laporan ppl
DESCRIPTION
LAPORANTRANSCRIPT
LAPORAN PELAKSANAAN
PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN
DI SMA 1 NEGERI JEPON
OLEH:
1. AHMAD SYAIFUL ANAM
2. REZA ANDRIAWAN
3. YERI UTAMI
4. SITI NUR FADILLAH
5. JARYOKO
6. KUSNI
7. SITI NUR KHOLIFAH
8. RITA LATIFAH YUNITA
9. MENIK SUSANTI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MUHAMMADIYAH
BLORA
TAHUN AKADEMIK 2011/ 2012
PENGESAHAN
Laporan praktek pengalaman lapangan di SMA 1 NEGERI JEPON ini diterima untuk
memenuhi sebagian dari tugas-tugas praktek keguruan pada:
Hari : Senin
Tanggal : 9 Januari 2012
Disahkan oleh Disetujui
Dosen Pembimbing Kepala Sekolah
Mardian Hayati, M. Ag Dra. Tiknowati, M.pdNIP. 19550606 197903 2 007
Mengetahui
Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah Blora
Ketua,
NASRULLAHNBM.1095625
MOTTO
“Tuntutlah ilmu dan belajarlah (untuk ilmu) ketenangan dan
kehormatan diri, dan bersikaplah rendah hati kepada orang
yang mengajar kamu. (HR. Ath-Thabrani)
"Lihatlah orang yang berada di bawahmu dan jangan melihat
orang yang berada di atasmu karena hal itu lebih patut agar
engkau sekalian tidak menganggap rendah nikmat Allah yang
telah diberikan kepadamu." Muttafaq Alaihi.
“Janganlah bangga akan tubuhmu, tetapi banggalah atas kebersihan jiwa sucimu”.
( PETA)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadhirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
penulis berada dalam keadaan sehat walafiat sehingga telah dapat menyelesaikan laporan
program pengalaman lapangan. Laporan ini penulis buat berdasarkan hasil pengamatan,
wawancara dan pengalaman langsung selama mengikuti praktek pengalaman lapangan (PPL)
di SMA 1 NEGERI JEPON.
Laporan ini merupakan salah satu syarat bagi setiap mahasiswa STAI
MUHAMMADIYAH untuk menyelesaikan studinya sehingga kelak dari pengalaman ini
dapat menembah pengalaman dan wawasan yang lebih luas serta dapat meciptakan nuansa
yang lebih baru.
Keberhasilan penulisan laporan ini tidak terlepas dari bantuan serta arahan dari
berbagai pihak baik itu secara individu maupun secara umum terutama bimbingan dan
pengarahan yang tulus dan ikhlas dari pembimbing, untuk itu penulis menyampaikan rasa
terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Dosen pembimbing
2. Kepala SMA 1 NEGERI JEPON
3. Guru pamong serta dewan guru SMA 1 NEGERI JEPON
4. Rekan-rekan seperjuangan yang telah mendukung dan memberi arahan serta kritikan
demi terselesainya laporan ini
Kepada semua pihak yang telah membantu, kami tidak bisa membalas jasa yang telah
diberikan kepada kami, hanya kepada tuhan jualah kami berserah diri semoga semua apa yang
telah diberikan itu mendapat imbalan yang setimbalnya.
Penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan-
kekurangan yang terdapat di dalamnya, untuk itu penulis sangat mengharapkan adanya
kritikan dan masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini dapat berguna dan bermanfaat bagi
penulis sendiri dan orang lain pada masa-masa yang akan datang
Amin yarabbal alamin
Blora, Februari 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman judul……………………………………………………………………… 1
Halaman pengesahan ………………………………………………………………. 2
Motto ………………………………………………………………………………. 3
Kata pengantar …………………………………………………………………….. 4
Daftar isi……………………………………………………………………………. 5
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………. 7
A. Latar belakang……………………………………………………………… 7
B. Tujuan ……………………………………………………………………… 8
C. Kedudukan …………………………………………………………………. 8
D. Sasaran……………………………………………………………………… 8
E. Manfaat …………………………………………………………………….. 9
BAB II Gambaran Umum SMA N 1 Jepon ……………………………………….. 10
A.Latar geografis SMA N 1 Jepon……………………………………………. 10
B.Sejarah singkat SMA N 1 Jepon……………………………………………. 10
C.Visi dan misi SMA N 1Jepon ……………………………………………… 11
D.Data-data berkaitan dengan SMA N 1 Jepon………………………………. 11
BAB III Uraian Teoritis yang berkaitan dengan praktik keguruan atau praktik
pengalaman lapangan …………………………………………………… 26
A. Pengertian praktik keguruan atau praktik pengalaman lapangan…...……… 26
B. Kegunaan praktik pengalaman lapangan bagi mahasiswa…………………. 27
C. Metode pendidikan ………………………………………………………… 27
D. Kompetensi profesional guru ……………………………………………… 32
E. Hasil belajar………………………………………………………………… 33
BAB IV Laporan Praktik Pengalaman Lapangan di SMA 1 N Jepon…………….… 37
A. Persiapan awal seorang guru ………………………………………………. 37
B. Komunikasi pendidik dengan peserta didik ……………………………….. 38
C. Pengelolaan kelas ………………………………………………………….. 39
D. Penilaian dalam kelas………………………………………………………. 40
BAB V Penutup………………………………………………………………………. 43
Lampiran-lampiran
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat esensial yang mempunyai peranan
cukup dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia ( SDM ) Indonesia. Oleh
karena itu, system pendidikan Indonesia diharapkan mampu untuk menghasilkan
output yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang tinggi sesuai dengan
perkembangan Ilmu Pengetahuan, dan Teknologi.
STAI MUHAMMADIYAH BLORA merupakan lembaga yang mencetak
calon pendidik. Dalam perkembangannya lembaga ini selalu dituntut untuk
meningkatkan mutu lulusannya, dalam arti dapat mencetak calon pendidik yang
professional.
Agar terbentuk calon pendidik yang profesional dan berkompeten, diperlukan
pengalaman yang cukup dan memadai. Semua pengalaman dan teori yang diterima di
bangku perkuliahan tidak banyak artinya tanpa pengalaman yang memadai. Hal ini
disebabkan karena masih adanya kesenjangan antar teori dan kenyataan y\ang ada
dalam masyarakat. Mahasiswa STAI MUHAMMADIYAH BLORA, sebagai contoh
pendidik yang harus memahami hal ini. Dan pada akhirnya mereka diharapkan dapat
menentukan sikap yang baik untuk menghadapinya.
Praktek pengalaman lapangan merupakan suatu bagian yang integral dari
keseluruhan kurikulum pendidikan keguruan dan ilmu pendidikan yang berfungsi
untuk merealisasikan pencapaian tujuan pendidikan. Program ini merupakan suatu
wahana bagi mahasiswa untuk menerapkan pengetahuan. Teori dan nilai-nilai yang
telah diperoleh dibangku kuliah. Selanjutnya diharapkan akan terbentuk ketrampilan
dan sikap yang lebih baik. Oleh karena itu kegiatan ini harus menyajikan pengalaman
yang sebanyak-banyaknya yang berkaitan dengan tugas seorang pendidik.
B. Tujuan.
Melalui kegiatan PPL diharapkan akan membentuk keprofesionalan guru dan
kependidikan yang lain. Secara rinci tujuan PPL adalah sebagai berikut:
a. Membimbing para mahasiswa atau calon guru kearah terbentuknya pribadi
yang memiliki sikap, pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan bagi
profesi keguruan serta mampu menangkap arti situasi keguruan yang
dihadapi.
b. Membimbing para mahasiswa atau calon guru untuk menilai kepribadian
pendidik yang baik serta setia pada profesinya, sesuai dengan bidang
pendidikan dan perkembangan jasmaninya serta cakap menyelenggarakan
pendidikan di sekolah.
c. Membimbing para mahasiswa atau calon guru menghargai, menghormati
serta mentrampilkan diri dalam semua kegiatan. Sehingga terbentuk sikap
mental mahasiswa yang sesuai dengan profesi seorng guru.
d. Menarik kesimpulan nilai edukatif dari penghayatan dan pengalamannya
selama pelatihan refleksi, dan menuangkan hasilnya dalam pembuatan
laporan.
C. Kedudukan.
PPL merupakan bagian integral dalam keseluruhan kurikulum pendidikan yang
lainnya. Kegiatan ini berfungsi merealisasikan tujuan pendidikan dan pembentukan
profesi keguruan serta pembaharuan atau modernisasi STAI MUHAMMADIYAH
BLORA.
D. Sasaran.
Sasaran PPL adalah membentuk kepribadian calon guru dan tenaga
kependidikan yang lain agar memiliki nilai dan sikap, pengetahuan, serta ketrampilan
yang diperlukan profesinya, serta cakap dalam menyelenggarakan kependidikan yang
baik di sekolah maupun diluar sekolah.
Dengan berbekal pengetahuan yang cukup dan ketrampilan yang memadai
serta pengalaman dilapangan diharapkan mahasiswa berkecakapan dan tanggap serta
peka dalam mengantisipasi permasalahan-permasalahan yang timbul pada lingkungan
masyarakat pada umumnya, dan khususnya dalam lingkungan pendidikan sesuai
dengan bidang atau jurusan yang ditekuni selama ini.
E. Manfaat.
Manfaat yang diperoleh dalam pelaksanaan program pengalaman lapangan
adalah:
a. Mahasiswa PPL mengerti dan memahami secara cermat lingkungan fisik,
administrasi social dan psikologi sekolah.
b. Mahasiswa PPL dapat menerapkan dan mengembangkan ilmu yang
diperoleh di kampus secara terpadu dalam kehidupan nyata sesuai dengan
kebutuhan anak didik.
c. Mahasiswa PPL menguasai berbagai ketrampilan mengajar.
d. Mahasiswa PPL dapat melatih profesionalismenya sebagai seorang guru.
BAB II
Gambaran Umum SMA Negeri 1 JEPON
A. Letak Geografis SMA Negeri 1 Jepon
SMA Negeri 1 Jepon di bangun pada tahun 1997 dn merupakan SMA Negeri
termuda di Kabupaten Blora. Walupun merupakan SMA Negeri termuda, SMA Negeri 1
Jepon telah memperoleh beberapa prestasi yg sangat membangakan di tingkat Kabupaten
maupun Provinsi. SMA Negeri 1 Jepon berada di Desa Tempellemahbang Kec. Jepon
Kab. Blora. Letak sangat strategis, berada di sebelah selatan jalan utama kota Blora-Cepu
tepatnya dikilometer 9. SMA Negeri 1 Jepon merupakan satu-satunya sekolah menengah
atas yang berada di Kecamatan Jepon. Selain itu SMA Negeri 1 Jepon merupakan
sekolah dambaan bagi masyarakat sekitar. SMA Negeri 1 Jepon mempunyai peserta didik
kurang lebih 600 siswa dan Pendidik dan Tenaga kependidikan sekitar 58 orang yang
sangat berpengalaman. Selain itu mempunyai 18 ruang mengajar .
Fasilitas yang dimiliki: kantin sekolah, lapangan olahraga (voli, basket, tenis,
bulu tangkis, sepak bola, putsal dll), lab. Kimia dan fisika, lab. Biologi, lab.Bahasa, lab.
Komputer, mushola, tempat parkir, perpustakaan
dan Free hotspot.
B. Sejarah singkat SMA Negeri 1 Jepon
SMA Negeri 1 Jepon lahir dan diresmikan pada tanggal 21 juli 1997 di Blora,
pada awal perjalananya SMA Negeri 1 Jepon banyak mengalami kesulitan dan hambatan,
pada awalnya SMA Negeri 1 Jepon pada waktu itu belum memiliki gedung resmi,
sebelum memiliki Gedung kegiatan belajar mengajar dilaksanakan Di Gedung SMA 1
BLORA. Akhirnya pada tahun 1998/1999 Gedung SMA Negeri 1 Jepon diresmikan dan
mulai saat itu kegiatan belajar mengajar dilaksanakan di Gedung SMA Negeri 1 Jepon
dan sampai sekarang.
C. Visi dan Misi SMA Negeri 1 Jepon
1. Visi SMA Negeri 1 Jepon adalah sebagai berikut :
”Unggul dalam prestasi yang berwawasan Imtaq, Iptek dan Kreatifitas
2. Misi SMA Negeri 1 Jepon adalah sebagai berikut :
a. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif
b. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama
c. Memotifasi peserta didik dalam mempelajari tehnologi informasi.
d. Memotifasi peserta didik dalam mengembang kreatifitas seni
e. Memacu peserta didik dalam bidang olahraga
D. Data – data berkaitan dengan SMA Negeri 1 Jepon
Berikut ini data-data tentang SMA Negeri 1 Jepon adalah sebagai berikut :
1. Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Jepon
2. Status Sekolah : Negeri
3. Alamat Sekolah
a) Alamat lengkap : Jln. Raya Blora-Cepu Km. 09. Tempellemahbang
b) Propinsi : Jawa Tengah
c) Kabupaten : Blora
d) Kecamatan : Jepon
4. Telepon : (0296) 525252/ 525676/ 535533
5. Sekolah Dibuka : 1 Juli 1997
6. No. Statistik Sekolah : 301031608028
7. No. Kode Jawa Tengah : 003
8. No. Satuan Kerja : 608162
9. No. Wajib Pajak : 0.265.029.9-507
10. Waktu Penyelenggaraan : Pagi
11. Akreditasi
a. Status : A
b. SK : Ma. 005115
12. KBM Perminggu : 45 Jam
13. Nama Kepala Sekolah : Dra. Tiknowati, M.Pd
: NIP. 19550606 197903 2 007
14. Pelaksanaan PBM : Sistem KTSP
15. Tempat PBM : Milik Sendiri
16. Status Tanah dan Gedung : Milik Sendiri
17. Luas Tanah : 9.995 meter persegi
18. Gedung/ Bangunan : 2.628 meter persegi
19. Penggunaan Gedung
a) Gedung Kantor
No. Nama Bangunan Jumlah
1
2
3
4
5
6
Ruang Kepala Sekolah
Ruang Tata Usaha
Ruang Guru
Ruang Waka
Ruang Komputer TU
Ruang Tamu/ Hall
1
1
1
1
1
1
b) Gedung Pendidikan
No. Nama Bangunan Jumlah
1
2
3
Ruang Kelas
Ruang Perpustakaan
Ruang Laboratorium
18
1
2
c) Gedung Pendukung
No. Nama Bangunan Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Ruang UKS
Ruang OSIS
Tempat Parkir
Mushola
KM/WC KS dan Guru
KM/WC Siswa
Ruang Koperasi
Ruang BK
Ruang Keterampilan
Ruang PSB
Ruang Komputer
1
1
3
1
2
4
1
1
2
1
1
20. Lapangan Olah raga : 1.020 Meter persegi
21. Luas Halaman : 750 Meter persegi
22. Sisa lahan : 5.597 Meter persegi
STRUKTUR ORGANISASI
SMA NEGERI 1 JEPON
DAFTAR NAMA GURU/KARYAWAN SMA N 1 JEPON
No. NAMA Ket.
1 Dra. Tiknowati, M.Pd Kepala Sekolah
2 Dra. Th. Triwidyaningsih Waka Sarpras
3 Drs. Supriyadi Guru
4 Subarno, S.Pd Guru
5 Dra. Sumirah Guru
6 Drs. Marsono Guru BK
7 Drs. Slamet Setya Budi Waka Kurikulum
8 Agus Budi S, BA Guru
9 Drs. Eko Puji S. Guru
10 Sri Martutiningsih, S.Pd Guru
11 Suparno, S.Pd Guru
12 Kristanto, S.Pd Guru
13 Slamet Maryono, S.Pd Waka Penjamin Mutu
14 Sahlan, S.Pd Guru
15 Siti Mufrodah, S.Ag Waka Humas
16 Dra. Siti Nurhayati Waka
17 Sri Wahyuni, S.Pd Guru
18 Dian Novika Dewi, S.Pd Guru
19 Diana Kristyani, SE Guru
20 Yuliani Triwija, S.Pd Guru BK
21 Farida Listyari, S.Pd Guru
22 Endang Retno M, S.S. Guru
23 Septina K, S.Psi Guru BK
24 Ratna Wulandari, S.Pd Guru
25 Herlina Ekawati, S.Pd Guru
26 Dasar, S.Pd Guru
27 Drs. Toni Prayitno Guru
28 Walil Abdul Azis, S.Pd Guru
No. NAMA Ket.
29 Triwati, S.Pd Guru
30 Dwi Susilo, S.Pd Guru
31 Dra. Th. Marjuni Guru
32 Lina Retnawati, S.Pd Guru
33 Listiana R, S.Sos Guru
34 Linarto, S.Kom Guru
35 Jerry Puspitasari, S.Pd Guru
36 Dewi Triwijayanti, S.Pd Guru
37 Kari Rahayu, S.Pd Guru
38 Dra. Endang Sunarti Guru
39 Drs. Nurudin Guru
40 Juhartono, S.Pd Guru
41 Iis Rukmini Sari, S.Pd Guru
42 Sr. Rodhiyah, S.Sen Guru
43 Intaya, S.Pd Guru
44 Helmi N, S.Pt Guru
45 Lenni N.W, ST, S.Pd Guru
46 Heri Akhirianto, S.Pd Guru
47 Dian Yuliyanti C, S.Pd Guru
48 Sukimin, SE KTU
49 Jumini, SE Staf TU
50 Endang Dwi H, A.Md Staf TU
51 Lestari Staf TU
52 Yustiana Dewi P Staf TU
53 Sulastri Staf TU
54 Ngaminah Staf TU
55 Tintin Suahartini Staf TU
56 Poni Aguswati Staf TU
57 Damiatun Staf TU
58 Sulastri B Staf TU
59 Wasirin Penjaga
60 Suparmin Penjaga
No. NAMA Ket.
61 Samijan Penjaga
62 Lasmin Penjaga
63 M. Mujayin Penjaga
FUNGSI DAN TUGAS PENGELOLA SEKOLAH
1. KEPALA SEKOLAH
Kepala sekolah berfungsi dan bertugas sebagai edukator, manajer. Administrasi dan
supervisor, pemimpin/lader, inovator, motivator.
a. Kepala sekolah selaku edukator
Kepala sekolah selaku edukator bertugas melaksanakan proses belajar mengajar
secara efektif dan efisien (lihat tugas guru)
b. Kepala sekolah selaku manger mempunyai tugas
1. Menyusun perencanaan
2. Mengorganisasi kegiatan
3. Mengarahkan kegiatan
4. Mengkoordinasikan kegiatan
5. Melaksanakan pengawasan
6. Melakukan evaluasi terhadap kegiatan
7. Menentukan kebijakan
8. Mengadakan rapat
9. Mengambil keputusan
10. Mengatur proses belajar mengajar
11. Mengatur administrasi : ketatausahaan, siswa, ketenagaan, sarana prasarana,
keuangan/RAPBS
12. Mengatur organisasi siswa intra sekolah (OSIS)
13. Mengatur hubungan sekolah dengan masyarakat dan instansi terkait
c. Kepala sekolah selaku administrator bertugas menyelenggarakan administrasi
1. Perencanaan 12. Perpustakaan
2. Pengorganisasian 13. Laboratorium
3. Pengarahan 14. Ruang keterampilan/kesenian
4. Pengkoordinasian 15. BP/BK
5. Pengawasan 16. UKS
6. Kurikulum 17. OSIS
7. Kesiswaan 18. Serbaguna
8. Ketatausahaan 19. Media
9. Ketenagaan 20. Gudang
10. Kantor 21. 7 K
11. Keuangan
d. Kepala sekolah selaku supervisor bertugas menyelenggarakan supervisi
mengenai:
1. Proses belajar mengajar
2. Kegiatan BP/BK
3. Kegiatan ekstrakurikuler
4. Kegiatan ketatausahaan
5. Kegiatan kerjasamanya masyarakat dan instansi terkait
6. Sarana Prasarana
7. Kegiatan OSIS
8. Kegiatan 7 K
e. Kepala Sekolah sebagai pemimpin/leader
1. Dapat dipercaya, jujur dan bertanggung jawab
2. Memahami kondisi guru, karyawan, dan siswa
3. Memiliki visi dan memahami misi sekolah
4. Mengambil keputusan intern dan ekstern sekolah
5. Membuat, memiliki gagasan baru
f. Kepala sekolah sebagi inovator
1. Melakukan pembaharuan di bidang : KBM, BK, ekstrakurikuler, Pengadaan
2. Melaksanakan pembinaan guru dan karyawan
3. Melakukan pembaharuan dalam menggali sumber daya di BP3 / Komite
dan masyarakat
g. Kepala sekolah sebagai motivator
1. Mengatur ruang kantor yang konduktif untuk bekerja
2. Mengatur ruang kantor yang konduktif untuk KBM/BK
3. Mengatur ruang laboratorium yang konduktif untuk praktikum
4. Mengatur ruang perpustakaan yang konduktif untuk belajar
5. Mengatur halaman/lingkungan sekolah yang sejuk dan teratur
6. Menciptakan hubungan kerja yang harmonis sesama guru dan karyawan
7. Menciptakan hubungan kerja yang harmonis antar sekolah dan lingkungan
8. Menerapkan prinsip penghargaan dan hukuman
Dalam melaksanakan tugasnya kepala sekolah dapat mendelegasikan kepada
wakil kepala sekolah
2. WAKIL KEPALA SEKOLAH
Wakil kepala sekolah membantu kepala sekolah dalam kegiatan sebagai berikut :
a. Menyusun perencanaan, membuat program kegiatan dan pelaksanaan program
b. Pengorganisasian
c. Pengarahan
d. Ketenagaan
e. Pengkoordinasian
f. Pengawasan
g. Penilaian
h. Identifikasi dan pengumpulan data
i. Penyusunan laporan
Wakil kepala sekolah bertugas membantu kepala sekolah dalam urusan sebagai
berikut :
A. Kurikulum
1. Menyusun dan menjabarkan kalender pendidikan
2. Menyusun pembagian tugas guru dan jadwal pelajaran
3. Mengatur penyusunan program pengajaran
4. Mengatur pelaksanaan kegiatan kurikuler dan ekstra kurikuler
5. Mengatur pelaksanaan program penilaian kriteria kenaikan kelas, kelulusan, dan
laporan kemajuan siswa, serta pembagian raport dan STTB
6. Mengatur pelaksanaan program perbaikan dan pengajarn
7. Mengatur pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar
8. Mengatur pengembangan MGMP dan koordinator mata pelajaran
9. Mengatur mutasi siswa
10. Melakukan supervisi administrasi dan akademis
11. Menyusun laporan
B. Kesiswaan
1. Mengatur program dan pelaksanaan bimbingan dan konseling
2. Mengatur dna mengkoordinasikan pelaksanaan 7 K (Keamanan, kebersihan,
ketertiban, keindahan, kekeluargaan, kesehatan dan kerindangan)
3. Mengatur dan membina program kegiatan OSIS meliputi Kepramukaan, Palang
Merah Remaja (PMR) Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) usaha kesehatan sekolah
(UKS) patroli keamanan sekolah (PKS) paskibra
4. Mengatu program pesantren kilat
5. Menyusun dan mengatu pelaksanaan pemilihan siswa teladan sekolah
6. Menyelenggarakan cerdas cermat, olahraga prestasi
7. Menyeleksi calon untuk diusulkan mendapat beasiswa
C. Sarana Prasarana
1. Merencanakan kebutuhan sarana, prasarana untuk menunjang proses belajar
mengajar
2. Merencanakan program pengadaannya
3. Mengatur pemanfaatan sarana prasarana
4. Mengelola perawatan, perbaikan dan pengisian
5. Mengatur pembakuannya
6. Menyusun laporan
D. Humas
1. Mengatur dan mengembangkan hubungan dengan Komite sekolah dan peran
Komite
2. Menyelenggarakan bakti sosial, karyawisata
3. Menyelenggarakan pameran hasil pendidikan di sekolah (gebyar Pendidikan)
4. Menyusun laporan
3. GURU
Guru bertanggung jawab kepada kepala sekolah dan mempunyai tugas melaksanakan
kegiatan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien
Tugas dn tanggung jawab seorang guru meliputi :
a. Membuat perangkat program pengajaran :
1. AMP
2. Program Tahunan/cawu
3. Program satuan pelajaran
4. Program renana pengajaran
5. Program mingguan guru
6. LKS
b. Melaksanakan kegiatan pembelajaran
c. Melaksanakan kegiatan penilaian proses belajar, ulangan harian, ulangan umum,
ujian akhir
d. Melaksanakan analisis hasil ulangan harian
e. Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan
f. Mengisi daftar nilai siswa
g. Melaksanakan kegiatan membimbing (pengimbasan pengetahuan) kepada guru
lain dalam proses kegiatan belajar mengajar
h. Membuat alat pelajaran / alat perga
i. Menumbuh kembangkan sikap menghargai karya seni
j. Mengikuti keigatan pengembangan dan pemasyarakatn kurikulum
k. Melaksanakan tugas tertentu di sekolah
l. Mengadakan pengembangan program pengajaran yang menjadi tanggung
jawabnya
m. Membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar
n. Mengisi dan meneliti daftar hadir siswa sebelum memulai pelajaran
o. Mengatur kebersihan ruang kelas dan ruang penelitian
p. Mengumpulkan dan menghitung angka kredit untuk kenaikan pangkat
4. WALI KELAS
Wali kelas membantu kepala sekolah dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
a. Pengelola kelas
b. Penyelenggaraan administrasi kelas meliputi :
1. Denah tempat duduk siswa
2. Papan absensi siswa
3. Daftar pelajaran kelas
4. Daftar piket kelas
5. Buku absensi kelas
6. Buku kegitan pembelajaran/buku kelas
7. Tata tertib siswa
c. Penyusunan pembuatan statistik bulanan siswa
d. Pengisian daftar kumpulan nilai siswa (leger)
e. Pembuatan catatan khusus tentang siswa
f. Pencatatan mutasi siswa
g. Pengisian buku laporan penilaian hasil belajar
h. Pembagian buku laporan penilaian hasil belajar
5. GURU BIMBINGAN DAN KONSELING
Bimbingan dan konseling membantu kepala sekolah dalam kegiatan sebagai berikut :
a. Penyusunan program dan pelaksanaan bimbingan dan konseling
b. Koordinasi dengan wali kelas dalam rangka mengatasi masalah yang dihadapi
oleh siswa tentang kesulitan belajar
c. Memberikan layanan dan bimbingan kepada siswa agar lebih berprestasi dalam
belajar
d. Memberikan sarana dan pertimbangan kepada siswa dalam memperoleh
gambaran tentang lanjutan pendidikan dan lapangan pekerjaan yang sesuai
e. Mengadakan penilaian pelaksanaan bimbingan dan konseling
f. Menyusun statistik hasil penilaian bimbingan dan konseling
g. Melaksanakan kegiatan analisis hasil evaluasi belajar
h. Menyusun dan melaksanakan program tindak lanjut bimbingan dan konseling
i. Menyusun laporan pelaksanaan bimbingan dan konseling
6. PUSTAKAWAN SEKOLAH
Pustakawan sekolah membantu kepala sekolah dalam kegiatan sebagai berikut :
a. Perencanaan pengadaan buku/bahan pustaka/media elektronika
b. Penyusunan pelayanan perpustakaan
c. Perencanaan pengembangan perpustakaan
d. Pemeliharaan dan perbaikan buku/bahan pustaka/media elektronika
e. Inventarisasi dan pengadministrasian buku/bahan pustaka/media elektronika
f. Melakukan layanan bagi siswa, guru dan tenaga kependidikan lainnya, serta
masyarakat
g. Penyimpanan buku-buku/media elektronika
h. Menyusun tata tertib perpustakaan
i. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan perpustakaan secara berkala
7. LABORAN
Pengelola laboratorium membantu kepala sekolah dalam kegiatan sbb :
a. Perencanaan pengadaan alat dan bahan laboratorium
b. Menyusun jadual dan tata tertib penggunaan laboratorium
c. Mengatur penyimpanan dan daftar alat-alat laboratorium
d. Memelihara dan perbaikan alat-alat laboratorium
e. Inventaris dan pengadministrasian peminjam alat-alat laboratorium
f. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan laboratorium
8. KEPALA TATA USAHA/KOORDINAT TU
Kepala tata usaha sekolah mempunyai tugas melaksanakan ketatausahaan sekolah dan
bertanggung jawab kepada kepala sekolah dalam kegiatan sbb :
a. Penyusunan program kerja tata usaha sekolah
b. Pengelolaan keuangan sekolah
c. Pengurusan administrasi ketenagaan dan siswa
d. Pembinaan dan pengembangan karier pegawai tata usaha sekolah
e. Penyusunan administrasi perlengkapan sekolah
f. Penyusunan dan penyajian data/statistik sekolah
g. Penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan ketatausahaan secara berkala
9. TEKNISI MEDIA
Teknisi media membantu kepala sekolah dalam kegiatan sebagai berikut :
a. Merencanakan alat-alat media
b. Menyusun jadwal dan tata tertib penggunaan media
c. Menyusun program kegiatan teknisi media
d. Mengatur penyimpanan, pemeliharaan dan perbaikan alat-alat media
e. Inventarisasi dan pengadministrasian alat-alat media
f. Menyusun laporan pemanfaatan alat-alat media
BAB III
URAIAN TEORITIS YANG BERKAITAN DENGAN PRAKTIK
KEGURUAN ATAU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN
( PPL )
A. Pengertian Praktik Keguruan atau Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)
Pengertian Praktik Keguruan adalah sesuatu yang bersifat intra kurikuler, yang
berupa latihan mengajar dan latihan tugas-tugas kependidikan lainnya, yang dilaksanakan
oleh setiap mahasiswa untuk memenuhi persyaratan pembentukan profesional guru yang
berkewenangan mengajar baik di SMP/MTs maupun SMU/SMK/MA.1 Praktik
Pengalaman Lapangan (PPL) menurut Prof. Dr. Oemar Hamalik adalah serangkaian
kegiatan yang diprogramkan bagi siswa LPTK, yang meliputi, baik latihan mengajar
maupun latihan diluar mengajar.2 Kegiatan ini merupakan ajang untuk membentuk dan
membina kompetensi profesional guru atau tenaga kependidikan yang lain.
PPL merupakan salah satu kegiatan intrakurikuler yang dilaksanakan oleh
mahasiswa, yang mencakup, baik latihan mengajar maupun tugas-tugas kependidikan
diluar mengajar secara terbimbing dan terpadu untuk memenuhi persyaratan pembetukan
profesi kependidikan. Berdasarkan rumusan yang singkat tersebut dapat diungkapkan 3
pikiran penting :
Pertama PPL berorientsi pada kompetensi, mengandung pengertian bahwa
tingkat kemampuan yang diperoleh oleh calon guru merupakan indikator hasil dan
pengalaman lapangan. Calon guru yang kompeten adalah calon guru yang mampu
melaksanakan tugas-tugas kependidikan dengan berhasil, dilihat dari produk yang
tercapai oleh siswanya dalam praktik kependidikan.
Kedua terarahnya pada pembentukan kemampuan-kemampuan profesional
calon guru atau tenaga kependidikan lainnya, bahwa PPL mengarahkan calon guru untuk
mengembangkan kemampuan profesional, kemampuan personal dan kemampuan sosial.
Ketiga dilaksanakan, dikelola dan ditata secara terbimbing dan terpadu, bahwa
dalam proses PPL, calon guru bertindak dan belajar secara aktif, bimbingan membantu
calon guru agar mampu mengarahkan dan mempebaiki diri.
1 Sukisno, M.Pd.I., Pedoman Praktik Keguruan, STAIM Blora, Tahun 20112 Prof. Dr. Oemar Hamalik, Pendidikan Guru berdasarkan Pendekatan Kompetensi, Bumi Aksara, Jakarta, 2002, Hal 171.
B. Kegunaan Praktik Pengalaman Lapangan Bagi Mahasiswa.
Menurut Dr. Redja Mudyahardjo, kegunaan praktik kependidikan pertama
adalah untuk memahami tenaga kependidikan secara komprehensif dan sistematis, turut
serta dalam menumbuhkan rasa kepercayaan diri dalam melaksanakan tugas-tugas
profesionalnya. Hal ini terjadi karena konsep-konsep ilmiah pendidikan yang menerapkan
prinsip-prinsip bagaimana melaksanakan pendidikan. Penguasaan yang mantap terhadap
konsep-konsep ilmiah pendidikan memberikan pencerahan tentang bagaimana melakukan
tugas-tugas profesional kependidikan. Kedua melatih penguasaan teknologi pendidikan
dari para pelaku praktik kependidikan. Penguasaan teknologi kependidikan memberikan
pedoman tehnis dalam melaksanakan praktik kependidikan. Penguasaan ini membawa
kepada ketepatan dalam memilih dan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang diperlukan
dalam praktik pendidikan, yang pada akhirnya membawa kelancaran, keberhasilan dan
kepuasan praktik kependidikan.3
Menurut Dr. Ir. H. Suprijanto, kegunaan Praktik Pengalaman Lapangan adalah
memberikan kesempatan untuk mengumpulkan pengalaman dan informasi baru,
memberikan kesempatan kepada peserta praktikan untuk belajar sambil bekerja, prosedur
yang diamati dan dialami oleh peserta praktikan dapat diterapkan.4
C. Metode Pendidikan
1. Pengertian Metode Pendidikan
Metode merupakan cara kerja yang bersistem untuk memudahkan
pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.5 Sedangkan
metode pendidikan ialah cara yang digunakan pendidik/ guru untuk menyapaikan
pelajaran kepada peserta didik.6 Dengan demikian metode pendidikan merupakan cara
untuk menciptakan proses belajar-mengajar. Pada hakikatnya metode pendidikan
merupakan upaya pendidik/ guru dalam menciptakan situasi belajar yang mampu
menumbuhkan berbagai kegiatan belajar bagi peserta didik sehubungan dengan
kegiatan belajar mengajar. Metode pendidikan yang baik merupakan upaya
mempertinggi mutu pendidikan baik dari segi kognitif, afektif dan psikomotorik.
2. Prinsip Umum Metode Pendidikan
3 Dr. Redja Mudyahardjo, Filsafat Ilmu Pendidikan, Rosda, Bandung, 2001, hal 195-1974 Dr. Ir. H. Suprijanto, Pendidikan Orang Dewasa, Bumi Aksara, Jakarta, 2005, hal 132-133 5 DR. H. A. Qodri A. Azizy, MA. Dkk., Metodelogi Pendidikan Agama Islam, DEPAG. RI, Jkt., 2002, hal. 196 DR. H. A. Qodri A. Azizy, MA. Dkk., Metodelogi Pendidikan Agama Islam, DEPAG. RI, Jkt.,2002, hal. 88
Pendidikan merupakan bimbingan secara sadar yang dilakukan pendidik
kepada peserta didik sebagai proses mentransfer baik kognitif, afektif dan
psikomotorik. Dengan seiring perkembangan zaman lahirlah teori-teori yang
digunakan para pendidik untuk proses belajar mengajar dan memunculkan berbagai
metode-metode pendidikan. Metode-metode tersebut berkembang dengan prinsip-
prinsip umum sebagai berikut :
a. Memperhatikan kecenderungan-kecenderungan para pelajar.
b. Memanfaatkan aktivitas individual para pelajar.
c. Mendidik melalui permainan atau menjadikan permainan sebagai sarana
pendidikan
d. Menerapkan prinsip kebebasan yang rasional di dalam proses belajar mengajar
tanpa membebani para pelajar dengan berbagai perintah atau larangan yang tidak
mereka butuhkan.
e. Memberikan motifasi kepada peserta didik untuk berbuat, bukannya menekannya,
sehingga dapat berbuat dengan penuh rasa senang.
f. Mengutamakan dunia anak-anak dalam arti memperhatikan kepentingan mereka
dan mempersiapkan mereka untuk kehidupan masa depan.
g. Menciptakan semangat berkoperasi.
h. Memberikan motifasi kepada peseta didik untuk belajar mandiri serta memiliki
kepercayaan diri untuk melakukan tugas-tugas belajar dan penelitian.
i. Memanfaatkan segenap indra pelajar, sebab pendidikan indrawi merupakan alat
menuju pendidikan intelektual.7
3. Pertimbangan Menetapkan Metode Pendidikan Agama Islam
Setiap metode memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing, sehingga
diperlukan pemilihan metode mengajar yang tepat dan efektif. Ketepatan penggunaan
metode pendidikan dipengaruhi oleh banyak faktor, meliputi sifat dan tujuan belajar
yang hendak dicapai, kebutuhan untuk memperkaya pengalaman belajar, kemampuan
peserta didik, pengelolaan waktu, mengetahui dimana dan bagaimana menerapkan
kekuatan pendidik seefektif mungkin.8
4. Macam-macam Metode Pendidikan Agama Islam
Berikut ini merupakan macam – macam metode pendidikan antara lain seagai
berikut :
7 DR. H. A. Qodri A. Azizy, MA. Dkk., Metodelogi PAI, DEPAG. RI, Jkt., 2002, hal.89-918 DR. H. A. Qodri A. Azizy, MA. Dkk., Metodelogi PAI, DEPAG. RI, Jkt., 2002, hal. 91
a. Ceramah.
Penyajian secara lisan. Metode ceramah dapat digunakan dalam kondisi sebagai
berikut :
Pendidik ingin mengajarkan topik baru.
Pendidik ingin membangkitkan semangat belajar kepada peserta didik
Proses belajar memerlukan penjelasan secara lisan.
b. Tanya Jawab
Hubungan antara pendidik dan peserta didik merupakan hubungan timbal balik
secara langsung. Tujuan metode tanya jawab antara lain sebagai berikut :
Mengetahui penguasaan peserta didik terhadap pengetahuan yang telah lalu
agar pendidik dapat menghubungkannya dengan topik bahasan yang baru atau
memeriksa efektivitas pendidikan yang dijalani.
Menguatkan pengetahuan dan gagasan pada peserta didik dengan memberikan
kesempatan untuk mengajukan pertanyaan/ persoalan yang belum dipahami,
dan pendidik mengulang bahan pelajaran yang berkaitan dengan persoalan
tersebut.
Memotivasi peserta didik untuk aktif berfikir, memperhatikan jalannya proses
belajar mengajar dan melakukan pembahasan guna mencapai kebenaran.
Mendorong pelajar untuk berbuat, menunjukkan kebenaran dan
membangkitkan semangat untuk maju.
c. Diskusi
Merupakan kegiatan tukar-menukar informasi, pendapat dan unsur-unsur
pengalaman secara teratur. Tujuannya adalah untuk memperoleh pengertian
bersama yang lebih jelas dan lebih teliti tentang sesuatu, di samping untuk
mempersiapkan dan menyelesaikan keputusan bersama.
d. Demonstrasi dan eksperimen
Memperlihatkan bagaimana proses terjadinya sesuatu sesuai dengan fakta yang
ada. Metode ini digunakan apabila peserta didik ingin mengetahui tentang : proses
pengaturan, proses pembuatan, proses kerja, proses penggunaan dan proses
mengetahui kebenaran.
e. Sosiodrama
Mendramatisasi tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah sosial. Metode
ini digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan sebagai berikut :
Agar peserta didik dapat menghayati dan menhargai perasaan orang lain.
Agar peserta didik dapat belajar bagaimana membagi tanggung jawab.
Agar dapat belajar bagaimana mengambil keputusan secara spontan dalam
situasi kelompok.
Untuk merangsang kelas agar berfikir dan memecahkan masalah.
f. Pemecahan masalah
Pemecahan masalah untuk merangsang peserta didik untuk berfikir yang
melibatkan kegiatan bimbingan. Langkah-langkah dalam metode ini sebagai
berikut :
Mengidentifikasi masalah secara jelas untuk dipecahkan.
Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan
masalah tersebut.
Menetapkan jawaban sementara terhadap masalah tersebut.
Menguji jawaban sementara jawaban tersebut.
Menarik kesimpulan.
g. Karyawisata
Kunjungan diluar kelas dalam rangka belajar. Pengajaran dengan metode ini
memerlukan langkah-langkah : perencanaan, pelaksanaan dan tindak lanjut.
Perencanaan ( perumusan tujuan, penetapan objek sesuai dengan tujuan yang
hendak dicapai, penetapan waktu, penyusunan rencana belajar selama karyawisata
berlangsung, dan penyediaan perlengkapan yang dibutuhkan. Dalam pelaksanaan
kegiatan belajar di objek karyawisata, para pelajar dibimbing oleh pendidik agar
kegiatan tidak menyimpang dari tujuan yang telah direncanakan. Pada akhir
karyawisata pelajar harus diminta laporannya, baik lisan maupun tertulis, yang
merupakan inti masalah yang telah dipelajari pada waktu karyawisata
berlangsung.
h. Simulasi
Tiruan atau perbuatan yang dilakukan dengan pura-pura. Metode ini digunakan
untuk menjelaskan sesuatu bahan pelajaran melalui perbuatan yang bersifat pura-
pura, atau melalui proses tingkah laku imitasi, atau bermain peran mengenai
sesuatu tingkah laku yang dilakukan seolah-olah dalam keadaan yang sebenarnya.
Metode simulasi biasanya digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan pengajaran
sebagai berikut :
Melatih keterampilan tertentu, baik untuk kepentingan profesi maupun untuk
kepentingan kehidupan sehari-hari.
Memperoleh pemahaman tentang suatu konsep atau prinsip.
Melatih memecahkan masalah.
Meningkatkan keaktifan belajar dengan melibatkan pelajar dalam mempelajari
situasi yang hampir serupa dengan kejadian yang sebenarnya.
Memberikan motivasi belajar kepada pelajar.
Melatih pelajar untuk mengadakan kerja sama dalam situasi kelompok.
Menumbuhkan daya kreativitas pelajar.
Melatih pelajar untuk mengembangkan sikap toleransi.
i. Tutorial
Metode ini dapat dibagi menjadi beberapa jenis diantaranya sebagai berikut :
Tutorial konsultasi.
Pendidik dan peserta didik bertemu secara teratur yang membahas tentang
karya dan mempertahankan isinya terhadap pertanyaan atau sanggahan
pendidik.
Tutorial Kelompok
Memberdayakan tenaga-tenaga pengajar secara lebih efisien dalam usaha
membantu para peserta didik yang kurang berbakat dan juga untuk menggali
potensi kelompok kecil.
Tutorial Praktikum
Mengajarkan keterampilan psikomotorik terhadap kelompok maupun secara
individu. Yang perlu diperhatikan dalam metode ini diantarnya :
1. Baik tutor maupun perserta tutor hendaknya sama-sama mengadakan
persiapan dengan baik untuk setiap pertemuan.
2. Tutor hendaknya tidak memonopoli diskusi, tetapi hendaknya memberi
kesempatan kepada peserta tutor untuk berpartisipasi.
j. Studi bebas
Mengembangkan inisiatif, rasa tanggungjawab dan pandangan tentang hikmah
bahan pelajaran. Pelalaksanaan metode ini mencakup unsur-unsur sebagai
berikut :
Tujuan dirumuskan secara spesifik.
Setiap peserta diberikan keterangan terinci mengenai tujuan yang harus
dicapai dan diberikan kebebasan untuk menyusun jadwal dan kurikulum untuk
dirinya sendiri.
Pekerjaan atau bacaan bebas dapat dikerjakan secara perorangan dan juga
kelompok kecil.
Pencapaian hasil belajar diukur dengan tes acuan patokan.
k. Latihan
Digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan atau keterampilan dari apa yang
telah dipelajari.
D. Kompetensi Profesional Guru
Kompetensi profesional guru merupakan salah satu dari kompetensi yang harus
dimiliki oleh setiap guru dalam jenjang pendidikan apa pun. Guru harus terampil
mendidik dan mengajar juga memiliki kepribadian yang baik dan melakukan social
adjusment dalam masyarakat. Karakteristik kompetensi profesional seorang guru
diantaranya :
1. Guru tersebut mampu mengembangkan tanggungjawab dengan sebaik-baiknya,
2. Guru tersebut mampu melaksanakan peranan-peranannya secara berhasil,
3. Guru tersebut mampu bekerja dalam usaha mencapai tujuan pedidikan (tujuan
intruksional) sekolah.
4. Guru tersebut mampu melaksanakan peranannya dalam proses belajar mengajar di
kelas.
Hasil penelitian Arora Kamla menyatkan bahwa karakteristik profesional yang
sangat mempengaruhi efektifitas guru mengajar adalah berkenaan dengan kemampuan-
kemampuan :
1. Menerangkan dengan jelas topik-topik yang menjadi bahan ajar.
2. Menyajikan dengan jelas tentang mata pelajaran
3. Mengorganisasikan secara sistematis tentang mata pelajar.
4. Berekspresi
5. Membangkitkan minat dan dorongan siswa untuk belajar,
6. Menyusun rencana dan persiapan mengajar.9
E. Hasil Belajar
Hasil belajar idealnya dapat mengungkap semua aspek pembelajaran, yaitu
aspek kognitif, afektif, dan psikomotor, sebab siswa yang memiliki kemampuan kognitif
baik saat diuji , misalnya dengan paper-and-pencil test belum tentu dapat menerapkan
9 Dr. Redja Mudyahardjo, Filsafat Ilmu Pendidikan, Rosda, Bandung, 2001, hal 198
dengan baik pengetahuannya dalam mengatasi permasalahan kehidupan (Green, 1975).
Hasil belajar sangat terkait dengan tujuan yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran.
Pada umumnya tujuan pembelajaran mengikuti pengklasifikasian hasil belajar
yang dilakukan oleh Bloom pada tahun 1956, yaitu cognitive, affective dan psychomotor.
Kognitif (cognitive) adalah ranah yang menekankan pada pengembangan kemampuan
dan ketrampilan intelektual. Afektif (affective) adalah ranah yang berkaitan dengan
pengembangan-pengembangan perasaan, sikap nilai dan emosi, sedangkan psikomotor
(psychomotor) adalah ranah yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan atau keterampilan
motorik.
Cakupan asesmen terkait dengan ranah hasil belajar dalam konteks Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang diberlakukan. Hal ini merupakan penjabaran
dari stándar isi dan stándar kompetensi lulusan. Di dalamnya memuat kompetensi secara
utuh yang merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai karakteristik
masing-masing mata pelajaran. Muatan dari standar isi pendidikan adalah standar
kompetensi dan kompetensi dasar. Satu standar kompetensi terdiri dari beberapa
kompetensi dasar dan setiap kompetensi dasar dijabarkan ke dalam indikator-indikator
pencapaian hasil belajar yang dirumuskan atau dikembangkan oleh guru dengan
mempertimbangkan situasi dan kondisi sekolah/daerah masing-masing. Indikator-
indikator yang dikembangkan tersebut merupakan acuan yang digunakan untuk menilai
pencapaian kompetensi dasar bersangkutan. Teknik penilaian yang digunakan harus
disesuaikan dengan karakteristik indikator, standar kompetensi dasar dan kompetensi
dasar yang diajarkan oleh guru. Tidak menutup kemungkinan bahwa satu indikator dapat
diukur dengan beberapa teknik penilaian, hal ini karena memuat domain kognitif, afektif,
dan psikomotor.
Seperti diuraikan di atas, umumnya tujuan pembelajaran mengikuti
pengklasifikasian hasil belajar yang dilakukan oleh Bloom pada tahun 1956, yaitu
cognitive, affective, dan psychomotor. Benjamin Bloom (1956) mengelompokkan
kemampuan manusia ke dalam dua ranah (domain) utama yaitu ranah kognitif dan ranah
non-kognitif. Ranah non-kognitif dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu ranah afektif
dan ranah psikomotor. Setiap ranah diklasifikasikan secara berjenjang mulai dari yang
sederhana sampai pada yang kompleks.
1. Ranah Kognitif
Dalam hubungannya dengan satuan pelajaran, ranah kognitif memegang
tempat utama, terutama dalam tujuan pengajaran di SD, SMTP, dan SMU. Aspek
kognitif dibedakan atas enam jenjang, yaitu aspek pengetahuan, pemahanan,
penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.
a. Pengetahuan (knowledge), dalam jenjang ini seseorang dituntut dapat mengenali
atau mengetahui adanya konsep, fakta atau istilah tanpa harus mengerti atau dapat
menggunakannya. Kata-kata operasional yang digunakan, yaitu: mendefinisikan,
mendeskripsikan, mengidentifikasikan, mendaftarkan, menjodohkan,
menyebutkan, menyatakan dan mereproduksi.
b. Pemahaman (comprehension), kemampuan ini menuntut siswa memahami atau
mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan
dapat memanfaatkan isinya tanpa harus menghubungkannya dengan hal-hal lain.
Kemampuan ini dijabarkan menjadi tiga, yakni; (1) menterjemahkan, (2)
menginterpretasikan, dan (3) mengekstrapolasi. Kata-kata operasional yang
digunakan antara lain: memperhitungkan, memperkirakan, menduga,
menyimpulkan, membedakan, menentukan, mengisi, dan menarik kesimpulan.
c. Penerapan (aplication), adalah jenjang kognitif yang menuntut kesanggupan
menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode-metode, prinsip prinsip,
serta teori-teori dalam situasi baru dan konkret. Kata-kata operasional yang
digunakan antara lain: mengubah, menghitung, mendemonstrasikan, menemukan,
memanipulasikan, menghubungkan, menunjukkan, memecahkan, dan
menggunakan.
d. Analisis (analysis adalah tingkat kemampuan yang menuntut seseorang untuk
dapat menguraikan suatu situasi atau keadaan tertentu ke dalam unsur-unsur atau
komponen pembentuknya. Kemampuan analisis diklasifikasikan menjadi tiga
kelompok, yaitu; (1) analisis unsur, (2) analisis hubungan, (3) analisis prinsip-
prinsip yang terorganisasi. Kata-kata operasional yang umumnya digunakan
antara lain: memperinci, mengilustrasikan, menyimpulkan, menghubungkan,
memilih, dan memisahkan.
e. Sintesis (synthesis), jenjang ini menuntut seseorang untuk dapat menghasilkan
sesuatu yang baru dengan cara menggabungkan berbagai faktor. Hasil yang
diperoleh dapat berupa: tulisan, rencana atau mekanisme. Kata operasional yang
digunakan terdiri dari: mengkatagorikan, memodifikasikan, merekonstruksikan,
mengorganisasikan, menyusun, membuat design, menciptakan, menuliskan, dan
menceritakan.
f. Evaluasi (evaluation) adalah jenjang yang menuntut seseorang untuk dapat
menilai suatu situasi, keadaan, pernyataan, atau konsep berdasarkan suatu kriteria
tertentu. Hal penting dalam evaluasi ialah menciptakan kondisi sedemikian rupa
sehingga siswa mampu mengembangkan kriteria, standar atau ukuran untuk
mengevaluasi sesuatu. Kata-kata operasional yang dapat digunakan antara lain:
menafsirkan, menentukan, menduga, mempertimbangkan, membenarkan, dan
mengkritik.
2. Ranah Afektif
Secara umum ranah afektif diartikan sebagai internalisasi sikap yang
menunjuk ke arah pertumbuhan batiniah yang terjadi bila individu menjadi sadar
tentang nilai yang diterima dan kemudian mengambil sikap sehingga kemudian
menjadi bagian dari dirinya dalam membentuk nilai dan menentukan tingkah lakunya.
Jenjang kemampuan dalam ranah afektif yaitu:
a. Menerima (Receiving), diharapkan siswa peka terhadap eksistensi fenomena atau
rangsangan tertentu. Kepekaan ini diawali dengan penyadaran kemampuan untuk
menerima dan memperhatikan. Kata-kata operasional yang digunakan antara lain:
menanyakan, memilih, mendeskripsikan, memberikan, mengikuti, menyebutkan.
b. Menjawab (Responding), siswa tidak hanya peka pada suatu fenomena, tetapi juga
bereaksi terhadap salah satu cara. Penekanannya pada kemauan siswa untuk
menjawab secara sukarela, membaca tanpa ditugaskan. Kata-kata operasional
yang digunakan antara lain: menjawab, membantu, melakukan, membaca,
melaporkan, mendiskusikan, dan menceritakan.
c. Menilai (valuing), diharapkan siswa dapat menilai suatu obyek, fenomena atau
tingkah laku tertentu dengan cukup konsisten. Kata-kata operasional yang
digunakan antara lain; melengkapi, menerangkan, membentuk, mengusulkan,
mengambil bagian, memilih, dan mengikuti.
d. Organisasi (organization), tingkat ini berhubungan dengan menyatukan nilai-nilai
yang berbeda,
e. menyelesaikan/memecahkan masalah, membentuk suatu sistem nilai. Kata-kata
operasional yang digunakan antara lain: mengubah, mengatur, menggabungkan,
membandingkan, mempertahankan, menggeneralisasikan, dan memodifikasikan.
3. Ranah Psikomotor
Berkaitan dengan gerakan tubuh atau bagian-bagiannya mulai dari yang
sederhana sampai yang kompleks. Perubahan pola gerakan memakan waktu sekurang-
kurangnya 30 menit. Kata operasional untuk aspek psikomotor harus menunjuk pada
aktualisasi kata-kata yang dapat diamati, yang meliputi:
a. Muscular or motor skill; mempertontonkan gerak, menunjukkan hasil, melompat,
menggerakkan, dan menampilkan.
b. Manipulations of materials or objects; mereparasi, menyusun, membersihkan,
menggeser, memindahkan, dan membentuk.
c. Neuromuscular coordination; mengamati, menerapkan, menghubungkan,
menggandeng, memadukan, memasang, memotong, menarik, dan menggunakan.
BAB IV
ANALISA PRAKTIK KEGURUAN
Dalam praktik pengalaman lapangan, tingkat kemampuan yang harus dimiliki bagi
seorang calon guru adalah tingkat profesional maupun tingkat kemampuan berinovasi dalam
kondisi lingkungan kerja, baik yang berkenaan dengan kebutuhan dan kesulitan yang
dihadapi, maupun kesempatan dan tangung jawab orang-orang disekitar, termasuk kerjasama
sesama rekan guru dan pimpinan (Kepsek). Dengan demikian penguasaan konsep-konsep
ilmiah tentang pendidikan sangat berguna bagi pengembangan dan penguasaan prosedur dan
teknik-teknik kerja profesional kependidikan.
Sasaran yang ingin dicapai dalam pelaksanaan praktik pengalaman lapangan adalah
pribadi calon pendidik yang memiliki seperangkat pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap
serta pola tingkah laku yang dipelukan bagi profesinya serta cakap dalam mneggunakan
teknologi pendidikan di dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran di sekolah
maupun di luar sekolah.
Dari sedikit uraian di atas, maka yang diperlukan dalam praktik keguruan untuk
menunjang profesionalitas seorang guru adalah bagaiman seorang guru mampu
mempersiapkan untuk kegiatan belajar mengajar yang akan dilakukan, bagaimana seorang
guru mampu berkomunikasi dengan baik dengan siswanya dan juga bagaimana seorang guru
mampu mengelola kelas dengan baik.
A. Persiapan Awal Seorang Guru.
Persiapan awal yang dilakukan seorang guru atau calon guru untuk
memperlancar kegiatan belajar mengajar adalah sebagai berikut :
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan pembelajaran dengan menganalisa Silabus yang ada
Dalam konteks ini, program yang dirancang merupakan rencana pribadi
seorang guru tentang apa yang akan dilakukan bersama dengan peserta didik. Atas
dasar di atas sasaran pokok dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) adalah sebagai berikut :
a. Nyatakan kegiatan pertama pembelajaran, yaitu pernyataan kegiatan peserta didik
yang merupakan gabungan antara standart kompetensi, kompetensi dasar,
indikator, materi pokok dan pencapaian hasil belajar.
b. Nyatakan tujuan umum pembelajaran
c. Merinci media untuk mendukung kegiatan belajar mengajar
d. Membuat skenario tahapan kegiatan siswa
2) Mempersiapkan Alat peraga atau media pendidikan
Persoalan yang paling esensial bagi para pendidik adalah dalam pemilihan,
pengadaan, serta pendayagunaan secara efektif media pengajaran. Baik dalam proses
pengembangan kurikulum, implementasi dalam kelas maupun mempersiapkan materi
dan bahan pengajaran. Sebenarnya permasalahan tersebut terletak pada tehnologi dan
metodelogi media pengajaran itu sendiri. Pemilihan dan pengadaan media pengajaran
dalam kaitannya dengan penyajian bahan pengajaran banyak mengalami kesulitan.
Karena tidak semua pendidik memahai bahwa :
a. Melalui media pengajaran yang tepat, akan dapat dihilangkan ataupun ditekan
seminimal mungkin semua hambatan komunikasi dalam proses belajar mengajar.
b. Peserta didik dapat belajar atau menerima materi pelajaran secara lebih efektif dan
efesien sesuai dengan kamampuan peserta didik dan waktu yang tersedia dalam
proses belajar mengajar.
c. Dengan aneka ragam media pengajaran, peserta didik akan lebih aktif dalam
proses belajar mengajar.
Dalam hal ini kemampuan media pengajaran untuk menghasilkan prodak
ataupun pengaruh yang diharapakan oleh pendidik atau peserta didik akan banyak
mempengaruhi proses belajar mengajar tadi. Karakteristik dan stimulasi yang ada
pada media pengajaran harus diselaraskan dengan situasi dan tujuan para peserta didik
tersebut.
B. Komunikasi Pendidik dengan Peserta Didik.
Dalam konteks belajar mengajar, seorang pendidik harus mampu menyampaikan
pesan secara sederhana, sebab tingkat bahasa peserta didik berbeda dengan kemampuan
bahasa pendidik. Lebih tepatnya, komunikasi antara pendidik dan peserta didik harus
lebih mementingkan pesan yang harus disampaikan dari pada bahasa yang tinggi.
Komuniksai harus memberikan pemahaman menuju kondisi yang lebih baik, baik dalam
kelas maupun luar kelas, harus mampu mendorong dinamika kehidupan yang membawa
kepahaman bersama.
Komunikasi antara Pendidik dan Peserta Didik menjadi pentingdalam kelas
sebab:
1) Memberikan kebebasan kepada Peserta Didik untuk bertanya, dan merupakan hal
yang harus dilakukan. Kebebasan bagi peserta didik untuk terlibat secara komunikatif
merupakan hal yang sangat diperlukan untuk menunjang keberhasilan kegiatan belajar
mengajar.
2) Menumbuhkan keberanian berkomunikasi terhadap peserta didik merupakan tugas
pendidik yang harus dikerjakan. Ini menjadi pembuka pertama bagaimana
mengaktualisasikan diri di depan kelas dan pendidik sebagai pengelola kelas harus
mampu memberikan apresiasi yang positif.
3) Memanusiakan Peserta Didik ketika berkomunikasi dalam kelas merupakan sesuatu
yang harus dilakukan peserta didik. Dengan kata lain, toleransi kepada peserta didik
harus dijunjung tinggi, sebab mereka masih berada dalam proses belajar.
Strategi yang bisa diterapkan untuk menunjang komunikasi yang baik antara
Pendidik dan Peserta didik menurut Center of Occupational Research and Development
menyampaikan lima strategi penerapan pembelajaran, yang dapat disingkat REACT
yaitu:
1) Relating yaitu pembelajaran dikaitkan dengan konteks pengalaman kehidupan nyata.
2) Experiencing yaitu pembelajaran yang ditekankan pada eksplorasi, penemuan dan
penciptaan.
3) Appliying yaitu pembelajaran dengan mempresentasikan pengetahuan dalam
konteksnya
4) Cooperating yaitu pembelajaran melalui konteks komunikasi interpersonal,
pemakaian bersama dan sebagainya.
5) Transferring yatiu pembelajaran melalui pemanfaatan pengetahuan di dalam situasi
atau konteks baru.
C. Pengelolaan Kelas
Kelas merupakan salah satu elemen sekolah yang memiliki peran tersendiri
dalam pendidikan. kelas merupakan ruang bagi mereka untuk mencurahkan sesuatu yang
dapat dikerjakan. Hal yang paling penting dalam memperhatikan ruang kelas sebagai
ruang belajar yang mendidik dan menghasilkan praktik pendidikan yang bermutu.
Selama ini pembelajaran dalam kelas yang banyak dilakukan pendidik yang
kurang bisa dalam pengelolaan kelas dan membuat peseta didik bosan bahkan malas
karena adanya faktor yang cukup rasional antara lain seabagai berikut :
1. Pola pengajaran yang dilakukan sangat otoriter. Peserta didik harus mengikuti apa
yang diperintahkan pendidik. Kemungkinan lain adalah model pengajaran yang
membosankan hingga anak didik merasa jenuh dan tidak memiliki semangat. Hal
demikian harus diperhatikan apabila mengharapkan praktik kependidikan yang
menarik dalam kelas.
2. Pendidik tidak memberikan ruang bagi peserta didik untuk menyampaikan pendapat
mengenai persoalan dalam pelajaran yang sedang dibahas. Ada monopoli pendapat
yang dijalankan oleh pendidik kepada peserta didik
3. Pendidik menganggap dirinya paling pintar dan mengetahi bahan pelajaran yang
disampaikan, sehingga peserta didik tidak perlu berkomentar apapun.
Pengelolaan kelas yang baik harus bisa menghindari tiga faktor diatas, sehingga di
dalamnya terjadi komunikasi yang baik. Sehingga materi yang disampaikan dapat
terserap oleh peserta didik
D. Penilaian dalam Kelas.
Penilaian kelas adalah suatu bentuk kegiatan guru yang terkait dengan
pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi atau hasil belajar peserta didik
yang mengikuti proses pembelajaran tertentu. Untuk itu, diperlukan data sebagai
informasi yang diandalkan sebagai dasar pengambilan keputusan. Dalam hal ini,
keputusan berhubungan dengan sudah atau belum berhasilnya peserta didik dalam
mencapai suatu kompetensi. Jadi, penilaian kelas merupakan salah satu pilar dalam
pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang berbasis kompetensi.
Data yang diperoleh guru selama pembelajaran berlangsung dapat dijaring dan
dikumpulkan melalui prosedur dan alat penilaian yang sesuai dengan kompetensi atau
hasil belajar yang akan dinilai. Oleh sebab itu, penilaian kelas lebih merupakan proses
pengumpulan dan penggunaan informasi oleh guru untuk memberikan keputusan, dalam
hal ini nilai terhadap hasil belajar peserta didik berdasarkan tahapan belajarnya. Dari
proses ini, diperoleh potret/profil kemampuan peserta didik dalam mencapai sejumlah
standar kompetensi dan kompetensi dasar yang tercantum dalam kurikulum.
Penilaian kelas merupakan suatu proses yang dilakukan melalui langkah-langkah
perencanaan, penyusunan alat penilaian, pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti
yang menunjukkan pencapaian hasil belajar peserta didik, pengolahan, dan penggunaan
informasi tentang hasil belajar peserta didik. Penilaian kelas dilaksanakan melalui
berbagai cara, seperti unjuk kerja (performance), penilaian sikap, penilaian tertulis (paper
and pencil test), penilaian proyek, penilaian produk, penilaian melalui kumpulan hasil
kerja/karya peserta didik (portfolio), , dan penilaian diri.
Penilaian hasil belajar baik formal maupun informal diadakan dalam suasana yang
menyenangkan, sehingga memungkinkan peserta didik menunjukkan apa yang dipahami
dan mampu dikerjakannya. Hasil belajar seorang peserta didik tidak dianjurkan untuk
dibandingkan dengan peserta didik lainnya, tetapi dengan hasil yang dimiliki peserta
didik tersebut sebelumnya. Dengan demikian peserta didik tidak merasa dihakimi oleh
guru tetapi dibantu untuk mencapai apa yang diharapkan.
Dari 4 poin diatas maka ada beberapa kendala yang kami hadapi saat PPL
berlangsung diantaranya:
1. Persiapan Awal Seorang Guru.
Kendalanya adalah dalam pembuatan RPP, sebab teori yang di dapat di
perguruan tinggi berbeda jauh dengan apa yang ada dalam kenyataan di sekolah,
hal ini menyebabkan mahasiswa harus menyesuaikan diri, mencari informasi
tentang format RPP terbaru yang diterapkan di sekolah. Hal ini dapat dihindari
apabila pihak perguruan tinggi mampu mengikuti perubahan-perubahan yang ada
dalam dunia pendidikan.
Persiapan selanjutnya adalah alat peraga, di tempat PPL kami ada
beberapa kelas yang sangat mendukung adanya pemakain multimedia namun ada
juga kelas yang tidak dapat menggunakan fasilitas tersebut, hal ini menyebabkan
kebimbangan apakah kami akan menggunakan fasilitas tersebut atau tidak. Hal
lain yang menjadi kendala adalah kurangnya kemampuan mahasiswa dalam
penguasaan teknologi ynng menyebabkan mahasiswa menggunakan media lama
yakni menulisnya di kertas dan ditempel. Pihak perguruan tinggi harusnya dapat
memperbaiki diri dengan mengajarkan mahasiswanya dengan teknologi yang
berkembang saat ini, sebab semakin majunya jaman semakin maju pula pemikiran
dan multimedia yang ada.
2. Komunikasi
Komunikasi sangat vital sekali dalam suatu PBM sebab lancar dan
tidaknya komunikasi sangat berpengaruh dengan hasil belajar. Kendala yang kami
hadapi adalah tuntutan menggunakan bahasa yang formal saat PBM padahal
dengan bahasa yang formal maka suasana kelas akan menjadi tegang dan kurang
menyenangkan.
3. Pengelolaan kelas.
Di dalam pengelolaan kelas tidak luput dari arti penting komunikasi
dimana pengelolan kelas dapat tercapai apabila guru dapat berinteraksi secara baik
dengan murid. Pengelolan kelas sebenarnya tergantung dari situasi dan kondisi
kelas masing-masing diman tiap kelas mempunyai karakter yang berbeda dan
mendapatkan penanganan yang berbeda. Kendala yang kami hadapi adalah kami
masih sering terfokus pada diri kami sendiri sat menyampaikan materi yang
mengakibatkan kejenuhan murid didalam kelas.
4. Penilain dalam kelas
Penilaian didalam kelas adalah penilaian saat PBM berlangsun adapun
kendala yang kami hadapi adalah kurang mengenal siswa siswi yang
mengakibatkan keraguan dalam penilaian sikap, kemudian saat penilaian evaluasi
kami mendapat kendala yakni ada siswa yang mengerjakn dengan tidak sungguh-
sungguh.
BAB V
PENUTUP
Segala puji bagi Allah SWT dengan segala Rahmat, Taufiq, Hidayah serta
Inayahnya yang telah diberikan kepada kita semua, sehingga penulis dan segenap
kelompoknya telah mampu menenyelesaikan semua kegiatan PPL yang dilakukan di
SMA 1 NEGERI JEPON dengan lancar. Penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua yang secara langsung maupun tidak langsung ikut berpartisipasi dalam
kelancaran kegiatan PPL ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu baik dari
sekolah tempat PPL dan lembaga perguruan tinggi kami.
Penulis dan segenap kelompoknya menyadari bahwa banyak kesalahan dan
kekurangan dalam kegiatan dan penulisan laporan kegiatan PPL ini. Kesalahan dan
kekurangan dalam kegiatan dan penulisan laporan kegiatan PPL, kami minta maaf yang
sebesar-besarnya dan kesalahan dan kekurangan itu kami jadikan sebuah pembelajaran
bagi kami. Untuk itu kami mohon koreksi, kritik dan saran yang membangun untuk
kesempurnaan laporan ini.
Demikian yang bisa kami tulis sebagai laporan kegiatan PPL di SMA 1 NEGERI
JEPON, semoga dapat bermanfat bagi kita semua untuk menambah wawasan dalam
meningkatkan profesionalisme sebagai seorang guru Agama Islam. Amin.
Kritik dan Saran
Dari pengalaman kami selama PPL yang telah kami laksanakan mulai hari/
tanggal : Senin 9 Januari 2012 sampai Rabu, 8 Februari 2012 dan penutupan kegiatan
PPL pada hari/ tanggal : Kamis 9 februari 2012. Sehingga penulis ingin memberikan
saran yang semoga dapat meningkatkan kualitas PPL yang akan datang baik untuk
Lembaga Perguruan Tinggi maupun Mahasiswa peserta PPL yang akan datang :
1) Untuk lembaga Perguruan Tinggi yaitu Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah
Blora.
a. Untuk kegiatan PPL yang akan datang, semoga dapat dikembangkan lagi, dengan
mengadakan kerjasama dengan sekolah-sekolah negeri yang lain.
b. Adanya penyeleksian bagi mahasiswa PPL agar lebih siap dan lebih menjaga
nama baik STAI MUHAMMADIYAH BLORA
c. Untuk Dosen Mata Kuliah supaya mempersiapkan lebih matang lagi kegiatan PPL
yang akan datang.
d. Bimbingan selama PPL yang dilakukan Dosen Pembimbing Lapangan diharapkan
lebih intensif lagi.
2) Untuk Mahasiswa yang akan melaksanakan PPL
a. Supaya mempersiapkan sesuatu yang dibutuhkan dalam PPL dengan lebih baik
lagi, baik dari segi intern (mental, kemampuan dalam berbahasa dan lain
sebagainya) dan Ekstern (finansial, dan lain sebagainya)
b. Menjalin hubungan yang baik dengan sekolah tempat PPL, dengan mematuhi
seluruh peraturan dan tata tertib yang ada.
c. Merencanakan dan mempersiapkan praktik keguruan dengan baik.
d. Mematuhilah semua kesepakatan dalam kelompok, yang menunjang kegiatan
PPL.
e. Memperhatikan dan melaksanakan semua pembekalan yang dilakukan oleh STAI
MUHAMMADIYAH BLORA
DAFTAR LAMPIRAN
Surat tugas
Daftar dosen pembimbing dan mahasiswa yang dibimbing
Daftar guru pamong mahasiswa yang dibimbing
Daftar hadir mahasiswa
Jadwal praktek mengajar
RPP