laporan modul 2 kejang kelompok 2

Upload: annisa-dwi-adam

Post on 07-Jul-2018

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 Laporan Modul 2 Kejang Kelompok 2

    1/28

    LAPORAN PBL

    MODUL 2 KEJANG

    KELOMPOK 2 :

    Fathie yaqhan 2013730036

    Mh! Re"a A#$ia 201373006%

    M!Ba&a' (i)#na 2013730061

    Fa#"i N#'#$ Khai'a 2013730037*i+,at#$ Pa'a,hita 20137300-6

     A)hnia P#t'i M! 2013730002

     An&i Anni.a D/i (! 201373000

    ia'a Ri"+y n&'ian 2013730112

    P##tnP#4ia,a 201373005

    Nita De/i 2013730075

  • 8/18/2019 Laporan Modul 2 Kejang Kelompok 2

    2/28

    #t' :

    &'! R#.&i Een&i8 9KJ

    PROGRAM 9UD PENDDKAN DOKER 

    FAKULA9 KEDOKERAN DAN

    KE9E*AAN

    UNER9A9 MU*AMMAD;A* JAKARA 

    2016

  • 8/18/2019 Laporan Modul 2 Kejang Kelompok 2

    3/28

    KAA PENGANAR 

     A..a$a,#a$ai+#, ('! (<

    P#4i .y#+#' A$ha,$i$$ah8 ata.

  • 8/18/2019 Laporan Modul 2 Kejang Kelompok 2

    4/28

    BAB

    PENDA*ULUAN

    1!1 Lata' Be$a+an)

    Modul Kejang (Seizure) ini diberikan pada mahasiswa yang

    mengambil mata kuliah sistem Neuropsikiatri di semester keenam. TIU dan

     TIK modul ini disajikan pada permulaan buku, agar dapat dimengerti secara

    menyeluruh tentang konsep dasar penyakitpenyakit yang memberikan gejala

    kejang.!elalui modul ini, mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan tentang

    patomekanisme, gejala, alur diagnosis, penanganan, dan tata laksana sosial

    serta stigma dari berbagai gangguan atau penyakit yang disertai dengan

    gejala kejang, termasuk gangguan kejiwaan yang disertai dengan kejang. ."enyusun mengharapkan modul ini dapat membantu mahasiswa dalam

    memecahkan masalah penyakit dengan Kejang baik yang idiopatik maupun

    simptomatik.1.2 Tujuan Pembelajaran#etelah menyelesaikan modul ini mahasiswa diharapkan dapat

    menjelaskan bermacammacam penyakit dengan gejala kejang yang mungkin

    dapat disertai dengan gangguan kejiwaan dan mampu memahami alur

    diagnosis, penanganan, serta tata laksana sosial dan stigma penderita

    dengan gangguan kejang.

    1.3 Skenario 2

  • 8/18/2019 Laporan Modul 2 Kejang Kelompok 2

    5/28

    9e'an) $a+i$a+i #.ia 30 tah#n ,en)#n4#n)i &+te' &en)an

    +e$#han nye'i +ea$a &i.e'tai &en)an ,#ntah ,enye,

  • 8/18/2019 Laporan Modul 2 Kejang Kelompok 2

    6/28

  • 8/18/2019 Laporan Modul 2 Kejang Kelompok 2

    7/28

    1! Kata ata# Ka$i,at 9#$it

    1!6 Kata ata# Ka$i,at K#ni

    Kata+a$i,at +#ni

    La+i$a+i 30 tah#n

    Nye'i +ea$a &an ,#ntah ,enye,

  • 8/18/2019 Laporan Modul 2 Kejang Kelompok 2

    8/28

    1!7 Pe'tanyaan:

    1! Ba)ai,ana Anant,i &an .i$)i yan) te'+ait &en)an

    .+ena'iH!

    2! Je$a.+an Deni.i8eti$)i &an +$a.i+a.i +e4an)I3! Aa .a4a enya+itenya+it &en)an )e4a$a +e4an) &an nye'i

    +ea$a $eh +a'ena

    $e.i a&a .#

  • 8/18/2019 Laporan Modul 2 Kejang Kelompok 2

    9/28

    Kejang adalah pelepasan muatan neuron otak yang mendadakdan tidak terkontrol, yang menyebabkan perubahan &ungsi otak. (BukuSaku Patofsiologi, Elizabeth J. Corwin)

    Klasi%kasi Kejang

    a Kejang "arsial'dalah apabila kejang timbul akibat &okus diskret dan terbatas

    pada salah satu sisi otak dan kesadaran biasanya tidak menurun,walaupun mungkin berubah.

     Terdapat macam kejang parsial - "arsial simpel (sederhana)

    'dalah selama kejang, kesadaran tidak terganggu. $apatbersi&at motorik (gerakan abnormal unilateral), sensorik(merasakan, membau, mendengar sesuatu yang abnormal),autonomik (takikardia, bradikardia, takipnea, kemerahan, rasatidak enak di epigastrium), dan psikik (dis&agia, gangguan dayaingat).

    *iasanya kejang ini berlangsung kurang dari + menit.- "arsial kompleks

    'dalah selama kejang, kesadaran berubah tetapi tidakhilang. $imulai sebagai kejang parsial sederhana, berkembangmenjadi perubahan kesadaran yang disertai oleh gejala motorik,gejala sensorik, dan otomatisme (mengecapngecapkan bibir,mengunyah, menariknarik baju).

    *iasanya kejang ini berlangsung + menit.

    b Kejang -eneralisata adalah selama kejang, kesadaran selalumenurun, tidak ada awitan &okal, bilateral dan simetrik, tidak adaaura (perasaan atau gejala yang mendahului serangan.)

     Terdapat macam kejang generalisata

    1  Kejang 'bsens

    o -angguan kewaspadaan dan responsiitas.

    o $itandai dengan tatapan terpaku yang umumnya berlangsung kurang

    dari +/ detik.

    o 'witan dan khiran cepat, setelah itu kembali waspada dan

    berkonsentrasi penuh.

    o Umumnya dimulai pada usia antara 0 dan +0 tahun dan sering sembuh

    dengan sendirinya pada usia +1 tahun.

    2  Kejang !ioklonik

    'dalah kedutaankedutaan inolunter pada otot atau sekelompok

    otot yang terjadi mendadak.

  • 8/18/2019 Laporan Modul 2 Kejang Kelompok 2

    10/28

    o #ering terlihat pada orang sehat selama tidur, tetapi bila patologik,

    berupa kedutaankedutaan sinkron dari leher, bahu, lengan atas dan

    kaki.

    o Umumnya berlangusung kurang dari +/ detik dan terjadi didalam

    kelompok.

    o Kehilangan kesadaran hanya sesaat

     

    . Kejang TonikKlonik

    o $iawali dengan hilangnya kesadaran dan saat tonik, kaku umum pada

    otot ektremitas, batang tubuh, dan wajah, yang langsung kurang dari +

    menit.

    o

    $apat disertai dengan hilangnya kontrol kandung kebih dan usus.o  Tidak adan respirasi dan sianosis

    o #aat tonik diikuti dengan gerakan klonik pada ekstremitas atas dan

    bawah.

    o letargi, kon&usi, dan tidur dalam &ase postical.

    0. Kejang 'tonik

    o 2ilangnya tonus secara mendadak sehingga dapat menyebabkan

    kelopak mata turun, kepala menunduk atau jatuh ketanah.

    o #ingkat, dan terjadi tampa peringatan.

    3tiologi kejang

    - 2ipoksemia berat (penurunan oksigen dalam darah)- 2ipoglikemia- 'sidemia (peningkatan asam dalam darah)- 'lkalemia (penurunan asam dalam darah)- $ehidrasi- Intoksikasi air- $emam tinggi

  • 8/18/2019 Laporan Modul 2 Kejang Kelompok 2

    11/28

    "enanganan 'wal pada "asien Kejang

    Protokol pengamanannya adalah sebagai berikut:

    1 Stadium 1 (0-10 menit)

    Pada kondisi ini, perbaikan fungsi kardio, respirasi adalah yang paling utama.

    Harus dipastikan baha !alan napas pasien tidak terganggu. "apat pula diberikan

    oksigen. #ika diperlukan resusitasi dapat dilakukan.

    $ Stadium %% (1-&0 menit)

    Pada stadium ini, perlu dilakukan pemeriksaan status neurologis dan tanda 'ital.

    Selain itu, perlu !uga dilakukan monitoring terhadap status neurologis dan tanda 'ital.

    Selain itu, perlu !uga dilakukan monitoring terhadap status metaboli, analisa gas

    darah (status hematologi, pemerikaan *+ !ika memungkinkan perlu dilakukan).

    Selan!utnya, dilakukan pemasangan infuse dengan al /. ila direnanakan akan

    digunakan $ maam obat anti epilepsy, dapat dipakai $ !alur infus. "arah sebanyak 

    0-100 perlu diambil untuk pemeriksaan laboratorium (2", glukosa, fungsi

    gin!al dan hati, kalsium, magnesium, pemeriksaan lengkap hematologi, aktu

     pembekuan dan kadar 2").

    Pemberian 32 emergensi berupa:

    "ia4epam 0,$ mg5kg dengan keepatan pemberian mg5menit %6 selan!utnya e'aluasike!ang menit, apabila masih ke!ang ulangi pemberian dia4epam.

  • 8/18/2019 Laporan Modul 2 Kejang Kelompok 2

    12/28

    Hipoglikemi : erikan 0 glukosa 0/

    2lkoholisme : erikan thiamin $0 mg %6

    2sidosis : ikarbonat

    Selama penanganan ini, etiologi penyebab ke!ang harus dipastikan.

    7 Stadium %%% (0-&050 menit)

    #ika ke!ang masih sa!a berlangsung, dapat diberikan fenitom%6 1-$0mg5kg dengan

    keepatan kurang dari 0mg5menit (tekanan darah dan *+ perlu dimonitor selama

     pemberian fenitoin). #ika masih ke!ang, dapat diberikan fenotoin tambahan -

    10mg5kg. ila ke!ang berlan!ut, berikan Phenobarbital $0mg5kg dengan

    keepatan pemberian 0-8mg5menit (monitor pernapasan saat pemberianPhenobarbital)

    Pemberian Phenobarbital dapat diulang -10mg5kg. Pada pemberian

    Phenobarbital, fasilitas intubasi harus tersedia karena resikonya dalam menimbulakan

    depresi napas, selan!utnya dapat dipertimbangkan apakah diperlukan pemberian

    'asopressor (dopamin)

    9 Stadium %6 (70-0 menit)

    ila selama 70-&0 menit ke!ang tidak dapat diatasi pasien perlu mendapatkan peraatan di

    %. Pasien diberi propofol ($mg5kg bius %6) atau bida4olon (0,1mg5kg dengan

    keepatan pemberian 9mg5menit) atau tropendone (100-$0 mg bolus %6 pemberian dalam $0

    menit dilan!utkan bolus 0mg setiap $-7 menit) dilan!utkan hingga 1$-$9 !am setelah

     bangkitan klinik atau bangkitan + terakhir, lalu lakukan tapering off. Selama peraatan,

  • 8/18/2019 Laporan Modul 2 Kejang Kelompok 2

    13/28

     perlu dilakukan monitoring bangkitan +, tekanan intraranial serta memulai pemberian

    32 dosis rumatan.

    3. Apa saja pen"aki+pen"aki dengan gejala kejang dan

    n"eri kepala oleh karenalesi pada sub,ori,al#.

    K($A)*

    $e%nisi Kejang

    Kejang adalah pelepasan muatan neuron otak yang mendadakdan tidak terkontrol, yang menyebabkan perubahan &ungsi otak. (BukuSaku Patofsiologi, Elizabeth J. Corwin)

    Klasi%kasi Kejang

    c Kejang "arsial'dalah apabila kejang timbul akibat &okus diskret dan terbatas

    pada salah satu sisi otak dan kesadaran biasanya tidak menurun,walaupun mungkin berubah.

     Terdapat macam kejang parsial - "arsial simpel (sederhana)

    'dalah selama kejang, kesadaran tidak terganggu. $apatbersi&at motorik (gerakan abnormal unilateral), sensorik(merasakan, membau, mendengar sesuatu yang abnormal),

    autonomik (takikardia, bradikardia, takipnea, kemerahan, rasatidak enak di epigastrium), dan psikik (dis&agia, gangguan dayaingat).

    *iasanya kejang ini berlangsung kurang dari + menit.- "arsial kompleks

    'dalah selama kejang, kesadaran berubah tetapi tidakhilang. $imulai sebagai kejang parsial sederhana, berkembangmenjadi perubahan kesadaran yang disertai oleh gejala motorik,gejala sensorik, dan otomatisme (mengecapngecapkan bibir,mengunyah, menariknarik baju).

    *iasanya kejang ini berlangsung + menit.

    d Kejang -eneralisata adalah selama kejang, kesadaran selalumenurun, tidak ada awitan &okal, bilateral dan simetrik, tidak adaaura (perasaan atau gejala yang mendahului serangan.)

     Terdapat macam kejang generalisata

    3  Kejang 'bsens

    o -angguan kewaspadaan dan responsiitas.

    o $itandai dengan tatapan terpaku yang umumnya berlangsung kurang

    dari +/ detik.

  • 8/18/2019 Laporan Modul 2 Kejang Kelompok 2

    14/28

    o 'witan dan khiran cepat, setelah itu kembali waspada dan

    berkonsentrasi penuh.

    o Umumnya dimulai pada usia antara 0 dan +0 tahun dan sering sembuh

    dengan sendirinya pada usia +1 tahun.

    4  Kejang !ioklonik

    'dalah kedutaankedutaan inolunter pada otot atau sekelompok

    otot yang terjadi mendadak.

    o #ering terlihat pada orang sehat selama tidur, tetapi bila patologik,

    berupa kedutaankedutaan sinkron dari leher, bahu, lengan atas dan

    kaki.

    o Umumnya berlangusung kurang dari +/ detik dan terjadi didalam

    kelompok.o Kehilangan kesadaran hanya sesaat

     

    . Kejang TonikKlonik

    o $iawali dengan hilangnya kesadaran dan saat tonik, kaku umum pada

    otot ektremitas, batang tubuh, dan wajah, yang langsung kurang dari +

    menit.

    o $apat disertai dengan hilangnya kontrol kandung kebih dan usus.

    o  Tidak adan respirasi dan sianosis

    o #aat tonik diikuti dengan gerakan klonik pada ekstremitas atas dan

    bawah.

    o letargi, kon&usi, dan tidur dalam &ase postical.

    0. Kejang 'tonik

    o 2ilangnya tonus secara mendadak sehingga dapat menyebabkan

    kelopak mata turun, kepala menunduk atau jatuh ketanah.

    o #ingkat, dan terjadi tampa peringatan.

    3tiologi kejang

    - 2ipoksemia berat (penurunan oksigen dalam darah)- 2ipoglikemia- 'sidemia (peningkatan asam dalam darah)- 'lkalemia (penurunan asam dalam darah)- $ehidrasi- Intoksikasi air- $emam tinggi

  • 8/18/2019 Laporan Modul 2 Kejang Kelompok 2

    15/28

    "enanganan 'wal pada "asien Kejang

    Protokol pengamanannya adalah sebagai berikut:

    Stadium 1 (0-10 menit)

    Pada kondisi ini, perbaikan fungsi kardio, respirasi adalah yang paling utama.

    Harus dipastikan baha !alan napas pasien tidak terganggu. "apat pula diberikan

    oksigen. #ika diperlukan resusitasi dapat dilakukan.

    & Stadium %% (1-&0 menit)

  • 8/18/2019 Laporan Modul 2 Kejang Kelompok 2

    16/28

    Pada stadium ini, perlu dilakukan pemeriksaan status neurologis dan tanda 'ital.

    Selain itu, perlu !uga dilakukan monitoring terhadap status neurologis dan tanda 'ital.

    Selain itu, perlu !uga dilakukan monitoring terhadap status metaboli, analisa gas

    darah (status hematologi, pemerikaan *+ !ika memungkinkan perlu dilakukan).

    Selan!utnya, dilakukan pemasangan infuse dengan al /. ila direnanakan akan

    digunakan $ maam obat anti epilepsy, dapat dipakai $ !alur infus. "arah sebanyak 

    0-100 perlu diambil untuk pemeriksaan laboratorium (2", glukosa, fungsi

    gin!al dan hati, kalsium, magnesium, pemeriksaan lengkap hematologi, aktu

     pembekuan dan kadar 2").

    Pemberian 32 emergensi berupa:

    "ia4epam 0,$ mg5kg dengan keepatan pemberian mg5menit %6 selan!utnya e'aluasi

    ke!ang menit, apabila masih ke!ang ulangi pemberian dia4epam.

    Hipoglikemi : erikan 0 glukosa 0/

    2lkoholisme : erikan thiamin $0 mg %6

    2sidosis : ikarbonat

    Selama penanganan ini, etiologi penyebab ke!ang harus dipastikan.

    8 Stadium %%% (0-&050 menit)

    #ika ke!ang masih sa!a berlangsung, dapat diberikan fenitom%6 1-$0mg5kg dengan

    keepatan kurang dari 0mg5menit (tekanan darah dan *+ perlu dimonitor selama

     pemberian fenitoin). #ika masih ke!ang, dapat diberikan fenotoin tambahan -10mg5kg. ila ke!ang berlan!ut, berikan Phenobarbital $0mg5kg dengan

  • 8/18/2019 Laporan Modul 2 Kejang Kelompok 2

    17/28

    keepatan pemberian 0-8mg5menit (monitor pernapasan saat pemberian

    Phenobarbital)

    Pemberian Phenobarbital dapat diulang -10mg5kg. Pada pemberian

    Phenobarbital, fasilitas intubasi harus tersedia karena resikonya dalam menimbulakan

    depresi napas, selan!utnya dapat dipertimbangkan apakah diperlukan pemberian

    'asopressor (dopamin)

    ; Stadium %6 (70-0 menit)

    ila selama 70-&0 menit ke!ang tidak dapat diatasi pasien perlu mendapatkan peraatan di

    %. Pasien diberi propofol ($mg5kg bius %6) atau bida4olon (0,1mg5kg dengan

    keepatan pemberian 9mg5menit) atau tropendone (100-$0 mg bolus %6 pemberian dalam $0

    menit dilan!utkan bolus 0mg setiap $-7 menit) dilan!utkan hingga 1$-$9 !am setelah

     bangkitan klinik atau bangkitan + terakhir, lalu lakukan tapering off. Selama peraatan,

     perlu dilakukan monitoring bangkitan +, tekanan intraranial serta memulai pemberian

    32 dosis rumatan.

    4. Mengapa saki kepala pada skenario makin lama makin

    bera dan idak hilang dengan Analgei,#.

    'nalgetik narkotik  #enyawa yang dapat menekan &ungsi sistem sara&pusat secara selekti&. $igunakan untuk mengurangi rasa sakit yang

    disebabkan oleh penyakit kanker. 'ktiitas analgetik narkotik jauh lebih

    besar dibandingkan dengan golongan analgetik nonnarkotik sehingga

    disebut juga analgetik kuat.

    'nalgetik Nonnarkotik $igunakan untuk mengurangi rasa sakit yang

    ringan sampai moderat, sehingga sering disebut analgetik ringan.

    'nalgetik Nonnarkotik bekerja menghambat en4im siklooksigenase dalam

    rangka menekan sintesis prostaglandin yang berperan dalam stimulus

    nyeri dan demam. Karena itu kebanyakan analgetik nonnarkotik juga

    bekerja anti piretik

    $ikaitkan pada kasus dianalogikan pasien mengkonsumsi analgetik

    golongan Nonnarkotik atau lemah sehingga nyeri kepala yang pasienderita tidak hilang dan makin berat

  • 8/18/2019 Laporan Modul 2 Kejang Kelompok 2

    18/28

    Kesimpulan nyeri kepala pada pasien dikaitkan dengan gejala

    peningkatan intrakranial, sehingga agar sakit kepala tersebut hilang atau

    berkurang bisa dilakukan pengobatan untuk menurunkan tekanan

    intrakranial terlebih dahulu dengan menggunakan obatobatan osmotic

    agent manitol, &urosemid, dan gliserol

    -. Apa hubungan munah men"embur dengan kasus pada

    skenario#

    . Kenapa kelumpuhan han"a erjaid pada kaki dan angan

    kiri saja#

    'nalgetik narkotik  #enyawa yang dapat menekan &ungsi sistem sara&pusat secara selekti&. $igunakan untuk mengurangi rasa sakit yang

    disebabkan oleh penyakit kanker. 'ktiitas analgetik narkotik jauh lebihbesar dibandingkan dengan golongan analgetik nonnarkotik sehingga

    disebut juga analgetik kuat.

    'nalgetik Nonnarkotik $igunakan untuk mengurangi rasa sakit yang

    ringan sampai moderat, sehingga sering disebut analgetik ringan.

    'nalgetik Nonnarkotik bekerja menghambat en4im siklooksigenase dalam

    rangka menekan sintesis prostaglandin yang berperan dalam stimulus

    nyeri dan demam. Karena itu kebanyakan analgetik nonnarkotik juga

    bekerja anti piretik

    $ikaitkan pada kasus dianalogikan pasien mengkonsumsi analgetik

    golongan Nonnarkotik atau lemah sehingga nyeri kepala yang pasien

    derita tidak hilang dan makin berat

    Kesimpulan nyeri kepala pada pasien dikaitkan dengan gejala

    peningkatan intrakranial, sehingga agar sakit kepala tersebut hilang atau

    berkurang bisa dilakukan pengobatan untuk menurunkan tekanan

    intrakranial terlebih dahulu dengan menggunakan obatobatan osmotic

    agent manitol, &urosemid, dan gliserol

    /. Apa alur diagnosis ang sesuai dengan skenario#

    'namnesis

    -ejala umum yang terjadi disebabkan karena gangguan &ungsiserebral akibat edema otak dan tekanan intrakranial yang meningkat.-ejala spesi%k terjadi akibat destruksi dan kompresi jaringan sara&,bisa berupa nyeri kepala, muntah, kejang, penurunan kesadaran,gangguan mental, gangguan isual dan sebagainya. 3dema papil dande%sit neurologis lain biasanya ditemukan pada stadium yang lebihlanjut. -ejala klinis lain yang paling sering adalah berturutturutsebagai berikut kejangkejang (015), gangguan isus (65),

    gangguan mental (+5) dan gangguan &okal (+75) Timbulnya gejalagejala ini tergantung pada letak tumor dan tingginya tekanan

  • 8/18/2019 Laporan Modul 2 Kejang Kelompok 2

    19/28

    intrakranial. -ejalagejala bermacammacam sesuai dengan &ungsi jaringan otak yang ditekan atau dirusak, dapat perlahanlahan ataucepat. !enurut 8eaen, gangguan &ungsi otak ini penting untukdiagnosa dini.

    "em%s

    !eningioma sphenoid, berlokasi pada daerah belakang mata danpaling sering

    menyerang wanita. -ejala dapat berupa kehilangan sensasiatau rasa baal pada wajah,

    serta gangguan penglihatan. -angguan penglihatan disinidapat berupa penyempitan

    lapangan pandang, penglihatan ganda, sampai kebutaan.$apat juga terjadi

    kelumpuhan pada nerus III.

    !eningioma ol&aktorius, terjadi di sepanjang nerus yangmenghubungkan otak

    dengan hidung. -ejala dapat berupa kehilangan kemampuanmenghidu dan gangguan

    penglihatan.

    !eningioma &ossa posterior, berkembang di permukaanbawah bagian belakang otak

    terutama pada sudut serebelopontin. !erupakan tumor keduatersering di &ossa

    posterior setelah neuroma akustik. -ejala yang timbul meliputinyeri hebat pada

    wajah, rasa baal atau kesemutan pada wajah, dan kekakuanotototot wajah. #elain itu

    dapat terjadi gangguan pendengaran, kesulitan menelan, dankesulitan berjalan.

    !eningioma suprasellar, terjadi di atas sella tursica, sebuahkotak pada dasar

    tengkorak dimana terdapat kelenjar pituitari. -ejala yangdominan berupa gangguan

    penglihatan akibat terjadi pembengkakan pada diskus optikus.$apat juga terjadi

    anosmia, sakit kepala dan gejala hipopituari.

    !eningioma tentorial. -ejala yang timbul berupa sakit kepaladan tandatanda

    serebelum.

    !eningioma &oramen magnus, seringkali menempel dengannerus kranialis. -ejala

    yang timbul berupa nyeri, kesulitan berjalan, dan kelemahanotototot tangan.

    !eningioma spinal, paling sering menyerang daerah dada

    terhitung sekitar /095

  • 8/18/2019 Laporan Modul 2 Kejang Kelompok 2

    20/28

    dari tumor spinal primer. -ejala yang timbul merupakan akibatlangsung dari

    penekanan terhadap medula spinalis dan korda spinalis, palingsering berupa nyeri

    radikular pada anggota gerak, paraparesis, perubahan re:ekstendon, dis&ungsi

    s%ngter, dan nyeri pada dada. "araparesis dan paraplegiatimbul pada 175 pasien,

    namun sekitar 9;5 pasien masih dapat berjalan.

    !eningioma intraorbital. -ejala yang dominan terutama padamata berupa

    pembengkakan bola mata, dan kehilangan penglihatan.

    !eningioma intraentrikular, timbul dari sel araknoid padapleksus koroidales dan

    terhitung sekitar +5 dari keseluruhan kasus meningioma.

    -ejala meliputi gangguankepribadian dan gangguan ingatan, sakit kepala hebat, pusing

    seperti berputar.#elain itu dapat juga terjadi hidrose&alus komunikans sekunder

    akibat peningkatan proteincairan otak.

    "emeriksaan "enunjang

  • 8/18/2019 Laporan Modul 2 Kejang Kelompok 2

    21/28

    'ngiography Kelainan pembuluh darah yang paling khas pada meningiomaadalah adanya pembuluh darah yang memberi darah pada neoplasma olehcabangcabang arteri sistim karotis eksterna. *ila mendapatkan arteri karotisekstema yang memberi darah ke tumor yang letaknya intrakranial maka inimungkin sekali meningioma.

    0. %% 1

    $3>INI#I

    •  Are ?meningothelial (arachnoid cell neo!lasm" , t#!icall# attached to the

    inner sur$ace o$ the dura mater. (@2A)

    3"I$3!IA8A-I

    • $i '# 5 tumor intracranial merupakan meningioma

    • !otilitas /. B +77,777 populasi

    • "ria wanita CC +

    • !erupakan penyakit pada org dewasa, tetapi anak bisa terkena (paling

    sering laki)

    3TIA8A-I

    • !asih belum diketahui

    • *anyak kemiripan meningioma dengan sel meningeothelial, dipercaya

    merupakan sel asal meningioma

    • 'ngka kejadian meningioma banyak di sekitar sinus sagittal CC

    konsentrasi sel meningothelial lebih banyak

    • #ama dengan tumor &actor resiko meningioma adalah de&ek genetic yang

    berhubungan dengan lingkungan dan &actor nongenetik lain

  • 8/18/2019 Laporan Modul 2 Kejang Kelompok 2

    22/28

    • -en N> (merlin) pada kromosom dan gen $'8+B0.+* (3"*0+8) pada

    kromosom +1 adalah gen yang diketahui berhubungan dengan

    meningioma

    • #ecara genetic dibedakan jadi besar grup genetic tipe sporadic, tipe

    &amilial yang tidak berhubungan dengan N>, dan &amilial tipe yang

    berhubungan dengan dengan N>

    • =adiasi dosis rendah, sedang, dan tinggi juga merupakan &actor yagn

    dapat menyebabkan meningioma

    -3D'8' K8INI#

  • 8/18/2019 Laporan Modul 2 Kejang Kelompok 2

    23/28

    • -rade

    • "apillary m.

    • =habdoid m.

    'naplastic m.•

  • 8/18/2019 Laporan Modul 2 Kejang Kelompok 2

    24/28

    stroke hemoragik lebih berat dari pada stroke iskemik. "ilaporkan hanya sekitar $0/ sa!a pasien yang

    mendapatkan kembali kemandirian fungsionalnya.

    Selain itu, ada sekitar 90-;0/ yang akhirnya meninggal pada 70 hari pertama

    setelah serangan dan sekitar 0/ meninggal pada 9; !am pertama.

    Penelitian menun!ukkan dari $1 penderita stroke, ada 98/ anita dan 7/ lali-laki dengan

    rata-rata umur & tahun (8;/ berumur lebih dari &0 tahun. Pasien dengan umur lebih dari 8 tahun

    dan ber!enis kelamin laki-laki menun!ukkan outome yang lebih buruk.

    Etiologi

    1. Perdarahan intraserebral primer (hipertensif)

    $. =uptur kantung aneurisma

    7. =uptur malformasi arteri dan 'ena

    9. >rauma (termasuk apopleksi tertunda paska trauma)

    . *elainan perdarahan seperti leukemia, anemia aplastik, %>P, gangguan fungsi hati

    komplikasi obat trombolitik atau anti koagulan, hipofibrinogenemia dan hemofilia.

    &. Perdarahan primer atau sekunder dari tumor otak.

    8. Septik embolisme, myotik aneurisma

    ;. Penyakit inflamasi pada arteri dan 'ena

    . 2miloidosis arteri

    10. 3bat 'asopressor, kokain, herpes simpleks ensefalitis, diseksi arteri 'ertebral, dan acute

    necrotizing haemorrhagic encephalitis

    Gejala Klinis

    >er!adi aktu aktif 

     yeri kepala hebat ? kesadaran menurun ? koma.

    =iayat hipertensi kronis

    "efisit neurologis tergantung lokasi dan luas hematom

    Hematom di lobus frontalis @ temporalis ? ke!ang$ 5 hemiparesis kontralateral

  • 8/18/2019 Laporan Modul 2 Kejang Kelompok 2

    25/28

    Patofisiologi

    Faktor Resiko

    mur 

    Hipertensi

    Seks

    =iayat *eluarga

    "iabetes

  • 8/18/2019 Laporan Modul 2 Kejang Kelompok 2

    26/28

  • 8/18/2019 Laporan Modul 2 Kejang Kelompok 2

    27/28

    Pengobatan simtomatik utk. Sakit kepala 5 gelisah

    dema serebri:

  • 8/18/2019 Laporan Modul 2 Kejang Kelompok 2

    28/28

    10! DAFAR PU9AKA 

    "edoman Tatalaksana 3pilepsi dari Kelompok #tudi 3pilepsi "erhimpunan $okter

    #pesialis #ara& Indonesia ("3=$A##I) tahun 7++

    !unir, *adrul. 7+/. %eurologi &asar . Dakarta #agung seto

    Isselbacher, dkk. 777. 2orrison "rinsip"rinsip Ilmu "enyakit $alam 3disi +

    Golume /. Dakarat 3-<

    -uyton, 'rthur < H 2all, Dohn 3. 77;. Buku A'ar isiologi )edokteran Edisi **. 

    'lih bahasa Irawati et.al. Dakarta 3-