makalah epid kesling kelompok 2

24
Makalah Tugas Kelompok Mata Kuliah Epid Kesling Dosen : dr. Hasanuddin Ishak, MSc. Ph.D PAPARAN TERHADAP PERAIRAN (LOGAM BERAT) OLEH : KELOMPOK 2 1. AYU LESTARI (K11112023) 2. SRI SUTRIANI ARBI (K11112024) 3. ASTIKA PUTRI (K11112027) 4. ABDUL ANAS (K11112033) 5. ASTERIA R. DAMA ALIK (K11112036) 6. IRNAWATI NUR (K11112037) 7. MARLENI NGELJARATAN (K11112276) 8. SYAMSUHUDA (K11112311) 9. DIANA IBRAHIM (K11114715) 10. IMELDHAWATY (K11114707) FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

Upload: asteria

Post on 17-Jan-2016

54 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Kuliah Epidemiologi Kesehatan Lingkungan

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Epid Kesling Kelompok 2

Makalah Tugas KelompokMata Kuliah Epid KeslingDosen : dr. Hasanuddin Ishak, MSc. Ph.D

PAPARAN TERHADAP PERAIRAN(LOGAM BERAT)

OLEH :KELOMPOK 2

1. AYU LESTARI (K11112023)2. SRI SUTRIANI ARBI (K11112024)3. ASTIKA PUTRI (K11112027)4. ABDUL ANAS (K11112033)5. ASTERIA R. DAMA ALIK (K11112036)6. IRNAWATI NUR (K11112037)7. MARLENI NGELJARATAN (K11112276)8. SYAMSUHUDA (K11112311)9. DIANA IBRAHIM (K11114715)10. IMELDHAWATY (K11114707)

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKATUNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR2015

Page 2: Makalah Epid Kesling Kelompok 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Fakta Masalah

Kontaminasi logam berat terhadap ekosistem perairan telah menjadi masalah dalam

kesehatan lingkungan selama beberapa dekade. Kontaminasi logam berat pada ekosistem

perairan secara intensif berhubungan dengan pelepasan logam berat oleh limbah domestik,

industri, dan aktivitas manusia lainnya. Kontaminasi logam berat dapat menyebabkan efek

mematikan terhadap organisme laut dan menyebabkan ketidakseimbangan ekologis dan

keanekaragaman organisme laut

Perairan yang tercemar akan mengalami penurunan kualitas, yang menyebabkan

daya dukung perairan tersebut menurun terhadap organisme akuatik yang hidup di

dalamnya. Masalah pencemaran air menimbulkan berbagai dampak, baik dampak biologi,

fisik atau pun kimia. Dampak biologi dapat dilihat dari adanya kematian masal ikan atau

berupa kelainan struktural maupun fungsional ke arah abnormal.

Menurut data dari Environmental Protection Agency (EPA) tahun 1997, yang

menyusun ”top-20” B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) antara lain: Arsenic, Lead,

Mercury, Vinyl chloride, Benzene, Polychlorinated Biphenyls (PCBs), dll. Beberapa

diantaranya merupakan logam berat,antara lain Arsenic (As), Lead (Pb), Mercury (Hg),

Kadmium (Cd) dan Chromium (Cr). Dalam konsentrasi tinggi logam-logam berat tersebut

akan berbahaya bagi kesehatan manusia bila ditemukan di dalam lingkungan, baik di

dalam air, tanah maupun udara baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat

mencemari atau merusak lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta

mahluk hidup lain.

Logam berat (heavy metal) adalah logam dengan massa jenis lima atau lebih, dengan

nomor atom 22 sampai dengan 92. Logam berat dianggap berbahaya bagi kesehatan bila

terakumulasi secara berlebihan di dalam tubuh. Beberapa diantaranya bersifat

menimbulkan kanker (karsinogen). Demikian pula dengan bahan pangan dengan

kandungan logam berat tinggi dianggap tidak layak konsumsi. Kasus-kasus pencemaran

lingkungan menyebabkan banyak pangan mengandung logam berat berlebihan. Kasus

yang popular adalah sindrom Minamata, sebagai akibat akumulasi merkuri (Hg) dalam

tubuh ikan yang dikonsumsi.

Di Indonesia, pernah dilaporkan bahwa ikan-ikan di Teluk Jakarta juga memiliki

kandungan raksa yang tinggi. Udang dari tambak Sidoarjo pernah ditolak importer dari

Page 3: Makalah Epid Kesling Kelompok 2

Jepang karena dinilai memiliki kandungan cadmium (Cd) dan timbal (Pb) yang melebihi

ambang batas. Diduga logam ini merupakan dampak buangan limbah industri di

sekitarnya.

Logam berat merupakan salah satu bahan pencemar yang berbahaya, karena sifat

toksik jika dalam jumlah yang besar dan dapat mempengaruhi berbagai aspek dalam

perairan baik aspek ekologis maupun aspek biologis. Logam-logam berat yang ada dalam

badan perairan akan mengalami proses pengendapan dan terakumulasi dalam sedimen,

kemudian terakumulasi dalam tubuh biota yang ada di dalamnya dan akhirnya akan

sampai pada manusia jika organisme tersebut dikonsumsi.

Pencemaran logam berat Cadmium (Cd) yang terjadi di Indonesia seperti penelitian

yang dilakukan oleh Elisabeth, di sungai Surabaya dimana pencemaran logam berat terjadi

pada ikan keting dan bader yang mencapai 0,5 ppm, yang melebihi ambang batas yang di

tetapkan oleh FAO yakni sebesar 0,1 ppm. Hasil penelitian LIPI juga di temukan cemaran

pada sedimen di perairan Teluk Buyat menunjukkan konsentrasi Cadmium (Cd) sebesar

0,14 ppm. Ward dan Young, menyatakan bahwa memang frekuensi penurunan 20 spesies

umum, sebagian besar ikan, berhubungan dengan kepekatan logam pencemar (Cd, Cu, Pb,

Mn dan Zn) di dalam sedimen di perairan.

Seperti penelitian yang telah dilaporkan oleh Ahsanullah, air yang mengandung

Cadmium dan seng, ternyata akumulasi kedua logam terus meningkat. Apabila Cd

dicampur Cu, akumulasi menjadi terhambat dan akumulasi Cd tetap meningkat. Bila

ketiga logam tersebut (Cd, Cu, Zn) dicampur, ternyata akumulasi Cd dalam jaringan tetap

tidak terpengaruh dan terus meningkat. Namun demikian, konsentrasi yang rendah ini

tetap harus diwaspadai karena logam logam berat yang terlarut dalam perairan pada

konsentrasi tertentu dapat berubah fungsi menjadi sumber racun bagi kehidupan perairan.

Meskipun daya racun yang ditimbulkan oleh satu jenis logam berat terhadap semua biota

perairan tidak sama, namun kehancuran dari suatu kelompok dapat menjadikan

terputusnya satu mata rantai kehidupan.

B. Pertanyaan Masalah

Bagaimana paparan logam berat terhadap perairan?

Apa dampak terhadap lingkungan dan manusia yang ditimbulkan dari adanya

paparan logam berat pada perairan ?

Bagaimana solusi yang diberikan terhadap adanya paparan logam berat pada

perairan?

Page 4: Makalah Epid Kesling Kelompok 2

C. Tujuan Penulisan

Mengetahui paparan logam berat terhadap perairan

Mengetahui dampak terhadap lingkungan dan manusia yang ditimbulkan dari adanya

paparan logam berat pada perairan

Mengetahui solusi yang diberikan terhadap adanya paparan logam berat pada

perairan.

BAB II

PEMBAHASAN

Page 5: Makalah Epid Kesling Kelompok 2

A. Tabel Rekapitulasi Hasil penelitian

No.Nama

Mahasiswa

Jenis Paparan Logam Berat

Lokasi Paparan

Konsentrasi paparan Logam berat

Efek atau Dampak Kesehatan

1. Ayu Lestari Merkuri

(Hg)

Perairan

Sungai

Musi Kota

Palembang

Kandungan merkuri total pada ikan baung 17 813 ppb, juaro 16.750 ppb, lais 16.375 ppb

Kadar merkuri total dalam air berkisar 17,250 – 21,750 ppb

Keberadaan merkuri dalam air mentebabkan merkuri terakumulasi dalam biota sungai Musi yaitu ikan terutama ikan baung, juaro, lais, dan patin yang umum dikonsumsi oleh masyarakat kota Palembang. Adanya paparan logam berat pada ikan tersebut dapat meningkatkan akumulasi pada manusia yang mengonsumsinya.

2. Sri Sutriani

Arbi

Kadmium

(Cd)

Sungai

Pangkajene

Konsentrasi Cd kerang putih yang diperoleh dari hasil pemeriksaan laboratorium berkisar antara 0.206 mg/kg – 0.333 mg/kg (BPOM 2009 kadar maksimum 1,0 mg/kg)

Pemeriksaan Cd dalam air berkisar antara 0.005 mg/L – 0.015 mg/L (Kep.Gubernur SulSel thn 2010 kadar maks. Cd dlam air adalah 0,01 mg/L).

Efek yang ditimbulkan dari paparan cadmium ini adalah efek jangka panjang karena menurut penelitian kadar maksimum yang ada pada air dan kerang putih belum melebihi ambang batas sesuai peraturan yang ditetapkan. Namun, masyarakat di sekitar sungai Pangkajene mempunyai risiko yang tinggi untuk terpapar Cd. Paparan 30-50 μg Cd per hari untuk orang dewasa atau 0.43-0.57 μg/kg/day atau 0,00043-0,00057 mg/kg/hari telah dihubungkan dengan peningkatan risiko patah tulang, kanker, kelainan fungsi ginjal, dan hipertensi

Page 6: Makalah Epid Kesling Kelompok 2

3. Astika Putri Merkuri

(Hg)

Air Sumur

Gali

konsentrasi rata-rata Hg pada air sumur 0,0192 mg/L melebihi baku mutu Permenkes 416/1990 sebesar 0,001 mg/L.

Kadar Hg darah masyarakat berkisar 0,00 μg/L sampai 265,16 μg/L dengan rata-rata kadar Hg darah 25,56 μg/L melebihi ambang batas WHO sebesar < 10 μg/L.

Air bersih dengan kandungan Hg sebesar itu jika dikonsumsi terus menerus oleh masyarakat maka berpotensi terakumulasi di dalam tubuh manusia. Semakin besar kadar Hg di dalam tubuh maka risiko kesehatan yang dihadapi semakin berbahaya, seperti keracunan akut, iritasi pada kulit, gangguan mental dan daya ingat.

4. Abdul Anas Kadmium

(Cd)

drainase RS Prof. Kandou dan muara dekatpantai Malalayang

konsentrasi cadmium masing-masing (Cd) adalah Air Tawar sebesar 0.0002.mg/L sedangkan pada Air laut sebesar 0.0001 mg /L.

Logam berat dalam Pantai Malalayang dapat mempengaruhi organism perairan daam laut. Ketika manusia mengkonsumsi ikan dalam Pantai Malalayang maka logam berat cadmium (Cd) apabila masuk ke dalam tubuh organisme dapat terakumulasi dalam tubuh sebagai racun dan sebagai penghalang kerja enzim dalam proses metabolisme. Logam berat yang masuk ke tubuh hewan umumnya tidak dikeluarkan lagi sehingga cenderung menumpuk di dalam tubuhnya.

5. Asteria R.

Dama Alik

Seng (Zn) Perairan Kaligarang Kota Semarang

Konsentrasi seng yang terlarut dalam air sungai Kaligarang adalah 0,078 mg/l, lebih tinggi dari nilai baku mutu air kelas I (0,05 mg/l) menurut PP No. 82

Pencemaran tersebut sangat mengkhawatirkan mengingat sungai Kaligarang adalah salah satu sumber air untuk konsumsi bagi warga kota Semarang. Konsumsi air yang tercemar seng dapat

Page 7: Makalah Epid Kesling Kelompok 2

tahun 2001. Rata-rata

konsentrasi seng pada hati mas sebesar 0,025868 μg/g. Adapun batas maksimum cemaran seng dalam makanan adalah 100 mg/kg menurut BPOM 1989 tentang Batas Maksimum Cemaran Logam dalam Makanan.

mengakibatkan gangguan fisiologis, kematian, dan musnahnya spesies tertentu. Adanya kontaminasi logam Zn dalam air juga mempengaruhi biota perairan seperti ikan mas yang dikonsumsi masyarakat sekitar sungai dan menyebabkan efek jangka panjang.

6. Irnawati

Nur

Kadmium

(Cd)

Perairan

Kaligarang

Semarang

Ikan yang hidupnya di sungai Kaligarang mengandung metallothionein-Cd, karena air Kaligarang tercemar/mengandung Cd sebesar 0,006 ppm

Logam berat Cddapat terakumulasi dalam jaringan tubuh ikan terutama pada insang, hati dan ginjal, daging atau otot serta tulang sehingga menimbulkan efek toksik pada manusia yang mengonsumsinya.

7. Marleni

Ngeljaratan

Arsen (As) Sungai

Pangkajene

Konsentrasi arsen tertinggi terdapat pada kerang (Anadara sp) yaitu 1,703 mg/kg diikuti oleh konsentrasi arsen pada ikan lele (Clarias batracus) yaitu 1,1 mg/kg, dan kadar arsen terendah terdapat pada ikan Bolu jawa (Cyprinus carpio sp) yaitu 0,039 mg/kg (kadar menurut SNI 2009 yaitu 1,0 mg/kg).

Rata-rata konsentrasi arsen pada air sungai 0,03366 mg/l (standar yang

Logam Arsen menimbulkan keracunan seperti Diare dan infeksi usus dan terakumulasi pada biota perairan yang dikonsumsi masyarakat yaitu kerang, ikan lele, dan ikan bolu jawa yang melebihi ambang batas. Besar atau kecilnyakonsentrasi arsen pada suatu biota jika masuk ke dalam rantai makanan pada akhirnya arsendapat ditemui pada biota tertentu dengan kadar tinggi dan jika melalui proses biomagnifikasi

Page 8: Makalah Epid Kesling Kelompok 2

ditetapkan oleh SNI tahun 2009 yaitu 0,05 mg/L).

akibatnya arsen dapat pula ditemukan dalam tubuh manusia.

8. Syamsuhud

a

Timbal

(Pb), Krom

(Cr) dan

Seng (Zn).

Perairan

Sungai Siak

Konsentrasi logam pada air yaitu logam Pb (0,577mg/L), logam Zn (0,065mg/L), logam Cr (0,099 mg/L)

Logam-logam berat yang ada dalam badan perairan akan mengalami proses pengendapan dan terakumulasi dalam sedimen, kemudian terakumulasidalam tubuh biota yang ada di dalamnya dan akhirnya akan sampai pada manusia jikaorganisme tersebut dikonsumsi dan mengakibatkan keracunan.

9. Diana

Ibrahim

Pb, Cd, Cu,

As, Hg dan

Fe

Perairan

Natuna

kandungan logam berat Pb, Cd, Cu, As dan Hg di dalam air laut secara berturut-turut <0,005 mg/L, <0,001 mg/L, <0,005 mg/L, <0,0002 mg/L, dan <0,0002 mg/L. Kementerian Lingkungan Hidup menetapkan baku mutu air laut bagi biota untuk logam berat Pb, Cd, Cu, As dan Hg berturut-turut adalah 0,008 mg/L, 0,001 mg/L, 0,008 mg/L, 0,012 mg/L, dan 0,001 mg/L (KLH, 2004).

Logam berat yang berada dalam air laut dapat mengganggu organism perairan, dan apabila menkonsumsi ikan dalam perairan tersebur dapat mengakibatkan keracunan.

10. Imeldha Timbal

(Pb)

Perairan

Prigi di

Jawa Timur

Kandungan Pb di Perairan Prigi antara 0,060 ± 0,013 mg/l sampai dengan 0,211 ± 0,0135 mg/l melebihi ambang batas maksimum dari Keputusan

Kandungan Pb dalam tiram relatif lebih tinggi dibandingkan dengan dalam air. Halini menunjukkan bahwa Pb yang terdapat dalam air terakumulasi dalam

Page 9: Makalah Epid Kesling Kelompok 2

Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004 Baku Mutu Air Laut, dimana baku mutu air laut untuk kandungan Pb pada perairan pelabuhan adalah sebesar 0,05 mg/l.

Kandungan Pb pada tiram S. glomerata antara 0,517 ± 0,297 mg/l sampai dengan 2,960 ± 0,505 mg/l, telah melebihi ambang batas maksimum dari BPOM tahun 1989 adalah 2,0 mg/l.

tubuh biota tiram dan menimbulkan efek toksik/ keracunan bagi manusia yang mengonsumsinya.

B. Faktor Penyebab

Kemajuan ilmu dan teknologi disamping berdampak positif bagi pertumbuhan

ekonomi, disisi lain berdampak negatif berupa pencemaran. Dewasa ini pencemaran air

semakin lama semakin meningkat. Kontaminasi lingkungan di perairan diantaranya berupa

logam berat. Pencemaran logam berat merupakan ancaman yang besar bagi lingkungan.

Logam berat diketahui dapat mengumpul di dalam tubuh organisme, dan tetap tinggal

dalam tubuh dalam jangka waktu lama sebagai racun yang terakumulasi. Kondisi perairan

yang terkontaminasi oleh berbagai macam logam akan berpengaruh nyata terhadap

ekosistem perairan baik perairan darat maupun perairan laut.

Secara kimia sifat logam berat yaitu ionik, sehingga mudah mengendap pada sedimen

dan mempunyai waktu tinggal (residence time) sampai ribuan tahun. Logam berat juga

dapat terakumulasi dalam tubuh ikan melalui beberapa jalan seperti pernafasan (repirasi),

saluran makanan (biomagnifikasi) dan melalui kulit (difusi). Dampak akumulasi logam

berat pada tubuh ikan dapat menutup membran insang sehingga ikan kekurangan oksigen,

menurunkan tingkat kematangan gonad, serta menghambat pertumbuhan.

Keberadaan logam berat di perairan dapat berasal dari berbagai sumber, antara lain

dari kegiatan pertambangan, rumah tangga, limbah pertanian dan buangan.

Pengendapannya terjadi karena berikatan dengan anion dari bahan organik. Melalui proses

pengendapan dan akumulasi, kadar logam berat dalam sedimen lebih tinggi daripada

Page 10: Makalah Epid Kesling Kelompok 2

dalam air. Kandungan logam berat yang meningkat pada air dan sedimen akan masuk ke

dalam sistem rantai makanan dan berpengaruh pada kehidupan organisme. Logam berat

cenderung terakumulasi dalam rantai makanan melalui proses biomagnifikasi. Peningkatan

kadar logam berat pada air akan mengakibatkan logam berat yang semula dibutuhkan

untuk berbagai proses metabolisme dapat berubah menjadi racun bagi organisme perairan.

Keadaan di Indonesia pada dewasa ini menunjukkan adanya perkembangan di bidang

industri sangat pesat walaupun kondisi ekonomi mengalami beberapa kendala. Kemajuan

di bidang industri disuatu sisi sangat mengembirakan karena mampu menopang kehidupan

manusia, tetapi di sisi lain mengancam kehidupan manusia, seperti buangan limbah yang

tergolong B3 (Bahan Beracun Berbahaya) termasuk logam berat.

Kandungan logam yang berada pada suatu lingkungan sangat dipengaruhi oleh

sumbernya. Logam pencemar menunjukkan pengaruh yang lebih besar terhadap ikan

dibandingkan terhadap krustasea (udang, lobster, dan kepiting). Perkembangan toleransi

terhadap logam pada beberapa spesies meningkatkan kapasitas mereka untuk

mengakumulasi logam dengan kepekatan yang relatif tinggi dan dapat menyebabkan

beberapa modifikasi pada struktur komunitas yang berubah setiap waktu.

Kandungan alamiah logam pada lingkungan dapat berubah-ubah, tergantung pada kadar

pencemaran oleh ulah manusia atau perubahan alam, seperti erosi. Kandungan logam

tersebut dapat meningkat bila limbah perkotaan, pertambangan, pertanian, dan

perindustrian yang banyak mengandung logam berat masuk ke lingkungan. 

Dari berbagai limbah tersebut, umumnya yang paling banyak mengandung logam berat

adalah limbah industri. Hal ini disebabkan senyawa atau unsur logam berat dimanfaatkan

dalam berbagai industri, baik sebagai bahan baku, katalisator, maupun sebagai bahan

tambahan. Penyebab utama logam berat menjadi bahan pencemar berbahaya adalah karena

sifatnya yang tidak dapat dihancurkan (nondegradable) oleh organisme hidup yang ada di

lingkungan. Akibatnya, logam-logam tersebut terakumulasi ke lingkungan, terutama

mengendap di dasar perairan membentuk senyawa kompleks bersama bahan organik dan

anorganik secara adsorbsi dan kombinasi. 

Biota air yang hidup dalam perairan yang tercemar oleh logam berat akan

mengakumulasi logam berat tersebut di dalam jaringan tubuhnya secara biologis. Makin

tinggi kadar logam berat dalam perairan semakin tinggi pula kandungan logam berat yang

terakumulasi dalam tubuh hewan air tersebut dan akan menimbulkan gangguan terhadap

kesehatan manusia yang memakannya.

Page 11: Makalah Epid Kesling Kelompok 2

C. Aspek Kesehatan Paparan Logam Berat pada Air

Manusia sebagai makhluk hidup memerlukan beberapa logam seperti : Mn, Fe, Cu, Zn

dalam jumlah yang sangat kecil. Tetapi ada beberapa logam lain yang tidak dibutuhkan

oleh tubuh, yaitu Hg, Cd, Pb, dan Ni. Logam-logam tersebut bersifat sangat toksik

(beracun). Logam berat dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui rantai makanan,

inhalasi, maupun penetrasi melalui kulit. Logam tersebut terakumulasi dalam tubuh, dan

meracuni manusia.

1. Limbah merkuri yang terbuang ke sungai, danau dan laut dapat mengkontaminasi

ikan-ikan dan makhluk air lainnya seperti ganggang dan tanaman air. Ikan-ikan kecil

dan makhluk air lainnya yang telah terkontaminasi merkuri dimakan hewan air yang

lebih besar, atau merkuri masuk masuk ke tubuh melalui insang. Sementara merkuri

masuk ke dalam tubuh manusia dapat lewat udara, air, atau makanan yang terserap

dalam jumlah yang bervariasi. Biota air yang paling banyak mengkonsumsi merkuri

adalah ikan dan kerang. Tubuh manusia tidak dapat mengolah bentuk-bentuk merkuri

monometil sehingga merkuri tersebut tinggal dalam tubuh relatif lama, tinggal dalam

hati, ginjal, otak, dan darah yang dapat menimbulkan dampak kesehatan akut dan

kronis. keracunan merkuri ditandai dengan sakit kepala, sukar menelan, penglihatan

menjadi kabur dan daya dengar menurun. Selain itu orang yang keracunan merkuri

merasa tebal di bagian kaki dan tangannya, mulut terasa tersumbat logam, gusi

membengkak disertai pula dengan diare. Selanjutnya kematian dapat terjadi karena

kondisi tubuh yang semakin lemah. Wanita yang mengandung akan melahirkan bayi

yang cacat apabila keracunan merkuri

2. Timbal merupakan logam yang amat beracun yang pada dasarnya tidak dapat

dimusnahkan serta tidak terurai menjadi zat lain dan bila berakumulasi dalam tanah

akan tersimpan relatif lama. Karena itu apabila timbal yang terlepas ke lingkungan

akan menjadi ancaman bagi makhluk hidup Timbal dapat tersimpan dalam tulang dan

dapat mempengaruhi kesehatan secara menyeluruh selama masa ketegangan (stres),

kehamilan, penderita osteoporosis (tulang keropos). Dampak utama pencemaran

timbal dalam dosis yang banyak dapat berpotensi mengganggu kesehatan, antara lain:

- Kelambanan dalam pengembangan neurologis saraf dan fisik pada anak

- Keguguran kandungan, dan kerusakan sistem reproduksi pria

- Penyakit saraf, perubahan daya pikir dan perilaku

- Tekanan darah tinggi, dan anemia

Page 12: Makalah Epid Kesling Kelompok 2

3. Hampir semua organ tubuh dapat mengabsorbsi cadmium (Cd), dan konsentrasi yang

paling tinggi biasanya terjadi di dalam hati dan ginjal. Racun kadmium  menimbulkan

penyakit sebagai berikut : kehamilan, lactasi, ketidakseimbangan dalam internal

sekresi, penuaan, kekurangan kalsium, indra penciuman, mulut kering, kerusakan

sumsum tulang, paru-paru basah, dan lain lain.

4. Toksisitas logam Cu pada manusia, khususnya anak-anak, biasanya terjadi karena

CuSO4. Beberapa gejala keracunan Cu adalah sakit perut, mual, muntah, diare, dan

beberapa kasus yang parah dapat menyebabkan gagal ginjal dan kematian

5. Senyawa arsen sangat sulit dideteksi karena tidak memiliki rasa yang khas atau ciri-

ciri pemaparan lain yang menonjol. Gejala keracunan senyawa arsen terutama adalah

sakit di kerongkongan, sukar menelan, menyusul rasa nyeri lambung dan muntah-

muntah. Kompensasi dari pemaparan arsen terhadap manusia adalah kanker, terutama

kanker paru-paru dan hati.

D. Solusi terhadap Paparan Logam Berat pada Air

Pencemaran logam berat pada perairan sungai, pesisir pantai dan laut karena aktifitas

manusia selalu meningkat dan menghasilkan limbah ke lingkungan terus-menerus.

Beberapa bentuk tindakan yang dapat dilakukan guna mengurangi paparan logam berat di

perairan, yaitu:

1. Teknik fitoremediasi adalah teknologi pembersihan zat polutan dari badan air yang

telah tercemar dengan menggunakan tanaman. Teknologi ini mudah, dan murah, serta

memberikan efek negatif yang kecil bagi kesehatan. Teknik fitoremediasi sangat

cocok untuk daerah perairan yang tercemar dengan menggunakan hutan mangrove.

Ekosistem mangrove memiliki kemampuan alami untuk membersihkan lingkungan

dari berbagai bentuk zat pencemar sehingga penggunaan tanaman mangrove sebagai

tumbuhan penyerap logam berat dari perairan sangat tepat.

2. Bioremoval dan bioabsorbsi. Bioremoval dapat diartikan sebagai terkonsentrasi dan

terakumulasinya bahan penyebab polusi atau polutan dalam suatu perairan oleh

material biologi, yang mana material biologi tersebut dapat me-recovery polutan

sehingga dapat dibuang dan ramah terhadap lingkungan. Sedangkan berdasarkan

kemampuannya untuk membentuk ikatan antara logam berat dengan mikroorganisme

maka bioabsorpsi merupakan kemampuan material biologi untuk mengakumulasikan

logam berat melalui media metabolisme atau jalur psiko-kimia. Proses bioabsorpsi ini

dapat terjadi karena adanya material biologi yang disebut biosorben dan adanya

Page 13: Makalah Epid Kesling Kelompok 2

larutan yang mengandung logam berat (dengan afinitas yang tinggi) sehingga mudah

terikat pada biosorben. Beberapa jenis mikroorganisme yang dapat dimanfaatkan

sebagai bahan bioabsorpsi terutama adalah dari golongan alga yakni alga dari

divisi Phaeophyta, Rhodophyta dan Chlorophyta. Logam-logam yang dapat

diabsorbsi/di-remove adalah logam berat beracun, logam esensial dan radionuklida.

3. Menggunakan tanaman Bioakumulator yang memiliki kemampuan untuk menyerap

logam-logamberat seperti Cd, Cu, Pb, Hg dll yang kemudian mendegradasinya

menjadi bahan ramahlingkungan seperti tanaman eceng gondok.

4. Pengolahan limbah industry sebelum dibuang ke tempat pembuangan, dialiarkan ke

sungai atau selokan hendaknya dikumpulkan di suatu tempat yang disediakan,

kemudian diolah, agar bila terpaksa harus dibuang ke sungai tidak menyebabkan

pencemarn air. Bahkan kalau dapat setelah diolah tidak dibuang ke sungai melainkan

dapat digunakan lagi untuk keperluan industri sendiri.

BAB III

PENUTUP

Page 14: Makalah Epid Kesling Kelompok 2

A. Kesimpulan

Salah satu indikasi perairan tercemar adalah adanya paparan logam berat pada air

yang dapat mengubah kualitas air tersebut. Logam berat tersebut antara lain merkuri (Hg),

timbal (Pb), cadmium (Cd), kromium (Cr), Arsen (As), seng (Zn), tembaga (Cu), yang

dalam konsentrasi tertentu menyebabkan efek toksik pada manusia. Pencemaran logam

berat sangat merugikan kondisi ekologis di perairan Indonesia. Krisis biologis perairan

akan terjadi jika upaya penanggulangan pencemaran logam berat tidak diatasi dari

sekarang. Akan terjadi gangguan kesehatan pada masyarakat karena kesehatan lingkungan

merupakan faktor penentu derajat kesehatan masyarakat. Logam berat benar-benar telah

mengancam kehidupan manusia / masyarakat nelayan dan masyarakat Indonesia

seluruhnya. Dampak dari paparan logam berat ini tidak hanya pada manusia tetapi juga

terakumulasi pada bota perairan seperti ikan, kerang, udang. Solusi penanggulangan

pencemaran logam berat di perairan Indonesia adalah dengan melestarikan hutan

mangrove untuk fitoremediasi perairan.

B. Saran

Kepada pemerintah diharapkan melakukan upaya pengendalian dan monitoring

terhadap cemaran logam berat pada perairan Kepada pihak industri juga diharapkan

melakukan pengontrolan kelayakan limbah buangan pabrik sebelum dialirkan ke

lingkungan khususnya dialirkan ke laut sehingga mengurangi beban pencemaran yang

masuk ke perairan atau badan air. Kepada masyarakat diharapkan tidak membuang

limbahnya ke laut agar dapat mengurangi beban cemaran perairan akibat limbah domestik.

DAFTAR PUSTAKA

Page 15: Makalah Epid Kesling Kelompok 2

Abdul Anas : Mamoribo, Hulda Dkk. 2015. Determinasi Kandungan Kadmium (Cd) Di

Perairan Pantai Malalayang Sekitar Rumah Sakit Prof Kandou Manado. Jurnal Budidaya

Perairan Januari 2015 Vol. 3 No. 1: 114-118.

Asteria Resy Dama Alik : Dewi, N.K dkk, 2012. Paparan Seng Di Perairan Kaligarang

Terhadap Ekspresi Zn-Thionein Dan Konsentrasi Seng Pada Hati Ikan Mas. Jurnal Mipa

Universitas Negeri Semarang ISSN No. 0215-9945.

Astika Putri : Setiyono, Andik. 2011. Hubungan Konsentrasi Hg Air Sumur Gali

Terhadap Kadar Merkuri Darah Pada Masyarakat Di Sekitar Penambangan Emas Tanpa

Ijin Di Desa Jendi Kecamatan Selogiri Kabupaten Wonogiri. Jurnal Fkm Unsil ISBN 978-

602-96943-1-4

Ayu Lestari : Setiwan, Andi Arif Dkk. 2013. Kandungan Merkuri Total Pada Berbagai

Jenis Ikan Cat Fish Di Perairan Sungai Musi Kota Palembang. Seminar Nasional Sains &

Teknologi V Lembaga Penelitian Universitas Lampung.

Diana Ibrahim : Sagala, Sophia Dkk. 2014. Distribusi Logam Berat Di Perairan Natuna.

Jurnal Ilmu Dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol.6, No. 2, Hlm. 297-310, Desember 2014.

Imeldhawaty : Wulandari. 2012. Kandungan Logam Berat Pb Pada Air Laut Dan Tiram

Saccostrea Glomerata Sebagai Bioindikator Kualitas Perairan Prigi, Trenggalek, Jawa

Timur. Jurnal Penelitian Perikanan 1(1) (2012) 10-14.

Irnawati Nur : Dewi, Nur Kusuma Dkk. 2014. Metallothionein Pada Hati Ikan Sebagai

Biomarker Pencemaran Kadmium (Cd) Di Perairan Kaligarang Semarang. J. Manusia Dan

Lingkungan, Vol. 21, No.3, November 2014: 304-309.

Marleni Ngeljaratan : Bahar, Sri Vovianti Dkk. 2012. Risiko Paparan Arsen Pada

Masyarakat Sekitar Sungai Pangkajene Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep. Jurnal

Kesling Vol 204 No.2 .

Page 16: Makalah Epid Kesling Kelompok 2

Sri Sutriani Arbi : Aripai, Muhammad. 2012. Analisis Risiko Paparan Kadmium (Cd)

Pada Air Dan Kerang Putih (Anadonta Woodiana) Di Sungai Pangkajene Tahun 2012.

Jurnal Kesehatan Lingkungan Fkm Unhas.

Syamsuhuda : Wulan, Sri Purnama Dkk. 2013. Konsentrasi, Distribusi Dan Korelasi

Logam Berat Pb, Cr Dan Zn Pada Air Dan Sedimen Di Perairan Sungai Siak Sekitar

Dermaga Pt. Indah Kiat Pulp And Paper Perawang – Propinsi Riau. Jurnal Pusat Penelitian

Lingkungan Hidup Universitas Riau.