laporan tutorial kel 2

Upload: hafiz-hari-nugraha

Post on 09-Mar-2016

251 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

da

TRANSCRIPT

LAPORAN TUTORIAL

LAPORAN TUTORIAL

SKENARIO B BLOK 16Disusun oleh

KELOMPOK 2Tutor : dr. Diyaz Syauki IkhsanFathia Permata Sari

04091001005

Abdul Hakim Rambe

04091001006Zindha Nurul Hafiiz

04091001007Engki Aditya Putra

04091001017Elisha Rosalyn R

04091001020Reggy Ambardy Dwi Putra

04091001046

Abdurrahman Hadi

04091001047Muhammad Rizky Felani

04091001048Suryadi Voonatta

04091001086Endi Sudrajad

04091001119Louis Edwin W

04091001120

Friselima Nuransi Mandiangan04091001123PENDIDIKAN DOKTER UMUM

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas ridho dan karunianya-Nya laporan tugas tutorial skenario B blok 16 ini dapat terselesaikan dengan baik.

Laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas tutorial yang merupakan bagian dari sistem pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.

Tim penyusun laporan ini tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan tugas tutorial ini.

Laporan ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik pembaca yang bersifat membangun akan sangat bermanfaat bagi revisi yang senantiasa akan tim penyusun lakukan.

Tim Penyusun

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

SKENARIO

KLARIFIKASI ISTILAH

IDENTIFIKASI MASALAH

ANALISIS MASALAH

HIPOTESIS

KERANGKA KONSEP

SINTESIS

DAFTAR PUSTAKA

SKENARIO

Rachmad, laki-laki, usia 24 bulan, dibawa ke klinik karena belum bisa bicara dan tidak bisa diam. Rachmad hanya bisa bergumam dengan kata-kata yang tidak dimengerti oleh orang tuanya dan orang lain. Bila dipanggil sering kali tidak bereaksi terhadap panggilan. Rachmad juga selalu bergerak kesana kemari tanpa tujuan. Senang bermain dengan bola, tetapi tidak suka bermain dengan anak lain.Rachmad anak pertama dari ibu berusia 22 tahun. Lahir spontan pada kehamilan 38 minggu. Selain hamil ibu sehat dan periksa kehamilan dengan teratur ke bidan. Segera setelah lahir langsung menangis. Berat badan waktu lahir 3.200 gram. Rachmad bisa tengkurap pada usia 4 bulan dan berjalan pada usia 12 bulanTidak ada riwayat kejang. Tidak ada anggota keluarga yang menderita kelainan seperti ini.Pemeriksaan Fisik dan Pengamatan :Anak sadar, tetapi tidak mau kontak mata dan tersenyum kepada pemeriksa. Tidak menoleh ketika dipanggil namanya. Anak selalu bergerak kesana kemari tanpa tujuan. Ketika diberikan bola, dia menyusun bola-bola secara berjejer, setelah selesai lalu dibongkar, kemudian disusun berjejer lagi, dan dilakukan berulang-ulang.Tidak mau bermain dengan anak lain. Dia menarik tangan ibunya tiap kali dirinya memerlukan bantuan.Tidak bisa bermain pura-pura (imajinatif). Tidak melihat ke benda yang ditunjuk. Tidak bisa menunjuk benda yang ditanyakan oleh orang lain.Pemeriksaan fisik umum, neurologis dan laboratorium dalam batas normal. Tes pendengaran normalKLARIFIKASI ISTILAH1. Bergumam dengan kata-kata yang tidak dimengerti : mengeluarkan kata-kata yang tidak jelas2. Disforia : tidak bisa diam atau aktivitas berlebih3. Apatis : tidak bereaksi terhadap panggilan, tidak ada perasaan emosi

4. Selalu bergerak kesana kemari : hiperaktivitas; kondisi fisik dimana seseorang terlalu aktif secara abnormal5. Tidak mau kontak mata : tidak mau melihat mata lawan bicara6. Tidak menoleh ketika dipanggilan namanya : tidak ada respon terhadap panggilan7. Tidak bisa bermain pura-pura : ketidakmampuan menggunakan daya hayal (imajinasi)IDENTIFIKASI MASALAH1. Rachmad, laki-laki 24 bulan, dibawa ke klinik karena belum bisa bicara dan tidak bisa diam.

2. Rachamd hanya bisa bergumam dengan kata-kata yang tidak dimengerti.

3. Bila dipanggil sering tidak bereaksi terhadap panggilan, selalu bergerak kesana kemari tanpa tujuan, senang bermain dengan bola, tetapi tidak suka bermain dengan anak lain.

4. Riwayat kehamilan :

Rachmad anak pertama dari ibu usia 22 tahun Lahir spontan pada kehamilan 38 minggu Selama hamil ibu sehat dan periksa teratur ke bidan Segera setelah lahir langsung menangis Berat badan waktu lahir 3.200 gram Rachmad bisa tengkurap pada usia 4 bulan, bisa berjalan pada usia 12 bulan5. Hasil pemeriksaan fisik dan pengamatan Anak sadar, tetapi tidak mau kontak mata dan tersenyum kepada pemeriksa. Tidak menoleh ketika dipanggil namanya. Anak selalu bergerak kesana kemari tanpa tujuan. Ketika diberikan bola, dia menyusun bola-bola secara berjejer, setelah selesai lalu dibongkar, kemudian disusun berjejer lagi, dan dilakukan berulang-ulang. Tidak mau bermain dengan anak lain. Dia menarik tangan ibunya tiap kali dirinya memerlukan bantuan. Tidak bisa bermain pura-pura (imajinatif). Tidak melihat ke benda yang ditunjuk. Tidak bisa menunjuk benda yang ditanyakan oleh orang lain.ANALISIS MASALAH1. Bagaimana perkembangan fisiologis anak usia 2 tahun? Sintesis2. Mengapa pada usia 2 tahun Rachmad belum bisa bicara dan hanya bisa bergumam dengan kata-kata yang tidak dimengerti? Penyebab umum keterlambatan bicara:

Gangguan pendengaran

Anak yang mengalami gangguan pendengaran kurang mendengar pembicaraan disekitarnya. Terdapat beberapa penyebab gangguan pendengaran, bisa karena infeksi, trauma atau kelainan bawaan Kelainan organ bicaraKelainan ini meliputi lidah pendek, kelainan bentuk gigi dan mandibula (rahang bawah), kelainan bibir sumbing (palatoschizis/cleft palate), deviasi septum nasi, adenoid atau kelainan laring. Pada lidah pendek terjadi kesulitan menjulurkan lidah sehingga kesulitan mengucapkan huruf t, n dan l. Kelainan bentuk gigi dan mandibula mengakibatkan suara desah seperti f, v, s, z dan th. Kelainan bibir sumbing bisa mengakibatkan penyimpangan resonansi berupa rinolaliaaperta, yaitu terjadi suara hidung pada huruf bertekanan tinggi seperti s, k, dan g.

Retardasi MentalRedartasi mental adalah kurangnya kepandaian seorang anak dibandingkan anak lain seusianya. Redartasi mental merupakan penyebab terbanyak dari gangguan bahasa. Pada kasus redartasi mental, keterlambatan berbahasa selalu disertai keterlambatan dalam bidang pemecahan masalah visuo-motor.

Genetik herediter dan kelainan kromosomGangguan karena kelainan genetik yang menurun dari orang tua. Biasanya juga terjadi pada salah satu atau ke dua orang tua saat kecil. Biasanya keterlambatan. Menurut Mery GL anak yang lahir dengan kromosom 47 XXX terdapat keterlambatan bicara sebelum usia 2 tahun dan membutuhkan terapi bicara sebelum usia prasekolah. Sedangkan Bruce Bender berpendapat bahwa kromosom 47 XXY mengalami kelainan bicara ekpresif dan reseptif lebih berat dibandingkan kelainan kromosom 47 XXX.

Kelainan sentral (otak)Gangguan berbahasa sentral adalah ketidak sanggupan untuk menggabungkan kemampuan pemecahan masalah dengan kemampuan berbahasa yang selalu lebih rendah. Ia sering menggunakan mimik untuk menyatakan kehendaknya seperti pada pantomim. Pada usia sekolah, terlihat dalam bentuk kesulitan belajar.

AutismeGangguan bicara dan bahasa yang berat dapat disebabkan karena autism. Autisme adalah gangguan perkembangan pervasif pada anak yang ditandai dengan adanya gangguan dan keterlambatan dalam bidang kognitif, bahasa, perilaku, komunikasi dan interaksi sosial. Mutism selektifMutisme selektif biasanya terlihat pada anak berumur 3-5 tahun, yang tidak mau bicara pada keadaan tertentu, misalnya di sekolah atau bila ada orang tertentu. Atau kadang-kadang ia hanya mau bicara pada orang tertentu, biasanya anak yang lebih tua. Keadaan ini lebih banyak dihubungkan dengan kelainan yang disebut sebagai neurosis atau gangguan motivasi. Keadaan ini juga ditemukan pada anak dengan gangguan komunikasi sentral dengan intelegensi yang normal atau sedikit rendah.

Alergi makananAlergi makanan ternyata juga bisa mengganggu fungsi otak, sehingga mengakibatkan gangguan perkembangan salah satunya adalah keterlambatan bicara pada anak. Gangguan ini biasanya terjadi pada manifestasi alergi pada gangguan pencernaan dan kulit. Bila alergi makanan sebagai penyebab biasanya keterlambatan bicara terjadi usia di bawah 2 tahun, di atas usia 2 tahun anak tampak sangat pesat perkembangan bicaranya.

Deprivasi LingkunganDalam keadaan ini anak tidak mendapat rangsang yang cukup dari lingkungannya. Apakah stimulasi yang kurang akan menyebabkan gangguan berbahasa? Penelitian menunjukkan sedikit keterlambatan bicara, tetapi tidak berat. Bilamana anak yang kurang mendapat stimulasi tersebut juga mengalami kurang makan atau child abuse, maka kelainan berbahasa dapat lebih berat karena penyebabnya bukan deprivasi semata-mata tetapi juga kelainan saraf karena kurang gizi atau penelantaran anak.Berbagai macam keadaan lingkungan yang mengakibatkan keterlambatan bicara adalah : Lingkungan yang sepiBicara adalah bagian tingkah laku, jadi ketrampilannya melalui meniru. Bila stimulasi bicara sejak awal kurang, tidak ada yang ditiru maka akan menghambat kemampuan bicara dan bahasa pada anak. Status ekonomi sosialMenurut penelitian Mc Carthy, orang tua guru, dokter atau ahli hukum mempunyai anak dengan perkembangan bahasa yang lebih baik dibandingkan anak dengan orang tua pekerja semi terampil dan tidak terampil. Teknik pengajaran yang salahCara dan komunikasi yang salah pada anak sering menyebabkan keterlambatan perkembangan bicara dan bahasa pada anak, karena perkembangan mereka terjadi karena proses meniru dan pembelajaran dari lingkungan. Sikap orang tua atau orang lain di lingkungan rumah yang tidak menyenangkan Bicara bisa mengekspresikan kemarahan, ketegangan, kekacauan dan ketidak senangan seseorang, sehingga anak akan menghindari untuk berbicara lebih banyak untuk menjauhi kondisi yang tidak menyenangkan tersebut. Harapan orang tua yang berlebihan terhadap anakSikap orang tua yang mempunyai harapan dan keinginan yang berlebihan terhadap anaknya, dengan memberikan latihan dan pendidikan yang berlebihan dengan harapan anaknya menjadi superior. Anak akan mengalami tekanan yang justru akan menghambat kemampuan bicarnya. Bilingual ( 2 bahasa)Pemakaian 2 bahasa kadang juga menjadi penyebab keterlambatan bicara, namun keadaan ini tidak terlalu mengkawatirkan. Umumnya anak akan memiliki kemampuan pemakaian 2 bahasa secara mudah dan baik. Smith meneliti pada kelompok anak bilingual tampak mempunyai perbendaharaan yang kurang dibandingkan anak dengan satu bahasa, kecuali pada anak dengan kecerdasan yang tinggi. Keterlambatan fungsionalDalam keadaan ini biasanya fungsi reseptif sangat baik, dan anak hanya mengalami gangguan dalam fungsi ekspresif: Ciri khas adalah anak tidak menunjukkan kelainan neurologis lain.3. Gangguan apa yang menyebabkan anak usia 2 tahun tidak bisa bicara?Terjadi pertumbuhan abnormal: Pada sel saraf integratif di korteks frontalis Pematangan mielin terlalu cepat di daerah frontalis dan temporalis Perkembangan sinaps yang tidak sempurnaSedangkan fungsi dari lobus frontalis dan temporalis adalah untuk proses berbahasa dan kognitif, seperti are Broca dan area Wernicke. Maka dari itu, pertumbuhan abnormal pada kedua daerah tersebut menyebabkan Rachmad mengalami keterlambatan berbicara.4. Mengapa Rachmad tidak bisa diam dan selalu bergerak kesana kemari tanpa tujuan?Penyebabnya diduga berhubungan dengan: Peningkatan fungsi serotonin dan dopamin dalam otak. Gangguan pada lobus frontalis dan ganglia basalis yang berprean dalam representasi dalam Action plans, motoric plans, dan working memory, sehingga terjadi gangguan pengaturan motorik.5. Mengapa anak ini hanya senang bermain dengan bola dan tidak suka bermain dengan anak lain? Karena pada anak dengan gangguan autistik, terdapat gangguan interaksi sosial timbal-balik, yang termanifestasi dalam sedikitnya 2 dari beberapa gejala berikut ini:

a. Kelemahan dalam penggunaan perilaku nonverbal, seperti kontak mata, ekspresi wajah, sikap tubuh, gerak tangan dalam interaksi sosial. Kegagalan dalam mengembangkan hubungan dengan teman sebaya sesuai dengan tingkat perkembangannya.

b. Kurangnya kemampuan untuk berbagi perasaan dan empati dengan orang lain.c. Kurang mampu mengadakan hubungan sosial dan emosional yang timbal balik.Permainan yang bersifat timbal balik mungkin tidak akan terjadi. Sebagian anak autisme tampak acuh tak acuh atau tidak bereaksi terhadap pendekatan orangtuanya, sebagian lainnya malahan merasa cemas bila berpisah dan melekat pada orangtuanya.Anak autisme gagal dalam mengembangkan permainan bersama teman-temannya, mereka lebih suka bermain sendiri. Keinginan untuk menyendiri yang sering tampak pada masa kanak akan makin menghilang dengan bertambahnya usia. Walaupun mereka berminat untuk mengadakan hubungan dengan teman, sering kali terdapat hambatan karena ketidakmampuan mereka untuk memahami aturan-aturan yang berlaku dalam interaksi sosial. Kesadaran sosial yang kurang inilah yang mungkin menyebabkan mereka tidak mampu untuk memahami ekspresi wajah orang, ataupun untuk mengekspresikan perasaannya, baik dalam bentuk vokal maupun ekspresi wajah. Kondisi tersebut menyebabkan anak autisme tidak dapat berempati kepada orang lain yang merupakan suatu kebutuhan penting dalam interaksi sosial yang normal. Kemampuannya untuk bermainnya juga terbatas pada bermain sendiri (solitary play) dan permainan tersebut cenderung terbatas dan diulan-gulang secara kaku. Pada pertengahan masa kanak-kanak, anak penyandang autisme menunjukkan kecenderungan untuk tidak berteman, tidak kooperatif dan kurang mampu berempati pada orang lain. Respon sosial mereka terkesan aneh dan kurang pada tempatnya sehingga mereka mengalami masalah dalam penyesuaian sosialnya. Aktivitasnya bersifat ritualistik dan rutin serta mereka mengalami stress jika terjadi perubahan dari aktivitas biasa yang dilakukan.Ada beberapa terori yang menjelaskan kenapa Rachmad tidak bisa bermain dengan teman sebayanya dan tidak bisa melakukan kontak mata:

Peningkatan homo vanilic acid (metabolit utama dari dopamine) dalam cairan serebrospinal disertai dengan peningkatan penarikan diri dan stereotipik. Temuan lain, penurunan sel purkinje di serebelum mungkin menyebabkan kelainan atensi, kesadaran dan proses sensorik Ditemukan kelainan pada lobus temporalis ( penarikan diri.

Adanya gangguan komunikasi pada penderita autistic

Faktor neurokimiawi ( adanya peningkatan opioid endogen (enchepalin dan endhorpine) yang mengakibatkan anak anak tersebut merasa nyaman dengan dirinya sendiri. Teori Emphatizing Systemizing ( teori ini menyimpulkan bahwa pada anak autistic tedapat gangguan pada otak yang membuat kecenderungan otak untuk membentuk sistem sendiri untuk anak tersebut (Systemizing) sehingga sistem ini menutupi kemampuan anak untuk berempati pada lingkungan sekitarnya (Emphatizing). Akibatnya anak tersebut merasa lebih asik bermain sendiri daripada bergaul dengan orang lain.

6. Apa interpretasi anak yang tidak menoleh ketika dipanggil?Pada anak-anak yang mengalami autisme terjadi gangguan komunikasi yaitu kurangnya respon emosional terhadap ungkapan verbal dan non-verbal orang lain

7. Apakah hubungan usia ibu saat melahirkan dengan kondisi anak sekarang ini?Secara jelas belum bisa dipastikan apakah ada kaitan langsung atau tidak, namun melahirkan masa muda termasuk salah satu faktor resiko terjadinya kelahiran premature, bayi lahir dengan kondisi cacat (fisik ataupun psikis), dan berbagai komplikasi lainnya.

8. Apa interpretasi hasil pemeriksaan fisik dan pengamatan? Sintesis 9. Apa diagnosis banding kasus ini? Sintesis 10. Pemeriksaan tambahan apakah yang diperlukan untuk kasus ini? Sintesis 11. Apa diagnosis kerja dan bagaimana cara mendiagnosis kasus ini? Sntesis 12. Apakah etiologi dan faktor resiko kasus ini? Sintesis 13. Bagaimana patogenesis dan patofisiologi kasus ini? Sintesis 14. Bagaimana penatalaksaan pada kasus ini? Sintesis 15. Bagaimana prognosis kasus ini?Prognosis ditentukan oleh :

Ada atau tidaknya penyakit otak yang mendasari

Dapat bebicara sebelum 5 tahun

Intelligence

( jika dilakukan terapi dengan adekuat prognosis pada kasus ini adalah dubia ad bonam, dengan mengingat umur Rachmad yang masih 2 tahun.16. Apa kompliksi pada kasus ini? Self injury Gangguan sosial, komunikasi dan perilaku yang menetap

17. Bagaimana kompetensi dokter umum untuk kasus ini?Tingkat Kemampuan 2

Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan-pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya : pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter mampu merujuk pasien secepatnya ke spesialis yang relevan dan mampu menindaklanjuti sesudahnya

HIPOTESISRachmad, laki-laki, 2 tahun mengalami gangguan pervasif karena menderita autism.KERANGKA KONSEP

SINTESIS1. PERKEMBANGAN ANAK

Periode perkembangan anak : Prenatal Period (pembuahan lahir) Infancy & Toddlerhood (0 3 tahun) Early Childhood (3 6 tahun) Middle Childhood (6 11 tahun)Area perkembangan anak : Fisik Kognitif Sosial-emosionalTumbuh kembang anak usia 0-3 tahun ; Golden age ( brain growth spurts: periode pertumbuhan dan perkembangan otak secara cepat Usia dimana fisik anak tumbuh paling cepat Perlu adanya stimulasi yang tepat agar tumbuh kembang optimalTahap perkembangan fisik

Kemampuan fisik 0-3 bulan :

mengangkat kepala 45o dan menggerakkan kepala ke kanan-kiri melihat wajah orang terkejut tersenyum.Kemampuan fisik 3-6 bulan :

tengkurap mengangkat kepala 90o menggenggam pensil meraih benda yang dekat memegang tangan sendiri melihat benda-benda kecil (detil benda) dudukKemampuan fisik 6-9 bulan :

duduk belajar berdiri merangkak memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lain meraup benda-benda kecil tepuk tangan makan kue sendiriKemampuan fisik 9-12 bulan : mengangkat badan untuk berdiri berdiri dengan berpegangan kursi berjalan dengan dibantu meraih benda memasukkan benda ke mulut mengeksplorasi lingkunganKemampuan fisik 12-18 bulan : berdiri tanpa berpegangan membungkuk untuk mengambil mainan berjalan mundur 5 langkah menaiki tangga menumpuk 2 kubus memasukkan kubus ke dalam kotak memegang alat tulis walaupun belum tepatKemampuan fisik 18-24 bulan :

berjalan dengan stabil tepuk tangan melambai menumpuk 4 kubus mengambil benda kecil menggunakan jempol dan telunjuk memegang alat tulis melempar dan menggelindingkan bola belajar makan dan minum sendiriKemampuan fisik 24-36 bulan :

menaiki tangga menendang bola kecil mencoret-coret melepas pakaian sendiri makan sendiriTahap perkembangan kognitif dari Piaget Usia 0 3 tahun: Tahap Sensorimotor Terbagi 6 sub tahapan Sub tahap 1 (0 1 bulan): use of relexes ( bayi berlatih mengontrol refleks ( contoh: bayi mengisap puting ibu yang didekatkan ke mulutnya Sub tahap 2 (1 4 bulan): primary circular reaction( bayi mengulangi perilaku menyenangkan yang awalnya didapat secara tidak sengaja (contoh: mengisap jempol)

( aktivitas masih terfokus pada tubuhnya sendiri, belum sampai melihat dampak perilakunya terhadap lingkungan ( mulai beradaptasi terhadap benda yang berbeda (contoh: cara mengisap dot berbeda dari cara mengisap puting)( mulai bereaksi terhadap suara Sub tahap 3 (4 8 bulan): secondary circular reactions( mulai tertarik pada lingkungan, tidak lagi terfokus pada tubuhnya saja

( memanipulasi dan mempelajari objek ( mengulang-ulang tindakan yang memberikan hasil menarik (contoh: menggoyang mainan rattle) Sub tahap 4 (8 12 tahun): coordination of secondary schemes( perilaku lebih bertujuan ( menggunakan pengalaman yang diperoleh sebelumnya untuk mengatasi masalah baru ( mulai dapat mengantisipasi kejadian ( contoh: bayi merangkak ke seberang ruangan untuk mengambil mainan Sub tahap 5 (12 18 tahun): tertiary circular reactions( menunjukkan rasa ingin tahu yang besar ( bereksperimen untuk melihat hasil dari tindakannya ( trial-and-error( contoh: anak menginjak mainan karet yang berbunyi, kemudian ia memencetnya untuk mengetahui apakah mainan itu akan berbunyi lagi Sub tahap 6 (18 24 bulan): mental combinations( representational ability: menggunakan simbol (kata-kata, angka) untuk merepresentasikan objek/ kejadian dalam ingatan ( dapat mengantisipasi dampak dari tindakan ( tidak lagi trial-and-errorTahapan perkembangan bahasa: crying (0 1,5 bulan) cooing (1,5 3 bulan) speech sounds (3 6 bulan) babbling (6 10 bulan) first word (10 14 bulan) single words (10 18 bulan) first sentence of two words (18 24 bulan) up to 1000 words (36 bulan)Tahap perkembangan sosio-emosional

Tumbuh Kembang Anak Usia 0 3 Tahun: Sosial-Emosional Tahap 1 perkembangan psikososial (Erik Erikson) basic trust vs mistrust (0 18 bulan) trust ( virtue hope: anak yakin bahwa ia dapat memenuhi kebutuhannya dan mencapai keinginannya mistrust ( memandang dunia tidak adil & tidak bersahabat, sulit menjalin hubungan kuncinya: pengasuhan yang sensitif, responsif, dan konsisten Usia 8 bulan ( stranger anxiety( separation anxiety Tahap 2 perkembangan psikososial: Autonomy vs shame & doubt (18 bulan 3 tahun) Pergeseran dari kontrol eksternal menjadi kontrol diri Virtue: willTahap Perkembangan Aspek Sosial-Emosinal (Sroufe, 1979) Usia 0 3 bulan: Mampu menerima stimulasi Menunjukkan minat dan rasa ingin tahu Tersenyum kepada orang lain Usia 3 6 bulan: Bayi dapat mengantisipasi hal yang akan terjadi dan kecewa apabila tidak terjadi Sering tersenyum, bersuara, dan tertawa Mulai berinteraksi dua arah antara bayi dan pengasuh Usia 6 9 bulan Bayi bermain social games dan berusaha mendapatkan response dari orang lain berbicara dan menyentuh bayi lain agar mereka brespons Ekspresi emosi lebih beragam ( senang, takut, marah, terkejut Usia 9 12 bulan Semakin lekat dengan pengasuh Menunjukkan rasa takut terhadap orang asing Lebih jelas dalam mengkomunikasikan emosi Usia 12 18 bulan: Mengeksplorasi lingkungan dengan orang yang dekat secara emosional Apabila telah menguasai lingkungan, anak merasa lebih percaya diri Usia 18 36 bulan: Semakin khawatir berpisah dari pengasuh

2. INTERPRETASI PEMERIKSAAN FISIK DAN PENGAMATANHasil PengamatanInterpretasi

Anak sadar, tetapi tidak mau kontak mata dan tersenyum kepada pemeriksa Gangguan dalam perilaku non-verbal sebagai bentuk interaksi social timbal-balik

Tidak menoleh ketika dipanggil namanyaGangguan interaksi sosial

Anak selalu bergerak kesana-kemari tanpa tujuan Gerakan motorik yang streotipik dan berulang, hiperkinetis

Menyusun bola secara berjejer, setelah selesai dibongkar, lalu disusun lagi, lalu dibongkar lagi, begitu seterusnyaAnak memiliki cara bermain yang berbeda dengan anak pada umumnya, dimana aktivitas dan permainannya kaku, berulang, dan monoton

Tidak mau bermain dengan anak lainGangguan kualitatif pada interaksi sosial

Menarik tangan ibu tiap kali perlu bantuanGangguan komunikasi dan berbahasa

Tidak bisa bermain pura-pura (imajinatif) Gangguan dalam hal permainan imajinatif

Tidak melihat benda yang ditunjuk, tidak bisa menunjuk benda yang ditanyakan oleh orang lainGangguan interaksi social timbal-balik

Anak sadar, tetapi tidak mau kontak mata dan tersenyum kepada pemeriksa Karakteristik perilaku pada anak autis yaitu adanya gangguan pada interaksi social: kontak mata yang abnormal, tidak punya senyum social. Mekanisme: Rusaknya area temporalis (salah satu fungsi utamanya adalah untuk mengatur emosi) Perilaku social yang diharapkan menghilang.

Kegagalan untuk mengembangkan empati dan ketidakmampuan mereka untuk berespon terhadap minat, emosi, dan perasaan orang lain. reseptor tipe B untuk GABA di korteks singulata yang merupakan region yang berfungsi for evaluation of social relationship and emotions.Tidak menoleh ketika dipanggil namanya Kurang respon terhadap stimuli sensorik contoh terhadap suara Mengabaikan ucapan yang diarahkan kepadanya Tidak menoleh ketika dipanggil namanya.Anak selalu bergerak kesana-kemari tanpa tujuanMerupakan salah satu manifestasi dari gangguan pada anak autistic, dimana ditemukan hiperkinesis.Penyebabnya diduga berhubungan dengan: Peningkatan fungsi serotonin dan dopamin dalam otak.

Gangguan pada lobus frontalis dan ganglia basalis yang berprean dalam representasi dalam Action plans, motoric plans, dan working memory, sehingga terjadi gangguan pengaturan motorik.

Menyusun bola secara berjejer, setelah selesai dibongkar, lalu disusun lagi, lalu dibongkar lagi, begitu seterusnya Hal ini dapat dijelaskan dengan hipotesis hyper-systemizing yang menjelaskan bahwa individu autis cenderung bersifat sistematis logis, sehingga individu ini dapat mengembangkan suatu aturan operasi untuk menangani hal-hal internal, namun sangat kurang ber-empati dalam menyikapi kejadian yang tercipta dari lingkungan luar. Teori-teori ini dapat menjelaskan mengapa seorang anak autis memiliki prilaku yang cenderung kaku, rutin serta sistematis seperti membariskan mainan mereka.Tidak mau bermain dengan anak lain

Hal ini menunjukkan adanya gangguan interaksi sosial penderita dalam beraktivitas bersama-sama dengan orang lain yang ditandai dengan tidak aktifnya daerah otak yang memproses ekspresi wajah ( lobus temporalis) dan emosi (amigdala) selama melakukan tugas tersebut. Kerusakan lobus temporalis menyebabkan anak kehilangan perilaku sosial yang diharapkan, kegelisahan, perilaku motorik berulang dan kumpulan perilaku terbatas. Selain itu, terdapat suatu teori yang berusaha menjelaskan keadaan ini, yaitu teori emphatizing-systemizing. Teori ini menyimpulkan bahwa pada penderita autis yang kebanyakan adalah anak laki-laki, terdapat gangguan pada otak anak yang membuat kecenderungan otak untuk membentuk sistem sendiri bagi anak tersebut ( systemizing ) sehingga sistem ini menutupi kemampuan anak untuk berempati pada lingkungan sekitarnya ( emphatizing ). Akibatnya, anak merasa lebih asik bermain sendiri daripada bergaul dengan orang lain.Menarik tangan ibu tiap kali perlu bantuan

Manifestasi ini berhubungan dengan deficit dan penyimpangan yang jelas dalam dalam perkembangan bahasa pada anak autis. Anak autis enggan untuk berbicara,oleh karena itu dia cenderung untuk mengambil tangan pendampingnya bila menginginkan sesuatu.Tidak bisa bermain pura-pura (imajinatif) Gangguan dalam hal permainan imajinatif/ khayalanTidak melihat benda yang ditunjuk, tidak bisa menunjuk benda yang ditanyakan oleh orang lain

Hal ini kemungkinan akibat dari Kegagalan untuk mengembangkan empati dan ketidakmampuan mereka untuk berespon terhadap minat, emosi, dan perasaan orang lain.3. DIAGNOSIS BANDING

KriteriaAutismeRetardasi MentalGangguan Berbahasa Reseptif

Usia0-3 tahun