laporan tutorial kel 6
TRANSCRIPT
LAPORAN TUTORIALSkenario A Blok 1
Kelompok 6
Tutor : dr. Safyudin, M.Biomed
Indah Fitri N (04111401056)Nyimas Irina Silvani (04111401057)Al Hafizh (04111401058)Dwi Juwanita Putri (04111401059)Dhilah Juas Ainun (04111401060)Julianda Dini Halim (04111401061)Deswan Capri (04111401062)Tria Yunita (04111401063)Ni Made Restianing (04111401064)Niken Kasati (04111401065)Nikadek Siska Dwi (04111401066)Sivananthini J Sivakumar (04111401091)Nur Eqbariah Baharuden (04111401099)
PENDIDIKAN DOKTER UMUMFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2011
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas ridho dan karunia-Nya laporan tutorial
Skenario A Blok 1 ini dapat diselesaikan dengan baik.
Laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas tutorial yang merupakan bagian dari
sistem pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih memiliki banyak kekurangan dan
kelemahan, untuk itu sumbangan pemikiran dan masukan dari semua pihak sangat kami
harapkan agar di lain kesempatan laporan tutorial ini akan menjadi lebih baik.
Terima kasih kami ucapkan kepada dr. Safyudin, M.Biomed selaku tutor kelompok 6
yang telah membimbing kami semua dalam pelaksanaan tutorial kali ini. Selain itu, kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu tersusunnya laporan tutorial
ini. Semoga laporan tutorial ini bermanfaat bagi semua pihak.
Palembang, 27 September 2011
Tim Penyusun
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ………………………………………………………………………… 2
Daftar Isi ………………………………………………………………………………. 3
BAB I : Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………. 4
1.2 Maksud dan Tujuan ………………………………………………. 4
BAB II : Pembahasan
2.1 Data Tutorial......…………………………………………………… 5
2.2 Skenario Kasus …………………………………………………… 5
2.3 Paparan (Seven Jump)
I. Klarifikasi Istilah. ............…………………………………. 6
II. Identifikasi Masalah...........………………………………… 6
III. Analisis Masalah ...............................……………………... 7
IV. Hipotesis.............………………………………………….. 11
V. Kerangka Konsep..................……………………………… 12
VI. Topik Pembelajaran dan Keterbatasan Ilmu ...…………….. 13
VII. Sintesis .......................................................................…...13
BAB III : Penutup
3.1 Kesimpulan ................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 36
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Blok Keterampilan Belajar, Komunikasi, dan Dasar Ilmiah adalah blok pertama pada
semester 1 dari Kurikulum Bebasis Kompetensi (KBK) Pendidikan Dokter Umum Fakultas
Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang.
Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus sebagai bahan pembelajaran
untuk menghadapi tutorial yang sebenarnya pada waktu yang akan datang. Penulis
memaparkan kasus yang diberikan mengenai Dono yang dinyatakan tidak lulus blok Struktur
Dasar Tubuh Manusia dan selanjutnya akan dijelaskan pada laporan ini.
1.2 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari materi praktikum tutorial ini, yaitu:
1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari sistem pembelaj
aran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang.
2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis dan
pembelajaran diskusi kelompok.
3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial dan memahami konsep dari
skenario ini.
BAB II
4
PEMBAHASAN
2.1 Data Tutorial
Tutorial Skenario A Blok 1
Tutor : dr. Safyudin, M.Biomed
Moderator : Nikadek Siska Dwi
Sekretaris : Niken Kasati
Notulen : Nur Eqbariah Baharuden
Waktu : Selasa, 27 September 2011
Kamis, 29 September 2011
Peraturan tutorial :
1. Alat komunikasi dinonaktifkan atau di-silent.
2. Semua anggota tutorial harus aktif mengeluarkan
pendapat dengan mengacungkan tangan terlebih
dahulu dan setelah dipersilahkan oleh moderator.
3. Tidak diperkenankan kepada anggota tutorial untuk
meninggalkan ruangan selama proses tutorial berlangsung
kecuali apabila ingin ke kamar kecil.
2.2 Skenario Kasus
Setelah dinyatakan tidak lulus blok Struktur Dasar Tubuh Manusia, Dono mengajukan
keberatan kepada ketua blok. Dono sudah belajar maksimal untuk menjawab ujian blok.
Dono merasa panitia ujian telah melakukan kesalahan dalam mengoreksi data ujiannya.
Dengan bijak dan sabar disertai bukti yang akurat, ketua blok menerangkan bahwa
Dono jatuh di ujian MCQ yang mengukur hasil pembelajaran tutorial. Dono pun mengakui
kekurangannya. Ia merasa kurang nyaman dengan sistem belajar melalui diskusi kelompok.
Ia lebih senang belajar seorang diri di kamar sambil membaca semua materi. Akibatnya ia
tidak dapat mengikuti berbagai topik pembelajaran yang dipaparkan temannya dalam tutorial.
Dono juga merasa bahwa ilmu kedokteran dasar tidak aplikatif dan tidak menarik,
sehingga ia tidak termotivasi untuk mempelajarinya lebih dalam. Dengan singkat ketua blok
menyarankan agar Dono mencari relevansi ilmu dengan tuntutan kompetensi yang harus
dicapai. Dono harus mampu menemukan sendiri bagaimana caranya.
2.3 Paparan (Seven Jumps)
5
I. Klarifikasi Istilah
1. Relevansi : Hubungan;kaitan; setiap mata pelajaran harus ada kaitannya dengan
keseluruhan tujuan adanya pendidikan.
2. Blok : Persatuan dari beberapa bagian atau bab.
3. Motivasi : Proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu
untuk mencapai tujuannya.
4. Tutorial : Bimbingan belajar yang bersifat akademik adalah tutor kepada mahasiswa
untuk membantu kelancaran belajar mandiri mahasiswa secara perorang atau
kelompok berkaitan dengan materi yang diajarkan.
5. Aplikatif : Berkenaan dengan penerapan.
6. Akurat : Teliti, cermat, seksama
7. Struktur : Susunan yang sistematis
8. Ilmu : Suatu pengetahuan baik material maunpun non material.
9. Sistem : Sekelompok bagian-bagian alat yang bekerja sama untuk melaksanakan
tujuan / maksud.
10. Kompetensi : Wewenang atau kekuasaan untuk menentukan suatu hal.
11. Materi : Sesuatu yang menjadi bahan untuk diujikan, dipikirkan, dan dibicarakan
12. MCQ (Multiple Choice Question) : Pertanyaan yang memberikan beberapa
kemungkinan jawaban yang mana Anda harus memilih yang benar.
II. Identifikasi Masalah
NO KENYATAAN KESESUAIAN KONSEN
1 Dono dinyatakan tidak lulus blok
Struktur Dasar Tubuh Manusia
TIDAK SESUAI VVVVV
2 Dono mengajukan keberatan
terhadap ketua blok
TIDAK SESUAI V
3 Dono sudah belajar maksimal
untuk menjawab ujian blok,
namun nilai Dono jatuh diujian
MCQ
TIDAK SESUAI VV
4 Dono merasa kurang nyaman
dengan sistem belajar diskusi
TIDAK SESUAI VVV
6
sehingga Dono tidak dapat
mengikuti berbagai topik
pembelajaran yang dipaparkan
temannya dalam tutorial
5 Dono merasa bahwa ilmu
kedokteran dasar tidak aplikatif
dan tidak menarik sehingga dia
tidak termotivasi untuk
mempelajarinya lebih dalam
TIDAK SESUAI VVVV
Identifikasi masalah berdasarkan skala prioritas:
1. Dono dinyatakan tidak lulus blok Struktur Dasar Tubuh Manusia.
2. Dono merasa bahwa ilmu kedokteran dasar tidak aplikatif dan tidak menarik
sehingga dia tidak termotivasi untuk mempelajarinya lebih dalam.
3. Dono merasa kurang nyaman dengan sistem belajar diskusi sehingga Dono tidak
dapat mengikuti berbagai topik pembelajaran yang dipaparkan temannya dalam
tutorial.
4. Dono sudah belajar maksimal untuk menjawab ujian blok, namun nilai Dono jatuh
diujian MCQ.
5. Dono mengajukan keberatan terhadap ketua blok
III. Analisis Masalah
1. Dono dinyatakan tidak lulus blok Struktur Dasar Tubuh Manusia.
a. Apa penyebab Dono tidak lulus blok Struktur Dasar Tubuh Manusia?
1. Nilai ujian MCQ Dono tidak memenuhi standar kompetensi kelulusan
karena ia merasa kurang nyaman dengan sistem belajar melalui diskusi
kelompok.
2. Tidak dapat mengikuti topik pembelajaran yang dipaparkan dalam tutorial.
3. Kurangnya motivasi belajar akibat merasa bahwa ilmu kedokteran dasar
tidak aplikatif dan tidak menarik.
4. Belum menemukan gaya belajar yang baik sebagai mahasiswa kedokteran.
5. Belum mampu memahami dan belum mampu menjalankan strategi
pembelajaran yang sesuai.
7
6. Kurang berkomunikasi dan bersosialisai sehingga informasi yang
didapatkan terbatas.
7. Belum bisa menyesuaikan diri dengan sistem pembelajaran di kedokteran.
b. Apa dampak negatif yang diterima Dono akibat tidak lulus ujian blok?
1. Standar kelulusan belum tercapai
2. Mengikuti remedi untuk memperbaiki nilai agar mencapai standar
kompetensi kelulusan.
3. Mengulangi dan mempelajari kembali pelajaran yang akan diujikan dalam.
4. Membayar biaya remedial.
5. Mendapat kerugian lainnya seperti rugi waktu, lebih merasa lelah karena
harus mengulang.
c. Bagaimana cara Dono agar lulus ujian blok Struktur Dasar Tubuh Manusia?
Dono harus mengikuti remedi untuk memperbaiki nilai blok Struktur Dasar Tubuh
Manusia sampai mencapai standar kompetensi kelulusan.
2. Dono merasa bahwa ilmu kedokteran dasar tidak aplikatif dan tidak menarik sehingga
dia tidak termotivasi untuk mempelajarinya lebih dalam.
a. Apakah ilmu kedokteran itu harus bersifat aplikatif?
Ya, karena bekal ilmu yang telah diterima selama masa perkuliahan harus bersifat
aplikatif untuk bisa diterapkan dan digunakan ketika telah menjadi seorang dokter.
b. Bagaiman cara ilmu kedokteran harus aplikatif?
Pada beberapa materi kuliah yang diberikan, dilakukan skill lab dimana
keterampilan klinik mahasiswa dilatih agar bisa diterapkan di masa depan sesuai
dengan materi yang telah diberikan.
c. Mengapa harus aplikatif?
Karena apabila tidak aplikatif, ilmu yang telah diterima pada masa perkuliahan
akan sia-sia apabila tidak diterapkan dalam kehidupan nyata. Dalam profesi
kedokteran, ilmu yang telah didapatkan akan digunakan untuk diterapkan kepada
pasiennya dengan tujuan membantu mengobati pasien.
d. Bagaimana cara menimbulkan motivasi dalam belajar?
8
Menumbuhkan konsep positif yakin akan kemampuannya untuk mengatasi suatu
masalah, mampu memperbaiki diri dan berusaha untuk mengubahnya. Bila konsep
diri positif maka motivasi belajar lebih tinggi karena ia menerima apapun tentang
dirinya baik kelebihan maupun kekurangan atau baik positif maupun negatif
tentang dirinya.
3. Dono merasa kurang nyaman dengan sistem belajar diskusi sehingga Dono tidak
dapat mengikuti berbagai topik pembelajaran yang dipaparkan temannya dalam
tutorial
a. Bagaimana sistem pembelajaran dalam tutorial?
Menggunakan metode pembelajaran Problem Based Learning(PBL),
mahasiswa diberikan suatu skenario kasus permasalahan sebagai pemicu.
Mahasiswa menelaah bersama-sama pemahaman skenario dan membahasnya.
Diskusi tutorial tahap ke-1:
- Klarifikasi istilah
- Identifikasi masalah
- Analisis masalah
- Restrukturisasi masalah dan menyusun konsep sistematis
- Mengidentifikasi topik pembelajaran
Belajar Mandiri
Diskusi tutorial tahap ke-2:
- Berbagi pengetahuan dari hasil belajar mandiri.
- Merumuskan kesimpulan/ resume.
- Mengevaluasi topik pembelajaran.
- Merumuskan topik pembelajaran yang baru/ perlu pendalaman.
Belajar mandiri dan persiapan laporan tutorial.
Diskusi pleno dengan dosen.
b. Apa yang menyebabkan Dono merasa kurang nyaman dengan sistem belajar
diskusi kelompok?
Dono tidak terbiasa dengan sistem diskusi kelompok ia telah terbiasa belajar
sendiri membaca semua materi sehingga ia merasa kurang nyaman dan belum bisa
menyesuaikan dirinya.
c. Bagaimana upaya Dono agar merasa nyaman saat diskusi kelompok?
9
Dono harus membiasakan dengan sistem belajar diskusi kelompok agar ia bisa
mengikuti proses pembelajaran dengan baik karena di dalam proses perkuliahan di
pendidikan kedokteran tutorial merupakan salah satu kegiatan akademik tahap
profesi dan Dono juga harus menemukan gaya belajar yang cocok agar
mempermudah dirinya dalam proses belajar.
d. Apakah sistem tutorial efektif dalam pendidikan kedokteran?
Ya, karena disini mahasiswa diminta melaksanakan langkah berpikir yang
sistematis dengan tujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan
berpikir secara nalar dalam menyelesaikan suatu masalah dari kasus yang telah
diberikan sebagai pemicunya.
4. Dono sudah belajar maksimal untuk menjawab ujian blok, namun nilai Dono jatuh
diujian MCQ.
a. Apa penyebab nilai Dono jatuh diujian MCQ?
Kurangnya motivasi dalam belajar dari dalam dirinya.
b. Mengapa nilai ujian MCQ bisa menyebabkan Dono tidak lulus ujian dalam blok
tersebut?
Karena MCQ merupakan salah satu mata ujian yang memiliki proporsi paling
besar, apabila nilai MCQ tidak memenuhi kompetensi standar kelulusan maka
tidak lulus ujian.
c. Bagaimana upaya yang harus Dono lakukan agar mencapai nilai maksimal?
Untuk melakukan sesuatu harus mampu memperbaiki diri dan berusaha untuk
mengubahnya, bersikap serta bertindak diperlukan motivasi guna memaksimalkan
tujuan.
d. Apakah yang dimaksud dengan belajat maksimal yang dilakukan Dono?
Seperti yang telah menjadi kebiasaan Dono, ia belajar sendirian dan membaca
semua materi yang ia punya. Dari kebiasaan tersebut terdapat kelemahannya yaitu
dia kurang berkomunikasi dan bersosialisasi dengan teman-temannya sehingga
informasi dan ilmu yang dia ketahui terbatas karena ia lebih senang untuk belajar
sendiri padahal dengan belajar bersama kita bisa saling berbagi ilmu dan
melengkapi apa yang kurang dan belum diketahui satu sama lain.
e. Apa standar nilai ujian kelulusan MCQ?
10
Tabel gradasi kelulusan
Skala Nilai Angka HurufKeterangan Kompetensi
≥ 86,00 4 A Sangat kompeten
71,00 - 85,99 3 B Kompeten
56,00 – 70,99 2 C Lulus belum kompeten
41,00 – 55 ,99 1 D Tidak lulus
≤40,99 0 E Tidak lulus
5. Dono mengajukan keberatan terhadap ketua blok.
a. Apakah sikap yang dilakukan dono mempunyai alasan yang tepat?
Tidak, karena sudah diketahui bahwa itu merupakan kesalahan dirinya sendiri.
Disertasi bukti yang akurat ketua blok telah menerangkan bahwa nilai MCQ Dono
tidak memenuhi standar kelulusan
b. Bagaimana harusnya cara penyampaian keberatan yang dirasakan Dono kepada
ketua blok?
Dengan melakukan komunikasi yang baik. Dalam berkomunikasi haruslah dengan
etika yang baik dan mampu mengelola diri dalam menyampaikan suatu pesan
(menggunakan bahasa dan intonasi yang baik, gerakan tubuh, kontak mata, sikap)
agar pesan yang disampaikan dapat diterima dan dimengerti dengan baik sehingga
tidak terjadi kesalahpahaman dan tidak menimbulkan masalah baru.
IV. Hipotesis
Dono tidak lulus blok Struktur Dasar Tubuh Manusia karena kurangnya motivasi dalam
belajar sehingga nilai MCQ Dono tidak memenuhi standar kelulusan.
V. Kerangka Konsep
11
Ilmu kedokteran dasar tidak Kurang nyaman dengan aplikatif & tidak menarik sistem belajar
faktor intrinsik
Kurang motivasi belajar faktor ektrinsik
Nilai MCQ tidak memenuhi standar kelulusan
Tidak lulus blok Struktur Dasar Tubuh Manusia
Mengajukan keberatan komunikasi kepada ketua blok
VI. Topik Pembelajaran dan Keterbatasan IlmuTopik What I know What I don’t What I have to How will
12
Gaya belajar (learning style) kurang cocok
Tidak memenuhi standar kompetensi kelulusan blok
Pembelajaran know prove I learn1. Sistem tutorial
PBL
2. Ujian blok
3. Kompetensi kelulusan
4. Komunikasi efektif
5. Tipe-tipe pembelajaran (gaya belajar)
6. Motivasi
1. Definisi, langkah-langkah
2. Macam-macam ujian
3. –
4. Definisi
5. –
6. Definisi
1. Sistem pembelajaran
2. Penjelasan
3. Gradasi kelulusan
4. Cara komunikasi efektif
5. Gaya-gaya belajar
6. Faktor pendukung dan penghambat
1. Proses berjalannya tutorial
2. Sistem ujian blok3. Bagaimana
standar kompetensi kelulusan
4. Berkomunikasi yang baik
5. Mengetahui gaya belajar yang sesuai
6. Cara meningkatkan motivasi
ITInternet
VII. Sintesis
1. Sistem tutorial PBL
Salah satu metode pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh mahasiswa FK
Unsri selama menempuh pendidikan adalah metode Problem Based Learning
(PBL). PBL adalah metode pembelajaran yang memacu peserta didik
menggunakan pemicu dari masalah di kasus atau skenario untuk menentukan
sendiri apa sasaran belajar mereka, kemudian mereka belajar mandiri untuk
kembali berdiskusi dan meluruskan pengetahuan yang didapat (Wood, 2003).
PROSES PBL
Proses pembelajaran PBL disebut dengan tutorial. Dalam tutorial, mahasiswa
melaksanakan proses diskusi didalam kelompok kecil (10-12 mahasiswa) yang
difasilitasi oleh seorang tutor. Dalam 1 sesi PBL/Tutorial, mahasiswa akan
diberikan 1 skenario dan melaksanakan 2 kali diskusi kelompok diselingi dengan
belajar mandiri dan ditutup dengan diskusi pleno.Satu sesi tutorial berlangsung
selama 5 hari yang terdiri :
1. Hari ke-1 : Diskusi kelompok I
13
2. Hari ke-2 : Belajar mandiri
3. Hari ke-3 : Diskusi kelompok II
4. Hari ke-4 : Belajar Mandiri
5. Hari ke-5 : Diskusi pleno di kelas besar.
Dalam diskusi, mahasiswa dipandu oleh seorang moderator yang dipilih dari
kalangan mahasiswa. Tutor hanya memfasilitasi proses diskusi agar terarah sesuai
dengan sasaran pembelajaran. Tutor tidak memberikan ilmu/materi selama
diskusi. Mahasiswa harus menemukan dan mencari sendiri materi ilmu yang
harus dipelajari dari sesi tutorial.
Selama menjalani proses tutorial mahasiswa diminta melaksanakan langkah
berpikir yang sistematis dengan tujuan untuk mengembangkan kemampuan
berpikir kritis dan berpikir secara nalar (critical thinking dan reasoning skill).
LANGKAH BERPIKIR DALAM TUTORIAL
14
2.
Ujian
blok
1. MCQ (Mutiple Choice Question)
Merupakan ujian tertulis dengan jawaban berupa pilihan ganda. Terdapat dua
macam MCQ:
MCQ IT 50%
15
KEGIATAN LANGKAH BERPIKIR
Diskusi Tahap I
1. Persiapan:- Perkenalan- Memilih moderator- Memilih sekretaris (1-2 sekretaris)- Menyepakati peraturan diskusi- Berdo’a2. Membaca skenario3. Klarifikasi Istilah4. Identifikasi Masalah5. Analisis Masalah6. Meninjau ulang Masalah & Menyusun
keterkaitan antar masalah7. Identifikasi Topik Pembelajaran
Belajar Mandiri
Mencari dan mempelajari topik pembelajaran yang disepakati pada diskusi tahap 1. Sumber pembelajaran didapat dari :
a. Bukub. Jurnalc. Makalah ilmiah yang sahihd. Berdiksui dengan pakar
Diskusi Tahap ke-2
1. Berbagi pengetahuan dari hasil belajar mandiri
2. Menyusun kerangka konsep sistematis
3. Merumuskan kesimpulan/resume
4. Mengevaluasi topik pembelajaran
5. Merumuskan topik pembelajaran yang baru/ perlu pendalaman
Belajar Mandiri1. Mempelajari topik-topik tambahan maupun topik yang perlu pendalaman2. Menyusun laporan tutorial
Diskusi Pleno
1. Seluruh grup berkumpul di kelas besar
2. Masing-masing grup siap mempresentasikan hasil tutorial
3. Masukan dari Narasumber
4. Umpan balik dosen tentang sasaran pembelajaran
MCQ Tutorial 20%
2. OSCE (Objective Structure Clinical Examination)
Merupakan ujian keterampilan klinis mahasiswa dari kompetensi yang telah
ditentukan.
3. OSPE (Objective Structure Practical Examination)
Merupakan ujian praktek dari praktikum-prkatikum yang telah dilakukan
dalam minggu-minggu kuliah sebelum minggu ujian. Dapat berupa anatomi,
histologi, biokimia, fisiologi, patologi anatomi, parasitologi, mikrobiologi.
3. Kompetensi kelulusan
Sistem penilaian:
1. Formatif
Jumlah kehadiran
- Kuliah Terintegrasi : minimal 70%
o Jika mahasiswa tidak mencapai kehadiran minimal dengan alasan
apapun maka tidak dapat mengikuti ujian MCQ.
- Kehadiran Tutorial
o Minimal 80% dari seluruh proses (diskusi tahap I, mandiri, tahap II,
diskusi pleno).
o Jika tidak mencapai kehadiran minimal, nilai daftar tilik tutorialnya
tidak dapat dijadikan sebagai bagian dari komponen penilaian
sumatif.
- Kehadiran Praktikum
o Kehadiran praktikum minimal 100%, bila tidak : tidak dapat
mengikuti ujian Objectives Structured Practical Examination
(OSPE).
- Kehadiran Skill Lab
16
o Kehadiran: minimal 100%. Jika mahasiswa tidak mencapai
kehadiran minimal maka tidak dapat mengikuti ujian Objectives
Structured Clinical Examination (OSCE).
- Khusus untuk praktikum dan skill lab yang mensyaratkan kehadiran
minimal 100%, ada beberapa pengecualian yang dapat diterima sebagai
alasan tidak mengikuti kegiatan praktikum/skill lab. Adapun alasan yang
dapat diterima yaitu:
o Sakit, yang dilengkapi dengan surat keterangan sakit dari dokter
klinik UNSRI atau RSMH
o Kematian orang tua, saudara kandung, suami/istri, anak
o Melahirkan
o Mendapat tugas resmi kegiatan ilmiah dan bakti sosial mahasiswa
dan dilengkapi dengan surat tugas Dekan FK UNSRI
- Meski demikian, jumlah tidak hadir maksimal yang dizinkan untuk seluruh
praktikum dan skill-lab adalah 2 kali
Daftar tilik proses tutorial dan skill-lab
Penilaian/ responsif praktikum
2. Sumatif
Ranah Pembelajaran
Rentang ProporsiKeterangan
Kognitif
30-70%-MCQ I- MCQ II
10-15%
Proporsi dibagi pada instrumen penilaian:-OSPE-Nilai pre- dan post-test
Psikomotor 20-40%
Proporsi dibagi pada instrumen penilaian:-OSCE-Hasil kerja keterampilan mahasiswa
Afektif 10-30% Proporsi dibagi pada instrumen penilaian:- Umpan balik tutor, atau;
17
- Hasil tugas mandiri
Gradasi kelulusan
Skala Nilai Angka HurufKeterangan Kompetensi
≥ 86,00 4 A Sangat kompeten
71,00 - 85,99 3 B Kompeten
56,00 – 70,99 2 C Lulus belum kompeten
41,00 – 55 ,99 1 D Tidak lulus
≤40,99 0 E Tidak lulus
Remedial:
• Remedial dilaksanakan untuk setiap instrumen (MCQ, OSCE, dan OSPE)
• Pengumuman nilai blok akan disampaikan ke mahasiswa dalam bentuk nilai per
instrumen penilaian.
• Syarat Remedial :
– Pernah mengikuti ujian akhir blok, artinya sudah dinyatakan menyelesaikan
proses blok.
– Nilai akhir blok dengan gradasi huruf “B”,”C”,dan “D”, terhadap skor
instrumen nilai sumatif <86
– Bila ada mahasiswa memiliki nilai instrumen <86 namun nilai akhir blok
bergradasi huruf “A”, tidak perlu lagi melakukan remedial.
• Untuk mahasiswa yang memiliki nilai akhir blok dengan gradasi huruf “E”
tidak diizinkan remedial dan harus mengulang seluruh kegiatan blok.
• Remedial hanya diperbolehkan maksimal 2 kali untuk setiap instrumen
• Jika nilai remedial lebih kecil dari nilai lama, diambil nilai yang terbaik.
• Jadwal pelaksanaan remedial dialokasikan pada tiap-tiap libur semester.
• Mahasiswa hanya boleh mengikuti ujian remedial untuk maksimal 15
instrumen dalam 1 musim remedial
4. Komunikasi efektif
18
Komunikasi adalah proses pembuatan, penyampaian, penerimaan, dan pengolahan
pesan yang terjadi di dalam diri sendiri dan atau diantara dua orang atau lebih
untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Komponen dasar komunikasi:
Komunikator atau pengirim pesan
Pesan atau informasi
Media atau Saluran
Penerima pesan
Balikan atau feedback
Gangguan atau noise
Dalam proses komunikasi tidak selalu keenam komponen komunikasi itu
muncul sekaligus. Syarat minimal komunikasi dapat terlaksana, yakni
sekurang-kurangnya mesti melibatkan tiga komponen, yaitu, komunikator,
pesan dan komunikan. Bentuk-bentuk komunikasi:
Komunikasi interpersonal
Komunikasi antarpersonal
Komunikasi kelompok
Komunikasi massa
Tujuan komunikasi:
Memberikan informasi kepada para klien, kolega, bawahan, supervisor,
masyarakat
Mempengaruhi orang lain : merangsang orang lain, mengurangi perselisihan,
menggerakkan orang lain/masyarakat untuk melakukan sesuatu
Dalam organisasi digunakan untuk pemecahan masalah dan pengambilan
keputusan
Mengelola diri dalam komunikasi:
Sikap / gerakan badan
Suara
Kontak mata
Pengaturan pernafasan
Bahasa yang digunakan
19
Penampilan diri
Tanda-tanda komunikasi efektif:
Informasi yang diterima sama dengan informasi yang dikirim
Umpan balik sesuai tujuan
Ada hubungan saling menghargai
Bahasa non verbal sesuai dengan verbal
Indikator komunikasi efektif:
Pemahaman
kemampuan memahami pesan secara cermat sebagaimana dimaksudkan
komunikator
Kesenangan
berlangsung dalam suasana yg menyenangkan
Pengaruh
sikap komunikan berubah sesuai dengan makna yang disampaikan komunikator
Hubungan
meningkatkan kadar hubungan interpersonal
Tindakan
kedua belah pihak melakukan tindakan yang sesuai dengan pesan yang
dikomunikasikan
Secara sederhana komunikasi dikatakan effektif apabila dalam suatu proses
komunikasi itu, pesan yang disampaikan seorang komunikator dapat diterima dan
dimengerti oleh komunikan, persis seperti apa yang dikehendaki oleh
komunikator. :
Faktor-faktor penghambat komunikasi:
Hambatan Psikologis
mis. Situasi psikologis komunikan sedang marah, cemas dan
sebagainya.
Hambatan Semantis
latar belakang bahasa yang berbeda.
Hambatan Mekanis
20
Suara krotokan pada pesawat telpon, tulisan yang tidak terbaca, sinyal
hilang pada telepon seluler.
Hambatan Ekologis
Gangguan suara (noise), hujang deras, lalulintas yang bising.
7 Area Kompetensi Dokter :
1. Mampu berkomunikasi efektif
2. Memiliki keterampilan klinis
3. Memiliki landasan ilmiah Ilmu Kedokteran
4. Mampu mengelola masalah kesehatan
5. Mampu mengelola informasi secara kritis
6. Selalu mawas diri dan mengembangkan diri
7. Memiliki etika, moral, medikolegal dan profesionalisme serta memperhatikan
keselamatan pasien
Kurikulum Berbasis Kompetensi adalah kurikulum pembelajaran yang
memiliki tiga wilayah/domain yang saling terintegrasi, yaitu:
1. Kognitif (berhubungan dengan ilmu pengetahuan knowledge kita),
bagaimana cara kita memahami suatu teori pembelajaran dewasa (adult
learning).
2. Psikomotor (berhubungan dengan kemampuan mengelola belajar
secara mandiri) alias clinical personal.
3. Afektif (kaitannya erat dengan behavior and attitude).
Mahasiswa FK diharapkan tidak hanya memiliki rasa ingin tahu dan
motivasi yang tinggi untuk memahami ilmu tetapi juga memiliki
tingkah laku sikap dan moral yang sesuai sama norma yang ada.
5. Tipe-tipe pembelajaran (gaya belajar)
Gaya belajar adalah pendekatan sederhana atau cara dari belajar. Dengan gaya
belajar anda dapat belajar dengan cara yang paling efisien. Gaya belajar adalah
cara seseorang untuk berkonsentrasi, berproses,menyerap, dan mengingat
informasi baru dan sulit dicerna. Gaya belajar adalah alat yang penting untuk
memahami pengetahuan. Cara yang benar untuk belajar, tapi kadang tidak
muncul. Tiap orang belajar dengan caranya sendiri, tapi tanpa mengetahui cara
21
ini,contoh tanpa memahami diri anda, anda tidak bisa belajar secara efisien,
kadang kadang anda tidak bisa belajar sama sekali.
Auditory
Ciri seorang Auditory antara lain :
Mampu mengingat dengan baik materi yang didiskusikan dalam
kelompok
Mengenal banyak sekali lagu / iklan TV,
Suka berbicara.
Pada umumnya bukanlah pembaca yang baik.
Kurang dapat mengingat dengan baik apa yang baru saja dibacanya.
Kurang baik dalam mengerjakan tugas mengarang/menulis.
Kurang memperhatikan hal-hal baru dalam lingkungan sekitarnya.
Visual
Beberapa karakteristik Visual adalah :
Senantiasa melihat memperhatikan gerak bibir seseorang yang
berbicara kepadanya
Cenderung menggunakan gerakan tubuh saat mengungkapkan sesuatu
Kurang menyukai berbicara di depan kelompok, dan kurang menyukai
untuk mendengarkan orang lain.
Biasanya tidak dapat mengingat informasi yang diberikan secara lisan
Lebih menyukai peragaan daripada penjelasan lisan
Biasanya orang yang Visual dapat duduk tenang di tengah situasi yang
ribut/ramai tanpa merasa terganggu
Reading
Beberapa karakteristik Reading:
Suka membaca dan membuat catatan
Huruf-huruf indah dan tulisan rapi merupakan hal yang sangat
berkesan bagi mereka
Mudah mengingat apa yang mereka baca atau tuliskan
Kinesthetic
Beberapa karakteristik Kinesthetic adalah:
22
Suka menyentuh segala sesuatu yang dijumpainya
Sulit untuk berdiam diri
Suka mengerjakan segala sesuatu dengan menggunakan tangan
Biasanya memiliki koordinasi tubuh yang baik
Suka menggunakan objek yang nyata sebagai alat bantu belajar
Mempelajari hal-hal yang abstrak merupakan hal yang sangat sulit.
Menurut Anthony Gregorc, tipe gaya berpikir terbagi empat, yaitu :
Concrete Sequential (CS)
Orang dengan tipe ini adalah orang yang cenderung, teratur, dan rapi.
Mereka selalu mengerjakan tugas tepat waktu, terencana, dan tidak suka hal-
hal yang bersifat mendadak.
Apa yang terbaik bagi mereka?
Memiliki cara yang mudah dalam menerapkan ide-ide
Mengorganisir
Mampu bekerja tepat waktu dengan baik
Apa yang menjadi karakteristik bagi pemikir Concret Sequensial [CS]?
Bekerja secara sistematis, langkah demi langkah
Memiliki sebuah jadwal untuk dijalani
Memiliki penafsiran secara logika
Apa yang sulit bagi mereka?
Bekerja secara kelompok
Bekerja di dalam lingkungan yang tak teratur
Mengikuti secara tidak lengkap atau petuntuk yang tidak jelas
Menuntut untuk "menggunakan imajinasinya“
Kiat-kiat jitu bagi pemikir Concret Sequensial [CS]:
Bangunlah kekuatan organisasional Anda
Cari tahu detail yang Anda perlukan
Bagilah proyek Anda menjadi beberapa tahapan, dan
Tatalah lingkungan kerja yang tenang.
23
Abstract Random (AR)
Biasanya merupakan pemikir yang cerdas dan punya ide-ide yang
brilian. Orang ini senang mengetahui dan berpikir tentang apa yang tidak
dipikirkan orang lain. Senang membaca membuatnya senang untuk berdiskusi,
bahkan berdebat dengan orang lain.
Apa yang terbaik bagi mereka?
Menganalisis ide-ide
Melakukan penelitian
Menggunakan bukti-bukti untuk membuktikan atau menyangkal teori-
teori
Apa yang menjadi karakteristik bagi pemikir Concret Sequensial [CS]?
Menggunakan contoh yang tepat, sebagai hasil dari penelitian yang
akurat
Alasan dapat diterima secara logika
Bekerja dengan tenang untuk membahas suatu persoalan secara
menyeluruh.
Apa yang sulit bagi mereka?
Dituntut untuk bekerja dalam hal sudut pandang yang berbeda
Memiliki waktu yang terlalu sedikit dalam menyelesaikan suatu
persoalan
pemikiran yang "sentimentil"
Mengekspresikan emosi mereka
Kiat-kiat jitu bagi pemikir Abstract Sequensial [AS]:
Latihlah logika Anda
Suburkan kecerdasan Anda
Upayakan keteraturan
Analisislah orang-orang yang berhubungan dengan Anda
Abstract Sequential (AS)
24
Segala sesuatu seringkali dihubungkan dengan perasaan dan emosi,
sehingga mereka terkenal sangat sensitif. Mudah kehilangan konsentrasi,
banyak pertimbangan, dan suka mencoret-coret tanpa arti di buku adalah ciri
tipe ini.
Apa yang terbaik bagi mereka?
Paham akan perasaan dan emosi
Fokus pada tema dan ide-ide
Membawa kerukunan pada kelompoknya
Mengenali dan menghargai emosional orang lain
Apa yang menjadi karakteristik bagi pemikir Abstract Random [AR]?
Belajar sendirian
Menjaga hubungan dengan baik
Memiliki moralitas yang tinggi
Keputusan-keputusan dibuat berdasarkan perasaannya
Apa yang sulit bagi mereka?
Memberikan penjelasan
Berkompetisi
Bekerja dengan orang yang memiliki kepribadian otoritas/diktator
Berkonsentrasi pada suatu hal secara serentak
Menerima kritikan positif
Kiat-kiat jitu bagi pemikir Abstract Random [AR]:
Gunakan kemampuan alamiah Anda untuk bekerjasama dengan orang
lain
Bangunlah kekuatan belajar Anda dengan berasosiasi
Waspadalah terhadap waktu
Gunakan isyarat isyarat visual.
Concrete Random (CR).
25
Sering dianggap sebagai orang yang kreatif karena senang mencoba
menyelesaikan sesuatu dengan cara mereka sendiri. Saking asyiknya, mereka
cenderung tidak peduli dengan waktu.
Apa yang terbaik bagi mereka?
Memiliki banyak pilihan dan solusi
Memberikan ide-ide yang kreatif
Menerima orang-orang yang memiliki banyak perbedaan
Berpikir dengan cepat dengan usahanya sendiri
Mampu menanggung resiko
Apa yang menjadi karakteristik bagi pemikir Concret Random [CR]?
Mengguakan wawasan dan naluri untuk memecahkan permasalahan
Bekerja dengan memiliki banyak waktu
Apa yang sulit bagi mereka?
Adanya larangan dan batasan
Rutinitas
Mengulangi pekerjaan yang telah selesai dikerjakan
Menyimpan dokumen-dokumen yang terperinci
Menunjukan bagaimana mereka mendapatkan suatu jawaban
Tidak adanya pilihan
Kiat-kiat jitu bagi pemikir Concret Random [CR]:
Gunakan kemampuan divergen Anda
Siapkan diri Anda untuk memecahkan masalah
Cermati waktu Anda
Terimalah kebutuhan Anda untuk berubah
Carilah dukungan bagi diri Anda.
Setiap orang adalah individu yang unik, masing-masing akan melihat dunia
dengan "cara"nya sendiri. Meskipun kita melihat satu kejadian pada waktu yang
bersamaan, tidak menjamin kita akan sama melaporkan apa yang kita lihat.
Herman Witkin, melalui studi risetnya mengemukakan 2 macam
karakteristik gaya belajar yang dimiliki seseorang, yaitu gaya belajar Global dan
gaya belajar Analitik.
Analitik :
26
Orang yang berpikir secara Analitik dalam memandang segala sesuatu cenderung
lebih terperinci, spesifik, terorganisasi, dan teratur. Namun kurang bisa memahami
masalah secara menyeluruh.
Dalam mengerjakan tugas yang dibebankan, seorang Analitik akan
mengerjakan tugasnya secara teratur, dari satu tahap ke tahap berikutnya.
Global
Orang yang berpikir secara Global cenderung melihat segala sesuatu secara
menyeluruh, dengan gambaran yang besar, namun demikian mereka dapat melihat
hubungan antar satu bagian dengan bagian yang lain.
Orang yang Global juga dapat melihat hal-hal yang tersirat, serta menjelaskan
permasalahan dengan kata-katanya sendiri.
Mereka dapat melihat adanya banyak pilihan dalam mengerjakan tugas dan dapat
mengerjakan beberapa tugas sekaligus.
6. Motivasi Belajar
Motivasi belajar adalah suatu keadaan dalam diri mahasiswa yang mendorong
dan mengarahkan perilakunya kepada tujuan yang ingin dicapainya dalam
mengikuti pendidikan tinggi. Idealnya, tujuan mahasiswa dalam mengikuti
pendidikan tinggi adalah untuk menguasai bidang ilmu yang dipelajarinya
sehingga dalam mempelajari setiap bahan pembelajaraan, mahasiswa terdorong
untuk menguasai bahan pembelajaran dengan baik, dan bukan hanya untuk
sekedar lulus meski dengan nilai sangat baik sekalipun.
Faktor-faktor mendukung motivasi belajar
Untuk mencapai tujuan ideal tersebut, kebutuhan mahasiswa dalam konteks
pendidikannya perlu ditingkatkan dari hanya sebagai kebutuhan akan
penghargaan- meminjam hirarki kebutuhan Maslow- menjadi kebutuhan akan
aktualisasi diri. Jika pendidikan tinggi dianggap hanya sebagai kebutuhan akan
penghargaan, maka gelar kesarjanaanlah dan bukan penguasaan ilmu yang akan
menjadi tujuan utama mahasiswa dalam mengikuti pendidikan tinggi.
Kebutuhan akan penghargaan dan aktualisasi diri, merupakan faktor motivasi
yang bersumber dari dalam diri seseorang (intrinsik). Dengan demikian upaya
27
untuk mengangkat kebutuhan pendidikan tinggi dari hanya sebagai kebutuhan
akan penghargaan menjadi kebutuhan akan aktualisasi diri, harus dilakukan dari
dalam diri mahasiswa. (Herzberg)
Selanjutnya, dengan mengadopsi pendekatan sistem Lewin, motivasi belajar
mahasiswa dapat dikatakan sebagai fungsi dari faktor yang ada dalam dirinya
sendiri (intrinsik) dan faktor-faktor yang ada di dalam lingkungan belajarnya atau
di luar dirinya (ekstrinsik). Faktor yang ada di dalam diri mahasiswa adalah
minatnya tergadap bidang ilmu yang dipelajari serta orientasinya dalam mengikuti
pendidikan tinggi. Sedangkan faktor-faktor yang ada di dalam lingkungan
belajarnya adalah kualitas dosen, bobot materi kuliah, metode perkuliahan,
kondisi dan suasana ruang kuliah serta fasilitas perpustakaan. Semuanya saling
terkait, mendukung dan sama pentingnya dalam mengisi motivasi belajar
khususnya mahasiswa untuk pencapaian yang terbaik dan maksimal. Jika ada
salah satu yang kurang, maka akan memberi dampak yang buruk untuk membuat
mahasiswa semangat mengikuti materi yang diberikan.
Kerangka Penjelasan.
7.
8.
9.
7. Faktor Penghambat dalam Belajar
Belajar merupakan suatu proses yang berkelanjutan dan terjadi secara terus-
menerus. Belajar sangat penting, namun dalam kenyataannya sering muncul
permasalahan atau hambatan dalam belajar. Hambatan tersebut dapat berasal dari
28
Motivasi Belajar Materi kuliah
Kualitas Dosen
Ruang Kuliah
Perpustakaan
Metode perkuliahan
Faktor Intrinsik
dalam diri anak maupun dari luar. Dengan adanya hambatan tersebut akan
mempersulit anak untuk mancapai hasil belajar yang maksimal.
PEMBAHASAN
Faktor Penghambat Belajar
Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar anak dibedakan
menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor tersebutlah yang
mempengaruhi hasil belajar anak. Berikut akan diuraikan tentang kedua faktor
penghambat belajar.
Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat
mempengaruhi hasil belajar individu. Faktor internal meliputi faktor fisiologis
dan biologis serta faktor psikologis.
1. Faktor fisiologis dan biologis
Masa peka merupakan masa mulai berfungsinya factor fisiologis pada tubuh
manusia. Faktor fisiologis adalah faktor yang berhubungan dengan kondisi
fisik individu. Faktor ini dibedakan menjadi 2, yaitu:
- Keadaan tonus jasmani
Keadaan tonus jasmani sangat mempengaruhi aktivitas belajar anak. Kondisi
fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap proses
belajar. Sedangkan kondisi fisik yang lemah atau sakit akan menghambat
tercapainya hasil belajar yang maksimal.
- Keadaan fungsi jasmani atau fisiologis
Selama proses belajar berlangsung, peran fungsi fisiologis pada anak sangat
mempengaruhi hasil belajar, terutama panca indera. Panca indera yang
berfungsi dengan baik akan mempermudah aktivitas belajar.
Anak yang memiliki kecacatan fisik (panca indera atau fisik) tidak akan dapat
mencapai hasil belajar yang maksimal. Meskipun juga ada anak yang memiliki
29
kecacatan fisik namun nilai akademiknya memuaskan. Kecacatan yang diderita
anak akan mempengaruhi psikologisnya, diantaranya:
sulit bergaul karena memiliki perasaan malu dan minder akan
kekurangannya,
ada perasaan takut diejek teman,
merasa tidak sempurna dibandingkan dengan teman-teman lain.
2. Faktor psikologis
Faktor psikologis adalah faktor yang berasal dari keadaan psikologis anak
yang dapat mempengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis utama
yang mempengaruhi proses belajar anak adalah kecerdasan siswa, motivasi,
minat, sikap dan bakat.
- Kecerdasan/ intelegensi siswa
Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik dalam
mereaksikan rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui
cara yang tepat. Dengan demikian, kecerdasan bukan hanya berkaitan dengan
kualitas otak saja, tetapi juga organ tubuh lainnya. Namun bila dikaitan
dengan kecerdasan, tentunya otak merupakan organ yang penting
dibandingkan dengan organ lain, karena fungsi otak itu sebagai organ
pengendali tertinggi dari seluruh aktivitas manusia.
- Motivasi
Motivasi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi keefektifan kegiatan
belajar siswa. Motivasi yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan
belajar. Motivasi diartikan sebagai pengaruh kebutuhan-kebutuhan dan
keinginan terhadap intensitas dan perilaku seseorang.
- Minat
Secara sederhana minat merupakan kecenderungan kegairahan yang tinggi
atau besar terhadap sesuatu. Namun lepas dari kepopulerannya, minat sama
halnya dengan kecerdasan dan motivasi, karena memberi pengaruh terhadap
aktivitas belajar, ia akan tidak bersemangat atau bahkan tidak mau belajar.
Oleh karena itu, dalam konteks belajar di kelas, seorang guru atau pendidik
30
perlu membangkitkan minat siswa agar tertarik terhadap materi pelajaran yang
akan disampaikan dengan cara:
Membuat menarik materi
Materi bisa dibuat menarik melalui bentuk buku materi, desain pembelajaran,
melibatkan seluruh domain belajar siswa (kognitif, afektif, psikomotorik)
sehingga siswa menjadi aktif, dan guru juga harus memperhatikan performansi
saat mengajar.
Pemilihan jurusan atau bidang sekolah
Pemilihan sebaiknya diserahkan pada siswa, sesuai dengan minatnya.
- Sikap
Dalam proses belajar sikap dapat mempengaruhi keberhasilan proses belajar.
Sikap adalah gejala internal yang mendimensi afektif berupa kecenderungan
untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap objek,
orang, peristiwa dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif
(Shay,2003).
- Bakat
Faktor psikologis lain yang mempengaruhi proses belajar adalah bakat. Secara
umum bakat didefisikan sebagai kemampuan potensial yang dimiliki
seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang (Syah,
2003). Pada dasarnya setiap orang mempunyai bakat atau potensi untuk
mencapai prestasi belajar sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
Karena itu bakat juga diartikan sebagai kemampuan dasar individu untuk
melakuakan tugas tertentu tanpa tergantung upaya pendidikan dan latihan.
Faktor Eksternal
Selain faktor internal, faktor eksternal juga dapat mempengaruhi proses belajar
anak. Faktor eksternal yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi
faktor lingkungan sosial dan non-sosial (Syah, 2003):
1. Lingkungan sosial
Lingkungan sosial anak dapat menimbulkan kesulitan dalam belajar.
Linkungan sosial dibagi manjadi tiga, yaitu:
a. Lingkungan sosial sekolah
Faktor-faktor yang dapat menghambat anak belajar di sekolah adalah:
31
- Metode mengajar
Dalam mengajar guru memerlukan metode yang cocok. Metode ini
dimaksudkan agar materi yang disampaikan oleh guru terasa menarik dan
siswa mudah menyerapnya.
- Kurikulum
Kurikulum yang kurang tepat dapat menjadi salah satu faktor yang dapat
menimbulkan kesukaran belajar. Kurikulum sangat penting dan selalu ada
dalam sebuah instansi pendidikan. Kurikulum pendidikan harus disesuaikan
dengan perkembangan psikologi anak.
- Penerapan disiplin
Disiplin dalam sebuah sekolah sangat diperlukan untuk meengontrol kegiatan
siswa di sekolah. Namun kedisiplinan yang terlalu ketat akan membuat siswa
merasa terkekang dan merasa ruang geraknya dibatasi.
- Hubungan siswa dengan guru maupun teman
Suasana sebuah kelas didukung oleh peran guru dan anggota kelas. Jika
suasana kelas tidak mendukung, maka dapat menghambat proses belajar anak.
Hubungan siswa dengan guru, siswa dengan teman juga perlu dibangun
sedemikian rupa sehingga tercipta suasana ynag baik dan nyaman bagi siswa,
sehingga mereka betah menjadi bagian dari kelas.
- Tugas rumah yang terlalu banyak
Guru memberikan tugas untuk siswa merupakan hal yang wajar. Tetapi siswa
akan merasa jenuh dengan tugas yang terlalu banyak. Bagi sebagian siswa
tugas merupakan beban. Hal seperti inilah yang akan menghambat proses
belajar anak.
- Sarana dan prasarana
Keberhasilan belajar anak juga didukung oleh sarana dan prasarana yang ada.
Sarana dan prasarana yang memadai juga membantu tercapainya hasil belajar
yang maksimal.
b. Lingkungan sosial masyarakat
Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa juga mempengaruhi proses
belajar anak. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak pengangguran, dan banyak
teman sebaya di lingkungan yang tidak sekolah dapat menjadi faktor yang
menimbulkan kesukaran belajar bagi siswa. Misalnya siswa tidak memiliki teman
32
belajar dan diskusi maka akan merasa kesulitan saat akan meminjam buku atau
alat belajar yang lain.
c. Lingkungan keluarga
Keluarga merupakan tempat pertama kali anak belajar. Oleh karena itu,
lingkungan keluarga sangat mempengaruhi proses belajar anak. Faktor dari
keluarga yang dapat menimbulkan permasalahan belajar anak adalah:
- Pola asuh orang tua
Setiap orang memiliki pola atau cara yang berbeda dalam mendidik anak. Pola
asuh yang selalu mengekang anak akan membuat anak sulit dan bahkan tidak
dapat mengembangkan kemampuan dan bakat yang dimiliki.
- Hubungan orang tua dan anak
Hubungan yang tidak harmonis antara orang tua dan anak akan membuat anak
tidak betah di rumah. Dengan begitu anak tidak akan bisa melaksanakan
aktivitas belajarnya dengan baik.
- Keadaan ekonomi keluarga
Meskipun tidak mutlak, perekonomian keluarga dapat menjadi salah satu
penghambat anak. Ada kemungkinan anak menjadi minder dan malu bergaul
dengan teman karena masalah ekonomi keluarganya. Dengan perasaan minder
anak akan mudah tersinggung, kecil hati, dan sebagainya. Akhirnya hal
tersebut akan mempengaruhi hasil belajar anak.
- Keharmonisan keluarga
Keluarga yang tidak harmonis akan memberi dampak negatif pada anak dalam
belajar. Pertikaian atau cek-cok ayah dan ibu akan membuat anak merasa
terbebani sehingga anak menjadi kurang semangat dalam belajar.
- Kondisi rumah
Kondisi rumah yang kurang memadai akan membuat anak kesukaran dalam
belajar. Letak rumah juga berpengaruh pada proses belajar anak. Rumah yang
terlalu dekat dengan jalan raya kurang efektif untuk belajar anak.
d. Teman sebaya
33
Teman sebaya dapat mempengaruhi proses belajar anak, baik teman sebaya
dalam lingkup sekolah maupun tempat tinggal atau masyarakat. Pada usia anak-
anak dan remaja, jiwa yang dimiliki masih labil, emosional, pemarah, dan juga
rasa egois sangat besar. Biasanya tejadi kekerasan di sekolah yang dilakukan oleh
teman sebaya atau kawan bermain. Hal tersebut disebabkan oleh perbedaan atau
bahkan persaingan yang menimbulkan sikap saling mengejek, mendorong,
memukul bahkan kekerasan verbal.
Kekerasan sebagai gangguan emosi pada dasarnya tidak hanya menyerang
orang lain, tetapi juga menyerang diri sendiri. Persoalan kekerasan dilihat dari
lapangan psikologi pendidikan mencoba mengarahkan pada lingkungan
sekolahtempat anak belajar berinteraksi dengan teman sebaya.
Interaksi sosial yang tidak sehat antar teman sebaya di sekolah dipengaruhi
faktor lingkungan dari luar yang dibawa ke sekolah oleh peserta didik yang
berujung pada tindakan kekerasan. Belajar yang tidak menyenangkan juga
membuat anak merasa tertekan dan bertindak nakal. Sebenarnya kekerasan yang
terjadi di kalangan siswa dibentuk dari pengalaman-pengalaman lama.
Teman sebaya yang seharusnya bisa untuk memperoleh informasi dan
perbandingan tentang dunia sosisal, prinsip keadilan malalui konflik yang terjadi
dengan teman, bisa untuk belajar tentang konsep gender juga dapat berpengaruh
negatif bagi anak. Misalnya kebiasaan-kebiasaan buruk yang dimiliki kawan
sebayanya akan mudah mempengaruhi diri anak. Kebiasaan buruk yang mudah
ditiru biasanya dari ucapan atau tindakan.
2. Lingkungan non-sosial
Faktor yang termasuk lingkungan non-sosial adalah
Lingkungan alamiah, ang dimaksud dengan lingkungan alamiah adalah kondisi
yang segar, tidak panas dan tidak dingin, sinar tidak terlalu silau, tidak terlalu
gelap, dan tenang.
1. Instrumental
Instrumental dapat digolongkan dua macam:
- Hardware
34
Yang termasuk perangkat hard ware adalah gedung sekolah, alat, fasilitas,
sarana prasarana belajar, dan sebagainya.
- Software
Yang termasuk perangkat software dalam pendidikan adalah kurikulum
sekolah, peraturan, buku panduan, silabus, dan sebagainya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dono dinyatakan tidak lulus blok Struktur Dasar Tubuh Manusia karena nilai MCQ
Dono tidak memenuhi standar kompetensi kelulusan yang disebabkan karena Dono tidak
nyaman dengan sistem belajar diskusi kelompok. Dono juga kurang motivasi belajar
karena dia tidak tertarik dengan ilmu kedokteran dasar yang tidak aplikatif dan tidak
menarik.
35
DAFTAR PUSTAKA
Idris, H. Zahara. 1992. Pengantar Pendidikan 1. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Koes, Partowisastro. 1982. Diagnosa dan Pemecahan Kesulitan Belajar Jilid 2. Jakarta:
Erlangga
Monks, F. J, dkk. 1994. Psikologi Perkembangan Pengantar Dalam Berbagai Bagian.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Chaniago, Amran Y.S. 1997. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Bandung : Pustaka Setia.
Soejanto, Stefanus Sandjaja. 2005. Bimbingan di Sekolah Dasar: Buku Pegangan Kuliah
Mahasiswa. Semarang: Universitas katolik Soegjapranata.
Sukaji, S. 1998. Keluarga dan Keberhasilan Penelitian. Depok: Undat Fakultas Psikologi.
Suryabrata, S. 1993. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Yusuf, A. Muri. 1986. Pengantar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Ghalia Indonesia.
36
Bussines and Management Journal Bunda Mulia, Motivasi Belajar, Vol.3, No.2, September
2007.
Kuliah Pendahuluan Blok 1, Drs. Sadakata Sinulingga
Kuliah Kurikulum Berbasis Kompetensi FK Unsri, UPK
Kuliah Belajar Berdasarkan Masalah, dr. Irfanuddin
Kuliah Komunikasi, Syafri Daini, S.Psi
37