filsafat seni puisi zikir karya d zawawi imron

69
FILSAFAT SENI PUISI ZIKIR KARYA D ZAWAWI IMRON Skripsi Diajukan Ke Fakultas Ushuluddin untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S. Ag.) Oleh: ZAINURRAHMAN NIM. 111303310060 JURUSAN AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H/2020 M.

Upload: others

Post on 18-Nov-2021

32 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: FILSAFAT SENI PUISI ZIKIR KARYA D ZAWAWI IMRON

FILSAFAT SENI

PUISI ZIKIR KARYA D ZAWAWI IMRON

Skripsi

Diajukan Ke Fakultas Ushuluddin untuk Memenuhi

Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Agama (S. Ag.)

Oleh:

ZAINURRAHMAN

NIM. 111303310060

JURUSAN AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1441 H/2020 M.

Page 2: FILSAFAT SENI PUISI ZIKIR KARYA D ZAWAWI IMRON
Page 3: FILSAFAT SENI PUISI ZIKIR KARYA D ZAWAWI IMRON
Page 4: FILSAFAT SENI PUISI ZIKIR KARYA D ZAWAWI IMRON
Page 5: FILSAFAT SENI PUISI ZIKIR KARYA D ZAWAWI IMRON

iv

PEDOMAN TRANSLITERASI HURUF ARAB LATIN

Pedoman Aksara

No Huruf Arab Huruf Latin Keterangan

Tidak dilambangkan ا 1

B Be ب 2

T Te ت 3

Ts te dan es ث 4

J Je ج 5

H Ha dan garis bawah ح 6

Kh ka dan ha خ 7

D De د 8

Dz de dan zet ذ 9

R Er ر 10

Z Zet ز 11

S Es س 12

Sy es dan ye ش 13

S es dengan garis di bawah ص 14

D de dengan garis di bawah ض 15

T te dengan garis di bawah ط 16

Z Zet dengan garis di bawah ظ 17

Koma terbalik di ta hadap kanan ‘ ع 18

Gh ge dan ha غ 19

F Ef ف 20

Q Ki ق 21

K Ka ك 22

L El ل 23

M Em م 24

N En ن 25

W We و 26

H ha ه 27

Apostrof ‘ ء 28

Y Ye ي 29

Page 6: FILSAFAT SENI PUISI ZIKIR KARYA D ZAWAWI IMRON

v

Vokal

Vokal dalam bahasa Arab, seperti vokal dalam bahasa Indonesia, terdiri dari vokal

tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong Unuk vokal tunggal,

ketentuan alih aksaranya adalah sebagai berikut:

No Vokal Arab Vokal Latin Keterangan

1 A Fathah

2 I Kasrah

3 U Dammah

Adapun untuk vokal rangkap, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai berikut:

No Vokal Arab Vokal Latin Keterangan

_ ى 1 Ai Fathah

Au kasrah _ و 2

Vokal Panjang

Ketentuan alih aksara vokal panjang (madd), yang dalam bahasa Arab

dilambangkan dengan harakat dan huruf, yaitu:

No Vokal Arab Vokal Latin Keterangan

 a dengan topi di atas ا 1

Î i dengan topi di atas ئ 2

Û u dengan topi di atas ؤ 3

Kata Sandang

Kata yang dalam sistem aksara Arab dilambangkan dengan huruf, yaitu ال

dialihaksarakan menjadi hururf /I/, baik diikuti oleh huruf syamsiyyah, maupun

huruf qamariyyah. Contoh: al-rijâl, al-dîwân bukan aḍ-ḋîwân.

Syaddah (Tasydîd)

Syaddah atau tasydid yang dalam sistem tulisan Arab yang dilambangkan

dengan sebuah tanda ( ), dalam alih aksara ini dilambangkan dengan huruf, yaitu

dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu. akan tetapi, hal ini

tidak berlaku jika huruf yang menerima tanda syaddah itu terletak setelah kata

sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyyah. Misalnya, kata ضرورة ال tidak

ditulis ad-ḏarûrah, melainkan al-darûrah, demikian seterusnya.

Page 7: FILSAFAT SENI PUISI ZIKIR KARYA D ZAWAWI IMRON

vi

Ta Marbûṯah

Berkaitan dengan alih aksara ini, jika huruf ta marbûṯah terdapat pada kata

yang berdiri sendiri, maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /h/ (lihat

contoh 1 dibawah). Hal yang sama juga berlaku jika ta marbûṯah tersebut diikuti

oleh kata sifat (na’t) lihat contoh 2. Namun jika huruf ta marbûṯah tersebut diikuti

kata benda (ism), maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /t/ (lihat

contoh 3).

Contoh:

No Kata Arab Transliterasi

Ṯarîqah ةقيطر 1

al-jâmi’âh al-Islâmiyyah ة االسالمي الجمعة 2

waẖdat al-wujûd الوجود وحدة 3

Huruf Kapital

Meskipun dalam sistem tulisan Arab hurf kapital dikenal, dalam alihaksara

ini huruf kapital ini juga digunakan, dengan mengikuti ketentuan yang berlaku

dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) bahasa Indonesia, antara lain untuk

menuliskan permulaan kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama diri,

dan lain-lain. Penting diperhtikan, jika nama diri didahului oleh kata sandang, maka

yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf

awal atau kata sandangnya. Contoh: Abû Hâmid al-Ghazâlî, bukan Abû Hâmid Al-

Ghazâlî, al-Kindi bukan Al-Kindi.

Beberapa ketentuan lain dalam EYD sebetulnya juga dapat diterapkan

dalam alih aksara ini, misalnya ketentuan mengenai huruf cetak miring (italic) atau

cetak tebal (bold). Jika menurut EYD. Judul ini ditulis dengan cetak miring, maka

demikianlah halnya dalam alih aksaranya. Demikian seterusnya.

Berkaitan dengan penulisan nama, untuk nama-nama tokoh yang berasal

dari Nusantara sendiri, disarankan tidak dialihaksarakan meskipun akar katanya

berasal dari bahasa Arab. misalnya ditulis Abdussamad al-Palimbani, tidak ‘Abd

al-Samad al-Palimbânî, Nuruddin al-Raniri, tidak Nûr al-Dîn al-Rânîr

Page 8: FILSAFAT SENI PUISI ZIKIR KARYA D ZAWAWI IMRON

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi

ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar

sarjana agama program studi Aqidah Filsafat Islam pada Fakultas Ushuluddin

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada berbagai

pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Ucapan

terimakasih penulis sampaikan terutama kepada yang terhormat:

1. Dra. Tien Rohmatin, M.A., selaku Ketua Program Studi Aqidah dan Filsafat

Islam, Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Dra. Banun Binaningrum, M.Pd., selaku Sekretaris Program Studi Aqidah

dan Filsafat Islam, Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Dosen sekaligus ibu tempat berkeluh kesah, rumah

tempat mengeluh dan pemberi solusi terbaik disetiap ada masalah.

Terimakasih yang tiada batas untuk segala pengorbanan, kebaikan,

keikhlasan baik dari segi moral maupun materiil. Semoga panjang umur dan

Allah melindungi dalam setiap langkahmu ibu.

3. Kusen, Ph.D selaku dosen pembimbing yang telah sudi meluangkan waktu

yang dimiliki untuk berdiskusi dan membimbing penulis selama proses

penulisan skripsi ini.

Page 9: FILSAFAT SENI PUISI ZIKIR KARYA D ZAWAWI IMRON

viii

4. Kyai D Zawawi Imron selaku penulis puisi Zikir yang telah memberikan

izin kepada penulis untuk mengangkat karya sastranya dalam skripsi ini.

5. Segenap dosen khusunya program studi Aqidah Filsafat Islam, staff

perpustakaan Fakultas Ushuluddin, beserta jajaran civitas akademik yang

telah sedia melayani penulis dalam mengurus segala keperluan dalam

menyelesaikan penulisan skripsi ini.

6. Kedua orang tua (papa Abd Sami’uddin dan mama Faizah) yang telah

melahirkan dan merawat hingga saat ini, mengajarkan arti sebuah

perjuangan hingga saya bisa sekuan ini. Tanpa mama dan papa saya tidak

akan pernah ada di dunia dan tidak akan pernah menjadi seperti saya

inginkan saat ini. Semoga selalu diberi kesehatan oleh Allah SWT. Aamiin.

7. Istri Tercintaku : Sulistiyawati, S.Psi yang selalu membantu,

menyemangati, dan memotivasi serta tidak pernah bosan mendengarkan

keluh kesahku terutama selama proses penulisan skripsi ini. Terimakasih

atas cinta kasih yang tak terhingga.

8. Kedua saudaraku : Asmawati dan Zainullah serta keponakan tercintaku :

Faidatur Rohmah dan M. Zaidan Al-Attar yang telah memberi dukungan

semangat dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga penulis

bisa menjadi gambaran dan menjadi motivasi untuk kalian dan suatu saat

nanti kalian bisa mengikuti lagkah dan perjuangan ini. Jangan pernah takut

kalah, jangan pernah menyerah pada takdir, tunjukkan kita orang-orang kuat

dilahirkan dari orang yang kuat, dan akan menjadi orang yang kuat pula.

Aku sayang kalian.

Page 10: FILSAFAT SENI PUISI ZIKIR KARYA D ZAWAWI IMRON
Page 11: FILSAFAT SENI PUISI ZIKIR KARYA D ZAWAWI IMRON

ix

9. Karibku Zahid 2013 : Khairil Barri dan Anggi Widiarsih, terimakasih telah

menjadi teman terbaik dalam suka duka berjuang di tanah rantau ibu kota

Jakarta, semoga kita sukses di belahan bumi manapun berada. Harapan

suatu saat kita sama-sama bisa meluangkan waktu untuk sekedar diskusi

sambil ngopi bersama sembari menikmati cemilan cimol di pinggir jalan

seperti dulu.

10. Sahabat-sahabatku : Abd Karim, Ali Syamsukdin, Jamaluddin, Moh. Alwi,

Muhamad Najibudin dan teman-teman satu angkatan AFI’13 khusunya

teman-teman kelas B yang telah menjadi keluarga baru selama di bangku

kuliah. Terimakasih untuk banyak kebaikan selama kita menimba ilmu

bersama.

11. Keluargaku di perantauan : Hamid, Faiz, Hamidi, Dila, Hana, Listy,

Abdillah, Rofiqi, yang selalu menghibur di saat duka, menjadi teman di saat

suka, menolong bukan karena iba melainkan kita semua saudara.

Terimakasih banyak.

12. Sahabat-sahabati Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yang telah

mengajarkan banyak hal untuk tumbuh dan berkembang di bidang

Organisasi khusunya. Tidak akan pernah saya lupakan hadiah yang cukup

berharga di tahun 2016-2017 yang telah berperan aktif memenangkan kursi

jabatan di Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sungguh

satu kebanggaan. terimakasih sudah mau berdarah-darah mengawal sampai

kemenangan.

Page 12: FILSAFAT SENI PUISI ZIKIR KARYA D ZAWAWI IMRON

x

13. Teman-teman KKN BERPACU , terimaksih atas kerja sama dan

partisipasinya. Bersama kalian penulis banyak mendapatkan pengalaman

baru yang tidak akan pernah terlupakan.

Kepada semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu,

baik perseorangan maupun isntitusi, yang telah membantu penulis. Kepada

semuanya saya ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya. Semoga Allah

membalas segala amal baik mereka. Aamiin.

Ciputat, 23 Juli 2020

Penulis,

Zanurrahman

11113033100060

Page 13: FILSAFAT SENI PUISI ZIKIR KARYA D ZAWAWI IMRON

xi

ABSTRAK

Zainurrahman. 1113033100060. Filsafat Seni Puisi Zikir Karya D Zawawi

Imron. Skripsi. Prodi Aqidah Filsafat Islam, Fakultas Ushuluddin, Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2020.

D Zawawi Imron merupakan salah satu sastrawan yang terkenal dengan

karyanya yang bertajuk Celurit Emas. Penyair sekaligus Ulama tersebut memiliki

ciri khas dimana di setiap karyanya selalu kental dengan nuansa religius dan adat

istiadat temat dia lahir dan di besarkan. Salah satu karya D Zawawi yang unik

adalah puisi Zikir. Puisi ini secara garis besar berisi tentang keesaan tuhan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui filsafat seni dalam puisi Zikir

karya D Zawawi Imron. Penelitian ini menggunakan studi kepustakaan dengan

menitikberatkan kajiannya pada analisis isi (content analysis). Puisi Zikir dalam

penelitian ini dianalisis dengan metode analisi structural dan semiotic. Analisis

structural dalam artian puisi ini dianalisis berdasarkan unsur-unsur pembentuk puisi

itu sendiri. Sedangkan analisi semiotik berarti mengkaji beberapa hal yaitu

pergantian makna, hipogram, pembacaan hermeneutika dan penciptaan makna.

Berdasarkan teori-teori tersebut, dapat disimpulkan bahwa puisi zikir

merupakan puisi yang bertemakan keagamaan atau religiusitas. Hal ini dapat

dilihat dari pilihan kata yang digunakan serta dari keseluruhan isi puisi yang

menggambarkan keesaan tuhan serta mengimani bahwa semesta merupakan hasil

ciptaan tuhan. Puisi zikir ini seolah memberikan pesan bahwa D Zawawi Imron

ingin menegaskan bahwa tuhan itu satu, akan tetapi tuhan mampu mengawasi

seluruh alam dikarenakan tuhan adalah dzat yang maha mengetahui.

Kata Kunci: Puisi Zikir, Struktural, Semiotik

Page 14: FILSAFAT SENI PUISI ZIKIR KARYA D ZAWAWI IMRON

xii

DAFTAR ISI HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN PANITIA UJIAN ..................................................... ii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ............................. iii

PEDOMAN TRANSLITERASI ............................................................................. iv

KATA PENGANTAR ............................................................................................. vii

ABSTRAK .............................................................................................................. xi

DAFTAR ISI .......................................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................................. 1 B. Batasan Dan Rumusan Masalah .................................................................. 6

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian .................................................................. 7

D. Tinjauan Pustaka ......................................................................................... 8

E. Metode Penelitian ....................................................................................... 9

F. Sistematika Penulisan .................................................................................11

BAB II SENI DAN PUISI A. Seni ..............................................................................................................12

1. Pengertian Dan Batasan Seni ...................................................................12

2. Sejarah Penggolongan Seni ......................................................................14

3. Filsafat Seni Dan Hubungannya Dengan Estetika ...................................16

B. Puisi .............................................................................................................19

1. Pengertian Puisi ........................................................................................19

2. Analisis Struktural Dan Semiotik Dalam Puisi ........................................22

BAB III BIOGRAFI D ZAWAWI IMRON 1. Biografi D Zawawi Imron ....................................................................... 26 2. Karya-Karya D Zawawi Imron Dan Prestasinya ..................................... 31

3. Puisi Zikir Karya D Zawawi Imron ......................................................... 32

BAB IV FILSAFAT SENI DALAM PUISI ZIKIR KARYA D ZAWAWI

IMRON A. Analisis Isi Puisi Zikir Karya D Zawawi Imron .......................................... 34 B. Analisis Struktural Dalam Puisi Zikir .......................................................... 35

C. Analisis Semiotika Dalam Puisi Zikir .......................................................... 46

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................................. 52 B. Kritik Dan Saran ............................................................................................ 53

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 54

Page 15: FILSAFAT SENI PUISI ZIKIR KARYA D ZAWAWI IMRON

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Estetika merupakan kalimat yang dalam masyarakat luas dimaknai dengan

keindahan. Berbicara tentang keindahan sendiri memiliki beragam objek dan

penilaiannya pun cenderung subjektif. Ketika seseorang melihat sebuah objek

dan menilai bahwa objek itu memiliki keindahan belum tentu penilaian yang

sama akan diberikan oleh orang lain untuk objek yang serupa. Namun, ketika

berbicara tentang estetika maka terdapat acuan pengertian dari beberapa tokoh

yang membuat kata estetika tidak hanya diartikan secara dangkal sebagai suatu

keindahan saja.

Kata estetika sebenarnya berasal dari bahasa Yunani “aisthetika” yang

berarti hal-hal yang dapat diserap oleh pancaindera (perasaan/sensitifitas). Oleh

karena itu, estetika sering diartikan sebagai persepsi indera.1 Merujuk pada

pengertian dasar tersebut, cakupan estetika bisa menjadi sangat luas tidak hanya

sebatas objek yang bias dilihat dengan mata. Hartoko (1983) mengartikan

estetika sebagai kemampuan melihat lewat penginderaan atau penyerapan,

persepsi, perasaan, dan pengalaman pemandangan. 2

Menurut Aristoteles estetika merupakan keindahan yang menyangkut

keseimbangan dan keteraturan ukuran, yakni ukuran material. Pandangan ini,

1 Dharsoono Sony Kartika dan Nanang Ganda Perwira, Pengantar Estetika, (Bandung :

Rekayasa Sains,2004), hal.5

2 Ibid, hal.9

Page 16: FILSAFAT SENI PUISI ZIKIR KARYA D ZAWAWI IMRON

2

menurut Aristoteles, berlaku untuk benda-benda alam ataupun untuk karya

seni buatan manusia. Karya seni yang dibicarakan Aristoteles terutama karya

sastra dan drama.3

Karya seni sendiri bentuknya sangat beragam, mulai dari lukisan,

patung, puisi, musik, drama, dan bentuk karya seni lainnya yang

mengandung nilai estetika. Salah satu karya seni yang paling sering dijumpai

dalam kehidupan sehari-hari adalah puisi. Puisi menurut Waluyo merupakan

karya sastra tertulis yang paling awal ditulis oleh manusia. Selain itu,

puisi merupakan salah satu jenis karya sastra yang dalam penyajiannya

sangat mengutamakan keindahan bahasa dan kepadatan makna.4

Banyak sastrawan terkenal dengan karya puisinya salah satunya

adalah D Zawawi Imron. D Zawawi Imron merupakan ulama sekaligus

sastrawan yang berasal dari pulau Madura. Beberapa karya besarnya antara

lain: Semerbak Mayang (1977), Madura Akulah Lautmu (1978), Celurit

Emas (1980), Bulan Tertusuk Ilalang (1982), Nenek Moyangku Airmata

(1985), Berlayar di Pamor Badik (1994), Bantalku Ombak Selimutku Angin

(1996), Lautmu Tak Habis Gelombang (1996), Madura Akulah Darahmu

(1999), dan Kujilat Manis Empedu (2003). Beberapa sajaknya telah

diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris, Belanda dan Bulgaria.

3 Sidi Gazalba, Sistematika Flsafat : Pengantar Kepada Teori Filsafat, Teori

Pengetahuan Metafisika, Teori Nilai, Jilid IV, (Jakarta : Bulan Bintang, 1978), hal.549.

4 Herman J Waluyo, Apresiasi Puisi : Paduan Untuk Pelajar dan Mahasiswa, (Jakarta :

Gramedika Pustaka Utama, 2002), hal. 1

Page 17: FILSAFAT SENI PUISI ZIKIR KARYA D ZAWAWI IMRON

3

Buku kumpulan sajaknya, “Nenek Moyangku Airmata” mendapat

hadiah Yayasan Buku Utama Departemen P & K (1985). Kemudian “Celurit

Emas” dan “Nenek Moyangku Airmata” terpilih sebagai buku puisi terbaik

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Zawawi yang juga penerima

hadiah utama penulisan puisi ANteve dalam rangka HUT RI ke-50 (1995)

ini, pernah menjadi pembicara dalam Seminar Majlis Bahasa Brunei

Indonesia Malaysia (MABBIM) dan Majlis Asia Tenggara (MASTERA)

Brunei Darussalam (Maret 2002), serta pernah tampil dalam acara kesenian

Winter Nachten di Belanda (2002). Di dalam tahun 2011, puisinya yang

berjudul “Kelenjar Laut” mendapat penghargaan hadiah sastra Asia

Tenggara dari Kerajaan Malaysia di Kuala Lumpur. Hadiah diserahkan

langsung oleh Wakil Perdana Menteri Malaysia Tan Sri Muhyiddin Yassin.5

Salah satu karya puisi D Zawawi Imron yang cukup unik dan memiliki

makna mendalam adalah puisi yang berjudul Dzikir. Puisi yang ditulis tahun

1980 silam ini tetap hidup meski telah bertahun-tahun lamanya. Puisi tersebut

kerap kali dibawakan dalam even pentas seni maupun ajang lomba puisi

khususnya di Madura. Karya D Zawawi Imron benar-benar tidak lekang oleh

waktu.

Jika ditelisik lebih mendalam, karya-karya D Zawawi Imron memiliki

nuanasa tema yang unik dan menjadi ciri khas karya sastranya. Keunikan

tersebut yang membedakan karya sastra D Zawawi Imron dengan sastrawan

5 Arief Machmudy, Sekelumit Tentang Sosok D Zawawi Imron, Diakses dari

http://ariefmachmudy.blogspot.com/2012/01/sekelumit-tentang-sosok-d-zawawi-imron.html pada

tanggal 20 Januari 2020.

Page 18: FILSAFAT SENI PUISI ZIKIR KARYA D ZAWAWI IMRON

4

lainnya. Chairil Anwar, salah satu sastrawan terkenal yang juga banyak menulis

puisi memiliki ciri khas ekspresionis dan lugas, jarang menggunakan kata

hiasan dan cenderung langsung pada tujuan. Sastrawan lainnya yang juga

memiliki ciri khas dalam karyanya adalah Taufiq Ismail yang mana karya sastra

yang ditulis lebih banyak merupakan kritik social dan berisi tentang politik.

Keunikan yang dimiliki sastrawan lainnya adalah Sutardji Calzoum Bachri yang

mana terkenal dengan pemilihan bahasanya yang rumit dan seringkali

menggunakan Bahasa asing.6

Jika dibandingkan dengan sastrawan-sastrawan tersebut, karya sastra D

Zawawi Imron memiliki perbedaan yang menjadikan ciri khas setiap karya

sastranya. Karya sastra D Zawawi Imron menggunakan bahasa yang tidak terlalu

sulit dan cenderung merupakan Bahasa sehari-hari. Isi dari puisi-puisinyapun

banyak mengulas tentang tanah kelahiran dan budaya-budaya yang ada di sana.

Namun, beliau tidak jarang membahas tentang keTuhanan serta sufistik dalam

karya-karyanya. Gaya Bahasa yang unik, pemilihan rima juga isi dari puisi-puisi

D Zawawi Imron memiliki nilai estetika tersendiri bagi yang membaca,

memahami makna tulisannya serta menikmati apa yang ada dalam karyanya.

Ketika menikmati suatu karya sastra, maka seseorang bisa disebut juga

sedang mengalami “pengalamaan estetik” yang oleh John Dewey (1957)

diartikan sebagai pengalaman yang dirasakan oleh penikmat seni terhadap suatu

6Armayanti Aras, Apresiasi Puisi Indonesia.Diakses dari http://armayanti-

aras.blogspot.com/2012/11/ciri-khas-puisi-taufik-ismail-chairil.html pada tanggal 19 Februari

2020.

Page 19: FILSAFAT SENI PUISI ZIKIR KARYA D ZAWAWI IMRON

5

karya estetik.7 Pengalaman etetik terhadap sebuah karya seni atau sastra lebih

mengekpresikan gagasan dan perasaan, tidak seperti pengalaman estetik terhadap

keindahan alam yang tidak mengandung makna seperti itu, artinya keindahan

alam tidak membawa nilai-nilai lain di samping nilai keindahan itu sendiri.

Pengalaman estetik yang dirasakan terhadap sebuah karya seni memusatkan

perhatian pada penikmatan, penghayatan dan penghargaan terhadap sebuah karya

seni.8

Untuk memahami lebih mendalam mengenai estetika pada sebuah karya

seni, dibutuhkan karakterstik-karakteristik tertentu sebagai tolak ukur. Berkaitan

dengan karya satsra yang ditulis oleh D Zawawi Imron maka untuk mengungkap

nilai estetika yang terdapat di dalamnya dapat menggunakan karakteristik

estetika Islam. Ismail Raji al-Faruqi berpendapat bahwa seni umat Islam

merupakan ekspresi estetis seni yang tak terbatas namun entitas structural

inilah yang selaras dengan prinsip estetis ideologi Islam. Pembatasan seni

menurut al-Faruqi disebut sebagai Arabesque membangkitkan pada

pemandangnya intuisi kualitas dari yang tak terbatas, dari yang berada di luar

ruang dan waktu. Namun arabesque melakukannya tanpa membuat klaim

musykil bagi umat Islam bahwa pola ini sendiri menunjukkan apa yang

berada di luar. Dengan merenungkan pola tak terbatas ini, benak orang yang

mempersepsinya dialihkan ke Tuhan, dan senipun memperkuat keyakinan

7 Dharsoono Sony Kartika dan Nanang Ganda Perwira, Pengantar Estetika, (Bandung :

Rekayasa Sains,2004), hal.37

8 Ibid, hal. 39

Page 20: FILSAFAT SENI PUISI ZIKIR KARYA D ZAWAWI IMRON

6

religius. Jadi, seni Islam mempunyai tujuan mengajar dan memperkuat persepsi

tentang transendensi Tuhan dalam diri manusia.9

Seni Islam merupakan hasil dari pengejawantahan Keesaan pada bidang

keanekaragaman. Ia merefleksikan kandungan prinsip Keesaan Ilahi,

kebergantungan seluruh keanekaragaman kepada Yang Maha Esa,

kesementaraan dunia dan kualitas-kualitas positif dari eksistensi kosmos atau

makhluk.10

Maka berdasakan penjelasan mengenai estetika dan estetika Islam, puisi

karya D Zawawi Imron yang berjudul Dzikir dianggap memiliki unsur estetika

lebih khusunya estetika Islam yang mana akan dikaji lebih lanjut melalui

karakteristik estetika Islam pada bab berikutnya.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan di atas maka peneliti

membatasi penelitian ini pada pemikiran tentang unsur estetika Islam dalam puisi

Dzkir karya D Zawawi Imron. Ada beberapa karya yang membahas tentang

estetika Islam namun belum ada yang membahas estetika Islam dalam kaitannya

dengan puisi D Zawawi Imron yang berjudul Dzikir. Oleh sebab itu peneliti

memberikan batasan pada penelitian ini dengan hanya membahas masalah estetika

Islam dalam puisi D Zawawi Imron yang berjudul dzikir meski pada kenyatannya

masih banyak puisi lainnya yang ditulis oleh D Zawawi Imron.

9 Ismail Raji al-Faruqi, Atlas Budaya Islam, (Bandung : Mizan, 2002), hal.198 10 Sayyed Hossein Nasr, Spiritualitas dan Seni Islam Terj. Sutejo, hal.11

Page 21: FILSAFAT SENI PUISI ZIKIR KARYA D ZAWAWI IMRON

7

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah nilai-nilai estetika Islam yang terkandung dalam puisi D

Zawawi Imron yang berjudul Dzikir?

2. Unsur estetika Islam apa sajakah yang terdapat dalam puisi Dzikir karya D

Zawawi Imron?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Mendeskrepsikan nilai-nilai estetika Islam dalam puisi Dzikir karya D Zawawi

Imron

2. Melacak unsur estetika Islam pada pemikiran D Zawawi Imron melalui puisi

Dzikir

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

1. Memberikan tambahan ilmu dan wawasan tentang estetika Islam dalam

kaitannya dengan karya sastra khusunya puisi

2. Memberikan tambahan ilmu pengetahuan tentang karya sastra yang ditulis oleh

D Zawawi Imron

3. Dapat dijadikan rujukan untuk peneliti selanjutnya dalam memperluas kajian

dengan tema yang sama baik tentang estetika maupun tentang karya sastra yang

ditulis oleh D Zawawi Imron.

Page 22: FILSAFAT SENI PUISI ZIKIR KARYA D ZAWAWI IMRON

8

D. Tinjauan Pustaka

Dalam studi kepustakaan sebenarnya tidak ada penelitian yang meneliti

tentang nilai estetika dalam puisi Dzikir karya D Zawawi Imron, akan tetapi

dalam bagian ini peneliti akan menyebutkan beberapa penelitian yang dianggap

penting dan berkaitan dengan penelitian ini.

Skripsi yang ditulis oleh Dian Permatasari pada tahun 2015 dengan judul

“Kaligrafi dalam Estetika Islam Menurut Ismail Raji Al-Faruqi”. Pembahasan

yang disajikan dalam skripsi tersebut meliputi bagaimana pemikiran kaligrafi

dalam estetika Islam menurut Al-Faruqi di beberapa bidang kehidupan.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah analisis data. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa seni sangat erat kaitannya dengan kehidupan.

Selain itu, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemikiran Al-Faruqi lebih

banyak berbicara tentang tauhid secara prinsip dan pandangan dunianya. Menurut

AL-Faruqi, kaligrafi kontemporer lebih bersifat umum karena penjelasannya

hanya berkutat pada keberadaan kaligrafi kontemporer dan corak yang

digolongkan ke dalam beberapa kategori tanpa kejelasan periodesasinya.

Penelitian berikutnya yang dianggap berkaitan dengan penelitian ini

adalah skripsi yang berjudul “Estetika Islam dalam Lukisan Affandi

Koesoema” yang ditulis oleh Nur Amalina Dini Priatmi pada tahun 2019.

Dalam penelitian tersebut menggunakan pendekatan penelitian kualitatif

dengan menganalisis secara deskritptif tentang estetika pada lukisan-lukisan

Affandi Koeseoma. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa lukisan

Affandi sarat akan nilai religiusitas lukisan dalam lukisan yang berjudul

Page 23: FILSAFAT SENI PUISI ZIKIR KARYA D ZAWAWI IMRON

9

Ka’bah. Dengan pilihan warna cerah cenderung identik dengan estetika Islam

yang menggambarkan cahaya, kecerahan dan kebahagiaan. Selain itu, lukisan

Affandi Koesoema juga sarat akan nilai humanis dan idealis, sebab hampir

semua lukisan Affandi Koesoema mengambil objek aktifitas sehari-hari.

Adapun makna estetika yang tersirat dalam lukisan Affandi Koesoema

merupakan kritik terhadap realita sosial dimana menggambarkan masih

banyaknya kesedihan dan kesusahan maupun perilaku buruk yang dilakukan

oleh manusia.

Dari penelitian-penelitian yang telah dijabarkan di atas, persamaan

dengan penelitian ini adalah tema kajian yaitu sama-sama mengkaji tentang

estetika dalam Islam. Sedangkan perbedaannya adalah terletak pada objek

penelitian dimana penelitian yang telah dijabarkan sebelumnya meneliti

estetika pada kaligrafi dan lukisan, akan tetapi dalam penelitian ini yang

dibahas adalah estetika dalam puisi karya D Zawawi Imron.

E. Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library

research). Penelitian kepustakaan merupakan sebuah penelitian yang fokus

penelitiannya denan menggunakan data. Penelitian yang fokus penelitiannya

menggunakan data dan informasi dengan bantuan berbagai macam literatur

yang terdapat di perpustakaan, seperi buku, naskah, catatan, kisah, sejarah,

Page 24: FILSAFAT SENI PUISI ZIKIR KARYA D ZAWAWI IMRON

10

dokumen dan lain-lain.11 Objek penelitian dalam penelitian ini adalah puisi karya D

Zawawi Imron yang berjudul Dzikir.

Penelitian ini memiliki dua sumber data yaitu sumber data primer dan

sekunder. Sumber primer merupakan sumber data yang langsung memberikan data

kepada pengumpul data dan sumber sekunder adalah sumber data yang tidak

langsung memberikan data kepada pengumpul data.12 Sumber data yang digunkan

dalam penelitian ini adalah sumber data primer berupa buku Madura, Akulah

Darahmu (1999) karangan D Zawawi Imron yang di dalamnya terdapat Puisi

Dzikir serta buku-buku lain yang mengkaji tentang estetika Islam. Sedangkan

sumber data sekunder berupa wawancara terhadap orang terdekat D Zawawi

Imron untuk mengetahui informasi tentang biografi dan latar belakang D Zawawi

Imron.

Metode deskripsi analitis dalam penelitian ini digunakan untuk membahas

dan menguraikan tentang nilai-nilai estetika dalam puisi Dzikir karya D Zawawi

Imron. Dimulai dari gambaran tentang estetika Islam kemudian dijadikan

substansi untuk menganalisis puisi dzikir yang ditulis oleh D Zawawi Imron.

Teknik penulisan skripsi ini mengacu pada buku Pedoman Akademik

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2017/2018. Sedangkan

transliterasi pada skripsi ini juga menggunakan “Pedoman Penulisan

Skripsi” yang terdapat dalam buk "Pedoman Akademik Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2017/2018”.

11 Kartini, Pengantar Metodologi Riset Sosial (Bandung: Mandar Maju, 1996), h. 33 12 Sugiyono , Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif , Kualitatif, R&D

(Bandung : Alfabeta, 2010).hal 79

Page 25: FILSAFAT SENI PUISI ZIKIR KARYA D ZAWAWI IMRON

11

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penyusunan skripsi ini dibedakan menjadi beberapa bab

dengan tujuan agar lebih tersusun dan mudah dipahami. Adapun baagian-

bagiannya sebagai berikut:

1. Bab 1, berisi pendahuluan dalam penelitian yang mencakup latar belakang

serta alasan mengapa peneliti memilih topic ini sebagai judul penelitian.

Selain itu, pada bagian ini juga dijelaskan batasan dan focus

penelitian,manfaat dan tujuan dilakukannya peneltian. Sistematika

penulisan serta tinjauan pustaka juga tercakup dalam bagian pendahuluan.

2. Bab 2, berisi kajian teori mengenai estetika, dimulai dari pegertian hingga

unsur estetika Islam. Pada bagian ini peneliti bertujuan untuk memberikan

jabaran tentang estetika lebih khusunya estetika Islam.

3. Bab 3, berisi tentang informasi sastrawan D Zawawi Imron meliptui

Biografi serta karya-karyanya termasuk puisi Dzikir yang menjadi objek

dalam penelitian ini.

4. Bab 4, berisi tentang hasil penelitian berupa penjabaran analisis tentang

nilai estetika dalam puisi dzikir yang ditulis oleh D Zawawi Imron.

5. Bab 5, merupakan bab yang berisi tentang kesimpulan dan saran

penelitian. Pada kesimpulan di bab 5 ini menjawab topik penelitian yang

terdapat di awal penelitian. Saran dalam penelitian ini berfungsi sebagai

masukan baik untuk menilai kekurangan dalam penelitian ini ataupun

saran kepada peneliti selanjutnya yang akan mengkaji topic yang berkaitan

dengan penelitian ini.

Page 26: FILSAFAT SENI PUISI ZIKIR KARYA D ZAWAWI IMRON

12

BAB II

SENI DAN PUISI

A. Seni

1. Pengertian dan Batasan Seni

Seni dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) memiliki tiga arti yaitu:

Pertama. Keahlian membuat karya yang bermutu (dilihat dari segi kehalusanya,

keindahanya dan sebagainya). Kedua. Karya yang diciptakan dengan keahlian

yang luar biasa seperti tari, lukisan, ukiran, dan sebagainya. Ketiga. Kesanggupan

akal untuk menciptakan sesuatu yang bernilai tinggi (luar biasa).13

Sedangkan dalam buku Ensiklopedi Nasional Indonesia, pengertian seni

adalah berasal dari kata latin ars yang artinya keahlian mengekpresikan ide-

ide dan pemikiran estetika, termasuk mewujudkan kemampuan serta imajinasi

penciptaan benda, suasana atau karya yang mampu menimbulkan rasa

indah.14 Seni pada mulanya adalah proses dari manusia dan oleh karena itu

merupakan sinonim dari ilmu. Dewasa ini, seni bisa dilihat dalam intisari

ekspresi dari kreativitas manusia. Seni juga dapat diartikan dengan sesuatu

yang diciptakan manusia yang mengandung unsur keindahan.15

Menurut Quraish Shihab, M.A. dalam bukunya yang berjudul Wawasan

Al-Qur'an mengemukakan bahwa seni adalah keindahan. Ia merupakan

ekspresi ruh dan budaya manusia yang mengandung dan mengungkapkan

13 Departemen Pendidikan Naional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat

Bahasa, (Jakarta:PT. Gramedia Pustaka,2008) hlm. 1273

14 Van Hoeve, Ensiklopedi Nasional Indonesia, 1994, hlm. 525.

15 http://id.wikipedia.org/wiki/Seni, diakses pada 03 Maret 2020

Page 27: FILSAFAT SENI PUISI ZIKIR KARYA D ZAWAWI IMRON

13

keindahan. Ia lahir dari sisi terdalam manusia yang didorong oleh kecenderungan

seniman kepada sesuatu yang indah, apapun jenis keindahan itu. Dorongan

tersebut ialah merupakan naluri manusia, atau fitrah yang dianugerahkan

Allah SWT kepada hamba-hambanya.16 Seni menurut Yusuf Al-Qardhawi, seni

adalah merasakan dan mengungkapkan keindahan.17 Seni menurut Plato dan

Rousseau adalah hasil peniruan alam dengan segala seginya.18

Dari berbagai pengertian di atas, pengertian seni juga bisa dilihat dari

berbagai sudut sesuai dengan fungsinya. Adapaun pengertian tersebut sebagai

berikut:

a. Seni sebagai bentuk yang bermakna; seni adalah sesuatu yang bisa

memberikan sebuah pengalaman emosi atau pengalaman keindahan yang

tidak diperoleh dalam kehidupan sehari-hari. Seni yang bermutu adalah

seni yang mampu memberikan pengalaman estetik, pengalaman emosi,

pengalaman keindahan, atau pengalaman seni yang khas milik dirinya. 19

b. Seni Sebagai Kegiatan Manusia (Human Activity); Yakni menciptakan karya

seni apa pun. Pengertian seni sebagai suatu kegiatan manusia yang

menciptakan suatu benda (indah atau menyenagkan) dilawankan dengan craft

(kerajinan). Menurut Kahler, ciri-ciri yang membedakan antara art dan

craft adalah kegunaan praktis.

16 M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur'an ,(Bandung, Mizan 1996), hlm. 385

17 Yusuf Qardhawi, Islam Bicara Seni, terj, Wahid Ahmadi, dkk, (Solo:

Intermedia,1998), hlm. 13

18 Mudji Sutrisno, dkk, Estetika Filsafat Keindahan, (Yogyakarta: Kanisius,1993),

hlm. 27

19 Jakob Sumardjo, Filsafat Seni, (Bandung, ITB, 2000), hal 124

Page 28: FILSAFAT SENI PUISI ZIKIR KARYA D ZAWAWI IMRON

14

c. Seni Sebagai Seni Indah (Fine Art); Pengertian ini dipakai oleh ahli estetis

Yervant Krikorian. Seni indah dinyatakan sebagi seni yang terutama

bertalian dengan pembuatan benda-benda dengan kepentingan estetis

sebagaimana berbeda dari seni berguna atau terapan yang maksudnya untuk

kefaedahan. Seni indah ini mencakup seni lukis, pahat, arsitektur, tari,

musik, kesusastraan, teater, filem, dan lain-lain.

d. Seni Sebagai Penglihatan (Visual Art); Eugene Johnson berpendapat bahwa,

seni sebagaimana paling umum digunakan dewasa ini, seni berarti seni-seni

penglihatan, yaitu bidang kreativitas seni yang bermaksud mengadakan tata

hubungan pertama- tama melalui mata. Herbert Read berpandapat, kata seni

yang paling lazim dihubungkan dengan seni-seni yang bercorak

penglihatan atau plastis.20

2. Sejarah Penggolongan Seni

Benda yang diwujudkan manusia untuk menyatakan nilai seni cukup

banyak dan beragam. Dalam sejarah estetika eropa telah lama dikenal pembedaan

tentang apa yang disebut seni. Sejak zaman Romawi, orang telah membedakan

seni ke dalam dua kelompok yaitu seni kasar dan seni halus. Seni kasar atau

vulgar arts adalah karya seni kaum buruh,tukang, dan budak. Sedangkan seni

halus atau liberal arts adalah seni miik warga negara yang merdeka. Tentu saja

seni kasar tak masuk hitungan dalam seni halus, atau dengan perkataan lain seni

kasar itu bukan seni

20 Surajiyo Ilmu Filsafat Suatu Pengantar (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007), hlm. 110

Page 29: FILSAFAT SENI PUISI ZIKIR KARYA D ZAWAWI IMRON

15

Dalam perkembanganya kemudian, pembedaan semacam itu terus berlaku

di eropa sampai abad ke -18. Ada seni halus yang terdiri atas seni lukis, seni

pahat, seni music, seni puisi dan balet. Ada pula seni pakai yang terdiri atas seni

arsitektur, seni mebel, seni tembikar, seni emas dan perak serta permadani. Yang

pertama disebut seni besar (major art) yang kedua disebut seni kecil (minor art).

Diskriminasi dalam seni masih tampak. Seni kasar, seni pakai, seni minor, itu

semua menunjukkan bahwa benda seni semacam itu lebih rendah nilainya dari

pada seni halus, seni besar, seni kaum yang merdeka.

Kemudian pada abad ke-20 di dunia barat terjadi perubahan social budaya

besar, yakni semakin kuatnya ideologi demokrasi modern di hampir semua

bangsa. Orang mulai menilai karya seni atau benda seni dengan pandangan lain.

Penggolongan seni lebih didekati dari material seni dan cara seni diindera. Maka

kemudian pembagian seni menjadi seni visual (seni lihatan), seni audio (seni

dengaran), dan seni audiovisual (seni dengaran dan lihatan). Golongan pertaman

terdiri atas seni rupa (tanpa gerak) dan seni lihatan bergerak (film), yang dua

dimensi (matra), seni visual 3 dimensi terdiri dari seni pahat dan seni ukir (tanpa

gerak), seni tari dan pantomim (bergerak). Golongan dua matra terdiri atas seni

nada yang tunggal dan majemuk sertaseni kata yang berirama (puisi) dan tanpa

irama (prosa), golongan tiga matra terdiri atas seni tari,seni opera, dn seni drama.

Ada pula yang menggolongkannya menjadi seni statis dan seni dinamis.

Seni statis menetap dan tak berubah sejak dilahirkan. Seni yang materialya beruba

benda fisik termasuk ke dalam golongan seni statis, misalnya seni lukis, seni

Page 30: FILSAFAT SENI PUISI ZIKIR KARYA D ZAWAWI IMRON

16

patung, seni ukir, seni sastra (tertulis). Sebaliknya, golongan seni dinamis terikat

oleh ruang dan waktu penciptaan. Benda seni dinamis berakhir bersama waktu.

3. Filsafat Seni dan Hubungannya dengan Estetika

Seni atau art aslinya berarti teknik, pertukangan, keterampilan, yang dalam

Bahasa Yunani kuno sering disebut sebagai techne. Arti demikian juga berlaku

dalam budaya Indonesia kuno. Baru pada pertengahan abad ke-17 di Eropa

dibedakan antara keindahan umum (termasuk alam), dan keindahan karya seni

atau benda seni. Inilah sebabnya lalu muncul istilah fine arts atau high arts (seni

halus dan seni tinggi), yang dibedakan dengan seni-seni pertukangan (craft). Seni

sejak saat itu dikategorikan sebagai atefak atau benda bikinan manusia. Pada

dasarnya artefak itu dapat dikategorikan menjadi tiga golongan, yaitu benda-

benda yang berguna tapi tidak indah , kedua, benda-benda yang berguna dan

indah, serta ketiga benda-benda yang indah tapi tidak ada kegunaan praktisnya.

Artefak jenis ketiga inilah yang dibicarakan dalam estetika.

Istilah estetika sendiri baru muncul tahun 1750 oleh seorang filusuf minor

bernama A. G. Baumgarten (1714-1762). Istilah ini dipungut dari Bahasa yunani

kuno “Aistheton”, yang berarti “kemampuan melihat lewat penginderaan”.

Baumgarten menamakan seni itu sebagai termasuk pengetahuan sensoris, yang

diebedakan dengan logika yang dinamakannya pengetahuan intelektual. Tujuan

estetika adalah keindahan, sedangkan tujuan logika adalah kebenaran.

Sejak itu istilah estetika dipakai dalam Bahasa filsafat mengenai benda-benda

seni. Estetika mepersoalkan hakikat keindahan alam dan karya seni, sedang

Page 31: FILSAFAT SENI PUISI ZIKIR KARYA D ZAWAWI IMRON

17

filsafat seni mempersoalkan hanya karya seni atau benda seni atau artefak yang

disebut seni.

Pertama, karya seni mengekspresikan gagasan dan perasaan, sedangkan alam

tidak mengandung makna ekspresi semacam itu. Kedua, dalam karya seni, orang

dapat bertanya : apa yang ingin dikatakan karya ini? Atau apa maksud karya ini?.

Tetapi kita tak pernah bertanya serupa ketika menyaksikan keindahan matahari

terbenam di pantai, atau menyaksikan bentuk awan senja, derasnya air terjun,

gemuruhnya suara ombak. Jadi, karya seni selalu membawa makna tertentu dalam

dirinya, ada usaha komunikasi seni dengan orang lain. Ketiga, seni dapat meniru

alam, tapi alam tidak mungkin meniru artefak seni. Keempat, dalam alam kita

dapat menerima keindahannya tanpa kepentingan praktis-pragmatis dalam hidup

ini. Inilah keindahan tanpa pamrih (disinterestedness). Sedang dalam karya seni

kita masih dapat menjumpai karya –karya itu sebagai indah dan berguna

sekaligus. Keindahan alamiah itu gratis, tanpa pamrih kegunaan apapun.

Keindahan seni, karena ounya makna dapat membawa nilai-nilai lain disamping

nilai keindahan.

Dengan demikian estetika merupakan pengetahuan tentang keindahan alam

dan seni. Sedangkan filsafat seni hanya merupakan bagian estetika yang khusus

membahas karya seni.

Estetika adalah bagian dari filsafat. Estetika ilmiah bekerja dengan bantuan

ilmu-ilmu lain, seperti psikologi, sosiologi, antropologi, dan lain-lain. Dengan

demikian dibedakan antara estteika falsafi dan estetika ilmiah. Filsafat seni

mrupakan bagian dari studi estetika ilmiah ini. Dengan demikian sifat

Page 32: FILSAFAT SENI PUISI ZIKIR KARYA D ZAWAWI IMRON

18

spekulatifnya makin bergeser pada kegiatan empiris keilmuan. Meskipun

demikian, ciri spekulatifnya masih dipertahankan, hanya disertai penguatan

empiris. Aspek-aspek yang dibahas dalam filsafat seni biasanya meliputi pokok-

pokok sebagai berikut:

Pertama, persoalan sikap estetik yang di dalamya dibahas masalah

ketidakpamrihan seni dan jarak estetik. Kedua, persoalan bentuk formal sendi

yang melahirkan berbagai konsep seni yang mushkil. Ketiga, persoalan

pengalaman etsteik atau pengalaman seni. Keempat, peroalan nilai-nilai dalam

seni. Kelima, persoalan pengetahuan dalam seni.

Dengan kata lain, filsafar seni membahas aspek kreativitas seniman,

membahas benda seni itu sendiri, membahas nilai-nilai seni, membahas

pengalaman seni atau komunikasi seni, membahas nilai konteks seni dan terakhir

mengenai resepsi public seni. Keberadaan seni ditentukan oleh saling keterkaitan

antara lima aspeknya tadi.21

21 Jakob Sumardjo, Filsafat Seni, (Bandung, ITB, 2000), hal 24-27

Page 33: FILSAFAT SENI PUISI ZIKIR KARYA D ZAWAWI IMRON

19

B. Puisi

1. Pengertian dan Jenis Puisi

Dalam pandangan tradisional, puisi (poetry) merupakan ragam sastra yang

terikat oleh unsur-unsurnya, seperti irama, rima, matra, baris, dan bait (Yusuf,

1995:225).22 Menurut Samuel Taylor Coleridge puisi adalah kata yang terindah

dalam susunan terindah. Penyair memilih kata-kata yang setepatnya dan disusun

secara sebaik-baiknya, misalnya seimbang, simetris, antara satu unsur dengan

unsur lain sangat erat hubungannya, dan sebagainya. Sementara itu, Wordsworth

menyatakan bahwa puisi merupakan pernyataan perasaan imajinatif, yakni

perasaan yang diangankan.

Adapun Auden mengemukakan bahwa puisi itu lebih merupakan

pernyataan perasaan yang bercampur baur. Lain hanya dengan Dunton yang

mengartikan puisi sebagai pemikiran manusia secara konkret dan artistic dalam

Bahasa emosional serta berirama. Di sini misalnya dengan kiasan, dengan citra-

citra, dan disusun secraa artistic (misalnya selaras, simetris, pemilihan kata yang

tepat, dan sebagainya). 23

Dari berbagai pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa puisi

merupakan ekspresi pemikiran yang membangkitkan perasaan, merangsang

imajinasi panca indra yang di susun dalam pemilihan bahasa yang indah dan

berirama sehingga dapat menimbulkan kesan bagi yang membaca.

22 Maman Suryaman dan Wiyatmi, Puisi Indonesia, (Yogyakarta, UNY, 2013), hal.16

23 Rachmat Djoko Pradopo, Pengkajian Puisi, (Yogyakarta, Gadjah Mada University

Press, 2017),hal 6-7

Page 34: FILSAFAT SENI PUISI ZIKIR KARYA D ZAWAWI IMRON

20

Di dalam perkembangan dunia modern, puisi makin beragam.

Keberagaman ini sesungguhnya sudah tampak di dalam pengertian puisi.

Berikut ini dikemukakan berbagai jenis puisi berdasarkan kriteria tertentu.

Berdasarkan perkembangannya dalam sejarah sastra dikenal adanya puisi

lama, puisi modern, dan puisi mutakhir. Selanjutnya, puisi lama dibedakan

menjadi beberapa jenis, antara lain mantera, pantun, talibun, syair, dan gurindam.

Mantera adalah jenis puisi yang paling tua dalam sastra. Mantera diciptakan

dalam kepercayaan animisme dan dinamisme untuk dibacakan dalam acara

berburu, menangkap ikan, mengumpulkan hasil hutan untuk membujuk

hantu-hantu yang baik dan menolak hantu yang jahat.24 Pantun merupakan puisi

lama yang memiliki ciri bersajak a b a b, tiap bait terdiri dari empat baris, dua

baris sampiran dan dua baris isi. Sedangkan talibun terdiri atas larik-larik

sampiran dan isi. Bedanya, talibun memiliki larik lebih dari empat dan selalu

genap, misalnya enam, delapan, sepuluh, dua belas, atau empat belas.25 Syair

merupakan puisi yang berlarik empat tiap bait dan bersajak a a a a yang

mengisahkan suatu hal. Gurindam adalah puisi yang terdiri atas dua baris,

berirama sama a a, kedua barisnya merupakan isi, baris pertama merupakan sebab

dan baris kedua merupakan akibat, isinya berupa nasihat. 26

Berbeda dengan puisi-puisi lama yang terlihat masih terikat dengan jumlah

baris, jumlah suku kata, bait dan persamaan bunyi, puisi modern memiliki

24 Herman J Waluyo, Teori Dan Apresiasi Puisi, (Jakarta, Erlangga, 1991),hal 8

25 Edi Sedyawati, dkk, Sastra Melayu Lintas Daerah, Jakarta (Pusat Bahasa Departemen

Pendidikan Nasional, 2004), hal 213

26 Herman J Waluyo, Teori Dan Apresiasi Puisi, (Jakarta, Erlangga, 1991),hal 10

Page 35: FILSAFAT SENI PUISI ZIKIR KARYA D ZAWAWI IMRON

21

kecenderungan sebagai puisi bebas, terutama dalam hal jumlah baris tiap bait

maupun persajakan. Meskipun puisi modern tampak memiliki stuktur yang lebih

bebas bila dibandingkan dengan puisi lama, namum bila dibandingkan

dengan puisi mutakhir, terutama yang bersifat inkonvensional, puisi modern

masih memiliki aturan struktur yang lebih nornatif.27

Berdasarkan cara penyair mengungkapkan isi atau gagasan yang hendak

disampaikan, dibedakan (1) puisi naratif, (2) puisi lirik, dan (3) puisi deskriptif.

Sesuai dengan namanya, puisi naratif adalah puisi yang digunakan untuk

menyampaikan suatu cerita. Selanjutnya puisi naratif dibedakan menjadi epik,

romansa, dan balada. Epik atau epos adalah puisi naratif yang menceritakan

kepahlawanan tokoh.28

Romansa adalah puisi naratif yang menggunakan bahasa romantik yang

berisi kisah percintaan tokoh ksatria yang penuh rintangan (Waluyo, 1991:

136). Puisi lirik adalah puisi yang digunakan untuk mengungkapkan gagasan

pribadi penyairnya atau aku lirik. Selanjutnya, puisi lirik dibedakan menjadi (1)

elegi, (2) serenada, dan (3) ode. Elegi merupakan puisi yang mengungkapkan

perasaan duka penyair. Berbeda dengan elegi yang menggambarkan suasana

duka, serenada merupakan puisi lirik yang bersuasana senang. Ode merupakan

puisi lirik yang berisi pujian terhadap seseorang, pada umumnya pahlawan.29

Puisi deskriptif adalah puisi yang mengemukakan tanggapan atau kesan

penyair terhadap suatu hal atau keadaan (Waluyo, 1991:137). Berbeda dengan

27 Maman Suryaman dan Wiyatmi, Puisi Indonesia, (Yogyakarta, UNY, 2013), hal.23

28 Herman J Waluyo, Teori Dan Apresiasi Puisi, (Jakarta, Erlangga, 1991),hal 135-137

29 Ibid, hal 136.

Page 36: FILSAFAT SENI PUISI ZIKIR KARYA D ZAWAWI IMRON

22

puisi naratif yang berisi cerita, dan lirik yang mengemukakan gagasan pribadi

penyair atau aku lirik, maka puisi deskriptif cenderung menggambarkan

tanggapan atau kesan penyair terhadap suatu hal.30

Berdasarkan langsung tidaknya makna dalam hubunganya dengan diksi

dan bahasa kiasan yang dipakai, puisi dibedakan menjadi puisi diafan dan puisi

prismatis. Dalam puisi diafan digunakan kata-kata denotatif, kurang sekali

menggunakan pengimajian dan bahasa kiasan, sehingga mudah dipahami

maknanya. Sebaliknya, puisi prismatis didominasi oleh penggunakan kata

konotatif, citraan, dan kiasan, sehingga makna yang dikandungnya bersifat

polyinterpretable.31

2. Analisis Struktural dan Semiotik dalam Puisi

Sajak (karya sastra) merupakan sebuah struktur. Struktur di sini dalam arti

bahwa karya sastra itu merupakan susunan unsur-unsur yang bersistem, yang

antara unsur-unsurnya terjadi hubungan yang timbal balik, saling menentukan.

Jadi kesatuan unsur dalam sastra bukan hanya berupa kumpulan atau tumpukan

hal-hal atau benda-benda yang berdiri sendiri, melainkan hal-hal itu saling

terikat, saling berkaitan dan saling bergantung.

Dalam pengertian struktur ini (Piaget via Hawkes, 978: 16) terlihat

adanya rangkaian kesatuan meliputi tiga ide dasar yaitu ide kesatuan, ide

transformasi, dan ide pengaturan diri sendiri (self regulation).

Pertama, struktur itu merupakan keseluruhan yang bulat, yaitu bagian-

bagian yang membentuknya tidak dapat berdiri sendiri di luar struktur itu. Kedua,

30Maman Suryaman dan Wiyatmi, Puisi Indonesia, (Yogyakarta, UNY, 2013), hal. 29

31 Herman J Waluyo, Teori Dan Apresiasi Puisi, (Jakarta, Erlangga, 1991),hal 140.

Page 37: FILSAFAT SENI PUISI ZIKIR KARYA D ZAWAWI IMRON

23

struktur itu berisi gagasan transformasi dalam arti bahwa struktur itu tidak statis.

Struktur itu mampu melakukan prosdur-prosedur transformasional, dalam arti

bahan-bahan baru diproses dengan prosedur dan melalui prosedur itu. Ketiga,

struktur itu mengatur diri sendiri, dalam arti struktur itu tidak membutuhkan

pertolongan dari luar dirinya untuk mensahkan prosedur transformasinya. Jadi,

setiap unsur mempunyai fungsi tertentu berdasarkan aturan dalam struktur itu.

Setiap unsurnya mempunyai fungsi tertentu berdasarkan letaknya dalam struktur

itu.

Strukturalisme pada dasarnya merupakan cara berpikir tentang dunia yang

terutama berhubungan dengan tanggapan dan deskripsi struktur-struktur seperti

yang disebut di atas. Menurut pemikiran strukturalisme, dunia (karya sastra

merupakan dunia yang diciptakan pengarang) lebih merupakan susunan

hubungan dari pada susunan benda-benda . oleh karena itu, kodrat tiap unsur

dalam struktur itu tidak mempunyai maka dengan sendirinya, melainkan

maknanya ditentukan oleh hubungannya dengan semua unsur lainnya yang

terkandung dalam struktur itu.

Analisis structural sajak adalah analisis sajak ke dalam usnur-unsurnya

dan fungsinya dalam struktur sajak dan penguraian bahwa tiap unsur itu

mempunyai makna hanya dalam kaitannya dengan unsur-unsur lainnya, bahkan

juga berdasarkan tempatnya dalam struktur.32

Karya sastra merupakan sebuah struktur yang kompleks. Karena itu,

untuk memahami karya sastra (sajak) haruslah karya sastra dinalisis. Dalam

32 Rachmat Djoko Pradopo, Pengkajian Puisi, (Yogyakarta, Gadjah Mada University

Press, 2017),hal 122

Page 38: FILSAFAT SENI PUISI ZIKIR KARYA D ZAWAWI IMRON

24

menganalisis karya sastra, tidak boleh terlalu memecah-mecah sajak karena

unsur-unsur dalam sajak itu tidak otonom melainkan merupakan bagian dari

situasi yang rumit dari bagiannya dengan unsur-unsur lain. Jadi untuk memahami

sajak, haruslah diperhatikan jalinan atau pertautan unsur-usurnya sebagai bagian

dari keseluruhan.33

Dalam menganalisis karya sastra menggunakan metode analisis semiotic,

yang perlu dipahami lebih awal adalah makna dari semiotic itu sendiri. Dalam

pandangan semiotic, bahasa merupakan sebuah sitem tanda sebagai suatu tanda,

bahasa mewakili sesuatu yang lain yang disebut makna. Bahasa sebagai suatu

sistem tanda dalam teks kesastraan, tidak hanya meyaran pada sistem (tataran)

makna tingkat pertama melainkan terlebih pada makna tingkat kedua. 34

Semiotik adalah ilmu atau metode analisis utuk mengkaji tanda. Tanda

adalah sesuatu yang mewakili sesuatu yang lain yang dapat berupa pengalaman,

pikiran, perasaan, gagasan dan lain-lain. Jadi, yang dapat menjadi tanda

sebenarnya bukan hanya bahasa saja, melainkan berbagai hal yang melingkupi

kehidupan ini, walau harus diakui bahwa bahasa adalah sistem tanda yang paling

lengkap dan sempurna.35

Dalam kajian semiotic kesastraan, pemahaman dan penerapan konsep

ikonitas tampaknya memberikan sumbangan yang cukup berarti. Peirce

membedakan ikon ke dalam tiga macam yaitu topologis, diagramatik, dan

33 Jakob Sumardjo, Filsafat Seni, (Bandung, ITB, 2000), hal 120-122

34Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Yogyakarta, Gajah Mada University

Press,2015) hal. 66

35 Jakob Sumardjo, Filsafat Seni, (Bandung, ITB, 2000), hal. 67

Page 39: FILSAFAT SENI PUISI ZIKIR KARYA D ZAWAWI IMRON

25

metaforis. Ketiganya dapat muncul bersama dalam satu teks, namun tidak dapat

dibedakan secara terpisah karena hanya masalah penekanan saja. Untuk membuat

pembedaan ketiganya, hal itu dapat dilakukan dengan membuat deskripsi tentang

berbagai hal yang menunjukkan kemunculannya.

Jika dalam deskripsi terdapat istilah-istilah yang tergolong ke dalam

wilayah makna spasialitas, hal itu berarti terdapat ikon topologis, jika termasuk

wilayah makna relasional, hal itu berarti terdapat ikon diagramatik (dapat pula

disebut ikon relasional atau structural). Jika dalam pembuatan deskripsi

mengharuskan dipakainya metafora sebagai istilah-yang mirip bukan tanda

dengan objek, melainkan Antara dua objek (acuan) yang diawali oleh sebuah

tanda – hal itu berarti ikon metafora.36

36 Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Yogyakarta, Gajah Mada University

Press,2015) hal. 69-70

Page 40: FILSAFAT SENI PUISI ZIKIR KARYA D ZAWAWI IMRON

26

BAB III

BIOGRAFI D ZAWAWI IMRON

A. Biografi D Zawawi Imron

Zawawi Imron dikenal sebagai penyair kelahiran Batang-Batang,

Sumenep, Madura. Batang-Batang merupakan sebuah dusun yang terletak sekitar

23 kilometer dari Sumenep, sebuah kota kabupaten di ujung paling timur Pulau

Madura. Karena keterbelakangan dan keterpencilan daerah kelahirannya, ia tidak

mengetahui tanggal kelahirannya secara tepat. Namun, untuk kepatutan dalam

urusan administrasi, dalam KTP tercatat pada tanggal 19 Sepetember 1946.37 Dia

tetap tinggal di daerah tempat ia menulis sajak-sajaknya. Sajak-sajaknya

umumnya menghadirkan tema perenungan tentang alam, terutama alam Madura.

Lingkungan tempat ia dilahirkan sangat kental dengan budaya Madura dan

masyarakatnya sangat taat beragama (Islam) sehingga mempengaruhi tema sajak-

sajaknya.

Penyair daerah yang berbakat dan berkualitas ini pertama-tama ditemukan

dan dipromosikan oleh penyair Subagio Sastrowardojo. Dia hanya sempat

mengenyam pendidikan sekolah dasar yang pada saat itu masih bernama Sekolah

Rakyat (SR). Kemudian, ia mendaftarkan diri menjadi santri di pondok pesantren

di Lambi Cabbi, Desa Gapura Tengah, Sumenep, sebuah tempat berjarak empat

puluh kilometer dari kampung halamannya. Setelah merasa cukup menimba ilmu

di pesantren selama setahun setengah, ia mengikuti ujian PGA dan berhasil lulus

37 D Zawawi Imron, Madura, Akulah Darahmu (Jakarta : Gramedia, 2019). Hal.156.

Page 41: FILSAFAT SENI PUISI ZIKIR KARYA D ZAWAWI IMRON

27

sehingga memperoleh ijazah yang memberinya peluang untuk menjadi guru di

SD. Selebihnya ia menjadi otodidak dengan cara banyak membaca koran,

majalah, ataupun buku-buku. Karena kondisi desanya yang terpencil sehingga

untuk memperoleh bahan-bahan bacaan itu, Zawawi harus pergi ke kota. Hal itu

dilakukannya secara rutin seminggu sekali.

Selepas SR, Zawawi yang mempunyai nama panggilan Cak Imron pernah

melakukan pekerjaan serabutan, seperti mengangkut kantong daun siwalan,

mengumpulkan batu untuk pembuatan jalan, dan menjadi kuli angkat barang.

Pekerjaan rutinnya sehari-hari adalah guru mengaji. Di samping sebagai penyair,

untuk wilayah sekitar Madura dan Jawa Timur ia juga dikenal sebagai seorang

mubalig. Selaku juru dakwah, ia pun selalu mendapatkan simpati saat

menyampaikan risalah-risalah Islam. Namanya sudah tidak asing lagi bagi

majelis-majelis taklim di lingkungan Muhammadiyah, Aisyiah, Pelajar Islam

Indonesia (PII), IPNU, dan Persatuan Ukhuwah Islamiyah.

Sebagai penceramah dalam pengertian umum, ia yang hanya lulusan

sekolah dasar, membuat orang terkagum-kagum karena pidato dan gagasannya

dapat diterima oleh kalangan intelektual kampus, seperti di IKIP Surabaya dan

Universitas Jember saat ia mengisi kuliah umum. Pada tahun 1984 ia dipercaya

mengajar kesusastraan di sebuah SMP di Madura, mengajar menggambar di

sebuah SD, dan menjadi guru agama di pesantren kecil di desanya. Dia pernah

menjabat Ketua Bidang Sastra Lembaga Kesenian Sumenep.

Zawawi Imron adalah sosok seniman langka. Ayahnya meninggal

sebelum ia berumur delapan tahun. Zawawi Imron lahir di lingkungan

Page 42: FILSAFAT SENI PUISI ZIKIR KARYA D ZAWAWI IMRON

28

masyarakat yang tidak biasa menggunakan bahasa Indonesia. Istrinya sempat

mengenyam pendidikan sampai Kelas III SD dan tidak bisa berbicara dalam

bahasa Indonesia (hanya mengerti secara pasif). Namun, istrinya pandai setiap

tulisan suaminya hingga tidak pernah ada yang hilang. Sebagai orang Madura

yang masih terikat adat, Zawawi mengalami masa kawin muda. Istrinya baru

berumur 13 tahun saat dikawininya, sedangkan Zawawi sendiri saat itu berumur

21 tahun. Dia memiliki tiga orang anak, tetapi satu di antaranya meninggal dunia.

Anak sulungnya, Zaki, semasa remaja menyukai sajak juga.

Pertama kali Zawawi Imron menulis sajak ketika berusia 17 tahun dalam

bahasa Madura. Selanjutnya, Zawawi beralih menulis dalam bahasa Indonesia

karena teman-temannya mengomentari bahwa ia tampak kolot saat membacakan

sajaknya dalam bahasa Madura. Dia merasa sangat berterima kasih kepada Pak

Sutama, camat di tempatnya yang pertama kali memberinya kesempatan untuk

mengetik puisi-puisinya. Pak Sutama itu pula yang berjasa mengirimkan puisinya

ke Mingguan Bhirawa (Surabaya) asuhan Suripan Sadi Hutomo dan pertama kali

disiarkan tahun 1974. Pada tahun 1979 ia memenangi sayembara cipta puisi

tingkat nasional yang diadakan oleh Pengurus Pusat Perkumpulan Sahabat Pena

Indonesia. Pada tahun 1981 ia memenangi lomba mengarang buku bacaan SD

yang diadakan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sebagai penyair, nama Zawawi mulai mengorbit setelah kritikus Subagio

Sastrowardojo membicarakannya pada acara Pertemuan Penyair Sepuluh Kota

yang diselenggarakan oleh Dewan Kesenian Jakarta pada bulan April 1982. Pada

tahun itu juga, dalam acara Temu Penyair Muda di Taman Ismail Marzuki,

Page 43: FILSAFAT SENI PUISI ZIKIR KARYA D ZAWAWI IMRON

29

Subagio Sastrowardojo memilihnya sebagai salah satu penyair terbaik bersama

dengan Kriapur.

Kota pertama yang ia kunjungi di luar Madura adalah Surabaya pada

tahun 1977, kemudian kota Jakarta pada tahun 1979, yaitu saat mengikuti

Pertemuan Sastrawan Nusantara di TIM. Selanjutnya, ia sering diundang ke

berbagai tempat untuk membacakan sajak-sajaknya, misalnya pertama-tama di

Pasongsongan yang terhitung masih dekat Sumenep (pantai utara). Beranjak dari

Pulau Madura, pada tahun 1993 Zawawi tampil membacakan sajaknya di

Surabaya pada Pekan Seni Surabaya. Undangan dari Jakarta kembali

diperolehnya untuk ikut ambil bagian dalam acara Forum Puisi Indonesia 1983 di

TIM Jakarta pada 27—29 Oktober 1983. Dalam kesempatan itu banyak seniman

dan pakar sastra yang meramalkan bahwa Zawawi Imron bakal menjadi penyair

yang kuat.

Di luar Jakarta ia ambil bagian dalam Forum Penyair pada tahun 1983 di

Bentara Budaya Yogya dan Sasonomulyo Solo pada tahun 1984. Kegiatan lain

yang berhubungan dengan profesinya sebagai penulis adalah memberikan

bimbingan apresiasi sastra ke beberapa sekolah ataupun pesantren, antara lain,

sampai ke Makassar dan Ambon. Dia yang termasuk yang mengelola Jambore

Puisi se-Jawa Timur di Ambuten, sebuah desa pantai dekat Sumenep. Penyair

yang merasa betah tinggal di desa ini selalu terdorong untuk menulis puisi ketika

dalam dirinya berlangsung getaran atau keterharuan. Zawawi Imron pun

memenangi sayembara nasional menulis puisi yang diadakan oleh Perkumpulan

Page 44: FILSAFAT SENI PUISI ZIKIR KARYA D ZAWAWI IMRON

30

Sahabat Pena Indonesia tahun 1979 dan mendapatkan hadiah dari Depdikbud RI

tahun 1981 untuk lomba mengarang buku bacaan SD.

Sebuah puisi Zawawi Imron berjudul "Bulan Tertusuk Ilalang" menjadi

terkenal karena sutradara Garin Nugroho pada tahun 1999 telah membuat sebuah

film yang diilhami dan diberi nama dengan judul yang sama. "Bulan Tertusuk

Ilalang" adalah sebuah sajak yang judulnya dipakai untuk menamai judul

kumpulan puisinya.

Keberadaan Zawawi Imron dalam kehidupan kesusastraan Indonesia

terletak pada perannya sebagai pelopor kebangkitan penyair daerah secara

nasional. Dengan demikian, Zawawi Imronlah yang pertama-tama berhasil

mematahkan pandangan selama ini bahwa seorang penyair Indonesia yang

berkualitas mesti lahir di kota-kota besar. Subagio mengangkat dua kumpulan

puisi Zawawi, yaitu Bulan Tertusuk Ilalang dan Nenek Moyangku Air Mata,

sebagai topik makalahnya pada Pertemuan Sastrawan Nusantara V di Makasar

tahun 1986.

Dalam kesempatan itu Subagio memberikan pujian dengan menyatakan

bahwa Zawawi Imron telah mencapai pengucapan pribadi yang khas dengan

mengungkapkan dunia angan-angannya yang berwatak surealisme yang

mengatasi dan menolak batas-batas kenyataan. Sebagai orang yang selalu

berusaha banyak membaca, D. Zawawi Imron mengaku kagum pada Kriapur,

Page 45: FILSAFAT SENI PUISI ZIKIR KARYA D ZAWAWI IMRON

31

Amir Hamzah, Iqbal, dan Jalaluddin Rumi yang dinilainya sebagai penyair-

penyair yang baik. 38

Hingga kini, Zawawi Imron masih setia tinggal di Batang – batang,

Madura, tanah kelahiran sekaligus sumber inspirasi bagi puisi – puisinya. Penyair

yang tidak tamat Sekolah Rakyat ini berhasil memenangkan hadiah utama

penulisan puisi ANTV ( 1995 ). Bersama Dorothea Rosa Herliany, Joko Pinurbo,

dan Ayu Utami, Zawawi pernah tampil dalam acara kesenian Winter Nachten di

Belanda ( 2002 ).

B. Karya-Karya D Zawawi Imron dan Prestasinya

D Zawawi Imron merupakan salah satu penyair yang memiliki banyak karya

dan prestasi. Berikut ini merupakan beberapa karya-karya yang ditulis D Zawawi

Imron :

1. Semerbak Mayang (1977)

2. Madura Akulah Lautmu (1978)

3. Celurit Emas (1980)

4. Bulan Tertusuk Ilalang (1982)

5. Nenek Moyangku Airmata (1985)

6. Bantalku Ombak Selimutku Angin (1996)

7. Lautmu Tak Habis Gelombang (1996)

8. Madura Akulah Darahmu (1999)

38 http://ensiklopedia.kemdikbud.go.id/sastra/artikel/D_Zawawi_Imron, Ensiklopedia

Sastra Indonesia - Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia

Page 46: FILSAFAT SENI PUISI ZIKIR KARYA D ZAWAWI IMRON

32

Kumpulan sajaknya Bulan Tertusuk Ilallang mengilhami Sutradara Garin

Nugroho untuk membuat film layar perak Bulan Tertusuk Ilalang. Kumpulan

sajaknya Nenek Moyangku Airmata terpilih sebagai buku puisi terbaik dengan

mendapat hadiah Yayasan Buku Utama pada 1985. Pada 1990 kumpulan sajak

Celurit Emas dan Nenek Moyangku Airmata terpilih menjadi buku puisi di Pusat

Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Juara pertama sayembara menulis puisi

AN-teve dalam rangka hari ulang tahun kemerdekaan RI ke-50 pada 1995. Buku

puisinya yang lain adalah Berlayar di Pamor Badik (1994), Lautmu Tak Habis

Gelombang (1996), Bantalku Ombak Selimutku Angin (1996), Madura, Akulah

Darahmu (1999), dan Kujilat Manis Empedu (2003). Beberapa sajaknya telah

diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris, Belanda dan Bulgaria.39

C. Puisi Zikir Karya D Zawawi Imron

Puisi Zikir merupakan salah satu puisi karya D Zawawi Imron yang

terdapat dalam buku kumpulan sajak bertajuk Madura, Akulah Darahmu tahun

1999 (kumpulan sajaknya dibukukan dan di terbitkan tahu 2019 oleh Gramedia).

Adapun isi dari puisi tersebut sebagai berikut:

39 http://pellokonengguru.blogspot.com/2012/04/biografi-pendek-d-zawawi-imron.html.

Diakses pada 04 Maret 2020

Page 47: FILSAFAT SENI PUISI ZIKIR KARYA D ZAWAWI IMRON

33

Zikir

Alif, alif, alif!

Alifmu pedang di tanganku

Susuk di dagingku, kompas di hatiku

Alifmu tegak jadi cagak, meliut jadi belut

Hilang jadi angan, tinggal bekas menetaskan terang..

Hingga aku berkesiur Pada angina kecil Takdir-Mu

Hompimpah hidupku, hompimpah matiku.

Hompimpah nasibku, hompimpah, hompimpah. Hompimpah!

Kugali hatiku dengan linggis alifmu

Hingga lahir mataair, jadi sumur, jadi sungai,

Jadi laut, jadi samudra dengan sejuta gelombang

Mengerang menyebut alifmu.

Alif, alif, alif!

Alifmu yang Satu

Tegak dimana-mana.

Page 48: FILSAFAT SENI PUISI ZIKIR KARYA D ZAWAWI IMRON

34

BAB IV

FILSAFAT SENI DALAM PUISI ZIKIR KARYA D ZAWAWI IMRON

A. Analisis Isi Puisi Zikir Karya D Zawawi Imron

Puisi zikir ditulis oleh seorang sastrawan Madura bernama D zawawi

Imron. Puisi zikir merupakan sebuah puisi yang isinya tentang tauhid atau

mengesakan Allah, hal ini dapat dilihat dari kalimat-kalimat yang membangun

puisi tersebut. Isi puisi yang sarat akan makna keTuhanan yang kuat dipengaruhi

oleh latar belakang penulis yang mana penulis lahir dan di besarkan di

lingkungan yang memiliki religiusitas yang tinggi. Pulau Madura, terkenal

sebagai salah satu daerah dengan masyarat yang Islami dan memegang erat hasil

asimilasi syari’at Islam dengan budaya lokal, dalam artian kekuatan

keberagamaan masyarat Madura begitu kuat dan memiliki sakralitas yang tinggi.40

Puisi zikir ini, jika dilihat berdasarkan perkembangannya termasuk dalam

kategori puisi modern, dimana puisi modern memiliki kecenderungan sebagai

puisi bebas, terutama dalam hal jumlah baris tiap bait maupun persajakannya.41

Sedangkan berdasarkan cara penyair mengungkapkan isi atau gagasan yang

hendak disampaikan, puisi zikir ini tergolong dalam kategori puisi deskriptif,

dimana puisi deskriptif menurut Waluyo (1991), merupakan puisi yang

mengemukakan tanggapan atau kesan penyair terhadap suatu hal atau keadaan.

Berbeda dengan puisi naratif yang berisi cerita, dan lirik yang mengemukakan

40 Mohsi, Juni 2019 “Langgar, Kobhung dan Baqhaf : Konservasi Kebudayaan Khazanah

KeIslaman Madura” Junal Ilmiah Vol 4 No 1, 2019, hal. 2.

41 Maman Suryaman dan Wiyatmi, Puisi Indonesia, (Yogyakarta, UNY, 2013), hal.23

Page 49: FILSAFAT SENI PUISI ZIKIR KARYA D ZAWAWI IMRON

35

gagasan pribadi penyair atau aku lirik, maka puisi deskriptif cenderung

menggambarkan tanggapan atau kesan penyair terhadap suatu hal.42

Berdasarkan langsung tidaknya makna dalam hubunganya dengan diksi

dan bahasa kiasan yang dipakai, maka puisi zikir ini termasuk dalam kategori

puisi prismatis yang mana didominasi oleh penggunaan kata konotatif, citraan,

dan kiasan, sehingga makna yang dikandungnya bersifat polyinterpretable.43

B. Analisis Struktural dalam Puisi Zikir

Analisis structural puisi adalah analisis puisi ke dalam usnur-unsurnya dan

fungsinya dalam struktur sajak dan penguraian bahwa tiap unsur itu mempunyai

makna hanya dalam kaitannya dengan unsur-unsur lainnya, bahkan juga

berdasarkan tempatnya dalam struktur.44 Adapun unsur puisi sendiri terbagi

menjadi dua yaitu unsur fisik dan unsur batin.

Waluyo menyatakan bahwa unsur-unsur bentuk atau struktur fisik puisi

dapat diuraikan dalam metode puisi, yakni unsur estetik yang membangun

struktur luar puisi. Unsur-unsur itu ialah diksi, pengimajian, kata konkret,

bahasa figuratif (majas), versifikasi, dan tata wajah puisi.45

Diksi menurut Barfield merupakan kata-kata yang dipilih dan disusun

dengan cara sedemikian rupa hingga artinya menimbulkan imajinasi estetik.

42 Maman Suryaman dan Wiyatmi, Puisi Indonesia, (Yogyakarta, UNY, 2013), hal. 29

43 Herman J Waluyo, Teori Dan Apresiasi Puisi, (Jakarta, Erlangga, 1991),hal 140.

44 Rachmat Djoko Pradopo, Pengkajian Puisi, (Yogyakarta, Gadjah Mada University

Press, 2017),hal 122.

45 Herman J Waluyo, Teori Dan Apresiasi Puisi, (Jakarta, Erlangga, 1991),hal 71.

Page 50: FILSAFAT SENI PUISI ZIKIR KARYA D ZAWAWI IMRON

36

Pemilihan kata tersebut digunakan untuk mendapatkan kepuitisan dan untuk

mendapatkan nilai estetik.46 Berikut analisis diksi dalam puisi zikir:

(I) Alif, alif, alif!

(II) Alifmu pedang di tanganku

Susuk di dagingku, kompas di hatiku

(III) Kugali hatiku dengan linggis alifmu

Hingga lahir mataair, jadi sumur, jadi sungai,

Jadi laut, jadi samudra dengan sejuta gelombang

Mengerang menyebut alifmu.

(IV) Alifmu yang Satu

Pada bait pertama, terdapat pengulangan kata “Alif” sebaganyak tiga kali.

Hal ini mendandakan bahwa D Zawawi Imron ingin menunjukkan bahwa Tuhan

itu satu, digambarkan dengan kata Alif dimana Alif merupakan salah satu huruf

hijaiyyah yang berbentuk lurus mirip dengan angka satu. Alif juga menjadi

awalan dalam kata “Allah” yaitu sebutan untuk Tuhan bagi umat Islam.

Pengulangan kata yang sama tersebut menunjukkan ketegasan bahwa Tuhan itu

satu, esa.

Pada bait kedua, dalam kalimat “Alifmu pedang di tanganku” digunakan

untuk menggambarkan bahwa badan ini merupakan ciptaan Allah, dan Allah

sesungguhnya begitu dekat dengan manusia, menjadi senjata bagi manusia untuk

menjalani kehidupan.

46 Herman J Waluyo, Teori Dan Apresiasi Puisi, (Jakarta, Erlangga, 1991),hal 55.

Page 51: FILSAFAT SENI PUISI ZIKIR KARYA D ZAWAWI IMRON

37

Pada kalimat “kompas di hatiku”, menggambarkan bahwa keimanan

kepada Allah selalu menjadi petunjuk bagi manusia, sehingga selama hati ini

mempercayai keesaan Allah maka selama itu pula manusia tidak akan tersesat

dalam menjalani kehidupan di dunia.

Pada bait ketiga, kalimat “Kugali hatiku dengan linggis alifmu”,

menggambarkan makna semakin dalam keimanan hati seseorang. Kata “linggis”

dan “alif” yang memiliki kemiripan bentuk memberikan penguatan untuk makna

“kedalaman” hati yang digali dengan iman kepada Allah.

Selanjutnya pada bait ketiga, tiga baris berikutnya yaitu kalimat “Hingga

lahir mataair, jadi sumur, jadi sungai, Jadi laut, jadi samudra dengan sejuta

gelombang, Mengerang menyebut alifmu” merupakan seragkaian kalimat yang

menjadi akibat dari kalimat pada baris sebelumya. Pada bait ketiga ini, D Zawawi

ingin menunjukkan bahwa ketika keimanan dalam hati semakin dalam maka kita

akan menyadari bahwa segala yang ada di dunia ini merupakan ciptaan Allah dan

seluruh alam berdizkir menyebut nama Allah.

Pada bait keempat, terdapat kalimat “Alifmu yang Satu” kata alif

disandingkan dengan kata satu menunjukkan makna keesaan Allah yang begitu

kuat.

Selain diksi, unsur fisik dalam puisi adalah pengimajian. Waluyo

mengartikan pengimajian sebagai kata atau susunan kata-kata yang dapat

memperjelas atau memperkonkret apa yang dinyatakan oleh penyair, sehingga hal

yang digambarkan seolah-olah dapat dilihat (imaji visual), didengar (imaji

auditif), atau dirasa (imaji taktil).

Page 52: FILSAFAT SENI PUISI ZIKIR KARYA D ZAWAWI IMRON

38

Dalam puisi zikir, pada baris kelima terdapat kalimat “Hilang jadi angan,

tinggal bekas menetaskan terang”. Kata terang dalam kalimat tersebut merupakan

imaji visual dimana penulis puisi ingin mengajak pembaca untuk seakan melihat

cahaya yang terang.

Imaji visual dalam puisi zikir juga terdapat dalam kata mataair, sumur,

sungai, laut, samudra dengan sejuta gelombang. Kata-kata tersebut terdapat pada

bait puisi ketiga, yang bermakna bahwa penulis puisi ingin mengajak pembaca

untuk seolah meihat mata air, sumur, sungai, laut dan samudra dengan gelombang

yang banyak.

Imaji auditif dalam puisi zikir ditunjukkan oleh kata “mengerang” yang

terdapat pada baris kedua belas. Kata tersebut digunakan untuk mengajak

pembaca seolah mendengar suara erangan.

Kata “kompas” dalam kalimat kompas di hatiku pada baris ketiga

digunakan untuk menunjukkan perasaan seseorang yang tidak pernah bigung

dalam menjalani kehidupan atau dengan kata lain selalu terarah.

Unsur fisik lainnya dalam puisi yang dapat dianalisis adalah kata kokret.

Kata konkret digunakan untuk memperkonret kata atau menguatkan daya bayang

pembaca. Dalam puisi zikir kalimat “ku gali hatiku dengan linggis alifmu”

digunakan untuk mengkonkretkan makna “kedalaman”hati yang digali dengan

keimanan kepada Allah. Selain itu, kalimat “alifmu yang satu tegak dimana-

mana” mengkonkretkan makna Allah satu-satunya Tuhan, yang menguasai dan

menciptakan semesta dan tidak ada satupun yang luput dari pengawasan Allah.

Page 53: FILSAFAT SENI PUISI ZIKIR KARYA D ZAWAWI IMRON

39

Bahasa figuratif (majas) juga menjadi salah satu unsur yang penting dalam

sebuah puisi. Ada berbagai macam majas atau kiasan akan tetapi tidak semua

kiasan tersebut terdapat dalam sebuah puisi. Jenis-jenis kiasan yang dikenal antara

lain simile (perbandingan), metafora, perumpamaan epos, allegori, personifikasi,

metonomia, dan sidekdoki.47

Dalam puisi zikir, terdapat beberapa kiasan atau majas yaitu metafora,

perumpamaan epos, dan personifikasi. Majas metafora adalah bahasa kiasan

seperti perbandingan, hanya tidak mempergunakan kata-kata pembanding, seperti

bagai, laksana, seperti, dan sebagainya. Metafora lebih lanjut dijelaskan oleh

Becker sebagai melihat seseuatu dengan perantaraan benda yang lain. Altenbernd

kemudian menambahkan bahwa metafora menyatakan sesuatu sebagai hal yang

sama atau seharga dengan yang lain, yang sesungguhnya tidak sama.48

Majas metafora dalam puisi zikir terdapat dalam kalimat Alifmu pedang di

tanganku (baris kedua), dimana dalam kalimat tersebut, penyair menyamakan alif

dengan pedang.

Kiasan metaphor juga ditunjukkan oleh kalimat Susuk di dagingku,

kompas di hatiku yang terdapat pada baris ketiga. Dalam kalimat tersebut Alif

diibartkan seperti susuk yang melekat pada daging, seperti kompas yang ada di

hati.

Majas perumpamaan epos (epic simile) merupakan perbandingan yang

dilanjutkan, atau diperpanjang, yaitu dibentuk dengan cara melanjutkan sifat-sifat

47 Rachmat Djoko Pradopo, Pengkajian Puisi, (Yogyakarta, Gadjah Mada University

Press, 2017),hal 63.

48 Ibid hal 67.

Page 54: FILSAFAT SENI PUISI ZIKIR KARYA D ZAWAWI IMRON

40

pembandingnya lebih lanjut dalam kalimat-kalimat atau frase-frase yang berturut-

turut. Kadang-kadang lanjutan ini sangat panjang.49

Majas perumpamaan epos terdapat dalam puisi zikir yaitu dalam baris

berikut :

Kugali hatiku dengan linggis alifmu

Hingga lahir mataair, jadi sumur, jadi sungai,

Jadi laut, jadi samudra dengan sejuta gelombang

Dalam baris-baris tersebut, baris pertama alif diperumpakan sebagai

linggis yang mampu menggali hati. Perumpamaan kemudian dilanjutkan dengan

kalimat “hingga lahir mata air” hingga kalimat “…. Jadi samudra dengan sejuta

gelombang”. Perumpamaan tersebut memiliki makna bahwa alif yang diibartakan

linggis dapat menggali sesuatu (hati) hingga darinya lahir mata air, jadi sumur,

jadi sungai, jadi laut hingga jadi samudra.

Majas personifikasi dalam puisi zikir terdapat dalam kalimat “Alifmu tegak

jadi cagak, meliut jadi belut”. Dalam kalimat tersebut, alif digambarkan sebagai

benda hidup yang bisa menjadi cagak, yang bisa meliut menjadi belut.

Kalimat tersebut sejalan dengan pengertian majas personifikasi yang

dijelaskan sebagai kiasan yang mempersamakan benda dengan manusia, benda

mati dibuat dapat berpikir, berbuat, dan sebagainya seperti layaknya benda hidup.

Personifikasi ini membuat hidup lukisan, di samping itu memberi kejelasan

beberan, memberikan bayangan angan yang konkret.50

49 Rachmat Djoko Pradopo, Pengkajian Puisi, (Yogyakarta, Gadjah Mada University

Press, 2017),hal 70.

50 Ibid hal 77

Page 55: FILSAFAT SENI PUISI ZIKIR KARYA D ZAWAWI IMRON

41

Versifikasi merupakan unsur fisik pembentuk puisi yang merupakan

persajakan yang mempengaruhi indahnya suatu puisi. Keindahannya dapat terlihat

dari pengulangan kata atau bunyi yang digunakan. Puisi akan terdengar merdu

ketika menemukan bunyi yang sama ketika dibacakan.51

Dalam puisi zikir, terdapat aliterasi dan asonansi yang masing-masing

akan dijelaskan sebagai berikut:

Aliterasi dalam puisi zikir cukup beragam di setiap barisnya. Berikut ini

beberapa kalimat dalam baris puisi zikir yang mengandung aliterasi :

Alifmu tegak jadi cagak (pengulangan konsonan K lebih dominan)

meliut jadi belut (pengulangan konsonan T lebih dominan)

Hilang jadi angan, tinggal bekas menetaskan terang (pengulangan konsonan N

lebih dominan)

Hingga lahir mataair, jadi sumur, jadi sungai (pengulangan konsonan R lebih

dominan)

Selain terdapat pengulangan bunyi huruf konsonan atau yang disebut

aliterasi, dalam baris puisi zikir juga terdapat pengulangan bunyi huruf vocal yang

disebut dengan Asonansi. Berikut ini merupakan baris-baris dalam puisi zikir

yang mengandung asonansi:

51 Saputra, Chrishtian Adven, Juli 2018. “Aanalisis Struktur Fisik dan Struktur Batin

dalam lirik lagu deadsquad album horror vision tahun 2009”. Skripsi. Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

Page 56: FILSAFAT SENI PUISI ZIKIR KARYA D ZAWAWI IMRON

42

Alifmu pedang di tanganku (asonansi bunyi U dalam kata alifmu dan tanganku)

Susuk di dagingku, kompas di hatiku (asonansi bunyi U dalam kata susuk,

dagingku, hatiku)

Kugali hatiku dengan linggis alifmu (asonansi bunyi U dalam kata hatiku dan

alifmu)

Jadi laut, jadi samudra dengan sejuta gelombang (asonansi bunyi A dalam kata

samudra, sejuta)

Versifikasi tidak hanya bias dilihat dari asonansi dan aliterasi, akan tetapi

juga dari ritme sebuah puisi. Ritmea adalah irama yang disebabkan pertentangan

atau pergantian bunyi tinggi rendah secara teratur, tetapi tidak merupakan jumlah

suku kata yang tetap, melainkan hanya menjadi gema dendang sukma

penyairnya.52

Melengkapi pengertian ritma, Slametmuljana (dalam Waluyo)

mengartikan bahwa ritma merupakan pertentangan bunyi: tinggi/ rendah, panjang/

pendek, keras/ lemah, yang mengalun dengan teratur dan berulang-ulang sehingga

membentuk keindahan.53. berikut merupakan gambaran ritme pada puisi zikir

karya D Zawawi Imron:

52 Rachmat Djoko Pradopo, Pengkajian Puisi, (Yogyakarta, Gadjah Mada University

Press, 2017),hal 41.

53 Herman J Waluyo, Teori Dan Apresiasi Puisi, (Jakarta, Erlangga, 1991),hal 94.

Page 57: FILSAFAT SENI PUISI ZIKIR KARYA D ZAWAWI IMRON

43

Alif/ alif/ alif/

Alifmu/ pedang di tanganku/

Susuk di dagingku/ kompas di hatiku/

Alifmu tegak/ jadi cagak/, meliut/ jadi belut/

Hilang/ jadi angan/, tinggal bekas/ menetaskan terang/

Hingga aku/ berkesiur Pada angin kecil Takdir-Mu/

Hompimpah hidupku/ hompimpah matiku/

Hompimpah nasibku/ hompimpa/ hompimpah/ Hompimpah/

Kugali hatiku/ dengan linggis alifmu/

Hingga lahir mataair/ jadi sumur/ jadi sungai/

Jadi laut/ jadi samudra/ dengan sejuta gelombang/

Mengerang/ menyebut alifmu/

Alif/ alif/ alif/

Alifmu/ yang Satu/

Tegak dimana-mana/

Dalam analisis struktural, unsur yang dibahas tidak hanya berupa unsur

fisik saja melainkan juga unsur batin dalam sebuah karya sastra khusunya puisi.

Struktur batin yaitu struktur yang mengungkapan hal yang hendak dikemukakan

oleh penyair dengan perasaan dan suasana jiwanya. Unsur-unsur struktur batin

tidak langsung tampak pada fisik puisi, harus digali dari fisik puisi tersebut.

Struktur batin puisi meliputi: tema, perasaan penyair, nada dan suasana, dan

Page 58: FILSAFAT SENI PUISI ZIKIR KARYA D ZAWAWI IMRON

44

amanat.54

Tema merupakan gagasan pokok atau subject-matter yang dikemukakan

penyair. Pokok pikiran atau pokok persoalan itu begitu kuat mendesak dalam

jiwa penyair, sehingga menjadi landasan utama pengucapannya.55

Mengacu pada pengertian tema menurut Waluyo tersebut, maka tema

dalam puisi zikir adalah tentang ketauhidan. Dimana penyair ingin

menyampaikan bahwa Tuhan itu satu. Keesaan Tuhan tersebut dapat disadari

dengan cara mengali keimanan terhadap semesta alam seperti laut, sungai,

samudra, dimana semua itu merupakan ciptaan Allah swt.

Orang yang keimanan nya terhadap Allah kuat maka hatinya akan selalu

merasa tenang dikarenakan hidupnya tidak pernah hilang arah, Allah selalu

memberinya petunjuk. Puisi tersebut juga menjelaskan bahwa Allah itu satu,

akan tetapi tidak ada satupun di alam semesta ini yang luput dari pengawasan

Allah, dia adalah dzat yang maha mengetahui.

Tema ini dibuktikan berdasarkan telaah terhadap unsur fisik dalam puisi

berupa diksi, majas, kata konkret, pengimajian serta versifikasi yang

memperkuat tema tentang ketauhidan ini.

Unsur batin berikutnya yang dikaji dalam analisis struktural adalah

unsur perasaan. Perasaan dalam puisi menurut Waluyo adalah perasaan yang

disampaikan penyair melalui puisinya.56

Dalam puisi zikir, penyair terkesan begitu bersemangat dalam

54 Herman J Waluyo, Teori Dan Apresiasi Puisi, (Jakarta, Erlangga, 1991),hal 102.

55 Ibid, 106-107

56 Herman J Waluyo, Teori Dan Apresiasi Puisi, (Jakarta, Erlangga, 1991),hal 134.

Page 59: FILSAFAT SENI PUISI ZIKIR KARYA D ZAWAWI IMRON

45

mengilhami dan merenungi keesaan Allah. Hal ini dapat dilihat dari pemilihan

kata yang memberikan kesan tegas dan menggebu-gebu. Selain itu dapat dilihat

juga dari pengulangan kata Alif di beberapa baris dalam bait puisi zikir. Adanya

kata-kata yang pengucapannya menggambarkan makna tegas dan kuat dikarena

kan pada puisi ini aliterasi yang disuguhkan penyair sangatlah kuat seperti

dalam baris yang berbunyi :

tegak bagai cagak, meliut bagai belut, hingga lahir mata air jadi sumur.

Selain itu, perasaan yang dirasakan oleh penyair adalah pasrah terhadap

takdir yang ditentukan oleh Allah. Hal ini dapat ditujukkan dari kalimat yang

dipilih penyair dalam baris yang berbunyi :

Hingga aku berkesiur Pada angin kecil Takdir-Mu

Hompimpah hidupku, hompimpah matiku.

Hompimpah nasibku, hompimpah, hompimpah. Hompimpah

Nada dan suasana termasuk dalam salah satu unsur batin dalam puisi.

Nada merupakan sikap penyair terhadap pembaca, sedangkan suasana adalah

keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi itu atau akibat psikologis yang

ditimbulkan puisi itu terhadap pembaca. Nada dan suasana puisi saling

berhubungan karena nada puisi menimbulkan suasana terhadap pembacanya.57

Puisi zikir ini bernada semangat dalam mengilhami keesaan Tuhan yang

dilihat melalui perenungan terhadap alam semesta yang merupakan ciptaan

57 Herman J Waluyo, Teori Dan Apresiasi Puisi, (Jakarta, Erlangga, 1991),hal 125.

Page 60: FILSAFAT SENI PUISI ZIKIR KARYA D ZAWAWI IMRON

46

Tuhan. Nada tersebut juga dirasakan oleh pembaca sehingga antara nada dan

nuansa dalam puisi ini dapat dikatakan sejalan .

Amanat merupakan unsur batin terakhir dalam puisi yang akan dibahas

dalam analisis struktural terhadap puisi zikir ini.Waluyo menjelaskan bahwa

amanat puisi adalah maksud yang hendak disampaikan atau himbauan atau

pesan atau tujuan yang hendak disampaikan penyair. Tiap penyair bermaksud

ikut meningkatkan martabat manusia dan kemanusiaan. Penghayatan terhadap

amanat sebuah puisi tidak secara obyektif, namun subyektif, artinya

berdasarkan interpretasi pembaca.58

Amanat yang bisa diambil dari puisi zikir ini adalah penyair ingin

mengajak pembaca untuk memperkuat keimanan terhadap Allah, menempatkan

Allah sebagai satu-satunya yang berhak disembah. memperkuat keimanan

tersbut bisa dengan cara zikir kepada Allah, salah satunya seperti yang

digambarkan dalam puisi ini yaitu zikir qalbu atau zikir hati dimana

pegertiannya adalah berzikir atau mengingat Allah sebab hati sedang merenungi

kebesaran allah melalui alam semesta serta merenungi nikmat yang telah allah

berikan untuk diri kita sendiri.

C. Analisis Semiotika Dalam Puisi Zikir

Dalam pandangan semiotic, bahasa merupakan sebuah sitem tanda

sebagai suatu tanda, bahasa mewakili sesuatu yang lain yang disebut makna.

Bahasa sebagai suatu sistem tanda dalam teks kesastraan, tidak hanya meyaran

58 Ibid hal 134

Page 61: FILSAFAT SENI PUISI ZIKIR KARYA D ZAWAWI IMRON

47

pada sistem (tataran) makna tingkat pertama melainkan terlebih pada makna

tingkat kedua.59

Semiotik adalah ilmu atau metode analisis utuk mengkaji tanda. Tanda

adalah sesuatu yang mewakili sesuatu yang lain yang dapat berupa pengalaman,

pikiran, perasaan, gagasan dan lain-lain. Jadi, yang dapat menjadi tanda

sebenarnya bukan hanya bahasa saja, melainkan berbagai hal yang melingkupi

kehidupan ini, walau harus diakui bahwa bahasa adalah sistem tanda yang

paling lengkap dan sempurna.60

Dalam mengkaji semiotika dalam sebuah puisi dapat dilakukan dengan

mengkaji beberapa hal yaitu pergantian makna, hipogram, pembacaan

hermeneutika dan penciptaan makna 61 yang akan dibahas satu persatu dalam

bagian berikutnya.

Penggantian makna atau arti menurut Riffaterre (dalam Waluyo)

disebabkan oleh penggunaan metafora dan metonimi. Yang dimaksudkan

metafora dan metonimi adalah bahasa kiasan (figurative language), yang

meliputi juga simile, personifikasi, sinekdoki, metafora, dan metonimi. Secara

khusus, arti metafora adalah kiasan yang melihat sesuatu dengan perantaraan

benda lain, atau dengan kata lain metafora adalah kiasan yang menyatakan

sesuatu sebagai hal yang yang sama atau seharga dengan hal lain yang

59 Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Yogyakarta, Gajah Mada University

Press,2015) Hal. 66

60 Jakob Sumardjo, Filsafat Seni, (Bandung, ITB, 2000), Hal. 67

61 Pribadi, Budi Setia Dan Dida Firmansyah, “Analisis Semiotika Pada Puisi Barangkali

Karena Bulan Karya WS Rendra”, Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Vol 2 No 2,

Maret 2019.

Page 62: FILSAFAT SENI PUISI ZIKIR KARYA D ZAWAWI IMRON

48

sesungguhnya tidak sama.

Sedangkan metonimi adalah kiasan pengantian nama, misalnya sungai

Ciliwung diganti dengan sungai kesayangan dalam satu sajak Toto Sudarto

Bachtiar.62 Dalam puisi zikir terdapat pergantian makna dalam kalimat-kalimat

berikut:

Alifmu pedang di tanganku (baris 2)

Susuk di dagingku, kompas di hatiku (baris 3)

Pada baris kedua, terjadi pergantian makna dimana kata alif

menggambarkan Tuhan, dan arti keseluruhan kalimat pada baris kedua ini adalah

Tuhan (keimanan) yang berada di tangan manusia dapat dijadikan senjata dalam

menjalani kehidupan di dunia. Pada baris berikutnya, pergantian makna terjadi

pada kalimat “susuk di dagingku” kalimat ini ingin mengambarkan bahwa Tuhan

yang sebelumnya digantikan dengan kata alif, menyatu dalam daging atau diri

manusia, dengan kata lain orang yang memiliki keimanan kepada Tuhan akan

selalu merasa bahwa Tuhan itu berada dekat degannya.

Masih pada baris ketiga, pergantian makna juga terjadi dalam kalimat

“kompas di hatiku”. Kata kompas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesi (KBBI)

adalah alat untuk mengetahui arah mata angin (biasanya berbentuk seperti jam

yang berjarum besi berani yang menunjuk arah utara dan selatan). Kalimat pada

baris ketiga ini merupakan lanjutan dari baris kedua yang mana kalimat “kompas

di hatiku” menyimpan kata alif di depan kalimat tersebut sehingga jika ditulis

dengan jelas akan menjadi “alifmu kompas di hatiku” yang menggambarkan

62 Rachmat Djoko Pradopo, Pengkajian Puisi, (Yogyakarta, Gadjah Mada University

Press, 2017),Hal 291-292

Page 63: FILSAFAT SENI PUISI ZIKIR KARYA D ZAWAWI IMRON

49

makna bahwa keimanan atau kepercayaan kepada keesaan Tuhan akan selalu

menjadi kompas atau petunjuk bagi manusia dalam menjalani hidup sehingga

manusia hatinya tidak akan kosong dan hilang arah karena dia punya Tuhan yang

selalu memberinya petunjuk.

Hipogram merupakan latar yang diceritakan dalam sebuah karya sastra.

Menurut Teeuw (dalam Pribadi) hipogram adalah sebuah penafsiran latar oleh

pembaca. Latar yang dimaksud dapat berupa sebuah peristiwa, sejarah, tempat

atau kehidupan.63

Puisi zikir ini memiliki hipogram berupa alam semesta dimana dalam

bris-barisnya menjelaskan bahwa segala alam dan isinya merupakan ciptaan

Tuhan dan tidak ada satupun di dunia ini yang lepas dari pengawasan Tuhan.

Bahkan Tuhan begitu dekat dengan manusia sampai digambarkan oleh kalimat

“susuk di dagingku”. Selain itu puisi ini membuat seolah-olah pembaca

mengalami dan melihat dengan jelas setiap imaji yang dimunculkan pada setiap

barisnya.

Pembacaan hermeneutik atau pembacaan rektroaktif adalah pembacaan

ulang dari awal sampai akhir dengan penafsiran. Pembacaan ini adalah

pemberian makna berdasarkan kontroversi sastra (puisi). Puisi menyatakan

sesuatu gagasan secara tidak langsung, dengan kiasan (metafora), ambiguitas,

kontradiksi, dan pengorganisasian ruang teks (tanda-tanda visual).64

Pada puisi zikir, kata alif disimbolkan sebagai pengganti kata Tuhan.

63 Pribadi, Budi Setia Dan Dida Firmansyah, “Analisis Semiotika Pada Puisi Barangkali

Karena Bulan Karya WS Rendra”, Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Vol 2 No 2,

Maret 2019. 64 Rachmat Djoko Pradopo, Pengkajian Puisi, (Yogyakarta, Gadjah Mada University

Press, 2017),Hal 309.

Page 64: FILSAFAT SENI PUISI ZIKIR KARYA D ZAWAWI IMRON

50

Hal itu dikarenakan alif bentuknya mirip seperti angka satu, menceriminkan

bahwa Tuhan itu maha esa, selain itu alif merupakan huruf awal untuk kata

Allah (Tuhan umat Islam). Pada bait-bait puisi zikir, antara baris satu dengan

baris yang lain saling berkaitan dan menunjukkan makna tentang ketauhidan.

Pada baris-baris awal, makna yang ditunjukkan adalah bahwa Tuhan menyatu

dalam diri manusia, Tuhan begitu dekat dengan manusia yang di hatinya

terdapat rasa iman.

Pada baris kesembilan sampai baris kedua belas, diksi yang digunakan

dalam kalimatnya menunjukkan makna tentang zikir atau mengingat allah

melalui perenungan terhadap ciptaan allah, yang dalam puisi tersebut

disebutkan berupa mata air, sumur, sungai, samudra, dan gelombang yang

kesemuanya menyebut nama allah. Pada baris terakhir ditegaskan lagi bahwa

Tuhan itu satu akan tetapi dia ada dimana-mana dalam artian bisa mengawasi

seluruh alam semesta.

Sebuah karya sastra yang diciptakan telah melalui proses

pengimajinasian penyajak ketika proses berpikir kreatif. Pada penciptaan makna

sebuah puisi akan mengubah sebuah kata yang memiliki arti sebenarmya

(denotasi) menjadi kata yang mempunyai arti yang bukan sebenarnya

(konotasi). Pada penciptaan makna ini biasanya penyair memilih diksi-diksi

yang jarang digunakan oleh kebanyakan orang, dari diksi itulah puisi menjadi

indah dan banyak mengandung makna.65

65 Purwati, P., Rosdiani, R., Lestari, R. D., & Firmansyah, D. Menganalisis Gaya

Bahasa Metafora dalam Novel “Laskar Pelangi” Karya Andrea Hirata. Parole (Jurnal

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia), tahun 2018, vol 1 no 3, hal 291-302.

Page 65: FILSAFAT SENI PUISI ZIKIR KARYA D ZAWAWI IMRON

51

Pada puisi zikir, kekreatifan D Zawawi Imron dapat dilihat melalui

pemilihan kata (diksi) yang digunakan. Pada baris-baris puisinya, D Zawawi

Imron mengunakan kata yang digunakan sehari-hari akan tetapi digabungkan

dengan lain yang memiliki aliterasi dan asonansi sehingga menghasilkan

kalimat yang unik. Selain itu, ciri khas dari diksi yang digunakan D Zawawi

Imron dalam puisi zikir ini adalah penggunaan kata benda yang mengacu pada

alam seperti laut, sungai, samudra, sumur, yang mana kata benda tersebut biasa

ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.

Page 66: FILSAFAT SENI PUISI ZIKIR KARYA D ZAWAWI IMRON

52

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Puisi Zikir karya D Zawawi Imron merupakan puisi yang bertema

keTuhanan. Hal ini tentu berkaitan dengan latar belakang penyair yang lahir dan

besar di lingkungan yang sarat akan kekentalan tradisi dan religiusitas yang tinggi.

Puisi zikir sebagai salah satu karya sastra yang memiliki nilai seni dianalisis

dengan dua metode yaitu metode analisis struktural dan semiotik.

Analisis structural puisi adalah analisis puisi ke dalam usnur-unsurnya dan

fungsinya dalam struktur sajak dan penguraian bahwa tiap unsur itu mempunyai

makna hanya dalam kaitannya dengan unsur-unsur lainnya, bahkan juga

berdasarkan tempatnya dalam struktur. Adapun unsur puisi sendiri terbagi

menjadi dua yaitu unsur fisik dan unsur batin. Waluyo menyatakan bahwa unsur-

unsur bentuk atau struktur fisik puisi dapat diuraikan dalam metode puisi, yakni unsur

estetik yang membangun struktur luar puisi. Unsur-unsur itu ialah diksi, pengimajian,

kata konkret, bahasa figuratif (majas), versifikasi, dan tata wajah puisi.

Semiotik adalah ilmu atau metode analisis utuk mengkaji tanda. Tanda

adalah sesuatu yang mewakili sesuatu yang lain yang dapat berupa pengalaman,

pikiran, perasaan, gagasan dan lain-lain. Jadi, yang dapat menjadi tanda

sebenarnya bukan hanya bahasa saja, melainkan berbagai hal yang melingkupi

kehidupan ini, walau harus diakui bahwa bahasa adalah sistem tanda yang

paling lengkap dan sempurna. Dalam mengkaji semiotika dalam sebuah puisi

dapat dilakukan dengan mengkaji beberapa hal yaitu pergantian makna,

Page 67: FILSAFAT SENI PUISI ZIKIR KARYA D ZAWAWI IMRON

53

hipogram, pembacaan hermeneutika dan penciptaan makna.

Berdasarkan teori-teori tersebut, dapat disimpulkan bahwa puisi zikir

merupakan puisi yang bertemakan keagamaan atau religiusitas. Hal ini dapat

dilihat dari pilihan kata yang digunakan serta dari keseluruhan isi puisi yang

menggambarkan keesaan Tuhan serta mengimani bahwa semesta merupakan

hasil ciptaan Tuhan.

Puisi zikir ini seolah memberikan pesan bahwa D Zawawi Imron ingin

menegaskan bahwa Tuhan itu satu, akan tetapi Tuhan mampu mengawasi

seluruh alam dikarenakan Tuhan adalah dzat yang maha mengetahui. Puisi ini

juga mengajak kita untuk berzikir dengan merenungi semesta yang merupakan

ciptaan Tuhan serta menyadari bahwa selama di hati kita terdapat keimanan,

maka selama hidup di dunia kita akan selalu mendapatkan petunjuk dan

perlindungan dari Tuhan.

B. Kritik dan Saran

Penelitian ini masih jauh dari kata sempurna, terutama dalam hal referrensi

yang digunakan. Oleh sebab itu, penelitian ini masih bisa diperdalam dengan

sumber dan referensi yang lengkap baik dari kajian tentang filsafat seni maupun

seni itu sendiri. Penulis berharap peneliti selanjutnya dapat mengembangkan

variabel penelitian ini khususnya mengenai filsafat seni dalam karya sastra.

Page 68: FILSAFAT SENI PUISI ZIKIR KARYA D ZAWAWI IMRON

54

DAFTAR PUSTAKA

Arief Machmudy, Sekelumit Tentang Sosok D Zawawi Imron, Diakses dari

http://ariefmachmudy.blogspot.com/2012/01/sekelumit-tentang-sosok-d-zawawi-

imron.html pada tanggal 20 Januari 2020.

Armayanti Aras, Apresiasi Puisi Indonesia.Diakses dari http://armayanti-

aras.blogspot.com/2012/11/ciri-khas-puisi-taufik-ismail-chairil.html pada tanggal 19

Februari 2020

Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi, Yogyakarta, Gajah Mada University Press,2015.

Dharsoono Sony Kartika dan Nanang Ganda Perwira, Pengantar Estetika. Bandung : Rekayasa

Sains, 2004.

D Zawawi Imron, Madura, Akulah Darahmu, Jakarta : Gramedia, 2019.

Departemen Pendidikan Naional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Jakarta:

PT. Gramedia Pustaka,2008.

Edi Sedyawati, dkk, Sastra Melayu Lintas Daerah, Jakarta, Pusat Bahasa Departemen Pendidikan

Nasional, 2004.

Herman J Waluyo, Apresiasi Puisi : Paduan Untuk Pelajar dan Mahasiswa, Jakarta : Gramedika

Pustaka Utama, 2002.

Ismail Raji al-Faruqi, Atlas Budaya Islam, Bandung : Mizan, 2002.

Jakob Sumardjo, Filsafat Seni, Bandung: ITB, 2000.

Kartini, Pengantar Metodologi Riset Sosial, Bandung: Mandar Maju, 1996.

Maman Suryaman dan Wiyatmi, Puisi Indonesia, Yogyakarta, UNY, 2013.

Mohsi, Juni 2019 “Langgar, Kobhung dan Baqhaf : Konservasi Kebudayaan Khazanah Keislaman

Madura” Junal Ilmiah Vol 4 No 1, 2019, hal. 2.

M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur'an, Bandung, Mizan 1996.

Mudji Sutrisno, dkk, Estetika Filsafat Keindahan, Yogyakarta: Kanisius, 1993.

Pribadi, Budi Setia Dan Dida Firmansyah, “Analisis Semiotika Pada Puisi Barangkali Karena

Bulan Karya WS Rendra”, Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Vol 2 No 2,

Maret 2019.

Page 69: FILSAFAT SENI PUISI ZIKIR KARYA D ZAWAWI IMRON

55

Purwati, P., Rosdiani, R., Lestari, R. D., & Firmansyah, D. 2018. “Menganalisis Gaya Bahasa

Metafora dalam Novel “Laskar Pelangi” Karya Andrea Hirata”. Parole, Jurnal

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol 1, No 3.

Rachmat Djoko Pradopo, Pengkajian Puisi, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 2017.

Saputra, Chrishtian Adven, 2018. “Aanalisis Struktur Fisik Dan Struktur Batin Dalam Lirik Lagu

Deadsquad Album Horror Vision Tahun 2009”. Skripsi. Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

Sayyed Hossein Nasr, “Spiritualitas dan Seni Islam” Terjemahan: Sutejo. Bandung : Mizan, 1993.

Sidi Gazalba, Sistematika Flsafat : Pengantar Kepada Teori Filsafat, Teori Pengetahuan

Metafisika, Teori Nilai, Jilid IV, (Jakarta : Bulan Bintang, 1978)

Sugiyono , Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif , Kualitatif, R&D, Bandung :

Alfabeta, 2010.

Surajiyo Ilmu Filsafat Suatu Pengantar, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007.

Van Hoeve, Ensiklopedi Nasional Indonesia, 1994.

Yusuf Qardhawi, Islam Bicara Seni, Terjemahan : Wahid Ahmadi, dkk, Solo: Intermedia,

1998.

http://id.wikipedia.org/wiki/Seni, diakses pada 03 Maret 2020.

http://pellokonengguru.blogspot.com/2012/04/biografi-pendek-d-zawawi-imron.html. Diakses

pada 04 Maret 2020

http://ensiklopedia.kemdikbud.go.id/sastra/artikel/D_Zawawi_Imron, Ensiklopedia Sastra

Indonesia - Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia