bab i smi.docx

24
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Setiap masyarakat disarankan untuk mengenyam pendidikan. Pendidikan sangat penting bagi kehidupan masyarakat di suatu negara. Masyarakat yang mampu mengenyam pendidikan sampai taraf tinggi akan dipermudah dalam menjalani kehidupannya. Dengan pendidikan, masyarakat bisa mengembangkan potensi- potensi yang terpendam dalam diri setap individu. Oleh karena itu, setiap manusia bisa menggali dan membuat lapangan pekerjaan sendiri guna kemajuan bangsa dan negara. Negara yang memiliki masyarakat yang berpendidikan sudah tentu akan menjadi negara yang maju dan makmur. Dengan pendidikan yang bagus akan berdampak pula terhadap SDM yang dimiliki oleh setiap negara. Ini menandakan bahwa kualitas pendidikan sangat berpengaruh terhadap perkembangan negara. Setiap negara memiliki kualitas pendidikan yang berbeda- beda. Hal ini bergantung pada system pendidikan dan SDM yang dimiliki oleh negara tersebut. Negara yang memiliki SDM yang bagus dan berpendidikan, akan memiliki kualitas pendidikan yang bagus pula. Begitu pula sebaliknya, negara yang memiliki SDM yang kurang bagus dan tidak berpendidikan, kualitas pendidikan negara tersebut juga rendah. Sebagai satu contoh, negara Finlandia merupakan negara yang memiliki kualitas pendidikan di dunia. Menurut anonim (http://azharmind.blogspot.com/2012/02/kualitas-pendidikan- 1

Upload: lilikimoet

Post on 26-Dec-2015

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I SMI.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Setiap masyarakat disarankan untuk mengenyam pendidikan. Pendidikan sangat

penting bagi kehidupan masyarakat di suatu negara. Masyarakat yang mampu mengenyam

pendidikan sampai taraf tinggi akan dipermudah dalam menjalani kehidupannya. Dengan

pendidikan, masyarakat bisa mengembangkan potensi-potensi yang terpendam dalam diri

setap individu. Oleh karena itu, setiap manusia bisa menggali dan membuat lapangan

pekerjaan sendiri guna kemajuan bangsa dan negara. Negara yang memiliki masyarakat yang

berpendidikan sudah tentu akan menjadi negara yang maju dan makmur. Dengan pendidikan

yang bagus akan berdampak pula terhadap SDM yang dimiliki oleh setiap negara. Ini

menandakan bahwa kualitas pendidikan sangat berpengaruh terhadap perkembangan negara.

Setiap negara memiliki kualitas pendidikan yang berbeda-beda. Hal ini bergantung

pada system pendidikan dan SDM yang dimiliki oleh negara tersebut. Negara yang memiliki

SDM yang bagus dan berpendidikan, akan memiliki kualitas pendidikan yang bagus pula.

Begitu pula sebaliknya, negara yang memiliki SDM yang kurang bagus dan tidak

berpendidikan, kualitas pendidikan negara tersebut juga rendah. Sebagai satu contoh, negara

Finlandia merupakan negara yang memiliki kualitas pendidikan di dunia. Menurut anonim

(http://azharmind.blogspot.com/2012/02/kualitas-pendidikan-indonesia-ranking.html) negara

Finlandia didukung oleh beberapa hal sehingga kualitas pendidikan di Finlandia sangat

bagus. Eberapa pendukung tersebut adalah sebagai berikut. (1). Setiap anak diwajibkan

mempelajari bahasa Inggris serta wajib membaca satu buku setiap minggu. (2). Sistem

pendidikannya yang gratis sejak TK hingga tingkat universitas. (3). Wajib belajar diterapkan

kepada setiap anak sejak umur 7 tahun hingga 14 tahun. (4). Selama masa pendidikan

berlangsung, guru mendampingi proses belajar setiap siswa, khususnya mendampingi para

siswa yang agak lamban atau lemah dalam hal belajar. Malah terhadap siswa yang lemah,

sekolah menyiapkan guru bantu untuk mendampingi siswa tersebut serta kepada mereka

diberikan les privat. (5) Setiap guru wajib membuat evaluasi mengenai perkembangan belajar

dari setiap siswa. (6) Ada perhatian yang khusus terhadap siswa-siswa pada tahap sekolah

dasar, karena bagi mereka, menyelesaikan atau mengatasi masalah belajar bagi anak umur

sekitar 7 tahun adalah jauh lebih mudah daripada siswa yang telah berumur 14 tahun. (7).

1

Page 2: BAB I SMI.docx

Orang tua bebas memilih sekolah untuk anaknya, meskipun perbedaan mutu antar-sekolah

amat sangat kecil. (8) Semua fasilitas belajar-mengajar dibayar serta disiapkan oleh negara.

(9) Negara membayar biaya kurang lebih 200 ribu Euro per siswa untuk dapat menyelesaikan

studinya hingga tingkat universitas. (10) Baik miskin maupun kaya semua siswa memiliki

kesempatan yang sama untuk belajar serta meraih cita-citanya karena semua ditanggung oleh

negara. (10) Pemerintah tidak segan-segan mengeluarkan dana demi peningkatan mutu

pendidikan itu sendiri. (11) Makan-minum di sekolah serta transportasi anak menuju ke

sekolah semuanya ditangani oleh pemerintah. (12) Biaya pendidikan datang dari pajak

daerah, provinsi, serta dari tingkat nasional. (13) Mengenai para prospek karier dan

kesejahteraan, setiap guru menerima gaji rata-rata 3400 Euro per bulan setara 42 juta rupiah.

Guru disiapkan bukan saja untuk menjadi seorang profesor atau pengajar, melainkan

disiapkan juga khususnya untuk menjadi seorang ahli pendidikan. Makanya, untuk menjadi

guru pada sekolah dasar atau TK saja, guru itu harus memiliki tingkat pendidikan universitas.

Demikianlah gambaran singkat tentang kualitas pendidikan di Finlandia yang menyebabkan

Finlandia sebagai negara yang memiliki kualitas pendidikan yang bagus.

Berdasarkan pemaparan di atas, penulis tertarik untuk mengetahui tingkat kualitas

pendidikan yang ada di Indonesia. Ada beberapa hal yang penulis ingin kemukakan dalam

makalah ini, diantaranya adalah tentang system pendiikan di Indonesia. Sistem pendidikan

sangat berpengaruh terhadap kualitas pendidikan setiap negara. Yang kedua adalah tentang

kualitas pendidikan di Indonesia. Yang ketiga adalah tentang factor-faktor yang

memengaruhi kualitas pendidikan di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana sistem pendidikan di Indonesia ?

2. Bagaimana kualitas pendidikan di Indonesia ?

3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pendidikan di

Indonesia ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui sistem pendidikan di Indonesia

2. Untuk mengetahui kualitas pendidikan di Indonesia

3. Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas

pendidikan di Indonesia

2

Page 3: BAB I SMI.docx

1.4 Manfaat

1. Bagi Guru

Karya ilmiah ini akan memberikan sumbangan kepada guru tentang

kualitas pendidikan di Indonesia dengan demikian guru bisa

melakukan hal-hal yang berkaitan dengan pengajaran. Guna

meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.

2. Bagi Pemerintah

Karya ilmiah ini bisa dijadikan patokan oleh pemerintah untuk melakukan

sesuatu yang berkaitan dengan mutu pendidikan dalam meningkatkan

kualitas mutu pendidikan di Indonesia.

3. Bagi Masyarakat

Karya Ilmiah ini akan dijadikan pedoman dan memberitahukan kepada

kalangan masyarakat agar tahu faktor – faktor penyebab bermutu atau

tidaknya kualitas pendidikan di Indonesia.

3

Page 4: BAB I SMI.docx

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Sistem Pendidikan Di Indonesia

Menurut M.J. Langeveld (1999) pendidikan adalah memberi pertolongan secara sadar

dan segaja kepada seorang anak (yang belum dewasa) dalam pertumbuhannya menuju kearah

kedewasaan dalam arti dapat berdiri dan bertanggung jawab susila atas segala tindakan-

tindakannya menurut pilihannya sendiri. Ki Hajar Dewantoro mengatakan bahwa pendidikan

berarti daya upaya untuk memajukan pertumbuhan budi pekerti (kekuatan batin, karakter),

fikiran (intellect) dan dan tumbuh anak yang antara satu dan lainnya saling berhubungan agar

dapat memajukan kesempurnaan hidup, yakni kehidupan dan penghidupan anak-anak yang

kita didik selaras.

John Dewey mewakili aliran filsafat pendidikan modern merumuskan Education is all

one growing; it has no end beyond it self, pendidikan adalah segala sesuatu bersamaan

dengan pertumbuhan, pendidikan sendiri tidak punya tujuan akhir di balik dirinya. Dalam

proses pertumbuhan ini anak mengembangkan diri ketingkat yang makin sempurna atau life

long Education, dalam artian pendidikan berlangsung selama hidup. Pendidikan merupakan

gejala insani yang fundamental dalam kehidupan manusia untuk mengatarkan anak manusia

kedunia peradaban. Juga merupakan bimbingan eksistensial manusiawi dan bimbingan

otentik, supaya anak mengenali jati dirinya yang unik, mampu bertahan memiliki dan

melanjutkan atau mengembangkan warisan sosial generasi terdahulu, untuk kemudian

dibangun lewat akal budi dan pengalaman (Kartono, 1997:12).

Sementara Zamroni memberikan definisi pendidikan adalah suatu proses

menanamkan dan mengembangkan pada diri peserta didik pengetahuan tentang hidup, sikap

dalam hidup agar kelak ia dapat membedakan barang yang benar dan yang salah, yang baik

dan yang buruk, sehingga kehadirannya ditengah-tengah masyarakat akan bermakna dan

berfungsi secara optimal (Zamroni,2001:87)

Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa pendidikan merupakan usaha atau proses

yang ditujukan untuk membina kualitas sumber daya manusia seutuhnya agar ia dapat

melakukan peranya dalam kehidupan secara fungsional dan optimal. Dengan demikian

pendidikan pada intinya menolong di tengah-tengah kehidupan manusia. Pendidikan akan

dapat dirasakan manfaatnya bagi manusia.

4

Page 5: BAB I SMI.docx

Jadi pada akhirnya pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekutan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyrakat, bangsa dan

negara. Dan pengertian ini juga dinyatakan dalam Undang-Undang sistem pendidikan

Nasional (Pasal 1 UU RI No. 20 th. 2003).

Sistem merupakan kumpulan dari beberapa bagian yang memiliki keterkaitan dan

saling bekerja sama serta membentuk satu kesatuan untuk mencapai suatu tujuan dari sistem

tersebut.

Jadi sistem pendidikan adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait

secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan.

Beberapa kekuatan sistem pendidikn di Indonesia antara lain:

a) Telah ditarget kan nya pembenahan dan pembentukan karaktersiswa

b) Telah ditargetkan untuk penyiapan generasi yang selalu update dengan perkembangan

zaman

c) Penyiapan insane yang cerdas dan kompetitif ,baik dalam kancah nasional, regional

atau bahkan internasional

d) Perencanaan pemerataan sistem untuk seluruh warga Negara

Dilain sisi, adapula beberapa kelemahan dari berbagai macam kekuatan system pendidikan

Indonesia,antara lain:

a. Target pemerataan yang tidak kondisional dengan lapangan, misalnya target

persamaan ujian yang dilaksanakan dikota besar dengan daerah yang tertinggal

b. Dengan semangat persiapan generasi yang update perkembangan zaman, .Padahal,

hal tersebut berefek negative pada diri siswa ,karena menimbulkan rasa bosan dll,

sehingga mendorong untuk bolos,mencontek saat ujian dan lain sebagainya.

c. Pelaksanaan target pendidikan karakter, belum dimulai pada pencontohan karakter

seorang guru kepada siswa

Sistem pendidikan Indonesia menempati peringkat terendah di dunia. Berdasarkan tabel

liga global yang diterbitkan oleh firma pendidikan Pearson, sistem pendidikan Indonesia

berada di posisi terbawah bersama Meksiko dan Brasil. Tempat pertama dan kedua ditempati

Finlandia dan Korea Selatan, sementara Inggris menempati posisi keenam.

5

Page 6: BAB I SMI.docx

Perbandingan ini diambil berdasarkan tes yang dilakukan setiap tiga atau empat tahun di

berbagai bidang, termasuk matematika, sains, dan kesusasteraan serta memberikan sebuah

gambaran yang semakin menurun dalam beberapa tahun terakhir. Akan tetapi, tujuan

utamanya adalah memberikan pandangan multidimensi dari pencapaian di dunia pendidikan.

dan menciptakan sebuah bank data yang akan diperbaharui dalam sebuah proyek Pearson

bernama Learning Curve.

Kelembagaan dalam Pendidikan

1) Kelembagaan Pendidikan

a. Jalur Pendidikan Sekolah adalah pendidikan yang diselenggarakan di sekolah melalui

kegiatan belajar mengajar secara berjenjang dan berkesinambungan (pendidikan

dasar, pendidikn menengah, dan pendidikan tinggi) dan ini sifatnya formal yang di

atur berdasarkan ketentuan pemerintah yang mempunyai keseragaman pola dan

bersifat nasional.

b. Jalur pendidikan luar sekolah adalah pendidikan yang bersifat kemasyarakatan yang

diselenggarakan di luar sekolah melalui kegiatan belajar mengajar yang tidak

berjenjang dan tidak berkesinambungan. Contohnya, kepramukaan dan berbagai jenis

kursus.

2) Jenjang Pendidikan

a. Pendidikan Dasar

Pendidikan dasar adalah pendidikan yang bisa memberikan bekal berupa

sikap, pengetahuan, untuk hidup bermasyarakat dan ketrampilan dasar. Dalam

undang-Undang Republik Indonesia tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB VI

Pasal 7 atat 1,2,3 Tahun 2003 tentang Pendidikan Dasar:

1) Pendidikan Dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jejang

pendidikan menengah.

2) Pendidikan Dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrash Ibtidaiyah

(MI) atau bentuk lainnyayang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama

(SMP) dan Madrasah Tsa-nawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat.

3) Ketentuan mengenai pendidikan dasar bagaimana dimaksud dalam ayat

(1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut oleh peraturan pemerintah.

6

Page 7: BAB I SMI.docx

b. Pendidikan Menengah

Pendidikan menengah lamanya tiga tahun sesudah pendidikan dasar dan

diselenggarakan di SLTA (sekolah lanjutan tingkat atas) atau satuan pendidikan yang

sederajat. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia tentang Sistem Pendidikan

Nasional BAB VI Pasal 18 ayat 1,2,3,4 tahun 2003 tentang Pendidikan Menehang, (1)

pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar; (2) pendidikan

menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah

kejujuran; (3) pendidikan menengah berbentuk sekolah menengah atas (SMA).

c. Pendidikan Tinggi

Pendidikan tinggi merupakan lanjutan dari pendidikan menengah, yang yang

diselanggarakan untuk peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki

kemampuan akademik dan professional yang dapat menerapkan, mengembangkan,

dan menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Untuk mencapai tujuan tersebut lembaga tinggi melaksanakan misi

“Tridarma” pendidikan tinggi, yang meliputi pendidikan, penelitian, dan pengabdian

kepada masyarakat dalam ruang lingkup tanah air Indonesia.

Pendidikan tinggi juga berfungsi sebagai jembatan antara pengembangan

bangsa dan kebudayaan nasional dengan perkembangan Internasional. Untuk itu

dengan tujuan kepentingan nasional, pendidikan tinggi secara terbuka dan selektif

mengikuti perkembangan kebudayaan yang terjadi di luar Indonesia untuk diambil

manfaatnya bagi pengembangan bangsa dan kebudayaan Indonesia.

UNDANG – UNDANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

Setidaknya ada dua Undang – Undang Sistem Pendidikan Nasional yang pernah

dimiliki Indonesia yaitu Undang – Undang Sisem Pendidikan Nasional Nomor 2 tahun 1989

tentang Sistem Pendidikan Nasional yang selanjutnya lebih dikenal dengan nama UUSPN.

Dan yang kedua Undang – Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

yang selanjutnya lebih dikenal dengan nama UU SISDIKNAS, sebelum adanya kedua

Undang – undang yang mengatur tentang Sistem Pendidikan Nasional, Indonesia hanya

memiliki Undang – Undang tentang pokok – pokok pengajaran dan pendidikan yaitu Undang

– Undang no. 4 tahun 1950.

7

Page 8: BAB I SMI.docx

Adanya perubahan UUSPN no.2 tahun 1989 menjadi UU SISDIKNAS no. 20

tahun 2003 dimaksudkan agar Sistem Pendidikan Nasional kita bisa menjadi jauh lebih baik

dibandingkan dengan Sistem pendidikan sebelumnya. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh

seorang pengamat hukum dan pendidikan, Frans Hendrawinata beliau mengatakan bahwa

dengan adanya Undang – Undang Sistem pendidikan Nasional yang baru, maka diharapkan

Undang – undang tersebut dapat menjadi pedoman bagi kita untuk memiliki suatu Sistem

Pendidikan Nasional yang mantap, yang dapat menjamin terpenuhi kebutuhan masyarakat

akan sumber daya manusia yang berkualitas. Apalagi mengingat semakin dekatnya era

keterbukaan pasar. Hal tersebut sesugguhnya harus menjadi kekhawatiran bagi kita semua

mengingat kualitas sumber daya manusia di Indonesia berada di bawah negara lain termasuk

negara – negara tetangga di ASEAN. Oleh sebab itulah diperlukan suatu platform berupa

system pendidikan nasional yang dapat menciptakan sumber daya manusia yang mampu

bersaing dengan dunia internasional khususnya dalam era keterbukaan pasar saat ini.

2.2 Kualitas Pendidikan di Indonesia

Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan.Ini dibuktikan

bahwa indeks pengembangan manusia Indonesia makin menurun. Kualitas pendidikan di

Indonesia berada pada urutan ke -12 dari 12 negara di Asia. Indonesia memiliki daya saing

yang rendah. Dan masih menurut survei dari lembaga yang sama Indonesia hanya berpredikat

sebagai follower bukan sebagai pemimpin teknologi dari 53 negara di dunia.

Yang kita rasakan sekarang adalah adanya ketertinggalan didalam mutu pendidikan.

Baik pendidikan formal maupun informal. Pendidikan memang telah menjadi penopang

dalam meningkatkan sumber daya manusia Indonesia untuk pembangunan bangsa. Oleh

karena itu, kita seharusnya dapat meningkatkan sumber daya manusia di negara – negara lain.

Setelah kita amati, nampak jelas bahwa masalah yang serius dalam peningkatan mutu

pendidikan di Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan di berbagai jenjang pendidikan ,

baik pendidikan formal maupun informal. Dan hal itulah yang menyebabkan rendahnya mutu

pendidikan yang menghambat penyediaan sumber daya manusia yang mempunyai keahlian

dan keterampilan untuk memenuhi pembangunan bangsa di berbagai bidang.

Penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia antara lain adalah masalah

efektifitas, efisiensi dan standardisasi pengajaran. Hal yang menjadi masalah pendidikan di

Indonesia pada umumnya. Adapun permasalahan khusus dalam dunia pendidikan yaitu:

1) Rendahnya sarana fisik

2) Rendahnya kualitas guru

8

Page 9: BAB I SMI.docx

3) Rendahnya kesehteraan guru

4) Rendahnya prestasi siswa

5) Rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan,

6) Mahalnya biaya pendidikan

o Rendahnya sarana fisik

Untuk sarana fisik misalnya, banyak sekali sekolah dan perguruan tinggi kita

yang, gedungnya rusak, kepemilikan dan penggunaan media belajar rendah, buku

perpustakaan tidak lengkap. Sementara laboratorium tidak standar, pemakaian

teknologi informasi tidak memadai dan sebagainya.

o Rendahnya kualitas guru

Keadaan guru di Indonesia juga amat memprihatinkan. Kebanyakan guru

belum memiliki profesionalisme yang memadai untuk menjalankan tugasnya. Bukan

itu saja, sebagaian guru di Indonesia bahkan dinyatakan tidak layak mengajar.

Kelayakan mengajar itu jelas berhubungan dengan tingkat pendidikan guru itu sendiri.

Walaupun guru dan pengajar bukan satu – satunya faktor penentu keberhasilan

pendidikan tetapi, pengajaran merupakan titik sentral pendidikan dan kualifikasi,

sebagai cermin kualitas, tenaga pengajar memberikan andil sangat besar pada kualitas

pendidikan yang menjadi tanggung jawabnya

o Rendahnya Kesejahteraan Guru

Rendahnya kesejahteraan guru mempunyai peran dalam membuat rendahnya

kualitas pendidikan Indonesia idealnya seorang guru menerima gaji bulan sebesar 3

juta rupiah. Sekarang pendapatan rata – rata PNS per bulan sebesar 1,5 juta guru

bantu 460.000 dan guru honorer di sekolah swasta rata-rata 10 ribu per jam. Dengan

pendapatan seperti itu , terang saja, banyak guru terpaksa melakukan pekerjaan

sampingan

.

o Rendahnya Prestasi Siswa

Dengan keadaan yang demikian itu (rendahnya sarana fisik, kualitas guru, dan

kesejahteraan guru) pencapaian prestasi siswa pun menjadi tidak memuaskan. Sebagai

misal pencapaian prestasi fisika dan matematika siswa Indonesia di dunia

9

Page 10: BAB I SMI.docx

Internasional sangat rendah. Anak –anak Indonesia ternyata hanya mampu menguasai

30% dari materi bacaan dan ternyata mereka sulit sekali menjawab soal-soal

berbentuk uraian yang memerlukan penalaran. Hal ini mungkin karena mereka sangat

terbiasa menghafal dan mengerjakan soal pilihan ganda.

o Kurangnya Pemerataan Kesempatan Pendidikan

Sementara itu layanan pendidikan usia dini masih sangat terbatas. Kegagalan

pembinaan dalam usia dini nantinya tentu akan menghambat pengembangan sumber

daya manusia secara keseluruhan. Oleh karena itu diperlukan kebijakan dan strategi

pemerataan pendidikan yang tepat untuk mengatasi masalah ketidakmeraan tersebut

o Mahalnya Biaya Pendidikan

Pendidikan bermutu itu mahal. Kalimat ini sering muncul untuk menjustifikasi

mahalnya biaya yang harus dikeluarkan masyarakat untuk mengenyam bangku

pendidikan. Mahalnya biaya pendidikan dari Taman Kanak-Kanak (TK) hingga

Perguruan Tinggi (PT) membuat masyarakat miskin tidak memiliki pilihan lain

kecuali tidak bersekolah. Pendidikan berkualitas memang tidak mungkin murah, atau

tepatnya, tidak harus murah atau gratis. Tetapi persoalannya siapa yang seharusnya

membayarnya? Pemerintah sebenarnya yagn berkewajiban untuk menjamin setiap

warganya memperoleh pendidikan dan menjamin akses masyarakat bawah untuk

mendapatkan pendidikan bermutu. Akan tetapi, kenyataanya Pemerintah justru ingin

berkilah dari tanggung jawab. Padahal keterbatasan dana tidak dapat dijadikan alasan

bagi Pemerintah untuk cuci tangan.

o Pendidikan Indonesia Masih Tertinggal

Semakin tertinggalnya pendidikan bangsa Indonesia dengan bangsa-bangsa

lain, harusnya membuat bangsa Indonesia lebih termotivasi untuk berbenah diri.

Banyaknya masalah pendidikan yang muncul ke permukaan merupakan gambaran

praktik pendidikan di Indonesia. Adapun ketimpangan-ketimpangan pendidikan

seperti :

1. Kurikulum

Kurikulum di Indonesia yang dalam jangka waktu singkat selalu berubah-ubah

tanpa ada hasil yang maksimal dan masih tetap saja. Menteri pendidikan juga

10

Page 11: BAB I SMI.docx

berusaha eksis dalam menguji cobakan formula pendidikan baru dengan mengubah

kurikulum. Perubahan kurikulum yang terus-menerus, pada prakteknya membuat kita

tidak tau apa maksudnya dan apa yang beda hanya bukunya saja. Pemerintah sendiri

seakan tutup mata, bahwa dalam praktiknya guru di Indonesia yang layak mengajar

hanya 60 % dan sisanya masih perlu pembenahan. Hal ini terjadi karena pemerintah

menginginkan hasil yang baik, tapi lupa dengan elemen-elemen dasar dalam

pendidikan. Contohnya banyak guru yang honorer yang masih susah payah

mencukupi kebutuhan sendiri. Kegagalan dalam kurikulum kita juga disebabkan oleh

kurangnya pelatihan skill, kurangnya sosialisasi dan pembinaan terhadap kurikulum

baru. Elemen dasar inilah yang menetukan keberhasilan pendidikan yang kita tempuh.

Menurut slogan jawa, guru itu digugu dan ditiru tapi fakta yang ada, banyak

masyarakat yang memandang rendah terhadap profesi guru, padahal tanpa guru kita

tidak akan bisa menjadi seperti sekarang ini.

2. Biaya

Banyak masyarakat yang memiliki persepsi bahwa pendidikan itu mahal dan

lebih parahnya banyak pula pejabat pendidikan yang berbicara jika ingin pendidikan

yang berkualitas konsekuensinya harus menbayar mahal. Pendidikan sekarang ini

seperti diperjualbelikan bagi kalangan kapitalis pendidikan dan pemerintah sendiri

seolah membiarkan saja dan lepas tangan. Akhir-akhir ini pemerintah dalam sistem

pendidikan yang baru akan membagi pendidikan menjadi dua jalur besar, yaitu jalur

formal standar dan jalur formal mandiri. Pembagian jalur ini berdasarkan perbedaan

kemampuan akademik dan finansial siswa. Jalur formal mandiri diperuntukkan bagi

siswa yang mapan secara akademik maupun finansial. Sedangkan jalur forman

standar diperuntukkan bagi siswa yang secar finasial bisa dikatakan kurang bahkan

tidak mampu.

3. Tujuan Pendidikan

Pendidikan itu dikatakan mencerdaskan, tapi kenyataannya pendidikan itu

menyesatkan. Hal itu bisa dilihat dari kualitas pendidikan yang hanya diukur dari

ijazah yang kita dapat. Padahal sekarang ini banyak ijazah yang dijual dengan

mudahnya dan banyak pula yang membelinya baik dari masyarakat ataupun pejabat-

pejabat. Dapat dikatakan juga kalau kita punya uang maka kita tidak usah sekolah tapi

sama dengan yang sekolah karena memiliki ijasah. Pendidikan itu harusnya

11

Page 12: BAB I SMI.docx

menciptakan siswa yang memiliki daya nalar yang tinggi, memiliki analisis tentang

apa yang terjadi sehingga apabila diterjunkan dalam suatu permasalahan dapat

mengambil suatu keputusan dan mencerdasakan peserta didik dengan kualitas

pendidikan yang bermutu.

Disahkannya RUU BHP menjadi Undang-Undang DPR RI sudah

mengesahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Badan Hukum Pendidikan (BHP)

menjadi Undang-Undang selama tiga tahun itu pula, UU yang berisi 14 Bab dan 69

Pasal banyak mengalami perubahan namun, disahkannya UU BHP ini banyak menuai

protes dari kalangan mahasiswa yang khawatir akan terjadinya komersialisasi dan

liberalisasi terhadap dunia pendidikan.

4. Kontroversi diselenggarakannya UN

Perdebatan mengenai ujian nasional sebenarnya sudah terjadi saat kebijakan

tersebut mulai digulirkan pada tahun ajaran 2002-2003 UN atau pada awalnya

bernama Ujian Ahhir Nasional (UAN) menjadi pengganti kebijakan evaluasi belajar

tahap akhir nasional (EBTANAS) dari hasil kajian koalisi pendidikan (Koran Tempo,

4 Februari 2005), setidaknya ada 4 penyimpangan dengan digulirkannya UN.

Pertama, aspek pedagogis. Dalam ilmu kependidikan, kemampuan peserta didik

mencangkup 3 aspek yakni pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), dan

sikap (afektif). Tapi yang dinilai dalam UN hanya satu aspek kemampuan yaitu

kognitif sedangkan kedua aspek lain tidak diujikan dalam penentu kelulusan. Kedua

aspek, aspek Yuridis. Beberapa pasal dalam UU sistem pendidikan nasional no 20

tahun 2003 telah dilanggar misalnya pasal 35 ayat 1 menyatakan bahwa standar

nasional pendidikan dan standar kompetensi lulusan harus ditingkatkan secara

berencana berkala. UN hanya mengukur kemampuan pengetahuan secara sepihak oleh

pemerintah. Pasal 58 ayat 1 menyatakan evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan

oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta

didik secara berkesinambungan.

5. Kerusakan Fasilitas Sekolah

Salah satu pakar pendidikan mengatakan sekitar 60% bangunan sekolah di

Indonesia rusak berat. Kerusakan bangunan sekolah berkaitan dengan usia bangunan

yang sudah tua. Untuk mengantisipasi hal tersebut, sejak tahun 2000-2005 telah

12

Page 13: BAB I SMI.docx

dilaksanakan proyek perbaikan infrastruktur sekolah oleh Bank Dunia, dengan

mengucurkan dana Bank Dunia pada komite sekolah .

2.3 Faktor – faktor yang mempengaruhi kualitas pendidikan di Indonesia

Kualitas pendidikan di Indonesia masih sangat rendah penyebab rendahnya mutu

pendidikan di Indonesia antara lain adalah masalah efektifitas, efesiensi dan standardisasi

pengajaran. Hal tersebut masih menjadi masalah pendidikan di Indonesia pada umumnya.

Dengan adanya hal-hal tersebut lembaga pendidikan dituntut untuk terus berusaha

meningkatkan kualitas pembelajaran dan proses penyelenggaraan pendidikan,

sehinggaperlu dicari strategi pencapaian kualitas pembelajaran di lembaga

pendidikan.Aspek Sistem Pengajaran (Kurikulum), daya serap kurikulum nasional dan

daya serap kurikulum lokal sebagian besar masih belum memenuhi standard pelayanan

minimal.

Ada beberapa factor yang mempengaruhi kualitas pendidikan di Indonesia yaitu :

a. Faktor Internal, Meliputi jajaran dunia pendidikan baik itu Departement

Pendidikan Nasional, Dinas Pendidikan dan juga Sekolah yang berada di garis

depan. Dalam hal ini interfensi dari pihak-pihak yang terkait sangatlah

dibutuhkan agar pendidikan senantiasa selalu terjaga dengan baik.

b. Faktor Eksternal, Adalah masyarakat pada umunya. Dimana, masyarakat

merupakan ikon dan merupakan tujuan dari pendidikan, atau kata lain sebagai

objek pendidikan.

13

Page 14: BAB I SMI.docx

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Jadi dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan memiliki peran

yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas manusia, namun dilihat dari

kualitas pendidikan di Indonesia dewasa ini masih tergolong rendah karena masih

lemahnya efektifitas, efisieni, dan standardisai pengajaran serta dapat dilihat dari dua

factor kualitas pendidikan di Indonesia yaitu factor internal meliputi jajaran dunia

pendidikan baik itu Departement Pendidikan Nasional, Dinas Pendidikan dan juga

Sekolah yang berada di garis depan dan factor eksternal adalah masyarakat pada

umunya. Dimana, masyarakat merupakan ikon dan merupakan tujuan dari pendidikan,

atau kata lain sebagai objek pendidikan. Permasalahan khusus dalam factor eksternal

dunia pendidikan yaitu: rendahnya sarana fisik, rendahnya kualitas guru, rendahnya

kesehteraan guru, rendahnya prestasi siswa, rendahnya kesempatan pemerataan

pendidikan, dan mahalnya biaya pendidikan.

3.2. Saran

Dilihat dari kondisi pendidikan di Indonesia yang masih tergolong rendah,

seharusnya pemerintah meningkatan kualitas pendidikan yang dilihat dari masalah

umum dan masalah khusus terkait dengan masalah pendidikan di Indonesia yang

meliputi rendahnya sarana fisik, rendahnya kualitas guru, rendahnya kesehteraan

guru, rendahnya prestasi siswa, rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan, dan

mahalnya biaya pendidikan.

14

Page 15: BAB I SMI.docx

DAFTAR PUSTAKA

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2201120-pengertian-sistem-pendidikan/

http://ppraudlatulmubtadiin.wordpress.com/2012/03/27/kualitas-pendidikan-di-indonesia/

http://www.kabarindonesia.com/berita.php?

pil=20&jd=Paradigma+dan+Sistem+Pendidikan+di+Indonesia&dn=20100305134030

Pidarta, prof. Dr. Made.2004. manajemen pendidikan indonesia  Jakarta : PT Rineka cipta.

Say.wordpress.com/2007/08/29/ masalah–pendidikan–di-Indonesia apbarat.

Saroni, 2010, Orang Miskin Harus Sekolah,Jogjakarta,AR-RUZZ MEDIA GROUP

Suardi, 2012, Pengantar Pendidikan, Jakarta, PT.Indeks

Uhbiyati, 2003, Ilmu Pendidikan , Jakarta, PT. RINEKA CIPTA

15

Page 16: BAB I SMI.docx

16