ppt sk 1 blok urin sindroma nefrotik

46
BENGKAK SELURUH TUBUH KELOMPOK B - 13

Upload: reynald8

Post on 02-Oct-2015

246 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

PPT Sk 1 Blok Urin Sindroma Nefrotik

TRANSCRIPT

BENGKAK SELURUH TUBUH

BENGKAK SELURUH TUBUHKELOMPOK B - 13KELOMPOK B-13KETUA: Reynaldi Fattah Z1102013246SEKERTARIS: Nabila Nuruh Shabrina1102013193ANGGOTA: Rafli1102013240 Rindayu Yusticia Indira Putri1102013251 Rizki Marfira1102013255 Robyana Oktavia Haryati1102013158 Selly Viani1102012167 Velda Amalia Andina1102013259 Yoga Prasetyo1102013308

SASARAN BELAJARLI 1. Anatomi Ginjal dan Saluran KemihLO 1. 1. MakroskopisLO 1. 2. MikroskopisLI 2. Fisiologi dan Biokomia GinjalLO 2. 1. Pembentukan urin dan faktor pengaruhLO 2. 3. Peran ginjal dalam keseimbangan cairan tubuhLI 3. Sindroma NefrotikLO 3. 1. DefinisiLO 3. 2. EpidemiologiLO 3. 3. EtiologiLO 3. 4. KlasifikasiLO 3. 5. PatofisiologiLO 3. 6. Manifestasi klinisLO 3. 7. Diagnosis & diagnosis bandingLO 3. 8. PenatalaksanaanLO 3. 9. KomplikasiLO 3. 10. Prognosis

LI 4. Pemeriksaan PenunjangLO 4. 1. Tes fungsi ginjalLO 4. 2. UrinalisisLO 4. 3. Patologi anatomi

LI 5. Fikih tentang Kenajisan DarahLO 5. 1. Al-Quran dan hadistLO 5. 2. TaharahANATOMI GINJAL DAN SALURAN KEMIHLO 1. 1. Makroskopis

GINJALANATOMI GINJAL DAN SALURAN KEMIHLO 1. 1. Makroskopis

URETER

ANATOMI GINJAL DAN SALURAN KEMIHLO 1. 1. Makroskopis

VESICA URINARIAANATOMI GINJAL DAN SALURAN KEMIHLO 1. 1. MakroskopisURETHRA

ANATOMI GINJAL DAN SALURAN KEMIHLO 1. 2. Mikroskopis

ANATOMI GINJAL DAN SALURAN KEMIHLO 1. 2. Mikroskopis

GLOMERULUSANATOMI GINJAL DAN SALURAN KEMIHLO 1. 2. Mikroskopis

ANATOMI GINJAL DAN SALURAN KEMIH

ANATOMI GINJAL DAN SALURAN KEMIH

FISIOLOGI DAN BIOKIMIA GINJALLO 2. 1. Pembentukan Urin dan Faktor Pengaruh

FISIOLOGI DAN BIOKIMIA GINJALLO 2. 1. Pembentukan Urin dan Faktor Pengaruh

FILTRASIFISIOLOGI DAN BIOKIMIA GINJALLO 2. 1. Pembentukan Urin dan Faktor Pengaruh

REABSORBSIFISIOLOGI DAN BIOKIMIA GINJALLO 2. 1. Pembentukan Urin dan Faktor Pengaruh

SEKRESIFISIOLOGI DAN BIOKIMIA GINJALLO 2. 1. Pembentukan Urin dan Faktor PengaruhFungsi traktus urinarius :

Menyaring dan membersihkan darah dari produk akhir zat-zat sisa metabolisme tubuhMengeksresikan zat yang jumlahnya berlebihan dan senyawa asingReabsorbsi (penyerapan kembali) elektrolit tertentu yang dilakukan oleh bagian tubulus ginjalMenjaga keseimbanganan asam basa dalam tubuhMenghasilkan zat hormon yang berperan membentuk dan mematangkan sel-sel darah merah (SDM) di sumsum tulang, yaitu eritropoetinHomeostasis Ginjal, mengatur pH, konsentrasi ion mineralMempertahankan keseimbangan H2O di tubuh mempertahankan volume plasma yang tepatMempertahankan keseimbangan asam-basa menghasilkan renin untuk penghematan garam oleh ginjalMengubah vit.D menjadi bentuk aktifnya

FISIOLOGI DAN BIOKIMIA GINJALLO 2. 1. Pembentukan Urin dan Faktor Pengaruh

Sifat-sifat urine normal :

Volume = 800-2500 ml/hariBerat Jenis = 1.003 1.030Ph asam dengan Ph rata-rata 6 (4,7-8) Warnakuning pucat s/d kuning. Zat warna yang terkandung di dalamnya adalah urokrom, urobilin, dan hematoporfirin. FISIOLOGI DAN BIOKIMIA GINJALLO 2. 1. Pembentukan Urin dan Faktor Pengaruh

Zat Normal dalam Urin :

UreaAmmoniaCreatininAsam uratAsam aminoAllatoninClSulfatFosfatOksalatMineralVitamin, hormon dan enjoyFISIOLOGI DAN BIOKIMIA GINJALLO 2. 2. Peran Ginjal dalam Keseimbangan Cairan TubuhFungsi Ginjal :

Fungsi RegulasiFungsi EkskresiFungsi di HelimaFungsi MetabolismeSINDROMA NEFROTIKLO 3. 1. Definisi

Sindrom nefrotik, adalah salah satu penyakit ginjal yang sering dijumpai pada anak, merupakan suatu kumpulan gejala-gejala klinis yang terdiri dari proteinuria masif, hipoalbuminemia, hiperkolesteronemia serta edema. Yang dimaksud proteinuria masif adalah apabila didapatkan proteinuria sebesar 50-100 mg/kg SINDROMA NEFROTIKLO 3. 2. EpidemiologiInsidens dapat mengenai semua umur tetapi sebagian besar ( 74% ) dijumpai pada usia 2-7 tahun dengan perbandingan wanita dan pria 1:2. Pada remaja dan dewasa rasio ini berkisar 1:1. SINDROMA NEFROTIKLO 3. 3. EtiologiSINDROMA NEFROTIKLO 3. 4. KlasifikasiSINDROMA NEFROTIKLO 3. 5. PatofisiologiSINDROMA NEFROTIKLO 3. 6. Manifestasi KlinisSINDROMA NEFROTIKLO 3. 6. Manifestasi KlinisSINDROMA NEFROTIKLO 3. 7. Diagnosis & Diagnosis BandingSINDROMA NEFROTIKLO 3. 7. Diagnosis & Diagnosis BandingSINDROMA NEFROTIKLO 3. 8. PenatalaksanaanBila diagnosis sindrom nefrotik telah ditegakkan, sebaiknya janganlah tergesa-gesa memulai terapi kortikosteroid, karena remisi spontan dapat terjadi pada 5-10% kasus. Steroid dimulai apabila gejala menetap atau memburuk dalam waktu 10-14 hari. Untuk menggambarkan respons terapi terhadap steroid pada anak dengan sindrom nefrotik digunakan istilah-istilah seperti tercantum pada tabel 2 berikut SINDROMA NEFROTIKLO 3. 8. Penatalaksanaan

SINDROMA NEFROTIKLO 3. 9. Komplikasi SINDROMA NEFROTIKLO 3. 10. PrognosisPrognosis umumnya baik, kecuali pada keadaan-keadaan sebagai berikut :

Menderita untuk pertamakalinya pada umur di bawah 2 tahun atau di atas 6 tahun.Disertai oleh hipertensi.Disertai hematuria.Termasuk jenis sindrom nefrotik sekunder.Gambaran histopatologik bukan kelainan minimal. Misalnya pada focal glomerulosklerosis, membranoproliferative glomerulonephritis mempunyai prognosis yang kurang baik karena sering mengalami kegagalan ginjal.1,3,4,5Pada umumnya sebagian besar (+ 80%) sindrom nefrotik primer memberi respons yang baik terhadap pengobatan awal dengan steroid, tetapi kira-kira 50% di antaranya akan relapse berulang dan sekitar 10% tidak memberi respons lagi dengan pengobatan steroid.5PEMERIKSAAN PENUNJANGLO 4. 1. Tes Fungsi GinjalPEMERIKSAAN PENUNJANGLO 4. 1. Tes Fungsi GinjalPEMERIKSAAN PENUNJANGLO 4. 2. UrinalisisUrinalisis adalah tes awal diagnosis sindromk nefrotik.Proteinuria berkisar 3+ atau 4+ pada pembacaan dipstik, atau melalui tes semikuantitatif dengan asam sulfosalisilat.3+ menandakan kandungan protein urin sebesar 300 mg/dL atau lebih, yang artinya 3g/dL atau lebih yang masuk dalamnephrotic range.2PEMERIKSAAN PENUNJANGLO 4. 3. Patologi Anatomi

Gambar diambil dengan menggunakan mikroskop cahaya (hematosylin dan eosin dengan pembesaran 25). Gambar menunjukkan pembearan glomerular yang membuat pembesaran ruang urinaria dan hiperseluler. Hiperseluler terjadi karena proliferasi dari sel endogen dan infiltasi lekosit PMN. FIQIH TENTANG KENAJISAN URIN LO 5. 1. Al-Quran dan HadistRasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Kencing anak laki-laki itu dengan diperciki, sedangkan kencing anak perempuan dengan dicuci. (Hal ini dilakukan selama keduanya belum mengkonsumsi makanan. Adapun bila sudah mengkonsumsi makanan, maka harus dibasuh kedua-duanya). (Shahih, riwayat Ahmad dalam Al-Musnad (I/76), Abu Dawud (no. 377), Tirmidzi (no. 610), Ibnu Majah (no. 525). Adapun lafazh di dalam kurung merupakan riwayat Abu Dawud (no.378)) Najis yang mengenai bagian bawah sandal/sepatu cara membersihkannya adalah dengan mengusap-usapkannya ke tanah, sebagaimana sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam, Jika salah seorang di antara kalian menginjak kotoran dengan sandalnya, sesungguhnya tanah itu dapat menyucikannya. (Shahih, riwayat Abu Dawud (no. 383) dan Tirmidzi (no. 143)) FIQIH TENTANG KENAJISAN URIN LO 5. 1. Al-Quran dan HadistNajis yang menempel pada ujung pakaian wanita akan disucikan oleh tanah yang berikutnya, sebagaimana keterangan Nabi shallallahu alaihi wa sallam,Ia (ujung pakaian wanita) disucikan oleh tanah sesudahnya. (Shahih, riwayat Ibnu Majah dalam Shahih-nya (no. 430), Malik dalam Muwaththa (no. 44), Abu Dawud dalam Aunul Mabud (II/44 no. 379), Tirmidzi (no. 143)) Najis yang mengenai lantai atau karpet FIQIH TENTANG KENAJISAN URIN LO 5. 1. Al-Quran dan HadistIstinja atau istijmar juga dapat membersihkan kedua najis (air kencing dan kotoran manusia) tersebut. Istinja adalah bersuci dengan menggunakan air, dan istijmar adalah bersuci dengan menggunakan benda padat, seperti batu, tissue, sapu tangan, kayu, dan semacamnya. Istinja terdapat tiga tingkatan, yaitu:

Istinja dengan batu kemudian istinja dengan air. Tingkatan ini paling sempurna tanpa adanya kesulitan dan madharat.Istinja dengan air saja.Istinja dengan batu saja (istijmar), dan harus dilakukan dengan tiga batu, tidak boleh kurang. Yang lebih afdhal adalah jumlah ganjil jika batu-batu itu suci. (Ensiklopedi Shalat, I/46)FIQIH TENTANG KENAJISAN URIN LO 5. 1. Al-Quran dan HadistIstinja atau istijmar juga dapat membersihkan kedua najis (air kencing dan kotoran manusia) tersebut. Istinja adalah bersuci dengan menggunakan air, dan istijmar adalah bersuci dengan menggunakan benda padat, seperti batu, tissue, sapu tangan, kayu, dan semacamnya. Istinja terdapat tiga tingkatan, yaitu:

Istinja dengan batu kemudian istinja dengan air. Tingkatan ini paling sempurna tanpa adanya kesulitan dan madharat.Istinja dengan air saja.Istinja dengan batu saja (istijmar), dan harus dilakukan dengan tiga batu, tidak boleh kurang. Yang lebih afdhal adalah jumlah ganjil jika batu-batu itu suci. (Ensiklopedi Shalat, I/46)FIQIH TENTANG KENAJISAN URIN LO 5. 2. TaharahThaharah secara bahasa berarti bersih dan membebaskan diri dari kotoran dan najis. Sedangkan pengertian thaharah secara istilah (syara) adalah menghilangkan hukum hadats untuk menunaikan shalat atau (ibadah) yang selainnya yang disyaratkan di dalamnya untuk bersuci dengan air atau pengganti air, yaitu tayammum.FIQIH TENTANG KENAJISAN URIN LO 5. 2. TaharahFIQIH TENTANG KENAJISAN URIN LO 5. 2. TaharahSedangkan menurut Imam Ibnu Rusyd taharah terbagi menjadi 2 ALHAMDULILLAHTubulus contortus proximalis

Tubulus contortus distalis

Ductus colligens

epitel selapis kubis batas2 sel sukar dilihat Inti bulat, letak berjauhan Sitoplasma asidofil (merah) Mempunyai brush border Fungsi: reabsorbsi glukosa, ion Na, Cl dan H2O

i. epitel selapis kubisii. batas2 sel lebih jelasiii. Inti bulat, letak agak berdekataniv. Sitoplasma basofil (biru)v. Tdk mempunyai brush bordervi. Absorbsi ion Na dalam pengaruh aldosteron. Sekresi ion K

a. Saluran pengumpul, menampung beberapa tubulus distal, bermuara sebagai ductus papillaris Bellini di papilla renisb. Mirip tub.kont.distalc. Batas2 sel epitel jelasd. Sel lbh tinggi dan lbh pucat

Ansa Henle Segmen Tipis

Ansa Henle Segmen Tebal Pars Desendens

Ansa Henle Segmen Tebal Pars Asenden

i. Mirip pembuluh kapiler darah, ttpii. epitelnya lbh tebal, shg sitoplasma lbh jelas terlihatiii. Dlm lumennya tdk tdp sel2 darah

Mirip tub.kont.prox, ttp diameternya lbh kecil dan dindingnya lbh tipis selalu terpotong dlm berbagai potongan Mirip tub.kont.distal, ttp diameternya lbh kecil dan dindingnya lbh tipis selalu terpotong dlm berbagai potongan

Remisi

Kambuh

Kambuh tidak sering

Kambuh sering

Responsif-steroidDependen-steroid

Resisten-steroid

Responder lambat

Nonresponder awalNonresponder lambatProteinuria negatif atau seangin, atau proteinuria < 4 mg/m2/jam selama 3 hari berturut-turut.Proteinuria 2 + atau proteinuria > 40 mg/m2/jam selama 3 hari berturut-turut, dimana sebelumnya pernah mengalami remisi.Kambuh < 2 kali dalam masa 6 bulan, atau < 4 kali dalam periode 12 bulan.Kambuh 2 kali dalam 6 bulan pertama setelah respons awal atau 4 kali kambuh pada setiap periode 12 bulan.Remisi tercapai hanya dengan terapi steroid saja.Terjadi 2 kali kambuh berturut-turut selama masa tapering terapi steroid, atau dalam waktu 14 hari setelah terapi steroid dihentikan.Gagal mencapai remisi meskipun telah diberikan terapi prednison 60 mg/m2/hari selama 4 minggu.Remisi terjadi setelah 4 minggu terapi prednison 60 mg/m2/hari tanpa tambahan terapi lain.Resisten-steroid sejak terapi awal.Resisten-steroid terjadi pada pasien yang sebelumnya responsif-steroid.