laporan fl mtbs 2014 (kelompok 7)

Upload: gisti-respati-riyanti

Post on 07-Jul-2018

240 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 Laporan FL MTBS 2014 (Kelompok 7)

    1/19

     

    i

    LAPORAN FIELD LAB

    PELAKSANAAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS)DI PUSKESMAS CAWAS I KABUPATEN KLATEN

    Oleh:

    Kelompok 7

    Alindina Izzani G0011013

    Atika Sugiarto G0011043

    Dorothy Eugene G0011075

    Hany Zahro G0011105

    Ratna Sariyatun G0011165

    Shinta Amalia Kartika G0011197

    Afrizal Tri Heryadi G0011007

    Bryan Pandu Permana G0011055

    Hanif Nugra Pujiyanto G0011103

    Novandi Lisyam Prasetya G0011153

    Novy Wahyunengsi L. G0011155 

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

    2014 

  • 8/18/2019 Laporan FL MTBS 2014 (Kelompok 7)

    2/19

     

    ii

    LEMBAR PENGESAHAN

    Lembar ini menerangkan bahwa laporan Field Lab dengan judul “Pelaksanaan

    Manajemen Terpadu Balita Sakit di Puskesmas Cawas I Kabuapten Klaten”

    yang disusun oleh kelompok 7 dengan anggota sebagai berikut:

    1.  Alindina Izzani G0011013

    2.  Atika Sugiarto G0011043

    3.  Dorothy Eugene G0011075

    4. 

    Hany Zahro G00111055.  Ratna Sariyatun G0011165

    6.  Shinta Amalia G0011197

    7.  Afrizal Tri Heryadi G0011007

    8.  Bryan Pandu Permana G0011055

    9.  Hanif Nugra Pujiyanto G0011103

    10. Novandi Lisyam Prasetya G0011153

    11. Novy Wahyunengsi Lowa G0011155

    telah disahkan oleh Kepala Puskesmas dan Instruktur Lapangan Puskesmas Cawas

    I, Kabupaten Klaten pada hari Rabu, 2 April 2014.

    Klaten, 2 April 2014

    Mengetahui,

    Kepala Puskesmas Cawas I, Klaten Instruktur Lapangan

    Nurhayati, drg.  Hapsari Dyah Purwandari, dr. 

    NIP. 19730402 200301 2 003 NIP. 19771028 200801 2 016

  • 8/18/2019 Laporan FL MTBS 2014 (Kelompok 7)

    3/19

     

    iii

    DAFTAR ISI

    Halaman Depan ............................................................................................. i

    Lembar Pengesahan ...................................................................................... ii

    Daftar Isi ........................................................................................................ iii

    BAB I. PENDAHULUAN ................................................................. 1

    A.  Latar Belakang ................................................................ 1

    B.  Tujuan Pembelajaran ....................................................... 2

    BAB II. KEGIATAN YANG DILAKUKAN ...................................... 4

    A.  Hari Pertama .................................................................... 4

    B.  Hari Kedua ...................................................................... 4

    C.  Hari Ketiga ...................................................................... 5

    BAB III. PEMBAHASAN .................................................................... 6

    BAB IV. PENUTUP ............................................................................. 9

    A.  Simpulan .......................................................................... 9

    B. 

    Saran ................................................................................ 9Daftar Pustaka ............................................................................................... 10

    Lampiran 1. Informasi Pasien ........................................................................ 11

    Lampiran 2. Dokumentasi Kegiatan ............................................................. 14

  • 8/18/2019 Laporan FL MTBS 2014 (Kelompok 7)

    4/19

     

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A.  Latar Belakang

    Setiap tahun, lebih dari sepuluh juta anak di dunia meninggal sebelum

    mencapai usia 5 tahun. Lebih dari setengahnya disebabkan dari 5 kondisi yang

    sebenarnya dapat dicegah dan diobati, seperti pneumonia, diare, malaria,

    campak, malnutrisi dan seringkali kombinasi beberapa penyakit (Soenarto

    2009). Karena rendahnya kualitas pelayanan kesehatan, kondisi-kondisi

    tersebut telah menyebabkan 10,8 juta kematian balita di negara berkembang

    pada tahun 2005.

    Rendahnya kualitas pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh masalah

    dalam ketrampilan petugas kesehatan, sistem kesehatan dan praktik di keluarga

    dan komunitas. Upaya perbaikan kesehatan anak memerlukan tindakan yang

    mengintegrasikan ketiga faktor di atas, seperti dengan perbaikan manajemen

    kasus anak sakit, perbaikan gizi, pemberian imunisasi, pencegahan trauma,

    pencegahan penyakit lain dan perbaikan dukungan psikososial (Soenarto,

    2009). Berdasarkan alasan tersebut, munculah program Manajemen Terpadu

    Balita Sakit (MTBS).

    Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) merupakan suatu manajemen

    melalui pendekatan terintegrasi/terpadu dalam tatalaksana balita sakit yang

    datang ke pelayanan kesehatan baik mengenai klasifikasi beberapa penyakit,

    status gizi, status imunisasi, maupun penanganan balita yang sakit tersebut dan

    konseling yang diberikan (Wijaya, 2009). Sasaran MTBS adalah anak umur 0-

    5 tahun dan dibagi menjadi dua kelompok sasaran yaitu kelompok usia 1 hari

    sampai 2 bulan dan kelompok usia 2 bulan sampai 5 tahun (Depkes RI, 2011).

    Penilaian balita sakit dengan MTBS terdiri atas klasifikasi penyakit,

    identifikasi tindakan, pengobatan, perawatan di rumah dan kapan kembali.

    Kegiatan MTBS memiliki tiga komponen khas yang menguntungkan, yaitu

    meningkatkan ketrampilan petugas kesehatan dalam tatalaksana kasus balita

    sakit, memperbaiki sistem kesehatan dan memperbaiki praktik keluarga dan

  • 8/18/2019 Laporan FL MTBS 2014 (Kelompok 7)

    5/19

     

    2

    masyarakat dalam perawatan di rumah dan upaya pertolongan kasus balita sakit

    (Wijaya, 2009, Depkes RI, 2008).

    Hingga akhir tahun 2009, penerapan MTBS telah mencakup 33 provinsi.

    Namun belum seluruh Puskesmas mampu menerapkan karena berbagai sebab,

    antara lain belum adanya tenaga kesehatan di Puskesmas yang sudah terlatih

    MTBS, sudah ada tenaga kesehatan terlatih tetapi sarana dan prasarana belum

    siap, atau belum adanya komitmen dari pimpinan Puskesmas. Menurut data

    laporan rutin yang dihimpun Dinas Kesehatan Provinsi seluruh Indonesia

    melalui Pertemuan Nasional Program Kesehatan Anak tahun 2010, jumlah

    Puskesmas yang telah melaksanakan MTBS hingga akhir tahun 2009 adalah

    sebesar 51,55%. Puskesmas dikatakan sudah menerapkan MTBS bila

    memenuhi kriteria sudah melaksanakan (melakukan pendekatan memakai

    MTBS) pada minimal 60% dari jumlah kunjungan balita sakit di Puskesmas

    tersebut (Direktorat Bina Kesehatan Anak, 2009).

    Di Puskesmas Cawas I, kegiatan MTBS sudah berjalan. Pelaksanaan

    MTBS diharapkan dapat menurunkan angka kematian balita, memperbaiki

    status gizi, meningkatkan pemanfaatan pelayanan kesehatan, memperbaiki

    kinerja petugas kesehatan, dan memperbaiki kualitas pelayanan dengan biaya

    lebih murah.

    Pelaksanaan MTBS tidak terlepas dari peran petugas pelayanan

    kesehatan. Pengetahuan, keyakinan dan ketrampilan petugas pelayanan

    kesehatan dalam penerapan MTBS perlu ditingkatkan guna mencapai

    keberhasilan MTBS dalam meningkatkan derajat kesehatan anak khususnya

    balita. Dokter sebagai salah satu petugas pelayanan kesehatan perlu memiliki

    pemahaman tersebut. Oleh karena itu, penting bagi mahasiswa FK UNS

    sebagai calon dokter untuk mempelajari pelaksanaan MTBS di tempat

    pelayanan kesehatan, khususnya Puskesmas (Tim Field Lab FK UNS, 2014).

    B.  Tujuan Pembelajaran

    Adapun tujuan pembelajaran Field Lab pada topik keterampilan MTBS

    ini adalah diharapkan mahasiswa:

  • 8/18/2019 Laporan FL MTBS 2014 (Kelompok 7)

    6/19

     

    3

    1.  Mampu melakukan penilaian balita sakit dengan menggunakan pedoman

    MTBS.

    2.  Mampu menentukan klasifikasi masalah balita sakit dengan menggunakan

    pedoman MTBS.

    3.  Mampu menilai status gizi balita (klinis dan antropometris) menurut aturan

    WHO (2005) dan memeriksa adanya penyakit penyerta.

    4.  Mampu melakukan dan menyarankan tindakan berdasarkan klasifikasi

    balita sakit pada pedoman MTBS.

    5.  Mampu melakukan pendampingan konseling balita sakit berdasarkan

    pedoman MTBS berupa perawatan di rumah.

    6.  Mampu melakukan pendampingan konseling berupa kapan kembali untuk

    tindak lanjut.

  • 8/18/2019 Laporan FL MTBS 2014 (Kelompok 7)

    7/19

     

    4

    BAB II

    KEGIATAN YANG DILAKUKAN 

    Pelaksanaan Field Lab dengan tema Ketrampilan Manajemen Terpadu Balita

    Sakit (MTBS) kali ini dilaksanakan di Puskesmas Cawas I Kabupaten Klaten.

    Kegiatan dilakukan dalam tiga kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut:

    A.  Hari Pertama

    Hari/tanggal : Rabu, 19 Maret 2014

    Waktu : 08.00 – 11.00

    Tempat : Puskesmas Cawas I Klaten

    Kegiatan : Bimbingan dan pengarahan

    Kegiatan Field Lab hari pertama dilaksanakan pada hari Rabu

    tanggal 19 Maret 2014. Pada hari pertama, kami mendapat pengarahan dari

    Kepala Puskesmas Cawas I, drg. Nurhayati. Selanjutnya kami juga

    mendapat bimbingan dari Instruktur, dr. Hapsari Dyah Purwandari.

    Instruktur memberikan bimbingan secara langsung tentang materi MTBS

    serta memutarkan video edukasi tentang tata laksana kasus MTBS. Selain

    itu, dr. Hapsari juga memberikan form MTBS yang digunakan di Puskesmas

    Cawas I beserta petunjuk cara pengisiannya.

    B.  Hari Kedua

    Hari/tanggal : Rabu, 26 Maret 2014

    Waktu : 08.00 – 11.00

    Tempat : Puskesmas Cawas I Klaten

    Kegiatan : Pelaksanaaan kegiatan MTBS

    Kegiatan Field Lab hari kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal

    26 Maret 2014. Pelaksanaan kegiatan MTBS dilakukan di bagian Kesehatan

    Ibu dan Anak (KIA) Puskesmas Cawas I. Kami melakukan Manajemen

    Terpadu Balita Sakit pada pasien balita yang datang. Kami mendapat 4

    pasien balita yang sakit. Dengan dibantu dr. Hapsari Dyah Purwandari, kami

    melakukan melakukan Manajemen Terpadu Balita Sakit yaitu terdiri dari

  • 8/18/2019 Laporan FL MTBS 2014 (Kelompok 7)

    8/19

     

    5

    anamnesis; pemeriksaan dan penilaian balita sakit (yang terdiri dari tanda

    bahaya umum, gejala utama, status gizi, status imunisasi, dan masalah lain);

    pengklasifikasian tindakan, meliputi klasifikasi warna merah (penanganan

    segera atau perlu dirujuk), kuning (pengobatan spesifik di pelayanan

    kesehatan) dan hijau (perawatan di rumah); penentuan pengobatan; dan

    konseling/tindak lanjut terhadap ibu atau pengantar tentang bagaimana

    merawat balita sakit. Informasi tentang pasien yang diperoleh saat

    anamnesis dan pemeriksaan fisik disajikan di Lampiran 1.

    C.  Hari Ketiga

    Hari/tanggal : Rabu, 2 April 2014

    Waktu : 08.00 – selesei

    Tempat : Puskesmas Cawas I Klaten

    Kegiatan : Laporan dan presentasi kegiatan

    Pada kegiatan hari ketiga, kami melakukan presentasi kegiatan Field

    Lab MTBS dihadapan Kepala Puskesmas Cawas I Klaten (drg. Nurhayati),

    Instruktur (dr. Hapsari Dyah Purwandari) dan sejumlah staf di Puskesmas

    Cawas I Klaten. Selanjutnya kami menyerahkan laporan kegiatan yang telah

    disetujui ke Kepala Puskesmas Cawas I Klaten.

  • 8/18/2019 Laporan FL MTBS 2014 (Kelompok 7)

    9/19

     

    6

    BAB III

    PEMBAHASAN

    Pada kegiatan Field Lab ini kami, kelompok 7 Pendidikan Dokter Fakultas

    Kedokteran UNS, melakukan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) pada balita

    yang diperiksakan ke Puskesmas Cawas I Kabupaten Klaten pada hari Rabu, 26

    Maret 2014. Pada kegiatan tersebut, kami mendapatkan 4 orang pasien. Informasi

    tentang identitas, hasil anamneesis dan pemeriksaan tersedia di Lampiran 1. Berikut

    adalah pembahasan untuk keempat pasien tersebut.

    Pasien 1, 2, 3 dan 4 memiliki keluhan yang sama, yaitu batuk dan pilek

    tanpa adanya kesulitan bernapas. Batuk pada Pasien 1, 3 dan 4 sudah berlangsung

    selama 1 hari, sedangkan pada Pasien 2 sudah berlangsung selama 2 hari. Pada

    keempat pasien tidak ditemukan tanda bahaya umum, seperti tidak bisa

    minum/menyusu; memuntahkan semua makanan; kejang dan letargis atau tidak

    sadar, sehingga tidak perlu dirujuk. Untuk menentukan klasifikasi batuk, pada

    keempat pasien dilakukan pemeriksaan frekuensi napas, ada tidaknya tarikan

    dinding dan bunyi stridor. Hasil pemeriksaan frekuensi napas pada Pasien 2, 3 dan

    4 adalah normal. Frekuensi napas Pasien 1 tidak dapat diukur karena pasien tidak

    tenang (rewel), namun berdasarkan pengamatan visual laju napas Pasien 1 terkesan

    tidak terlalu cepat. Pada ketiga pasien tidak terdapat tarikan dinding dada maupun

    bunyi stridor. Dengan demikian, batuk yang diderita keempat pasien bukan

    merupakan pneumonia.

    Selain batuk dan pilek, ibu Pasien 1, 2 dan 4 juga mengeluhkan adanya

    demam sekitar 1 hari. Lamanya demam diukur dari waktu pertama kali ibu pasien

    mendapati anaknya demam hingga waktu periksa saat itu. Suhu pasien ketika

    diperiksa adalah 37,4oC pada Pasien 1 dan 38oC pada Pasien 2. Suhu tubuh Pasien

    4 tidak dapat diperiksa karena pasien tidak tenang (rewel). Ketiga pasien tidak

    berada pada daerah risiko tinggi malaria dan tidak mendapat obat anti-malaria

    dalam 2 minggu terakhir. Pasien juga tidak menderita campak dalam 3 bulan

    terakhir. Tidak ditemukan kaku kuduk. Pasien menderita pilek, namun tanpa gejala

    campak (tidak ada ruam kemerahan di kulit yang menyeluruh). Dengan demikian,

  • 8/18/2019 Laporan FL MTBS 2014 (Kelompok 7)

    10/19

  • 8/18/2019 Laporan FL MTBS 2014 (Kelompok 7)

    11/19

     

    8

    Salah satu kendala dalam pelaksanaan MTBS ini adalah pasien yang tidak

    tenang (rewel). Akibatnya beberapa pemeriksaan yang diperlukan untuk

    melengkapi formulir MTBS tidak dapat dilakukan. Beberapa contohnya adalah

    tidak bisa dilakukannya pemeriksaan suhu tubuh pada Pasien 4 dan pemeriksaan

    status gizi (berat badan, tinggi badan/panjang badan) pada Pasien 1 dan 4. Kendala

    kedua adalah pengantar pasien bukan orang tua/orang yang mengetahui riwayat

    kesehatan pasien. Akibatnya pada Pasien 3 tidak dapat diketahuinya status

    imunisasinya karena Pasien 3 diantar tantenya. Selain itu, kendala ketiga yang

    dialami adalah banyaknya orang tua/pengantar pasien yang tidak membawa buku

    Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Buku KIA merupakan buku yang berisi riwayat

    medik mulai dari kehamilan ibu, kelahiran anak, vaksinasi anak dan tumbuh

    kembang anak. Dengan demikian, klinisi mendapat kesulitan untuk memantau

    kesehatan pasien anak maupun menentukan terapi yang terbaik untuk pasien

    tersebut.

  • 8/18/2019 Laporan FL MTBS 2014 (Kelompok 7)

    12/19

     

    9

    BAB IV

    PENUTUP

    A.  Simpulan

    1.  Penatalaksanaan balita sakit di Pusksemas berpedoman pada Manajemen

    Terpadu Balita Sehat (MTBS).

    2.  Pedoman MTBS digunakan untuk menilai, mengklasifikasikan,

    memberikan pengobatan dan konseling dalam penanganan balita sakit.

    B.  Saran

    1.  MTBS pada balita kurang dari 2 tahun lebih susah dilakukan apabila balita

    menangis atau rewel, sehingga perlu untuk ditenangkan terlebih dahulu.

    2.  Buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) hendaknya selalu dibawa oleh ibu

    yang memeriksakan anaknya, dan bukan hanya ketika memeriksakan

    kehamilan, melahirkan dan vaksinasi anak.

    3.  Buku KIA hendaknya lebih sering dibaca dan diperhatikan oleh para ibu

    sehingga mampu melakukan tindakan yang cepat dan tepat dalam

    menangani anak yang sakit.

    4.  Pelaksanaan MTBS di Puskesmas Cawas I Kabupaten Klaten telah

    dilakukan dengan baik dan diharapkan dapat terus dipertahankan dengan

    baik.

  • 8/18/2019 Laporan FL MTBS 2014 (Kelompok 7)

    13/19

     

    10

    DAFTAR PUSTAKA

    Depkes RI. 2008.  Bagan Manajemen Terpadu Balita Sakit . Jakarta: Departemen

    Kesehatan RI.

    Depkes RI. 2011. Modul MTBS RevisiTahun 2008 . Jakarta: Depkes RI.

    Direktorat Bina Kesehatan Anak. 2009. PertemuanNasional Program Kesehatan

     Anak Manajemen Terpadu Balita Sakit . Jakarta: Depkes RI.

    Soenarto Y. 2009. MTBS: Strategi Untuk Meningkatkan Derajat Kesehatan Anak. Disampaikan pada Simposium Pediatri TEMILNAS 2009 Surakarta 01

    Agustus 2009.

    Tim Field Lab FK UNS. 2014. Ketrampilan : Managemen Terpadu Balita Sakit

    (MTBS). Surakarta: FK UNS.

    Wijaya A.M. 2009. Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). Diunduh dari :

    http://infodokterku.com/index.php?option=com_content&view=article&id

    =37:manajemen-terpadu-balita-sakit-mtbs&catid=27:health-

    programs&itemid=44 (Diakses 1 Maret 2010)

  • 8/18/2019 Laporan FL MTBS 2014 (Kelompok 7)

    14/19

    11

    Lampiran 1. Informasi Pasien

    Informasi Pasien 1 Pasien 2 Pasien 3 Tanggal

    kunjungan

    26 Maret 2014 26 Maret 2014 26 Maret 2014

    Nama Amelia Rofik Nabila

    Jenis Kelamin Perempuan Laki-laki Perempuan

    Umur 15 bulan 48 bulan (4 tahun) 3 tahun, 5 bulan (41 bulan

    BB 10,5 kg 15 kg 13 kg

    TB/PB Tidak diperiksa 103 cm Tidak diperiksa Suhu badan 37,4oC 38oC 34,5oC

    Kunjungan ke 1 1 Tidak diperiksa

    Penilaian

    Tanda bahaya

    umum

    Tidak ditemukan Tidak ditemukan Tidak ditemukan

    Batuk/sukar

    bernapas

    Batuk, pilek 1 hari, laju

    pernapasan tidak diperiksa

    karena pasien rewel, tidak

    Batuk dan pilek 2 hari, laju

    pernapasan 30 kali per menit

    (normal), tidak ada stridor,

    Batuk dan pilek 1 hari, la

    pernapasan 36 kali/men

    tidak ada stridor, tidak ad

    tarikan dinding dada

  • 8/18/2019 Laporan FL MTBS 2014 (Kelompok 7)

    15/19

    12

    ada stridor, tidak ada

    tarikan dinding dada

    tidak ada tarikan dinding

    dadaDiare Tidak dikeluhkan Tidak dikeluhan Tidak dikeluhkan

    Demam Demam selama 1 hari, suhu

    badan ketika diperiksa

    37,4oC, tidak ada risiko

    malaria, tidak pernah

    mendapat obat anti-malaria,

    tidak bepergian ke tempat

    dengan risiko malaria, tidak

    ada kaku kuduk, anak pilek,

    tidak ada riwayat campak

    dalam 3 bulan terakhir,

    tidak ada tanda campak,

    tidak ada tanda DBD

    Demam selama 1 hari, suhu

    badan ketika diperiksa 38oC,

    tidak ada risiko malaria,

    tidak pernah mendapat obat

    anti-malaria, tidak bepergian

    ke tempat dengan risiko

    malaria, tidak ada kaku

    kuduk, anak pilek, tidak ada

    riwayat campak dalam 3

    bulan terakhir, tidak ada

    tanda campak, tidak ada

    tanda DBD

    Tidak ditemukan

    Masalah telinga Tidak ditemukan Tidak ditemukan Tidak ditemukan

    Status gizi dan

    anemia

    Tidak diperiksa Normal Status gizi normal, anem

    tidak diperiksa

  • 8/18/2019 Laporan FL MTBS 2014 (Kelompok 7)

    16/19

    13

    Status imunisasi

    (BCG, HB-C,HB-1-3, DPT-1-

    3, Campak,

    Polio-1-4)

    Lengkap Lengkap Tidak diketahui

    Pemberian

    vitamin A

    Tidak diberikan saat

    kunjungan

    Tidak diberikan saat

    kunjungan

    Tidak diberikan sa

    kunjungan

    Keluhan lain - - -

  • 8/18/2019 Laporan FL MTBS 2014 (Kelompok 7)

    17/19

     

    14

    Lampiran 2. Dokumentasi Kegiatan

    Gambar 1. Pertemuan hari pertama: Bimbingan dari Instruktur

    Gambar 2. Pertemuan hari kedua: MTBS Pasien 1.

  • 8/18/2019 Laporan FL MTBS 2014 (Kelompok 7)

    18/19

     

    15

    Gambar 3. Pertemuan hari kedua: MTBS Pasien 2.

    Gambar 4. Pertemuan hari kedua: MTBS pasien 3.

  • 8/18/2019 Laporan FL MTBS 2014 (Kelompok 7)

    19/19

     

    16

    Gambar 5. Pertemuan hari kedua: MTBS pasien 4.