bab i
Post on 11-Feb-2018
228 views
Embed Size (px)
TRANSCRIPT
7/23/2019 BAB I preeklampsia.doc
1/52
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana
terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu
lama). Penderita yang mempunyai sekurang-kurangnya tiga kali
pemeriksaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat
diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi.
Untuk menilai apakah seseorang itu menderita penyakit hipertensi
atau tidak haruslah ada suatu standar nilai ukur dari tensi atau tekanan
darah. berbagai macam klasifikasi hipertensi yang digunakan di masing-
masing negara seperti klasifikasi menurut Joint National Committee 7
(JNC 7) yang digunakan di negara Amerika Serikat, Klasifikasi menurut
Chinese Hypertension Society yang digunakan di Cina, Klasifikasi
menurutEuropean Society of Hypertension (ESH) yang digunakan negara-
negara di Eropa, Klasifikasi menurut International Society on
Hypertension in Blacks (ISHIB) yang khusus digunakan untuk warga
keturunan Afrika yang tinggal di Amerika. Badan kesehatan dunia, WHO
juga membuat klasifikasi hipertensi.
Di Indonesia sendiri berdasarkan konsensus yang dihasilkan pada
Pertemuan Ilmiah Nasional Pertama Perhimpunan Hipertensi Indonesia
pada tanggal 13-14 Januari 2007 belum dapat membuat klasifikasi
hipertensi sendiri untuk orang Indonesia. Hal ini dikarenakan data
penelitian hipertensi di Indonesia berskala nasional sangat jarang. Karena
itu para pakar hipertensi di Indonesia sepakat untuk menggunakan
klasifikasi WHO dan JNC 7 sebagai klasifikasi hipertensi yang digunakan
di Indonesia.
Klasifikasi tekanan darah oleh JNC 7 untuk pasien dewasa (umur 18
tahun) berdasarkan rata-rata pengukuran dua tekanan darah atau lebih pada
1
http://id.wikipedia.org/wiki/Medishttp://id.wikipedia.org/wiki/Tekanan_darahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tekanan_darahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tekanan_darahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tekanan_darahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Medis7/23/2019 BAB I preeklampsia.doc
2/52
dua atau lebih kunjungan klinis (Tabel 1). Klasifikasi tekanan darah
mencakup 4 kategori, dengan nilai normal pada tekanan darah sistolik
(TDS) < 120 mm Hg dan tekanan darah diastolik (TDD) < 80 mm Hg.
Prehipertensi tidak dianggap sebagai kategori penyakit tetapi
mengidentifikasi pasien-pasien yang tekanan darahnya cendrung
meningkat ke klasifikasi hipertensi dimasa yang akan datang. Ada dua
tingkat (stage) hipertensi , dan semua pasien pada kategori ini harus diberi
terapi obat.
Tabel 1. Klasifikasi Hipertensi menurutJoint National Committee 7
Kategori Sistol (mmHg) Dan/atau Diastole (mmHg)
Normal
7/23/2019 BAB I preeklampsia.doc
3/52
Normal
7/23/2019 BAB I preeklampsia.doc
4/52
kehamilan.Penderita yang akan dilakukan pengukuran tekanan darahnya
dalam keadaan nyaman, istirahat selama 5 menit, duduk, lengan ditopang
sebatas level jantung. Postur penderita harus distandarisasi, ukuran cuff
sesuai dengan lingkar lengan atas penderita. Untuk pertama kali dilakukan
pengukuran pada kedua lengan, selanjutnya hanya lengan kanan apabila
perbedaan lengan kiri dengan lengan kanan kurang dari10 mmHg.
Walaupun sampai saat ini diperdebatkan mengenai patokan fase diastolik,
apakah Korotkoff fase 5, walapun British Hypertension Society dan WHO
telah merekomendasikan fase 4, di amerika hampir semuanya
menggunakan fase 5. Yang paling tepat adalah fase 5, fase 4 hanya pada
pasien yang fase 5 sukar ditentukan.
4
7/23/2019 BAB I preeklampsia.doc
5/52
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
II.1. DEFINISI
Hipertensi dalam Kehamilan adalah penyebab kematian utama ketiga
pada ibu hamil setelah perdarahan dan infeksi. Bagaimana suatu
peristiwa kehamilan dapat memicu atau memperberat hipertensi
merupakan pertanyaan yang masih belum memperoleh jawaban yang
memuaskan. Angka kejadian Hipertensi dalam Kehamilan kira-kira 3.7 %
seluruh kehamilan.
II.2. ANGKA KEJADIAN DAN FAKTOR RISIKO
Angka kejadian HDK pada umumnya sekitar 5% dari seluruh
kehamilan.
Faktor resiko :
1. Usia : HG sering terjadi pada pasien nullipara dan usia tua (> 35
tahun)
2. Kehamilan kembar
3. Paritas
4. Ras : sering terjadi pada afro-america5. Predisposisi genetik
6. Faktor lingkungan : kebiasaan hidup
II.3. ETIOLOGI
Teori yang dianggap dapat menjelaskan etiologi dan patofisiologi
harus dapat menjelaskan kenyataan bahwa HDK seringkali terjadi pada :
5
7/23/2019 BAB I preeklampsia.doc
6/52
1. Mereka yang terpapar pada villi chorialis untuk pertama kalinya
( pada nulipara )
2. Mereka yang terpapar dengan villi chorialis yang berlimpah ( pada
kehamilan kembar atau mola )
3. Mereka yang sudah menderita penyakit vaskular sebelum kehamilan.
4. Penderita dengan predisposisi genetik Hipertensi .
Menurut Sibai (2003), faktor-faktor yang berpotensi sebagai etiologi :
1. Invasi trofoblastik abnormal kedalam vasa uterina.
2. Intoleransi imonologi antara maternal dengan jaringan feto-maternal .
3. Maladaptasi maternal terhadap perubahan kardiovaskular atau
inflamasi selama kehamilan.
4. Defisiensi bahan makanan tertentu ( nutrisi ).
5. Pengaruh genetik.
(Cunningham FG et al : Hypertensive Disorder In Pregnancy in Williams
Obstetrics , 22nd ed, McGraw-Hill, 2005)
6
http://lh4.ggpht.com/_ezSsIEHCzdA/Sq4fTDUR7vI/AAAAAAAAAjI/RvO8OHqUcRo/s1600-h/IndikasiberatnyapenyakitHipertensiDa%5B1%5D.jpg7/23/2019 BAB I preeklampsia.doc
7/52
II.4. PATOGENESIS
Perubahan utama yang terjadi pada HDK adalah VASOSPASME dan
AKTIVASI SEL ENDOTHELIUM
1. VASOSPASME
Konsep vasospame didasarkan pada pengamatan langsung
terhadap pembuluh darah kecil pada kuku, fundus oculi dan
konjuntiva. Konstriksi vaskular menyebabkan peningkatan tahanan
perifer dan TD. Pada saat yang sama, kerusakan sel endotel
menyebabkan kebocoran interstitisial yang meliputi bahan dalam
darah a.l trombosit, fibrinogen dan deposit subendotelial lain.
Berdasarkan pemeriksaan USG, terlihat adanya perubahan tahanan
arterial pada penderita PE. Penurunan aliran darah akibat gangguan
distribusi, iskemia dan perdarahan jaringan menyebabkan terjadinya
serangkaian gejala PE.Fischer dkk (2000) : vasospasme pada
penderita PE jauh lebih berat dibandingkan dengan yang terjadi pada
pasien dengan sindroma HELLP.
2. AKTIVASI SEL ENDOTEL
Pada gambar diagram faktor plasenta yang tak dapat di
identifikasi dengan jelas masuk kedalam sirkulasi ibu dan merangsang
aktivasi dan disfungsi sel endotel. Sindroma klinis PE adalah
manifestasi umum dari terjadinya perubahan sel endotel tersebut.
Endotel yang utuh memiliki sifat antikogulan dan dapat menurunkan
respon otot polos terhadap agonis melalui pengeluaran nitric oxide.
Sedangkan kerusakan atau aktivasi sel endotel akan menyebabkan
keluarnya bahan-bahan yang merangsang koagulasi dan meningkatkan
sensitivitas terhadap vasopresor. Perubahan-perubahan lain sebagai
akibat proses aktivasi endotel adalah:
1. Perubahanan khas pada morfologi endotel kapiler glomerulus.
2. Peningkatan permeabilitas kapiler.
7
7/23/2019 BAB I preeklampsia.doc
8/52
3. Peningkatan kadar bahan-bahan yang terkait dengan aktivasi
tersebut.
Peningkatan repon terhadap bahan pressor
Dalam keadaan normal, wanita hamil refrakter terhadap pemberian
vasopressor. Pada awal kejadian PE, terdapat peningkatan reaktivitas
vaskular terhadap pemberian nor-epinephrine dan angisotensin II.
Prostaglandin
Beberapa prostanoid berperan penting dalam patofisiologi sindroma
PE. Secara spesifik, respon terhadap pressor yang menurun pada
kehamilan normal adalah berupa penurunan respon vaskular yang
terjadi melalui sintesa prostaglandin endotelial vaskular. Pada
penderita PE, produksi prostacyclin endotelial [PGI2] lebih rendah
dibandingkan kehamilan normal ; tetapi sekresi thromboxane A2 dari
trombosit meningkat. Perbandingan antara PGI2 : TXA2 yang menurun
tersebut akan meningkatkan sensitivitas terhadap angiostension II
sehingga terjadi vasokonstriksi.
Nitric oxide
Vasodilator sangat kuat ini dibentuk dari L-arginine oleh sel endotel.
Bila nitric oxide ini diambil maka timbul gejala-gejala yang
menyerupai PE. Pencegahan sintesa nitric oxide akan menyebabkan :
Peningkatan nilai MAP-mean arterial pressure.
Penurunan frekuensi denyut jantung.
Kepekaan terhadap vasopresor meningkat.
Pada PE, terjadi penurunan synthase nitric oxide endotel sehingga
permeabilitas sel meningkat. Kenaikan kadar Nitric Oxide dalam
serum pada penderita PE tersebut adalah sebuah akibat bukan sebuah
sebab.
8
7/23/2019 BAB I preeklampsia.doc
9/52
Endothelin
Endothelin adalah 21amino acid peptide yang merupakan
vasokonstriktor kuat, dan endothelin-1 (ET-1) adalah isoform primer
yang dihasilkan oleh endotel manusia. Kadar endothelin dalam plasma
wanita hamil normal memang meningkat, tetapi pada penderita PE
kadar endothelin jauh lebih meningkat. Pemberian MgSO4 pada
penderita PE terbukti menurunkan kadar ET-1.
II.5. TERMINOLOGI DAN KLASIFIKASI
Hipertensi Gestasional