diare akut

26
BAB I PENDAHULUAN Diare adalah perubahan konsistensi tinja yang terjadi tiba-tiba akibat kandungan air di dalam tinja melebihi normal (10 mL/KgBB/hari) dengan peningkatan defekasi lebih dari 3 kali dalam 24 jam dan berlangsung kurang dari 14 hari. Pola defekasi neonatus dan bayi hingga usia 4-6 bulan, jika defekasi >3 kali/hari dan konsistensinya cair atau lembek masih dianggap normal selama tumbuh kembangnya baik. Diare masih menjadi penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak di seluruh dunia, yang menyebabkan 2 miliar kejadian sakit dan 3-5 juta kematian setiap tahunnya. Berdasarkan hasil Rikesdas 2007 diperoleh bahwa diare masih merupakan penyebab kematian bayi yang terbanyak yaitu 42% dibanding pneumonia 24%, untuk golongan umur 1-4 tahun penyebab kematian karena diare 25,2% dibandingkan pneumonia 15,5%. 1

Upload: sandi-manawari

Post on 29-Jan-2016

6 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

DIARE AKUT

TRANSCRIPT

Page 1: Diare Akut

BAB I

PENDAHULUAN

Diare adalah perubahan konsistensi tinja yang terjadi tiba-tiba akibat

kandungan air di dalam tinja melebihi normal (10 mL/KgBB/hari) dengan

peningkatan defekasi lebih dari 3 kali dalam 24 jam dan berlangsung

kurang dari 14 hari. Pola defekasi neonatus dan bayi hingga usia 4-6

bulan, jika defekasi >3 kali/hari dan konsistensinya cair atau lembek masih

dianggap normal selama tumbuh kembangnya baik.

Diare masih menjadi penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada

anak di seluruh dunia, yang menyebabkan 2 miliar kejadian sakit dan 3-5

juta kematian setiap tahunnya. Berdasarkan hasil Rikesdas 2007

diperoleh bahwa diare masih merupakan penyebab kematian bayi yang

terbanyak yaitu 42% dibanding pneumonia 24%, untuk golongan umur 1-4

tahun penyebab kematian karena diare 25,2% dibandingkan pneumonia

15,5%.

Infeksi saluran pencernaan disebabkan oleh berbagai enteropatogen,

termasuk bakteri, virus dan parasit. Dua tipe dasar diare infeksi akut

adalah radang dan nonradang. Pemeriksaan laboratorium untuk

mengenali pathogen diare sering tidak diperlukan Karena kebanyakan

episode sembuh sendiri. Semua penderita dengan diare memerlukan

terapi cairan dan elektrolit, sedikit memerlukan dukungan nonspesifik lain

dan beberapa mendapat manfaat dari terapi antimikroba.

1

Page 2: Diare Akut

Komplikasi tersering yang dapat timbul dari gastroenteritis adalah

terjadinya dehidrasi yang jika tidak ditangani dengan cepat dapat

mengakibatkan keadaan yang lebih buruk bahkan kematian. Komplikasi

yang lain adalah adanya asidosis metabolik yang dapat terjadi akibat

peningkatan kehilangan basa.

Berikut ini akan dibahas refleksi kasus tentang gastroenteritis akut

pada bayi diare pada anak usia 2 tahun yang disertai dengan dehidrasi

ringan sedang.

2

Page 3: Diare Akut

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : An. Dil Ihram

Jenis kelamin : Laki - laki

Umur : 2 tahun

Tanggal masuk : 19 Oktober 2015

II. ANAMNESIS

Keluhan Utama : Muntah-Muntah

Riwayat penyakit sekarang :

An.D MRS dengan keluhan muntah-muntah sejak jam 03.00 (subuh)

WITA SMRS. Muntah dialami sebanyak >10 kali, sifat muntah tidak

menyembur, isi berupa air dan susu, darah (-). Nafsu makan berkurang.

Menurut Ibu, 6 jam terakhir An. D hanya makan nasi, ikan, dan snack

jagung. BAB Cair (+) sebanyak 2 kali, warna kuning, lendir (-), darah (-).

An. D juga mengeluh batuk (+) yang dialami sejak ± 1 mgg terakhir,

lendir (+) warna putih. Sesak napas (-). Demam (-). BAK lancar, warna

kuning, nyeri saat BAK (-).

Riwayat penyakit dahulu :

Riw. Kejang demam saat usia 1 tahun, dan setelah itu tidak pernah

berulang.

Riwayat penyakit keluarga :

Dikeluarga tidak ada yang mengalami penyakit yang sama.

Riwayat Kelahiran :

Cukup Bulan, Lahir normal/spontan, BBL 2800, PBL tidak di ketahui.

3

Page 4: Diare Akut

Riwayat Ante Natal Care (ANC) :

Riwayat ANC lengkap, riwayat sakit waktu hamil (-), riwayat hipertensi

selama kehamilan (-).

Riwayat Imunisasi :

Imunisasi dasar lengkap

Anamnesis Makanan Terperinci:

Usia Riwayat makanan

0-6 bulan ASI

6 bulan – 9 bulan Bubur Sun & pisang + ASI

9 bulan sampai – 12 bulanBubur saring dicampur dengan

wortel, tomat, hati ayam

1 tahun

Anak sudah bisa makan nasi +

sayur + lauk pauknya dan

sudah makan sendiri

PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum : Sakit sedang

SP : Lemah/Compos Mentis

Status Gizi : BB 10 kg, TB 85 cm

BB/U = BBA / BBI x 100%

= 10 kg/12,4 kg x 100%

= 80,6% (BB Normal)

TB/U = TBA / TBI x 100%

= 85 cm / 87 cm x 100%

= 97,7% (Normal)

4

Page 5: Diare Akut

BB/TB= BBA / BBI

= 10 kg / 12,1 kg x 100%

= 82,6% (Gizi Kurang)

Tanda Vital

TD : 90/60 mmHg Pernapasan : 24 kali/menit

Nadi : 120 kali/menit Suhu : 36,50 C

Kulit

Warna : Sawo matang

Efloresensi : Tidak ada

Sianosis : Tidak ada

Turgor : ± 2 detik (lambat)

Kepala

Wajah : Simetris, edema periorbital (+)

Deformitas : Tidak ada

Bentuk : Normocephal

Rambut : Hitam, lurus, sulit dicabut

Mata

Konjungtiva : Anemis +/+

Sklera : Ikterik -/-

Pupil : Isokor, RCL+/+, RCTL+/+

Cekung : (+)

Mulut : Bibir Pucat (+) Lidah Kotor (-) Stomatitis Angularis (-)

Tonsil T1/T1, Faring hiperemis (-)

Hidung : Rhinore (-)

Leher

Kelenjar GB : Limfadenopati (-)

5

Page 6: Diare Akut

Tiroid : Struma (-)

Kaku Kuduk : (-)

Massa lain : tidak ada

Dada

Paru-paru

Inspeksi : Pergerakkan dada simetris kanan dan kiri, retraksi (-)

Palpasi : Nyeri tekan (-), Massa (-)

Perkusi : Sonor di kedua lapang paru

Auskultasi : Vesikuler +/+, Suara tambahan Rh -/-, Wh -/-

Jantung

Inspeksi : Ictus cordis tidak nampak

Palpasi : Ictus cordis teraba ICS V Linea Midklavikularis

Perkusi : Batas kanan, Linea parasternalis dextra

Batas kiri, ICS V Linea midklavikularis sinistra

Auskultasi : BJ I & II murni reguler, Bising (-), Suara tambahan (-)

Perut

Inspeksi : Bentuk abdomen cembung, simetris, sikatrik (-),

Auskultasi : Peristaltik (+) kesan meningkat

Perkusi : Tympani seluruh regio abdomen, Shifting dullness (-)

Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (-), hepatomegali (-)

Splenomegali (-)

Anggota gerak : Atas : Akral hangat (+), Edema (-), Sianosis (-)

Bawah : Akral hangat (+), Edema (+), Sianosis (-)

PEMERIKSAAN KHUSUS

Skor Dehidrasi Modifikasi UNHAS

Kriteria 1 2 3

Keadaan umum Baik Lemas Gelisah, lemas,

6

Page 7: Diare Akut

syok

Mata Biasa Cekung Sangat cekung

Mulut Biasa Kering Sangat kering

Pernapasan < 30 x/menit 30-40 x/menit > 40 x/menit

Turgor Baik Kurang Jelek

Nadi < 120

x/menit

120-140

x/menit

> 140 x/menit

Interpretasi :

6 : Tidak dehidrasi

7-12 : Dehidrasi ringan-sedang

≥ 13 : Dehidrasi berat

RESUME

An. D MRS dengan keluhan vomitus sejak kemarin, frekuensi >10 kali,

isi berupa air dan susu, darah (-). Anoreksia. BAB encer (+) sebanyak 2

kali, warna kuning. Batuk (+) sejak ± 1 mgg, lendir (+) warna putih. BAK

Lancar.

Keadaan Umum : Sakit sedang

SP : Lemah/Compos Mentis

Turgor Kulit : ± 2 detik (lambat)

Mata : Cekung (+)

Bibir : Kering (+)

7

Page 8: Diare Akut

Perut : Peristaltik (+) kesan meningkat,

Tympani (+) kesan kembung

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Nama : An. Dil Ihram Tgl Pemeriksaan : 19 Oktober 2015

Usia : 2 THN Jenis Spesimen : Darah

PARAMETER HASIL NILAI RUJUKAN

WBC 12,9 4,8-10,0 103/ µl

RBC 4,87 4,00-5,50 106/µl

HGB 11,9 12-18 g/dl

HCT 36,8 30,0-47,0 %

MCV 75,6 75,0-118,0 fl

MCH 24,4 23,2-38,7 pg

MCHC 32,3 31,9-37,0 g/dl

PLT 327 150-450 103/µl

DIAGNOSA KERJA

Diare akut dengan dehidrasi ringan-sedang

ISPA

ANJURAN PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Feaces

Elektrolit Serum

Pemeriksaan Foto Thoraks

TERAPI

NON-MEDIKAMENTOSA

Tirah baring

8

Page 9: Diare Akut

MEDIKAMENTOSA

IVFD RL 12 tpm

Domperidone 3 x 1 cth

Oralit 75 cc/KgBB pada 3 jam pertama

Zink 1 tab (20 mg/hari) selama 10 hari

Cefotaxime 250 mg/12 jam/IV

9

Page 10: Diare Akut

FOLLOW UP

Tanggal 20/10/2015

S : Muntah 1 kali, BAB cair 1 kali, warna kekuningan, Lendir (-), darah (-).

Batuk (+), lendir (+) warna putih. Sesak napas (-). Panas (-). BAK Lancar

O : Tanda vital

Nadi : 120 x/menit, Suhu : 36,5° C

Respirasi : 32 kali/menit

Pemeriksaan Fisik

Perut kembung (+)

Tanda dehidrasi WHO

Keadaan umum : Lemah

Mata : cekung

Mulut : Kering

Turgor kulit : lambat

Rasa haus : minum biasa

Kesimpulan : Dehidrasi ringan-sedang

A : Diare akut disertai dehidrasi ringan sedang + ISPA

P :

Non-Medikamentosa

Tirah baring

Medikamentosa

IVFD RL 12 tpm

Domperidon 3 x 1 cth

Oralit 100 cc tiap kali BAB

Zink 1 tab (20 mg) selama 10 hari

Cefotaxime 250 mg/12 jam/IV

10

Page 11: Diare Akut

Nama : An. Dil Ihram Tgl Pemeriksaan : 20 Oktober 2015

Usia : 2 THN Jenis Spesimen : Feaces

NO PEMERIKSAAN FEACES HASIL NILAI RUJUKAN

1. MAKROSKOPIS

₋ KONSISTENSI Cair

₋ WARNA Kuning

₋ BAU Khas

₋ LENDIR Negatif Negatif

₋ DARAH Negatif Negatif

2. MIKROSKOPIS

₋ LEUKOSIT 3-5 0-5

₋ ERITROSIT 0-1 0-5

₋ AMUBATidak

DitemukanNegatif

₋ TELUR CACINGTidak

DitemukanNegatif

11

Page 12: Diare Akut

Tanggal 21/10/2015

S : Muntah (-). BAB ampas (+), warna kekuningan, Lendir (-), darah (-).

Batuk (-), lendir (-). Ssak napas (-). Panas (-). BAK Lancar

O : Tanda vital :

Nadi : 110 x/menit,

Suhu : 36,5° C

Respirasi : 32 kali/menit

Pemeriksaan Fisik

Perut kembung (-)

Tanda dehidrasi WHO

Keadaan umum : Baik

Mata : tidak cekung

Mulut : Biasa

Turgor kulit : baik

Rasa haus : minum biasa

Kesimpulan : tidak dehidrasi

A : Diare akut disertai dehidrasi ringan sedang + ISPA

P :

Non-Medikamentosa

Tirah Baring

Medikamentosa

IVFD RL 12 tpm

Domperidon 3 x 1 cth (Stop)

Zink 1 tab (20 mg) selama 10 hari

Cefotaxime 250 mg/12 jam/IV

12

Page 13: Diare Akut

PEMBAHASAN

Diare akut adalah buang air besar lebih dari 3 kali perhari, disertai

perubahan konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan

darah yang berlangsung kurang dari 2 minggu.

Faktor resiko terjadinya diare akut pada anak antara lain: tidak

memberikan ASI secara penuh untuk waktu 4-6 bulan pertama kehidupan

bayi, tidak memadainya penyediaan air bersih, pencemaran air oleh tinja,

kebersihan lingkungan, pribadi yang buruk, penyiapan dan penyimpanan

makanan yang tidak higienis.

Mekanisme dasar yang dapat menyebabkan timbulnya diare pada

anak adalah :

1. Gangguan osmotik

Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan

menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi sehingga

terjadi pergeseran air dan elektrolik ke dalam rongga usus.

2. Gangguan sekresi

Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin dari virus atau bakteri)

pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolik ke

dalam rongga usus dan selanjutnya timbul diare karena terdapat

peningkatan isi rongga usus.

3. Gangguan motilitis usus

Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus

untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila

peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri timbul berlebihan.

13

Page 14: Diare Akut

Penyebab diare dapat bermacam-macam, adapun penyebab diare

pada anak dapat dilihat pada bagan berikut.

Penyebab terbanyak diare akut pada anak-anak dinegara berkembang

adalah rotavirus, escherichia coli enterotoksigenik, shigella, vibrio cholera,

sallmonella, dan E. coli enteropatogenik. Setiap infeksi bakteri atau virus

memiliki gambaran khas masing-masing, meskipun pemeriksaan kultur

merupakan pemeriksaan pasti untuk mengetahui penyebab dari diare.

14

Page 15: Diare Akut

Tabel 01. dibawah ini merupakan karakteristik dari beberapa agen infeksius penyebab diare.

Rotavirus Salmonella ETEC EIECShigella

disentri

Vibrio

cholera

Mual &

muntahPermulaan + - - + jarang

Demam + + - + + -

Sakit Tenesmus Kolik (+)Kadang-

kadang

Tenesmus

kolik

Tenesmus

kolik,

pusing

Kolik

Volume Sedang Menurun Banyak Menurun MenurunSangat

banyak

Frekuensi >10x Sering Sering SeringSering

sekali

Terus

menerus

Konsistensi Berair Berair Berair Kental Kental Lendir

Mukus Jarang + + + Sering Flacks

Darah -Kadang-

kadang- + Sering -

Bau - Telur busuk TinjaTidak

spesifik

Tidak

berbauAnyir

WarnaHijau

kuningHijau

Tidak

berwarna

Hijau

darah

Hijau

darah

Putih

keruh

Leukosit +/- + - + + +

Pada kasus ini, kemungkinan infeksi yang terjadi adalah rotavirus. Hal

ini dengan mengamati anamnesis pasien, dimana pasien mengalami

muntah, tenesmus, konsistensi feses cair, warna feses kuning, tidak ada

lendir ataupun darah. Pada pemeriksaan laboratorium, didapatkan

peningkatan leukosit tetapi pada pemeriksaan feaces leukosit normal (3-

5/lpb) dan tidak ditemukan penyebab spesifik seperti amuba maupun telur

cacing.

15

Page 16: Diare Akut

Penentuan derajat dehidrasi merupakan hal penting terkait

penatalaksanaan yang akan dilakukan. Skor dehidrasi modifikasi UNHAS

dapat digunakan untuk menilai derajat dehidrasi pasien dengan diare.

Kriteria 1 2 3

Keadaan umum Baik Lemas Gelisah, lemas,

syok

Mata Biasa Cekung Sangat cekung

Mulut Biasa Kering Sangat kering

Pernapasan < 30 x/menit 30-40 x/menit > 40 x/menit

Turgor Baik Kurang Jelek

Nadi < 120

x/menit

120-140

x/menit

> 140 x/menit

Interpretasi :

6 : Tidak dehidrasi

7-12 : Dehidrasi ringan-sedang

≥ 13 : Dehidrasi berat

Pada pasien ini, skor dehidrasi mencapai 12 yang menandakan bahwa

pasien ini termasuk dehidrasi ringan-sedang. Anjuran pemeriksaan pada

kasus ini salah satunya ialah sebaiknya melakukan pemeriksaan serum

elektrolit. Sebenarnya pemeriksaan serum elektrolit diindikasikan untuk

keadaan dehidrasi berat. Hal ini disebabkan karena pada kondisi dehidrasi

berat dipastikan terjadi komplikasi berupa ketidakseimbangan elektrolit

yang berdampak terutama pada sistem saraf pusat berupa kejang, edema

otak, kelemahan otot, ileus paralitik, gangguan fungsi ginjal, dan aritmia

jantung.

Departemen kesehatan menetapkan lima pilar penatalaksanaan diare

bagi semua kasus diare yang diderita anak balita baik dirawat dirumah

maupun sedang dirawat dirumah sakit, yaitu :

1. Rehidrasi dengan menggunakan oralit

16

Page 17: Diare Akut

2. Zink diberikan selama 10 hari berturut-turut

3. ASI dan makanan tetap diteruskan

4. Antibiotik selektif

5. Edukasi/Nasihat kepada orang tua.

Terapi diare akut dengan dehidrasi ringan sedang adalah

menggantikan jumlah kebutuhan cairan yang diperlukan tubuh.

1. Rehidrasi

Berikan oralit sesuai yang dianjurkan selama periode 3 jam. Jumlah

oralit yang diperlukan = berat badan (dalam kg) x 75 ml.

Setelah 3 jam:

a. Ulangi penilaian dan klasifikasikan kembali derajat dehidrasi

b. Pilih rencana terapi yang sesuai untuk melanjutkan pengobatan.

c. Melanjutkan memberi makan pasien

Jika ibu memaksa pulang sebelum pengobatan selesai:

a. Mengajarkan ibu cara menyiapkan cairan oralit di rumah.

b. Mengajarkan ibu berapa banyak oralit yang harus diberikan di rumah

c. Menjelaskan aturan perawatan diare di rumah:

Beri cairan tambahan

Lanjutkan pemberian tablet zink sampai 10 hari

Lanjutkan pemberian makan, biarkan anak memilih makanan yang

disukai.

Cara memberikan larutan oralit yaitu dengan meminumkan sedikit-

sedikit tapi sering dari cangkir/ mangkuk/ gelas. Jika anak muntah, tunggu

10 menit kemudian berikan lagi lebih lambat serta lanjutkan pemberian

makanan. Pasien pada kasus ini mengalami muntah sehingga

pemberiannya harus secara perlahan-lahan.

17

Page 18: Diare Akut

2. Tablet zinc selama 10 hari dengan dosis :

a. Anak < 6 bulan = 10 mg (1/2 tablet) per hari

b. Anak > 6 bulan = 20 mg (1 tablet) per hari

Zink termasuk mikronutrien yang berperan dalam sistem kekebalan

tubuh dan merupakan mediator potensial pertahanan tubuh terhadap

infeksi. Pemberian zink dapat menurunkan frekuensi dan volume buang

air besar sehingga dapat menurunkan risiko terjadinya dehidrasi pada

anak.

3. ASI atau Makanan diteruskan

ASI dan makanan tetap diteruskan sesuai umur anak dengan menu

yang sama pada waktu anak sehat untuk mencegah kehilangan berat

badan serta pengganti nutrisi yang hilang pada saat terjadi diare.

4. Antibiotik sesuai indikasi

Antibiotik pada umumnya tidak diperlukan pada semua diare akut oleh

karena sebagian besar diare infeksi adalah rotavirus yang sifatnya self-

limited dan tidak dapat dibunuh dengan antibiotik. Hanya sebagian kecil

(10-20 %) yang disebabkan oleh bakteri patogen seperti Shigella,

Salmonella, Enterotoxin E. Coli, Enteroinvasif E. Coli dan sebagainya.

5. Nasehat kepada orangtua

Nasehat yang dapat diberikan apabila penderita sudah pulang ke

rumah atau untuk penderita rawat jalan adalah segera datang kembali

kerumah sakit jika timbul demam, tinja berdarah, berulang, makan atau

minum sedikit, sangat haus, diare semakin sering, atau belum membaik

dalam 3 hari. Selain itu ibu disarankan untuk selalu menjaga kebersihan

dan mencuci tangan dengan baik dan benar sebelum dan sesudah

memberi makan / minum anak.

Komplikasi yang dapat terjadi pada diare akut adalah gangguan

elektrolit seperti: hipernatremia, hiponatremia, hiperkalemia, hipokalemia,

18

Page 19: Diare Akut

dan kejang. Prognosis diare dapat ditentukan oleh derajat dehidrasi,

sehingga penatalaksanaannya sesuai dengan ketepatan cara pemberian

rehidrasi. Apabila penanganan yang diberikan tepat dan sesegera

mungkin, maka dapat mencegah komplikasi dari diare tersebut.

19

Page 20: Diare Akut

DAFTAR PUSTAKA

Boyle, JT., Diare Kronis, In: Nelson, WE (Ed.): Nelson Ilmu Kesehatan

Anak Edisi 15 Volume 3, Jakarta: EGC, 2000: 1354-64.

Ikatan Dokter Anak Indonesia. Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi

Edisi pertama, Jakarta : Badan Penerbit IDAI, 2012.

Departemen Kesehatan RI. Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS).

Jakarta, 2008.

20