laporan pendahuluan cefalgia widi

Upload: tri-widianto

Post on 29-Oct-2015

328 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PENDAHULUANCEPHALGIA

Di susun oleh:Tri WidiantoP 17420211097Kelas II B

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLTEKKES KEMENKES SEMARANGPRODI D III KEPERAWATANPURWOKERTO2013

LAPORAN PENDAHULUANCEPHALGIAA. KONSEP DASAR

I. DefinisiCephalgia atau sakit kepala adalah salah satu keluhan fisik paling utama manusia. Sakit kepala pada kenyataannya adalah gejala bukan penyakit dan dapat menunjukkan penyakit organik ( neurologi atau penyakit lain), respon stress, vasodilatasi (migren), tegangan otot rangka (sakit kepala tegang) atau kombinasi respon tersebut (Brunner & Suddart).Cephalgia atau nyeri kepala termasuk keluhan yang umum dan dapat terjadi akibat banyak sebab yang membuat pemeriksaan harus dilakukan dengan lengkap. Sakit kepala kronik biasanya disebabkan oleh migraine, ketegangan, atau depresi, namun dapat juga terkait dengan lesi intracranial, cedera kepala, dan spondilosis servikal, penyakit gigi atau mata, disfungdi sendi temporomandibular, hipertensi, sinusitis, dan berbagai macam gangguan medis umum lainnya. Walaupun lesi structural jarang ditemukan pada kebanyakan pasien yang mengalami cephalgia, keberadaan lesi tersebut tetap penting untuk diwaspadai. Sekitar satu pertiga pasien tumor otak, sebagai contoh, datang dengan keluhan utama sakit kepala.II. KlasifikasiKlasifikasi sakit kepala yang paling baru dikeluarkan oleh Headache Classification Cimitte of the International Headache Society sebagai berikut:a. Migren (dengan atau tanpa aura)b. Sakit kepala tegangc. Sakit kepala klaster dan hemikrania paroksismald. Berbagai sakit kepala yang dikaitkan dengan lesi struktural.e. Sakit kepala dikaitkan dengan trauma kepala.f. Sakit kepala dihubungkan dengan gangguan vaskuler (mis. Perdarahan subarakhnoid).g. Sakit kepala dihubungkan dengan gangguan intrakranial non vaskuler ( mis. Tumor otak)h. Sakit kepala dihubungkan dengan penggunaan zat kimia tau putus obat.i. Sakit kepala dihubungkan dengan infeksi non sefalik.j. Sakit kepala yang dihubungkan dengan gangguan metabolik (hipoglikemia).k. Sakit kepala atau nyeri wajah yang dihubungkan dengan gangguan kepala, leher atau struktur sekitar kepala ( mis. Glaukoma akut)l. Neuralgia kranial (nyeri menetap berasal dari saraf kranial)III. PathofisiologiSakit kepala timbul sebagai hasil perangsangan terhadap bangunan-bangunan diwilayah kepala dan leher yang peka terhadap nyeri. Bangunan-bangunan ekstrakranial yang peka nyeri ialah otot-otot okspital, temporal dan frontal, kulit kepala, arteri-arteri subkutis dan periostium. Tulang tengkorak sendiri tidak peka nyeri. Bangunan-bangunan intrakranial yang peka nyeri terdiri dari meninges, terutama dura basalis dan meninges yang mendindingi sinus venosus serta arteri-arteri besar pada basis otak. Sebagian besar dari jaringan otak sendiri tidak peka nyeri.Perangsangan terhadap bangunan-bangunan itu dapat berupa: Infeksi selaput otak : meningitis, ensefalitis. Iritasi kimiawi terhadap selaput otak seperti pada perdarahan subdural atau setelah dilakukan pneumo atau zat kontras ensefalografi. Peregangan selaput otak akibat proses desak ruang intrakranial, penyumbatan jalan lintasan liquor, trombosis venos spinosus, edema serebri atau tekanan intrakranial yang menurun tiba-tiba atau cepat sekali. Vasodilatasi arteri intrakranial akibat keadaan toksik (seperti pada infeksi umum, intoksikasi alkohol, intoksikasi CO, reaksi alergik), gangguan metabolik (seperti hipoksemia, hipoglikemia dan hiperkapnia), pemakaian obat vasodilatasi, keadaan paska contusio serebri, insufisiensi serebrovasculer akut). Gangguan pembuluh darah ekstrakranial, misalnya vasodilatasi ( migren dan cluster headache) dan radang (arteritis temporalis) Gangguan terhadap otot-otot yang mempunyai hubungan dengan kepala, seperti pada spondiloartrosis deformans servikalis. Penjalaran nyeri (reffererd pain) dari daerah mata (glaukoma, iritis), sinus (sinusitis), baseol kranii ( ca. Nasofaring), gigi geligi (pulpitis dan molar III yang mendesak gigi) dan daerah leher (spondiloartritis deforman servikalis. Ketegangan otot kepala, leher bahu sebagai manifestasi psikoorganik pada keadaan depresi dan stress. Dalam hal ini sakit kepala sininim dari pusing kepala.IV. Manifestasi Klinika. MigrenMigren adalah gejala kompleks yang mempunyai karakteristik pada waktu tertentu dan serangan sakit kepala berat yang terjadi berulang-ulang. Penyebab migren tidak diketahui jelas, tetapi ini dapat disebabkan oleh gangguan vaskuler primer yang biasanya banyak terjadi pada wanita dan mempunyai kecenderungan kuat dalam keluarga.Tanda dan gejala adanya migren pada serebral merupakan hasil dari derajat iskhemia kortikal yang bervariasi. Serangan dimulai dengan vasokonstriksi arteri kulit kepala dam pembuluh darah retina dan serebral. Pembuluh darah intra dan ekstrakranial mengalami dilatasi, yang menyebabkan nyeri dan ketidaknyamanan.Migren klasik dapat dibagi menjadi tiga fase, yaitu:1. Fase aura.Berlangsung lebih kurang 30 menit, dan dapat memberikan kesempatan bagi pasien untuk menentukan obat yang digunakan untuk mencegah serangan yang dalam. Gejala dari periode ini adalah gangguan penglihatan ( silau ), kesemutan, perasaan gatal pada wajah dan tangan, sedikit lemah pada ekstremitas dan pusing.Periode aura ini berhubungan dengan vasokonstriksi tanpa nyeri yang diawali dengan perubahan fisiologi awal. Aliran darah serebral berkurang, dengan kehilangan autoregulasi laanjut dan kerusakan responsivitas CO2.2. Fase sakit kepalaFase sakit kepala berdenyut yang berat dan menjadikan tidak mampu yang dihungkan dengan fotofobia, mual dan muntah. Durasi keadaan ini bervariasi, beberapa jam dalam satu hari atau beberapa hari.3. Fase pemulihanPeriode kontraksi otot leher dan kulit kepala yang dihubungkan dengan sakit otot dan ketegangan lokal. Kelelahan biasanya terjadi, dan pasien dapat tidur untuk waktu yang panjang.b. Cluster HeadacheCluster Headache adalah bentuk sakit kepal vaskuler lainnya yang sering terjadi pada pria. Serangan datang dalam bentuk yang menumpuk atau berkelompok, dengan nyeri yang menyiksa didaerah mata dan menyebar kedaerah wajah dan temporal. Nyeri diikuti mata berair dan sumbatan hidung. Serangan berakhir dari 15 menit sampai 2 jam yang menguat dan menurun kekuatannya.Tipe sakit kepala ini dikaitkan dengan dilatasi didaerah dan sekitar arteri ekstrakranualis, yang ditimbulkan oleh alkohol, nitrit, vasodilator dan histamin. Sakit kepala ini berespon terhadap klorpromazin.c. Tension HeadacheStress fisik dan emosional dapat menyebabkan kontraksi pada otot-otot leher dan kulit kepala, yang menyebabkan sakit kepala karena tegang. Karakteristik dari sakit kepala ini perasaan ada tekanan pada dahi, pelipis, atau belakang leher. Hal ini sering tergambar sebagai beban berat yang menutupi kepala. Sakit kepala ini cenderung kronik daripada berat. Pasien membutuhkan ketenangan hati, dan biasanya keadaan ini merupakan ketakutan yang tidak terucapkan. Bantuan simtomatik mungkin diberikan untuk memanaskan pada lokasi, memijat, analgetik, antidepresan dan obat relaksan otot.

V. Diagnostika. CT Scan, menjadi mudah dijangkau sebagai cara yang mudah dan aman untuk menemukan abnormalitas pada susunan saraf pusat.b. MRI Scan, dengan tujuan mendeteksi kondisi patologi otak dan medula spinalis dengan menggunakan tehnik scanning dengan kekuatan magnet untuk membuat bayangan struktur tubuh.c. Pungsi lumbal, dengan mengambil cairan serebrospinalis untuk pemeriksaan. Hal ini tidak dilakukan bila diketahui terjadi peningkatan tekanan intrakranial dan tumor otak, karena penurunan tekanan yang mendadak akibat pengambilan CSF (cerebrospinal fluid).VI. Komplikasi a. Ruptur pembuluh darah otakb. KebutaanVII. Pengobatan1. Migrena. Terapi Profilaksis1) Menghindari pemicu2) Menggunakan obat profilaksis secara teraturProfilaksis: bukan analgesik, memperbaiki pengaturan proses fisiologis yang mengontrol aliran darah dan aktivitas system syarafb. Terapi abortif menggunakan obat-obat penghilang nyeri dan/atau vasokonstriktor.Obat-obat untuk terapi abortifAnalgesik ringan : aspirin (drug of choice), parasetamol1) NSAIDS :Menghambat sintesis prostaglandin, agragasi platelet, dan pelepasan 5-HT. Naproksen terbukti lebih baik dari ergotamine. Pilihan lain : ibuprofen, ketorolak2) Golongan triptana. Agonis reseptor 5-HT1Dmenyebabkan vasokonstriksi Menghambat pelepasan takikinin, memblok inflamasi neurogenikEfikasinya setara dengan dihidroergotamin, tetapi onsetnya lebih cepat.b. Sumatriptan oral lebih efektif dibandingkan ergotamin per oral3) ErgotaminMemblokade inflamasi neurogenik dengan menstimulasi reseptor 5-HT1 presinapti.Pemberian IV dpt dilakukan untuk serangan yang berat4) MetoklopramidDigunakan untuk mencegah mual muntah. Diberikan 15-30 min sebelum terapi antimigrain, dapat diulang setelah 4-6 jam5) KortikosteroidDapat mengurangi inflamasi. Analgesik opiate. Contoh : butorphanol

c. Obat untuk terapi profilaksis1) Beta blokerMerupakan drug of choice untuk prevensi migraine. Contoh: atenolol, metoprolol, propanolol, nadolol. Antidepresan trisiklik Pilihan: amitriptilin, bisa juga: imipramin, doksepin, nortriptilin Punya efek antikolinergik, tidak boleh digunakan untuk pasien glaukoma atau hiperplasia prostat2) MetisergidMerupakan senyawa ergot semisintetik, antagonis 5-HT2. Asam/Na Valproat dapat menurunkan keparahan, frekuensi dan durasi pada 80% penderita migraine3) NSAIDAspirin dan naproksen terbukti cukup efektif. Tidak disarankan penggunaan jangka panjang karena dapat menyebabkan gangguan GI4) VerapamilMerupakan terapi lini kedua atau ketiga5) TopiramatSudah diuji klinis, terbukti mengurangi kejadian migrain2. Sakit kepala tegang otota. Terapi Non-farmakologi1) Melakukan latihan peregangan leher atau otot bahu sedikitnya 20 sampai 30 menit.2) perubahan posisi tidur.3) pernafasan dengan diafragma atau metode relaksasi otot yang lain4) Penyesuaian lingkungan kerja maupun rumah :a) Pencahayaan yang tepat untuk membaca, bekerja, menggunakan komputer, atau saat menonton televise.b) Hindari eksposur terus-menerus pada suara keras dan bising.c) Hindari suhu rendah pada saat tidur pada malam harib. Terapi farmakologiMenggunakan analgesik atau analgesik plus ajuvan sesuai tingkat nyeri Contoh : Obat-obat OTC seperti aspirin, acetaminophen, ibuprofen atau naproxen sodium. Produk kombinasi dengan kafein dapat meningkatkan efek analgesic. Untuk sakit kepala kronis, perlu assesment yang lebih teliti mengenai penyebabnya, misalnya karena anxietas atau depresi. Pilihan obatnya adalah antidepresan, seperti amitriptilin atau antidepresan lainnya. Hindari penggunaan analgesik secara kronis memicu rebound headache3. Cluster headacheSasaran terapi : menghilangkan nyeri (terapi abortif), mencegah serangan (profilaksis)Strategi terapi : menggunakan obat NSAID, vasokonstriktor cerebrala. Obat-obat terapi abortif:1) Oksigen2)ErgotaminDosis sama dengan dosis untuk migrain3)Sumatriptanb.Obat-obat untuk terapi profilaksis:1)Verapamil2)Litium3)Ergotamin4)Metisergid5)Kortikosteroid6)TopiramatVIII. PrognosisPrognosis baik jika ditangani dengan cepat dan prognosis buruk jika penanganaanya lambat karena dapat menimbulkan komplikasi yang akan semakin memperburuk kondisi pasien.

KONSEPASUHAN KEPERAWATAN CEPHALGIA

A.PENGKAJIANPengkajian meliputi :1. Aktivitas / IstirahatLelah, letih , malaiseKetegangan mataKesulitan membacaInsomnia2. SirkulasiDenyutan vaskuler misalnya daerah temporalPucat, wajah tampak kemerahan3. Integritas egoAnsietas, peka rangsang selama sakit kepala4. Makanan / CairanMual / muntah , anoreksia selama nyeri5. Neuro sensoriPening, Disorientasi (selama sakit kepala)6. KenyamananRespon emosional/ perilaku tak terarah seperti menangis, gelisah7. Interaksi socialPerubahan dalam tanggung jawab peran

B.DIAGNOSA KEPERAWATAN1.Nyeri b.d stess dan ketegangan, iritasi/tekanan saraf, vasospasme, peningkatan tekana intrakranial.2.Ansietas berhubungan dengan krisis situasi, hospitalisasi3.Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri4.Resiko nLutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia dan intake inadekuat5.Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan pengobatan b.d kurang mengingat, tidak mengenal informasi, keterbatasan kognitif.

CRENCANA ASUHAN KEPERAWATAN1. Nyeri b.d stess dan ketegangan, iritasi/tekanan saraf, vasospasme, peningkatan tekana intrakranial.Tujuan:Rasa nyeri terkontrol atau dapat dikurangiKH:Nyeri menghilang ditandai dengan klien melaporkan nyeri menghilang, ekspresi wajah rileks, TTV dalam batas normalIntervensi :a. Teliti keluhan nyeri, catat itensitasnya ( dengan skala 0-10 ), karakteristiknya (misal : berat, berdenyut, konstan) lokasinya, lamanya, faktor yang memperburuk ataumeredakan.Rasional:Sebagai dasar dalam menentukan intervensi selanjutnyab. Observasi TTVRasional: Perubahan TTV merupakan indikasi adanya nyeri yang hebatc. Berikan kompres dingin pada kepala.Rasional: Untuk mengurangi nyerid. Berikan tindakan distraksiRasional: mengalihkan perhatian klien dari nyeri yang dirasakane. Jelaskan penyebab terjadinya nyeridan akibatnyaRasional: Peningkatan pengetahuan meningkatkan kooperatif klien dalam pelaksanaan tindakanf. Kolaborasi pemberian obat analgetikRasional: Untuk mengontrol nyeri2.Ansietasberhubungan dengankrisis situasi dan hospitalisasiTujuan :Ansietas berkurang atau hilangKH:Tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang pada tingkat yang dapat diatasi.Intervensi :a. Kaji tingkat ansietas. Bantu pasien mengidentifikasi keterampilan koping yang telah dilakukan dengan berhasil pada masa lalu.R/:Memandukan intervensi terapeutik dan partisipatif dalam perawatan diri, keterampilan koping pada masa lalu dapat mengurangi ansietas.b. Dorong menyatakan perasaan. Berikan umpan balikR/ : Membuat hubungan terapeutik. Membantu orang terdekat dalam mengidentifikasi masalah yang menyebabkan stressc. Beri informasiyang akurat dan nyata tentang apa tindakan yang dilakukanR/:Keterlibatan pasien dalam perencanaan perawatan memberikan rasa control dan membantu menurunkan ansietasd. Berikan lingkungan tenang dan istirahatR/:Memindahkan pasien dari stress luar, meningkatkan relaksasi, membantu menurunkan ansietase. Dorong pasien/orang terdekat untuk menyatakan perhatian, perilaku perhatianR/: Tindakan dukungan dapat membantu pasien merasa stres berkurang, memungkinkan energi untuk ditujukan pada penyembuhanf. Beri dorongan spiritualR/: Agar klien kembali menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan YMEg. Berikan informasi tentang proses penyakit dan antisipasi tindakanR/ : Mengetahui apa yang diharapkan dapat menurunkan ansietash. Kolaborasi pemberian obat sedatifR/: Dapat digunakan untuk menurunkan ansietas dan memudahkan istirahat3.Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri dan cemasTujuan : kebutuhan tidur terpenuhiKriteria hasil :-Memahami faktor yang menyebabkan gangguan tidur-Dapat menangani penyebab tidur yang tidak adekuat-Tanda tanda kurang tidur dan istirahat tidak adaIntervensi :a. Lakukan pengkajian masalah gangguan tidur pasien, karakteristik dan penyebab kurang tidurR/:Memberikan informasi dasar dalam menentukan rencana keperawatanb. Keadaan tempat tidur, bantal yang nyaman dan bersihR/: Meningkatkan kenyamanan saat tidurc. Lakukan persiapan untuk tidur malamR/: Mengatur pola tidurd. Anjurkan klien untuk relaksasi pada waktu akan tidur.R/: Memudahkan klien untuk bisa tidure. Ciptakan suasana dan lingkungan yang nyamanR/:Lingkungan dan siasana yang nyaman akan mempermudah penderita untuk tidur.f. Kolaborasi pemberian obatAnalgetikR/: Menghilangkan nyeri, meningkatkan kenyamanan dan meningkatkan istirahatSedatifR/: untuk membantu klien istirahat dan tidur4.Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia dan intake inadekuatTujuan :Tidak terjadi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhanKriteria Hasil : Kebutuhan nutrisi adekuat ditandai dengan peningkatan berat badan, menunjukkan peningkatan selera makan,klien menghabiskan porsi makanan yang diberikan.Intervensi :a.Kaji intake makanan,Rasional : Sebagai dasar untuk menetukan intervensi selanjutnyab.Berikan kebersihan oralRasional: mulut yang bersih dapat meningkatkan rasa makananc.Sediakan makanan dalam ventilasi yang baik, lingkungan menyenangkan, dengan situasi tidak terburu-buru, temaniRasional: Lingkungan yang menyenangkan menurunkan stres dan lebih kondusif untuk makand.Kolaborasi pemberian obat-obatan antiemetikRasional: menghilangkan gejala mual muntah5.Kurang pengetahuan mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurangnya pemajanan/ mengingat kesalahasn interprestasi informasi, keterbatasan kognitif.Tujuan :Peningkatan pengetahuan klien tentang penyakitnyaKH :Pasien mengutarakan pemahaman tentang kondisi, efek prosedur dan proses pengobatan ditandai denganSMelakukan prosedur yang diperlukan dan menjelaskan alasan dari suatu tindakan.SMemulai perubahan gaya hidup yang diperlukan dan ikut serta dalam regimen perawatan.Tindakan/ intervensi:a.Tinjau proses penyakit dan harapan masa depan.Rasional : Memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat membuat pilihan.b.Berikan informasi mengenai terapi obat - obatan, interaksi obat, efek samping dan ketaatan terhadap program.Rasional : Meningkatkan pemahaman dan meningkatkan kerja sama dalam penyembuhan dan mengurangi kambuhnya komplikasi.c.Diskusikan kebutuhan untuk pemasukan nutrisional yang tepat dan seimbang.Rasional : Perlu untuk penyembuhan optimal dan kesejahteraan umum.d.Dorong periode istirahat dan aktivitas yang terjadwal.Rasional : Mencegah pemenatan, penghematan energi dan meningkatkan penyembuhan.e.Sarankan pemakaian music yang menyenangkanRasional : meningkatkan relaksasif.Identifikasi dan diskusikan timbulnya resiko bahaya yang tidak nyata dan/atau terapi yang bukan terapi medisRasional: Mencegah tindakan yang berbahaya.

E.EVALUASI1.Nyeri menghilang ditandai dengan klien melaporkan nyeri menghilang, ekspresi wajah rileks, TTV dalam batas normal2.Ansietas berkurang atau hilang ditandai dengantampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang pada tingkat yang dapat diatasi.3.Kebutuhan tidur terpenuhi ditandai dengan Memahami faktor yang menyebabkan gangguan tidur Dapat menangani penyebab tidur yang tidak adekuat Tanda tanda kurang tidur dan istirahat tidak ada4.Kebutuhan nutrisi adekuat ditandai dengan peningkatan berat badan, menunjukkan peningkatan selera makan,klien menghabiskan porsi makanan yang diberikan.5.Pasien mengutarakan pemahaman tentang kondisi, efek prosedur dan proses pengobatan ditandai denganSMelakukan prosedur yang diperlukan dan menjelaskan alasan dari suatu tindakan.SMemulai perubahan gaya hidup yang diperlukan dan ikut serta dalam regimen perawatan

DAFTAR PUSTAKA

1.Barbara C Long, 1996,Perawatan Medikal Bedah,Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Padjajaran, Bandung.2.Brunner & Suddarth, 2002,Buku Ajar keperawatan Medikal Bedah,EGC, Jakarta.3.Marlyn E. Doengoes, 1999,Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untukPerencanaan & Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3, EGC, Jakarta.4.Priguna Sidharta, 1994,Neurogi Klinis dalam Praktek Umum,Dian Rakyat, Jakarta.5.Susan Martin Tucker, 1998,Standar Perawatan Pasien : Proses Perawatan, Diagnosa dan Evaluasi,Edisi V, Vol 2, EGC, Jakarta.6.Sylvia G. Price, 1997,Patofisologi,konsep klinik proses proses penyakit.EGC, Jakarta