makalah kelompok
DESCRIPTION
Pengembangan Peserta DidikTRANSCRIPT
-
MAKALAH KELOMPOK PENGEMBANGAN PESERTA DIDIK
HAKIKAT PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK 2
NAMA KELOMPOK: AHMAD RIFAN FAUZI
BOBY YUDA KUSUMA (140534602024)
DODDY SUPRATONO
FIRDHIAN SAUKI
GOENTUR NOVI
JURUSAN : S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO (PTE)
OFFERING : A
Universitas Negeri Malang
Malang
2014/2015
-
i | P a g e
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup
menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada
baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang "Pengembangan
Peserta Didik", yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah
ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri
penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama
pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang Hakikat Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta
Didik untuk peserta didik. Karena begitu pentingnya pertumbuhan dan pengembangan
peserta didik dari segi afektif dan kognitif . Walaupun makalah ini kurang sempurna dan
memerlukan perbaikan tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengajar Pengembangan
Peserta Didik yaitu Bapak Puger Hanggowiyono yang telah membimbing penyusun agar
dapat mengerti tentang Hakikat Pertumbuhan dan Pengembangan Peserta Didik sehingga
menjadi karya tulis yang baik dan sesuai kaidah.
Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun
membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun. Semoga makalah yang kami
buat ini dapat membuat kita mencapai kehidupan yang lebih baik lagi. Amin Yarobbal
Alamin.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
-
ii | P a g e
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. iii
1.1 LATAR BELAKANG .......................................................................... iii
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN ..................................................................... v
1.2.1 MAKSUD .......................................................................................... v
1.2.2 TUJUAN ............................................................................................ v
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... vi
2.1 ISI ............................................................................................................ vi
2.1.1 Pertumbuhan Dan Perkembangan Individual Peserta Didik .... vi
2.1.2 Pola - Pola Perkembangan Afektif Pada Manusia ................... viii
2.1.3 Kognitif Dari Jean Piaget Pola Perkembangan ........................... xi
BAB III PENUTUP ..........................................................................................xii
3.2 Kesimpulan ...........................................................................................xii
-
iii | P a g e
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG Sebagian perubahan-perubahan yang terjadi pada diri seseorang merupakan bagian
dari pertumbuhan dan perkembangannya, sedangkan sebagian lagi dari perubahan-perubahan
itu tidak ada kaitannya sama sekali. Seifert dan Haffnung membendakan tiga tipe (domain)
perkembangan yaitu:
Perkembangan fisik mencakup pertumbuhan biologis. Misalnya, pertumbuhan otak, otot,
tulang serta penuaan dengan berkurangnya ketajaman pandangan mata dan berkurangnya
kekuatan otot-otot.
Perkembangan kognitif mencakup perubahan-perubahan dalam berpikir, kemampuan
berbahasa yang terjadi melalui proses belajar.
Perkembangan psikososial berkaitan dengan perubahan-perubahan emosi dan identitas
pribadi individu, yaitu bagaimana seseorang berhubungan dengan keluarga, teman-teman dan
guru-gurunya.
Ketiga domain tersebut pada kenyataannya saling berhubungan dan saling
berpengaruh. Sejak tahun 1980-an semakin diakui pengaruh keturunan terhadap perbedaan
individu. Menurut Santrok (1992) semua aspek dalam perkembangan dipengaruhi oleh faktor
genetik. Aspek-aspek yang paling banyak diteliti sehubungan dengan pengaruh genetik ini
ialah kecerdasan dan temperamen.
Arthur Jensen (1969) melontarkan pendapatnya bahwa kecerdasan itu diwariskan,
dengan pengaruh yang sangat minimal dari lingkungan dan budaya. Menurut Jensen
pengaruh keturunan terhadap kecerdasan sebesar 80 persen, sedangkan menurut ahli lain
sebesar 50 persen. Temperamen adalah gaya perilaku atau karakteristik dalam merespons
lingkungan. Ada bayi yang sangat aktif dengan menggerak-gerakan tangan, kaki dan
mulutnya dengan keras, ada pula yang lebih tentang. Ada bayi yang merespons orang lain
dengan hangat, ada pula yang pasif dan acuh tidak acuh.
Menurut Thomas & Chess (1991) ada tiga dasar temperamen yaitu yang mudah, yang
sulit dan yang lambat untuk dibangkitkan. Beberapa ahli perkembangan berpendapat bahwa
temperamen adalah karakteristik bayi yang baru lahir yang akan dibentuk dan dimodifikasi
oleh pengalaman-pengalaman masa kecil yang ditemui dalam lingkungannya. Dengan kata
-
iv | P a g e
lain dapat dikatakan bahwa terdapat interaksi antara keturunan dan lingkungan dalam
terjadinya perkembangan.
Menurut Santrok dan Yussen (1992) perkembangan adalah pola gerakan atau
perubahan yang dimulai sejak saat pembuahan dan berlangsung terus selama siklus
kehidupan. Pola gerakan ini kompleks dan merupakan produk dari beberapa
proses yaitu: biologis, kognitif dan sosial.
Pembagian waktu dalam perkembangan disebut fase-fase perkembangan. Santrok dan
Yussen membaginya atas lima fase yaitu: fase pranatal (saat dalam kandungan); fase bayi
(sejak lahir sampai umur 18 atau 24 bulan), fase kanak kanak awal sampai umur 5 - 6 tahun,
kadang-kadang disebut fase pra sekolah; fase kanak-kanak tengah dan akhir, sampai umur 11
tahun, sama dengan usia sekolah dasar terakhir fase remaja yang merupakan transisi dari
masa kanak-kanak ke masa dewasa awal, antara umur 10/13 sampai 18/22 tahun.
Erik H. Erikson yang melahirkan teori perkembangan afektif mengemukakan bahwa
perkembangan manusia adalah sintesis dari tugas-tugas perkembangan dan tugas-tugas
sosial. Perkembangan afektif menurut Erikon terdiri dari delapan fase:
1. Trust Vs Mistrus / Kepercayaan dasar (0;0-1;0)
2. Autonomy Vs Shame and Doubt/ Otonomi (1;0-3;0)
3. Initiatives Vs Guilt / Inisiatif (3;0-5;0)
4. Industry Vs Inferiority / Produktivitas (6;0-11;0)
5. Identity Vs Role Confusion / Identitas (12;0-18;0)
6. Intimacy Vs Isolation / Keakraban (19;0-25;0)
7. Generavity Vs Self Absorption / Generasi Berikut (25;0-45;0)
8. Integrity Vs Despair / Integritas (45;0,....)
Pola pola perkembangan kognitif dari jean piaget
1. Tahap sensor motor (0;0 2;0) . .
2. Tahap praoperasional (2;0 7;0)
3. Tahap operasional konkrit (7;0 II;0)
4. Tahap operasional formal (11; -15;0)
-
v | P a g e
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN
1.2.1 MAKSUD
Dalam penulisan makalah ini penulis ingin mengetahui :
1) Pola pola perkembangan Afektif manusia.
2) Pola pola perkembangan Kognitif manusia.
1.2.2 TUJUAN
Dengan memperhatikan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan masalah
adalah :
1. Untuk mengetahui hakikat perkembangan ( perkembangan, pertumbuhan,
kematangan dan perubahan ).
2. Untuk mengetahui Fase fase perkembangan.
3. Untuk mengetahui Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan.
4. Untuk mengetahui Karakteristik PPPD anak usia SD.
-
vi | P a g e
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 ISI
2.1.1 Pertumbuhan Dan Perkembangan Individual Peserta Didik
Makna pertumbuhan sering diartikan sama atau dirancukan dengan arti
perkembangan, sehingga penggunaannya suka dipertukarkan (interchange). Dalam buku ini,
istilah pertumbuhan digunakan untuk menyatakan perubahan- perubahan ukuran fisik yang
secara kuantitatif makin lama semakin besar atau panjang. Adapun istilah perkembangan
digunakan utuk menyatakan perubahan perubahan dalam aspek psikologis dan social.
Setiap individu akan mengalami pertumbuhan fisik dan perkembangan non fisik yang
meliputi aspek aspek intelek, emosi, bahasa, bakat khusus, nilai dan moral, serta sikap. Untuk
lebih jelasnya, berikut ini diuraikan pokok-pokok pertumbuhan dan perkembangan aspek-
aspek tersebut.
1. Pertumbuhan fisik
Pertumbuhan fisik manusia pada dasarnya merupakan perubahan fisik dari kecil atau
pendek menjadi besar dan panjang, yang prosesnya terjadi sejak sebelum lahir hingga dia
dewasa.
a. Pertumbuhan sebelum lahir
Manusia dimulai dari suatu proses pmbuahan (pertemuan sel telur dengan sperma) yang
membentuk suatu sel kehiyang disebut embrio. Embrio yang berumur satu bulan berukuran
sekitar setengah sentimeter pada umur 2 buan, ukuran embrio itu membesar menjadi 2
setengah sentimeter dan disebut janin atau fertus. Satu bulan kemudian (kandungan telah
berumur 3 bulan ) janin tersebut telah berbentuk menyerupai bayi dalam ukuran kecil.
Masa sebelum laahir merupakan masa pertumbuhan da perkembangan manusia yang
sangat kompleks, karena masa itu merupakan awal terbentuknya organ- organ tubuh dan
tersusun nya jaringan syaraf yang membentuk sitem yang lengkap. Petumbuhan dan
perkembangan janin berakhir setelah kelahiran. Kelahiran pada dasarnya merupakan pertanda
kematangan biolgia dan jaringan syaraf masing masing telah mampu berfungsi secara
mandiri.
-
vii | P a g e
b. Pertumbuhan setelah lahir
Pertumbuhan fisik mausia setelah lahir merupakan kelanjutan dari pertumbuhan sebelu
lahir. Proses pertumbuhan fisik manusia berlansung samapai masa dewasa. Dalam tahun
pertama pertumbuhan nya, ukuran panjang badan bertmbah sekitar sepertig dari panjang
badan semula, sedangkan berat badan nya bertambah sekitar tiga kalinya.
Sejak lahir sampai umur 25
tahun, perbandingan ukuran badan individu dari
pertumbuhan yang kurang prposional pada awal terbentukya manusia (kehidupan sebelum
lahir / prenatal) sampai dengan proporsi yang ideal di masa depan.
Dewasa, dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar tersebut menunjukkan bahwa setiap bagian fisik seseorang akan terus
mengalami perubahan akibat pertumbuhan, hingga masing-masing komponen tubuh akan
mencapai tingkat kematangan untuk menjadikan fungsinya masing-masing. Jaringan saraf
otak atau saraf sentral akan tumbuh cepat. Saraf otak akan menjadi sentral dalam menjalanan
fungsi jaringan saraf di seluruh tubuh manusia.
Pertumbuhan fisik manusia berbeda dengan pertumbuhan fisik hewan. Pada hewan,
setelah dilahirkan, dalam waktu yang relative singkat, segera dapat berjalan mengikuti
induknya. Hal ini tidak terjadi pada manusia pada awal setelah bayi dilahirkan, respons atau
reaki terhadap rangsangan dari luar dilakukan secara reflex. Apabila pipinya disentuh, bayi
akan menggerakkan kepalanya kea rah sentuhan secara refelktif dengan mulut terbuka dan
kepalanya terus berputar hingga mulutnya mencapai rangsangan yang diberikan. Respons
yang bersifat reflex ini akan berakhir atau menjadi lebih terarah pada saat bayi berumur 4-5
bulan.
Kapasitas saraf sensoris bayi amat terbatas. Pada saat baru lahir, pendengarannya amat
baik. Ia mampu membedakan antara suara lembut dan yang kasar, dan lebih senang pada
suara yang lembut daripada yang kasar. Peglihatannya masih lemah dan terbatas walaupun
-
viii | P a g e
bayi sudah dapat melihat, hanya dalam waktu singkat dan jaraknya pun tidak lebih dari 1,25
meter.
Dalam perkembangannya, bayi segera dapat membedakan terangnya cahaya, warna,
serta mampu mengikuti pasangan yang bergerak dengan pandangan matanya. Demikian pula
saraf sensoris yang lain, seperti saraf perabaan, penciuman, dan pencernaan perkembangan
sejalan dengan saraf penglihatannya. Selanjutnya, perkembangan fungsi saraf sensoris
semakin sempurna, sehingga ia mampu memberi makna terhadap apa yang ia lihat dan
rasakan.
Pertumbuhan dan perkembangan fungsi biologis setiap orang memiiki pola urutan yang
teratur. Ahli psikologi menyatakan bahwa pertumbuhan fisik dan perkembangan kemampuan
fisik anak pada umumnya memiliki pola yang sama dan menunjukkan keteraturan.
2.1.2 Pola - Pola Perkembangan Afektif Pada Manusia
Erik H. Erikson mengemukakan bahwa perkembangan manusia adalah sintesis dari
tugas tugas perkembangan dan tugas tugas sosial. Erikson mengemukakan teori
perkembangan afektif yang terdiri atas 8 tahap :
2.1.2.1 Trust Vs Mistrus / Kepercayaan dasar (0;0-1;0)
Bayi yang kebutuhanya terpenuhi waktu ia bangun, keresahannya segera terhapus,
selalu dibuai dan diperlakukan sebaik-baiknya, diajak main dan bicara, akan tumbuh
perasaannya bahwa dunia ini tempat yang aman dengan orang-orang di sekitarnya yang selalu
bersedia menolong dan dapat dijadikan tempat ia menggantungkan nasibnya. Jika
pemeliharaan bayi itu tidak sebagaimana mestinya maka sebaliknya akan timbul rasa
penolakan dan ketidakpercayaan pada orang sekitarnya. Perasaan ini akan terus terbawa pada
tingkat perkebangan selanjutnya.
2.1.2.2 Autonomy Vs Shame and Doubt/ Otonomi (1;0-3;0)
Dimensi autonomy ini timbulnya karena adanya kemampuan motoris dan mental
anak. Pada tahap ini bukan hanya berjalan, tetapi juga memanjat, menarik dan mendorong,
memegang dan melepaskan dan lain-lainya. Anak sangat bangga dengan kemampuanya ini
dan ia ingin melakukan banyak hal sendiri. Orang tua sebaiknya menyadari bahwa anak
butuh melakukan sendiri hal-hal yang sesuai dengan kemampuanya menurut langkah dan
waktunya sendiri. Jika orang dewasa yang mengasuh dan membimbing anak tidak sabar dan
selalu membantu mengerjakan segala sesuatu yang sesungguhnya dapat dikerjakan sendiri
oleh anak itu, maka akan tumbuh pada anak itu rasa malu-malu dan ragu-ragu. Orang tua
-
ix | P a g e
yang terlalu melindungi dan selalu mencela hasil pekerjaan anaknya, berarti telah memupuk
rasa malu dan ragu yang berlebihan pada anak itu. Jika anak anak meninggalkan fase ini, ia
akan mengalami kesulitan untuk memperoleh autonomy pada masa remaja dan masa
dewasanya.
2.1.2.3 Initiatives Vs Guilt / Inisiatif (3;0-5;0)
Pada masa ini anak sudah menguasai badan dan geraknya.inisiatif anak akan lebih
terdorong dan terpuruk bila orang tua memberi respon yang baik terhadap keinginan anak
untuk bebas dalam melakukan kegiatan-kegiatan motoris sendiri dan bukan hanya bereaksi
atau meniru anak-anak lain. Dimensi sosial pada tahap ini mempunya dua ujung yaitu initive
dan guilt (perasaan bersalah).
2.1.2.4 Industry Vs Inferiority / Produktivitas (6;0-11;0)
Anak mulai berpikir deduktif, belajar dan bermain menurut peraturan yang ada. Anak
didorong untuk membuat, melakukan dan mengerjakan dengan benda-benda yang praktis,
dan mengerjakanya sampai selesai sehingga menghasilkan sesuatu. Pada usia sekolah dasar
ini dunia anak bukan hanya lingkungan rumah saja melainkan mencakup lembaga-lembaga
lain yang mempunyai peranan yang penting dalam perkembangan inividu. Pengalaman -
pengalamn sekolah mempengaruhi industry dan inferiority anak.
2.1.2.5 Identity Vs Role Confusion / Identitas (12;0-18;0)
Pada fase ini anak menuju kematangan fisik dan mental. Anak mempunyai perasaan
perasaan dan keinginan keinginan baru sebgai akibat perubahan perubahan tubuhnya. Ia
mulai dapat berpikir tentang pikiran orang lain, ia berpikir pula apa yang dipikirkan orang
lain tentang dirinya. Ia mulai mengerti tentang keluarga ideal, agama dan masyarakat. Pada
masa ini remaja harus dapat mengintegrasikan apa yang telah dialami dan dipelajarinya
tentang dirinya misal sebagai anak, pelajar, anggota osis dan sebagainya menjadi satu
kesatuan sehingga menunjukan kontinuitas dengan masa lalu dan sikap menghadapi masa
datang.
2.1.2.6 Intimacy Vs Isolation / Keakraban (19;0-25;0)
Yang dimaksud intimacy oleh Erikson selain hubungan suami istri adalah juga
kemampuan untuk berbagai rasa dan perhatian pada orang lain. Jika intimacy tidak terdapat
diantara sesama teman atau suami istri, menurut Erikson, akan terdapat apa yang disebut
isolation, yakni kesendirian tanpa adanya orang lain untuk berbagi rasa dan saling
memperhatikan.
-
x | P a g e
2.1.2.7 Generavity Vs Self Absorption / Generasi Berikut (25;0-45;0)
Generavity berarti bahwa orang mulai memikirkan orang orang lain di luar
keluarganya sendiri, memikirkan generasi yang akan datang serta hakikat masyarakat dan
dunia tempat generasi itu hidup. Orang yang tidak berhasil mencapai generavity berarti ia
berada dalam keadaan self absorption (penyerapan diri) dengan hanya memutuskan perhatian
kepada kebutuhan kebutuhan dan kesenangan pribadi.
2.1.2.8 Integrity Vs Despair / Integritas (45;0,....)
Pada fase ini usaha-usaha yang pokok pada individu sudah mendekati kelengkapan,
dan merupakan masa-masa untuk menikmati pergaulan dengan cucu cucu. Integrity timbul
dari kemampuan individu untuk melihat kembali kehidupan yang lalu dengan kepuasan.
Sedangkan kebalikanya adalah despair, yaitu keadaan dimana individu yang melihat kembali
dan meninjau kembali kehidupanya masa lalu sebagai rangkaian kegagalan dan kehilangan
arah.pada saat lahir, bayi hanya mampu menggerakkan tangannya secara reflektif kearah
kepalanya. Setelah umur 3bulan, ia mulai mampu berguling ( memutar badannya ), pada
umur 5 bulan, ia mulai telungkup, merangkak pada umur 7 bulan, duduk dengan sedikit
bantuan, duduk sendiri ( tanpa bantuan ), berdiri, dan melangkkah satu atau dua langkah,
kemudian mampu berjalan sendiri setelah berumur 15 bulan. Pola dan urutan pertumbuhan
dan perkembangan fungsi fisik ini di ikuti oleh perkembangan kemampuan mental dan
sosialnya.
Pertumbuhan fisik, baik secata langsung maupun secara tidak langsung akan
mempengaruhi perilaku anak sehari hari. Secara langsung, pertumbuahn fisik akan
menentukan keterampilan anak dalam bergerak. Secara tidak langsung, pertumbuhan dan
perkembangan fungsi fisik akan mempengaruhi cara anak itu memandang dirinya sendiri dan
memandang orang lain. Pertumbuhan fisik terjadi secara bertahap sepeti naik turunnya
gelombang, adakala cepat dan adakala lambat. Irama pertumbuhan ini berbeda beda bagi
setiap orang, walaupun secara keseluruhan memperlihatkan keteraturan. Beberapa anak
mengalammi petumbuhan cukup cepat, sedangkan anak lainnya mengalami kelambatan.
-
xi | P a g e
2.1.3 Kognitif Dari Jean Piaget Pola Perkembangan
Piaget mengemukakan proses anak sampai mampu berpikir seperti orang dewasa
melalui empat tahap perkembangan, yakni:
2.1.3.1 Tahap sensor motor (0;0 2;0)
Kegiatan intelektual pada tahap ini hampir seluruhnya mencakup gejala
yang diterima secara langsung melalui indra. Pada saat anak mencapai kematangan dan
mulai. memperoleh keterampilan berbahasa, mereka mengaplikasikannya dengan
menerapkannya pada objek objek yang nyata. Anak mulai memahami hubungan antara
benda dengan nama yang diberikan kepada benda tersebut.
2.1.3.2 Tahap praoperasional (2;0 7;0)
Pada tahap ini perkembangan sangat pesat. Lambang lambang bahasa yang
dipergunakan untuk menunjukkan benda benda nyata bertambah dengan pesatnya.
Keputusan yang diambil hanya berdasarkan intuisi, bukannya berdasarkan analisis rasional.
Anak biasanya mengambil kesimpulan dari sebagian kecil yang diketahuinya, dari suatu
keseluruhan yang besar. Menurut pendapat mereka pesawat terbang adalah benda kecil yang
berukuran 30 cm; karena hanya itulah yang nampak pada mereka saat mereka menengadah
dan melihatnya terbang di angkasa.
2.1.3.3 Tahap operasional konkrit (7;0 11;0)
Kemampuan berpikir logis muncul pada tahap ini. Mereka dapat berpikir secara
sistematis untuk .mencapai pemecahan masalah. Pada tahap ini permasalahan yang
dihadapinya adalah permasalahan yang konkret. Pada tahap ini anak akan menemui kesulitan
bila diberi tugas sekolah yang menuntutnya untuk mencari sesuatu yang tersembunyi.
Misalnya, anak sering kali menjadi frustasi bila disuruh mencari arti tersembunyi dari suatu
kata dalam tulisan tertentu. Mereka menyukai soal-soal yang tersedia jawabannya.
2.1.3.4 Tahap operasional formal (11; -15;0)
Tahap ini ditandai dengan pola berpikir orang dewasa. Mereka dapat mengaplikasikan
cara berpikir terhadap permasalahan dari semua kategori baik yang abstrak maupun yang
konkret. Pada tahap ini anak sudah dapet memikirkan buah pikirannya, dapat membentuk ide
ide, berpikir tentang masa depan secara realistis. Sebelum menekuni tugasnya membimbing
dan mengajar, guru atau calon guru sebaiknya memahami teori Piaget atau ahli lainnya
tentang pola pola perkembangan kecerdasan peserta didik. Dengan demikian mereka
memiliki landasan untuk mengembangkan harapan harapan yang realistis mengenai
perilaku peserta didiknya.
-
xii | P a g e
BAB III
PENUTUP
3.2 Kesimpulan a. Erik H. Erikson mengemukakan bahwa perkembangan manusia adalah sintesis dari tugas
tugas perkembangan dan tugas tugas sosial.
b. Perkembangan kognitif anak berlangsung secara teratur dan berurutan sesuai dengan
perkembangan umurnya. Maka pengajaran harus direncanakan sedemikian rupa disesuaikan
dengan perkembangan kecerdasan peserta didik.
-
xiii | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
1) http://a11-pgsdumc2010.blogspot.in/2011/07/hakikat-
perkembangan-dan-pertumbuhan.html?m=1