laporan fl

22
LAPORAN FIELD LAB Keterampilan Pembinaan UKS : Kesehatan Jiwa, NAPZA, dan Gangguan Belajar OLEH : KELOMPOK A5 Aninda Dwi Anggraeni G0011025 Berlian Permata S G0011053 Eva Karina P G0011087 Mega Aini Rahma G0011135 Rachmania Budiati G0011163 Vilicia Embry D G0011207 Benazier Marcella B G0011051 Dzulfiar Nasir Umam G0011079 Irvan Raharjo G0011117 Priaji Setiadani G0011159 Umi Arifah G0011203 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN 1

Upload: eva-karina-puspasari

Post on 01-Jan-2016

30 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

napza

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Fl

LAPORAN FIELD LAB

Keterampilan Pembinaan UKS : Kesehatan Jiwa,

NAPZA, dan Gangguan Belajar

OLEH :KELOMPOK A5

Aninda Dwi Anggraeni G0011025Berlian Permata S G0011053Eva Karina P G0011087Mega Aini Rahma G0011135Rachmania Budiati G0011163Vilicia Embry D G0011207Benazier Marcella B G0011051Dzulfiar Nasir Umam G0011079Irvan Raharjo G0011117Priaji Setiadani G0011159Umi Arifah G0011203

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2013

1

Page 2: Laporan Fl

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Laporan : Keterampilan Pembinaan UKS : Kesehatan Jiwa, NAPZA, dan

Gangguan Belajar

Bidang Kegiatan : Field Lab

Pelaksana

a. Nama :

Aninda Dwi Anggraeni G0011025 Benazier Marcella B G0011051Berlian Permata S G0011053 Dzulfiar Nasir Umam G0011079Eva Karina P G0011087 Irvan Raharjo G0011117Mega Aini Rahma G0011135 Priaji Setiadani G0011159Rachmania Budiati G0011163 Umi Arifah G0011203Vilicia Embry D G0011207

b. Jurusan : Pendidikan Dokter

c. Fakultas : Kedokteran

d. Universitas : Universitas Sebelas Maret

e. Tempat Pelaksanaan : Puskesmas Pedan, Kabupaten Klaten

f. Waktu : Rabu, 13 November 2013

Rabu, 20 November 2013

Rabu, 27 November 2013

Klaten, 27 November 2013

Mengetahui, Menyetujui,

Kepala Puskesmas Pedan Instruktur Lapangan

A. Rudhy Hendratno, dr. Yulis Miharti, dr.

NIP. 19690812 200212 1004 NIP. 19730920201001.2004

2

Page 3: Laporan Fl

DAFTAR ISI

Halaman Cover ………………………………………………………………………… 1

Lembar Pengesahan …………………………………………………………………… 2

Daftar Isi ………………………………………………………………………..……… 3

Bab I Pendahuluan ……………………………………………………………….... 4

Bab II Kegiatan yang Dilakukan …………………………………………................ 6

Bab III Pembahasan ………………………………………………………................ 8

Bab IV Penutup ……………………………………………………………................ 13

Daftar Pustaka ……………………………………………………………….............. 15

Lampiran ………………………………………………………………………............ 16

3

Page 4: Laporan Fl

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan dan kesehatan merupakan dua hal yang saling berkaitan, tak

terpisahkan serta merupakan dua dari tiga indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

yang menentukan kualitas sumber daya manusia.

Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dengan titik berat kegiatan pada

upaya promotif dan preventif serta didukung oleh upaya kuratif dan rehabilitatif yang

berkualitas menjadi sangat penting dan strategis dalam upaya meningkatkan prestasi

belajar pada khususnya, dan kesehatan peserta didik pada umumnya. Oleh karena itu

UKS yang berkualitas perlu dilaksanakan di semua sekolah termasuk perguruan agama

dan Pondok Pesantren mulai dari tingkat Taman Kanak-kanak/Raudhatul Adfal,

SD/Madrasah Ibtidaiyah, SMP/Madrasah Tsanawiyah sampai SMA/SMK/Madrasah

Aliyah.

Pentingnya kesehatan sekolah tertuang dalam Undang-Undang Kesehatan no 36

tahun 2009 pasal 79 yang berbunyi ”Kesehatan Sekolah diselenggarakan untuk

meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat

sehingga peserta didik belajar, tumbuh, dan berkembang secara harmonis dan setinggi-

tingginya menjadi sumber daya manusia yang berkualitas”. Usaha Kesehatan Sekolah

merupakan wahana untuk meningkatkan derajat kesehatan peserta didik, melalui Trias

Program UKS yaitu Pendidikan Kesehatan, Pelayanan Kesehatan dan Pembinaan

Lingkungan Kehidupan Sekolah Sehat.

Pembinaan dan Pengembangan UKS telah diatur melalui SKB empat Menteri

tahun 2003 yaitu Menteri Kesehatan, Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Dalam

Negeri dan Menteri Agama. Tahun 2010 Menteri Dalam Negeri menegaskan kembali

pemantapan UKS ini melalui Surat Edaran nomor 441.5/1650/SJ tanggal 28 April 2010.

Pelaksanaan UKS di tingkat pendidikan dasar berbeda dengan tingkat menengah

(SMP/SMA). Pada pendidikan tingkat menengah lebih difokuskan pada upaya preventif

perilaku beresiko salah satunya adalah penyalahgunaan NAPZA. Perilaku ini rentan

dilakukan remaja karena sesuai dengan ciri dan karakteristik remaja yang selalu ingin

tahu, suka tantangan dan ingin coba-coba hal baru.

4

Page 5: Laporan Fl

Peringkat kerawanan penyalahgunaan narkoba tahun 2012 : (1) Jawa Timur dengan

7.048 kasus (2) Jakarta dengan 5000 kasus (3) Sumatera Utara dengan 2000 kasus (4)

Jawa Barat dengan 1.200 kasus (5) Jawa Tengah dengan 1.094 kasus (data BNN, 2012).

Jumlah ini diperkirakan akan terus meningkat apabila seluruh komponen tidak

bersama-sama melakukan Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan, dan Peredaran

Gelap Narkoba (P4GN).

Pada tahun 2011, siswa SMP pengguna NAPZA berjumlah 1.345 orang. Tahun

2012 naik menjadi 1.424 orang, sedangkan pengguna baru pada Januari-Februari 2013

tercatat 262 orang. Di kalangan SMA, pada 2011 tercatat 3.187 orang, tahun berikutnya

menjadi 3.410 orang. Adapun kasus baru tahun 2013 tercatat 519 orang.

Data nasional angka drop out siswa SD sebesar 0,67%, SMP sebesar 2,2% dan

SMA mencapai 3,1%. Faktor penyebabnya adalah akibat penyalahgunaan narkoba,

kemiskinan, dan faktor internal anak tersebut.

Oleh karena itu, peran petugas kesehatan dalam pelaksanaan UKS merupakan

bagian dari keberhasilan UKS itu sendiri. Petugas kesehatan memiliki peran dalam

memberikan pendidikan kesehatan dan upaya kesehatan dasar dalam pelaksanaan

program UKS.

B. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti pembelajaran, mahasiswa diharapkan mampu melakukan

pembinaan UKS Kesehatan Jiwa (NAPZA : Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif, dan

Gangguan Belajar). Adapun learning outcome pembelajaran ini adalah diharapkan

mahasiswa:

1. Mampu mengetahui pelaksanaan UKS di SMP dan SMA di wilayah kerja Puskesmas.

2. Mampu memberikan masukan dan motivasi untuk meningkatkan pembinaan dan

pengembangan UKS kepada pengelola UKS masing-masing SMP dan SMA di wilayah

kerja Puskesmas.

3. Mampu merinci manajemen program dan prosedur pembinaan UKS khusunya tentang

pembinaan kesehatan jiwa remaja terutama NAPZA dan gangguan belajar.

4. Mengkaji dan memberikan pendidikan kesehatan tentang pembinaan UKS :

Kesehatan Jiwa (NAPZA : Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif, hubungannya dengan

Gangguan Belajar) kepada pengelola atau sasaran UKS masing-masing SMP dan SMA

di wilayah kerja puskesmas.

5

Page 6: Laporan Fl

BAB II

KEGIATAN YANG DILAKUKAN

Kegiatan Field Lab dengan topik Ketrampilan Pembinaan UKS (Kesehatan Jiwa,

Napza, dan Gangguan Belajar) diadakan di Puskesmas Pedan, Kecamatan Pedan, Kabupaten

Klaten. Kegiatan ini dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan, yaitu pada tanggal 13

November 2013, 20 November 2013, dan 27 November 2013.

A. Kegiatan Hari I

Kegiatan field lab hari pertama dilaksanakan pada tanggal 13 November 2013 di

Puskesmas Pedan. Kegiatan hari pertama adalah presentasi materi yang akan kami

sampaikan untuk penyuluhan di sekolah menengah dan koordinasi mengenai persiapan

penyuluhan yang akan dilaksanakan pada tanggal 20 November 2013. Sebelumnya kami

telah melakukan survey ke Puskesmas Pedan sekaligus mendapatkan pengarahan dan

penjelasan mengenai kegiatan yang akan kami lakukan selama field lab oleh kepala

puskesmas Pedan, yaitu dr. A. Rudhi Hendratno.

Kelompok kami dibagi menjadi 3 kelompok kecil yang terdiri dari 3-4 mahasiswa.

Kegiatan penyuluhan akan kami lakukan pada tanggal 20 November 2013 dengan

sasaran siswa-siswi sekolah menegah. Materi yang akan kami berikan adalah mengenai

NAPZA, kesehatan jiwa dan ganguan belajar.

B. Kegiatan Hari II

Kegiatan field lab hari kedua dilaksanakan pada tanggal 20 November 2013 di

Puskesmas Pedan. Pada pertemuan hari kedua ini, kami melakukan penyuluhan di dua

sekolah menengah yang berbeda, yaitu

a. MTs N Pedan

Kelompok 1 dan kelompok 2 melakukan penyuluhan di MTs N Pedan.

Kelompok 1 yang terdiri dari Aninda, Benazier, Mega dan Priadji mendapat

tempat penyuluhan di kelas dengan audiens ± 90 siswi. Kelompok ke 2 yang

terdiri dari Rachmania, Berlian dan Dzulfiar mendapat tempat penyuluhan di

Mushola dengan audiens ± 80 siswa. Sasaran penyuluhan adalah siswa siswi

kelas VIII.

6

Page 7: Laporan Fl

Penyuluhan dimulai sekitar pukul 09.00 WIB. Mahasiswa secara

bergantian menyampaikan materi dan sesekali melemparkan pertanyaan

kepada audiens. Penyuluhan selesai dilaksanakan pada pukul 10.30 WIB.

b. SMP N 1 Pedan

Penyuluhan di SMPN 1 Pedan dilakukan oleh kelompok 3 yang terdiri

dari Eva, Embry, Irvan dan Umi dengan audiens sekitar 50 siswa. Siswa

berasal dari pengurus OSIS dan perwakilan kelas. Penyuluhan dilakukan di

laboratorium bahasa SMPN 1 Pedan. Penyuluhan dimulai sekitar pukul 09.00

WIB. Mahasiswa secara bergantian menyampaikan materi dan sesekali

melemparkan pertanyaan kepada audiens. Penyuluhan kelompok 3 selesai

lebih cepat dari kelompok 1 dan 2 yaitu pukul 10.15.

Setelah penyuluhan, semua kelompok kembali ke Puskesmas Pedan untuk

mendapatkan pengarahan tentang kegiatan yang akan kami lakukan pada pertemuan ke

tiga dan mengenai laporan yang akan kami susun.

C. Kegiatan Hari III

Kegiatan field lab hari ketiga dilaksanakan pada tanggal 27 November 2013 di

Puskesmas Pedan dengan agenda presentasi mengenai pelaksanaan kegiatan penyuluhan

yang telah kami lakukan dan penyerahan laporan kelompok.

7

Page 8: Laporan Fl

BAB III

PEMBAHASAN

Kegiatan field lab pada topik ini adalah mengenai ketrampilan pembinaan UKS yang

meliputi kesehatah jiwa, NAPZA, dan gangguan belajar. Pada field lab ini, kami melakukan

penyuluhan kepada siswa sekolah menengah dengan mengembangkan topik menjadi

beberapa sub bagian diantaranya penyalahgunaan NAPZA terutama rokok dan gangguan

belajar pada remaja.

Topik tersebut dilatarbelakangi oleh keprihatinan akan penyalahgunaan NAPZA

khususnya kebiasaan merokok dan gangguan belajar yang banyak mengintai remaja.

Mengingat dewasa ini, banyak remaja yang sudah merokok, bahkan diantaranya adalah siswa

SMP.

Tujuan kami adalah memberikan informasi dasar yang belum pernah mereka dapatkan

tentang penyalahgunaan NAPZA, bahaya merokok, dan gangguan belajar terkait NAPZA.

Melalui penyuluhan diharapkan agar para siswa dapat menghindari hal tersebut karena

mereka telah mengetahui efek-efek yang bisa ditimbulkan.

Materi yang kami berikan pada penyuluhan antara lain seputar definisi dan

penggolongan beserta jenis-jenis NAPZA. Pada materi “Penyalahgunaan NAPZA” yang

kami tekankan adalah efek buruk penyalahgunaan NAPZA. Pada materi “Merokok” yang

kami informasikan adalah zat-zat yang terkandung dalam rokok dan efek buruk dari tiap zat

tersebut. Selain itu, penyuluhan kami juga membahas tentang materi gangguan belajar.

Dalam pelaksanaan field lab, kami dibagi menjadi tiga kelompok untuk memberi

penyuluhan ke dua sekolah yang berbeda, yaitu MTs N Pedan dan SMPN 1 Pedan.

Kelompok 1 dan 2 mendapatkan tempat penyuluhan di MTs Negeri Pedan. Sampai

disana, kami bersama pihak puskesmas langsung berkoordinasi dengan pihak sekolah

mengenai pelaksanaan penyuluhan. Akhirnya disepakati kelompok 1 tempat penyuluhannya

di kelas dengan audiens ± 90 siswi. Kelompok ke 2 tempat penyuluhannya di masjid dengan

audiens ± 80 siswa.

Kelompok 1

Penyuluhan ini kami laksanakan di ruang kelas MTs N Pedan dengan peserta

penyuluhan ± 90 siswi. Dalam pelaksanaan penyuluhan, terdapat pembagian tugas sebagai

berikut :

8

Page 9: Laporan Fl

1. MC : Priaji

2. Materi 1 : Mega

3. Materi 2 : Aninda

4. Materi 3 : Benazier

5. Materi 4 : Priaji

6. Operator : Bergantian Aninda-Mega

7. Dokumentasi : Bergantian Aninda-Benazier

Selama penyuluhan, audiens terlihat antusias dan memperhatikan materi-materi yang

disampaikan. Penyuluhan berlangsung sekitar 45 menit, dilanjutkan dengan sesi tanya jawab.

Ada salah satu siswa yang bertanya dan ada 4 orang siswa yang menjawab pertanyaan yang

kami ajukan. Berikut pertanyaan yang diajukan oleh salah seorang audiens :

1. Apa itu LSD?

Jawab : LSD merupakan salah satu jenis NAPZA yang masuk golongan psikotropika.

Masalah yang kami temukan selama penyuluhan antara lain:

1. Ada beberapa siswi yang terlihat sangat pendiam saat penyuluhan berlangsung. Hal ini

dikhawatirkan siswi tersebut cenderung memiliki kepribadian introvert sehingga lebih

suka mencari informasi tanpa pengawasan dari orang lain. Kami mengkhawatirkan siswi

tersebut akan mencari informasi yang salah.

Solusi: mengajak dan menyarankan siswi untuk mengikuti kegiatan yang positif, misalnya

mengikuti kegiatan ekstrakulikuler yang ada di sekolah. Selain itu, kami memberikan

saran untuk mempertebal iman supaya terhindar dari hal-hal negatif dan banyak bergaul

tetapi tetap disertai pengawasan dari orang tua ataupun guru.

Kelompok 2

Pertama kami melakukan persiapan di masjid MTs N Pedan, lalu penyuluhan di mulai.

Penyuluhan dibuka oleh Ibu Sugeng dari Puskesmas Pedan kemudian dilanjutkan penyuluhan

oleh kelompok 2. Penyuluhan ini diikuti oleh ± 80 siswa. Dalam pelaksanaannya, terdapat

pembagian tugas seperti berikut :

1. MC : Rachma

2. Materi 1 : Dzulfiar

9

Page 10: Laporan Fl

3. Materi 2 : Rachma

4. Materi 3 : Berlian

5. Operator : Bergantian Rachma-Dzulfiar-Berlian

6. Dokumentasi : Bergantian Rachma-Dzulfiar-Berlian

Selama pelaksanaan penyuluhan kebanyakan audiens memperhatikan materi dan

sebagian kecil ada yang tidak terlalu memperhatikan serta cenderung ramai sendiri. Waktu

pemberian materi kurang lebih 45 menit, dilanjutkan tanya jawab antara pemateri dengan

audiens. Ada beberapa audiens yang mengajukan pertanyaan. Berikut pertanyaan audiens dan

jawaban yang kami sampaikan:

1. Siapakah yang menemukan pohon ganja?

Jawab : Pohon ganja sudah lama sekali digunakan, salah satunya pada saat perang

dunia, akan tetapi kalau ditanya "siapa yang menemukan pohon ganja?" jawabannya akan

sama ketika kita ditanya "siapa yang menemukan pohon singkong?" tentu hal ini tidak bisa

dipastikan.

2. Bagaimanakah cara untuk mengatasi orang yang sudah menjadi pecandu narkoba?

Jawab : Dengan menurunkan dosis dari pecandu secara perlahan-lahan hingga pecandu

dapat benar-benar lepas dari ketergantungannya.

Masalah yang kami temukan selama penyuluhan antara lain:

1. Terdapat sekitar 5 siswa yang mengaku masih aktif merokok.

Solusi: Kami memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai dampak negatif merokok baik

dari segi ekonomi, kesehatan dan akademik. Merokok merupakan suatu perilaku boros,

terutama bagi kalangan pelajar yang belum mendapat penghasilan. Dari segi kesehatan

merokok dapat mengakibatkan penyakit jantung, hipertensi, gangguan kehamilan dan

berbagai penyakit lainnya. Merokok juga berefek pada aktivitas otak sehingga dapat

menurunkan konsentrasi belajar. Selain itu, ini merupakan bentuk preventif kami untuk

mencegah adanya siswa yang menjadi perokok baru.

2. Pada saat penyuluhan terdapat beberapa siswa yang ramai sendiri. Hal ini merupakan salah

satu ciri kenakalan remaja yang nantinya mereka cenderung melakukan penyalahgunaan

NAPZA.

10

Page 11: Laporan Fl

Solusi: Kami memberikan info tentang NAPZA mulai dari pengertian, penggolongan, dan

dampak negatifnya. Selain itu, untuk menarik perhatian dari siswa kami memberikan

doorprize bagi siswa yang bertanya dan menjawab pertanyaan.

Kelompok 3

Kelompok 3 mendapat tempat penyuluhan di SMP Negeri 1 Pedan. Tempat yang

digunakan untuk penyuluhan adalah laboratorium bahasa SMP Negeri 1 Pedan. Penyuluhan

dihadiri oleh sekitar 50 siswa, yang terdiri dari seluruh pengurus OSIS (Organisasi Siswa

Intra Sekolah) dan beberapa siswa yang ditunjuk untuk mewakili masing-masing kelas.

Persiapan dan pengkondisian tempat penyuluhan sudah dilakukan oleh pihak sekolah,

sehingga kami dapat langsung memulai penyuluhan yang berjalan sekitar 1 jam.

Pembagian tugas penyuluhan adalah sebagai berikut:

1. MC : Umi

2. Materi 1 : Irvan

3. Materi 2 : Eva

4. Materi 3 : Embry

5. Materi 4 : Umi

6. Operator : bergantian Umi dan Embry

7. Dokumentasi : bergantian Eva dan Irvan

Selama penyuluhan, kami juga melemparkan beberapa pertanyaan dan memberikan

hadiah pada siswa yang berhasil menjawab dengan benar. Setelah penyuluhan selesai,

dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Antusiasme audiens terlihat dari beberapa pertanyaan

yang diajukan. Berikut pertanyaan audiens dan jawaban yang kami sampaikan:

1. Apakah seseorang yang telah memakai narkoba/ NAPZA bisa sembuh?

Jawab: bisa, selama orang tersebut menghentikan konsumsi bahan tersebut. Jika

seseorang sudah mengalami ketergantungan, konsumsi dihentikan secara perlahan dan

berkala, biasanya dilakukan di panti rehabilitasi dan memerlukan proses yang cukup lama

untuk mendapat kesembuhan total.

2. Apakah menghirup asap rokok berbahaya?

11

Page 12: Laporan Fl

Jawab: sangat berbahaya, itu namanya perokok pasif. Perokok pasif jauh lebih

berbahaya dari perokok aktif, karena asap yang dikeluarkan sepenuhnya terhirup masuk ke

dalam paru-paru.

Masalah yang ditemukan di SMPN 1 Pedan:

1. Menurut pihak sekolah ada beberapa siswa yang sering membolos, kelompok siswa ini

lebih rentan terpengaruh oleh lingkungan yang kurang baik termasuk dalam penggunaan

rokok maupun alkohol. Rokok dan alkohol merupakan pintu masuk penyalahgunaan

NAPZA.

Solusi: Kelompok siswa yang sering membolos perlu diikutkan dalam kegiatan-kegiatan

yang bermanfaat, salah satunya penyuluhan mengenai NAPZA

2. Beberapa siswa belum mengetahui mengenai bahaya perokok pasif padahal di lingkungan

mereka masih banyak perokok yang merokok di tempat-tempat umum tanpa

mempedulikan orang-orang disekitarnya.

Solusi: Diberikan penjelasan mengenai bahaya perokok pasif dengan harapan selain siswa-

siswi tersebut mengetahui mengenai bahayanya tetapi juga dapat memberikan pengertian

kepada lingkungannya bahwa merokok itu berbahaya.

Secara keseluruhan, penyuluhan berjalan dengan baik dan hampir semua audiens

memperhatikan setiap materi yang kami sampaikan, hanya beberapa audiens yang ramai

sendiri sewaktu penyuluhan. Pertanyaan yang diajukan juga menunjukkan minat para siswa

yang ingin memahami tentang bahaya narkoba/ NAPZA. Materi yang kami sampaikan juga

dapat diterima dengan baik dan tidak terlalu berat bagi siswa sekolah menengah, sehingga

diharapkan penyuluhan ini dapat lebih memperkaya ilmu pengetahuan para siswa yang

mengikuti penyuluhan.

Materi dan pesan yang kami tekankan adalah bahwa narkoba/ NAPZA merupakan

suatu substansi yang sangat berbahaya dan adiktif, sehingga jangan pernah sekali pun

mencoba. Kami juga banyak membahas mengenai rokok dan minuman beralkohol,

mengetahui bahwa kedua bahan tersebut yang paling dekat di kehidupan bermasyarakat.

12

Page 13: Laporan Fl

BAB IV

PENUTUP

A. SIMPULAN

1. Kondisi mental remaja yang biasanya ingin tahu dan labil, ditambah pergaulan yang

tidak sehat, bisa menjerumuskan mereka ke praktik penyalahgunaan NAPZA.

2. Penyalahgunaan NAPZA di kalangan pelajar mengakibatkan adanya gangguan

belajar, dan juga berefek pada segi sosial, ekonomi, dan agama.

3. Upaya penyuluhan mengenai NAPZA dan pembinaan mengenai fungsi UKS

merupakan salah satu upaya promotif dan preventif yang nyata dalam mencegah

terjadinya penyalahgunaan NAPZA di kalangan pelajar.

4. Beberapa masalah yang kami temukan pada penyuluhan antara lain

- adanya kelompok siswa yang suka membolos

- kurangnya pengetahuan siswa mengenai bahaya perokok pasif

- ada beberapa siswi yang terlihat sangat pendiam saat penyuluhan

- terdapat sekitar beberapa siswa yang mengaku masih aktif merokok

- terdapat beberapa siswa yang ramai sendiri saat penyuluhan

B. SARAN

1. Diharapkan pihak sekolah lebih aktif terutama bagian UKS untuk melakukan

upaya promotif dan preventif penyalahgunaan NAPZA sebagai lini pertama di

sekolah.

2. Sebaiknya sekolah bisa merangkul pihak Puskesmas ataupun LSM lain untuk

melakukan penyuluhan rutin.

3. Sekolah lebih sering mengadakan kegiatan-kegiatan yang lebih bermanfaat seperti

penyuluhan dan memberikan perhatian khusus untuk siswa-siswa yang bermasalah

4. Memberikan tambahan pengetahuan kepada siswa mengenai bahaya merokok baik

aktif maupun pasif.

5. Memberi bekal pengetahuan agama supaya siswa terhindar dari hal-hal negatif dan

menghimbau orang tua maupun guru untuk memberikan pengawasan pada siswa.

13

Page 14: Laporan Fl

6. Program pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan NAPZA seharusnya

digalakkan di masyarakat terutama usia remaja mengingat masih banyak kasus

yang terjadi di Indonesia, misalnya lewat penyuluhan. Tenaga – tenaga medis

maupun LSM memiliki peran penting di dalamnya. Adapun mahasiswa

kedokteran sebagai calon tenaga medis harus memahami betul masalah

penyalahgunaan NAPZA yang dapat berefek pada gangguan belajar dan putus

sekolah di kalangan pelajar.

14

Page 15: Laporan Fl

DAFTAR PUSTAKA

Azrimaidaliza, Nizwardi A., Defriman D. Masrizal DM. 2009. Pembinaan Usaha Kesehatan Sekolah di SMP Negeri 22 Padang Tahun 2009. Diunduh dari http://repository.unand.ac.id/2734/1/AZRIMAIDALIZA.pdf (diakses 26 November 2013)

Hanim D., Yuliastuti E., Nurchasanah. 2008. Menjadikan 'UKS' sebagai Upaya Promosi Tumbuh Kembang Anak Didik. Yogyakarta: Gadjah Mana University Press

Tim Field lab FK UNS. 2013. Keterampilan Pembinaan UKS: Kesehatan Jiwa, NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif) dan Gangguan Belajar. Surakarta : Fakultas Kedokteran UNS

15

Page 16: Laporan Fl

LAMPIRAN

16