tugas diare

Download TUGAS DIARE

If you can't read please download the document

Upload: ayu-wandira

Post on 25-Sep-2015

17 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PENDAHULUANASUHAN KEPERAWATAN DIARE

A. KONSEP DASAR PENYAKIT

1.PengertianDiare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan atausetengah cairan, dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak darikeadaan normal yakni 100-200 ml sekali defekasi (Hendarwanto, 1999).Menurut WHO (1992) diare adalah buang air besar encer atau cair lebih daritiga kali sehari.Diare ialah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi danlebih dari 3 kali pada anak dengan konsistensi feses encer, dapat berwarna hijauatau dapat bercampur lendir dan darah (Ngastiyah, 2002).

2. Anatomi dan Fisiologi1)Anatomi sistem pencernaana.a.mulutMulut adalah permulaan saluran pencernaan yang terdiri atas 2 bagian :1)Bagian luar yang sempit atau vestibula yaitu diruang antara gusi, bibir dan pipi.2)Rongga mulut/bagian dalam yaitu rongga mulut yang dibatasi sisinyaoleh tulang maksilaris, palatum dan mandi bilaris disebelah belakang bersambung dengan faring.b.FaringFaring merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dengankerongkongan, merupakan persimpangan jalan nafas dan jalan makanan,letaknya dibelakang rongga mulut dan didepan ruas tulang belakang.c.Esofagus (kerongkongan)Panjangnya 25 cm, mulai dari faring sampai pintu masuk kardiak dibawah lambung. Esofagus terletak dibelakang trakea dan didepan tulang punggung setelah melalui thorak menembus diafragma masuk kedalamabdomen ke lambung.d.Gaster (lambung)Merupakan bagian dari saluran pencernaan yang dapat mengembang paling banyak terutama didaerah epigaster. Bagian-bagian lambung, yaitu :1)Fundus ventrikularis, bagian yang menonjol keatas terletak disebelah kiriosteum kardium biasanya berisi gas.2)Korpus ventrikuli, setinggi osteum kardium, suatu lekukan pada bagian bawah notura minor.3)Antrum pilorus, berbentuk tebing mempunyai otot tebal membentuk spinkter pilorus.4)Kurtura minor, terletak disebelah kanan lambung, terdiri dari osteum kordisamapi pilorus.5)Kurtura mayor, lebih panjang dari kurtura minor terbentang dari sisi kiriosteum kardium melalui fundus kontrikuli menuju kekanan sampai ke pilorus anterior.e.Usus halusUsus halus merupakan bagian dari sistem pencernaan makanan yang berpangkal pada pilorus dan berakhir pada sekum panjangnya 6cm, merupakansaluran paling panjang tempat proses pencernaan dan obstruksi hasil pencernaanmakanan.Usus halus terdiri dari :1)DuodenumDisebut juga usus 12 jari, panjangnya 25 cm, berbentuk sepatu kudamelengkung kekiri, pada lengkungan ini terdapat pankreas. Pada bagiankanan duodenum terdapat selaput lendir yang nambulir disebut papila vateri.2)YeyunumUsus kosong atau jejunum adalah bagian kedua dari usus halus, diantara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Padamanusia dewasa panjangnya 2-3 meter.3)IleumUsus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus.Pada sistem pencernaan manusia panjangnya sekitar 4-5m dan terletak setelah duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu.Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsimenyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu.f.Usus besar/interdinum mayorPanjangnya 1 meter, lebar 5-6 cm, fungsinya menyerap air dari makanan,tempat tinggal bakteri koli, tempat feces. Usus besar terdiri atas 8 bagian yaitu::1)Sekum.2)Kolon asenden.Terletak diabdomen sebelah kanan, membujur keatas dari ileum sampaikehati, panjangnya 13 cm.3)Appendiks (usus buntu)Sering disebut umbai cacing dengan panjang 6 cm.4)Kolon transversum.Membujur dari kolon asenden sampai ke kolon desenden dengan panjang 28 cm.5)Kolon desenden.Terletak dirongga abdomen disebelah kiri membujur dari anus ke bawahdengan panjangnya 25 cm.6)Kolon sigmoid.Terletak dalam rongga pelvis sebelah kiri yang membentuk huruf "S" ujung bawah berhubungan dengan rektum.7)Rektum.Terletak dibawah kolon sigmoid yang menghubungkan intestinum mayor dengan anus.8)Anus.Anus adalah bagian dari saluran pencernaan yang menghubungkan rektumdengan dunia luar.

A. Anatomi Sistem Pencernaan:

B.Fisiologi sistem pencernaan

Usus halus mempunyai dua fungsi utama, yaitu :pencernaan dan absorpsi bahan nutrisi dan air. Proses pencernaan dimulai dalam mulut dan lambung olehkerja ptialin, asam klorida, dan pepsin terhadap makanan masuk.Prosesdilanjutkan di dalam duodenum terutama oleh kerja enzim-enzim pankreas yangmenghidrolisis karbohidrat, lemak, dan protein menjadi zat-zat yang lebihsederhana.Adanya bikarbonat dalam sekret pankreas membantu menetralkanasam dan memberikan pH optimal untuk kerja enzim-enzim. Sekresi empedudari hati membantu proses pencernaan dengan mengemulsikan lemak sehinggamemberikan permukaan lebih luas bagi kerja lipase pankreas (Price & Wilson,1994).Isi usus digerakkan oleh peristaltik yang terdiri atas dua jenis gerakan, yaitusegmental dan peristaltik yang diatur oleh sistem saraf autonom dan hormon(SjamsuhidajatJong, 2005). Pergerakan segmental usus halus mencampur zat-zat yang dimakan dengan sekret pankreas, hepatobiliar, dan sekresi usus, dan pergerakan peristaltik mendorong isi dari salah satu ujung ke ujung lain dengankecepatan yang sesuai untuk absorpsi optimal dan suplai kontinu isi lambung(Price & Wilson, 1994).Absorpsi adalah pemindahan hasil-hasil akhir pencernaan karbohidrat,lemak dan protein (gula sederhana, asam-asam lemak dan asa-asam amino)melalui dinding usus ke sirkulasi darah dan limfe untuk digunakan oleh sel-seltubuh. Selain itu air, elektrolit dan vitamin juga diabsorpsi. Absoprpsi berbagaizat berlangsung dengan mekanisme transpor aktif dan pasif yang sebagiankurang dimengerti (Price & Wilson, 1994).Usus besar mempunyai berbagai fungsi yang semuanya berkaitan dengan proses akhir isi usus. Fungsi usus besar yang paling penting adalahmengabsorpsi air dan elektrolit, yang sudah hampir lengkap pada kolon bagiankanan. Kolon sigmoid berfungsi sebagai reservoir yang menampung massa fesesyang sudah dehidrasi sampai defekasi berlangsung (Preice & Wilson, 1994).Kolon mengabsorpsi air, natrium, khlorida, dan asam lemak rantai pendek sertamengeluarkan kalium dan bikarbonat. Hal tersebut membantu menjagakeseimbangan air dan elektrolit dan mencegah terjadinya dehidrasi. (Schwartz,2000)Gerakan retrograd dari kolon memperlambat transit materi dari kolon kanandan meningkatkan absorpsi. Kontraksi segmental merupakan pola yang palingumum, mengisolasi segmen pendek dari kolon, kontraksai ini menurun olehantikolinergik, meningkat oleh makanan dan kolinergik. Gerakan massamerupakan pola yang kurang umum, pendorong antegrad melibatkan segmen panjang 0,5-1,0 cm/detik, tekanan 100-200 mmHg, tiga sampai empat kalisehari, terjadi dengan defekasi. (Schwartz, 2000).Gas kolon berasal dari udara yang ditelan, difusi dari darah, dan produksiintralumen. Nitrogen, oksigen, karbon dioksida, hidrogen, metan. Bakterimembentuk hidrogen dan metan dari protein dan karbohidrat yang tidak tercerna. Normalnya 600 ml/hari. (Schwartz, 2000).

3.Etiologi1.Faktor infeksia.Infeksi enteral;infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utamadiare pada anak, meliputi:a.infeksi bakteri (Vibrio, E. coli, Salmonella,Shigella, Campylobacter, Yersinia, Aeromonas, dsb), infeksi virus(Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dll), infeksi parasit (E.hystolytica, G.lamblia, T. hominis) dan jamur (C. Albicans).b.Infeksi paenteral; merupakan infeksi di luar sistem pencernaan yang dapatmenimbulkan diare seperti: otitis media akut, tonsilitis, bronkopneumonia,ensefalitis dan sebagainya.2.Faktor MalabsorbsiMalabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa),monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Intoleransi laktosa merupakan penyebab diare yang terpenting pada bayi dan anak. Di samping itu bisa terjadi malabsorbsi lemak dan protein.3. Faktor MakananDiare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan alergi terhadap jenismakanan tertentu.4.Faktor PsikologisDiare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas), jarang terjadi tetapidapat ditemukan pada anak yang lebih besar.

4.Manifestasi klinis1.Menurut Suriadi (2001), Manifestasi klinis diare yaitua.Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encerb.Kram perutc.Demamd.Muale.Muntahf.Kembungg.Anoreksiah.Lemahi.Pucatj.Urin output menurun (oliguria, anuria)k.Turgor kulit menurun sampai jelekl.Ubun-ubun / fontanela cekungm.Kelopak mata cekungn.Membran mukosa kering2.Manifestasi klinis diare yaitu (Nelwan, 2001; Procop et al, 2003) :Diare akut karena infeksi dapat disertai keadaan muntah-muntah dan/atau demam, tenesmus, hematochezia, nyeri perut atau kejang perut.Diare yang berlangsung beberapa waktu tanpa penanggulangan medis yang adekuat dapat menyebabkan kematian karena kekurangan cairan di badan yang mengakibatkan renjatan hipovolemik atau karena gangguan biokimiawi berupa asidosis metabolik yang lanjut. Karena kehilangan cairan seseorang merasa haus, berat badan berkurang, mata menjadi cekung, lidah kering, tulang pipi menonjol, turgor kulit menurun serta suara menjadi serak. Keluhan dan gejala ini disebabkan deplesi air yang isotonik.Karena kehilangan bikarbonas, perbandingan bikarbonas berkurang, yang mengakibatkan penurunan pH darah. Penurunan ini akan merangsang pusat pernapasan sehingga frekwensi nafas lebih cepat dan lebih dalam (kussmaul). Reaksi ini adalah usaha tubuh untuk mengeluarkan asam karbonas agar pH dapat naik kembali normal. Pada keadaan asidosis metabolik yang tidak dikompensasi, bikarbonat standard juga rendah, pCO2 normal dan base excess sangat negatif.Gangguan kardiovaskular pada hipovolemik yang berat dapat berupa renjatan dengan tanda-tanda denyut nadi yang cepat, tekanan darah menurun sampai tidak terukur. Pasien mulai gelisah, muka pucat, ujung-ujung ekstremitas dingin dan kadang sianosis. Karena kehilangan kalium pada diare akut juga dapat timbul aritmia jantung.Penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun dan akan timbul anuria. Bila keadaan ini tidak segera diatasi akan timbul penyulit berupa nekrosis tubulus ginjal akut, yang berarti pada saat tersebut kita menghadapi gagal ginjal akut. Bila keadaan asidosis metabolik menjadi lebih berat, akan terjadi kepincangan pembagian darah dengan pemusatan yang lebih banyak dalam sirkulasi paru-paru. Observasi ini penting karena dapat menyebabkan edema paru pada pasien yang menerima rehidrasi cairan intravena tanpa alkali.3.Gejala Diare menurut Kliegman (2006), yaitu:Tanda-tanda awal dari penyakit diare adalah bayi dan anak menjadi gelisah dan cengeng, suhu tubuh biasanya meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Tinja akan menjadi cair dan mungkin disertai dengan lendir ataupun darah. Warna tinja bisa lama-kelamaan berubah menjadi kehijau-hijauan karena tercampur dengan empedu. Anus dan daerah sekitarnya lecet karena seringnya defekasi dan tinja makin lama makin asam sebagai akibat banyaknya asam laktat yang berasal darl laktosa yang tidak dapat diabsorbsi oleh usus selama diare. Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare dan dapat disebabkan oleh lambung yang turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam-basa dan elektrolit (Kliegman, 2006).Menurut Kliegman, Marcdante dan Jenson (2006), dinyatakan bahwa berdasarkan banyaknya kehilangan cairan dan elektrolit dari tubuh, diare dapat dibagi menjadi :a.Diare tanpa dehidrasiPada tingkat diare ini penderita tidak mengalami dehidrasi karena frekuensi diare masih dalam batas toleransi dan belum ada tanda-tanda dehidrasi.b.Diare dengan dehidrasi ringan (3%-5%)Pada tingkat diare ini penderita mengalami diare 3 kali atau lebih, kadang-kadang muntah, terasa haus, kencing sudah mulai berkurang, nafsu makan menurun, aktifitas sudah mulai menurun, tekanan nadi masih normal atau takikardia yang minimum dan pemeriksaan fisik dalam batas normal.c.Diare dengan dehidrasi sedang (5%-10%)Pada keadaan ini, penderita akan mengalami takikardi, kencing yang kurang atau langsung tidak ada, irritabilitas atau lesu, mata dan ubun-ubun besar menjadi cekung, turgor kulit berkurang, selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering, air mata berkurang dan masa pengisian kapiler memanjang ( 2 detik) dengan kulit yang dingin yang dingin dan pucat.d.Diare dengan dehidrasi berat (10%-15%)Pada keadaan ini, penderita sudah banyak kehilangan cairan dari tubuh dan biasanya pada keadaan ini penderita mengalami takikardi dengan pulsasi yang melemah, hipotensi dan tekanan nadi yang menyebar, tidak ada penghasilan urin, mata dan ubun-ubun besar menjadi sangat cekung, tidak ada produksi air mata, tidak mampu minum dan keadaannya mulai apatis, kesadarannya menurun dan juga masa pengisian kapiler sangat memanjang ( 3 detik) dengan kulit yang dingin dan pucat.4.Sebagai akibat diare baik yang akut maupun khronis, maka akan terjadi: (FKUI, 2001 cit Sinthamurniwaty 2006)a.Kehilangan air dan elektrolit sehingga timbul dehidrasi dan keseimbangan asam basa Kehilangan cairan dan elektrolit (dehidrasi) serta gangguan keseimbangan asam basa disebabkan oleh:1)Previous Water Losses : kehilangan cairan sebelum pengelolaan, sebagai defisiensi cairan.2)Nomial Water Losses : kehilangan cairan karena fungsi fisiologik.3)Concomittant Water Losses : kehilangan cairan pada waktu pengelolaan.4)Intake yang kurang selama sakit : kekurangan masukan cairan karena anoreksia atau muntah.Kekurangan cairan pada diare terjadi karena:1)Pengeluaran usus yang berlebihana)Sekresi yang berlebihan dari selaput lendir usus (Secretoric diarrhea) karena, gangguan fungsi selaput lendir usus, (Cholera E. coli).b)Berkurangnya penyerapan selaput lendir usus, yang disebabkan oleh berkurangnya kontak makanan dengan dinding usus, karena adanya hipermotilitas dinding usus maupun kerusakan mukosa usus.c)Difusi cairan tubuh kedalam lumen usus karena penyerapan oleh tekanan cairan dalam lumen usus yang hiperosmotik; keadaan ini disebabkan karena adanya substansi reduksi dari fermentasi laktosa yang tidak tercerna enzim laktase (diare karena virus Rota)2) Masukan cairan yang kurang karena :a) Anoreksiab) Muntahc) Pembatasan makan (minuman)d) Keluaran yang berlebihan (panas tinggi, sesak nafas)e) Gangguan gizi sebagai "kelaparan" (masukan kurang dan keluaran berlebihan)Gangguan gizi pada penderita diare dapat terjadi karena:1) Masukan makanan berkurang karena adanya anoreksia (sebagai gejala penyakit) atau dihentikannya beberapa macam makanan o1eh orang tua, karena ketidaktahuan. Muntah juga merupakan salah satu penyebab dari berkurangnya masukan makanan.2) Gangguan absorpsi. Pada diare akut sering terjadi malabsorpsi dari nutrien mikro maupun makro. Malabsorpsi karbohidrat (laktosa, glukosa dan fruktosa) dan lemak yang kemudian dapat berkembang menjadi malabsorpsi asarn amino dan protein. Juga kadang-kadang akan terjadi malabsorpsi vitamin baik yang larut dalam air maupun yang larut dalam lemak (vitamin B12, asam folat dan vitamin A) dan mineral trace (Mg dan Zn).Gangguan absorpsi ini terjadi karena:a) Kerusakan permukaan epitel (brush border) sehingga timbul deplisit enzim laktase.b) Bakteri tumbuh lampau, menimbulkan:(1) Fermentasi karbohidrat(2) Dekonjugasi empedu.Kerusakan mukosa usus, dimana akan terjadi perubahan struktur mukosa usus dan kemudian terjadi pemendekan villi dan pendangkalan kripta yang menyebabkan berkurangnya permukaan mukosa usus.Selama diare akut karena kolera dan E. coli terjadi penurunan absorpsi karbohidrat, lemak dan nitrogen. Pemberian masukan makan makanan diperbanyak akan dapat memperbaiki aborpsi absolut sampai meningkat dalam batas kecukupan walaupun diarenya sendiri bertambah banyak. Metabolisme dan absorpsi nitrogen hanya akan mencapai 76% dan absorpsi lemak hanya 50%.3) KatabolismePada umumnya infeksi sistemik akan mempengaruhi metabolisme dan fungsi endokrin, pada penderita infeksi sistemik terjadi kenaikan panas badan. Akan memberikan dampak peningkatan glikogenesis, glikolisis, peningkatan sekresi glukagon, serta aldosteron, hormon anti diuretic (ADH) dan hormon tiroid. Dalam darah akan terjadi peningkatan jumlah kholesterol, trigliserida dan lipoprotein. Proses tersebut dapat memberi peningkatan kebutuhan energy dari penderita dan akan selalu disertai kehilangan nitrogen dan elektrolit intrasel melalui ekskresi urine, peluh dan tinja.4) Kehilangan langsungKehilangan protein selama diare melalui saluran cerna sebagai Protein loosing enteropathy dapat terjadi pada penderita campak dengan diare, penderita kolera dan diare karena E. coli. Melihat berbagai argumentasi di atas dapat disimpulkan bahwa diare mempunyai dampak negative terhadap status gizi penderita.c. Perubahan ekologik dalam lumen usus dan mekanisme ketahananisi ususKejadian diare akut pada umumnya disertai dengan kerusakan mukosa usus keadaan ini dapat diikuti dengan gangguan pencernaan karena deplesi enzim. Akibat lebih lanjut adalah timbulnya hidrolisis nutrien yang kurang tercerna sehingga dapat menimbulkan peningkatan hasil metabolit yang berupa substansi karbohidrat dan asam hidrolisatnya. Keadaan ini akan merubah ekologi kimiawi isi lumen usus, yang dapat menimbulkan keadaan bakteri tumbuh lampau, yang berarti merubah ekologi mikroba isi usus. Bakteri tumbuh lampau akan memberi kemungkinan terjadinya dekonjugasi garam empedu sehingga terjadi peningkatan asam empedu yang dapat menimbulkan kerusakan mukosa usus lebih lanjut. Keadaan tersebut dapat pula disertai dengan gangguan mekanisme ketahanan lokal pada usus, baik yang disebabkan oleh kerusakan mukosa usus maupun perubaban ekologi isi usus.

5.Patofisiologi

Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah:1.Gangguan osmoticAdanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam lumen usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektroloit ke dalam lumen usus. Isi rongga usus yang berlebihan akanmerangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.2.Gangguan sekresiAkibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akanterjadi peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam lumen usus danselanjutnya timbul diare kerena peningkatan isi lumen usus.3.Gangguan motilitas ususHiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik ususmenurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya dapattimbul diare pula.6.Phatway7.Komplikasi

Kehilangan cairan dan kelainan elektrolit merupakan komplikasi utama, terutama pada usia lanjut dan anak-anak. Pada diare akut karena kolera kehilangan cairan secara mendadak sehingga terjadi shock hipovolemik yang cepat. Kehilangan elektrolit melalui feses potensial mengarah ke hipokalemia dan asidosis metabolik.(Hendarwanto, 1996; Ciesla et al, 2003) Pada kasus-kasus yang terlambat meminta pertolongan medis, sehingga syok hipovolemik yang terjadi sudah tidak dapat diatasi lagi maka dapat timbul Tubular Nekrosis Akut pada ginjal yang selanjutnya terjadi gagal multi organ. Komplikasi ini dapat juga terjadi bila penanganan pemberian cairan tidak adekuat sehingga tidak tecapai rehidrasi yang optimal. (Nelwan, 2001; Soewondo, 2002; Thielman & Guerrant, 2004)Haemolityc uremic Syndrome (HUS) adalah komplikasi yang disebabkan terbanyak oleh EHEC. Pasien dengan HUS menderita gagal ginjal, anemia hemolisis, dan trombositopeni 12-14 hari setelah diare. Risiko HUS akan meningkat setelah infeksi EHEC dengan penggunaan obat anti diare, tetapi penggunaan antibiotik untuk terjadinya HUS masih kontroversi. Sindrom Guillain Barre, suatu demielinasi polineuropati akut, adalah merupakan komplikasi potensial lainnya dari infeksi enterik, khususnya setelah infeksi C. jejuni. Dari pasien dengan Guillain Barre, 20 40 % nya menderita infeksi C. jejuni beberapa minggu sebelumnya. Biasanya pasien menderita kelemahan motorik dan memerlukan ventilasi mekanis untuk mengaktifkan otot pernafasan. Mekanisme dimana infeksi menyebabkan Sindrom Guillain Barre tetap belum diketahui. Artritis pasca infeksi dapat terjadi beberapa minggu setelah penyakit diare karena Campylobakter, Shigella, Salmonella, atau Yersinia sppMenurut SPM Kesehatan Anak IDAI (2004) dan SPM Kesehatan Anak RSUD Wates (2001), Komplikasi Diare yaitu:Kehilangan air dan elektrolit : dehidrasi, asidosis metabolic

Syok

Kejang

Sepsis

Gagal Ginjal Akut

Ileus Paralitik

Malnutrisi

Gangguan tumbuh kembang

8.pemeriksaan laboratorium dan penunjang lainnya:

Pemeriksaan Laboratorium yang dapat dilakukan pada diare adalah sebagai berikut :1. Lekosit Feses (Stool Leukocytes): Merupakan pemeriksaan awal terhadap diare kronik. Lekosit dalan feses menunjukkan adanya inflamasi intestinal. Kultur Bacteri dan pemeriksaan parasit diindikasikan untuk menentukan adanya infeksi. Jika pasien dalam keadaan immunocompromisedd, penting sekali kultur organisma yang tidak biasa seperti Kriptokokus,Isospora dan M.Avium Intracellulare. Pada pasien yang sudah mendapat antibiotik, toksin C difficle harus diperiksa.2. Volume Feses: Jika cairan diare tidak terdapat lekosit atau eritrosit, infeksi enteric atau imfalasi sedikit kemungkinannya sebagai penyebab diare. Feses 24 jam harus dikumpulkan untuk mengukur output harian. Sekali diare harus dicatat (>250 ml/day), kemudian perlu juga ditentukan apakah terjadi steatore atau diare tanpa malabsorbsi lemak.3. Mengukur Berat dan Kuantitatif fecal fat pada feses 24 jam: Jika berat feses >300/g24jam mengkonfirmasikan adanya diare. Berat lebih dari 1000-1500 gr mengesankan proses sektori. Jika fecal fat lebih dari 10g/24h menunjukkan proses malabsorbstif.4.Lemak Feses : Sekresi lemak feses harian < 6g/hari. Untuk menetapkan suatu steatore, lemak feses kualitatif dapat menolong yaitu >100 bercak merak orange per lapang pandang dari sample noda sudan adalah positif. False negatif dapat terjadi jika pasien diet rendah lemak. Test standard untuk mengumpulkan feses selama 72 jam biasanya dilakukan pada tahap akhir. Eksresi yang banyak dari lemak dapat disebabkan malabsorbsi mukosa intestinal sekunder atau insufisiensi pancreas.5.Osmolalitas Feses : Dipeerlukan dalam evaluasi untuk menentukan diare osmotic atau diare sekretori. Elekrolit feses Na,K dan Osmolalitas harus diperiksa. Osmolalitas feses normal adalah 290 mosm. Osmotic gap feses adalah 290 mosm dikurangi 2 kali konsentrasi elektrolit faeces (Na&K) dimana nilai normalnya 105 bakteri/ml menunjukkan pertumbuhan bakteri.

9.pencegahan diare

1. Perilaku Sehata. Pemberian ASIASI adalah makanan paling baik untuk bayi. Komponen zat makanan tersedia dalam bentuk yang ideal dan seimbang untuk dicerna dan diserap secara optimal oleh bayi. ASI saja sudah cukup untuk menjaga pertumbuhan sampai umur 6 bulan. Tidak ada makanan lain yang dibutuhkan selama masa ini.ASI bersifat steril, berbeda dengan sumber susu lain seperti susu formula atau cairan lain yang disiapkan dengan air atau bahan-bahan dapat terkontaminasi dalam botol yang kotor. Pemberian ASI saja, tanpa cairan atau makanan lain dan tanpa menggunakan botol, menghindarkan anak dari bahaya bakteri dan organisme lain yang akan menyebabkan diare. Keadaan seperti ini di sebut disusui secara penuh (memberikan ASI Eksklusif).Bayi harus disusui secara penuh sampai mereka berumur 6 bulan. Setelah 6 bulan dari kehidupannya, pemberian ASI harus diteruskan sambil ditambahkan dengan makanan lain (proses menyapih).ASI mempunyai khasiat preventif secara imunologik dengan adanya antibodi dan zat-zat lain yang dikandungnya. ASI turut memberikan perlindungan terhadap diare. Pada bayi yang baru lahir, pemberian ASI secara penuh mempunyai daya lindung 4 kali lebih besar terhadap diare daripada pemberian ASI yang disertai dengan susu botol. Flora normal usus bayi yang disusui mencegah tumbuhnya bakteri penyebab botol untuk susu formula, berisiko tinggi menyebabkan diare yang dapat mengakibatkan terjadinya gizi buruk.b.Makanan Pendamping ASIPemberian makanan pendamping ASI adalah saat bayi secara bertahap mulai dibiasakan dengan makanan orang dewasa. Perilaku pemberian makanan pendamping ASI yang baik meliputi perhatian terhadap kapan, apa, dan bagaimana makanan pendamping ASI diberikan.Ada beberapa saran untuk meningkatkan pemberian makanan pendamping ASI, yaitu:1)Perkenalkan makanan lunak, ketika anak berumur 6 bulan dan dapat teruskan pemberian ASI. Tambahkan macam makanan setelah anak berumur 9 bulan atau lebih. Berikan makanan lebih sering (4x sehari). Setelah anak berumur 1 tahun, berikan semua makanan yang dimasak dengan baik, 4-6 x sehari, serta teruskan pemberian ASI bila mungkin.2)Tambahkan minyak, lemak dan gula ke dalam nasi /bubur dan biji-bijian untuk energi. Tambahkan hasil olahan susu, telur, ikan, daging, kacang-kacangan, buah-buahan dan sayuran berwarna hijau ke dalam makanannya.3)Cuci tangan sebelum meyiapkan makanan dan meyuapi anak. Suapi anak dengan sendok yang bersih.4)Masak makanan dengan benar, simpan sisanya pada tempat yang dingin dan panaskan dengan benar sebelum diberikan kepada anak.c.Menggunakan Air Bersih Yang CukupPenularan kuman infeksius penyebab diare ditularkan melalui Face-Oral kuman tersebut dapat ditularkan bila masuk ke dalam mulut melalui makanan, minuman atau benda yang tercemar dengan tinja, misalnya jari-jari tangan, makanan yang wadah atau tempat makan-minum yang dicuci dengan air tercemar.Masyarakat yang terjangkau oleh penyediaan air yang benar-benar bersih mempunyai risiko menderita diare lebih kecil dibanding dengan masyarakat yang tidak mendapatkan air bersih.Masyarakat dapat mengurangi risiko terhadap serangan diare yaitu dengan menggunakan air yang bersih dan melindungi air tersebut dari kontaminasi mulai dari sumbernya sampai penyimpanan di rumah.Yang harus diperhatikan oleh keluarga :1) Ambil air dari sumber air yang bersih2) Simpan air dalam tempat yang bersih dan tertutup serta gunakan gayung khusus untuk mengambil air.3) Jaga sumber air dari pencemaran oleh binatang dan untuk mandi anak-anak4) Minum air yang sudah matang (dimasak sampai mendidih)5) Cuci semua peralatan masak dan peralatan makan dengan air yang bersih dan cukup.d. Mencuci TanganKebiasaan yang berhubungan dengan kebersihan perorangan yang penting dalam penularan kuman diare adalah mencuci tangan. Mencuci tangan dengan sabun, terutama sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja anak, sebelum menyiapkan makanan, sebelum menyuapi makan anak dan sebelum makan, mempunyai dampak dalam kejadian diare ( Menurunkan angka kejadian diare sebesar 47%).e. Menggunakan JambanPengalaman di beberapa negara membuktikan bahwa upaya penggunaan jamban mempunyai dampak yang besar dalam penurunan risiko terhadap penyakit diare. Keluarga yang tidak mempunyai jamban harus membuat jamban dan keluarga harus buang air besar di jamban.Yang harus diperhatikan oleh keluarga :1) Keluarga harus mempunyai jamban yang berfungsi baik dan dapat dipakai oleh seluruh anggota keluarga.2) Bersihkan jamban secara teratur.3) Gunakan alas kaki bila akan buang air besar.f. Membuang Tinja Bayi Yang BenarBanyak orang beranggapan bahwa tinja bayi itu tidak berbahaya. Hal ini tidak benar karena tinja bayi dapat pula menularkan penyakit pada anak-anak dan orang tuanya. Tinja bayi harus dibuang secara benar.Yang harus diperhatikan oleh keluarga:1) Kumpulkan segera tinja bayi dan buang di jamban2) Bantu anak buang air besar di tempat yang bersih dan mudah di jangkau olehnya.3) Bila tidak ada jamban, pilih tempat untuk membuang tinja seperti di dalam lubang atau di kebun kemudian ditimbun.4) Bersihkan dengan benar setelah buang air besar dan cuci tangan dengan sabun.g. Pemberian Imunisasi CampakPemberian imunisasi campak pada bayi sangat penting untuk mencegah agar bayi tidak terkena penyakit campak. Anak yang sakit campak sering disertai diare, sehingga pemberian imunisasi campak juga dapat mencegah diare. Oleh karena itu berilah imunisasi campak segera setelah bayi berumur 9 bulan.2. Penyehatan Lingkungana. Penyediaan Air BersihMengingat bahwa ada beberapa penyakit yang dapat ditularkan melalui air antara lain adalah diare, kolera, disentri, hepatitis, penyakit kulit, penyakit mata, dan berbagai penyakit lainnya, maka penyediaan air bersih baik secara kuantitas dan kualitas mutlak diperlukan dalam memenuhi kebutuhan air sehari-hari termasuk untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Untuk mencegah terjadinya penyakit tersebut, penyediaan air bersih yang cukup disetiap rumah tangga harus tersedia. Disamping itu perilaku hidup bersih harus tetap dilaksanakan.b. Pengelolaan SampahSampah merupakan sumber penyakit dan tempat berkembang biaknya vektor penyakit seperti lalat, nyamuk, tikus, kecoa dsb. Selain itu sampah dapat mencemari tanah dan menimbulkan gangguan kenyamanan dan estetika seperti bau yang tidak sedap dan pemandangan yang tidak enak dilihat. Oleh karena itu pengelolaan sampah sangat penting, untuk mencegah penularan penyakit tersebut. Tempat sampah harus disediakan, sampah harus dikumpulkan setiap hari dan dibuang ke tempat penampungan sementara. Bila tidak terjangkau oleh pelayanan pembuangan sampah ke tempat pembuangan akhir dapat dilakukan pemusnahan sampah dengan cara ditimbun atau dibakar.c. Sarana Pembuangan Air LimbahAir limbah baik limbah pabrik atau limbah rumah tangga harus dikelola sedemikian rupa agar tidak menjadi sumber penularan penyakit. Sarana pembuangan air limbah yang tidak memenuhi syarat akan menimbulkan bau, mengganggu estetika dan dapat menjadi tempat perindukan nyamuk dan bersarangnya tikus, kondisi ini dapat berpotensi menularkan penyakit seperti leptospirosis, filariasis untuk daerah yang endemis filaria. Bila ada saluran pembuangan air limbah di halaman, secara rutin harus dibersihkan, agar air limbah dapat mengalir, sehingga tidak menimbulkan bau yang tidak sedap dan tidak menjadi tempat perindukan nyamuk.

10.Pentalaksanaan

Menurut Kemenkes RI (2011), prinsip tatalaksana diare pada balita adalah LINTAS DIARE (Lima Langkah Tuntaskan Diare), yang didukung oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia dengan rekomendasi WHO. Rehidrasi bukan satu-satunya cara untuk mengatasi diare tetapi memperbaiki kondisi usus serta mempercepat penyembuhan/menghentikan diare dan mencegah anak kekurangan gizi akibat diare juga menjadi cara untuk mengobati diare. Adapun program LINTAS Diare (Lima Langkah Tuntaskan Diare) yaitu:1. Berikan OralitUntuk mencegah terjadinya dehidrasi dapat dilakukan mulai dari rumah tangga dengan memberikan oralit osmolaritas rendah, dan bila tidak tersedia berikan cairan rumah tangga seperti air tajin, kuah sayur, air matang. Oralit saat ini yang beredar di pasaran sudah oralit yang baru dengan osmolaritas yang rendah, yang dapat mengurangi rasa mual dan muntah. Oralit merupakan cairan yang terbaik bagi penderita diare untuk mengganti cairan yang hilang. Bila penderita tidak bisa minum harus segera di bawa ke sarana kesehatan untuk mendapat pertolongan cairan melalui infus.Derajat dehidrasi dibagi dalam 3 klasifikasi :a. Diare tanpa dehidrasiTanda diare tanpa dehidrasi, bila terdapat 2 tanda di bawah ini atau lebih :Keadaan Umum : baikMata : NormalRasa haus : Normal, minum biasaTurgor kulit : kembali cepatDosis oralit bagi penderita diare tanpa dehidrasi sbb :Umur < 1 tahun : - gelas setiap kali anak mencretUmur 1 4 tahun : - 1 gelas setiap kali anak mencretUmur diatas 5 Tahun : 1 1 gelas setiap kali anak mencretb. Diare dehidrasi Ringan/SedangDiare dengan dehidrasi Ringan/Sedang, bila terdapat 2 tanda di bawah ini atau lebih:Keadaan Umum : Gelisah, rewelMata : CekungRasa haus : Haus, ingin minum banyakTurgor kulit : Kembali lambatDosis oralit yang diberikan dalam 3 jam pertama 75 ml/ kg bb dan selanjutnya diteruskan dengan pemberian oralit seperti diare tanpa dehidrasi.Diare dehidrasi beratDiare dehidrasi berat, bila terdapat 2 tanda di bawah ini atau lebih:Keadaan Umum : Lesu, lunglai, atau tidak sadarMata : CekungRasa haus : Tidak bisa minum atau malas minumTurgor kulit : Kembali sangat lambat (lebih dari 2 detik)Penderita diare yang tidak dapat minum harus segera dirujuk ke Puskesmas untuk di infus.2.Berikan obat Zinc Zinc merupakan salah satu mikronutrien yang penting dalam tubuh. Zinc dapat menghambat enzim INOS (Inducible Nitric Oxide Synthase), dimana ekskresi enzim ini meningkat selama diare dan mengakibatkan hipersekresi epitel usus. Zinc juga berperan dalam epitelisasi dinding usus yang mengalami kerusakan morfologi dan fungsi selama kejadian diare. Pemberian Zinc selama diare terbukti mampu mengurangi lama dan tingkat keparahan diare, mengurangi frekuensi buang air besar, mengurangi volume tinja, serta menurunkan kekambuhan kejadian diare pada 3 bulan berikutnya.(Black, 2003). Penelitian di Indonesia menunjukkan bahwa Zinc mempunyai efek protektif terhadap diare sebanyak 11 % dan menurut hasil pilot study menunjukkan bahwa Zinc mempunyai tingkat hasil guna sebesar 67 % (Hidayat 1998 dan Soenarto 2007). Berdasarkan bukti ini semua anak diare harus diberi Zinc segera saat anak mengalami diare. Dosis pemberian Zinc pada balita: Umur < 6 bulan : tablet ( 10 Mg ) per hari selama 10 hari Umur > 6 bulan : 1 tablet ( 20 mg) per hari selama 10 hari. Zinc tetap diberikan selama 10 hari walaupun diare sudah berhenti. Cara pemberian tablet zinc: Larutkan tablet dalam 1 sendok makan air matang atau ASI, sesudah larut berikan pada anak diare.3. Pemberian ASI / Makanan :Pemberian makanan selama diare bertujuan untuk memberikan gizi pada penderita terutama pada anak agar tetap kuat dan tumbuh serta mencegah berkurangnya berat badan. Anak yang masih minum Asi harus lebih sering di beri ASI. Anak yang minum susu formula juga diberikan lebih sering dari biasanya. Anak uis 6 bulan atau lebih termasuk bayi yang telah mendapatkan makanan padat harus diberikan makanan yang mudah dicerna dan diberikan sedikit lebih sedikit dan lebih sering. Setelah diare berhenti, pemberian makanan ekstra diteruskan selama 2 minggu untuk membantu pemulihan berat badan.4. Pemberian Antibiotika hanya atas indikasiAntibiotika tidak boleh digunakan secara rutin karena kecilnya kejadian diare pada balita yang disebabkan oleh bakteri. Antibiotika hanya bermanfaat pada penderita diare dengan darah (sebagian besar karena shigellosis), suspek kolera.Obat-obatan Anti diare juga tidak boleh diberikan pada anak yang menderita diare karena terbukti tidak bermanfaat. Obat anti muntah tidak di anjurkan kecuali muntah berat. Obat-obatan ini tidak mencegah dehidrasi ataupun meningkatkan status gizi anak, bahkan sebagian besar menimbulkan efek samping yang bebahaya dan bisa berakibat fatal. Obat anti protozoa digunakan bila terbukti diare disebabkan oleh parasit (amuba, giardia).5. Pemberian NasehatIbu atau pengasuh yang berhubungan erat dengan balita harus diberi nasehat tentang :a. Cara memberikan cairan dan obat di rumahb. Kapan harus membawa kembali balita ke petugas kesehatan bila :-Diare lebih sering-Muntah berulang-Sangat haus-Makan/minum sedikit-Timbul demam-Tinja berdarah-Tidak membaik dalam 3 hari.

Menurut Kapita Selekta Kedokteran (2000) dan SPM Kesehatan Anak RSUD Wates (2001), Penatalaksanaan Medis diare yaitu:1. Resusitasi cairan dan elektrolita. Rencana Pengobatan A, digunakan untuk :-Mengatasi diare tanpa dehidrasi-Meneruskan terapi diare di rumah- Memberikan terapi awal bila anak diare lagi