makalah komunikasi kelompok 8

35
KONSEP KOMUNIKASI UMUM MAKALAH Disusun untuk Memenuhi Tugas Diskusi Kelompok pada Mata Kuliah Komunikasi Keperawatan Semester Dua yang Diampu oleh Ns Kurnia Yuliastuti, S.Kep, M.Kep Disusun oleh: 1. Etika Aulia Safitri 11.987 2. Hevina The Heviana Y. 11.993 3. Nirvana Leon Bonita 11.1001 4. Novias Dwita Arthiani 11.1002 5. Pratika Sandra 11.1005 6. Ratna Arum 11.1007 7. Retno Puji Astuti 11.1008 8. Zaenal Nur Hidayat 11.1027

Upload: novias-dwita-arthiani

Post on 04-Aug-2015

1.400 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH KOMUNIKASI KELOMPOK 8

KONSEP KOMUNIKASI UMUM

MAKALAH

Disusun untuk Memenuhi Tugas Diskusi Kelompok

pada Mata Kuliah Komunikasi Keperawatan Semester Dua

yang Diampu oleh Ns Kurnia Yuliastuti, S.Kep, M.Kep

Disusun oleh:

1. Etika Aulia Safitri 11.987

2. Hevina The Heviana Y. 11.993

3. Nirvana Leon Bonita 11.1001

4. Novias Dwita Arthiani 11.1002

5. Pratika Sandra 11.1005

6. Ratna Arum 11.1007

7. Retno Puji Astuti 11.1008

8. Zaenal Nur Hidayat 11.1027

AKADEMI KEPERAWATAN

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

2011/2012

Page 2: MAKALAH KOMUNIKASI KELOMPOK 8

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat dan karunia-Nya

yang dicurahkan bagi kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini 

dengan judul “Konsep Komunikasi Umun”.

Penulisan makalah ini dibuat bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah

Komunikasi Keperawatan yang dibimbing oleh Ibu Ns Kurnia Yuliastuti S.Kep,

M.Kep., selaku dosen Komunikasi Keperawatan di tingkat 1 Akademi Keperawatan

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

Kelancaran penyusunan makalah ini tidak lepas dari budi baik orang-orang

yang dengan sabar membimbing dan memotivasi baik jasmani maupun rohani. Oleh

karena itu tiada kata yang dapat dipilih yang mampu mengungkapkan rasa terima

kasih tiada terhingga kepada :

1. Ibu Ns Kurnia Yuliastuti S.Kep, M.Kep selaku dosen pengampu pada mata

kuliah Komunikasi Keperawatan

2. Rekan-rekan satu kelompok.

3. Rekan-rekan tingkat 1 Akper Pemprov Jateng.

4. Keluarga yang selalu mendukung penyusun.

5. Semua pihak yang ikut membantu penyusunan Makalah “Konsep

Komunikasi Umum”, yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari sempurna. Dengan

kebesaran jiwa, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun

untuk menjadi lebih baik di masa yang akan datang.

 Sebagai penutup, semoga penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi

penulis maupun yang berkepentingan dengan materi yang telah disusun ini, serta

dapat menjadi sumbangsih ilmu yang berharga.

Ungaran, 28 Januari 1012

Penyusun

ii

Page 3: MAKALAH KOMUNIKASI KELOMPOK 8

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Rumusan Masalah 1

Tujuan 2

BAB II KONSEP KOMUNIKASI UMUM 3

Konsep Komunikasi Umum 3

Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi 6

Pengembangan Keterampilan Komunikasi Terapeutik 8

Teknik Komunikasi 9

Komunikasi Terapeutik 10

Teknik-teknik Komunikasi Terapeutik11

Tingkatan Komunikasi 16

BAB III PENUTUP 22

DAFTAR PUSTAKA 23

iii

BAB I

Page 4: MAKALAH KOMUNIKASI KELOMPOK 8

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Komunikasi merupakan proses yang sangat khusus dan berarti dalam

hubungan antar manusia. Pada profesi keperawatan komunikasi menjadi lebih

bermakna karena merupakan metoda utama dalam mengimplementasikan

proses keperawatan.

Pengalaman ilmu untuk menolong sesama memerlukan kemampuan

khusus dan kepedulian sosial yang besar (Abdalati, 1989). Untuk itu perawat

memerlukan kemampuan khusus dan kepedulian sosial yang mencakup

ketrampilan intelektual, ehnical dan interpersonal yang tercermin dalam perilaku

“caring” atau kasih sayang / cinta (Johnson, 1989) dalam berkomunikasi

dengan orang lain. Perawat yang memiliki ketrampilan berkomunikasi secara

terapeutik tidak saja akan mudah menjalin hubungan rasa percaya dengan

klien, mencegah terjadinya masalah legal, memberikan kepuasan profesional

dalam pelayanan keperawatan dan meningkatkan citra profesi keperawatan

serta citra rumah sakit (Achir Yani), tetapi yang paling penting adalah

mengamalkan ilmunya untuk memberikan pertolongan terhadap sesama

manusia.

1.2 Rumusan Masalah

Pada penulisan makalah ini, kami akan memcoba membatasi masalah yang

mencakup tentang:

a. Bagaimana pengertian, tingkatan, tujuan, fungsi dan elemen dari

komunikasi?

b. Bagaimana proses, karakteristik, jenis dan model komunikasi?

c. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi komunikasi?

d. Apa hambatan dalam proses komunikasi dan bagaimana upaya untuk

mengatasinya?

e. Bagaimana pengembangan komunikasi terapeutik dalam hubungan

perawat dan klien?

f. Apa saja teknik-teknik dalam komunikasi?

g. Bagaimana konsep komunikasi terapeutik?

1

1.3 Tujuan

Page 5: MAKALAH KOMUNIKASI KELOMPOK 8

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

a. Untuk menjelaskan pengertian, tingkatan, tujuan, fungsi dan elemen dari

komunikasi.

b. Untuk menjelaskan proses, karakteristik, jenis dan model komunikasi.

c. Untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi.

d. Untuk menjelaskan hambatan dalam proses komunikasi dan upaya untuk

mengatasinya.

e. Untuk menjelaskan pengembangan komunikasi terapeutik dalam hubungan

perawat dan klien.

f. Untuk menjelaskan teknik-teknik dalam komunikasi.

g. Untuk menjelaskan konsep komunikasi terapeutik

2

BAB II

Page 6: MAKALAH KOMUNIKASI KELOMPOK 8

KONSEP KOMUNIKASI UMUM

2.1 Konsep Komunikasi Umum

2.1.1 Pengertian Komunikasi

Komunikasi adalah seni penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari

komunikator atau penyampai berita, untuk mengubah serta membentuk

perilaku komunikan atau penerima berita ke pola dan pemahaman yang

dikehendaki bersama.

2.1.2 Tingkatan Komunikasi

Ada tiga tingkatan dalam komunikasi, yaitu:

1. Intrapersonal

Dalam tingkatan interpersonal ada 4 metode, yaitu:

a. Refleksi : menanyakan kepada diri sendiri apakah tujuan hidup sudah

tercapai atau belum.

b. Renungan : melakukan tanya jawab pada diri sendiri.

c. Curhat : menuliskan semua perasaan dalam hati.

d. Kontemplasi : berdialog dengan diri sendiri.

2. Interpersonal

Dalam tinkatan interpersonal ada 2 metode, yaitu:

a. Komunikasi Searah : pembicara memberikan informasi dan pendengar

menyimak informasi.

b. Komunikasi Dua Arah : pembicara dan pendengar saling melakukan

resicprokal.

3. Massa

2.1.3 Tujuan Komunikasi

Komunikasi memiliki tujuan untuk memudahkan, memperlancar, dan

membina hubungan dengan orang lain.

3

2.1.4 Fungsi Komunikasi

Page 7: MAKALAH KOMUNIKASI KELOMPOK 8

a. Sebagai informasi

b. Sebagai sarana pendidikan

c. Sebagai komunikasi ekspresif

d. Sebagai komunikasi ritual

e. Untuk melaksanakan kelangsungan hidup

2.1.5 Elemen Komunikasi

Komunikasi memiliki beberapa elemen, antara lain:

a. Pengirim atau komunikator atau sender

b. Pesan atau message

c. Tanda atau simbol (signal)

d. Saluran atau chanel

e. Penerima atau komunikan (receiver)

f. Suara atau kebisingan (noice)

g. Umpan balik (feedback)

2.1.6 Proses Komunikasi

Ada 2 proses komunikasi, yaitu:

a. Secara Primer

Proses penyampaian pikiran dan perasaan seseorang kepada orang lain

dengan menggunakan lambang atau simbol, yaitu bahasa, bahasa tubuh,

isyarat, dan gambar.

b. Secara Sekunder

Proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan

menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai

lambang sebaga media pertama. Media kedua tersebut dapat berupa surat,

telepon, radio, teleks, surta kabar, majalah, TV.

4

Page 8: MAKALAH KOMUNIKASI KELOMPOK 8

2.1.7 Karakteristik Komunikasi

Karakteristik-karakteristik dalam komunikasi, antara lain:

a. Komunikasi sedikitnya perlu dua orang.

b. Hubungan yang terbentuk merupakan hasil dari kegiatan komunikasi.

c. Terjadi secara kontinue dan berulang-ulang.

d. Melakukan pertukaran pesan.

e. Terdiri dari komunikasi verbal dan non verbal.

f. Seorang yang melakukan komunikasi berespon terhadap pesan yang

mereka dapat.

g. Pesan yang diterima oleh komunikan tidak selalu sama dengan arti pesan

yang dimaksud sebelumnya.

h. Pertukaran pesan perlu pengetahuan.

i. Pengalaman masa lalu mempengaruhi pengiriman pesan.

j. Komunikasi dipengaruhi oleh cara seseorang menilai dirinya sendiri dan oleh

materi yang dikomunikasikan.

2.1.8 Jenis-jenis Komunikasi

a. Berdasarkan bentuk, ada 2:

1. Komunikasi Verbal (dengan kata-kata)

2. Komunkasi non-verbal (seperti ekspresi wajah, kontak mata, sentuhan,

postur tubuh, gaya berjalan, suara, gerak isyarat)

b. Berdasarkan konteks:

1. Komunikasi formal

2. Komunikasi non formal

c. Berdasarkan umpan balik:

1. Komunikasi satu arah: melalui TV, media cetak atau komunkasi secara

langsung.

2. Komunikasi dua arah: diskusi dan panel.

5

d. Berdasarkan jumlah peserta

Page 9: MAKALAH KOMUNIKASI KELOMPOK 8

1. Perorangan: melibatkan dua orang.

2. Kelompok: biasanya 3-10 orang.

3. Massa: ceramah

2.1.9 Model Komunikasi

a. Model komunikasi satu arah

b. Model Komunikasi dua arah

c. Model Komunikasi Heliks

Komunikasi yang dilakukan manusia dapat dilakukan terus menerus,

sehingga komunikasi komunikasi yang terbentuk antar satu manusia

dengan manusia lain dapat berkembang.

d. Model komunikasi Ellis dan Mc. Clintok (1990)

Komunikasi tidak hanya melibatkan unsur penyampaian pesan tapi juga ada

pesan tambahan yang menyertainya. Pada proses pertukaran pesan dalam

komunikasi tidak selamanya pesan diterima secara utuh oleh penerima.

2.2 Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi

2.2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi

1. Ditinjau dari komunikator

a. Kecakapan komunikator

b. Sikap komunikator

c. Pengetahuan komunkator

d. Sistem sosial (kedudukan dalam masyarakat)

e. Pengaruh komunikasi

2. Ditinjau dari komunikan

a. Kecakapan menerima komunikasi

b. Sikap komunikan

c. Pengetahuan komunikan

d. Sistem sosial

e. Saluran komunikasi

6

2.2.2 Hambatan dalam Proses Komunikasi

Page 10: MAKALAH KOMUNIKASI KELOMPOK 8

a. Hambatan teknis

Disebabkan karena keterbatasan fasilitas dan perawatan komunikasi. Dari

sisi teknologi, hambatan tersebut brkurang dengan adanya kemajuan

zaman. Menurut Crudden dan Sherman dalam bukunya “Personal

Managemen” tahun 1996 jenis hambatan komunikasi ada 4, yaitu:

1. Tidak adanya rencana atau prosedur kerja yang jelas.

2. Kurang informasi dan penjelasan.

3. Kurang terampil membaca.

4. Pemilihan media yang kurang tepat.

b. Hambatan sistematik

Orang menyebutnya misscomunication.

c. Hambatan manusiawi

Karena faktor emosi, prasangka pribadi, presepsi, kecakapan atau

ketidakcakapan.

d. Latar belakang sosial budaya

e. Pengetahuan

f. Peran dan hubungan

Komunikasi itu efektif apabila antara perawat dan klien punya efek atau

dampak yang positif dalam menjalin hubungan sesuai dengan peran

masing-masing.

2.2.3 Upaya Mengatasi Hambatan Komunikasi

a. Membuat suatu pesan secara hati-hati.

b. Meminimalkan gangguan umpan balik antara pengirim dan penerima pesan.

c. Mengecek atau maksud yang disampaikan.

d. Meminta kejelasan lebih lanjut.

e. Mengecek umpan balik atau hasil.

f. Mengulangi pesan yang telah disampaikan dan diperkuat dengan bahasa

isyarat.

g. Mengakrabkan antara pengirim dan penerima.

h. Membuat pesan singkat, jelas dan tepat.

7

2.3 Pengembangan Keterampilan Komunikasi Terapeutik

Page 11: MAKALAH KOMUNIKASI KELOMPOK 8

2.3.1 Teori Jauhari Window

Teori ini merupakan salah satu cara untuk melihat dinamika dari Self Awarness

yang berkaitan dengan perasaan, perilaku dan motif kita.

Jauhari Awareness model terdiri dari sebuah persegi yang terbagi 4 kwadran,

yaitu:

1. Kwadran 1

Open : merujuk kepada perilaku, perasaan dan motivasi yang diketahui oleh

diri sendiri atau orang lain.

2. Kwadran 2

Blind : merujuk pada perilaku perasaan dan motivasi yang diketahui oleh

orang lain namun diri sendiri tidak mengetahuinya.

3. Kwadran 3

Hidden : merujuk pada perilaku perasaan dan mitivasi yang diketahui oleh

diri sendiri tapi orang lain tidak mengetahuinya.

4. Kwadran 4

Unknown : merujuk pada perilaku perasaan dan motivasi yang tidak

diketahui oleh diri sendiri maupun orang lain.

2.3.2 Klarifikasi Nilai

Klarifikasi nilai merupakan suatu faktor yang digunakan untuk mengidentifikasi,

mengkaji, mengembangkan nilai individual mereka. Prinsip klarifikasi nilai

adalah tak ada satupun dari kelompok nilai yang tepat bagi setiap orang.

Proses Klarifikasi Nilai

a. Memilih

b. Menghargai

c. Bertindak

2.3.3 Eksplorasi Perasaan

Eksplorasi perasaan yaitu mengkaji atau menggali perasaan-perasaan yang

muncul sebelum atau sesudah berinteraksi dengan orang lain, dimana

eksplorasi perasaan ini membantu seseorang untuk mempersiapkan objektif

yang komplit yang sangat mempengaruhi.

8

2.4 Teknik Komunikasi

Page 12: MAKALAH KOMUNIKASI KELOMPOK 8

2.4.1 Teknik-teknik yang Mampu Meningkatkan Komunikasi Efektif

1. Memberikan pertanyaan terbuka

Pertanyaan terbuka membantu klienuntuk dapat memberikan jawaban

seluas-luasnya untuk mengutarakan apa yang ada dalam pikirannya.

Dengan pertanyaan terbuka, diharapkan klien dapat dengan leluasa

mengutarakan masalah yang dialaminya.

Contoh:

a. Bagaimana kabar anda hari ini?

b. Bagaimana perasaan ibu setelah masuk rumah sakit?

c. Bisakah anda menceritakan masalah yang anda alami?

2. Fokus

Pertanyaan yang fokus membatasi area yang akan dijawab klien, tapi tetap

lebih dari sekedar jawaban “ya” atau “tidak”. Dengan fokus, maka masalah

klien akan lebih jelas terlihat dan dapat diselesaikan secara tepat dan

tuntas.

3. Pendekatan tidak langsung

Dimaksudkan agar klien tidak merasa privacinya disinggung. Hendaknya

diawali dulu dari pertanyaan-pertanyaan ringan, baru setelah terbina trust

dari klien, dapat diajukan pertanyaan yang lebih kompleks.

4. Inisiatif

Perawat memancing klien untuk dapat mengutarakan masalahnya. Ini

bertujuan untuk menggali potensi dalam memecahkan maslah.

5. Penggunaan komunikasi verbal dengan baik dan benar

Komunikasi verbal seperti kata-kata yang jelas, artikulasi yang jelas,

intonasi yang tepat dalam pemilihan kata yang tepat akan mempengaruhi

juga keefektifan komunikasi.

6. Penggunaan komunikasi non verbal dengan tepat

Komunikasi non verbal seperti gerak tubuh, sentuhan, raut muka, sorot

mata akan mempengaruhi pula keefektifan komunikasi.

9

Page 13: MAKALAH KOMUNIKASI KELOMPOK 8

2.4.2 Teknik-teknik yang Menghambat Komunikasi Efektif

1. Penggunaan pertanyaan tertutup

Pertanyaan tertutup tidak mampu mengembangkan klien. Jawaban klien

hanya akan dalam lingkup sempit saja sehingga masalah klien tidak dapat

teratasi dengan sempurna.

2. Tidak fokus

Pembicaraan yang tidak fokus dan meluas tidak akan mampu

menyelesaikan masalah dengan tepat karena terlalu luasnya pembicaraan.

Masalah klien justru menjadi tidak jelas.

3. Sikap kurang tepat

4. Kecakapan yang kurang dalam komunikasi

5. Kurangnya pengetahuan

6. Kurangnya mengetahui sistem sosial

7. Prasangka buruk yang tidak beralasan

8. Jarak fisik

9. Tidak ada persamaan persepsi

10. Indera yang rusak

11. Berbicara yang berlebihan

12. Mendominasi pembicaraan

2.5 Komunikasi Terapeutik

2.5.1 Pengertian

Komunikasi hubungan terapeutik merupakan serangkaian situasi/suasana yang

tercipta antara individu yang memerlukan dan individu yang memberi bantuan

pada suatu setting pelayanan kesehatan yang dilandasi tujuan tertentu.

2.5.2 Tujuan dan Fungsi

a. Tujuan:

1. Meningkatkan kemandirian klien melalui proses yang memungkinkan

realisasi diri, penerimaan diri, dan penghargaan sendiri.

2. Meningkatkan penghargaan terhadap klien.

3. Meningkatkan kesejahteraan klien dengan meningkatkan fungsi dan

kemampuan perawat untuk memuaskan kebutuhan dan mencapai

tujuan personal yang realistis.

10

Page 14: MAKALAH KOMUNIKASI KELOMPOK 8

b. Fungsi:

1. Untuk mempertahankan hubungan perawat-klien.

2. Mempengaruhi perilaku klien menuju pola-pola kesehatan.

3. Meningkatkan integritas klien.

4. Mengatasi masalah klien.

2.5.3 Interaksi Sosial

Usaha pertama dalam komunikasi dengan klien adalah melakukan interaksi

sosial. Perawat sering kali menggunakan interaksi social superficial pada awal

pembicaraan dengan klien untuk memberikan dasar bagi hubungan yang lebih

dekat.

2.5.4 Interaksi Formasi

Dalam melakukan interaksi dan membina hubungan antara pasien dengan

klien, maka perawat harus dapat memperoleh informasi ataupun bertukar

informasi dengan klien.

2.5.5 Pengembangan Konsep Helping Relationship

Peran perawat merupakan bentuk bantuan bagi klien yang mengalami masalah

kesehatan. Ketika seseorang masuk kesetting pelayanan kesehatan, ia

memerlukan bantuan dari oranglain. Ada suatu motif yang mendasari hubungan

yang terbentuk antara klien dan petugas kesehatan, termasuk perawat; yaitu

hubungan saling membantu dengan tujuan mangatasi masalah kesehatan.

Situasi ini dikenal sebagai hubungan yang berfokus membantu (helping

relationship).

2.6 Teknik-teknik Komunikasi Terapeutik

Menurut Stuart and Sundeen (1995) :

1. Mendengar aktif

Mendengar mempunyai arti : konsentrasi aktif dan persepsi terhadap

pesan orang lain yang menggunakan semua indra. (Liendberg et al, cit

Nurjanah (2001))

11

Page 15: MAKALAH KOMUNIKASI KELOMPOK 8

2. Mendengar pasif

Mendengar pasif adalah kegiatan mendengar dengan kegiatan non verbal

untuk klien. Misalnya dengan kontak mata, menganggukkan kepala dan juga

keikutsertaan secara verbal.

3. Penerimaan

Yang dimaksud menerima adalah mendukung dan menerima informasi dengan

tingkah laku yang menunjukkan ketertarikan dan tidak menilai. Penerimaan

bukan berarti persetujuan. Menunjukkan penerimaan berarti kesediaan

mendengar tanpa menunjukkan keraguan atau ketidaksetujuan.

4. Klarifikasi

Klarifikasi sama dengan validasi yaitu menanyakan kepada klien apa yang tidak

dimengerti perawat terhadap situasi yang ada. Klarifikasi dilakukan apabula

pesan yang disampaikan oleh klien belum jelas bagi perawat dan perawat

mencoba memahami situasi yang digambarkan oleh klien.

5. Fokusing

Fokusing adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan untuk membatasi area

diskusi sehingga percakapan menjadi lebih spesifik dan dimengerti, Stuart &

Sundeen, cit Nurjanah (2001).

6. Observasi

Observasi merupakan kegiatan mengamati klien/orang lain. Observasi

dilakukan apabila terdapat konflik antara verbal dan non verbal klien dan saat

tingkah laku verbal dan non verbal nyata dan tidak biasa ada pada klien, Stuart

& Sundeen, cit Nurjanah (2001). Observasi dilakukan sedemikian rupa

sehingga klien tidak menjadi malu atau marah.

7. Menawarkan informasi

Menyediakan tambahan informasi dengan tujuan untuk mendapatkan respon

lebih lanjut. Beberapa keuntungan dari menawarkan informasi adalah akan

memfasilitasi komunikasi, mendorong pendidikan kesehatan, dan memfasilitasi

klien untuk mengambil keputusan, Stuart & Sundeen, cit, Nurjanah, (2001).

Penahanan informasi pada saat klien membutuhkan akan mengakibatkan klien

tidak percaya. Hal yang tidak boleh dilakukan adalah menasehati klien pada

saat memberikan informasi.

12

Page 16: MAKALAH KOMUNIKASI KELOMPOK 8

8. Diam (memelihara ketenangan)

Diam dilakukan dengan tujuan mengorganisir pemikiran, memproses informasi,

menunjukkan bahwa perawat bersedia untuk menunggu respon. Kediaman ini

akan bermanfaat pada saat klien mengalami kesulitan untuk membagi

persepsinya dengan perawat. Diam tidak dapat dilakukan dalam waktu yang

lama karena akan mengakibatkan klien menjadi khawatir. Diam dapat juga

diartikan sebagai mengerti, atau marah. Diam disini juga menunjukkan

kesediaan seseorang untuk menanti orang lain agar punya kesempatan

berpikir, meskipun begitu diam yang tidak tepat menyebabkan orang lain

merasa cemas.

9. Assertive

Assertive adalah kemampuan dengan secara meyakinkan dan nyaman

mengekspresikan pikiran dan perasaan diri dengan tetap menghargai hak

orang lain, Nurjanah, 2001.

10. Menyimpulkan

Membawa poin-poin penting dari diskusi untuk meningkatkan pemahaman.

Memberi kesempatan untuk mengklarifikasi komunikasi agar sama denga ide

dalam pikiran, Varcarolis, cit, Nurjanah, 2001.

11. Giving recognition (memberiakn pengakkuan/penghargaan)

Memberi penghargan merupakan tehnik untuk memberikan pengakkuan dan

menandakan kesadaran, Schultz & Videbeck, cit, Nurjanah, 2001.

12. Offering Sel (menawarakan diri)

Menawarkan diri adalah menyediakan diri anda tanpa respon bersyarat atau

respon yang diharapkan, Schultz & Videbeck.cit. Nurjanah, 2001.

13. Offering general leads (memberikan petunjuk umum)

Mendukung klien untuk meneruskan, Schultz & Videbeck cit, Nurjanah, 2001

14. Giving broad opening (memberikan pertanyaan terbuka)

Mendorong klien untuk menyeleksi topik yang akan dibicarakan. Kegiatan ini

bernilai terapeuitik apabila klien menunjukkan penerimaan dan nilai dari inisiatif

klien dan menjadi non terapeuitk apabila perawatan mendominasi interaksi dan

menolak res[pon klien, Stuart % Sundeen, cit, Nurjanah, 2001.

13

Page 17: MAKALAH KOMUNIKASI KELOMPOK 8

15. Placing the time in time/sequence (penempatan urutan/waktu)

Melakukan klarifikasi antara waktu dan kejadian atau antara satu kejadian

dengan kejadian lain. Teknik bernilai terapeutik apabila perawat dapat

mengeksplorasi klien dan memahami masalah yang penting. Tehnik ini menjadi

tidak terapeutik bila perawat memberikannasehat, meyakinkan atau tidak

mengakui klien.

16. Encourage deskripition of perception (mendukung deskripsi dari

persepsi)

 Meminta kepada klien mengungkapkan secara verbal apa yang dirasakan atau

diterima, Schulz & Videbeck, cit, Nurjanah, 2001.

17. Encourage Comparison (mendukung perbandingan)

Menanyakan kepada klien mengenai persamaan atau perbedaan.

18. Restating (mengulang) Restating

adalah pengulangan pikiran utama yang diekspresiakn klien, Stuart & Sundeen,

Cit Nurjanah, 2001.

19. Reflekting (Refleksi)

Digunakan pada saat klien menanyakan pada perawat tentang peneliaian atau

kesetujuannya. Tehnik ini akan membantu perawat untuk tetap memelihara

pendekatan yang tidak menilai, Boyd & Nihart, cit, Nurjanah.

20. Eksploring (Eksporasi)

Mempelajari suatu topik lebih mendalam.

21. Presenting reality (menghadikan realitas/kenyataan)

Menyediakan informasi dengan perilaku yang tidak menilai.

22. Voucing doubt (menunjukkan keraguan)

Menyelipkan persepsi perawat mengenai realitas. Tehnik ini digunakan dengan

sangat berhati-hati dan hanya pada saat perawat merasa yakin tentang suatu

yang detil. Ini digunakan pada saat perawat ingin memberi petunjuk pada klien

mengenai penjelasan lain.

23. Seeking consensual validation

Pencarian pengertian mengenai komunikasi baik oleh perawat maupun klien.

Membantu klien lebih jelas terhadap apa yang mereka pikirkan.

24. Verbalizing the implied

Memverbalisasikan kata-kata yang klien tunjukkan atau anjuran.

14

Page 18: MAKALAH KOMUNIKASI KELOMPOK 8

25. Encouraging evaluation (mendukung evaluasi)

Perawat membantu klien mempertimbangkan orang dan kejadian kedalam nilai

dirinya.

26. Attempting to translate into feeling (usaha menerjemahkan perasaan)

 Membantu klien untuk mengidentifikasi perasaan berhubungan dengan

kejadian atau pernyataan .

27. Suggesting collaborating (menganjurkan kolaborasi)

Penekanan kegiatan kerja dengan klien tidak menekan melakukan sesuatu

untuk klien. Mendukung pandangan bahwa terdapat kemungkinan perubahan

melalui kolaborasi.

28. Encouragingformulation of plan of action (mendukng terbentuknya

rencana tindakan)

Memberikan kesempatan pada klien untuk mengantisipasi alternative dari

tindakan untuk masa yang akan datang.

29. Estabilising guidelines (menyediakan petunjuk)

Statemen yang menunjukkan peran, tujuan dan batasan untuk interaksi. Hal ini

akan menolong klien untuk mengetahui apa yang dia harapkan dari dirinya.

30. Open- ended comments (komentar terbuka-tertutup)

Komentar secara umum untuk menentukan arah dari interaksi yang seharusnya

dilakukan. Hal ini akan mengijinkan klien untuk memutuskan apa topik/materi

yang paling relevan dan mendukung klien untuk meneruskan interaksi.

31. Reducing distant (penurunan jarak)

Menurunkan jarak fisik antara perawat dank lien. Hal ini menunjukkan

komunikasi non verbal dimana perawat ingin terlibat dengan klien.

32. Humor; Dugan (1989) menyebutkan humor sebagai hal yang penting dalam

komunikasi verbal dikarenakan: tertawa mengurangi keteganan dan rasa sakit

akibat stress, serat meningkatkan keberhasilan asuhan keperawatan.

15

Page 19: MAKALAH KOMUNIKASI KELOMPOK 8

2.7 Tingkatan Komunikasi

2.7.1 Komunikasi pada Anak

Dalam melakukan komunikasi pada anak perawat perlu memperhatikan

berbagai aspek diantaranya adalah usia tumbuh kembang anak, cara

berkomunikasi dengan anak, metode dalam berkomunikasi dengan anak

tahapan atau langkah-langkah dalam melakukan komunikasi dengan anak serta

peran orang tua dalam membantu proses komunikasi dengan anak sehingga

bisa didapatkan informasi yang benar dan akurat.

1. Usia Bayi (0-1 tahun)

Komunikasi pada bayi yang umumnya dapat dilakukan adalah dengan

melalui gerakan-gerakan bayi, gerakan tersebut sebagai alat komunikasi

yang efektif, di samping itu komunikasi pada bayi dapat dilakukan secara

non verbal. Perkembangan komunikasi pada bayi dapat dimulai dengan

kemampuan bayi untuk melihat sesuatu yang menarik, ketika bayi

digerakkan maka bayi akan berespons untuk mengeluarkan suara-suara

bayi.

2. Usia Todler dan Pra Sekolah (1-2,5 tahun, 2,5-5 tahun)

Pada usia ini cara berkomunikasi yang dapat dilakukan adalah dengan

memberi tahu apa yang terjadi pada dirinya, memberi kesempatan pada

mereka untuk menyentuh alat pemeriksaan yang akan digunakan,

menggunakan nada suara, bicara lambat, jika tidak dijawab harus diulang

lebih jelas dengan pengarahan yang sederhana, hindarkan sikap

mendesak untuk dijawab seperti kata-kata “jawab dong”, mengalihkan

aktivitas saat komunikasi, memberikan mainan saat komunikasi dengan

maksud anak mudah diajak komunikasi dimana kita dalam berkomunikasi

dengan anak sebaiknya mengatur jarak, adanya kesadaran diri dimana kita

harus menghindari konfrontasi langsung, duduk yang terlalu dekat dan

berhadapan. Secara non verbal kita selalu memberi dorongan penerimaan

dan persetujuan jika diperlukan, jangan sentuh anak tanpa disetujui dari

anak, bersalaman dengan anak merupakan cara untuk menghilangkan

perasaan cemas, menggambar, menulis atau bercerita dalam menggali

perasaan dan fikiran anak si saat melakukan komunikasi.

16

Page 20: MAKALAH KOMUNIKASI KELOMPOK 8

3. Usia Sekolah (5-11 tahun)

Komunikasi yang dapat dilakukan pada usia sekolah ini adalah tetap masih

memperhatikan tingkat kemampuan bahasa anak yaitu menggunakan kata-

kata sederhana yang spesifik, menjelaskan sesuatu yang membuat

ketidakjelasan pada anak atau sesuatu yang tidak diketahui, pada usia ini

keingintahuan pada aspek fungsional dan prosedural dari objek tertentu

sangat tinggi. Maka jelaskan arti, fungsi dan prosedurnya, maksud dan

tujuan dari sesuatu yang ditanyakan secara jelas dan jangan menyakiti

atau mengancam sebab ini akan membuat anak tidak mampu

berkomunikasi secara efektif.

4. Usia Remaja (11-18 tahun)

Komunikasi yang dapat dilakukan pada usia ini adalah berdiskusi atau

curah pendapat pada teman sebaya, hindari beberapa pertanyaan yang

dapat menimbulkan rasa malu dan jaga kerahasiaan dalam komunikasi

mengingat awal terwujudnya kepercayaan anak dan merupakan masa

transisi dalam bersikap dewasa.

Cara komunikasi dengan anak

Komunikasi dengan anak merupakan sesuatu yang penting dalam menjaga

hubungan dengan anak,melalui komunikasi ini pula perawat dapat

memudahkan mengambil berbagai data yang terdapat pada diri anak yang

selanjutnya digunakan dalam penentuan masalah keperawatan atau tindakan

keperawatan. Beberapa cara yang dapat digunakan dalam berkomunikasi

dengan anak, antara lain :

1. Melalui orang lain atau pihak ketiga

Cara berkomunikasi ini pertama dilakukan oleh anak dalam menumbuhkan

kepercayaan diri anak, dengan menghindari secara langsung

berkomunikasi dengan melibatkan orang tua secara langsung yang

sedang berada di samping anak. Selain itu dapat digunakan cara dengan

memberikan komentar tentang mainan, baju yang sedang dipakainya serta

hal lainnya, dengan catatan tidak langsung pada pokok pembicaraan.

17

Page 21: MAKALAH KOMUNIKASI KELOMPOK 8

2. Bercerita

Melalui cara ini pesan yang akan disampaikan kepada anak dapat mudah

diterima, mengingat anak sangat suka sekali dengan cerita, tetapi cerita

yang disampaikan hendaknya sesuai dengan pesan yang akan

disampaikan, yang dapat diekspresikan melalui tulisan maupun gambar.

3. Memfasilitasi

Memfasilitasi anak adalah bagian cara berkomunikasi, melalui ini ekspresi

anak atau respon anak terhadap pesan dapat diterima. Dalam

memfasilitasi kita harus mampu mengekspresikan perasaan dan tidak

boleh dominan, tetapi anak harus diberikan respons terhadap pesan yang

disampaikan melalui mendengarkan dengan penuh perhatian dan jangan

merefleksikan ungkapan negatif yang menunjukkan kesan yang jelek pada

anak.

4. Biblioterapi

Melalui pemberian buku atau majalah dapat digunakan untuk

mengekspresikan perasaan, dengan menceritakan isi buku atau majalah

yang sesuai dengan pesan yang akan disampaikan kepada anak.

5. Meminta untuk menyebutkan keinginan

Ungkapan ini penting dalam berkomunikasi dengan anak, dengan

meminta anak untuk menyebutkan keinginan dapat diketahui berbagai

keluhan yang dirasakan anak dan keinginan tersebut dapat menunjukkan

perasaan dan pikiran anak pada saat itu.

6. Pilihan pro dan kontra

Penggunaan teknik komunikasi ini sangat penting dalam menentukan atau

mengetahui perasaan dan pikiran anak, dengan mengajukan pasa situasi

yang menunjukkan pilihan yang positif dan negatif sesuai dengan

pendapat anak.

7. Penggunaan skala

Penggunaan skala atau peringkat ini digunakan dalam mengungkapkan

perasaan sakit pada anak seperti penggunaan perasaan nyeri, cemas,

sedih dan lain-lain, dengan menganjurkan anak untuk mengekspresikan

perasaan sakitnya.

18

Page 22: MAKALAH KOMUNIKASI KELOMPOK 8

8. Menulis

Melalui cara ini anak akan dapat mengekspresikan dirinya baik pada

keadaan sedih, marah atau lainnya dan biasanya banyak dilakukan pada

anak yang jengkel, marah dan diam. Cara ini dapat dilakukan apabila anak

sudah memiliki kemampuan untuk menulis.

9. Menggambar

Seperti halnya menulis menggambar pun dapat digunakan untuk

mengungkapkan ekspresinya, perasaan jengkel, marah yang biasanya

dapat diungkapkan melalui gambar dan anak akan mengungkapkan

perasaannya apabila perawat menanyakan maksud dari gambar yang

ditulisnya.

10. Bermain

Bermain alat efektif pada anak dalam membantu berkomunikasi, melalui

ini hubungan interpersonal antara anak, perawat dan orang di sekitarnya

dapat terjalin, dan pesan-pesan dapat disampaikan.

2.7.2 Komunikasi pada Dewasa

1. Suasana hormat menghormati

Orang dewasa akan mampu berkomunikasi dengan baik apabila pendapat

pribadinya dihormati, ia lebih senang kalau ia boleh turut berfikir dan

mengemukakan fikirannya.

2. Suasana saling menghargai

Segala pendapat, perasaan, pikiran, gagasan, sistem nilai yang dan

menyampingkan harga kendala dalam jalannya dianut perlu dihargai.

Meremehkan diri mereka akan dapat menjadi komunikasi.

3. Suasana saling percaya

Saling mempercayai bahwa apa yang disampaikan itu benar adanya akan

dapat membawa hasil yang diharapkan.

4. Suasana saling terbuka

Terbuka untuk mengungkapkan diri dan terbuka untuk mendengarkan orang

lain. Hanya dalam suasana keterbukaan segala alternatif dapat tergali.

19

Page 23: MAKALAH KOMUNIKASI KELOMPOK 8

MODEL-MODEL KONSEP KOMUNIKASI DAN PENERAPANNYA PADA

KLIEN DEWASA:

1. MODEL SHANON&WEAVER

tidak ada hubungan transakasional antara klien dan perawat. Tidak ada

feedback untuk mengevaluasi tujuan komunikasi.

(klien dewasa lebih mudah untuk menerima penjelasan=komunikasi

tanpa perantara).

2. MODEL KOMUNIKASI LEARY

menekankan pentingnya relationship.

3. MODEL INTERAKSI KING

menggunakan sistem perspektif (perawat) dalam memberi bantuan

pada klien.

4. MODEL KOMUNIKASI KESEHATAN

memperhatikan karakteristik dari klien yang akan mempengaruhi

interaksinya dengan orang lain.

2.7.2 Komunikasi pada Lansia

Komunikasi pada lansia berbeda dengan komunikasi dengan individu lain

karena lansia itu pada dasarnya adalah unik. Lansia itu unik pada nilai,

kepercayaan, persepsi, budaya dan pemahaman serta lingkungan sosial yang

berbeda. Perbedaan tersebut dapat menghasilkan komunikasi yang tidak efektif

antara perawat dengan lansia.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam berkomunikasi dengan lansia antara lain:

1. perubahan fisik lansia, seperti penurunan pendengaran

2. normal agging process

3. perubahan sosial

4. pengalaman hidup dan latar belakang budaya.

Tips Berkomunikasi dengan Lansia:

1. menyediakan waktu ekstra

2. mengurangi kebisingan

3. duduk berhadapan

4. menjaga kontak mata

5. mendengar aktif

20

Page 24: MAKALAH KOMUNIKASI KELOMPOK 8

6. berbicara pelan, jelas dan keras

7. gunakan kata-kata atu kalimat yang sederhana dan pendek

8. menetapkan satu topik dalam satu waktu

9. awali percakapan dengan topik sederhana

10. bicarakan tentang topik yang familiar dan menarik bagi lansia.

11. beri kesempatan lansia untuk mengenang masa lalu.

12. menyampaikan instruksi secara tertulis dan sederhana.

21

Page 25: MAKALAH KOMUNIKASI KELOMPOK 8

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Komunikasi keperawatan adalah cabang ilmu yang berfokus pada pembahasan

tentang prinsip-prinsip komunikasi dalam memelihara hubungan antar manusia

yang diterapkan dalam memberikan pelajaran atau asuhan keperawatan yang

di dalamnya akan membahas tentang konsep komunikasi secara umum,

komunikasi terapeutik dan penerapannya pada berbagai kasus dan tingkat usia,

serta kemampuan mengenali diri sendiri menggunakan teori Jauhari Window.

Cabang ilmu ini memberikan dasar bagi mahasiswa keperawatan dalam

menjalankan tugasnya secara profesional dalam memberikan pelayanan

asuhan keperawatan di tatanan klinik.

22

Page 26: MAKALAH KOMUNIKASI KELOMPOK 8

DAFTAR PUSTAKA

Bradley, Jean C. 1990. Communication in The Nursing Context Third Edition. United

State of America: Appleton & Lange.

Mundakir. 2006. Komunikasi Keperawatan Aplikasi dalam Pelayanan. Yogyakarta:

Graha Ilmu.

Kariyoso. 1994. Pengantar Komunikasi Bagi Siswa Perawat. Jakarta: EGC.

Tamsuri, Anas. 2005. Buku Saku Komunikasi dalam Keperawatan. Jakarta: EGC

Uchjana, Onong. 2001. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT. Remaja

Rosdatarya.

http//harisuprayitno.blogspot.con/2010/10/konsep-komunikasi-terapeutik.html

http//wikimedya.blogspot.com/2010/03/fungsi-dan-tujuan-komunikasi-terapeutik.html

23