makalah kelompok

14
MAKALAH KELOMPOK “PENGEMBANGAN PESERTA DIDIK” HAKIKAT PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK 2 NAMA KELOMPOK: AHMAD RIFAN FAUZI BOBY YUDA KUSUMA (140534602024) DODDY SUPRATONO FIRDHIAN SAUKI GOENTUR NOVI JURUSAN : S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO (PTE) OFFERING : A Universitas Negeri Malang Malang 2014/2015

Upload: bobyyuda

Post on 15-Nov-2015

39 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Pengembangan Peserta Didik

TRANSCRIPT

  • MAKALAH KELOMPOK PENGEMBANGAN PESERTA DIDIK

    HAKIKAT PERTUMBUHAN DAN

    PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK 2

    NAMA KELOMPOK: AHMAD RIFAN FAUZI

    BOBY YUDA KUSUMA (140534602024)

    DODDY SUPRATONO

    FIRDHIAN SAUKI

    GOENTUR NOVI

    JURUSAN : S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO (PTE)

    OFFERING : A

    Universitas Negeri Malang

    Malang

    2014/2015

  • i | P a g e

    KATA PENGANTAR

    Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

    Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat

    menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup

    menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada

    baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW.

    Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang "Pengembangan

    Peserta Didik", yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah

    ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri

    penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama

    pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

    Makalah ini memuat tentang Hakikat Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta

    Didik untuk peserta didik. Karena begitu pentingnya pertumbuhan dan pengembangan

    peserta didik dari segi afektif dan kognitif . Walaupun makalah ini kurang sempurna dan

    memerlukan perbaikan tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca.

    Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengajar Pengembangan

    Peserta Didik yaitu Bapak Puger Hanggowiyono yang telah membimbing penyusun agar

    dapat mengerti tentang Hakikat Pertumbuhan dan Pengembangan Peserta Didik sehingga

    menjadi karya tulis yang baik dan sesuai kaidah.

    Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada

    pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun

    membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun. Semoga makalah yang kami

    buat ini dapat membuat kita mencapai kehidupan yang lebih baik lagi. Amin Yarobbal

    Alamin.

    Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

  • ii | P a g e

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR .......................................................................................... i

    BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. iii

    1.1 LATAR BELAKANG .......................................................................... iii

    1.2 MAKSUD DAN TUJUAN ..................................................................... v

    1.2.1 MAKSUD .......................................................................................... v

    1.2.2 TUJUAN ............................................................................................ v

    BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... vi

    2.1 ISI ............................................................................................................ vi

    2.1.1 Pertumbuhan Dan Perkembangan Individual Peserta Didik .... vi

    2.1.2 Pola - Pola Perkembangan Afektif Pada Manusia ................... viii

    2.1.3 Kognitif Dari Jean Piaget Pola Perkembangan ........................... xi

    BAB III PENUTUP ..........................................................................................xii

    3.2 Kesimpulan ...........................................................................................xii

  • iii | P a g e

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 LATAR BELAKANG Sebagian perubahan-perubahan yang terjadi pada diri seseorang merupakan bagian

    dari pertumbuhan dan perkembangannya, sedangkan sebagian lagi dari perubahan-perubahan

    itu tidak ada kaitannya sama sekali. Seifert dan Haffnung membendakan tiga tipe (domain)

    perkembangan yaitu:

    Perkembangan fisik mencakup pertumbuhan biologis. Misalnya, pertumbuhan otak, otot,

    tulang serta penuaan dengan berkurangnya ketajaman pandangan mata dan berkurangnya

    kekuatan otot-otot.

    Perkembangan kognitif mencakup perubahan-perubahan dalam berpikir, kemampuan

    berbahasa yang terjadi melalui proses belajar.

    Perkembangan psikososial berkaitan dengan perubahan-perubahan emosi dan identitas

    pribadi individu, yaitu bagaimana seseorang berhubungan dengan keluarga, teman-teman dan

    guru-gurunya.

    Ketiga domain tersebut pada kenyataannya saling berhubungan dan saling

    berpengaruh. Sejak tahun 1980-an semakin diakui pengaruh keturunan terhadap perbedaan

    individu. Menurut Santrok (1992) semua aspek dalam perkembangan dipengaruhi oleh faktor

    genetik. Aspek-aspek yang paling banyak diteliti sehubungan dengan pengaruh genetik ini

    ialah kecerdasan dan temperamen.

    Arthur Jensen (1969) melontarkan pendapatnya bahwa kecerdasan itu diwariskan,

    dengan pengaruh yang sangat minimal dari lingkungan dan budaya. Menurut Jensen

    pengaruh keturunan terhadap kecerdasan sebesar 80 persen, sedangkan menurut ahli lain

    sebesar 50 persen. Temperamen adalah gaya perilaku atau karakteristik dalam merespons

    lingkungan. Ada bayi yang sangat aktif dengan menggerak-gerakan tangan, kaki dan

    mulutnya dengan keras, ada pula yang lebih tentang. Ada bayi yang merespons orang lain

    dengan hangat, ada pula yang pasif dan acuh tidak acuh.

    Menurut Thomas & Chess (1991) ada tiga dasar temperamen yaitu yang mudah, yang

    sulit dan yang lambat untuk dibangkitkan. Beberapa ahli perkembangan berpendapat bahwa

    temperamen adalah karakteristik bayi yang baru lahir yang akan dibentuk dan dimodifikasi

    oleh pengalaman-pengalaman masa kecil yang ditemui dalam lingkungannya. Dengan kata

  • iv | P a g e

    lain dapat dikatakan bahwa terdapat interaksi antara keturunan dan lingkungan dalam

    terjadinya perkembangan.

    Menurut Santrok dan Yussen (1992) perkembangan adalah pola gerakan atau

    perubahan yang dimulai sejak saat pembuahan dan berlangsung terus selama siklus

    kehidupan. Pola gerakan ini kompleks dan merupakan produk dari beberapa

    proses yaitu: biologis, kognitif dan sosial.

    Pembagian waktu dalam perkembangan disebut fase-fase perkembangan. Santrok dan

    Yussen membaginya atas lima fase yaitu: fase pranatal (saat dalam kandungan); fase bayi

    (sejak lahir sampai umur 18 atau 24 bulan), fase kanak kanak awal sampai umur 5 - 6 tahun,

    kadang-kadang disebut fase pra sekolah; fase kanak-kanak tengah dan akhir, sampai umur 11

    tahun, sama dengan usia sekolah dasar terakhir fase remaja yang merupakan transisi dari

    masa kanak-kanak ke masa dewasa awal, antara umur 10/13 sampai 18/22 tahun.

    Erik H. Erikson yang melahirkan teori perkembangan afektif mengemukakan bahwa

    perkembangan manusia adalah sintesis dari tugas-tugas perkembangan dan tugas-tugas

    sosial. Perkembangan afektif menurut Erikon terdiri dari delapan fase:

    1. Trust Vs Mistrus / Kepercayaan dasar (0;0-1;0)

    2. Autonomy Vs Shame and Doubt/ Otonomi (1;0-3;0)

    3. Initiatives Vs Guilt / Inisiatif (3;0-5;0)

    4. Industry Vs Inferiority / Produktivitas (6;0-11;0)

    5. Identity Vs Role Confusion / Identitas (12;0-18;0)

    6. Intimacy Vs Isolation / Keakraban (19;0-25;0)

    7. Generavity Vs Self Absorption / Generasi Berikut (25;0-45;0)

    8. Integrity Vs Despair / Integritas (45;0,....)

    Pola pola perkembangan kognitif dari jean piaget

    1. Tahap sensor motor (0;0 2;0) . .

    2. Tahap praoperasional (2;0 7;0)

    3. Tahap operasional konkrit (7;0 II;0)

    4. Tahap operasional formal (11; -15;0)

  • v | P a g e

    1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

    1.2.1 MAKSUD

    Dalam penulisan makalah ini penulis ingin mengetahui :

    1) Pola pola perkembangan Afektif manusia.

    2) Pola pola perkembangan Kognitif manusia.

    1.2.2 TUJUAN

    Dengan memperhatikan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan masalah

    adalah :

    1. Untuk mengetahui hakikat perkembangan ( perkembangan, pertumbuhan,

    kematangan dan perubahan ).

    2. Untuk mengetahui Fase fase perkembangan.

    3. Untuk mengetahui Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan.

    4. Untuk mengetahui Karakteristik PPPD anak usia SD.

  • vi | P a g e

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1 ISI

    2.1.1 Pertumbuhan Dan Perkembangan Individual Peserta Didik

    Makna pertumbuhan sering diartikan sama atau dirancukan dengan arti

    perkembangan, sehingga penggunaannya suka dipertukarkan (interchange). Dalam buku ini,

    istilah pertumbuhan digunakan untuk menyatakan perubahan- perubahan ukuran fisik yang

    secara kuantitatif makin lama semakin besar atau panjang. Adapun istilah perkembangan

    digunakan utuk menyatakan perubahan perubahan dalam aspek psikologis dan social.

    Setiap individu akan mengalami pertumbuhan fisik dan perkembangan non fisik yang

    meliputi aspek aspek intelek, emosi, bahasa, bakat khusus, nilai dan moral, serta sikap. Untuk

    lebih jelasnya, berikut ini diuraikan pokok-pokok pertumbuhan dan perkembangan aspek-

    aspek tersebut.

    1. Pertumbuhan fisik

    Pertumbuhan fisik manusia pada dasarnya merupakan perubahan fisik dari kecil atau

    pendek menjadi besar dan panjang, yang prosesnya terjadi sejak sebelum lahir hingga dia

    dewasa.

    a. Pertumbuhan sebelum lahir

    Manusia dimulai dari suatu proses pmbuahan (pertemuan sel telur dengan sperma) yang

    membentuk suatu sel kehiyang disebut embrio. Embrio yang berumur satu bulan berukuran

    sekitar setengah sentimeter pada umur 2 buan, ukuran embrio itu membesar menjadi 2

    setengah sentimeter dan disebut janin atau fertus. Satu bulan kemudian (kandungan telah

    berumur 3 bulan ) janin tersebut telah berbentuk menyerupai bayi dalam ukuran kecil.

    Masa sebelum laahir merupakan masa pertumbuhan da perkembangan manusia yang

    sangat kompleks, karena masa itu merupakan awal terbentuknya organ- organ tubuh dan

    tersusun nya jaringan syaraf yang membentuk sitem yang lengkap. Petumbuhan dan

    perkembangan janin berakhir setelah kelahiran. Kelahiran pada dasarnya merupakan pertanda

    kematangan biolgia dan jaringan syaraf masing masing telah mampu berfungsi secara

    mandiri.

  • vii | P a g e

    b. Pertumbuhan setelah lahir

    Pertumbuhan fisik mausia setelah lahir merupakan kelanjutan dari pertumbuhan sebelu

    lahir. Proses pertumbuhan fisik manusia berlansung samapai masa dewasa. Dalam tahun

    pertama pertumbuhan nya, ukuran panjang badan bertmbah sekitar sepertig dari panjang

    badan semula, sedangkan berat badan nya bertambah sekitar tiga kalinya.

    Sejak lahir sampai umur 25

    tahun, perbandingan ukuran badan individu dari

    pertumbuhan yang kurang prposional pada awal terbentukya manusia (kehidupan sebelum

    lahir / prenatal) sampai dengan proporsi yang ideal di masa depan.

    Dewasa, dapat dilihat pada gambar berikut.

    Gambar tersebut menunjukkan bahwa setiap bagian fisik seseorang akan terus

    mengalami perubahan akibat pertumbuhan, hingga masing-masing komponen tubuh akan

    mencapai tingkat kematangan untuk menjadikan fungsinya masing-masing. Jaringan saraf

    otak atau saraf sentral akan tumbuh cepat. Saraf otak akan menjadi sentral dalam menjalanan

    fungsi jaringan saraf di seluruh tubuh manusia.

    Pertumbuhan fisik manusia berbeda dengan pertumbuhan fisik hewan. Pada hewan,

    setelah dilahirkan, dalam waktu yang relative singkat, segera dapat berjalan mengikuti

    induknya. Hal ini tidak terjadi pada manusia pada awal setelah bayi dilahirkan, respons atau

    reaki terhadap rangsangan dari luar dilakukan secara reflex. Apabila pipinya disentuh, bayi

    akan menggerakkan kepalanya kea rah sentuhan secara refelktif dengan mulut terbuka dan

    kepalanya terus berputar hingga mulutnya mencapai rangsangan yang diberikan. Respons

    yang bersifat reflex ini akan berakhir atau menjadi lebih terarah pada saat bayi berumur 4-5

    bulan.

    Kapasitas saraf sensoris bayi amat terbatas. Pada saat baru lahir, pendengarannya amat

    baik. Ia mampu membedakan antara suara lembut dan yang kasar, dan lebih senang pada

    suara yang lembut daripada yang kasar. Peglihatannya masih lemah dan terbatas walaupun

  • viii | P a g e

    bayi sudah dapat melihat, hanya dalam waktu singkat dan jaraknya pun tidak lebih dari 1,25

    meter.

    Dalam perkembangannya, bayi segera dapat membedakan terangnya cahaya, warna,

    serta mampu mengikuti pasangan yang bergerak dengan pandangan matanya. Demikian pula

    saraf sensoris yang lain, seperti saraf perabaan, penciuman, dan pencernaan perkembangan

    sejalan dengan saraf penglihatannya. Selanjutnya, perkembangan fungsi saraf sensoris

    semakin sempurna, sehingga ia mampu memberi makna terhadap apa yang ia lihat dan

    rasakan.

    Pertumbuhan dan perkembangan fungsi biologis setiap orang memiiki pola urutan yang

    teratur. Ahli psikologi menyatakan bahwa pertumbuhan fisik dan perkembangan kemampuan

    fisik anak pada umumnya memiliki pola yang sama dan menunjukkan keteraturan.

    2.1.2 Pola - Pola Perkembangan Afektif Pada Manusia

    Erik H. Erikson mengemukakan bahwa perkembangan manusia adalah sintesis dari

    tugas tugas perkembangan dan tugas tugas sosial. Erikson mengemukakan teori

    perkembangan afektif yang terdiri atas 8 tahap :

    2.1.2.1 Trust Vs Mistrus / Kepercayaan dasar (0;0-1;0)

    Bayi yang kebutuhanya terpenuhi waktu ia bangun, keresahannya segera terhapus,

    selalu dibuai dan diperlakukan sebaik-baiknya, diajak main dan bicara, akan tumbuh

    perasaannya bahwa dunia ini tempat yang aman dengan orang-orang di sekitarnya yang selalu

    bersedia menolong dan dapat dijadikan tempat ia menggantungkan nasibnya. Jika

    pemeliharaan bayi itu tidak sebagaimana mestinya maka sebaliknya akan timbul rasa

    penolakan dan ketidakpercayaan pada orang sekitarnya. Perasaan ini akan terus terbawa pada

    tingkat perkebangan selanjutnya.

    2.1.2.2 Autonomy Vs Shame and Doubt/ Otonomi (1;0-3;0)

    Dimensi autonomy ini timbulnya karena adanya kemampuan motoris dan mental

    anak. Pada tahap ini bukan hanya berjalan, tetapi juga memanjat, menarik dan mendorong,

    memegang dan melepaskan dan lain-lainya. Anak sangat bangga dengan kemampuanya ini

    dan ia ingin melakukan banyak hal sendiri. Orang tua sebaiknya menyadari bahwa anak

    butuh melakukan sendiri hal-hal yang sesuai dengan kemampuanya menurut langkah dan

    waktunya sendiri. Jika orang dewasa yang mengasuh dan membimbing anak tidak sabar dan

    selalu membantu mengerjakan segala sesuatu yang sesungguhnya dapat dikerjakan sendiri

    oleh anak itu, maka akan tumbuh pada anak itu rasa malu-malu dan ragu-ragu. Orang tua

  • ix | P a g e

    yang terlalu melindungi dan selalu mencela hasil pekerjaan anaknya, berarti telah memupuk

    rasa malu dan ragu yang berlebihan pada anak itu. Jika anak anak meninggalkan fase ini, ia

    akan mengalami kesulitan untuk memperoleh autonomy pada masa remaja dan masa

    dewasanya.

    2.1.2.3 Initiatives Vs Guilt / Inisiatif (3;0-5;0)

    Pada masa ini anak sudah menguasai badan dan geraknya.inisiatif anak akan lebih

    terdorong dan terpuruk bila orang tua memberi respon yang baik terhadap keinginan anak

    untuk bebas dalam melakukan kegiatan-kegiatan motoris sendiri dan bukan hanya bereaksi

    atau meniru anak-anak lain. Dimensi sosial pada tahap ini mempunya dua ujung yaitu initive

    dan guilt (perasaan bersalah).

    2.1.2.4 Industry Vs Inferiority / Produktivitas (6;0-11;0)

    Anak mulai berpikir deduktif, belajar dan bermain menurut peraturan yang ada. Anak

    didorong untuk membuat, melakukan dan mengerjakan dengan benda-benda yang praktis,

    dan mengerjakanya sampai selesai sehingga menghasilkan sesuatu. Pada usia sekolah dasar

    ini dunia anak bukan hanya lingkungan rumah saja melainkan mencakup lembaga-lembaga

    lain yang mempunyai peranan yang penting dalam perkembangan inividu. Pengalaman -

    pengalamn sekolah mempengaruhi industry dan inferiority anak.

    2.1.2.5 Identity Vs Role Confusion / Identitas (12;0-18;0)

    Pada fase ini anak menuju kematangan fisik dan mental. Anak mempunyai perasaan

    perasaan dan keinginan keinginan baru sebgai akibat perubahan perubahan tubuhnya. Ia

    mulai dapat berpikir tentang pikiran orang lain, ia berpikir pula apa yang dipikirkan orang

    lain tentang dirinya. Ia mulai mengerti tentang keluarga ideal, agama dan masyarakat. Pada

    masa ini remaja harus dapat mengintegrasikan apa yang telah dialami dan dipelajarinya

    tentang dirinya misal sebagai anak, pelajar, anggota osis dan sebagainya menjadi satu

    kesatuan sehingga menunjukan kontinuitas dengan masa lalu dan sikap menghadapi masa

    datang.

    2.1.2.6 Intimacy Vs Isolation / Keakraban (19;0-25;0)

    Yang dimaksud intimacy oleh Erikson selain hubungan suami istri adalah juga

    kemampuan untuk berbagai rasa dan perhatian pada orang lain. Jika intimacy tidak terdapat

    diantara sesama teman atau suami istri, menurut Erikson, akan terdapat apa yang disebut

    isolation, yakni kesendirian tanpa adanya orang lain untuk berbagi rasa dan saling

    memperhatikan.

  • x | P a g e

    2.1.2.7 Generavity Vs Self Absorption / Generasi Berikut (25;0-45;0)

    Generavity berarti bahwa orang mulai memikirkan orang orang lain di luar

    keluarganya sendiri, memikirkan generasi yang akan datang serta hakikat masyarakat dan

    dunia tempat generasi itu hidup. Orang yang tidak berhasil mencapai generavity berarti ia

    berada dalam keadaan self absorption (penyerapan diri) dengan hanya memutuskan perhatian

    kepada kebutuhan kebutuhan dan kesenangan pribadi.

    2.1.2.8 Integrity Vs Despair / Integritas (45;0,....)

    Pada fase ini usaha-usaha yang pokok pada individu sudah mendekati kelengkapan,

    dan merupakan masa-masa untuk menikmati pergaulan dengan cucu cucu. Integrity timbul

    dari kemampuan individu untuk melihat kembali kehidupan yang lalu dengan kepuasan.

    Sedangkan kebalikanya adalah despair, yaitu keadaan dimana individu yang melihat kembali

    dan meninjau kembali kehidupanya masa lalu sebagai rangkaian kegagalan dan kehilangan

    arah.pada saat lahir, bayi hanya mampu menggerakkan tangannya secara reflektif kearah

    kepalanya. Setelah umur 3bulan, ia mulai mampu berguling ( memutar badannya ), pada

    umur 5 bulan, ia mulai telungkup, merangkak pada umur 7 bulan, duduk dengan sedikit

    bantuan, duduk sendiri ( tanpa bantuan ), berdiri, dan melangkkah satu atau dua langkah,

    kemudian mampu berjalan sendiri setelah berumur 15 bulan. Pola dan urutan pertumbuhan

    dan perkembangan fungsi fisik ini di ikuti oleh perkembangan kemampuan mental dan

    sosialnya.

    Pertumbuhan fisik, baik secata langsung maupun secara tidak langsung akan

    mempengaruhi perilaku anak sehari hari. Secara langsung, pertumbuahn fisik akan

    menentukan keterampilan anak dalam bergerak. Secara tidak langsung, pertumbuhan dan

    perkembangan fungsi fisik akan mempengaruhi cara anak itu memandang dirinya sendiri dan

    memandang orang lain. Pertumbuhan fisik terjadi secara bertahap sepeti naik turunnya

    gelombang, adakala cepat dan adakala lambat. Irama pertumbuhan ini berbeda beda bagi

    setiap orang, walaupun secara keseluruhan memperlihatkan keteraturan. Beberapa anak

    mengalammi petumbuhan cukup cepat, sedangkan anak lainnya mengalami kelambatan.

  • xi | P a g e

    2.1.3 Kognitif Dari Jean Piaget Pola Perkembangan

    Piaget mengemukakan proses anak sampai mampu berpikir seperti orang dewasa

    melalui empat tahap perkembangan, yakni:

    2.1.3.1 Tahap sensor motor (0;0 2;0)

    Kegiatan intelektual pada tahap ini hampir seluruhnya mencakup gejala

    yang diterima secara langsung melalui indra. Pada saat anak mencapai kematangan dan

    mulai. memperoleh keterampilan berbahasa, mereka mengaplikasikannya dengan

    menerapkannya pada objek objek yang nyata. Anak mulai memahami hubungan antara

    benda dengan nama yang diberikan kepada benda tersebut.

    2.1.3.2 Tahap praoperasional (2;0 7;0)

    Pada tahap ini perkembangan sangat pesat. Lambang lambang bahasa yang

    dipergunakan untuk menunjukkan benda benda nyata bertambah dengan pesatnya.

    Keputusan yang diambil hanya berdasarkan intuisi, bukannya berdasarkan analisis rasional.

    Anak biasanya mengambil kesimpulan dari sebagian kecil yang diketahuinya, dari suatu

    keseluruhan yang besar. Menurut pendapat mereka pesawat terbang adalah benda kecil yang

    berukuran 30 cm; karena hanya itulah yang nampak pada mereka saat mereka menengadah

    dan melihatnya terbang di angkasa.

    2.1.3.3 Tahap operasional konkrit (7;0 11;0)

    Kemampuan berpikir logis muncul pada tahap ini. Mereka dapat berpikir secara

    sistematis untuk .mencapai pemecahan masalah. Pada tahap ini permasalahan yang

    dihadapinya adalah permasalahan yang konkret. Pada tahap ini anak akan menemui kesulitan

    bila diberi tugas sekolah yang menuntutnya untuk mencari sesuatu yang tersembunyi.

    Misalnya, anak sering kali menjadi frustasi bila disuruh mencari arti tersembunyi dari suatu

    kata dalam tulisan tertentu. Mereka menyukai soal-soal yang tersedia jawabannya.

    2.1.3.4 Tahap operasional formal (11; -15;0)

    Tahap ini ditandai dengan pola berpikir orang dewasa. Mereka dapat mengaplikasikan

    cara berpikir terhadap permasalahan dari semua kategori baik yang abstrak maupun yang

    konkret. Pada tahap ini anak sudah dapet memikirkan buah pikirannya, dapat membentuk ide

    ide, berpikir tentang masa depan secara realistis. Sebelum menekuni tugasnya membimbing

    dan mengajar, guru atau calon guru sebaiknya memahami teori Piaget atau ahli lainnya

    tentang pola pola perkembangan kecerdasan peserta didik. Dengan demikian mereka

    memiliki landasan untuk mengembangkan harapan harapan yang realistis mengenai

    perilaku peserta didiknya.

  • xii | P a g e

    BAB III

    PENUTUP

    3.2 Kesimpulan a. Erik H. Erikson mengemukakan bahwa perkembangan manusia adalah sintesis dari tugas

    tugas perkembangan dan tugas tugas sosial.

    b. Perkembangan kognitif anak berlangsung secara teratur dan berurutan sesuai dengan

    perkembangan umurnya. Maka pengajaran harus direncanakan sedemikian rupa disesuaikan

    dengan perkembangan kecerdasan peserta didik.

  • xiii | P a g e

    DAFTAR PUSTAKA

    1) http://a11-pgsdumc2010.blogspot.in/2011/07/hakikat-

    perkembangan-dan-pertumbuhan.html?m=1