bab i

115
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Asma adalah obstruksi jalan nafas yang bersifat reversibel, terjadi ketika bronkus mengalami inflamasi/peradangan dan hiperresponsif. (Reeves, 2001). Asma dapat terjadi pada sembarang golongan usia, sekitar setengah kasus terjadi pada anak-anak dan sepertiga lainnya terjadi sebelum usia 40 tahun (Smeltzer, 2002). Asma merupakan salah satu penyakit kronik yang penting di dunia, dengan sekitar 300 juta penduduk dunia adalah penyandang asma.Penyakit asma masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Selama 15 tahun terakhir kasus asma di Negara maju dan Negara berkembang meningkat pesat. Asma menjadi lima besar penyebab kematian di dunia karena prevalensnya mencapai 17,4%. Data dari WHO pada tahun 2005 menunjukkan ada 2.550.000 penderita meninggal karena asma dan saat ini penderita asma di dunia sebanyak 300.000.000 . Beban penyakit asma di Asia Tenggara sangat berat yaitu 1 dari 4 orang penderita asma dewasa tidak bekerja pada tahun yang lalu, dan 1 dari 3 anak yang menderita asma absen sekolah pada tahun lalu karena

Upload: yanni

Post on 16-Feb-2016

16 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bab 1 komunitas

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Asma adalah obstruksi jalan nafas yang bersifat reversibel, terjadi

ketika bronkus mengalami inflamasi/peradangan dan hiperresponsif.

(Reeves, 2001). Asma dapat terjadi pada sembarang golongan usia, sekitar

setengah kasus terjadi pada anak-anak dan sepertiga lainnya terjadi

sebelum usia 40 tahun (Smeltzer, 2002).

Asma merupakan salah satu penyakit kronik yang penting di dunia,

dengan sekitar 300 juta penduduk dunia adalah penyandang asma.Penyakit

asma masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di

Indonesia. Selama 15 tahun terakhir kasus asma di Negara maju dan

Negara berkembang meningkat pesat. Asma menjadi lima besar penyebab

kematian di dunia karena prevalensnya mencapai 17,4%. Data dari WHO

pada tahun 2005 menunjukkan ada 2.550.000 penderita meninggal karena

asma dan saat ini penderita asma di dunia sebanyak 300.000.000 . Beban

penyakit asma di Asia Tenggara sangat berat yaitu 1 dari 4 orang penderita

asma dewasa tidak bekerja pada tahun yang lalu, dan 1 dari 3 anak yang

menderita asma absen sekolah pada tahun lalu karena kekambuhan asma.

Sementara orang dewasa risiko kehilangan hari kerja selama lebih dari 6

hari karena asma mencapai 19,2%. Di Indonesia, asma masuk dalam

sepuluh besar penyebab kesakitan dan kematian, dengan jumlah penderita

pada tahun 2002 sebanyak 12.500.000. Survei Kesehatan Rumah Tangga

tahun 2005 mencatat 225.000 orang meninggal karena asma. Prevalensi

asma di Indonesia untuk daerah pedesaan 4,3% dan perkotaan 6,5%. Di

Yogyakarta sendiri angkanya sekitar 16,4%.

Jumlah penderita Asma di Dukuh VI Sonosewu Ngestiharjo

Kasihan Bantul Yogyakarta mencapai 12 %. Hal ini perlu mendapat

perhatian khusus, karena penanganan kasus asma belum maksimal. Oleh

karena itu, penulis lewat praktek keperawatan keluarga ini mencoba untuk

Page 2: BAB I

memberikan asuhan keperawatan kepada penderita asma semaksimal

mungkin.

B. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah makalah ini antara lain :

1. Bagaimanakah definisi Asma ?

2. Bagaimanakah epidemiologi Asma?

3. Bagaimanakah etiologi Asma?

4. Bagaimanakah patofisiologi Asma?

5. Bagaimanakah woc Asma?

6. Bagaimanakah manifestasi klinis Asma?

7. Bagaimanakah pemeriksaan Asma?

8. Bagaimanakah penatalaksanaan Asma?

9. Bagaimanakah asuhan keperawatan Asma?

C. TUJUAN

Adapun tujuan makalah ini antara lain :

1. Mampu menjelaskan.definisi Asma

2. Mampu menjelaskan epidemiologi Asma

3. Mampu menjelaskan etiologi Asma

4. Mampu menjelaskan.patofisiologi Asma

5. Mampu menjelaskan woc Asma

6. Mampu menjelaskan manifestasi klinis Asma

7. Mampu menjelaskan pemeriksaan Asma

8. Mampu menjelaskan penatalaksanaan Asma

9. Mampu menjelaskan askep Asma

Page 3: BAB I

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Keluarga

1. Pengertian Keluarga

Menurut Friedman (1998) dalam Suprajitno (2004) mendefinisikan

bahwa keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup

bersama dengan keterkaitan aturan dan emosional dan individu

mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga.

Pakar konseling keluarga dari Yogyakarta, Sayekti (1994) menulis bahwa

keluarga adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup atas dasar

perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup

bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah

sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan

tinggal dalam sebuah rumah tangga. Menurut UU No. 10 tahun 1992

tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga

sejahtera, keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari

suami-isteri, atau suami-isteri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau

ibu dan anaknya. Ketiga pengertian tersebut mempunyai bahwa dalam

keluarga terdapat ikatan perkawinan dan hubungan darah yang tinggal

bersama dalam satu atap (serumah) dengan peran masing-masing serta

keterkaitan emosional.

Menurut Burges (1963)dalam Santun Setiawati dan Agus Citra

Dermawan (2007), memberikan pandangan tentang definisi keluarga

yang berorientasi kepada tradisi, yaitu :

a. Keluarga terdiri dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan

perkawinan, darah dan ikatan adopsi.

b. Anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu

rumah tangga atau jika mereka hidup secara terpisah mereka tetap

menganggap rumah tangga tersebut sebagai rumah mereka.

c. Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain

dalam peran-peran sosial keluarga seperti halnya peran sebagai 12

Page 4: BAB I

suami istri, peran sebagai ayah dan ibu, peran sebagai anak laki-

laki dan anak perempuan.

d. Keluarga bersama-sama menggunakan kultur yang sama yaitu :

kultur yang diambil dari masyarakat dengan beberapa ciri unik

tersendiri.

Menurut Bailon dan Aracelis Maglaya (1989)keluarga adalah dua

atau lebih dari individu yang tergabung karena hubungan darah,

hubungan perkawinan, atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu

rumah tangga, berinteraksi sama lain di dalam peranannya masing-

masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.

2. Tipe Keluarga

Sri Setyowati dan Arita Murwani (2008) dalam bukunya Asuhan

Keperawatan Keluarga Konsep dan Aplikasi Kasus, menyebutkan tipe

keluarga terdiri dari :

a. Tipe Keluarga Tradisional

1) Keluarga inti, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami,

istri, dan anak ( kandung atau angkat).

2) Keluarga besar, yaitu keluarga inti ditambah dengan keluarga

lain yang mempunyai hubungan darah, misalnya : kakek, nenek,

keponakan, paman, bibi.

3) Keluarga Dyad, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari

suami dan istri tanpa anak.

4) Single Parent, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari stu

orang tua (ayah/ibu) dengan anak (kandung/angkat). Kondisi ini

dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian.

5) Single adult, yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri

seseorang dewasa (misalnya seorang yang telah dewasa

kemudian tinggal kost untuk bekerja atau kuliah).

6) The Childress Family, yaitu keluarga tanpa anak kerena

terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak terlambat

waktunya, yang disebabkan mengejar karir atau pendidikan.

Page 5: BAB I

b. Tipe Keluarga non Tradisional

1) The unmarried teenage mather

Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak

dari hubungan tanpa nikah.

2) The stepparent family

Keluarga dengan orang tua tiri.

3) Commune family

Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada

hubungan saudara hidup bersamabdalam satu rumah, sumber

dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama : sosialisasi

anak dengan melalui aktivitas kelompok atau membesarkan

anak bersama.

4) The non marital heterosexual cohibitang family

Keluarga yang hidup bersama dan berganti-ganti pasangan tanpa

melalui pernikahan.

5) Gay and lesbian family

Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama

sebagaimana suami-istri (marital partners)

6) Cohibitng couple

Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan

karena beberapa alasan tertentu

7) Group marriage family

Beberapa orang dewasa menggunakan alat-alat rumah tangga

bersama yang saling merasa sudah menikah, berbagai sesuatu

termasuk sexual dan membesarkan anaknya.

8) Group network family

Keluarga inti yang dibatasi set aturan atau nilai-nilai, hidup

bersama atau berdekatan satu sama lainnya dan saling

menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan,

dan tanggung jawab membesarkan anaknya.

Page 6: BAB I

9) Foster family

Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga atau

saudara didalam waktu sementara, pada saat orang tua anak

tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali

keluarga yang aslinya.

10) Homeless family

Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan

yang permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan

keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental.

11) Gang

Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda

yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai

perhatian tetap berkembang dalam kekerasan dan kriminal

dalam kehidupannya.

3. Struktur Keluarga

Menurut Johan R dan Leny R (2010) dalam bukunya Keperawatan

Keluarga menyatakan struktur keluarga yang ada di Indonesia, yaitu :

1. Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah

dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur

ayah.

2. Matrilineal : keluarga sedarah terdiri dari sanak saudara beberapa

generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.

3. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga

sedarah ibu.

4. Patrilokal : seseorang suami istri yang tinggal bersama keluarga

sedarah suami.

5. Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi

pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi

bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami istri.

Dalam buku Asuhan Keperawatan Keluarga Suprajitno (2004)

menyatakan tentang struktur keluarga, gambaran keluarga melaksanakan

Page 7: BAB I

fungsi keluarga di masyarakat sekitarnya, dan empat elemen struktur

keluarga, yaitu :

1. Struktur peran keluarga, menggambarkan peran masing-masing

anggota keluarga dalam keluarga sendiri dan perannya dilingkungan

masyarakat atau peran formal dan informal.

2. Nilai atau norma keluarga, menggambarkan nilai dan norma yang

dipelajari dan diyakini oleh keluarga, khususnya yang berhubungan

dengan kesehatan.

3. Pola komunikasi keluarga, menggambarkan bagaimana cara dan pola

komunikasi ayah-ibu (orang tua), orang tua dengan anak, anak

dengan anak, dan anggota keluarga lain (pada keluarga besar)

dengan keluarga inti.

4. Struktur kekuatan keluarga, menggambarkan kemampuan anggota

keluarga untuk mempengaruhi dan mengendalikan orang lain untuk

mengubah prilaku keluarga yang mendukung kesehatan.

4. Fungsi Keluarga

Santun Setiawati dan Agus Citra Dermawan (2008) dalam

bukunya Penuntun Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga menyatakan

Fungsi keluarga menurut Friedman (1986) adalah :

a. Fungsi Afektif

Fungsi Afektif adalah fungsi internal keluarga sebagai dasar

kekuatan keluarga. Didalamnya terkait dengan saling mengasihi,

saling mendukung dan saling menghargai antar anggota keluarga.

b. Fungsi Sosialisasi

Fungsi sosialisasi adalah fungsi yang mengembangkan proses

interaksi dalam keluarga. Sosialisasi dimulai sejak lahir dan keluarga

merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi.

c. Fungsi Reproduksi

Fungsi reproduksi adalah fungsi keluarga untuk meneruskan

kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia.

d. Fungsi Ekonomi

Page 8: BAB I

Fungsi ekonomi adalah fungsi keluarga untuk menambah kebutuhan

seluruh anggota keluarganya yaitu : sandang, pangan dan papan.

e. Fungsi Perawatan Kesehatan

Fungsi perawatan kesehatan adalah fungsi keluarga untuk mencegah

terjadinya masalah kesehatan dan merawat anggota keluarga yang

mengalami masalah keluarga.

5. Tahap Perkembangan dan Tugas Keluarga

Menurut Suprajitno (2004) dalam bukunya Asuhan Keperawatan

Keluarga menyebutkan tahapan-tahapan perkembangan keluarga, tahap-

tahap perkembangan kehidupan keluarga yang paling banyak digunakan

adalah delapan model perkembangan siklus kehidupan keluarga, yaitu: :

a. Tahap I : Keluarga pemula (Beginning family)

Perkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya sebuah

keluarga baru, keluarga yang menikah atau prokreasi dan

perpindahan dari keluarga asal atau status lajang kehubungan baru

yang intim. Tugas-tugas perkembangan keluarga sesuai dengan

tahap siklus kehidupan keluarga, yaitu :

a. Membangun perkawinan yang saling memuaskan.

b. Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.

c. Keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan sebagai

orang tua).

b. Tahap II : Keluarga yang sedang mengasuh anak

Dimulai dari kelahiran anak pertama hingga bayi berusia 30

bulan.Biasanya orang tua tergetar hatinya dengan kelahiran anak

pertama mereka, tapi agak takut juga. Kekawatiran akan hilang

dalam beberapa hari karena ibu dan bayi mulai saling mengenal.

Tugas-tugas perkembangan keluarga sesuai dengan tahap siklus

kehidupan keluarga, yaitu :

a. Membentuk unit muda sebagai yang mantap

(mengintegrasikan bayi baru ke dalam keluarga).

b. Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan

dengan kebutuhan anggota keluarga.

Page 9: BAB I

c. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.

d. Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan

menambah peran-peran orang tua dan kakek serta nenek

c. Tahap III : Keluarga dengan anak prasekolah

Siklus kehidupan dimulai ketika anak pertama berusia 2,5 tahun

dan berakhir ketika anak berusia 5 tahun. Keluarga mungkin terdiri

dari tiga atau lima orang, keluarga menjadi lebih majemuk. Tugas-

tugas perkembangan keluarga sesuai dengan tahap siklus

kehidupan keluarga, yaitu :

a. Memenuhi kebutuhan anggota seperti rumah, ruang bermain,

privasi, keamanan.

b. Mensosialisasikan anak.

c. Mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi

kebutuhan anak-anak yang lain.

d. Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga

(hubungan perkawinan dan hubungan orang tua dan anak).

d. Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah

Dimulai ketika anak pertama telah berusia 6 tahun dan mulai

masuk sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari

masa remaja. Tugas-tugas perkembangan keluarga sesuai dengan

tahap siklus kehidupan keluarga, yaitu :

a. Mensosialisasikan anak-anak termasuk meningkatkan prestasi

sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya

yang sehat.

b. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.

c. Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.

e. Tahap V : Keluarga dengan anak remaja

Ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, tahap kelima dari

siklus kehidupan dimulai.Tahap ini berlangsung selama 6-7 tahun,

anak masih tinggal dirumah hingga berumur 19-20 tahun. Tugas-

tugas perkembangan keluarga sesuai dengan tahap siklus

kehidupan keluarga, yaitu :

Page 10: BAB I

a. Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika

remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri.

b. Menfokuskan kembali hubungan perkawinan.

c. Berkomunikasi trbuka antara orang tua dan anak-anak.

f. Tahap VI : Keluarga melepas anak dewasa muda

Permulaan dari fase kehidupan keluarga ini ditandai oleh anak

pertama meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan rumah

kosong ketika akhirnya anak terakhir meninggalkan rumah. Tugas-

tugas perkembangan keluarga sesuai dengan tahap siklus

kehidupan keluarga, yaitu :

a. Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota

keluarga baru yang didapatkan melalui perkawinan anak-anak.

b. Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali

hubungan perkawinan.

c. Membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami

istri.

g. Tahap VII : Orang tua usia pertengahan

Dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir

pada saat pensiun. Orang tua memasuki usia 45-55. Tugas-tugas

perkembangan siklus kehidupan keluarga, yaitu :

a. Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan.

b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dan penuh arti

dengan para orang tua lansia dan anak-anak.

c. Memperkokoh hubungan perkawinan.

h. Tahap VIII : Keluarga dalam masa pensiun dan lansia

Tahap terakhir dari siklus kehidupan keluarga dimulai dengan salah

satu atau kedua pasangan memasuki masa pensiun, terus

brlangsung hingga salah satu pasangan meninggal dan berakhir

dengan pasangan lain yang meninggal. Tugas-tugas perkembangan

keluarga sesuai dengan tahap siklus kehidupan keluarga, yaitu :

a. Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan.

b. Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun.

Page 11: BAB I

c. Mempertahankan hubungan perkawinan.

d. Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan.

e. Mempertahankan ikatan antar generasi.

f. Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka.

B. Konsep Asma

1. Definisi Asma

Istilah asma berasal dari kata Yunani yang artinya “terengah-

engah” dan berarti serangan nafas pendek (Price, 1995). Nelson

mendefinisikan asma sebagai kumpulan tanda dan gejala wheezing

(mengi) dan atau batuk dengan karakteristik sebagai berikut; timbul secara

episodik dan atau kronik, cenderung pada malam hari/dini hari

(nocturnal), musiman, adanya faktor pencetus diantaranya aktivitas fisik

dan bersifat reversibel baik secara spontan maupun dengan penyumbatan,

serta adanya riwayat asma atau atopi lain pada pasien/keluarga, sedangkan

sebab-sebab lain sudah disingkirkan (Nelson 1996).

Asma Bronkial adalah penyakit pernafasan obstruktif yang ditandai

oleh spame akut otot polos bronkiolus. Hal ini menyebabkan obsktrusi

aliran udara dan penurunan ventilasi alveolus.( Huddak & Gallo, 1997 )

Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel

dimana trakea dan bronchi berspon dalam secara hiperaktif terhadap

stimuli tertentu.( Smeltzer, 2002 : 611)

Asma adalah obstruksi jalan nafas yang bersifat reversibel, terjadi

ketika bronkus mengalami inflamasi/peradangan dan hiperresponsif.

(Reeves, 2001 : 48)

2. Epidemiologi Asma

Asma dapat timbul pada segala umur, dimana 30% penderita

bergejala pada umur 1 tahun, sedangkan 80-90% anak yang menderita

asma gejala pertamanya muncul sebelum umur 4-5 tahun. Sebagian besar

anak yang terkena kadang-kadang hanya mendapat serangan ringan

sampai sedang, yang relatif mudah ditangani. Sebagian kecil mengalami

Page 12: BAB I

asma berat yang berlarut-larut, biasanya lebih banyak yang terus menerus

dari pada yang musiman. Hal tersebut yang menjadikannya tidak mampu

dan mengganggu kehadirannya di sekolah, aktivitas bermain, dan fungsi

dari hari ke hari (Sundaru, 2006).

Asma sudah dikenal sejak lama, tetapi prevalensi asma tinggi. Di

Australia prevalensi asma usia 8-11 tahun pada tahun 1982 sebesar 12,9%

meningkat menjadi 29,7% pada tahun 1992. Penelitian di Indonesia

memberikan hasil yang bervariasi antara 3%-8%, penelitian di Menado,

Pelembang, Ujung Pandang, dan Yogyakarta memberikan angka berturut-

turut 7,99%; 8,08%; 17% dan 4,8% (Naning, 1991).

3. Etiologi Asma

Faktor Ekstrinsik (asma imunologik / asma alergi)

-Reaksi antigen-antibodi

-Inhalasi alergen (debu, serbuk-serbuk, bulu-bulu binatang)

Faktor Intrinsik (asma non imunologi / asma non alergi)

-Infeksi : parainfluenza virus, pneumonia, mycoplasmal

-Fisik : cuaca dingin, perubahan temperature, kelelahan

-Iritan : kimia

-Polusi udara : CO, asap rokok, parfum

-Emosional : takut, cemas dan tegang

-Aktivitas yang berlebihan juga dapat menjadi faktor pencetus.(Suriadi,

2001 : 7)

4. Patofisiologi Asma

Patofisiologi asma didasari oleh adanya hiperreaktivitas bronkus

terhadap berbagai rangsangan yang menjadi faktor pencetus terjadinya

serangan asma. Obstruksi saluran napas pada asma merupakan kombinasi

spasme otot bronkus, hipersekresi mukus, edema dan inflamasi dinding

bronkus.

Obstruksi bertambah berat selama ekspirasi karena secara fisiologis

saluran napas menyempit pada fase tersebut. Hal ini mengakibatkan udara

Page 13: BAB I

distal tempat terjadinya obstruksi terjebak dan tidak bisa diekspirasi.

Selanjutnya terjadi peningkatan udara residu dan kapasitas residu fungsional

sehingga pasien akan bernapas pada volume yang tinggi mendekati kapasitas

paru total. Keadaan hiperinflasi ini bertujuan agar saluran napas tetap terbuka

dan pertukaran gas berjalan lancar. Untuk mempertahankan hiperinflasi ini

diperlukan otot bantu napas.

Gangguan yang berupa obstruksi saluran napas dapat dinilai secara

obyektif dengan VEP1 (Volume Ekspirasi Paksa detik pertama) atau APE

(Arus Puncak Ekspirasi), sedangkan penurunan KVP (Kapasitas Vital Paksa)

menggambarkan derajat hiperinflasi paru.

Penyempitan saluran napas dapat terjadi pada saluran napas yang

besar, sedang, maupun kecil. Gejala mengi (wheezing) menandakan ada

penyempitan di saluran napas besar, sedangkan pada saluran napas yang kecil

gejala batuk dan sesak lebih dominan dibanding mengi.

Penyempitan saluran napas ternyata tidak merata di seluruh bagian

paru. Ada daerah-daerah yang kurang mendapat ventilasi, sehingga darah

kapiler yang melalui daerah tersebut mengalami hipoksemia. Penurunan PaO2

mungkin merupakan kelainan pada asma sub-klinis. Untuk megatasi

kekurangan oksigen, tubuh melakukan hiperventilasi, agar kebutuhan oksigen

terpenuhi. Tetapi akibatnya pengeluaran CO2 menjadi berlebihan sehingga

PaCO2 menurun yang kemudian menimbulkan alkalosis respiratorik.

Pada serangan asma yang lebih berat lagi banyak saluran napas dan

alveolus tertutup oleh mukus sehingga tidak memungkinkan lagi terjadinya

pertukaran gas. Hal ini menyebabkan hipoksemia dan kerja otot-otot bantu

pernapasan bertambah berat serta terjadi peningkatan produksi CO2.

Peningkatan produksi CO2 yang disertai dengan penurunan ventilasi alveolus

menyebabkan retensi CO2 (hiperkapnia) dan terjadi asidosis repiratorik atau

gagal napas.

Page 14: BAB I

Gambar. Patofisiologi Asma

Hipoksemia yang berlangsung lama menyebabkan asidosis metabolik dan

konstriksi pembuluh darah paru yang kemudian menyebabkan shunting yaitu

peredaran darah tanpa melalui unit pertukaran gas yang baik, yang akibatnya

memperburuk hiperkapnia. Dengan demikian penyempitan saluran napas padasma

akan menimbulkan hal-hal sebagai berikut:

1. Gangguan ventilasi berupa hipoventilasi

2. Ketidakseimbangan ventilasi perfusi dimana distribusi ventilasi tidak

setara dengan sirkulasi darah paru

3. Gangguan difusi gas di tingkat alveoli

Page 15: BAB I

Faktor IntrinsikFaktor ekstrinsik

Antigen merangsang IgE di sel mast, maka terjadi reaksi antigen-antibody

Proses pelepasan produk-produk sel mast (mediator kimiawi): Histamin, Bradikinin,

prostaglandin, anafilaksis dari substansi yang bereaksi lambat (SRS-A)

Mempengaruhi otot polos dan kelenjar jalan nafas

Peningkatan mukus

Spasme otot bronkus

Edema mukosa

Sistem Saraf OtonomFaktor pemicu: Infeksi,

emosi,olahraga berlebih, dingin, polutan, merokok

Perangsangan Saraf Parasimpatis

Asetilkolin pada otot polos bronkus

meningkat

Bronkokontriksi

Obstruksi Jalan Nafas

KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAFAS

Sesak Nafas

ASMA

Muncul Pada Malam Hari

GANGGUAN POLA TIDUR

KETIDAKEFEKTIFAN POLA NAFAS

Alergen: bulu binatang, debu, serbuk tangan

Rangsangan batuk dan ada nyeri insisi dada

Dispnea

Oksigen tidak adekuat untuk aktivitas

Kelelahan

INTOLERANSI AKTIVITAS

DEFISIT PERAWATAN DIRI

Penurunan nafsu makan

PERUBAHAN NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH

5. WOC Asma

Page 16: BAB I

6. Manifestasi klinis Asma

a. Stadium dini

1) Faktor hipersekresi yang lebih menonjol

2) Batuk dengan dahak bisa dengan maupun tanpa pilek

3) Rochi basah halus pada serangan kedua atau ketiga, sifatnya

hilang timbul

4) Whezing belum ada

5) Belum ada kelainan bentuk thorak

6) Ada peningkatan eosinofil darah dan IG E

7) BGA belum patologis

Faktor spasme bronchiolus dan edema yang lebih dominan

a) Timbul sesak napas dengan atau tanpa sputum

b) Whezing

c) Ronchi basah bila terdapat hipersekresi

d) Penurunan tekanan parsial O2

b. Stadium lanjut/kronik

1) Batuk, ronchi

2) Sesak nafas berat dan dada seolah –olah tertekan

3) Dahak lengket dan sulit untuk dikeluarkan

4) Suara nafas melemah bahkan tak terdengar (silent Chest)

5) Thorak seperti barel chest

6) Tampak tarikan otot sternokleidomastoideus

7) Sianosis

8) BGA Pa O2 kurang dari 80%

9) Ro paru terdapat peningkatan gambaran bronchovaskuler kanan

dan kiri

10) Hipokapnea dan alkalosis bahkan asidosis respiratorik

(Halim Danukusumo, 2000, hal 218-229)

7. Pemeriksaan Asma

A. Spirometri

b. Uji provokasi bronkus

Page 17: BAB I

c. Pemeriksaan sputum

d. Pemeriksaan cosinofit total

e. Uji kulit

f. Pemeriksaan kadar IgE total dan IgE spesifik dalam sputum

g. Foto dada

h. Analisis gas darah

8. Penatalaksanaan Asma

Perlu diberikan edukasi, antara lain mengenai patogenesis asma,

peranan terapi asma, jenis-jenis terapi yang tersedia, serta faktor pncentus

yang perlu dihindari. Pastikan pasien menggunakan alat untuk terapi

inhalasi yang sesuai.

Secara umum terdapat dua jenis obat dala penatalaksanaan asma,

yaitu obat pengendali (controller) dan pereda (reliever). Obat pengendali

merupakan profilaksis serangan yang diberikan tiap hari, ada/tidak ada

serangan / gejala, sedangkan obat pereda adalah yang diberikan saat

serangan.

9. Konsep Asuhan Keperawatan Asma

Menurut Nursalam (2008) dalam bukunya Proses dan Dokumentasi

Keperawatan Konsep dan Praktik, proseskeperawatan adalah metode dimana

suatu konsep diterapkan dalam praktik keperawatan. Proses keperawatan

terdiri dari lima tahap yang berhubungan dan berurutan yaitu pengkajian,

diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

Menurut Nursalam (2008) dalam bukunya Proses dan Dokumentasi

Keperawatan Konsep dan Praktik, pengumpulan data dalam proses

keperawatan dilakukan dengan cara :

1. Observasi

Metode pengumpulan data dimana data dikumpulkan melalui

observasi visualmelalui indera yang berlangsung terus-menerus,

dimana data yang dikumpulkan harus obyektif dan harus dicatat apa

adanya (bukan penafsiran sendiri), diantaranya yang berkaitan

Page 18: BAB I

dengan lingkungan fisik, misalnya ventilasi, penerangan, kebersihan

dan sebagainya.

2. Wawancara

Suatu pembicaraan terarah, percakapan dengan maksud pengumpulan

data, dan dapat dilakukan secara formal dan informal, dimana perlu

tekhnik khusus, dan otoritas yang kita gunakan sesedikit mungkin,

misalnya pemeriksaan fisik, mental, sosial budaya, ekonomi,

kebiasaan, lingkungan dan sebagainya.

3. Studi dokumentasi

Mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan materi

pembahasan seperti data dari puskesmas, data perkembangan

kesehatan anak (KMS), kartu keluarga dan catatan-catatan kesehatan

lainnya

4. Pemeriksaan fisik

Cara pengumpulan data melalui inspeksi, palpasi, perkusi dan

auskultasi serta pemeriksaan tanda-tanda vital.

Proses keperawatan keluarga terdiri pengkajian, diagnosis

keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang selalu

terdokumentasi. Secara terperinci, proses keperawatan yaitu :

1. Pengkajian

Menurut Nursalam (2008) dalam bukunya Proses dan Dokumentasi

Keperawatan Konsep dan Praktik dinyatakan, pengkajian adalah tahap

awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang sistematis

dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi

dan mengidentifikasi status kesehatan klien. Tahap pengkajian merupakan

dasar utama dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan

kebutuhan individu.Oleh karena itu pengkajian yang benar, akurat,

lengkap dan sesuai dengan kenyataan sangat penting dalam merumuskan

suatu diagnosis keperawatan dan dalam memberikan asuhan keperawatan

sesuai dari American Nursing Assosiation (ANA).

Page 19: BAB I

Menurut Suprajitno (2004) dalam bukunya Asuhan Keperawatan

Keluarga, menyatakan beberapa hal yang perlu dilakukan pada

pengkajian, yaitu::

a. Membina hubungan yang baik anatara perawat dan klien (keluarga)

merupakan modal utama untuk melaksanakan asuhan keperawatan.

Hubungan tersebut dapat dibentuk dengan menerapkan strategi

perawat untuk memberikan bantuan kepada klien untuk memenuhi

kebutuhan kesehatannya.

1) Diawali dengan perawat memperkenalkan diri dengan sopan dan

ramah.

2) Menjelaskan tujuan kunjungan.

3) Meyakinkan keluarga bahwa kehadiran perawat adalah untuk

membantu keluarga menyelsaikan masalah kesehatan yang ada.

4) Menjelaskan luas kesanggupan bantuan perawat yang dapat

dilakukan, dan menjelaskan kepada keluarga tentang tim

kesehatan lainnya yang menjadi jaringan perawat.

b. Pengkajian ini berfokus sesuai data yang diperoleh dari unit layanan

kesehatan.

c. Pengkajian lanjutan, yaitu : tahap pengkajian untuk memperoleh data

yang lebih lengkap sesuai masalah kesehatan keluarga yang

berorientasi pada pengkajian awal. Disini perawat mengungkapkan

keadaan keluarga hingga penyebab dari masalah kesehatan yang

paling mendasar.

Menurut suprajitno (2004) dalam bukunya Asuhan Keperawatan

Keluarga, data yang dikajian dalam asuhan keperawatan keluargayaitu :

a. Berkaitan dengan keluarga

1) Data demografi dan sosiokultural

2) Data lingkungan

3) Struktur dan fungsi keluarga

4) Stres dan koping keluarga yang digunakan keluarga

5) Perkembangan keluarga

b. Berkaitan dengan individu sebagai anggota keluarga

Page 20: BAB I

1) Fisik

2) Mental

3) Emosi

4) Sosial

5) Spritual

Menurut Nursalam (2008) dalam bukunya Proses dan Dokumentasi

Keperawatan Konsep dan Praktik, ada tiga metode yang digunakan dalam

pengumpulan data pada tahap pengkajian, yaitu :

1) Komunikasi

Interaksi perawat dengan klien harus berdasarkan komunikasi. Istilah

komunikasi terapeutik adalah suatu tehnik dimana usaha mengajak

klien dan keluarga untuk menukar pikiran dan perasaan.

2) Observasi

Tahap kedua pengumpulan data adalah dengan observasi.Observasi

adalah mengamati perilaku, keadaan klien dan lingkungan.

3) Pemeriksaan fisik

Empat tehnik dalam pemeriksaan fisik, yaitu :

a) Inspeksiadalah suatu proses observasi yang dilaksanakan secara

sistematik.Observasi dilaksanakan dengan menggunakan indra

penglihatan,dan penciuman sebagai suatu alat untuk

mengumpulkan data.

b) Palpasi adalah suatu tehnik menggunakan indra peraba.Tangan dan

jari adalah suatu instrument yang sensitif yang digunakan untuk

mengumpulkan data tentang : temperatur, tugor, bentuk,

kelembaban, vibrasi, dan ukuran.

c) Perkusi adalah suatu pemeriksaandengan jalan mengetuk untuk

membandingkan kiri kanan pada setiap permukaan tubuh dengan

tujuan menghasilkan suara.

d) Auskultasi

Auskultasi adalah pemeriksaan dengan jalan mendengarkan suara

yang dihasilkan oleh tubuh dengan menggunakan stetoskop.

Page 21: BAB I

Menurut Sri Setyowati dan Arita Murwani (2008) dalam bukunya

Asuhan Keperawatn Keluarga, hal-hal yang perlu digali dalam pengkajian

antara lain :

a. Pengumpulan data

1) Data umum

a) Nama KK, Alamat dan telpon

b) Komposisi keluarga (dilengkapi genogram 3 generasi)

c) Tipe keluarga

Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala

atau masalah yang terjadi dengan tipe keluarga tersebut.

d) Suku bangsa

Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta

mengidentifikasi budaya suku bangsa tersebut terkait

dengan kesehatan.

e) Agama

Mengkaji agama yang dianut oleh kepercayaan yang dapat

mempengaruhi kesehatan.

f) Status sosial ekonomi keluarga

Status sosial ekonomi ditentukan oleh pendapatan baik

kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya.Selain itu

status ekonomi keluarga ditentukan oleh kebutuhan-

kebutuhan yang dikeluarkan serta barang-barang yang

dimiliki oleh keluarga.

g) Aktivitas rekreasi keluarga

Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga

pergi bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi

tertentu namun dengan menonton TV dan mendengar radio

juga merupakan aktivitas rekreasi.

2) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

a) Tahap perkembangan keluarga saat ini

Page 22: BAB I

Tahap perkembangan keluarga tertinggi saat ini dicapai

oleh keluarga, misalnya anggota keluarga terdiri dari lansia,

remaja, balita, maka tahap perkembangan keluarga saat ini

adalah lansia (bila lansia ikut dengan keluarga) tetapi bila

tidak maka tahapannya adalah keluarga dengan remaja.

b) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum

terpenuhi oleh keluarga serta kendala.

c) Riwayat keluarga inti

Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga

inti, yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat

kesehatan masing-masing anggota keluarga, pencegahan

penyakit, pelayanan kesehatan.

d) Riwayat keluarga sebelumnya

Meliputi data-data tentang riwayat orang tua dari pihak

suami maupun isteri. Lingkungan

e) Karateristik rumah

Karakteristik rumah diidentifikasikan dengan melihat luas

rumah, tipe rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela,

pemanfaatan ruangan, peletakan perabotan rumah tangga,

jenis septic tank, jarak septic tank dengan sumber air,

sumber air minum yang digunakan serta denah rumah.

f) Karateristik tetangga dan komunitas RT

Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan

komunitas setempat.

g) Mobilitas geografis keluarga

Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan

keluarga berpindah tempat.

h) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Page 23: BAB I

Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga

untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan

sejauh mana keluarga berinteraksi dengan masyarakat.

i) Sistem pendukung keluarga

Yang termasuk pada sistem pendukung keluarga adalah

jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang

dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan.Fasilitas

mencakup fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau dukungan

dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan

dari masyarakat setempat.

3) Struktur keluarga

a) Pola komunikasi

Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota

keluarga.

b) Struktur kekuatan keluarga

Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan

mempengaruhi orang lain untuk merubah perilaku.

c) Struktur peran

Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga

baik secara formal maupun informal.

d) Nilai dan norma keluarga

Meliputi data tentang nilai-nilai, norma yang dianut

keluarga, misalnya keluarga menerapkan aturan agar setiap

anggota keluarga sudah berada dirumah sebelum magrib.

4) Fungsi keluarga

a) Fungsi afektif

Gambarananggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki

dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota

keluarga lainnya,

b) Fungsi sosialis

Page 24: BAB I

Hal yang perlu dikaji bagaimana interaksi atau hubungan

dalam keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar

disiplin, norma, budaya dan perilaku.

c) Fungsi keperawatan kesehatan

Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan,

pakaian, perlindungan serta merawat anggota keluarga yang

sakit.Sejauhmana pengetahuan keluarga mengenai konsep

sehat-sakit. Kesanggupan keluarga di dalam melaksanakan

perawatan kesehatan dapat dilihat dari kemampuan keluarga

melaksanakan lima tugas kesehatan keluarga, yaitu keluarga

mampu mengenal masalah kesehatan, mengambilkeputusan

untuk melakukan tindakan, melakukan perawatan terhadap

anggota yang sakit, menciptakan lingkungan yang dapat

meningkatkan kesehatan dan keluarga mampu

memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat

dilingkungan setempat.

d) Fungsi reproduksi

Fungsi reproduksi keluarga berapa jumlah anak, bagaimana

keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga, metode

apa yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan

jumlah anggota keluarga.

e) Fungsi ekonomi

Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang,

pangan dan papan, sejauh mana keluarga memanfaatkan

sumber yang ada di masyarakat dalam upaya peningkatan

status kesehatan keluarga.

5) Stres dan koping keluarga

a) Stresor jangka pendek dan jangka panjang

- Stressor jangka pendek yaitu stressor yang memerlukan

penyelesaian dalam waktu ± 6 bulan.

Page 25: BAB I

- Stressor jangka panjang yaitu stressor yang memerlukan

penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.

b) Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah

Hal yang eprlu dikaji adalah sejauh mana keluarga berespon

terhadap situasi/stressor.

c) Strategi koping

Strategi apa yang digunakan keluarga bila menghadapi

permasalahan.

d) Strategi adaptasi disfungsional

Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang

digunakan keluarga apabila menghadapi permasalahan.

6) Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota

keluarga.Metode yang digunakan pada pemeriksaan fisik tidak

berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik.

7) Harapan keluarga

Pada akhir pengkajian perawat menanyakan harapan keluarga

terhadap petugas kesehatan yang ada.

b. Analisa data

Bailon dan Maglay (1989) dalam bukunya Perawatan Kesehatan

Keluarga menyatakan tiga norma perkembangan kesehatan, yaitu :

1) Keadaan kesehatan yang normal dari setiap anggota keluarga

2) Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan

3) Karateristik keluarga

2. Diagnosis Keperawatan

Menurut Sprajitno (2004) dalam bukunya Asuhan Keperawatan

Keluarga, perumusan diagnosis keperawatan menggunakan aturan yang

telah disepakati, terdiri dari :

a. Masalah (P) adalah menjelaskan status kesehatan atau masalah

kesehatan klien secara jelas dan sesingkat mungkin.

Page 26: BAB I

b. Penyebab (E) atau etiologi adalah faktor klinik dan personal yang

dapat merubah status kesehatan atau mempengaruhi perkembangan

masalah.

c. Tanda atau gejala (S) adalah data-data subjektif dan objektif yang

ditemukan sebagai komponen pandukung terhadap diagnosis

keperawatan actual dan risiko.

Diagnosis keperawatan menurut Nursalam (2001) adalah suatu

pernyataan yang menjelaskan respon manusia dari individu atau kelompok

dimana perawat secara akontabilitas dapat mengidentifikasi dan

memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan,

membatasi, mencegah dan merubah.

a. Penilaian (skoring) diagnosis keperawatan menurut Bailon dan

Maglaya (1978) sebagai berikut :

NO

Kriteria Skor

Bobot1 Sifat Masalah

Tidak/kurang sehatAncaman kesehatan-Krisis atau keadaan sejahtera

321

1

2 Kemungkinan masalah dapat diubahDengan mudahHanya sebagianTidak dapat

210

2

3 Potensial masalah untuk dicegahTinggiCukupRendah

321

1

4 Menonjolkan masalahMasalah berat, harus segera ditanganiAda masalah, tetapi tidak segera ditanganiMasalah tidak dirasakan

21

0

1

Proses skoring dilakukan untuk setiap diagnosis keperawatan :

1. Tentukan skornya sesuai dengan kriteria yang dibuat perawat.

2. Skor dibagi dengan skor tertinggi dan dikalikan dengan bobot.

Page 27: BAB I

Skor yangdiperolehSkortertinggi x Bobot

3. Jumlahkan skor untuk semua criteriaskor tertinggi adalah 5.

b. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penentuan proritas

1) Sifat masalah

Sifat masalah kesehatan dapat dikelompokkan ke dalam tidak atau

kurang sehat diberikan bobot yang lebih tinggi karena masalah

tersebut memerlukan tindakan yang segera dan biasanya

masalahnya dirasakan atau disadari oleh keluarga.

2) Kemungkinan masalah dapat diubah

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan skor

kemungkinan masalah dapat diperbaiki adalah :

a) Pengetahuan dan teknologi serta tindakan yang dapat

dilakukan untuk menangani masalah

b) Sumber-sumber yang ada pada keluarga, baik dalam bentuk

fisik, keuangan atau tenaga

c) Sumber-sumber dari perawatan, misal dalam bentuk

pengetahuan, ketrampilan, dan waktu

d) Sumber-sumber di masyarakat, dan dukungan sosial

masyarakat

3) Potensi masalah dapat dicegah

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan skor

kriteria potensi masalah bisa dicegah adalah sebagai berikut :

a) Kepelikan dari masalah, berkaitan dengan beratnya penyakit

atau masalah, prognosis penyakit atau kemungkinan mengubah

masalah. Umumnya makin berat masalah tersebut makin

sedikit kemungkinan untuk mengubah atau mencegah sehingga

makin kecil potensi masalah yang akan timbul

b) Lamanya masalah, hal ini berkaitan dengan jangka waktu

terjadinya masalah tersebut. Biasanya lamanya masalah

mempunyai dukungan langsung dengan potensi masalah bisa

dicegah

Page 28: BAB I

c) Kelompok risiko, adanya kelompok risiko tinggi atau

kelompok yang peka atau rawan, hal ini menambah masalah

bisa dicegah

4) Menonjolnya masalah merupakan cara keluarga melihat dan menilai

masalah mengenai beratnya masalah serta mendesaknya masalah

untuk diatasi. Hal ini yang perlu diperhatikan dalam memeberikan

skor pada cerita ini, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana

keluarga tersebut menilai masalah dan perlu untuk menangani

segera, maka harus diberi skor tinggi.

Diagnosis keperawatan menurut Nursalam (2008) dalam bukunya

Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik dapat

dibedakan menjadi 5 kategori yaitu :

a. Aktual yaitu menjelaskan masalah nyata saat ini sesuai dengan data

klinik yang ditemukan.

b. Risiko yaitu menjelaskan masalah kesehatan yang nyata akan terjadi

jika tidak dilakukan intervensi.

c. Potensial yaitu menjelaskan bahwa perlu adanya data tambahan untuk

memastikan masalah keperawatan kemungkinan. Pada keadaan ini

masalah dan faktor pendukung belum ada tapi sudah ada faktor yang

dapat menimbulkan masalah.

d. Diagnosis keperawatan (Wellness) adalah keputusan klinis tentang

keadaan individu, keluarga dan masyarakat dalam transisi dari tingkat

sejahtera yang lebih tinggi.

e. Diagnosis keperawatan (Syndrome) adalah diagnosis yang terdiri dari

kelompok diagnosis keperawatan aktual dan risiko tinggi yang

diperkirakan akan muncul atau timbul karena suatu kejadian atau

situasi tertentu.

Menurut Suprajitno (2004) dalam bukunya Asuhan Keperawatan

Keluarga menyatakan bahwa tipologi diagnosis keperawatan keluarga

dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu :

Page 29: BAB I

a. Diagnosis aktual adalah masalah keperawatan yang sedang dialami

oleh keluarga dan memperlukan bantuan dari perawat dengan cepat.

b. Diagnosis risiko atau risiko tinggi adalah masalah keperawatan yang

belum terjadi, tetapi tanda untuk menjadi masalah keperawatan aktual

dapat terjadi dengan cepat apabila tidak segera mendapat bantuan

perawat.

c. Daiagnosa potensial adalah suatu keadaan sejahtera dari keluarga

ketika keluarga telah mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya dan

mempunyai sumber penunjang kesehatan.

Perumusan diagnosis keperawatan keluarga menurut Suprajitno

(2004) menggunakaan aturan yang telah disepakati, terdiri dari :

a. Masalah (P) adalah suatu pernyataan tidak terpenuhinya kebutuhan

dasar manusia yang dialami oleh keluarga atau anggota keluarga.

b. Penyebab adalah (E) suatu pernyataaan yang dapat menyebabkan

masalah dengan mengacu pada lima tugas keluarga, yaitu mengenal

masalah, mengambil keputusan yang tepat, merawat anggota keluarga,

memelihara lingkungan, atau memanfaatkan fasilitas pelayanaan

kesehatan.

c. Tanda atau gejalan (S) adalah sekumpulan data subjektif dan objektif

yang diperolehperawat dari keluarga secara langsung atau tidak yang

mendukung masalah dan penyebab.

Rumusan problem pada diagnosis keperawatan yang mungkin muncul

pada pasien Ca Mamae yang mengacu pada buku Rencana Asuhan

Keperawatan Doenges edisi 3 adalah :

a. Menagement regimen teraupetik tidak efektif

b. Cemas

c. Nyeri akut

d. Kurang pengetahuan

e. Risiko tinggi infeksi

Menurut Bailon dan Maglaya (1978), etiologi pada diagnosis

keperawatan keluarga menggunakan lima sekala ketidak kemampuan

keluarga dalam melaksanakan tugaskesehatan dan keperawatan, yaitu :

Page 30: BAB I

a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga

disebabkan karena :

1) Kurang pengetahuan atau ketidaktahuan fakta

2) Rasa takut akibat maslah yang diketahui

3) Sikap dan falsafah hidup

b. Ketidakmampuan dalam mengambil keputusan yang tepat untuk

melaksanakan tindakan, disebabkan karena :

1) Tidak memahami mengenai sifat, berat, dan luasnya masalah

2) Masalah kesehatan tidak begitu menonjol

3) Keluarga tidak sanggup memecahkan masalah karena kurang

pengetahuan, dan kurangnya sumberdaya keluarga

4) Tidak sanggup memilih tindakan diantara beberapa pilihan

5) Ketidakcocokan pendapat dari keluarga

6) Tidak mengetahui fasilitas kesehatan yang ada

7) Takut dari tindakan yang dilakukan

8) Sikap negatif terhadap tindakan petugas atau lembaga kesehatan

9) Kesalahan informasi terhadap tindakan yang dilakukan

c. Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit,

disebabkan karena :

1) Tidak mengetahui keadaan penyakit

2) Tidak mengetahui tentang perkembangan perawat yang dibutuhkan

3) Kurang atau tidak ada fasilitas yang diperlukan untuk perawatan

4) Tidak seimbangnya sumber-sumber yang ada dalam keluarga

5) Sikap negatif terhadap penyakit

6) Konflik individu dalam keluarga

7) Sikap dan pandangan hidup

8) Perilaku yang mementingkan diri sendiri

d. Ketidakmampuan keluarga dalam memelihara lingkungan rumah yang

kondusif yang dapat mempengaruhi kesehatan dan perkembangan pribadi

anggota keluarga, disebabkan karena :

Page 31: BAB I

1) Sumber-sumber keluarga tidak cukup, diantaranya keuangan,

tanggung jawab atau wewenang, keadaan fisik rumah yang tidak

memenuhi syarat

2) Kurang dapat mellihat untung dan manfaat pemeliharaan lingkungan

rumah

3) Ketidaktahuan pentingnya sanitasi lingkungan

4) Konflik personal dalam keuarga

5) Ketidaktahuan tentang usaha pencegahan penyakit

6) Sikap dan pandangan hidup

7) Ketidakkompakan keluarga, karena sifat mementingkan diri sendiri,

tidak ada kesepakatan, acuh terhadap anggota keluarga yang

mempunyai masalah

e. Ketidakmampuan keluarga dalam menggunakan sumber dimasyarakat

guna memelihara kesehatan, disebabkan karena :

1) Tidak tahu bahwa fasilitas kesehatan itu ada

2) Tidak memahami keuntungan yang diperoleh

3) Kurang percaya terhadap petugas kesehatan atau lembaga kesehatan

4) Pengalaman yang kurang baik dari petugas

5) Rasa takut pada akibat tindakan

6) Tidak terjangkau fasilitas yang diperlukan

7) Rasa asing dan tidak ada dukungan dari masyarakat

3. Perencanaan

Menurut Nursalam (2008)dalam bukunya Proses dan Dokumentasi

Keperawatan Konsep dan Praktik,perencanaan meliputi pengembangan

strategi desain untuk mencegah, mengurangi atau mengoreksi maslah-

masalah yang diidentifikasikan pada diagnosis keperawatan.Tahap ini

dimulai setelah menentukan diagnosis keperawatan dan menyimpulkan

rencana dokumentasi.Kualitasrencana keperawatan dapat menjamin sukses

dan keberhasilan rencana keperawatan, yaitu :

b. Penentuan masalah kesehatan dan keperawatan yang jelas dan

didasarkan kepada analisa yang menyeluruh tentang masalah.

Page 32: BAB I

c. Rencana yang realistis, artinya dapat dilaksanakan dan dapat

menghasilkan apa yang diharapkan.

d. Sesuai dengan tujuan dan falsafah keperawatan.

e. Rencana keperawatan dibuat bersama keluarga dalam:

1) Menentukan masalah dan kebutuhan perawatan keluarga.

2) Menentukan prioritas masalah.

3) Memilih tindakan yang tepat.

4) Pelaksanaan tindakan.

5) Penilaian hasil tindakan.

f. Dibuat secara tertulis.

Menurut Friedman dalam Bailon dan Maglaya (1978)proses dalam

pengembangan rencana keperawatan keluarga menyangkut penggunaan

metode solving atau pemecahan masalah yang terdiri dari beberapa bagian :

a. Menentukan masalah

b. Sasaran dan tujuan

c. Rencana tindakan

d. Rencana untuk mengevaluasi perawatan.

4. Pelaksanaan

Menurut Sri Setyowati dan Arita Murwani (2008) dalam bukunya

Asuhan Keperawatn Keluarga, menyebutkan tindakan keperawatan

keluarga mencakup hal-hal berikut, yaitu :

a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah

dan kebutuhan kesehatan dengan cara memberikan informasi,

mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan, serta

mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah.

b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat

dengan cara mengidentifikasi konsekuensi untuk tidak melakukan

tindakan, mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga, dan

mendiskusikan konsekuensi setiap tindakan.

c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang

sakit dengan cara mendemonstrasikan cara perawatan, menggunakan

Page 33: BAB I

alat dan fasilitas yang ada di rumah, dan mengawasi keluarga

melakukan perawatan.

d. Membantu keluarga untuk menemukan cara membuat lingkungan

yang menjadi sehat dengan cara menemukan sumber-sumber yang

dapat digunakan keluarga dan melakukan perubahan lingkungan

keluarga seoptimal mungklin.

e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan dengan

cara mengendalikan fasilitas kesehatan yang ada dilingkungan

keluarga dan membantu keluarga menggunakan fasilitas tersebut.

Menurut Sri Setyowati dan Arita Murwani (2008) dalam bukunya

Asuhan Keperawatn Keluarga, menyebutkan hal-hal yang perlu

diperhatikan pada saat melakukan tindakan keperawatan keluarga antara

lain :

a. Partisipasi keluarga, mengikutsertakan anggota keluarga dalam sesi-

sesi konseling, suportif, dan pendidikan kesehatan.

b. Penyuluhan, upaya-upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau

terciptanya suatu kondisi bagi perorangan, kelompok atau masyarakat

untuk menerapkan cara-cara hidup sehat.

c. Konseling, yaitu pembimbingan dalam proses memberikan dukungan

bagi anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan.

d. Kontrak, persetujuan kerja antara kedua belah pihak yaitu kesepakatan

antara keluarga dan perawat dalam kesepakan dalam asuhan

keperawatan.

e. Managment kasus yaitu strategi dan proses pengambilan keputusan

melalui langkah pengkajian, perencanaan dan pelaksanaan (rujukan,

koordinasi dan advokasi)

f. Kolaborasi, kerjasama perawat bersama tim kesehatan yang lain dan

merencanakan perawatan yang berpusat pada keluarga.

g. Konsultasi, merupakan kegiatan untuk memberikan pendidikan

kesehatan.

Page 34: BAB I

Menurut Nursalam (2008) asuhan keperawatan dibedakan berdasarkan

kewenangan dan tanggung jawab perawat secara prefesional sebagaimana

terdapat dalam standar praktik keperawatan, yaitu :

a. Independen. Asuhan keperawatan independen adalah suatu kegiatan

yang dilakukan oleh perawat tanpa petunjuk dan interaksi dari dokter

atau profesi lain.

b. Interdependen. Asuhan keperawatan interdependen menjelaskan

kegiatatan yang memperlukan kerja sama dengan profesi kesehatan

lain, seperti ahli gizi, fisioterapi, atau dokter.

c. Dependen. Asuhan keperawatan dependen berhubungan dengan

pelaksanaan secara tindakan medis. Cara tersebut menandakan suatu

cara dimana tindakan medis dilakukan.

5. Evaluasi

Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses

keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosis keperawatan,

rencana tindakan dan pelaksanaan sudah berhasil dicapai. Melalui evaluasi

memungkinkan perawat untuk memonitor “kealfaan” yang terjadi selama

tahap pengkajian, analisa, perencanaan dan pelaksanaan tindakan

Nursalam (2008).

Dalam Nursalam (2008)dalam bukunya Proses dan Dokumentasi

Keperawatan Konsep dan Praktik, dinyatakan evaluasi sebagai sesuatu

yang direncanakan dan perbandingan yang sistematik pada status

kesehatan klien. Dengan mengukur perkembangan klien dalam mencapai

suatu tujuan, maka perawat bisa menentukan efektifitas tindakan

keperawatan. Evaluasi kualitas asuhan keperawatan dapat dilakukan

dengan :.

a. Evaluasi proses, fokus pada evaluasi proses adalah aktivitas dari

proses keperawatan dan hasil kualitas pelayanan asuhan keperawatan.

Evaluasi proses harus segera dilaksanakan setelah perencanaan

keperawatan diimplementasikan untuk membantu menilai efektifitas

interfrensi tersebut.

Page 35: BAB I

b. Evaluasi hasil, fokus efaluasi hasil adalah prubahan prilaku atau status

kesehatan klien pada akhir asuhan keperawatan, bersifat objektif,

feksibel, dan efesiensi.

Page 36: BAB I

BAB III

APLIKASI TEORI

I. Pengkajian

A. STRUKTUR DAN SIFAT KELUARGA

1. Identitas Kepala Keluarga

a. Nama : Tn.I

b. Umur : 35 th

c. Jenis Kelamin : Laki-laki

d. Agama : Islam

e. Pendidikan Terakhir : SLTA

f. Pekerjaan : Wiraswasta

g. Alamat : -

h. Suku/Kebangsaan : Jawa/Indonesia

i. Jumlah anggota keluarga : 5

2. Daftar Anggota Keluarga

NoNama Umur Agama L/P Hubungan

Dengan

KK

Pendidikan Pekerjaan Ket

1.

2.

3.

4.

5.

Tn. I

Ny.I

An.S

An.T

An.M

35 th

29 th

7 th

3 th

2 th

Islam

Islam

Islam

Islam

Islam

L

P

L

P

L

Suami

Istri

Anak

Anak

Anak

SLTA

SLTA

SD

-

-

Wiraswasta

IRT

Pelajar

-

-

3. Anggota Keluarga Yang Meninggal Dalam 6 Bulan Terakhir

Keluarga Tn.I mengatakan dalam enam bulan terahir tidak ada

anggota keluarga yang meninggal dunia.

4. Tempat tinggal Masing-masing Anggota Keluarga

Keluarga Tn. I mengatakan dirinya berserta istri dan anaknya tinggal

dalam satu rumah.

5. Struktur dan Tipe Keluarga

a. Struktur Keluarga

Page 37: BAB I

1) Pola komunikasi keluarga

Pola komunikasi keluarga Tn.I berlangsung baik dan

dilakukan tiap hari.biasanya membicarakan tentang masalah

pekerjaan dan sekolah anaknya. Dalam berkomunikasi bahasa

yang digunakan menggunakan bahasa Indonesia dan tidak

mengalami hambatan dalam berkomunikasi.

2) Struktur kekuatan keluarga

Keluarga Tn.I saling menyayangi dan saling mendukung

sebagai kekuatan dan kekompakan dalam membantu

pengobatan dan kebutuhan anak-anaknya.Ny.I mengatakan

setiap ada masalah dalam keluarga selalu dibicarakan secara

bersama-sama, tetapi Ny.I yangpaling sering mengambil

keputusan.

3) Struktur peran keluarga

Tn.I sebagai kepala rumah tangga bekerja sebagai

wiraswasta.Ny.I bekerja sebagai ibu rumah tangga.An.S saat

ini masih duduk di bangku kelas satu SD, sedangkan kedua

anaknya masih belum sekolah.

4) Nilai dan norma keluarga

Keluarga Tn.I menerapkan aturan-aturan sesuai dengan

ajaran agama dan mengharapkan anaknya kelak menjadi anak

yang taat dalam menjalankan ibadah dan berharap kelak

menjadi anak yang sukses.

a. Tipe Keluarga

Keluarga Tn.T merupakan tipe keluarga Nuclear Family yaitu

keluarga inti yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak yang tinggal

dalam satu rumah.

6. Tahap Perkembangan Keluarga

a. Tahap Perkembangan Keluarga Saat ini

Tahap perkembangan keluarga saat ini yaitu keluarga dengan

anak usia sekolah: memenuhi kebutuhan sekolah anak,

Page 38: BAB I

membimbing anak untuk meningkatkan prestasi sekolah dan

mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sehat.

b. Tugas Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi

Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi adalah

memiliki rumah sendiri.

7. Fungsi Keluarga

a. Fungsi Perawatan Keluarga

1) Ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah

Keluarga Tn.I mengatakan An.M terdiagnosa Asma sejak

berumur 5 bulan. Keluarga Tn.I mengatakan bahwa

penyakit asma merupakan suatu masalah dan penyakit

keturunan yang bisa kapan saja kambuh.Keluarga Tn.I

mengatakan bila anaknya kecapekan atau menderita batuk

pilek asmanya langsung kambuh, sedangkan suaminya bila

terlalu kecapekan juga langsung kambuh.Keluarga Tn.I

mengatakan belum tahupengertian, tanda dan gejala,

penyebab, makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan

serta lingkungan yang sehat untuk penderita asma. Jenis

makanan yang dikonsumsi An.M sama dengan anggota

keluarga yang lain. Keluarga Tn.I tampak menggelengkan

kepala saat ditanya tentangpengertian, tanda dan gejala,

penyebab, makananyang dianjurkan dan tidak dianjurkan ,

dan lingkungan yang sehat untuk penderita asma.

2) Ketidakmampuan keluarga dalam mengambil keputusan

Keluarga Tn.I mengatakan An.Mtidak diperiksakan ke

pelayanan kesehatan secara rutin, hanya kalau merasa sakit

atau mendapat serangan asma langsung diperiksan ke

dokter dan tidak berani memberikan obat bebas. Berbeda

dengan An.M, keluarga Tn.I mengaku bila Tn.I mendapat

serangan asma tidak langsung periksa ke dokter, melainkan

dengan cara istirahat dan mengolesi minyak di

Page 39: BAB I

dadanya.Ny.I mengatakan sering menyarankan periksa ke

pelayanan kesehatan kalau kambuh tetapi Tn.I tidak mau.

3) Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota yang

sakit

Keluarga Tn.I mengatakan An.M paling sering

mengkonsumsi nasi, sayur bayam dengan lauk

telur.Keluarga Tn.I mengatakan An.M paling senang

makan telur.Keluarga Tn.I mengatakan An.M tidak pernah

jajan es, kalaupun jajan ya cuma es krim.Keluarga Tn.I

mengatakan An.M minum obat hanya kalau sakit yaitu

salbuven 3x25 mg. Dan apabila serangan asmanya sudah

sembuh obat salbuven 3x25 mg dari dokter disuruh untuk

berhenti.Obat An.M masih tampak belum habis.Keluarga

Tn.I mengatakan An.M tidak rutin kontrol, terakhir kali

memeriksakan anaknya pada bulan Desember

2011.Keluarga Tn.I mengatakan An.M lebih sering bermain

di rumah dengan kakak-kakaknya dibandingkan dengan

teman-temannya. An.M tampak asyik berlarian kesanan

kemari dengan kakak-kakaknya

4) Ketidakmampuan keluarga menciptakan lingkungan yang

kondusif

Keluarga Tn.I mengatakan Tn.I adalah seorang perokok

aktif dan sering merokok di dalam rumah.Dalam sehari

tidak habis satu bungkus. Disamping itu, keluarga Tn.I juga

mengatakan kebersihan lingkungan sangat mendukung

kesehatan, akan tetapi rumah masih kurang sehat seperti

tidak memiliki ventilasi sehingga terasa pengap, dan juga

tidak memiliki jendela sehingga cahaya matahari tidak

langsung masuk ke rumah.

5) Ketidamampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan

Keluarga Tn.I mengatakan bila ada anggota keluarga yang

sakit langsung periksa ke dokter.Keluarga Tn.I mengatakan

Page 40: BAB I

keluarganya belum memiliki Jaminan Kesehatan

Masyarakat (Jamkesmas).

b. Fungsi Biologis

Tn.I berusia 35 tahun dan Ny.E berusia 29 tahun merupakan

usia produktif yang sudah dikaruniai 2 anak laki-laki dan satu

anak perempuan. Keluarga Tn.I mengatakan menggunakan KB

suntik 3 bulan dan tidak ingin menambah momongan lagi

c. Fungsi Ekonomis

Keluarga Tn.I mengatakan dirinya bekerja sebagai ibu rumah

tangga, sedangkan Tn.I membuka usaha jualan pulsa untuk

memenuhi kebutuhan keluarganya.Keluarga Tn.I mengatakan

penghasilan Tn.I tidak menentu.

d. Fungsi Psikologis

Keluarga Tn.I mengatakan walaupun kehidupan keluarganya

kurang mencukupi tetapi masing-masing anggota keluarga

merasa nyaman, saling perhatian, dan saling menyayangi.

e. Fungsi Pendidikan

Keluarga Tn.I mengatakan keluarganya sudah menjalankan

fungsi pendidikan dengan menyekolahkan anaknya yang masih

duduk di bangku kelas satu SD.

f. Fungsi Agama

Keluarga Tn.I mengatakan seluruh anggota keluarganya

beragama Islam.Keluarga Tn.I mengaku jarang mengerjakan

sholat 5 waktu.

g. APGAR keluarga

Hasil pengkajian APGAR keluarga bernilai 7 .Nilai 7-10

mengindisikan bahwa keluarga memiliki fungsi yang baik.

8. Sistim Pendukung Keluarga

Keluarga Tn.I mengatakan jumlah anggota keluarga yang sehat

berjumlah 5 orang.Keluarga Tn.I mengatakan jarak antara rumah

dengan Puskesmas ± 800 meter dan dapat ditempuh dengan sepeda

motor.

Page 41: BAB I

9. Genogram

stroke Liver

2 29 th asma 35 th

7 th 3 th 2 th asma

Keterangan

: laki-laki : klien

: perempuan : garis pernikahan

: laki-laki meninggal : garis keturunan

: perempuan meninggal : tinggal serumah

10. Status Kesehatan Keluarga Inti

a. Status kesehatan anggota keluarga

Pada saat dilakukan pengkajian hari Rabu, 9 Mei 2012

didapatkan data kesehatan:

1) Tn.I

Kepala Tn.I berbertuk mesochepal, rambut lurus, kulit

kepala tidak berketombe, visus 6/6, tidak menggunakan kaca

mata, konjungtiva tampak berwarna merah, sclera tampak

Page 42: BAB I

berwarna putih, hidung antara kiri dan kanan simetris, tidak

ada secret yang keluar, murkosa bibir tidak ada stomatitis,

bibir tampak lembab, telinga simetris antara kiri dan kanan,

tidak ada serum yang keluar dari telinga, tampak tato pada leher,

tidak teraba pembesaran kelenjar tyroid dan limfe. Terlihat

pergerakan dinding dada. Tidak tampak ketinggalan gerak saat

bernafas, tidak teraba nyeri tekan,perkusi terdengar sonor,

auskultasi bunyi nafas terdengar vesikuler. Tidak tampak

edema pada ekstremitas atas dan bawah.Tampak tato pada

tangan kanan.Kekuatan otot tangan kanan 5, tangan kiri 5,

kaki kanan 5, kaki kiri 5.Tn.I pada saat ini dalam keadaan

sehat, tidak dalam kondisi kambuh asmanya. Tanda-tanda

vital saat pengkajian:

TD : 120/80 mmHg TB : 170 cm

Nadi : 80 x/menit BB : 68

Suhu : 36,2°C IMT :68

(1,7) ²=23,5

RR : 20 x/menit Status Gizi : Baik

2) Ny.I

Kepala berbertuk mesochepal, rambul lurus, kulit kepala

tidak berketombe, rambut tampak rontok, rambut kering,

visus 6/6 dan tidak menggunakan kaca mata, sclera tampak

berwarna putih, konjungtiwa tampak pucat, tidak tampak

cloasma gravidarum, hidung antara kiri dan kanan simetris,

tidak ada secret yang keluar, mukosa bibir tidak ada

stomatitis, bibir kering, gigi tidak ada yang tanggal, telinga

simetris antara kiri dan kanan, tidak ada serum yang keluar

dari telinga, tidak teraba pembesarn kelenjar tyroid dan limfe,

tidak tampak kelemahan pada kedua anggota gerak. Tanda-

tanda vital saat pengkajian:

TD : 130/80 mmHg TB :148 cm=1,48 m

Nadi : 82 x/menit BB : 57 kg

Page 43: BAB I

RR : 18 x/menit IMT :57

(1,48) ²=27,02

Status gizi : Obesitas

3) An.S

Kepala : rambut bersih, tidak berketombe, betuk kepala

mesochepal

Mata : bentuk simetris antara kanan dan kiri, konjungtiva

tidak anemis, sclera tidak ikterik, tidak

menggunakan alat bantu seperti kacamata.

Hidung : bentuk simetris, fungsi pembau baik, tidak ada

polip, tidak ada secret.

Telinga : bentuk simetris antara kanan dan kiri, tidak

menggunakan alat bantu dengar

Mulut : membrane mukosa tampak lembab, tidak terdapat

stomatitis, tampak caries gigi bagian atas

Leher : tidak tampak pembesaran kelenjar Tyroid

Dada :

Inspeksi : bentuk dada normo chest

Palpasi : tidak teraba nyeri tekan, tidak ada

ketinggalan gerak, taktil fremitus

kanan=kiri

Perkusi : terdengar sonor

Auskultasi : suara paru terdengar vesikuler,

tidak terdengar suara jantung

taambahan

Ekstremitas :

Atas : anggota gerak lengkap, tidak ada

kelainan

Bawah : anggota gerak lengkap, tidak ada

kelainan

Tanda-tanda vital:

Nadi : 80 x/menit TB : 110 cm

Respirasi : 20 x/menit BB : 17 kg

Page 44: BAB I

Suhu : 36,5°C Z score : 17−22,9

26,5−22,9=¿-1,6

Status Gizi Baik (-2 SD s/d +2 SD)

4) An.T

Kepala : rambut bersih, tidak berketombe, betuk kepala

mesochepal

Mata : bentuk simetris antara kanan dan kiri, konjungtiva

tidak anemis, sclera tidak ikterik, tidak

menggunakan alat bantu seperti kacamata.

Hidung : bentuk simetris, fungsi pembau baik, tidak ada

polip, tidak ada secret.

Telinga : bentuk simetris antara kanan dan kiri, tidak

menggunakan alat bantu dengar

Mulut : membrane mukosa tampak lembab, tidak terdapat

stomatitis, tidak tampak caries gigi

Leher : tidak tampak pembesaran kelenjar Tyroid

Dada :

Inspeksi : bentuk dada normo chest

Palpasi : tidak teraba nyeri tekan, tidak ada

ketinggalan gerak, taktil fremitus

kanan=kiri

Perkusi : terdengar sonor

Auskultasi : suara paru terdengar vesikuler,

tidak terdengar suara jantung

taambahan

Ekstremitas :

Atas : anggota gerak lengkap, tidak ada

kelainan

Bawah : anggota gerak lengkap, tidak ada

kelainan

Tanda-tanda vital :

Nadi : 84 x/menit TB : 80 cm

Respirasi : 20 x/menit BB : 11 kg

Page 45: BAB I

Suhu : 36°C Z score:11−13,9

15,5−13,9=1,8

Status Gizi Baik (-2 SD s/d +2 SD)

5) An.M

Kepala : rambut bersih, tidak berketombe, betuk kepala

mesochepal

Mata : bentuk simetris antara kanan dan kiri, konjungtiva

tidak anemis, sclera tidak ikterik, tidak

menggunakan alat bantu seperti kacamata.

Hidung : bentuk simetris, fungsi pembau baik, tidak ada

polip, tidak ada secret.

Telinga : bentuk simetris antara kanan dan kiri, tidak

menggunakan alat bantu dengar

Mulut : membrane mukosa tampak lembab, tidak terdapat

stomatitis, tidak tampak caries gigi

Leher : tidak tampak pembesaran kelenjar Tyroid

Dada :

Inspeksi : bentuk dada normo chest, tidak

sesak nafas

Palpasi : tidak teraba nyeri tekan, tidak ada

ketinggalan gerak, taktil fremitus

kanan=kiri

Perkusi : terdengar sonor

Auskultasi : suara paru terdengar vesikuler,

tidak terdengar suara jantung

tambahan

Ekstremitas :

Atas : anggota gerak lengkap, tidak ada

kelainan

Bawah : anggota gerak lengkap, tidak ada

kelainan

Page 46: BAB I

Tanda-tanda vital :

Nadi : 90 x/menit TB :60 cm

Respirasi : 25 x/menit BB : 10 kg

Suhu : 36°C Z score:

10−12,613,9−12,6

=2

Status Gizi baik (-2 SD s/d +2 SD)

b. Penyakit yang diderita

Keluarga Tn.I mengatakanTn.I menderita Asma sejak kecil,

sedangkan An.M menderita asma sejak usia 5 bulan.

c. Adakah anggota keluarga yang menderita penyakit keturunan

Keluarga Tn.I mengatakan An.M dan Tn.I menderita asma.

Keluarga Tn.I mengatakan di dalam keluarganya tidak ada yang

menderita penyakit jantung, Dm, maupun Hipertensi.

d. Anggota keluarga yang menderita cacat

Keluarga Tn.I mengtakan di dalam keluaganya tidak ada yang

menderita cacat baik psikis maupun fisik.

e. Adakah anggota keluarga yang berpenyakit kronis/menular

Keluarga Tn.I mengatakan di dalam keluarganya tidak ada yang

menderita penyakit menular seperti kusta, TBC, Hepatitis.

f. Perilaku pencarian pengobatan/pelayanan kesehatan

Keluarga Tn.I mengatakan apabila keluarganya ada yang sakit

langsung periksa ke dokter.Keluarga Tn.I mengatakan

keluarganya tidak rutin periksa ke dokter hanya waktu sakit saja

baru periksa.Keluarga Tn.I mengatakan saat An.M sakit baru

minum obat dan diberikan secara teratur sesuai anjuran

dokter.Keluarga Tn.I mengatakan tidak berani memberikan obat

warung saat keluarganya sakit.

11. Hobby Masing-masing Anggota Keluarga

Keluarga Tn.I mengatakan di dalam keluarganya tidak ada yang

mmempunyai hobby khusus.

12. Hubungan Antar Anggota Keluarga

Page 47: BAB I

Keluarga Tn.I mengatakan hubungan dengan suami, anak-anak, dan

anggota keluarga yang lain terjalin harmonis.

13. Anggota Keluarga Yang Berpengaruh Dalam Pengambilan

Keputusan

Keluarga Tn.I mengatakan bila dalam keluarganya ada masalah

diselesaikan dengan jalan musyawarah bersama, tetapi paling banyak

pengambil keputusan diambil oleh ibu.

14. Kebiasaan Anggota Keluarga

a. Kebutuhan Nutrisi dalam keluarga

Tn.I

Tn.I makan 2 kali/hari , waktu makan teratur, porsi satu

piring penuh. Jenis makanan yang dimakan nasi, sayur, lauk-

pauk.Tn.I tidak memiliki alergi terhadapa makanan.

Ny.I

Ny.I makan 2 kali/hari mengabiskan satu piring.Ny.I tidak

mempunyai alergi makanan ataupun makanan pantangan.Ny.I

mengatakan setiap hari membeli sayur yang sudah siap untuk

dimakan.Ny.I menyimpan makanan di atas meja dalam

keadaan tertutup dengan tudung saji.

An.S

Keluarga Tn.I mengatakan An.S makan 3 kali/hari dan

menghabiskan satu piring rata dengan jenis makanan nasi,

sayur, lauk pauk. Keluarga Tn.I mengatakan tidak ada

masalah dengan makan An.S

An.T

Keluarga Tn.I mengatakan An.T makan 3 kali/hari dan

menghabiskan 3 sendok.Keluarga Tn.I mengatakan An.T

lebih suka ngemil. Keluarga mengatakan An.T susah mkan.

An.M

Keluarga Tn.I mengatakan An.M makan tiga kali sehari

dengan porsi cukup. Jenis makanan yang dimakan yaitu nasi ,

sayur bayam dan tempe. Ny.I mengatakan An.M paling

Page 48: BAB I

sering makan bakso dan lauk telur.Keluarga Tn.I mengatakan

An.M tidak memiliki riwayat alergi makanan ataupun

makanan pantangan. Keluarga mengatakan An.M tidak susah

makan

b. Minum keluarga

Keluarga Tn.I mengatakan secara rutin mengkonsumsi air putih

sebanyak 8 gelas per hari, air putih tersebut diperoleh dari sumur

gali dan direbus hingga masak sebelumya.

c. Pola istirahat

Keluarga ny.I mengatakan An.T dan An.M tidur dari jam 23.00

wib- 06.00 WIB. Keluarga Tn.I mengatakan kedua anaknya yang

kecil-kecil memang sering tidur larut.Ny.I mengatakan An.S dan

An.M sering tidur siang sekitar 2 jam.Keluarga Tn.I mengatakan

kedua An.I dan An.M kalau siang hari dikurung di

rumah.Keluarga mengatakan tidak ada masalah pada pola

istirahat anggota keluarga Tn.I yang lain.

d. Rekreasi

Keluarga Tn.I mengatakan tidak merencanakan waktu khusus

untuk rekreasi karena Tn.I bila ada waktu libur lebih

dimanfaatkan untuk istirahat.

e. Pemanfaatan waktu senggang

Keluarga Tn.I mengatakan waktu senggang di gunakan untuk

istirahat dan nonton televisi bersama suami dan anaknya.

f. Pola eliminasi

Masing-masing anggota keluarga BAB 1x/hari, keluarga Tn. A

tidak mengeluhkan masalah pada pola BAB. BAK masing-

masing anggota keluarga kurang lebih 4 hingga 5 kali/hari.

Keluarga Tn. A tidak ada yang mengeluhkan pada pola BAK.

g. Higine perorangan

Keluarga Tn.I mengatakan semua anggota keluarga mandi 2 kali

sehari, menggunakan sabun mandi, setiap anggota keluarga rutin

Page 49: BAB I

menggosok gigi 2 kali sehari pada saat mandi. Kebiasaan

keluarga mencuci rambut 3 kali dalam seminggu.

h. Kebiasaan anggota keluarga yang merugikan kesehatan

Keluarga Tn.I mengatakan Tn.I mempunyai kebiasaaan merokok.

B. FAKTOR SOSIAL, EKONOMI DAN BUDAYA

1. Penghasilan

a. Penghasilan utama

Keluarga Tn.I mengatakan sumber penghasilan utama diperoleh

dari Tn.I yang bekerja sebagai wiraswasta dengan penghasilan rata-

rataRp. 700.000 per bulan.Sedangkan Ny.I bekerja sebagai ibu

rumah tangga.

b. Penghasilan sampingan/tambahan

Keluarga Tn.I mengatakan keluarganya tidak memiliki penghasilan

tambahan

c. Jumlah penghasilan dalam keluarga

Jumlah penghasilan dalam keluarga Rp700.000,00-

Rp1.000.000,00.

2. Pemanfaatan/penggunaan dana keluarga per bulan

a. Biaya kebutuhan pokok : Rp 600.000,00

b. Biaya pendidikan anak : Rp 45.000,00

c. Biaya kesehatan : Rp ……-……….

d. Biaya pakaian : Rp …… -…………

e. Biaya rekreasi : Rp ……-…………

f. Biaya perbaikan rumah : Rp ……-…………

g. Tabungan : Rp 20.000,00

h. Biaya tak terduga : Rp ……-…………

3. Kecukupan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan

sehari-hari

Page 50: BAB I

Keluarga Tn.I mengatakan penghasilan keluarga untuk memenuhi

kebutuhan sehari-hari dirasa kurang.

4. Pengelolaan keuangan dalam keluarga

Keluarga Tn.I mengatakan pengelolaan keuangan dalam keluarga

dipegang oleh suami. Ny.I mengatakan setiap harinya dijatah

Rp.20.000,00 oleh suami.

5. Keadaan ekonomi

Pendapatan ekonomi keluarga Tn.I sangatlah kurang. Ny.I mengatakan

sudah tidak membeli beras karena sudah mendapat raskin(beras untuk

keluarga miskin) dari pedukuhan, sedangkan untuk biaya sekolah An.S

mendapat dana BOS(Bantuan Operasional Sekolah). Barang-barang

yang dimiliki Keluarga Tn.I adalah sebuah sepeda motor, kulkas, TV,

tabungan.

6. Hubungan anggota keluarga dengan masyarakat

Ny.I mengatakan sebelum mempunyai An.M, rajin ikut kegiatan

PKK.Tetapi semenjak An.M lahir, Ny.I berhenti ikut kegiatan PKK

karena terlalu sibuk mengurusi anak-anak dan rumah tangga.Keluarga

Tn.I mengatakan hubungan keluarga dengan ketua RT, ketua KK

LKMD, ketua RW, dan anggota masyarakat terjalin

harmonis.Keluarga Tn.I mengatakan Tn.I aktif ikut kegiatan

Ronda.Fasilitas untuk pertemuan masyarakat sering dilakukan di

rumah tokoh masyarakat.

7. Pendidikan

No Nama

Anggota

Keluarga

Pendidikan

Formal

Pendidikan Non

Formal

Tamat/belum

tamat/tidak

tamat

Ket

1.

2.

3.

4.

5.

Tn.I

Ny.I

An.S

An. T

An. M

SLTA

SLTA

SD

Belum sekolah

Belum sekolah

-

-

-

Tamat

Tamat

Belum tamat

-

-

-

Page 51: BAB I

8. Budaya

Keluarga Tn.I mengatakan dirinya asli keturunan jawa, sedangkan

suaminya keturunan Tiong Hoa.Keluarga Tn.I mengatakan tidak adat

istiadat dari masing-masing kebudayaan yang bertentangan dengan

kesehatan. Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa

Indonesia. Disekitar tempat tinggal Tn.I kebanyakan berasal dari suku

Jawa.

9. Agama/Spiritual Keluarga

Keluarga Tn.I mengaku beragama Islam dan tidak taat

beribadah.Keluarga Tn.I mengatakan tidak ada mitos-mitos ataupun

kepercayaaan yang dapat mempengaruhi kesehatan.

C. FAKTOR RUMAH DAN LINGKUNGAN

1. Rumah

a. Luas pekarangan dan bangunan

Keluarga Tn.I mengatakan tidak memiliki pekarangan. Luas

bangunan rumah 12 m².

b. Status kepemilikan : numpang tempat saudara

c. Jenis rumah : dipetak-petak

d. Jenis bangunan : permanen

e. Atap rumah : genteng

f. Langit-langit : ternit

g. Lantai rumah : keramik

h. Ventilasi : tidak ada

i. Jendela : tidak mempunyai jendela.

j. Pencahayaan : sinar matahari tidak masuk ke

dalam rumah

k. Penerangan malam hari : sumber penerangan dari lampu PLN

l. Pembagian ruang : - kamar tidur

- dapur

- WC

Page 52: BAB I

m. Denah rumah

U

dapur

WC

Sumur gali kamar

2. Perabot rumah

Keluarga Tn.I mengatakan alat-alat masak menggunakan kompor

gas.Keluarga Tn.I mengatakan tempat penyimpanan peralatan dapur

diletakkan di rak kecil.Perabot rumah tangga sudah tertata rapi.

3. Pengelolaan Sampah

Keluarga Tn.I mengatakancara pembuangan sampah langsung di

tempat pembuangan sampah akhir. Tetapi sebelum di buang di tempat

pembuangan sampah akhir, keluarga Tn.I mengatakan sampah-sampah

di masukkan tempat pembuangan sampah sementara yang terletak di

depan rumah.Jarak tempat pembuangan sampah dengan sumber air

minum ± 2 meter.

4. Sumber Air

Sumber air keluarga Tn.I berasal dari sumur gali. Jarak sumber air

minum dengan bak penampungan limbah (septic tank) ± 6 meter.

Tidak tampak pencemaran air, kualitas air jernih, tidak berwarna, tidak

berbau, dan tidak berasa.

5. Jamban Keluarga

Keluarga Tn.I memiliki jamban keluarga dengan jenis jamban angsa

latrine.Letak jamban berada di luar rumah.Jarak jamban dengan

sumber air minum kurang dari 10 meter dan tidak terawat.

6. Pembuangan air limbah

Jenis air limbah adalah limbah rumah tangga dan di tempatkan pada

bak penampungan limbah. Jarak bak penampungan air limbah dengan

sumber air minum kurangg dari 10 meter.Letak di belakang rumah.

Page 53: BAB I

7. Kandang Ternak

Keluarga Tn.I mengatakan tidak memiliki kandang ternak.

8. Kamar mandi

Keluarga Tn.I memiliki kamar mandi sebanyak satu kamar mandi,

terletak di luar rumah, tempat penampungan air menggunakan ember

dengan kondisi terbuka dan dikuras tiap hari.

9. Halaman rumah

Keluarga Tn.I tidak memiliki halaman rumah.

10. Lingkungan rumah

Rumah keluarga Tn.I berada di perbatasan antara kota dengan desa.

Jarak dengan tetangga berhimpitan, suasana ramai, lokasi dekat rumah.

11. Fasilitas sosial, pendidikan dan kesehatan

a. Fasilitas pendidikan : SD

Jarak dari rumah : 2km

b. Fasilitas perdagangan : warung

Jarak dari rumah :100 m

c. Fasilitas kesehatan : Puskesmas

Jarak dari rumah :± 800 m

d. Fasilitas peribadatan : masjid

Jarak dari rumah : ±500 m

e. Fasilitas lainnya : terminal

Jarak dari rumah :± 5 km

D. KESEHATAN IBU DAN ANAK

1. Keluarga Berencana

Keluarga Tn.I merupakan pasangan usia subur. Umur Tn.I saat ini 35

tahun, sedangkan Ny.I berumur 29 tahun.Keluarga Tn.I mengatakan

menjadi aseptor KB dan sebelumnya pernah mendengar KB dari

bidan.Keluarga Tn.I mengatakan jenis alat kontrasepsi yang digunakan

adalah KB suntik.Tempat pemsangan di bidan. Keluarga Tn.I

mengatakan kontrol alat KB secara teratur setiap 1 bulan. Ny.I

mengatakan mengeluhkan sering pusing-pusing akibat dari alat KB

yang digunakan.

Page 54: BAB I

2. Balita

a. Kesimpulan hasil pengkajian DDST An.M pada hari Rabu, 9 Mei

2012 adalah normal. Keluarga Tn.I mempunyai 2 balita An.T

berumur 3 tahun dan An.S berumur 2 tahun. Keluarga Tn.I

mengatakan tidak rutin kunjungan ke posyandu. Ny.I mengatakan

waktu An.T dan An.M diperiksan ke bidan status gizinya baik,

tetapi saat diperiksakan ke posyandu balita status gizinya buruk.

Sehingga keluarga Tn.I mengatakan malas untuk memeriksakan

anaknya ke posyaandu balita. Keluarga Tn.I mengatakan bila

anaknya sakit baru periksa. Kedua balita mempunyai KMS dan

diisi oleh bidan dan kader. Pertumbuhan dan perkembangan An.T

sesuai KMS pada bulan Agustus tahun 2011 normal di atas garis

merah, sedangkan An.M pas garis merah. Perhitungan Status Gizi

balita menurut Z score An.I dan An.M tergolong status gizi baik.

Status kesehatan An.T dan An.M saat ini dalam keadaan sehat.

Keluarga Tn.I mengatakan kedua balita sudah diberikan tablet

vitamin A. Keluarga Tn.I mengatakan tidak ada makanan

pantangan pada kedua balita.Keluarga mengatakan tahu tentang

perkembangan anak, tetapi hanya sedikit seperti perkembangan

anak usia 2 tahun sudah bisa berbicara walaupun tidak jelas

b. Status Imunisasi Bayi dan Balita

Keluarga mengatakan kedua balitanya sudah diimunisasi dasar

lengkap

No Nama Umur Status imunisasi Keterangan

BCG Polio DPT Hepatitis Campak Lain-

lain1 2 3 4 1 2 3 1 2 3

1. An.T 3 th lengkap

2. An.M 2 th lengkap

: sudah diberikan

Page 55: BAB I

E. RIWAYAT KESEHATAN MENTAL DAN PSIKOSOSIAL

1. Memenuhi kebutuhan jiwa

Keluarga Tn.I menggatakan nyaman berada di tempat tinggalnya saat

ini,dan merasa bahagia dengan kondisi keluarga merasa aman dan tenang.

2. Pemenuhan status social

Keluarga Tn.I mengatakan diterima baik oleh masarakat sekitar, dan

keluarga selalu aktif dalam kegiatan masyarakat.

3. Riwayat kesehatan mental keluarga

Keluarga Tn.I mengatakan dalam anggota keluarganya tidak ada yang

mengalami gangguan jiwa.

4. Gangguan mental pada anggota keluarga

Keluarga Tn.I mengatakan anggota keluarganya tidak ada yang merasa

bersalah, gagal, kecewa atau tertekan. Keluarga Tn I mengatakan An.S

dan An.T sering bertengkar. Ny.I beranggapan bahwamenurut

kebudayaan Cina kedua anaknya berbeda shio sehingga sering

bertengkar.

5. Penampilan/tingkah laku keluarga yang menonjol

Keluarga Tn.I mengatakan bahwa tidak ada yang menonjol seperti

agresif, ekstrim, peminum alkohol, suka melamun, suka menyendiri,

senang pergi tanpa tujuan, suka menangis tanpa sebab, ataupun suka

mencuri tanpa sengaja.

6. Tanggapan/harapan keluarga terhadap pelayanan kesehatan yang ada

Keluarga Tn.I berharap dengan adanya petugas kesehatan yang

berkunjung ke rumah dapat membagi ilmu dan pengetahuan bagaimana

merawat anggota keluarga yang menderita asma.

F. PERSEPSI DAN TANGGAPAN KELUARGA TERHADAP

MASALAH

1. Persepsi keluarga terhadap masalah yang dihadapi

Keluarga Tn.I menyadari bahwa ada salah satu anggota keluarga

yang menderita Asma yaitu An.M.Keluarga mengatakan Asma dapat

mengancam jiwa karena dulu ada saudara Tn.I yang meninggal

Page 56: BAB I

disebabkan oleh asma.Keluarga beranggapan bahwa asma merupakan

penyakit keturunan yang sewaktu-waktu bisa kambuh dan berbahaya

sehingga harus ditangani segera.

Keluarga Tn.I menyadari bahwa anaknya masih kecil-kecil,

sehingga sangat perlu sekali inormasi tentang kesehatan balita.

Keluarga Tn.I mengatakan tidak ada masalah jika tidak

mempunyai jendela ataupun ventilasi, karena dulu pernah dibuat

ventilasi di atas rumah, tetapi suhu di dalam rumah terasa panas

sehingga sekarang ditutup lagi.

2. Tanggapan/mekanisme coping keluarga terhadap masalah

Keluarga Tn.I mengatakan menerima keadaan An.M yang sakit

anemia, tetapi Ny.I juga berusaha untuk meningkatkan status kesehatan

dengan cara memanfaatkan sumber-sumber kesehatan yang ada.

II. ANALISA DATA

DATA MASALAH PENYEBAB

DS:- Keluarga Tn.I mengatakan An.M terdiagnosa Asma

sejak berumur 5 bulan.- Keluarga Tn.I mengatakan An.M minum obat hanya

kalau sakit yaitu salbuven 3x25 mg . Dan apabila serangan asmanya sudah sembuh obat salbuven 3x25 mg dari dokter disuruh untuk berhenti.

DO:- Terapi yang sudah diberikan Salbuven 3x25 mg- Nadi : 90 x/menit, Respirasi :25 x/menit, Suhu : 36 °C- Status Gizi Baik

Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik Asma pada An.M di keluarga Tn.I

Page 57: BAB I

DS:- Keluarga Tn.I mengatakan bila anaknya kecapekan atau

menderita batuk pilek asmanya langsung kambuh, sedangkan suaminya bila terlalu kecapekan juga langsung kambuh.

- Keluarga Tn.I mengatakan belum tahupengertian, tanda dan gejala, penyebab, makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan serta lingkungan yang sehat untuk penderita asma. Jenis makanan yang dikonsumsi An.M sama dengan anggota keluarga yang lain.

DO:- KeluargaTn.I tampak menggelengkan kepala saat

ditanya tentangpengertian, tanda dan gejala, penyebab, makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan, dan lingkungan yang sehat untuk penderita asma.

Ketidakmampuan keluarga Tn.I mengenal penyakit asma pada An.M

DS:- Keluarga Tn.I mengatakan An.M tidak diperiksakan ke

pelayanan kesehatan secara rutin, hanya kalau merasa sakit atau mendapat serangan asma langsung diperiksan ke dokter dan tidak berani memberikan obat bebas.

DO: -

Ketidakmampuan keluarga Tn.I mengambil keputusan pada An.M

DS:- Keluarga Tn.I mengatakan An.M paling sering

mengkonsumsi nasi, sayur bayam dengan lauk telur.- Keluarga Tn.I mengatakan An.M paling senang makan

telur.- Keluarga Tn.I mengatakan An.M tidak pernah jajan es,

kalaupun jajan ya cuma es krim.- Keluarga Tn.I mengatakan An.M minum obat hanya

kalau sakit yaitu salbuven 3x25 mg. Dan apabila serangan asmanya sudah sembuh obat salbuven 3x25 mg dari dokter disuruh untuk berhenti. Keluarga Tn.I mengatakan An.M tidak rutin kontrol, terakhir kali memeriksakan anaknya pada bulan Desember 2011.

- Keluarga Tn.I mengatakan An.M lebih sering bermain di rumah dengan kakak-kakaknya dibandingkan dengan teman-temannya.

DO:- Obat An.M masih tampak belum habis

Ketidakmampuan keluarga Tn.I merawat An.M yang sakit asma

Page 58: BAB I

- An.M tampak asyik berlarian kesanan kemari dengan kakak-kakaknya

DS:- Keluarga Tn.I mengatakan Tn.I adalah seorang perokok

aktif dan sering merokok di dalam rumah. Dalam sehari tidak habis satu bungkus.

- Disamping itu, keluarga Tn.I juga mengatakan kebersihan lingkungan sangat mendukung kesehatan, akan tetapi rumah masih kurang sehat seperti tidak memiliki ventilasi sehingga terasa pengap, dan juga tidak memiliki jendela sehingga cahaya matahari tidak langsung masuk ke rumah.

DO:- Luas bangunan rumah 12 m²- Ventilasi tidak ada- Tidak mempunyai jendela- Sinar matahari tidak masuk ke dalam rumah

Ketidakmampuan keluarga menciptakan lingkungan yang kondusif bagi An.M

DS:- Keluarga Tn.I mengatakan kedua balita sudah diberikan

tablet vitamin A.- keluarga Tn.I mengatakan tidak ada makanan pantangan

pada kedua balita.- Keluarga mengatakan kedua balitanya sudah

diimunisasi dasar lengkap

DO:- Kesimpulan hasil pengkajian DDST An.M pada hari

Rabu, 9 Mei 2012 adalah normal.- Pertumbuhan dan perkembangan An.T sesuai KMS

normal di atas garis merah, sedangkan An.M pas garis merah.

- Perhitungan Status Gizi balita menurut Z score An.I dan An.M tergolong status gizi baik .

- Status kesehatan An.T dan An.M saat ini dalam keadaan sehat

- Umur An.M = 2 tahunBB=60 cmTB=10 kg

Potensial peningkatan tumbuh kembang balita di keluarga Tn.I

III. SKALA PRIORITAS

Page 59: BAB I

1. Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik Asma pada An.M di

keluarga Tn.I

NO KRITERIA HITUNGAN SKOR PEMBENARAN

1. Sifat Masalah:

Deficit

3/3 x1 1 - Keluarga Tn.I mengatakan An.M terdiagnosa Asma sejak berumur 5 bulan.

- Keluarga Tn.I mengatakan An.M minum obat hanya kalau sakit yaitu salbuven 3x25 mg. Dan apabila serangan asmanya sudah sembuh obat salbuven 3x25 mg dari dokter disuruh untuk berhenti.

Page 60: BAB I

2. Kemungkinan

masalah dapat

diubah: sebagian

1/2 x2 1 Factor pendukung:

- Jarak puskesmas

dengan rumah ±

800 meter

- ada yang mengantar

An.M ke tempat

pelayanan

kesehatan

- keluarga Tn.I

mempunyai sepeda

motor.

- Pendidikan terakhir

keluarga Tn.I

adalah SMA

sehingga

mempengaruhi

penyerapan

informasi

Factor penghambat:

- sumber dana untuk

kesehatan tidak ada

- keluarga Tn.I

belum memiliki

Jamkesmas

3 Kemungkinan

masalah dapat

dicegah:tinggi

3/3 x 1 1 - Dengan

mengurangi factor

pencetus serangan

asma seperti

kelelahan,

terhindar dari

batuk pilek, rumah

tidak berdebu,

Page 61: BAB I

tidak ada yang

merokok di dalam

rumah diharapkan

Asma tidak

kambuh lagi

- Dengan

mengkonsumsi

makanan yang

sehat untuk

penderita asma,

diharapkan asma

dapat terkontrol

4. Menonjolnya

masalah : masalah

berat, harus

segera ditangani

2/2 x 1 1 Keluarga beranggapan

bahwa asma

merupakan penyakit

keturunan yang

sewaktu-waktu bisa

kambuh dan berbahaya

sehingga harus

ditangani segera

Jumlah 4

2. Potensial peningkatan tumbuh kembang balita di keluarga Tn.I

NO KRITERIA HITUNGAN SKOR PEMBENARAN

1. Sifat Masalah:

krisis

1/3 x 1 1/3 - Status kesehatan An.T dan An.M saat ini dalam keadaan sehat

- Kesimpulan hasil pengkajian DDST An.M pada hari Rabu, 9 Mei 2012 adalah normal

Page 62: BAB I

- Perhitungan Status Gizi balita menurut Z score An.I dan An.M tergolong status gizi baik .

Kemungkinan

masalah dapat

diubah:sebagian

1/2 x2 1 Factor pendukung:- Keluarga

mengatakan tahu tentang perkembangan anak, tetapi hanya sedikit seperti perkembangan anak usia 2 tahun sudah bisa berbicara walaupun tidak jelas

- Jarak puskesmas

dengan rumah ±

800 meter

- keluarga Tn.I

mempunyai sepeda

motor.

- Pendidikan terakhir

keluarga Tn.I

adalah SMA

sehingga

mempengaruhi

penyerapan

informasi

Factor penghambat

- sumber dana untuk

kesehatan tidak

ada

Page 63: BAB I

- keluarga belum

mempunyai

Jamkesmas

Kemungkinan

masalah dapat

dicegah:tinggi

3/3 x1 1 Dengan motivasi dan

dukungan keluarga

Tn.I untuk rajin ke

Posyandu balita tiap

bulan,diharapkan

status tumbuh kemban

balita lebih meningkat

lagi

Menonjolnya

masalah :

Merasa ada

masalah dan

segera ditangani

2/2 x 1 1 Keluarga Tn.I menyadari bahwa anaknya masih kecil-kecil, sehingga sangat perlu sekali informasi tentang kesehatan balita.

Jumlah 3 1/3

IV. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik Asma pada An.M di

keluarga Tn.I berhubungan dengan:

a. Ketidakmampuan keluarga Tn.I mengenal penyakit asma pada An.M

ditandai dengan:

DS:

- Keluarga Tn.I mengatakan bila anaknya kecapekan atau

menderita batuk pilek asmanya langsung kambuh, sedangkan

suaminya bila terlalu kecapekan juga langsung kambuh.

- Keluarga Tn.I mengatakan belum tahupengertian, tanda dan

gejala, penyebab, makanan yang dianjurkan dan tidak

dianjurkan serta lingkungan yang sehat untuk penderita asma.

Page 64: BAB I

Jenis makanan yang dikonsumsi An.M sama dengan anggota

keluarga yang lain.

DO:

KeluargaTn.I tampak menggelengkan kepala saat ditanya

tentangpengertian, tanda dan gejala, penyebab, makanan yang

dianjurkan dan tidak dianjurkan, dan lingkungan yang sehat untuk

penderita asma.

b. Ketidakmampuan keluarga Tn.I mengambil keputusan pada An.M

ditandai dengan:

DS:

- Keluarga Tn.I mengatakan An.M tidak diperiksakan ke pelayanan

kesehatan secara rutin, hanya kalau merasa sakit atau mendapat

serangan asma langsung diperiksan ke dokter dan tidak berani

memberikan obat bebas.

DO:-

c. Ketidakmampuan keluarga Tn.I merawat An.M yang sakit asma

ditandai dengan:

DS:

- Keluarga Tn.I mengatakan An.M paling sering mengkonsumsi

nasi, sayur bayam dengan lauk telur.

- Keluarga Tn.I mengatakan An.M paling senang makan telur.

- Keluarga Tn.I mengatakan An.M tidak pernah jajan es,

kalaupun jajan ya cuma es krim.

- Keluarga Tn.I mengatakan An.M minum obat hanya kalau sakit

yaitu salbuven 3x25 mg. Dan apabila serangan asmanya sudah

sembuh obat salbuven 3x25 mg dari dokter disuruh untuk

berhenti. Keluarga Tn.I mengatakan An.M tidak rutin kontrol,

terakhir kali memeriksakan anaknya pada bulan Desember

2011.

- Keluarga Tn.I mengatakan An.M lebih sering bermain di

rumah dengan kakak-kakaknya dibandingkan dengan teman-

temannya.

Page 65: BAB I

DO:

- Obat An.M masih tampak belum habis

- An.M tampak asyik berlarian kesanan kemari dengan kakak-

kakaknya

d. Ketidakmampuan keluarga menciptakan lingkungan yang kondusif

bagi An.M ditandai dengan:

DS:

- Keluarga Tn.I mengatakan Tn.I adalah seorang perokok aktif

dan sering merokok di dalam rumah. Dalam sehari tidak habis

satu bungkus.

- Disamping itu, keluarga Tn.I juga mengatakan kebersihan

lingkungan sangat mendukung kesehatan, akan tetapi rumah

masih kurang sehat seperti tidak memiliki ventilasi sehingga

terasa pengap, dan juga tidak memiliki jendela sehingga cahaya

matahari tidak langsung masuk ke rumah.

DO:

- Luas bangunan rumah 12 m²

- Ventilasi tidak ada

- Tidak mempunyai jendela

- Sinar matahari tidak masuk ke dalam rumah

2. Potensial peningkatan tumbuh kembang balita di keluarga Tn.I ditandai

dengan:

DS:

- Keluarga Tn.I mengatakan kedua balita sudah diberikan tablet

vitamin A.

- Keluarga Tn.I mengatakan tidak ada makanan pantangan pada

kedua balita.

- Keluarga mengatakan kedua balitanya sudah diimunisasi dasar

lengkap

DO:

Page 66: BAB I

- Kesimpulan hasil pengkajian DDST An.M pada hari Rabu, 9 Mei

2012 adalah normal.

- Pertumbuhan dan perkembangan An.T sesuai KMS normal di atas

garis merah, sedangkan An.M pas garis merah.

- Perhitungan Status Gizi balita menurut Z score An.I dan An.M

tergolong status gizi baik .

- Status kesehatan An.T dan An.M saat ini dalam keadaan sehat

- Umur An.M = 2 tahunBB=60 cmTB=10 kg

Page 67: BAB I

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Nama Kepala Keluarga : Tn.I

No Diagnosa Keperawatan Intervensi Implementasi EvaluasiTujuan Rencana Tindakan

1. Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik Asma pada An.M di keluarga Tn.I berhubungan dengan:a. Ketidakmampuan keluarga Tn.I mengenal

penyakit asma pada An.M ditandai dengan:DS:

- Keluarga Tn.I mengatakan bila anaknya kecapekan atau menderita batuk pilek asmanya langsung kambuh, sedangkan suaminya bila terlalu kecapekan juga langsung kambuh.

- Keluarga Tn.I mengatakan belum tahupengertian, tanda dan gejala, penyebab, makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan. Jenis makanan yang dikonsumsi An.M sama dengan anggota keluarga yang lain.

DO:KeluargaTn.I tampak menggelengkan kepala saat ditanya tentangpengertian, tanda dan gejala, penyebab, makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan , dan lingkungan yang sehat untuk penderita asma.

Tujuan panjang :Keefektifan Manajemen Regimen Terapeutik Asma di Keluarga Tn.ITujuan pendek 1:Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 30 menit diharapkan keluarga Tn.I mampu mengenal penyakit asma dengan kriteria hasil:- Mampu

menjelaskan tentang penyakit asma

- Mampu menjelaskantanda dan gejala, penyebab, makanan yang dianjurkan dan tidak

- Kontrak waktu dengan keluarga

- Beri pendidikan kesehatan kepada keluarga tentang asma, bagaimanacara merawat penderita asma dan jenis makanan yang dikonsumsi.

- Evaluasi pengetahuan keluarga tentang penyakit asma, cara merawat penderita asma dan jenis makanan yang dikonsumsi

Rabu, 16 Mei 2012Jam 20.00 wibMelakukan kontrak waktu dengan keluarga

Ttdleni

Kamis, 17 Mei 2012Jam 10.30Memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga tentang asma, bagaimana cara merawat penderita asma dan jenis makanan yang dikonsumsi

Ttdleni

Kamis, 17 Mei 2012Jam 11.00 wibEvaluasi pengetahuan keluarga tentang penyakit asma, cara merawat penderita asma dan jenis makanan yang dikonsumsi

Kamis, 17 Mei 2012Jam 11.30 wibS:- Ny.I mengatakan bahwa”

sekarang saya sudah tahu mbak tentang penyakit asma”.

- Ny.I mengatakan paham setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang tentangg penyakit asma, Mampu menjelaskan tanda dan gejala, penyebab, makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan , dan lingkungan yang sehat untuk penderita asma dengan benar

O:- Ny.I tampak mampu

menjelaskan kembali tentangg penyakit asma, Mampu menjelaskan tanda dan gejala, penyebab, makanan yang dianjurkan

Page 68: BAB I

dianjurkan , dan lingkungan yang sehat untuk penderita asma

TtdLeni

dan tidak dianjurkan , dan lingkungan yang sehat untuk penderita asmadengan benar

- Ny.I tampak mengangguk anggukkan kepala

- Ny.I tampak antusias mengikuti pendidikan kesehatan

- Ny.A menerima leflet yang diberikan

A:MasalahKetidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik Asma pada An.M di keluarga Tn.I berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga Tn.I mengenal penyakit asma pada An.M teratasiP:Hentikan intervensi

TtdLeni

b. Ketidakmampuan keluarga Tn.I mengambil keputusan pada An.M ditandai dengan:DS:- Keluarga Tn.I mengatakan An.M tidak

diperiksakan ke pelayanan kesehatan secara rutin, hanya kalau merasa sakit atau

Tujuan pendek 2:Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 30 menit diharapkan keluarga Tn.I

- Kontrak waktu dengan keluarga

- Diskusikan dengan keluarga pentingnya control

Rabu, 16 Mei 2012Jam 20.00 wibKontrak waktu dengan keluarga

Ttdleni

Rabu, 17 Mei 2012Jam 19.00 wibS:- Ny.I mengatakan akan

membicarakan dengan suami untuk rutin control

Page 69: BAB I

mendapat serangan asma langsung diperiksan ke dokter dan tidak berani memberikan obat bebas.

DO: -

mampu mengambil keputusan dengan kriteria hasil:- Keluarga

mengatakan mau membawa An.M rutin control, tidak hanya ketika sakit.

rutin- Berikan

reinforcement terhadap sikap yang positif yang diungkapkan keluarga untuk rutin periksa tidak hanya ketika sakit

Kamis, 17 Mei 2012Jam 18.30 wib- Diskusikan dengan

keluarga pentingnya control rutin

- Berikan reinforcement terhadap sikap yang positif yang diungkapkan keluarga untuk rutin periksa tidak hanya ketika sakit

TtdLeni

ke dokter tidak hanya sakit

O:- Ny.S tampak

menganggukkan kepala- Tn.S tmpak sedang tidak

berada di rumah

A:Masalah Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik Asma pada An.M di keluarga Tn.I berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga Tn.I mengambil keputusan pada An.M teratasiP:Hentikan intervensi

Ttd leni

c. Ketidakmampuan keluarga Tn.I merawat An.M yang sakit asma ditandai dengan:DS:

- Keluarga Tn.I mengatakan An.M paling sering mengkonsumsi nasi, sayur bayam dengan lauk telur.

- Keluarga Tn.I mengatakan An.M paling senang makan telur.

- Keluarga Tn.I mengatakan An.M tidak

Tujuan pendek 3:Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 kali kunjungan selama satu minggu diharapkan keluarga mampu merawat Ny.I dengan criteria

- Kontrak waktu dengan keluarga

- Motivasi keluarga untuk menyiapkan makanan yang sebaiknya dikonsumsi An.M

- Anjurkan keluarga untuk memonitor

Rabu, 16 Mei 2012Jam 20.00 wibKontrak waktu dengan keluarga

Ttdleni

Kamis, 17 Mei 2012Jam 10.45 wib- Motivasi keluarga untuk

Kamis, 17 Mei 2012Jam 11.30 wibS:Ny.I mengatakan akan menyiapakan makanan yang sebaiknya dikonsusi oleh anaknya.Ny.I mengatakan akan lebih mengawasi aktivitas anaknya

Page 70: BAB I

pernah jajan es, kalaupun jajan ya cuma es krim.

- Keluarga Tn.I mengatakan An.M minum obat hanya kalau sakit yaitu salbuven 3x25 mg. Dan apabila serangan asmanya sudah sembuh obat salbuven 3x25 mg dari dokter disuruh untuk berhenti. Keluarga Tn.I mengatakan An.M tidak rutin kontrol, terakhir kali memeriksakan anaknya pada bulan Desember 2011.

- Keluarga Tn.I mengatakan An.M lebih sering bermain di rumah dengan kakak-kakaknya dibandingkan dengan teman-temannya.

DO:- Obat An.M masih tampak belum habis- An.M tampak asyik berlarian kesanan

kemari dengan kakak-kakaknya

hasil:- Keluarga Tn.I

mampu menyiapkan makanan yang harus dikonsumsi oleh penderita asma.

- An.M mampu mengkonsumsi makanan yang boleh dan tidak boleh bagi penderita asma.

- Keluarga mampu memonitor dan menjaga aktivitas An.M agar tidak kelelahan

dan menjaga aktivitas anak setiap hari agar jangan sampai kelelahan

- Mengevaluasi apakan An.M makan sesuai yang dianjurkan.

menyiapkan makanan yang sebaiknya dikonsumsi An.M

- Menganjurkan keluarga untuk memonitor aktivitas anak setiap hari agar jangan sampai kelelahan

TtdLeni

agar jangan sampai kelelahan.O:- Wajah Ny.I tampak rileks- An.M tampak sedang

mencoret-coret buku dan tidak tampak kelelahan

A:Masalah Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik Asma pada An.M di keluarga Tn.I berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga Tn.I merawat An.M yang sakit asma teratasi sebagianP:Lanjutkan intervensi- Kontrak waktu dengan

keluarga- Motivasi keluarga untuk

menyiapkan makanan yang sebaiknya dikonsumsi An.M

- Anjurkan keluarga untuk memonitor dan menjaga aktivitas anak setiap hari agar jangan sampai kelelahan

- Evaluasi apakah An.M makan sesuai yang

Page 71: BAB I

dianjurkanTtdleni

d. Ketidakmampuan keluarga mmenciptakan lingkungan yang kondusif bagi An.M ditandai dengan:DS:- Keluarga Tn.I mengatakan Tn.I adalah

seorang perokok aktif dan sering merokok di dalam rumah. Dalam sehari tidak habis satu bungkus.

- Disamping itu, keluarga Tn.I juga mengatakan kebersihan lingkungan sangat mendukung kesehatan, akan tetapi rumah masih kurang sehat seperti tidak memiliki ventilasi sehingga terasa pengap, dan juga tidak memiliki jendela sehingga cahaya matahari tidak langsung masuk ke rumah.

DO:- Luas bangunan rumah 12 m²- Ventilasi tidak ada- Tidak mempunyai jendela- Sinar matahari tidak masuk ke dalam rumah

Tupen 4:Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 kali kunjungan selama satu minggu diharapkan keluarga Tn.I mampu menciptakan lingkungan yang kondusif bagi An.M dengan criteria hasil:- Tn.I tidak

merokok di dalam rumah

- Kontrak waktu dengan keluarga

- Jelaskan pentingnya rumah yang sehat untuk penderita asma

- Diskusikan dengan keluarga tentang penyebab asma

- Anjurkan keluarga selalu membersihkan rumah

- Anjurkan Tn.Iuntuk mengurangi konsumsi rokok atau menyarankan untuk tidak merokok di dalam rumah

- Evaluasi apakah Tn.I masih merokok di dalam rumah atau tidak

Rabu, 16 Mei 2012Jam 20.00 wibKontrak waktu dengan keluarga

Ttdleni

Kamis, 17 Mei 2012Jam 10.50 wib- menjelaskan pentingnya

rumah yang sehat untuk penderita asma

- mendiskusikan dengan keluarga tentang penyebab asma

- menganjurkan keluarga selalu membersihkan rumah

- menganjurkan Tn.I untuk mengurangi konsumsi rokok atau menyarankan untuk tidak merokok di dalam rumah

ttdleni

Kamis,, 17 Mei 2012Jam 11.30 wibS:

- Ny.I mengatakan akan menasehati Tn.I untuk tidak merokok bila sedang berada dekat dengan An.M

- Ny.I mengatakan akan lebih menjaga rumahnya lagi supaya terlihat bersih

O:- Perabot rumah tangga

tidak tampak rapi- Rumah terasa pengap

A:Masalah Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik Asma pada An.M di keluarga Tn.I berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga mmenciptakan lingkungan yang kondusif bagi An.Mteratasi sebagianP:Lanjutkan intervesi

Page 72: BAB I

- Kontrak waktu dengan keluarga

- Jelaskan pentingnya rumah yang sehat untuk penderita asma

- Diskusikan dengan keluarga tentang penyebab asma

- Anjurkan keluarga selalu membersihkan rumah

- Anjurkan Tn.I untuk mengurangi konsumsi rokok atau menyarankan untuk tidak merokok di dalam rumah

- Evaluasi apakah Tn.I masih merokok di dalam rumah atau tidak

Ttdleni

EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGANo Hari/tanggal Diagnosa keperawatan Evaluasi Paraf1 Jum’at/18

Mei 2012Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik Asma pada An.M di keluarga Tn.I

Jam 10.00 wibS:

Page 73: BAB I

berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga Tn.I merawat An.M yang sakit asmaditandai dengan:DS:- Keluarga Tn.I mengatakan An.M paling

sering mengkonsumsi nasi, sayur bayam dengan lauk telur.

- Keluarga Tn.I mengatakan An.M paling senang makan telur.

- Keluarga Tn.I mengatakan An.M tidak pernah jajan es, kalaupun jajan ya cuma es krim.

- Keluarga Tn.I mengatakan An.M minum obat hanya kalau sakit yaitu salbuven 3x25 mg. Dan apabila serangan asmanya sudah sembuh obat salbuven 3x25 mg dari dokter disuruh untuk berhenti. Keluarga Tn.I mengatakan An.M tidak rutin kontrol, terakhir kali memeriksakan anaknya pada bulan Desember 2011.

- Keluarga Tn.I mengatakan An.M lebih sering bermain di rumah dengan kakak-kakaknya dibandingkan dengan teman-temannya.

DO:- Obat An.M masih tampak belum habis- An.M tampak asyik berlarian kesanan

kemari dengan kakak-kakaknya

- Ny.I mengatakan An.M masih tertidur.

O:An.M tampak sedang tidur.

A:Masalah Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik Asma pada An.M di keluarga Tn.I berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga Tn.I merawat An.M yang sakit asma teratasi sebagian

P:- Kontrak waktu dengan keluarga- Motivasi keluarga untuk menyiapkan makanan yang sebaiknya dikonsumsi

An.M- Anjurkan keluarga untuk memonitor dan menjaga aktivitas anak setiap hari

agar jangan sampai kelelahan- Evaluasi apakah An.M makan sesuai yang dianjurkan

I:Jam 10.00 wib

- Kontrak waktu dengan keluarga- Memotivasi keluarga untuk menyiapkan makanan yang sebaiknya

dikonsumsi An.M- Menganjurkan keluarga untuk memonitor dan menjaga aktivitas anak setiap

hari agar jangan sampai kelelahan- Mengevaluasi apakah An.M makan sesuai yang dianjurkan

E:Jam 11.00 wib.

S:- Ny.I mengatakan sudah menyiapkan sayur bayam, lauk tempe, dan buah

jeruk bagi keluarganya khususnya An.M.- Ny.I mengatakan dari tadi pagi tidak meminum es krim

TtdLeni

TtdLeni

Page 74: BAB I

- Ny.I mengatakan An.M sudah makan 1 kkali dan menghabiskan satu porsi

O:- Di meja makan tampak sayur bayam, lauk tempe, dan buah jeruk- An.M tampak sedang tidur

A:Masalah Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik Asma pada An.M di keluarga Tn.I berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga Tn.I merawat An.M yang sakit asma teratasi

P:Hentikan intervensi

2 Jum’at/18 Mei 2012

Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik Asma pada An.M di keluarga Tn.I berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mmenciptakan lingkungan yang kondusif bagi An.M ditandai dengan:DS:

- Keluarga Tn.I mengatakan Tn.I adalah seorang perokok aktif dan sering merokok di dalam rumah. Dalam sehari tidak habis satu bungkus.

- Disamping itu, keluarga Tn.I juga mengatakan kebersihan lingkungan sangat mendukung kesehatan, akan tetapi rumah masih kurang sehat seperti tidak memiliki ventilasi sehingga terasa pengap, dan juga tidak memiliki jendela

Jam 10.00 wibS:Ny.I mengatakan sudah rumahnya belum memiliki ventilasiO:Rumah masih terasa pengapA:

Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik Asma pada An.M di keluarga Tn.I berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga mmenciptakan lingkungan yang kondusif bagi An.M teratasi sebagian

P:- Kontrak waktu dengan keluarga- Jelaskan pentingnya rumah yang sehat untuk penderita asma- Diskusikan dengan keluarga tentang penyebab asma- Anjurkan keluarga selalu membersihkan rumah- Anjurkan Tn.I untuk mengurangi konsumsi rokok atau menyarankan untuk

Page 75: BAB I

sehingga cahaya matahari tidak langsung masuk ke rumah.

DO:- Luas bangunan rumah 12 m²- Ventilasi tidak ada- Tidak mempunyai jendela- Sinar matahari tidak masuk ke dalam

rumah

tidak di dalam rumah- Evaluasi apakah Tn.I masih merokok di dalam rumah atau tidak

I:Jam 10.15 WIB

- Kontrak waktu dengan keluarga- Menjelaskan pentingnya rumah yang sehat untuk penderita asma- Mendiskusikan dengan keluarga tentang penyebab asma- Menganjurkan keluarga selalu membersihkan rumah- Menganjurkan Tn.I untuk mengurangi konsumsi rokok atau menyarankan

untuk tidak merokok di dalam rumah- Mengevaluasi apakah Tn.I masih merokok di dalam rumah atau tidak

E:Jam 11.00 wib

S :- Ny.I mengatakan suaminya sudah merokok di luar rumah

O :- perabotan tampak sudah tertata rapi- rumah tampak pengap- rumah terasa bebas rokok

A :Masalah Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik Asma pada An.M di keluarga Tn.I berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga menciptakan lingkungan yang kondusif bagi An.M teratasi

P :Hentikan intervensi

TtdLeni

Ttdleni

Page 76: BAB I

BAB IV

PENUTUP

3. Kesimpulan

a. pengkajian keluarga dan individu dalam keluarga dapat memberikan data

yang sesuai untuk permasalahan keluarga

b. diagnosa keperawatan dalam keluarga ditentukan bersama-sama dengan

keluarga sesuai dengan munculnya permasalahan dalam keluarga

c. penyusunan perencanaan dilakukan dengan menetapkan prioritas,

menetapkan tujuan, sumber daya keluarga, dan menyeleksi intervensi

keluarga.

d. tindakan keluarga ditentukan sesuai dengan rencana tindakan

keperawatan

e. evaluasi dilakukan dengan menggunakan SOAP secara operasional.

4. Saran

Diharapkan perawat mampu memberikan asuhan keperawatan yang

tepat dan benar sehingga klien dengan penyakit degeneratif (asma) yang

biasa terjadi pada semua usia bisa segera ditangani dan diberikan perawatan

yang tepat. Perawat juga diharuskan bekerja secara profesional sehingga

meningkatkan pelayanan untuk membantu kilen dengan penyakit degeneratif

(asma).

Page 77: BAB I

DAFTAR PUSTAKA

Bailon & Maglaya 1978, Perawatan Kesehatan Keluarga, Jakarta

Doengoes, Marilynn E, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan pasien, EGC : Jakarta

Jhonson & Leny, 2010, Keperawatan Keluarga, Muha Medika : Yogyakarta

Nursalam, 2008, Proses dan Dokumentasi Keperawatan, Konsep dan Praktik. Edisi 2, Salemba Medika : Jakarta

Reevers, Charlene J, et all (2001). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Salemba medica.

Smeltzer & Bare. 2002. Keperawatan medikal bedah. Edisi 8 Vol.1. Alih Bahasa : Agung waluyo. Jakarta. EGC