proposal filsafat manusia

Upload: raven-moarte

Post on 17-Jul-2015

293 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

PROPOSAL PENELITIAN TUGAS AKHIR FILSAFAT MANUSIA

TEMA: MANUSIA DAN KEMATIAN

SUBTEMA: MANUSIA DAN TINDAKAN BUNUH DIRI: ELEVATOR EKSPRES MENUJU KEMATIAN

Nama Anggota: Felisitas Aprilia Jaman (2443011160) Raymond. H. M (2443011185) Novianus. P. Yance (2443011191) Aroma Senja. E. Purnama (2443011197)

DAFTAR ISI

A. B. C. D. E. F.

LATAR BELAKANG MASALAH...................................................................... 2 TUJUAN PENELITIAN ....................................................................................... 3 PEMBATASAN MASALAH ............................................................................... 3 HIPOTESIS (DUGAAN SEMENTARA) ............................................................ 3 WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN ............................................................. 3 METODE PENELITIAN ...................................................................................... 3

1

A. LATAR BELAKANG MASALAH Dewasa ini, kita sering melihat berita, baik dari media elektronik maupun cetak mengenai banyaknya kasus bunuh diri yang terjadi hampir di seluruh kota di Indonesia (dalam penelitian kali ini, kami mempersempit area penelitian yaitu Surabaya). Salah satu faktor penyebab terjadinya kasus bunuh diri adalah hilangnya dukungan sosial (moral) kepada seseorang. Ada beberapa faktor yang dapat mendorong tindakan bunuh diri menurut sosiologis Emile Durkheim (1951): 1. Pertama, demi mempertahankan kehormatan dan martabat dirinya dan keluarganya; 2. Kedua, seseorang yang kehilangan dukungan sosial (moral); 3. Ketiga, sesuatu yang terjadi secara tiba-tiba dan mengejutkan; 4. Keempat, karena kehilangan kendali atas hidupnya. Faktor yang pertama, demi mempertahankan kehormatan dan martabat diri dan keluarganya, umumnya dapat ditemui pada tradisi hara-kiri di Jepang, yang dilakukan oleh para prajurit jika mereka tertangkap, agar rahasia negara mereka tidak bocor ke pihak musuh; tindakan bunuh diri semacam ini dapat disebut sebagai tindakan bunuh diri altruistik (altruistic suicide). Faktor yang kedua, seseorang yang kehilangan dukungan sosial (moral), contohnya adalah seseorang yang bunuh diri karena telah ditinggalkan dan diabaikan oleh teman dan keluarganya; tindakan bunuh diri semacam ini dapat disebut sebagai tindakan bunuh diri egoistik (egoistic suicide). Faktor yang ketiga, sesuatu yang terjadi secara tiba-tiba dan mengejutkan, contohnya adalah kehilangan pekerjaan yang sangat diidam-idamkan, atau kehilangan orang yang dicintai dengan cara yang tragis; tindakan bunuh diri semacam ini dapat disebut sebagai tindakan bunuh diri anomik (anomic suicide; anomic artinya merasa kehilangan dan kebingungan). Faktor yang keempat, karena kehilangan kendali atas hidupnya, contohnya adalah bunuh diri massal yang dilakukan oleh 39 anggota kultus Heavens Gate pada tahun 1997, karena hidup orang-orang ini umumnya berada di tangan Marshall Applewhite, seorang pemimpin yang karismatik dan berkuasa.2

Sigmund Freud (1917/1957) percaya bahwa bunuh diri (dan depresi, untuk beberapa kasus yang serius) mengindikasikan sikap tidak bersahabat yang tidak disadari, diarahkan pada dirinya sendiri dari pada dicurahkan kepada orang lain, dapat menyebabkan kemarahan timbul pada korban bunuh diri. Korban bunuh diri seringkali terlihat secara psikologis, menghukum orang lain yang telah menolak mereka atau menyebabkan orang lain merasa sakit hati. Salah satu cara untuk menghindari terjadinya kasus bunuh diri adalah dengan senantiasa membiasakan diri untuk terbuka (walau tidak dalam semua hal) agar tercipta sikap saling mengerti antar sesama. Cara lainnya adalah dengan membuat sebuah program berbasis-kurikulum, di mana sebuah tim yang terdiri dari para professional datang ke sekolah-sekolah atau organisasiorganisasi lain untuk mendidik masyarakat mengenai tindakan bunuh diri dan menyediakan informasi mengenai cara menangani tekanan dalam hidup.

3

B. TUJUAN PENELITIAN 1. Mendapat data mengenai dinamika jumlah kasus bunuh diri di kota Surabaya. 2. Mendapat data mengenai pengetahuan masyarakat tentang cara menangani tekanan hidup (life stress)

C. PEMBATASAN MASALAH 1. Apa saja penyebab bunuh diri yang terjadi di masyarakat, khususnya di kota Surabaya, dan cara apa saja yang dilakukan korban untuk melakukan tindakan bunuh diri. 2. Apa saja tindakan dan upaya untuk dapat menghindari tindakan bunuh diri.

D. HIPOTESIS (DUGAAN SEMENTARA) Tindakan bunuh diri yang terjadi di Indonesia (khususnya Jawa Timur) hanya disebabkan karena tekanan dalam hidup yang dialami oleh pelaku.

E. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN 1. Waktu Penelitian: 2, 9, dan 16 April 2012 2. Tempat Penelitian: Kampus Dinoyo Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, Kantor POLDA JATIM (sebagai alternatif).

F. METODE PENELITIAN 1. Membagikan angket (questionnaire) kepada 50 mahasiswa/i Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, yang terdiri dari pertanyaan sebagai berikut: a. Menurut Anda, apa yang menyebabkan seseorang melakukan tindakan bunuh diri? b. Menurut Anda, apakah tekanan hidup merupakan satu-satunya faktor utama yang dapat mempengaruhi seseorang dalam melakukan tindakan bunuh diri? c. Menurut Anda, manakah yang merupakan cara bunuh diri yang paling ekstrim? Terjun bebas dari ketinggian;4

-

Meminum racun serangga; Menenggelamkan diri di sungai; Memotong urat nadi; Lainnya

d. Sigmund Freud (1917/1957) percaya bahwa bunuh diri (dan depresi, untuk beberapa kasus yang serius) mengindikasikan sikap tidak bersahabat yang tidak disadari, diarahkan pada dirinya sendiri dari pada dicurahkan kepada orang lain, dapat menyebabkan kemarahan timbul pada korban bunuh diri. Korban bunuh diri seringkali terlihat secara psikologis, menghukum orang lain yang telah menolak mereka atau menyebabkan orang lain merasa sakit hati. Setujukah Anda dengan pendapat di atas? Jelaskan alasannya. e. Menurut Anda, cara apa yang dapat dipergunakan agar seseorang tidak melakukan tindakan bunuh diri? 2. Wawancara dengan dosen Fakultas Psikologi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, untuk mendapatkan keterangan yang lengkap mengenai tindakan bunuh diri dilihat dari sisi psikologi. 3. Mencari data di internet mengenai jumlah kasus bunuh diri yang terjadi di kota Surabaya dalam selang waktu tertentu, dengan memperhatikan perubahan angka kasus bunuh diri dari tahun ke tahun. 4. Wawancara dengan pihak Kepolisian Daerah Jawa Timur mengenai kasus bunuh diri di Jawa Timur, untuk mendapatkan data mengenai jumlah kasus bunuh diri beserta variabelvariabel yang dapat dipergunakan pada data penelitian (sebagai alternatif jika tidak ditemukan data yang relevan di internet mengenai kasus bunuh diri).

Yang bertanggung jawab,

(Ketua Kelompok)5