentang pengalaman panca inderawi, dapat membantu rasionalitas kita sehingga kita menjadi manusia yang lebih rasional. Hal ini dapat terjadi jika kita berpikir berdasarkan apa yang kita rasakan juga. Oleh karena itu menurut Baumgarten bukan hanya pemahaman konsep, pengalaman inderawi jugalah penting.

Page 23: TUGAS Filsafat Seni

Estetika Inggris Abad ke-18

Anthony Ashley Cooper mengembangkan metafisika neoplatoistik yang memimpikan satu dunia yang harmonis yang diciptakan oleh Tuhan. Aspek-aspek dari alam yang harmonis pada manusia ini termasuk pengertian moral yang menilai aksi-aksi manusia, dan satu pengertian tentang keindahan yang menilai dan menghargai seni dan alam. Keagungan, termasuk keindahan merupakan kategori estetika yang terpenting

David Hume lebih banyak menerima pendapat Anthony tetapi ia mempertahankan bahwa keindahan bukan suatu kualitas yang objektif dari objek. Yang dikatakan baik atau bagus ditentukan oleh konstitusi utama dari sifat dan keadaan manusia, termasuk adat dan kesenangan pribadi manusia. Hume juga membuat konklusi, meskipun tak ada standar yang mutlak tentang penilaian keindahan, selera dapat diobyektifkan oleh pengalaman yang luas, perhatian yang cermat dan sensitivitas pada kualitas-kualitas dari benda.

Estetika Empirisme Inggris Abad ke-18

- Empirisme sebagai sistem filosofis utama- Seperti Rasionalisme, fokus pada Epistemologi- Sumber pengetahuan atau pengalaman indrawi dan bukan benak-benak- Pendekatan ini memiliki dampak langsung pada penilaian akan estetika

3 jenis rasa nikmat (menurut Hutcheson)- Indra (sumber dari badan)- Nalar (intelek kita)- Keindahan (indra internal) disatu sisi seperti nalar yang tidak berorgan, tapi di sisi lain, seperti indra mampu merasakan

3 topik Estetik- Imajinasi (menimbulkan perasaan nikmat tersendiri)- Selera- The Sublime (suatu kateogi estetis yang berbeda dengan keindahan. contoh film horror)

Page 24: TUGAS Filsafat Seni

Anthony Shaftesbury

- Lahir di London, Inggris dan keluarga Aristokratik- Siswa John Locke- Meniggal di Naples, Italia- Kontribusi terbesarnya untuk Estetika adalah konsep tentang "Ketanpa Pamrihan" atau terlepas dari kepentingan pribadi orang

Francis Hutcheson

- Lahir di Irlandia, dari keluarga Skotlandia- Tokoh dari "Pencerahan Skotlandia"- Karya terbesarnya adalah "An Inquiry Into The Orginal Of Our Ideas Of Beauty And Virtue (1725) dan Inqury Concerning- Kontribusi terbesarnya untuk Estetik adalah konsep-konsep tentang "indera internal" dab "uniformity in variety" (indah bukan dari benak, namun itu datang dari kita dan dari benda itu sendiri)

Nikmat keindahan muncul secara :1. Narutal (lahir begitu saja)2. Wajib (terlepas dari keinganan kita)3. Langsung (terlepas dari proses berpikir)4. Tanpa sepengetahuan

The Pleasure Of Beauty :1. Indra Internal (dari diri kita sendiri)2. Uniformity In Variety (dari benda)

David Hume

- Lahir di Edinburgh, Scotland- Dipengaruhi oleh John Locke- Dianggap sebagai filsuf Epirisisme terpenting- Karya terbesarnya ada "A Treatise On Human Nature" (1739)- Kontribusi terpentingnya untuk Estetika adalah :1. Penjelasan bahwa pengetahuan datang dari pengalaman

Page 25: TUGAS Filsafat Seni

dari pengalaman indrawi. Teori tentang "Prinsip-prinsip Asosiasi"

2. Teori tentang "Standard Selera" ("Standard Of Taste")

3 Prinsip Asosiasi :- Kemiripan- Kedekatan Hubungan : Contoh --> Jika kita memikirkan rumah, yang kita pikirkan hal-hal yang berhubungan dengan rumah seperti pintu, jendela, kamar, atap, dll- Sebab Akibat : Contoh --> Kita sudah tau jatuh dari jurang sakit. Maka kita menghindarinya karena kita tahu akibatnya

Standard yang muncul karena pengalaman kita5 Standard Selera :- Kehalusan (Delicacy)- Pikiran Sehat (Good Sense0- Terlatih (Practiced)- Punya Perbandingan (Comparison)- Bebas dari Prasangka

Edmund Burke

- Lahir di Irlandia- Lulus dari Trinity College di Dublin- Juga Seorang Politikus- Karya terkenalnya di Estetika adalah "The Philosophical Inquiry Into The Origin Of Our Ideas Of The Sublime And The Beautiful (1790)- Kontribusi terbesarnya untuk Estetika atau konsep tentang yang Sublime yang dibedakan dari "indah"Contohnya : Film horror itu tidak indah, namus kita tertarik. Itu yang disebut dengan "Yang Sublim"

Page 26: TUGAS Filsafat Seni
Page 27: TUGAS Filsafat Seni

Kritisisme Immanuel Kant

Immanuel Kant, seperti Hume, bertahan bahwa keindahan bukanlah kualitas objektif dari objek. Sebuah benda dikatakan indah bila bentuknya menyebabkan saling mempengaruhi secara harmonis, diantara imajinasi dan pengertian (pikiran).Penilaian selera maknanya subjektif dalam arti ini. Menurut Immanuel Kant, yang dimaksud zaman pencerahan adalah zaman dimana manusia keluar dari ketidakdewasaannya. Keadaan ini disebabkan oleh kesalahan manusia sendiri. Manusia tidak menggunakan kemampuan akalnya untuk berpikir sendiri. Inilah alasan kenapa semboyan zaman pencerahan adalah "Beranilah berpikir sendiri" (Sapere Aude). Umat manusia telah bebas, merdeka, dan tidak memerlukan lagi apapun yang datang dari luar dirinya.

Dengan demikian, Masa Pencerahan merupakan tahap baru dalam proses Emansipasi manusia Barat setelah masa Renesans. Zaman ini memungkinkan manusia untuk melepaskan diri dari kewibawaan Wahyu Ilahi dan Gereja.

Semangat optimisme yang begitu besar di Abad ke-18, akan kemampuan manusia serta masa depannya adalah berkat perkembangan ilmu pengetahuan pada waktu itu. Pada 1687 Isaac Newton, telah meletakkan dasar ilmu fisika, lewat bukunya "Ilmu Pengetahuan Alam Berdasarkan Prinsip-prinsip Matematis". Sejak saat itu ilmu pengetahuan berkembang pesat. Hampir setiap tahun ada penemuan baru.

Sebenarnya gagasan-gagasan baru pemikiran Immanuel Kant tidak muncul begitu saja. Latar belakangnya adalah bentrokan pemikiran antara Rasionalisme Jerman dan Empirisme Inggris. Pertentangan ini membuat Kant bekerja keras untuk menentukan unsur-unsur mana dalam pemikiran manusia yang berasal dari "Pengalaman" dan unsur-unsur mana yang telah ada dalam "Akal atau Rasio" manusia.

Dogma terbesar pada Zaman Pencerahan adalah bahwa manusia memiliki akal/rasio. Kant memberi kritik

Page 28: TUGAS Filsafat Seni

atas rasio manusia.  Pada Zaman Pencerahan inilah Kant mengubah filsafatnya secara radikal  menjadi filsafat kritis dan tidak dogmatis. Tiga karya besar Kant masing-masing disebut sebagai ‘kritik’, antara lain:

1. Kritik atas Rasio Murni

Stimulant untuk mengetahui.  Jika menurut Hume semua kesimpulan itu analitik, namun menurut Immanuel Kant ada pula kesimpulan sintetik (apriori;ide bawaan), bahwa subjek dan gagasan tidak punya hubungan yang mutlak seperti kesimpulan analitik. Kesimpulan analitik membatasi pengetahuan yang baru. Contoh kesimpulan sintetik, “Bantal ini empuk,”.

  2. Kritik atas Rasio Praktis

  Stimulan yang mendorong tindakan kita di dunia atau melakukan. Rasio praktis memberikan perintah yang mutlak yang disebut ‘imperatif kategoris’ yaitu larangan yang mutlak.Rasio praktis memberi pertintah atas tindakan kita, yang sama untuk semua manusia tanpa terkecuali, maka sifatnya universal yaitu berlaku untuk semua manusia. Kewajiban moral seseorang bahwa tindakan dan kehendak haruslah sinkron.

          3. Kritik atas Daya Pertimbangan

          Stimulan untuk merasakan. Estetika atau keindahan berharga karena memberikan kita rasa senang (pleasure). Immanuel kant berusaha membedakan rasa senang karena keindahan dan rasa senang lainnya:                                a. The Agreeable: Sifatnya fisik.                                b. The Good: Sifatnya  mental.                                c. Beauty: Keindahan. Semua yang indah memiliki aspek-aspek keindahan. 

Seni  atau keindahan dapat dianalisis menurut prespektif:                                 a. Kualitas                                b.Kuantitas

Page 29: TUGAS Filsafat Seni

                                c. Relasi  atau Finalitas (teleology)                                d. Rasa Senang yang NiscayaMaksud dari teleology adalah bahwa semua yang ada punya tujuan akhir, dapat bentuk atau form. Sesuatu yang indah tidak selalu ada tujuan dalam suatu bentuk. Tidak semua hal adalah seni.

Yang Sublim

Yang sublim membuat kita keluar dari batas-batas rasio. Ada dua cara untuk mempresentasikan objek sebagai ‘yang sublim’, yaitu:

a. Kesubliman Matematis: melampaui batas-batas rasio.

b. Kesubliman Dinamis: nyaris tidak masuk akal.

Page 30: TUGAS Filsafat Seni
Page 31: TUGAS Filsafat Seni

Estetika Idealisme Jerman Abad ke-19

G.W.F Hegel adalah seorang filsuf kelahiran jerman yang hidup di masa transisi abad ke-18 menuju abad ke-19. Karya terpenting yang dibuat oleh hugel adalah The Phenomology of Spirit (Mind).

Berikut kata kunci konsep Hegel : dialektika, roh, kesadaran diri, dan kebebasan.

1. Dialektika

        Pada mulanya dialektika dianggap sebagai pola argumentasi untuk mencari jawaban mendasar. Namun menurut Hegel, dialektika merupakan pola atau jenis argumentasi yang melibatkan thesis dan anti-thesis untuk mendapatkan sebuah sintesis. Dialektika disini digunakan untuk menjelaskan seajarah. Sejarah berevolusi secara dialektis (Dialektika Sejarah). Sejarah terdiri dari manusia secara individu dan kelompok.

2. Roh/Spirit/Geist/Semangat Zaman

Ide atau gagasan yang sifatnya kolektif atau social. Ide atau gagasan tersebut membentuk Roh Sejarah atau semangat zaman. Ide datang dari lingkungan kita dan berkembang secara dialektis. Adapun yang membentuk roh adalah self-consciousness atau kesadaran diri (kolektif).

3. Kesadaran Diri (Kolekftif)

Gagasan yang secara umum dipegang atau disepakati oleh suatu masyarakart. Kesadaran diri dari individu berkembang menjadi lebih canggih menjadi kolektif. Menurut Hegel, budaya merupakan gagasan atau norma-norma yang disepakati secara umum oleh masyarakat.

Page 32: TUGAS Filsafat Seni

4. Kebebasan

Seseorang menjadi bebas ketika ia menyadari segala potensi-potensi dirinya dan merealisasikannya dalam bentuk-bentuk rasional. Menurut Hegel seni merupakan ekspresi roh. Roh selalu berkembang secara dialektis, dalam perkembangannya selalu berusaha menjadi bebas.

Karena selalu bergerak atau berevolusi, seni punya tahapan-tahapan. Evolusi seni menurut Hegel adalah:

1. Periode SimbolikContoh karya seni pada masa ini adalah Pyramid,

Sphix, Kuil-kuil dan Candi-candi. Bentuk karya seni seperti ini mencerminkan manusia yang belum menemukan potensi dirinya.

2. Periode Klasik (Yunani-Romawi)Pada masa ini manusia sudah bebas dan menemukan

potensi dirinya, manusia menyadari bahwa manusia adalah makhluk bernalar dan bermatabat, dengan filsafat mereka memenuhi potensi dirinya. Kesenian melahirkan pure beauty pada masa ini.

3. Periode Romantik   Pada masa ini karya seni melampaui manusia sebagai manusia bernalar, melampaui potensi atau semangat zaman, melampaui ide serta kebebasan. Contoh karya seni pada masa ini adalah Lukisan karya Eugene Delacroix yang berjudul The Death of Sardanapalus (1827).

Page 33: TUGAS Filsafat Seni

Estetika Masa Romantik

Pada masa Romantik ada 2 tokoh yaitu Schopenhauer dan Nietzsche. Mereka menentang estetika yang selama ini selalu berdasar pada akal, logika dan nalar yang sangat scientific. Mereka lebih mementingkan RASA. EMOSI, KEHENDAK/WILL.

Menurut Schopenhauer Kehendak/Will memiliki 2 arti:1. Noumenal (Transendental):  tidak berbentuk tapi

punya impact.2. Fenomenal (Duniawi): keinginan yang didorong

oleh Noumenal.

Kehendak sifatnya tidak logis, tidak jelas arahnya, sia-sia yang menyebabkan kesengsaraan maka kehendak harus diredam/ditaklukan.

Seni menurut Schopenhauer adalah wujud dari kehendak Transendental. Seniman disebut "seorang jenius" (Artistic Genius) karena mampu meringkas realita zaman dan lebih out of the box. Lewat seni kita dapat memahami kehendak Transendental.

Sedangkan menurut Nietzsche kehendak harus dipupuk/dipenuhi karena kehendak itulah kunci dari kreatifitas manusia.

Will to Life (Naluri dasar manusia menurut Schopenhauer) vs Will to Power (Naluri dasar manusia menurut Nietzsche).

Will to Power: Bukan berkuasa atas orang lain tetapi atas diri kita sendiri. Kita diperbudak moralitas, "massa". Kita mengikuti norma-norma yang ada tanpa mengetahui siapa yang membuat norma tersebut dan apa tujuan norma itu dibuat.

Menurut Nietzsche hidup belum bermakna kalau belum diekspresikan ke dalam bentuk seni.Jadi, manusia menjadi manusia yang seutuhnya ketika ia memenuhi potensi diri secara kreatif dan mempu "menentang" norma-norma, massa, dan moralitas. Maka kuncinya adalah Seni.ESTETIKA = KREATIFITAS

Page 34: TUGAS Filsafat Seni

Dalam kesenian ada dua aspek:1. Apolonian: seni harus memberi kejelasan.2. Dionisian: seni membawa kita dari batasan akal sehat.

Estetika Zen Buddhisme

Merupakan gabungan dari ajaran Tao dan Buddhisme yang datang dari idea. Pada dasarnya ‘Zen’ adalah suatu gaya hidup. Esensi Zen berbeda dengan Estetika Barat. Estetika Barat cenderung lebih rasionalis dan mencari jawaban dari luar diri sedangkan Estetika Zen mencari jawaban dari diri kita sendiri. Menurut ajaran Zen, pencerahan bukan datang dari agama-agama dan filosofis-filosofis tetapi untuk memunculkan ketenangan dan keindahan serta untuk menyelaraskan tubuh dan pikiran kita diperlukan meditasi.

Pokok-pokok Ajaran buddhisme

Tiga Tanda Sang Wujud (Ti-Lakkhana)

Tiga Tanda Sang Wujud (Ti-Lakkhana)

Penderitaan (Dukkha)

Ketidakkekalan (Annica)

Tidak Berinti (anatta)

Nirvana, Shunyata, dan

Tathata

Page 35: TUGAS Filsafat Seni

TIGA AKAR KEJAHATAN(Ti Akusalamula)

 

Lobha (greed)

kemelekatan yang sangat terhadap sesuatu sehingga membuat pikiran selalu merasa lapar, serakah serta tidak puas dengan apa yang telah dimiliki.

Setiap orang pasti memiliki keinginan untuk sesuatu. Ini adalah hal yang wajar. Tetapi keinginan akan satu hal yang terus menerus dan ingin lebih dan lebih inilah Lobha. Sebagai contoh: karena kemelekatan yang sangat terhadap kehidupan mewah, seseorang menginginkan kehidupan yang lebih mewah lagi, maka timbullah keserakahan dan agar keinginannya untuk hidup lebih mewah lagi tercapai, ia melakukan berbagai cara termasuk melakukan tindakan kejahatan.

Dosa (anger)

penolakan yang sangat terhadap sesuatu sehingga membuat pikiran selalu emosi, kesal dan penuh dengan kebencian.

Pikiran untuk menyakiti, merusak, menghilangkan, mengingkirkan, memusnahkan sesuatu karena adanya rasa tidak suka yang sangat atau benci terhadap sesuatu tersebut, inilah Dosa.Dosa ini dapat diibaratkan dengan sebuah titik api yang menyala, dan bila tidak segera dipadamkan maka akan menjadi kobaran api yang lebih besar, sehingga dapat merusak segalanya, dalam hal ini merusak pemikiran, kesehatan fisik dan mental, bahkan dapat membuat seseorang menjadi pembunuh.

Moha (ignorance)

kebodohan batin, yaitu tidak dapat membedakan mana

Page 36: TUGAS Filsafat Seni

yang buruk dan mana yang baik.Dari ketiga akar kejahatan inilah seseorang berbuat jahat.

Kebodohan batin atau kegelapan batin, yaitu tidak dapat membedakan mana yang buruk dan mana yang baik. Jika diibaratkan, Moha seperti kegelapan yang membuat seseorang tidak dapat berbuat-apa-apa bahkan hanya dapat berbuat kesalahan.

Estetika Abad ke-20

Estetika pada abad ini menggunakan pendekatan psikologi untuk menemukan hakikat seni itu sendiri. Selain itu pada abad ke-20 ini kembali pada pemikiran-pemikiran spekulatif yaitu pada pemikiran-pemikiran filsafat lama untuk menemukan suatu hal yang baru. Pada jaman inilah muncul teori kritik atau metakritik yang berdasarkan pemikiran falsalfi seni. Tokoh-tokohnya antara lain Edward Bullough yang mencetuskan teori disinterested. Teori ini bertujuan di dalam menilai karya seni hendaknya secara objektif, sehingga akan diperoleh suatu penikmatan yang objektif tanpa dikotori oleh kepentingan pribadi. Teori ini mengharapkan orang dalam menghadapi karya seni hendaknya menafikan segala kepentingan pribadinya.

Tokoh lainnya Benedeto Croce yang menggeser konsepsi keindahan dengan konsep ekspresi dan mengumandangkan pandangan baru bahwa kreasi artistik dan pengalaman estetik sebagai berasal dari formula ganda; bahwa seni setaraf ekspresi setaraf intuisi, dan bahwa keindahan tak lebih dari ekspresi yang berhasil, karena ekspresi yang gagal bukanlah ekspresi artinya yaitu benda seni akan menjadi seni karena tanggapan subjek penanggapnya. Seni terletak pada diri masing-masing subjek.

Susanne K.Langer menolak teori Aristoteles yang mengatakan bahwa seni merupakan peniruan (mimesis) dari alam. Seni sungguh-sungguh menghasilkan sesuatu yang lain sama sekali dari realitas alamiah. Karya seni meskipun dalam arti tertentu mempunyai kemiripan dengan alam, namun ia sudah tercabut dari kenyataan

Page 37: TUGAS Filsafat Seni

alamiah. Pada seni terdapat prinsip kelainan dari alam, yang membuat seni itu sungguh-sungguh berdiri sendiri sebagai ciptaan.

Spring summer fall winter and spring

Film ini dibagi menjadi lima segmen sesuai judulnya, bagian pertama Spring mengalir mengikuti hidup seorang anak yang tinggal bersama pendeta yang mengurusnya, di sebuah kuil di tengah danau. Keseharian berjalan monoton namun indah, dengan pagi yang dimulai dengan sang pendeta yang mengetuk pintu “kamar” sang anak — sebuah pintu semu, karena sebetulnya dalam kuil tersebut hanyalah satu ruangan tanpa sekat, dan pintu tersebut tidak menempel pada tembok manapun. Tetapi keseharian mereka selalu menghormati pintu-pintu tanpa tembok tersebut: mengetuk sebelum masuk, menutupnya, dan tidak pernah tidak melaluinya untuk lewat. Sebagaimana terdapat pintu serupa di pinggir danau sebagai gerbang masuk ke kawasan tersebut, semua menghargai keberadaan pintu-pintu tersebut sebagaimana masyarakat menghargai tradisi yang turun-temurun. Pendeta dan anak tersebut menjalani hidup dengan sangat tenang, namun sebagaimana anak kecil yang banyak bermain, ia mencoba mengikat ikan, ular, dan katak yang ia temukan dengan batu, tanpa memedulikan penderitaan hewan-hewan kecil tersebut, menyebabkan ia dihukum kemudian dengan batu yang juga diikat ke punggungnya. Peristiwa ini seolah menjadi contoh budaya ketimuran yang memandang alam setara dengan manusia.

Summer yang menjadi bagian kedua meloncatkan

Page 38: TUGAS Filsafat Seni

cerita ke beberapa tahun mendatang, di mana sang anak telah menjadi remaja dan mereka kedatangan seorang ibu yang membawa anak gadisnya yang ‘sakit’ untuk menjalani terapi penyembuhan di kuil tersebut. Sebagaimana anak muda pada umumnya, ia pun jatuh hati pada gadis tersebut dan menjalin hubungan emosional maupun fisik. Dan ketika gadis tersebut telah dinilai sembuh dan pergi, sang anak pun kabur untuk mengejarnya.

Dalam bagian-bagian selanjutnya, cerita berlanjut layaknya siklus hidup manusia yang memiliki kehancuran dan penciptaan. Meski Kim Ki-duk sendiri mengakui tidak terlalu mendalami ajaran Buddha ketika membuat film ini, namun nuansa spiritual ketimuran tersebut terasa sangat kental dalam tiap adegan yang berlangsung. Sesuai nuansanya yang tenang dan mengalir, film ini merasa tidak perlu menjelaskan semua detil yang terjadi. Mengapa sang pendeta bisa mengikuti si anak ketika perahunya telah lebih dulu digunakan si anak? Mengapa si anak bisa begitu berani memanjat bebatuan dengan memanggul batu di punggungnya? Hal-hal kecil seperti ini biarlah menjadi unsur magis dari film tersebut, baik mau dijelaskan atau tidak oleh penontonnya sendiri.

Di luar konteks Buddhis yang sangat kentara, menonton film ini merupakan bentuk pemanjaan mata. Jika The Fall karya Tarsem mencoba menyorot estetika dari objek dan aktivitas yang bersifat megah, maka film ini justru membuai penontonnya dari keindahan alam semata yang menjadi luar biasa. Mulai dari air terjun yang membeku hingga pohon berusia 300 tahun, semua ‘gambar kalender’ tersebut merupakan objek yang benar-benar ada dan merupakan bagian dari alam yang sesungguhnya. Tidak lupa, Kim Ki-duk memasukkan banyak binatang dalam film ini, mulai dari anjing hingga ayam jantan, mungkin sebagai bentuk menghargai hewan-hewan yang menjadi penghuni alam sejati.

Unsur Dukkha Anicca dan Anntta di film spring summer fall winter and spring

Dukkha (penderitaan)

Page 39: TUGAS Filsafat Seni

Guru menghukum muridnya yang mengikat batu kepada hewan dengan mengikatkan batu dipunggung muridnya dan menyuruhnya melepaskan semua batu yang terikat di hewan-hewan, jika ada yang mati maka dia akan mengangkat batu di hatinya seumur hidup. ( semua mahluk bisa merasakan penderitaan, karena ketidak tahuan (moha) ia bersenang-senang melihat hewan-hewan itu kesulitan.)

Karena si gadis berselingkuh si murid marah dan akhirnya membunuh (dosa/anger)

Anicca (ketidakkekalan)

Spring summer fall winter and springJudul di film ini sudah mengandung unsur anicca

karena musim itu tidak kekal dan akan terus berganti, kondisi pada situasi akan terus berputar terus berputar.

Guru mengajari si anak, guru meninggal dan selanjutnya si anak yang menggantikannya.

Murid yang nakal akhirnya mempunyai murid yang nakal juga.

Gadis yang tadinya sakit dapat sembuh karena obat dan ketenangan jiwa.

Anatta (tidak berinti)

Guru mengajari muridnya memilih tanaman obat dan tanaman racum, walaupun sekilas sama tapi salah satunya bisa menyebabkan kematian bila tidak tau (moha)

Guru menhukum muridnya yang menyiksa binatang karena alam dan manusia setara

Guru menolong ibu yang membawa anak gadisnya yang sakit tanpa ada keterpaksaan dan imbalan untuk merawatnya sampai sembuh.

Si anak saat remaja dan jatuh cinta pada seorang perempuan, namun apa yang dia suka orang lainpun

Page 40: TUGAS Filsafat Seni

boleh suka. Karena ada unsur lobha (greed) sehingga si murid ingin memiliki sigadis, namun setelah ia memilikinya dia membunuh gadis itu karena gadis itu tidak setia ( dosa )

Di dalam rumah tidak terdapan pemisah ruangan hanya ada pintu. Tetapi dalam keseharian mereka selalu menghormati pintu-pintu tanpa tembok tersebut: mengetuk sebelum masuk, menutupnya, dan tidak pernah tidak melaluinya untuk lewat.