laporan tpo kel.18

53
PENGARUH PESTISIDA NABATI, PESTISIDA BOTANI, DAN PEMUPUKAN BAHAN ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN KANGKUNG DAN SAWI (Laporan Akhir Praktikum Teknologi Pertanian Organik) Oleh: Kelompok 18 Viska Nurisma 1114121197 Wayan Ana voulina 1114121198 Reza Utama Saputra 0914013147

Upload: viska

Post on 03-Jan-2016

152 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Tpo Kel.18

PENGARUH PESTISIDA NABATI, PESTISIDA BOTANI, DAN PEMUPUKAN BAHAN ORGANIK TERHADAP

PERTUMBUHAN TANAMAN KANGKUNG DAN SAWI(Laporan Akhir Praktikum Teknologi Pertanian Organik)

Oleh:

Kelompok 18

Viska Nurisma 1114121197Wayan Ana voulina 1114121198Reza Utama Saputra 0914013147

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG2013

Page 2: Laporan Tpo Kel.18

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertanian organik adalah teknik budidaya pertanian yang mengandalkan bahan-

bahan alami tanpa menggunakan bahan-bahan kimia sintetis. Tujuan utama

pertanian organik adalah menyediakan produk-produk pertanian, terutama bahan

pangan yang aman bagi kesehatan produsen dan konsumennya serta tidak

merusak lingkungan. Gaya hidup sehat demikian telah melembaga secara

internasional yang mensyaratkan jaminan bahwa produk pertanian harus

beratribut aman dikonsumsi (food safety attributes), kandungan nutrisi tinggi

(nutritional attributes) dan ramah lingkungan (eco-labelling attributes). Preferensi

konsumen seperti ini menyebabkan permintaan produk pertanian organik dunia

meningkat pesat.

Potensi pasar produk pertanian organik di dalam negeri sangat kecil, hanya

terbatas pada masyarakat menengah ke atas. Berbagai kendala yang dihadapi

antara lain: 1) belum ada insentif harga yang memadai untuk produsen produk

pertanian organik, 2) perlu investasi mahal pada awal pengembangan karena harus

memilih lahan yang benar-benar steril dari bahan agrokimia, 3) belum ada

kepastian pasar, sehingga petani enggan memproduksi komoditas tersebut. Oleh

sebab itu komoditas-komoditas eksotik seperti sayuran dan perkebunan seperti

kopi dan teh yang memiliki potensi ekspor cukup cerah perlu segera

dikembangkan.

Komoditas yang sangat mungkin untuk diterapkan pada aplikasi pertanian adalah

sayuran. Sayuran merupakan sebutan umum bagi bahan pangan asal tumbuhan

Page 3: Laporan Tpo Kel.18

yang biasanya mengandung kadar air tinggi dan dikonsumsi dalam keadaan segar

atau setelah diolah secara minimal. Sebutan untuk beraneka jenis sayuran disebut

sebagai sayur-sayuran atau sayur-mayur. Sejumlah sayuran dapat dikonsumsi

mentah tanpa dimasak sebelumnya, sementara yang lainnya harus diolah terlebih

dahulu dengan cara direbus, dikukus atau diuapkan, digoreng (agak jarang), atau

disangrai. Sayuran berbentuk daun yang dimakan mentah disebut sebagai lalapan.

Sayuran dikonsumsi dengan cara yang sangat bermacam-macam, baik sebagai

bagian dari menu utama maupun sebagai makanan sampingan. Kandungan nutrisi

antara sayuran yang satu dan sayuran yang lain pun berbeda-beda, meski

umumnya sayuran mengandung sedikit protein atau lemak, dengan jumlah

vitamin, provitamin, mineral, fiber dan karbohidrat yang bermacam-macam.

Beberapa jenis sayuran bahkan telah diklaim mengandung zat antioksidan,

antibakteri, antijamur, maupun zat anti racun.

Sayuran merupakan kelompok komoditas yang pada umumnya sangat banyak

dikonsumsi oleh masyarakat, baik sebagai sayuran mentah (lalapan) ataupun

dengan cara dimasak terlebih dahulu. Bagian tanaman yang  dikonsumsi bisa

bagian daun, akar, batang, dan buah muda. Mengonsumsi sayuran memberi

sumbangan terutama vitamin A dan C, serta serat yang sangat penting bagi tubuh.

Sayuran umumnya rendah dalam kandungan protein dan lemak kecuali untuk

beberapa sayuran tertentu. Sayuran diklasifikasikan sebagai tanaman hortikultura.

Umur panen sayuran pada umumnya relatif pendek (kurang dari satu tahun ) dan

secara umum bukan merupakan tanaman musiman, artinya hampir semua jenis

sayuran dapat dijumpai sepanjang tahun, tidak mengenal musim. Karakteristik ini

sedikit berbeda dengan beberapa jenis buahbuahan seperti mangga, durian dan

sebagainya yang hanya dijumpai pada musim-musim tertentu satu kali dalam satu

tahun. Tanaman sayur yang dibudidayakan pada praktikum ini adalahh kangkung

dan sawi.

Kangkung (Ipomoea sp.) merupakan jenis tanaman sayuran daun, termasuk

kedalam famili Convolvulaceae. Daun kangkung panjang, berwarna hijau

keputih-putihan merupakan sumber vitamin pro vitamin A.  Berdasarkan tempat

Page 4: Laporan Tpo Kel.18

tumbuh, kangkung dibedakan menjadi dua macam yaitu kangkung darat, hidup di

tempat yang kering atau tegalan, dan  kangkung air, hidup ditempat yang berair

dan basah. Kangkung merupakan tanaman yang tumbuh cepat yang memberikan

hasil dalam waktu 4-6 minggu sejak dari benih. Tanaman ini dapat tumbuh

dengan baik sepanjang tahun. Pada musim hujan tanaman kangkung

pertumbuhannya sangat cepat dan subur, asalkan di sekelilingnya tidak tumbuh

rumput liar. Dengan demikian, kangkung pada umumnya kuat menghadapi

rumput liar, sehingga kangkung dapat tumbuh di padang rumput, kebun/ladang

yang agak rimbun.

Kangkung memiliki manfaat yang tinggi. Hal ini karena kangkung mengandung

vitamin A, B1, dan C, juga mengandung protein, kalsium, fosfor, besi, karoten,

hentriakontan, sitosterol. Akar kangkung juga berguna untuk mengobati penyakit

wasir. Selain itu, tanaman kangkung juga bermanfaat sebagai antiracun

(antitoksik), antiradang, peluruh kencing (diuretik), menghentikan perdarahan

(hemostatik), sedatif (obat tidur). Kangkung juga bersifat menyejukkan dan

menenangkan.

Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang dimanfaatkan daun

atau bunganya sebagai bahan pangan (sayuran), baik segar maupun diolah.

Tanaman sawi yang digunakan dalam praktikum ini adalah sawi hijau Brassica

rapa kelompok parachinensis, yang disebut juga sawi bakso, caisim, atau caisin.

Manfaat sawi sangat baik untuk menghilangkan rasa gatal di tenggorokan pada

penderita batuk, penyembuh penyakit kepala, bahan pembersih darah,

memperbaiki fungsi ginjal, serta memperbaiki dan memperlancar pencernaan.

Sedangkan kandungan yang terdapat pada sawi adalah protein, lemak,

karbohidrat, Ca, P, Fe, Vitamin A, Vitamin B, dan Vitamin C..

Dalam pelaksanaan budidaya tanaman, pupuk adalah unsure penting untuk

menambah kandungan unsure hara dalam tanah agar pertumbuhan tanaman

berlangsung optimal. Pemupukan merupakan salah satu hal yang masuk ke dalam

teknik budidaya. Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau

tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga

Page 5: Laporan Tpo Kel.18

mampu berproduksi dengan baik. Material pupuk dapat berupa bahan organik

ataupun non-organik (mineral). Pupuk berbeda dari suplemen. Pupuk

mengandung bahan baku yang diperlukan pertumbuhan dan perkembangan

tanaman, sementara suplemen seperti hormon tumbuhan membantu kelancaran

proses metabolisme. Meskipun demikian, ke dalam pupuk, khususnya pupuk

buatan, dapat ditambahkan sejumlah material suplemen. Dalam pemberian pupuk

perlu diperhatikan kebutuhan tumbuhan tersebut, agar tumbuhan tidak mendapat

terlalu banyak zat makanan. Terlalu sedikit atau terlalu banyak zat makanan dapat

berbahaya bagi tumbuhan. Pupuk dapat diberikan lewat tanah ataupun

disemprotkan ke daun.

Pupuk yang digunakan pada saat praktikum adalah pupuk kotoran ayam untuk

semua kelompok dan pupuk NPP untuk kelompok dengan perlakuan, kecuali

control.

Pupuk NPK adalah pupuk buatan yang berbentuk cair atau padat yang

mengandung unsur hara utama nitrogen, fosfor, dan kalium. Pupuk NPK

merupakan salah satu jenis pupuk majemuk yang paling umum digunakan. Pupuk

NPK mempunyai berbagai bentuk. Yang paling khas adalah pupuk padat yang

berbentuk granul atau bubuk. Ada juga pupuk NPK yang berbentuk cair, beberapa

keuntungan dari pupuk cair adalah efek langsung dan jangkauannya yang luas.

Di dalam praktikum pertanian organic Pengendalian hama terpadu (PHT)

merupakan cara pengelolaan pertanian dengan setiap keputusan dan tindakan yang

diambil selalu bertujuan meminimalisasi serangan OPT,sekaligus mengurangi

bahaya yangditimbulkannya terhadap manusia, tanaman, dan lingkungan. Sistem

PHT memanfaatkan semua teknik dan metode yang cocok (termasuk biologi,

genetis, mekanis, fisik, dan kimia) dengan cara seharmoni mungkin, guna

mempertahankan populasi hama berada dalam suatu tingkat di bawah tingkat yang

merugikan secara ekonomis. Dengan demikian, biaya perlindungan tanaman dapat

dikurangi, terlebih lagi apabila pengendalian OPT menggunakan pestisida hayati,

sehingga dampak negatif terhadap produk hortikultura dari residu pestisida dan

pencemaran lingkungan hampir tidak ada.

Page 6: Laporan Tpo Kel.18

1.2 Tujuan praktikum

Adapun tujuan dilaksanakannya praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui pengaruh pemberian pupuk organik kotoran ayam terhadap

pertumbuhan dan produksi tanaman sawi dan kangkung

2. Mengetahui pengaruh pemberian pestisida nabati dan pestisida botani

terhadap tanaman sawi dan kangkung

3. Mengetahui pengaruh penanaman tanaman pengusir OPT terhadap tanaman

sawi dan kangkung

Page 7: Laporan Tpo Kel.18

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pertanian Organik

2.1.1 Pengertian Pertanian Organik

Ada dua pemahaman tentang pertanian organik yaitu dalam arti sempit dan dalam

arti luas. Pertanian organik dalam artian sempit yaitu pertanian yang bebas dari

bahan – bahan kimia. Mulai dari perlakuan untuk mendapatkan benih,

penggunaan pupuk, pengendalian hama dan penyakit sampai perlakuan

pascapanen tidak sedikiti pun melibatkan zat kimia, semua harus bahan hayati,

alami. Sedangkan pertanian organik dalam arti yang luas, adalah sistem produksi

pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami dan menghindari atau

membatasi penggunaan bahan kimia sintetis (pupuk kimia/pabrik, pestisida,

herbisida, zat pengatur tumbuh dan aditif pakan). Dengan tujuan untuk

menyediakan produk – produk pertanian (terutama bahan pangan) yang aman bagi

kesehatan produsen dan konsumen serta menjaga keseimbangan lingkungan

dengan menjaga siklus alaminya. Konsep awal pertanian organik yang ideal

adalah menggunakan seluruh input yang berasal dari dalam pertanian organik itu

sendiri, dan dijaga hanya minimal sekali input dari luar atau sangat dibatasi.

2.1.2 Prinsip – Prinsip Pertanian Organik

Prinsip-prinsip pertanian organik merupakan dasar bagi pertumbuhan dan

perkembangan pertanian organik. Prinsip – prinsip ini berisi tentang sumbangan

Page 8: Laporan Tpo Kel.18

yang dapat diberikan pertanian organik bagi dunia, dan merupakan sebuah visi

untuk meningkatkan keseluruhan aspek pertanian secara global. Pertanian

Page 9: Laporan Tpo Kel.18

merupakan salah satu kegiatan paling mendasar bagi manusia, karena semua

orang perlu makan setiap hari. Nilai – nilai sejarah, budaya dan komunitas

menyatu dalam pertanian.

Prinsip-prinsip ini diterapkan dalam pertanian dengan pengertian luas, termasuk

bagaimana manusia memelihara tanah, air, tanaman, dan hewan untuk

menghasilkan, mempersiapkan dan menyalurkan pangan dan produk lainnya.

Prinsip – prinsip tersebut menyangkut bagaimana manusia berhubungan dengan

lingkungan hidup, berhubungan satu sama lain dan menentukan warisan untuk

generasi mendatang.

Pertanian organik didasarkan pada:

1. Prinsip kesehatan

2. Prinsip ekologi

3. Prinsip keadilan

4. Prinsip perlindungan

Setiap prinsip dinyatakan melalui suatu pernyataan disertai dengan penjelasannya.

Prinsip – prinsip ini harus digunakan secara menyeluruh an dibuat sebagai prinsip

– prinsip etis yang mengilhami tindakan.

1. Prinsip Kesehatan

Pertanian organik harus melestarikan dan meningkatkan kesehatan tanah,

tanaman, hewan, manusia dan bumi sebagai satu kesatuan dan tak terpisahkan.

Prinsip ini menunjukkan bahwa kesehatan tiap individu dan komunitas tak dapat

dipisahkan dari kesehatan ekosistem; tanah yang sehat akan menghasilkan

tanaman sehat yang dapat mendukung kesehatan hewan dan manusia. Kesehatan

merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sistem kehidupan. Hal ini tidak saja

sekedar bebas dari penyakit, tetapi juga dengan memelihara kesejahteraan fisik,

mental, sosial dan ekologi. Ketahanan tubuh, keceriaan dan pembaharuan diri

Page 10: Laporan Tpo Kel.18

merupakan hal mendasar untuk menuju sehat. Peran pertanian organik baik dalam

produksi, pengolahan, distribusi dan konsumsi bertujuan untuk melestarikan dan

meningkatkan kesehatan ekosistem dan organisme, dari yang terkecil yang berada

di alam tanah hingga manusia. Secara khusus, pertanian organik dimaksudkan

untuk menghasilkan makanan bermutu tinggi dan bergizi yang mendukung

pemeliharaan kesehatan dan kesejahteraan. Mengingat hal tersebut, maka harus

dihindari penggunaan pupuk, pestisida, obat-obatan bagi hewan dan bahan aditif

makanan yang dapat berefek merugikan kesehatan.

2. Prinsip Ekologi

Pertanian organik harus didasarkan pada sistem dan siklus ekologi kehidupan.

Bekerja, meniru dan berusaha memelihara sistem dan siklus ekologi kehidupan.

Prinsip ekologi meletakkan pertanian organik dalam sistem ekologi kehidupan.

Prinsip ini menyatakan bahwa produksi didasarkan pada proses dan daur ulang

ekologis. Makanan dan kesejahteraan diperoleh melalui ekologi suatu lingkungan

produksi yang khusus; sebagai contoh, tanaman membutuhkan tanah yang subur,

hewan membutuhkan ekosistem peternakan, ikan dan organisme laut

membutuhkan lingkungan perairan. Budidaya pertanian, peternakan dan

pemanenan produk liar organik haruslah sesuai dengan siklus dan keseimbangan

ekologi di alam. Siklus – siklus ini bersifat universal tetapi pengoperasiannya

bersifat spesifik-lokal. Pengelolaan organik harus disesuaikan dengan kondisi,

ekologi, budaya dan skala lokal. Bahan – bahan asupan sebaiknya dikurangi

dengan cara dipakai kembali, didaur ulang dan dengan pengelolaan bahan – bahan

dan energi secara efisien guna memelihara, meningkatkan kualitas dan melindungi

sumber daya alam. Pertanian organik dapat mencapai keseimbangan ekologis

melalui pola sistem pertanian, pembangunan habitat, pemeliharaan keragaman

genetika dan pertanian. Mereka yang menghasilkan, memproses, memasarkan

atau mengkonsumsi produk – produk organik harus melindungi dan memberikan

keuntungan bagi lingkungan secara umum, termasuk di dalamnya tanah, iklim,

habitat, keragaman hayati, udara dan air.

3. Prinsip Keadilan

Page 11: Laporan Tpo Kel.18

Pertanian organik harus membangun hubungan yang mampu menjamin keadilan

terkait dengan lingkungan dan kesempatan hidup bersama. Keadilan dicirikan

dengan kesetaraan, saling menghormati, berkeadilan dan pengelolaan dunia secara

bersama, baik antar manusia dan dalam hubungannya dengan makhluk hidup yang

lain. Prinsip ini menekankan bahwa mereka yang terlibat dalam pertanian organik

harus membangun hubungan yang manusiawi untuk memastikan adanya keadilan

bagi semua pihak di segala tingkatan; seperti petani, pekerja, pemroses, penyalur,

pedagang dan konsumen. Pertanian organik harus memberikan kualitas hidup

yang baik bagi setiap orang yang terlibat, menyumbang bagi kedaulatan pangan

dan pengurangan kemiskinan. Pertanian organik bertujuan untuk menghasilkan

kecukupan dan ketersediaan pangan ataupun produk lainnya dengan kualitas yang

baik. Prinsip keadilan juga menekankan bahwa ternak harus dipelihara dalam

kondisi dan habitat yang sesuai dengan sifat-sifat fisik, alamiah dan terjamin

kesejahteraannya. Sumber daya alam dan lingkungan yang digunakan untuk

produksi dan konsumsi harus dikelola dengan cara yang adil secara sosial dan

ekologis, dan dipelihara untuk generasi mendatang. Keadilan memerlukan sistem

produksi, distribusi dan perdagangan yang terbuka, adil, dan mempertimbangkan

biaya sosial dan lingkungan yang sebenarnya.

4. Prinsip Perlindungan

Pertanian organik harus dikelola secara hati – hati dan bertanggung jawab untuk

melindungi kesehatan dan kesejahteraan generasi sekarang dan mendatang serta

lingkungan hidup. Pertanian organik merupakan suatu sistem yang hidup dan

dinamis yang menjawab tuntutan dan kondisi yang bersifat internal maupun

eksternal. Para pelaku pertanian organik didorong meningkatkan efisiensi dan

produktifitas, tetapi tidak boleh membahayakan kesehatan dan kesejahteraannya.

Karenanya, teknologi baru dan metode – metode yang sudah ada perlu dikaji dan

ditinjau ulang. Maka, harus ada penanganan atas pemahaman ekosistem dan

pertanian yang tidak utuh. Prinsip ini menyatakan bahwa pencegahan dan

tanggung awab merupakan hal mendasar dalam pengelolaan, pengembangan dan

pemilihan teknologi di pertanian organik. lmu pengetahuan diperlukan untuk

menjamin bahwa pertanian organik bersifat menyehatkan, aman dan ramah

Page 12: Laporan Tpo Kel.18

lingkungan. Tetapi pengetahuan ilmiah saja tidaklah cukup. Seiring waktu,

pengalaman praktis yang dipadukan dengan kebijakan dan kearifan tradisional

menjadi solusi tepat. Pertanian organik harus mampu mencegah terjadinya resiko

merugikan dengan menerapkan teknologi tepat guna dan menolak teknologi yang

tak dapat diramalkan akibatnya, seperti rekayasa genetika (genetic engineering).

segala keputusan harus mempertimbangkan nilai – nilai dan kebutuhan dari semua

aspek yang mungkin dapat terkena dampaknya, melalui proses – proses yang

transparan dan artisipatif.

2.2 Tanaman Sawi

2.2.1 Deskripsi Sawi

Sawi (Brassica juncea L.) masih satu famili dengan kubis-krop, kubis bunga,

brokoli dan lobak atau rades, yakni famili cruciferae (brassicaceae) oleh karena

itui sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama pada sistem perakaran,

struktur batang, bunga, buah (polong) maupun bijinya. Sawi termasuk ke dalam

kelompok tanaman sayuran daun yang mengandung zat-zat gizi lengkap yang

memenuhi syarat untuk kebutuhan gizi masyarakat. Sawi hijau bisa dikonsumsi

dalam bentuk mentah sebagai lalapan maupun dalam bentuk olahan dalam

berbagai macam masakan. Selain itu berguna untuk pengobatan (terapi) berbagai

macam penyakit. Sistem perakaran sawi memiliki akar tunggang (radix primaria)

dan cabang-cabang akar yangbentuknya bulat panjang (silindris) menyebar

kesemua arah dengan kedalaman antara 30-50 cm. Akar-akar ini berfungsi antara

lain menghisap air dan zat makanan dari dalam tanah, serta menguatkan

berdirinya batang tanaman. Batang sawi pendek sekali dan beruas-ruas sehingga

hampir tidak kelihatan. Batang ini berfungsi sebagai alat pembentukan dan

penopang daun. Sawi berdaun lonjong, halus, tidak berbulu dan tidak berkrop.

Pada umumnya pola pertumbuhan daunnya berserak (roset) sehingga sukar

membentuk krop. Sawi umumnya mudah berbunga dan berbiji secara alami baik

di dataran tinggi maupun dataran rendah. Struktur bunga sawi tersusun dalam

Page 13: Laporan Tpo Kel.18

tangkai bunga (inflorescentia) yang tumbuh memanjang (tinggi) dan bercabang

banyak. Tiap kuntum bunga sawi terdiri atas empat helai daun kelopak, empat

Page 14: Laporan Tpo Kel.18

helai daun mahkota bunga berwarna kuning cerah, empat helai benang sari dan

satu buah putik yang berongga dua (Rubatzky, 1999).

2.2.2 Klasifikasi Ilmiah Sawi

Brassica rapa var. parachinensis L.

Nama Umum : Sawi Hijau

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas : Dilleniidae

Ordo : Capparales

Famili : Brassicaceae (suku sawi-sawian)

Genus : Brassica

Spesies : Brassica rapa var. parachinensis L.

2.2.3 Kandungan Gizi Tanaman Sawi dan Manfaatnya

Sawi adalah bahan makanan sayur-mayur segar yang biasa dikonsumsi oleh

masyarakat Indonesia.  Sawi mengandung energi sebesar 22 kilokalori, protein 2,3

gram, karbohidrat 4 gram, lemak 0,3 gram, kalsium 220 miligram, fosfor 38

miligram, dan zat besi 3 miligram.  Selain itu di dalam Sawi juga terkandung

vitamin A sebanyak 6460 IU, vitamin B1 0,09 miligram dan vitamin C 102

miligram.  Hasil tersebut didapat dari melakukan penelitian terhadap 100 gram

Sawi, dengan jumlah yang dapat dimakan sebanyak 87 %.

Informasi Rinci Komposisi Kandungan Nutrisi/Gizi Pada Sawi :

Nama Bahan Makanan : Sawi

Nama Lain / Alternatif : -

Banyaknya Sawi yang diteliti (Food Weight) = 100 gr

Page 15: Laporan Tpo Kel.18

Bagian Sawi yang dapat dikonsumsi (Bdd / Food Edible) = 87 %

Jumlah Kandungan Energi Sawi = 22 kkal

Jumlah Kandungan Protein Sawi = 2,3 gr

Jumlah Kandungan Lemak Sawi = 0,3 gr

Jumlah Kandungan Karbohidrat Sawi = 4 gr

Jumlah Kandungan Kalsium Sawi = 220 mg

Jumlah Kandungan Fosfor Sawi = 38 mg

Jumlah Kandungan Zat Besi Sawi = 3 mg

Jumlah Kandungan Vitamin A Sawi = 6460 IU

Jumlah Kandungan Vitamin B1 Sawi = 0,09 mg

Jumlah Kandungan Vitamin C Sawi = 102 mg

Tanaman sayur sawi yang banyak digunakan pada ibu rumah tangga ini banyak

sekali manfaatnya yaitu sebagai berikut mencegah osteoporosis, mencegah

penyakit jantung, menjaga kornea mata agar selalu sehat, mencegah anemia, dapat

melindungi kulit, menyembuhkan luka serta daya tahan tubuh melawan infeksi

dan stress, mencegah diabetes militus, sebagai penangkal macam-macam kanker,

mencegah penyakit gondok, mencegah penyakit, mengendalikan kolesterol dan

mengurangi berat badan, membantu mengatasi wasir, sembelit, serta penyakit

kanker usus besar, membantu melawan kanker prostat, kanker usus, kanker

payudara, dan kanker ovarium dan melawan radikal bebas dan infeksi virus.

2.2.4 Syarat tumbuh

1.Iklim

Sawi dapat ditanam di dataran tinggi maupun dataran rendah. Akan tetapi,

umumnya sawi diusahakan orang di dataran rendah yaitu pekarangan, ladang atau

di sawah, jarang diuasahakan di daerah pegunungan (Zulkarnain, 2000).

Tanaman sawi tahan terhadap air hujan, sehingga dapat di tanam sepanjang tahun.

Pada musim kemarau yang perlu diperhatikan adalah penyiraman secara teratur.

Berhubung dalam pertumbuhannya tanaman ini membutuhkan hawa yang sejuk.

lebih cepat tumbuh apabila ditanam dalam suasana lembab. Akan tetapi tanaman

Page 16: Laporan Tpo Kel.18

ini juga tidak senang pada air yang menggenang. Dengan demikian, tanaman ini

cocok bila di tanam pada akhir musim penghujan.

Sawi merupakan tanaman tahan hujan. Pada musim kemarau yang perlu

diperhatikan adalah penyiraman secar teratur. Tanamn sawi lebih cepat tumbuh

apabila ditanam dalam suasana lembab. Akan tetapi tanaman ini juga tidak senang

pada air yang menggenang.Sawi termasuk tanaman sayuran yang tahan terhadap

hujan. Sehingga ia dapat ditanam di sepanjang tahun, asalkan pada saat musim

kemarau disediakan air yang cukup untuk penyiraman (Ashari, 1995).

2.Tanah

Tanah yang cocok pada pertanaman sawi adalah latosol, andosol, dan regosol.

Derajat keasaman tanah (PH) yang cocok untuk tanaman sawi adalah 6-7 dan

kandungan air tanah yang cukup.Tanah yang cocok untuk ditanami sawi adalah

tanah gembur, banyak mengandung humus, subur, serta pembuangan airnya baik.

Derajat kemasaman (pH) tanah yang optimum untuk pertumbuhannya adalah

antara pH 6 sampai pH 7.Persyaratan tanah untuk tanaman sawi adalah subur

gembur dan banyak mengandung bahan organik. Jenis tanah yang paling baik

yaitu lempung berpasir atau lempung berdebu (Damanik, dkk., 2010).

2.3 Tanaman Kangkung

2.3.1 Deskripsi Kangkung

Kangkung (Ipomoea aquatica Forsk.), juga dikenal sebagai Ipomoea reptans

Poir1. merupakan sejenis tumbuhan yang termasuk jenis sayur-sayuran.

Kangkung banyak dijual di pasar-pasar, serta banyak terdapat di kawasan Asia

dan merupakan tumbuhan yang dapat dijumpai hampir di mana-mana terutama di

kawasan berair.

Ada dua bentuk kangkung yaitu kangkung mempunyai daun yang licin dan

berbentuk mata panah, sepanjang 5-6 inci. Tumbuhan ini memiliki batang yang

menjalar dengan daun berselang dan batang yang menegak pada pangkal daun.

Page 17: Laporan Tpo Kel.18

Tumbuhan ini bewarna hijau pucat dan menghasilkan bunga bewarna putih, yang

menghasilkan kantung yang mengandung empat biji benih. Terdapat juga jenis

daun lebar dan daun tirus.

Ada dua jenis penanaman yang diusahakan yaitu lahan kering dan basah. Dalam

keduanya, sejumlah besar bahan organik (kompos) dan air diperlukan agar

tanaman ini dapat tumbuh dengan subur. Dalam penanaman kering, kangkung

ditanam pada jarak 5 inci pada batas dan ditunjang dengan kayu sangga.

Kangkung dapat ditanam dari biji benih atau keratan akar. Kangkung sering

ditanam pada semaian sebelum dipindahkan di kebun. Kangkung dapat dipanen

setelah 6 minggu setelah tanam. Jika penanaman basah digunakan, potongan

sepanjang 12-inci ditanam dalam lumpur dan dibiarkan basah.

Semasa kangkung tumbuh, kawasan basah ditenggelami pada tahap 6 inci dan

aliran air perlahan digunakan. Aliran air ini kemudian dihentikan apabila tanah

harus digemburkan. Panen dapat dilakukan 30 hari setelah penanaman. Apabila

pucuk tanaman dipetik, cabang dari tepi daun akan tumbuh lagi dan dapat dipanen

setiap 7—10 hari. Semasa berbunga, pucuk kangkung tumbuh dengan lambat,

tetapi pembajakan tanah dan panen cenderung menggalakkan lebih banyak daun

yang dihasilkan.

Kangkung tergolong sayur yang sangat populer, karena banyak peminatnya.

Kangkung disebut juga Swamp cabbage, Water convovulus, Water spinach.

Berasal dari India yang kemudian menyebar ke Malaysia, Burma, Indonesia,

China Selatan Australia dan bagian negara Afrika. Kangkung banyak ditanam di

Pulau Jawa khususnya di Jawa Barat, juga di Irian Jaya di Kecamatan Muting

Kabupaten Merauke kangkung merupakan lumbung hidup sehari-hari. Di

Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar tanaman kangkung darat banyak

ditanam penduduk untuk konsumsi keluarga maupun untuk dijual ke pasar.

Kangkung merupakan tanaman yang tumbuh cepat yang memberikan hasil dalam

waktu 4-6 minggu sejak dari benih. Kangkung yang dikenal dengan nama Latin

Ipomoea reptans terdiri dari 2 (dua) varietas, yaitu Kangkung Darat yang disebut

Page 18: Laporan Tpo Kel.18

Kangkung Cina dan Kangkung Air yang tumbuh secara alami di sawah, rawa atau

parit-parit.

Perbedaan antara kangkung darat dan kangkung air:

Warna bunga.

Kangkung air berbunga putih kemerah-merahan, sedangkan kangkung. darat

bunga putih bersih.

Bentuk daun dan batang.

Kangkung air berbatang dan berdaun lebih besar dari pada kangkung darat.

Warna batang berbeda. Kangkung air berbatang hijau, sedangkan kangkung

darat putih kehijau-hijauan.

Kebiasaan berbiji.

Kangkung darat lebih banyak berbiji dari pada kangkung air. Itu sebabnya

kangkung darat diperbanyak lewat biji, sedangkan kangkung air dengan stek

pucuk batang.

Bagian tanaman kangkung yang paling penting adalah batang muda dan pucuk-

pucuknya sebagai bahan sayur-mayur. Kangkung selain rasanya enak juga

memiliki kandungan gizi cukup tinggi, mengandung vitamin A, B dan vitamin C

serta bahan-bahan mineral terutama zat besi yang berguna bagi pertumbuhan

badan dan kesehatan. Di samping itu hewan juga menyukai kangkung bila

dicampur dalam makanan ayam, itik, sapi, kelinci dan babi.

Seorang pakar kesehatan Filipina: Herminia de Guzman Ladion memasukkan

kangkung dalam kelompok "Tanaman Penyembuh Ajaib", sebab berkhasiat untuk

penyembuh penyakit "sembelit" juga sebagai obat yang sedang "diet". Selain itu,

akar kangkung berguna untuk obat penyakit "wasir"

2.3.2 Klasifikasi Ilmiah Kangkung

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Sub-divisio : Angiospermae

Page 19: Laporan Tpo Kel.18

Kelas : Dicotyledonae

Famili : Convolvulaceae

Genus : Ipomoea

Species : Ipomoea reptans

2.3.3 Syarat Pertumbuhan Kangkung

Iklim

Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik sepanjang tahun. Kangkung darat dapat

tumbuh pada daerah yang beriklim panas dan beriklim dingin

Jumlah curah hujan yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini berkisar antara

500-5000 mm/tahun. Pada musim hujan tanaman kangkung pertumbuhannya

sangat cepat dan subur, asalkan di sekelilingnya tidak tumbuh rumput liar.

Dengan demikian, kangkung pada umumnya kuat menghadapi rumput liar,

sehingga kangkung dapat tumbuh di padang rumput, kebun/ladang yang agak

rimbun.

Tanaman kangkung membutuhkan lahan yang terbuka atau mendapat sinar

matahari yang cukup. Di tempat yang terlindung (ternaungi) tanaman kangkung

akan tumbuh memanjang (tinggi) tetapi kurus-kurus.

Kangkung sangat kuat menghadapi panas terik dan kemarau yang panjang.

Apabila ditanam di tempat yang agak terlindung, maka kualitas daun bagus dan

lemas sehingga disukai konsumen. Suhu udara dipengaruhi oleh ketinggian

tempat, setiap naik 100 m tinggi tempat, maka temperatur udara turun 1 derajat C.

Apabila kangkung ditanam di tempat yang terlalu panas, maka batang dan

daunnya menjadi agak keras, sehingga tidak disukai konsumen.

Media Tanam

Kangkung darat menghendaki tanah yang subur, gembur banyak mengandung

bahan organik dan tidak dipengaruhi keasaman tanah.

Tanaman kangkung darat tidak menghendaki tanah yang tergenang, karena akar

akan mudah membusuk. Sedangkan kangkung air membutuhkan tanah yang selalu

tergenang air. Tanaman kangkung membutuhkan tanah datar bagi

Page 20: Laporan Tpo Kel.18

pertumbuhannya, sebab tanah yang memiliki kelerengan tinggi tidak dapat

mempertahankan kandungan air secara baik.

Ketinggian Tempat

Kangkung dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran rendah sampai

dataran tinggi (pegunungan) ± 2000 meter dpl. Baik kangkung darat maupun

kangkung air, kedua varietas tersebut dapat tumbuh di mana saja, baik di dataran

rendah maupun di dataran tinggi. Hasilnya akan tetap sama asal jangan dicampur

aduk.

2.4 Pupuk NPK (15:15:15)

Pupuk NPK adalah Pupuk majemuk yang mengandung tiga unsur sekaligus

(NPK) disebut pupuk lengkap, contoh dari pupuk ini adalah pupuk NPK dari

Jerman yaitu Rustica Yellow dengan rumus kimia NH4 NO3 – NH4 H2 P-O4-KCl

dengan kadar unsur hara  15 % NH3 + 15 % P2O5 + 15 % K2O yang sifatnya

berupa butiran-butiran berwarna kekuning-kuningan. Sifat Nitrogen (pembawa

nitrogen ) terutama dalam bentuk amoniak akan menambah keasaman tanah yang

dapat menunjang pertumbuhan tanaman.

2.5 MOL

Penggunaan mikro organisme lokal (MOL) ini untuk meningkatkan kesuburan

tanah dan tentunya peningkatan kualitas hasil pertanian melalui dunia pendidikan.

Peran MOL dalam kompos, selain sebagai penyuplai nutrisi juga berperan sebagai

komponen bioreaktor yang bertugas menjaga proses tumbuh tanaman secara

optimal. Fungsi bioreaktor diantaranya adalah penyuplai nutrisi melalui

mekanisme eksudat, kontrol mikroba yang dibutuhkan tanaman, menjaga

stabibilitas kondisi tanah yang ideal bagi pertumbuhan tanaman bahkan kontrol

terhadap penyakit yang menyerang tanaman.

Keunggulan penggunaan MOL yang paling utama adalah murah dan tanpa biaya.

Dengan bahan-bahan yang ada di sekitar, petani atau siapapun termasuk siswa

Page 21: Laporan Tpo Kel.18

dapat kreatif membuat MOL misal dari buah-buahan busuk, sisa makanan, pucuk

tanaman merambat, tulang ikan, bahkan dari urine sapi atau manusia. Cara

membuatnya pun mudah, semua bahan-bahan yang hendak dipakai dicampurkan

menjadi satu kemudian diberi larutan glukosa seperti air nira, air gula atau air

kelapa. Lalu ditutup dengan kertas dan dibiarkan beberapa hari. Secara

sederhana bahan utama pembuatan MOL terdiri dari tiga jenis:  

1. Karbohidrat: dapat berasal dari air cucian beras (Tajin),  nasi bekas

(basi),  dari singkong, kentang, gandum.

2. Glukosa: dapat berasal dari gula merah bata diencerkan dengan air (diulek

sampai halus), cairan gula pasir, gula batu dicairkan, air gula, air kelapa.

3. Sumber Bakteri: dapat berasal dari keong, kulit buah-buahan misalnya

tomat, pepaya,dan lain-lain, lalu air kencing, atau apapun yang

mengandung sumber bakterinya misalnya tapai.

Proses pembuatan MOL ini tidak hanya dapat dilakukan oleh petani namun juga

dapat dilakukan oleh siswa sehingga selain dapat berfungsi meningkatkan hasil

pertanian dapat pula mendidik siswa menjadi "zero waste" di rumahnya sehingga

dapat tercipta lingkungan yang bersih dan sehat.

Prinsip dari konsep "zero waste"  pada intinya adalah melarang membuang

sampah rumah tangga keluar rumah melainkan harus diproses terlebih dahulu. Ini

termasuk langkah merubah cara masyarakat dalam memanfaatkan sumber daya

alam. Ternyata melalui teknologi daur ulang sampah dapat digunakan sebagai

sumber daya dan dapat dimaksimalkan fungsinya.

2.6 Pestisida Nabati/ Botani

Pestisida nabati adalah pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tanaman atau

tumbuhan yang sebenarnya yang ada di sekitar kita. Penggunaan pestisida nabati

selain dapat mengurangi pencemaran lingkungan, harganya relatif murah apabila

dibandingkan dengan pestisida kimia.

Page 22: Laporan Tpo Kel.18

Cara kerja pestisida nabati sangat spesifik yaitu :

1. Merusak perkembangan telur, larva dan pupa

2. Menghambat penggantian kulit

3. Mengganggu komunikasi serangga

4. Menyebabkan serangga menolak makan

5. Menghambat reproduksi serangga betina

6. Mengurangi nafsu makan

7. Memblokir kemampuan makan serangga

8. Mengusir serangga

9. Menghambat perkembangan patogen penyakit

Tabel yang menunjukan jenis tanaman yang dapat dipakai sebagai Insektisida

Alami atau Pestisida Nabati :

Page 23: Laporan Tpo Kel.18
Page 24: Laporan Tpo Kel.18
Page 25: Laporan Tpo Kel.18
Page 26: Laporan Tpo Kel.18

III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah cangkul, ember, botol, patok,

jaring, sprayer, tali rafia, meteran, pisau, dan alat tulis.

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah benih sawi, benih kangkung,

setengah karung pupuk kotoran ayam, cabai secukupnya, bawang

secukupnya,jeruk asam secukupnya, daun tembakau 1 kg, cabai rawit 1 kg,

bawang merah 1 kg, kapur 100 g, belerang 100 g, air secukupnya, tanaman

kenikir sebagai tanaman penghambat OPT.

3.2 Metode Praktikum

3.2.1 Budidaya Tanaman Kangkung dan Sawi

Persiapan Lahan

1. Ukur lahan tanam seluas 2 m x 1 m.

2. Buat plot dengan menggunakan tali rafia dan patok sebagai pembatas

3. Lahan diolah dengan menggunakan cangkul.

4. Guludan dibuat sebanyak 2 guludan.

Page 27: Laporan Tpo Kel.18

1 m

2 m

Penanaman

1. Berikan pupuk kotoran ayam, lalu lahan diolah kembali menggunakan

cangkul.

2. Keesokan harinya, benih kangkung ditanam di atas guludan yang telah

disiapkan dengan jarak 10 cm x 10 cm.

3. Siram lahan hingga lembab.

4. Hal yang sama dilakukan pada saat penanaman sawi.

Penanaman tanaman penghambat organisme penggangu tanaman (OPT)

1. Tanaman penghambat OPT yang digunakan adalah kenikir.

2. Kenikir ditanam 1 minggu setelah penanaman kangkung/ sawi.

3. Kenikir ditanam disekeliling lahan.

KANGKUNG/ SAWI

KANGKUNG/ SAWI

KANGKUNG/ SAWI

KANGKUNG/ SAWI

Page 28: Laporan Tpo Kel.18

Perawatan Tanaman

1. Penyiraman dilakukan setiap hari pada sore hari.

2. Penyiangan gulma dilakukan dengan cara manual yaitu dengan mencabut

gulma.

Pengamatan

Pengamatan dilakukan pada 10 sampel. Pengamatan yang dilakukan adalah

pengukuran tinggi tanaman dan jumlah daun pada masing-masing sampel.

Pemanenan

1. Pemanenan dilakukan pada saat tanaman kangkung berumur 4 MST.

2. Pisahkan sampel dengan tanaman yang lain.

3. Timbang bobot basah untuk masing-masing sampel pada tanaman sawi dan

kangkung

4. Parameter pengamatan pada saat panen.

(1) tinggi tanaman sampai pucuk tertinggi (kangkung) atau ujung daun

tertinggi

(sawi)

(2) panjang akar

(3) jumlah daun

(4) jumlah cabang

(5) bobot segar tanaman (daun + batang).

(6) bobot segar akar

5. Sampel dua tanaman segar dimasukan plastik, distaples, diberi nama

perlakuannya apa dengan spidol hitam permanen, dikumpulkan ke dosen.

Page 29: Laporan Tpo Kel.18

3.2.2 Pembuatan Pestisida Nabati

1. Semua bahan ramuan ( cabai rawit, daun tembakau, bawang merah, belerang,

kapur) digiling menjadi satu hingga lembut.

2. Ditambahkan air sebanyak 1/10 bagian bahan.

3. Setelah itu peras airnya agar mudah disaring.

4. Aplikasi efektif mengendalikan penyakit tanaman.

5. Semprotkan pada tanaman.

6. Untuk dikumpulkan ke dosen, pestisida nabati yang sudah jadi dimasukkan

ke dalam botol 1 liter.

7. Botol diberi label.

3.2.2 Pembuatan Pestisida Botani

1. Cabai dan bawang dihaluskan

2. Berikan air secukupnya, kemudian diaduk rata.

3. Hasil ramuan disaring.

4. Tambahkan air perasan jeruk asam.

5. Masukkan pestisida botani yang sudah jadi ke dalam botol plastic 1 liter.

6. Diberi label.

Page 30: Laporan Tpo Kel.18

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Pengamatan

Adapun hasil pengamatan yang di peroleh dari praktikum ini yaitu sebagai

berikut:

IV.1.1 Tabel pengamatan tanaman kangkung

Sampel Tinggi (cm)

Jumlah daun

Panjang akar

Jumlah cabang

Bobot segar

Bobot akar

Bobot total

1 33 12 7 2

120 gram

74 gram

1,4 kg

2 30 10 6 23 29 9 7 24 35 10 8 25 28 8 8 26 37 12 10 27 30 9 9 28 34 11 10 29 32 10 9 210 29 8 9 2

IV.1.2 Tabel hasil pengamatan tanaman sawi

Sampel

Tinggi

(cm)

Jumlah

daun

Panjang akar

Jumlah batang

Jumlah cabang

Bobot segar

Bobot akar

Bobot total

1 16 6 5 6 3

102 gram

26 gram

1,1 kg

2 14 6 5 5 33 16 4 3 5 24 16 6 4 6 35 15 5 5 4 26 12 4 3 3 2

Page 31: Laporan Tpo Kel.18

7 13 5 4 4 28 15 5 4 4 39 16 4 5 3 310 14 4 4 5 2

IV.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil yang kami peroleh dari penanaman sawi dan kangkung,

diketahui bahwa produksi kedua tanaman lebih rendah dibandingkan produksi

tanaman sawi dan kangkung yang diberi perlakuan dengan ditambahkan pupuk

NPK dan mol. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman yang dibudidayakan secara

organik murni lebih rendah produksinya dibandingkan dengan pertanian yang

masih menambahkan input berupa bahan kimia (seperti pupuk).

Produksi tanaman kangkung pada penanaman pertama lebih tinggi dibandingkan

produksi tanaman sawi pada penanaman kedua pada lahan yang sama. Tanaman

menunjukkan pertumbuhan yang lebih baik pada penanaman pertama

dibandingkan penanaman kedua, ini dilihat dari kualitas pertumbuhan tanaman.

Hal ini menunjukkan bahwa tanah mengalami penurunan kualitas setelah

penanaman kedua.

Penambahan pupuk kandang terlihat pengaruhnya pada saat penanaman kedua,

ditunjukkan dengan kondisi tanah yang masih gembur pada olah tanah kedua serta

daya simpan air yang baik ketika tanaman disiram.

Pada penanaman sawi, hama yang paling dominan dan menyebabkan kerusakan

parah yaitu bekicot. Hal ini menyebabkan penanaman benih dan penyemaian yang

kami lakukan mengalami kerusakan berulang kali. Penanaman sawi akhirnya

kami lakukan di rumah, dengan tanah yang sama yang kami gunakan di lahan

praktikum. Hama lain yang menyerang adalah ulat kubis (Plutella xylostela),

menyebabkan daun menjadi berlubang.

Page 32: Laporan Tpo Kel.18

V. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan yang kami peroleh, maka dapat disimpulkan:

1. Produksi kedua tanaman lebih rendah dibandingkan produksi tanaman sawi

dan kangkung yang diberi perlakuan dengan ditambahkan pupuk NPK dan

mol.

2. Tanaman yang dibudidayakan secara organik murni lebih rendah produksinya

dibandingkan dengan pertanian yang masih menambahkan input berupa bahan

kimia (seperti pupuk).

3. Tanah mengalami penurunan kualitas setelah penanaman kedua.

4. Pada penanaman sawi, hama yang paling dominan dan menyebabkan

kerusakan parah yaitu bekicot dengan gejala daun habis termakan.

Page 33: Laporan Tpo Kel.18

DAFTAR PUSTAKA

Lingga, Pinus. 2001. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Cet. 18. Penebar Swadaya.

Jakarta.

Pangaribuan, Darwin. 20131. Panduan Praktikum Pertanian Organik. Universitas

Lampung: Bandar Lampung.

Rukmana, Ir. H. Rahmat. 1996. Bertanam Petsai dan Sawi. Penerbit

Kanisus.Yogyakarta.

Saragih, Subastian Eliyas. 2008. Pertanian Organik. Penebar Swadaya. Jakarta.

Page 34: Laporan Tpo Kel.18

LAMPIRAN

Page 35: Laporan Tpo Kel.18
Page 36: Laporan Tpo Kel.18

Lahan praktikum pada saat budidaya penanaman kangkung

Hasil panen kangkung

Page 37: Laporan Tpo Kel.18

Lahan praktikum saat penanaman sawi

Pestisida Nabati

Page 38: Laporan Tpo Kel.18

Pestisida Botani

Page 39: Laporan Tpo Kel.18

Botol dan sprayer untuk wadah pestisida