laporan tekling kel.4

27
LAPORAN MATA KULIAH PRAKTIKUM TEKNIK LINGKUNGAN PUPUK BIO-AKTIF CANGKANG TELUR OLEH: 05091002029 HENI ANGRAINI 05121002001 IRANDA PUSPITA SARI 05121002009 POSSY FRESHYA 05121002039 LINDRI FIAMELDA 05121002041 NIKSON E. S. S.

Upload: lindri-roesly-fiamelda

Post on 28-Dec-2015

108 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

Laporan pupuk

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Tekling Kel.4

LAPORAN MATA KULIAH PRAKTIKUM

TEKNIK LINGKUNGAN

PUPUK BIO-AKTIF CANGKANG TELUR

OLEH:

05091002029 HENI ANGRAINI

05121002001 IRANDA PUSPITA SARI

05121002009 POSSY FRESHYA

05121002039 LINDRI FIAMELDA

05121002041 NIKSON E. S. S.

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIANJURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

INDRALAYA2014

Page 2: Laporan Tekling Kel.4

I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pertambahan jumlah penduduk, perubahan pola konsumsi, dan gaya hidup

masyarakat telah meningkatkan jumlah timbulan sampah, jenis, dan keberagaman

karakteristik sampah. Meningkatnya daya beli masyarakat terhadap berbagai jenis

bahan pokok dan hasil teknologi serta meningkatnya usaha atau kegiatan penunjang

pertumbuhan ekonomi suatu daerah juga memberikan kontribusi yang besar terhadap

kuantitas dan kualitas sampah yang dihasilkan. Meningkatnya volume timbulan

sampah memerlukan pengelolaan. Pengelolaan sampah yang tidak mempergunakan

metode dan teknik pengelolaan sampah yang ramah lingkungan selain akan dapat

menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan juga akan sangat mengganggu

kelestarian fungsi lingkungan baik lingkungam pemukiman, hutan, persawahan,

sungai dan lautan.

Sampah dibagi menjadi berbagai jenis, salah satunya adalah sampah organik.

Sampah organik yang bisa diolah menjadi pupuk kompos. Jenis sampah yang dapat

diolah menjadi kompos adalah Sampah sayur baru, Sisa sayur basi, tapi ini harus

dicuci dulu, peras, lalu buang airnya, Sisa nasi, Sisa ikan, ayam, kulit telur, Sampah

buah (anggur, kulit jeruk, apel dan lain-lain). Tapi tidak termasuk kulit buah yang

keras seperti kulit salak.

Cangkang telur merupakan salah satu limbah peternakan yang menjadi

masalah bagi egg breaking plants dan industri pengolahan bahan pangan yang

berbahan baku telur. Tidak ada data memuat angka jumlah cangkang telur yang

dihasilkan pertahun di Indonesia, akan tetapi dilihat dari jumlahnya industri

pengolahan pangan yang berbahan baku telur maka dapat dipastikan jumlah limbah

cangkang telur juga akan cukup besar. Produksi yang cukup besar menimbulkan

usaha-usaha yang bertujuan untuk memanfatkan limbah ini agar lebih berdaya guna.

Selama ini cangkang telur lebih banyak dimanfaatkan sebagai bahan kosmetik dan

campuran pakan ternak. Padahal kandungan kalsium cangkang telur yang tinggi yaitu

sekitar 36% dari berat total cangkang telur dapat digunakan juga sebagai bahan untuk

Page 3: Laporan Tekling Kel.4

meningkatkan kualitas kesuburan tanah. Dengan penambahan cangkang telur pada

pupuk diharapkan dapat menambah unsur hara khususnya unsur kalsium. Sehingga

pupuk yang dihasilkan memiliki kadar unsur hara kalsium yang besar dan dapat

bersaing dengan pupuk buatan.

Cangkang telur termasuk limbah yang tidak mendapat perhatian khusus, dan

dibuang begitu saja tanpa proses daur ulang. Oleh karena itu, untuk membantu

menjaga lingkungan salah satunya dengan pemanfaatan limbah. Limbah cangkang

telur didapat dari penjual nasi goreng, martabak dan warung nasi, serta sering dilihat

berserakan di jalan-jalan. Dengan menjadikan limbah yang selintas dirasa tidak

bermanfaat menjadi salah satu yang sangat bermanfaat didalam tatanan kehidupan.

Pupuk kompos bisa menjadi solusi mengatasi limbah tersebut, dengan pemberian

insentif, masyarakat akan termotivasi untuk mengolah sampah menjadi kompos.

Pupuk organik adalah bahan-bahan tertentu yang diberikan pada tanah agar dapat

menambah unsur atau zat-zat makanan yang diperlukan tanah melalui perubahan

atau pemuaian sisa tumbuh - tumbuhan dan binatang.

Pupuk sangat dibutuhkan oleh petani untuk meningkatkan hasil pertanian,

maupun perkebunan. Dalam Industri pertanian pupuk terdapat dua macam,

diantaranya pupuk alami dan pupuk buatan. Pupuk alami dapat dibuat dari bahan –

bahan organik, seperti sampah, jerami dan kotoran hewan. Sedangkan pupuk buatan

dibuat secara sintesis, dan menurut hasil penelitian pupuk buatan lebih baik mutunya

jika dibandingkan dengan pupuk alami.

Unsur hara kalsium dalam pupuk organik dari limbah cangkang telur

berpengaruh pada pembentukan bintil akar, berperan dalam hidrolisis ATP dan

fosfolipida, merupakan ko-faktor beberapa enzim. Gejala kekurangan unsur hara

kalsium antara lain pucuk daun agak putih, menggulung, keriting atau salah bentuk,

dan perakaran tidak normal.

Pada umumnya pupuk organik menggunakan dedaunan, jerami, alang-alang,

rumputan, dedak padi, batang jagung atau kotoran hewan seiring pesatnya

penggunaan telur dalam industri rumah tangga maka limbah cangkang telurpun

bertambah banyak, ternyata cangkang telur yang selama ini hanya  menjadi limbah,

juga dapat dimafaatkan untuk pembuatan pupuk organik berkalsium tinggi karena

Page 4: Laporan Tekling Kel.4

dalam cangkang telur mayoritas mengandung kalsium yang cukup banyak.

(Mountey, 1966).

B. Tujuan

Tujuan praktikum ini adalah untuk mempelajari dan mengolah limbah yaitu

dengan membuat pupuk bio-aktif dari cangkang telur.

Page 5: Laporan Tekling Kel.4

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pupuk

Pupuk adalah zat hara yang ditambahkan pada tumbuhan agar berkembang

dengan baik sesuai genetis dan potensi produksinya. Pupuk dapat dibuat dari bahan

organik maupun non-organik (sintetis). Pupuk organik bisa dibuat dalam bermacam-

macam bentuk meliputi cair, curah, tablet, pellet, briket, granul. Pemilihan bentuk ini

bergantung pada penggunaan, biaya, aspek – aspek pemasaran lainnya. Pupuk

merupakan bahan yang ditambahkan ke dalam tanah untuk menyediakan unsur hara

yang penting bagi pertumbuhan tanaman. Penggolongan pupuk umumnya didasarkan

pada sumber bahan yang digunakan, cara aplikasi, bentuk dan kandungan unsur

haranya. (Hadisuwito,2012)

Berdasarkan bentuknya, pupuk organik dibedakan menjadi dua, yakni pupuk

cair dan padat. Pupuk cair adalah larutan yang berisi satu atau lebih. pembawa unsur

yang dibutuhkan tanaman yang mudah larut. Kelebihan pupuk cair adalah mampu

memberikan hara sesuai kebutuhan tanaman. Selain itu, pemberiannya dapat lebih

merata dan kepekatannya dapat diatur sesuai kebutuhan tanaman. (Hadisuwito,2012)

Berdasarkan sumber bahan yang digunakan, pupuk dapat dibedakan menjadi

pupuk anorganik dan pupuk organik. Pupuk anorganik adalah pupuk yang berasal

dari bahan mineral dan telah diubah melalui proses produksi dipabrik sehingga

menjadi senyawa kimia yang mudah diserap tanaman. Sementara itu, pupuk organik

adalah pupuk yang terbuat dari bahan organik atau makhluk hidup yang telah mati.

Bahan organik ini akan mengalami pembusukan oleh mikroorganisme sehingga sifat

fisiknya akan berbeda dari semula. Pupuk organic termasuk pupuk majemuk lengkap

karena kandungan unsur haranya lebih dari satu unsur dan mengandung unsur mikro.

Jika dilihat dari bentuknya, pupuk organic dibedakan menjadi dua, yakni pupuk

organik padat dan cair. (Hadisuwito,2012)

Pupuk organik padat adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya

terdiri atas bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan, dan

manusia yang berbentuk padat. Dari bahan asalnya, pupuk organik padat. Kompos

Page 6: Laporan Tekling Kel.4

berasal dari sisa bahan organik, baik dari tanaman, hewan, dan limbah organik yang

telah mengalami dekomposisi atau fermentasi. Pada dasarnya,

Pupuk kandang dan pupuk hijau merupakan bagian dari kompos. Jenis

tanaman yang sering digunakan untuk kompos diantaranya adalah jerami, sekam

padi, pelepah pisang, gulma, sayuran busuk, sisa tanaman jagung dan sabuk kelapa.

Sementara itu, bahan dari hewan ternak yang sering digunakan untuk kompos

diantaranya kotoran ternak, urin, pakan ternak yang terbuang dan cairan biogas.

(Hadisuwito,2012).

Pada dasarnya, limbah cair dari bahan organik bisa dimanfaatkan sebagai

pupuk. Sama seperti limbah padat organik, limbah cair banyak mengandung unsur

hara, khususnya NPK dan bahan organik lainnya. Penggunaan pupuk dari limbah ini

dapat membantu memperbaiki struktur dan kualitas tanah. (Hadisuwito,2012).

B. Cangkang telur

Telur adalah salah satu bahan makanan asal ternak yang bernilai gizi tinggi

karena mengandung zat-zat makanan yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia

seperti protein dengan asam amino yang lengkap, lemak, vitamin, mineral, serta

memiliki daya cerna yang tinggi (umar. 2000).

Struktur fisik telur terdiri dari tiga bagian utama, berturut-turut dari yang

paling luar sampai yang paling dalam, yaitu kerabang telur (egg shell) ± 12,3 %,

putih telur (albumen) ± 55,8 % dan kuning telur (yolk) ± 31,9 %. Struktur telur itik

hampir sama dengan telur ayam, kecuali besar bagian-bagiannya yaitu telur itik

mengandung kuning telur 7 % lebih banyak dan putih telur 5 % lebih sedikit dari

telur ayam (zulfikar. 2008).

Menurut Romanoff (1963) kuning telur berbatasan dengan putih telur dan

dibungkus oleh suatu lapisan tipis yang disebut membran vitelin. Kuning telur

memiliki struktur yang kompleks yang terdiri dari latebra, bintik punat, lapisan

lapisan konsentris terang (light yolk layer) dan gelap (dark yolk layer). Menurut

Buckleetal., (1985) posisi kuning telur yang baik adalah di tengah-tengah telur.

Page 7: Laporan Tekling Kel.4

Posisi kuning telur akan bergeser bila telur mengalami penurunan kualitas. Keadaan

ini dapat dilihat dengan cara peneropongan. Kerabang telur bersifat keras, halus,

dilapisi kapur dan terikat kuat pada bagian luar dari lapisan membran kerabang telur.

Kerabang telur terdiri dari empat lapisan, yaitu lapisan kutikula, bunga karang

(spongiosa), mamilaris, dan membran kerabang telur (zulfikar. 2008).

C. Kandungan Kimia Telur

 Komponen kimia telur menurut Panda (1996) tersusun atas air (72.8-75.6%),

protein (12,8-13,4%), dan lemak (10,5-11,8%). Komponen tersebut menyatakan

bahwa telur mempunyai gizi yang tinggi ( nurjayanti. 2013).

Tepung cangkang telur mengandung kalsium (Ca) dan magnesium (Mg)

yang dapat meningkatkan pH tanah. Menurut Umar (2000), cangkang telur

mengandung hampir 95,1% terdiri atas garam-garam organik, 3,3% bahan organik

(terutama protein), dan 1,6% air. Sebagian besar bahan organik terdiri atas

persenyawaan Calsium karbonat (CaCO3) sekitar 98,5% dan Magnesium karbonat

(MgCO3) sekitar 0,85%. Menurut Stadelman and Owen (1989), jumlah mineral

didalam cangkang telur beratnya 2,25 gram yang terdiri dari 2,21 gram kalsium,

0,02 gram magnesium, 0,02 gram fosfor serta sedikit besi dan Sulfur (umar. 2000).

D. EM4

Efektive mikroorganisme 4 (EM4) merupakan campuran dari mikroorganisme

yang menguntungkan. Jumlah mikroorganisme fermentasi didalam EM4 sangat

banyak, sekitar 80 jenis. Mikroorganisme tersebut dipilih yang dapat bekerja secara

efektif dalam memfermentasikan bahan organik. Dari sekian banyak

mikroorganisme, ada 5 golongan yang pokok yaitu bakteri fotosintetik, lactobacillus

sp, streptomices sp, ragi, (yeast), dan actinomicetes.(Panggabean Henny, 2008). Efek

Page 8: Laporan Tekling Kel.4

EM4 bagi tanaman tidak terjadi secara langsung. Penggunaan EM4 akan lebih efisien

bila terlebih dahulu ditambahkan bahan organik yang berupa

pupuk organik ke dalam tanah. EM4 akan mempercepat fermentasi bahan

organic sehingga unsur hara yang terkandung akan terserap dan tersedia bagi

tanaman. Selain bermanfaat bagi peningkatan kesuburan tanah dan tanaman, EM4

juga sangat efektif digunakan sebagai pestisida hayati yang bermanfaat untuk

meningkatkan kesehatan tanaman, EM4 juga bermanfaat untuk sector

perikanan dan peternakan. (Hadisuwito,2012)

Kelebihan dari EM4 ini adalah bahan yang mampu mempercepat proses

pembentukan pupuk organik dan meningkatkan kualitasnya. Selain itu, EM4 mampu

memperbaiki struktur tanah menjadi lebih baik serta menyuplai unsur hara yang

dibutuhkan tanaman. (Hadisuwito, 2012)

Selain berfungsi dalam proses fermentasi dan dekomposisi bahan organik,

EM4 juga mempunyai manfaat lain seperti :

1. Membasmi dan mencegah jamur secara biologis

2. Memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah

3. Meningkatkan ketersediaan nutrisi tanah

4. Menekan aktivitas hama dan penyakit pada tanaman

5. Meningkatkan hasil produksi

Bahan – bahan organik masuk kedalam tanah dan difermentasikan oleh

efektive mikroorganisme, reaksi fermentasi tersebut akan berperan dalam :

a. Menghasilkan senyawa- senyawa organik, hormon tanaman (auxin,

Giberelin, Sitokinin), vitamin, antibiotik, dan polisakarida yang memacu

pertumbuhan tanaman.

b. Penyediaan senyawa senyawa organic

Page 9: Laporan Tekling Kel.4

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu

Praktikum ini dilaksanakan di Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas

Pertanian, Universitas Sriwijaya. Waktu praktikum dilaksanakan selama satu bulan

yaitu pada bulan Maret.

A. Alat dan Bahan

Alat-alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah 1) polybag , 2)

Ember, 3) gunting.

Sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah 1) Cangkang

telur, 2) Serbuk kayu, 3) Air, 4) gula, 5) jerami, 6) EM4.

B. Cara Kerja

Terdapat beberapa tahapan dalam pembuatan pupuk ini, yaitu :

1. Pengumpulan bahan baku(jerami, serbuk kayu, dan cangkang telur)

2. Pembersihan cangkang telur pada air yang mengalir

3. Dilakukan proses pencacahan jerami dan cangkang telur agar lebih halus

4. Dilakukan pencampuran seluruh bahan baku (jerami, serbuk kayu, dan cangkang

telur pada wadah (polybag) setelah itu ditambahkan bioaktifator orgadec sesuai

ketentuan

5. Lalu dilakukan proses fermentasi selama 7-14 hari dan selama proses berjalan

juga dilakukan pengadukan sesekali

6. Setelah proses fermentasi selesai dilakukan pengeringan dibawah sinar matahari

7. Pupuk yang telah jadi dikemas dalam kemasan plastik tertutup

Page 10: Laporan Tekling Kel.4

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

No Waktu Keterangan

1 Minggu ke 1 Masih berbentuk sekam, jerami, dan cangkang

telue(baru dicampurkan)

2 Minggu ke 2 Seperti gula dan berwarna cokelat kehitam-kehitaman.

Keadaanya belum sepenuhnya jadi dan siap untuk bisa

dipakai dikarenakan masih terdapat cangkang telur

yang belum membusuk.

3 Minggu ke 3 Masih berbau, warna semakin gelap

4 Minggu ke 4 Bau mengurang, semakin kering, warna gelap(coklat

kehitam-hitaman)

B. Pembahasan

Dalam praktikum Teknik Lingkungan ini, kelompok kami mendapat bagian

untuk membuat pupuk organik berbahan dasar cangkang telur. Bahan yang

Page 11: Laporan Tekling Kel.4

diperlukan dalam pembuatan pupuk ini adalah cangkang telur, jerami, serbuk kayu,

air, EM4, gula pasir. Alat yang digunakan adalah polybag, ember, dan pengaduk .

Pada hari sabtu tanggal 8 Maret 2014 kami berbagi tugas menyiapkan bahan

dan alat. Iranda bertugas untuk mencari serbuk kayu, Possy bertugas mengumpulkan

cangkang telur, Nikson bertugas dalam mencari jerami dan Lindri bertugas untuk

mencari EM4 beserta polybag. Dalam praktikum ini tentunya kami meminta

masukan dan saran kepada kakak tingkat.

Hari Senin tanggal 10 Maret 2014 kami telah mengumpulkan semua bahan

dan alat yang digunakan dalam pembuatan pupuk organik bio-aktif berbahan dasar

cangkang telur, jerami dan serbuk kayu. Pembuatan pupuk ini dilaksanakan di Kost

Nikson.

Kami mengambil perbandingan cangkang telur, jerami dan serbuk kayu

sekitar 5 : 1 : 1. Langkah pertama yang kami lakukan adalah mengumpulkan bahan

baku(jerami, serbuk kayu, dan cangkang telur) lalu dilanjutkan dengan

membersihkan cangkang telur pada air yang mengalir. Kemudian dilakukan proses

pencacahan jerami dan cangkang telur agar lebih halus. Setelah semuanya lebih kecil

dan halus, dilakukan pencampuran seluruh bahan baku (jerami, serbuk kayu, dan

cangkang telur pada wadah (polybag) setelah itu ditambahkan bioaktifator orgadec

sesuai ketentuan. Kami menggunakan 1 hingga 2 tutup botol EM4 kemudian kami

larutkan ke dalam air bersama dengan 2 sendok gula pasir. Setelah itu kami tutup dan

proses fermentasi selama 7-14 hari.

Keunggulan limbah cangkang telur menjadi pupuk organik yaitu memiliki

kadar kalsium yang tinggi yang dapat membantu mempercepat pertumbuhan dan

mempunyai nilai efisiensi yang tinggi sehingga tidak mencemari lingkungan, karena

cangkang telur termasuk bahan alami.

Pada minggu pertama, bau dari pupuk ini yaitu seperti gula dan berwarna

cokelat kehitam-kehitaman. Keadaanya belum sepenuhnya jadi dan siap untuk bisa

dipakai dikarenakan masih terdapat cangkang telur yang belum membusuk. Lalu

pada minggu kedua, Keadaanya belum hancur semuanya terutama cangkang

telurnya, warnanya kecoklatan, baunya menyengat tetapi baunya sudah tidak bau

Page 12: Laporan Tekling Kel.4

seperti hari sebelumnya. Kemudian setelah baunya berkurang, pupuk ini dikeringkan

dengan penyinaran matahari.

Pupuk bio-aktif dari cangkang telur ini merupakan pupuk bokashi. Pupuk

bokashi merupakan pupuk kompos yang dibuat dengan cara fermentasi. Bahan baku

pupuk bokashi terdiri dari sisa tanaman, kotoran ternak, sampah dapur atau campuran

material organik lainnya. Pupuk bokashi dibuat dengan memanfaatkan aktivitas

mikroorganisme efektif (EM4) sebagai dekomposernya. Bokashi dipopulerkan

pertamakali di Jepang sebagai pupuk organik yang bisa dibuat dengan cepat dan

efektif. Terminologi bokashi diambil dari istilah bahasa Jepang yang artinya

perubahan secara bertahap. Sedangkan EM4 merupakan jenis mikroorganisme

dekomposer untuk membuat pupuk bokashi. EM4 dipopulerkan oleh Prof. Dr. Teruo

Higa dari Jepang.

Proses pembuatan pupuk bokashi relatif lebih cepat dari pengomposan

konvensional. Bokashi sudah siap dijadikan pupuk dalam tempo 1-14 hari sejak

dibuat, tergantung dari bahan baku dan metode yang digunakan. Membuat bokashi

sangat mudah, bisa dilakukan dalam skala rumah tangga maupun skala pertanian

yang lebih besar. Salah satu dekomposer bokashi yang paling populer adalah EM4.

Larutan EM4 terdiri dari mikroorganisme yang diisolasi secara khusus untuk

menguraikan sampah organik dengan cepat. Mikroorganisme yang terkandung dalam

EM4 terdiri dari bakteri fotosintesis, bakteri asam laktat (Lactobacillus sp),

Actinomycetes dan ragi. EM4 dijual dipasaran dalam bentuk cairan kental yang telah

dikemas dalam berbagai ukuran. Untuk membuat dekomposer bokashi, kita cukup

mengencerkan cairan tersebut dan mencampurkannya dengan bahan baku bokashi.

Selain membelinya, kita juga bisa membuat cairan mikroorganisme efektif (EM)

sendiri.

Pupuk ini dapat disebar merata di atas permukaan tanah dengan dosis 3-4

genggam/meter persegi. Pada tanah yang kurang subur dapat diberikan lebih banyak.

Kemudian tanah dicangkul atau dibajak, untk mencampurkan bokashi. Pada tanah

sawah pemberian bokahi dilakukan pada saat pembajakan dan setelah tanaman

berumur 14 hari dan 1 bulan. Setelah bokashi disebar, semprotkan 2 cc EM4/Liter air

ke dalam tanah. Seminggu kemudian bibit siap ditanam.

Page 13: Laporan Tekling Kel.4

Untuk tanaman buah-buahan, bokashi disebar merata di permukaan

tanah/perakaran tanaman. Penyiraman dengan EM 4 (2 cc EM4/Liter ) dilakukan tiap

2 minggu sekali.

Ciri-ciri kompos yang baik yaitu berwarna coklat, berstruktur remah,

berkonsistensi gembur dan berbau daun yang lapuk. Beberapa manfaat kompos

dalam memperbaiki sifat tanah adalah memperkaya bahan makanan untuk tanaman,

memperbesar daya ikat tanah berpasir, memperbaiki struktur tanah berlempung,

mempertinggi kemampuan menyimpan air, memperbaiki drainase dan porositas

tanah, menjaga suhu tanah agar stabil, mempertinggi daya ikat tanah terhadap zat

hara dan dapat meningkatkan pengaruh pupuk buatan.

Banyak sifat baik pupuk organik terhadap kesuburan tanah antara lain sebagai

berikut bahan organik dalam proses mineralisasi akan melepaskan hara tanaman

yang lengkap (N, P, K, Ca, Mg, S, serta hara mikro) dalam jumlah tidak terlalu

banyak dan relatif kecil, bahan organik dapat memperbaiki struktur tanah,

menyebabkan tanah menjadi ringan untuk diolah, dan mudah ditembus akar, bahan

organik dapat mempermudah pengolahan tanah-tanah yang berat., bahan organik

meningkatkan daya menahan air, sehingga kemampuan, tanah untuk menyediakan air

menjadi lebih banyak. Kelengasan air lebih terjaga dan bahan organik membuat

permeabilitas tanah menjadi lebih baik, menurunkan permeabilitas pada tanah

bertekstur kasar (pasiran) dan meninggalkan permeabilitas pada tanah bertekstur

sangat lembut (lempungan).

Pupuk ini memiliki ciri-ciri kompos yang baik itu berwarna gelap, remah,

berbau daun yang lapuk. Namun masih terdapat cangkang telur yang belum lapuk.

Ini dikarenakan kemungkinan kami masih belum terlalu halus dalam

penghancurannya.

Page 14: Laporan Tekling Kel.4

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1) Kompos merupakan pupuk organik memiliki kandungan unsur hara yang ramah

lingkungan.

2) Kompos juga bersifat slow release sehingga tidak berbahaya bagi tanaman

walaupun digunakan dalam jumlah yang cukup banyak.

3) Pupuk bio-aktif dari cangkang telur ini merupakan pupuk bokashi. Pupuk

bokashi merupakan pupuk kompos yang dibuat dengan cara fermentasi.

4) Keunggulan limbah cangkang telur menjadi pupuk organik yaitu memiliki kadar

kalsium yang tinggi yang dapat membantu mempercepat

pertumbuhan dan mempunyai nilai efisiensi yang tinggi sehingga tidak

mencemari lingkungan, karena cangkang telur termasuk bahan alami.

5) Dalam aplikasinya, pupuk ini dapat disebar merata di atas permukaan tanah.

B. Saran

Sebaiknya pembuatan dari cangkang telur ini dalam proses pengadukannya

dilakukan tepat waktu dan jumlah perbandingan bahan–bahannya harus sesuai karena

dapat mempengaruhi hasilnya serta penutupannya harus benar-benar rapat.

Page 15: Laporan Tekling Kel.4

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Makalah Pengolahan Sampah. http :// kalana – jaya. blogspot. com/

2012/10/pengolahan-makalah-sampah-dan.html. (online). Diakses tanggal 24

Maret 2014.

Anonim. 2013. “Mini Riset Pupuk Cangkang Telur”. Online.

http://padarnek.blogspot.com/2013/06/mini-riset-pupuk-cangkang-telur.html.

Diakses tanggal 24 Maret 2014.

Anonim. 2010. “PKMK-Cangkang Telur”. Online.

http://kakakecilcecep.blogspot.com/2013/06/pkmk-2010.html. Diakses

tanggal 24 Maret 2014.

Anonim. 1992. Tata Cara Pengolahan Teknik Sampah Perkotaan, SK SNI – T – 13

–1990 – F, Bandung : Yayasan LPMB.

Azwar, Azrul. 1983. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Jakarta : Mutiara.

Bahar. Yul, H. 1986. Teknologi Penanganan dan Pemanfaatan Sampah. Jakarta : PT

Waca Utama Pramaesti.

Morgan, Sally. 2009. Daur Ulang Sampah. Solo:Tiga Serangkai.

Page 16: Laporan Tekling Kel.4

LAMPIRAN

Alat dan Bahan

EM4 dan Polybag Serbuk Kayu

Cangkang Telur

Proses Pengerjaan

Page 17: Laporan Tekling Kel.4
Page 18: Laporan Tekling Kel.4