bab i
DESCRIPTION
bab 1 komunitasTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Asma adalah obstruksi jalan nafas yang bersifat reversibel, terjadi
ketika bronkus mengalami inflamasi/peradangan dan hiperresponsif.
(Reeves, 2001). Asma dapat terjadi pada sembarang golongan usia, sekitar
setengah kasus terjadi pada anak-anak dan sepertiga lainnya terjadi
sebelum usia 40 tahun (Smeltzer, 2002).
Asma merupakan salah satu penyakit kronik yang penting di dunia,
dengan sekitar 300 juta penduduk dunia adalah penyandang asma.Penyakit
asma masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di
Indonesia. Selama 15 tahun terakhir kasus asma di Negara maju dan
Negara berkembang meningkat pesat. Asma menjadi lima besar penyebab
kematian di dunia karena prevalensnya mencapai 17,4%. Data dari WHO
pada tahun 2005 menunjukkan ada 2.550.000 penderita meninggal karena
asma dan saat ini penderita asma di dunia sebanyak 300.000.000 . Beban
penyakit asma di Asia Tenggara sangat berat yaitu 1 dari 4 orang penderita
asma dewasa tidak bekerja pada tahun yang lalu, dan 1 dari 3 anak yang
menderita asma absen sekolah pada tahun lalu karena kekambuhan asma.
Sementara orang dewasa risiko kehilangan hari kerja selama lebih dari 6
hari karena asma mencapai 19,2%. Di Indonesia, asma masuk dalam
sepuluh besar penyebab kesakitan dan kematian, dengan jumlah penderita
pada tahun 2002 sebanyak 12.500.000. Survei Kesehatan Rumah Tangga
tahun 2005 mencatat 225.000 orang meninggal karena asma. Prevalensi
asma di Indonesia untuk daerah pedesaan 4,3% dan perkotaan 6,5%. Di
Yogyakarta sendiri angkanya sekitar 16,4%.
Jumlah penderita Asma di Dukuh VI Sonosewu Ngestiharjo
Kasihan Bantul Yogyakarta mencapai 12 %. Hal ini perlu mendapat
perhatian khusus, karena penanganan kasus asma belum maksimal. Oleh
karena itu, penulis lewat praktek keperawatan keluarga ini mencoba untuk
memberikan asuhan keperawatan kepada penderita asma semaksimal
mungkin.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah makalah ini antara lain :
1. Bagaimanakah definisi Asma ?
2. Bagaimanakah epidemiologi Asma?
3. Bagaimanakah etiologi Asma?
4. Bagaimanakah patofisiologi Asma?
5. Bagaimanakah woc Asma?
6. Bagaimanakah manifestasi klinis Asma?
7. Bagaimanakah pemeriksaan Asma?
8. Bagaimanakah penatalaksanaan Asma?
9. Bagaimanakah asuhan keperawatan Asma?
C. TUJUAN
Adapun tujuan makalah ini antara lain :
1. Mampu menjelaskan.definisi Asma
2. Mampu menjelaskan epidemiologi Asma
3. Mampu menjelaskan etiologi Asma
4. Mampu menjelaskan.patofisiologi Asma
5. Mampu menjelaskan woc Asma
6. Mampu menjelaskan manifestasi klinis Asma
7. Mampu menjelaskan pemeriksaan Asma
8. Mampu menjelaskan penatalaksanaan Asma
9. Mampu menjelaskan askep Asma
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Menurut Friedman (1998) dalam Suprajitno (2004) mendefinisikan
bahwa keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup
bersama dengan keterkaitan aturan dan emosional dan individu
mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga.
Pakar konseling keluarga dari Yogyakarta, Sayekti (1994) menulis bahwa
keluarga adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup atas dasar
perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup
bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah
sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan
tinggal dalam sebuah rumah tangga. Menurut UU No. 10 tahun 1992
tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga
sejahtera, keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari
suami-isteri, atau suami-isteri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau
ibu dan anaknya. Ketiga pengertian tersebut mempunyai bahwa dalam
keluarga terdapat ikatan perkawinan dan hubungan darah yang tinggal
bersama dalam satu atap (serumah) dengan peran masing-masing serta
keterkaitan emosional.
Menurut Burges (1963)dalam Santun Setiawati dan Agus Citra
Dermawan (2007), memberikan pandangan tentang definisi keluarga
yang berorientasi kepada tradisi, yaitu :
a. Keluarga terdiri dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan
perkawinan, darah dan ikatan adopsi.
b. Anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu
rumah tangga atau jika mereka hidup secara terpisah mereka tetap
menganggap rumah tangga tersebut sebagai rumah mereka.
c. Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain
dalam peran-peran sosial keluarga seperti halnya peran sebagai 12
suami istri, peran sebagai ayah dan ibu, peran sebagai anak laki-
laki dan anak perempuan.
d. Keluarga bersama-sama menggunakan kultur yang sama yaitu :
kultur yang diambil dari masyarakat dengan beberapa ciri unik
tersendiri.
Menurut Bailon dan Aracelis Maglaya (1989)keluarga adalah dua
atau lebih dari individu yang tergabung karena hubungan darah,
hubungan perkawinan, atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu
rumah tangga, berinteraksi sama lain di dalam peranannya masing-
masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.
2. Tipe Keluarga
Sri Setyowati dan Arita Murwani (2008) dalam bukunya Asuhan
Keperawatan Keluarga Konsep dan Aplikasi Kasus, menyebutkan tipe
keluarga terdiri dari :
a. Tipe Keluarga Tradisional
1) Keluarga inti, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami,
istri, dan anak ( kandung atau angkat).
2) Keluarga besar, yaitu keluarga inti ditambah dengan keluarga
lain yang mempunyai hubungan darah, misalnya : kakek, nenek,
keponakan, paman, bibi.
3) Keluarga Dyad, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari
suami dan istri tanpa anak.
4) Single Parent, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari stu
orang tua (ayah/ibu) dengan anak (kandung/angkat). Kondisi ini
dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian.
5) Single adult, yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri
seseorang dewasa (misalnya seorang yang telah dewasa
kemudian tinggal kost untuk bekerja atau kuliah).
6) The Childress Family, yaitu keluarga tanpa anak kerena
terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak terlambat
waktunya, yang disebabkan mengejar karir atau pendidikan.
b. Tipe Keluarga non Tradisional
1) The unmarried teenage mather
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak
dari hubungan tanpa nikah.
2) The stepparent family
Keluarga dengan orang tua tiri.
3) Commune family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada
hubungan saudara hidup bersamabdalam satu rumah, sumber
dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama : sosialisasi
anak dengan melalui aktivitas kelompok atau membesarkan
anak bersama.
4) The non marital heterosexual cohibitang family
Keluarga yang hidup bersama dan berganti-ganti pasangan tanpa
melalui pernikahan.
5) Gay and lesbian family
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama
sebagaimana suami-istri (marital partners)
6) Cohibitng couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan
karena beberapa alasan tertentu
7) Group marriage family
Beberapa orang dewasa menggunakan alat-alat rumah tangga
bersama yang saling merasa sudah menikah, berbagai sesuatu
termasuk sexual dan membesarkan anaknya.
8) Group network family
Keluarga inti yang dibatasi set aturan atau nilai-nilai, hidup
bersama atau berdekatan satu sama lainnya dan saling
menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan,
dan tanggung jawab membesarkan anaknya.
9) Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga atau
saudara didalam waktu sementara, pada saat orang tua anak
tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali
keluarga yang aslinya.
10) Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan
yang permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan
keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental.
11) Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda
yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai
perhatian tetap berkembang dalam kekerasan dan kriminal
dalam kehidupannya.
3. Struktur Keluarga
Menurut Johan R dan Leny R (2010) dalam bukunya Keperawatan
Keluarga menyatakan struktur keluarga yang ada di Indonesia, yaitu :
1. Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur
ayah.
2. Matrilineal : keluarga sedarah terdiri dari sanak saudara beberapa
generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
3. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah ibu.
4. Patrilokal : seseorang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah suami.
5. Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi
bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami istri.
Dalam buku Asuhan Keperawatan Keluarga Suprajitno (2004)
menyatakan tentang struktur keluarga, gambaran keluarga melaksanakan
fungsi keluarga di masyarakat sekitarnya, dan empat elemen struktur
keluarga, yaitu :
1. Struktur peran keluarga, menggambarkan peran masing-masing
anggota keluarga dalam keluarga sendiri dan perannya dilingkungan
masyarakat atau peran formal dan informal.
2. Nilai atau norma keluarga, menggambarkan nilai dan norma yang
dipelajari dan diyakini oleh keluarga, khususnya yang berhubungan
dengan kesehatan.
3. Pola komunikasi keluarga, menggambarkan bagaimana cara dan pola
komunikasi ayah-ibu (orang tua), orang tua dengan anak, anak
dengan anak, dan anggota keluarga lain (pada keluarga besar)
dengan keluarga inti.
4. Struktur kekuatan keluarga, menggambarkan kemampuan anggota
keluarga untuk mempengaruhi dan mengendalikan orang lain untuk
mengubah prilaku keluarga yang mendukung kesehatan.
4. Fungsi Keluarga
Santun Setiawati dan Agus Citra Dermawan (2008) dalam
bukunya Penuntun Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga menyatakan
Fungsi keluarga menurut Friedman (1986) adalah :
a. Fungsi Afektif
Fungsi Afektif adalah fungsi internal keluarga sebagai dasar
kekuatan keluarga. Didalamnya terkait dengan saling mengasihi,
saling mendukung dan saling menghargai antar anggota keluarga.
b. Fungsi Sosialisasi
Fungsi sosialisasi adalah fungsi yang mengembangkan proses
interaksi dalam keluarga. Sosialisasi dimulai sejak lahir dan keluarga
merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi.
c. Fungsi Reproduksi
Fungsi reproduksi adalah fungsi keluarga untuk meneruskan
kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia.
d. Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi adalah fungsi keluarga untuk menambah kebutuhan
seluruh anggota keluarganya yaitu : sandang, pangan dan papan.
e. Fungsi Perawatan Kesehatan
Fungsi perawatan kesehatan adalah fungsi keluarga untuk mencegah
terjadinya masalah kesehatan dan merawat anggota keluarga yang
mengalami masalah keluarga.
5. Tahap Perkembangan dan Tugas Keluarga
Menurut Suprajitno (2004) dalam bukunya Asuhan Keperawatan
Keluarga menyebutkan tahapan-tahapan perkembangan keluarga, tahap-
tahap perkembangan kehidupan keluarga yang paling banyak digunakan
adalah delapan model perkembangan siklus kehidupan keluarga, yaitu: :
a. Tahap I : Keluarga pemula (Beginning family)
Perkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya sebuah
keluarga baru, keluarga yang menikah atau prokreasi dan
perpindahan dari keluarga asal atau status lajang kehubungan baru
yang intim. Tugas-tugas perkembangan keluarga sesuai dengan
tahap siklus kehidupan keluarga, yaitu :
a. Membangun perkawinan yang saling memuaskan.
b. Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.
c. Keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan sebagai
orang tua).
b. Tahap II : Keluarga yang sedang mengasuh anak
Dimulai dari kelahiran anak pertama hingga bayi berusia 30
bulan.Biasanya orang tua tergetar hatinya dengan kelahiran anak
pertama mereka, tapi agak takut juga. Kekawatiran akan hilang
dalam beberapa hari karena ibu dan bayi mulai saling mengenal.
Tugas-tugas perkembangan keluarga sesuai dengan tahap siklus
kehidupan keluarga, yaitu :
a. Membentuk unit muda sebagai yang mantap
(mengintegrasikan bayi baru ke dalam keluarga).
b. Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan
dengan kebutuhan anggota keluarga.
c. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.
d. Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan
menambah peran-peran orang tua dan kakek serta nenek
c. Tahap III : Keluarga dengan anak prasekolah
Siklus kehidupan dimulai ketika anak pertama berusia 2,5 tahun
dan berakhir ketika anak berusia 5 tahun. Keluarga mungkin terdiri
dari tiga atau lima orang, keluarga menjadi lebih majemuk. Tugas-
tugas perkembangan keluarga sesuai dengan tahap siklus
kehidupan keluarga, yaitu :
a. Memenuhi kebutuhan anggota seperti rumah, ruang bermain,
privasi, keamanan.
b. Mensosialisasikan anak.
c. Mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi
kebutuhan anak-anak yang lain.
d. Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga
(hubungan perkawinan dan hubungan orang tua dan anak).
d. Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah
Dimulai ketika anak pertama telah berusia 6 tahun dan mulai
masuk sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari
masa remaja. Tugas-tugas perkembangan keluarga sesuai dengan
tahap siklus kehidupan keluarga, yaitu :
a. Mensosialisasikan anak-anak termasuk meningkatkan prestasi
sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya
yang sehat.
b. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.
c. Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.
e. Tahap V : Keluarga dengan anak remaja
Ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, tahap kelima dari
siklus kehidupan dimulai.Tahap ini berlangsung selama 6-7 tahun,
anak masih tinggal dirumah hingga berumur 19-20 tahun. Tugas-
tugas perkembangan keluarga sesuai dengan tahap siklus
kehidupan keluarga, yaitu :
a. Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika
remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri.
b. Menfokuskan kembali hubungan perkawinan.
c. Berkomunikasi trbuka antara orang tua dan anak-anak.
f. Tahap VI : Keluarga melepas anak dewasa muda
Permulaan dari fase kehidupan keluarga ini ditandai oleh anak
pertama meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan rumah
kosong ketika akhirnya anak terakhir meninggalkan rumah. Tugas-
tugas perkembangan keluarga sesuai dengan tahap siklus
kehidupan keluarga, yaitu :
a. Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota
keluarga baru yang didapatkan melalui perkawinan anak-anak.
b. Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali
hubungan perkawinan.
c. Membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami
istri.
g. Tahap VII : Orang tua usia pertengahan
Dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir
pada saat pensiun. Orang tua memasuki usia 45-55. Tugas-tugas
perkembangan siklus kehidupan keluarga, yaitu :
a. Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan.
b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dan penuh arti
dengan para orang tua lansia dan anak-anak.
c. Memperkokoh hubungan perkawinan.
h. Tahap VIII : Keluarga dalam masa pensiun dan lansia
Tahap terakhir dari siklus kehidupan keluarga dimulai dengan salah
satu atau kedua pasangan memasuki masa pensiun, terus
brlangsung hingga salah satu pasangan meninggal dan berakhir
dengan pasangan lain yang meninggal. Tugas-tugas perkembangan
keluarga sesuai dengan tahap siklus kehidupan keluarga, yaitu :
a. Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan.
b. Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun.
c. Mempertahankan hubungan perkawinan.
d. Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan.
e. Mempertahankan ikatan antar generasi.
f. Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka.
B. Konsep Asma
1. Definisi Asma
Istilah asma berasal dari kata Yunani yang artinya “terengah-
engah” dan berarti serangan nafas pendek (Price, 1995). Nelson
mendefinisikan asma sebagai kumpulan tanda dan gejala wheezing
(mengi) dan atau batuk dengan karakteristik sebagai berikut; timbul secara
episodik dan atau kronik, cenderung pada malam hari/dini hari
(nocturnal), musiman, adanya faktor pencetus diantaranya aktivitas fisik
dan bersifat reversibel baik secara spontan maupun dengan penyumbatan,
serta adanya riwayat asma atau atopi lain pada pasien/keluarga, sedangkan
sebab-sebab lain sudah disingkirkan (Nelson 1996).
Asma Bronkial adalah penyakit pernafasan obstruktif yang ditandai
oleh spame akut otot polos bronkiolus. Hal ini menyebabkan obsktrusi
aliran udara dan penurunan ventilasi alveolus.( Huddak & Gallo, 1997 )
Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel
dimana trakea dan bronchi berspon dalam secara hiperaktif terhadap
stimuli tertentu.( Smeltzer, 2002 : 611)
Asma adalah obstruksi jalan nafas yang bersifat reversibel, terjadi
ketika bronkus mengalami inflamasi/peradangan dan hiperresponsif.
(Reeves, 2001 : 48)
2. Epidemiologi Asma
Asma dapat timbul pada segala umur, dimana 30% penderita
bergejala pada umur 1 tahun, sedangkan 80-90% anak yang menderita
asma gejala pertamanya muncul sebelum umur 4-5 tahun. Sebagian besar
anak yang terkena kadang-kadang hanya mendapat serangan ringan
sampai sedang, yang relatif mudah ditangani. Sebagian kecil mengalami
asma berat yang berlarut-larut, biasanya lebih banyak yang terus menerus
dari pada yang musiman. Hal tersebut yang menjadikannya tidak mampu
dan mengganggu kehadirannya di sekolah, aktivitas bermain, dan fungsi
dari hari ke hari (Sundaru, 2006).
Asma sudah dikenal sejak lama, tetapi prevalensi asma tinggi. Di
Australia prevalensi asma usia 8-11 tahun pada tahun 1982 sebesar 12,9%
meningkat menjadi 29,7% pada tahun 1992. Penelitian di Indonesia
memberikan hasil yang bervariasi antara 3%-8%, penelitian di Menado,
Pelembang, Ujung Pandang, dan Yogyakarta memberikan angka berturut-
turut 7,99%; 8,08%; 17% dan 4,8% (Naning, 1991).
3. Etiologi Asma
Faktor Ekstrinsik (asma imunologik / asma alergi)
-Reaksi antigen-antibodi
-Inhalasi alergen (debu, serbuk-serbuk, bulu-bulu binatang)
Faktor Intrinsik (asma non imunologi / asma non alergi)
-Infeksi : parainfluenza virus, pneumonia, mycoplasmal
-Fisik : cuaca dingin, perubahan temperature, kelelahan
-Iritan : kimia
-Polusi udara : CO, asap rokok, parfum
-Emosional : takut, cemas dan tegang
-Aktivitas yang berlebihan juga dapat menjadi faktor pencetus.(Suriadi,
2001 : 7)
4. Patofisiologi Asma
Patofisiologi asma didasari oleh adanya hiperreaktivitas bronkus
terhadap berbagai rangsangan yang menjadi faktor pencetus terjadinya
serangan asma. Obstruksi saluran napas pada asma merupakan kombinasi
spasme otot bronkus, hipersekresi mukus, edema dan inflamasi dinding
bronkus.
Obstruksi bertambah berat selama ekspirasi karena secara fisiologis
saluran napas menyempit pada fase tersebut. Hal ini mengakibatkan udara
distal tempat terjadinya obstruksi terjebak dan tidak bisa diekspirasi.
Selanjutnya terjadi peningkatan udara residu dan kapasitas residu fungsional
sehingga pasien akan bernapas pada volume yang tinggi mendekati kapasitas
paru total. Keadaan hiperinflasi ini bertujuan agar saluran napas tetap terbuka
dan pertukaran gas berjalan lancar. Untuk mempertahankan hiperinflasi ini
diperlukan otot bantu napas.
Gangguan yang berupa obstruksi saluran napas dapat dinilai secara
obyektif dengan VEP1 (Volume Ekspirasi Paksa detik pertama) atau APE
(Arus Puncak Ekspirasi), sedangkan penurunan KVP (Kapasitas Vital Paksa)
menggambarkan derajat hiperinflasi paru.
Penyempitan saluran napas dapat terjadi pada saluran napas yang
besar, sedang, maupun kecil. Gejala mengi (wheezing) menandakan ada
penyempitan di saluran napas besar, sedangkan pada saluran napas yang kecil
gejala batuk dan sesak lebih dominan dibanding mengi.
Penyempitan saluran napas ternyata tidak merata di seluruh bagian
paru. Ada daerah-daerah yang kurang mendapat ventilasi, sehingga darah
kapiler yang melalui daerah tersebut mengalami hipoksemia. Penurunan PaO2
mungkin merupakan kelainan pada asma sub-klinis. Untuk megatasi
kekurangan oksigen, tubuh melakukan hiperventilasi, agar kebutuhan oksigen
terpenuhi. Tetapi akibatnya pengeluaran CO2 menjadi berlebihan sehingga
PaCO2 menurun yang kemudian menimbulkan alkalosis respiratorik.
Pada serangan asma yang lebih berat lagi banyak saluran napas dan
alveolus tertutup oleh mukus sehingga tidak memungkinkan lagi terjadinya
pertukaran gas. Hal ini menyebabkan hipoksemia dan kerja otot-otot bantu
pernapasan bertambah berat serta terjadi peningkatan produksi CO2.
Peningkatan produksi CO2 yang disertai dengan penurunan ventilasi alveolus
menyebabkan retensi CO2 (hiperkapnia) dan terjadi asidosis repiratorik atau
gagal napas.
Gambar. Patofisiologi Asma
Hipoksemia yang berlangsung lama menyebabkan asidosis metabolik dan
konstriksi pembuluh darah paru yang kemudian menyebabkan shunting yaitu
peredaran darah tanpa melalui unit pertukaran gas yang baik, yang akibatnya
memperburuk hiperkapnia. Dengan demikian penyempitan saluran napas padasma
akan menimbulkan hal-hal sebagai berikut:
1. Gangguan ventilasi berupa hipoventilasi
2. Ketidakseimbangan ventilasi perfusi dimana distribusi ventilasi tidak
setara dengan sirkulasi darah paru
3. Gangguan difusi gas di tingkat alveoli
Faktor IntrinsikFaktor ekstrinsik
Antigen merangsang IgE di sel mast, maka terjadi reaksi antigen-antibody
Proses pelepasan produk-produk sel mast (mediator kimiawi): Histamin, Bradikinin,
prostaglandin, anafilaksis dari substansi yang bereaksi lambat (SRS-A)
Mempengaruhi otot polos dan kelenjar jalan nafas
Peningkatan mukus
Spasme otot bronkus
Edema mukosa
Sistem Saraf OtonomFaktor pemicu: Infeksi,
emosi,olahraga berlebih, dingin, polutan, merokok
Perangsangan Saraf Parasimpatis
Asetilkolin pada otot polos bronkus
meningkat
Bronkokontriksi
Obstruksi Jalan Nafas
KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAFAS
Sesak Nafas
ASMA
Muncul Pada Malam Hari
GANGGUAN POLA TIDUR
KETIDAKEFEKTIFAN POLA NAFAS
Alergen: bulu binatang, debu, serbuk tangan
Rangsangan batuk dan ada nyeri insisi dada
Dispnea
Oksigen tidak adekuat untuk aktivitas
Kelelahan
INTOLERANSI AKTIVITAS
DEFISIT PERAWATAN DIRI
Penurunan nafsu makan
PERUBAHAN NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH
5. WOC Asma
6. Manifestasi klinis Asma
a. Stadium dini
1) Faktor hipersekresi yang lebih menonjol
2) Batuk dengan dahak bisa dengan maupun tanpa pilek
3) Rochi basah halus pada serangan kedua atau ketiga, sifatnya
hilang timbul
4) Whezing belum ada
5) Belum ada kelainan bentuk thorak
6) Ada peningkatan eosinofil darah dan IG E
7) BGA belum patologis
Faktor spasme bronchiolus dan edema yang lebih dominan
a) Timbul sesak napas dengan atau tanpa sputum
b) Whezing
c) Ronchi basah bila terdapat hipersekresi
d) Penurunan tekanan parsial O2
b. Stadium lanjut/kronik
1) Batuk, ronchi
2) Sesak nafas berat dan dada seolah –olah tertekan
3) Dahak lengket dan sulit untuk dikeluarkan
4) Suara nafas melemah bahkan tak terdengar (silent Chest)
5) Thorak seperti barel chest
6) Tampak tarikan otot sternokleidomastoideus
7) Sianosis
8) BGA Pa O2 kurang dari 80%
9) Ro paru terdapat peningkatan gambaran bronchovaskuler kanan
dan kiri
10) Hipokapnea dan alkalosis bahkan asidosis respiratorik
(Halim Danukusumo, 2000, hal 218-229)
7. Pemeriksaan Asma
A. Spirometri
b. Uji provokasi bronkus
c. Pemeriksaan sputum
d. Pemeriksaan cosinofit total
e. Uji kulit
f. Pemeriksaan kadar IgE total dan IgE spesifik dalam sputum
g. Foto dada
h. Analisis gas darah
8. Penatalaksanaan Asma
Perlu diberikan edukasi, antara lain mengenai patogenesis asma,
peranan terapi asma, jenis-jenis terapi yang tersedia, serta faktor pncentus
yang perlu dihindari. Pastikan pasien menggunakan alat untuk terapi
inhalasi yang sesuai.
Secara umum terdapat dua jenis obat dala penatalaksanaan asma,
yaitu obat pengendali (controller) dan pereda (reliever). Obat pengendali
merupakan profilaksis serangan yang diberikan tiap hari, ada/tidak ada
serangan / gejala, sedangkan obat pereda adalah yang diberikan saat
serangan.
9. Konsep Asuhan Keperawatan Asma
Menurut Nursalam (2008) dalam bukunya Proses dan Dokumentasi
Keperawatan Konsep dan Praktik, proseskeperawatan adalah metode dimana
suatu konsep diterapkan dalam praktik keperawatan. Proses keperawatan
terdiri dari lima tahap yang berhubungan dan berurutan yaitu pengkajian,
diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Menurut Nursalam (2008) dalam bukunya Proses dan Dokumentasi
Keperawatan Konsep dan Praktik, pengumpulan data dalam proses
keperawatan dilakukan dengan cara :
1. Observasi
Metode pengumpulan data dimana data dikumpulkan melalui
observasi visualmelalui indera yang berlangsung terus-menerus,
dimana data yang dikumpulkan harus obyektif dan harus dicatat apa
adanya (bukan penafsiran sendiri), diantaranya yang berkaitan
dengan lingkungan fisik, misalnya ventilasi, penerangan, kebersihan
dan sebagainya.
2. Wawancara
Suatu pembicaraan terarah, percakapan dengan maksud pengumpulan
data, dan dapat dilakukan secara formal dan informal, dimana perlu
tekhnik khusus, dan otoritas yang kita gunakan sesedikit mungkin,
misalnya pemeriksaan fisik, mental, sosial budaya, ekonomi,
kebiasaan, lingkungan dan sebagainya.
3. Studi dokumentasi
Mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan materi
pembahasan seperti data dari puskesmas, data perkembangan
kesehatan anak (KMS), kartu keluarga dan catatan-catatan kesehatan
lainnya
4. Pemeriksaan fisik
Cara pengumpulan data melalui inspeksi, palpasi, perkusi dan
auskultasi serta pemeriksaan tanda-tanda vital.
Proses keperawatan keluarga terdiri pengkajian, diagnosis
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang selalu
terdokumentasi. Secara terperinci, proses keperawatan yaitu :
1. Pengkajian
Menurut Nursalam (2008) dalam bukunya Proses dan Dokumentasi
Keperawatan Konsep dan Praktik dinyatakan, pengkajian adalah tahap
awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang sistematis
dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi
dan mengidentifikasi status kesehatan klien. Tahap pengkajian merupakan
dasar utama dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan
kebutuhan individu.Oleh karena itu pengkajian yang benar, akurat,
lengkap dan sesuai dengan kenyataan sangat penting dalam merumuskan
suatu diagnosis keperawatan dan dalam memberikan asuhan keperawatan
sesuai dari American Nursing Assosiation (ANA).
Menurut Suprajitno (2004) dalam bukunya Asuhan Keperawatan
Keluarga, menyatakan beberapa hal yang perlu dilakukan pada
pengkajian, yaitu::
a. Membina hubungan yang baik anatara perawat dan klien (keluarga)
merupakan modal utama untuk melaksanakan asuhan keperawatan.
Hubungan tersebut dapat dibentuk dengan menerapkan strategi
perawat untuk memberikan bantuan kepada klien untuk memenuhi
kebutuhan kesehatannya.
1) Diawali dengan perawat memperkenalkan diri dengan sopan dan
ramah.
2) Menjelaskan tujuan kunjungan.
3) Meyakinkan keluarga bahwa kehadiran perawat adalah untuk
membantu keluarga menyelsaikan masalah kesehatan yang ada.
4) Menjelaskan luas kesanggupan bantuan perawat yang dapat
dilakukan, dan menjelaskan kepada keluarga tentang tim
kesehatan lainnya yang menjadi jaringan perawat.
b. Pengkajian ini berfokus sesuai data yang diperoleh dari unit layanan
kesehatan.
c. Pengkajian lanjutan, yaitu : tahap pengkajian untuk memperoleh data
yang lebih lengkap sesuai masalah kesehatan keluarga yang
berorientasi pada pengkajian awal. Disini perawat mengungkapkan
keadaan keluarga hingga penyebab dari masalah kesehatan yang
paling mendasar.
Menurut suprajitno (2004) dalam bukunya Asuhan Keperawatan
Keluarga, data yang dikajian dalam asuhan keperawatan keluargayaitu :
a. Berkaitan dengan keluarga
1) Data demografi dan sosiokultural
2) Data lingkungan
3) Struktur dan fungsi keluarga
4) Stres dan koping keluarga yang digunakan keluarga
5) Perkembangan keluarga
b. Berkaitan dengan individu sebagai anggota keluarga
1) Fisik
2) Mental
3) Emosi
4) Sosial
5) Spritual
Menurut Nursalam (2008) dalam bukunya Proses dan Dokumentasi
Keperawatan Konsep dan Praktik, ada tiga metode yang digunakan dalam
pengumpulan data pada tahap pengkajian, yaitu :
1) Komunikasi
Interaksi perawat dengan klien harus berdasarkan komunikasi. Istilah
komunikasi terapeutik adalah suatu tehnik dimana usaha mengajak
klien dan keluarga untuk menukar pikiran dan perasaan.
2) Observasi
Tahap kedua pengumpulan data adalah dengan observasi.Observasi
adalah mengamati perilaku, keadaan klien dan lingkungan.
3) Pemeriksaan fisik
Empat tehnik dalam pemeriksaan fisik, yaitu :
a) Inspeksiadalah suatu proses observasi yang dilaksanakan secara
sistematik.Observasi dilaksanakan dengan menggunakan indra
penglihatan,dan penciuman sebagai suatu alat untuk
mengumpulkan data.
b) Palpasi adalah suatu tehnik menggunakan indra peraba.Tangan dan
jari adalah suatu instrument yang sensitif yang digunakan untuk
mengumpulkan data tentang : temperatur, tugor, bentuk,
kelembaban, vibrasi, dan ukuran.
c) Perkusi adalah suatu pemeriksaandengan jalan mengetuk untuk
membandingkan kiri kanan pada setiap permukaan tubuh dengan
tujuan menghasilkan suara.
d) Auskultasi
Auskultasi adalah pemeriksaan dengan jalan mendengarkan suara
yang dihasilkan oleh tubuh dengan menggunakan stetoskop.
Menurut Sri Setyowati dan Arita Murwani (2008) dalam bukunya
Asuhan Keperawatn Keluarga, hal-hal yang perlu digali dalam pengkajian
antara lain :
a. Pengumpulan data
1) Data umum
a) Nama KK, Alamat dan telpon
b) Komposisi keluarga (dilengkapi genogram 3 generasi)
c) Tipe keluarga
Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala
atau masalah yang terjadi dengan tipe keluarga tersebut.
d) Suku bangsa
Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta
mengidentifikasi budaya suku bangsa tersebut terkait
dengan kesehatan.
e) Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh kepercayaan yang dapat
mempengaruhi kesehatan.
f) Status sosial ekonomi keluarga
Status sosial ekonomi ditentukan oleh pendapatan baik
kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya.Selain itu
status ekonomi keluarga ditentukan oleh kebutuhan-
kebutuhan yang dikeluarkan serta barang-barang yang
dimiliki oleh keluarga.
g) Aktivitas rekreasi keluarga
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga
pergi bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi
tertentu namun dengan menonton TV dan mendengar radio
juga merupakan aktivitas rekreasi.
2) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
a) Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga tertinggi saat ini dicapai
oleh keluarga, misalnya anggota keluarga terdiri dari lansia,
remaja, balita, maka tahap perkembangan keluarga saat ini
adalah lansia (bila lansia ikut dengan keluarga) tetapi bila
tidak maka tahapannya adalah keluarga dengan remaja.
b) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum
terpenuhi oleh keluarga serta kendala.
c) Riwayat keluarga inti
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga
inti, yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat
kesehatan masing-masing anggota keluarga, pencegahan
penyakit, pelayanan kesehatan.
d) Riwayat keluarga sebelumnya
Meliputi data-data tentang riwayat orang tua dari pihak
suami maupun isteri. Lingkungan
e) Karateristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasikan dengan melihat luas
rumah, tipe rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela,
pemanfaatan ruangan, peletakan perabotan rumah tangga,
jenis septic tank, jarak septic tank dengan sumber air,
sumber air minum yang digunakan serta denah rumah.
f) Karateristik tetangga dan komunitas RT
Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan
komunitas setempat.
g) Mobilitas geografis keluarga
Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan
keluarga berpindah tempat.
h) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga
untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan
sejauh mana keluarga berinteraksi dengan masyarakat.
i) Sistem pendukung keluarga
Yang termasuk pada sistem pendukung keluarga adalah
jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang
dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan.Fasilitas
mencakup fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau dukungan
dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan
dari masyarakat setempat.
3) Struktur keluarga
a) Pola komunikasi
Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota
keluarga.
b) Struktur kekuatan keluarga
Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan
mempengaruhi orang lain untuk merubah perilaku.
c) Struktur peran
Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga
baik secara formal maupun informal.
d) Nilai dan norma keluarga
Meliputi data tentang nilai-nilai, norma yang dianut
keluarga, misalnya keluarga menerapkan aturan agar setiap
anggota keluarga sudah berada dirumah sebelum magrib.
4) Fungsi keluarga
a) Fungsi afektif
Gambarananggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki
dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota
keluarga lainnya,
b) Fungsi sosialis
Hal yang perlu dikaji bagaimana interaksi atau hubungan
dalam keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar
disiplin, norma, budaya dan perilaku.
c) Fungsi keperawatan kesehatan
Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan,
pakaian, perlindungan serta merawat anggota keluarga yang
sakit.Sejauhmana pengetahuan keluarga mengenai konsep
sehat-sakit. Kesanggupan keluarga di dalam melaksanakan
perawatan kesehatan dapat dilihat dari kemampuan keluarga
melaksanakan lima tugas kesehatan keluarga, yaitu keluarga
mampu mengenal masalah kesehatan, mengambilkeputusan
untuk melakukan tindakan, melakukan perawatan terhadap
anggota yang sakit, menciptakan lingkungan yang dapat
meningkatkan kesehatan dan keluarga mampu
memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat
dilingkungan setempat.
d) Fungsi reproduksi
Fungsi reproduksi keluarga berapa jumlah anak, bagaimana
keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga, metode
apa yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan
jumlah anggota keluarga.
e) Fungsi ekonomi
Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang,
pangan dan papan, sejauh mana keluarga memanfaatkan
sumber yang ada di masyarakat dalam upaya peningkatan
status kesehatan keluarga.
5) Stres dan koping keluarga
a) Stresor jangka pendek dan jangka panjang
- Stressor jangka pendek yaitu stressor yang memerlukan
penyelesaian dalam waktu ± 6 bulan.
- Stressor jangka panjang yaitu stressor yang memerlukan
penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.
b) Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
Hal yang eprlu dikaji adalah sejauh mana keluarga berespon
terhadap situasi/stressor.
c) Strategi koping
Strategi apa yang digunakan keluarga bila menghadapi
permasalahan.
d) Strategi adaptasi disfungsional
Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang
digunakan keluarga apabila menghadapi permasalahan.
6) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota
keluarga.Metode yang digunakan pada pemeriksaan fisik tidak
berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik.
7) Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian perawat menanyakan harapan keluarga
terhadap petugas kesehatan yang ada.
b. Analisa data
Bailon dan Maglay (1989) dalam bukunya Perawatan Kesehatan
Keluarga menyatakan tiga norma perkembangan kesehatan, yaitu :
1) Keadaan kesehatan yang normal dari setiap anggota keluarga
2) Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan
3) Karateristik keluarga
2. Diagnosis Keperawatan
Menurut Sprajitno (2004) dalam bukunya Asuhan Keperawatan
Keluarga, perumusan diagnosis keperawatan menggunakan aturan yang
telah disepakati, terdiri dari :
a. Masalah (P) adalah menjelaskan status kesehatan atau masalah
kesehatan klien secara jelas dan sesingkat mungkin.
b. Penyebab (E) atau etiologi adalah faktor klinik dan personal yang
dapat merubah status kesehatan atau mempengaruhi perkembangan
masalah.
c. Tanda atau gejala (S) adalah data-data subjektif dan objektif yang
ditemukan sebagai komponen pandukung terhadap diagnosis
keperawatan actual dan risiko.
Diagnosis keperawatan menurut Nursalam (2001) adalah suatu
pernyataan yang menjelaskan respon manusia dari individu atau kelompok
dimana perawat secara akontabilitas dapat mengidentifikasi dan
memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan,
membatasi, mencegah dan merubah.
a. Penilaian (skoring) diagnosis keperawatan menurut Bailon dan
Maglaya (1978) sebagai berikut :
NO
Kriteria Skor
Bobot1 Sifat Masalah
Tidak/kurang sehatAncaman kesehatan-Krisis atau keadaan sejahtera
321
1
2 Kemungkinan masalah dapat diubahDengan mudahHanya sebagianTidak dapat
210
2
3 Potensial masalah untuk dicegahTinggiCukupRendah
321
1
4 Menonjolkan masalahMasalah berat, harus segera ditanganiAda masalah, tetapi tidak segera ditanganiMasalah tidak dirasakan
21
0
1
Proses skoring dilakukan untuk setiap diagnosis keperawatan :
1. Tentukan skornya sesuai dengan kriteria yang dibuat perawat.
2. Skor dibagi dengan skor tertinggi dan dikalikan dengan bobot.
Skor yangdiperolehSkortertinggi x Bobot
3. Jumlahkan skor untuk semua criteriaskor tertinggi adalah 5.
b. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penentuan proritas
1) Sifat masalah
Sifat masalah kesehatan dapat dikelompokkan ke dalam tidak atau
kurang sehat diberikan bobot yang lebih tinggi karena masalah
tersebut memerlukan tindakan yang segera dan biasanya
masalahnya dirasakan atau disadari oleh keluarga.
2) Kemungkinan masalah dapat diubah
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan skor
kemungkinan masalah dapat diperbaiki adalah :
a) Pengetahuan dan teknologi serta tindakan yang dapat
dilakukan untuk menangani masalah
b) Sumber-sumber yang ada pada keluarga, baik dalam bentuk
fisik, keuangan atau tenaga
c) Sumber-sumber dari perawatan, misal dalam bentuk
pengetahuan, ketrampilan, dan waktu
d) Sumber-sumber di masyarakat, dan dukungan sosial
masyarakat
3) Potensi masalah dapat dicegah
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan skor
kriteria potensi masalah bisa dicegah adalah sebagai berikut :
a) Kepelikan dari masalah, berkaitan dengan beratnya penyakit
atau masalah, prognosis penyakit atau kemungkinan mengubah
masalah. Umumnya makin berat masalah tersebut makin
sedikit kemungkinan untuk mengubah atau mencegah sehingga
makin kecil potensi masalah yang akan timbul
b) Lamanya masalah, hal ini berkaitan dengan jangka waktu
terjadinya masalah tersebut. Biasanya lamanya masalah
mempunyai dukungan langsung dengan potensi masalah bisa
dicegah
c) Kelompok risiko, adanya kelompok risiko tinggi atau
kelompok yang peka atau rawan, hal ini menambah masalah
bisa dicegah
4) Menonjolnya masalah merupakan cara keluarga melihat dan menilai
masalah mengenai beratnya masalah serta mendesaknya masalah
untuk diatasi. Hal ini yang perlu diperhatikan dalam memeberikan
skor pada cerita ini, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana
keluarga tersebut menilai masalah dan perlu untuk menangani
segera, maka harus diberi skor tinggi.
Diagnosis keperawatan menurut Nursalam (2008) dalam bukunya
Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik dapat
dibedakan menjadi 5 kategori yaitu :
a. Aktual yaitu menjelaskan masalah nyata saat ini sesuai dengan data
klinik yang ditemukan.
b. Risiko yaitu menjelaskan masalah kesehatan yang nyata akan terjadi
jika tidak dilakukan intervensi.
c. Potensial yaitu menjelaskan bahwa perlu adanya data tambahan untuk
memastikan masalah keperawatan kemungkinan. Pada keadaan ini
masalah dan faktor pendukung belum ada tapi sudah ada faktor yang
dapat menimbulkan masalah.
d. Diagnosis keperawatan (Wellness) adalah keputusan klinis tentang
keadaan individu, keluarga dan masyarakat dalam transisi dari tingkat
sejahtera yang lebih tinggi.
e. Diagnosis keperawatan (Syndrome) adalah diagnosis yang terdiri dari
kelompok diagnosis keperawatan aktual dan risiko tinggi yang
diperkirakan akan muncul atau timbul karena suatu kejadian atau
situasi tertentu.
Menurut Suprajitno (2004) dalam bukunya Asuhan Keperawatan
Keluarga menyatakan bahwa tipologi diagnosis keperawatan keluarga
dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu :
a. Diagnosis aktual adalah masalah keperawatan yang sedang dialami
oleh keluarga dan memperlukan bantuan dari perawat dengan cepat.
b. Diagnosis risiko atau risiko tinggi adalah masalah keperawatan yang
belum terjadi, tetapi tanda untuk menjadi masalah keperawatan aktual
dapat terjadi dengan cepat apabila tidak segera mendapat bantuan
perawat.
c. Daiagnosa potensial adalah suatu keadaan sejahtera dari keluarga
ketika keluarga telah mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya dan
mempunyai sumber penunjang kesehatan.
Perumusan diagnosis keperawatan keluarga menurut Suprajitno
(2004) menggunakaan aturan yang telah disepakati, terdiri dari :
a. Masalah (P) adalah suatu pernyataan tidak terpenuhinya kebutuhan
dasar manusia yang dialami oleh keluarga atau anggota keluarga.
b. Penyebab adalah (E) suatu pernyataaan yang dapat menyebabkan
masalah dengan mengacu pada lima tugas keluarga, yaitu mengenal
masalah, mengambil keputusan yang tepat, merawat anggota keluarga,
memelihara lingkungan, atau memanfaatkan fasilitas pelayanaan
kesehatan.
c. Tanda atau gejalan (S) adalah sekumpulan data subjektif dan objektif
yang diperolehperawat dari keluarga secara langsung atau tidak yang
mendukung masalah dan penyebab.
Rumusan problem pada diagnosis keperawatan yang mungkin muncul
pada pasien Ca Mamae yang mengacu pada buku Rencana Asuhan
Keperawatan Doenges edisi 3 adalah :
a. Menagement regimen teraupetik tidak efektif
b. Cemas
c. Nyeri akut
d. Kurang pengetahuan
e. Risiko tinggi infeksi
Menurut Bailon dan Maglaya (1978), etiologi pada diagnosis
keperawatan keluarga menggunakan lima sekala ketidak kemampuan
keluarga dalam melaksanakan tugaskesehatan dan keperawatan, yaitu :
a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga
disebabkan karena :
1) Kurang pengetahuan atau ketidaktahuan fakta
2) Rasa takut akibat maslah yang diketahui
3) Sikap dan falsafah hidup
b. Ketidakmampuan dalam mengambil keputusan yang tepat untuk
melaksanakan tindakan, disebabkan karena :
1) Tidak memahami mengenai sifat, berat, dan luasnya masalah
2) Masalah kesehatan tidak begitu menonjol
3) Keluarga tidak sanggup memecahkan masalah karena kurang
pengetahuan, dan kurangnya sumberdaya keluarga
4) Tidak sanggup memilih tindakan diantara beberapa pilihan
5) Ketidakcocokan pendapat dari keluarga
6) Tidak mengetahui fasilitas kesehatan yang ada
7) Takut dari tindakan yang dilakukan
8) Sikap negatif terhadap tindakan petugas atau lembaga kesehatan
9) Kesalahan informasi terhadap tindakan yang dilakukan
c. Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit,
disebabkan karena :
1) Tidak mengetahui keadaan penyakit
2) Tidak mengetahui tentang perkembangan perawat yang dibutuhkan
3) Kurang atau tidak ada fasilitas yang diperlukan untuk perawatan
4) Tidak seimbangnya sumber-sumber yang ada dalam keluarga
5) Sikap negatif terhadap penyakit
6) Konflik individu dalam keluarga
7) Sikap dan pandangan hidup
8) Perilaku yang mementingkan diri sendiri
d. Ketidakmampuan keluarga dalam memelihara lingkungan rumah yang
kondusif yang dapat mempengaruhi kesehatan dan perkembangan pribadi
anggota keluarga, disebabkan karena :
1) Sumber-sumber keluarga tidak cukup, diantaranya keuangan,
tanggung jawab atau wewenang, keadaan fisik rumah yang tidak
memenuhi syarat
2) Kurang dapat mellihat untung dan manfaat pemeliharaan lingkungan
rumah
3) Ketidaktahuan pentingnya sanitasi lingkungan
4) Konflik personal dalam keuarga
5) Ketidaktahuan tentang usaha pencegahan penyakit
6) Sikap dan pandangan hidup
7) Ketidakkompakan keluarga, karena sifat mementingkan diri sendiri,
tidak ada kesepakatan, acuh terhadap anggota keluarga yang
mempunyai masalah
e. Ketidakmampuan keluarga dalam menggunakan sumber dimasyarakat
guna memelihara kesehatan, disebabkan karena :
1) Tidak tahu bahwa fasilitas kesehatan itu ada
2) Tidak memahami keuntungan yang diperoleh
3) Kurang percaya terhadap petugas kesehatan atau lembaga kesehatan
4) Pengalaman yang kurang baik dari petugas
5) Rasa takut pada akibat tindakan
6) Tidak terjangkau fasilitas yang diperlukan
7) Rasa asing dan tidak ada dukungan dari masyarakat
3. Perencanaan
Menurut Nursalam (2008)dalam bukunya Proses dan Dokumentasi
Keperawatan Konsep dan Praktik,perencanaan meliputi pengembangan
strategi desain untuk mencegah, mengurangi atau mengoreksi maslah-
masalah yang diidentifikasikan pada diagnosis keperawatan.Tahap ini
dimulai setelah menentukan diagnosis keperawatan dan menyimpulkan
rencana dokumentasi.Kualitasrencana keperawatan dapat menjamin sukses
dan keberhasilan rencana keperawatan, yaitu :
b. Penentuan masalah kesehatan dan keperawatan yang jelas dan
didasarkan kepada analisa yang menyeluruh tentang masalah.
c. Rencana yang realistis, artinya dapat dilaksanakan dan dapat
menghasilkan apa yang diharapkan.
d. Sesuai dengan tujuan dan falsafah keperawatan.
e. Rencana keperawatan dibuat bersama keluarga dalam:
1) Menentukan masalah dan kebutuhan perawatan keluarga.
2) Menentukan prioritas masalah.
3) Memilih tindakan yang tepat.
4) Pelaksanaan tindakan.
5) Penilaian hasil tindakan.
f. Dibuat secara tertulis.
Menurut Friedman dalam Bailon dan Maglaya (1978)proses dalam
pengembangan rencana keperawatan keluarga menyangkut penggunaan
metode solving atau pemecahan masalah yang terdiri dari beberapa bagian :
a. Menentukan masalah
b. Sasaran dan tujuan
c. Rencana tindakan
d. Rencana untuk mengevaluasi perawatan.
4. Pelaksanaan
Menurut Sri Setyowati dan Arita Murwani (2008) dalam bukunya
Asuhan Keperawatn Keluarga, menyebutkan tindakan keperawatan
keluarga mencakup hal-hal berikut, yaitu :
a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah
dan kebutuhan kesehatan dengan cara memberikan informasi,
mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan, serta
mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah.
b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat
dengan cara mengidentifikasi konsekuensi untuk tidak melakukan
tindakan, mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga, dan
mendiskusikan konsekuensi setiap tindakan.
c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang
sakit dengan cara mendemonstrasikan cara perawatan, menggunakan
alat dan fasilitas yang ada di rumah, dan mengawasi keluarga
melakukan perawatan.
d. Membantu keluarga untuk menemukan cara membuat lingkungan
yang menjadi sehat dengan cara menemukan sumber-sumber yang
dapat digunakan keluarga dan melakukan perubahan lingkungan
keluarga seoptimal mungklin.
e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan dengan
cara mengendalikan fasilitas kesehatan yang ada dilingkungan
keluarga dan membantu keluarga menggunakan fasilitas tersebut.
Menurut Sri Setyowati dan Arita Murwani (2008) dalam bukunya
Asuhan Keperawatn Keluarga, menyebutkan hal-hal yang perlu
diperhatikan pada saat melakukan tindakan keperawatan keluarga antara
lain :
a. Partisipasi keluarga, mengikutsertakan anggota keluarga dalam sesi-
sesi konseling, suportif, dan pendidikan kesehatan.
b. Penyuluhan, upaya-upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau
terciptanya suatu kondisi bagi perorangan, kelompok atau masyarakat
untuk menerapkan cara-cara hidup sehat.
c. Konseling, yaitu pembimbingan dalam proses memberikan dukungan
bagi anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan.
d. Kontrak, persetujuan kerja antara kedua belah pihak yaitu kesepakatan
antara keluarga dan perawat dalam kesepakan dalam asuhan
keperawatan.
e. Managment kasus yaitu strategi dan proses pengambilan keputusan
melalui langkah pengkajian, perencanaan dan pelaksanaan (rujukan,
koordinasi dan advokasi)
f. Kolaborasi, kerjasama perawat bersama tim kesehatan yang lain dan
merencanakan perawatan yang berpusat pada keluarga.
g. Konsultasi, merupakan kegiatan untuk memberikan pendidikan
kesehatan.
Menurut Nursalam (2008) asuhan keperawatan dibedakan berdasarkan
kewenangan dan tanggung jawab perawat secara prefesional sebagaimana
terdapat dalam standar praktik keperawatan, yaitu :
a. Independen. Asuhan keperawatan independen adalah suatu kegiatan
yang dilakukan oleh perawat tanpa petunjuk dan interaksi dari dokter
atau profesi lain.
b. Interdependen. Asuhan keperawatan interdependen menjelaskan
kegiatatan yang memperlukan kerja sama dengan profesi kesehatan
lain, seperti ahli gizi, fisioterapi, atau dokter.
c. Dependen. Asuhan keperawatan dependen berhubungan dengan
pelaksanaan secara tindakan medis. Cara tersebut menandakan suatu
cara dimana tindakan medis dilakukan.
5. Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses
keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosis keperawatan,
rencana tindakan dan pelaksanaan sudah berhasil dicapai. Melalui evaluasi
memungkinkan perawat untuk memonitor “kealfaan” yang terjadi selama
tahap pengkajian, analisa, perencanaan dan pelaksanaan tindakan
Nursalam (2008).
Dalam Nursalam (2008)dalam bukunya Proses dan Dokumentasi
Keperawatan Konsep dan Praktik, dinyatakan evaluasi sebagai sesuatu
yang direncanakan dan perbandingan yang sistematik pada status
kesehatan klien. Dengan mengukur perkembangan klien dalam mencapai
suatu tujuan, maka perawat bisa menentukan efektifitas tindakan
keperawatan. Evaluasi kualitas asuhan keperawatan dapat dilakukan
dengan :.
a. Evaluasi proses, fokus pada evaluasi proses adalah aktivitas dari
proses keperawatan dan hasil kualitas pelayanan asuhan keperawatan.
Evaluasi proses harus segera dilaksanakan setelah perencanaan
keperawatan diimplementasikan untuk membantu menilai efektifitas
interfrensi tersebut.
b. Evaluasi hasil, fokus efaluasi hasil adalah prubahan prilaku atau status
kesehatan klien pada akhir asuhan keperawatan, bersifat objektif,
feksibel, dan efesiensi.
BAB III
APLIKASI TEORI
I. Pengkajian
A. STRUKTUR DAN SIFAT KELUARGA
1. Identitas Kepala Keluarga
a. Nama : Tn.I
b. Umur : 35 th
c. Jenis Kelamin : Laki-laki
d. Agama : Islam
e. Pendidikan Terakhir : SLTA
f. Pekerjaan : Wiraswasta
g. Alamat : -
h. Suku/Kebangsaan : Jawa/Indonesia
i. Jumlah anggota keluarga : 5
2. Daftar Anggota Keluarga
NoNama Umur Agama L/P Hubungan
Dengan
KK
Pendidikan Pekerjaan Ket
1.
2.
3.
4.
5.
Tn. I
Ny.I
An.S
An.T
An.M
35 th
29 th
7 th
3 th
2 th
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
L
P
L
P
L
Suami
Istri
Anak
Anak
Anak
SLTA
SLTA
SD
-
-
Wiraswasta
IRT
Pelajar
-
-
3. Anggota Keluarga Yang Meninggal Dalam 6 Bulan Terakhir
Keluarga Tn.I mengatakan dalam enam bulan terahir tidak ada
anggota keluarga yang meninggal dunia.
4. Tempat tinggal Masing-masing Anggota Keluarga
Keluarga Tn. I mengatakan dirinya berserta istri dan anaknya tinggal
dalam satu rumah.
5. Struktur dan Tipe Keluarga
a. Struktur Keluarga
1) Pola komunikasi keluarga
Pola komunikasi keluarga Tn.I berlangsung baik dan
dilakukan tiap hari.biasanya membicarakan tentang masalah
pekerjaan dan sekolah anaknya. Dalam berkomunikasi bahasa
yang digunakan menggunakan bahasa Indonesia dan tidak
mengalami hambatan dalam berkomunikasi.
2) Struktur kekuatan keluarga
Keluarga Tn.I saling menyayangi dan saling mendukung
sebagai kekuatan dan kekompakan dalam membantu
pengobatan dan kebutuhan anak-anaknya.Ny.I mengatakan
setiap ada masalah dalam keluarga selalu dibicarakan secara
bersama-sama, tetapi Ny.I yangpaling sering mengambil
keputusan.
3) Struktur peran keluarga
Tn.I sebagai kepala rumah tangga bekerja sebagai
wiraswasta.Ny.I bekerja sebagai ibu rumah tangga.An.S saat
ini masih duduk di bangku kelas satu SD, sedangkan kedua
anaknya masih belum sekolah.
4) Nilai dan norma keluarga
Keluarga Tn.I menerapkan aturan-aturan sesuai dengan
ajaran agama dan mengharapkan anaknya kelak menjadi anak
yang taat dalam menjalankan ibadah dan berharap kelak
menjadi anak yang sukses.
a. Tipe Keluarga
Keluarga Tn.T merupakan tipe keluarga Nuclear Family yaitu
keluarga inti yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak yang tinggal
dalam satu rumah.
6. Tahap Perkembangan Keluarga
a. Tahap Perkembangan Keluarga Saat ini
Tahap perkembangan keluarga saat ini yaitu keluarga dengan
anak usia sekolah: memenuhi kebutuhan sekolah anak,
membimbing anak untuk meningkatkan prestasi sekolah dan
mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sehat.
b. Tugas Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi
Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi adalah
memiliki rumah sendiri.
7. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Perawatan Keluarga
1) Ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah
Keluarga Tn.I mengatakan An.M terdiagnosa Asma sejak
berumur 5 bulan. Keluarga Tn.I mengatakan bahwa
penyakit asma merupakan suatu masalah dan penyakit
keturunan yang bisa kapan saja kambuh.Keluarga Tn.I
mengatakan bila anaknya kecapekan atau menderita batuk
pilek asmanya langsung kambuh, sedangkan suaminya bila
terlalu kecapekan juga langsung kambuh.Keluarga Tn.I
mengatakan belum tahupengertian, tanda dan gejala,
penyebab, makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan
serta lingkungan yang sehat untuk penderita asma. Jenis
makanan yang dikonsumsi An.M sama dengan anggota
keluarga yang lain. Keluarga Tn.I tampak menggelengkan
kepala saat ditanya tentangpengertian, tanda dan gejala,
penyebab, makananyang dianjurkan dan tidak dianjurkan ,
dan lingkungan yang sehat untuk penderita asma.
2) Ketidakmampuan keluarga dalam mengambil keputusan
Keluarga Tn.I mengatakan An.Mtidak diperiksakan ke
pelayanan kesehatan secara rutin, hanya kalau merasa sakit
atau mendapat serangan asma langsung diperiksan ke
dokter dan tidak berani memberikan obat bebas. Berbeda
dengan An.M, keluarga Tn.I mengaku bila Tn.I mendapat
serangan asma tidak langsung periksa ke dokter, melainkan
dengan cara istirahat dan mengolesi minyak di
dadanya.Ny.I mengatakan sering menyarankan periksa ke
pelayanan kesehatan kalau kambuh tetapi Tn.I tidak mau.
3) Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota yang
sakit
Keluarga Tn.I mengatakan An.M paling sering
mengkonsumsi nasi, sayur bayam dengan lauk
telur.Keluarga Tn.I mengatakan An.M paling senang
makan telur.Keluarga Tn.I mengatakan An.M tidak pernah
jajan es, kalaupun jajan ya cuma es krim.Keluarga Tn.I
mengatakan An.M minum obat hanya kalau sakit yaitu
salbuven 3x25 mg. Dan apabila serangan asmanya sudah
sembuh obat salbuven 3x25 mg dari dokter disuruh untuk
berhenti.Obat An.M masih tampak belum habis.Keluarga
Tn.I mengatakan An.M tidak rutin kontrol, terakhir kali
memeriksakan anaknya pada bulan Desember
2011.Keluarga Tn.I mengatakan An.M lebih sering bermain
di rumah dengan kakak-kakaknya dibandingkan dengan
teman-temannya. An.M tampak asyik berlarian kesanan
kemari dengan kakak-kakaknya
4) Ketidakmampuan keluarga menciptakan lingkungan yang
kondusif
Keluarga Tn.I mengatakan Tn.I adalah seorang perokok
aktif dan sering merokok di dalam rumah.Dalam sehari
tidak habis satu bungkus. Disamping itu, keluarga Tn.I juga
mengatakan kebersihan lingkungan sangat mendukung
kesehatan, akan tetapi rumah masih kurang sehat seperti
tidak memiliki ventilasi sehingga terasa pengap, dan juga
tidak memiliki jendela sehingga cahaya matahari tidak
langsung masuk ke rumah.
5) Ketidamampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan
Keluarga Tn.I mengatakan bila ada anggota keluarga yang
sakit langsung periksa ke dokter.Keluarga Tn.I mengatakan
keluarganya belum memiliki Jaminan Kesehatan
Masyarakat (Jamkesmas).
b. Fungsi Biologis
Tn.I berusia 35 tahun dan Ny.E berusia 29 tahun merupakan
usia produktif yang sudah dikaruniai 2 anak laki-laki dan satu
anak perempuan. Keluarga Tn.I mengatakan menggunakan KB
suntik 3 bulan dan tidak ingin menambah momongan lagi
c. Fungsi Ekonomis
Keluarga Tn.I mengatakan dirinya bekerja sebagai ibu rumah
tangga, sedangkan Tn.I membuka usaha jualan pulsa untuk
memenuhi kebutuhan keluarganya.Keluarga Tn.I mengatakan
penghasilan Tn.I tidak menentu.
d. Fungsi Psikologis
Keluarga Tn.I mengatakan walaupun kehidupan keluarganya
kurang mencukupi tetapi masing-masing anggota keluarga
merasa nyaman, saling perhatian, dan saling menyayangi.
e. Fungsi Pendidikan
Keluarga Tn.I mengatakan keluarganya sudah menjalankan
fungsi pendidikan dengan menyekolahkan anaknya yang masih
duduk di bangku kelas satu SD.
f. Fungsi Agama
Keluarga Tn.I mengatakan seluruh anggota keluarganya
beragama Islam.Keluarga Tn.I mengaku jarang mengerjakan
sholat 5 waktu.
g. APGAR keluarga
Hasil pengkajian APGAR keluarga bernilai 7 .Nilai 7-10
mengindisikan bahwa keluarga memiliki fungsi yang baik.
8. Sistim Pendukung Keluarga
Keluarga Tn.I mengatakan jumlah anggota keluarga yang sehat
berjumlah 5 orang.Keluarga Tn.I mengatakan jarak antara rumah
dengan Puskesmas ± 800 meter dan dapat ditempuh dengan sepeda
motor.
9. Genogram
stroke Liver
2 29 th asma 35 th
7 th 3 th 2 th asma
Keterangan
: laki-laki : klien
: perempuan : garis pernikahan
: laki-laki meninggal : garis keturunan
: perempuan meninggal : tinggal serumah
10. Status Kesehatan Keluarga Inti
a. Status kesehatan anggota keluarga
Pada saat dilakukan pengkajian hari Rabu, 9 Mei 2012
didapatkan data kesehatan:
1) Tn.I
Kepala Tn.I berbertuk mesochepal, rambut lurus, kulit
kepala tidak berketombe, visus 6/6, tidak menggunakan kaca
mata, konjungtiva tampak berwarna merah, sclera tampak
berwarna putih, hidung antara kiri dan kanan simetris, tidak
ada secret yang keluar, murkosa bibir tidak ada stomatitis,
bibir tampak lembab, telinga simetris antara kiri dan kanan,
tidak ada serum yang keluar dari telinga, tampak tato pada leher,
tidak teraba pembesaran kelenjar tyroid dan limfe. Terlihat
pergerakan dinding dada. Tidak tampak ketinggalan gerak saat
bernafas, tidak teraba nyeri tekan,perkusi terdengar sonor,
auskultasi bunyi nafas terdengar vesikuler. Tidak tampak
edema pada ekstremitas atas dan bawah.Tampak tato pada
tangan kanan.Kekuatan otot tangan kanan 5, tangan kiri 5,
kaki kanan 5, kaki kiri 5.Tn.I pada saat ini dalam keadaan
sehat, tidak dalam kondisi kambuh asmanya. Tanda-tanda
vital saat pengkajian:
TD : 120/80 mmHg TB : 170 cm
Nadi : 80 x/menit BB : 68
Suhu : 36,2°C IMT :68
(1,7) ²=23,5
RR : 20 x/menit Status Gizi : Baik
2) Ny.I
Kepala berbertuk mesochepal, rambul lurus, kulit kepala
tidak berketombe, rambut tampak rontok, rambut kering,
visus 6/6 dan tidak menggunakan kaca mata, sclera tampak
berwarna putih, konjungtiwa tampak pucat, tidak tampak
cloasma gravidarum, hidung antara kiri dan kanan simetris,
tidak ada secret yang keluar, mukosa bibir tidak ada
stomatitis, bibir kering, gigi tidak ada yang tanggal, telinga
simetris antara kiri dan kanan, tidak ada serum yang keluar
dari telinga, tidak teraba pembesarn kelenjar tyroid dan limfe,
tidak tampak kelemahan pada kedua anggota gerak. Tanda-
tanda vital saat pengkajian:
TD : 130/80 mmHg TB :148 cm=1,48 m
Nadi : 82 x/menit BB : 57 kg
RR : 18 x/menit IMT :57
(1,48) ²=27,02
Status gizi : Obesitas
3) An.S
Kepala : rambut bersih, tidak berketombe, betuk kepala
mesochepal
Mata : bentuk simetris antara kanan dan kiri, konjungtiva
tidak anemis, sclera tidak ikterik, tidak
menggunakan alat bantu seperti kacamata.
Hidung : bentuk simetris, fungsi pembau baik, tidak ada
polip, tidak ada secret.
Telinga : bentuk simetris antara kanan dan kiri, tidak
menggunakan alat bantu dengar
Mulut : membrane mukosa tampak lembab, tidak terdapat
stomatitis, tampak caries gigi bagian atas
Leher : tidak tampak pembesaran kelenjar Tyroid
Dada :
Inspeksi : bentuk dada normo chest
Palpasi : tidak teraba nyeri tekan, tidak ada
ketinggalan gerak, taktil fremitus
kanan=kiri
Perkusi : terdengar sonor
Auskultasi : suara paru terdengar vesikuler,
tidak terdengar suara jantung
taambahan
Ekstremitas :
Atas : anggota gerak lengkap, tidak ada
kelainan
Bawah : anggota gerak lengkap, tidak ada
kelainan
Tanda-tanda vital:
Nadi : 80 x/menit TB : 110 cm
Respirasi : 20 x/menit BB : 17 kg
Suhu : 36,5°C Z score : 17−22,9
26,5−22,9=¿-1,6
Status Gizi Baik (-2 SD s/d +2 SD)
4) An.T
Kepala : rambut bersih, tidak berketombe, betuk kepala
mesochepal
Mata : bentuk simetris antara kanan dan kiri, konjungtiva
tidak anemis, sclera tidak ikterik, tidak
menggunakan alat bantu seperti kacamata.
Hidung : bentuk simetris, fungsi pembau baik, tidak ada
polip, tidak ada secret.
Telinga : bentuk simetris antara kanan dan kiri, tidak
menggunakan alat bantu dengar
Mulut : membrane mukosa tampak lembab, tidak terdapat
stomatitis, tidak tampak caries gigi
Leher : tidak tampak pembesaran kelenjar Tyroid
Dada :
Inspeksi : bentuk dada normo chest
Palpasi : tidak teraba nyeri tekan, tidak ada
ketinggalan gerak, taktil fremitus
kanan=kiri
Perkusi : terdengar sonor
Auskultasi : suara paru terdengar vesikuler,
tidak terdengar suara jantung
taambahan
Ekstremitas :
Atas : anggota gerak lengkap, tidak ada
kelainan
Bawah : anggota gerak lengkap, tidak ada
kelainan
Tanda-tanda vital :
Nadi : 84 x/menit TB : 80 cm
Respirasi : 20 x/menit BB : 11 kg
Suhu : 36°C Z score:11−13,9
15,5−13,9=1,8
Status Gizi Baik (-2 SD s/d +2 SD)
5) An.M
Kepala : rambut bersih, tidak berketombe, betuk kepala
mesochepal
Mata : bentuk simetris antara kanan dan kiri, konjungtiva
tidak anemis, sclera tidak ikterik, tidak
menggunakan alat bantu seperti kacamata.
Hidung : bentuk simetris, fungsi pembau baik, tidak ada
polip, tidak ada secret.
Telinga : bentuk simetris antara kanan dan kiri, tidak
menggunakan alat bantu dengar
Mulut : membrane mukosa tampak lembab, tidak terdapat
stomatitis, tidak tampak caries gigi
Leher : tidak tampak pembesaran kelenjar Tyroid
Dada :
Inspeksi : bentuk dada normo chest, tidak
sesak nafas
Palpasi : tidak teraba nyeri tekan, tidak ada
ketinggalan gerak, taktil fremitus
kanan=kiri
Perkusi : terdengar sonor
Auskultasi : suara paru terdengar vesikuler,
tidak terdengar suara jantung
tambahan
Ekstremitas :
Atas : anggota gerak lengkap, tidak ada
kelainan
Bawah : anggota gerak lengkap, tidak ada
kelainan
Tanda-tanda vital :
Nadi : 90 x/menit TB :60 cm
Respirasi : 25 x/menit BB : 10 kg
Suhu : 36°C Z score:
10−12,613,9−12,6
=2
Status Gizi baik (-2 SD s/d +2 SD)
b. Penyakit yang diderita
Keluarga Tn.I mengatakanTn.I menderita Asma sejak kecil,
sedangkan An.M menderita asma sejak usia 5 bulan.
c. Adakah anggota keluarga yang menderita penyakit keturunan
Keluarga Tn.I mengatakan An.M dan Tn.I menderita asma.
Keluarga Tn.I mengatakan di dalam keluarganya tidak ada yang
menderita penyakit jantung, Dm, maupun Hipertensi.
d. Anggota keluarga yang menderita cacat
Keluarga Tn.I mengtakan di dalam keluaganya tidak ada yang
menderita cacat baik psikis maupun fisik.
e. Adakah anggota keluarga yang berpenyakit kronis/menular
Keluarga Tn.I mengatakan di dalam keluarganya tidak ada yang
menderita penyakit menular seperti kusta, TBC, Hepatitis.
f. Perilaku pencarian pengobatan/pelayanan kesehatan
Keluarga Tn.I mengatakan apabila keluarganya ada yang sakit
langsung periksa ke dokter.Keluarga Tn.I mengatakan
keluarganya tidak rutin periksa ke dokter hanya waktu sakit saja
baru periksa.Keluarga Tn.I mengatakan saat An.M sakit baru
minum obat dan diberikan secara teratur sesuai anjuran
dokter.Keluarga Tn.I mengatakan tidak berani memberikan obat
warung saat keluarganya sakit.
11. Hobby Masing-masing Anggota Keluarga
Keluarga Tn.I mengatakan di dalam keluarganya tidak ada yang
mmempunyai hobby khusus.
12. Hubungan Antar Anggota Keluarga
Keluarga Tn.I mengatakan hubungan dengan suami, anak-anak, dan
anggota keluarga yang lain terjalin harmonis.
13. Anggota Keluarga Yang Berpengaruh Dalam Pengambilan
Keputusan
Keluarga Tn.I mengatakan bila dalam keluarganya ada masalah
diselesaikan dengan jalan musyawarah bersama, tetapi paling banyak
pengambil keputusan diambil oleh ibu.
14. Kebiasaan Anggota Keluarga
a. Kebutuhan Nutrisi dalam keluarga
Tn.I
Tn.I makan 2 kali/hari , waktu makan teratur, porsi satu
piring penuh. Jenis makanan yang dimakan nasi, sayur, lauk-
pauk.Tn.I tidak memiliki alergi terhadapa makanan.
Ny.I
Ny.I makan 2 kali/hari mengabiskan satu piring.Ny.I tidak
mempunyai alergi makanan ataupun makanan pantangan.Ny.I
mengatakan setiap hari membeli sayur yang sudah siap untuk
dimakan.Ny.I menyimpan makanan di atas meja dalam
keadaan tertutup dengan tudung saji.
An.S
Keluarga Tn.I mengatakan An.S makan 3 kali/hari dan
menghabiskan satu piring rata dengan jenis makanan nasi,
sayur, lauk pauk. Keluarga Tn.I mengatakan tidak ada
masalah dengan makan An.S
An.T
Keluarga Tn.I mengatakan An.T makan 3 kali/hari dan
menghabiskan 3 sendok.Keluarga Tn.I mengatakan An.T
lebih suka ngemil. Keluarga mengatakan An.T susah mkan.
An.M
Keluarga Tn.I mengatakan An.M makan tiga kali sehari
dengan porsi cukup. Jenis makanan yang dimakan yaitu nasi ,
sayur bayam dan tempe. Ny.I mengatakan An.M paling
sering makan bakso dan lauk telur.Keluarga Tn.I mengatakan
An.M tidak memiliki riwayat alergi makanan ataupun
makanan pantangan. Keluarga mengatakan An.M tidak susah
makan
b. Minum keluarga
Keluarga Tn.I mengatakan secara rutin mengkonsumsi air putih
sebanyak 8 gelas per hari, air putih tersebut diperoleh dari sumur
gali dan direbus hingga masak sebelumya.
c. Pola istirahat
Keluarga ny.I mengatakan An.T dan An.M tidur dari jam 23.00
wib- 06.00 WIB. Keluarga Tn.I mengatakan kedua anaknya yang
kecil-kecil memang sering tidur larut.Ny.I mengatakan An.S dan
An.M sering tidur siang sekitar 2 jam.Keluarga Tn.I mengatakan
kedua An.I dan An.M kalau siang hari dikurung di
rumah.Keluarga mengatakan tidak ada masalah pada pola
istirahat anggota keluarga Tn.I yang lain.
d. Rekreasi
Keluarga Tn.I mengatakan tidak merencanakan waktu khusus
untuk rekreasi karena Tn.I bila ada waktu libur lebih
dimanfaatkan untuk istirahat.
e. Pemanfaatan waktu senggang
Keluarga Tn.I mengatakan waktu senggang di gunakan untuk
istirahat dan nonton televisi bersama suami dan anaknya.
f. Pola eliminasi
Masing-masing anggota keluarga BAB 1x/hari, keluarga Tn. A
tidak mengeluhkan masalah pada pola BAB. BAK masing-
masing anggota keluarga kurang lebih 4 hingga 5 kali/hari.
Keluarga Tn. A tidak ada yang mengeluhkan pada pola BAK.
g. Higine perorangan
Keluarga Tn.I mengatakan semua anggota keluarga mandi 2 kali
sehari, menggunakan sabun mandi, setiap anggota keluarga rutin
menggosok gigi 2 kali sehari pada saat mandi. Kebiasaan
keluarga mencuci rambut 3 kali dalam seminggu.
h. Kebiasaan anggota keluarga yang merugikan kesehatan
Keluarga Tn.I mengatakan Tn.I mempunyai kebiasaaan merokok.
B. FAKTOR SOSIAL, EKONOMI DAN BUDAYA
1. Penghasilan
a. Penghasilan utama
Keluarga Tn.I mengatakan sumber penghasilan utama diperoleh
dari Tn.I yang bekerja sebagai wiraswasta dengan penghasilan rata-
rataRp. 700.000 per bulan.Sedangkan Ny.I bekerja sebagai ibu
rumah tangga.
b. Penghasilan sampingan/tambahan
Keluarga Tn.I mengatakan keluarganya tidak memiliki penghasilan
tambahan
c. Jumlah penghasilan dalam keluarga
Jumlah penghasilan dalam keluarga Rp700.000,00-
Rp1.000.000,00.
2. Pemanfaatan/penggunaan dana keluarga per bulan
a. Biaya kebutuhan pokok : Rp 600.000,00
b. Biaya pendidikan anak : Rp 45.000,00
c. Biaya kesehatan : Rp ……-……….
d. Biaya pakaian : Rp …… -…………
e. Biaya rekreasi : Rp ……-…………
f. Biaya perbaikan rumah : Rp ……-…………
g. Tabungan : Rp 20.000,00
h. Biaya tak terduga : Rp ……-…………
3. Kecukupan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari
Keluarga Tn.I mengatakan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari dirasa kurang.
4. Pengelolaan keuangan dalam keluarga
Keluarga Tn.I mengatakan pengelolaan keuangan dalam keluarga
dipegang oleh suami. Ny.I mengatakan setiap harinya dijatah
Rp.20.000,00 oleh suami.
5. Keadaan ekonomi
Pendapatan ekonomi keluarga Tn.I sangatlah kurang. Ny.I mengatakan
sudah tidak membeli beras karena sudah mendapat raskin(beras untuk
keluarga miskin) dari pedukuhan, sedangkan untuk biaya sekolah An.S
mendapat dana BOS(Bantuan Operasional Sekolah). Barang-barang
yang dimiliki Keluarga Tn.I adalah sebuah sepeda motor, kulkas, TV,
tabungan.
6. Hubungan anggota keluarga dengan masyarakat
Ny.I mengatakan sebelum mempunyai An.M, rajin ikut kegiatan
PKK.Tetapi semenjak An.M lahir, Ny.I berhenti ikut kegiatan PKK
karena terlalu sibuk mengurusi anak-anak dan rumah tangga.Keluarga
Tn.I mengatakan hubungan keluarga dengan ketua RT, ketua KK
LKMD, ketua RW, dan anggota masyarakat terjalin
harmonis.Keluarga Tn.I mengatakan Tn.I aktif ikut kegiatan
Ronda.Fasilitas untuk pertemuan masyarakat sering dilakukan di
rumah tokoh masyarakat.
7. Pendidikan
No Nama
Anggota
Keluarga
Pendidikan
Formal
Pendidikan Non
Formal
Tamat/belum
tamat/tidak
tamat
Ket
1.
2.
3.
4.
5.
Tn.I
Ny.I
An.S
An. T
An. M
SLTA
SLTA
SD
Belum sekolah
Belum sekolah
-
-
-
Tamat
Tamat
Belum tamat
-
-
-
8. Budaya
Keluarga Tn.I mengatakan dirinya asli keturunan jawa, sedangkan
suaminya keturunan Tiong Hoa.Keluarga Tn.I mengatakan tidak adat
istiadat dari masing-masing kebudayaan yang bertentangan dengan
kesehatan. Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa
Indonesia. Disekitar tempat tinggal Tn.I kebanyakan berasal dari suku
Jawa.
9. Agama/Spiritual Keluarga
Keluarga Tn.I mengaku beragama Islam dan tidak taat
beribadah.Keluarga Tn.I mengatakan tidak ada mitos-mitos ataupun
kepercayaaan yang dapat mempengaruhi kesehatan.
C. FAKTOR RUMAH DAN LINGKUNGAN
1. Rumah
a. Luas pekarangan dan bangunan
Keluarga Tn.I mengatakan tidak memiliki pekarangan. Luas
bangunan rumah 12 m².
b. Status kepemilikan : numpang tempat saudara
c. Jenis rumah : dipetak-petak
d. Jenis bangunan : permanen
e. Atap rumah : genteng
f. Langit-langit : ternit
g. Lantai rumah : keramik
h. Ventilasi : tidak ada
i. Jendela : tidak mempunyai jendela.
j. Pencahayaan : sinar matahari tidak masuk ke
dalam rumah
k. Penerangan malam hari : sumber penerangan dari lampu PLN
l. Pembagian ruang : - kamar tidur
- dapur
- WC
m. Denah rumah
U
dapur
WC
Sumur gali kamar
2. Perabot rumah
Keluarga Tn.I mengatakan alat-alat masak menggunakan kompor
gas.Keluarga Tn.I mengatakan tempat penyimpanan peralatan dapur
diletakkan di rak kecil.Perabot rumah tangga sudah tertata rapi.
3. Pengelolaan Sampah
Keluarga Tn.I mengatakancara pembuangan sampah langsung di
tempat pembuangan sampah akhir. Tetapi sebelum di buang di tempat
pembuangan sampah akhir, keluarga Tn.I mengatakan sampah-sampah
di masukkan tempat pembuangan sampah sementara yang terletak di
depan rumah.Jarak tempat pembuangan sampah dengan sumber air
minum ± 2 meter.
4. Sumber Air
Sumber air keluarga Tn.I berasal dari sumur gali. Jarak sumber air
minum dengan bak penampungan limbah (septic tank) ± 6 meter.
Tidak tampak pencemaran air, kualitas air jernih, tidak berwarna, tidak
berbau, dan tidak berasa.
5. Jamban Keluarga
Keluarga Tn.I memiliki jamban keluarga dengan jenis jamban angsa
latrine.Letak jamban berada di luar rumah.Jarak jamban dengan
sumber air minum kurang dari 10 meter dan tidak terawat.
6. Pembuangan air limbah
Jenis air limbah adalah limbah rumah tangga dan di tempatkan pada
bak penampungan limbah. Jarak bak penampungan air limbah dengan
sumber air minum kurangg dari 10 meter.Letak di belakang rumah.
7. Kandang Ternak
Keluarga Tn.I mengatakan tidak memiliki kandang ternak.
8. Kamar mandi
Keluarga Tn.I memiliki kamar mandi sebanyak satu kamar mandi,
terletak di luar rumah, tempat penampungan air menggunakan ember
dengan kondisi terbuka dan dikuras tiap hari.
9. Halaman rumah
Keluarga Tn.I tidak memiliki halaman rumah.
10. Lingkungan rumah
Rumah keluarga Tn.I berada di perbatasan antara kota dengan desa.
Jarak dengan tetangga berhimpitan, suasana ramai, lokasi dekat rumah.
11. Fasilitas sosial, pendidikan dan kesehatan
a. Fasilitas pendidikan : SD
Jarak dari rumah : 2km
b. Fasilitas perdagangan : warung
Jarak dari rumah :100 m
c. Fasilitas kesehatan : Puskesmas
Jarak dari rumah :± 800 m
d. Fasilitas peribadatan : masjid
Jarak dari rumah : ±500 m
e. Fasilitas lainnya : terminal
Jarak dari rumah :± 5 km
D. KESEHATAN IBU DAN ANAK
1. Keluarga Berencana
Keluarga Tn.I merupakan pasangan usia subur. Umur Tn.I saat ini 35
tahun, sedangkan Ny.I berumur 29 tahun.Keluarga Tn.I mengatakan
menjadi aseptor KB dan sebelumnya pernah mendengar KB dari
bidan.Keluarga Tn.I mengatakan jenis alat kontrasepsi yang digunakan
adalah KB suntik.Tempat pemsangan di bidan. Keluarga Tn.I
mengatakan kontrol alat KB secara teratur setiap 1 bulan. Ny.I
mengatakan mengeluhkan sering pusing-pusing akibat dari alat KB
yang digunakan.
2. Balita
a. Kesimpulan hasil pengkajian DDST An.M pada hari Rabu, 9 Mei
2012 adalah normal. Keluarga Tn.I mempunyai 2 balita An.T
berumur 3 tahun dan An.S berumur 2 tahun. Keluarga Tn.I
mengatakan tidak rutin kunjungan ke posyandu. Ny.I mengatakan
waktu An.T dan An.M diperiksan ke bidan status gizinya baik,
tetapi saat diperiksakan ke posyandu balita status gizinya buruk.
Sehingga keluarga Tn.I mengatakan malas untuk memeriksakan
anaknya ke posyaandu balita. Keluarga Tn.I mengatakan bila
anaknya sakit baru periksa. Kedua balita mempunyai KMS dan
diisi oleh bidan dan kader. Pertumbuhan dan perkembangan An.T
sesuai KMS pada bulan Agustus tahun 2011 normal di atas garis
merah, sedangkan An.M pas garis merah. Perhitungan Status Gizi
balita menurut Z score An.I dan An.M tergolong status gizi baik.
Status kesehatan An.T dan An.M saat ini dalam keadaan sehat.
Keluarga Tn.I mengatakan kedua balita sudah diberikan tablet
vitamin A. Keluarga Tn.I mengatakan tidak ada makanan
pantangan pada kedua balita.Keluarga mengatakan tahu tentang
perkembangan anak, tetapi hanya sedikit seperti perkembangan
anak usia 2 tahun sudah bisa berbicara walaupun tidak jelas
b. Status Imunisasi Bayi dan Balita
Keluarga mengatakan kedua balitanya sudah diimunisasi dasar
lengkap
No Nama Umur Status imunisasi Keterangan
BCG Polio DPT Hepatitis Campak Lain-
lain1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
1. An.T 3 th lengkap
2. An.M 2 th lengkap
: sudah diberikan
E. RIWAYAT KESEHATAN MENTAL DAN PSIKOSOSIAL
1. Memenuhi kebutuhan jiwa
Keluarga Tn.I menggatakan nyaman berada di tempat tinggalnya saat
ini,dan merasa bahagia dengan kondisi keluarga merasa aman dan tenang.
2. Pemenuhan status social
Keluarga Tn.I mengatakan diterima baik oleh masarakat sekitar, dan
keluarga selalu aktif dalam kegiatan masyarakat.
3. Riwayat kesehatan mental keluarga
Keluarga Tn.I mengatakan dalam anggota keluarganya tidak ada yang
mengalami gangguan jiwa.
4. Gangguan mental pada anggota keluarga
Keluarga Tn.I mengatakan anggota keluarganya tidak ada yang merasa
bersalah, gagal, kecewa atau tertekan. Keluarga Tn I mengatakan An.S
dan An.T sering bertengkar. Ny.I beranggapan bahwamenurut
kebudayaan Cina kedua anaknya berbeda shio sehingga sering
bertengkar.
5. Penampilan/tingkah laku keluarga yang menonjol
Keluarga Tn.I mengatakan bahwa tidak ada yang menonjol seperti
agresif, ekstrim, peminum alkohol, suka melamun, suka menyendiri,
senang pergi tanpa tujuan, suka menangis tanpa sebab, ataupun suka
mencuri tanpa sengaja.
6. Tanggapan/harapan keluarga terhadap pelayanan kesehatan yang ada
Keluarga Tn.I berharap dengan adanya petugas kesehatan yang
berkunjung ke rumah dapat membagi ilmu dan pengetahuan bagaimana
merawat anggota keluarga yang menderita asma.
F. PERSEPSI DAN TANGGAPAN KELUARGA TERHADAP
MASALAH
1. Persepsi keluarga terhadap masalah yang dihadapi
Keluarga Tn.I menyadari bahwa ada salah satu anggota keluarga
yang menderita Asma yaitu An.M.Keluarga mengatakan Asma dapat
mengancam jiwa karena dulu ada saudara Tn.I yang meninggal
disebabkan oleh asma.Keluarga beranggapan bahwa asma merupakan
penyakit keturunan yang sewaktu-waktu bisa kambuh dan berbahaya
sehingga harus ditangani segera.
Keluarga Tn.I menyadari bahwa anaknya masih kecil-kecil,
sehingga sangat perlu sekali inormasi tentang kesehatan balita.
Keluarga Tn.I mengatakan tidak ada masalah jika tidak
mempunyai jendela ataupun ventilasi, karena dulu pernah dibuat
ventilasi di atas rumah, tetapi suhu di dalam rumah terasa panas
sehingga sekarang ditutup lagi.
2. Tanggapan/mekanisme coping keluarga terhadap masalah
Keluarga Tn.I mengatakan menerima keadaan An.M yang sakit
anemia, tetapi Ny.I juga berusaha untuk meningkatkan status kesehatan
dengan cara memanfaatkan sumber-sumber kesehatan yang ada.
II. ANALISA DATA
DATA MASALAH PENYEBAB
DS:- Keluarga Tn.I mengatakan An.M terdiagnosa Asma
sejak berumur 5 bulan.- Keluarga Tn.I mengatakan An.M minum obat hanya
kalau sakit yaitu salbuven 3x25 mg . Dan apabila serangan asmanya sudah sembuh obat salbuven 3x25 mg dari dokter disuruh untuk berhenti.
DO:- Terapi yang sudah diberikan Salbuven 3x25 mg- Nadi : 90 x/menit, Respirasi :25 x/menit, Suhu : 36 °C- Status Gizi Baik
Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik Asma pada An.M di keluarga Tn.I
DS:- Keluarga Tn.I mengatakan bila anaknya kecapekan atau
menderita batuk pilek asmanya langsung kambuh, sedangkan suaminya bila terlalu kecapekan juga langsung kambuh.
- Keluarga Tn.I mengatakan belum tahupengertian, tanda dan gejala, penyebab, makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan serta lingkungan yang sehat untuk penderita asma. Jenis makanan yang dikonsumsi An.M sama dengan anggota keluarga yang lain.
DO:- KeluargaTn.I tampak menggelengkan kepala saat
ditanya tentangpengertian, tanda dan gejala, penyebab, makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan, dan lingkungan yang sehat untuk penderita asma.
Ketidakmampuan keluarga Tn.I mengenal penyakit asma pada An.M
DS:- Keluarga Tn.I mengatakan An.M tidak diperiksakan ke
pelayanan kesehatan secara rutin, hanya kalau merasa sakit atau mendapat serangan asma langsung diperiksan ke dokter dan tidak berani memberikan obat bebas.
DO: -
Ketidakmampuan keluarga Tn.I mengambil keputusan pada An.M
DS:- Keluarga Tn.I mengatakan An.M paling sering
mengkonsumsi nasi, sayur bayam dengan lauk telur.- Keluarga Tn.I mengatakan An.M paling senang makan
telur.- Keluarga Tn.I mengatakan An.M tidak pernah jajan es,
kalaupun jajan ya cuma es krim.- Keluarga Tn.I mengatakan An.M minum obat hanya
kalau sakit yaitu salbuven 3x25 mg. Dan apabila serangan asmanya sudah sembuh obat salbuven 3x25 mg dari dokter disuruh untuk berhenti. Keluarga Tn.I mengatakan An.M tidak rutin kontrol, terakhir kali memeriksakan anaknya pada bulan Desember 2011.
- Keluarga Tn.I mengatakan An.M lebih sering bermain di rumah dengan kakak-kakaknya dibandingkan dengan teman-temannya.
DO:- Obat An.M masih tampak belum habis
Ketidakmampuan keluarga Tn.I merawat An.M yang sakit asma
- An.M tampak asyik berlarian kesanan kemari dengan kakak-kakaknya
DS:- Keluarga Tn.I mengatakan Tn.I adalah seorang perokok
aktif dan sering merokok di dalam rumah. Dalam sehari tidak habis satu bungkus.
- Disamping itu, keluarga Tn.I juga mengatakan kebersihan lingkungan sangat mendukung kesehatan, akan tetapi rumah masih kurang sehat seperti tidak memiliki ventilasi sehingga terasa pengap, dan juga tidak memiliki jendela sehingga cahaya matahari tidak langsung masuk ke rumah.
DO:- Luas bangunan rumah 12 m²- Ventilasi tidak ada- Tidak mempunyai jendela- Sinar matahari tidak masuk ke dalam rumah
Ketidakmampuan keluarga menciptakan lingkungan yang kondusif bagi An.M
DS:- Keluarga Tn.I mengatakan kedua balita sudah diberikan
tablet vitamin A.- keluarga Tn.I mengatakan tidak ada makanan pantangan
pada kedua balita.- Keluarga mengatakan kedua balitanya sudah
diimunisasi dasar lengkap
DO:- Kesimpulan hasil pengkajian DDST An.M pada hari
Rabu, 9 Mei 2012 adalah normal.- Pertumbuhan dan perkembangan An.T sesuai KMS
normal di atas garis merah, sedangkan An.M pas garis merah.
- Perhitungan Status Gizi balita menurut Z score An.I dan An.M tergolong status gizi baik .
- Status kesehatan An.T dan An.M saat ini dalam keadaan sehat
- Umur An.M = 2 tahunBB=60 cmTB=10 kg
Potensial peningkatan tumbuh kembang balita di keluarga Tn.I
III. SKALA PRIORITAS
1. Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik Asma pada An.M di
keluarga Tn.I
NO KRITERIA HITUNGAN SKOR PEMBENARAN
1. Sifat Masalah:
Deficit
3/3 x1 1 - Keluarga Tn.I mengatakan An.M terdiagnosa Asma sejak berumur 5 bulan.
- Keluarga Tn.I mengatakan An.M minum obat hanya kalau sakit yaitu salbuven 3x25 mg. Dan apabila serangan asmanya sudah sembuh obat salbuven 3x25 mg dari dokter disuruh untuk berhenti.
2. Kemungkinan
masalah dapat
diubah: sebagian
1/2 x2 1 Factor pendukung:
- Jarak puskesmas
dengan rumah ±
800 meter
- ada yang mengantar
An.M ke tempat
pelayanan
kesehatan
- keluarga Tn.I
mempunyai sepeda
motor.
- Pendidikan terakhir
keluarga Tn.I
adalah SMA
sehingga
mempengaruhi
penyerapan
informasi
Factor penghambat:
- sumber dana untuk
kesehatan tidak ada
- keluarga Tn.I
belum memiliki
Jamkesmas
3 Kemungkinan
masalah dapat
dicegah:tinggi
3/3 x 1 1 - Dengan
mengurangi factor
pencetus serangan
asma seperti
kelelahan,
terhindar dari
batuk pilek, rumah
tidak berdebu,
tidak ada yang
merokok di dalam
rumah diharapkan
Asma tidak
kambuh lagi
- Dengan
mengkonsumsi
makanan yang
sehat untuk
penderita asma,
diharapkan asma
dapat terkontrol
4. Menonjolnya
masalah : masalah
berat, harus
segera ditangani
2/2 x 1 1 Keluarga beranggapan
bahwa asma
merupakan penyakit
keturunan yang
sewaktu-waktu bisa
kambuh dan berbahaya
sehingga harus
ditangani segera
Jumlah 4
2. Potensial peningkatan tumbuh kembang balita di keluarga Tn.I
NO KRITERIA HITUNGAN SKOR PEMBENARAN
1. Sifat Masalah:
krisis
1/3 x 1 1/3 - Status kesehatan An.T dan An.M saat ini dalam keadaan sehat
- Kesimpulan hasil pengkajian DDST An.M pada hari Rabu, 9 Mei 2012 adalah normal
- Perhitungan Status Gizi balita menurut Z score An.I dan An.M tergolong status gizi baik .
Kemungkinan
masalah dapat
diubah:sebagian
1/2 x2 1 Factor pendukung:- Keluarga
mengatakan tahu tentang perkembangan anak, tetapi hanya sedikit seperti perkembangan anak usia 2 tahun sudah bisa berbicara walaupun tidak jelas
- Jarak puskesmas
dengan rumah ±
800 meter
- keluarga Tn.I
mempunyai sepeda
motor.
- Pendidikan terakhir
keluarga Tn.I
adalah SMA
sehingga
mempengaruhi
penyerapan
informasi
Factor penghambat
- sumber dana untuk
kesehatan tidak
ada
- keluarga belum
mempunyai
Jamkesmas
Kemungkinan
masalah dapat
dicegah:tinggi
3/3 x1 1 Dengan motivasi dan
dukungan keluarga
Tn.I untuk rajin ke
Posyandu balita tiap
bulan,diharapkan
status tumbuh kemban
balita lebih meningkat
lagi
Menonjolnya
masalah :
Merasa ada
masalah dan
segera ditangani
2/2 x 1 1 Keluarga Tn.I menyadari bahwa anaknya masih kecil-kecil, sehingga sangat perlu sekali informasi tentang kesehatan balita.
Jumlah 3 1/3
IV. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik Asma pada An.M di
keluarga Tn.I berhubungan dengan:
a. Ketidakmampuan keluarga Tn.I mengenal penyakit asma pada An.M
ditandai dengan:
DS:
- Keluarga Tn.I mengatakan bila anaknya kecapekan atau
menderita batuk pilek asmanya langsung kambuh, sedangkan
suaminya bila terlalu kecapekan juga langsung kambuh.
- Keluarga Tn.I mengatakan belum tahupengertian, tanda dan
gejala, penyebab, makanan yang dianjurkan dan tidak
dianjurkan serta lingkungan yang sehat untuk penderita asma.
Jenis makanan yang dikonsumsi An.M sama dengan anggota
keluarga yang lain.
DO:
KeluargaTn.I tampak menggelengkan kepala saat ditanya
tentangpengertian, tanda dan gejala, penyebab, makanan yang
dianjurkan dan tidak dianjurkan, dan lingkungan yang sehat untuk
penderita asma.
b. Ketidakmampuan keluarga Tn.I mengambil keputusan pada An.M
ditandai dengan:
DS:
- Keluarga Tn.I mengatakan An.M tidak diperiksakan ke pelayanan
kesehatan secara rutin, hanya kalau merasa sakit atau mendapat
serangan asma langsung diperiksan ke dokter dan tidak berani
memberikan obat bebas.
DO:-
c. Ketidakmampuan keluarga Tn.I merawat An.M yang sakit asma
ditandai dengan:
DS:
- Keluarga Tn.I mengatakan An.M paling sering mengkonsumsi
nasi, sayur bayam dengan lauk telur.
- Keluarga Tn.I mengatakan An.M paling senang makan telur.
- Keluarga Tn.I mengatakan An.M tidak pernah jajan es,
kalaupun jajan ya cuma es krim.
- Keluarga Tn.I mengatakan An.M minum obat hanya kalau sakit
yaitu salbuven 3x25 mg. Dan apabila serangan asmanya sudah
sembuh obat salbuven 3x25 mg dari dokter disuruh untuk
berhenti. Keluarga Tn.I mengatakan An.M tidak rutin kontrol,
terakhir kali memeriksakan anaknya pada bulan Desember
2011.
- Keluarga Tn.I mengatakan An.M lebih sering bermain di
rumah dengan kakak-kakaknya dibandingkan dengan teman-
temannya.
DO:
- Obat An.M masih tampak belum habis
- An.M tampak asyik berlarian kesanan kemari dengan kakak-
kakaknya
d. Ketidakmampuan keluarga menciptakan lingkungan yang kondusif
bagi An.M ditandai dengan:
DS:
- Keluarga Tn.I mengatakan Tn.I adalah seorang perokok aktif
dan sering merokok di dalam rumah. Dalam sehari tidak habis
satu bungkus.
- Disamping itu, keluarga Tn.I juga mengatakan kebersihan
lingkungan sangat mendukung kesehatan, akan tetapi rumah
masih kurang sehat seperti tidak memiliki ventilasi sehingga
terasa pengap, dan juga tidak memiliki jendela sehingga cahaya
matahari tidak langsung masuk ke rumah.
DO:
- Luas bangunan rumah 12 m²
- Ventilasi tidak ada
- Tidak mempunyai jendela
- Sinar matahari tidak masuk ke dalam rumah
2. Potensial peningkatan tumbuh kembang balita di keluarga Tn.I ditandai
dengan:
DS:
- Keluarga Tn.I mengatakan kedua balita sudah diberikan tablet
vitamin A.
- Keluarga Tn.I mengatakan tidak ada makanan pantangan pada
kedua balita.
- Keluarga mengatakan kedua balitanya sudah diimunisasi dasar
lengkap
DO:
- Kesimpulan hasil pengkajian DDST An.M pada hari Rabu, 9 Mei
2012 adalah normal.
- Pertumbuhan dan perkembangan An.T sesuai KMS normal di atas
garis merah, sedangkan An.M pas garis merah.
- Perhitungan Status Gizi balita menurut Z score An.I dan An.M
tergolong status gizi baik .
- Status kesehatan An.T dan An.M saat ini dalam keadaan sehat
- Umur An.M = 2 tahunBB=60 cmTB=10 kg
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Nama Kepala Keluarga : Tn.I
No Diagnosa Keperawatan Intervensi Implementasi EvaluasiTujuan Rencana Tindakan
1. Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik Asma pada An.M di keluarga Tn.I berhubungan dengan:a. Ketidakmampuan keluarga Tn.I mengenal
penyakit asma pada An.M ditandai dengan:DS:
- Keluarga Tn.I mengatakan bila anaknya kecapekan atau menderita batuk pilek asmanya langsung kambuh, sedangkan suaminya bila terlalu kecapekan juga langsung kambuh.
- Keluarga Tn.I mengatakan belum tahupengertian, tanda dan gejala, penyebab, makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan. Jenis makanan yang dikonsumsi An.M sama dengan anggota keluarga yang lain.
DO:KeluargaTn.I tampak menggelengkan kepala saat ditanya tentangpengertian, tanda dan gejala, penyebab, makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan , dan lingkungan yang sehat untuk penderita asma.
Tujuan panjang :Keefektifan Manajemen Regimen Terapeutik Asma di Keluarga Tn.ITujuan pendek 1:Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 30 menit diharapkan keluarga Tn.I mampu mengenal penyakit asma dengan kriteria hasil:- Mampu
menjelaskan tentang penyakit asma
- Mampu menjelaskantanda dan gejala, penyebab, makanan yang dianjurkan dan tidak
- Kontrak waktu dengan keluarga
- Beri pendidikan kesehatan kepada keluarga tentang asma, bagaimanacara merawat penderita asma dan jenis makanan yang dikonsumsi.
- Evaluasi pengetahuan keluarga tentang penyakit asma, cara merawat penderita asma dan jenis makanan yang dikonsumsi
Rabu, 16 Mei 2012Jam 20.00 wibMelakukan kontrak waktu dengan keluarga
Ttdleni
Kamis, 17 Mei 2012Jam 10.30Memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga tentang asma, bagaimana cara merawat penderita asma dan jenis makanan yang dikonsumsi
Ttdleni
Kamis, 17 Mei 2012Jam 11.00 wibEvaluasi pengetahuan keluarga tentang penyakit asma, cara merawat penderita asma dan jenis makanan yang dikonsumsi
Kamis, 17 Mei 2012Jam 11.30 wibS:- Ny.I mengatakan bahwa”
sekarang saya sudah tahu mbak tentang penyakit asma”.
- Ny.I mengatakan paham setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang tentangg penyakit asma, Mampu menjelaskan tanda dan gejala, penyebab, makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan , dan lingkungan yang sehat untuk penderita asma dengan benar
O:- Ny.I tampak mampu
menjelaskan kembali tentangg penyakit asma, Mampu menjelaskan tanda dan gejala, penyebab, makanan yang dianjurkan
dianjurkan , dan lingkungan yang sehat untuk penderita asma
TtdLeni
dan tidak dianjurkan , dan lingkungan yang sehat untuk penderita asmadengan benar
- Ny.I tampak mengangguk anggukkan kepala
- Ny.I tampak antusias mengikuti pendidikan kesehatan
- Ny.A menerima leflet yang diberikan
A:MasalahKetidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik Asma pada An.M di keluarga Tn.I berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga Tn.I mengenal penyakit asma pada An.M teratasiP:Hentikan intervensi
TtdLeni
b. Ketidakmampuan keluarga Tn.I mengambil keputusan pada An.M ditandai dengan:DS:- Keluarga Tn.I mengatakan An.M tidak
diperiksakan ke pelayanan kesehatan secara rutin, hanya kalau merasa sakit atau
Tujuan pendek 2:Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 30 menit diharapkan keluarga Tn.I
- Kontrak waktu dengan keluarga
- Diskusikan dengan keluarga pentingnya control
Rabu, 16 Mei 2012Jam 20.00 wibKontrak waktu dengan keluarga
Ttdleni
Rabu, 17 Mei 2012Jam 19.00 wibS:- Ny.I mengatakan akan
membicarakan dengan suami untuk rutin control
mendapat serangan asma langsung diperiksan ke dokter dan tidak berani memberikan obat bebas.
DO: -
mampu mengambil keputusan dengan kriteria hasil:- Keluarga
mengatakan mau membawa An.M rutin control, tidak hanya ketika sakit.
rutin- Berikan
reinforcement terhadap sikap yang positif yang diungkapkan keluarga untuk rutin periksa tidak hanya ketika sakit
Kamis, 17 Mei 2012Jam 18.30 wib- Diskusikan dengan
keluarga pentingnya control rutin
- Berikan reinforcement terhadap sikap yang positif yang diungkapkan keluarga untuk rutin periksa tidak hanya ketika sakit
TtdLeni
ke dokter tidak hanya sakit
O:- Ny.S tampak
menganggukkan kepala- Tn.S tmpak sedang tidak
berada di rumah
A:Masalah Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik Asma pada An.M di keluarga Tn.I berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga Tn.I mengambil keputusan pada An.M teratasiP:Hentikan intervensi
Ttd leni
c. Ketidakmampuan keluarga Tn.I merawat An.M yang sakit asma ditandai dengan:DS:
- Keluarga Tn.I mengatakan An.M paling sering mengkonsumsi nasi, sayur bayam dengan lauk telur.
- Keluarga Tn.I mengatakan An.M paling senang makan telur.
- Keluarga Tn.I mengatakan An.M tidak
Tujuan pendek 3:Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 kali kunjungan selama satu minggu diharapkan keluarga mampu merawat Ny.I dengan criteria
- Kontrak waktu dengan keluarga
- Motivasi keluarga untuk menyiapkan makanan yang sebaiknya dikonsumsi An.M
- Anjurkan keluarga untuk memonitor
Rabu, 16 Mei 2012Jam 20.00 wibKontrak waktu dengan keluarga
Ttdleni
Kamis, 17 Mei 2012Jam 10.45 wib- Motivasi keluarga untuk
Kamis, 17 Mei 2012Jam 11.30 wibS:Ny.I mengatakan akan menyiapakan makanan yang sebaiknya dikonsusi oleh anaknya.Ny.I mengatakan akan lebih mengawasi aktivitas anaknya
pernah jajan es, kalaupun jajan ya cuma es krim.
- Keluarga Tn.I mengatakan An.M minum obat hanya kalau sakit yaitu salbuven 3x25 mg. Dan apabila serangan asmanya sudah sembuh obat salbuven 3x25 mg dari dokter disuruh untuk berhenti. Keluarga Tn.I mengatakan An.M tidak rutin kontrol, terakhir kali memeriksakan anaknya pada bulan Desember 2011.
- Keluarga Tn.I mengatakan An.M lebih sering bermain di rumah dengan kakak-kakaknya dibandingkan dengan teman-temannya.
DO:- Obat An.M masih tampak belum habis- An.M tampak asyik berlarian kesanan
kemari dengan kakak-kakaknya
hasil:- Keluarga Tn.I
mampu menyiapkan makanan yang harus dikonsumsi oleh penderita asma.
- An.M mampu mengkonsumsi makanan yang boleh dan tidak boleh bagi penderita asma.
- Keluarga mampu memonitor dan menjaga aktivitas An.M agar tidak kelelahan
dan menjaga aktivitas anak setiap hari agar jangan sampai kelelahan
- Mengevaluasi apakan An.M makan sesuai yang dianjurkan.
menyiapkan makanan yang sebaiknya dikonsumsi An.M
- Menganjurkan keluarga untuk memonitor aktivitas anak setiap hari agar jangan sampai kelelahan
TtdLeni
agar jangan sampai kelelahan.O:- Wajah Ny.I tampak rileks- An.M tampak sedang
mencoret-coret buku dan tidak tampak kelelahan
A:Masalah Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik Asma pada An.M di keluarga Tn.I berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga Tn.I merawat An.M yang sakit asma teratasi sebagianP:Lanjutkan intervensi- Kontrak waktu dengan
keluarga- Motivasi keluarga untuk
menyiapkan makanan yang sebaiknya dikonsumsi An.M
- Anjurkan keluarga untuk memonitor dan menjaga aktivitas anak setiap hari agar jangan sampai kelelahan
- Evaluasi apakah An.M makan sesuai yang
dianjurkanTtdleni
d. Ketidakmampuan keluarga mmenciptakan lingkungan yang kondusif bagi An.M ditandai dengan:DS:- Keluarga Tn.I mengatakan Tn.I adalah
seorang perokok aktif dan sering merokok di dalam rumah. Dalam sehari tidak habis satu bungkus.
- Disamping itu, keluarga Tn.I juga mengatakan kebersihan lingkungan sangat mendukung kesehatan, akan tetapi rumah masih kurang sehat seperti tidak memiliki ventilasi sehingga terasa pengap, dan juga tidak memiliki jendela sehingga cahaya matahari tidak langsung masuk ke rumah.
DO:- Luas bangunan rumah 12 m²- Ventilasi tidak ada- Tidak mempunyai jendela- Sinar matahari tidak masuk ke dalam rumah
Tupen 4:Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 kali kunjungan selama satu minggu diharapkan keluarga Tn.I mampu menciptakan lingkungan yang kondusif bagi An.M dengan criteria hasil:- Tn.I tidak
merokok di dalam rumah
- Kontrak waktu dengan keluarga
- Jelaskan pentingnya rumah yang sehat untuk penderita asma
- Diskusikan dengan keluarga tentang penyebab asma
- Anjurkan keluarga selalu membersihkan rumah
- Anjurkan Tn.Iuntuk mengurangi konsumsi rokok atau menyarankan untuk tidak merokok di dalam rumah
- Evaluasi apakah Tn.I masih merokok di dalam rumah atau tidak
Rabu, 16 Mei 2012Jam 20.00 wibKontrak waktu dengan keluarga
Ttdleni
Kamis, 17 Mei 2012Jam 10.50 wib- menjelaskan pentingnya
rumah yang sehat untuk penderita asma
- mendiskusikan dengan keluarga tentang penyebab asma
- menganjurkan keluarga selalu membersihkan rumah
- menganjurkan Tn.I untuk mengurangi konsumsi rokok atau menyarankan untuk tidak merokok di dalam rumah
ttdleni
Kamis,, 17 Mei 2012Jam 11.30 wibS:
- Ny.I mengatakan akan menasehati Tn.I untuk tidak merokok bila sedang berada dekat dengan An.M
- Ny.I mengatakan akan lebih menjaga rumahnya lagi supaya terlihat bersih
O:- Perabot rumah tangga
tidak tampak rapi- Rumah terasa pengap
A:Masalah Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik Asma pada An.M di keluarga Tn.I berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga mmenciptakan lingkungan yang kondusif bagi An.Mteratasi sebagianP:Lanjutkan intervesi
- Kontrak waktu dengan keluarga
- Jelaskan pentingnya rumah yang sehat untuk penderita asma
- Diskusikan dengan keluarga tentang penyebab asma
- Anjurkan keluarga selalu membersihkan rumah
- Anjurkan Tn.I untuk mengurangi konsumsi rokok atau menyarankan untuk tidak merokok di dalam rumah
- Evaluasi apakah Tn.I masih merokok di dalam rumah atau tidak
Ttdleni
EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGANo Hari/tanggal Diagnosa keperawatan Evaluasi Paraf1 Jum’at/18
Mei 2012Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik Asma pada An.M di keluarga Tn.I
Jam 10.00 wibS:
berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga Tn.I merawat An.M yang sakit asmaditandai dengan:DS:- Keluarga Tn.I mengatakan An.M paling
sering mengkonsumsi nasi, sayur bayam dengan lauk telur.
- Keluarga Tn.I mengatakan An.M paling senang makan telur.
- Keluarga Tn.I mengatakan An.M tidak pernah jajan es, kalaupun jajan ya cuma es krim.
- Keluarga Tn.I mengatakan An.M minum obat hanya kalau sakit yaitu salbuven 3x25 mg. Dan apabila serangan asmanya sudah sembuh obat salbuven 3x25 mg dari dokter disuruh untuk berhenti. Keluarga Tn.I mengatakan An.M tidak rutin kontrol, terakhir kali memeriksakan anaknya pada bulan Desember 2011.
- Keluarga Tn.I mengatakan An.M lebih sering bermain di rumah dengan kakak-kakaknya dibandingkan dengan teman-temannya.
DO:- Obat An.M masih tampak belum habis- An.M tampak asyik berlarian kesanan
kemari dengan kakak-kakaknya
- Ny.I mengatakan An.M masih tertidur.
O:An.M tampak sedang tidur.
A:Masalah Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik Asma pada An.M di keluarga Tn.I berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga Tn.I merawat An.M yang sakit asma teratasi sebagian
P:- Kontrak waktu dengan keluarga- Motivasi keluarga untuk menyiapkan makanan yang sebaiknya dikonsumsi
An.M- Anjurkan keluarga untuk memonitor dan menjaga aktivitas anak setiap hari
agar jangan sampai kelelahan- Evaluasi apakah An.M makan sesuai yang dianjurkan
I:Jam 10.00 wib
- Kontrak waktu dengan keluarga- Memotivasi keluarga untuk menyiapkan makanan yang sebaiknya
dikonsumsi An.M- Menganjurkan keluarga untuk memonitor dan menjaga aktivitas anak setiap
hari agar jangan sampai kelelahan- Mengevaluasi apakah An.M makan sesuai yang dianjurkan
E:Jam 11.00 wib.
S:- Ny.I mengatakan sudah menyiapkan sayur bayam, lauk tempe, dan buah
jeruk bagi keluarganya khususnya An.M.- Ny.I mengatakan dari tadi pagi tidak meminum es krim
TtdLeni
TtdLeni
- Ny.I mengatakan An.M sudah makan 1 kkali dan menghabiskan satu porsi
O:- Di meja makan tampak sayur bayam, lauk tempe, dan buah jeruk- An.M tampak sedang tidur
A:Masalah Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik Asma pada An.M di keluarga Tn.I berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga Tn.I merawat An.M yang sakit asma teratasi
P:Hentikan intervensi
2 Jum’at/18 Mei 2012
Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik Asma pada An.M di keluarga Tn.I berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mmenciptakan lingkungan yang kondusif bagi An.M ditandai dengan:DS:
- Keluarga Tn.I mengatakan Tn.I adalah seorang perokok aktif dan sering merokok di dalam rumah. Dalam sehari tidak habis satu bungkus.
- Disamping itu, keluarga Tn.I juga mengatakan kebersihan lingkungan sangat mendukung kesehatan, akan tetapi rumah masih kurang sehat seperti tidak memiliki ventilasi sehingga terasa pengap, dan juga tidak memiliki jendela
Jam 10.00 wibS:Ny.I mengatakan sudah rumahnya belum memiliki ventilasiO:Rumah masih terasa pengapA:
Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik Asma pada An.M di keluarga Tn.I berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga mmenciptakan lingkungan yang kondusif bagi An.M teratasi sebagian
P:- Kontrak waktu dengan keluarga- Jelaskan pentingnya rumah yang sehat untuk penderita asma- Diskusikan dengan keluarga tentang penyebab asma- Anjurkan keluarga selalu membersihkan rumah- Anjurkan Tn.I untuk mengurangi konsumsi rokok atau menyarankan untuk
sehingga cahaya matahari tidak langsung masuk ke rumah.
DO:- Luas bangunan rumah 12 m²- Ventilasi tidak ada- Tidak mempunyai jendela- Sinar matahari tidak masuk ke dalam
rumah
tidak di dalam rumah- Evaluasi apakah Tn.I masih merokok di dalam rumah atau tidak
I:Jam 10.15 WIB
- Kontrak waktu dengan keluarga- Menjelaskan pentingnya rumah yang sehat untuk penderita asma- Mendiskusikan dengan keluarga tentang penyebab asma- Menganjurkan keluarga selalu membersihkan rumah- Menganjurkan Tn.I untuk mengurangi konsumsi rokok atau menyarankan
untuk tidak merokok di dalam rumah- Mengevaluasi apakah Tn.I masih merokok di dalam rumah atau tidak
E:Jam 11.00 wib
S :- Ny.I mengatakan suaminya sudah merokok di luar rumah
O :- perabotan tampak sudah tertata rapi- rumah tampak pengap- rumah terasa bebas rokok
A :Masalah Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik Asma pada An.M di keluarga Tn.I berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga menciptakan lingkungan yang kondusif bagi An.M teratasi
P :Hentikan intervensi
TtdLeni
Ttdleni
BAB IV
PENUTUP
3. Kesimpulan
a. pengkajian keluarga dan individu dalam keluarga dapat memberikan data
yang sesuai untuk permasalahan keluarga
b. diagnosa keperawatan dalam keluarga ditentukan bersama-sama dengan
keluarga sesuai dengan munculnya permasalahan dalam keluarga
c. penyusunan perencanaan dilakukan dengan menetapkan prioritas,
menetapkan tujuan, sumber daya keluarga, dan menyeleksi intervensi
keluarga.
d. tindakan keluarga ditentukan sesuai dengan rencana tindakan
keperawatan
e. evaluasi dilakukan dengan menggunakan SOAP secara operasional.
4. Saran
Diharapkan perawat mampu memberikan asuhan keperawatan yang
tepat dan benar sehingga klien dengan penyakit degeneratif (asma) yang
biasa terjadi pada semua usia bisa segera ditangani dan diberikan perawatan
yang tepat. Perawat juga diharuskan bekerja secara profesional sehingga
meningkatkan pelayanan untuk membantu kilen dengan penyakit degeneratif
(asma).
DAFTAR PUSTAKA
Bailon & Maglaya 1978, Perawatan Kesehatan Keluarga, Jakarta
Doengoes, Marilynn E, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan pasien, EGC : Jakarta
Jhonson & Leny, 2010, Keperawatan Keluarga, Muha Medika : Yogyakarta
Nursalam, 2008, Proses dan Dokumentasi Keperawatan, Konsep dan Praktik. Edisi 2, Salemba Medika : Jakarta
Reevers, Charlene J, et all (2001). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Salemba medica.
Smeltzer & Bare. 2002. Keperawatan medikal bedah. Edisi 8 Vol.1. Alih Bahasa : Agung waluyo. Jakarta. EGC