bab i hiperglikoma

23
BAB I PENDAHULUAN I. KONSEP DASAR HIPERGLIKEMIA A. Pengertian Hiperglikemia merupakan keadaan peningkatan glukosa darah daripoada rentang kadar puasa normal 80 – 90 mg / dl darah, atau rentang non puasa sekitar 140 – 160 mg /100 ml darah . ( Elizabeth J. Corwin, 2001 ) Menurut Christine hancock (1999) berpendapat bahwa hiperglikemia adalah terdapatnya glukosa dengan kadar yang tinggi didalam darah (rentang normal kadar glukosa darah adalah 3,0-5,0 mmol/ liter). Hiperglikemi merupakan tanda yang biasanya menunjukan penyakit diabetes mellitus. B. Etiologi Penyebab tidak diketahui dengan pasti tapi umumnya diketahui kekurangan insulin adalah penyebab utama dan faktor herediter yang memegang peranan penting.Yang lain akibat pengangkatan pancreas, pengrusakan secara kimiawi sel beta pulau langerhans.Faktor predisposisi herediter, obesitas. Faktor imunologi; pada penderita hiperglikemia khususnya DM

Upload: hisyam-muhammad

Post on 18-Dec-2014

16 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I Hiperglikoma

BAB I

PENDAHULUAN

I.          KONSEP DASAR HIPERGLIKEMIA

A.    Pengertian

Hiperglikemia merupakan keadaan peningkatan glukosa darah daripoada

rentang kadar puasa normal 80 – 90 mg / dl darah, atau rentang non puasa sekitar

140 – 160 mg /100 ml darah . ( Elizabeth J. Corwin, 2001 )

Menurut Christine hancock (1999) berpendapat bahwa hiperglikemia adalah

terdapatnya glukosa dengan kadar yang tinggi didalam darah (rentang normal

kadar glukosa darah adalah 3,0-5,0 mmol/ liter). Hiperglikemi merupakan tanda

yang biasanya menunjukan penyakit diabetes mellitus.

B.     Etiologi

Penyebab tidak diketahui dengan pasti tapi umumnya diketahui kekurangan

insulin adalah penyebab utama dan faktor herediter yang memegang peranan

penting.Yang lain akibat pengangkatan pancreas, pengrusakan secara kimiawi sel

beta pulau langerhans.Faktor predisposisi herediter, obesitas. Faktor imunologi;

pada penderita hiperglikemia khususnya DM terdapat bukti adanya suatu respon

autoimun. Respon ini mereupakan repon abnormal dimana antibody terarah pada

jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang

dianggap sebagai jaringan asing.

Page 2: BAB I Hiperglikoma

C.   Patofisiologi

Hiperglikemia dapat disebabkan defisiensi insulin yang dapat disebabkan

oleh proses autoimun, kerja pancreas yang berlebih, dan herediter. Insulin yang

menurun mengakibatkan glukosa sedikit yang masuk kedalam sel. Hal itu bisa

menyebabkan lemas dengan kadar glukosa dalam darah meningkat. Kompensasi

tubuh dengan meningkatkan glucagon sehingga terjadi proses glukoneogenesis.

Selain itu tubuh akan menurunkan penggunaan glukosa oleh otot, lemak dan hati

serta peningkatan produksi glukosa oleh hati dengan pemecahan lemak terhadap

kelaparan sel. Hiperglikemia dapat meningkatkan jumlah urin yang mengakibatkan

dehidrasi sehingga tubuh akan meningkatkan rasa haus (polydipsi). Penggunaan

lemak untuk menghasilkan glukosa memproduksi badan keton yang dapat

mengakibatkan anorexia (tidak nafsu makan), nafas bau keton dan mual (nausea)

hingga terjadi asidosis.

Dengan menurunnya insulin dalam darah asupan nutrisi akan meningkat

sebagai akibat kelaparan sel. Menurunnya glukosa intrasel menyebabkan sel

mudah terinfeksi. Gula darah yang tinggi dapat menyebabkan penimbunan glukosa

pada dinding pembuluh darah yang membentuk plak sehingga pembuluh darah

menjadi keras (arterisklerosis) dan bila plak itu telepas akan menyebabkan

terjadinya thrombus. Thrombus ini dapat menutup aliran darah yang dapat

menyebabkan timbulnya penyakit lain (tergantung letak tersumbatnya, missal

cerebral dapat menyebabkan stroke, ginjal dapat menyebabkan gagal ginjal,

jantung dapat menyebabkan miocard infark, mata dapat menyebabkan retinopati)

bahkan kematian.

D.    Menifestasi Klinik

Gejala awal umumnya yaitu ( akibat tingginya kadar glukosa darah) :

Polipagi

Polidipsi

Poliuri

Kelainan kulit, gatal-gatal, kulit kering

Rasa kesemutan, kram otot

Page 3: BAB I Hiperglikoma

Visus menurun

Penurunan berat badan

Kelemahan tubuh

Luka yang tidak sembuh-sembuh

E.   Pemeriksaan Diagnostik

Diagnosis dapat dibuat dengan gejala-gejala diatas + GDS > 200 mg%

(Plasmavena). Bila GDS 100-200 mg% → perlu pemeriksaan test toleransi glukosa

oral. Kriteria baru penentuan diagnostik DM menurut ADA menggunakan GDP >

126 mg/dl.

Pemeriksaan lain yang perlu diperhatikan pada pasien hiperglikemi adalah :

Glukosa darah : Meningkat 200 – 100 mg/dl, atau lebih

Aseton plasma : Positif secara mencolok.

Asam lemak bebas : Kadar lipid dan kolesterol meningkat.

Osmolalitas serum : Meningkat tetapi biasanya kurang dari 330 mOsm/l.

Elektrolit :

Natrium : Mungkin normal, meningkat atau menurun.

Kalium : Normal atau peningkatan semu (perpindahan seluller), selanjutnya

akan menurun.

Fospor : Lebih sering menurun.

Hemolglobin glikosilat : Kadarnya meningkat 2-4 kali lipat dari normal yang

mencerminkan kontrol DM yang kurang selama 4 bulan terakhir ( lama hidup

SDM ) dan karenanya sangat bermanfaat dalam membedakan DKA dengan

kontrol tidak adekuat Versus DKA yang berhubungan dengan insiden.

Glukosa darah arteri : Biasanya menunjukkan pH rendah dan penurunan pada

HCO3 (asidosis metabolik) dengan kompensasi alkalosis respiratorik.

Trombosit darah : Ht mungkin meningkat ( dehidrasi ),leukositiosis,

hemokonsentrasi, merupakan respon terhadap stress atau infeksi.

Ureum / kreatinin : Mungkin meningkat atau normal (dehidrasi/ penurunan

fungsi ginjal).

Page 4: BAB I Hiperglikoma

Amilase darah :  Mungkin meningkat yang mengindikasikan adanya

pankretitis akut sebagai penyebab dari DKA.

Insulin darah : Mungkin menurun / bahkan sampai tidak ada (pada tipe 1) atau

normal sampai tinggi ( tipe II ) yang mengindikasikan insufisiensi

insulin/gangguan dalam penggunaannya ( endogen /eksogen ). Resisiten insulin

dapat berkembang sekunder terhadap pembentukan antibodi. (auto antibodi).

Pemeriksaan fungsi tiroid : Peningkatan aktifitas hormon tiroid dapat

meningkatkan glukosa darah dan kebutuhan akan insulin.

Urine : Gula dan aseton positif; berat jenis dan osmolalitas mungkin menigkat.

Kultur dan sensitivitas Ultrasonografi : Kemungkinan adanya infeksi pada saluran

kemih, infeksi pernapasan dan infeksi pada luka.

F.     Komplikasi Hiperglikemia

Dibagi menjadi 2 kategori yaitu :

1. Komplikasi akut

a. Ketoasidosis diabetic

b. Koma hiperglikemik hiperismoler non ketotik

c.   Hipoglikemia

d. Asidosis lactate

e.   Infeksi berat

2.      Komplikasi kronik

a. Komplikasi vaskuler

b. Makrovaskuler : PJK, stroke , pembuluh darah perifer

c. Mikrovaskuler : retinopati, nefropati

d.  Komplikasi neuropati

e. Neuropati sensorimotorik, neuropati otonomik gastroporesis, diare

diabetik, buli-buli neurogenik, impotensi, gangguan refleks kardiovaskuler.

f. Campuran vascular neuropati

g. Ulkus kaki

h.  Komplikasi pada kulit

Page 5: BAB I Hiperglikoma

G.    Penatalaksanaan

Tujuan utama terapi Hiperglikemia adalah mencoba menormalkan aktivitas

insulin dan kadar glukosa darah dan upaya mengurangi terjadinya komplikasi

vaskuler serta neuropati.

Ada 4 komponen dalam penatalaksanaan hiperglikemia :

a. Diet

Komposisi makanan :

a.Karbohidrat = 60 % – 70 %

b.Protein = 10 % – 15 %

c.Lemak = 20 % – 25 %

Jumlah kalori perhari

a.Antara 1100 -2300 kkal

b.Kebutuhan kalori basal :

laki – laki : 30 kkal / kg BB

Perempuan : 25 kkal / kg BB

Penilaian status gizi :

- BB

- BBR = x 100 %

- TB – 100

- Kurus : BBR 110 %

- Obesitas bila BBRR > 110 %

- Obesitas ringan 120% – 130 %

- Obesitas sedang 130% – 140%

- Obesitas berat 140% – 200%

- Obesitas morbit > 200 %

- Jumlah kalori yang diperlukan sehari untuk penderita DM yang

bekerja biasa adalah :

Kurus : BB x 40 – 60 kalori/hari

Page 6: BAB I Hiperglikoma

Normal (ideal) : BB x 30 kalori/hari

Gemuk : BB x 20 kalori/hari

Obesitas : BB x 10 – 15 kalori/hari

Atau cara sederhana untuk mengetahui kebutuhan dasar adalah

sebagai berikut :

Untuk wanita : (berat badan ideal x 25 kal) + 20% untuk aktivitas

Untuk pria : (berat badan ideal x 30 kal) + 20% untuk aktivitas

Berat badan ideal = (TB – 100 cm) – 10%

b.      Latihan jasmani

a) Manfaat latihan jasmani :

- Menurunkan kadar glukosa darah (mengurangi resistensi

insulin, meningkatkan sensitivitas insulin)

- Menurunkan berat badan

- Mencegah kegemukan

- Mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi aterogenik,

gangguan lipid darah, peningkatan tekanan darah,

hiperkoagulasi darah

Prinsip : Continuous, Rhytmic, Interval, Progressive, Endurance (CRIPE) :

Continuous : berkesinambungan, terus-menerus tanpa henti, misal 30 menit

jogging tanpa henti

Rhytmic : berirama yaitu kontraksi dan relaksasi secara teratur (jalan kaki,

jogging, berlari, berenang, bersepeda, mendayung. Main golf, tenis, atau

badminton tidak memenuhi syarat karena banyak berhenti))

Interval : selang-seling antara gerak cepat dan lambat (jalan cepat diselingi jalan

lambat, jogging diselingi jalan)

Progressive : bertahap sesuai kemampuan dari intensitas ringan sampai sedang

hingga mencapai 30-60 menit

Sasaran Heart Rate : 75-85 % dari maksimum Heart Rate

Maksimum Heart Rate : 220-umur

Endurance : latihan daya tahan untuk meningkatkan kemampuan kardiorespirasi,

Page 7: BAB I Hiperglikoma

seperti jalan (jalan santai/cepat, sesuai umur), jogging, berenang, dan

bersepeda.

c.       Penyuluhan

Dilakukan pada kelompok resiko tinggi :

Umur diatas 45 tahun

Kegemukan lebih dari 120 % BB idaman atau IMT > 27 kg/m

Hipertensi > 140 / 90 mmHg

Riwayat keluarga DM

Dislipidemia, HDL 250 mg/dl

Parah TGT atau GPPT ( TGT : > 140 mg/dl – 2200 mg/dl), glukosa plasma puasa

derange / GPPT : > 100 mg/dl dan < 126 mg/dl)

d.      Obat berkaitan Hipoglikemia

1)      Obat hipoglikemi oral :

a.Sulfoniluria : Glibenglamida, glikosit, gliguidon, glimeperide, glipizid.

b.Biguanid ( metformin )

c.Hon su insulin secretagogue ( repakglinide, natliglinide )

d.Inhibitor glucosidase

e.Tiosolidinedlones

2)      Insulin

         Insulin reaksi pendek disebut juga sebagai clear insulin, ia adalah jenis obat insulin

yang memiliki sifat transparan dan mulai bekerja dalam tubuh dalam waktu 30 menit

sejak ia dimasukkan ke dalam tubuh. Obat insulin ini bekerja secara maksimal selama 1

sampai 3 jam dalam aliran darah penderita, dan segera menghilang setalah 6-8 jam

kemudian.

        Insulin reaksi panjang merupakan jenis insulin yang mulai bekerja 1 hingga 2 jam

setelah ia disuntikkan ke dalam tubuh seseorang. Tetapi obat insulin ini tidak memiliki

masa reaksi puncak, sehingga ia bekerja secara stabil dalam waktu yang lama yaitu 24

sampai 36 jam di dalam tubuh penderita diabetes, contohnya Levemir dan Lantus.

        Jenis insulin reaksi menengah adalah insulin yang mulai efektif bekerja

menurunkan gula darah sejak 1 sampai 2 jam setelah disuntikkan ke dalam tubuh. Obat

Page 8: BAB I Hiperglikoma

ini bereaksi secara maksimal selama 6-10 jam, dan berakhir setelah 10-16 jam

setelahnya, contohnya Humulin m3, Hypurin, dan Insuman.

       Insulin reaksi cepat akan langsung bekerja 5-15 menit setelah masuk ke dalam

tubuh penderita. Ia memiliki tingkat reaksi maksimal selama 30-90 menit, dan

pengaruhnya akan segera menghilang setelah 3-5 jam kemudian. Contoh obat insulin

ini berupa Lispro, Actrapid, Novorapid, dan Velosulin.

Page 9: BAB I Hiperglikoma

II.       KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN HIPERGLIKEMIA

A.                Pengkajian

Data dasar pengkajian :

AKTIVITAS / ISTIRAHAT

Gejala :  Lemah, letih, sulit bergerak / berjalan. Kram otot, tonus otot menurun. Gangguan tidur/

istirahat.

Tanda :  Takikardia dan takipnea pada keadaan istirahat atau dengan aktivitas. Letargi/

disorientasi, koma. Penurunan kekuatan otot.

SIRKULASI

Gejala : Adanya riwayat hipertensi ; IM akut. Klaudikasi, kebas, dan kesemutan pada ekstremitas.

Ulkus pada kaki, penyembuhan yang lama.

Tanda : Takikardia. Perubahan tekanan darah postural ; hipertensi. Nadi yang menurun /

tak ada. Distritmia. Krekels ; DVJ (GJK). Kulit panas, kering, dan kemerahan ; bola mata

cekung.

INTEGRITAS EGO

Gejala :  Stres; tergantung pada orang lain. Masalah finansial yang berhubungan dengan kondisi.

Tanda : Ansietas, peka rangsang.

ELIMINASI

Gejala :  Perubahan pola berkemih (poliuria), nokturia. Rasa nyeri / terbakar, kesulitan berkemih

(infeksi), ISK baru / berulang. Nyeri tekan abdomen. Diare.

Tanda : Urine encer, pucat, kuning ; poliuri (dapat berkembang menjadi oliguria /

anuria jika terjadi hipovolemia berat). Urine berkabut, bau busuk (infeksi). Abdomen keras,

adanya asites. Bising usus lemah dan menurun ; hiperaktif (diare).

MAKANAN / CAIRAN

Page 10: BAB I Hiperglikoma

Gejala : Hilang nafsu makan. Mual / muntah. Tidak mengikuti diet ; peningkatan masukan

glukosa / karbohidrat. Penurunan berat badan lebih dari periode beberapa hari / minggu. Haus.

Penggunaan diuretik (tiazid).

Tanda : Kulit kering / bersisik, tugor jelek. Kekakuan / distensi abdomen, muntah.

Pembesaran tiroid (peningkatan kebutuhan metabolik dengan peningkatan gula darah). Bau

halotosis / manis, bau buah (napas aseton).

NEUROSENSORI

Gejala : Pusing / pening. Sakit kepala. Kesemutan, kebas kelemhan pada otot. Parestesia. Gangguan

penglihatan.

Tanda : Disoreantasi; mengantuk, letargi, stupor / koma (tahap lanjut). Gangguan memori (baru, masa

lalu); kacau mental. Refleks tendon dalam (RTD) menurun (koma). Aktivitas kejang (tahap

lanjut dari DKA).

NYERI / KENYAMANAN

Gejala : Abdomen yang tegang / nyeri (sedang / berat).

Tanda : Wajah meringis dengan palpitasi ; tampak sangat berhati-hati

PERNAPASAN

Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan / tanpa sputum purulen (tergantung adanya infeksi /

tidak).

Tanda : Lapar udara. Batuk, dengan / tanpa sputum purulen (infeksi). Frekuensi

pernapasan.

KEAMANAN

Gejala : Kulit kering, gatal ; ulkus kulit.

Tanda : Demam, diaforesis. Kulit rusak, lesi / ulserasi. Menurunnya kekuatan umum / rentang

gerak. Parestesia /paralisis otot termasuk otot-otot pernapasan (jika kadar kalium menurun

dengan cukup tajam).

SEKSUALITAS

Gejala : Rabas vagina (cenderung infeksi). Masalah impoten pada pria ; kesulitan orgasme

pada wanita.

Page 11: BAB I Hiperglikoma

PENYULUHAN / PEMBELAJARAN

Gejala : Faktor resiko keluarga ; DM, penyakit jantung, stroke, hipertensi. Penyembuhan yang

lambat. Penggunaan obat seperti steroid, diuretik (tiazid); Dilantin dan fenobarbital (dapat

meningkatkan kadar glukosa darah). Mungkin atau tidak memerlukan obat diabetik sesuai

pesanan.

Pertimbangan : DRG (kelompok diagnosis yang berhubungan) menunjukan rerata lama dirawat :

5,9 hari.

Rencana pemulangan :

Mungkin memerlukan bantuan dalam pengaturan diet, pengobatan, perawatan diri, pemantauan

terhadap glukosa darah.

Page 12: BAB I Hiperglikoma

B.                 DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan yang sering muncul :

1.      Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotic (dari hiperglikemia),

kehilangan gastric berlebihan : diare, muntah, masukan dibatasi : mual, kacau mental.

2.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakcukupan insulin,

penurunan masukan oral; anoreksia, mual, lambung penuh, nyeri abdomen, perubahan

kesadaran.

3.      Risiko tinggi terhadap infeksi (sepsis) berhubungan dengan kadar glukosa tinggi, penurunan

fungsi leukosit, perubahan pada sirkulasi, infeksi pernafasan yang ada sebelumnya, atau ISK.

4.      Risiko tinggi terhadap perubahan persepsi sensori.

5.      Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energy metabolic, insufisiensi insulin,

peningkatan kebutuhan energi : status hipermetabolik/ infeksi.

6.      Ketidakberdayaan berhubungan dengan penyakit jangka panjang/ progresif yang tidak dapat

diobati.

7.      Kurang pengetahuan (belajar) mengenai penyakit, prognosis, dan kebutuhan pengobatan

berhubungan dengan kurang pemajanan/ mengingat, kesalahan interpretasi, informasi, tidak

mengenal sumber informasi.

8.      Resiko terhadap cedera berhubungan dengan penurunan sensasi taktil, pengurangan

ketajaman pandangan dan hipoglikemia.

C.                PERENCANAAN

1.      Diagnose 1

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam diharapkan kebutuhan cairan

terpenuhi.

KH :

         Vital sign dalam batas normal

(TD 100-130/70-90)

(RR 16-20 x/ menit)

(Nadi 60-100 x/ menit)

(Suhu 36-37°C)

Page 13: BAB I Hiperglikoma

         Intake output seimbang

         Turgor kulit baik

         Mukosa bibir lembab

         Kapilari refill < 2 detik

Intervensi

1.      Ukur vital sign tiap 8 jam.

R/ Hipovolemi dapat dimanifestasikan oleh hipotensi dan takikardia.

2.      Ukur berat badan tiap pagi.

R/ Memberikan hasil pengkajian yang terbaik dari status cairan yang sedang berlangsung dan

selanjutnya dalam memberikan cairan pengganti.

3.      Observasi turgor kulit tiap pagi, observasi mukosa bibir.

R/ Merupakan indicator dari dehidrasi.

4.      Observasi adanya muntah.

R/ kekurangan cairan dan elektrolit mengubah motilitas lambung, yang seringkali akan

menimbulkan muntah.

5.      Pantau intake-output tiap 24 jam.

R/ membantu dalam memperkirakan kekurangan volume cairan tubuh.

6.      Kolaborasi pemberian cairan sesuai indikasi.

R/ Tipe dan jumlah cairan tergantung pada derajat kekurangan cairan dan respon pasien secara

individual.

7.      Kolaborasi pemeriksaan

         Hamatokrit

R/ Mengkaji tingkat dehidrasi dan seringkali meningkat akibat hemokonsentrasi yang terjadi

setelah diuresis.

         BUN/ kreatinin

R/ Peningkatan nilai dapat mencerminkan kerusakan sel karena dehidrasi atau tanda awitan

kegagalan ginjal.

         Natrium

R/ Mungkin menurun yang dapat mencerminkan perpindahan cairan dari intrasel (dieresis

osmotik). Kadar natrium yang tinggi mencerminkan kehilangan cairan/ dehidrasi berat atau

reabsorbsi natrium dalam berespons terhadap sekresi aldosteron.

Page 14: BAB I Hiperglikoma

         Kalium

R/ Awalnya akan terjadi hiperkalemia dalam berespons pada asidosis, namun selanjutnya kalium

ini akan hilang melalui urine, kadar kalium absolute tubuh berkurang.

2.      Diagnose 2

Tujuan : Setelah dilakukan tidakan keperawatan 3 x 24 jam diharapkan kebutuhan nutrisi klien

terpenuhi.

KH :

         Berat badan ideal

         Mual tidak ada

         Muntah tidak ada

         LLA dalam batas normal

         TSF dalam batas normal

         Bising usus 4-12 x/ menit

         Hb dalam batas normal

         Vital sign dalam batas normal

(TD 100-130/70-90)

(RR 16-20 x/ menit)

(Nadi 60-100 x/ menit)

(Suhu 36-37°C)

Intervensi

1.      Ukur vital sign tiap 8 jam.

R/ Mengetahui keadaan umum klien.

2.      Timbang berat badan tiap pagi.

R/ Mengetahui pemasukan makanan yang adekuat.

3.      Ukur bising usus tiap pagi,

R/ Hiperglikemi dapat meningkatkan motilitas dan fungsi lambung.

4.      Observasi tanda-tanda hipoglikemia (tingkat kesadaran, kulit lembab/ dingin, nadi cepat,

lapar, peka rangsang, cemas, sakit kepala, pusing, sempoyongan)

R/ Saat proses metabolisme terjadi dan insulin tetap diberikan maka hipoglikemi dapat terjadi.

5.      Observasi adanya mual dan muntah.

R/ Mengetahui pemasukan yang adekuat.

Page 15: BAB I Hiperglikoma

6.      Ukur LLA dan TSF tiap pagi.

R/ Mengetahui status nutris klien.

7.      Pantau hasil laboratorium gula darah dan Hb.

R/ Hb yang rendah dapat mengindikasikan asupan nutrisi yang tidak adekuat. Peningkatan gula

daran mengindikasikan asupan nutrisi sel tidak terpenuhi.

8.      Kolaborasi pemberian actravid insulin atau obat oral sesuai indikasi.

R/ Meningkatkan pemasukan nutrisi yang adekuat.

D.           Evaluasi

1.      Cairan terpenuhi

2.      Nutrisi terpenuhi

3.      Infeksi (sepsis) tidak terjadi

4.      Perubahan persepsi sensori tidak terjadi

5.      Kelelahan tidak terjadi

6.      Keinginan untuk berobat meningkat

7.      Pengetahuan bertambah

8.      Cedera tidak terjadi

Page 16: BAB I Hiperglikoma

BAB III. PENUTUP

A.    Kesimpulan

Hiperglikemia merupakan keadaan peningkatan glukosa darah daripoada rentang kadar puasa

normal 80 – 90 mg / dl darah, atau rentang non puasa sekitar 140 – 160 mg /100 ml darah .

Tujuan utama terapi Hiperglikemia adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan kadar

glukosa darah dan upaya mengurangi terjadinya komplikasi vaskuler serta neuropati. Ada 4

komponen dalam penatalaksanaan hiperglikemia :

1.      Diet2.      Latihan jasmani3.      Penyuluhan4.      Obat berkaitan HipoglikemiaDiagnosa keperawatan yang sering muncul :

1.      Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotic (dari hiperglikemia),

kehilangan gastric berlebihan : diare, muntah, masukan dibatasi : mual, kacau mental.

2.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakcukupan insulin,

penurunan masukan oral; anoreksia, mual, lambung penuh, nyeri abdomen, perubahan

kesadaran.

3.      Risiko tinggi terhadap infeksi (sepsis) berhubungan dengan kadar glukosa tinggi, penurunan

fungsi leukosit, perubahan pada sirkulasi, infeksi pernafasan yang ada sebelumnya, atau ISK.

4.      Risiko tinggi terhadap perubahan persepsi sensori.

5.      Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energy metabolic, insufisiensi insulin,

peningkatan kebutuhan energi : status hipermetabolik/ infeksi.

6.      Ketidakberdayaan berhubungan dengan penyakit jangka panjang/ progresif yang tidak dapat

diobati.

7.      Kurang pengetahuan (belajar) mengenai penyakit, prognosis, dan kebutuhan pengobatan

berhubungan dengan kurang pemajanan/ mengingat, kesalahan interpretasi, informasi, tidak

mengenal sumber informasi.

8.      Resiko terhadap cedera berhubungan dengan penurunan sensasi taktil, pengurangan

ketajaman pandangan dan hipoglikemia.

Page 17: BAB I Hiperglikoma

B.     Saran

Beberapa saran yang dapat penulis sampaikan dalam penulisan makalah ini adalah :

1.      Bagi Perawat

Harus berusaha untuk memahami penyakit yang dialami oleh klien sehingga terjadi peningkatan

pengetahuan dan dapat membantu mencegah kompleksitas masalah yang mungkin terjadi karena

kurangnya pemahaman terhadap masalah yang timbul akibat hiperglikemi.

2.      Bagi Institusi Pendidikan

Agar lebih banyak memberikan masukan yang berguna bagi mahasiswa saat melakukan asuhan

keperawatan baik secara konsep teori maupun teknik pengkajian fisik terfokus persistem

terutama sistem endokrin dan berorientasi pada masalah atau keluhan klien khususnya klien

dengan hiperglikemi mengingat kondisi klien yang cukup kompleks.

Page 18: BAB I Hiperglikoma

DAFTAR PUSTAKA

Armaididarmawan blogspot.com/2010. diakses 13 April 2011Carpenito, Lynda Juall. 2000. Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC

Corwin, Elizabeth J. 2000. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC

Doengoes, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC

Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3 Jilid 2. Jakarta : media aesculopius

Misnadirly. 2001. Permasalahan Kaki Diabetes Dan Upaya Penanggulangannya. Diakses april 2011. http//www.tempo.co.id

Octa. 2005. Diabetes Mellitus Masalah Kesehatan Masyarakat Yang Serius. Diakses tanggal 11 April 2011.http://www.depkes.go.id

Price, Sylvia A. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Volume 2. Jakarta : EGC

Smeltzer, Suzanne C & Brenda G, Bare. 2001. Keperawatan Medical-Bedah Brunner & Suddarth, Vol 2. Jakarta : EGC

Sustrani Lanny Dkk. 2004. Diabetes. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama

Timby, Barbara K & Nancy E, Smith. 2006. Introductory Medical-Surgical Nursing 9th Edition. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins

Wilkinson, Judith M. 2005. Nursing Diagnosis Handbook With NIC Interventions And NOC Outcomes. New jersey : pearson prentice hall