artikel kejang demam

Upload: fajar-herbowo

Post on 05-Jul-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/16/2019 Artikel Kejang Demam

    1/26

    REFERAT ASMA BRONKIALE

    Disusun oleh :

    dr. Arif Rahadian

    JAKARTA 2016

  • 8/16/2019 Artikel Kejang Demam

    2/26

    KATA PENGANTAR 

    Puji, dan syukur saya panjatkan kepada Allah, karena rahmat dan karunia-Nya yang

    diberikan, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan referat ini dalam memenuhi

     prasyarat kenaikan jabatan.

    Saya mengucapkan terima kasih kepada segenap pihak yang telah membantu sehingga

    saya dapat menyelesaikan tugas ini. Saya menyadari dalam penyusunan referat ini banyak 

    terdapat kekurangan, maka saya dengan lapang dada menerima koreksi, kritikan dan saran

    yang membangun demi terciptanya hasil yang lebih baik. Saya berharap referat ini dapat

    memberikan sumbangan pikiran dan pengetahuan bagi penulis khususnya, dan pembaca pada

    umumnya.

    Jakarta, ei !"#$

    Penulis

  • 8/16/2019 Artikel Kejang Demam

    3/26

    DAFTAR ISI

    BAB I Pen!"hulu"n

    %.#.  &atar 'elakang (((((((((((((((((((((.(.. #

    %.!. )ujuan (((((((((((((((((((((((((.... !

    BAB II Tin#"un Pus$"%"

    %%.#. *efinisi +ejang *emam (((((((((((((((((((.

    %%.!. pidemiologi +ejang *emam (((((((((((((((((

    %%.. tiologi (((((((((((((((((((((((((...

    %%.. Patofisiologi +ejang *emam (((((((((((((((((..

    %%./. +lasifikasi +ejang *emam ((((((((((((((.................

    %%.$. anifestasi +linis (((((((((((((((((((((( $

    %%.0. *iagnosis (((((((((((((((((((((((((. 1

    %%.2. *iagnosis 'anding (((((((((((((((((((((... #!

    %%.1. Penatalaksanaan +ejang *emam ((((((((((((((((. #

    %%.#" %ndikasi Ra3at %nap (((((((((((((((((((((. #0

    %%.## dukasi Pada 4rang )ua (((((((((((((((((((. #0

    %%.#! Prognosis +ejang *emam ((((((((((((((((((... #2

    BAB III Kesi&'ul"n (((((((((((((((((((((((((( !"

    D"($") Pus$"%" ((((((((((((((((((((((((((((... !#

  • 8/16/2019 Artikel Kejang Demam

    4/26

    1

    BAB I

    PENDA*+L+AN

    I1 L"$") Bel"%"n,

    +ejang merupakan gangguan neurologis yang la5im pada kelompok umur pediatri dan

    terjadi dengan frekuensi -$ kasus6#""" anak. +ejang ini merupakan penyebab yang paling

    la5im untuk rujukan pada praktek neurologi anak. Adanya gangguan kejang tidak merupakan

    diagnosis tetapi gejala suatu gangguan sistem saraf sentral 7SSS8 yang mendasari dan

    memerlukan pengamatan menyeluruh dan rencana manajemen.

    Sekitar ! 9 - / 9 kasus kejang demam terjadi pada anak.+ejadian ini terjadi pada

    rentang usia # bulan hingga / tahun dimana insiden kejadiannya paling banyak terjadi pada

    usia # - #2 bulan. %nsidensi dan pre:alensi kejadian kejang demam di tiap ; tiap negara

     berbeda. %nsidensi kejang demam di Amerika Serikat dan ropa berkisar ! 9 - / 9. 'ila

    dibandingkan dengan Amerika Serikat dan ropa, insidensi kejang demam di Asia meningkat

    dua kali lipat. *i Jepang angka insidensi kejang demam cukup tinggi yaitu berkisar 2, ; 1

    9, bahkan di al inilah yang lebih sering dikenal

    orang sebagai kejang. Jadi kejang hanyalah salah satu manifestasi dari sei5ure .

    +asus kejang merupakan # 9 dari kasus kega3atdaruratan. +ejang terjadi bila fungsi

    otak tidak normal, mengakibatkan perubahan dalam gerakan, perilaku atau kesadaran.

    'erbagai jenis kejang dapat terjadi di berbagai belahan otak dan dapat lokal 7hanya

    mempengaruhi bagian tubuh8 atau umum 7mempengaruhi seluruh tubuh8. +ejang dapat

    terjadi karena berbagai alasan, terutama pada anak-anak. +ejang pada bayi baru lahir bisa

    sangat berbeda dibandingkan dengan kejang pada anak-anak, anak-anak sekolah dan remaja.

  • 8/16/2019 Artikel Kejang Demam

    5/26

    2

    +ejang, terutama pada anak yang belum pernah mengalami kejang sebelumnya, bisa

    menakutkan orang tua atau penyedia layanan.

    I2 Tu#u"n

    Tu#u"n +&u&

    )ujuan umum digunakan untuk membahas tentang penyakit kejang demam secara

    menyeluruh.

    Tu#u"n Khusus

    #. engetahui tentang kejang demam

    !. engetahui komplikasi yang dapat terjadi akibat kejang demam.

    . engetahui penanganan dan pencegahan yang tepat dari penyakit kejang demam.

    1

  • 8/16/2019 Artikel Kejang Demam

    6/26

    3

    BAB II

    TINJA+AN P+STAKA

    II1 De(inisi Ke#"n, De&"&

    enurut  National Institute of Health  7N%>8, kejang demam adalah suatu kejadian

     pada bayi atau anak, yang biasanya terjadi pada usia bulan sampai dengan / tahun,

     berhubungan dengan demam, namun tanpa bukti adanya infeksi intrakranial atau penyebab

    tertentu dari kejang. *efinisi ini mengeksklusi kejang dengan demam pada anak yang pernah

    mengalami kejang tanpa demam.

    enurut  International League Against Epilepsy  7%&A8, kejang demam adalah

     bangkitan kejang yang berhubungan dengan demam, tanpa adanya infeksi susunan saraf pusat

    atau ketidakseimbangan elektrolit akut, pada anak berusia lebih dari # bulan, yang tidak 

     pernah mengalami kejang tanpa demam sebelumnya.

    enurut +onsensus ?nit +erja +oordinasi Neurologi %katan *okter Anak %ndonesia

    7?++ Neurologi %*A% 8, kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan

    suhu tubuh 7suhu rektal di atas 2@8 yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium.

    *efinisi ini mengeksklusi anak yang pernah mengalami kejang tanpa demam. +ejang disertai

    demam pada bayi berumur kurang dari # bulan juga tidak termasuk dalam kejang demam.

    +ejang demam harus dibedakan dengan epilepsi, yaitu yang ditandai dengan kejang

     berulang tanpa demam. *efinisi ini menyingkirkan kejang yang disebabkan penyakit saraf 

    seperti meningitis, ensefalitis, atau ensefalopati. +ejang pada keadaan ini mempunyai

     prognosis berbeda dengan kejang demam karena keadaan yang mendasarinya mengenai

    sistem susunan saraf pusat.

    II2 E'i!e&iolo,i Ke#"n, De&"&

    +ejang demam terjadi pada !-9 anak berumur $ bulan - / tahun. ! +ejang demam

    sederhana merupakan 2"9 diantara seluruh kejang demam, sedangkan !"9 lainnya

    merupakan kejang demam kompleks./  +ejang lama terjadi pada 29 kejang demam,

    sedangkan kejang berulang terjadi pada #$9 di antara anak yang mengalami kejang demam.

    +ejang demam lebih sering terjadi pada anak laki-laki daripada perempuan dengan

     perbandingan #,B#.

    II- E$iolo,i

    tiologi kejang demam hingga kini belum diketahui. *emamnya sering disebabkan

  • 8/16/2019 Artikel Kejang Demam

    7/26

    4

    infeksi saluran pernapasan atas, otitis media, gastroenteritis, pneumonia, bronkopneumonia,

     bronkhitis, tonsilitis, dan infeksi saluran kemih.

    +ejang jauh lebih sering terjadi dalam ! tahun pertama dibanding masa kehidupan

    lainnya. edera intrakranial saat lahir termasuk pengaruh asfiksia dan perdarahan serta cacat

    kongenital pada otak, merupakan penyebab tersering pada bayi kecil. Pada masa bayi lanjut

    dan a3al masa kanak-kanak, penyebab tersering adalah infeksi akut. Penyebab yang lebih

     jarang pada bayi adalah tetani, epilepsi idiopatik, hipoglikemia, tumor otak, asfiksia,

     perdarahan intrakranial spontan serta trauma postnatal.

    *emam yang disebabkan oleh imunisasi juga dapat mempro:okasi kejang demam.

    Anak yang mengalami kejang setelah imunisasi selalu terjadi 3aktu anak sedang demam.

    +ejang setelah imunisasi terutama didapatkan setelah imunisasi *)P 7pertusis8 dan morbili

    7campak8.

    Penyebab utama didasarkan atas bagian tubuh yang terlibat peradangan. Ada

     penderita yang mengalami kelainan pada lebih dari satu bagian tubuhnya, misalnya tonsilo-

    faringitis dan otitis media akut 7lihat tabel8.

    Pen.e/"/ !e&"& Ju&l"h 'en!e)i$")onsilitis dan6atau faringitis #""

    4titis media akut 7radang liang telinga tengah8 1#

    nteritis6gastroenteritis 7radang saluran cerna8 !!

    nteritis6gastroenteritis disertai dehidrasi 'ronkitis 7radang saiuran nafas8 #0

    'ronkopeneumonia 7radang paru dan saluran nafas8 2

    orbili 7campak8 #!

    Carisela 7cacar air8 #

    *engue 7demam berdarah8 #

    )idak diketahui $$

    Pen.e/"/ !e&"& '"!" 2 "n"% 'en!e)i$" %e#"n, !e&"&

    &ahat dkk, #12 mengemukakan bah3a tingginya angka kejadian kejang demam pada

    Shigellosis dan Salmonellosis mungkin berkaitan dengan efek toksik akibat racun yangdihasilkan kuman bersangkutan.

    II P"$o(isiolo,i Ke#"n, De&"&

    Sel dan organ otak memerlukan suatu energi yang didapat dari metabolism untuk 

    mempertahankan hidupnya. 'ahan baku terpenting untuk metabolism otak adalah

    glukosa.sumber energy otak adalah glukosa yang melalui proses oksidasi dipecah menjadi

    4! dan air. Sifat proses ini adalah oksidasi dimana oksigen disediakan dengan perantara

    fungsi paru-paru dan diteruskan ke otak melalui sistem kardio:askuler.

    Sel memiliki suatu membrane dengan dua permukaan yaitu permukaan dalam dan

     permukaan luar oleh ion kalium 7+ D8 dan sangat sulit dilalui oleh ion natrium 7NaD8 dan

    3

  • 8/16/2019 Artikel Kejang Demam

    8/26

    5

    elektrolit lainnya, kecuali ion klorida 7l-8. Akibatnya konsentrasi kalium dalam sel neuron

    tinggi dan konsentrasi natrium rendah, sedangkan diluar sel neuron terdapat keadaan

    sebaliknya. +arena perbedaan jenis dan konsentrasi ion di dalam dan luar sel, maka terdapat

     perbedaan potensial yang disebut potensial membran dari sel neuron. ?ntuk menjaga

    keseimbangan potensial membrane ini diperlukan energy dan bahan en5im Na-+-A)Pase

    yang terdapat pada permukaan sel.

    +eseimbangan potensial membrane ini dapat diubah oleh adanyaB

    #. Perubahan konsentrasi ion di ruang ekstraseluler.

    !. Rangsangan yang datangnya mendadak misalnya mekanis, kimia3i, atau

    aliran listrik dari sekitarnya.

    . Perubahan patofisiologi dari membrane sendiri karena penyakit atau

    keturunan.

    Pada seorang anak berumur tahun sirkulasi otak mencapai $/9 dari seluruh tubuh,

    dibandingkan orang de3asa yang hanya #/9. *an pada kondisi demam kenaikan suhu #@

    akan mengakibatkan kenaikan metabolism basal #"-#/9 dan kebutuhan oksigen akan

    meningkat !"9. Jadi pada kenaikan suhu tubuh tertentu dapat terjadi perubahan

    keseimbangan dari membrane sel neuron dan dalam 3aktu yang singkat terjadi difusi dari ion

    +alium maupun ion Natrium dari membrane tadi, dengan akibat terjadinya lepas muatan

    listrik. &epas muatan listrik ini demikian besarnya sehingga dapat meluas ke seluruh sel

    maupun ke membrane sel tetangganya dengan bantuan bahan yang disebut neurotransmitter 

    dan terjadilah kejang.

    )iap anak memiliki ambang kejang yang berbeda, ini tergantung dari tinggi rendahnya

    ambang kejang seorang anak menderita kejang pada kenaikan suhu tubuh tertentu. Pada anak 

    dengan ambang kejang yang rendah, dapat terjadi kejang pada suhu 2@, sedangkan pada

    anak dengan ambang kejang yang tinggi kejang baru terjadi pada suhu "@ atau lebih. *ari

    kenyataan ini dapatlah disimpulkan bah3a terulangnya kejang demam lebih sering terjadi

     pada anak dengan ambang kejang yang rendahE sehingga pada penanggulangannya perlu

    diperhatikan pada suhu berapa penderita kejang.

    +ejang demam yang berlangsung singkat pada umumnya tidak berbahaya dan tidak 

    meninggalkan gejala sisa. Namun pada kejang demam yang berlangsung lama 7F#/ menit8

     biasanya terjadi apneu  7henti napas8, meningkatnya kebutuhan oksigen dan energy untuk 

    kontraksi otot skelet yang akhirnya terjadi hipoksemia, hiperkpnia, asidosis laktat disebabkan

    oleh metabolism anaerobik, hipotensi arterial disertai denyut jantung yang tidak teratur dan

    suhu tubuh semakin meningkat disebabkan meningkatnya akti:itas otot dan selanjutnya

    menyebabkan metabolisme otak meningkat. Rangkaian kejadian diatas merupakan faktor 

  • 8/16/2019 Artikel Kejang Demam

    9/26

    6

     penyebab sehingga terjadi kerusakan neuron otak selama berlangsungnya kejang lama. Gaktor 

    terpenting adalah gangguan peredaran darah yang mengakibatkan hipoksia sehingga

    meninggikan permeabilitas kapiler lalu timbul edema otak sehingga terjadi kerusakan sel

    neuron otak.

    +erusakan di daerah medial lobus temporalis setelah mendapat serangan kejang yang

     berlangsung lamaE dapat menjadi HmatangI dikemudian hari sehingga terjadi serangan

    epilepsi yang spontan. Jadi, jelaslah bah3a kejang demam yang berlangsung lama dapat

    menyebabkan kelainan anatomis di otak sehingga terjadi epilepsi.

    II3 Kl"si(i%"si Ke#"n, De&"&

    enurut %katan *okter Anak %ndonesia, membagi kejang demam menjadi duaB

    A. +ejang demam sederhana 7harus memenuhi semua kriteria berikut8

    'erlangsung singkat

    ?mumnya serangan berhenti sendiri dalam 3aktu #/ menit

    'angkitan kejang tonik, tonik-klonik tanpa gerakan fokal

    )idak berulang dalam 3aktu ! jam

  • 8/16/2019 Artikel Kejang Demam

    10/26

    7

    '. +ejang demam kompleks 7hanya dengan salah satu kriteria berikut8

    +ejang berlangsung lama, lebih dari #/ menit

    +ejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului dengan kejang parsial

    +ejang berulang ! kali atau lebih dalam ! jam, anak sadar kembali di antara

     bangkitan kejang.

    +ejang lama adalah kejang yang berlangsung lebih dari #/ menit atau kejang berulang

    lebih dari ! kali dan diantara bangkitan anak tidak sadar. +ejang fokal adalah kejang parsial

    satu sisi, atau kejang umum yang didahului kejang parsial. +ejang berulang adalah kejang !

    kali atau lebih dalam # hari, diantara ! bangkitan kejang anak sadar. +ejang berulang terjadi

     pada #$ 9 diantara anak yang mengalami kejang demam.

    enurut Livingstone4 membagi kejang demam menjadi dua B

    #. +ejang demam sederhana

    K ?mur anak ketika kejang antara $ bulan L tahun +ejang berlangsung hanya

    sebentar saja, tak lebih dari #/ menit

    K +ejang bersifat umum, frekuensi kejang bangkitan dalam # th tidak F kali

    K +ejang timbul dalam #$ jam pertama setelah timbulnya demam

    K Pemeriksaan saraf sebelum dan sesudah kejang normal

    K Pemeriksaan < yang dibuat sedikitnya seminggu sesudah suhu normal tidak 

    menunjukkan kelainan

    #. pilepsi yang dipro:okasi demam

    K +ejang lama dan bersifat lokal

    K ?mur lebih dari $ tahun

    K Grekuensi serangan lebih dari kali 6 tahun

    K < setelah tidak demam abnormal

    enurut sub bagian syaraf anak G+-?% membagi tiga jenis kejang demam, yaitu B

    #. +ejang demam kompleks

    K ?mur kurang dari $ bulan atau lebih dari / tahun

    K +ejang berlangsung lebih dari #/ menit

    K +ejang bersifat fokal6multipel

    K *idapatkan kelainan neurologis

    K < abnormal

    K Grekuensi kejang lebih dari kali 6 tahun

    K )emperatur kurang dari 1℃ 

    !. +ejang demam sederhana

    K +ejadiannya antara umur $ bulan sampai dengan / tahun

  • 8/16/2019 Artikel Kejang Demam

    11/26

    8

    K Serangan kejang kurang dari #/ menit atau singkat

    K +ejang bersifat umum 7tonik6klonik8

    K )idak didapatkan kelainan neurologis sebelum dan sesudah kejang

    K Grekuensi kejang kurang dari kali 6 tahun

    K )emperatur lebih dari 1℃ 

    . +ejang demam berulang

    K +ejang demam timbul pada lebih dari satu episode demam

    Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya kejang demam berulang antara lainB

    • ?sia #/ bulan saat kejang demam pertama

    • Ri3ayat kejang demam dalam keluarga

    +ejang demam terjadi segera setelah mulai demam atau saat suhu sudah relatif normal

    • Ri3ayat demam yang sering

    • +ejang pertama adalah kejang demam kompleks

    II6 M"ni(es$"si Klinis

    )erjadinya bangkitan kejang pada bayi dan anak kebanyakan bersamaan dengan

    kenaikan suhu badan yang tinggi dan cepat yang disebabkan oleh infeksi di luar susunan saraf 

     pusat, misalnya tonsilitis, otitis media akut, bronkitis, furunkulosis, dan lain-lain. Serangan

    kejang biasanya terjadi dalam ! jam pertama se3aktu demam, berlangsung singkat dengan

    sifat bangkitan kejang dapat berbentuk tonik-klonik bilateral, tonik, klonik, fokal atau

    akinetik. 'entuk kejang yang lain dapat juga terjadi seperti mata terbalik ke atas dengan

    disertai kekakuan atau kelemahan, gerakan semakin berulang tanpa didahului kekakuan atau

    hanya sentakan atau kekakuan fokal.

    Secara umum, gejala klinis kejang demam adalah sebagai berikutB

    *emam 7terutama demam tinggi atau kenaikan suhu tubuh yang terjadi secara tiba-tiba8

    +ejang tonik-klonik atau grand mal  

    Penurunan kesadaran yang berlangsung selama " detik-/ menit 7hampir selalu terjadi

     pada anak-anak yang mengalami kejang demam8

    Postur tonik

  • 8/16/2019 Artikel Kejang Demam

    12/26

    9

    yanosis

    Setelah mengalami kejang biasanyaB

    Akan kembali sadar dalam 3aktu beberapa menit atau tertidur selama # jam atau lebih.

    )erjadi amnesia dan sakit kepala.

    engantuk

    &inglung

    Jika kejang tunggal berlangsung kurang dari / menit, maka kemungkinan terjadinya

    cedera otak atau kejang menahun adalah kecil.

    II Di",nosis

    &angkah diagnostik untuk kejang demam adalahB

    Anamnesis

    a. Adanya kejang, sifat kejang, bentuk kejang, kesadaran selama dan setelah kejang,

    durasi kejang, suhu sebelum6saat kejang, frekuensi, inter:al antara ! serangan kejang,

     penyebab demam di luar susunan saraf pusat.

     b. Ri3ayat demam sebelumnya 7sejak kapan, timbul mendadak atau perlahan, menetap

    atau naik turun8.

    c. Ri3ayat kejang sebelumnya 7kejang disertai demam maupun tidak disertai demam

    atau epilepsi8.

    d. Ri3ayat gangguan neurologis 7menyingkirkan diagnosis epilepsi8.

    e. Ri3ayat trauma kepala.

    f. Ri3ayat kejang demam atau epilepsi dalam keluarga.

    g. enentukan penyakit yang mendasari terjadinya demam 7%SPA, 4A, dan lain-lain8.

    h. Singkirkan penyebab kejang lainnya.

    Pemeriksaan Gisik dan NeurologisPemeriksaan fisik yang harus dilakukan adalahB

    a. )anda :ital terutama suhu tubuh

     b. anifestasi kejang yang terjadi

    c. Pada kepala apakah terdapat fraktur, depresi atau molase kepala

     berlebihan

    d. Pemeriksaan untuk menentukan penyakit yang mendasari terjadinya

    demam

    e. )anda peningkatan tekanan intrakranial

    f. )anda infeksi di luar SSP Pemeriksaan neurologis antara lainB

  • 8/16/2019 Artikel Kejang Demam

    13/26

    10

    )ingkat kesadaran

    )anda rangsang meningeal

    )anda refleks patologis

    ?mumnya pada kejang demam tidak dijumpai adanya kelainan neurologis, termasuk

    tidak ada kelumpuhan ner:i kranialis.

    Pemeriksaan Penunjang

    Pemeriksaan penunjang dilakukan sesuai indikasi untuk mencari penyebab kejang

    demam, di antaranyaB

    a Pemeriksaan laboratorium

    Pemeriksaan darah tepi lengkap, gula darah, elektrolit, kalsium serum, urinalisis, biakan darah, urin atau feses.Pemeriksaan laboratorium tidak dianjurkan dan dikerjakan

    untuk menge:aluasi sumber infeksi. Pasien dengan keadaan diare, muntah dan gangguan

    keseimbangan cairan dapat diduga terdapat gangguan metabolisme akut, sehingga

     pemeriksaan elektrolit diperlukan. Pemeriksaan labratorium lain perlu dilakukan untuk 

    mencari penyebab timbulnya demam.

     b Pungsi lumbal

    Pungsi lumbal adalah pemeriksaan cairan serebrospinal yang dilakukan untuk 

    menyingkirkan meningitis, terutama pada pasien kejang demam pertama. Pada bayi-bayi

    kecil seringkali gejala meningitis tidak jelas, sehingga pungsi lumbal harus dilakukan pada

     bayi berumur kurang dari $ bulan dan dianjurkan untuk yang berumur kurang dari #2 bulan.

    'erdasarkan penelitian, cairan serebrospinal yang abnormal umumnya diperoleh pada anak 

    dengan kejang demam yangB

    emiliki tanda peradangan selaput otak 7contohB kaku kuduk8

    engalami complex partial seizure 

    +unjungan ke dokter dalam 2 jam sebelumnya 7sudah sakit dalam 2 jam sebelumnya8

    +ejang saat tiba di %

  • 8/16/2019 Artikel Kejang Demam

    14/26

    11

    dianjurkan untuk dilakukan.

    Pada bayi kecil, klinis meningitis tidak jelas, maka tindakan pungsi lumbal dikerjakan

    dengan ketentuan sebagai berikut B

    #. 'ayi #! bulan B diharuskan

    !. 'ayi antara #! ; #2 bulan B diannjurkan.

    ,. 'ayi F #2 bulan B tidak rutin, kecuali bila ada tanda-tanda meningitis.

    'ila secara klinis yakin bukan meningitis, maka tidak perlu dilakukan pungsi lumbal.

    %ndikasi Pungsi &umbalB

    Jika ada kecurigaan klinis meningitis

    +ejang demam pertama

    Pasien telah mendapat antibiotik

    Adanya paresis atau paralisis

    c lectroencephalography 7

  • 8/16/2019 Artikel Kejang Demam

    15/26

    12

    +emungkinan lesi struktural otak 7mikrocephal, spastik8

    Paresis ner:us C%

    Papil edema

    Ri3ayat atau tanda klinis trauma

    *iagnosis kejang demam ditegakkan berdasarkan kriteria &i:ingston yang telah

    dimodifikasi, yang merupakan pedoman yang dipakai oleh Sub 'agian Saraf Anak %+A

    G+?%-RS Jakarta, yaituB

    #. ?mur anak ketika kejang antara $ bulan ; $ tahun

    !. +ejang berlangsung hanya sebentar saja, tidak lebih dari #/ menit

    . +ejang bersifat umum

    . +ejang timbul #$ jam pertama setelah timbulnya demam

    /. Pemeriksaan saraf sebelum dan sesudah kejang normal

    $. Pemeriksaan < yang dibuat setidaknya # minggu setelah suhu normal tidak 

    menunjukkan kelainan.

    0. Grekuensi bangkitan kejang dalam satu tahun tidak melebihi kali

    II5 Di",nosis B"n!in,

    *iagnosis banding kejang demam antara lain penyakit infeksi pada sistem susunan

    saraf pusat seperti meningitis, ensefalitis dan abses otak.

    KlinisL"/   Ense("li$is   Menin,i$is Menin,i$is Menin,i$is   Ke#"n, De&"&*e)'es   B"7$e)i"l6 Tu/e)%ulos" 8i)us

    Si&'le%s   Pu)ulen$"

    A3itan Akut Akut +ronik Akut Akut

    *emam 0 hari 0 hari F0 hari 0 hari 0 hari

    )ipe kejang Gokal6umum ?mum ?mum ?mum ?mum6fokal

    Singkat6lama Singkat Singkat Singkat &amaF#/

    menit+esadaran Sopor-koma Apatis-somnolen Somnolen-sopor  Sadar-apatis Somnolen

    Pemulihan

    kesadaran &ama epat &ama epat epat

    )anda

    rangsang - DD6- DD6- D6- -

    meningeal

    )ekanan Sangat Sangat Normal Normal

    intrakranial meningkat eningkat meningkat

    DDD

    Paresis DDD6- D6- - -

    Pungsi Jernih +eruh6opalesen Jernih6Oanto Jernih Jernih

    lumbal Normal6limfo Segmenter6limf &imfo6segmen Normal Normal

  • 8/16/2019 Artikel Kejang Demam

    16/26

    13

    tiologi Cirus >S 'akteri .)uberculosis Cirus *i luar SSP

    Anti )' Penyakit dasar  

    )erapi Anti:irus Antibiotik Simtomatik  

    II Pen"$"l"%s"n""n Ke#"n, De&"&

    *alam Penanggulangan +ejang demam ada faktor yang perlu dikerjakan yaitu B

    #. emberantas kejang secepat mungkin

    !. Pengobatan penunjang

    . emberikan pengobatan rumatan

    . encari dan mengobati penyebab

    1 Me&/e)"n$"s %e#"n, se7e'"$ &un,%in

    )atalaksana Penghentian kejang akut dilaksanakan sebagai berikutB

    *irumah6prehospital

    Penanganan kejang dirumah dapat dilakukan oleh orangtua dengan pemberian

    dia5epam per rektal dengan dosis ",-",/mg6kg'' atau secara sederhana bila berat

     badan #"kg B /mg sedangkan berat badan F#"kg B #" mg. Pemberian dirumah

    maksimum !kali dengan inter:al / menit. 'ila kejang masih berlanjut ba3alah pasien

    ke klinik6rumah sakit terdekat.

    *irumah sakit

    Saat tiba diklinik6rumah sakit,bila belum terpasang cairan intra:ena,dapat diberikan

    dia5epam per rektal ulangan # kali sebelum mencari akses :ena. Sebelum dipasang

    cairan intra:ena sebaiknya dilakukan pemeriksaan darah tepi,elektrolit dan gula darah

    sesuai indikasi. 'ila terpasang cairan intra:ena, berikasn fenitoin %C dengan dosis

    !"mg6kg'' dilarutkan dalam Nal ",19 diperikan perlahan-lahan dengan kecepatan

     pemberian /"mg6menit. 'ila kejang belum teratasi,dapat diberikan tambahan fenitoin

    %C #"mg6kg. 'ila kejang teratasi,lanjutkan pemberian fenitoin %C setelah #! jam

    kemudian dengan rumatan /-0mg6kg6hari dibagi dalam ! dosis. 'ila kejang belum

    teratasi,berikan fenobarbital %C dengan dosis maksimum #/-!"mg6kg dengan

    kecepatan pemberian #""mg6menit. A3asi dan atasi kelainan metabolik yang ada. Jika

    kejang berhenti,lanjutkan dengan pemberian fenobarbital %C rumatan -/ mg6kg6hari

    dalam ! dosis #! jam kemudian.

    Pera3atan intensif-rumah sakit

    'ila kejang belum berhenti,dilakukan intubasi dan pera3atan diruang intensif. *apatdiberikan salah satu diba3ah ini B

    ida5olam ",!mg6kg diberikan perlahan-lahan,diikuti infus mida5olam ",""#- ",""!

  • 8/16/2019 Artikel Kejang Demam

    17/26

    14

    mg6kg6menit selama #!-! jam

     

    Propofol #mg6kg selama / menit,dilanjutkan dengan #-/mg6kg6jam diturunkan setelah

    #!-! jam

    Pentobarbital /-#/mg6kg dalam # jam, dilanjutkan dengan ",/-/mg6kg6jam

    ara Pemberian obat antikon:ulsan pada tatalaksana kejangB

    *ia5epam

    *osis maksimum pemberian dia5epam rektal #" mg,dapat diberikan ! kali dengan

    inter:al /-#" menit.

    Sediaan %C tidak perlu diencerkan,maksimum sekali pemberian #" mg dengan

    kecepatan makasimum !mg6menit,dapat diberikan !- kali dengan inter:al / menit.Genitoin

    *osis inisial maksimum adalah #"""mg 7"mg6kgbb8

    Sediaan %C diencerkan dengan Nal ",19 #"mg6#cc Nal

    ",19 +ecepatan pemberian %C B # mg6kg6menit, maksimum

    /"mg6menit

    Jangan encerkan dengan cairan yang mengandung deOtrose,karena akan

    menggumpal Sebagian besar kejang berhenti dalam 3aktu #/-!" menit setelah pemberian

    *osis rumatan B #!-! jam setelah dosis inisial

    fek samping B aritmia, hipotensi, kolaps kardio:askular pada pemberian %C yang

    terlalu cepat.

    Genobarbital

    Sudah ada sediaan %C,sediaan % tidak boleh diberikan %C *osis inisial maksimum$""mg 7!"mg6kgbb8

    +ecepatan pemberian #mg6kg6menit,maksimum #""mg6menit *osis rumat B #!-!

     jam setelah dosis inisial

    fek samping B hipotensi dan depresi napas, terutama jika diberikan setelah obat

    golongan ben5odia5epin

    2 Pen,o/"$"n Penun#"n,Pengobatan penunjang dapat dilakukan dengan memonitor jalan nafas,

     pernafasan, sirkulasi dan memberikan pengobatan yang sesuai. Sebaiknya semua

  • 8/16/2019 Artikel Kejang Demam

    18/26

    15

     pakaian ketat dibuka, posisi kepala dimiringkan untuk mencegah aspirasi lambung.

    Penting sekali mengusahakan jalan nafas yang bebas agar oksigenasi terjamin, kalau

     perlu dilakukan intubasi atau trakeostomi. Pengisapan lender dilakukan secara teratur 

    dan pengobatan ditambah dengan pemberian oksigen. airan inta:ena sebaiknya

    diberikan dan dimonitor 

    sekiranya terdapat kelainan metabolik atau elektrolit. Gungsi :ital seperti kesadaran, suhu,

    tekanan darah, pernafasan dan fungsi jantung dia3asi secara ketat.

    Pada demam, pembuluh darah besar akan mengalami :asodilatasi, manakala

     pembuluh darah perifer akan mengalami :asokontrisksi. +ompres es dan alkohol tidak 

    lagi digunakan karena pembuluh darah perifer bisa mengalami :asokontriksi yang

     berlebihan sehingga menyebabkan proses penguapan panas dari tubuh pasien menjadi

    lebih terganggu. +ompres hangat juga tidak digunakan karena 3alaupun bisa

    menyebabkan :asodilatasi pada pembuluh darah perifer, tetapi sepanjang 3aktu anak 

    dikompres, anak menjadi tidak selesa karena dirasakan tubuh menjadi semakin panas,

    anak menjadi semakin re3el dan gelisah. enurut penelitian, apabila suhu penderita

    tinggi 7hiperpireksi8, diberikan kompres air biasa. *engan ini, proses penguapan bisa

    terjadi dan suhu tubuh akan menurun perlahan-lahan.

    'ila penderita dalam keadaan kejang obat pilihan utama adalah dia5epam yang

    diberikan secara per rektal, disamping cara pemberian yang mudah, sederhana dan efektif 

    telah dibuktikan keampuhannya. >al ini dapat dilakukan oleh orang tua atau tenaga lain

    yang mengetahui dosisnya. *osis tergantung dari berat badan, yaitu berat badan kurang

    dari #" kg diberikan / mg dan berat badan lebih dari #" kg rata-rata pemakaiannya ",-

    ",$ mg6+g''. +emasan terdiri atas / mg dan #" mg dalam rectiol. 'ila kejang tidak 

     berhenti dengan dosis pertama, dapat diberikan lagi setelah #/ menit dengan dosis yang

    sama.

    ?ntuk mencegah terjadinya udem otak diberikan kortikosteroid yaitu dengan dosis

    !"-" mg6kg''6hari dibagi dalam dosis.

  • 8/16/2019 Artikel Kejang Demam

    19/26

    16

    )odd,palsi serebral, retradasi mental,hidrosefalus.

    +ejang fokal

    Atau pengobatan rumatan dipertimbangkan jika B

    +ejang berulang ! kali6lebih dalam ! jam +ejang demam terjadi pada bayi kurang dari #! bulan

    +ejang demam F6 kali per tahun.

    Pengobatan ini dibagi atas dua bagian, yaituB

    Profilaksis intermitten

    ?ntuk mencegah terulangnya kejang di kemudian hari, penderita kejang demam

    diberikan obat campuran anti kon:ulsan dan antipiretika yang harus diberikan kepada

    anak selama episode demam. Antipiretik yang diberikan adalah paracetamol dengan dosis#"- #/mg6kg6kali diberikan kali sehari atau ibuprofen dengan dosis /-#"mg6kg6kali, -

    kali sehari. Antikon:ulsan yang ampuh dan banyak dipergunakan untuk mencegah

    terulangnya kejang demam ialah dia5epam, baik diberikan secara rectal dengan dosis /

    mg pada anak dengan berat di ba3ah #"kg dan #" mg pada anak dengan berat di atas

    #"kg, maupun oral dengan dosis ", mg6kg setiap 2 jam. Profilaksis intermitten ini

    sebaiknya diberikan sampai kemungkinan anak untuk menderita kejang demam sedehana

    sangat kecil yaitu sampai sekitar umur tahun. Genobarbital, karbama5epin dan fenition

     pada saat demam tidak berguna untuk mencegah kejang demam.

    Profilaksis jangka panjang

    Profilaksis jangka panjang gunanya untuk menjamin terdapatnya dosis teurapetik yang

    stabil dan cukup di dalam darah penderita untuk mencegah terulangnya kejang di

    kemudian hari. 4bat yang dipakai untuk profilaksis jangka panjang ialahB

    # Genobarbital

    *osis -/ mg6kg''6hari. fek samping dari pemakaian fenobarbital jangka panjang

    ialah perubahan sifat anak menjadi hiperaktif, perubahan siklus tidur dan kadang-

    kadang gangguan kognitif atau fungsi luhur.

    ! Sodium :alproat 6 asam :alproat

    *osisnya ialah !"-" mg6kg''6hari dibagi dalam dosis. Namun, obat ini harganya

     jauh lebih mahal dibandingkan dengan fenobarbital dan gejala toksik

     berupa rasa mual, kerusakan hepar, pankreatitis.

    Genitoin

  • 8/16/2019 Artikel Kejang Demam

    20/26

    17

    *iberikan pada anak yang sebelumnya sudah menunjukkan gangguan sifat berupa

    hiperaktif sebagai pengganti fenobarbital. >asilnya tidak atau kurang memuaskan.

    Pemberian antikon:ulsan pada profilaksis jangka panjang ini dilanjutkan sekurang-

    kurangnya tahun seperti mengobati epilepsi.

    enghentikan pemberian antikon:ulsi kelak harus perlahan-lahan dengan jalan

    mengurangi dosis selama atau $ bulan. 4bat rumatan yang diberikan selama

     pera3atan adalah fenitoin dan fenobarbital. Jika pada tatalaksana kejang,kejang

     berhenti dengan fenitoin,lanjutkan rumatan dengan dosis /-0 mg6kg''6hari dibagi

    dalam ! dosis. Jika pada tatalaksana kejang, kejang berhenti dengan feobarbital,

    lanjutkan rumatan dengan dosis -/mg6kg''6hari dalam ! dosis.

    Jika pada tatalaksana kejang, kejang berhenti dengan dia5epam, tergantung dengan

    etiologi yang dapat dikoreksi secara cepat 7hipoglikemia, kelainan elektrolit,

    hipoksia8 mungkin tidak memerlukan terapi rumatan.

    Jika penyebab infeksi SSP 7ensefalitis dan meningitis8, perdarahan

    intrakranial,mungkin diperlukan terapi rumat selama pera3atan. *apat diberikan

    fenobarbital dengan dosis a3al 2-#"mg6kgbb6hari dibagi dalam ! dosis selama ! hari,

    dilanjutkan dengan dosis -/mg6kg''6hari sampai resiko berulangnya kejang tidak 

    ada. Jika etiologinya epilepsi, lanjutkan obat antiepilepsi dengan menaikan dosis.

    &anjutan pengobatan ini tergantung daripada kondisi pasien.

    Men7")i !"n &en,o/"$i 'en.e/"/

    Penyebab dari kejang demam baik sederhana maupun kompleks biasanya infeksi

    traktus respiratorius bagian atas dan otitis media akut. Pemberian antibiotik yang tepat

    dan kuat perlu untuk mengobati infeksi tersebut. Secara akademis pada anak dengan

    kejang demam yang datang untuk pertama kali sebaiknya dikerjakan pemeriksaan

     pungsi lumbal. >al ini perlu untuk menyingkirkan faktor infeksi di dalam otak misalnya

    meningitis. Apabila menghadapi penderita dengan kejang lama, pemeriksaan yang

    intensif perlu dilakukan, yaitu pemeriksaan pungsi lumbal, darah lengkap, misalnya gula

    darah, kalium, magnesium, kalsium, natrium, nitrogen, dan faal hati.

    II10 In!i%"si R"9"$ In"'

    Pasien kejang demam dira3at di rumah sakit pada keadaan berikutB

    a. +ejang demam kompleks

     b. >iperpireksia

    c. ?sia di ba3ah $ bulan

  • 8/16/2019 Artikel Kejang Demam

    21/26

    18

    d. +ejang demam pertama

    e. *ijumpai kelainan neurologis

    II11 E!u%"si P"!" O)"n, Tu"

    +ejang selalu merupakan peristi3a menakutkan bagi orang tua. Pada saat kejang

    sebagian besar orang tua beranggapan bah3a anaknya telah meninggal. +ecemasan ini harus

    dikurangi dengan cara yang diantaranya B

    eyakinkan bah3a kejang demam umumnya mempunyai prognosis baik

    emberitahukan cara penanganan kejang

    emberikan informasi mengenai kemungkinan kejang kembali

    Pemberian obat untu mencegah rekurensi memang efektif tetapi harus diingat adanya

    efek samping obat

     "e#erapa hal yang harus di$er%a$an #ila $em#ali $e%ang 

    )etap tenang dan tidak panik

    +endorkan pakaian yang ketat terutama disekitar leher

    'ila tidak sadar, posisikan anak terlentang dengan kepala miring. 'ersihkan muntahan

    atau lendir di mulut atau hidung. Malaupun kemungkinan lidah tergigit, jangan

    memasukkan sesuatu kedalam mulut.

    ?kur suhu, obser:asi dan catat lama dan bentuk kejang

    )etap bersama pasien selama kejang

    'erikan dia5epam rektal. *an jangan diberikan bila kejang telah berhenti

    'a3a kedokter atau rumah sakit bila kejang berlangsung / menit atau lebih.

    II12 P)o,nosis Ke#"n, De&"&

     &emung$inan mengalami $ecacatan atau $elainan neurologis

    +ejadian kecacatan sebagai komplikasi kejang demam tidak pernah dilaporkan.

    Perkembangan mental dan neurologis umumnya tetap normal pada pasien yang sebelumnya

    normal. Penelitian lain secara retrospektif melaporkan kelainan neurologis pada sebagian

    kecil kasus, dan kelainan ini biasanya terjadi pada kasus dengan kejang lama atau kejang

     berulang baik umum atau fokal.

     &emung$inan mengalami $ematian

    +ematian karena kejang demam tidak pernah dilaporkan.

  • 8/16/2019 Artikel Kejang Demam

    22/26

    19

     &emung$inan #erulangnya $e%ang demam

    +ejang demam akan berulang kembali pada sebagian kasus. Gaktor resiko

     berulangnya kejang demam adalahB

    Ri3ayat kejang demam dalam keluarga

    ?sia kurang dari #! bulan

    )emperatur yang rendah saat kejang

    epatnya kejang setelah demam

    'ila seluruh faktor di atas ada, kemungkinan berulangnya kejang demam adalah 2"9,

    sedangkan bila tidak terdapat faktor tersebut kemungkinan berulangnya kejang demam hanya

    #"-#/9. +emungkinan berulangnya kejang demam paling besar pada tahun pertama.

     'a$tor resi$o ter%adinya epilepsi

    Gaktor resiko lain adalah terjadinya epilepsi di kemudian hari. Gaktor resiko menjadi

    epilepsi adalah B

    +elainan neurologis atau perkembangan yang jelas sebelum kejang demam pertama

    +ejang demam kompleks

    Ri3ayat epilepsi pada orang tua atau saudara kandung

    asing-masing faktor resiko meningkatkan kemungkinan kejadian epilepsi sampai -

    $9, kombinasi dari faktor resiko tersebut meningkatkan kemungkianan epilepsi mejadi #"-

    19 7le:el %%-!8. +emungkinan menjadi epilepsi tidak dapat dicegah dengan pemebrian obat

    rumat pada kejang demam.

  • 8/16/2019 Artikel Kejang Demam

    23/26

    20

    BAB III

    KESIMP+LAN

    +ejang demam 7menurut ?++ Neurologi %*A%8 adalah bangkitan kejang yang

    terjadi pada kenaikan suhu tubuh 7suhu rektal di atas 2@8 yang disebabkan oleh suatu

     proses ekstrakranium. *efinisi ini mengeksklusi anak yang pernah mengalami kejang

    tanpa demam. +ejang disertai demam pada bayi berumur kurang dari # bulan juga tidak 

    termasuk dalam kejang demam. 'erdasarkan +onsensus ?++ Neurologi %*A%, kejang

    demam diklasifikasikan menjadi kejang demam sederhana 7 simple fe#rile seizure8 dan

    kejang demam kompleks 7complex fe#rile seizure8.

    +ejang demam terjadi pada !-9 anak berumur $ bulan - / tahun. +ejang demam

    sederhana merupakan 2"9 diantara seluruh kejang demam, sedangkan !"9 lainnya

    merupakan kejang demam kompleks. +ejang demam lebih sering terjadi pada anak laki-

    laki daripada perempuan dengan perbandingan #,B#.

    +ejang demam umumnya disebabkan oleh infeksi dan :aksinasi yang

    mempresipitasi terjadinya demam. Gaktor genetik juga berkontribusi terhadap terjadinya

    kejang demam. +ejang demam terjadi akibat lepasnya muatan listrik secara berlebihan

    sebagai akibat perubahan membran potensial. Perubahan ini diakibatkan oleh

    meningkatnya metabolisme basal dan kebutuhan oksigen karena demam.

    *iagnosis kejang demam ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik,

    dan pemeriksaan penunjang. )atalaksana kejang yaitu memberantas kejang secepat

    mungkin, pengobatan penunjang,memberikan pengobatan rumatan dan mencari dan

    mengobati penyebab. Prognosis kejang demam umumnya baik. +ecacatan atau kelainan

    neurologis dan kematian tidak pernah dilaporkan. +emungkinan berulangnya kejang

    demam adalah sebesar #"-#/9.+emungkinan terjadinya epilepsi di kemudian hari

    sebesar /9.

    20

  • 8/16/2019 Artikel Kejang Demam

    24/26

    21

    DAFTAR P+STAKA

    • +undu ot )opik %n Pediateric %% B +ejang Pada

    Anak. etakan ke!. 'alai Penerbit G+?%. Jakarta !""0.

    • 'ehrman, Richard ., Robert . +liegman., >al '. Jenson. Nelson %lmu +esehatan

    Anak B +ejang *emam. #2 edition.

  • 8/16/2019 Artikel Kejang Demam

    25/26

    22

     

  • 8/16/2019 Artikel Kejang Demam

    26/26

    23