hg1 diare
DESCRIPTION
diareTRANSCRIPT
Diare Kronis
Home Grup 1Afif Ni’matul Kh. 1106014210Mesiliya S. 1106000792Paramudita T. 1106000842Rosanita I.P 1106089092Zenithesa Gifta N. 1106001630
Outline
• Definisi Diare• Pengkajian Diare• Patofisiologi Diare• Rencana Asuhan Keperawatan • Manajemen cairan
KasusSeorang wanita berumur 35 tahu dirawat di suatu rumah sakit karena masalah diare kronis sejak 3 bulan terakhir, mual dan muntah. Keluhan lain, bdan terasa lemas, tidak nafsu makandan mudah lelah bilaberjalan. Tanda-tanda vital pada saat masuk, TD 110/70 mmHg, HR 84x/menit, Suhu: 37,8 C. dari pengkajian status nutrisi diperoleh data BB 35 kg, TB 155 cm, TSF 11 mm, dan MAC 19 cm. saat ini klien mendapatkan makan melalui NGT.
Definisi, Etiologi, Klasifikasi, Manifestasi
Klinis Diare Kronik
Definisi Diare
“Terganggunya defekasi normal yang menyebabkan feses encer dan sering keluar (>3 kali sehari)”
AKUTDiare selama 7-8 hari
KRONISDiare selama > 2
minggu
Etiologi Diare
• Penyebab tersering: motilitas usus halus yang berlebihan karena iritasi lokal dinding usus (infeksi bakteri/ virus/ stres emosional)
• Partikel-partikel osmotis aktif terdapat dalam jumlah berlebihan (defisiensi laktase)
• Toksin bakteri Vibrio cholera (penyebab kolera) dan mikroorganisme lainnya yang mendorong sekresi cairan berlebihan oleh mukosa usus halus
Klasifikasi dan Manifestasi Diare Kronis
Komplikasi Diare Kronis
• Ketidakseimbangan elektrolit• Dehidrasi• Malnutrisi• Anemia• Obstruksi usus dan perforasi• Hemoragi• Syok
Kebutuhan Nutrisi Normal
ENERGIENERGI•Kebutuhan Kalori•Kebutuhan Protein•Kebutuhan Lemak•Kebutuhan Vitamin dan Mineral•Kebutuhan Cairan
KEBUTUHAN KALORI
CAIRANCAIRAN•Makro : Ca, P, Mg, S, Na, K, Cl•Mikro : Cr, Co, Cu, I, Fe, Mn, Zn, F, Se, Mo
KEBUTUHAN CAIRAN
Hitung Kebutuhan Kalori Dewasa
BEE (Basal Energy Expenditure)Persamaan Harris-Benedict (kkal/hari)• Perempuan
BEE = 655 + 9.6[BB(kg)] + 1.8[TB(cm)] – 4.7(Umur)• Laki‐laki
BEE = 66 + 13.7[BB(kg)] + 5[TB(cm)] – 6.8(Umur)• Perempuan
Usia >60 tahun: BEE = 9.2[BB(kg)] + 637[TB(m)] – 302• Laki‐laki
Usia >60 tahun: BEE = 8.8 [BB(kg)] + 1,128[TB(m)] – 1,071
Komposisi Zat Gizi Harian• Kalori sehari = A kalori• Karbohidrat 60 % = 60% (A kalori)• Protein 20 % = 20% (A kalori)• Lemak 20% = 20% (A kalori)
Kebutuhan Kalori sesuai KasusBEE = 655 + 9.6[BB(kg)] + 1.8[TB(cm)] –
4.7(Umur)= 655 + 9.6[35kg] + 1.8[155] – 4.7[35 tahun]= 655 + 336 + 279 – 164.5= 1105.5 kkal/hari
Kebutuhan Komposisi Zat Gizi sesuai Kasus
• Kalori sehari = 1105.5 kkal• Karbohidrat 60 % = 60% (1105.5)
= 663.3 kkal• Protein 20 % = 20% (1105.5)
= 221.1 kkal• Lemak 20% = 20% (1105.5)
= 221.1 kkal
Hitung Kebutuhan Cairan
Dewasa : 35 ml/kgBB/hari
Kebutuhan Cairan sesuai KasusDewasa = 35 ml/kgBB/hari
= 35 x 35 kg= 1225 ml
Suhu : 37.8oC -> 38oC -> ↑1oC= 1x12% cairan= 12% x 1225 ml= 147 ml
Total Kebutuhan Cairan = 1225 ml + 147 ml
= 1372 ml/hari
PATOFISIOLOGI DIARE KRONIK
DIARE KRONIK
abnormal
Molekul penanda
Pengkajian Pada Kasus Diare
Identitas Usia klien : 35 th Jenis kelamin : wanita
Keluhan utama Diare kronis disertai mual dan muntah badan lemas tidak nafsu makan mudah lelah bila berjalan
Riwayat kesehatan saat ini diare kronis selama 3 bulan terakhir disertai mual dan muntah asupan makanan melalui NGT
• Kebutuhan cairan klien sesuai data pada kasus, antara lain: Kebutuhan cairan harian dewasa = (35 ml x BB) /24 jam = (35 ml x 35) /24jam = 1225 ml
• Klien mengalami kenaikan suhu 10 C, maka kebutuhan cairan naik 12% = 12% x 1225 ml = 147 ml = 1225 ml + 147 ml = 1372 ml
• Kebutuhan cairan total = 1372 ml/24 jam
PEMERIKSAAN FISIKTanda-tanda vital
Suhu badan : 37,8o C mengalami peningkatan normal: 37 o C
Nadi : 84x/menit Tekanan darah : 110/70mmhg
Antropometri TB : 155 cmBBI : (TB(cm)-100) ±10% 155-100 ± 10%
= 55 ± 10 % (55) = 55 ± 5,5 kg
BB : 35 kg underweight %BBR : {35/(155-100)}x 100% = 63,64%. <
90% berat kurang (underweight)
– IMT : 35kg/1,55x1,55 = 14.56816 nutrisi kurang dari kebutuhan
– TSF : 11 mm kurang, normalnya: 16,5 – MAC : 19cm kurang, normalnya: 25,7– LOLA : MAC- (TSF x 3,14/10) = 15,5
Kurang, normalnya 23,2
Rencana Asuhan Keperawatan Pada Klien
Diare Kronik
1. Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan output cairan
yang berlebihan.• Tujuan :Defisit cairan dan elektrolit teratasi.• Kriteria Hasil: Tanda-tanda dehidrasi tidak ada, mukosa mulut dan bibir lembab, balance cairan seimbang.Intervensi:- Observasi tanda-tanda vital.- Observasi tanda-tanda dehidrasi.- Ukur input dan output cairan (balance cairan). - Berikan dan anjurkan keluarga untuk memberikan minum yang banyak kurang lebih 2000 – 2500 cc per hari.- Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi cairan, pemeriksaan lab elektrolit. -Kolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian cairan rendah sodium.•Evaluasi: Volume cairan dan elektrolit kembali normal sesuai kebutuhan.
2. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubuingan dengan mual dan
muntah.• Tujuan: Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi teratasi• Kriteria hasil :Intake nutrisi klien meningkat, diet habis 1 porsi yang disediakan, mual, muntah tidak ada.•Intervensi:- Kaji pola nutrisi klien dan perubahan yang terjadi.- Timbang berat badan klien. - Kaji faktor penyebab gangguan pemenuhan nutrisi. - Lakukan pemeriksaan fisik abdomen (palpasi, perkusi, dan auskultasi). - Berikan diet dalam kondisi hangat dan porsi kecil tapi sering.-Kolaborasi dengan tim gizi dalam penentuan diet klien.• Evaluasi: Kebutuhan nutrisi terpenuhi sesuai kebutuhan tubuh.
3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi, frekuensi BAB yang berlebihan.
• Tujuan: Gangguan integritas kulit teratasi.• Kriteria hasil : Integritas kulit kembali normal, iritasi tidak ada, tanda-tanda infeksi tidak ada.• Intervensi:- Ganti linen klien jika basah.- Bersihkan bokong secara perlahan menggunakan sabun nonalkohol.- Beri zinc oksida bila terjadi iritasi pada kulit.-Observasi bokong dan perineum dari infeksi. - Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi antifungi sesuai indikasi.• Evaluasi: Integritas kulit kembali normal.
4. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi abdomen.
• Tujuan : Nyeri dapat teratasi.• Kriteria hasil : Nyeri dapat berkurang / hilang, ekspresi wajah tenang.• Intervensi:- Observasi tanda-tanda vital.- Kaji tingkat rasa nyeri.- Atur posisi yang nyaman bagi klien- Beri kompres hangat pada daerah abdomen.-Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi analgetik sesuai indikasi.• Evaluasi: Rasa nyaman terpenuhi.
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakit, prognosis
dan pengobatan.
• Tujuan: Pengetahuan keluarga meningkat.• Kriteria hasil :Keluarga klien memahami proses penyakit klien, ekspresi wajah tenang, keluarga tidak banyak bertanya lagi tentang proses penyakit klien.• Intervensi:- Kaji tingkat pendidikan keluarga klien.- Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang proses penyakit klien.- Jelaskan tentang proses penyakit klien dengan melalui pendidikankesehatan.- Berikan kesempatan pada keluarga bila ada yang belum dimengertinya.-Libatkan keluarga dalam pemberian tindakan pada klien.• Evaluasi: Pengetahuan kelurga meningkat.
Manajemen Nutrisi pada Klien yang Mengalami
Diare Kronis
Beberapa kondisi yang menyebabkan diare kronis seperti penyakit Coleliac dan intoleransi laktosa, yang mebutuhkan diet yang sesuai sebagai penanganan yang utama.
Kemunculan diare pada kondisi klinis dapat mengindikasikan malabsorpsi, yang mana didefinisikan sebagai nutritional depletion, dehidrasi, dan kehilangan elektrolit.
Prinsip-prinsip diet pada manajemen diare kronis
• Berikan intake cairan yang adekuat, 10-15 gelas perhari (250ml= 1 gelas). Penentuan jenis dan jumlah air yang diminum sesuai dengan toleransi dan kondisi klien. Berikan minuman yang tidak memperburuk gejala, berikan minuman yang membantu memberikan energi atau memberikan nutrisi, seperti susu dengan suplemen atau minuman berenergi.
• Direkomendasikan untuk mengonsumsi makanan yang lembut dan mudah dicerna seperti nasi yang sudah dihaluskan/bubur atau sup.
• Porsi yang kecil pada makanan utama dan snack.
• Hindari makanan pedas dan berminyak.
(Thomas, 2007)
Diet yang digunakan untuk manajemen diare kronis
• Lactose free diet• Low residue diet• Gluten diet
Lactose free diet (diet bebas laktosa)
• Tujuan: memberikan diet untuk memgurangi kadar laktosa
• Karakteristik: hindari susu dan bahan makanan yang terbuat dari susu. Keju dengan kadar susu sangat rendah diperbolehkan.
• Indikasi: defisiensi laktosa
Low Residue/ fibre diet – low 10 g
• Tujuan: untuk memberikan diet rendah serat• Karakteristik: diet serat kurang dari 10 g per hari
dengan menghindari makanan yang memiliki kadar serat tinggi dan residu di dalam usus.
• Indikasi: klien dalam tahap persiapan kolonoskopi, gangguan spesifik pada gastrointestinal
• Hal yang harus diperhatikan: Suplemen nutrisi bebas serat harus disediakan di setiap makan. Jika sudah 3 hari diet harus dikonsultasikan.
Diet gluten
• Tujuan: untuk memberikan diet yang dengan pembatasan pada makanan yang mengandung protein gluten.
• Karakteristik: Hindari semua makanan yang mengandung gandum.
• Indikasi: penyakit coleliac, dermatitis herpetiformis
Prinsip terapi diet pada penanganan dari malabsorpsi
• Diet untuk gangguan primer seperti penyakit coeliac.
• Perhitungan diet untuk penanganan terhadap munculnya gejala kembali dari penyakit.
• Penanganan harian yang tepat untuk mengatasi masalah kehilangan cairan dan elektrolit.
• Peningkatan status nutrisi secara optimal.
• Mengurangi makanan yang berserat, sumber serat terdiri dari buah dan sayuran, biji-bijian, dan kacang-kacangan.
• Kehilangan cairan dapat terjadi sebagai akibat diare. Biasanya, cairan dalam jumlah besar disekresi ke dalam saluran pencernaan. Jika fungsi GI tidak normal, kehilangan cairan yang berlebihan, cairan ekstraselular, yang melintasi mukosa ke dalam usus menggantikan sekresi. Dalam keadaan normal, kebutuhan cairan adalah 30- 35ml/kg berat badan.
• Berikan probiotik, keren adapat mengurangi durasi atau lamanya diare. Jia klien, menolak untuk diberikan suplemen maka berikan probiotik dalam bentuk yoghurt (dengan mempehatikan diet klien).
Daftar PustakaAuliana, Rizqie. “Kebutuhan dan Kecukupan Gizi.”
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/PPT%20ILMU%20GIZI-KEBUTUHAN%20GIZI.pdf
Fitriana, Lisna Annisa. “Kebutuhan Nutrisi.”Gleadle, Jonathan. (2007). At a Glance Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik
alih bahasa Annisa Rahmalia. Jakarta: ErlanggaGraber, Mark. (2006). Buku Saku Dokter Keluarga, Ed. 3 alih bahasa:
Lydia Mandera. Jakarta: EGCRospond, Raylene M. (2008). “Penilaian Status Nutrisi.” Terj. Benediktus
Yohan.Royal College of Nursing. (2013). The Management of Diarrhoea in
Adults: RCN Guidance in Nursing Staff. LondonSherwood, Lauralee. (2009). Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem, Ed.6.
Terj. Brahm U. Pendit. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Smeltzer, Suzanne C., Bare, Brenda. (2004). Brunner & Suddarth’s Textbook of Medical Surgical Nursing 10th ed.. Philadelphia: Lippincot Williams & Wilkins
Taylor, Cynthia M. & Sheila Sparks Ralph. (2003). Nursing Diagnosis Cards, 10th Ed. Terj. Eny Meiliya. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Nettina, Sandra M. (2010). Nettina: 2010t Manual of Nursing Practice, 9th Edition. Philadelphia: Lippincot Williams & Wilkins
NSW Agency for Clinical Innovation. (2011). Therapeutic Diet Spefications for Adult Inpatients. Pacific Highway: ACI Nutrition Network