bab i hiperglikoma
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
I. KONSEP DASAR HIPERGLIKEMIA
A. Pengertian
Hiperglikemia merupakan keadaan peningkatan glukosa darah daripoada
rentang kadar puasa normal 80 – 90 mg / dl darah, atau rentang non puasa sekitar
140 – 160 mg /100 ml darah . ( Elizabeth J. Corwin, 2001 )
Menurut Christine hancock (1999) berpendapat bahwa hiperglikemia adalah
terdapatnya glukosa dengan kadar yang tinggi didalam darah (rentang normal
kadar glukosa darah adalah 3,0-5,0 mmol/ liter). Hiperglikemi merupakan tanda
yang biasanya menunjukan penyakit diabetes mellitus.
B. Etiologi
Penyebab tidak diketahui dengan pasti tapi umumnya diketahui kekurangan
insulin adalah penyebab utama dan faktor herediter yang memegang peranan
penting.Yang lain akibat pengangkatan pancreas, pengrusakan secara kimiawi sel
beta pulau langerhans.Faktor predisposisi herediter, obesitas. Faktor imunologi;
pada penderita hiperglikemia khususnya DM terdapat bukti adanya suatu respon
autoimun. Respon ini mereupakan repon abnormal dimana antibody terarah pada
jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang
dianggap sebagai jaringan asing.
C. Patofisiologi
Hiperglikemia dapat disebabkan defisiensi insulin yang dapat disebabkan
oleh proses autoimun, kerja pancreas yang berlebih, dan herediter. Insulin yang
menurun mengakibatkan glukosa sedikit yang masuk kedalam sel. Hal itu bisa
menyebabkan lemas dengan kadar glukosa dalam darah meningkat. Kompensasi
tubuh dengan meningkatkan glucagon sehingga terjadi proses glukoneogenesis.
Selain itu tubuh akan menurunkan penggunaan glukosa oleh otot, lemak dan hati
serta peningkatan produksi glukosa oleh hati dengan pemecahan lemak terhadap
kelaparan sel. Hiperglikemia dapat meningkatkan jumlah urin yang mengakibatkan
dehidrasi sehingga tubuh akan meningkatkan rasa haus (polydipsi). Penggunaan
lemak untuk menghasilkan glukosa memproduksi badan keton yang dapat
mengakibatkan anorexia (tidak nafsu makan), nafas bau keton dan mual (nausea)
hingga terjadi asidosis.
Dengan menurunnya insulin dalam darah asupan nutrisi akan meningkat
sebagai akibat kelaparan sel. Menurunnya glukosa intrasel menyebabkan sel
mudah terinfeksi. Gula darah yang tinggi dapat menyebabkan penimbunan glukosa
pada dinding pembuluh darah yang membentuk plak sehingga pembuluh darah
menjadi keras (arterisklerosis) dan bila plak itu telepas akan menyebabkan
terjadinya thrombus. Thrombus ini dapat menutup aliran darah yang dapat
menyebabkan timbulnya penyakit lain (tergantung letak tersumbatnya, missal
cerebral dapat menyebabkan stroke, ginjal dapat menyebabkan gagal ginjal,
jantung dapat menyebabkan miocard infark, mata dapat menyebabkan retinopati)
bahkan kematian.
D. Menifestasi Klinik
Gejala awal umumnya yaitu ( akibat tingginya kadar glukosa darah) :
Polipagi
Polidipsi
Poliuri
Kelainan kulit, gatal-gatal, kulit kering
Rasa kesemutan, kram otot
Visus menurun
Penurunan berat badan
Kelemahan tubuh
Luka yang tidak sembuh-sembuh
E. Pemeriksaan Diagnostik
Diagnosis dapat dibuat dengan gejala-gejala diatas + GDS > 200 mg%
(Plasmavena). Bila GDS 100-200 mg% → perlu pemeriksaan test toleransi glukosa
oral. Kriteria baru penentuan diagnostik DM menurut ADA menggunakan GDP >
126 mg/dl.
Pemeriksaan lain yang perlu diperhatikan pada pasien hiperglikemi adalah :
Glukosa darah : Meningkat 200 – 100 mg/dl, atau lebih
Aseton plasma : Positif secara mencolok.
Asam lemak bebas : Kadar lipid dan kolesterol meningkat.
Osmolalitas serum : Meningkat tetapi biasanya kurang dari 330 mOsm/l.
Elektrolit :
Natrium : Mungkin normal, meningkat atau menurun.
Kalium : Normal atau peningkatan semu (perpindahan seluller), selanjutnya
akan menurun.
Fospor : Lebih sering menurun.
Hemolglobin glikosilat : Kadarnya meningkat 2-4 kali lipat dari normal yang
mencerminkan kontrol DM yang kurang selama 4 bulan terakhir ( lama hidup
SDM ) dan karenanya sangat bermanfaat dalam membedakan DKA dengan
kontrol tidak adekuat Versus DKA yang berhubungan dengan insiden.
Glukosa darah arteri : Biasanya menunjukkan pH rendah dan penurunan pada
HCO3 (asidosis metabolik) dengan kompensasi alkalosis respiratorik.
Trombosit darah : Ht mungkin meningkat ( dehidrasi ),leukositiosis,
hemokonsentrasi, merupakan respon terhadap stress atau infeksi.
Ureum / kreatinin : Mungkin meningkat atau normal (dehidrasi/ penurunan
fungsi ginjal).
Amilase darah : Mungkin meningkat yang mengindikasikan adanya
pankretitis akut sebagai penyebab dari DKA.
Insulin darah : Mungkin menurun / bahkan sampai tidak ada (pada tipe 1) atau
normal sampai tinggi ( tipe II ) yang mengindikasikan insufisiensi
insulin/gangguan dalam penggunaannya ( endogen /eksogen ). Resisiten insulin
dapat berkembang sekunder terhadap pembentukan antibodi. (auto antibodi).
Pemeriksaan fungsi tiroid : Peningkatan aktifitas hormon tiroid dapat
meningkatkan glukosa darah dan kebutuhan akan insulin.
Urine : Gula dan aseton positif; berat jenis dan osmolalitas mungkin menigkat.
Kultur dan sensitivitas Ultrasonografi : Kemungkinan adanya infeksi pada saluran
kemih, infeksi pernapasan dan infeksi pada luka.
F. Komplikasi Hiperglikemia
Dibagi menjadi 2 kategori yaitu :
1. Komplikasi akut
a. Ketoasidosis diabetic
b. Koma hiperglikemik hiperismoler non ketotik
c. Hipoglikemia
d. Asidosis lactate
e. Infeksi berat
2. Komplikasi kronik
a. Komplikasi vaskuler
b. Makrovaskuler : PJK, stroke , pembuluh darah perifer
c. Mikrovaskuler : retinopati, nefropati
d. Komplikasi neuropati
e. Neuropati sensorimotorik, neuropati otonomik gastroporesis, diare
diabetik, buli-buli neurogenik, impotensi, gangguan refleks kardiovaskuler.
f. Campuran vascular neuropati
g. Ulkus kaki
h. Komplikasi pada kulit
G. Penatalaksanaan
Tujuan utama terapi Hiperglikemia adalah mencoba menormalkan aktivitas
insulin dan kadar glukosa darah dan upaya mengurangi terjadinya komplikasi
vaskuler serta neuropati.
Ada 4 komponen dalam penatalaksanaan hiperglikemia :
a. Diet
Komposisi makanan :
a.Karbohidrat = 60 % – 70 %
b.Protein = 10 % – 15 %
c.Lemak = 20 % – 25 %
Jumlah kalori perhari
a.Antara 1100 -2300 kkal
b.Kebutuhan kalori basal :
laki – laki : 30 kkal / kg BB
Perempuan : 25 kkal / kg BB
Penilaian status gizi :
- BB
- BBR = x 100 %
- TB – 100
- Kurus : BBR 110 %
- Obesitas bila BBRR > 110 %
- Obesitas ringan 120% – 130 %
- Obesitas sedang 130% – 140%
- Obesitas berat 140% – 200%
- Obesitas morbit > 200 %
- Jumlah kalori yang diperlukan sehari untuk penderita DM yang
bekerja biasa adalah :
Kurus : BB x 40 – 60 kalori/hari
Normal (ideal) : BB x 30 kalori/hari
Gemuk : BB x 20 kalori/hari
Obesitas : BB x 10 – 15 kalori/hari
Atau cara sederhana untuk mengetahui kebutuhan dasar adalah
sebagai berikut :
Untuk wanita : (berat badan ideal x 25 kal) + 20% untuk aktivitas
Untuk pria : (berat badan ideal x 30 kal) + 20% untuk aktivitas
Berat badan ideal = (TB – 100 cm) – 10%
b. Latihan jasmani
a) Manfaat latihan jasmani :
- Menurunkan kadar glukosa darah (mengurangi resistensi
insulin, meningkatkan sensitivitas insulin)
- Menurunkan berat badan
- Mencegah kegemukan
- Mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi aterogenik,
gangguan lipid darah, peningkatan tekanan darah,
hiperkoagulasi darah
Prinsip : Continuous, Rhytmic, Interval, Progressive, Endurance (CRIPE) :
Continuous : berkesinambungan, terus-menerus tanpa henti, misal 30 menit
jogging tanpa henti
Rhytmic : berirama yaitu kontraksi dan relaksasi secara teratur (jalan kaki,
jogging, berlari, berenang, bersepeda, mendayung. Main golf, tenis, atau
badminton tidak memenuhi syarat karena banyak berhenti))
Interval : selang-seling antara gerak cepat dan lambat (jalan cepat diselingi jalan
lambat, jogging diselingi jalan)
Progressive : bertahap sesuai kemampuan dari intensitas ringan sampai sedang
hingga mencapai 30-60 menit
Sasaran Heart Rate : 75-85 % dari maksimum Heart Rate
Maksimum Heart Rate : 220-umur
Endurance : latihan daya tahan untuk meningkatkan kemampuan kardiorespirasi,
seperti jalan (jalan santai/cepat, sesuai umur), jogging, berenang, dan
bersepeda.
c. Penyuluhan
Dilakukan pada kelompok resiko tinggi :
Umur diatas 45 tahun
Kegemukan lebih dari 120 % BB idaman atau IMT > 27 kg/m
Hipertensi > 140 / 90 mmHg
Riwayat keluarga DM
Dislipidemia, HDL 250 mg/dl
Parah TGT atau GPPT ( TGT : > 140 mg/dl – 2200 mg/dl), glukosa plasma puasa
derange / GPPT : > 100 mg/dl dan < 126 mg/dl)
d. Obat berkaitan Hipoglikemia
1) Obat hipoglikemi oral :
a.Sulfoniluria : Glibenglamida, glikosit, gliguidon, glimeperide, glipizid.
b.Biguanid ( metformin )
c.Hon su insulin secretagogue ( repakglinide, natliglinide )
d.Inhibitor glucosidase
e.Tiosolidinedlones
2) Insulin
Insulin reaksi pendek disebut juga sebagai clear insulin, ia adalah jenis obat insulin
yang memiliki sifat transparan dan mulai bekerja dalam tubuh dalam waktu 30 menit
sejak ia dimasukkan ke dalam tubuh. Obat insulin ini bekerja secara maksimal selama 1
sampai 3 jam dalam aliran darah penderita, dan segera menghilang setalah 6-8 jam
kemudian.
Insulin reaksi panjang merupakan jenis insulin yang mulai bekerja 1 hingga 2 jam
setelah ia disuntikkan ke dalam tubuh seseorang. Tetapi obat insulin ini tidak memiliki
masa reaksi puncak, sehingga ia bekerja secara stabil dalam waktu yang lama yaitu 24
sampai 36 jam di dalam tubuh penderita diabetes, contohnya Levemir dan Lantus.
Jenis insulin reaksi menengah adalah insulin yang mulai efektif bekerja
menurunkan gula darah sejak 1 sampai 2 jam setelah disuntikkan ke dalam tubuh. Obat
ini bereaksi secara maksimal selama 6-10 jam, dan berakhir setelah 10-16 jam
setelahnya, contohnya Humulin m3, Hypurin, dan Insuman.
Insulin reaksi cepat akan langsung bekerja 5-15 menit setelah masuk ke dalam
tubuh penderita. Ia memiliki tingkat reaksi maksimal selama 30-90 menit, dan
pengaruhnya akan segera menghilang setelah 3-5 jam kemudian. Contoh obat insulin
ini berupa Lispro, Actrapid, Novorapid, dan Velosulin.
II. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN HIPERGLIKEMIA
A. Pengkajian
Data dasar pengkajian :
AKTIVITAS / ISTIRAHAT
Gejala : Lemah, letih, sulit bergerak / berjalan. Kram otot, tonus otot menurun. Gangguan tidur/
istirahat.
Tanda : Takikardia dan takipnea pada keadaan istirahat atau dengan aktivitas. Letargi/
disorientasi, koma. Penurunan kekuatan otot.
SIRKULASI
Gejala : Adanya riwayat hipertensi ; IM akut. Klaudikasi, kebas, dan kesemutan pada ekstremitas.
Ulkus pada kaki, penyembuhan yang lama.
Tanda : Takikardia. Perubahan tekanan darah postural ; hipertensi. Nadi yang menurun /
tak ada. Distritmia. Krekels ; DVJ (GJK). Kulit panas, kering, dan kemerahan ; bola mata
cekung.
INTEGRITAS EGO
Gejala : Stres; tergantung pada orang lain. Masalah finansial yang berhubungan dengan kondisi.
Tanda : Ansietas, peka rangsang.
ELIMINASI
Gejala : Perubahan pola berkemih (poliuria), nokturia. Rasa nyeri / terbakar, kesulitan berkemih
(infeksi), ISK baru / berulang. Nyeri tekan abdomen. Diare.
Tanda : Urine encer, pucat, kuning ; poliuri (dapat berkembang menjadi oliguria /
anuria jika terjadi hipovolemia berat). Urine berkabut, bau busuk (infeksi). Abdomen keras,
adanya asites. Bising usus lemah dan menurun ; hiperaktif (diare).
MAKANAN / CAIRAN
Gejala : Hilang nafsu makan. Mual / muntah. Tidak mengikuti diet ; peningkatan masukan
glukosa / karbohidrat. Penurunan berat badan lebih dari periode beberapa hari / minggu. Haus.
Penggunaan diuretik (tiazid).
Tanda : Kulit kering / bersisik, tugor jelek. Kekakuan / distensi abdomen, muntah.
Pembesaran tiroid (peningkatan kebutuhan metabolik dengan peningkatan gula darah). Bau
halotosis / manis, bau buah (napas aseton).
NEUROSENSORI
Gejala : Pusing / pening. Sakit kepala. Kesemutan, kebas kelemhan pada otot. Parestesia. Gangguan
penglihatan.
Tanda : Disoreantasi; mengantuk, letargi, stupor / koma (tahap lanjut). Gangguan memori (baru, masa
lalu); kacau mental. Refleks tendon dalam (RTD) menurun (koma). Aktivitas kejang (tahap
lanjut dari DKA).
NYERI / KENYAMANAN
Gejala : Abdomen yang tegang / nyeri (sedang / berat).
Tanda : Wajah meringis dengan palpitasi ; tampak sangat berhati-hati
PERNAPASAN
Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan / tanpa sputum purulen (tergantung adanya infeksi /
tidak).
Tanda : Lapar udara. Batuk, dengan / tanpa sputum purulen (infeksi). Frekuensi
pernapasan.
KEAMANAN
Gejala : Kulit kering, gatal ; ulkus kulit.
Tanda : Demam, diaforesis. Kulit rusak, lesi / ulserasi. Menurunnya kekuatan umum / rentang
gerak. Parestesia /paralisis otot termasuk otot-otot pernapasan (jika kadar kalium menurun
dengan cukup tajam).
SEKSUALITAS
Gejala : Rabas vagina (cenderung infeksi). Masalah impoten pada pria ; kesulitan orgasme
pada wanita.
PENYULUHAN / PEMBELAJARAN
Gejala : Faktor resiko keluarga ; DM, penyakit jantung, stroke, hipertensi. Penyembuhan yang
lambat. Penggunaan obat seperti steroid, diuretik (tiazid); Dilantin dan fenobarbital (dapat
meningkatkan kadar glukosa darah). Mungkin atau tidak memerlukan obat diabetik sesuai
pesanan.
Pertimbangan : DRG (kelompok diagnosis yang berhubungan) menunjukan rerata lama dirawat :
5,9 hari.
Rencana pemulangan :
Mungkin memerlukan bantuan dalam pengaturan diet, pengobatan, perawatan diri, pemantauan
terhadap glukosa darah.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang sering muncul :
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotic (dari hiperglikemia),
kehilangan gastric berlebihan : diare, muntah, masukan dibatasi : mual, kacau mental.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakcukupan insulin,
penurunan masukan oral; anoreksia, mual, lambung penuh, nyeri abdomen, perubahan
kesadaran.
3. Risiko tinggi terhadap infeksi (sepsis) berhubungan dengan kadar glukosa tinggi, penurunan
fungsi leukosit, perubahan pada sirkulasi, infeksi pernafasan yang ada sebelumnya, atau ISK.
4. Risiko tinggi terhadap perubahan persepsi sensori.
5. Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energy metabolic, insufisiensi insulin,
peningkatan kebutuhan energi : status hipermetabolik/ infeksi.
6. Ketidakberdayaan berhubungan dengan penyakit jangka panjang/ progresif yang tidak dapat
diobati.
7. Kurang pengetahuan (belajar) mengenai penyakit, prognosis, dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan kurang pemajanan/ mengingat, kesalahan interpretasi, informasi, tidak
mengenal sumber informasi.
8. Resiko terhadap cedera berhubungan dengan penurunan sensasi taktil, pengurangan
ketajaman pandangan dan hipoglikemia.
C. PERENCANAAN
1. Diagnose 1
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam diharapkan kebutuhan cairan
terpenuhi.
KH :
Vital sign dalam batas normal
(TD 100-130/70-90)
(RR 16-20 x/ menit)
(Nadi 60-100 x/ menit)
(Suhu 36-37°C)
Intake output seimbang
Turgor kulit baik
Mukosa bibir lembab
Kapilari refill < 2 detik
Intervensi
1. Ukur vital sign tiap 8 jam.
R/ Hipovolemi dapat dimanifestasikan oleh hipotensi dan takikardia.
2. Ukur berat badan tiap pagi.
R/ Memberikan hasil pengkajian yang terbaik dari status cairan yang sedang berlangsung dan
selanjutnya dalam memberikan cairan pengganti.
3. Observasi turgor kulit tiap pagi, observasi mukosa bibir.
R/ Merupakan indicator dari dehidrasi.
4. Observasi adanya muntah.
R/ kekurangan cairan dan elektrolit mengubah motilitas lambung, yang seringkali akan
menimbulkan muntah.
5. Pantau intake-output tiap 24 jam.
R/ membantu dalam memperkirakan kekurangan volume cairan tubuh.
6. Kolaborasi pemberian cairan sesuai indikasi.
R/ Tipe dan jumlah cairan tergantung pada derajat kekurangan cairan dan respon pasien secara
individual.
7. Kolaborasi pemeriksaan
Hamatokrit
R/ Mengkaji tingkat dehidrasi dan seringkali meningkat akibat hemokonsentrasi yang terjadi
setelah diuresis.
BUN/ kreatinin
R/ Peningkatan nilai dapat mencerminkan kerusakan sel karena dehidrasi atau tanda awitan
kegagalan ginjal.
Natrium
R/ Mungkin menurun yang dapat mencerminkan perpindahan cairan dari intrasel (dieresis
osmotik). Kadar natrium yang tinggi mencerminkan kehilangan cairan/ dehidrasi berat atau
reabsorbsi natrium dalam berespons terhadap sekresi aldosteron.
Kalium
R/ Awalnya akan terjadi hiperkalemia dalam berespons pada asidosis, namun selanjutnya kalium
ini akan hilang melalui urine, kadar kalium absolute tubuh berkurang.
2. Diagnose 2
Tujuan : Setelah dilakukan tidakan keperawatan 3 x 24 jam diharapkan kebutuhan nutrisi klien
terpenuhi.
KH :
Berat badan ideal
Mual tidak ada
Muntah tidak ada
LLA dalam batas normal
TSF dalam batas normal
Bising usus 4-12 x/ menit
Hb dalam batas normal
Vital sign dalam batas normal
(TD 100-130/70-90)
(RR 16-20 x/ menit)
(Nadi 60-100 x/ menit)
(Suhu 36-37°C)
Intervensi
1. Ukur vital sign tiap 8 jam.
R/ Mengetahui keadaan umum klien.
2. Timbang berat badan tiap pagi.
R/ Mengetahui pemasukan makanan yang adekuat.
3. Ukur bising usus tiap pagi,
R/ Hiperglikemi dapat meningkatkan motilitas dan fungsi lambung.
4. Observasi tanda-tanda hipoglikemia (tingkat kesadaran, kulit lembab/ dingin, nadi cepat,
lapar, peka rangsang, cemas, sakit kepala, pusing, sempoyongan)
R/ Saat proses metabolisme terjadi dan insulin tetap diberikan maka hipoglikemi dapat terjadi.
5. Observasi adanya mual dan muntah.
R/ Mengetahui pemasukan yang adekuat.
6. Ukur LLA dan TSF tiap pagi.
R/ Mengetahui status nutris klien.
7. Pantau hasil laboratorium gula darah dan Hb.
R/ Hb yang rendah dapat mengindikasikan asupan nutrisi yang tidak adekuat. Peningkatan gula
daran mengindikasikan asupan nutrisi sel tidak terpenuhi.
8. Kolaborasi pemberian actravid insulin atau obat oral sesuai indikasi.
R/ Meningkatkan pemasukan nutrisi yang adekuat.
D. Evaluasi
1. Cairan terpenuhi
2. Nutrisi terpenuhi
3. Infeksi (sepsis) tidak terjadi
4. Perubahan persepsi sensori tidak terjadi
5. Kelelahan tidak terjadi
6. Keinginan untuk berobat meningkat
7. Pengetahuan bertambah
8. Cedera tidak terjadi
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Hiperglikemia merupakan keadaan peningkatan glukosa darah daripoada rentang kadar puasa
normal 80 – 90 mg / dl darah, atau rentang non puasa sekitar 140 – 160 mg /100 ml darah .
Tujuan utama terapi Hiperglikemia adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan kadar
glukosa darah dan upaya mengurangi terjadinya komplikasi vaskuler serta neuropati. Ada 4
komponen dalam penatalaksanaan hiperglikemia :
1. Diet2. Latihan jasmani3. Penyuluhan4. Obat berkaitan HipoglikemiaDiagnosa keperawatan yang sering muncul :
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotic (dari hiperglikemia),
kehilangan gastric berlebihan : diare, muntah, masukan dibatasi : mual, kacau mental.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakcukupan insulin,
penurunan masukan oral; anoreksia, mual, lambung penuh, nyeri abdomen, perubahan
kesadaran.
3. Risiko tinggi terhadap infeksi (sepsis) berhubungan dengan kadar glukosa tinggi, penurunan
fungsi leukosit, perubahan pada sirkulasi, infeksi pernafasan yang ada sebelumnya, atau ISK.
4. Risiko tinggi terhadap perubahan persepsi sensori.
5. Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energy metabolic, insufisiensi insulin,
peningkatan kebutuhan energi : status hipermetabolik/ infeksi.
6. Ketidakberdayaan berhubungan dengan penyakit jangka panjang/ progresif yang tidak dapat
diobati.
7. Kurang pengetahuan (belajar) mengenai penyakit, prognosis, dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan kurang pemajanan/ mengingat, kesalahan interpretasi, informasi, tidak
mengenal sumber informasi.
8. Resiko terhadap cedera berhubungan dengan penurunan sensasi taktil, pengurangan
ketajaman pandangan dan hipoglikemia.
B. Saran
Beberapa saran yang dapat penulis sampaikan dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Bagi Perawat
Harus berusaha untuk memahami penyakit yang dialami oleh klien sehingga terjadi peningkatan
pengetahuan dan dapat membantu mencegah kompleksitas masalah yang mungkin terjadi karena
kurangnya pemahaman terhadap masalah yang timbul akibat hiperglikemi.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Agar lebih banyak memberikan masukan yang berguna bagi mahasiswa saat melakukan asuhan
keperawatan baik secara konsep teori maupun teknik pengkajian fisik terfokus persistem
terutama sistem endokrin dan berorientasi pada masalah atau keluhan klien khususnya klien
dengan hiperglikemi mengingat kondisi klien yang cukup kompleks.
DAFTAR PUSTAKA
Armaididarmawan blogspot.com/2010. diakses 13 April 2011Carpenito, Lynda Juall. 2000. Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC
Corwin, Elizabeth J. 2000. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC
Doengoes, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3 Jilid 2. Jakarta : media aesculopius
Misnadirly. 2001. Permasalahan Kaki Diabetes Dan Upaya Penanggulangannya. Diakses april 2011. http//www.tempo.co.id
Octa. 2005. Diabetes Mellitus Masalah Kesehatan Masyarakat Yang Serius. Diakses tanggal 11 April 2011.http://www.depkes.go.id
Price, Sylvia A. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Volume 2. Jakarta : EGC
Smeltzer, Suzanne C & Brenda G, Bare. 2001. Keperawatan Medical-Bedah Brunner & Suddarth, Vol 2. Jakarta : EGC
Sustrani Lanny Dkk. 2004. Diabetes. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
Timby, Barbara K & Nancy E, Smith. 2006. Introductory Medical-Surgical Nursing 9th Edition. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins
Wilkinson, Judith M. 2005. Nursing Diagnosis Handbook With NIC Interventions And NOC Outcomes. New jersey : pearson prentice hall