makalah kelompok 2 [corrected]

38
MAKALAH Dosen Pembimbing : Ns Zulkarnaini S.Kep Disusun Oleh : 1. Cut Surita Elviana 2.Khairunnisa 3.Novita 4.Sri Mauliza STIKES DARUSSALAM LHOKSEUMAWE PRODI S1 KEPERAWATAN

Upload: zoe-quable

Post on 31-Jan-2016

256 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

teori dan konsep

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Kelompok 2 [Corrected]

MAKALAH

Dosen Pembimbing :

Ns Zulkarnaini S.Kep

Disusun Oleh :

1. Cut Surita Elviana2. Khairunnisa3. Novita4. Sri Mauliza

STIKES DARUSSALAM LHOKSEUMAWE

PRODI S1 KEPERAWATAN

TAHUN 2015/2016

ACER, 11/17/15,
CANTUMKAN KELOMPOK BERAPA
Page 2: Makalah Kelompok 2 [Corrected]

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan

karunia dan nikmat bagi umat-Nya. Alhamdulilaah makalah ini dapat

terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah

satu tugas mata kuliah Antropologi  Kesehatan dengan Judul “Model Konsep

dan Teori Keperawatan Sister Calista Roy”, karena terbatasnya ilmu yang

dimiliki oleh penulis maka Makalah ini jauh dari sempurna untuk itu saran dan

kritik yang membangun sangat penulis harapkan.

Tidak lupa penulis sampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada

semua pihak yang telah turut membantu dalam penyusunan makalah ini. Semoga

bantuan dan bimbingan yang telah diberikan kepada kami mendapat balasan yang

setimpal dari Allah SWT. Kami berharap semoga Makalah ini bermanfaat

khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.

Lhokseumawe , 15 Novemberr 2015

Kelompok 2

ACER, 11/17/15,
Bukan mata kuliah yang sedang berjalan
Page 3: Makalah Kelompok 2 [Corrected]

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................. i

DAFTAR ISI................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................. 1

A. Latar Belakang................................................................... 1

B. Tujuan Masalah.................................................................. 1

C. Manfaat Penulisan.............................................................. 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................. 3

A. Sejarah Teori...................................................................... 3

B. Konsep Dasar dan Model Keperawatan Callista Roy…... 4

C. Model Konseptual Callista Roy......................................... 6

D. Teori Penegasan............................................................ 7

E. Teori Calista Roy.......................................................... 10

F. Kelebihan dan Kelemahan Teori Callista Roy...... 19

BAB III PENUTUP...................................................................... 21

A. Kesimpulan........................................................................ 21

B. Saran ................................................................................. 21

DAFTAR PUSTAKA 22

ACER, 11/17/15,
Daftar Pustaka tidak perlu menggunakan nomor halaman
Page 4: Makalah Kelompok 2 [Corrected]

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Model konseptual mengacu pada ide-ide global mengenai individu,

kelompok situasi atau kejadian tertentu yang berkaitan dengan disiplin yang

spesifik. Teori-teori yang terbentuk dari penggabungan konsep dan pernyataan

yang berfokus lebih khusus pasa suatu kejadian dan fenomena dari suatu disiplin

ilmu. Model konseptual keperawatan dikembangkan atas pengetahuan para ahli

keperawatan tentang keperawatan yang bertolak dari paradigma keperawatan.

Model konseptual dalam keperawatan dapat memungkinkan perawat untuk

menerapkan cara perawat bekerja dalam batas kewenangan sebagai seorang

perawat. Perawat perlu memahami konsep ini sebagai kerangka konsep dalam

memberikan asuhan keperawatan dalam praktek keperawatan atau sebagai filosofi

dalam dunia pendidikan dan kerangka kerja dalam riset keperawatan.

Ada berbagai jenis model konseptual keperawatan berdasarkan pandangan

ahli dalam bidang keperawatan, salah satunya adalah model adaptasi Roy. Roy

dalam teorinya menjelaskan empat macam elemen esensial dalam adaptasi

keperawatan , yaitu : manusia, lingkungan, kesehatan, dan keperawatan. Model

adaptasi Roy menguraikan bahwa bagaimana individu mampu meningkatkan

kesehatannya dengan cara memepertahankan perilaku secara adaptif karena

menurut Roy, manusia adalah makhluk holistic yang memiliki sistem adaptif yang

selalu beradaptsi.

B.Tujuan Penulis

Makalah ini disusun dengan tujuan sebagai berikut :

1. Menjelaskan pengertian dan konsep dasar model keperawatan Callista

Roy.

ACER, 11/17/15,
Isi latar belakang haruslah mengarah kepada alasan perlunya teori ini dipelajari. Saya belum bisa menemukan hal tersebut dalam latar belakang yang sudah ditulis oleh kelompok
Page 5: Makalah Kelompok 2 [Corrected]

2. Mengetahui kelebihan dan kelemahan konsep dan teori model praktek

Sister Callista Roy.

C.Manfaat Penulis

Makalah ini memiliki kegunaan untuk diambil kebenaran didalamnya,

umumnya oleh pembaca dan rekan-rekan dari penulis dan khususnya bagi pihak

yang membutuhkan pengetahuan dan wawasan mengenai “Model Konsep dan

Teori Keperawatan Sister Calista Roy”

ACER, 11/17/15,
Manfaat dibuat beberapa point, yaitu kepada Institusi Pendidikan, Pelayanan Keperawatan, dan Penulis sendiri
ACER, 11/17/15,
Ukuran huruf untuk seluruh naskah adalah 12. Mohon diperhatikan kembali
ACER, 11/17/15,
Ada Tujuan Umum dan Tujuan Khusus,
Page 6: Makalah Kelompok 2 [Corrected]

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sejarah Teori

Suster Calista Roy adalah seorang suster dari Saint Joseph of

Carondelet. Roy dilahirkan pada tanggal 14 oktober 1939 di Los Angeles

California. Roy menerima Bachelor of Art Nursing pada tahun 1963 dari

Mount Saint Marys College dan Magister Saint in Pediatric Nursing pada

tahun 1966 di University of California Los Angeles.

Roy memulai pekerjaa dengan teori adaptasi keperawatan pada tahun 1964

ketika dia lulus dari University of California Los Angeles. Dalam Sebuah seminar

dengan Dorrothy E. Johnson, Roy tertantang untuk mengembangkan sebuah

model konsep keperawatan. Konsep adaptasi mempengaruhi Roy dalam kerangka

konsepnya yang sesuai dengan keperawatan. Dimulai dengan pendekatan teori

sistem. Roy menambahkan kerja adaptasi dari Helsen (1964) seorang ahli

fisiologis – psikologis. Untuk memulai membangun pengertian konsepnya. Helsen

mengartikan respon adaptif sebagai fungsi dari datangnya stimulus sampai

tercapainya derajat adaptasi yang di butuhkan individu. Derajat adaptasi dibentuk

oleh dorongan tiga jenis stimulus yaitu : focal stimuli, konsektual stimuli dan

residual stimuli.

Roy mengkombinasikan teori adaptasi Helson dengan definisi dan

pandangan terhadap manusia sebagai sistem yang adaptif. Selain konsep-konsep

tersebut, Roy juga mengadaptasi nilai “ Humanisme” dalam model konseptualnya

berasal dari konsep A.H. Maslow untuk menggali keyakinan dan nilai dari

manusia. Menurut Roy humanisme dalam keperawatan adalah keyakinan,

terhadap kemampuan koping manusia dapat meningkatkan derajat kesehatan.

Sebagai model yang berkembang, Roy menggambarkan kerja dari ahli-ahli lain

dari ahli-ahli lain di area adaptasi seperti Dohrenwend (1961), Lazarus (1966),

Mechanic (1970) dan Selye (1978). Setelah beberapa tahun, model ini

berkembang menjadi sebagai suatu kerangka kerja pendidikan keperawatan,

ACER, 11/17/15,
Cara untuk merapikan paragraf ikut paragraf ini
ACER, 11/17/15,
Bahasa Asiing dimiringkan
Page 7: Makalah Kelompok 2 [Corrected]

praktek keperawatan dan penelitian. Tahun 1970, model adaptasi keperawatan

diimplementasikan sebagai dasar kurikulum sarjana muda keperawatan di Mount

Saint Mary’s College. Sejak saat itu lebih dari 1500 staf pengajar dan mahasiswa-

mahasiswa terbantu untuk mengklarifikasi, menyaring, dan memperluas model.

Penggunaan model praktek juga memegang peranan penting untuk klarifikasi

lebih lanjut dan penyaringan model.

Sebuah studi penelitian pada tahun 1971 dan survey penelitian pada tahun

1976-1977 menunjukkan beberapa penegasan sementara dari model adaptasi.

Perkembangan model adaptasi keperawatan dipengaruhi oleh latar belakang Roy

dan profesionalismenya. Secara filosofi Roy mempercayai kemampuan bawaan,

tujuan,, dan nilai kemanusiaan, pengalaman klinisnya telah membantu

perkembangan kepercayaannya itu dalam keselarasan dari tubuh manausia dan

spirit. Keyakinan filosofi Roy lebih jelas dalam kerjanya yang baru pada model

adaptasi keperawatan.

B. Konsep Dasar dan Model Keperawatan Callista Roy

Sebelum mengenal konsep dasar keperawatan Callista Roy akan lebih baik

jika mengetahui filosofi, falsafah keperawatan. Filsafah keperawatan mengkaji

penyebab dan hukum-hukum yang mendasari realitas serta keingintahuan tentang

gambaran sesuatu yang lebih berdasarkan pada alasan logis dan metode empiris.

Contoh dari falsafah keperawatan menurut Roy ( Mc Quiston, 1995 ) :

Roy memiliki delapan falsafah yang kemudian dibagi menjadi dua yaitu empat

berdasarkan falsafah humanisme dan empat yang lainnya berdasarkan falsafah

veritivity.

Falsafah humanisme / kemanusiaan berarti bahwa manusia itu memiliki

rasa ingin tahu dan menghargai, jadi seorang individu akan memiliki rasa saling

berbagi dengan sesama dalam kemampuannya memecahkan suatu persoalan atau

untuk mencari solusi, bertingkah laku untuk mencapai tujuan tertentu, memiliki

holism intrinsik dan selalu berjuang untuk mempertahankan integritas agar

senantiasa bisa berhubungan dengan orang lain.

Falsafah veritivity yaitu kebenaran , yang dimaksud adalah bahwa ada hal

yang bersifat absolut. Empat falsafah tersebut adalah :

Page 8: Makalah Kelompok 2 [Corrected]

1. Tujuan eksistensi manusia.

2. Gabungan dari beberapa tujuan peradaban manusia.

3. Aktifitas dan kreatifitas untuk kebaikan umum.

4. Nilai dan arti kehidupan.

Roy kemudian mengemukakan mengenai konsep mayor, berikut beberapa

definisi dari konsep mayor Callista Roy :

1. Sistem adalah kesatuan dari beberapa komponen atau elemen yang saling

berhubungan sehingga membentuk suatu kesatuan yang meliputi adanya

input, control, proses, output dan umpan balik.

2. Derajat adaptasi adalah perubahan tetap sebagai hasil dari stimulus fokal,

konsektual dan residual.

3. Problem adaptasi adalah kejadian atau situasi yang tidak sesuai dengan

kebutuhan.

4. Stimulus fokal adalah stimulus yang mengharuskan manusia berespon

adaptif.

5. Stimulus konsektual adalah seluruh stimulus yang memberikan kontribusi

perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh stimulus fokal.

6. Stimulus residual adalah seluruh faktor yang memberikan kontribusi

terhadap perubaha tingkah laku tetapi belum dapat di validasi.

7. Regulator adalah subsistem dari mekanisme koping dengan respon

otomatik melalui neural, cemikal dan proses endokrin.

8. Kognator adalah subsistem dari mekanisme koping dengan respon melalui

proses yang komplek dari persepsi informasi, mengambil keputusan dan

belajar.

9. Model efektor adaptif adalah kognator yaitu fisiological, fungsi peran,

interdependensi dan konsep diri.

10. Respon adaptif adalah respon yang meningkatkan integritas manusia

dalam mencapai tujuan manusia untuk mempertahankan kehidupan.

11. Fisiologis adalah kebutuhan fisiologis termasuk kebutuhan dasar dan

bagaimana proses adaptasi dilakukan.

12. konsep diri adalah seluruh keyakinan dan perasaan

Page 9: Makalah Kelompok 2 [Corrected]

13. Penampilan peran adalah penampilan fungsi peran dalam hubungannya di

dalam hubungannya di lingkungan sosial.

14. Interdependensi adalah hubungan individu dengan orang lain sebagai

support sistem.

C. Model Konseptual Callista Roy

Model konseptual merupakan suatu kerangka kerja konseptual, sistem atau

skema yang menerangkan tentang serangkain ide global tentang keterlibatan

individu, kelompok, situasi atau kejadian terhadap suatu ilmu dan

pengembangannya. Roy dengan fokus adaptasinya pada manusia terdapat 4

elemen esensial yaitu keperawatan, manusia, kesehatan dan lingkungan.

Berikut definisi dari keempat elemen esensial menurut Roy :

1. Keperawatan

Menurut Roy keperawatan di definisikan sebagai disiplin ilmu dan

praktek. Keperawatan sebagai disiplin ilmu mengobservasi, mengklasifikasikan,

dan menghubungkan proses yang berpengaruh terhadap kesehatan. Keperawatan

menggunakan pendekatan pengetahuan untuk menyediakan pelayanan bagi orang-

orang. Keperawatan meningkatkan adaptasi individu untuk meningkatkan

kesehatan, jadi model adaptasi keperawatan menggambarkan lebih khusus

perkembangan ilmu keperawatan dan praktek keperawatan. Dalam model tersebut

keperawatan terdiri dari tujuan perawat dan aktifitas perawat. Tujuan keperawatan

adalah mempertinggi interaksi manusia dengan lingkungannya, peningkatan

adaptasi dilakukan melalui empat cara yaitu fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi

peran dan interdependensi. Tujuan keperawatan diraih ketika stimulus fokal

berada dalam wilayah dengan tingkatan adaptasi manusia. Adaptasi membebaskan

energi dari upaya koping yang tidak efektif dan memungkinkan individu untuk

merespon stimulus yang lain, kondisi seperti ini dapat meningkatkan

penyembuhan dan kesehatan.

2. Manusia

Menurut Roy manusia adalah sebuah sistem adaptif, sebagai sistem yang

adaptif manusia digambarkan secara holistic sebagai satu kesatuan yang memiliki

input, control, output dan proses umpan balik. Lebih khusus manusia

Page 10: Makalah Kelompok 2 [Corrected]

didefinisikan sebagai sistem adaptif dengan aktivitas kognator dan regulator untuk

mempertahankan adaptasi, empat cara adaptasinya yaitu fungsi fisiologis, konsep

diri, fungsi peran dan interdependensi. Sebagai sistem yang adaptif mausia

digambarkan dalam istilah karakteristik, jadi manusia dilihat sebagai satu

kesatuan yang saling berhubungan antar unit secara keseluruhan atau beberapa

unit untuk beberapa tujuan.

3. Kesehatan

Kesehatan didefinisikan sebagai keadaan dan proses menjadi manusia

secara utuh dan terintegrasi secara keseluruhan. Dalam model keperawatan

konsep sehat dihubungkan dengan konsep adaptasi. Adaptasi adalah komponen

pusat dalam model keperawatan, dalam hal ini manusia digambarkan sebagai

suatu sistem yang adaptif. Proses adaptasi termasuk semua interaksi manusia

dengan lingkungan ysng terdiri dari dua proses, proses yang pertama dimulai

dengan perubahan dalam lingkungan internal dan eksternal dan proses yang kedua

adalah mekanisme koping yang menghasilkan respon adaptif dan inefektif.

4. Lingkungan

Lingkungan digambarkan sebagai suatu keadaan yang ada di dalam dan di

luar manusia. Lingkungan merupakan input bagi manusia sebagai suatu sistem

yang adaptif.

D. Teori Penegasan

Dalam teorinya sister Callista Roy memiliki dua model mekanisme yaitu :

1. Fungsi atau proses control yang terdiri dari kognator dan regulator.

2. Efektor, mekanisme ini dibagi menjadi empat yaitu fisiologi, konsep diri,

fungsi peran dan Interpendensi. Regulator digambarkan sebagai aksi

dalam hubungannya terhadap empat efektor cara adaptasi yaitu: fungsi

fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan interdependensi.

Berikut penjelasan dari empat efektor yang telah disebutkan.

1. Mode Fungsi Fisiologi

Fungsi fisiologi berhubungan dengan struktur tubuh dan fungsinya. Roy

mengidentifikasi sembilan kebutuhan dasar fisiologis yang harus dipenuhi untuk

mempertahankan integritas, yang dibagi menjadi dua bagian, mode fungsi

Page 11: Makalah Kelompok 2 [Corrected]

fisiologis tingkat dasar yang terdiri dari 5 kebutuhan dan fungsi fisiologis dengan

proses yang kompleks terdiri dari 4 bagian yaitu :

1. Oksigenasi : Kebutuhan tubuh terhadap oksigen dan prosesnya, yaitu

ventilasi, pertukaran gas dan transpor gas (Vairo,1984 dalam Roy 1991).

2. Nutrisi : Mulai dari proses ingesti dan asimilasi makanan untuk

mempertahankan fungsi, meningkatkan pertumbuhan dan mengganti

jaringan yang injuri. (Servonsky, 1984 dalam Roy 1991).

3. Eliminasi : Yaitu ekskresi hasil dari metabolisme dari instestinal dan

ginjal. ( Servonsky, 1984 dalam Roy 1991).

4. Aktivitas dan istirahat : Kebutuhan keseimbangan aktivitas fisik dan

istirahat yang digunakan untuk mengoptimalkan fungsi fisiologis dalam

memperbaiki dan memulihkan semua komponen-komponen tubuh.

(Cho,1984 dalam Roy, 1991).

5. Proteksi/ perlindungan : Sebagai dasar defens tubuh termasuk proses

imunitas dan struktur integumen ( kulit, rambut dan kuku) dimana hal ini

penting sebagai fungsi proteksi dari infeksi, trauma dan perubahan suhu.

(Sato, 1984 dalam Roy 1991).

6. The sense / perasaan : Penglihatan, pendengaran, perkataan, rasa dan bau

memungkinkan seseorang berinteraksi dengan lingkungan . Sensasi nyeri

penting dipertimbangkan dalam pengkajian perasaan.( Driscoll, 1984,

dalam Roy, 1991).

7. Cairan dan elektrolit. : Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalamnya

termasuk air, elektrolit, asam basa dalam seluler, ekstrasel dan fungsi

sistemik. Sebaliknya inefektif fungsi sistem fisiologis dapat menyebabkan

ketidakseimbangan elektrolit. (Parly, 1984, dalam Roy 1991).

8. Fungsi syaraf / neurologis : Hubungan-hubungan neurologis merupakan

bagian integral dari regulator koping mekanisme seseorang. Mereka

mempunyai fungsi untuk mengendalikan dan mengkoordinasi pergerakan

tubuh, kesadaran dan proses emosi kognitif yang baik untuk mengatur

aktivitas organ-organ tubuh (Robertson, 1984 dalam Roy, 1991).

Page 12: Makalah Kelompok 2 [Corrected]

9. Fungsi endokrin : Aksi endokrin adalah pengeluaran horman sesuai

dengan fungsi neurologis, untuk menyatukan dan mengkoordinasi fungsi

tubuh. Aktivitas endokrin mempunyai peran yang signifikan dalam respon

stress dan merupakan dari regulator koping mekanisme ( Howard &

Valentine dalam Roy,1991)

2. Model Konsep Diri

Mode konsep diri berhubungan dengan psikososial dengan penekanan

spesifik pada aspek psikososial dan spiritual manusia. Kebutuhan dari konsep diri

ini berhubungan dengan integritas psikis antara lain persepsi, aktivitas mental dan

ekspresi perasaan. Konsep diri menurut Roy terdiri dari dua komponen yaitu the

physical self dan the personal self.

1. The physical self, yaitu bagaimana seseorang memandang dirinya

berhubungan dengan sensasi tubuhnya dan gambaran tubuhnya. Kesulitan

pada area ini sering terlihat pada saat merasa kehilangan, seperti setelah

operasi, amputasi atau hilang kemampuan seksualitas.

2. The personal self, yaitu berkaitan dengan konsistensi diri, ideal diri,

moral- etik dan spiritual diri orang tersebut. Perasaan cemas, hilangnya

kekuatan atau takut merupakan hal yang berat dalam area ini.

3. Mode fungsi peran

Mode fungsi peran mengenal pola – pola interaksi sosial seseorang dalam

hubungannya dengan orang lain, yang dicerminkan dalam peran primer, sekunder

dan tersier. Fokusnya pada bagaimana seseorang dapat memerankan dirinya

dimasyarakat sesuai kedudukannya .

4. Mode Interdependensi

Mode interdependensi adalah bagian akhir dari mode yang dijabarkan oleh

Roy. Fokusnya adalah interaksi untuk saling memberi dan menerima cinta/ kasih

sayang, perhatian dan saling menghargai. Interdependensi yaitu keseimbangan

antara ketergantungan dan kemandirian dalam menerima sesuatu untuk dirinya.

Ketergantungan ditunjukkan dengan kemampuan untuk afiliasi dengan

orang lain. Kemandirian ditunjukkan oleh kemampuan berinisiatif untuk

Page 13: Makalah Kelompok 2 [Corrected]

melakukan tindakan bagi dirinya. Interdependensi dapat dilihat dari keseimbangan

antara dua nilai ekstrim, yaitu memberi dan menerima.

Output dari manusia sebagai suatu sistem adaptif adalah respon inefektif. Respon-

respon yang adaptif itu mempertahankan atau meningkatkan integritas, sedangkan

respon yang tidak efektif atau maladaptif itu mengganggu integritas. Melalui

proses umpan balik respon-respon memberikan lebih lanjut masukan (input) pada

manusia sebagai suatu sisem.Subsistem regulator dan kognator adalah mekanisme

adaptasi atau koping dengan perubahan lingkungan, dan diperlihatkan melalui

perubahan biologis, psikologis, dan social.

Subsistem regulator adalah gambaran respon yang kaitannya dengan

perubahan pada sistem saraf, kimia tubuh dan organ endokrin serta subsistem

kognator adalah gambaran respon yang kaitannya dengan perubahan kognitif dan

emosi, termasuk didalamnya persepsi, proses informasi, pembelajaran, dan

membuat alasan dan emosional, yang termasuk didalamnya mempertahankan

untuk mencari bantuan

E. Teori Calista Roy

Model konsep adaptasi pertama kali dikemukakan oleh Suster Callista Roy

(1969). Konsep ini dikembangkan dari konsep individu dan proses adaptasi

seperti diuraikan di bawah ini. Asumsi dasar model adaptasi Roy adalah :

1. Manusia adalah keseluruhan dari biopsikologi dan sosial yang terus-

menerus berinteraksi dengan lingkungan.

2. Manusia menggunakan mekanisme pertahanan untuk mengatasi

perubahan-perubahan biopsikososial.

3. Setiap orang memahami bagaimana individu mempunyai batas

kemampuan untuk beradaptasi. Pada dasarnya manusia memberikan

respon terhadap semua rangsangan baik positif maupun negatif.

4.     Kemampuan adaptasi manusia berbeda-beda antara satu dengan yang

lainnya, jika seseorang dapat menyesuaikan diri dengan perubahan maka

ia mempunyai kemampuan untuk menghadapi rangsangan baik positif

maupun negatif.

Page 14: Makalah Kelompok 2 [Corrected]

5. Sehat dan sakit merupakan adalah suatu hal yang tidak dapat dihindari

dari kehidupan manusia.

Dalam asuhan keperawatan, menurut Roy (1984) sebagai penerima asuhan

keperawatan adalah individu, keluarga, kelompok, masyarakat yang dipandang

sebagai “Holistic adaptif system”dalam segala aspek yang merupakan satu

kesatuan.

System adalah Suatu kesatuan yang di hubungkan karena fungsinya

sebagai kesatuan untuk beberapa tujuan dan adanya saling ketergantungan dari

setiap bagian-bagiannya. System terdiri dari proses input, autput, kontrol dan

umpan balik ( Roy, 1991 ), dengan penjelasan sebagai berikut :

1. Input

Roy mengidentifikasi bahwa input sebagai stimulus, merupakan kesatuan

informasi, bahan-bahan atau energi dari lingkungan yang dapat menimbulkan

respon, dimana dibagi dalam tiga tingkatan yaitu stimulus fokal, kontekstual dan

stimulus residual.

a. Stimulus fokal yaitu stimulus yang langsung berhadapan dengan

seseorang, efeknya segera, misalnya infeksi .

b. Stimulus kontekstual yaitu semua stimulus lain yang dialami seseorang

baik internal maupun eksternal yang mempengaruhi situasi dan dapat

diobservasi, diukur dan secara subyektif dilaporkan. Rangsangan ini

muncul secara bersamaan dimana dapat menimbulkan respon negatif pada

stimulus fokal seperti anemia, isolasi sosial.

c. Stimulus residual yaitu ciri-ciri tambahan yang ada dan relevan dengan

situasi yang ada tetapi sukar untuk diobservasi meliputi kepercayan, sikap,

sifat individu berkembang sesuai pengalaman yang lalu, hal ini memberi

proses belajar untuk toleransi. Misalnya pengalaman nyeri pada pinggang

ada yang toleransi tetapi ada yang tidak.

2. Kontrol

Proses kontrol seseorang menurut Roy adalah bentuk mekanisme koping

yang di gunakan. Mekanisme kontrol ini dibagi atas regulator dan kognator yang

merupakan subsistem.

Page 15: Makalah Kelompok 2 [Corrected]

a. Subsistem regulator

Subsistem regulator mempunyai komponen-komponen : input-proses dan

output. Input stimulus berupa internal atau eksternal. Transmiter regulator

sistem adalah kimia, neural atau endokrin. Refleks otonom adalah respon

neural dan brain sistem dan spinal cord yang diteruskan sebagai perilaku

output dari regulator sistem. Banyak proses fisiologis yang dapat dinilai

sebagai perilaku regulator subsistem.

b. Subsistem kognator

Stimulus untuk subsistem kognator dapat eksternal maupun internal.

Perilaku output dari regulator subsistem dapat menjadi stimulus umpan

balik untuk kognator subsistem. Kognator kontrol proses berhubungan

dengan fungsi otak dalam memproses informasi, penilaian dan emosi.

Persepsi atau proses informasi berhubungan dengan proses internal dalam

memilih atensi, mencatat dan mengingat. Belajar berkorelasi dengan

proses imitasi, reinforcement (penguatan) dan insight (pengertian yang

mendalam). Penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan adalah

proses internal yang berhubungan dengan penilaian atau analisa. Emosi

adalah proses pertahanan untuk mencari keringanan, mempergunakan

penilaian dan kasih sayang.

3. Output

Output dari suatu sistem adalah perilaku yang dapt di amati, diukur atau

secara subyektif dapat dilaporkan baik berasal dari dalam maupun dari luar .

Perilaku ini merupakan umpan balik untuk sistem. Roy mengkategorikan output

sistem sebagai respon yang adaptif atau respon yang tidak mal-adaptif. Respon

yang adaptif dapat meningkatkan integritas seseorang yang secara keseluruhan

dapat terlihat bila seseorang tersebut mampu melaksanakan tujuan yang berkenaan

dengan kelangsungan hidup, perkembangan, reproduksi dan keunggulan.

Sedangkan respon yang mal adaptif perilaku yang tidak mendukung tujuan ini.

Roy telah menggunakan bentuk mekanisme koping untuk menjelaskan

proses kontrol seseorang sebagai adaptif sistem. Beberapa mekanisme koping

diwariskan atau diturunkan secara genetik (misal sel darah putih) sebagai sistem

Page 16: Makalah Kelompok 2 [Corrected]

pertahanan terhadap bakteri yang menyerang tubuh. Mekanisme yang lain yang

dapat dipelajari seperti penggunaan antiseptik untuk membersihkan luka. Roy

memperkenalkan konsep ilmu Keperawatan yang unik yaitu mekanisme kontrol

yang disebut Regulator dan Kognator dan mekanisme tersebut merupakan bagian

sub sistem adaptasi.

Dalam memahami konsep model ini, Callista Roy mengemukakan konsep

keperawatan dengan model adaptasi yang memiliki beberapa pandangan atau

keyakinan serta nilai yang dimilikinya diantaranya:

a. Manusia sebagai makhluk biologi, psikologi dan social yang selalu

berinteraksi dengan lingkungannya.

b. Untuk mencapai suatu homeostatis atau terintegrasi, seseorang harus

beradaptasi sesuai dengan perubahan yang terjadi.

c. Terdapat tiga tingkatan adaptasi pada manusia yang dikemukakan oleh

roy, diantaranya:

1. Focal stimulasi yaitu stimulus yang langsung beradaptasi dengan

seseorang dan akan mempunyai pengaruh kuat terhadap seseorang

individu.

2. Kontekstual stimulus, merupakan stimulus lain yang dialami

seseorang, dan baik stimulus internal maupun eksternal, yang dapat

mempengaruhi, kemudian dapat dilakukan observasi, diukur secara

subjektif.

3. Residual stimulus, merupakan stimulus lain yang merupakan ciri

tambahan yang ada atau sesuai dengan situasi dalam proses penyesuaian

dengan lingkungan yang sukar dilakukan observasi.

d.      System adaptasi memiliki empat mode adaptasi diantaranya:

1. Fungsi fisiologis, komponen system adaptasi ini yang adaptasi

fisiologis diantaranya oksigenasi, nutrisi, eliminasi, aktivitas dan

istirahat, integritas kulit, indera, cairan dan elektrolit, fungsi neurologis

dan fungsi endokrin.

Page 17: Makalah Kelompok 2 [Corrected]

2. Konsep diri yang mempunyai pengertian bagaimana seseorang

mengenal pola-pola interaksi social dalam berhubungan dengan orang

lain.

3. Fungsi peran merupakan proses penyesuaian yang berhubungan

dengan bagaimana peran seseorang dalam mengenal pola-pola

interaksi social dalam berhubungan dengan orang lain.

4. Interdependent merupakan kemampuan seseorang mengenal pola-pola

tentang kasih sayang, cinta yang dilakukan melalui hubungan secara

interpersonal pada tingkat individu maupun kelompok.

e. Dalam proses penyesuaian diri individu harus meningkatkan energi agar

mampu melaksanakan tujuan untuk kelangsungan kehidupan,

perkembangan, reproduksi dan keunggulan sehingga proses ini memiliki

tujuan meningkatkan respon adaptasi.Teori adaptasi suster Callista Roy

memeandang klien sebagai suatu system adaptasi. Sesuai dengan model

Roy, tujuan dari keperawatan adalah membantu seseorang untuk

beradaptasi terhadap perubahan kebutuhan fisiologis, konsep diri, fungsi

peran, dan hubungan interdependensi selama sehat dan sakit (Marriner-

Tomery,1994). Kebutuhan asuhan keperawatan muncul ketika klien tidak

dapat beradaptasi terhadap kebutuhan lingkungan internal dan eksternal.

Seluruh individu harus beradaptasi terhadap kebutuhan berikut :

1. Pemenuhan kebutuhan fisiologis dasar

2. Pengembangan konsep diri positif

3. Penampilan peran social

4. Pencapaian keseimbangan antara kemandirian dan ketergantungan

Perawat menetukan kebutuhan di atas menyebabkan timbulnya masalah

bagi klien dan mengkaji bagaimana klien beradaptasi terhadap hal tersebut.

Kemudian asuhan keperawatan diberikan dengan tujuan untuk membantu klien

beradaptasi. Menurut Roy terdapat empat objek utama dalam ilmu keperawatan,

yaitu :

Page 18: Makalah Kelompok 2 [Corrected]

1. Manusia (individu yang mendapatkan asuhan keperawatan)

Roy menyatakan bahwa penerima jasa asuhan keperawatan individu,

keluarga, kelompok, komunitas atau social. Masing-masing dilakukan oleh

perawat sebagai system adaptasi yang holistic dan terbuka. System terbuka

tersebut berdampak terhadap perubahan yang konstan terhadap informasi,

kejadian, energi antara system dan lingkungan. Interaksi yang konstan antara

individu dan lingkungan dicirikan oleh perubahan internal dan eksternal. Dengan

perubahan tersebut individu harus mempertahankan intergritas dirinya, dimana

setiap individu secara kontunyu beradaptasi.

Roy mengemukakan bahwa manusia sebagai sebuah sistem adaptif.

Sebagai sistem adaptif, manusia dapat digambarkan secara holistik sebagai satu

kesatuan yang mempunyai input, kontrol, out put dan proses umpan balik. Proses

kontrol adalah mekanisme koping yang dimanifestasikan dengan cara- cara

adaptasi. Lebih spesifik manusia didefenisikan sebagai sebuah sistem adaptif

dengan aktivitas kognator dan regulator untuk mempertahankan adaptasi dalam

empat cara-cara adaptasi yaitu : fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan

interdependensi. Dalam model adaptasi keperawatan, manusia dijelaskan sebagai

suatu sistem yang hidup, terbuka dan adaptif yang dapat mengalami kekuatan dan

zat dengan perubahan lingkungan. Sebagai sistem adaptif manusia dapat

digambarkan dalam istilah karakteristik sistem, jadi manusia dilihat sebagai satu-

kesatuan yang saling berhubungan antara unit fungsional secara keseluruhan atau

beberapa unit fungsional untuk beberapa tujuan. Input pada manusia sebagai suatu

sistem adaptasi adalah dengan menerima masukan dari lingkungan luar dan

lingkungan dalam diri individu itu sendiri. Input atau stimulus termasuk variabel

standar yang berlawanan yang umpan baliknya dapat dibandingkan. Variabel

standar ini adalah stimulus internal yang mempunyai tingkat adaptasi dan

mewakili dari rentang stimulus manusia yang dapat ditoleransi dengan usaha-

usaha yang biasa dilakukan. Proses kontrol manusia sebagai suatu sistem adaptasi

adalah mekanisme koping. Dua mekanisme koping yang telah diidentifikasi

yaitu : subsistem regulator dan subsistem kognator.

Page 19: Makalah Kelompok 2 [Corrected]

2. Keperawatan

Keperawatan adalah bentuk pelayanan professional berupa pemenuhan

kebutuhan dasar dan diberikan kepada individu baik sehat maupun sakit yang

mengalami gangguan fisik, psikis dan social agar dapat mencapai derajat

kesehatan yang optimal.

Roy mendefinisikan bahwa tujuan keperawatan adalah meningkatkan

respon adaptasi berhubungan dengan empat mode respon adaptasi. Perubahan

internal dan eksternal dan stimulus input tergantung dari kondisi koping individu.

Kondisi koping seseorang atau keadaan koping seseorang merupakan tingkat

adaptasi seseorang. Tingkat adaptasi seseorang akan ditentukan oleh stimulus

fokal, kontekstual, dan residual. Fokal adalah suatu respon yang diberikan secara

langsung terhadap ancaman/input yang masuk. Penggunaan fokal pada umumnya

tergantung tingkat perubahan yang berdampak terhadap seseorang. Stimulus

kontekstual adalah semua stimulus lain seseorang baik internal maupun eksternal

yang mempengaruhi situasi dan dapat diobservasi, diukur, dan secara subjektif

disampaikan oleh individu. Stimulus residual adalah karakteristik/riwayat dari

seseorang yang ada dan timbul releva dengan situasi yang dihadapi tetapi sulit

diukur secara objektif.

3. Konsep sehat

Roy mendefinisikan sehat sebagai suatu continuum dari meninggal sampai

tingkatan tertinggi sehat. Dia menekankan bahwa sehat merupakan suatu keadaan

dan proses dalam upaya dan menjadikan dirinya secara terintegrasisecara

keseluruhan, fisik, mental dan social. Integritas adaptasi individu dimanifestasikan

oleh kemampuan individu untuk memenuhi tujuan mempertahankan pertumbuhan

dan reproduksi.

Sakit adalah suatu kondisi ketidakmampuan individu untuk beradapatasi

terhadap rangsangan yang berasal dari dalam dan luar individu. Kondisi sehat dan

sakit sangat individual dipersepsikan oleh individu. Kemampuan seseorang dalam

beradaptasi (koping) tergantung dari latar belakang individu tersebut dalam

Page 20: Makalah Kelompok 2 [Corrected]

mengartikan dan mempersepsikan sehat-sakit, misalnya tingkat pendidikan,

pekerjaan, usia, budaya dan lain-lain.

4. Konsep lingkungan

Roy mendefinisikan lingkungan sebagai semua kondisi yang berasal dari

internal dan eksternal,yang mempengaruhi dan berakibat terhadap perkembangan

dari perilaku seseorang dan kelompok. Lingkunan eksternal dapat berupa fisik,

kimiawi, ataupun psikologis yang diterima individu dan dipersepsikan sebagai

suatu ancaman. Sedangkan lingkungan internal adalah keadaan proses mental

dalam tubuh individu (berupa pengalaman, kemampuan emosioanal, kepribadian)

dan proses stressor biologis (sel maupun molekul) yang berasal dari dalam tubuh

individu.manifestasi yang tampak akan tercermin dari perilaku individu sebagai

suatu respons. Dengan pemahaman yang baik tentang lingkungan akan membantu

perawat dalam meningkatkan adaptasi dalam merubah dan mengurangi resiko

akibat dari lingkungan sekitar.

Model adaptasi Roy memberikan petunjuk untuk perawat dalam

mengembangkan proses keperawatan. Elemen dalam proses keperawatan menurut

Roy meliputi pengkajian tahap pertama dan kedua, diagnosa, tujuan, intervensi,

dan evaluasi, langkah-langkah tersebut sama dengan proses keperawatan secara

umum.

1. Pengkajian

Roy merekomendasikan pengkajian dibagi menjadi dua bagian, yaitu

pengkajian tahap I dan pengkajian tahap II. Pengkajian pertama meliputi

pengumpulan data tentang perilaku klien sebagai suatu system adaptif

berhubungan dengan masing-masing mode adaptasi: fisiologis, konsep diri, fungsi

peran dan ketergantungan. Oleh karena itu pengkajian pertama diartikan sebagai

pengkajian perilaku,yaitu pengkajian klien terhadap masing-masing mode

adaptasi secara sistematik dan holistic.

Setelah pengkajian pertama, perawat menganalisa pola perubahan perilaku

klien tentang ketidakefektifan respon atau respon adaptif yang memerlukan

dukungan perawat. Jika ditemukan ketidakefektifan respon (mal-adaptif), perawat

Page 21: Makalah Kelompok 2 [Corrected]

melaksanakan pengkajian tahap kedua. Pada tahap ini, perawat mengumpulkan

data tentang stimulus fokal, kontekstual dan residual yang berdampak terhadap

klien. Menurut Martinez, factor yang mempengaruhi respon adaptif meliputi:

genetic; jenis kelamin, tahap perkembangan, obat-obatan, alcohol, merokok,

konsep diri, fungsi peran, ketergantungan, pola interaksi social; mekanisme

koping dan gaya, strea fisik dan emosi; budaya;dan lingkungan fisik

2. Perumusan diagnosa keperawatan

Roy mendefinisikan 3 metode untuk menyusun diagnosa keperawatan :

a. Menggunakan tipologi diagnosa yang dikembangkan oleh Roy dan

berhubungan dengan 4 mode adaptif . dalam mengaplikasikan

diagnosa ini, diagnosa pada kasus Tn. Smith adalah “hypoxia”.

b. Menggunakan diagnosa dengan pernyataan/mengobservasi dari

perilaku yang tampak dan berpengaruh tehadap stimulusnya. Dengan

menggunakan metode diagnosa ini maka diagnosanya adalah “nyeri

dada disebabkan oleh kekurangan oksigen pada otot jantung

berhubungan dengan cuaca lingkungan yang panas”.

c. Menyimpulkan perilaku dari satu atau lebih adaptif mode berhubungan

dengan stimulus yang sama, yaitu berhubungan Misalnya jika seorang

petani mengalami nyeri dada, dimana ia bekerja di luar pada cuaca

yang panas. Pada kasus ini, diagnosa yang sesuai adalah “kegagalan

peran berhubungan dengan keterbatasan fisik (myocardial) untuk

bekerja di cuaca yang panas”

3. Intervensi keperawatan

Intervensi keperawatan adalah suatu perencanaan dengan tujuan merubah

ataumemanipulasi stimulus fokal, kontekstual, dan residual. Pelaksanaannya juga

ditujukan kepada kemampuan klien dalam koping secara luas, supaya stimulus

secara keseluruhan dapat terjadi pada klien, sehinga total stimuli berkurang dan

kemampuan adaptasi meningkat.

Tujuan intervensi keperawatan adalah pencapaian kondisi yang optimal,

dengan menggunakan koping yang konstruktif. Tujuan jangka panjang harus

Page 22: Makalah Kelompok 2 [Corrected]

dapat menggambarkan penyelesaian masalah adaptif dan ketersediaan energi

untuk memenuhi kebutuhan tersebut (mempertahankan, pertumbuhan,

reproduksi). Tujuan jangka pendek mengidentifikasi harapan perilaku klien

setelah manipulasi stimulus fokal, kontekstual dan residual.

4. Implementasi

Implementasi keperawatan direncanakan dengan tujuan merubah atau

memanipulasi fokal, kontextual dan residual stimuli dan juga memperluas

kemampuan koping seseorang pada zona adaptasi sehinga total stimuli berkurang

dan kemampuan adaptasi meningkat.

5. Evaluasi

Penilaian terakhir dari proses keperawatan berdasarkan tujuan

keperawatan yang ditetapkan. Penetapan keberhasilan suatu asuhan keperawatan

didasarkan pada perubahan perilaku dari kriteria hasil yang ditetapkan, yaitu

terjadinya adaptasi pada individu.

F. Kelebihan dan Kelemahan Teori Callista Roy

Roy mampu mengembangkan dan menggabungkan beberapa teori

sehingga dapat mengembangkan model perpaduannya. Yang hingga kini masih

menjadi pegangan bagi para perawat. Keeksistensiannya tentu memiliki sifat kuat

atau memiliki kelebihan dalam penerapan konsepnya dibanding dengan konsep

lainnya. Kelebihan dari teori dan model konseptualnya adalah terletak pada teori

praktek dan model adaptasi yang dikemukakan oleh Roy perawat bisa mengkaji

respon perilaku pasien terhadap stimulus yaitu mode fungsi fisiologis, konsep diri,

mode fungsi peran dan mode interdependensi. selain itu perawat juga bisa

mengkaji stressor yang dihadapi oleh pasien yaitu stimulus fokal, konektual dan

residual, sehingga diagnosis yang dilakukan oleh perawat bisa lebih lengkap dan

akurat.

Dengan penerapan dari teory adaptasi Roy perawat sebagai pemberi

asuhan keperawatan dapat mengetahui dan lebih memahami individu, tentang hal-

hal yang menyebabkan stress pada individu, proses mekanisme koping dan

effektor sebagai upaya individu untuk mengatasi stress. Sedangkan kelemahan

dari model adaptasi Roy ini adalah terletak pada sasarannya. Model adaptasi Roy

Page 23: Makalah Kelompok 2 [Corrected]

ini hanya berfokus pada proses adaptasi pasien dan bagaimana pemecahan

masalah pasien dengan menggunakan proses keperawatan dan tidak menjelaskan

bagaimana sikap dan perilaku cara merawat ( caring ) pada pasien. Sehingga

seorang perawat yang tidak mempunyai perilaku caring ini akan menjadi sterssor

bagi para pasiennya.

Page 24: Makalah Kelompok 2 [Corrected]

BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Ada tiga tipe teori keperawatan yaitu : terpusat pada keterikatan, timbal

balik dan out come. Model penyesuaian roy dikelomppokan dalam teori out come

ditegaskan oleh penulisnya sebagai “ konsep artikulasi yang baik dari seseorang

sebagai pasien dan perawat dalam mekanisme luar yang beraturan “ roy dalam

mengaplikasikan konsep-konsepnya yang berasal dari system dan disesuaikan

kepada pasien yang telah mempersembahkan artikulasinya untuk perawat dalam

menggunakan peralatan untuk praktik, pendidikan, dan penelitian. Konsep-

konsepnya tentang person (Roy menjelaskan bahwa person bisa berarti individu,

keluarga, kelompok atau masyarakat luas dan masing-masing sebagai sistem

adaptasi holistik. Roy memandang person secara menyeluruh atau holistik yang

merupakan suatu kesatuan yang hidup secara konstan dan berinteraksi dengan

lingkungannya. Antara sistem dan lingkungan terjadi pertukaran informasi bahan

dan energi. Interaksi yang konstan antara orang dan lingkungannya akan

menyebabkan perubahan baik internal maupun eksternal. Dalam menghadapi

perubahan ini individu harus memelihara integritas dirinya dan selalu

beradaptasi ) dan proses kontribusi perawat terhadap ilmu pengetahuan dan seni

merawat.

B.Saran :

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini banyak kekurangan,

maka dari itu kami membutuhkan berbagai masukan-masukan ataupun saran yang

bersifat konskruktif untuk memperbaiki pembuatan makalah selanjutnya.

Page 25: Makalah Kelompok 2 [Corrected]

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2002. konsep dasar keperawatan. Jakarta : Salimba

Medika.

Mubarak Wahid Iqbal, Nurul Chayati. 2009.Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta :

Salimba Medika

http://dwinoviapritama.blogspot.com/2012/06/model-konsep-dan-teori-

keperawatan.htm

ACER, 11/17/15,
Coba tanyakan kepada kelompok 13 cara membuat daftar pustaka yang benar. Sya sudah menjelaskan kepada mereka