laporan akhir ppl ayu.docx

Upload: ratih-widianingtias

Post on 05-Oct-2015

66 views

Category:

Documents


14 download

TRANSCRIPT

LAPORAN AKHIR PPL-REALDI SMA NEGERI 1 SUKASADAPADA SEMESTER GANJIL 2013/2014

OLEH

NAMA: GST AYU MD JUNIASMITA PARSANDINIM.: 101304105JURUSAN: PENDIDIKAN BIOLOGIFAKULTAS:MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

LEMBAGA PENGEMBANGAN PENGALAMAN LAPANGANUNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJANOVEMBER 2013

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN INI TELAH DIBACA DAN DISETUJUISEBAGAI KELENGKAPAN TELAH MELAKSANAKANPROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL-REAL)

Pada ,Hari: Senin Tanggal: 6 November 2013

Mengetahui/Menyetujui,Guru Pamong

Ni Luh Sudarmiasih, S.PdNIP 19630924 198411 2 003

Singaraja, 6 November 2013 Mahasiswa Praktikan

Gst Ayu Md Juniasmita P.NIM 1013041050

Mengetahui/Menyetujui,DosenPembimbing

Prof.Dr.I Made Sutajaya,M.Kes.NIP 19681217 199303 1003

Mengetahui/Menyetujui,Kepala SMA Negeri 1 Sukasada

Drs. Putu DanaNIP 19620818 198903 1 011

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:Nama: Gst Ayu Md Juniasmita ParsandiNIM.: 1013041050Jur./Fak.: Pendidikan Biologi/MIPAJudul Laporan: Laporan Akhir PPL-Real di SMA Negeri 1 SukasadaPada Semester Ganjil 2013/2014

Menyatakan bahwa laporan atau karya tulis ini dengan seluruh isi dan pengungkapannya memang benar tulisan asli saya sendiri dengan tidak melakukan penjiplakan dan penyampaian dengan cara yang tidak sesuai dengan kode etik yang berlaku dalam masyarakat keilmuan dan HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual).Atas pernyataan ini, saya siap menanggung sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran atas etika keilmuan dalam laporan saya ini, atau ada klaim terhadap keaslian karya saya ini.

Singaraja, 6 November 2013Yang Membuat Pernyataan

Gst Ayu Md Juniasmita ParsandiNIM 1013040150

SURAT KETERANGAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, kami dosen pembimbing dan guru pamong dari mahasiswa:Nama: Gst Ayu Md Juniasmita ParsandiNIM: 1013041050Jurusan/Fak: Pendidikan Biologi/MIPAMenerangkan dengan sebenarnya bahwa mahasiswa tersebut telah melaksanakan pelatihan sebanyak 20 kali atas bimbingan dan penilaian guru pamong dan 1 kali atas bimbingan dan penilaian dosen pembimbing.Berdasarkan hasil pengamatan terhadap kemajuan dan nilai yang dicapai mahasiswa, kami menyepakati dan menyetujui mahasiswa tersebut maju dalam ujian PPL.

Mengetahui/ Menyetujui,DosenPembimbing

Prof.Dr.I Made Sutajaya,M.Kes.NIP 19681217 199303 1003

Singaraja, 6 November 2013Mengetahui/Menyetujui,Guru Pamong

Ni Luh Sudarmiasih, S.PdNIP 19630924 198411 2 003

SURAT KETERANGAN AKTIF

Dengan ini menyatakan bahwa mahasiswa PPL-REAL Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja berikut : Nama: Gst Ayu Md Juniasmita ParsandiNIM: 1013041050Jurusan/Fak: Pendidikan Biologi/MIPAMemang benar telah membantu pelaksanaan ekstrakurikuler gemar biologi yang diikuti oleh siswa-siswi SMA Negeri 1 Sukasada.

Mengetahui/Menyetujui,DosenPembimbing

Prof.Dr.I Made Sutajaya,M.Kes.NIP 19681217 199303 1003

Singaraja, 6 November 2013Mengetahui/Menyetujui,Guru Pembimbing Ekstrakurikuler

Nyoman Sukrada, S.Pd.NIP

vi

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karuniaNya, penulis dapat menyelesaikan laporan kegiatan ini tepat pada waktunya. Laporan ini merupakan hasil pelaksanaan PPL-Real di SMA Negeri 1 Sukasada selama 3 bulan.Tersusunnya laporan ini tidak lepas dari kerjasama, bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak yang sangat membantu dalam penyelesaian laporan ini. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:1. Lembaga PPL Undiksha selaku pelaksana Program Pengalaman Lapangan Real (PPL-Real).2. Bapak Drs. Putu Dana selaku kepala sekolah SMA Negeri 1 Sukasada.3. Ibu Ni Luh Sudarmiasih, S.Pd. selaku guru pamong yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berarti dalam menunjang kegiatan PPL-Real ini.4. Bapak Prof.Dr.I Made Sutajaya,M.Kes. selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berarti guna menunjang keberhasilan kegiatan PPL-Real ini.5. Bapak/Ibu guru dan staf pegawai di SMA Negeri 1 Sukasada yang telah banyak membantu guna memperlancar kegiatan ini.6. Rekan-rekan mahasiswa PPL-Real dan siswa-siswi SMA Negeri 1 Sukasada yang sangat antusias dalam memperlancar kegiatan ini. Penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata penulis harapkan semoga laporan ini bermanfaat bagi para pembaca.Singaraja, 6 November 2013

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDULiLEMBAR PENGESAHANiiSURAT PERNYATAANiiiSURAT KETERANGANivSURAT KETERANGAN AKTIFvKATA PENGANTARviDAFTAR ISIviiDAFTAR TABELviiiDAFTAR GAMBARixDAFTAR LAMPIRANxI. PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang11.2 Rumusan Masalah21.3 Tujuan21.4 Manfaat3II. SOLUSI TAWARAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN DAN PEMBAHASAN2.1 Solusi Tawaran Perbaikan Pembelajaran32.2 Pembahasan10III. PENUTUP3.1 Simpulan163.2 Saran16LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Perencanaan Kegiatan Pembelajaran Model DI8Tabel 2. Nilai Harian Siswa Kelas X6 dengan Materi Ikatan Kimia....11Tabel 3. Nilai Harian Siswa Kelas XI IPA 1 dengan Materi Termokimia13Tabel 4. Nilai Harian Siswa Kelas XI IPA 1 dengan Materi Laju Reaksi14

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Suasana Pembelajaran di Kelas X6...............................12Gambar 2. Suasana Pembelajaran di Laboratorium (Demonstrasi).13Gambar 3. Suasana pembelajaran di kelas XI IPA 1.........................15Gambar 4. Suasana UTS di kelas XI IPA 1.............................15

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : RPP UjianLampiran 2 : Silabus Kelas XILampiran 3: Nilai Kognitif Ikatan Kimia Kelas X 6Lampiran 4: Nilai Kognitif Termokimia Kelas XI IPA 1Lampiran 5: Nilai Afektif Kelas XI IPA 1Lampiran 6: Nilai Kognitif Laju Reaksi Kelas XI IPA 1Lampiran 7: Nilai Psikomotor Laju Reaksi Kelas XI IPA 1Lampiran 8: Daftar Hadir Peserta Gemar Kimia

I. PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangPendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat berperan penting dalam menentukan perkembangan suatu negara, karena melalui pendidikan maka kualitas dari sumber daya manusia itu sendiri akan terpenuhi. Pendidikan akan dapat berjalan dengan baik karena didukung oleh sarana dan prasarana dalam pendidikan itu sendiri. Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan diperlukan guru yang profesional, disamping program kegiatan pembelajaran sarana dan prasarana pembelajaran, dana atau biaya, lingkungan masyarakat, dan kepemimpinan. Salah satu unsur dalam peningkatkan mutu pendidikan yang sangat penting adalah peningkatan mutu profesional guru serta sarana dan prasarana sebagai penunjang proses pembelajaran. Dalam peningkatan sarana guru profesional secara umum pemerintah menerapkan program dalam bidang pendidikan seperti pelatihan untuk meningkatkan kemampuan guru. Pelatihan-pelatihan yang diberlakukan oleh pemerintah kepada seorang guru belum terlaksana apabila tidak adanya partisipasi dari seluruh komponen pendidik yakni guru, siswa maupun perangkat pendidikan yang lainnya. Di dalam proses pembelajaran guru dan murid merupakan komponen pendidika yang tidak dapat dipisahlan antara satu dengan yang lain. Hal tersebut dikarenakan dalam proses pembelajaran melibatkan interaksi baik antara guru dengan murid maupun antara murid dengan murid diberbagai mata pelajaran.Pada era globalisasi saat ini terjadi persaingan secara global yang bukan hanya dirasakan pada beberapa bidang seperti perekonomian, hukum, dll. Namun persaingan yang lebih ketat terjadi dalam bidang pendidikan khususnya tenaga pendidik yakni guru. Maju tidaknya suatu negara diukur dengan maju tidaknya sistem pendidikan yang tidak terlepas dari kualitas tenaga pendidik. Di Indonesia terdapat beberapa Universitas pendidikan memiliki kualifikasi yang baik dalam mencetak sarjana-sarjana pendidikan. Dosen selaku tenaga pendidik di Perguruan Tinggi memiliki tanggung jawab agar sarjana pendidikan yang dihasilkan berkualitas dan memiliki daya saing yang tinggi. Pada Perguruan Tinggi Pendidikan mahasiswa selaku calon guru tidak hanya diberikan bekal secara mandiri terkait dengan bidangnya masing-masing, tetapi juga keterampilan dalam bidang pengajaran melalui berbagai penerapan model-model pembelajaran yang tepat, keterampilan dalam mengajar di depan kelas. Seorang calon guru harus memiliki semua keterampilan tersebut karena adanya tuntutan sebagai guru profesional yakni memenuhi 4 kompetensi guru. Kompetensi guru yang dimaksud adalah kompetensi pedagogik yakni kompetensi pengelolaan PBM, kompetensi profesional yakni penguasaan tentang ilmu yang menjadi bidangnya, kompetensi personal yakni berkaitan dengan sikap kepribadian, minat dan disiplin diri, dan kompetensi sosial yakni kemampuan untuk berinteraksi secara sosial dengan masyarakat. Semua kompetensi tersebut tidak serta merta dapat dikuasai dengan singkat dan mudah, untuk menguasai semua kompetensi tersebut mahasiswa selaku calon guru perlu dihadapkan pada lingkungan sebenarnya yakni lingkungan sekolah.LPPL (Lembaga Pengembangan Pengalaman Lapangan) merupakan lembaga yang ditunjuk oleh pihak Universitas Pendidikan Ganesha untuk melatih 4 kompetensi dasar guru profesional. Universitas Pendidikan Ganesha melalui LPPL memberikan kesempatan kepada seluruh mahasiswa pendidikan selaku calon guru yang sudah memenuhi beberapa ketentuan yang sudah ditetapkan untuk mengikuti PPL (Pengembangan Pengalaman Lapangan). PPL dilaksanakan 3 bulan dengan melakukan pengajaran selayaknya seorang guru profesional. PPL ini sangat bermanfaat bagi seluruh mahasiswa sebagai lanjutan dalam mata kuliah pembelajaran mikro yang mana mahasiswa dihadapkan dalam situasi pembelajaran yang sesungguhnya yakni proses pembelajaran di dalam kelas dengan adanya interaksi siswa dan guru di dalam kelas. Dalam pelaksanaan pembelajaran yang sesungguhnya di dalam kelas tentu harus dipersiapkan dengan matang melalui Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Di dalam RPP sudah menyangkut model pembelajaran dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan selama kegiatan belajar mengajar. Yang perlu diperhatikan adalah mahasiswa selaku calon guru hanya berupaya untuk mengadaptasi teori terkait pembelajaran di Perguruan Tinggi dan menyesuaikan dengan kondisi sekolah, kemampuan siswa dan keadaan sarana dan prasarana bukan menuntut sekolah harus menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan mahasiswa dalam proses pembelajaran. Disinilah mahasiswa dituntut untuk menjadi seorang guru yang kreatif tidak hanya mampu menggunakan sarana dan prasarana dari pihak sekolah tapi menciptakan media pembelajaran sesuai dan interaktif bagi siswa. Dan diharapakan PPL ini memberikan pengalaman pembelajaran yang bermanfaat bagi seluruh mahasiswa selaku calon guru.1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah solusi perbaikan pembelajaran yang dilakukan pada mata pelajaran biologi di SMA Negeri 1 Sukasada?2. Bagaimanakah pengaruh solusi perbaikan pembelajaran terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran biologi di SMA Negeri 1 Sukasada?1.3 TujuanAdapun tujuan dari pelaksanaan PPL-Real ini adalah1. Untuk mengetahui solusi perbaikan pembelajaran yang dilakukan pada mata pelajaran biologi di SMA Negeri 1 Sukasada.2. Untuk mengetahui pengaruh solusi perbaikan pembelajaran terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran biologi di SMA Negeri 1 Sukasada.1.4 ManfaatAdapun manfaat yang diperoleh dalam pelaksanaan PPL-Real ini adalah1. Mahasiswa dapat menentukan model pembelajaran yang tepat disesuaikan dengan karakteristik peserta didik.2. Mahasiswa dapat mengetahui hasil belajar siswa SMA Negeri 1 Sukasada dengan menggunakan Model Pembelajaran Langsung.3. Pengalaman selama mengikuti PPL-Real dapat digunakan sebagai modal dasar dalam mengembangkan profesionalitas sebagai seorang guru kelak di sekolah tempat bertugas.4. Mengasah keterampilan mengajar dan kompetensi lainnya untuk siap melaksanakan kerja sebagai seorang guru.

II. SOLUSI TAWARAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN DAN PEMBAHASAN2.1 Solusi Tawaran Perbaikan PembelajaranBerdasarkan rumusan masalah diatas, solusi perbaikan yang ditawarkan dalam pembelajaran mata pelajaran biologi di SMA Negeri 1 Sukasada adalah penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan Model Pembelajran Langsun. Dalam prsoes pembelajaran penulis menggunakan dua model pemebjaran yang berbeda yakni model pembelajaran kooperatif STAD dan model pembelajran langsung. Pemilihan satu dari dua model yang diterapkan berdasarkan atas berbagai pertimbangan berupa sarana dan prasaran, kemampuan berpikir siswa serta kondisi kelas yang diterapkan pada kelas X1 dan X2 serta XI IA1 dan XI IA2.2.1.1 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran dalam kelompok kecil yang bekerja bersama-sama untuk memaksimalkan penugasan tentang apa yang dipelajarai siswa. dalam pembelajaran kooperatif terjadi proses saling membantu di antara anggota kelompok. Ciri- ciri pembelajaran kooperatif sebagai adalah sebagai berikut (1) Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi pelajaran. (2) Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, rendah. (3) Bilaman mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin, dan agama yang berbeda. (4) Penghargaan lebih berorientasi kelomok ketimbang individu.Terdapat beberapa pendapat terkait pengertian pembelajaran kooperatif yakni Menurut Slavin (Isjoni, 2007), pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen.Sunal dan Hans (Isjoni, 2007) mengemukakan pembelajaran kooperatif merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada peserta didik agar bekerja sama selama proses pembelajaran dan meningkatkan sikap tolong menolong dalam perilaku sosial.Jhonson (Isjoni, 2007) mendefinisikan pembelajaran kooperatif sebagai upaya mengelompokkan siswa di dalam kelas ke dalam suatu kelompok kecil agar siswa dapat bekerja sama dengan kemampuan maksimal yang mereka miliki dan mempelajari satu sama lain dalam kelompok tersebut.Dalam model pembelajaran kooperatif terdapat berbagai tipe salah satunya adalah tipe Student Team Achievement Division ( STAD). Tipe ini dikembangkan Slavin, pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota setiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD menerapkan pembelajaran yang lebih menekankan siswa dalam melatih berbagai kemampuan belajar dalam kelompok untuk mengatasi pertanyaan yang diberikan berupa kemauan untuk belajar, kemandirian, keterampilan komunikasi, bekerjasama serta keterampilan dalam menghargai pendapat orang lain.

2.1.2 Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STADPenerapan model pembelajaran di dalam kelas tidak terlepas dengan sintaks model pembelajaran itu sendiri. Sintaks merupakan tahapan/langkah pembelajaran yang dilakukan pada model pembelajaran tertentu dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Dalam Model Pembelajaran Kooperatif STAD memiliki beberapa komponen lain yang harus diperhatikan tanpa mengesampingkan sintaks yang dipergunakan dalam pembelajaran, 5 komponen tersebut adalah penyajian kelas (menyajikan terkait pertanyaan yang diberikan), kelompok (diskusi dalam kelompok), Kuis (mengetahui keberhasilan siswa secara kelompok dan individu), skor kemajuan individu (perbandingan antara hasil tes awal dengan tes akhir siswa), pengakuan kelompok (memberi predikat pada kelompok dengan memberikan nilai tertinggi pada kelompok tertentu)Sintaks model pembelajaran kooperatif STAD memiliki 5 fase yaknia. Fase 1. Menyampaikan tujuan dan motivasi siswaPada fase ini guru melakukan persiapan adalah menyampaikan apersepsi kepada siswa dengan mengkaitkan ke dalam kehidupan sehari-hari yang akan memunculkan keingintahuan siswa, menyampaikan standar kompetensi, indikator pembelajaran dan tujuan pembelajaran, menimbulkan motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran.b. Fase 2. Menyajikan atau menyampaikan informasiPada fase ini guru menyampaikan materi pembelajaran yang akan dibahas serta menyajikan konsep materi ajar secara singkat yang mana nantinya akan dibahas pada pertanyaan di LKS. c. Fase 3. Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajarPada fase ini guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar, membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efesien. Serta memberikan aturan pengerjaan soal yang didalamnya menyangkut kedisiplinan waktu pengerjaan, interaksi kelompok dalam menyelesaikan pertanyaan.d. Fase 4. Membimbing kelompok bekerja dan belajarPada fase ini guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka. Membimbing kelompok mengarahkan jawabannya sesuai dengan pertanyaan bukan memberikan jawaban.e. Fase 5. Evaluasi Pada fase ini evaluasi hasil kerja kelompok dilakukan dengan melakukan presentasi di depan kelas dengan adanya tanggapan dari keompok lain sehingga terjadi diskusi dalam kelas.f. Fase 6. Memberikan penghargaanPada fase ini guru memberikan penilaian ketika terjadi kerja kelompok serta diskusi antar kelompok berupa penilain secara kelompok maupun individu, dari penilaian tersebut diperoleh kelompok mana yang memiliki nilai baik dalam diskusi dan siswa yang aktif dalam diskusi kelompok. 2.1.3 Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STADDalam penerapan setiap model pembelajaran di dalam kelas tentu tidak terlepas dengan kelebihan dan kelemahan dari model pembelajaran itu sendiri ataupun yang kita temukan di dalam kelas. Adapun kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD adalaha. Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial.b. Memungkinkan siswa saling belajar sikap dan keterampilan, serta perilaku sosial.c. Memudahkan siswa melakukan penyesuaian.d. Menghilangkan sifat egois.e. Meningkatkan rasa saling percaya diri kepada sesama.f. Meningkatkan kemampuan memandang masalah.g. Mampu menghargai pendapat dan ide orang lain.Adapun Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD adalaha. Apabila keterampilan kooperatif siswa dalam kelompok tidak dimaksimalkan oleh guru maka dinamika kelompok akan macet.b. Jumlah kelompok yang kurang dari empat yaitu tiga, maka anggotanya cenderung akan menarik diri dan kurang aktif saat berdiskusi, sedangkan apabila lebih dari empat maka ada anggota yang tidak mendapatkan tugas kelompok.c. Ketidakmampuan siswa sebagai ketua kelompok dalam mengatasi konflik-konflik kelompok sehingga kerja kelompok menjadi tidak efektif.2.1.4 Penerapan Solusi yang DitawarkanPenerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dilakukan dengan mengambil satu sampel kelas dari dua tingkatan kelas yang berbeda yang dirasa cocok dengan penerapan model tersebut yakni kelas X1 dan X2 serta kelas XI IA1 dan XI IA 2. Adapun kegiatan pembelajaran Model Kooperatif STAD yang sudah diterapkan secara ringkas sebagai berikut. Tabel 1. Kegiatan Pembelajaran Model Kooperatif STADTahapFaseKegiatan PembelajaranAlokasi Waktu

PendahuluanMenyampaikan tujuan dan motivasi siswa1. Memberikan apersepsi dan motivasi dengan mengajukan pertanyaan terkait dengan materi pembelajaran.2. Memamparkan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pembelajaran serta tujuan kepada siswa5 menit

Inti

Menyajikan dan menyampaikan informasi3. Menyampaikan materi pembelajaran yang akan dibahas dan memberikan konsep.15 menit

Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar4. Memberikan pengarahan kepada siswa terkait dengan aturan pembentukan kelompok, jumlah pertanyaan pada LKS, alokasi waktu, ketepatan jawaban.5 menit

Membimbing kelompok bekerja dan belajar5. Membimbing diskusi kelompok pada semua kelompok dan memberikan petunjuk yang mengarah kepada jawaban pertanyaan.25 menit

Evaluasi6. Salah satu kelomok mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas dan kelompok lain menanggapi.20 menit

Penghargaan 7. Memberikan pujian bagi kelompok maupun individu yang memiliki ketepatan dan antusias dalam menjawab dan memberikan pendapat.5 menit

Penutup8. Menunjukkan salah satu siswa menyimpulkan materi yang diajarkan 9. Memberikan evaluasi dengan post test.10. Meminta siswa untuk mempelajari materi berikutnya15 menit

2.2 Pembahasan2.2.1 Pengaruh solusi perbaikan pembelajaran terhadap hasil belajar siswaPenerapan solusi perbaikan pembelajaran dilakukan dengan melihat berbagai aspek. Aspek yang dipertimbangkan yakni dengan melihat alokasi pembelajaran, sarana dan prasarana dan kondisi siswa. Dalam hal ini penerapan model pembelajaran kooperatif STAD dilakukan dengan melihat pertimbangan bahwa materi yang diajarkan cukup banyak dengan alokasi waktu yang sedikit akibat adanya kegiatan dan libur. Selain itu model pembelajaran ini dimaksudkan agar siswa dapat terasang untuk belajar secara berkelompok serta mampu melatih setiap siswa untuuk berpendapat. Dapat dilihat pada gambar 1.

Selain itu penggunaan media pembelajaran sebagai penunjang belajar sangat penting dilakukan dalam penerapan di dalan kelas mahasiswa sudah menggunakan beberapa media pembelajaran seperti media audio-visual berupa video, media visual berupa powerpoint, media charta. Kesemua media tersebut diberikan guna memudahkan siswa dalam memahami materi yang diberikan. Dapat dilihat pada gambar 2Dalam pelaksanaan pembelajaran total 20 kali pertemuan pada 4 kelas yang berbeda yakni kelas X1 dan X2 serta XI IA1 dan XI IA2 dengan penggunaan model pembelajaran yang sudah diterapkan yakni penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD digunakan sebanyak 18 kali pertemuan dan 2 kali pertemuan dengan menggunakan model pembelajaran langsung. Rinciannya yakni pada kelas X1 dan X2 dengan mata pelajaran biologi digunakan pada materi virus sebanyak 2 kali pertemuan, materi Archaebacteria dan Eubacteria digunakan sebanyak 2 kali pertemuan. Sedangkan pada kelas XI IA1 dan XI IA2 dengan mata pelajaran biologi lingkungan digunakan pada materi pelestarian lingkungan alam berkelanjutan sebanyak 1 kali pertemuan, materi pemanfaatan lingkungan alam berkelanjutan sebanyak 2 kali pertemuan, materi mencegah kerusakan alam sebanyak 1 kali pertemuan. Sedangkan pada materi biologi lingkungan dilakukan pembelajaran langsung pada materi kompos sebanyak 1 kali pertemuan serta praktik pembuatan kompos sebanyak 1 kali pertemuan. Dalam menerapkan solusi perbaikan pembelajaran dengan menggunakan model-model pembelajaran dalam hal ini pengunaan Model Pembelajaran Kooperatif STAD sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa secara nyata berupa nilai belajar siswa. Berikut ini disajikan rata-rata nilai harian mata pelajaran biologi dengan kelas X1 dan X2 dengan materi Virus, Archabacteria dan Eubacteria pada tabel 2 dan tabel 3 (Data secara lengkap terlampir).Tabel 2. Rata-Rata Nilai Harian Mata Pelajaran Biologi Kelas X1NONama KD

2.12.2

X13 Sep 13X210 Sep13X11 Okt13

X28 Okt13

1Dewa Ketut Ari Dwipayana79777881

2Gede Supartana81807880

3Gede Yuda Mahayana80808080

4Ida Bagus Kadek Dwipayana80808080

5Kadek Anju Widi Mulianjun80798180

6Kadek Arimbawa Arya80828483

7Kadek Meliani79798182

8Ketut Agus Febri Putra81808182

9Ketut Agus Sumandiasa79767979

10Ketut Darmawan79798181

11Ketut Sari79788280

12Ketut Yuli Artini79798077

13Komang Ladip Mahardika81798179

14Komang Rani Dani81818281

15Luh Juli Asrini81818078

16Luh Putu Astari79818181

17Luh Putu Mira Febriani81828282

18Made Tiarsana80828280

19Ni Gusti Made Aristia Darsani81838380

20Putu Agus Artadana82848480

21Putu Darma Agus Hendrawan79828077

Keterangan:KD 2.1= Materi Ajar VirusKD 2.2= Materi Ajar Archaebacteria dan EubacteriaX1= Rata-rata pertemuan ke-1X2 = Rata-rata pertemuan ke-2

Berdasarkan tabel 2 rata-rata nilai mata pelajaran biologi pada kelas X1 dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) 75 secara keseluruhan sudah memenuhi ketuntasan. Rata-rata nilai harian ini diperoleh dari nilai individu, kelompok, post tes serta tugas harian yang dilakukan selama pembelajaran berlangsung. Pengaruh penerapan model kooperatif STAD dapat dilihat dari rata-rata nilai harian siswa pada setiap KD, pada KD 2.1 rata-rata nilai harian pertemuan ke-1 dan pertemuan ke-2 adalah 79-82 dan 76-83. Perbedaan rentangan rata-rata nilai harian pada pertemuan ke-1 dan ke-2 ini lebih diakibatkan karena siswa belum terbiasa dengan metode pembelajaran kelompok serta kemampuan berpikir siswa yang masih terbiasa dengan guru sebagai pusat pembelajaran. Sedangkan pada KD 2.2 rata-rata nilai pertemuan ke-1 dan ke-2 yakni 78-84 dan 77-83. Secara umum terjadi peningkatan rata-rata nilai harian namun pada pertemuan ke-2 terjadi penurunan nilai, hal tersebut karena pada pertemuan ke-2 materi yang diajarkan memerlukan pengertian karena melibatkan proses yang mana siswa belum terbiasa dalam memahami.

Tabel 3. Rata-Rata Nilai Harian Mata Pelajaran Biologi Kelas X2NONama KD

2.12.2

X13 Sep13X210 Sep13X11 Okt13X28 Okt13

1Gede Eka Pria Suputra77797579

2Gede Wenten Antara Yasa79807780

3Gst. Ketut Triyudi Jaya78807581

4Gst. Komang Agus Darma Putra79777779

5I Gede Yana79797881

6I Gusti Ngurah Kadek Adnyana Putra78787778

7I Made Pancer Ginarta79787879

8Kadek Adi Putra79807875

9Kadek Adi Tisnayasa79787877

10Kadek Budi Artini78777981

11Kadek Tri Indiani78777979

12Ketut Endri Martini80797980

13Komang Ayu Sudani Putri78787679

14Komang Roy Adnyana78767680

15Komang Suryadini81797979

16Luh Rismayani79827980

17Luh Septiana Dewi79837879

18Ni Putu Era Susanti80828379

20Putu Mas Eka Suwarthana79797575

21Putu Sastrawan79818081

22Kd. Rizki Fernando76767375

Keterangan:KD 2.1= Materi Ajar VirusKD 2.2= Materi Ajar Archaebacteria dan EubacteriaX1= Rata-rata pertemuan ke-1X2 = Rata-rata pertemuan ke-2Berdasarkan tabel 3 rata-rata nilai mata pelajaran biologi pada kelas X1 dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) 75 secara keseluruhan sudah memenuhi ketuntasan. Rata-rata nilai harian ini diperoleh dari nilai individu, kelompok, post tes serta tugas harian yang dilakukan selama pembelajaran berlangsung. Pengaruh penerapan model kooperatif STAD dapat dilihat dari rata-rata nilai harian siswa pada setiap KD. Pada KD 2.1 pertemuan ke-1 dan ke-2 adalah 76-81 dan 76-83, nilai tersebut memiliki rentangan cukup tinggi serta sebaran siswa yang memperoleh nilai 81 dan 83 jumlahnya sedikit. Hal tersebut menandakan dalam penerapan model pembelajaran kooperatif STAD siswa masih beradaptasi dengan pembelajaran kelompok dan siswa yang memperoleh nilai 80 ke atas dapat dikatakan mampu sedikit lebih cepat dalam beradaptasi dengan model pembelajran yang diterapkan. Sedangkan pada KD 2.2 rata-rata nilai harian pada pertemuan ke-1 dan ke-2 adalah 75-83 dan 75-81. Rata-rata nilai yang berfluktuasi menunjukkan terdapat siswa yang sudah terbiasa dengan penerapan model pembelajaran kelompok dan nilai yang diperlihatkan stabil atau bahkan meningkat, sedangkan tingginya nilai 70-an ini dapat mengindikasikan bahwa siswa-siswa tersebut memang tidak memiliki minat terhadap materi dan mata pelajaran biologi karena metode pembelajaran yang berlakukan diusahakan sekreatif mungkin dan sesuai dengan tingkat kemampuan berpikir siswa.

Sedangan rata-rata nilai harian untuk mata pelajaran biologi lingkungan pada kelas XI IA1 dan XI IA2 dengan materi pengelolaan lingkungan, pelestarian lingkungan alam berkelanjutan, pemanfaatan lingkungan alam berkelanjutan, mencegah kerusakan alam disajikan pada tabel 4 dan tabel 5.Tabel 4. Rata-Rata Nilai Harian Mata Pelajaran Biologi Lingkungan Kelas XI IA1NONamaKD

1.21.31.32.2

X1 4 Sept'13X1 11 Sept'13X2 18 Sept'13X1 16 Okt'13

1Gst Ayu Kd Sugiartini83838384

2I Gst Kt Trisnawan83828484

3I Pt Gede Handi Junio83848285

4Kd Peni Suandani84848483

5Kt Ayu Sudami D83848484

6Kt Eliasih83858484

7Km Risma Widayanti85838584

8Km Wiku Adnyana83848483

9Luh Lisna Dewi 83858484

10Luh Novi Artiani85848584

11Matheus Gomang83848384

12Ni Kadek Okta Letriani84858486

13Kd Ratna83858384

14Ni Km Rahayu Sriati83838284

15Ni Nymn Marini83848384

16Putu Apriadi84828283

17Putu Eka Ariningsih84828584

18Putu Suriani84848484

Keterangan:KD 1.2= Materi ajar pelestarian lingkungan alam berkelanjutan.KD 1.3= Materi ajar pemanfaatan lingkungan alam berkelanjutan.KD 2.2= Materi ajar mencegah kerusakan alam.X1= Rata-rata pertemuan ke-1X2 = Rata-rata pertemuan ke-2Berdasarkan tabel 4 rata-rata nilai mata pelajaran biologi lingkungan pada kelas XI IA1 dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) 78 secara keseluruhan sudah memenuhi ketuntasan. Rata-rata nilai harian ini diperoleh dari nilai individu, kelompok, post tes serta tugas harian yang dilakukan selama pembelajaran berlangsung. Rata-rata nilai harian biologi lingkungan yakni KD 1.2 adalah 83-85, KD 1.3 pada pertemuan ke-1 dan ke-2 adalah 82-85 dan 82-85, KD 2.2 adalah 83-86. Secara umum rata-rata nilai harian yang ditunjukkan pada keempat KD di kelas XI IA1 dengan model pembelajan kooperatif STAD lebih baik dibandingkan penerapannya pada kelas X, hal ini karena siswa sudah mengalami penjurusan sehingga kemampuan berpikir siswa sudah merupakan cara berpikir sains dan sudah terbiasa mengerjakan pertanyaan secara berkelompok. Dalam penerapan model pembelajaran yang dilakukan mahasiswa ppl berusaha untuk mengkaitkan materi dengan kehidupan secara nyata sehingga pembelajaran dirasakan lebih bermakna. Selain itu adanya 2 interakasi yakni antara siswa dengan siswa dan siswa dengan guru menjadikan siswa lebih mengasah kemampuan pengetahuan serta keterampilan bekerja secara berkelompok.

Tabel 5. Rata-Rata Nilai Harian Mata Pelajaran Biologi Lingkungan Kelas XI IA2NONamaKD

1.21.31.32.2

X1 4 Sept'13X1 11 Sept'13X2 18 Sept'13X1 16 Okt'13

1Dina Ayu Novita Dewi Arini83858284

2Gede Panca83838483

3I Gd Adi Darma Putra83848483

4I Gd Doni Irawan83838682

5Kd Dodi Yari82848481

6

7Km Anggi yasa84848482

8Km Putriani84848482

9Km Sahita Utami85868583

10Luh Mega Utami84848383

11Luh Pt Juli Rasmini83838383

12Luh Septi Ariani83838483

13Md Bella Leonita A.P82848185

14Ni Komang Dyah Anggarini84858383

15Ni Luh Eri Wartini84848382

16Pt Dewi Maharani85848481

17Pt Santi Agustini84858483

18Putu Susi Dewi Arini84858483

KD 1.2= Materi ajar pelestarian lingkungan alam berkelanjutan.KD 1.3= Materi ajar pemanfaatan lingkungan alam berkelanjutan.KD 2.2= Materi ajar mencegah kerusakan alam.X1= Rata-rata pertemuan ke-1X2 = Rata-rata pertemuan ke-2Berdasarkan tabel 5 rata-rata nilai mata pelajaran biologi lingkungan pada kelas XI IA1 dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) 78 secara keseluruhan sudah memenuhi ketuntasan. Rata-rata nilai harian ini diperoleh dari nilai individu, kelompok, post tes serta tugas harian yang dilakukan selama pembelajaran berlangsung. Rata-rata nilai harian biologi lingkungan yakni, KD 1.2 adalah 82-85, KD 1.3 pada pertemuan ke-1 dan ke-2 adalah 83-86 dan 81-86, KD 2.2 81-85. Rata-rata nilai harian pada kelas XI IA 2 berbeda dibandingkan dengan kelas XI IA1 hal tersebut terkait dengan kemampuan menangkap materi serta adanya antusias belajar. Pada kelas XI IA 2 kesemua komponen tersebut sudah berjalan dengan cukup baik karena pembelajran dilakukan secara berkelompok dengan memberikan pertanyaan yang dikaitkan dengan kehidupan nyata sehingga pembelajaran dapat lebih bermakna

III. Penutup3.1 SimpulanBerdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dapat digunakan pada beberapa materi mata pelajaran biologi di SMA Negeri 1 Sukasada.2. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD terhadap hasil belajar siswa di kelas X1, X2 dan XI IA1, XI IA2 yang bervariasi pada setiap materi serta pada setiap siswa dengan memnuhi Standar Ketuntasan Minimal (KKM).3.2 SaranAdapun beberapa saran yang dapat diberikan yakni1. Ketentuan terkait dalam pemberian tugas mandiri baik terstruktur maupun tidak terstruktu harus disiplin dan tegas dalam pengumpulan.2. Calon guru dalam hal ini mahasiswa diharapkan mampu memaksimalkan penerapan keterampilan mengelola kelas, hal tersebut karena siswa tidak perhatian dan antusias dalam mengikuti pelajaran yang diberikan.

17